Laporan Asuhan Keperawatan
Transcript of Laporan Asuhan Keperawatan
5/14/2018 Laporan Asuhan Keperawatan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-asuhan-keperawatan-55a7589e61682 1/9
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan pendahuluan Asuhan Keperawatan Keluarga pada keluarga …………………. ini
disahkan pada :
Hari : …………………………………….
Tanggal : …………………………………….
Pembimbing Akademik
5/14/2018 Laporan Asuhan Keperawatan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-asuhan-keperawatan-55a7589e61682 2/9
KONSEP DASAR KELUARGA
A. DEFINISI KELUARGA
Menurut Departemen Kesehatan (1988), keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat
yang terdiri atas kepala keluarga serta beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disatu atap
dalam keadaan saling ketergantungan.
Bailon dan Maglaya (1978), mendefinisikan keluarga sebagai dua atau lebih individu
yang bergabung karena hubungan darah. Perkawinan atau adopsi. Mereka hidup dalam satu
rumah tangga, melakukan interaksi satu sama lain menurut peran masing-masing, serta
menciptakan dan mempertahankan suatu budaya.
Menurut Friedman (1998), definisi keluarga adalah dua atau lebih individu yang
tergabung karena ikatan tertentu, saling membagi pengalaman dan melakukan pendekatan
emosional, serta mengidentifikasi diri mereka sebagai bagian dari keluarga.
Menurut BKKBN (1999), keluarga adalah dua orang atau lebih yang dibentuk
berdasarkan ikatan perkawinan yang syah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan
materiil yang layak, bertaqwa kepada Tuhan, memiliki hubungan yang selaras dan seimbang
antara keluarga dan masyarakat serta lingkungannya.
B. BENTUK KELUARGA
Beberapa bentuk keluarga adalah sebagai berikut :
1. Keluarga Inti (Nuclear Family)
Adalah keluarga yang dibentuk karena ikatan perkawinan yang direncanakan yang
terdiri dari suami, istri, dan anak-anak, baik karena kelahiran maupun adopsi.
2. Keluarga Asal (Family of Origin)
Merupakan suatu unit keluarga tanpa asal seseorang dilahirkan.
3. Keluarga Besar (Extended Family)
Adalah keluarga inti ditambah keluarga yang lain (karena hubungan darah). Misalnya
kakek, nenek, bibi, paman, sepupu termasuk keluarga modern, seperti orang tua tunggal,
keluarga tanpa anak, serta keluarga pasangan sejenis.
4. Keluarga Berantai (Composite Family)
Keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan
merupakan suatu keluarga inti.
5. Keluarga Inses (Insect Family)Keluarga yang terbentuk karena perceraian dan atau kematian pasangan yang dicintai.
6. Keluarga Tradisional dan Non Tradisional
Adalah keluarga dari perkawinan poligami tanpa pernikahan dan hidup bersama.
7. Keluarga Kohabitasi (Cohabitation Family)
Dua orang menjadi satu keluarga tanpa pernikahan, bisa memiliki anak atau tidak.
5/14/2018 Laporan Asuhan Keperawatan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-asuhan-keperawatan-55a7589e61682 3/9
8. Keluarga Inses (Insect Family)
Adalah keluarga yang tidak lazim dimana anak perempuan menikah dengan ayah
kandungnya, ibu menikah dengan anak kandung laki-laki, paman menikah dengan
keponakannya, dll.
9. Keluarga Tradisional dan Non Tradisional
Dibedakan berdasarkan ikatan perkawinan. Keluarga tradisional diikat oleh
perkawinan, sedangkan keluarga non tradisional adalah Ayah-Ibu, dan anak dari hasil
perkawinan atau adopsi. Contoh keluarga non tradisional adalah sekelompok orang tinggal
di sebuah asrama.
C. STRUKTUR DAN FUNGSI KELUARGA
Setiap anggota keluarga mempunyai struktur peran formal dan informal. Misalnya, Ayah
mempunyai peran formal sebagai kepala keluarga dan pencari nafkah. Peran informal ayah
adalah sebagai panutan dan pelindung keluarga.
Struktur kekuatan keluarga untuk saling berbagi, kemampuan system pendukung diantara
anggota keluarga, kemampuan perawatan diri, dan kemampuan menyelesaikan masalah.
