LAPORAN AWAL
description
Transcript of LAPORAN AWAL
-
LABORATORIUM KIMIA FARMASI
JURUSAN FARMASI
UNIVERSITAS TADULAKO
ANALISIS MAKANAN DAN KOSMETIK
Identifikasi Asam Oksalat Dalam Tonik Rambut
Disusun Oleh :
Nama : MARTHIAN IVANSIUS
Stambuk : G701 13 152
Kelompok : IV (Empat)
Asisten : MIRZA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN FARMASI
UNIVERSITAS TADULAKO
2015
-
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Rambut adalah sesuatu yang keluar dari dalam kulit dan kulit kepala,
rambut tidak mempunyai syaraf perasa, sehingga rambut tidak terasa sakit
kalau dipangkas. Dengan adanya rambut, selain berfungsi sebagai mahkota,
juga berfungsi sebagai pelindung kepala dari panas terik matahari, cuaca
dingin. Rambut membutuhkan penataan dan perawatan secara teratur supaya
rambut tetap sehat, indah, dan berkilau. Dalam menggunakan Kosmetika
rambut dibutuhkan suatu ketelitian agar rambut tetap sehat indah dan indah.
Setiap ahli kecantikan, harus teliti dan tepat dalam menentukan analisa dan
diagnosa tentang keadaan kulit kepala dan rambut serta kelainan yang ada
pada kulit dan rambut tersebut. Oleh sebab itu seorang ahli kecantikan
sangat perlu mempelajari ilmu tentang kulit, kulit kepala dan rambut,
(Trycology) Dengan mempelajari ilmu tentang kulit, kulit kepala dan
rambut, kita akan dapat memberikan analisa yang tepat dan dapat
memberikan nasehat- nasehat bagi langganan kita bila diperlukan untuk
perbaikan dan perhatian dalam pemeliharan serta perawatan agar rambut
tetap sehat dan indah. Rambut yang kurang perawatan, akan mudah
mengalami kerusakan seperti rambut kusam, patah rontok bahkan dapat
menimbulkan kebotakan. Beberapa factor penyebab rambut bermasalah
diantaranya adalah kurang asupan nutrisi, Infeksi kulit kepala, Flu berat,
Masa pertumbuhan, Perawatan rambut yang salah serta karena pengaruh
obat-obatan tertentu.
Penyebab rambut rontok secara umum: Folikel rambut sangat
sensitive terhadap lingkungan. Kondisi rambut kita sangat terpengaruh oleh
lingkungan yang terpolusi seperti sekarang. Rambut yang rontok juga dapat
disebabkan oleh stres, tegang, diet, sedang menjalani pengobatan, sirkulasi
darah yang buruk dan sakit fisik. Lebih jauh, pemakaian bahan kimia yang
berlebih pada rambut akan berdampak buruk bagi rambut. Dengan situasi
-
seperti ini, cara paling efektif adalah memberi nutrisi yang terus menerus
pada rambut dan kulit kepala.
I.2 Maksud dan Tujuan
1.2.1. Maksud
Mengetahui prinsip identifikasi Asam Oksalat dalam sedian tonik
rambut.
1.2.2. Tujuan
Memahami prinsip identifikasi Asam Oksalat dalam sedian tonik
rambut.
I.3 Prinsip
a. Pembentukan perak oksalat yang larut dalam amonia, yang tidak larut
dalam asam nitrat encer.
b. Pembentukan warna biru sebagai reaksi dari asam oksalat dengan
difenilamin dan etanol.
c. Penghilangan warna kalium permanganat oleh asam okalat dalam
suasana asam.
I.4 Manfaat
Meningkatkan wawasan dan pemahaman mahasiswa mengenai prinsip
identifikasi Asam Oksalat dalam sedian tonik rambut.
-
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Teori
Asam oksalat adalah senyawa kimia yang memiliki rumus H2C2O4
dengan nama sistematis asam etanadioat. Asam dikarboksilat paling
sederhana ini biasa digambarkan dengan rumus HOOC-COOH. Merupakan
asam organik yang relatif kuat, 10.000 kali lebih kuat daripada asam asetat.
Di-anionnya, dikenal sebagai oksalat, juga agen pereduktor. Banyak ion
logam yang membentuk endapan tak larut dengan asam oksalat, contoh
terbaik adalah kalsium oksalat(CaOOC-COOCa), penyusun utama jenis
batu ginjal yang sering ditemukan.
Asam Oksalat, Sifat-sifat Asam Oksalat Dan Pengaruh Asam Oksalat
Asam oksalat terdapat pada selada, kobis, bunga kol (terutama brokoli),
kacang hijau, buncis dan dalam jumlah sedikit pada semua sayuran dan
buah-buahan. Tapi tau ga, asam oksalat bersama-sama dengan kalsium
dalam tubuh manusia membentuk senyawa yang tak larut dan tak dapat
diserap tubuh, dan mencegah penggunaan kalsium yang juga terdapat dalam
produk-produk yang mengandung oksalat! Lebih dari itu, asam oksalat dan
garamnya yang larut air dapat membahayakan, karena senyawa tersebut
bersifat toksis.
