Laporan Antara 2012

22
LAPORAN ANTARA TUGAS PRAKTEK PERANCANGAN BANGUNAN AIR SEMESTER GENAP T.A. 2011/2012 Disusunoleh: Hendra Ginting (040212020) Wiliyanto D (060212634) Benedictus Sartio J.P (090213318) Anter Lagustory S(090213319) PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA APRIL 2012

Transcript of Laporan Antara 2012

LAPORAN ANTARA TUGAS PRAKTEK PERANCANGAN BANGUNAN AIR SEMESTER GENAP T.A. 2011/2012 Disusunoleh: Hendra Ginting(040212020) Wiliyanto D (060212634) Benedictus Sartio J.P(090213318) Anter Lagustory S(090213319) PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA APRIL 2012 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat danrahmat-Nyakamidapatmenyusunlaporanini.LaporanPraktikPerancangan Bangunan Air ini bertujuan untuk memberikan informasi dan sistematikayang digunakan dalamPerancanganBendungIrigasi,sesuaidenganmetodedanperaturanyangtelahada sebelumnya. PadalaporaninidipaparkantahapdemitahapPerancanganbendungirigasipada sungaiyangtelahditentukanyaituKaliGendol.Perancanganbendungdiawalidengan menghitung debit banjir rencana dengan memanfaatkan data hujan harian selama 10 tahun dan kemudian dilanjutkan dengan perancangan dimensi bendung. Pada kesempatan ini, penyusun ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1.IbuAnastasiaYunika,ST.,M.Eng,selakudosenmatakuliahPraktikPerancanganBangunan Air. 2.PengajarseluruhmatakuliahprasyaratPraktikPerancanganBangunanAiryangtelah mengajarkan kami dasar-dasar ilmu teknik keairan (hidro). 3. Semua pihak dan teman-teman yang membantu dalam menyelesaikan laporan ini. Kritikdansarandaripembacasangatkamiharapkanuntukperbaikanlaporanini. Penyusunberharap,semogahasillaporaninibergunabagikami,rekan-rekanmahasiswa, dan para pembaca. Yogyakarta, April 2012 BAB I PENDAHULUAN 1.1 PENGERTIAN BENDUNG DAN BENDUNG IRIGASIMasyarakatpadaumumnyaseringmemilikiasumsiatauparadigmayang kelirumengenaidefinisibendung,orangseringmenyamaratakanantarabendung denganbendungan.Walaupunkeduanyamerupakanbangunanairyangdibuat denganposisimelintang/memotongsungainamunkeduanyamemilikifungsidan bentuk yang tidak sama. Secara singkat bendung dapat diartikan sebagai bangunan airyangdibangununtukmenaikkanmukaairsungai,sedangkanbendungan dibangundengantujuanuntukmenbendungairsungaisehinggamembentuk genangan air (danau buatan). Menurut Standar Tata Cara Perancangan Teknik Bendung (SK SNI T-02- 1990-F),yangdimaksuddenganbendungadalahbangunanairyangdibangun melintangsungaiuntukmeninggikantarafmukaairsehinggaairsungaidapat disadapdandialirkansecaragravitasikedaerahyangmembutuhkannya.Bendung irigasisendirisecaraumumtidakberbedadenganbendunglainnyahanyasaja dalambendunginidirencanakansedemikianrupaagarairsungaiyangdbendung dapatmengairiwilayahpersawahanyangdikehendakidenganseoptimaldan seefisien mungkin. Bendungsudahdibangunolehmanusiasejakzamandahulu,walaupun hanyadenganmetodeyangsederhanayaitumenumpukkanbatu-batukalipada