LAPORAN KINERJAsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN DIT. PPL 2017.pdf · Calon Lokasi dengan...
Transcript of LAPORAN KINERJAsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN DIT. PPL 2017.pdf · Calon Lokasi dengan...
LAPORAN KINERJADIREKTORAT PERLUASAN DAN
PERLINDUNGAN LAHAN
TA. 2017
DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN
KEMENTERIAN PERTANIAN
TA. 2017
i
KATA PENGANTAR
Laporan kinerja Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan ini sebagai
pertanggungjawaban untuk memberikan gambaran perkembangan kegiatan
Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan tahun 2017 baik kegiatan pusat dan
kegiatan daerah.
Dalam laporan ini memuat uraian mengenai kegiatan daerah yang mencakup
realisasi keuangan dan realisasi fisik kegiatan Perluasan Sawah, Pengembangan
Pemanfaatan Rawa Gambut Terpadu, Penanaman Padi Pasca Cetak Sawah,
Desain cetak sawah dan Pra Sertipikasi Lahan Pertanian. Untuk kegiatan pusat
mencakup Subdit. Basis Data Lahan, Subdit. Perluasan Areal, Subdit. Optimasi dan
Rehabilitasi Lahan, Subdit. Perlindungan Lahan, dan Subbag. Tata Usaha Direktorat
Perluasan dan Perlindungan Lahan.
Kami menyadari bahwa Laporan Kinerja Direktorat Perluasan dan Perlindungan
Lahan, ini masih banyak kekurangan dan kelemahan, oleh karena itu saran dan kritik
dari berbagai pihak yang sifatnya membangun sangat diharapkan untuk menjadi
bahan perbaikan dan penyempurnaan di masa yang akan datang.
Akhirnya kepada semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan laporan
kinerja Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan ini kami sampaikan ucapan
terima kasih dan penghargaan dan semoga laporan ini memberikan manfaat
terutama dalam rangka meningkatkan kualitas pelaksanaan kegiatan Direktorat
Perluasan dan Perlindungan Lahan.
Jakarta, Januari 2018
Plt. Direktur
Ir. Tunggul Iman Panudju, M.Sc
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................ ii
IKHTISAR .............................................................................. iii
I.PENDAHULUAN .................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ............................................................. 1
1.2. Kedudukan Tugas Pokok dan Fungsi .......................... 2
1.3. Susunan Organisasi dan Tata Kerja ............................ 3
1.4. Dukungan Sumber Daya Manusia ............................... 6
1.5. Dukungan Anggaran Direktorat Perluasan
dan Perlindungan Lahan............................................... 7
II.PERENCANAAN KINERJA ................................................. 9
2.1. Rencana Strategis Tahun 2015-2019 .......................... 9
2.2. Penetapan Kinerja Tahun 2017 ................................... 13
III. AKUNTABILITAS KINERJA ............................................. 19
3.1. Capaian Kinerja Organisasi ......................................... 19
3.2. Realisasi Anggaran ...................................................... 34
IV.PENUTUP ........................................................................... 37
LAMPIRAN ............................................................................. 38
IKHTISAR EKSEKUTIF
Sejalan dengan renstra Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian tahun
2015 – 2019, sasaran kegiatan Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan yaitu
meningkatnya luasan areal pertanian, pengoptimalan lahan, dan mengendalikan laju
alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian serta mendorong peningkatan status
kepemilikan lahan petani. Program kerja Direktorat Perluasan dan Perlindungan
Lahan yaitu: 1) terwujudnya perluasan sawah seluas 72.033 ha; 2) terwujudnya
pengembangan pemanfaatan lahan rawa/gambut terpadu seluas 7.000 ha;3)
terwujudnya pra sertifikasi sebanyak 80.000 persil; 4) terlaksananya penanaman
padi pasca cetak sawah sebanyak 135.949 ha; 5) desain cetak sawah sebanyak 28
dokumen.
Sesuai Perjanjian Kinerja tahun 2017 Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan,
telah ditetapkan indikator kinerja yaitu 1) jumlah perluasan sawah; 2) jumlah
pengembangan pemanfaatan lahan rawa/gambut terpadu; 3) jumlah bidang tanah
petani yang di pra sertifikasi dan pasca sertifikasi. 4) jumlah desain cetak sawah; 5)
jumlah penanaman padi pasca cetak sawah. Dari pengukuran 5 indikator tersebut
dapat disimpulkan bahwa realisasi fisik perluasan sawah seluas 60.243,83 ha dari
target 72.033 ha (83,63%) termasuk kategori berhasil, realisasi fisik pengembangan
pemanfaatan lahan rawa/gambut terpadu seluas 4.645 ha dari target 7.000 ha
(66,36%) termasuk kategori cukup berhasil, realisasi jumlah bidang tanah petani
yang di prasertifikasi seluas 68.052 bidang dari target 80.000 bidang (85,06%)
termasuk kategori berhasil, realisasi fisik desain cetak sawah sudah sebanyak 28
dokumen dari target 27 dokumen (96,43%) termasuk kategori berhasil dan realisasi
fisik penanaman padi pasca cetak sawah seluas 125.608 ha dari target 135.949 ha
(92,39%) termasuk kategori berhasil.
Untuk anggaran 5(lima) kegiatan utama Direktorat Perluasan dan Perlindungan
Lahan yaitu total anggaran Perluasan Sawah sebesar Rp. 1.407.841.530.000,-
dengan realisasi sebesar Rp.1.204.827.665.550,-(85,57%), Pengembangan
Pemanfaatan Lahan Rawa gambut Terpadu sebesar Rp. 53.500.000.000,- dengan
realisasi sebesar Rp.21.688.500.000,- (40,54%), prasertipikasi lahan pertanian
sebesar Rp. 16.080.000.000 dengan realisasi Rp.11.883.654.800,- (73,90%), desain
cetak sawah sebesar Rp. 83.319.819.000,-dengan realisasi sebesar Rp.
64.754.581.129,- (77,72%) serta penanaman padi pasca cetak sawah sebesar Rp.
203.992.500.000,- dengan realisasi Rp. 188.412.305.870,- (92,39%).
Beberapa kendala yang dihadapi selama Tahun 2017 yang mengakibatkan belum
maksimalnya realisasi prosentase tingkat capaian pelaksanaan kegiatan antara lain
sebagaiberikut :
Terkait kegiatan perluasan sawah kendala yang dihadapi diantaranya karena (1)
Adanya permintaan penundaan pelaksanaan kegiatan perluasan sawah Tahun
2017 oleh Komisi IV DPR RI satuan hasil raker Komisi IV DPR RI tanggal 19
januari 2017 dan adanya panitia kerja cetak sawah dan perkebunan Komisi IV
DPR RI untuk evaluasi cetak sawah TA. 2016. (2) Terjadinya tumpang tindih
Calon Lokasi dengan lahan sawah Eksisting dan Kawasan Hutan, akibatnya
perlu waktu untuk melakukan verifikasi ulang di tingkat lapangan. (3)
Keterbatasan petugas pelaksana kegiatan di Kabupaten dan propinsi.
Terkait kegiatan pengembangan pemanfaatan lahanrawa/gambut terpadu
kendala yang dihadapi yaitu terlambatnya pembentukan TIM Provinsi sehingga
berdampak pada terlambatnya rekomendasi yang merupakan acuan dalam
pembuatan RUKK.
Terkait kegiatan penanaman padi pasca cetak sawah kendala yang dihadapi
yaitu adanya keterlambatan penarikan/realisasi keuangan disebabkan lebih dari
100.000 ha lahan cetak sawah belum melakukan penanaman perdana dengan
menggunakan anggaran saprodi pada tahun sebelumnya, sehingga secara
otomatis anggaran saprodi yang tertuang dalam kegiatan Penanaman Padi
Pasca Cetak Sawah Baru belum bisa dimanfaatkan.
Terkait kegiatan prasertipikasi lahan pertanian, kendala yang dihadapi yaitu
petugas Distan Provinsi dan Kabupaten masih fokus
melaksanakan/mendahulukan pelaksanaan kegiatan Perluasan Sawah TA. 2017,
terutama 3 (tiga) Provinsi dengan alokasi kegiatan Prasertipikasi cukup besar
juga mendapatkan alokasi kegiatan Perluasan Sawah yaitu Sulawesi tenggara,
Kalimantan Barat dan Sumatera Selatan), sehingga dalam pelaksanaan
kegiatannya, petugas daerah lebih mendahulukan pelaksanaan alokasi kegiatan
yang bersifat fisik seperti kegiatan Perluasan Sawah.
Terkait kegiatan SID Perluasan Sawah kendala yang dihadapi yaitu :
Kontrak terlambat dilakukan, sehingga waktu pelaksanaan menjadi
berkurang, dan menyebabkan volume pekerjaan yang dapat dikerjakan
juga mengalami pengurangan.
Data-data calon lokasi dan calon petani dari Kabupaten lambat
disampaikan, sehingga menyebabkan pelaksanaan SID tertunda.
Data-data yang disampaikan dari Kabupaten merupakan data yang belum
terverifikasi di lapangan, sehingga begitu dilaksanakan banyak calon lokasi
yang disampaikan tidak sesuai kriteria dan tidak dapat menjadi output
kegiatan.
Analisa kawasan pada lokasi yang diusulkan kurang cermat dilakukan,
sehingga masih banyak lokasi yang diusulkan ternyata berada pada lokasi
kawasan hutan, HGU atau sawah eksisting.
Masih terdapat RAB yang disusun tidak memiliki basis hitungan satuan
biaya perjalanan. Biaya disusun berbasis lumpsum yang tidak memiliki
acuan/standar biaya.
Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan
Laporan Kinerja Tahun 2017
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perluasan dan perlindungan lahan merupakan aspek penting dalam
pembangunan pertanian untuk menjamin ketersediaan lahan pertanian.
Menurunnya jumlah lahan pertanian disebabkan adanya alih fungsi lahan
pertanian ke non pertanian. Penurunan jumlah dan kualitas lahan
menyebabkan menurunnya produksi pertanian. Kondisi ini mendorong
pemerintah untuk lebih serius dalam menangani aspek pengelolaan lahan
guna mendukung peningkatan produksi pertanian dari aspek hulu.
Ketersediaan lahan merupakan salah satu faktor utama dan strategis dalam
pembangunan pertanian dalam rangka mewujudkan kemandirian, ketahanan
dan kedaulatan pangan nasional, serta meningkatkan produksi pertanian
(pangan, hortikultura, perkebunan, dan peternakan). Sejalan dengan itu
melalui Peraturan Presiden Nomor 24 tahun 2010 yang kemudian
ditindaklanjuti dengan Peraturan Menteri Pertanian
No.43/Permentan/OT.010/08/2015 tentang organisasi dan tata kerja
kementerian pertanian, telah ditetapkan Direktorat Perluasan dan
Perlindungan Lahan yang secara spesifik dan fokus menangani aspek
pengelolaan lahan selaku Eselon II pendukung Direktorat Jenderal Prasarana
dan Sarana Pertanian. Selain itu Direktorat Perluasan dan Perlindungan
Lahan bertugas mendorong upaya penyediaan infrastruktur menyangkut
aspek perluasan dan perlindungan lahan. Sedangkan sasarannya adalah
mendukung pembangunan subsektor tanaman pangan.
Pelaksanaan kegiatan Perluasan dan Perlindungan Lahan dalam rangka
pembangunan prasarana dan sarana pertanian yang dilaksanakan oleh
Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan saat ini merupakan
pelaksanaan tahun kelima dalam rencana pembangunan jangka menengah
2010-2014. Dalam rangka mewujudkan pertanggungjawaban pelaksanaan
tugas pokok dan fungsi, pengelolaan sumber daya, kebijakan dan program
Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan, maka dilaksanakan
Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Perluasan dan
Perlindungan Lahan. Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ini
Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan
Laporan Kinerja Tahun 2017
2
didasarkan atas Rencana Strategis (Renstra), Rencana Kinerja Tahunan
(RKT) dan Penetapan Kinerja (PK) yang telah ditandatangani oleh Direktur
Perluasan dan Perlindungan Lahan dengan Direktur Jenderal Prasarana dan
Sarana Pertanian.
