Laporan Biologi Acara 5
-
Upload
aisyah-fathirin-nuril-jannah -
Category
Documents
-
view
233 -
download
1
description
Transcript of Laporan Biologi Acara 5
LAPORAN BIOLOGI
ACARA V
KEANEKARAGAMAN ORGANISME
HEWAN DAN TUMBUHAN
Nama : Tiofani Indraswari
Nim : 120210101050
Kelas : B
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
Semester Genap 2012-2013
LAPORAN
ACARA V
1. Judul: Keanekaragaman Organisme Hewan dan Tumbuhan
2. Tujuan:
~ Mahasiswa bisa menjelaskan struktur morfologi hewan invertebrata
dan vertebrata
~ Mahasiswa bisa menjelaskan struktur morfologi beraneka ragam
tumbuhan dari tingkat rendah sampai tingkat tinggi
3. Dasar Teori
Untuk memahami bermacam-macam organisme yang hidup diperlukan
pengertian tentang sistem klasifikasi. Keadaan dimana orang mulai membedakan
satu organisme dari organisme lain ini merupakan tingkat permulaan dari suatu
klasifikasi. Dengan demikian klasifikasi mulai muncul pada saat manusia
memulai hidupnya di alam ini. Karena manusia memerlukan hewan dan tumbuh-
tumbuhan sebagai sumber makanannya, untuk mempertahankan kelangsungan
hidupnya, mereka harus mengenal apa yang dapat dimakan, apa yang tidak dapt
dimakan. Mereka lalu memberikan nama kepada hewan-hewan atau organise
yang dikenalnya dengan membeda-bedakan antara satu organisme dari
organisme yang lain(Radiopoetro,1981:136).
Hewan dibedakan menjadi 2 yaitu avertebrata (hewan tak bertulang
belakang) dan vertebrata (hewan bertulang belakang).
Phylum 1: Protozoa adalah hewan bersel satu yang hanya dapat dilihat
dengan menggunakan mikroskop. Antony Van Leeuwenhoek adalah orang yang
pertama-tama membuat deskripsi tentang protoplasma yang kita kenal sebagai
bentuk yang sederhana dari kehidupan hewan. Protozoa ditemukan di air yang
menggenang, danau, dan laut (Kaligis,1986:2.33)
Protoplasma dari sel Protozoa dapat mengadakan modifikasi-modifikasi
atau penonjolan-penonjolan yang dapat bersifat sementara atau tetap.
Penonjolan yang bersifat sementara, misalnya penonjolan-penonjolan yang
berfungsi seperti kaki (pseudopoda). Sel-sel yang demikian ini dikatakan bersifat
ameboid. Satu organisme mungkin dapat bersifat ameboid, flagellat, cyste atau
plasmodium. Oleh karena itu pembagian hewan-hewan dalam klas didasarkan
pada fase yang paling menonjol di dalam siklus hidupnya. Hal ini disebabkan
karena ada golongan tertentu yang selalu bersifat ameboid, yang lain selalu
cenderung membentuk plasmodia, dan ada golongan lain lagi yang mempunyai
flagellum atau cilia sebagai karakteristiknya (Radiopoetro,1981:144).
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka dibedakan 5 kelas Protozoa
yaitu:
1. Rhizopoda (Rhiza= akar, podium= kaki). Rhizopoda ini ada pula yang
menyebut Sarcodina (Sarkodes = berdaging). Rhizopoda adalah golongan
Protozoa dimana terutama ada fase ameboid; yaitu hewan selalu membentuk
kaki-kai (pseudopodia) seperti akar. Pada beberapa fase seringkali timbul
flagellum, sedang pembentukan cyste juga seringkali terjadi.
2. Mycetozoa (Mycetes= jamur; zoion= hewan). Mycetozoa adalah golongan
Protozoa terrestrial di mana fase plasmodium merupakan ciri khas dalam
hidupnya. Sedang pembentukan cyste juga terjadi.
3. Mastigophora (Mastik= cambuk; phorous= mengandung). Mastigophora ini
lebih sering disebut Flagellata (Flagellum= cambuk). Mastigophora adalah
golongan Protozoa di mana adanya flagellum merupakan ciri khasnya, tetapi
bentuk cyste dan ameboid seringkali juga terjadi.
4. Sporozoa (Spora= benih; zoion= hewan). Sporozoa adalah golongan Protozoa
yang bersifat parasiter di mana pada yang dewasa tidak mempunyai alat gerak
khusus. Dalam siklus hidupnya membentuk sporae. Fase flagellat dan fase
ameboid mungkin juga ada sedangkan fase cyste hampir selalu ada.
5. Ciliophora (cilium=rambut, bulu; phorous= mengandung). Ciliophora adalah
golongan Protozoa yang bercilia pada waktu mudanya atau sepanjang hidupnya
(Radiopoetro,1981:144-145).
Phylum 2: Porifera (porous= lubang, fera= mengandung).
Bentuk tubuh phylum ini seperti piala (jambangan), globuler atau
bercabang-cabang, sebagian besar bilateral simetri, warna tubuh bermacam-
macam. Dinding tubuh berlubang-lubang sesuai dengan namanya (pori=lubang-
lubang). Sebagian besar hidup di laut, satu ujung memanjang dan melekat pada
dasar laut, sedang ujung lain bebas mengandung satu lubang besar yang disebut
osculum. Contoh hewan ini adalah binatang Spons (spongia, spongilia), dan
Scypha (Suntoro,1994:1.18)
Phylum 3: Coelentrata (Cnidaria).
Bentuk tubuh radial simetri, hidup soliter atau membentuk koloni. Hewan
ini berbentuk polyp silindris yang sessil atau tidak sessil (mengapung bebas)
yang lazim disebut medusa. Medusa berbentuk seperti lonceng mengandung
banyak gelatin. Contoh hewan ini adalah Hydra (dalam air tawar, soliter atau
medusa), dan Obelia (sessil, koloni) (Suntoro,1994:1.19).
