Laporan Bab 1-6 2a Fix!

64
PRAKTIKUM NC / CNC KELOMPOK 09 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Sejarah dan Pengembangan Mesin-Mesin CNC 2A Awal lahirnya mesin CNC (Computer Numericall Controlled) bermula dari tahun 1952 yang dikembangkan oleh John Pearson dan Institute Teknologi Massachuset , atas nama Angkatan Udara Amerika Serikat. Pada tahun 1973, mesin CNC masih sangat mahal sehingga sedikit perusahaan yang mempunyai keberanian mempelopori investasi dan teknologi ini. Dari tahun 1975, produksi mesin CNC mulai berkembang pesat. Perkembangan ini dipacu oleh perkembangan microprosessor, sehingga volume unit pengendali dapat lebih ringkas. Pengembangan berikutnya adalah suatu pabrik yang menggunakan otomasisasi sepenuhnya. Dimana pabrik/industri tersebut menggunakan teknologi FMS (Fleksible Manufacturing System) dan CAD/CAM (Computer Aided Design/Computer Aided Manufacturing). FMS adalah suatu fasilitas yang mengandung bagian bagian manufaktur (manufacturing cells), dimana tiap–tiap bagian mempunyai suatu sistem pemindah bahan yang di-interface dengan komputer. Mesin CNC 2A ada dua, yaitu TU-2A dan PU-2A. TU-2A adalah mesin CNC untuk pelatihan (Training Unit), sedangkan PU-2A adalah mesin CNC untuk produksi (Production Unit). Mesin CNC 2A itu sendiri mempunyai dua axis yaitu sumbu x dan z. Prinsip gerakan dasarnya seperti mesin bubut konvesional yaitu gerakan ke arah melintang dan harizontal dengan sistem LABORATORIUM OTOMASI MANUFAKTUR 1 SEMESTER GENAP 2014/2015

description

laporan

Transcript of Laporan Bab 1-6 2a Fix!

PRAKTIKUM NC / CNC

KELOMPOK 09

BAB I

PENDAHULUAN1.1 Sejarah dan Pengembangan Mesin-Mesin CNC 2A

Awal lahirnya mesin CNC (Computer Numericall Controlled)bermula dari tahun 1952 yang dikembangkan oleh JohnPearson dan Institute Teknologi Massachuset, atasnama Angkatan UdaraAmerika Serikat.Pada tahun1973, mesin CNC masih sangat mahal sehingga sedikit perusahaan yang mempunyai keberanian mempelopori investasi dan teknologi ini. Dari tahun 1975, produksi mesin CNC mulai berkembang pesat. Perkembangan ini dipacu olehperkembangan microprosessor, sehingga volume unit pengendali dapat lebih ringkas. Pengembangan berikutnya adalah suatu pabrik yangmenggunakan otomasisasi sepenuhnya. Dimana pabrik/industri tersebut menggunakan teknologi FMS (Fleksible Manufacturing System) dan CAD/CAM (ComputerAided Design/Computer Aided Manufacturing). FMS adalah suatu fasilitas yang mengandung bagian bagian manufaktur(manufacturing cells),dimanatiaptiap bagian mempunyai suatu sistem pemindah bahan yang di-interface dengan komputer. Mesin CNC 2A ada dua, yaitu TU-2A dan PU-2A. TU-2A adalahmesin CNC untuk pelatihan (Training Unit), sedangkan PU-2A adalah mesin CNC untukproduksi (Production Unit). Mesin CNC 2A itu sendiri mempunyai dua axis yaitu sumbu x danz.Prinsip gerakandasarnya seperti mesin bubut konvesional yaitu gerakan ke arah melintang dan harizontal dengan sistem koordinat sumbu x dan z. Prinsip kerjanya yaitu benda kerja dipasang pada cekam bergerak sedangkan alat potongnya diam.1.2 Tahap Perencanaan Proses PemesinanKonsep petmesinan untuk memproduksi suatu benda kerja dengan menggunakan perkakas CNC 2A membutuhkan perencanaan proses permesinan, di antaranya :1. Gambar teknik yang mencantumkan geometri secara detail Dalam proses permesinan suatu benda kerja, terlebih dahulu kita harus menggambar produk yang diinginkan dengan mencantumkan geometri secara detail. Hal ini akan membantu kita dalam menentukan pemrograman CNC-nya. Gambar teknik tersebut dapat berupa gambar manual atau menggunakan software komputer.2. Spesifikasi pahat dan jenis benda kerja Jenis benda kerja yang digunakan adalah alumunium, dan pahat-pahat CNC 2A ada beberapa macam seperti pahat sisi kanan, pahat sisi kiri, pahat netral, pahat grooving dan pahat ulir.3. Pemilihan parameter pemotongan

Parameter yang akan digunakan adalah depht of cut (kedalaman pemotongan) kecepatan pemotongan, dan kecepatan asutan.4. Perencanaan urutan proses pemesinan Urutan proses pemesinan yang akan dilakukan setelah menyiapkan benda kerja adalah yang pertama yaitu operasi kaset untuk menyiapkan program ke memori, kemudian pengeplotan untuk mengetahui gerak pahat apakah sudah sesuai dengan gambar yang direncanakan, kemudian menyeting pahat untuk mengetahui kedudukan pahat. Lalu proses dry run untuk mengetahui apakah gerakan pahat sudah aman atau belum. 5. Pembuatan program komputer atau data NC

Sebelum kita melakukan proses permesinan dengan CNC 2A, terlebih dahulu kita membuat program komputernya atau yang disebut sebagai manuscript. Manuscript ini terdiri dari kode-kode huruf angka dan simbol yang akan diterjemahkan oleh sebuah perangkat komputer yang disebut machine control unit menjadi bentuk gerakan persumbuan sesuai dengan perintah program yang telah dibuat. 6. Pelaksanaan proses pemesinan Setelah menulis manuscript dan melakukan urutan proses permesinan yang sudah direncanakan sebelumnya, kita dapat mengeksekusi atau menjalankan program. 7. Pengukuran kualitas produk Setelah proses permesinan berakhir dan terbentuknya produk, kita harus melakukan pengukuran kualitas produk tersebut dalam segi dimensi maupun kecacatan tersebut.

1.3 Manfaat Penggunaan Mesin CNC 2A

Kegunaan dari mesin CNC TU 2A sama dengan mesin bubut. Fungsi utama dari mesin bubut adalah untuk memegang dan memutar benda kerja untuk melakukan operasi permesinan. Operasi permesinan yang dimaksud termasuk bubut permukaan, pemboran, me-reamer, membuat ulir/drat, membubut lubang, bubut bertingkat, knurling dan banyak lagi. Tetapi dengan menggunakan mesin CNC TU - 2A kita mendapat keuntungan lebih di antaranya :1. Kemampuan mengulang

Pada saat membuat benda kerja, mesin CNC ini mampu mengulangi membuat beberapa benda dengan bentuk yang sama persis dengan aslinya.