sungai.Sampaisaatinibendungtradisionalyangdibangundenganmenggunakan batu kali, trucuk ataupun dinding bambu yang diisi tanah masih dapat ditemukan di Indonesia khususnya di daerah yang belum sepenuhnya tergapai oleh teknologi. Perkembanganteknologidalamkehidupanmanusiajugamempengaruhi perkembanganbendung.Dewasaini,bendungtidakhanyadibangunsecara tradisionalmenggunakanbatu,bendungsaatinidapatdibagiberdasarkantipe struktur dan juga sifatnya. Berdasarkan tipe struktur bendung dibagi menjadi : 1. Bendung tetap, 2. Bendung gerak, 3. Bendung kombinasi, 4. Bendung kembang kempis, 5. Bendung bottom intake. Berdasarkan sifat bendung dibagi menjadi : 1. Bendung permanen, seperti bendung pasangan batu, beton, dankombinasi beton dan pasangan batu. 2. Bendung semi permanen, seperti bendung bronjong, dan cerucuk kayu. 3.Bendungdarurat,sepertibendungyangdibuatolehmasyarakat pedesaan dari tumpukan batu atau karung pasir. Bendung-bendungtersebutdibangunmenggunakanmaterialyangberbeda bedamulaidaribatu,betonmaupunyangterbuatdarikaret.Walaupunbending yangterbuatdarikaretmemilikibeberapakelebihandibandingmateriallainnya antara lain; ringan, mudah dioperasikan dan pelaksanaannya cepat. Kelengkapan dari sebuah bendung adalah tubuh bendung, ambang bendung gerak, pintu bendung gerak, peredam energi, landai udik, tembok pangkal bendung, temboksayapudik,temboksayaphilir,bangunanpengambil,pintupengatur, bangunanpembilasbawah,dindingbanjir,saringan,penangkapdankantong sedimen, pintu air, pintu bendunggerak, tangga,jembatan, penduga muka air, alat ukur debit, tanggul banjir, tanggul penutup, rip-rap, balok skot, atap pelindung, dan rumahjaga,sertakelengkapanlainuntukmenanggulangimasalahtertentuyang mungkin timbul. Di bawah ini akan dijelaskan lebih jauh tentang sebagian komponen utama bendung, yaitu : tubuh bendung, bangunan intake, bangunan pembilas, bangunan pelengkap. (Alfabeta, Desain Hidraulik Bendung Tetap untuk Irigasi Teknis, 2002). 1.2 FUNGSI BENDUNG Bendungmemilikiberbagaimacamfungsidankegunaan,meskipun Perancangan bendung di dalam laporan inidikembangkan untuk mengairi wilayah persawahan. Namun dalam kenyataannya bendung biasanya mempunyai fungsi lain yangtakkalahpentingnyasepertimenanggulangibahayabanjir,menyediakanair baku(airtawar)bagipenduduksekitardanmencegahintrusiairlautatau merembesnyaairasindarilautkedalamaliransungai(apabilabendingdibangun dihilir sungai yang dekat dengan laut). 1.3 DAERAH ALIRAN SUNGAI Daerahaliransungaiadalahdaerahyangmengalirkanairkesungai.Pada penentuan Daerah aliran sungai, dicari daerah tertinggi antara sungai yang akan di bendungdengansungaiyangbersebelahan.Penentuandaerahaliransungaiyaitu dari hulu sampai dengan daerah yang akan di bendung. Datayangdibutuhkanuntukmenentukandaerahaliransungaiadalahpeta topografisungaitersebutdenganlegendayanglengkapsertagariskontur,dimana gariskonturakandigunakanuntukmenentukanbatas-batasdaerahaliransungai, yaitudaerahtertinggiantarasungaiyangakandibendungdengansungaiyang bersebalahan dengan sungai tersebut.Setelahmemahamitentanggariskontur,makaselanjutnyabisaditentukan daerahtertinggiantarasungaiyangingindibendungdengansungaiyangadadi sebelahnya.Daerah-daerahtertinggiinijikadihubungkanakanmembentuksuatu daerah, daerah itulah yang disebut dengan daerah aliran sungai. 