Phylum 4: Platyhelmintes (platys= pipih, helmins=cacing).
Bentuk tubuh: bilateral simetri, lunak, dan tipis seperti pita. Permukaan
tubuh tertutup oleh cilia atau cuticula. Contoh hean ini: Planaria, Fasciola
hepatica, Taenia solium (Suntoro,1994:1.19).
Cacing seperti ini perkembangannya kurang maju dibandingkan dengan
cacing-cacing lainnya karena saluran pencernaanya hanya mempunyai satu
lubang, pengambilan makanan dan pengeluaran zat-zat sisanya terjadi melalui
lubang tersebut (Kaligis,1986:2.34).
Phylum 5: Nemathelmintes (nema= benang, helmins= cacing).
Bentuk tubuh: bilateral simetri, bulat panjang atau silindris atau filiformis
dengan ujung bulat atau berbentuk conus. Tubuh tidak bersegmen-segmen, ada
yang parasitis ada yang hidup bebas. Contoh hewan ini adalah: Ascaris, Filaria,
dan Ankylostoma (Suntoro,1994:1.19).
Phylum 6: Annelida (annulus= cicin, oidos= bentuk).
Bentuk tubuh: bilateral simetri, bersegmen-segmen. Tubuh lunak, panjang.
Hidup di dalam tanah yang lembab, dalam laut, dan dalam air tawar. Pada
umumnya Annelida hidup bebas, tetapi ada pula yang bersifat parasit
padaVertebrata. Tubuh tertutup oleh cuticula yang merupakan hasil sekresi dari
epidermis. Termasuk pada phylum ini, ialah Lumbricus terrestris (cacing tanah)
dan Hirudo medicinalis (Lintah) (Suntoro,1994:1.19-1.20).
Phylum 7: Echinodermata (Echinos= duri, derma= kulit).
Bentuk tubuh: radial simetri, biasanya ada 5 bagian radial yang
mengelilingi suatu axis yang melewati mulut. Tubuh tidak bersegmen, tertutup
oleh epidermis ada yang dilengkapi dengan spina pada permukaan tubuhnya.
Contoh hewan ini adalah Asteroidea (bintang laut), Echinoidea (misal bintang
mengular) dan Holothuroidea (ketimun laut) (Suntoro,1994:1.19).
Echinodermata mempunyai kulit berduri, mempunyai jaringan saraf, tetapi
tidak mempunyai otak (Kaligis,1986:2.34).
Phylum 8: Mollusca (mollis= lunak).
Bentuk tubuh: bilateral simetri, tubuh lunak tidak bersegmen. Keadaan
tubuh yang lunak inilah yang merupakan dasar pemberian nama phylum ini yaitu
Mollusca dari kata mollis yang artinya lunak. Termasuk di dalam phylum ini
ialah: Achatina fulica (bekicot), Pelecypoda (misal kerang), Cephalopoda (misal
cumi-cumi) (Suntoro,1994:1.19).
Phylum 9: Arthropoda (arthron= bersendi-sendi, podes=kaki).
Hewan-hewan yang tercakup dalam phylum Arthropoda memiliki anggota
badan atau extremitas yang bersendi-sendi. Bentuk tubuh simetri, tubuh
bersegmen-segmen. Segmentasi di sini berbeda dengan segmentasi pada
Annelida. Pada Annelida segmentasi meliputi seluruh alat-alat tubuh disebut
homonom. Sedang segmentasi pada Arthropoda hanya segmentasi luar saja, dan
disebut heteronom (Suntoro,1994:1.20).
Spesies dari phylum ini paling banyak sekitar 70.000 telah
diidentifikasikan. Merupakan avertebrata yang paling kompleks. Sifat-sifat dari
phylum ini adalah mempunyai 3 pasang atau lebih kaki tambahan. Kelas dari
phylum ini adalah Crustacea, Myriapoda, Arachnoidea dan Insecta.
Kelas 1: Crustacea
Sering disebut udang karang. Kepala dan dadanya berhubungan menjadi satu;
bernafas dengan insang; meliputi tubuhnya terdapat kulit yang keras;
mempunyai lima pasang kaki dan dua pasang antena atau alat peraba.
Kelas 2: Myriapoda (Diplopoda)
Berbentuk seperti cacing, berkaki banyak. Hewan kecil ini mempunyai
eksoskelet yang lunak. Tiap-tiap segmen dari tubuh mempunyai satu atau dua
pasang kaki.
Kelas 3: Arachnoidea
Tubuhnya terdiri atas dua bagian. Bagian kepala dan dada yang menjadi satu
bagian perut atau abdoman. Mempunyai empat pasang kaki. Kalajengkin, laba-
laba, kutu, dan kepiting termasuk kelas Arachnoidea. (Kaligis,1986:2.35)
Kelas 4: Insecta
Insecta ialah Arthropoda yang memiliki penyesuaian terhadap kehidupan di darat
dengan modifikasi dalam bentuk tubuh dan fisiologinya. Penyesuaian yang
sedemikian jauh itu tidak lain karena adanya kemampuan untuk membatasi
jumlah air yang hilang dari tubuhnya, hal ini mungkin karena insecta memiliki
cuticula yang berlapis lilin, sehingga menjadikan tahan air. Dibanding kan
dengan Crustacea tubuh insecta lebih ringan, karen akekuatan exoskeleton tidak
diperoleh dari impregnasi garam-garam kapur melainkan dari protein yang
mengikat tannin (Radiopoetro,1981:320-321).
