Laporan Bioteknologi
Click here to load reader
-
Upload
syarif-hidayat-amrullah -
Category
Documents
-
view
28 -
download
0
description
Transcript of Laporan Bioteknologi
Tugas KelompokMata Kuliah: Bioteknologi Dasar Makalah
Kecap
Oleh: Kelompok IX
Syarif Hidayat A. 071404092Jumriani 071404098
JURUSAN BIOLOGIFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR2010
A. PENDAHULUANKecap adalah cairan hasil fermentasi bahan nabati atau hewani berprotein
tinggi di dalam larutan garam. Kecap berwarna coklat tua, berbau khas, rasa asin dan
dapat mempersedap rasa masakan. Bahan baku kecap adalah kedelai atau ikan rucah.
Yang paling banyak diolah menjadi kecap adalah kedelai. Mula-mula kedelai
difermentasi oleh kapang (aspergillus sp dan Rhizopus sp) menjadi semacam tempe
kedelai, kemudian “tempe” ini dikeringkan dan direndam di dalam larutan garam.
Garam merupakan senyawa yang selektif terhadap pertumbuhan mikroba. Hanya
mikroba tahan garam saja yang tumbuh pada rendaman kedelai tersebut.
Mikroba yang tumbuh pada rendaman kedelai pada umumnya dari jenis
khamir dan bakteri tahan garam, seperti Zygosaccharomyces (khamir) dan
Lactobacillus (bakteri). Mikroba ini merombak protein menjadi asam-asam amino
dan komponen rasa dan aroma, serta menghasilkan asam. Fermentasi tersebut terjadi
jika kadar garam cukup tinggi, yaitu antara 15 sampai 20%. Kecap termasuk bumbu
makanan berbentuk cair, berwarna coklat kehitaman, serta memiliki rasa dan aroma
yang khas.
Kacang-kacangan dan biji-bijian seperti kacang kedelai, kacang tanah, biji
kecipir, koro, kelapa dan lain-lain merupakan bahan pangan sumber protein dan
lemak nabati yang sangat penting peranannya dalam kehidupan. Asam amino yang
terkandung dalam proteinnya tidak selengkap protein hewani, namun penambahan
bahan lain seperti wijen, jagung atau menir adalah sangat baik untuk menjaga
keseimbangan asam amino tersebut.
Kecap Kedelai
Kacang-kacangan dan umbi-umbian cepat sekali terkena jamur (aflatoksin)
sehingga mudah menjadi layu dan busuk. Untuk mengatasi masalah ini, bahan
tersebut perlu diawetkan. Hasil olahannya dapat berupa makanan seperti keripik, tahu
dan tempe, serta minuman seperti bubuk dan susu kedelai. Kedelai mengandung
protein 35 % bahkan pada varitas unggul kadar proteinnya dapat mencapai 40 - 43 %.
Dibandingkan dengan beras, jagung, tepung singkong, kacang hijau, daging, ikan
segar, dan telur ayam, kedelai mempunyai kandungan protein yang lebih tinggi,
hampir menyamai kadar protein susu skim kering.
Bila seseorang tidak boleh atau tidak dapat makan daging atau sumber protein hewani
lainnya, kebutuhan protein sebesar 55 gram per hari dapat dipenuhi dengan makanan
yang berasal dari 157,14 gram kedelai. Kedelai dapat diolah menjadi: tempe, keripik
tempe, tahu, kecap, susu, dan lain-lainnya. Proses pengolahan kedelai menjadi
berbagai makanan pada umumnya merupakan proses yang sederhana, dan peralatan
yang digunakan cukup dengan alat-alat yang biasa dipakai di rumah tangga, kecuali
mesin pengupas, penggiling, dan cetakan.