Asam oksalat adalah asam dikarboksilat yang hanya terdiri dari dua
atom C pada masing-masing molekul, sehingga dua gugus karboksilat
berada berdampingan. Karena letak gugus karboksilat yang berdekatan,
asam oksalat mempunyai konstanta dissosiasi yang lebih besar daripada
asam-asam organik lain. Besarnya konstanta disosiasi (K1) = 6,24.10-----2
dan K2 = 6,1.10-5). Dengan keadaan yang demikian dapat dikatakan asam
oksalat lebih kuat daripada senyawa homolognya dengan rantai atom karbon
lebih panjang. Namun demikian dalam medium asam kuat (pH
-
a. Sifat-sifat umum Asam Oksalat
Asam oksalat dalam keadaan murni berupa senyawa kristal, larut
dalam air (8% pada 10o C) dan larut dalam alkohol. Asam oksalat
membentuk garam netral dengan logam alkali (NaK), yang larut dalam
air (5-25 %), sementara itu dengan logam dari alkali tanah, termasuk Mg
atau dengan logam berat, mempunyai kelarutan yang sangat kecil dalam
air. Jadi kalsium oksalat secara praktis tidak larut dalam air. Berdasarkan
sifat tersebut asam oksalat digunakan untuk menentukan jumlah
kalsium. Asam oksalat ini terionisasi dalam media asam kuat.
b. Bahan Makanan yang Mengandung Asam Oksalat.
Asam oksalat dapat ditemukan dalam bentuk bebas ataupun dalam
bentuk garam. Bentuk yang lebih banyak ditemukan adalah bentuk
garam. Kedua bentuk asam oksalat tersebut terdapat, baik dalam bahan
nabati maupun hewani. Jumlah asam oksalat dalam tanaman lebih besar
daripada hewan. Diantara tanaman yang digunakan untuk nutrisi
manusia dan hewan, atau tanaman yang ditemukan dalam makanan
hewan; yang paling banyak mengandung oksalat adalah spesies
Spinacia, Beta, Atriplex, Rheum, Rumex, Portulaca, Tetragonia,
Amarantus, Musa parasisiaca. Daun teh, daun kelembak dan kakao juga
mengandung oksalat cukup banyak. Demikian juga beberapa spesies
mushrooms dan jamur (Asperegillus niger, Baletus sulfurous, Mucor,
Sclerotinia dan sebagainya.) menghasilkan asam oksalat dalam jumlah
banyak (lebih dari 4-5 gram untuk setiap 100 gram berat kering), baik
dalam bentuk penanaman terisolasi dan dalam bahan makanan atau
makanan ternak dimana jamur tersebut tumbuh.
Distribusi asam oksalat pada bagian-bagian tanaman tidak merata.
Bagian daun umumnya lebih banyak mengandung asam oksalat
dibandingkan dengan tangkai, sedangkan dalam Poligonaceae,
kandungan asam oksalat pada petiole hampir dua kali lebih besar
daripada tangkai. Umumnya daun muda mengandung asam oksalat lebih
sedikit dibandingkan dengan daun tua. Misalnya pada daun
-
Chenopodiaceae, proporsi asam oksalat dapat bertambah dua kali lipat
selama proses penuaan.
Bahan makanan yang mengandung oksalat dapat diklasifikasikan
menjadi tiga kelompok, yaitu; Produk-produk dimana miliequivalen
asam oksalat yang terkandung jumlahnya 2-7 kali lebih besar daripada
kalsium, seperti bayam, orach, daun beet dan akar beet, sorrel, sorrel
kebun, kelembak dan bubuk kakao. Bahan makanan ini tidak hanya
menyebabkan kalsium yang terkandung di dalamnya tak dapat
dimanfaatkan tetapi dengan besarnya asam oksalat yang terkandung
dapat mengendapkan kalsium yang ditambahkan dari produk-produk
lain, atau jika tidak ada kalsium yang ditambahkan, dapat berpengaruh
toksis.
Pada produk-produk seperti kentang, amaranth, gooseberries, dan
currants, asam oksalat dan kalsium terdapat dalam jumlah yang hampir
setara (10,2), dengan demikian diantara keduanya saling
menetralkan/menghapuskan, olah karena itu tidak memberikan kalsium
yang tersedia bagi tubuh. Tetapi mereka tidak mengganggu penggunaan
kalsium yang diberikan oleh produk lain dan oleh karena itu tidak
menimbulkan pengaruh anti mineralisasi seperti pada produk kelompok
pertama.
Bahan makanan yang meskipun mengandung asam oksalat dalam
jumlah yang cukup banyak, tapi karena pada bahan tersebut kaya akan
kalsium, maka bahan makanan tersebut merupakan sumber kalsium.
Yang termasuk dalam kelompok ini adalah selada, dandelion, cress,
kobis, bunga kol (terutama brokoli), kacang hijau, dan terutam green
peas, koherabbi, block raddish, green turnip, dan dalam jumlah sedikit
pada semua sayuran dan buah-buahan.
c. Pengaruh Asam Oksalat terhadap tubuh manusia.
Asam oksalat bersama-sama dengan kalsium dalam tubuh manusia
membentuk senyawa yang tak larut dan tak dapat diserap tubuh, hal ini
tak hanya mencegah penggunaan kalsium yang juga terdapat dalam
-
produk-produk yang mengandung oksalat, tetapi menurunkan CDU dari
kalsium yang diberikan oleh bahan pangan lain. Hal tersebut menekan
mineralisasi kerangka dan mengurangi pertambahan berat badan.
Asam oksalat dan garamnya yang larut air dapat membahayakan,
karena senyawa tersebut bersifat toksis. Pada dosis 4-5 gram asam
oksalat atau kalium oksalat dapat menyebabkan kematian pada orang
dewasa, tetapi biasanya jumlah yang menyebabkan pengaruh fatal
adalah antara 10 dan 15 gram. Gejala pada pencernaan (pyrosis,
abdominal kram, dan muntah-muntah) dengan cepat diikuti kegagalan
peredaran darah dan pecahnya pembuluh darah inilah yang dapat
menyebabkan kematian.
II.2 Uraian Bahan
1. Perak Nitrat (Farmakope Indonesia Edisi III, hal.97)
Nama Resmi : ARGENTI NITRAS
Nama Lain : Perak Nitrat
Rumus Kimia : AgNO3
Pemerian : Hablur transparan atau serbuk hablur berarna putih;
tidak berbau menjadi gelap jika terkena cahaya
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air; larut dalam etanol
(95%)P
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya.