Kelas 5: Chilopoda
Hewan-hewan yang termasuk kelas ini tubuhnya ialah pipih dorsoventral, dan
terdiri dari lima belas hingga seratus tujuh puluh tiga segment, masing-masing
dilengkapi dengan extremitas kecuali dua segment yang terakhir dan satu
segment tepat di belakang caput. Segment yang ada di tepi caudal dari caput
dilengkapi dengan sepasang cakar racun yang disebut pedes maxillares; dengan
ini serangga-serangga, cacing-cacing, molluska, dan hewan-hewan kecil lainnya
dimatikan untuk makanannya. Antennae ialah panjang terdiri dari dua belas
segment atau lebih (Radiopoetro,1981:342).
Phylum Chordata
Semua hewan yang termasuk dalam phylum ini mempunyai chorda
dorsalis, baik hal itu ada sampai dewasa atau hanya ada sementara, yaitu pada
saat masih embrio dan berfungsi sebagai alat penyokong tubuh.
Menurut letak dan perkembangan chorda dorsalis, phylum chordata dibagi
menjadi 4 subphylum yaitu:
1. Hemi chordata
2. Cephalochordata
3. Urochordata = Tunicata
4. Vertebrata
Hemichordata, Cephalochordata, Urochordata sering bersama-sama disebut
Protochordata.
Para zoolog berpendapat bahwa Hemichordata adalah chordata yang paling
rendah tingkatannya. Sebagai contoh dari golongan ini adalah Balanoglossus
kowalevski, yaitu hewan marine yang bentuknya seperti cacing dan hidup dengan
cara menggali lubang di tanah. Tubuh dibagi menjadi 3 bagian yaitu; proboscis,
collare, dan batang badan yang memanjang.
Cephalochordata, mempunyai 2 genera dengan ± 20 spesies. Genera yang
paling banyak anggotanya adalah Branchiostoma, dan yang paling terkenal dari
genera ini adalah Amphioxus. Amphioxus adalah hewan marine yang kecil,
panjang ± 5 cm. Hewan ini bersifat sessil, sebagian tubuhnya terpendam dalam
pasir dasar laut dengan ujung anteriornya menjulang keluar. Selama hidupnya
semitransparan.
Urochordata, tidak mempunyai fungsi ekonomis yang penting.
Kebanyakan hewan dari golongan ini bersifat sessil. Pada saat stadium larva
berenang bebas, kemudian melekatkan diri atau mengikatkan diri pada batu
karang atau yang lain. Chorda dorsalis hanya terbatas pada daerah ekor. Contoh
hewan yang termasuk phylum ini ialah Molgula manhattensis, panjang ± 2,5 cm;
bentuk tubuh oval dan mempunyai 2 lubang (siphon) yaitu siphon excurent dan
siphon incurrent (Suntoro,1994:1.20-1.21).
Phylum Vertebrata atau Craniata merupakan subphylum yang paling
dikenal dan paling dominan, mempunyai sistem yang sudah maju
perkembangannya dengan otak yang besar diliputi oleh rongga tengkorak.
Mempunyai endoskelet yang terdiri atas (1) Axial skelet termasuk tengkorak dan
tulang belakang dan (2) Appendecular skelet termasuk gelang bahu (pectoral)
dan gelang panggul (pelvic) dengan tambahan-tambahannya. Mempunyai
jantung yang beruang-ruang dan sistem sirkulasi yang sudah maju beserta darah
merahnya.
Terdapat sumsum tulang belakang (medulla spinalis). Terdapat 2 rongga
badan, satu berisi sistem syaraf, yang satu lagi berisi organ-organ yang lainnya.
Pada semua vertebrata di daerah kepalanya terdapat mata, telinga dan hidung.
Vertebrata terdiri atas 5 kelas ialah:
1) Ikan (pisces)
2) Amfibi (amphibia)
3) Reptil (reptilia)
4) Burung (aves)
5) Hewan menyusui (mamalia)
Manusia termasuk dalam kelas mamalia. Pembagian vertebrata ini adalah atas
dasar suhu badan, cara bernafas, mekanisme reproduksi, dan alat pelindung
tubuh.
Kelas 1: Pisces
Pisces hidup di air tawar atau laut; merupakan hewan berdarah dingin dengan
jantung beruang dua. Tubuhnya diliputi oleh sisik yang berlumpur dan
mempunyai skelet dari tulang. Pada satu ketika ikan dapat menghasilkan telur
beribu-ribu. Fertilisasi terjadi ekstern. Ikan bernafas dengan insang, menerima
oksigen dari udara yang larut di dalam air. Ikan juga mempunyai gelembung
udara. Gelembung ini berisi udara dan menolong ikan dalam mengapung dan
menjaga keseimbangan.
Kelas 2: Amphibia
Nama ini diambil dari kenyataan bahwa hewan-hewan ini hidup dalam bentuk
larva di dalam air, dan sesudah dewasa dapat hidup di darat. Amphibia berdarah
dingin. Fertilisasi terjadi ekstern, telurnya diletakkan dalam air. Dari bentuk
larva kemudian berubah menjadi bentuk kecebong. Amphibia dewasa
mempunyai jantung dengan tiga ruangan dan kulit yang telanjang. Organ
pernafasan berubah dari insang menjadi paru-paru. Amphibia dewasa masih
dapat hidup di air atau sekitarnya, tetapi kemampuan untuk hidup di darat
merupakan suatu kemajuan jika dibandingkan dengan ikan. Di samping Katak
(Rana), terdapat pula Kodok ( Bufo) dan Salamander.
Kelas 3: Reptilia
Reptil adalah hewan berdarah dingin. Proses perkembangannya tidak melalui
tingkatan kecebong. Beberapa reptilia ada yang hidup di air, tetapi sebagian
besar hidup di darat. Fertilisasi terjadi intern, berarti di dalam tubuh hewan
betina. Dalam beberapa hal ada yang melahirkan, ada pula melalui telur yang
ditetaskan. Sepanjang hidup, reptil bernafas dengan paru-paru. Jantung beruang
3, kecuali buaya 4 ruang. Kulit dilapisi sisik.