2. Keserbagunaan Mesin CNC dapat digunakan untuk berbagai bentuk pengerjaan atau bermacam-macam bentuk kontur sesuai dengan kebutuhan.

3. Kemampuan kerja

Mesin CNC dapat memproduksi benda kerja secara terus menerus dengan hasil yang baik, sehingga dapat meningkatkan produktivitas pengerjaan.

1.4 Tujuan Praktikum

1. Memahami operasional mesin TU CNC-2A (untuk 2 sumbu) dan simulasi gerakan pahat2. Mampu membuat program mesin TU CNC-2A untuk pembuatan geometri suatu komponen3. Mengetahui simulasi gerakan pahat tanpa bantuan plotter mesin TU CNC-2A4. Melatih praktikan untuk menganalisa proses pelaksanaan produksi suatu komponen menggunakan mesin TU CNC-2ABAB II

DASAR TEORI2.1 Bagian - Bagian Utama dan Spesifikasi Mesin

Gambar 2.1 Mesin CNC TU-2A

Sumber : Laboratorium Otomasi Manufaktur Jurusan Mesin FT-UB (2015)Spesifikasi Mesin Bubut / Turning CNC :Merk

: EMCO (Austria)

Jenis

: TurningModel

: TU CNC 2A

Spindel utama: - Putaran: 50-3200 rpm

- Daya: 300 w

Jumlah pahat

: 6 biji

Kapasitas

: - Max turning Dia

: 36 mm

- Max turning length

: 40 mm

- Distance between centers: 40 mm

- Swing over bed

: R= 75 mmGerakan makan

: - Jarak sumbu x

: 59,99 mm

- Jarak sumbu z

: 327, 60 mm

- Feed maks

: 2 499 mm/mm

: 2 199 inch/min

Ketelitian

: 0,01 mm

Bagian utama mesin bubut CNC TU-2A :1. Bagian Mekanik

Bagian mekanik mesin pada mesin CNC TU-2A adalah bagian dari yang terdiri dari beberapa komponen yang bergerak secara manual maupun otomatis.

a. Motor Utama

Motor utama adalah motor penggerak cekam (chuck) untuk memutar benda kerja. Motor ini adalah motor yang menggunakan arus searah (DC) dengan kecepatan yang dapat di atur sesuai kebutuhan menggunakan pulley.

Gambar 2.2 Motor Utama

Sumber : Laboratorium Otomasi Manufaktur Jurusan Mesin FT-UBb. Eretan (support)

Eretan adalah alat yang digunakan untuk melakukan proses pemakanan pada benda kerja dengan cara menggerakkan ke kiri dan ke kanan sepanjang meja. Gerak persumbuan jalannya eretan pada mesin bubut CNC TU-2A dibagi menjadi:

1.Eretan memanjang (sumbu z) dengan jarak 59.99 mm

2.Eretan melintang (sumbu x) dengan jarak 327.60 mm

Gambar 2.3 Eretan

Sumber : Laboratorium Otomasi Manufaktur Jurusan Mesin FT-UB (2015)c.Step MotorStep motor adalah motor penggerak eretan. Masing-masing eretan memiliki step motor sendiri-sendiri yaitu penggerak sumbu x dan sumbu z ukuran masing-masing step motor sama.

Gambar 2.4 Step Motor

Sumber : Laboratorium Otomasi Manufaktur Jurusan Mesin FT-UB (2015)d.Rumah alat potong

Digunakan untuk menjepit alat potong pada waktu proses pengerjaan benda kerja. Adapun jenis alat yang digunakan dinamakan revolver. Revolver ini digerakkan oleh step motor. Sehingga dapat digerakkan secara manual atau terprogram.

Gambar 2.5 Revolver/Tool TurretSumber : Laboratorium Otomasi Manufaktur Jurusan Mesin FT-UBe.Cekam (Chuck)

Digunakan untuk menjepit benda kerja pada waktu proses pemakanan benda kerja berlangsung. Cekam ini dihubungkan langsung dengan spindle utama dengan motor penggerak melalui sabuk chuck. Menggunakan transmisi sabuk karena unttuk faktorsafety, maksudnya pada saat terjadi kerusakan pada mesin, sabuk (belt) akan dapat slip. Dengan demikian motor utama tidak terbakar, kalau menggunakan rantai pada saat terjadi kemacetan mesin, maka tidak bisa slip sehingga motor utama terbakar. Jenis chuck ini adalah chuck fixture yang berfungsi menjepit benda kerja agar saat pembubutan menjadi presisi.

Gambar 2.6 Cekam (Chuck)

Sumber : Laboratorium Otomasi Manufaktur Jurusan Mesin FT-UB (2015)f. Tail StockAlat bantu mesin yang digunakan untuk mengerjakan proses kerja sederhana secara manual. Di samping itu juga digunakan untuk menopang atau mendukung ujung benda kerja yang panjang pada proses pembubutan.

Gambar 2.7 Tailstock

Sumber : Laboratorium Otomasi Manufaktur Jurusan Mesin FT-UB (2015)g.Meja Mesin (Sliding Bed)

Meja mesin berfungsi sebagai papan luncur eretan dari eretan mesin. Untuk itu kebersihannya harus selalu dijaga karena kerusakan dari meja mesin akan sangat mempengaruhi hasil benda kerja. Sliding bed dapat dilihat pada gambar 2.8.

Gambar 2.8 Meja Mesin

Sumber : Laboratorium Otomasi Manufaktur Jurusan Mesin FT-UB (2015)2. Bagian Pengendali (Control Panel)

Bagian control terdiri dari tombol-tombol yang berfungsi mengatur kerja dari mesin CNC TU-2A.

Gambar 2.9 Bagian Kontrol mesin CNC TU-2A

Sumber : Laboratorium Otomasi Manufaktur Jurusan Mesin FT-UB (2015)Keterangan :

1. Saklar Utama

Adalah pintu masuk aliran listrik ke kontrol pengendali CNC. Cara kerja saklar utama adalah jika kunci saklar utama diputar ke posisi 1, arus listrik masuk ke kontrol CNC.

Gambar 2.10 Saklar Utama

Sumber : Laboratorium Otomasi Manufaktur Jurusan Mesin FT-UB (2015)2. Lampu Kontrol Saklar Utama

Sebagai indikator mesin hidup atau mati.

Gambar 2.11 Lampu Kontrol Saklar Utama

Sumber : Laboratorium Otomasi Manufaktur Jurusan Mesin FT-UB (2015)3. Saklar Penggerak Sumbu Utama

Saklar yang digunakan untuk memutar sumbu utama yang dihubungkan dengan rumah alat potong. Saklar ini yang mengatur perputaran sumbu utama sesuai menu yang dijalankan yaitu perputaran manual dan CNC.