1.4 DATA YANG DIPERLUKAN DalamprosesPerancanganbendungdalamlaporaninidiperlukandata mentahyangdiperolehdariKantorDinasPerairandanliteraturelainnya.Data tersebut yang akan dipergunakan dalam perhitungan antara lain : 1. Curahhujanharianselama10tahundari(minimal)5stasiunyangberbedadi wilayahDASyangtelahditentukansebelumnya.Datainidipergunakanuntuk mencaricurahhujanharianrata-ratadaerahuntukmemperolehnilaicurah hujan daerah maksimum. Data curah hujan daerah maksimum digunakan untuk pengujianstatistikadatahujanyaitu;ujiketiadaantrend,ujistasionerdanuji persistensisertaujikebaikansuai,sebelumdigunakanuntukmenghitungdebit banjir rencana. 2.DAS bagian hulu bendung, digunakan untuk menghitung curah hujan hari rata- rata daerah dan dalam perhitungan debit banjir rencana. 3.PetakonturdanlandusedariwilayahDASyangkemudiandigunakanuntuk menghitungkoefisienrunoff(limpasan)sertamencarielevasidibeberapa lokasi di sungai, yang akan digunakan dalam menghitung debit banjir rencana. 4. Data daerah irigasiyaitu; jaringan saluran dan petak serta bangunanbangunan. Datainidipergunakanuntukmenghitungpetaktertinggi,kehilanganenergi, debit (Q) demand. 1.5 PENENTUAN TINGGI, LEBAR DAN PANJANG BENDUNG. Tinggibendungditentukantergantungpadakenaikanair,tergantungpada energiyangdiperlukanyangdiakibatkankarenagesekan.Untukpenentuanlebar bendungsendirimengikutilebarsungaiyangakandibendung.Panjangbendung ditentukan dengan metode analisis struktur 1. BAB 2 PEMBAHASAN 2.1VALIDASI DAN KOMPILASI DATA HUJAN HARIAN Dalamperencanaanbendung,diperlukandatahujanharianyangkemudian dipergunakan untuk menentukan yang terjadi di Daerah Aliran Sungai (DAS) pada bagianhulubendung.DatahujanyangdipakaidiperolahdariDinasPengairan. Format data yang dipergunakan terbagi dalam dua file, antara lain 1.Filedengan5stasiunhujanyaituCLD,TJP,OBSKMY,HLM,dan SHCGKdimulaidaritahun1989sampaitahun1997denganorientasi data mendatar ( landscape) 2.File dengan tahun 1998 dengan orientasi data menurun ( portrait ). 2.2VALIDASI DATA Setelahdiperolahdatahujanharian,langkahselanjutnyaadalahdengan melakukanvalidasipadadatatersebut.Validasidataadalahpengecekanpadadata curahhujanyangdiperolehdarisetiapstasiun.Adapunfungsidarivalidasiadalah untuk mencari kejanggalan dan kelengkapan pada data tersebut. Langkah-langkahdalamprosesvalidasidatacurahhujanadalahsebagai berikut : 1.Pengecekan konsistensi format penyajian data curah hujan. 2.Pengecekan kelogisan nilai masing-masing nilai curah hujan harian. 3.Pengecekan kelogisan nilai jumlah hujan harian dalam setahun (hujan tahunan). 