1.2. Kedudukan Tugas Pokok dan Fungsi
Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan mempunyai tugas
melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan,
penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, serta pemberian
bimbingan teknis dan evaluasi dibidang perluasan areal dan pengelolaan
lahan. Sedangkan fungsi Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan (1)
Penyiapan perumusan kebijakan dibidang basis data lahan, perlindungan
lahan, optimasi dan rehabilitasi lahan, dan perluasan areal (2) Pelaksanaan
kebijakan dibidang basis data lahan, perlindungan lahan, optimasi dan
rehabilitasi lahan, dan perluasan areal (3) Penyusunan norma, standar,
prosedur, dan kriteria dibidang basis data lahan, pengendalian lahan,
optimasi dan rehabilitasi lahan, dan perluasan areal (4) Pemberian bimbingan
teknis dan evaluasi dibidang basis data lahan, pengendalian lahan, optimasi
dan rehabilitasi lahan, dan perluasan areal dan (5) Pelaksanaan urusan tata
usaha Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan.
Dalam melakukan tugas pokok dan fungsinya, Direktorat Perluasan dan
Perlindungan Lahan didukung oleh 4 (empat) Unit Kerja Eselon III dan 1
(satu) Tata Usaha, yaitu :
1. Subdirektorat Basis Data Lahan
2. Subdirektorat Perlindungan Lahan
3. Subdirektorat Optimasi dan Rehabilitasi Lahan
4. Subdirektorat Perluasan Areal
5. Sub Bagian Tata Usaha
Masing-masing Unit Kerja Eselon III didukung oleh 2 (dua) Unit Eselon IV
yang menangani masalah teknis, sedangkan Sub Bagian Tata Usaha
merupakan unit Eselon IV yang menangani masalah administrasi.
Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan
Laporan Kinerja Tahun 2017
3
1.3. Susunan Organisasi dan Tata Kerja
Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan ditetapkan berdasarkan
Peraturan Menteri Pertanian No.43/Permentan/OT.010/08/2015, tentang Unit
Organisasi dan Tugas Eselon II Direktorat Perluasan dan Perlindungan
Lahan dengan susunan organisasi yang terdiri dari 4 (empat) Unit Eselon III,
dan 9 (sembilan) Unit Eselon IV (termasuk Sub Bagian Tata Usaha).
Secara lengkap struktur Organisasi Perluasan dan Perlindungan Lahan dari
Eselon II sampai dengan Eselon IV dapat dilihat pada bagan berikut :
Gambar 1. Struktur Organisasi Perluasan dan Perlindungan Lahan
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No.43/Permentan/OT.010/08/2015,
maka tugas dan fungsi masing-masing unit kerja adalah sebagai berikut :
Direktur Perluasan dan Perlindungan Lahan
Subdit Optimasi dan Rehabilitasi
Lahan
Seksi Optimasi
Lahan
Seksi Rehabilitasi
Lahan
Subdit Basis Data
Lahan
Seksi Inventarisasi dan Analisis
Data
Seksi Pemetaan
Subdit Perluasan
Areal
Seksi Penyiapan
Lahan
Seksi Penyiapan
Sarana Prasarana
Subdit Perlindungan
Lahan
Seksi Alih Fungsi Lahan
Seksi Konservasi
Lahan
Subbagian Tata Usaha
Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan
Laporan Kinerja Tahun 2017
4
1) Subdirektorat Basis Data Lahan mempunyai tugas melaksanakan
penyiapan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma,
standar, prosedur, dan kriteria, pemberian bimibingan teknis dan evaluasi,
di bidang basis data lahan. Dalam melaksanakan tugasnya Subdirektorat
Basis Data Lahan menyelenggarakan fungsi:
a) penyiapan penyusunan kebijakan di bidang inventarisasi dan analisis
data serta pemetaan basis data lahan;
b) penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang inventarisasi dan analisis
data serta pemetaan basis data lahan;
c) penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang
inventarisasi dan analisis data serta pemetaan basis data lahan;
d) pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang inventarisasi dan
analisis data serta pemetaan basis data lahan; dan
e) pelaksanaan evaluasi dan pelaporan inventarisasi dan analisis data
serta pemetaan basis data lahan.
2) Subdirektorat Perlindungan Lahan mempunyai tugas melaksanakan
penyiapan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma,
standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan
evaluasi di bidang pengendalian lahan. Dalam melaksanakan tugasnya
Subdirektorat Perlindungan Lahan menyelenggarakan fungsi:
a) penyiapan penyusunan kebijakan di bidang pengendalian alih fungsi
lahan dan konservasi lahan
b) penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang pengendalian alih fungsi
lahan dan konservasi lahan
c) penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang
pengendalian alih fungsi lahan dan konservasi lahan
d) pemberian bimbingan teknis dan supervisi di pengendalian alih fungsi
lahan dan konservasi lahan ; dan
e) pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang pengendalian
alih fungsi lahan dan konservasi lahan
3) Subdirektorat Optimasi dan Rehabilitasi Lahan mempunyai tugas
melaksanakan penyiapan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan,
penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian
Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan
Laporan Kinerja Tahun 2017
5
bimbingan teknis dan evaluasi di bidang optimasi dan rehabilitasi lahan.
Dalam melaksanakan tugasnya Subdirektorat Optimasi dan Rehabilitasi
Lahan menyelenggarakan fungsi:
a) penyiapan penyusunan kebijakan di bidang optimasi dan rehabilitasi
lahan;
b) penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang optimasi dan rehabilitasi
lahan;
c) penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang
optimasi dan rehabilitasi lahan;
d) pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang optimasi dan
rehabilitasi lahan
e) pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang optimasi dan
rehabilitasi lahan
4) Subdirektorat Perluasan Areal mempunyai tugas melaksanakan penyiapan
penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar,
prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di
bidang perluasan Areal. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud Subdirektorat Perluasan Areal menyelenggarakan fungsi:
a) penyiapan penyusunan kebijakan di bidang penyiapan lahan ,
prasarana dan sarana perluasan areal;
b) penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang penyiapan lahan dan
prasarana dan sarana perluasan areal;
c) penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang
penyiapan lahan dan prasarana dan sarana perluasan areal;
d) pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang penyiapan lahan
dan prasarana dan sarana perluasan areal; dan
e) pelaksanaan evaluasi dan pelaporan penyiapan lahan dan prasarana
dan sarana perluasan areal.
5) Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan kepegawaian,
keuangan, perlengkapan, rumah tangga, dan surat menyurat, serta
kearsipan Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan.
Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan
Laporan Kinerja Tahun 2017
6
1.4. Dukungan Sumber Daya Manusia
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, dukungan sumber daya manusia
sebanyak 65 orang tersebar pada 4 (empat) Subdirektorat dan 1 (satu)
bagian Tata Usaha dengan perincian sebagai berikut
1. Subdirektorat Basis Data Lahan sebanyak 12 orang.
2. Subdirektorat Perlindungan Lahan sebanyak 12 orang.
3. Subdirektorat Optimasi dan Rehabilitasi Lahan sebanyak 12 orang.
4. Subdirektorat Perluasan Areal sebanyak 11 orang
5. Sub Bagian Tata Usaha sebanyak 17 orang.
Tabel 1. Distribusi Pegawai Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan Berdasarkan Pangkat dan Golongan
No.
Unit Kerja
Golongan Total
IV III II THL
1 Direktur - - - - 0
2 Subdit Basis Data Lahan 3 8 1 - 12
3 Subdit Perlindungan Lahan 1 10 1 - 12
4 Subdit Perluasan Areal 2 7 - 2 12
5 Subdit Optimasi dan Rehabilitasi Lahan
1 8 3 - 12
6 Subbag Tata Usaha 1 7 3 6 17
Jumlah 8 40 8 8 64
Tabel 2. Distribusi Pegawai Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan
Berdasarkan Sebaran per Golongan
No. Golongan A B C D E Jumlah
1 Golongan I
2 Golongan II 1 7 8
3 Golongan III 3 15 7 15 40
4 Golongan IV 4 4 8
5 THL 8 8
Jumlah 64
Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan
Laporan Kinerja Tahun 2017
7
Sebaran pegawai menurut golongan di lingkup Direktorat Perluasan dan
Perlindungan Lahan yang berjumlah 64 orang, pegawai golongan IV
sebanyak 8 orang (12,50%), golongan III sebanyak 40 orang (62,50%),
golongan II sebanyak 8 orang (12,50 %), dan tenaga harian lepas sebanyak 8
orang (12,50%), seperti yang dapat dilihat pada tabel di atas.
Berdasarkan sebaran pejabat di lingkup Direktorat Perluasan dan
Perlindungan Lahan yang berjumlah 12 orang, terdiri dari pejabat Eselon II
sebanyak 0 orang, pejabat Eselon III sebanyak 3, dan pejabat Eselon IV
sebanyak 9 orang, dengan rincian seperti pada tabel berikut :
Tabel 3. Distribusi Pegawai Direktorat Perluasan dan Perlindungan
Lahan Berdasarkan Sebaran Pejabat Eselon II, III dan IV
No. Pejabat Laki-laki Perempuan Jumlah
1 Eselon II - - -
2 Eselon III 1 2 3
3 Eselon IV 6 3 9
Jumlah 7 5 12
1.5. Dukungan Anggaran Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan
1.5.1. Dukungan Anggaran Pusat
Sisa Anggaran
(Rp) % Rp
1Subdit Optimasi dan
Rehabilitasi Lahan 1.500.450.000 1.459.372.552 97,26 41.077.448
2Subdit Basis Data
Lahan 1.365.500.000 1.356.839.313 99,37 8.660.687
3 Subdit Perluasan Areal 4.350.667.000 4.071.360.826 93,58 279.306.174
4Subdit Perlindungan
Lahan 1.190.000.000 1.170.726.105 98,38 19.273.895
5 Sub Bagian Tata Usaha 5.466.750.000 5.419.413.864 99,13 47.336.136
13.873.367.000 13.477.712.660 97,15 395.654.340Jumlah
No. Uraian PAGU (Rp)Realisasi
Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan untuk Tahun Anggaran 2017
medapat dukungan anggaran pusat sebesar Rp. 13.873.367.000,-. Dana
Pusat terdiri atas Dana APBN Rupiah Murni yang digunakan untuk
Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan
Laporan Kinerja Tahun 2017
8
mendukung kegiatan di 4 (empat) Subdirektorat, antara lain Subdit Basis
Data Lahan sebesar Rp. 1.365.500.000,-, Subdit Perluasan Areal sebesar
Rp. 4.350.667.000,-, Subdit Optimasi dan Rehabilitasi Lahan sebesar Rp.
1.500.450.000,-, Perlindungan Lahan sebesar Rp. 1.190.000.000,-, dan
Sub Bagian Tata Usaha sebesar Rp. 5.466.750.000,-. Dari total anggaran
tersebut telah terealisasi sebesar Rp. 13.477.712.660,- (97,15%) dan sisa
anggaran pusat yang masih ada sejumlah Rp. 395.654.340,-.
1.5.2. Dukungan Anggaran Daerah
No. Kegiatan Utama Anggaran (Rp) Realisasi % Capaian
1. Perluasan sawah 1.407.841.530.000 1.204.827.665.550 85,58
2.
Pengembangan
pemanfaatan lahan
rawa/gambut
terpadu
53.500.000.000 21.688.500.000 40,54
3.Prasertifikasi
Lahan Pertanian16.080.000.000 11.883.654.800 73,90
4.Desain cetak
sawah83.319.819.000 64.754.581.129 77,72
5. Penanaman padi
pasca cetak sawah
203.992.500.000 188.412.305.870 92,36
Untuk anggaran 5 (lima) kegiatan utama Direktorat Perluasan dan
Perlindungan Lahan yaitu Perluasan Sawah dengan total anggaran Rp.
1.407.841.530.000,- dengan rincian yaitu konstruksi cetak sawah Rp.
1.178.397.000.000,- dan non konstruksi cetak sawah Rp.
229.444.530.000,-. Pemanfaatan Lahan Rawa gambut Terpadu dengan
total anggaran sebesar Rp. 53.500.000.000,- pra sertipikasi dengan total
anggaran sebesar Rp. 16.080.000.000,-, Desain cetak sawah dengan total
anggaran sebesar Rp. 83.319.819.000,- dan Penanaman Padi Pasca
Cetak Sawah dengan total anggaran sebesar Rp. 203.923.500.000,-.
Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan
Laporan Kinerja Tahun 2017
9
BAB II
PERENCANAAN KINERJA
Program pembangunan perluasan dan perlindungan lahan pertanian dijabarkan
dalam Rencana Strategis Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan Tahun 2015
– 2019. Selanjutnya Rencana Strategis Tahun 2015 – 2019 diuraikan secara detail
dalam Rencana Kerja Tahunan yang disusun oleh masing-masing Unit Kerja Eselon
III. Sementara itu, Rencana Kerja Tahunan Direktorat Perluasan dan Perlindungan
Lahan Tahun 2017 dituangkan dalam bentuk Penetapan Kinerja yang
ditandatangani oleh Direktur Perluasan dan Perlindungan Lahan dan disahkan oleh
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, sebagai wujud kontrak kinerja.
2.1. Rencana Strategis Tahun 2015 - 2019
Rencana Strategis Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan tahun 2015
– 2019 memuat program/kegiatan untuk mendukung tujuan dan sasaran yang
tercantum dalam Renstra Direkorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian
serta 4 (empat) target sukses Kementerian Pertanian yaitu pencapaian
swasembada dan swasembada berkelanjutan, diversifikasi pangan,
peningkatan daya saing dan nilai tambah ekspor, serta peningkatan
kesejahteraan petani.
Salah satu misi Kementerian Pertanian yang terkait dengan tugas pokok dan
fungsi Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan adalah menciptakan
keseimbangan ekosistem pertanian yang mendukung keberlanjutan
peningkatan produksi dan produktivitas untuk meningkatkan kemandirian
pangan. Dalam kaitannya dengan ini diperlukan perluasan areal baru dan
optimasi lahan dalam rangka peningkatan luas areal tanam yang bermuara
pada peningkatan produksi. Rencana strategis Kementerian Pertanian
menetapkan perluasan areal seluas 1 juta ha untuk tanaman pangan,
hortikultura, perkebunan dan peternakan. Dalam kaitannya dengan kebijakan
tersebut, Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan sebagai salah satu
kelembagaan yang mendukung peningkatan produksi pertanian dari aspek
hulu ditugaskan untuk memberikan kontribusinya sehingga tujuan dan
sasaran akhir pembangunan pertanian dapat mewujudkan kedaulatan pangan
nasional.
Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan
Laporan Kinerja Tahun 2017
10
Penjabaran Rencana Program/Kegiatan Direktorat Perluasan dan
Perlindungan Lahan tertuang dalam Rencana Strategis (Renstra) yang
dijabarkan secara lengkap sebagai berikut :
2.1.1 Visi dan Misi
Visi Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan adalah mewujudkan
ketersediaan lahan yang berkelanjutan sebagai motor penggerak
peningkatan produksi pertanian.
Untuk mewujudkan Visi tersebut, Ditjen Prasarana dan Sarana
Pertanian mengemban Misi sebagai berikut :
1. Menyajikan data dasar lahan yang akurat, terukur dan terpetakan
dalam bentuk numerik, dan spasial sebagai dasar dalam
perencanaan perluasan dan perlindungan lahan.
2. Menyelenggarakan perluasan areal kawasan tanaman pangan.
3. Melaksanakan optimasi dan rehabilitasi lahan pertanian.
4. Melaksanakan perlindungaan lahan pertanian.
5. Menerapkan usahatani dengan memperhatikan kaidah konservasi
lahan pertanian.
6. Menyelenggarakan koordinasi lintas sektor di tingkat pusat dan antara
Direktorat dengan Dinas lingkup Pertanian di Provinsi dan
Kabupaten/Kota terkait dengan kebijakan, perencanaan, pelaksanaan
dan pengendalian perluasan dan perlindungan lahan.
7. Melaksanakan pembinaan sumberdaya manusia baik di tingkat pusat
dan daerah dalam bidang perluasan dan perlindungan lahan.
2.1.2 Tujuan dan Sasaran
Tujuan Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan adalah :
1. Menata ulang dan memperbaiki penyajian data dan informasi
numerik, tekstual dan spasial tentang lahan pertanian dalam rangka
mempermudah perencanaan dan pengendalian pemanfataan lahan
pertanian.
2. Menambah baku lahan pertanian dan luas areal tanam komoditas
tanaman pangan, khususnya yang diusahakan oleh petani dan
masyarakat.
Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan
Laporan Kinerja Tahun 2017
11
3. Melakukan upaya optimasi dan rehabilitasi lahan rawa gambut
dalam rangka peningkatan produksi dan produktivitas lahan
4. Mengendalikan pemanfaatan kawasan peruntukan pertanian sesuai
dengan Rencana Tata Ruang Wilayaah Kabupaten/Kota.
5. Mengendalikan laju alih fungsi lahan pertanian menjadi peruntukan
lainnya, termasuk yang bersifat sementara dan atau permanen.
6. Memantau rencana penetapan lahan pertanian pangan
berkelanjutan.
7. Mendorong dan fasilitasi pra sertifikasi lahan dalam rangka
peningkatan hak atas tanah petani pada lahan pertanian.
Sasaran pelaksanaan pembangunan Direktorat Perluasan dan
Perlindungan Lahan tahun 2015—2019 adalah sebagai berikut :
1. Terwujudnya pengembangan basis data lahan pertanian yang akurat
melalui penyiapan peta dan data lahan serta pemanfaatannya di
seluruh Indonesia.
2. Terwujudnya perluasan areal pada kawasan tanaman pangan untuk
sawah berdasarkan survey calon petani dan calon lokasi (CPCL) dan
pemetaan desain cetak sawah.
3. Terwujudnya pemanfaatan lahan rawa gambut terpadu.
4. Tersedianya dokumen pra sertipikasi.
5. Terwujudnya pengendalian lahan melalui koordinasi tingkat pusat dan
daerah, penetapan kawasan peruntukan pertanian, penetapan
Kawasan Pertanian Pangan Berkelanjutan (KP2B), Lahan Pertanian
Pangan Berkelanjutan (LP2B) dan atau Lahan Cadangan Pertanian
Pangan Berkelanjutan (LCP2B) dalam RTRW atau
dokumen/peraturan daerah.
2.1.3 Arah Kebijakan
Memperhatikan Rencana Strategi Direktorat Jenderal Prasarana dan
Sarana Pertanian, maka arah kebijakan Direktorat Perluasan dan
Perlindungan Lahan adalah sebagai berikut :
1. Kebijakan yang terkait dengan Penyediaan Data Lahan harus
dilakukan koordinasi dengan Balai Besar Sumberdaya Lahan
Pertanian, Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional,
Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan
Laporan Kinerja Tahun 2017
12
Lembaga Penerbangan Antariksa Nasional, Badan Pusat Statistik,
Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Tenaga Kerja dan
Transmigrasi, Badan Pertanahan Nasional, serta Unit kerja Eselon I
lingkup Kementerian Pertanian. Penyediaan data lahan meliputi (1)
data dan informasi lahan yang telah diusahakan (2) lahan cadangan
sebagai lahan yang dapat dimanfaatkan sebagai lahan pertanian.
2. Kebijakan yang terkait dengan Perluasan Areal harus memperhatikan
berbagai kebijakan dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup, Undang-Undang Sektor dan Undang-Undang nomor 41 tahun
1999 tentang Kehutanan serta peraturan perundang-undangan yang
terkait lainnya.
3. Kebijakan yang terkait dengan Optimasi, Rehabilitasi dan Konservasi
Lahan juga mengacu dan memperhatikan pada berbagai kebijakan
lingkup Kementerian Pertanian, kebijakan subsektor Sumberdaya Air,
kebijakan sektor Lingkungan Hidup serta kebijakan sektor Kehutanan,
terutama dalam Konservasi Daerah Aliran Sungai dan Hutan
Masyarakat.
4. Kebijakan yang terkait dengan Perlindungan Lahan meliputi berbagai
kebijakan yang terkait dan terintegrasi dengan perencanan,
pemanfataan dan pengendalian perencanaan lahan pertanian dalam
kawasan peruntukan pertanian yang mengacu pada Undang-Undang
nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang, Undang-Undang
nomor 41 tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan
Berkelanjutan serta peraturan perundang-undangan sektor pertanian
yang terkait.
5. Kebijakan yang terkait dengan perencanaan dan keuangan serta
otonomi daerah dalam rangka pembangunan perluasan dan
pengelolaan lahan harus memperhatikan peraturan perundang-
undangan tentang Sistem Perencanaan Nasional, Anggaran
Pendapatan Belanja Negara dan Otonomi Daerah, sehingga semua
rencana kegiatan pembangunan ini dapat diwujudkan dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah dan Rencana Pembangunan
Jangka Panjang.
Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan
Laporan Kinerja Tahun 2017
13
2.1.4 Rencana Aksi
Dalam pencapaian sasaran strategis Direktorat Perluasan dan
Perlindungan Lahan, rencana aksi selama setahun yang dilaksanakan
dalam rangkaian waktu periodik antara lain sebagai berikut :
1) Penerbitan pedoman teknis kegiatan
2) Sosialisasi Kegiatan
3) Identifikasi calon petani dan calon lokasi
4) Pengawalan pemberkasan dokumen
5) Pengawalan dan pembinaan teknis terhadap pelaksanaan kegiatan
6) Pemantauan dan pengendalian secara periodik
7) Evaluasi pelaksanaan kegiatan
8) Pelaporan
2.1.5 Program dan Kegiatan
Salah satu Program Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana
Pertanian adalah Program Perluasan dan Perlindungan Lahan dengan
indikator kinerja utama adalah :
1. Jumlah perluasan sawah
2. Jumlah pemanfaatan rawa gambut terpadu
3. Jumlah Penanaman Padi Pasca Cetak Sawah
4. Jumlah bidang tanah petani yang di pra sertifikasi.
5. Jumlah Desain Cetak Sawah
2.2. Penetapan Kinerja (PK) Tahun 2017
Penetapan Kinerja merupakan kontrak kerja antara Direktur Perluasan dan
Perlindungan Lahan dengan Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana
Pertanian untuk melaksanakan kegiatan yang mendukung Program
Perluasan dan Perlindungan Lahan Pertanian. Adapun kronologis kontrak
kerja yang ditetapkan Direktorat Peluasan dan Perlindungan Lahan selama
tahun 2017 adalah sebagai berikut :
Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan
Laporan Kinerja Tahun 2017
14
Tabel 5. Awal Penetapan Kinerja Tahun 2017 (PK) Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan TA. 2017
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target
Meningkatnya luasan areal pertanian, pengoptimalan lahan, dan mengendalikan laju alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian serta mendorong fasilitasi peningkatan status kepemilikan lahan petani dan mengevaluasi pemanfaatan sertifikat tanah petani
1. Jumlah perluasan sawah
80.000 Ha
2. Jumlah pengembangan pemanfaatan lahan rawa/gambut terpadu
5.000 Ha
3.
4.
Jumlah bidang tanah petani yang di pra sertifikasi dan pasca sertifikasi Jumlah Penanaman Padi Pasca Cetak Sawah
80.000
115.000
Persil Ha
Sumber data : Penetapan Kinerja Direktorat Perluasan dan Perlindungan
Lahan bulan Januari, Ditjen PSP, 2017
Tabel 6. Revisi Penetapan Kinerja Tahun 2017 (PK) Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan TA. 2017
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target
Meningkatnya luasan areal pertanian, pengoptimalan lahan, dan mengendalikan laju alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian serta mendorong fasilitasi peningkatan status kepemilikan lahan petani dan mengevaluasi pemanfaatan sertifikat tanah petani
1. Jumlah perluasan sawah
72.033 Ha
2. Jumlah pengembangan pemanfaatan lahan rawa/gambut terpadu
7.000 Ha
3. Jumlah bidang tanah petani yang di pra sertifikasi dan pasca sertifikasi
80.000 Persil
4.
Jumlah Desain Cetak Sawah
28
Dokumen
Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan
Laporan Kinerja Tahun 2017
15
5. Jumlah Penanaman Padi Pasca Cetak Sawah
135.949 Ha
Sumber data : Penetapan Kinerja Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan bulan November, Ditjen PSP, 2017
Perjanjian Kinerja kegiatan Perluasan sawah dari awal Januari tahun 2017
adalah 80.000 Ha terjadi revisi menjadi 72.033 Ha. Hal ini dikarenakan
adanya penghematan pada kegiatan tersebut. Perjanjian Kinerja kegiatan
Pengembangan Pemanfaatan Lahan Rawa/Gambut Terpadu awal pada
Januari 2017 adalah 5.000 Ha, terjadi revisi pada Kabupaten Banyuasin
Provinsi Sumatera Selatan seluas 1000 Ha sehingga menjadi 4.000 Ha. Pada
bulan November terdapat tambahan 3.000 Ha sehingga Perjanjian Kinerja
menjadi 7.000 Ha. Sebagai catatan penting bahwa besaran pembiayan per
hektar pada tambahan kegiatan seluas 3.000 Ha tersebut Rp. 12.500.000,-
per Ha sedangkan untuk luasan 4.000 Ha Rp. 4.000.000,- per Ha. Perjanjian
Kinerja kegiatan Penanaman Padi Pasca Cetak Sawah dari awal januari
tahun 2017 adalah 115.000 Ha terjadi revisi menjadi 135.949 Ha, hal ini
karena luasan 115.000 Ha awalnya dengan anggaran Rp. 2.000.000,- per Ha.