2. Amonia (Farmakope Indonesia edisi III, hal. 86)
Nama Resmi : AMMONIA
Nama Lain : Amonia
Rumus Kimia : NH4OH
Pemerian : Cairan jernih; tidak berwarna, bau khas, menusuk kuat
penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, ditempat sejuk.
-
3. Difenilamin (Farmakope Indonesia Edisi III, hal. 666)
Nama Resmi : DIFENILAMINA
Nama Lain : Difenilamin
Rumus Kimia : (C6H5)2NH
Pemerian : Hablur putih, bau khas.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, mudah larut dalam etanol
(95%)P
Penyimpanan :
4. Etanol (Farmakope Indonesia edisi III, hal. 65)
Nama Resmi : AETHANOLUM
Nama Lain : Etanol, Alkohol
Rumus Kimia : C2H6O
Pemerian : Cairan tidak berwarna, jernih, mudah menguap dan
mudah bergerak; bau khas, rasa panas, mudah terbakar
dengan memberikan nyala biru yang tidak berasap.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform P dan
dalam eter P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya,
ditempat sejuk, jauh dari nyala api.
5. Kalium Permanganat (Farmakope Indonesia edisi IV, hal. 480)
Nama Resmi : KALII PERMANGANAS
Nama Lain : Kalium Permanganat, Potasium Permanganat
Rumus Kimia : KMnO4
Pemerian : Hablur, ungu tua, hampir tidak tembus oleh cahaya
ang diteruskan dan berwarna biru metalik mengkilap
oleh cahaya yang dipantulkan, kadang-kadang disertai
warna merah tembaga tua; stabil di udara.
Kelarutan : Larut dalam air; mudah larut dalam air mendidih
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
-
6. Natrium Hidroksida (Farmakope Indonesia edisi IV, hal. 589)
Nama Resmi : NATRII HYDROXIDUM
Nama Lain : Natrium Hidroksida
Rumus Kimia : NaOH
Pemerian : Putih atau praktis putih, massa melebur, berbentuk
pellet, serpihan atau batang atau bentuk lain. Keras,
rapuh dan menunjukkan pecahan hablur. Bila
dibiarkan di udara, akan cepat menyerap karbon
dioksida dan lembab.
Kelarutan : Mudah larut dalam air dan dalam etanol.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
7. Asam Sulfat (Farmakope Indonesia edisi IV, hal. 52)
Nama Resmi : ACIDUM SULFURICUM
Nama Lain : Asam Sulfat
Rumus Kimia : H2SO4
Pemerian : Cairan jernih seperti minyak, tidak berwarna, bau
sangat tajam dan korosif. Bobot jenis lebih kurang
1,84.
Kelarutan : Bercampur dengan air dan dengan etanol, dengan
menimbulkan panas.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
II.3 Uraian Sampel
Sediaan perangsang pertumbuhan rambut (hair tonic) adalah
sediaan kosmetik yang digunakan untuk melebatkan pertumbuhan rambut
atau merangsang pertumbuhan rambut pada kebotakan dan rambut rontok
(Ditjen POM, 1985). Efek terapeutik dari tonik rambut meliputi pengobatan
terhadap alopesia areata, alopesia androgenetik, menghilangkan
ketombe, jamur dan bakteri yang tumbuh. Tonik ideal harus mempunyai
komponen iritan untuk meningkatkan suplai darah ke papila dermal dan
-
menstimulasi mekanisme suplai ke kulit kepala, vitamin atau asam
amino yang dibutuhkan untuk biosintesis keratin, antiseptikum untuk
mengontrol mikroorganisme dan kondisi lainnya yang dapat
mengganggu pertumbuhan rambut (Harry, 1957).
Bahan utama yang terdapat dalam sediaan tonik rambut ada dua, yaitu
zat pelarut dan zat khasiat. Zat pelarut yang umum digunakan untuk sediaan
bentuk larutan adalah air, alkohol dan gliserin. Kadar alkohol yang
digunakan hendaknya serendah mungkin karena kadar alkohol yang
tinggi dapat melarutkan kompleks protein-asam lemak rambut, sehingga
dapat menyebabkan terputusnya struktur protein (Ditjen POM, 1985).
Zat khasiat yang digunakan untuk sediaan tonik rambut
mempunyai efek antara lain, membersihkan, menghilangkan atau
mencegah ketombe, memperbaiki sirkulasi darah kulit kepala,
memperbaiki dan memulihkan sekresi kelenjar sebum, dan
merangsang pertumbuhan rambut (Ditjen POM, 1985).
Berdasarkan efeknya, zat khasiat diklasifikasikan menjadi :
1. Kounteriritan
Penggunaan kounteriritan dalam sediaan perangsang pertumbuhan
rambut didasarkan atas azas bahwa, tubuh akan selalu berupaya dalam
perlindungan dirinya untuk menghilangkan iritasi yang ditimbulkan
oleh keaktifan kounteriritan dengan meningkatkan aktivitas faalnya
pada jaringan yang teriritasi. Akibatnya sirkulasi darah pada daerah
tersebut lancar, metabolisme menjadi lebih aktif, dan pembelahan sel
dipercepat. Keaktifan kounteriritan yang diharapkan pada sediaan
perangsang pertumbuhan rambut adalah keaktifan ringan, terutama
dibatasi hingga efek hipertermia dan hiperplasia, hanya melecetkan sel
epidermis. Kounteriritan yang lazim digunakan meliputi asam
format, asam salisilat, histamin, kapsikum (tingtur cabe), kinina HCl,
pirogalol dan resorsin.