4.Pengecekan format pengetikan / input data.5.Pengecekankelogisannilaihujanhariandibulan-bulanbasahdanbulan-bulan kering. 6.Pengecekankelogisannilaihujanantarstasiunpadawaktuyangsama,baik harian, bulanan, maupun tahunan. 7.Pengecekan catatan/keterangan/notasi yang ada 8.Pengecekan kelengkapan data dan identifikasi data hilang Darihasilvalidasidatapadadatacurahhujanyangtelahdiberikan, ditemukan kejanggalan dan ketidaktepatan data, yaitu : 1.Adanyakejanggalanpadadatatahun1989-1992distasiunCLDdimananilai curah hujan yang terlalu besar. 2.Adanyakejanggalanpadatahun1994bulan1padastasiunCLDdimananilai curah hujan pada data tersebur terlalu besar. 3.Hilangnya data curah hujan pada bulan September 1993 sampai Desember 1994 pada stasiun HLM. 4.Adanyabeberapadatayangtidakterukur(ttu)padasetiapstasiunsehingga harusmencaridatayangvalid.Dibawahiniadalahtanggalhilangpadasetiap stasiun. Tabel 2.1 Tanggal Data Hujan Tidak Terukur TahunBulan Tanggal CLDTJPOBSKMYHLMSHCGK 19891 2 3 4 5 30 6 7 2312,16,26 8 910,28,30 10 30,312,21,24,30,31 11 1,4 12 299,16,18,19 199014,8,31 28,28 3 2 41,2,4,21 5 6 7,283 77,30 85,14,16,19 9 1821 10 1120 1219,26 19911 214,15,26,27 31,10 4 5,263,18,22 5 46 6 722 8 9 1021 1116,30 12 3020,22 199213 21,2,3,16 3 425 5 282 6 20 723 823,28,29,30 94,6,21 10 1516 11 17,25 12 918,28,31 199312,17 217,1923 38,17,21204,10,26 410 25 5272 6 1421,30 72,3,292423 821,26,30 947,293,281 s/d 30 10 23,25 1 s/d 30 11 118,9,271 s/d 30 12 12,10,12,271 s/d 30199419,10,111 s/d 30 27,11,22 4,13,15,17,21,221 s/d 30 317,18,20 11,18,21,25,261 s/d 30 427 1,201 s/d 30 5 1 s/d 30 63,281 s/d 30 7 1 s/d 30 8 1 s/d 30 9 1 s/d 30 1027 261 s/d 30 115,22,271 s/d 30 12261 s/d 30199514,8,11,22 4,8,26 219,21,23,24,25,27 13 319,31 6,7,17 47 54 62,21 1,15,20 Setelahditemukankejanggalandanketidaklengkapanpadadatahujan, selanjutnya dilakukan perbaikan data hujan tersebut. Langkah langkah perbaikan dan pelengkapan data adalah sebagai berikut : 1.Data pada tahun 1989 1992 di stasiun CLD, dimana diketahui nilainya terlalu besar, dilakukan pengecilan data dengan membagi semua nilai data dengan 10. 711 6,9,15 8 92,3,29 3,4,11 108,14,15,21 7,23,26 112,20 121,3,6,11,15,21,23,24,28 199618,28,30 225,29 37,10 412,21 26 520,29 626 71 829 92,7,12,17,20,21 5,11,16 101,9,10,25,30 117,15,16,27,28 121,3,6,11,15,21,23,24,28 199711,12,29 25 7,9,17 319 46,22 21,22 57,15,27 6 72 83,4 9 10 1111 11,23 128,10 18,21 199812,30,3123,295,21,27 228248,9,22 317232,3,7,18,27,28,29 16 49,2488,20,23 5 2,3,5,7,217,8,17,25 6 14,18,218,11,18,2118,21 7 812 9 14 1,6 10 31 119,13201,5,2820 1291,2411,13,15,211,15,282.Cara pada no 1 juga dilakukan pada tahun 1994 di stasiun CLD. 3.DatapadabulanSeptember1993sampaidenganDesember1994dimanadata tersebut tidak ada maka dianggap tidak terukur. 4.Penghitungandatatidakterukurdilakukanperstasiundenganpertamakali mengelompokkan tanggal dan bulan pada data yang tidak terukur tersebut. 5.PenghitungandatayangtidakterukurdihitungdenganmenggunakanNormal Ratio Method a.Menentukantahunpatokandimanapadasatutahunyangsama,data curah hujan harian stasiun yang berpengaruh lengkap b.Menghitung setiap data curah hujan yang hilang / NR dengan rumus : ((