Akhirnya diturunin menjadi Rp. 1.500.000,- per Ha agar bisa menjangkau
luasan yang lebih luas sehingga menjadi 135.949 Ha.
2.2.1. Pencapaian Indikator Kinerja Utama
Untuk mencapai Indikator Kinerja Utama dari Direktorat Perluasan dan
Perlindungan Lahan tahun 2017, maka upaya dilakukan melalui
kegiatan utama sebagai berikut :
Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan
Laporan Kinerja Tahun 2017
16
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%)
1. Jumlah perluasan sawah (ha) 72.033 60.243,83 83,63
2. Jumlah pengembangan
pemanfaatan lahan
rawa/gambut terpadu (Ha)
7.000 4.645 66,36
3. Jumlah bidang tanah petani
yang di pra sertifikasi (persil)80.400 68.052 84,64
4. Jumlah Desain Cetak Sawah
(dokumen)28 27 96,43
5. Jumlah Penanaman Padi
Pasca Cetak Sawah (ha)135.949 125.608 92,39
Meningkatnya luasan areal
pertanian, pengoptimalan lahan,
dan mengendalikan laju alih
fungsi lahan pertanian ke non
pertanian serta mendorong
peningkatan status kepemilikan
lahan petani dan mengevaluasi
pemanfaatan sertifikat tanah
petani
Berdasarkan tabel diatas target dari kegiatan pra sertifikasi mengalami
perubahan dibandingkan Perjanjian Kinerja dikarenakan adanya
luncuran dari tahun 2016 seluas 400 bidang sehingga target
kegiatannya menjadi 80.400 bidang/persil.
1. Perluasan Sawah
Perluasan Areal Sawah adalah suatu usaha penambahan
luasan/baku lahan sawah pada berbagai tipologi lahan dengan
kondisi yang belum dan atau lahan terlantar yang dapat diusahakan
untuk usahatani sawah. Upaya penambahan baku lahan tanaman
pangan melalui perluasan sawah sangat penting dalam upaya
mempercepat pencapaian surplus beras dan swasembada beras
berkelanjutan.
Kegiatan perluasan sawah secara teknis harus dilaksanakan
berurutan mulai dari identifikasi dan penetapan lokasi,
survei/investigasi, desain, konstruksi sampai dengan pemanfaatan
sawah baru.
Kegiatan perluasan sawah TA.2017 dilaksanakan di 27 provinsi dan
165 kabupaten dengan target alokasi 72.033 ha dan realisasi
sampai akhir tahun 2017 yaitu 60.243,83 ha.
2. Pengembangan Rawa Gambut Terpadu
Pengembangan dan pemanfaatan lahan rawa/gambut terpadu
merupakan upaya optimalisasi lahan rawa untuk lahan pertanian
menjadi sangat diprioritaskan untuk mendukung ketahanan pangan
nasional.
Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan
Laporan Kinerja Tahun 2017
17
Sasaran kegiatan ini adalah peningkatan pemanfaatan lahan rawa
pasang surut maupun rawa lebak/gambut untuk pertanaman padi,
meningkatkan kualitas kesuburan lahan dan air pada lahan
rawa/gambut secara terpadu untuk pertanaman padi tanpa merusak
lingkungan, meningkatkan produksi dan produktifitas padi lahan rawa
pasang surut dan rawa/gambut secara berkelanjutan.
Alokasi kegiatan Pengembangan dan pemanfaatan lahan
rawa/gambut terpadu totalnya yaitu 7.000 ha yang terdiri dari
pemanfaatan lahan rawa/gambut 4.000 ha yang tersebar di 7
provinsi dan 12 kabupaten dan alokasi kegiatan penanganan lahan
suboptimal seluas 3.000 ha yang tersebar di 1 provinsi dan 2
kabupaten. Total realisasi fisik kegiatan pengembangan dan
pemanfaatan lahan rawa/gambut yaitu 4.645 ha atau 66,36%.
3. Pra sertipikasi sertipikasi lahan.
Kegiatan Pra Sertipikasi Lahan Pertanian merupakan bagian dari
upaya penguatan hak atas tanah petani dan pemberdayaannya.
Pada dasarnya upaya penguatan hak atas tanah petani
menyinergikan beberapa kegiatan dari berbagai instansi terkait,
khususnya Kementerian Pertanian dan BPN dalam proses sertipikasi
tanah petani. Penguatan hak atas tanah petani melalui sertipikasi
tanah petani dengan cara mudah dan biaya terjangkau, akan
mendorong petani untuk meningkatkan hak atas tanah. Selanjutnya
sertipikat tanah tersebut dapat digunakan sebagai agunan/jaminan
dalam pemberian fasilitas kredit usahatani dari perbankan, disamping
digunakan untuk menstimulasi petani supaya tidak mengalih
fungsikan lahan pertanian produktif ke non pertanian.
Alokasi kegiatan pra sertipikasi lahan pertanian dianggarkan
sebanyak 80.400 persil tersebar di 28 provinsi. Realisasi sampai
dengan akhir tahun 2017 yaitu secara fisik 68.052 bidang atau
84,64% sampai pada tahap penyerahan daftar nominatif petani dan
lokasi yang berkasnya telah diverifikasi kepada Kantor Pertanahan
BPN Kabupaten setempat dan dibuktikan dengan adanya BAST.
Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan
Laporan Kinerja Tahun 2017
18
4. Desain Cetak Sawah
Kegiatan desain cetak sawah merupakan bagian upaya dari
pembukaan areal baru , karena potensi lahan yang sesuai untuk
perluasan sawah masih cukup luas di seluruh Indonesia. Untuk
mengetahui kelayakan suatu lokasi untuk kegiatan perluasan
sawah diperlukan perencanaan yang baik, yaitu dimulai dari
kompilasi usulan, identifikasi Calon Petani dan Calon Lokasi (CP/CL)
dan kemudian disempurnakan melalui kegiatan survei dan
investigasi calon lokasi serta pembuatan desain terhadap lokasi
yang layak untuk dijadikan sawah baru. Selanjutnya desain
digunakan sebagai pedoman atau patokan teknis dalam
pelaksanaan konstruksi perluasan sawah.
Kegiatan SID TA.2017 dilaksanakan di 27 provinsi dengan target
alokasi 26 dokumen dan realisasi sampai akhir tahun 2017 yaitu 27
dokumen (96,43 %).
5. Penanaman Padi Pasca Cetak Sawah
Kegiatan penanaman padi pasca cetak sawah merupakan bagian
upaya dari Sedangkan untuk alokasi kegiatan Penanaman Padi
Pasca Cetak Sawah dianggarkan sebanyak 135.949 ha yang
tersebar di 27 provinsi dan 157 kabupaten. Realisasi sampai akhir
tahun 2017 yaitu realisasi fisik 125.608 ha atau 92,54%.
Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan
Laporan Kinerja Tahun 2017
19
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
3.1. Capaian Kinerja Organisasi
3.1.1. Kriteria Ukuran Keberhasilan Pencapaian Sasaran
Kriteria ukuran keberhasilan pencapaian sasaran tahun 2017 ditetapkan
berdasarkan penilaian capaian melalui metode scoring, yaitu : (1) sangat
berhasil (capaian > 100%), (2) berhasil (capaian 80 - 100%) , (3) cukup
berhasil (capaian 60 – 79%), (4) kurang berhasil (capaian < 60 %) terhadap
sasaran yang telah ditetapkan. Pengukuran kinerja kegiatan dilakukan
melalui pengukuran indikator kinerja. Hal ini dilakukan dengan cara
membandingkan angka realisasi dengan angka target.
3.1.2. Pencapaian Sasaran Strategis Direktorat Perluasan dan Perlindungan
Lahan
Pencapaian sasaran strategis Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan
ditentukan melalui capaian indikator kinerja utama. Pengukuran capaian
kinerja kegiatan utama dilakukan dengan cara membandingkan angka
realisasi kinerja dengan angka target kinerja dalam indikator kinerja utama
pada Penetapan Kinerja. Capaian kinerja Direktorat Perluasan dan
Perlindungan Lahan sebagaimana tabel berikut :
Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan
Laporan Kinerja Tahun 2017
20
Tabel 6. Ukuran Keberhasilan Pencapaian Sasaran Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan Tahun 2017
Sasaran Strategis % Capaian Kategori
3
Jumlah bidang
tanah petani yang
di pra sertifikasi
80.400 Bidang 68.052 Bdg 84,64 Berhasil
4Jumlah Desain
Cetak Sawah28 Dokumen 27
Doku
men96,43 Berhasil
5
Penanaman Padi
Pasca Cetak
Sawah
135.949 Ha 125.608 Ha 92,39 Berhasil
Meningkatnya luasan
areal pertanian,
pengoptimalan lahan,
dan mengendalikan
laju alih fungsi lahan
pertanian ke non
pertanian serta
mendorong
peningkatan status
kepemilikan lahan
petani dan
mengevaluasi
pemanfaatan sertifikat
tanah petani
83,63 Berhasil
2
pengembangan
rawa gambut
terpadu
7.000,0 Ha 4.645 Ha 66,36Cukup
Berhasil
Indikator Kinerja Target Realisasi
1.Jumlah perluasan
sawah72.033,00 Ha 60.243,83 Ha
Sumber data : PK dan Hasil Pengukuran Kinerja Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan, 2017
Indikator kinerja tahun 2017 Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan,
telah ditetapkan 5 (Lima) sasaran program yaitu 1) jumlah perluasan sawah;
2) jumlah pengembangan pemanfaatan lahan rawa/gambut terpadu; 3) jumlah
bidang tanah petani yang di pra sertifikasi; 4) jumlah desain cetak sawah; 5)
jumlah penanaman padi pasca cetak sawah. Dari pengukuran 5 indikator
tersebut disimpulkan indikator jumlah realisasi fisik perluasan sawah seluas
60.243,83 ha dari target 72.033 ha (83,63%), pengembangan pemanfaatan
lahan rawa/gambut terpadu total realisasi fisiknya 4.645 ha dari target 7.000
ha (66,36%) yang terdiri dari pengembangan pemanfaatan lahan
rawa/gambut realisasi fisiknya 3.529 ha dari target 4.000 ha (88,23%) dan
lahan suboptimal realisasi fisiknya 1.116 ha dari target 3.000 ha (37,20%), pra
sertifikasi realisasi sampai sudah tahap penyerahan daftar nominatif petani
Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan
Laporan Kinerja Tahun 2017
21
dan lokasi yang terverifikasi 68.052 bidang (84,64%), desain cetak sawah
seluas 28 dokumen dari target 27 dokumen ( 96,43%) dan penanaman padi
pasca cetak sawah realisasi fisiknya 125.608 ha dari target 135.949 ha
(92,39%).
3.1.3. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Direktorat Perluasan dan
Perlindungan Lahan Tahun 2017
Capaian sasaran PK Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan yaitu
meningkatnya luasan areal pertanian, pengembangan rawa gambut terpadu,
serta mengendalikan laju alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian dan
mendorong peningkatan status kepemilikan lahan petani serta mengevaluasi
pemanfaatan sertipikat tanah petani, diukur berdasarkan capaian indikator
kinerja utama.
Apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, dengan alokasi anggaran
Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan sebesar Rp.
2.176.656.536.000,- melalui pelaksanaan kegiatan utama didalamnya,
capaian kinerja masing-masing kegiatan dapat dikategorikan berhasil.
Sedangkan pada tahun 2017 dengan anggaran Direktorat Perluasan dan
Perlindungan Lahan sebesar Rp. 1.786.723.360.000,- melalui pelaksanaan
kegiatan utama didalamnya, capaian kinerja masing-masing kegiatan dapat
dikategorikan berhasil. Perbandingan Capaian Kinerja TA. 2015, 2016 dan
TA. 2017 sebagaimana tabel berikut :
Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan
Laporan Kinerja Tahun 2017
22
Tabel. 7 Perbandingan Capaian Kinerja TA. 2015, 2016 dan TA. 2017
%
Capaian
%
Capaia
n
%
Capaian
1.Jumlah perluasan
sawah20.070 Ha 87,26 129.096 Ha 97,69 60.243,83 Ha 83,63
2.
