Laporan BHMT lapangan

17
Laporan Praktikum Budi Daya Hijauan Makanan Ternak Dosen : Ir.Ign Kismono, MS Asisten dosen : Yuni Resti, S. Pt Eko Prasetyo, S. Pt Dudi Firmansyah, S. Pt PENGARUH DOSIS PUPUK UREA (N) TERHADAP PERTUMBUHAN, PRODUKSI, DAN KUALITAS RUMPUT GAJAH Nurjannah J3I211078

Transcript of Laporan BHMT lapangan

Page 1: Laporan BHMT lapangan

Laporan Praktikum

Budi Daya Hijauan Makanan Ternak

Dosen : Ir.Ign Kismono, MS

Asisten dosen : Yuni Resti, S. Pt

Eko Prasetyo, S. Pt

Dudi Firmansyah, S. Pt

PENGARUH DOSIS PUPUK UREA (N) TERHADAP PERTUMBUHAN, PRODUKSI,

DAN KUALITAS RUMPUT GAJAH

Nurjannah

J3I211078

TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN TERNAK

PROGRAM DIPLOMA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2012

Page 2: Laporan BHMT lapangan

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin segala puji dan syukur kami panjatkan kepada tuhan semesta

alam Allah SWT, karena berkah dan ridhonya memberikan kelancaran kepada kami sehingga

kami dapat menyelesaikan laporan yang berjudul Pengaruh Dosis Pupuk Urea (N)

Terhadap Pertumbuhan, Produksi, dan Kualitas Rumput Gajah. Laporan ini berisi hasil

praktikum di lahan kampus Diploma IPB, dan dalam mata kuliah Budi daya Hijauan

Makanan Ternak.

Kami mendapatkan banyak bantuan dalam penulisan laporan ini sehingga laporan ini

terselesaikan. Kami mengucapkan terima kasih kepada;

1. Bapak Ir.Ign Kismono, MS sebagai dosen mata kuliah Budi daya Hijauan Makanan

Ternak,

2. Dosen Asisten dan Asisten dosen mata kuliah Budi daya Hijauan Makanan Ternak,

3. Petugas Lapangan Diploma IPB, yang membantu kami dalam praktikum,

4. Perpustakaan Diploma IPB, karena dapat menbantu kami mencari literatur, dan

5. Rekan-rekan mahasiswa jurusan Teknologi dan Manajemen Ternak Diploma IPB

angkatan 48, karena bisa bekerja sama dengan baik dan banyak memberi inspirasi.

Kami berharap laporan ini dapat bermanfaat. Walaupun laporan praktikum ini ada

banyak kesalahan. Kami memohon maap atas kesalahan yang ada. Kami berharap adanya

saran dan kritik yang membangun agar laporan selanjutnya dapat lebih baik dari laporan ini.

Bogor, 20 November 2012

Penulis

ii

Page 3: Laporan BHMT lapangan

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................................. ii

DAFTAR ISI............................................................................................................................................ iii

DAFTAR TABEL...................................................................................................................................... iv

BAB I......................................................................................................................................................1

PENDAHULUAN.....................................................................................................................................1

1.1 Latar belakang.......................................................................................................................1

1.2 Tujuan Percobaan..................................................................................................................1

BAB II.....................................................................................................................................................2

METODE PERCOBAAN...........................................................................................................................2

1.1 Lokasi dan tanggal.................................................................................................................2

1.2 Alat........................................................................................................................................2

1.3 Bahan.....................................................................................................................................2

1.4 Cara Kerja..............................................................................................................................2

BAB III....................................................................................................................................................4

HASIL dan PEMBAHASAN......................................................................................................................4

BAB IV....................................................................................................................................................6

PENUTUP...............................................................................................................................................6

Kesimpulan........................................................................................................................................6

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................................7

LAMPIRAN.............................................................................................................................................8

iii

Page 4: Laporan BHMT lapangan

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Produksi dan Kualitas...............................................................................................................4

iv

Page 5: Laporan BHMT lapangan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Rumput Gajah ( Pennisctum purpureum) atau disebut juga rumput napier, merupakan

salah satu jenis hijauan pakan ternak yang berkualitas dan disukai ternak. Rumput gajah dapat

hidup diberbagai tempat (0 – 3000 dpl), tahan lindungan, respon terhadap pemupukan, serta

menghendaki tingkat kesuburan tanah yang tinggi. Kandungan nutrisi dari rumput gajah

adalah 22% BK, 8,7% Protein Kasar, 2,7% Lemak, 32,3% Serat kasar, 43,7% BeTN, 0,48%

kalsium, 0,35% pospor, dan 52% TDN.(Budi Satoto,2012)

Pertumbuhan dan perkembangan tanaman dapat dipengaruhi oleh faktor dalam tanaman

itu sendiri maupun faktor dari luar. Faktor luar yang dapat mempengaruhi pertumbuhan

seperti suhu, cahaya, kelembaban, air, tanah dan unsur hara.

Unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman bisa didapat dari udara dan tanah. Menurut

Lingga dan Marsono, setiap tanaman sedikitnya memerlukan 16 unsur agar pertumbuhannya

normal. Dari ke-16 unsur tersebut, 3 unsur (karbon, hydrogen dan oksigen) diperoleh dari

udara, sedangkan 13 unsur lainya diperoleh dari tanah. Ke-13 unsur tersebut adalah nitrogen

(N), fospor (P), kalium (K), Kalsium (Ca), magnesium (Mg), sulfur (S), klor (Cl), besi (Fe),

mangan (Mn), tembaga (Cu), seng (Zn), boron (B) dan molybdenum (Mo).

Nitrogen (N) merupakan slaah satu unsur hara makro (Hardjowigeno, 2010). Nitrogen

berfungsi untuk pertumbuhan jaringan vegetative, sebagai pembentuk protein dan lemak,

serta membantu pertumbuhan klorofil.

Kekurangan unsure hara N akan mengakibatkan pertumbuhan akar terbatas, tanaman

kerdil, dan daun-daun menguning atau khlorosis hingga nekrosis. Kekurangan unsur hara

tersebut dapat diatasi dengan pemupukan. Menurut Redaksi Kanisius pemupukan artinya

memberikan zat-zat makanan tanaman bertambah. Kandungan N yang tinggi pada Urea

sangat dibutuhkan pada pertumbuhan awal tanaman. (Ruskandi, 1996).

Kelebihan unsure hara N juga memberikan efek buruk kepada tanaman. Atas dasar

tersebut pemberian unsure hara melalui urea harus diketahui agar pemupukan efektif dan

mendapatkan hasil yang optimal.

1.2 Tujuan Percobaan

1. Mengetahui pengaruh dosis pemakaian pupuk urea terhadap pertumbuhan, produksi,

dan kualitas rumput gajah.

1

Page 6: Laporan BHMT lapangan

BAB II

METODE PERCOBAAN

1.1 Lokasi dan tanggal

Pratikum 1 melakukan pembajakkan pada tanggal 18 September 2012.

Praktikum 2 melakukan pemupukkan urea dengan cara On The Row Placement kemudian dibuat guludan pada tanggal 4 Oktober 2012.

Praktikum 3 melakukan pemanenan pada tanggal 14 November 2012.

Semua praktikum dilakukan di lahan terbuka kampus Diploma IPB.

1.2 Alat

Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah

Cangkul

Arit

Karung

Timbangan

Tambang

Tali

1.3 Bahan

Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah

Stek Rumput Raja (2 mata) sebanyak

Pupuk Urea (nitrogen)

Pupuk Organik

Pupuk SP36 (fosfor)

Pupuk KCl (kalium)

1.4 Cara Kerja

1. Lahan dibersihkan dari akar.

2. Pembajakkan dilakukan untuk memecah tanah dan mempermudah penanaman. (point

1 dan 2 dibantu oleh petugas lapangan dari Diploma IPB)

2

Page 7: Laporan BHMT lapangan

3. Setelah lahan diistirahatkn tujuh hari pengolahan lahan selanjutnya dilakukan oleh

kami yaitu pemupukan awal dengan pupuk organik. Hal ini di lakukan agar pupuk

organik, pupuk fosfor, dan pupuk kalium agar pupuk dapat teraduk pada lahan olahan.

Setiap kelompok memiliki luas lahan 2 x 3 m denagn jarak antara kelompok 1,5 m.

4. Penggemburan menggunkan pacul/cangkul. Pengggemburan bertujuan untuk menjaga

agar disekitar tanaman tidak ada air yang menggenang

5. Penanaman. Pada praktikum ini kai menanam rumput raja (King Grass) dengan stek

berjumlah dua mata buku (ukuran sekitar 10 cm) sebanyak 63 stek dengan jumlah 7

baris dan 9 banjar. Kemudian didiamkan selama ± 10 hari. Dibuat guludan.