-
2. Vasodilator
Vasodilator dapat melebarkan pembuluh darah, sehingga aliran
darah meningkat dan faal tubuh menjadi lebih aktif, metabolisme
meningkat dan pembelahan sel dapat dipercepat. Azas ini diharapkan
akan terjadi jika vasodilator digunakan topikal pada kulit kepala,
sehingga merangsang pertumbuhan rambut. Sediaan yang
mengandung vasodilator tidak termasuk sediaan kosmetika. Vasodilator
yang umum digunakan adalah pilokarpina.
3. Stimulan Kelenjar Sebum
Zat alam maupun zat sintetik, dengan aneka jenis dan efek
farmakologi dalam kosmetika dinyatakan sebagai zat yang dapat
mempengaruhi sekresi kelenjar sebum, dapat digunakan untuk
merangsang pertumbuhan rambut. Kelompok zat ini meliputi
asam salisilat, belerang, etanol, garam kinina, garam pilokarpina,
kolesterol, lesitin, metil linoleat, resorsin, resorsin asetat, tingtur
jaborandus, dan tingtur kina.
4. Zat Kondisioner Rambut
Manfaat zat ini untuk memperbaiki kondisi rambut, merangsang
pertumbuhan rambut, dan mencegah kerontokan rambut. Kelompok
zat ini meliputi alantoin, asam pantotenat, azulen, biotin, kamomil,
konfrei, minyak cambah, pantotenol, polipeptida, vitamin E, dan
vitamin F. Vitamin F adalah campuran berbagai jenis asam poli tak
jenuh, terutama asam linoleat, asam linolenat, dan asam arakidonat.
5. Hormon
Hormon kelamin dapat mempengaruhi aktivitas kelenjar sebum dan
keratinisasi. Hormon pria akan merangsang kreatinisasi dan aktivitas
kelenjar sebum, sedangkan hormon wanita (estrogen) menunjukkan
efek menghambat. Hormon yang digunakan dalam sediaan
perangsang pertumbuhan rambut, antara lain estradiol, stilbestrol, dan
heksestrol. Namun di Indonesia penggunaan hormon dalam sediaan
kosmetik dilarang.
-
6. Antiseptik
Antiseptik yang lazim digunakan dalam sediaan perangsang rambut
adalah derivat fenol dan senyawa amonium kuarterner. Fenol sendiri
tidak pernah digunakan karena terlalu toksik dan iritasi. Derivat fenol
yang lazim digunakan meliputi p-amil fenol, asam salisilat, o-fenil
fenol, o-kloro-o-fenil fenol, p-kloro-m-kresol, p-kloro-m-ksilenol, dan
klorotimol. Senyawa amonium kuartener umumnya lebih baik
dibandingkan derivat fenol, karena spektrum aktivitasnya lebih luas
meliputi bakteri dan jamur. Senyawa amonium kuartener yang lazim
digunakan meliputi alkildimetilbenzilamonium klorida,
laurilisokuinolinium bromida, setilpiridinium klorida,
setiltrimetilamonium bromida. Umumnya, antiseptik digunakan
dengan batas kadar maksimum kurang dari 1%.
-
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
III.1 Alat dan Bahan
Alat
1. Beker gelas
2. Gelas ukur
3. Waterbath
4. Pipet tetes
Bahan
1. Sampel (Hair Tonic)
2. Perak nitrat
3. Amonia
4. Etanol
5. Difenilamin
6. Kalium permanganat
7. Na. Hidroksida
8. As. Sulfat
III.2 Cara Kerja
a. Cara kerja 1
1. Larutan uji ditambah beberapa tetes larutan perak nitrar 1%,
terbentuk endapan putih
2. Ditambahkan amonia, endapan larut
3. Ditambahkan asam nitrar encer, endapan tidak larut.
b. Cara kerja 2
1. Beberapa tetes larutan uji, diaupkan sampai kering
2. Ditambahkan beberapa butir difenilamin dalam tabung reaksi
3. Dipanaskan diatas api bebas sampai meleleh
4. Setelah dingin ditambahkan 1-2 tetes etanol, terbentuk warna biru
c. Cara kerja 3
1. Larutan uji ditambahkan 1 mL asam sulfat encer dan kalium
permanganat 0,1N
2. Dipanaskan diatas waterbath, warna kalium permanganat akan
hilang
3. Terjadi gelembung-gelembung gas.
-
III.3 Skema Kerja
Cara kerja 1
Larutan uji + beberapa tetes lar. Perak nitrat 1%
Endapan putih
+ amonia (endapan larut)
+ As. Nitrat encer (endapan tidak larut)
Cara kerja 2
Beberapa tetes cuplikan
Diaupkan ad. Kering
+ beberapa butir difenilamin dalam tabung reaksi
Dipanaskan diatas api bebas ad. Meleleh
Setelah dintin + 1-2 tetes etanol
Terbentuk warna biru
Cara kerja 3
Larutan uji
+ 1 ml asam sulfat encer dan kalium permanganat 0,1N
Dipanaskan diatas waterbath
Warna kalium permanganat akan hilang
Terjadi gelembung-gelembung gas
-
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Hasil
IV.2 Pembahasan
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
V.2 Saran
-
LABORATORIUM KIMIA FARMASI
JURUSAN FARMASI
UNIVERSITAS TADULAKO
ANALISIS MAKANAN DAN KOSMETIK
Pemeriksaan Raksa dan Senyawanya Dalam Sediaan Krim
Disusun Oleh :
Nama : MARTHIAN IVANSIUS
Stambuk : G701 13 152
Kelompok : IV (Empat)
Asisten : MIRZA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN FARMASI
UNIVERSITAS TADULAKO
2015
-
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Kosmetika adalah bahan atau sediaan yang dimaksudkan untuk
digunakan pada bagian luar tubuh manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir
dan organ genital bagian luar) atau gigi dan mukosa mulut terutama untuk
membersihkan, mewangikan, mengubah penampilan dan/atau memperbaiki
bau badan atau melindungi atau memelihara tubuh pada kondisi
baik.(Permenkes, 2010).