+ + + =nnxbbxaaxPNNPNNPNNnNR . ... . .1 Dimana : NR : Not Recorded / Data Curah Hujan yang Hilang n: Jumlah stasiun pembanding / yang berpengaruh (minimal 3 stasiun) Nx :Jumlahcurahhujantahunanditahunpatokanpadastasiun yang kehilangan data Na, Nb,..:Jumlahcurahhujantahunanditahunpatokanpadastasiun tertentu yang berpengaruh Pa, Pb,...:Datacurahhujanharianpadatanggalyangsamadengan data yang akan dicari di stasiun tertentu yang berpengaruh. Setelah menentukan stasiun hujanyang mewakili daerahaliran sungaiyang akan dibendung,kemudiandihitunghujanrata-ratadaerahnya.Metodeyangdigunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode poligon Thiessen. Metode poligon Thiessen dianggapsudahcukupakuratuntukmemperhitungkanhujanrata-ratasuatudaerah, karena memperhitungkan luas daerah yang mewakili tiap stasiun hujan. Carapembuatanpoligonthiessenjugasederhana.Adabeberapalangkahyang harus dilakukan untuk menggambar poligon thiessen, yaitu sebagai berikut : 1.Membuatsegitiga-segitigayangmenghubungantigastasiunyangberdekatanbaik yangdidalamdaerahaliransungai,maupunyangdiluardaerahaliransungai. Dalampembuatansegitiga,sebaiknyahindarisegitigadengansuduttumpulkecil karena akan menyulitkan langkah berikutnya. 2.Padasetiapsisisegitiga,buatgarisyangtegaklurus.Garistegaklurustersebut dibuat, tepat di tengah-tengah sisi segitiga. Setiap segitiga memiliki tiga garis tegak lurus yang akan berpotongan pada satu titik . 3.Garis-garistegaklurustersebutmerupakansisi-sisipoligonsedangkanntitik-titik potong pertemuannya adalah titik-titik sudut poligon. 4.Luas poligon merupakan luas yang mewakili stasiun yang ada di dalamnya. Apabila stasiunterdapatdiluardaerahaliransungai,makayangmenjadibatasluasannya adalah garis-garis poligon ditambah dengan batas DASnya. 5.Untukcek:jumlahsisipoligon=jumlahgarispenghubungyangkeluardarititik-titikstasiun tersebut(ditambahbatasdaerahjugauntukstasiunyangberadadiluar DAS). Padagambardiatasterlihatsangatjelasluasdaerahyangmewakilitiapstasiun setelahdigambarpoligonthiessennya.Daerahyangberwarnahijau,merupakandaerah yangmewakilistasiun1,daerahyangberwarnakuningmerupakandaerahyang mewakilistasiun2,daerahyangberwarnajinggamerupakandaerahyangmewakili stasiun 3,daerah yang berwarna merah merupakan daerah yang mewakili stasiun 4, dan daerah yang berwarna biru merupakan daerah yang mewakili stasiun 5. Setelah poligon thiessendigambar,dari setiap stasiun dihitung luasannya.Dalam penelitian kami, perhitungan luas stasiun dicari dengan mengkotak-kotaki wilayah DAS yang ditinjau dengan ukuran kotak 1x1m sehingga dapat luasan stasiunnya. Setelah data hujanlengkap danluas daerah sudah diketahui, untuk mencari curah hujan rata-rata digunakan rumus sebagai berikut : An) ... A (ARn) An x( ... ) R x(A ) R x(AR2 12 2 1 1+ + ++ + += Dimana : R= curah hujan rata-rata pada suatu daerah, pada waktu tertentu. R1,R2,,Rn= Curah hujan pada stasiun 1,2,,n A1,A2,An = Luas stasiun 1, luas stasiun 2, , luas stasiun n n= Jumlah stasiun yang mewakili DAS suatu sungai Setelahdidapatcurahhujanrata-ratapadasuatudaerah,makaakan dilakukan uji hipotesis terhadap data curah hujan. 