Gambar 2.12 Saklar Penggerak Sumbu Utama

Sumber : Laboratorium Otomasi Manufaktur Jurusan Mesin FT-UB (2015)4. Tombol Pengatur Sumbu Utama

Saklar ini berfungsi untuk mengatur kecepatan putar alat potong pada sumbu utama. Saklar ini berfungsi pada layanan CNC atau manual. Kecepatan putaran sumbu utama berkisar antara 16 - 100 rpm, sesuai tabel putaran pada mesin.

Gambar 2.13 Saklar Pengatur Kecepatan Sumbu Utama

Sumber : Laboratorium Otomasi Manufaktur Jurusan Mesin FT-UB (2015)5. Penunjuk Jumlah Putaran Sumbu Utama

Untuk menunjukkan jumlah putaran yang digunakan.

Gambar 2.14 Petunjuk Jumlah Putaran Sumbu Utama

Sumber : Laboratorium Otomasi Manufaktur Jurusan Mesin FT-UB (2015)6. Tombol Pengatur Kecepatan Asutan Pelayanan Manual

Saklar ini berfungsi untuk mengatur kecepatan gerakan asutan dari eretan mesin. Saklar ini hanya dipergunakan pada pengoperasian mesin secara manual. Kecepatan asutan untuk mesin CNC TU-2A berkisar antara 5-400 mm/menit.

Gambar 2.15 Saklar Pengatur Asutan

Sumber : Laboratorium Otomasi Manufaktur Jurusan Mesin FT-UB (2015)7. Lampu Kontrol-Pelayanan Manual

Sebagai indikator kontrol untuk manual.

Gambar 2.16 Lampu Kontrol Layanan Manual

Sumber : Laboratorium Otomasi Manufaktur Jurusan Mesin FT-UB (2015)8. Tombol Asutan Pelayanan Manual

Untuk menggerakkan pahat searah sumbu x dan sumbu z

Gambar 2.17 Tombol Koordinat x,z

Sumber : Laboratorium Otomasi Manufaktur Jurusan Mesin FT-UB (2015)9. Tombol Gerakan Cepat

Tombol yang digunakan untuk menggerakkan pahat secara cepat pada pelayanan manual.

Gambar 2.18 Tombol Gerakan Cepat

Sumber : Laboratorium Otomasi Manufaktur Jurusan Mesin FT-UB (2015)10. Sajian Menunjukkan Jalannya

Layar yang menunjukkan nilai untuk pengkodean.

Gambar 2.19 Sajian Menunjukkan Jalannya

Sumber : Laboratorium Otomasi Manufaktur Jurusan Mesin FT-UB (2015)11. a) Tombol Pelayanan CNC atau Manual

Tombol yang digunakan untuk mengubah pelayanan yang digunakan dari manual ke CNC atau sebaliknya.

Gambar 2.20 Tombol Pelayanan CNC atau Manual

Sumber : Laboratorium Otomasi Manufaktur Jurusan Mesin FT-UB (2015)b) Tombol StartTombol yang digunakan untuk memulai menjalankan mesin CNC dengan program yang dipilih.

Gambar 2.21 Tombol StartSumber : Laboratorium Otomasi Manufaktur Jurusan Mesin FT-UB (2015)12. Amperemeter

Digunakan sebagai display besarnya arus aktual yang dipakai dari motor utama. Fungsi utamanya adalah mencegah beban berlebih pada motor utama.

Gambar 2.22 Amperemeter

Sumber : Laboratorium Otomasi Manufaktur Jurusan Mesin FT-UB (2015)13. Tombol EmergencyTombol ini digunakan untuk memutus aliran arus listrik yang masuk ke kontrol mesin. Hal ini dilakukan apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan akibat kesalahan yang telah dibuat.

Gambar 2.23 Tombol EmergencySumber : Laboratorium Otomasi Manufaktur Jurusan Mesin FT-UB (2015)14. a) Tombol Hapus

Tombol yang digunakan untuk menghapus masukan kode yang salah.

Gambar 2.24 Tombol Hapus

Sumber : Laboratorium Otomasi Manufaktur Jurusan Mesin FT-UB (2015)b) Tombol REV

Tombol yang digunakan untuk menggerakkan kursor mundur dari satu blok/baris ke blok/baris sebelumnya.

Gambar 2.25 Tombol REV

Sumber : Laboratorium Otomasi Manufaktur Jurusan Mesin FT-UB (2015)c) Tombol FWD

Tombol yang digunakan untuk menggerakkan kursor maju dari satu blok / baris ke blok / baris berikutnya.

Gambar 2.26 Tombol FWD

Sumber : Laboratorium Otomasi Manufaktur Jurusan Mesin FT-UB (2015)15. a) Tombol Pemindah Sajian

Tombol yang digunakan untuk memindahkan tempat sajian kode.

Gambar 2.27 Tombol Pemindah Sajian

Sumber : Laboratorium Otomasi Manufaktur Jurusan Mesin FT-UB (2015)b)Tombol -Tombol yang digunakan untuk melakukan uji jalan program secara matematis dan dapat digunakan untuk memasukkan data bernilai negatif.

Gambar 2.28 Tombol -Sumber : Laboratorium Otomasi Manufaktur Jurusan Mesin FT-UB (2015)16. Tombol Memori

Tombol yang digunakan untuk menyimpan masukan pada memori mesin.

Gambar 2.29 Tombol Memori

Sumber : Laboratorium Otomasi Manufaktur Jurusan Mesin FT-UB (2015)17. Saklar Untuk Memilih Satuan Metric atau Inch

Untuk memilih satuan yang digunakan mm atau inch.

Gambar 2.30 Saklar Untuk Memilih Satuan

Sumber : Laboratorium Otomasi Manufaktur Jurusan Mesin FT-UB (2015)2.2 Prinsip Kerja Mesin CNC 2A

Mesin Bubut CNC TU-2A mempunyai prinsip gerakan dasar seperti halnya mesin bubut konvensional, yaitu gerakan ke arah melintang dan horizontal dengan sistem koordinat sumbu X dan Z. Prinsip kerja mesin bubut CNC TU-2A juga sama dengan mesin bubut konvensional, yaitu benda kerja yang dipasang pada cekam bergerak sedangkan alat potong diam.

Untuk arah gerakan pada mesin bubut diberi lambang sebagai berikut :

a) Sumbu X untuk arah gerakan melintang tegak lurus terhadap sumbu putar.

b) Sumbu Z untuk arah gerakan memanjang yang sejajar sumbu putar.

Untuk memperjelas fungsi sumbu-sumbu mesin bubut CNCTU-2A dapat dilihat pada gambar ilustrasi di bawah ini :

Gambar 2.31 Mekanisme arah gerakan CNC 2A

Sumber :Anonymous 1 (2015)2.3 Sistem Koordinat Mesin CNC 2A

Sistem koordinasi mesin CNC 2A menggunakan 2 sumbu, yaitu sumbu X dan sumbu Z. Sumbu X merupakan sumbu yang tegak lurus terhadap sumbu utama spindel. Sumbu Z merupakan sumbu yang sejajar dengan meja mesin atau tegak lurus dengan sumbu X. Dalam operasinya, dikenal dua arah pergerakan, yaitu arah positif dan negatif.