Cara Pembuatan Kosmetika yang Baik, yang selanjutnya disingkat
CPKB adalah seluruh aspek kegiatan pembuatan kosmetika yang bertujuan
untuk menjamin agar produk yang dihasilkan senantiasa memenuhi
persyaratan mutu yang ditetapkan sesuai dengan tujuan penggunaannya
(Permenkes, 2010).
Belakangan ini jenis kosmetik yang banyak digunakan oleh wanita
Indonesi adalah bleaching cream yang dikenal sebagai krim pemutih.
Produk ini banyak diminatai karena menjanjikan dapat memutihkan atau
menghaluskan wajah dalam waktu singkat. Hasil sampling dan pengujian
kosmetik tahun 2005 terhadap 10.896 sampel kosmetik menunjukan,
terdapat 124 sampel (1,24%) tidak memenuhi syarat, diantaranya produk
illegal, atau tidak terdaftar, mengandung bahan-bahan dilarang, terutama
merkuri dan rhodamin. (Media Konsumen 2010).
Kosmetik bermerkuri sebenanya bukan hal baru. Beberapa waktu lalu,
kosmetik ini ramai digunakan. Khasiatnya memutihkan kulit gelap dalam
waktu singkat. Orang yang bekulit gelap mempunyai zat warna (pigmen)
kulit lebih banyak dinandingklan orang berkulit putih. Zat warna tersebut
dikenal sebagai melanin. Produksi melanin dipengaruhi oleh paparan sinar
matahari. Itulah sebabnya, jika kita sering terkena sinar matahari, kulit
menjadi lebih gelap. Melanin membantu menahan menahan sinar ultra
violet agar tidak merusak kulit. Seperti telah diketahui, sinar ultra violet
-
dapat mencetuskan timbulnya kanker kulit. Walaupun melnin diciptakan
dengan manfaat yang sangat besar, banyak orang tidak menyukainya karena
dapat membuat kulit mereka terlihat lebih gelap. Sehingga, menurut mereka
tampak kurang cantik. Untuk itu digunakan kosmetik pemutih, yang
kebanyakan mengandung merkuri. Unsur ini memang mampu menghambat
produksi melanin. Karena jumlah menin kulit berkurang, maka kulitpun
tampak lebih putih (Panji, 2008)
I.2 Maksud dan Tujuan
1.2.1. Maksud
Mengetahui prinsip identifikasi raksa dan senyawanya alam sediaan
kosmetik.
1.2.2. Tujuan
Memahami prinsip identifikasi raksa dan senyawanya alam sediaan
kosmetik.
I.3 Prinsip
1. Pembentukan endapan merah raksa (II) Iodida
2. Pembentukan amalgam tembaga raksa
3. Pembentukan tembaga (I) tetraiodomerkurat berwarna merah.
I.4 Manfaat
Meningkatkan wawasan dan pemahaman mahasiswa mengenai prinsip
identifikasi raksa dan senyawanya alam sediaan kosmetik.
-
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Teori
Merkuri atau air raksa adalah unsur yang mempunyai nomor atom
(NA) 80 serta mempunyai masa molekul relatif (MR =200,59). Merkuri
diberikan simbol kimia Hg yang merupakan singkatan yang berasal bahasa
Yunani Hydrargyricum, yang berarti cairan perak. Bentuk fisik dan
kimianya sangat menguntungkan karena merupakan satu-satunya logam
yang berbentuk cair dalam temperatur kamar (25C), titik bekunya paling
rendah (-39C), mempunyai kecenderungan yang lebih besar, mudah
bercampur dengan logam lain menjadi logam campuran (Amalgam/Alloi),
juga dapat mengalirkan arus listrik sebagai konduktor baik tegangan arus
listrik tinggi maupun tegangan arus listrik rendah. Merkuri merupakan salah
satu unsur kimia yang biasa digunakan pada proses pemisahan emas dengan
unsur logam ikutan lainnya.
Merkuri termasuk logam berat berbahaya, yang dalam konsentrasi
kecil pun dapat bersifat Toksik (Racun). Merkuri merupakan logam yang
dalam keadaan normal berbentuk cairan berwarna abu-abu, tidak berbau
dengan berat molekul 200,59. Tidak larut dalam air, alkohol, eter, asam
hidroklorida, hydrogen bromida dan hidrogen iodide; Larut dalam asam
nitrat, asam sulfurik panas dan lipid. Tidak tercampurkan dengan oksidator,
halogen, bahan-bahan yang mudah terbakar, logam, asam, logam carbide
dan amine.
Dengan sifatnya yang demikian, merkuri menjadi unsur yang sangat
beracun bagi semua makhluk hidup, baik itu dalam bentuk unsur tunggal
(logam) ataupun dalam bentuk persenyawaan (membentuk senyawa dengan
unsur yang lain). Merkuri walaupun mengambil bentuk cairan sebenarnya
masuk dalam kategori logam. Toksisitas (Tingkat Keracunan) merkuri
berbeda sesuai bentuk kimianya, misalnya merkuri inorganik bersifat toksik
pada ginjal, sedangkan merkuri organik seperti metil merkuri bersifat toksis
-
pada sistim syaraf pusat. Merkuri sama sekali tidak dibutuhkan
kehadirannya dalam tubuh kita.