Menurut Friedman (1999), lima fungsi dasar keluarga adalah sebagai berikut :
1. Fungsi Afektif
Adalah fungsi internal keluarga untuk pemenuhan kebutuhan psikososial, saling
mengasuh dan memberikan cinta kasih serta saling menerima dan mendukung.
2. Fungsi Sosialisasi
Adalah proses perkembangan dan perubahan individu keluarga, tempat anggota keluarga
berinteraksi sosial dan belajar berperan di lingkungan sosial.
3. Fungsi Reproduksi
Adalah fungsi keluarga meneruskan kelangsungan keturunan dan menambah sumber daya
manusia.
4. Fungsi Ekonomi
Adalah fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga seperti sandang, pangan,
dan papan.
5. Fungsi Perawatan Kesehatan
Adalah kemampuan keluarga untuk merawat anggota keluarga yang mengalami masalah
kesehatan.
D. TUMBUH KEMBANG KELUARGA
Menurut Duval (1997), Daur atau siklus kehidupan keluarga terdiri dari 8 tahap
perkembangan yang mempunyai tugas dan resiko tertentu pada tiap tahap perkembangannya.
5/14/2018 Laporan Asuhan Keperawatan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-asuhan-keperawatan-55a7589e61682 4/9
1. Tahap I, Pasangan Baru Menikah (Keluarga Baru)
Tugas perkembangan pada tahap ini adalah membina hubungan perkawinan yang
saling memuaskan, membina hubungan harmonis dengan saudara dan kerabat, dan
merencanakan keluarga (termasuk merencanakan jumlah anak yang diinginkan).
2. Tahap II, Menanti Kelahiran (Child Bearing Family)
Atau anak tertua adalah bayi berusia kurang dari satu bulan. Tugas perkembangan
keluarga pada tahap ini adalah menyiapkan anggota keluarga baru, membagi waktu untuk
individu, pasangan dan keluarga.
3. Tahap III, Keluarga dengan anak prasekolah atau anak tertua 2,5 tahun sampai dengan 6
tahuan.
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah menyatukan kebutuhan masing-masing anggota keluarga, antara lain, ruang tamu atau kamar pribadi dan keamanan,
mensosialisasikan anak-anak, menyatukan keinginan anak-anak yang berbeda, dan
mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga.
4. Tahap IV, Keluarga dengan anak sekolah atau anak tertua berusia 7 tahun sampai 12
tahun.
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah mensosialisasikan anak-anak
termasuk membantu anak-anak mencapai prestasi yang baik di sekolah, membantu anak-
anak membina hubungan dengan teman sebaya, mempertahankan hubungan perkawinan
yang memuaskan, dan memenuhi kebutuhan kesehatan masing-masing anggota keluarga.
5. Tahap V, Keluarga dengan remaja atau dengan anak tertua berusia 13 sampai 20 tahun.
Tugas perkembangan pada tahap ini adalah mengimbangi kebebasan remaja dengan
tanggung jawab yang sejalan dengan maturitas remaja, memfokuskan kembali hubungan
perkawinan dan melakukan komunikasi yang terbuka diantara orang tua dengan anak-anak
remaja.
6. Tahap VI, Keluarga dengan anak dewasa.
Tugas keluarga pada tahap ini adalah menambah anggota keluarga dengan kehadiran
anggota keluarga yang baru melalui pernikahan anak-anak yang telah dewasa, menata
kembali hubungan perkawinan, menyiapkan datangnya proses penuaan, termasuk
timbulnya masalah-masalah kesehatan.
7. Tahap VII, Keluarga usia pertengahan.
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah mempertahankan kontak dengan
anak dan cucu, memperkuat hubungan perkawinan, dan meningkatkan usaha promosi
kesehatan.
8. Tahap VIII, Keluarga usia lanjut.
Tugas keluarga pada tahap ini adalah menata kembali kehidupan yang memuaskan,
menyesuaikan kehidupan dengan penghasilan yang berkurang, mempertahankan hubungan
5/14/2018 Laporan Asuhan Keperawatan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-asuhan-keperawatan-55a7589e61682 5/9
perkawinan, menerima kehilangan pasangan, mempertahankan kontak dengan masyarakat
dan menemukan arti hidup.