Gerakan X+: Gerakan pahat mendekati operator

Gerakan X-: Gerakan pahat menjauhi operator

Gerakan Z+: Gerakan pahat memanjang yang menjauhi chuck

Gerakan Z-: Gerakan pahat memanjang yang mendekati chuck

Gambar 2.32 Sistem Koordinat pada Mesin Bubut CNCSumber: Anonymous 2 (2015)Sistem koordinat yang digunakan dalam mesin CNC 2A adalah sistem koordinat kartesius. Sistem pemrograman dalam mesin TU CNC 2A ada 2, yaitu:a) Sistem Absolut

Pada sistem ini titik awal penempatan alat potong yang digunakan sebagai acuan adalah menetapkan titik referensi yang berlaku tetap selama proses operasi mesin berlangsung. Untuk mesin bubut, titik referensinya diletakkan pada sumbu (pusat) benda kerja yang akan dikerjakan pada bagian ujung. Sedangkan pada mesin frais, titik referensinya diletakkan pada pertemuan antara dua sisi pada benda kerja yang akan dikerjakan.

Keterangan:

Misalnya bor berada pada titik awal di B kemudian bergerak menuju titik C. selanjutnya bor ingin bergerak menuju titik D maka titik acuannya dari titik B.

b) Sistem Inkremental

Pada sistem ini titik awal penempatan yang digunakan sebagai acuan adalah selalu berpindah sesuai dengan titik actual yang dinyatakan terakhir. Untuk mesin bubut maupun mesin frais diberlakukan cara yang sama. Setiap kali suatu gerakan pada proses pengerjaan benda kerja berakhir, maka titik akhir dari gerakan alat potong itu dianggap sebagai titik awal gerakan alat potong pada tahap berikutnya.

Keterangan:Misalnya bor berada pada titik awal di A kemudian bergerak menuju titik B. Selanjutnya bor ingin bergerak menuju titik C maka titik acuannya dari titik B. Karena titik terakhir bor menjadi titik acuan awal.

2.4 Perintah-perintah Pemrograman1. Fungsi G

Fungsi G atau kode G adalah preparationing word atau kode persiapan yang berisi informasi tentang instruksi yang harus dilakukan oleh mesin CNC dalam membuat suatu benda. Berikut fungsi G, format blok:

G 00: Gerakan cepat(N/ G 00 / x / z( G 01: Interpolasi lurus

(N/ G 01 / x / z / F( G 02: Interpolasi melingkar/arah ke kanan

(N/ G 02 / x / z / F( G 03: Interpolasi melingkar/arah ke kiri

(N/ G 03 / x / z / F( G 04: Waktu tinggal diam

(N/ G 04 / x ( G 21: Blok kosong

(N/ G 21( G 24: Pemrograman radius

(N/ G 24( G 25: Pemanggilan sub program

(N/ G 25 / L( G 27 : Perintah melompat

(N/ G 27 / L( G 33: Pemotongan ulir

(N/ G 33 / z/ k( G 64: Motor asutan tak berarus

(N/ G 64( G 65: Pelayanan kaset

(N/ G 65( G 66: Pelayanan RS 232

(N/ G 66( G 73: Siklus pemboran dengan pemutusan tatal

(N/ G 73 / z / F( G 78: Siklus penguliran

(N/ G 78 / x / z/ k( G 81: Siklus pemboran

(N/ G 81 / z/ F( G 82: Siklus pemboran dengan tinggal diam

(N/ G 82 / z/ F( G 83: Siklus pemboran dengan penarikan

(N/ G 83 / z/ F( G 84: Siklus pembubutan memanjang

(N/ G 84 / x / z/ F/H( G 85: Siklus pereameran

(N/ G 85 / z/ F( G 86: Siklus pengeluaran

(N/ G 86 / x / z/ F/ H( G 88: Siklus pembubutan melintang

(N/ G 88 / x / z/ F/ H( G 89: Siklus pereameran dengan tinggal diam

(N/ G 89 / z/ F( G 90: Pemrograman harga absolut

(N/ G 90( G 91: Pemrograman harga inkremental

(N/ G 91( G 92: Pencatatan penetapan

(N/ G 92 / x / z( G 94: Asutan dalam mm/min.

(N/ G 94( G 95: Asutan dalam mm/rev.

(N/ G 95(2. Fungsi M

Fungsi M atau kode M yaitu miscellaneous function word atau fungsi-fungsi lain atau kode aneka fungsi. Berikut fungsi M, format blok:

M 00: Berhenti terprogram

(N/ M 00(

M 03: Sumbu utama searah jarum jam

(N/ M 03( M 05: Sumbu utama berhenti

(N/ M 05( M 06: Perhitungan panjang pahat

(N/ M 06/ x / z/ T( M 17: Akhir sub program

(N/ M 17( M 30: Akhir program

(N/ M 30( M 98: Kompensasi kelonggaran secara otomatis

(N/ M 98/ x / z( M 99: Parameter lingkaran

(N/ M 99/ i./ k(3. Tanda-Tanda Alarm

A 00: Salah perintah G,M

A 01 : Salah radius (M 99)

A 02: Salah harga X

A 03: Salah harga F

A 04: Salah harga Z

A 05: Kurang perintah M 30

A 06: Jumlah putaran sumbu utama terlalu tinggi

A 08: Akhir pita pada perekaman

A 09: Program tak ditemukan

A 10: Pengaman kaset aktif

A 11: Salah memuat

A 12: Salah pengecekan

A 13: Pengalihan inchi/mm dengan memori program penuh

A 14: Salah satuan jalan pada program

A 15: Salah harga M

A 17: Salah sub program4. Tombol kombinasi

SHAPE \* MERGEFORMAT

+ SHAPE \* MERGEFORMAT

= Menyisipkan 1 baris blok program

SHAPE \* MERGEFORMAT

+ SHAPE \* MERGEFORMAT

= Menghapus 1 baris blok program

SHAPE \* MERGEFORMAT

+ SHAPE \* MERGEFORMAT

= Kembali ke awal program

SHAPE \* MERGEFORMAT

+ SHAPE \* MERGEFORMAT

= Eksekusi program berhenti sementara

SHAPE \* MERGEFORMAT

+ SHAPE \* MERGEFORMAT

= Menghapus program keseluruhan

SHAPE \* MERGEFORMAT

+ SHAPE \* MERGEFORMAT

= Menghapus alarm

SHAPE \* MERGEFORMAT

+ SHAPE \* MERGEFORMAT

= Mengganti pahat manual2.5 Penentuan Parameter PermesinanPenentuan parameter permesinan juga dapat dilakukan dengan membaca grafik pada contoh berikut:1. Mendapatkan jumlah putaran, dengan mengetahui:

Diameter benda kerja

Kecepatan potong yang dianjurkan

Dari tabel di halaman berikut, anda dapat memilih jumlah putarannya.