Jumlah
pengembangan
optimasi lahan
pertanian
253.321 Ha 99,87 0,00
3
Pengembangan
rawa gambut
terpadu
3.999 Ha 83,67 4.645 Ha 66,36
4
Penanaman Padi
Pasca Cetak
Sawah
125.608 Ha 92,36
5
Jumlah bidang
tanah petani yang
di pra sertifikasi
51.446 Bdg 81,14 68.052 Persil 85,07
6Jumlah Desain
Cetak Sawah26
Doku
men92,86
TA. 2017
RealisasiIndikator Kinerja
Realisasi Realisasi
TA. 2015 TA. 2016
Sumber Data: Direktorat Perluasan dan Pengelolaan Lahan, 2015, 2016 dan Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan,2017
Penjelasan terkait pencapaian kinerja kegiatan Perluasan dan Perlindungan
Lahan Tahun 2017 secara lebih terinci adalah sebagai berikut :
3.1.3.1. Kegiatan Perluasan Sawah
Pada TA. 2017 kegiatan perluasan sawah mempunyai target 72.033
ha dengan total anggaran Rp. 1.407.841.530.000,-.
Hasil Capaian Kinerja
- Realisasi fisik kegiatan perluasan sawah pada tahun 2017 ini
adalah 60.243,83 Ha dari target 72.033 ha atau 83,63%. Secara
fisik, kegiatan perluasan sawah masih terus berjalan dan luasan
tersebut masih akan bertambah mengingat masih belum
terlaporkannya keseluruhan realisasi sampai dengan batas
waktu pelaporan. Sementara anggaran untuk kegiatan
konstruksi perluasan sawah terserap sebesar Rp.
1.004.534.686.550,- dari pagu Rp.1.178.397.000.000,- sehingga
realisasi keuangan sekitar 85,25%. Sedangkan non konstruksi
perluasan sawah terealisasi Rp. 200.292.979.000,- dari pagu
Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan
Laporan Kinerja Tahun 2017
23
Rp. 229.444.530.000,- sehingga realisasi keuangan sekitar
87,29%.
- Rendahnya capaian kinerja perluasan sawah disebabkan hal-hal
sebagai berikut :
Adanya penundaan pelaksanaan kegiatan cetak sawah 2017
sehubungan dengan adanya tindak lanjut Raker DPR RI
tanggal 19 Januari 2017 dan adanya panitia kerja cetak
sawah dan perkebunan Komisi IV DPR RI untuk evaluasi
Cetak Sawah TA. 2016
Terjadinya tumpang tindih Calon Lokasi dengan lahan sawah
Eksisting dan Kawasan Hutan, akibatnya perlu waktu untuk
melakukan verifikasi ulang di tingkat lapangan.
Keterbatasan petugas pelaksana kegiatan di Kabupaten dan
propinsi
Survey Inventigasi Desain (SID) belum seluruh nya selesai
Kondisi tersebut di atas mengakibatkan realisasi kontrak
cetak sawah hanya 64.534 hektar dari target 72.033 hektar.
Dari realisasi kontrak tersebut, Pelaksana cetak sawah hanya
sanggup melaksanakan cetak sawah seluas 61.768 hektar.
- Apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, dengan
anggaran Rp.2.142.815.240.000,- tercapai perluasan sawah
seluas 129.096 Ha (97,69%), sedangkan pada tahun 2017
dengan anggaran Rp. 1.407.841.530.000,-, tercapai perluasan
sawah seluas 60.243,83 Ha.
- Kontribusi kegiatan perluasan sawah adalah meningkatnya luas
baku lahan sawah yang akan meningkatkan produksi padi.
Kontribusi dapat diperkirakan dengan asumsi bahwa kegiatan
perluasan sawah menghasilkan produktivitas rata-rata 2,5 ton/ha
pada tahun pertama. Untuk tahun berikutnya, produktivitas dan
indeks pertanaman diperkirakan akan meningkat.
3.1.3.2. Pengembangan Pemanfaatan Lahan Rawa/Gambut Terpadu
Sasaran kegiatan Pengembangan Pemanfaatan Lahan
Rawa/Gambut Terpadu adalah terealisasinya kegiatan
Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan
Laporan Kinerja Tahun 2017
24
Pengembangan Pemanfaatan Lahan Rawa/Gambut Terpadu
dengan target total 7.000 ha dengan anggaran Rp. 53.500.000.000,-
terdiri dari kegiatan Pengembangan Pemanfaatan Lahan
Rawa/Gambut Terpadu dengan target 4.000 ha dilaksanakan di 7
provinsi dan 12 kabupaten dengan alokasi anggaran sebesar
Rp.16.000.000.000,- dan kegiatan optimasi lahan suboptimal
dengan target 3.000 Ha yang dilaksanakan di 1 provinsi 2 kabupaten
dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 37.500.000.000,-
Hasil Capaian Kinerja
- Kegiatan Pengembangan Pemanfaatan Lahan Rawa/Gambut
Terpadu pada tahun 2017 seluas 4.645 ha realisasi fisiknya dari
target total seluas 7.000 Ha (66,36%), yang terdiri dari realisasi
fisik kegiatan lahan rawa/gambut seluas 3.529 ha (88,23%) dan
realisasi fisik penanganan lahan suboptimal seluas 1.116 ha
(37,20%).
- Anggaran kegiatan Pengembangan Pemanfaatan Lahan
Rawa/Gambut Terpadu terserap Rp. 21.688.500.000,- dari pagu
Rp. 53.500.000.000,- (40,54%) terdiri dari anggaran kegiatan
Pengembangan Pemanfaatan Lahan Rawa/Gambut Terpadu
terserap Rp.13.816.000.000,- dari Pagu sebesar Rp.
16.000.000.000,- (86,35%) dan anggaran kegiatan Penanganan
Lahan Suboptimal terserap Rp.7.872.500.000,- dari Pagu sebesar
Rp. 37.500.000.000,- (20,99%).
- Rendahnya capaian kinerja disebabkan hal-hal sebagai berikut :
Alokasi anggaran tambahan untuk kegiatan optimasi lahan
suboptimal seluas 3.000 ha di akhir tahun anggaran 2017.
Waktu pelaksanaan terbatas.
Hasil identifikasi, karakteristik lahan dan kesediaan petani
yang layak dan sesuai untuk optimasi lahan (optimasi lahan
suboptimal) 416 ha di Kabupaten Ogan Ilir dan optimasi rawa
banyak di Kabupaten Ogan Komering Ilir seluas 700 ha.
Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan
Laporan Kinerja Tahun 2017
25
3.1.3.3. Kegiatan Pra Sertipikasi Lahan Petani
Pada tahun 2017, anggaran kegiatan Pra Sertipikasi lahan
pertanian dilaksanakan sebanyak 80.400 persil di 28 provinsi. Total
anggaran yang dialokasikan untuk kegiatan Pra Sertipikasi Lahan
Pertanian sebesar Rp. 16.080.000.000,-.
Hasil Capaian Kinerja
Realisasi fisik kegiatan Pra Sertipikasi Lahan Pertanian pada
tahun 2017 sebesar 68.052 persil dari target 80.400 persil
(84,64%).
Anggaran kegiatan Pra Sertipikasi Lahan Pertanian sampai
dengan Desember 2017 terealisasi Rp. 11.883.654.800,- dari
Pagu sebesar Rp. 16.080.000.000,- (73,90 %).
Dari hasil monitoring evaluasi kegiatan di lapangan dan laporan
kegiatan Pra Sertipikasi Lahan Pertanian diperoleh hasil yang
beragam. Di sejumlah kabupaten yang sudah berpengalaman
hasilnya relatif baik, sedangkan di sejumlah kabupaten yang
relatif baru menerima kegiatan ini hasilnya kurang baik.
Kontribusi kegiatan Pra Sertipikasi Lahan Petani yaitu :
- Diperolehnya data penetapan calon lokasi dan calon petani
(CPCL) serta jumlah persil/bidang yang diperuntukan bagi petani
dan/atau pemilik penggarap lahan pertanian rakyat yang akan
digunakan untuk perencanaan kegiatan Sertipikasi Hak Atas
Tanah (SHAT) oleh BPN ditahun mendatang.
- Memberikan kepastian kepada petani pemilik penggarap yang
telah mengusahakan tanahnya tetapi belum mempunyai hak
atas tanah yang tetap (subyek) dan lahan pertanian tanaman
pangan, (obyek) atas tanah yang akan disertipikasi secara
cepat, tepat, mudah, aman
- Mempercepat penyajian dokumen administrasi subyek dan
obyek untuk diproses lebih lanjut dalam pembuatan sertipikat
tanah oleh Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota.
Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan
Laporan Kinerja Tahun 2017
26
5.1.3.4 Kegiatan Desain Cetak Sawah
Pada tahun 2017, kegiatan desain cetak sawah dilaksanakan di 27
provinsi. Total anggaran yang dialokasikan untuk kegiatan desain
cetak sawah sebesar Rp. 83.319.819.000,-.
Hasil Capaian Kinerja
Kegiatan desain cetak sawah pada tahun 2017 realisasi fisiknya
yaitu 27 dokumen dari target 28 dokumen (96,43 %).
Anggaran kegiatan desain cetak sawah sampai dengan
Desember 2017 terealisasi Rp. 64.754.581.129,- (77,72%) dari
Pagu sebesar Rp. 83.319.819.000,-
Dari hasil monitoring evaluasi kegiatan di lapangan dan laporan
kegiatan desain cetak sawah diperoleh hasil yang baik.
5.1.3.5 Kegiatan Penanaman Padi Pasca Cetak Sawah
Pada tahun 2017, anggaran kegiatan Penanaman Padi Pasca Cetak
Sawah dilaksanakan sebanyak 135.949 Ha di 27 provinsi. Total
anggaran yang dialokasikan untuk kegiatan penanaman padi pasca
cetak sawah sebesar Rp. 203.992.500.000,-.
Hasil Capaian Kinerja
Kegiatan penanaman padi pasca cetak sawah pada tahun 2017
realisasi fisiknya yaitu 125.608 Ha dari target 135.949 Ha
(92,39%).
Anggaran kegiatan penanaman padi pasca cetak sawah sampai
dengan Desember 2017 terealisasi Rp. 188.412.305.870,-
(92,36%) dari Pagu sebesar Rp. 203.992.500.000,-
Dari hasil monitoring evaluasi kegiatan di lapangan dan laporan
kegiatan penanaman padi pasca cetak sawah diperoleh hasil
yang baik.
Rendahnya capaian kinerja disebabkan hal-hal sebagai berikut :
- Keterlambatan penarikan/realisasi keuangan disebabkan
lebih dari 100.000 ha lahan cetak sawah belum melakukan
penanaman perdana dengan menggunakan anggaran
Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan
Laporan Kinerja Tahun 2017
27
saprodi pada tahun sebelumnya, sehingga secara otomatis
anggaran saprodi yang tertuang dalam kegiatan
"Penanaman Padi Pasca Cetak Sawah Baru belum bisa
dimanfaatkan
3.1.4. Evaluasi Kinerja
3.1.4.1. Kegiatan Perluasan Sawah
- Kegiatan perluasan sawah pada tahun 2015 ditargetkan seluas
23.000 ha dan terealisasi seluas 20.070 ha atau 87,26%.
- Kegiatan perluasan sawah pada tahun 2016 ditargetkan seluas
132.155 ha dan terealisasi seluas 129.096 ha atau 97,69%.
- Kegiatan perluasan sawah tahun 2017 ditargetkan seluas 72.033
ha dan terealisasi sebesar 60.243,83 atau 83,63% ha.
- Dari 2015-2017, target dan realisasi kegiatan perluasan sawah
berfluktuasi yaitu pada tahun 2015 target 23.000 hektar dan
realisasi 20.070 hektar kemudian pada tahun 2016 target dan
realisasinya naik menjadi target 132.155 hektar dan realisasi
129.096 hektar serta pada tahun 2017 target dan realisasinya turun
menjadi tarhet 72.033 hektar dan realisasi 60.243,83 hektar.
- Berdasarkan Review Renstra Direktorat Perluasan dan
Perlindungan Lahan tahun 2015-2019, kegiatan Perluasan sawah
seluas 1.000.000 Ha. Sampai dengan tahun 2017 ini perluasan
sawah mencapai 209.410 Ha dari target 1.000.000 hektar atau
20,94 %.