Menurut BKKBN (1999), tahapan keluarga dapat diukur berdasarkan tingkat
kesejahteraannya, yaitu sebagai berikut :
1. Keluarga Prasejarah
Yaitu keluarga-keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasar secara minimal,
seperti kebutuhan akan pengajaran, agama, sandang, pangan, papan, dan kesehatan.
2. Kelurga Sejahtera Tahap I
Yaitu keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara
minimal, tetapi belum dapat memenuhi keseluruhan kebutuhan sosial psikologis sepertikebutuhan terhadap pendidikan, keluarga berencana, interaksi dalam keluarga, interaksi
dengan lingkungan tempat tinggal, dan transportasi.
3. Kelurga Sejahtera Tahap II
Yaitu keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasar dan seluruh
kebutuhan psikologis, tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan perkembangannya seperti
kebutuhan untuk menabung dan memperoleh informasi.
4. Kelurga Sejahtera Tahap III
Yaitu keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhan dasar, kebutuhan
sosial-psikologis, dan kebutuhan perkembangan, namun belum dapat memberikan
sumbangan yang maksimal terhadap masyarakat.
5. Kelurga Sejahtera Tahap III Plus
Yaitu keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhannya, baik yang
seperti dasar, sosial, psikologis, maupun yang bersifat pengembangan serta dapat pula
memberikan sumbungan yang nyata dan berkelanjutan bagi masyarakat.
E. PELAKSANAAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA
Peraturan pemerintah No.21 tahun 1994, pasal 2, menyatakan bahwa penyelenggaraan
pembangunan keluarga sejahtera diwujudkan melalui pengembangan kualitas keluarga dan
keluarga berencana yang diselenggarakan secara menyeluruh dan terpadu oleh pemerintah,
masyarakat, dan keluarga.
Tujuan pembangunan keluarga sejahtera adalah mewujudkan keluarga kecil yang bahagia
dan sejahtera, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, sehat, produktif, mandiri dan memiliki
kemampuan untuk membangun diri sendiri dan lingkungan.
5/14/2018 Laporan Asuhan Keperawatan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-asuhan-keperawatan-55a7589e61682 6/9
Pokok-Pokok Kegiatan
1. Pembinaan Ketahanan Fisik Keluarga
Adalah kegiatan pertumbuhan dan pengembangan perilaku usaha dan tenaga terampil
sehingga dapat melakukan usaha ekonomi produktif untuk mewujudkan keluarga kecil,
bahagia, dan sejahtera.
Bentuk kegiatan pembinaan ketahanan fisik keluarga adalah sebagai berikut :
a. Penumbuhan dan pengembangan pengetahuan, sikap perilaku usaha dan ketrampilan
keluarga melalui penyuluhan, pelatihan magang, studi banding dan pendampingan.
b. Penumbuhan dan pengembangan kelompok usaha, melalui Kelompok Usaha
Peningkatan Mendapatkan Keluarga Sejahtera (UPPKS).
c.Pembinaan permodalan melalui tabungan Takesra (Tabungan Keluarga Sejahtera), danKUKESRA (Kredit Keluarga Sejahtera).
d. Pembinaan pemasaran melalui kerjasama dengan para pengusaha dan sektor terkait.
e. Pembinaan produksi.
f. Pembinaan kemitrausahaan
g. Pengembangan jaringan usaha, khususnya bekerjasama dengan Departemen Koperasi
dan PPKM.
2. Pembinaan Ketahanan Non Fisik Keluarga
Tujuan :
a. Peningkatan kualitas anak.
b. Pembinaan kesehatan reproduksi remaja.
c. Peningkatan keharmonisan keluarga, keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa.