Tabel 1. Komposisi Kedelai per 100 gram Bahan
KOMPONEN KADAR (%)
Protein 35-45
Lemak 18-32
Karbohidrat 12-30
Air 7
Kecap Kedelai
Tabel 2. Perbandingan Antara Kadar Protein Kedelai Dengan Beberapa Bahan
Makanan Lain
BAHAN MAKANAN PROTEIN (% BERAT)
Susu skim kering 36,00
Kedelai 35,00
Kacang hijau 22,00
Daging 19,00
Ikan segar 17,00
Telur ayam 13,00
Jagung 9,20
Beras 6,80
Tepung singkong 1,10
B. SEJARAHCara pengolahan kecap diduga berasal dari daratan Cina, ditemukan lebih
dari 3000 tahun yang lalu. Selanjutnya masuk ke Jepang dan negara lain di Asia,
termasuk Indonesia. Saat ini industri kecap terbesar terdapat di Jepang, yaitu
Kikkoman, dengan jenis kecap yang dihasilkan adalah shoyu dan tamari.
Penerimaan masyarakat tertinggi terhadap kecap terjadi di Amerika
Serikat. Hal ini dibuktikan oleh produksi kecap di AS yang mencapai 17,85 juta
liter per tahun. Diperkirakan total konsumsi tahunan kecap di AS sekitar 43,35
juta liter per tahun. Karena rasanya yang khas dan sangat disukai, kecap cepat
dikenal di berbagai negara, terutama di negara belahan Timur dengan berbagai
nama dan modifikasi dari segi penampakan, cita rasa, dan komposisinya. Kecap
(soy sauce) dikenal di berbagai negara dengan nama yang berbeda. Misalnya
Kecap Kedelai
shoyu di Jepang, chiang-yu (Cina), kanjang (Korea), toyo (Filipina), dan see-ieu
(Thailand).
Penggunaan kecap sebagai bumbu penyedap telah lama dikenal luas oleh
masyarakat Indonesia. Sulit kita membayangkan bagaimana rasanya gado-gado,
sate kambing, bubur ayam, dan masakan lainnya tanpa kehadiran kecap di
dalamnya.
Berkembangnya industri makanan, terutama industri mi instan, yang
menggunakan kecap sebagai salah satu komponen bumbu, turut mendorong
berkembangnya industri kecap di Indonesia. Kecap juga dikenal di AS sebagai
bumbu makanan nonoriental, seperti steak, burger, dan barbeque.
C. ALAT DAN BAHAN
1. BAHAN
a. Kedelai (putih atau hitam) 1 kg
b. Jamur tempe 3 gram
c. atau daun usar 1 lembar
d. Daun salam 2 lembar
e. Sereh 1 batang pendek
f. Daun jeruk 1 lembar
g. Laos ¼ potong
h. Pokak 1 sendok teh
i. Gula merah 6 kg
j. Air (untuk melarutkan gula merah) 1 ½ liter
k. Garam dapur 800 gram untuk 4 liter air
2. ALAT
a. Panci
b. Tampah (nyiru)
c. Kain saring
d. Sendok pengaduk
e. Botol yang sudah disterilkan
Kecap Kedelai
D. CARA PEMBUATAN
a. Cuci kedelai dan rendam dalam 3 liter air selama satu malam. Kemudian
rebus sampai kulit kedelai menjadi lunak, lalu tiriskan di atas tampah dan
dinginkan;
b. Beri jamur tempe pada kedelai yang didinginkan. Aduk hingga rata dan
simpan pada suhu ruang (25 - 300C) selama 3-5 hari;
c. Setelah kedelai ditumbuhi jamur yang berwarna putih merata, tambahkan
larutan garam. Tempatkan dalam suatu wadah dan biarkan selama 3-4
minggu pada suhu kamar (25-30 0C). Batas maksimum proses penggaraman
adalah dua bulan;
d. Segera tuangkan air bersih, masak hingga mendidih lalu saring;
e. Masukkan kembali hasil saringan, tambah gula dan bumbu-bumbu. Bumbu
ini (kecuali daun salam, daun jeruk dan sereh) disangrai terlebih dahulu
kemudian digiling halus dan campur hingga rata.