Kelas 4: Aves
Aves merupakan kelas pertama yang berdarah panas. Suhu badan tetap, berarti
tidak mempengaruhi oleh keadaan luar. Bernafas dengan paru-paru; jantung
beruang 4; kulitnya berbulu dan kakinya bersisik; mempunyai sayap; paruh tidak
bergigi; kebanyakan dapat terbang; telur diliputi oleh kulit telur.
Kelas 5: Mamalia
Mamalia merupakan kelas yang paling maju dalam perkembangannya; berdarah
panas; jantung beruang 4; bernafas dengan paru-paru; mempunyai rambut,
dinding diafragma, dan 7 ruas tulang leher. Terdapat suatu ordo di Australia
yang disebut Platypus yang bertelur di sungai. (Kaligis,1986:2.35-2.37)
Tumbuhan berdasarkan kerumitan tingkat organisasi tubuhnya
digolongkan menjadi beberapa divisi yaitu mulai yang paling rendah sampai
tingkatan yang paling tinggi, mulai dari Schyzophyta, Bryophyta, Pterydophyta
dan Spermatophyta. Dalam klasifikasi terbaru tumbuhan berbiji (Spermatophyta)
dibagi menjadi 2 divisi yang baru yaitu Pinophyta (dulu Gymnospermae) dan
Magnoliophyta (dulu Angiospermae). Tumbuhan alga termasuk ke dalam divisi
Schyzophyta, tumbuhan lumut termasuk ke dalam divisi Bryophyta, tumbuhan
paku-pakuan termasuk ke dalam Pterydophyta, sedangkan tumbuhan berbiji
terbuka termasuk ke dalam Pinophyta, tumbuhan berbiji tertutup, yang meliputi
golongan tumbuhan dikotil dan monokotil, termasuk ke dalam divisi
Magnoliophyta. (Tim Dosen Pembina,2013)
Schyzophyta dipandang sebagai golongan tumbuhan yang memiliki tingkat
perkembangan yang paling rendah. Tubuhnya hanya terdiri atas satu sel atau
unicelluler dengan ukuran yang sangat kecil, sehingga sukar untuk dapat dilihat
dengan mata telanjang. Inti sel dan plastidanya belum tampak nyata, bila ada zat
warna, zat warna itu terdapat dalam plasmanya. Tubuhnya yang terdiri atas satu
sel ini dapat berkelompok yang disebut koloni. Koloni-koloni masih dapat kita
lihat dengan mata telanjang.
Semua tumbuhan dalam golongan ini berkembang biak dengan membelah
diri. Hal ini merupakan ciri yang khas sehingga golongan ini disebut golongan
tumbuhan belah atau schyzophyta.
Tumbuhan belah dapat dibedakan menjadi dua golongan:
a. Ganggang belah (Schizophyceae) atau ganggang biru (Cyanophyceae) atau
ganggang lendir (Myxophyceae) karena dalam pengamatan nampak hijau
kebiru-biruan.
b. Bakteri (Bacteria) atau jamur belah (Schyzomycetes) yang umumnya tidak
berzat warna. (Kaligis,1986:2.22)
Bryophyta terdiri atas tiga kelompok yang masih ada saat ini: lumut
(moss), lumut hati (liverwort), dan lumut tanduk (hornwort). Walaupun
bryophyta telah mengevolusikan sejumlah struktur pelindung, bryophyta tidak
terlalu cocok untuk hidup di darat. Bryophyta memerlukan lingkungan yang
lembab, terutama untuk siklus reproduksinya. Walaupun prosesus pada “akar”-
nya mirip dengan akar tumbuhan tingkat tinggi, dan bahkan memiliki sisik-sisik
yang dipadati klorofil, jelas kalau bryophyta hanya sebuah tahapan dalam
evolusi tumbuh-tumbuhan darat yang lebih tinggi. Bryophyta lebih umum
ditemukan di daerah-daerah beriklim hangat daripada di daerah-daerah yang
dingin, atau bahkan beriklim sedang.
Lumut lebih banyak jumlahnya dan lebih mudah terlihat daripada
Bryophyta yang lainnya (bryo berarti “lumut”). Karena tak memilki struktur-
struktur penyokong internal seperti tumbuhan tingkat tinggi, lumut cenderung
menyebar secara ekstensif tetapi tumbuh sangat dekat dengan tanah. Seperti
bryophyta lainnya, lumut menunjukkan generasi gametofit (haploid) yang
dominan dan generasi sporofit (diploid) yang memilki sifat ketergantungan.
Kebanyakan lumut bersifat diesis (diecious) atau berumah dua (memilki jenis
kelamin yang terpisah), tetapi sebagian bersifat monoesis (monoecious) atau
berumah satu (kedua jenis kelamin ada pada talus atau tubuh tumbuhan yang
sama). (Fried,1999:334)
Paku-pakuan (Pterydophyta) adalah tumbuhan tak berbiji yang paling
ekstensif dan banyak jumlahnya. Paku-pakuan terdiri atas lebih dari 12.000
spesies berbeda. (Fried,1999:337)
Pada paku-pakuan, fase dominannya adalah generasi sporofit. Gametofit
ditemukan sebagai protalus berbentuk hati yang sulit dilihat. Protalus sangat
tipis dan memiliki belahan di ujungnya yang lebih lebar. Paku-pakuan bersifat
monoesis (monoecious) atau berumah tunggal. Masing-masing tumbuhan
memiliki kedua organ kelamin, jantan dan betina, sekaligus. Arkegonium
tumbuh di dekat belahan pada protalus, sedangkan anteridia terbentuk di antara
rizoid, struktur serupa rambut yang melekatkan gametofit ke substrat tanah.
Tidak ada mangkok gemma atau struktur-struktur aseksual yang paralel.