2.3 PENGUJIAN STATISTIKA DATA HUJAN 2.3.1Uji Ketiadaan Trend Uji ketiadaan trend dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui ada tidaknya trend atau variasi dalam data. Apabila ada trend maka data tidak disarankan dalam analisishidrologi.Datayangbaikadalahdatayanghomogen,artinyadataberasal dari populasi yang sama jenis. Uji ketiadaan trend dapat dilakukan dengan beberapa metode, antara lainUjiKorelasiPeringkat(KP)denganMetodeSpearman,UjiManndan Whitney,danUjiTandadenganMetodeCoxdanStuart.Kaliinikami menggunakanujiketiadaantrenddenganmenggunakanUjiKorelasiPeringkat denganMetodeSpearman.Langkahlangkahyangdilakukandalampengujian adalah sebagai berikut. 1.H0 : data tidak mempunyai trend 2.H1 : data mempunyai trend 3.: 0,05 4.Statistik Uji Daerah kritis untuk uji 2 arah dengan dk = n - 2 = 10 - 2 = 8 t0.025 > + 2.306dant0.025 < -2.306 5.Hitung KP = 1 - ( 6 x 198)/(103 - 10) = -0.2 thitung = -0.2 x [(10 - 2)/(1-(-0.22))]1/2= -0.833 6. Kesimpulan : thitung dalam daerah penerimaan terima HO Tabel 2.2 Uji Ketiadaan Trend Keterangan : KS= Koefisien korelasi t= Nilai distribusi t, dengan dk = n-2 No.TahunPeringkat TtRmaxPeringkat Rtdtdt2 11989177.835416 21989254.589749 31989367.62639 41989486.87400 519895104.962-39 61989658.62824 71989753.161039 819898128.781-749 91989964.427-24 1019891090.763-749 198 Tt= Peringkat dari tahun terkecil s.d terbesar Rt= Peringkat curah hujan dari yang terbesar s.d yang terkecil dt= Selisih antara Rt dan Tt n = Jumlah data Dariujiketiadaantrenddiperolehnilaidistribusit=-0.833Nilaiini dibandingkandengannilaiyangdidapatdariTabelNilaiKritisSebarantujidua sisi untuk dk = n 2= 8 dan o = 0,05,yaitu t0.025 > + 2.306dant0.025 < -2.306.Karena-2.306 < t0.025 < 2.120 maka dapat diambil kesimpulan bahwadatayang diuji tidak memiliki trend dan berasal dari populasi yang sama. 2.3.2Uji Stasioner Ujistasionerdilakukanuntukmengujikestabilannilaivariandanrata-rata deretberkala.UjistasionerdilakukandenganmenggunakanmetodeDistribusiF. Caranya, data dibagi dalam dua kelompok atau lebih. Setiap kelompok diuji dengan menggunakanDistribusiF.Apabilanilaivarianstabil,makadilanjutkandengan mengujikestabilannilairata-ratanya.Sedangkanapabilanilaivariantidakstabil, makatidakperlumengujikestabilannilairata-rata.Langkahlangkahyang dilakukan adalah sebagai berikut. a.Kestabilan Varian 1.H0 : varian stabil 2.H1 : varian tidak stabil 3.: 0,05 4. Statistik uji : Daerah kritis untuk dk1 = n1 - 1 = 5 - 1 = 4 dan dk2 = n2 -1 = 5 - 1 = 4 F0.5 > 6.39 ( dari tabel