Contoh menunjukan:

Diameter benda kerja = 75 mm

Kecepatan potong

= 150 m/menit

Jumlah putaran

= 750 putaran/menit

Gambar2.34 Grafik Penentuan Kecepatan PemotonganSumber : Modul Praktikum CNC Programming (2015)2. Mendapatkan kecepatan asutan dalam mm/menit dengan mengetahui

Diameter benda kerja

Ketentuan asutan dalam putaran/menitDari tabel di bawah anda dapat memiliki asutan dalam mm/menit

Contoh menunjukan:

Jumlah putaran = 600 putaran/menit

Asutan = 0,05 mm/putaran

Kecepatan asutan = 30 mm/menit

Gambar 2.35 Grafik Penentuan Kecepatan AsutanSumber : Modul Praktikum CNC Programming (2015)2.6 Macam macam pahat CNC 2A

1. Pahat sisi kanan

Pahat bubut rata kanan memilki sudut pemasangan 93 dan sudut-sudut bebas lainnya, pada umumnya digunakan untuk pembubutan memanjang, melintang, menyudut sampai dengan 90o. Kemudian pembubutan bentuk tidak boleh melebihi 30o. Kemudian untuk pembubutan radius.

Gambar 2.36 Pahat sisi kanan

Sumber : Petunjuk pemrograman Emco TU-2A (2015)2. Pahat sisi kiri

Pahat bubut rata kiri memilki sudut kelonggaran X=93, pada umumnya digunakan untuk pembubutan memanjang, melintang, dan tirus dengan X=93o dengan kedalaman pemotongan tidak boleh melebihi 0,3 mm. Juga digunakan untuk membubut bentuk. Untuk membubut radius yang pemakanannya dimulai dari kiri ke arah kanan.

Gambar 2.37 : Pahat sisi kiri

Sumber : Petunjuk pemrograman Emco TU-2A (2015)3. Pahat Netral

Pahat ini digunakan untuk pembubutan memanjang menyudut dengan sudut maksimal 60o dan sudut bebas 2,5o.untuk pembubutan bagian radius dengan tangen busur lingkaran tidak boleh melebihi 60o.

Gambar 2.38 Pahat Netral

Sumber : Petunjuk pemrograman Emco TU-2A (2015)4. Pahat ulir

Pahat bubut ulir memilki sudut puncak tergantung dari jenis ulir yang akan dibuat, sudut puncak 55 adalah untuk membuat ulir jenis whitwhort. Sedangkan untuk pembuatan ulir jenis metrik sudut puncak pahat ulirnya dibuat 60.

Gambar 2.39 Pahat Ulir

Sumber : Petunjuk pemrograman Emco TU-2A (2015)5. Pahat potongLebar mata pahat 3,5 mm

Gambar 2.40 Pahat Potong HSS

Sumber : Petunjuk pemrograman Emco TU-2A (2015)6. Pahat Ulir dalam kanan

Untuk kisar 0,5 1,5 mm dengan sudut apit 60o

Gambar 2.41 Pahat Ulir dalam kananSumber : Petunjuk pemrograman Emco TU-2A (2015)7. Pahat dalam

Dengan pemotongan maksimal pada pembubutan masuk 90o. Tetapi dalamnya pemotongan maksimal hanya 0,3 mm dan sudut pemotongan pada pembubutan keluar 30o.

Gambar 2.42 Pahat Ulir dalam kanan Sumber : Petunjuk pemrograman Emco TU-2A (2015)BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1 Persiapan Praktikum1. Mempersiapkan manuscript program, dan program harus sudah benar agar tidak menghabiskan waktu saat proses praktikum dari komputer ke CNC.2. Mempersiapkan alat bantu seperti alat tulis, stopwatch, dll.

3. Mempersiapkan kaset atau kabel yang akan digunakan untuk persiapan program.4. Mempersiapkan benda kerja yang akan digunakan.

3.2 Prosedur Permesinan

3.2.1 Pelayanan Rs -232Rs-232 adalah nama yang memiliki kepanjangan Recommended Serial-232 yaitu serial port yang digunakan sebagai jalur untuk pertukaran data antara komputer dengan perangkat kerja (seperti modem, scanner, plotter, printer, dll) yang menentukan hubungan antarmuka kelistrikan, antarmuka mekanik dan fungsional. Kabel Rs-232 dapat membawa data sebesar 20 Kbps hingga 15 meter tanpa menggunakan penguat. Saat ini penggunaan dari Rs-232 sudah banyak digantikan oleh Universal Serial Bus (USB). Port ini sendiri memiliki 2 jenis socket yang digunakan yaitu DB-9 dan DB-25. A. Proses penyimpanan program di komputer

1. Hubungkan kabel Rs-232 antara CPU dan mesin CNC yang akan digunakan

2. Nyalakan komputer/CNC3. Ketik DIR

4. Ketik SERIN

5. Memberi nama programB. Proses penyimpanan program di mesin CNC

1. CNC mode

2. Tekan SHAPE \* MERGEFORMAT

untuk pindah ke kolom G3. Tekan SHAPE \* MERGEFORMAT

4. Tekan SHAPE \* MERGEFORMAT

+ SHAPE \* MERGEFORMAT

+ SHAPE \* MERGEFORMAT

5. Tekan SHAPE \* MERGEFORMAT

C. Memanggil program di komputer1. Masukkan disket

2. Hubungkan kabel RS-232 antara CPU dan mesin CNC yg akan di gunakan

3. Nyalakan computer/CNC

4. Ketik DIR

5. Pilih jenis program akan dipanggil6. Ketik SER OUTD. Memanggil program di mesin CNC1. CNC Mode2. Tekan SHAPE \* MERGEFORMAT

3. Tekan SHAPE \* MERGEFORMAT

4. Tekan SHAPE \* MERGEFORMAT

+ SHAPE \* MERGEFORMAT

+ SHAPE \* MERGEFORMAT

5. Tekan SHAPE \* MERGEFORMAT

3.2.2 PengeplotanPengeplotan berfungsi untuk mengetahui apakah gerakan pahat atau pemotongan sudah sesuai dengan gambar yang direncanakan. Langkah langkah pengeplotan:

1. Catat waktu mulai

2. Pilih operasi ke manual, tekan H/C

3. Gerakan tool turret ke posisi pada pemasangan plotter untuk eksekusi program

4. Pasang tangkai plotter dan atur posisi pena serta kertas

5. Tempelkan atau posisikan plotter pada saat start point6. Pilih CNC mode, ganti feed menjadi >200

7. Panggil program dari komputer8. Atur putaran spindle9. Mulailah eksekusi program dengan plotter, tekan Start10. Lakukan pengeplotan hingga selesai