Metil merkuri dapat juga diserap secara langsung melalui pernapasan
dengan kadar penyerapan 80%. Uapnya dapat menembus membran paru-
paru dan apabila terserap ke tubuh, ia akan terikat dengan
proteinsulfurhidril seperti sistein dan glutamine. Di dalam darah, 90% dari
metil merkuri diserap kedalam sel darah merah dan metil merkuri juga
dijumpai dalam rambut. Jumlah merkuri yang dimasukkan ke dalam akar
rambut adalah berbanding dengan kepekatan metil merkuri di didalam
darah. Metil merkuri merupakan senyawa organik yang paling berbahaya
yang telah dipelajari oleh manusia. Metilasi merkuri dapat terjadi dalam
tubuh organisme manapun termasuk manusia. Merkuri sangat berbahaya
terhadap kesehatan manusia. Merkuri yang terikat pada adenina dapat
mengganggu enzim, mengganggu biosintesis protein dan lemak serta
merusak DNA dan RNA yang mengakibatkan kecacatan pada manusia
(blogspot.com, 2012).
a. Dampak Logam Merkuri (Hg) bagi Kesehatan
Semua komponen merkuri dalam bentuk apapun yang masuk ke
dalam tubuh manusia secara terus menyebabkan berbagai kerusakan
permanen pada otak, hati, dan ginjal (Roger etal,1984) Dampak yang
timbul oleh merkuri sebagai berikut :
1) Gangguan saraf sensoris : Paraesthesia (Sejenis kesemutan yang
cukup parah), kepekaan menurun dan sulit menggerakkan jari tangan
dan kaki, penglihatan menyempit, daya pendengaran menurun serta
rasa nyeri pada lengan dan paha (Kram).
2) Gangguan saraf motorik : lemah, sulit berdiri, mudah jatuh, ataksia
(Gangguan koordinasi tangan dan kaki, tubuh hingga gangguan
bicara), tremor (Gemetar pada bagian atau keseluruhan tubuh yang
tidak terkendali), gerakan lambat, dan sulit berbicara/Gagap.
3) Gangguan lain : gangguan mental, Autis, sakit kepala dan
hipersalivasi (Air liur yang berlebihan).
-
1. Pengaruh terhadap Fisiologis
Pengaruh toksisitas merkuri (Hg) terutama pada Sistem Saluran
Pencernaan (SSP) dan ginjal akibat merkuri terakumulasi. Jangka waktu,
intensitas dan jalur paparan serta bentuk merkuri sangat berpengaruh
terhadap sistim yang dipengaruhi. Organ utama yang terkena pada paparan
kronik oleh elemen merkuri dan organomerkuri adalah SSP sedang garam
merkuri akan berpengaruh terhadap kerusakan ginjal. Keracunan akut oleh
elemen merkuri yang terhisap mempunyai efek terhadap sistim pernafasan
sedang garam merkuri yang tertelan akan berpengaruh terhadap SSP, efek
terhadap sistim cardiovaskuler merupakan efek sekunder.
2. Pengaruh terhadap Sistim Syaraf
Merkuri yang berpengaruh terhadap sistim syaraf merupakan akibat
promer dari pemajanan uap elemen Hg dan MeHg karena senyawa ini
mampu menembus "bloodbrain barier" dan dapat mengakibatkan kerusakan
otak yang mengakibatkan kelumpuhan permanen. MeHg yang masuk dalam
pencernaan akan memperlambat SSP yang mungkin tidak dirasakan pada
paparan setelah beberapa bulan sebagai gejala pertama sering tidak spesifik
seperti pandangan kabur atau pendengaran hilang (ketulian) dan impoten.
3. Pengaruh terhadap Ginjal
Apabila terjadi akumulasi pada ginjal yang diakibatkan oleh
masuknya garam inorganik merkuri atau phenylmercury melalui SSP akan
menyebabkan naiknya permiabilitas epitel tubulus sehingga akan
menurunkan kemampuan fungsi ginjal (disfungsi ginjal). Pajanan (Paparan)
melalui uap merkuri atau garam merkuri melalui saluran pernafasan juga
dapat mengakibatkan kegagalan ginjal karena terjadinya proteinuria atau
nephrotik sindrom dan tubular nekrosis akut.
4. Pengaruh terhadap Pertumbuhan
Terutama terhadap Bayi dari ibu yang terpapar oleh MeHg, dari hasil
studi membuktikan ada kaitan yang signifikan bayi yang dilahirkan dari ibu
terpapar merkuri maka bayi yang dilahirkan mengalami gangguan
kerusakan otak yaitu retardasi mental (Kelainan/Cacat Mental), tuli,
-
penciutan lapangan pandang, microcephaly (Otak tidak tumbuh sehingga
ukuran kepala jauh lebih kecil dari ukuran kepala normal), cerebral palsy
(Kelumpuhan Otak besar yang menyebabkan kelumpuhan syaraf
keseluruhan), ataxia (Gangguan koordinasi tangan dan kaki, tubuh hingga
gangguan bicara), buta dan gangguan menelan.
Merkuri yang terpapar melalui kulit dan bekerja merusak pigmen-
pigmen kulit sebagaimana banyak kosmetik yang menggunakannya akan
berakhir pada mimpi buruk hilangnya kecanttikan secara alami bahkan fisik.
karena akan memunculkan efek kebalikan dari yang diterimanya selama
menggunakan merkuri dan kebanyakan akan sullit dikembalikan ke kondisi
kulit yang cantik dan sehat seperti semula.