6. Setelah 10 hari, stek rumput raja sudah mulai keluar akar, maka dibuat renoso agar

akar tanaman tidak mengantung dan akar tertimbun tanah.sebelum direnoso, diberikan

urea (48% N). Setiap kelompok dosis pemakaian dibedakan. Dosisnya 0 kg, 0,5 kg, 1

kg, 1,5 kg hingga 2 kg urea/petak. Pemupukan urea dengan menggunakan metode On

The Row Placement (larikan).

3

Page 8: Laporan BHMT lapangan

BAB III

HASIL dan PEMBAHASAN

Nitrogen atau N merupakan salah satu unsur yang penting bagi kebutuhan Unsur N

mempunyai sifat mudah tercuci sehingga penambahan unsur hara N penting dilakukan untuk

menjaga ketersediaan N itu sendiri. N juga memiliki sifat hidroskopis yang artinya dapat

menyerap air. Maka itu pemupukkan sebaiknya tidak mengenai bagian vegetative tanaman

karena akan mengakibatkan terjadinya plasmolisis.

Ketersediaan unsur hara erat hubungannya dengan pH tanah dan pada kondisi pH tanah

yang asam dapat mempengaruhi ketersediaan sebagian besar unsur hara seperti N, P, K, S,

Ca, Mg, Mo menjadi rendah (Agustina, 2000). Berdasarkan analisis pH tanah dalam

penelitian didapatkan pH antara 4,6 – 6,6 (asam–agak asam), sehingga diduga ketersediaan

unsur hara nitrogen rendah.

Pada umumnya, pupuk terbagi menjadi dua kelompok yaitu pupuk tunggal dan pupuk

majemuk. Pupuk tunggal mengandung unsure hara tunggal dan unsure hara utama misalnya

pupuk nitrogen, pupuk fosfor dan pupuk kalium. Sedangkan pupuk majemuk terdiri dari dua

atau lebih unsure hara yang dikandungnya. Contohnya pupuk SP36 yang mengandung S

(belerang) 5% dan P (fospor) 36%.

Hasil praktikum menunjukkan bahwa tingkat produksi berbeda. Sedangkan kualitas

rumput gajah yang ditanam hamper sama. Kualitas disini dilihat dari besarnya angka rasio

beda berperbatang. Hal ini disebabkan oleh dosis urea yang digunakan berbeda setiap petak.

Data praktikum bisa dilihat pada table 1

Tabel 1 Produksi dan Kualitas

Berdasarkan hasil yang diperoleh, menunjukkan bahwa produksi biomassa yang terbaik

berada pada petak dua yang mendapat perlakuan pupuk urea 0.5 kg/petak sedangkan produksi

4

Page 9: Laporan BHMT lapangan

biomassa yang terkecil adalah pada petak yang mendapat perlakuan pupuk urea 2 kg/petak.

Dengan masing-masing berat 107,5 dan 65.

Perbedaan sangat jauh rasionya, walaupun perawatan dan cara penanaman yang sama,

tetapi pada pemberian urea berbeda. Hal ini sesuai pendapat Hakim. N, dkk (1986) bahwa

analisa tanaman didasarkan pada asumsi jumlah unsure hara yang terdapat dalam tanah, dan

tingkat dan kualitas hasil tanaman ditentukan antara lain oleh komposisi hara yang diserap

tanaman. Menurut Agustina (2004) bahwa laju serapan unsur hara oleh tanaman dipengaruhi

oleh ketersediaan unsur hara yang dapat diserap tanah, kadar air tanah, kerapatan akar dan

panjang akar.

Unsur hara N akan mengganggu pertumbuhan tanaman jika dosisnya berlebih. Hal

tersebut didukung oleh pendapat Poerwowidodo. (1992) kadar biuret dalam urea harus

kurang 1,5-2,0 % agar tidak mengganggu pertumbuhan tanaman. Kelebihan N akan

menyebabkan keracunan, akibat lainnya yaitu pertumbuhan vegetative tanaman dapat

ditingkatkan tetapi akan memperpendek masa generative, yang akhirnya justru menurunkan

produksi atau menurunkan kualitas tanaman.