Bentuk kegiatan ketahanan non fisik keluarga adalah sebagai berikut :
a. Bina Keluarga Balita
Pembinaan terhadap orang tua anak balita agar pertumbuhan dan perkembangan
anaknya optimal secara fisik dan mental melalui kelompok dengan bantuan alat
permainan edukatif (APE).
b. Pembinaan kesahatan reproduksi remaja dilakukan melalui :
- Pusat-pusat konsultasi remaja
- Penyuluhan konseling di sekolah dan pesantren, kelompok-kelompok
- Remaja, Karang Taruna, Remaja Masjid, Pramuka dan lain-lain.
c. Pembinaan keluarga lansia melaui kelompok bina keluarga lansia.
d. Kegiatan-kegiatan lain adalah sebagai berikut :
- Gerakan Keluarga Sejahtera Sadar Buta Aksara
- Beasiswa Super Semar
- Satuan karya Pramuka Keluarga Berencana, kegiatan lomba-lomba.
5/14/2018 Laporan Asuhan Keperawatan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-asuhan-keperawatan-55a7589e61682 7/9
3. Pelayanan Keluarga Berencana
a. Kegiatan Komunikasi Informasi Edukasi
Kegiatan ini meningkatkan kesadaran, pengetahuan dan perubahan perilaku
masyarakat dalam pelaksanaan KB.
b. Pelayanan Kessehatan Reproduksi meliputi pelayanan kontrasepsi, pelayanan
kesehatan reproduksi bagi ibu serta pelayanan lain yang ada hubungannya dengan
reproduksi.
4. Pendataan Keluarga Sejahtera
Dalam rangka mengevaluasi pelaksanaan gerakan keluarga sejahtera setiap tahun,
antara bulan Januari sampai Maret, dilakukan pendataan keluarga untuk mengetahui pencapaian kelaurga berencana dan tahapan keluarga sejahtera.
F. PERAN PERAWAT KELUARGA
Dalam melakukan asuhan keperawatan keluarga, perawat keluarga perlu memperhatikan
prinsip-prinsip berikut :
a. Melakukan kerja bersama keluarga serta kolektif.
b. Memulai pekerjaan dari hal yang sesuai dengan kemampuan keluarga.
c. Menyesuaikan rencana asuhan keperawatan dengan tahap perkembangan keluarga.
d. Menerima dan mengakui struktur keluarga.
e. Menekankan pada kemampuan keluarga.
Peran perawat keluarga adalah sebagai berikut :
a. Sebagai pendidik
Perawat bertanggung jawab memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga,
terutama untuk memandirikan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang memiliki
masalah kesehatan.
b. Sebagai coordinator pelaksana pelayanan keperawatan
Perawat bertanggung jawab memberikan pelayanan keperawatan yang komprehensif.
Pelayanan keperawatan yang berkesinambungan diberikan untuk menghindari kesenjangan
antara keluarga dan unit pelayanan masyarakat.
c. Sebagai pelaksana pelayanan perawatan
Pelayanan keperawatan dapat diberikan kepada keluarga yang sakit yang memiliki
masalah kesehatan dengan demikian anggota keluarga yang sakit dapat menjadi “entry
point” bagi perawat untuk memberikan asuhan keperawatan keluarga secara komprehensif.
5/14/2018 Laporan Asuhan Keperawatan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-asuhan-keperawatan-55a7589e61682 8/9
d. Sebagai supervisor pelayanan keperawatan
Perawat melakukan supervisi ataupun pembinaan terhadap keluarga melalui kunjungan
rumah secara teratur baik terhadap keluarga beresiko tinggi maupun yang tidak.
Kunjungan rumah tersebut dapat direncanakan terlebih dahulu atau secara mendadak.
e. Sebagai pembela (Advokat)
Perawat berperan sebagai advocat keluarga untuk melindungi hak-hak keluarga sebagai
klien. Perawat diharapkan mampu mengetahui harapan serta memodifikasi sistem pada
perawatan yang diberikan untuk memenuhi hak dan kewajiban mereka sebagai klien
mempermudah tugas perawat untuk memandirikan keluarga.
f. Sebagai fasilitator
Perawat dapat menjadi tempat bertanya individu, keluarga dan masyarakat untuk memecah masalah kesehatan dan keperawatan yang mereka hadapi sehari-hari serta dapat
membantu memberikan jalan keluar dalam mengatasi masalah.
g. Sebagai peneliti
Perawat keluarga melatih keluarga untuk dapat memahami masalah-masalah kesehatan
yang dialami oleh anggota keluarga. Masalah kesehatan yang muncul di dalam keluarga
biasanya terjadi menurut siklus atau budaya yang dipraktekkan keluarga. Misalnya diare
pada balita terjadi karena budaya menjaga kebersihan makanan dan minuman kurang
diperhatikan. Peran sebagai peneliti difokuskan kepada kemampuan keluarga untuk
mengidentifikasi penyebab, menanggulangi dan melakukan promosi kepada anggota
keluarganya. Selain itu perawat perlu mengembangkan asuhan keperawatan kelaurga
terhadap binaannya.