Sperma yang dilepaskan dalam anteridia harus berenang ke sel-sel telur,
yang tereletak di dalam arkegonium. Sel telur yang terfertilisasi berkembang
menjadi sporofit yang, seperti Marchantia, parasitik pada awalnya terhadap
jaringan arkegonium. Tak lama, tumbuh akar sejati dari sporofit yang meluas
menjauhi tumbuhan induk, dan tumbuh pula batang dan daun yang melampaui
gametofit. Sporofita paku-pakuan dewasa pun telah terbentuk.
Pada bagian bawah sebagian besar daun paku-pakuan, atau pada sporofit
termodifikasi, sel-sel induk spora diploid mengalami meiosis menjadi tetrad
spora yang dikenal sebagai sporangia (kotak spora). Sporangia terakumulasi
dalam kelompok-kelompok melingkar yang disebut sorus (jamak: sori), yang
tampak jelas pada penghujung musim tumbuh pada daerah-daerah berzona
temperat. Seiring mengeringnya sporangia, sebuah sabuk berdinding tebal yang
tersusun atas sel-sel (annulus) yang membungkus sebagian sporangium
melenting keluar, lalu kembali lagi, dan melepaskan spora dalam jumlah besar.
Siklus pun lengkap ketika masing-masing spora bergerminasi (berkecambah)
menjadi protalus haploid baru. (Fried,1999:135-136)
Spermatophyta merupakan tumbuhan cormus, berarti telah mempunyai
akar, batang, dan daun dan umumnya telah mempunyai bunga dan buah. Biji
adalah suatu bagian tumbuhan yang menjadi alat perkembangbiakan, di
dalamnya terdapat calon individu baru yang berupa lembaga (embrio). Oleh
karena adanya embrio, tumbuhan biji juga disebut Embryophyta Siphonogoma
(tumbuhan yang berlembaga dan perkawinannya melalui suatu tabung).
Tergantung dari letak bakal biji inilah ahli botani membagi tumbuhan biji
menjadi dua golongan yaitu:
1) Tumbuhan biji terbuka (Gymnospermae) apabila bakal biji letaknya terbuka
dan tidak terlindung oleh daun-daun buah yang membentuk putik.
2) Tumbuhan biji tertutup (Angiospermae) apabila bakal biji letaknya terkurung
di dalam bakal buah.
Tumbuhan biji terbuka (Gymnospermae) tergolong tumbuhan ini adalah
pohon damar (Agathis alba), Tusam (Pinus merkusii), Pakis haji (Cycas
rumphii) dan melinjo (Gnetum gnemon).
Alat reproduksi Gymnospermae kebanyakan berupa strobilus yang
biasanya berbentuk seperti kerucut (conus). Strobilus jantan sangat besar yang
menghasilkan tepung sari, sedang strobilus betina juga besar yang menghasilkan
bakal buah. Strobilus betina berupa suatu daun buah (macrosphorophyl) yang
menyerupai tangkai yang agak pipih. Pada tepi daun buah terdapat lekukan yang
berisi bakal biji (ovula). Ini berarti bakal biji tidak tertutup oleh daun buah.
Strobilus jantan berupa suatu tongkol dengan bagian kepalanya berbentuk kubah
(microsporangium). Penyerbukan terjadi melalui angin.
Tumbuhan biji tertutup (Angiospermae) merupakan golongan tumbuhan
yang hidup dalam era geologik sampai saat ini. Tumbuhan Angiospermae
meliputi kira-kira 300 familia dan lebih dari 300.000 spesies.
Bakal biji angiospermae tertutup oleh suatu badan yang berasal dari daun
buah (carpellum) yang disebut bakal buah (ovarium). Kemudian bakal buah
dengan bagian-bagian lain dari bunga misalnya dengan calyx tumbuh menjadi
buah (fructus) dan bakal biji (ovulum) tumbuh menjadi biji (semen).
Berdasarkan keping bijinya (cotyledon) tumbuhan angiospermae dibagi
menjadi dua golongan yaitu tumbuhan biji belah (Dicotyledoneae) dan tumbuhan
biji tunggal (Monocotyledoneae).
(1) Golongan Dicotyledoneae
a. Ciri-ciri Morfologik
- Mempunyai susunan akar tunggang.
- Batang kebanyakan bercabang-cabang.
- Kedudukan daun pada batang atau cabang, tersebar, berhadapan
atau berkarang.
- Tulang daun menyirip atau menjari.
- Bagian-bagian bunga berjumlah 2,4,5, atau kelipatannya.
b. Ciri-ciri anatomik:
- Batang dan akar mempunyai lapisan kambium.
- Berkas pengangkutannya pada batang tersusun dalam lingkaran
dengan xylem di sebelah dalam dan phloem di sebelah luar dan di
antaranya terdapat kambium.
(2) Golongan Monocotyledoneae
a. Ciri-ciri Morfologik
- Mempunyai susunan akar serabut.
- Batangnya tidak atau sedikit bercabang, ruas-ruas batangnya
kelihatan nyata.
- Tulang daun sejajar atau melengkung. Daun itu biasanya
mempunyai pelepah.
- Bagian-bagian bunga berjumlah 3 atau kelipatannya.
b. Ciri-ciri anatomik
- Kebanyakan tidak mempunyai lapisan kambium.
- Jaringan pengangkutnya tersebar.
(Kaligis,1986:2.29-2.32)
4. Metode Penelitian:
Alat dan Bahan:
1. Alat:
Mikroskop
Loop
Papan dan alat seksio
2. Bahan:
o Udang (Pennaeus sp.)
o Ikan Mas ( Cyprinus carpio )
o Tumbuhan lumut daun
o Tumbuhan paku-pakuan
o Tumbuhan berbiji terbuka ( Pinus sp.)
o Tumbuhan berbiji tertutup monokotil (rumput teki)
o Tumbuhan berbiji tertutup dikotil ( pacar air)
o Kodok ( Bufo sp.)