11. Catat waktu mulai3.2.3 Setting Pahat dan Benda KerjaA. Setting Pahat :

Setting pahat dilakukan dengan tujuan agar mengetahui nilai kompensasi pahat. Pada saat proses eksekusi menggunakan 3 buah pahat, masing-masing memiliki posisi yang berbeda pada tool turret, untuk melakukannya digunakan bantuan loop. Setting pahat dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:1. Catat waktu mulai set-up2. Pilih operasi kemanual tekan H/C

3. Pastikan turret hingga kedudukannya aman untuk pemasangan pahat

4. Pasang pahat pada tool turret sesuai dengan urutan proses

5. Posisikan turret sedemikian rupa sehingga ada ruang untuk memasang loop

6. Pilih pahat referensi pada turret7. Dekatkan turret mendekati loop dan amati hingga kedudukan pahat tepat pada salip sumbu

8. Untuk pahat referensi, harga X dan Z adalah 0 (dengan jalan DEL dan H/C ditekan 2 kali)

9. Untuk pahat lain catat harga X dan Z untuk kemudian masukkan ke dalam program, lakukan hingga pahat di set-up semua

10. Setelah selesai, lepasakan loop11. Catat akhir waktu set-upB. Setting Benda KerjaSetting benda kerja dilakukan untuk menenetukan titik 0 pahat terhadap pada benda kerja, langkah-langkah pada setting benda kerja adalah :

1. Catat waktu mulai set-up2. Pilih operasi ke manual, tekan H/C

3. Posisikan turret hingga kedudukannya aman untuk pemasangan pahat (agak menjauh dari chuck)

4. Posisikan benda kerja pada chuck hingga benar

5. Pilih pahat referensi untuk pertama kali proses

6. Gerakkan tool turret ke arah benda kerja

7. Sentuhkan ujung tool ke arah X, facing memakan sedikit kemudian tekan DEL, masukkan nilai benda

8. Sentuhkan ujung tool ke arah Z memanjang dari permukaan benda kerja kemudian DEL

9. Tool pada bagian X dan Z di posisikan pada start point (sesuai G92 pada line number 000)10. Setting start point selesai

11. Catat waktu selesai3.2.4 Dry Run

Dry run berfungsi untuk mengetahui apakah gerakan pahat sudah aman atau belum terhadap cekam atau dan tailstock. Prosedur dry run (F=250 mm/min):1. Pilih operasi MANUAL, tekan 2. Lakukan setting pahat

3. Lakukan setting benda kerja4. Posisikan tool pada harga x dan z pada start point (sesuai dengan program pada Line N00)5. Lepaskan benda kerja dari chuck6. Atur putaran spindle7. Pilih operasi ke CNC, tekan 8. Panggil program, tekan 3.2.5 Eksekusi ProgramSetelah eksekusi program dengan dry run selesai dan benar, maka pasanglah benda kerja pada chuck, kemudian :

1. Catat waktu mulai

2. Pilih operasi ke CNC tekan

3. Tempatkan tangan anda pada posisi dan , , yang lain tempatkan tangan anda pada tombol 4. Mulailah eksekusi program tekan

, amati eksekusi program hingga selesai

5. Catat berapa besar arus listrik yang digunakan

6. Lepaskan benda kerja dari chuck7. Catat waktu selesaiBAB IV

DESAIN BENDA KERJA DAN MANUSCRIPT4.1 Desain Benda Kerja

(Terlampir)

4.2 Pahat Yang Digunakana. Pahat Kanan

Pahat ini digunakan karena bentuk geometri benda tersebut memungkinkan pahat kanan bisa mengerjakan sebagian besar proses pengasutan.

Gambar 4.1 Pahat kanan

Sumber : Laboratorium Otomasi Manufaktur Teknik Mesin FT-UB (2015)b. Pahat Grooving/potongPahat grooving ini digunakan untuk pembuatan celah setelah finishing pembubutan benda sudah selesai. Pahat grooving ini digunakan untuk menggunakan celah pada benda kerja bermuka pemakanan lurus.

Gambar 4.2 Pahat groovingSumber : Laboratorium Otomasi Manufaktur Teknik Mesin FT-UB (2015)c. Pahat Ulir

Pahat ulir ini diigunakan untuk membuat ulir sesuai dengan benda yang direncanakan. Pada praktikum ini saat yang tepat menggunakan pahat ulir adalah proses paling akhir setelah proses grooving. Tahapan untuk melakukan penguliran harus terlebih dahulu melakukan kisaran.

Gambar 4.3 Pahat ulir

Sumber : Laboratorium Otomasi Manufaktur Teknik Mesin FT-UB (2015)

4.3 Langkah Lintasan Pahat

(Terlampir)

4.4 Flowchart

4.5 Program Manuscript

(Terlampir)BAB V

PEMBAHASAN

5.1 Perhitungan Koordinat Lintasan PahatParameter lingakaran

Gambar 5.1 Parameter lingkaran pertama

Sumber: Dokumen Pribadi

Tabel 5.1 Manuscript parameter pertama

DeskripsiG (M)X (I) (D)Z (K) (S)F (L,T,H)

Interpolasi melingkar BJJ021150-180030

Parameter LingkaranM99I = 1196K = 98

Sumber: Data pribadiPerhitungan:

=

5.2 Parameter Permesinan

5.2.1 Perhitungan Parameter Permesinan

a. Kecepatan Pemotongan

Gambar 5.3 Grafik Hubungan Jumlah Putaran, Diameter Benda Kerja dan Kecepatan Pemotongan

Sumber: Buku Panduan Praktikum CNC Programming1. Pahat kanan,diameter benda kerja ( 22 mmDiameter (mm)Vs (m/min)n (rpm)

D1 = 8Dx = 22

D2 = 45Vs1 = 20

Vsx = x

Vs2 = 100700

700

700

`

2. Pahat grooving,diameter benda kerja 22 mmDiameter (mm)Vs (mm/min)n (rpm)

D1 = 16Dx = 22D2 = 45Vs1 = 30Vsx = x

Vs2 = 100700

700

700

3. Pahat ulir,diameter benda kerja 22 mmDiameter (mm)Vs (mm/min)n (rpm)

D1 = 20Dx = 22D2 = 45Vs1 = 40Vsx = x

Vs2 = 100700

700

700

b. Parameter Pemotongan Aktual

1. Kecepatan pemotongan (Vs)

a. Pahat kanan, benda kerja = 22mm

= 48,3 m/menit

Dimana:d = diameter benda kerja [mm]

n = putaran spindel [rpm]

b. Pahat grooving, benda kerja = 22 mm

= 48,3 m/menit

Dimana:d = diameter benda kerja [mm]

n = putaran spindel [rpm]c. Pahat ulir, benda kerja = 22 mm

= 48,3 m/menit

Dimana:d = diameter benda kerja [mm]

n = putaran spindel [rpm]