Grafik 1. Perkembangan Kegiatan Perluasan Sawah
Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan
Laporan Kinerja Tahun 2017
28
3.1.4.2. Kegiatan Pengembangan Pemanfaatan Rawa/Gambut Terpadu
- Kegiatan Pengembangan Pemanfaatan Rawa/Gambut Terpadu
mulai dilaksanakan pada tahun 2016 ditargetkan seluas 4.779,5
hektar dengan realisasi 3.999 hektar atau 83,67 hektar.
- Kegiatan Pengembangan Pemanfaatan Rawa/Gambut Terpadu
dilanjutkan pelaksanaannya pada tahun 2017 dengan target
alokasi 7.000 ha yang terdiri dari kegiatan pemanfaatan lahan
rawa gambut yang dilaksanakan di 7 provinsi dan 12 kabupaten
seluas 4.000 hektar dengan realisasi fisiknya 3.529 ha (88,23%),
dan kegiatan penangan lahan suboptimal yang dilaksanakan di 1
provinsi dan 2 kabupaten seluas 3.000 hektar dengan realisasi
fisiknya 1.116 ha (37,20%)
- Berdasarkan Review Renstra Direktorat Perluasan dan
Perlindungan Lahan tahun 2015 - 2019, kegiatan
Pengembangan Pemanfaatan Rawa/Gambut Terpadu seluas
75.000 Ha. Kegiatan ini baru dilaksanakan pada tahun anggaran
2016. Sampai dengan tahun 2017 ini Pengembangan
Pemanfaatan Rawa/Gambut Terpadu mencapai 8.644 Ha atau
43,22 % dari target renstra yang telah ditetapkan.
3.1.4.3. Kegiatan Pra Sertipikasi Lahan Petani
- Kegiatan Pra Sertipikasi Lahan Pertanian yang dilaksanakan
tahun 2016 ditargetkan 63.407 persil dengan realisasi 51.444
persil (81,14 %).
- Kegiatan Pra Sertipikasi Lahan Pertanian yang dilaksanakan
tahun 2017 ditargetkan 80.000 persil dengan realisasi 68.052
persil (84,64 %).
- Berdasarkan Review Renstra Direktorat Perluasan dan
Pengelolaan Lahan tahun 2015 - 2019, kegiatan Pra Sertipikasi
Lahan Petani ditargetkan sebanyak 325.000 bidang dan sampai
dengan tahun 2017 bulan Desember terealisasi sebanyak 119.498
persil atau 36,77 %.
Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan
Laporan Kinerja Tahun 2017
29
- Selama periode 2015-2019, capaian pelaksanaan kegiatan
Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan tersebut sebagai
berikut :
Tabel 8. Capaian kegiatan Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan Terhadap Target Renstra
2015 2016 2017
1 Jumlah Perluasan Sawah 1.000.000 20.070 129.096 60.243,83 209.410 20,94
2Jumlah Pengembangan rawa
gambut terpadu 20.000 - 3.999 4.645 8.644 43,22
3Jumlah Bidang tanah petani yang
di pra sertipikasi 325.000 - 51.446 68.052 119.498 36,77
Indikator SasaranTarget Renstra
2015-2019TOTAL
% Capaian
terhadap
Target
Renstra
Realisasi
3.1.4.4. Kegiatan Desain Cetak sawah
- Kegiatan desain cetak sawah yang dilaksanakan tahun 2017
ditargetkan 28 dokumen dengan realisasi 28 dokumen (100 %).
- Berdasarkan Review Renstra Direktorat Perluasan dan
Pengelolaan Lahan tahun 2015 - 2019, kegiatan desain cetak
sawah belum tercantum dalam Review Renstra Direktorat
Perluasan dan Pengelolaan Lahan tahun 2015 - 2019.
3.1.4.5. Kegiatan Penanaman Padi Pasca Cetak Sawah
- Kegiatan penanaman padi pasca cetak sawah baru mulai
dilaksanakan tahun 2017 ditargetkan 135.949 hektar dengan
realisasi 125.608 hektar (92,39 %).
- Berdasarkan Review Renstra Direktorat Perluasan dan
Pengelolaan Lahan tahun 2015 - 2019, kegiatan penanaman padi
pasca cetak sawah belum tercantum dalam Review Renstra
Direktorat Perluasan dan Pengelolaan Lahan tahun 2015 - 2019.
3.1.5. Hambatan dan Kendala serta Upaya Tindak Lanjut
Dalam rangka meningkatkan kinerja di tahun mendatang, maka perlu
diketahui faktor yang menjadi hambatan keberhasilan dan permasalahan
yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan Direktorat Perluasan dan
Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan
Laporan Kinerja Tahun 2017
30
Perlindungan Lahan pada tahun 2017. Untuk itu melalui analisis laporan
serta hasil pemantauan ke lapangan dapat diketahui beberapa faktor yang
mempengaruhi rendahnya capaian kinerja serta langkah-langkah antisipasi
yang perlu diambil pada tahun mendatang.
3.1.5.1. Hambatan dan Kendala
Adapun hambatan dan kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan
kegiatan antara lain :
a. Untuk kegiatan perluasan sawah hambatan dan kendala yang
dihadapi yaitu :
Adanya permintaan penundaan pelaksanaan kegiatan
perluasan sawah Tahun 2017 oleh Komisi IV DPR RI,
hasil raker Komisi IV DPR RI tanggal 19 januari 2017 dan
adanya panitia kerja cetak sawah dan perkebunan Komisi
IV DPR RI untuk evaluasi cetak sawah TA. 2016.
Terjadinya tumpang tindih Calon Lokasi dengan lahan
sawah Eksisting dan Kawasan Hutan, akibatnya perlu
waktu untuk melakukan verifikasi ulang di tingkat
lapangan.
Keterbatasan petugas pelaksana kegiatan di Kabupaten
dan propinsi.
b. Untuk kegiatan pengembangan pemanfaatan lahan
rawa/gambut terpadu hambatan yang dihadapi yaitu
terlambatnya pembentukan TIM Provinsi sehingga berdampak
pada terlambatnya rekomendasi yang merupakan acuan
dalam pembuatan RUKK.
c. Untuk kegiatan SID Perluasan Sawah hambatan yang
dihadapi yaitu :
Kontrak terlambat dilakukan, sehingga waktu
pelaksanaan menjadi berkurang, dan menyebabkan
volume pekerjaan yang dapat dikerjakan juga mengalami
pengurangan.
Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan
Laporan Kinerja Tahun 2017
31
Data-data calon lokasi dan calon petani dari Kabupaten
lambat disampaikan, sehingga menyebabkan
pelaksanaan SID tertunda.
Data-data yang disampaikan dari Kabupaten merupakan
data yang belum terverifikasi di lapangan, sehingga begitu
dilaksanakan banyak calon lokasi yang disampaikan tidak
sesuai kriteria dan tidak dapat menjadi output kegiatan.
Analisa kawasan pada lokasi yang diusulkan kurang
cermat dilakukan, sehingga masih banyak lokasi yang
diusulkan ternyata berada pada lokasi kawasan hutan,
HGU atau sawah eksisting.
Masih terdapat RAB yang disusun tidak memiliki basis
hitungan satuan biaya perjalanan. Biaya disusun berbasis
lumpsum yang tidak memiliki acuan/standar biaya.
d. Untuk kegiatan penanaman padi pasca cetak sawah
hambatan yang dihadapi yaitu adanya keterlambatan
penarikan/realisasi keuangan disebabkan lebih dari 100.000
ha lahan cetak sawah belum melakukan penanaman perdana
dengan menggunakan anggaran saprodi pada tahun
sebelumnya, sehingga secara otomatis anggaran saprodi
yang tertuang dalam kegiatan Penanaman Padi Pasca Cetak
Sawah Baru belum bisa dimanfaatkan.
e. Untuk kegiatan pra sertipikasi lahan, permasalahan yang
dihadapi antara lain:
Petugas Distan Provinsi dan Kabupaten masih fokus
melaksanakan/mendahulukan pelaksanaan kegiatan
Perluasan Sawah TA. 2017, terutama 3 (tiga) Provinsi
dengan alokasi kegiatan Prasertipikasi cukup besar juga
mendapatkan alokasi kegiatan Perluasan Sawah yaitu
Sulawesi tenggara, Kalimantan Barat dan Sumatera
Selatan), sehingga dalam pelaksanaan kegiatannya,
petugas daerah lebih mendahulukan pelaksanaan alokasi
kegiatan yang bersifat fisik seperti kegiatan Perluasan
Sawah.
Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan
Laporan Kinerja Tahun 2017
32
Sasaran kegiatan Prasertipikasi Lahan Pertanian TA.
2017 hanya ditujukan mendukung sektor Tanaman
Pangan, sedangkan potensi lahan calon lokasi
prasertipikasi adalah lokasi yang mendukung
perkebunan. Hal ini cukup membuat petugas daerah
kesulitan dalam mendapatkan CPCL-nya.
Tidak semuanya lahan sawah hasil kegiatan perluasan
sawah TA. 2017 dapat diprasertipikasikan, karena
merupakan lahan area transmigrasi dan tanah
ulayat/desa
Adanya program sejenis dari BPN untuk mendukung
program PTSL (Pendaftaran Tanah Sistem Lengkap)
yang ditargetkan 126 juta bidang tanah tersertifikasi pada
2025 dimana di dalamnya sudah melingkupi kegiatan pra
sertipikasi. Dalam rangka menghindari double counting
maka anggaran prasertipikasi dari Kementan tidak
digunakan walaupun terealisasi secara fisik.
Masyarakat keberatan dengan kegiatan prasertipikasi
pada tahun berjalan karena daftar nominatif petani dan
lokasi tahun-tahun sebelumnya belum disertipikasi oleh
BPN.
Terdapat beberapa kendala yang umumnya dihadapi di
daerah yaitu sebagai berikut:
a) Petani masih belum memiliki berkas administrasi bukti
kepemilikan
b) Sebagian petani telah mengikuti program Prona atau
PTSL dari BPN setempat
c) Di sebagian daerah, BPN setempat hanya mendapat
alokasi PTSL yang lebih kecil dari alokasi prasertipikasi
d) Lahan calon lokasi terindikasi lahan perkebunan,
sehingga pemilik ragu untuk ikut
e) Pemilik lahan banyak berdomisili di luar kecamatan,
sehingga petugas kesulitan menemui pemilik lahan
Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan
Laporan Kinerja Tahun 2017
33
3.1.5.2. Saran Tindak Lanjut
Tindak lanjut terhadap permasalahan yang tersebut di atas dalam
rangka meningkatkan kinerja di tahun mendatang antara lain :
a. Terkait kegiatan perluasan sawah, maka tindaklanjutnya yaitu :
Mempercepat pelaksanaan Survei Inventigasi Desain (SID)
Perluasan SawahPelaksana wajib membuat shop drawing
diseluruh lokasi yang digunakan untuk acuan kerja lapang.
Dinas Pertanian Propinsi maupun kabupaten perlu
menambah petugas pelaksana Perluasan sawah
Mempercepat pelaksanaan Kontrak Swakelola Perluasan
sawah
Meningkatkan peran Tim Teknis/Korlap dalam pengawalan
pelaksanaan Survei Inventigasi Desain (SID)
b. Terkait kegiatan pengembangan pemanfaatan lahan
rawa/gambut terpadu tindak lanjutnya yaitu percepatan
pembentukan TIM provinsi dan segera melakukan karakterisasi
lahan dilapangan sesuai dengan Pedoman yang telah ditentukan
c. Terkait desain cetak sawah maka tindaklanjutnya yaitu
meningkatkan ketersediaan pelaksana yang berkompeten di
bidang desain cetak sawah.
d. Terkait penanaman padi pasca cetak sawah maka
tindaklanjutnya yaitu disegerakan pemanfaatan dana saprodi
pada tahun seblumnya sehingga untuk penanaman berikutnya
dana pada kegiatan "Penanaman Padi Pasca Cetak Sawah
Baru" bisa segera dimanfaatkan.
e. Untuk kegiatan pra sertipikasi lahan pertanian, saran tindak
lanjutnya antara lain:
Sosialisasi kegiatan prasertipikasi di tingkat pusat dan
daerah perlu dilakukan secara lebih intensif.
Dinas pertanian provinsi dan kabupaten perlu berkoordinasi
sejak awal dengan pihak Kantor Pertanahan agar
kedepannya kegiatan prasertipikasi dapat disinkronkan
dengan PTSL.
Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan
Laporan Kinerja Tahun 2017
34
Melakukan pemantauan ke daerah secara intensif
khususnya daerah yang realisasi fisik dan keuangannya
masih rendah agar daerah segera melakukan percepatan
pelaksanaan fisik dan pencairan anggaran.
melakukan koordinasi dengan BPN pusat dan pokja di
daerah agar daftar nominatif tahun-tahun sebelumnya dapat
disertipikasi.
3.1.6. Analisis Atas Efisiensi Penggunaan Sumber Daya
Mekanisme pelaksanaan kegiatan fisik Direktorat Perluasan dan
Perlindungan Lahan dilakukan dengan pola dana tugas pembantuan
dan dekon. Realisasi anggaran Direktorat Perluasan dan Perlindungan
Lahan adalah senilai Rp. 1.491.566.707.349,- (83,48%) dari pagu
sesuai dengan perjanjian kinerja senilai Rp. 1.786.723.360.000,-. Dari
anggaran tersebut, telah dipergunakan untuk mencapai target sasaran
kegiatan yang diperjanjikan dalam perjanjian kinerja. Efisiensi
penggunaan anggaran melalui : 1) Jumlah Perluasan Sawah, 2)
Jumlah Pengembangan Pemanfaatan Lahan Rawa/Gambut Terpadu,
3) Jumlah Bidang Tanah Petani yang di Pra-sertifikasi, 4) Jumlah
Desain Cetak Sawah, 5) Jumlah Penanaman Padi Pasca Cetak
Sawah.
3.2. Realisasi Anggaran
3.2.1. Anggaran Kegiatan Pusat
Sisa Anggaran
(Rp) % Rp
1Subdit Optimasi dan
rehabilitasi 1.500.450.000 1.459.372.552 97,26 41.077.448
2Subdit Basis Data
Lahan 1.365.500.000 1.356.839.313 99,37 8.660.687
3 Subdit Perluasan Areal 4.350.667.000 4.071.360.826 93,58 279.306.174
4Subdit Perlindungan
Lahan 1.190.000.000 1.170.726.105 98,38 19.273.895
5 Sub Bagian Tata Usaha 5.466.750.000 5.419.413.864 99,13 47.336.136
13.873.367.000 13.477.712.660 97,15 395.654.340Jumlah
No. Uraian PAGU (Rp)Realisasi
Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan untuk Tahun Anggaran 2017
mendapat dukungan anggaran pusat sebesar Rp. 13.873.367.000,-. Dana
Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan
Laporan Kinerja Tahun 2017
35
Pusat terdiri atas Dana APBN Rupiah Murni dan Bantuan Luar Negri yang
digunakan untuk mendukung kegiatan di 4 (empat) Subdirektorat, antara lain
Subdit Basis Data Lahan sebesar Rp. 1.365.500.000,-, Subdit Perlindungan
Lahan sebesar Rp.1.190.000.000,-, Subdit Optimasi Lahan sebesar Rp.
1.500.450.000,-, Subdit Perluasan Areal sebesar Rp. 4.350.667.000,-, Sub
Bagian Tata Usaha sebesar Rp. 5.466.750.000,-. Dari total anggaran tersebut
telah terealisasi sebesar Rp. 13.477.712.660,- (97,15%).
3.2.2. Anggaran Kegiatan Utama
No. Kegiatan Utama Anggaran (Rp) Realisasi%
CapaianKesimpulan
1. Perluasan sawah 1.407.841.530.000 1.204.827.665.550 85,58 Berhasil
2.
Pengembangan
pemanfaatan lahan
rawa/gambut
terpadu
53.500.000.000 21.688.500.000 40,54 Kurang Berhasil
3.Pra-sertifikasi
Lahan Pertanian16.080.000.000 11.883.654.800 73,90 Cukup Berhasil
4.Desain cetak
sawah83.319.819.000 64.754.581.129 77,72 Cukup berhasil
5. Penanaman padi
pasca cetak sawah
203.992.500.000 188.412.305.870 92,36 Berhasil
Kegiatan Utama Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan TA. 2017 yang
tercantum pada Penetapan Kinerja Direktorat Perluasan dan Perlindungan
Lahan meliputi 5 kegiatan yaitu Perluasan Sawah, Pengembangan
Pemanfaatan Rawa Gambut Terpadu, Pra Sertipikasi Lahan Pertanian,
Desain Cetak Sawah serta Penanaman Padi Pasca Cetak Sawah. Secara
rinci target dan realisasi keuangan dari 5 Kegiatan Utama yang dilaksanakan
adalah sebagai berikut:
a. Kegiatan Perluasan Sawah yang mendapatkan alokasi anggaran sebesar
Rp. 1.407.841.530.000,- terealisasi sebesar Rp. 1.204.827.665.550,- atau
85,58 % .
b. Kegiatan Pengembangan Rawa Gambut Terpadu mendapat alokasi
sebesar Rp. 53.500.000.000,- terealisasi sebesar Rp. 21.688.500.000,-
atau 40,54%
Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan
Laporan Kinerja Tahun 2017
36
c. Kegiatan Pra Sertipikasi Lahan Pertanian yang mendapat alokasi anggaran
sebesar Rp. 16.080.000.000,- terealisasi sebesar Rp. 11.883.654.800,-
atau 73,90%.
d. Kegiatan Desain Cetak Sawah yang mendapat alokasi anggaran sebesar
Rp.83.319.819.000,- terealisasi sebesar Rp. 64.754.581.129,- atau
77,72%.
e. Kegiatan Penanaman Padi Pasca Cetak Sawah yang mendapat alokasi
anggaran sebesar Rp. 203.992.500.000,- terealisasi sebesar Rp.
188.412.305.870,- atau 92,36%.
Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan
Laporan Kinerja Tahun 2017
37
BAB IV PENUTUP
Sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Direktorat Perluasan dan Perlindungan
Lahan, maka dalam rangka mendukung pencapaian target sukses Kementerian
Pertanian (pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan, diversifikasi
pangan, peningkatan daya saing dan nilai tambah ekspor, serta peningkatan
kesejahteraan petani) serta program pembangunan sarana dan sarana pertanian,
telah disusun Rencana Strategis dan Program Kerja Direktorat Perluasan dan
Pengelolaan Lahan 2015—2019 sebagai acuan dalam pembangunan dan
pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian untuk mendukung sub sektor
tanaman pangan. Pencapaian sasaran dilaksanakan secara bertahap setiap tahun
melalui berbagai program dan kegiatan yang meliputi aspek Basis Data Lahan,
Perlindungan Lahan, Pengembangan Rawa Gambut Terpadu, Perluasan Sawah.
Berbagai keberhasilan telah dicapai dalam memfasilitasi ketersediaan dan
pengelolaan lahan baik dari ketersediaan basis data lahan, upaya perlindungan
lahan, perluasan areal sawah, pengembangan rawa gambut terpadu, serta
perluasan areal hortikultura, perkebunan dan peternakan. Namun masih banyak
tantangan dan kendala yang dihadapi untuk mencapai sasaran pembangunan
perluasan dan pengelolaan lahan 2015—2019. Keberhasilan program/kegiatan,
kinerja, dan pengembangan perluasan dan perlindungan lahan sangat tergantung
dari partisipasi aktif pelaku pertanian di lapangan, baik petani, pembina, pemerintah
daerah dan pusat.
Pertanggungjawaban dalam pelaksanaan program dan kegiatan perluasan dan
perlindungan lahan, disampaikan dalam Laporan Kinerja Direktorat Perluasan dan
Perlindungan Lahan. Dalam pelaporan kinerja ini disajikan informasi kinerja yang
telah diperjanjikan disertai evaluasi dan analisis sehingga dapat dimanfaatkan untuk
perbaikan kinerja ke depan.
Pencapaian sasaran strategis Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan tahun
2017 yang ditetapkan dalam dokumen penetapan kinerja dapat dikategorikan
berhasil, namun masih perlu diupayakan perbaikan untuk mengatasi kendala teknis
dan administrasi yang dihadapi. Untuk itu perlu ditingkatkan koordinasi dan
dukungan seluruh stakeholders baik di pusat maupun daerah dalam pelaksanaan
perluasan dan pengelolaan lahan pertanian.
LAMPIRAN
VOLUME (Ha) ANGGARAN (Rp) FISIK % KEUANGAN %
135.949 203.923.500.000 125.608 92,39 188.412.305.870 92,39
1 Jawa Barat 500 750.000.000 500 100,00 750.000.000 100,00
Ciamis 70 105.000.000 70 100,00 105.000.000 100,00
Tasikmalaya 100 150.000.000 100 100,00 150.000.000 100,00
Sumedang 250 375.000.000 250 100,00 375.000.000 100,00
Pangandaran 80 120.000.000 80 100,00 120.000.000 100,00
2 Aceh 2.317 3.475.500.000 2.093 90,33 3.139.500.000 90,33
Aceh Besar 470 705.000.000 440 93,62 660.000.000 93,62
Aceh Timur 620 930.000.000 620 100,00 930.000.000 100,00
Aceh Utara 984 1.476.000.000 933 94,82 1.399.500.000 94,82
Kota Subulussalam 100 150.000.000 100 100,00 150.000.000 100,00
Gayo Lues 143 214.500.000 - -
3 Sumatera Barat 608 912.000.000 399 65,69 599.130.000 65,69
Kepulauan Mentawai 25 37.500.000 25 100,00 37.500.000 100,00
Solok 18 27.000.000 9 48,33 13.050.000 48,33
Dharmasraya 72 108.000.000 35 47,92 51.750.000 47,92
Solok Selatan 117 175.500.000 117 100,00 175.500.000 100,00
Pasaman Barat 42 63.000.000 39 92,38 58.200.000 92,38
Lima puluh kota 175 262.500.000 100 56,93 149.430.000 56,93
Agam 59 88.500.000 50 84,75 75.000.000 84,75
Sijunjung 100 150.000.000 26 25,80 38.700.000 25,80
4 Riau 730 1.095.000.000 611 83,76 917.200.000 83,76
Kepulauan Meranti 730 1.095.000.000 611 83,76 917.200.000 83,76
5 Jambi 3.580 5.370.000.000 3.104 86,70 4.656.000.000 86,70
Tebo 500 750.000.000 327 65,40 490.500.000 65,40
Batanghari 350 525.000.000 350 100,00 525.000.000 100,00
T O T A L
REALISASI KEGIATAN PENANAMAN PADI PASCA CETAK SAWAH TA.2017
No. PROVINSI KABUPATENTARGET REALISASI
VOLUME (Ha) ANGGARAN (Rp) FISIK % KEUANGAN %No. PROVINSI KABUPATEN
TARGET REALISASI
Kerinci 230 345.000.000 182 79,13 273.000.000 79,13
Merangin 1.500 2.250.000.000 1.335 89,00 2.002.500.000 89,00
Sarolangun 500 750.000.000 500 100,00 750.000.000 100,00
Tanjung Jabung Barat 200 300.000.000 200 100,00 300.000.000 100,00
Kota Sungai Penuh 100 150.000.000 10 10,00 15.000.000 10,00
Bungo 200 300.000.000 200 100,00 300.000.000 100,00
6 Sumatera Selatan 12.475 18.712.500.000 12.175 97,60 18.262.500.000 97,60
Musi Rawas 500 750.000.000 500 100,00 750.000.000 100,00
Ogan Komering Ilir 10.146 15.219.000.000 10.146 100,00 15.219.000.000 100,00
Ogan Komering Ulu 300 450.000.000 - - -
OKU Timur 499 748.500.000 499 100,00 748.500.000 100,00
Penukal Abab Lematang Ilir 1.030 1.545.000.000 1.030 100,00 1.545.000.000 100,00
7 Lampung 13.875 20.812.500.000 13.875 100,00 20.812.500.000 100,00