CARA KERJA
1. Pengamatan Morfologi Hewan
2. Pengamatan Morfologi Tumbuhan
Lumut
Tumbuhan Paku, Tumbuhan gymnospermae, tumbuhan monokotil dan
dikotil
5. Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan pada hewan
Udang (Pennaeus sp.) Keterangan:
1. Cepalotorax
2. Abdomen
3. Antena
4. Antenula
5. Mulut
6. Carapax
7. Kaki jalan (5 ps.)
8. Kaki renang (6 ps.)
9. Telson
10. Ekor
11. Rostrum
Ikan Mas (Cyprinus carpio) Keterangan:
1. Rima Oris (mulut)
2. Fovea nassalis
(hidung)
3. Organum visus
(mata)
4. Apparatus
oppercularis
5. Squama
6. Pinnae pectoralis
7. Pinnae
abdominalis
8. Pinnae annalis
9. Pinnae dorsalis
10. Pinnae caudalis
11. Kloaka
12. Linea lateralis
Kodok (Bufo sp.) Keterangan:
1. Rima oris
2. Nares anteriores
3. Membran Nictitans
4. Membran Tympani
5. Kelenjar Paratoid
6. Kloaka
7. Digiti
8. Manus (telapak)
9. Antebrachium
10. Brachium
11. Femur
12. Crus
13. Pedes
Hasil pengamatan pada tumbuhan
Lumut Keterangan:
1. Rhizoid
2. Batang
3. Daun
4. Sporogonium
Tumbuhan paku Keterangan:
1. Akar
2. Batang
3. Daun
4. Sorus
5. Sporangium
Tumbuhan Gymnospermae (Pinus sp.) Keterangan:
1. Akar
2. Batang
3. Daun
4. Strobilus
Tumbuhan Monokotil (Rumput teki) Keterangan:
1. Akar
2. Batang
3. Daun
4. Bunga
Tumbuhan Dikotil (Pacar air) Keterangan:
1. Akar
2. Batang
3. Daun
4. Bunga
5. Buah
6. Biji
6. Pembahasan
Pada praktikum kali ini kita akan membahas tentang keanekaragaman
organisme hewan dan tumbuhan. Hewan yang diamati pada praktikum kali ini
adalah avertebrata dan vertebrata. Hewan Avertebrata yang diamati adalah
udang (Pennaeus sp.), sedangkan hewan Vertebrata yang diamati adalah Ikan
Mas (Cyprinus carpio) dan Kodok (Bufo sp.). Sedangkan tumbuhan yang
diamati adalah Bryophyta, Pterydophyta, dan Spermatophyta (tumbuhan berbiji).
Bryophyta yang diamati adalah lumut. Pterydophyta yang diamati adalah paku
pedang. Sedangkan Spermatophyta dibagi menjadi 2, yakni: tumbuhan berbiji
terbuka (Gymnospermae), dan tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae).
Gymnospermae yang diamati adalah Pinus (Pinus sp.). Angiospermae dibagi
menjadi dua yakni monokotil dan dikotil, tumbuhan monokotil yang diamati
adalah rumput teki (Cyperus rotundus) dan tumbuhan dikotil yang diamati
adalah tanaman pacar air (Impatiens balsamina).
Pertama kita akan membahas struktur morfologi hewan. Hewan yang akan
kita bahas adalah udang (Pennaeus sp.). permukaan luar tubuh udang ditutup
oleh Eksoskeleton dari kitin yang keras karena impregnasi dengan garam-garam
kapur. Eksoskeleton ini lebih tipis dan lentur pada persendian-persendian, yang
memberi kemungkinan bergerak.
Tubuh udang terdiri atas dua daerah yang berlainan, bagian anterior yang
kaku disebut cephalotorax, dan bagian posterior terdiri atas satu deretan segmen-
segmen yang disebut abdomen. Seluruh tubuh terbagi menjadi segmen-segmen,
tetapi pada permukaan dorsal cephalothorax batas-batasnya telah menghilang.
Cephalotorax terdiri atas segmen-segmen yang diselubungi oleh suatu
pelindung kutikuler, di sebelah dorsal dan lateral yang disebut carapax. Ujung
anterior perluasan carapax disebut rostrum. Di bawahnya pada kedua sisi
terdapat masing-masing satu mata majemuk pada ujung suatu tangkai yang dapat
bergerak. Mulut terdapat pada permukaan ventral dekat ujung posterior daerah
kepala, yang sebagian tertutup oleh extremitas di sekitarnya. Di daerah kepala
juga terdapat antena dan antenula. Antena lebih panjang daripada Antenula.
Abdomen terdiri atas 6 buah segmen dan satu perluasan terminal, ialah
telson. Pada bagian thorax terdapat pasangan kaki jalan yang berfungsi untuk
bergerak, memegang makanan dan membersihkan permukaan tubuhnyayang
berjumlah 5 pasang. Ada juga kaki renang yang berjumlah 6 pasang. Udang juga
memiliki ekor.
Setelah membahas udang, kita akan membahas tentang ikan. Ikan yang
dibahas adalah ikan mas (Cyprinus carpio). Tubuh ikan terdiri atas caput
(kepala), truncus (badan), dan cauda (ekor). Pada bagian caput terdapat Rima
oris (mulut), Fovea nassalis (hidung), Organum visus (mata), Apparatus
oppercularis, dan insang di bagian dalam.
Sedangkan di bagian truncus atau badan ditutup oleh sisik atau squama.
Pada bagian truncus terdapat Linea Lateralis atau gurat sisi. Pada bagian ventral
tubuh terdapat kloaka, kloaka ini terdapat 3 lubang pengeluaran yakni lubang
anus, lubang kelamin, dan lubang urine. Ikan mas memilki sirip (Pinnae). Sirip
ikan dibagi menjadi 5 berdasarkan letaknya. Pertama adalah Pinnae thoracalis
atau sirip dada, Pinnae abdominalis atau sirip perut, Pinnae annalis atau sirip
anus, Pinnae dorsalis atau sirip punggung, dan Pinnae caudalis atau sirip ekor.