2. Kedalaman pemotongan (t)

Dengan rumus dimana D = diameter awal dan d = diameter akhirTeoritisa. D = 22; d = 8

b. D = 22; d = 16

c. D = 22; d = 20

Aktual

a.D = 21,98; d = 8

b.D = 21,98; d = 16,5

b.D = 21,98; d = 20,1

3. Jumlah pemotongan (i)

Teoritisa. b. c. Aktuala.b.c.dimana: t = kedalaman pemotongan (mm)

t = depth of cut = 0,5 mm

4. Asutan (f)Rumus asutan: dimana: F = Kecepatan asutan [mm/menit]a. Pahat kanan

b. Grooving

Gambar 5.4 Grafik Hubungan antara Jumlah Putaran, Asutan, dan Kecepatan Asutan

Sumber : Buku Panduan Praktikum CNC Programminga. Pahat kananBesar kecapatan asutan(F) = 50 mm/menitf ( mm/putaran)F (mm/menit)n (rpm)

0,0750700

b. Pahat grooving

Besar asutan (F) = 3 mm/menitf (mm/putaran)F (mm/menit)n (rpm)

0,170700

0,0850700

X3700

Interpolasi grafik :

mm/rev5.2.2 Analisa Pemilihan Parameter Permesinan

Pada praktikum ini, mesin CNC TU-2A dipilih parameter sebagai berikut :

a. Pemilihan Kecepatan Asutan

Pada saat praktikum kecepatan asutan yang dipakai ada 3, yaitu :

1. Proses roughing: 50 (mm/menit)

2. Proses finishing: 30 (mm/menit)

3. Proses grooving: 3 (mm/menit)

Kecepatan yang dipilih bukan tanpa alasan, jika kecepatan asutan terlalu besar maka akan mengakibatkan permukaan benda kerja tidak merata dan dapat mengakibatkan cacat. Hal ini disebabkan oleh kecepatan asutan yang besar akan membuat pemakanan benda kerja menjadi tidak merata sehingga mengakibatkan pemakanan benda kerja yang tidak sempurna.

b. Perubahan ArusPada saat praktikum terjadi perubahan arus pada saat proses :

1. Roughing: 0.8 A

2. Finishing: 0.7 A

3. Grooving: 1.3 A4. Penguliran: 1.4 APada proses roughing diperoleh kuat arus sebesar 0.8 A, lebih kecil bila dibandingkan dengan proses grooving dan penguliran. Hal ini disebabkan depth of cut-nya tidak terlalu besar sehingga kuat arusnya tidak terlalu besar. Arus yang dihasilkan pada proses finishing yang paling kecil karena depth of cut-nya yang paling kecil.Pada proses grooving diperoleh rata-rata arus sebesar 1.3 A. Hal ini dikarenakan pada proses grooving, bentuk pahatnya lebih lebar dan pemakanan dilakukan ke arah melintang sehingga beban yang diterima pahat lebih besar dari proses roughing.Pada proses penguliran, kuat arus yang dibutuhkan paling besar yaitu 1,4 A sebab pada proses penguliran beban yang diterima lebih besar, sehingga membutuhkan arus yang lebih besar.c. Pemilihan Depth of CutDepth of cut yang dipilih pada saat praktikum adalah sebesar 0,5 mm, pemilihan depth of cut tepat bertujuan agar mendapatkan hasil benda kerja yang halus, rata dan juga untuk menjaga agar pahat tidak cepat rusak/aus, karena semakin kecil depth of cut nya maka semakin kecil pula beban yang diterima pahat sehingga semakin awet masa penggunaannya. Selain itu juga dapat mengurangi beban pada motor penggerak spindle, karena dikhawatirkan depth of cut yang terlalu dalam akan menjadikan motor penggerak/pemutar spindle menjadi berat dan panas sehingga bisa terbakar serta rusak.

d. Pemilihan Putran SpindleDalam pemilihan putaran spindle dipilih putaran spindle sebesar 700 rev/menit. Hasil pemakanan akan semakin halus dan rata apabila putaran spindlenya semakin cepat. Dengan putaran spindle yang cepat juga dapat menjadikan pahat tidak cepat aus karena gaya gesek antara pahat dan benda kerja lebih kecil, selain itu beban motor akan lebih ringan dan awet, begitu juga sebaliknya putaran spindle yang rendah menjadikan pahat cepat aus dan motor akan lebih cepat rusak karena beban yang diterima lebih besar.5.2.3Analisa Waktu Permesinan

Pembuatan manuscript: 24 jam

Setting pahat

: 5 menit 10 detik

Plotting

: 6 menit 40 detik

Dry run

: 6 menit 25 detik

Eksekusi

: 24 menit 20 detik

Total

: 24 jam 42 menit 35 detika. Analisa Waktu Pembuatan ManuscriptLangkah awal pratikum CNC TU-2A kali ini adalah membuat manuscript berdasarkan gambar yang telah direncanakan. Pembuatan manuscript ini membutuhkan waktu total 24 jam. Waktu yang dibutuhkan pada proses ini cukup lama karena butuh ketelitian yang sangat besar untuk membuat manuscript dengan perhitungan nilai nilai yang cukup kecil.

b. Analisa Waktu Setting Pahat

Waktu yang dibutuhkan untuk setting pahat adalah 5 menit 10 detik dikarenakan pada tool offset diperlukan waktu untuk menentukan pahat tepat pada sumbu loop. Pada setting pahat diusahakan agar kepresisian benda kerja yang dihasilkan sempurna.

c. Analisa Waktu PlottingProses plotting ini dilakukan untuk mengetahui apakah gerakan pahat atau pemotongan sudah sesuai dengan gambar yang di rencanakan. Pada proses plotting ini dibutuhkan waktu 6 menit 40 detik. Saat plotting kami menyimulasikan benda kerja dan pada proses plotting tidak dilakukan penentuan kompensansi pahat sehingga tidak diperlukan waktu untuk proses menyesuaikan kompensansi pahat. Nilai kecepatan F = 250.

d. Analisa Waktu Dry RunProses dry run dilakukan untuk mengetahui gerakan aman atau tidak gerakan pahat dalam melaksanakan proses eksekusi yang dilakukan tanpa benda kerja. Proses dry run membutuhkan waktu 6 menit 25 detik. Saat dry run terdapat pergantian pahat dimana itu memusatkan titik 0 pahat dengan benda kerja. Akan tetapi di dry run berbeda dengan plotting karena pada dry run membutuhkan waktu untuk proses kompensansi pahat terlebih dahulu. Semakin banyak pahat yang digunakan, semakin lama waktu yang dibutuhkan.e. Analisa waktu Eksekusi

Pada pelaksanaan proses Eksekusi waktu yang diperlukan adalah 24 menit 20 detik. Waktu tersebut terbilang lama karena pada proses roughing dan finishing kecepatan asutan yang digunakan 50 mm/menit, sehingga waktu yang diperlukan untuk proses ini cukup lama selain itu, pada proses grooving, kecepatan asutan yang digunakan 3 mm/menit.5.3 Analisa Geometri Benda Kerja

a. Analisa Geomteri

Gambar 5.5 Desain Benda KerjaSumber: Dokumentasi PribadiTabel 5.1 Perbandingan Dimensi Desain Benda Kerja dengan Hasil PengerjaanNoKeteranganDesainHasil Eksekusi