Di antara semua unsur logam berat, Merkuri (Hg) menduduki urutan
pertama dalam hal sifat racunnya. Walaupun merkuri diambil bentuk cairan
sebenarnya masuk dalam kategori logam. Tidak seperti unsur logam lainnya
misalnya Besi (Fe) atau Magnesium (Mg) yang dibutuhkan tubuh untuk
penguatan tulang. Merkuri sama sekali tidak dibutuhkan kehadirannya
dalam tubuh kita. Oleh sebab itu, kehadiran merkuri dalam tubuh walaupun
sedikit atau berada di bawah ambang batas toleransi tetap membahayakan
kesehatan. Terlebih ketika akumulasi merkuri dalam tubuh sudah melewati
ambang batas toleransi yang bisa diterima oleh kesehatan tubuh akan timbul
gejala keracunan merkuri dalam bentuk kerusakan ginjal dan gangguan
kerja syaraf baik otak maupun tulang belakang. Pada gilirannya gejala ini
akan menimbulkan kematian bagi yang mengalaminya. Karenanya, penting
bagi kita sebagai manusia yang diberi anugerah otak dan bentuk yang paling
sempurna dari Tuhan, untuk selalu menjaga kesehatan, memastikan tidak
ada logam yang masuk ke dalam tubuh kita barang sedikitpun. Terutama
wanita, sejatinya ia menjaga kecantikannya luar dan dalam dengan selalu
memperhatikan masa depan kecantikannya sendiri dan generasinya kelak.
Karena sungguh, ketika merkuri telah masuk ke dalam tubuh seorang
wanita, bukan hanya kecantikannya yang terancam, melainkan juga organ-
organ tubuhnya yang penting serta anak yang akan dilahirkannya kelak.
-
Jadi, selamatkan dirimu wanita, karna kecantikanmu adalah asetmu. Maka
tidak selayaknya kau pilih merkuri untuk kecantikan sesaat yang siap
membunuhmu tanpa kau sadari. Aku, kamu dan anak kita selamat dari
bahaya merkuri
II.2 Uraian Bahan
1. Kalium Iodida (Farmakope Indonesia Edisi III, hal. 330)
Nama Resmi : KALII IODIDUM
Nama Lain : Kalium Iodida
Rumus Kimia : KI
Pemerian : Hablur heksahedral; transparan atau tidak berwarna,
opak dan putih; atau serbuk butiran putih, higroskopik
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, lebih mudah larut
dalam air mendidih larut dalam etanol (95%)P; mudah
larut dalam gliserol P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
2. Eter (Farmakope Indonesia edisi III, hal. 65)
Nama Resmi : AETHER
Nama Lain : Eter
Rumus Kimia : C4H10O
Pemerian : Mudah menguap, mudah mengalir, tidak berwarna;
berbau khas. Teroksidasi perlahan-lahan oleh udara
dan cahaya dengan membentuk peroksida.
Kegunaan : Larut dalam air; dapat bercampur dengan etanol,
dengan benzena, dengan kloroform, dengan pelarut
heksana, dengan minyak lemak dan minyak menguap.
Dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus cahaya,
diisi sebagian; pada suhu tidak lebih dari 30oC;
jauhkan dari api.
-
3. Asam Klorida (Farmakope Indonesia Edisi IV, hal. 49)
Nama Resmi : ACIDUM HYDROCLORIDUM
Nama Lain : Asam Klorida
Rumus Kimia : HCl
Pemerian : Cairan tidak berwarna; berasap; bau merangsang. Jika
diencerkan dengan 2 bagian volume air, asap hilang,
bobot jenis kurang 1,18.
Kelarutan :
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
4. Asam Nitrat (Farmakope Indonesia edisi III, hal. 650)
Nama Resmi : ASAM NITRAT
Nama Lain : Asam Nitrat
Rumus Kimia : HNO3
Pemerian : Cairan berasap, jernih, tidak berarna,
Kelarutan :
Penyimpanan :
5. Natrium Sulfat (Farmakope Indonesia edisi IV, hal. 1186)
Nama Resmi : NATRIUM SULFAT
Nama Lain : Natrium Sulfat
Rumus Kimia : NaSO4
Pemerian : Hablur tidak berwarna atau granul putih, tidak berbau,
merekah, melebur pada suhu 32,5oC
Kelarutan : Larut dalam 1,5 bagian air, dalam gliserin; tidak larut
dalam etanol.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terhindar dari panas.
-
6. Tembaga Sulfat (Farmakope Indonesia edisi III, hal. 731)
Nama Resmi : TEMBAGA SULFAT
Nama Lain : Tembaga Sulfat
Rumus Kimia : CuSO4
Pemerian : Prisma triklinik atau serbuk hablur biru.
Kelarutan : Larut dalam 3 bagian air dan dalam 3 bagian gliserol
P; sangat sukar larut dalam etanol (95%) P
Penyimpanan :
7. Aquadest (Farmakope Indonesia edisi III, hal. 96)
Nama Resmi : AQUA DESTILLATA
Nama Lain : Air suling
Rumus Kimia : H2O
Pemerian : Cairan jernih; tidak berwarna; tidak berbau; tidak
mempunyai rasa.
Kelarutan : Pelarut.
Penyimpanan :
II.3 Uraian Sampel
Krim adalah sediaan setengah padat berupa emulsi kental
mengandung tidak kurang dari 60% air, dimaksudkan untuk pemakaian luar.
Tipe krim ada dua yaitu krim tipe air minyak (A/M) dan krim minyak air
(M/A). untuk membuat krim digunakan zat pengemulsi. Umumnya berupa
surfaktan-surfaktan anionik, kationik, dan nonionik (Anief, 2000).
Menurut (Ditjen POM,1995) krim adalah bentuk sediaan setengah
padat mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam
bahan dasar yang sesuai. Istilah ini secara tradisional telah digunakan untuk
sediaan setengah padat yang mempunyai konsistensi relatif cair diformulasi
sebagai emulsi air dalam minyak atau minyak dalam air. Sekarang ini
batasan tersebut lebih diarahkan untuk produk yang terdiri dari emulsi
minyak dalam air atau disperse mikrokristal asam-asam lemak atau alkohol
-
berantai panjang dalam air, yang dapat dicuci dengan air dan lebih ditujukan
untuk penggunaan kosmetika dan estetika. Krim dapat digunakan untuk
pemberian obat melalui vaginal.