Amphibi yang diamati adalah kodok (Bufo sp.). caput kodok berujung
tumpul, terdapat Rima oris atau mulut. Pada dorsal moncongnya terdapat
sepasang Nares anteriores atau lubang hidung. Pada bagian mata terdapat
membran nictitans berupa lipatan kulit yang lebih tipis transparan pada tepi
bawah mata, dapat ditarik hingga menutup seluruh permukaan mata.
Dekat di sebelah caudal mata terdapat daerah membulat berupa kulit yang
terentang yaitu membran tympani. Membran tympani adalah bagian dari alat
pendengaran. Di bagian dorsal juga terdapat kelenjar paratoid. Kodok juga
memilki kloaka. Kodok dilengkapi dengan dua pasang extremitates. Sepasang
extremitates pendek, tetapi bagian-bagiannya dapat dikenal karena adanya
persendian. Masing-masing terdiri atas:
- Brachium atau lengan atas
- Antebarachium atau lengan bawah
- Manus atau telapak tangan
- Digiti atau jari-jari (masing-masing 4 buah)
Sepasang extremitates posteriores yang lebih besar, terdiri atas:
- Femur atau paha
- Crus atau betis
- Pedes atau kaki
- Digiti atau jari-jari (masing-masing 5 buah)
Pada tumbuhan Bryophyta atau lumut terdapat Rhizoid, batang, daun dan
sporogonium. Pada tumbuhan lumut terdapat alat kelamin jantan disebut
anteredium dan alat kelamin betina, disebut arkegonium. Di dalam anteredium
terdapat spermatozoid berbentuk benang spiral yang pendek. Di dalam
arkegonium terdapat sel telur (ovum). Sel telur yang telah dibuahi kemudian
tumbuh menjadi embrio. Embrio ini selanjutnya akan tumbuh menjadi badan
kecil yang menghasilkan spora. Badan kecil tersebut dinamakan sporogonium.
Bila spora mendapat tempat yang baik untuk tempat hidupnya, kemudian
tumbuh menjadi badan berwarna hijau disebut protonema. Pada protonema
tumbuh kuncup-kuncup yang kemudian berkembang menjadi tumbuhan lumut.
Rhizoid, sel-sel tunggal serupa rambut, memanjang dari talus Marchantia
yang berbentuk pita ke dalam tanah. Di sana rhizoid mengabsorpsi air. Lumut
telah mengadakan pergiliran keturunan, dan yang kita sebut tumbuhan lumut
adalah gametofit yang bersifat haploid dan sporogonium atau sporofit yang
bersifat diploid.
Tumbuhan paku merupakan salah satu di antara tumbuhan daratan yang
paling tua. Tumbuhan paku yang diamati adalah paku pedang. Tubuhnya sudah
berupa cormus yang sudah mempunyai akar, batang, dan daun yang sebenarnya
seperti halnya tumbuhan berbiji. Tumbuhan paku berkembang biak dengan spora
dan juga mengalami pergiliran keturunan, tetapi berbeda dengan lumut, di sini
yang merupakan tumbuhan paku adalah sporogonium atau sporofit.
Gametofitnya disebut protalium.
Pada waktu-waktu tertentu (tergantung jenis pakunya) bintik-bintik coklat
atau keemasan timbul pada bagian bawah tulang-tulang daun yang fertil. Bintik-
bintik itu disebut sorus. Tiap bintik terdiri atas kumpulan kotak-kotak yang
disebut sporangium dengan selaput pelindungnya disebut indusium.
Tumbuhan Gymnospermae yang diamati adalah Pinus (Pinus sp.). Pinus
terdiri dari akar, batang, daun, dan strobilus. Akar dari pinus termasuk akar
tunggang. Daunnya berbentuk jarum. Pinus berkembang biak dengan Strobilus.
Strobilus dibagi menjadi dua yakni strobilus jantan dan strobilus betina.
Strobilus bentuknya lebih kecil dibandingkan dengan strobilus betina, letaknya
di ujung apikal. Sedangkan strobilus betina bentuknya lebih besar dari strobilus
jantan dan lebih mekar, terletak di ketiak daun. Hal ini terkait dengan
penyerbukan, strobilus jantan menghasilkan serbuk-serbuk polen yang nantinya
akan jatuh di strobilus betina dan akan terjadi fertilisasi.
Angiospermae atau tumbuhan biji tertutup dibagi menjadi 2 yakni dikotil
dan monokotil. Tumbuhan monokotil yang diamati pada praktikum kali ini
adalah rumput teki. Pada tanaman ini terdapat akar, batang, daun, dan bunga.
Batang rumput teki terletak di atas maupun di bawah. Batang muncul ke atas
saat tumbuh bunga, dan batangnya berbentuk segitiga. Bunga rumput teki
termasuk dalam bunga majemuk. Daun rumput teki bertulang sejajar. Ada daun
yang ada di dekat bunga disebut Brachtea (pelindung bunga). Akar tanaman ini
serabut dan berkumpul di bawah.
Tumbuhan dikotil yang diamati adalah tanaman pacar air. Tanaman ini
termasuk kormophyta artinya batang, akar, daunnya sudah terlihat jelas dan
dapat dibedakan. Tanaman ini memilki berkas pengangkut yakni xylem dan
phloem. Daunnya bertulang sejajar. Memilki bunga yang mahkotanya berjumlah
4. Memilki buah yang di dalamnya terdapat biji. Akar tanaman ini berbentuk
serabut.
Berikut klasifikasi-klasifikasi hewan dan tumbuhan yang telah diamati.
1) Kodok (Bufo sp.)
Kingdom: Animalia
Phylum: Chordata
Subphylum: Vertebrata
Class: Amphibia
Ordo: Anura
Family: Bufonidae
Genus: Bufo
Spesies: Bufo sp.