Penambahan gula merah untuk:
Kecap manis : tiap 1 liter hasil saringan membutuhkan 2 kg gula merah
Kecap asin : tiap 1 liter hasil saringan membutuhkan 2 ½ ons gula
merah
f. Setelah semua bumbu dicampurkan ke dalam hasil saringan, masak sambil
terus diaduk-aduk. Perebusan dihentikan apabila sudah mendidih dan tidak
berbentuk buih lagi;
g. Setelah adonan tersebut masak, saring dengan kain saring. Hasil saringan
yang diperoleh merupakan kecap yang siap untuk dibotolkan.
Catatan :
1) Pemberian jamur harus sesuai jumlahnya dengan banyaknya kedelai, agar
tidak menimbulkan kegagalan jamur yang tumbuh.
2) Setelah direbus dan ditiriskan, kedelai harus didinginkan dengan sempurna.
Bila tidak, jamur yang ditebarkan diatasnya akan mati.
Kecap Kedelai
3) Bahan baku untuk pembuatan kecap, selain dari kacang kedelai dapat juga
dari biji kecipir, dengan proses pembuatan yang sama.
E. MANFAAT
Secara tradisional, kecap dibuat dengan proses fermentasi, yaitu
menggunakan jasa mikroorganisme kapang, khamir, dan bakteri untuk mengubah
senyawa makromolekul kompleks yang ada dalam kedelai (seperti protein,
lemak, dan karbohidrat) menjadi senyawa yang lebih sederhana, seperti peptida,
asam amino, asam lemak dan monosakarida.
Adanya proses fermentasi tersebut menjadikan zat-zat gizi dalam kecap
menjadi lebih mudah dicerna, diserap, dan dimanfaatkan oleh tubuh. Dari aspek
gizi, kecap merupakan sumber protein yang cukup baik karena mengandung
asam-asam amino esensial yang cukup tinggi. Kecap mengandung pula zat gizi
lain, seperti lemak, karbohidrat, vitamin, dan mineral yang jumlahnya relatif
lebih rendah dibandingkan dengan protein. Namun, karena tujuan utama
pemakaian kecap adalah sebagai penyedap makanan, pemakaian kecap dalam
masakan sehari-hari tidaklah terlalu banyak.
Dari segi nilai gizi, kecap tidak akan memberikan sumbangan berarti
karena tidak dikonsumsi dalam jumlah banyak setiap harinya. Hanya saja, Anda
jangan lupa, bahwa karena kecaplah maka berbagai masakan menjadi lebih
sedap, sehingga selera makan kita meningkat. Jadi, bukan dari kecapnya kita
mendapatkan tambahan nilai gizi, tetapi dari makanan yang berbumbu kecap
tersebut. Dengan demikian, kecap memberikan andil yang cukup besar dalam
meningkatkan asupan zat gizi dalam kehidupan kita sehari-hari.
Hal yang paling menarik dalam perkembangan industri kecap belakangan
ini adalah adanya upaya peningkatan nilai gizi oleh produsennya. Kecap sebagai
produk dalam bentuk cair memberikan kemudahan dalam fortifikasi
(pengkayaan) beberapa zat gizi.
Ke dalam kecap dapat ditambahkan zat gizi mikro yang sangat penting
bagi kesehatan, seperti mineral iodium, zat besi, dan vitamin A. Ketiga zat gizi
Kecap Kedelai
mikro tersebut sangat perlu ditambahkan, mengingat masih banyaknya masalah
gizi akibat kekurangan zat-zat tersebut.
Kecap yang telah difortifikasi dengan mineral iodium, zat besi, dan
vitamin A, saat ini dengan mudah dapat kita jumpai di pasaran. Hal ini tentu
memberikan sumbangan yang sangat berarti bagi pengentasan pelbagai masalah
yang menyangkut gizi. Misalnya gangguan akibat kekurangan iodium (GAKI),
anemia gizi akibat defisiensi zat besi, kekurangan vitamin A yang berdampak
luas terhadap pemeliharaan sistem penglihatan (mencegah masalah kebutaan),
serta peningkatan sistem pertahanan tubuh terhadap serangan berbagai penyakit
infeksi.
Kecap Kedelai