Krim disebut juga salep yang banyak mengandung air, sehingga
memberikan perasaan sejuk bila dioleskan pada kulit. Sebagai vehikulum
dapat dipakai emulsi kental berupa emulsi M/A atau emulsi A/M. Krim
lebih mudah dibersihkan dari kulit dari pada salep yang menggunakan
vaseline sebagai vehikulum (Joenoes, 1990).
Pada kulit kering pada keadaan kelembaban udara sangat rendah,
penguapan air dari kulit sangat tinggi, kulit orang tua, atau kelainan kulit
tertentu yang menyebabkan kulit menjadi kering dan kasar, krim dapat
mengurangi kekeringan kulit dan mengurangi penguapan kulit dengan cara
menutupinya (Wasitaatmadja, 1997).
Krim berisi minyak nabati atau minyak hewani, yang terkadang
bersifat komedogenik. Tentu saja minyak pengganti tidak dapat sepenuhnya
menggantikan peran minyak alamiah yang keluar dari kelenjar palit, namun
setidaknya dapat membantu dalam segi fisik proteksi dan pelembut kulit
(Wasitaatmadja, 1997).
Pemutih kulit merupakan suatu bahan yang digunakan untuk
mencerahkan atau merubah warna kulit yang tidak diinginkan (Rieger,
2000). Beberapa krim pemutih mengandung pigmen putih untuk menutupi
kulit dan para konsumen merasa kulitnya menjadi lebih putih, namun
sebenarnya kulit mereka hanya terlihat lebih putih saja akibat efek pelapisan
pigmen putih pada lapisan terluar kulit dan tidak ada pengurangan pada
kadar pigmen kulit yang sebenarnya. Krim pemutih yang mengandung
bahan yang dapat mengganggu produksi pigmen merupakan krim yang
dianggap paling efektif (Scott et al, 1985).
-
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
III.1 Alat dan Bahan
Alat
1. Timbangan elektrik
2. Pengaduk
3. Tabung reaksi dan rak
4. Sentrifuge
5. Cawan porselin
6. Pipet tetes
7. Pipet ukur
8. Gelas ukur
9. Lampu spiritus
10. Kertas saring
11. Corong
12. Batang tembaga
Bahan
1. Kalium Iodida
2. Eter
3. Asam klorida (HCl)
4. Asam nitrat (HNO3)
5. Larutan Na. Sulfat
Kalium Iodida
6. Larutan CuSO4
7. HCl 1N atau HNO3 1N
8. Aquadest
III.2 Cara Kerja
a. Penyiapan sampel
1. Ditimbang sejumlah 5 g cuplikan, dimasukkan dalam beker gelas
2. Dimasukkan dalam tabung sentrifuge, dikocok dengan 25ml eter
3. Disentrifuge diputar pada 2000 rpm selama 5 menit, kemudian fase
eter dibuang.
4. Endapan diambil, diletakkan dicawan porselin
5. Pada endapan ditambahkan campuran HCl P dan HNO3 P 9 ml dan 3
ml
6. Diuapkan diatas penangas air ad. Hampir kering
7. Pada sisa penguapan ditambahkan 10 ml air, didihkan sebentar,
didinginkan dan disaring.
8. Filtrat siap untuk pengujian.
-
b. Cara uji
Cara uji 1
1. Sejumlah 1 ml larutan uji, dimasukkan kedalam tabung reaksi
2. Ditambahkan 1 tetes larutan KI 0,5N dengan perlahan melalui
dinding tabung
3. Amati endapan warna orange/merah (Positif Hg)
Cara uji 2
1. Batang tembaga yang terlebih dahulu diamplas hingga mengkilap
2. Dicelupkan dalam larutan uji, didiamkan beberapa saat
3. Batang tembaga akan dilapisi endapan warna abu-abu mengkilap
4. Akan lebih jelas bila digosok dengan kertas saring dan hilang jika
dipanaskan dengan api bebas (Positif Hg)
Cara uji 3
1. Sejumlah 1 tetes larutan Na. Sulfat Kalium Iodida
2. Ditambahkan 1 tetes larutan CuSO4, dicampur
3. Ditambahkan 1 tetes larutan uji dalam suasana HCl 1 N/HNO3 1N
4. Amati ada atau tidaknya warna merah atau jingga (Positif Hg).
III.3 Skema Kerja
Cara uji 1
Sejumlah 1 ml larutan uji, dimasukkan kedalam tabung reaksi
Ditambahkan 1 tetes larutan KI 0,5N
dengan perlahan melalui dinding tabung
Amati endapan warna orange/merah (Positif Hg)
-
Cara uji 2
Batang tembaga yang terlebih dahulu diamplas hingga mengkilap
Dicelupkan dalam larutan uji, didiamkan beberapa saat
Batang tembaga akan dilapisi endapan warna abu-abu mengkilap
Akan lebih jelas bila digosok dengan kertas saring dan hilang jika
dipanaskan dengan api bebas (Positif Hg)
Cara uji 3
Sejumlah 1 tetes larutan Na. Sulfat Kalium Iodida
Ditambahkan 1 tetes larutan CuSO4, dicampur
Ditambahkan 1 tetes larutan uji dalam suasana HCl 1 N/HNO3 1N
Amati ada atau tidaknya warna merah atau jingga (Positif Hg).
-
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.3 Hasil
IV.4 Pembahasan
BAB V
PENUTUP
V.3 Kesimpulan
V.4 Saran