Tulang Bawang Barat 880 1.320.000.000 880 100,00 1.320.000.000 100,00
Mesuji 7.800 11.700.000.000 7.800 100,00 11.700.000.000 100,00
Tulang Bawang 4.750 7.125.000.000 4.750 100,00 7.125.000.000 100,00
Lampung tengah 445 667.500.000 445 100,00 667.500.000 100,00
8 Kalimantan Barat 17.905 26.857.500.000 17.266 96,43 25.899.735.000 96,43
Landak 4.000 6.000.000.000 4.000 100,00 6.000.000.000 100,00
Kapuas Hulu 1.500 2.250.000.000 961 64,04 1.440.900.000 64,04
Ketapang 1.400 2.100.000.000 1.400 100,00 2.100.000.000 100,00
Sambas 1.140 1.710.000.000 1.120 98,25 1.680.000.000 98,25
Sanggau 5.800 8.700.000.000 5.721 98,64 8.581.335.000 98,64
Sintang 1.515 2.272.500.000 1.515 100,00 2.272.500.000 100,00
Sekadau 550 825.000.000 550 100,00 825.000.000 100,00
Kubu Raya 2.000 3.000.000.000 2.000 100,00 3.000.000.000 100,00
9 Kalimantan Tengah 14.970 22.455.000.000 13.795 92,15 20.692.500.000 92,15
Barito Selatan 500 750.000.000 150 30,00 225.000.000 30,00
Barito Utara 1.200 1.800.000.000 1.200 100,00 1.800.000.000 100,00
VOLUME (Ha) ANGGARAN (Rp) FISIK % KEUANGAN %No. PROVINSI KABUPATEN
TARGET REALISASI
Kapuas 1.000 1.500.000.000 1.000 100,00 1.500.000.000 100,00
Kotawaringin Timur 200 300.000.000 200 100,00 300.000.000 100,00
Katingan 4.000 6.000.000.000 3.847 96,18 5.770.500.000 96,18
Seruyan 525 787.500.000 440 83,81 660.000.000 83,81
Gunung Mas 1.100 1.650.000.000 1.100 100,00 1.650.000.000 100,00
Pulang Pisau 4.325 6.487.500.000 3.742 86,52 5.613.000.000 86,52
Barito Timur 2.120 3.180.000.000 2.116 99,81 3.174.000.000 99,81
10 Kalimantan Selatan 3.237 4.855.500.000 2.812 86,87 4.218.150.000 86,87
Banjar 142 213.000.000 142 99,65 212.250.000 99,65
Hulu Sungai Selatan 500 750.000.000 500 100,00 750.000.000 100,00
Kotabaru 935 1.402.500.000 888 94,97 1.332.000.000 94,97
Tabalong 473 709.500.000 292 61,67 437.550.000 61,67
Tanah Laut 625 937.500.000 625 100,00 937.500.000 100,00
Tapin 437 655.500.000 241 55,13 361.350.000 55,13
Tanah Bumbu 75 112.500.000 75 100,00 112.500.000 100,00
Balangan 50 75.000.000 50 100,00 75.000.000 100,00
11 Kalimantan Timur 790 1.185.000.000 714 90,38 1.071.000.000 90,38
Berau 350 525.000.000 324 92,57 486.000.000 92,57
Kutai Kartanegara 85 127.500.000 85 100,00 127.500.000 100,00
Kutai Timur 355 532.500.000 305 85,92 457.500.000 85,92
12 Sulawesi Utara 4.735 7.102.500.000 4.534 95,75 6.800.394.370 95,75
Kepulauan Talaud 85 127.500.000 85 100,00 127.500.000 100,00
Bolaang Mongondow 3.850 5.775.000.000 3.714 96,46 5.570.469.150 96,46
Bolaang Mongondow Timur 115 172.500.000 115 100,00 172.500.000 100,00
Bolaang Mongondow Selatan 100 150.000.000 100 100,00 150.000.000 100,00
Bolaang Mongondow Utara 25 37.500.000 25 100,00 37.500.000 100,00
Minahasa 400 600.000.000 358 89,44 536.655.000 89,44
Minahasa Selatan 100 150.000.000 100 100,00 150.000.000 100,00
Minahasa Tenggara 60 90.000.000 37 61,97 55.770.220 61,97
VOLUME (Ha) ANGGARAN (Rp) FISIK % KEUANGAN %No. PROVINSI KABUPATEN
TARGET REALISASI
13 Sulawesi Tengah 4.962 7.443.000.000 4.742 95,56 7.112.500.000 95,56
Banggai 965 1.447.500.000 965 100,00 1.447.500.000 100,00
Buol 309 463.500.000 309 100,00 463.500.000 100,00
Morowali 375 562.500.000 375 100,00 562.500.000 100,00
Morowali Utara 725 1.087.500.000 722 99,59 1.083.000.000 99,59
Poso 2.000 3.000.000.000 2.000 100,00 3.000.000.000 100,00
Parigi Moutong 476 714.000.000 259 54,34 388.000.000 54,34
Tojo Una-Una 112 168.000.000 112 100,00 168.000.000 100,00
14 Sulawesi Selatan 12.440 18.660.000.000 12.427 99,89 18.639.951.500 99,89
Bone 1.400 2.100.000.000 1.387 99,07 2.080.514.000 99,07
Luwu 500 750.000.000 500 100,00 750.000.000 100,00
Luwu Utara 1.300 1.950.000.000 1.300 100,00 1.950.000.000 100,00
Pinrang 2.000 3.000.000.000 2.000 100,00 3.000.000.000 100,00
Kepulauan Selayar 250 375.000.000 250 100,00 375.000.000 100,00
Sidenreng Rappang 540 810.000.000 540 100,00 810.000.000 100,00
Wajo 4.300 6.450.000.000 4.300 100,00 6.450.000.000 100,00
Luwu Timur 1.400 2.100.000.000 1.400 100,00 2.100.000.000 100,00
Soppeng 300 450.000.000 300 100,00 450.000.000 100,00
Jeneponto 450 675.000.000 450 99,92 674.437.500 99,92
15 Sulawesi Tenggara 6.804 10.206.000.000 6.723 98,81 10.084.905.000 98,81
Buton Tengah 50 75.000.000 50 100,00 75.000.000 100,00
Konawe 1.128 1.692.000.000 1.172 103,94 1.758.630.000 103,94
Konawe Selatan 1.135 1.702.500.000 1.135 100,00 1.702.500.000 100,00
Konawe Utara 450 675.000.000 450 100,00 675.000.000 100,00
Kolaka 1.350 2.025.000.000 1.350 100,00 2.025.000.000 100,00
Kolaka Timur 1.255 1.882.500.000 1.175 93,61 1.762.275.000 93,61
Muna Barat 100 150.000.000 100 100,00 150.000.000 100,00
Bombana 1.336 2.004.000.000 1.291 96,63 1.936.500.000 96,63
16 Maluku 1.525 2.287.500.000 1.300 85,26 1.950.400.000 85,26
VOLUME (Ha) ANGGARAN (Rp) FISIK % KEUANGAN %No. PROVINSI KABUPATEN
TARGET REALISASI
Buru 325 487.500.000 317 97,52 475.400.000 97,52
Seram Bagian Timur 600 900.000.000 433 72,22 650.000.000 72,22
Maluku Tengah 600 900.000.000 550 91,67 825.000.000 91,67
17 NTB 7.392 11.088.000.000 7.355 99,50 11.033.025.000 99,50
Lombok Timur 687 1.030.500.000 817 118,95 1.225.800.000 118,95
Bima 2.755 4.132.500.000 2.726 98,96 4.089.450.000 98,96
Lombok Utara 750 1.125.000.000 730 97,28 1.094.400.000 97,28
Sumbawa 2.700 4.050.000.000 2.700 100,00 4.050.000.000 100,00
Sumbawa Barat 500 750.000.000 382 76,45 573.375.000 76,45
18 NTT 1.564 2.346.000.000 1.368 87,49 2.052.500.000 87,49
Kupang 257 385.500.000 256 99,62 384.045.000 99,62
Timor Tengah Selatan 100 150.000.000 100 100,00 150.000.000 100,00
Timor Tengah Utara 333 499.500.000 190 56,97 284.550.000 56,97
Manggarai 53 79.500.000 52 98,45 78.270.000 98,45
Sumba Barat 58 87.000.000 58 99,71 86.745.000 99,71
Sumba Timur 109 163.500.000 89 81,48 133.215.000 81,48
Rote Ndao 18 27.000.000 18 100,00 27.000.000 100,00
Manggarai Barat 46 69.000.000 46 100,00 69.000.000 100,00
Ende 55 82.500.000 27 48,42 39.950.000 48,42
Ngada 52 78.000.000 51 98,58 76.890.000 98,58
Sikka 7 10.500.000 7 98,43 10.335.000 98,43
Flores Timur 72 108.000.000 72 99,53 107.490.000 99,53
Manggarai Timur 180 270.000.000 180 100,00 270.000.000 100,00
Sabu Raijua 100 150.000.000 100 100,00 150.000.000 100,00
Malaka 124 186.000.000 123 99,47 185.010.000 99,47
19 Papua 6.265 9.397.500.000 6.055 96,65 9.082.500.000 96,65
Jayapura 250 375.000.000 250 100,00 375.000.000 100,00
Nabire 1.000 1.500.000.000 1.000 100,00 1.500.000.000 100,00
Keerom 700 1.050.000.000 490 70,00 735.000.000 70,00
VOLUME (Ha) ANGGARAN (Rp) FISIK % KEUANGAN %No. PROVINSI KABUPATEN
TARGET REALISASI
Mappi 200 300.000.000 200 100,00 300.000.000 100,00
Merauke 4.115 6.172.500.000 4.115 100,00 6.172.500.000 100,00
20 Bengkulu 140 210.000.000 63 45,00 94.500.000 45,00
Kaur 140 210.000.000 63 45,00 94.500.000 45,00
21 Maluku Utara 1.460 2.190.000.000 1.390 95,20 2.084.940.000 95,20
Halmahera Selatan 141 211.500.000 94 66,43 140.490.000 66,43
Halmahera Timur 241 361.500.000 220 91,29 330.000.000 91,29
Halmahera Barat 100 150.000.000 98 98,30 147.450.000 98,30
Pulau Morotai 651 976.500.000 651 100,00 976.500.000 100,00
Halmahera Utara 327 490.500.000 327 100,00 490.500.000 100,00
22 Bangka Belitung 9.579 14.368.500.000 5.012 52,32 7.517.850.000 52,32
Belitung 450 675.000.000 408 90,67 612.000.000 90,67
Bangka Barat 1050 1.575.000.000 682 64,95 1.023.000.000 64,95
Bangka Selatan 3980 5.970.000.000 2.056 51,67 3.084.600.000 51,67
Belitung Timur 1899 2.848.500.000 516 27,15 773.250.000 27,15
Bangka 2200 3.300.000.000 1.350 61,36 2.025.000.000 61,36
23 Gorontalo 500 750.000.000 495 99,05 742.875.000 99,05
Boalemo 90 135.000.000 90 100,00 135.000.000 100,00
Pohuwato 410 615.000.000 405 98,84 607.875.000 98,84
24 Kepulauan Riau 232 348.000.000 232 100,00 348.000.000 100,00
Natuna 132 198.000.000 132 100,00 198.000.000 100,00
Lingga 100 150.000.000 100 100,00 150.000.000 100,00
25 Papua Barat 2.172 3.258.000.000 1.952 89,87 2.928.000.000 89,87
Sorong 600 900.000.000 600 100,00 900.000.000 100,00
Manokwari 540 810.000.000 340 62,96 510.000.000 62,96
Fak-Fak 182 273.000.000 182 100,00 273.000.000 100,00
Raja Ampat 100 150.000.000 100 100,00 150.000.000 100,00
Teluk Bintuni 100 150.000.000 100 100,00 150.000.000 100,00
Teluk Wondama 150 225.000.000 130 86,67 195.000.000 86,67
VOLUME (Ha) ANGGARAN (Rp) FISIK % KEUANGAN %No. PROVINSI KABUPATEN
TARGET REALISASI
Sorong Selatan 100 150.000.000 100 100,00 150.000.000 100,00
Manokwari Selatan 400 600.000.000 400 100,00 600.000.000 100,00
26 Sulawesi Barat 4.260 6.390.000.000 4.147 97,35 6.220.560.000 97,35
Mamuju 1.000 1.500.000.000 1.000 100,00 1.500.000.000 100,00
Majene 350 525.000.000 324 92,69 486.615.000 92,69
Mamasa 150 225.000.000 150 100,00 225.000.000 100,00
Mamuju Utara 160 240.000.000 114 71,23 170.955.000 71,23
Mamuju Tengah 1.700 2.550.000.000 1.659 97,57 2.488.035.000 97,57
Polewali Mandar 900 1.350.000.000 900 100,00 1.349.955.000 100,00
27 Kalimantan Utara 932 1.398.000.000 467 50,16 701.190.000 50,16
Bulungan 725 1.087.500.000 409 56,37 612.990.000 56,37
Malinau 207 310.500.000 59 28,41 88.200.000 28,41