G. KELUARGA SEBAGAI UNIT FUNGSIONAL TERKECIL
Keluarga adalah unit fungsional terkecil dalam asuhan keperawatan keluarga karena
masalah kesehatan keluarga saling berkaitan dan saling mempengaruhi antara sesama anggota
keluarga dan juga akan mempengaruhi pola keluarga-keluarga disekitarnya atau komunitas
global. Menurut Freedman (1981), alasan keluarga sebagai unit pelayanan adalah sebagai
berikut :
a. Keluarga sebagai unit utama masyarakat dan merupakan lembaga yang menyangkut
kehidupan masyarakat.
b. Keluarga sebagai suatu kelompok yang dapat menimbulkan, mencegah, mengabaikan, atau
memperbaiki masalah-masalah kesehatan dalam kelompok dan komunitasnya.
c. Masalah-masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan. Apabila salah satu anggota
keluarga memiliki masalah kesehatan, anggota keluarga lainnya akan terpengaruh.
d. Dalam memelihara kesehatan anggota keluarga sebagai individu (klien), keluarga tetap
berperan sebagai pengambil keputusan dalam memelihara kesehatan setiap anggotanya.
5/14/2018 Laporan Asuhan Keperawatan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-asuhan-keperawatan-55a7589e61682 9/9
e. Keluarga merupakan perantara yang aktif dan mudah untuk berbagai upaya kesehatan
komunitas.
Dalam melakukan asuhan keperawatan kesehatan keluarga yang menjadi prioritas utama
adalah keluarga. Keluarga yang tergolong beresiko tinggi dalam bidang kesehatan, yaitu :
1. Keluarga dengan anggota keluarga pada masa usia subur yang mempunyai kondisi, seperti:
a. Tingkat social ekonomi rendah.
b. Keluarga kurang mampu mengatasi masalah kesehatannya secara mandiri.
c. Keluarga dengan keturunan kurang baik atau keluarga dengan penyakit keturunan.
2. Keluarga dengan ibu beresiko tinggi, masalah maternitas pada saat hamil:
a. Usia ibu < 16 tahun atau > 35 tahun. b. Menderita kekurangan gizi/anemia.
c. Menderita hipertensi.
d. Primipara/multipara.
e. Riwayat persalinan dengan komplikasi.
3. Keluarga dengan anak yang beresiko tinggi karena:
a. Lahir prematur.
b. BB kurang atau tidak naik dalam bulan berikutnya.
c. Lahir dengan cacat bawaan.
d. ASI kurang sehingga tidak mencukupi kebutuhan bayi.
e. Ibu menderita penyakit menular yang dapat mengancam bayi atau anaknya.
4. Keluarga mempunyai hubungan dalam hubungan antar anggota keluarga, seperti:
a. Adanya anak yang tidak dihendaki dan pernah mencoba menggunakannya.
b. Ada anggota keluarga yang sering sakit.
c. Salah satu orang tua meninggal/cerai.
5. Keluarga lanjut usia/balita, yaitu:
a. Pasangan lanjut usia tinggal serumah.
b. Keluarga yang memiliki anggota lansia dalam keadaan tidak sehat.
c. Keluarga memiliki anggota lansia dan balita.
6. Keluarga yang tidak mampu menjalankan tugas perkembangan individu dan atau tugas
perkembangan keluarga.
7. Keluarga yang memiliki anggota keluarga dengan penyakit kronis yang menular/tidak
menular.
Keluarga harmonis Indonesia adalah keluarga yang didalamnya dapat tercipta hubungan
yang setara, saling memanjakan, saling melayani, saling membahagiakan, saling memotivasi,
saling mempromosikan, dan menciptakan sinkronisasi dengan sesama anggota keluarga.