2) Ikan Mas (Cyprinus carpio)
Kingdom: Animalia
Phylum: Chordata
Subphylum: Vertebrata
Class: Osteichytes
Ordo: Cypriniformes
Family: Cyprinidae
Genus: Cyprinus
Spesies: Cyprinus caprio
3) Udang (Pennaeus sp.)
Phylum: Arthropoda
Subphylum: Mandibulata
Class: Crustacea
Ordo: Decapoda
Family: Pennaidae
Genus: Pennaeus
Spesies: Pennaeus sp.
4) Lumut (Pogonatum sp.)
Kingdom: Plantae
Divisio: Bryophyta
Class: Musci
Ordo: Bryales
Family: Politrichaceae
Genus: Pogonatum
Spesies: Pogonatum sp.
5) Paku pedang (Nephrolepis biserrata)
Kingdom: Plantae
Divisio: Pteridophyta
Class: Pteridopsida
Ordo: Polypodiales
Family: Lomariopsidaceae
Genus: Nephrolepis
Spesies: Nephrolepis biserrata
6) Pinus (Pinus sp.)
Kingdom: Plantae
Divisio: Spermatophyta
Subdivisio: Gymnospermae
Class: Coniferae
Ordo: Pinales
Family: Pinaceae
Genus: Pinus
Spesies: Pinus sp.
7) Rumput teki (Cyperus rotundus)
Kingdom: Plantae
Divisio: Spermatophyta
Subdivisio: Magnoliophyta
Class: Liliopsida
Subclass: Commelinidae
Ordo: Cyperales
Family: Cyperaceae
Genus: Cyperus
Spesies: Cyperus rotundus
8) Pacar air (Impatiens balsamina)
Kingdom: Plantae
Divisio: Spermatophyta
Subdivisio: Magnoliophyta
Class: Magnoliopsida
Ordo: Geraniales
Family: Balsaminaceae
Genus: Impatiens
Spesies: Impatiens balsamina
7. Kesimpulan
Struktur morfologi udang terdiri dari: Cepalothorax, abdomen, antena,
antenula, mulut, carapax, 5 pasang kaki jalan, 6 pasang kaki renang, telson, ekor,
dan rostrum.
Struktur morfologi ikan mas terdiri dari: Rima oris (mulut), Fovea nassalis
(hidung), organum visus (mata), apparatus oppercularis, squama, pinnae dorsalis,
pinnae abdominalis, pinnae thorakalis, pinnae annalis, pinna caudalis, kloaka,
dan linea lateralis.
Struktur morfologi katak terdiri dari: Rima oris, nares anteriores, membran
nictitans, membran tympani, kelenjar paratoid, kloaka, digiti, manus,
antebrachium, brachium, femur, crus, pedes.
Struktur morfologi lumut terdiri dari: Rhizoid, batang, daun, sporogonium.
Struktur morfologi paku pedang terdiri dari: akar, batang, daun, sorus,
sporangium. Struktur morfologi pinus terdiri dari: akar, batang, daun, strobilus.
Struktur morfologi rumput teki terdiri dari: akar, batang, daun, bunga. Struktur
morfologi pacar air terdiri dari: akar, batang, daun, bunga, buah, biji.
DAFTAR PUSTAKA
Fried dan Hademenos.1999.Biologi.Jakarta: Erlangga
Kaligis, Jenny.1986.Biologi I.Jakarta: Karunika
Radiopoetro.1981.Zoologi.Jakarta: Erlangga
Suntoro, Susilo Handari,dkk.1994.Anatomi Hewan.Jakarta: Universitas Terbuka
Tim Dosen Pembina.2013.Biologi Dasar.Jember: Jember University Press
Klasifikasi-klasifikasi hewan dan tumbuhan yang telah diamati.
1. Kodok (Bufo sp.)
Kingdom: Animalia
Phylum: Chordata
Subphylum: Vertebrata
Class: Amphibia
Ordo: Anura
Family: Bufonidae
Genus: Bufo
Spesies: Bufo sp.
2. Ikan Mas (Cyprinus carpio)
Kingdom: Animalia
Phylum: Chordata
Subphylum: Vertebrata
Class: Osteichytes
Ordo: Cypriniformes
Family: Cyprinidae
Genus: Cyprinus
Spesies: Cyprinus caprio
3. Udang (Pennaeus sp.)
Phylum: Arthropoda
Subphylum: Mandibulata
Class: Crustacea
Ordo: Decapoda
Family: Pennaidae
Genus: Pennaeus
Spesies: Pennaeus sp.
4. Lumut (Pogonatum sp.)
Kingdom: Plantae
Divisio: Bryophyta
Class: Musci
Ordo: Bryales
Family: Politrichaceae
Genus: Pogonatum
Spesies: Pogonatum sp.
5. Paku pedang (Nephrolepis biserrata)
Kingdom: Plantae
Divisio: Pteridophyta
Class: Pteridopsida
Ordo: Polypodiales
Family: Lomariopsidaceae
Genus: Nephrolepis
Spesies: Nephrolepis biserrata
6. Pinus (Pinus sp.)
Kingdom: Plantae
Divisio: Spermatophyta
Subdivisio: Gymnospermae
Class: Coniferae
Ordo: Pinales
Family: Pinaceae
Genus: Pinus
Spesies: Pinus sp.
7. Rumput teki (Cyperus rotundus)
Kingdom: Plantae
Divisio: Spermatophyta
Subdivisio: Magnoliophyta
Class: Liliopsida
Subclass: Commelinidae
Ordo: Cyperales
Family: Cyperaceae
Genus: Cyperus
Spesies: Cyperus rotundus
8. Pacar air (Impatiens balsamina)
Kingdom: Plantae
Divisio: Spermatophyta
Subdivisio: Magnoliophyta
Class: Magnoliopsida
Ordo: Geraniales
Family: Balsaminaceae
Genus: Impatiens
Spesies: Impatiens balsamina