Tanaman yang kelebihan N menunjukan warna hijau gelap dan sukulen yakni terlalu

banyak mengandung air, akibatnya tanaman menjadi sangat rentan akan serangan organism

penggangu tumbuhan selain itu tanaman juga mudah roboh. Keracuanan N dapat dipicu

karena  terlalu banyaknya unsur N yang tersedia dalam bentuk ammonium (NH4+) meskipun

penyerapan tanaman akan lebih maksimal jika N dalam bentuk ion ini. Keracunan pada

tanaman dapat mengakibatkan jaringan pada vascular pecah dan berakibat terhambatnya

resapan air.(Ruhnayat, Agus. 2007)

Karena urea merupakan pupuk buatan hasil persenyawaan NH4 (ammonia) dengan

CO2. Bahan dasarnya biasanya berupa gas alam dan merupakan ikatan hasil tambang minyak

bumi. Kandungan N total berkisar antara 45-46 %. Dalam proses pembuatan Urea sering

terbentuk senyawa biuret yang merupakan racun bagi tanaman kalau terdapat dalam jumlah

yang banyak.

Pupuk urea mengandung unsur nitrogen dengan kadar persentase yang besar, tetapi

mudah larut dan cepat diserap oleh tanaman. Kehilangan notrogen dari tanah disebabkan oleh

penguapan, pencucian, denitrifikasi, pengikisan dan penyerapan oleh akar tanaman. Keadaan

iklim terutama suhu dan curah hujan sangat mempengaruhi banyaknya unsur N yang terdapat

didalam tanah, disamping aspek tersebut dipengaruhi juga tekstur tanah. (Buckman dan

Brady, 1982)

5

Page 10: Laporan BHMT lapangan

BAB IV

PENUTUP

Kesimpulan

Perlakuan pemberian pupuk urea 0.5 kg/petak adalah yang terbaik dilihat dari

tinggginya produksi. Sedangkan yang paling buruk adalah perlakuan pupuk urea 2 kg/petak.

Pertumbuhan tanaman didukung oleh beberapa faktor yaitu tersedianya unsure hara, dimana

tanaman akan tumbuh optimal. Penambahan unsure hara dengan cara pemupukan dibutuhkan

agar unsure hara yang berada dalam tanah cukup. Dalam pemupukan ada beberapa hal yang

harus diperhatikan yaitu, jenis tanaman yang akan dipupuk, jenis pupuk yang digunakan,

jenis tanaman yang ditanam, dosis pemupukan, waktu pemupukan dan cara-cara pemupukan.

6

Page 11: Laporan BHMT lapangan

DAFTAR PUSTAKA

Agustina, L., 2004. Dasar Nutrisi Tanaman. Rineka Cipta. Jakarta.

Buckman dan Nyle.C. Brady., 1982. Ilmu Tanah. Bhatara Karya Aksara. Jakarta. 

Budi Satoto. 2012. Modul perkuliah Mata Kuliah Manajemen Pemberian Pakan Ruminansia.

Lingga, Pinus dan Marsono. 2008. Petunjuk Penggunaan Pupuk Cetakan XXVI. Penebar

Swadaya. Jakarta.

Hakim, N. 1896. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Lampung, Lampung.

Hardjowigeno, Sarwono. 2010. Ilmu Tanah. Akademika Pressindo. Jakarta.

Poerwowidodo. 1992. Pupuk dan Cara Pemupukan. PT. Asdi Mahasatya, Jakarta.

Redaksi Kanisius. 1973. Tanah dan Pertanian. Aksi Agraris Kanisius, Yogyakarta.

Rukmana, H.R. 2012. Budi Daya Rumput Unggul.Cetakan ke VI. Kanisius, Yogyakarta.

7

Page 12: Laporan BHMT lapangan

LAMPIRAN

Cara perhitungan

Data tersebut kami dapatkan dengan cara perhitungan sebagai berikut;

Misal, data pada dosis urea 1 kg/petak.

1. Jumlah individu rumpun sampel

- Rumpun 1 = 4 individu

- Rumpun 2 = 8 individu

- Jumlah individu kedua sampel: 4+8=12/2=6 individu

2. Biomassa rumpun sampel;

- Rumpun 1 = 1,5 Kg

- Rumpun 2 = 3,7 Kg

3. Biomassa pada satu petak 98,5 kg tanpa sampel

4. Berat batang rumpun sampel

- Rumpun 1 = 0,85 Kg

- Rumpun 2 = 2,5 Kg

5. Berat daun rumpun sampel

- Rumpun 1 = 0,45 Kg

- Rumpun 2 = 1 Kg

6. Rasio/batang rumpun sampel

- Rumpun 1 = 0,45 Kg / 0,85 Kg = 0,53

- Rumpun 2 = 1 Kg / 2,5 Kg = 0,4

7. Produksi biomassa;

- 98,5 kg +0,85 Kg + 2,5 Kg = 103,7 kg

8