1A22 mm21,98 mm

2B12 mm11,7 mm

3C16 mm16,5 mm

4D16 mm18,4 mm

5E22 mm21,98 mm

6F16 mm16,5 mm

7G22 mm21,98 mm

8H14 mm14,05 mm

9I8 mm8 mm

Sumber: Dokumen PribadiPenyebab terjadinya kesalahan dimensi antara lain dipengaruhi beberapa faktor berikut:1. Setting Benda Kerja

Pada saat setting benda kerja dimungkinkan terjadi kesalahan dalam penentuan titik nol benda kerja, hal ini menyebabkan pemakanan yang tidak sesuai pada benda kerja sehingga terjadi perbedaan dimensi pada benda kerja.2. Setting Pahat

Setting pahat menggunakan loop dimana penglihatan masing-masing orang berbeda-beda dalam ketelitian mengatur posisi ujung pahat pada garis sumbu loop. Oleh karena itu, hal ini dapat menyebabkan nilai kompensasi pahat yang kurang akurat sehingga berpengaruh pada hasil dimensi benda kerja. Hasilnya bisa lebih kecil ataupun lebih besar.3. Ketajaman Pahat

Ketajaman pahat juga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi dimensi benda kerja yang dihasilkan, karena dengan pahat yang tajam dapat mempermudah dalam proses pemotongan dan pemakanan benda kerja.

4. Permukaan Benda Kerja Tidak Rata

Apabila permukaan benda kerja tidak rata, pada saat pemasangan benda kerja di chuckakan mengalami kesulitan. Penyebab ketidakrataan permukaan antara lain karena pemotongan benda kerja dengan power hack saw, dimensi benda kerja kurang presisi.

5. Benda Kerja Tidak Silinder Sempurna

Benda kerja tidak silinder sempurna, bias disebabkan pada saat hot roll ataupun cold roll.Solusi:

1. Pada saat setting benda kerja, perlu berhati-hati dan lebih teliti dalam penetapan titik nol benda kerja.

2. Yang melakukan setting pahat sebaiknya tidak bergantian dan pada saat setting pahat diharuskan untuk teliti.

3. Menggunakan pahat yang tajam.

4. Sebelum praktikum dimulai sebaiknya benda kerja dicek terlebih dahulu. Apabila ada permukaan yang kurang rata bisa diratakan terlebih dahulu.

5. Apabila ada benda kerja yang tidak silindris sempurna, bisa dilakukan pembubutan terlebih dahulu untuk mendapatkan benda kerja yang silinder, sehingga hasilnya bisa sesuai dengan yang direncanakan.

b. Analisa Bentuk Benda Kerja

Bentuk benda kerja yang dihasilkan dari praktikum CNC TU-2A, secara garis bsar sudah sesua dengan desain benda kerja, namun masih ada cacat yang timbul pada benda kerja, yaitu :Studi kasus :

Gambar 5.6 Hasil Benda Kerja

Sumber : Dokumentasi Pribadi Masalah: Pahat grooving memakan benda kerja. Penyebab: Kesalahan pada manuskrip yang menyebabkan pahat grooving memakan benda kerja.DeskripsiG (M)X (I) (D)Z (K) (S)F (L,T,H)H

Gerakan cepat001400-290000

Siklus pengeluaran86800-34003300

Solusi: Memperhitungkan jarak pahat dengan benda kerja kembali dengan lebih teliti pada saat proses dry run. Serta mengganti manuskrip dengan nilai titik gerakan pahat yang aman bagi benda kerja.DeskripsiG (M)X (I) (D)Z (K) (S)F (L,T,H)H

Gerakan cepat001400-290000

Gerakan cepat001600-310000

Siklus pengeluaran86800-34003300

5.4.Hasil Plotter

(Terlampir)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Arus listrik yang dihasilkan pada proses penguliran arusnya merupakan yang terbesar, Hal ini dikarenakan proses penguliran menggunakan kecepatan spindel yang rendah (300 rpm) dan mengakibatkan beban yang diterima pahat semakin besar.

2. Putaran spindle yang digunakan pada saat eksekusi benda kerja yaitu 700 rev/menit. Agar pahat tidak cepat aus dan pemakanan halus.

3. Kecepatan asutan pada proses roughing dipilih 50 mm/menit agar hasil pemakanan halus dan efisien terhadap waktu. Sebab, apabila kurang dari 50 mm/menit, maka akan menghasilkan permukaan halus namun akan memakan waktu lebih lama. Sedangkan apabila lebih dari 50 mm/menit akan menghasilkan hasil pemakanan yang kasar dan akan menimbulkan cacat.4. Kecepatan asutan pada proses grooving dipilih 3 mm/menit agar menghasilkan pemakanan yang halus dan efisien terhadap waktu. Sebab, apabila lebih besar dari 3 mm/menit akan menyebabkan pahat menjadi tumbul bahkan patah. Selain itu, jika lebih dari 3 mm/menit akan menyebabkan hasil pemotongan yang kurang rapi. Sedangkan apabila memilih kurang dari 3 mm/menit akan menghasilkan pemotongan yang rapi, namun akan memaka waktu lebih lama.5. Cacat pada benda kerja disebabkan oleh beberapa faktor yaitu penentuan titik nol yang kurang tepat, pembuatan manuskrip yang kurang teliti, dan penentuan kecepatan asutan yang kurang tepat.6.2 Saran

1. Praktikan seharusnya lebih teliti dalam melakukan prosedur setting pahat maupun setting benda kerja.

2. Asistan sebaiknya menjelaskan lebih detail tentang pengoperasian mesin CNC TU-2A.

3. Sebelum praktikum sebaiknya dilakukan cek terhadap mesin yang akan digunakan, agar tidak menghambat jalannya praktikum

4. Laboraturium sebaiknya segera mengganti mesin-mesin yang digunakan untuk praktikum karena performa mesin sudah menurun.A(0,0)

B

C

D

3

1

4

A

B

C

3

1

4

0

INP

DEL

REV

INP

INP

FWD

DEL

INP

INP

REV

FWD

ANGKAAAa

DEL

6

6

INP

INP

DEL

6

6

INP

FWD

H/C

H/C

START

H/C

FWD

INP

EMERGENCY STOP

START

Mulai

Parameter

Kecepatan asutan

Kecepatan spindel

Desain benda kerja

Pahat yang digunakan

Nilai kompensasi pahat

Seting pahat

Seting benda kerja

A

A

Pengeplotan . benar?

Dry run aman?

Eksekusi program

Input manuskrip

Seting Rs-232

Plotting

Benda kerja jadi

Analisa benda kerja

Selesai

TIDAK

YA

YA

TIDAK

YA

YA

LABORATORIUM OTOMASI MANUFAKTUR

42SEMESTER GENAP 2014/2015