distribusi F ) 5. Hitung F = ( 5*366.94*(5-1))/(5*977.85*(5-1)) = 0.375 Varian data Stabil b. Uji stabilitas rata - rata1. Ho :varian data stabil 2. H1 :varian data tidak stabil 3. : 0.05 4. Statistik uji: Daerah kritis untuk uji 2 arah dengan =0.05 dan dk = n1 -n2- 2 = 5 - 5 - 2 = 8 t0.025 > + 2.306 dan t0.025 < -2.306 (dari tabel distribusi t) 5. Hitung = (((5*366.94)-(5*977.85))/(5+5-2))= -190.91 t= (78.31-79.15)/(-190.91*((1/5)+(1/5))^1/2) = 0.022 Rata-rata data stabil Tabel 2.3 Uji Stasioner No.TahunKelpkRmaxRata-RataStd DevS2 11989 1 77.83 78.3719.111365.22 2199054.58 3199167.62 4199286.87 51993104.96 61994 2 58.62 79.1531.271977.85 7199553.16 81996128.78 9199764.42 10199890.76 DariujistasionerdidapatkannilaiF=0.375.Nilaitersebutdibandingkan dengan nilai yang didapat dari nilai kritis Fc distribusi F untuk DK1 = 4 dan DK2 = 4 yaitu sebesar 6.39. Selain itu juga didapatkan nilai t sebesar0.022, nilai tersebut dibandingkan dengan nilai yang diperoleh dari tabel nilai kritis tc untuk distribusi t uji dua sisi untuk o = 0,05 dan dk = n1 + n2 -2 = 8 yaitu t0.025 < -2.306 atau t0.025 > 2.306 .Karena nilai F = 0.375 lebih kecil dari Fc = 6.39 tetapi nilai t = 0.022 berada diantara-2.306 113.6911.660.43560.2178 1010x hitung =4.6668 Darihasilujichi-kuadratdidapatkannilaikritissebesar4.6668.Nilaiini kemudiandibandingkandengannilaipembandingdalamTabelNilaiKritisuntuk Distribusi Chi-Kuadrat pada lampiran. Pada tabel tersebut kita lihat nilai kritis pada dk=4dan(derajatkepercayaan)=0,05didapatkannilaikritispembanding sebesar 7.815. Karena 4.6668 < 7.815 maka data memenuhi syarat. 2.3.9 Perhitungan Nilai Hujan Rencana (Rn) Penentuanhujan(R)kalaulanginidigunakanuntukmenentukandebit banjir rencana (Q) kalaulang 2 tahun (Q2), 5 tahun (Q5), 10 tahun (Q10), 25 tahun (Q25),50tahun(Q50),100tahun(Q100),200tahun(Q200),dan1000tahun(Q1000).Cara mendapatkan besarnya hujan dengan kala ulang 2 tahun (R2), 5 tahun (R5), 10 tahun (R10), 25 tahun (R25), 50 tahun (R50), 100 tahun (R100), 200 tahun (R100), 1000 tahun (R1000) adalah sebagai berikut : 1.Tentukan logaritma dari semua nilai X (curah hujan) 2.Hitung nilai rata-ratanya dengan rumus : nXXi =loglog 3.Tentukan nilai standar deviasi dariX log: ( )1log loglog .2= nX XX Si 4.Hitung nilai koefisien kemencengan (CS) ( )( )( )( )33log . . 2 . 1log log .X S n nX X nCSi = Tabel 2.9 Perhitungan CS RtXilog Xi ( )2log log X Xi ( )3log log X Xi 198977.831.89120.00021.9538E-06 199054.581.73700.0201-2.8395E-03 199167.301.82800.0026-1.2971E-04 199286.871.93890.00362.1851E-04 1993104.962.02100.02032.8849E-03 199458.621.76810.0122-1.3525E-03 199553.161.72560.0234-3.5860E-03 1996128.782.10980.05341.2357E-02 199764.421.80900.0048-3.3739E-04 199890.761.95790.00634.9710E-04 E = 18.78650.14690.0077 X log = nx log = 107865 . 18 = 1.8787 0.12771 100,1469log . == X S( )( )( )( )0.008390,1277 8 9) 0077 . 0 ( 10log . . 2 . 1log log .3 33= = =x xxX S n nX X nCSi