Laporan Anfistum ( Pengukuran Klorofil Secara Spektrofotoskopi )
-
Upload
irwin-septian -
Category
Documents
-
view
951 -
download
10
Transcript of Laporan Anfistum ( Pengukuran Klorofil Secara Spektrofotoskopi )
LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI
FISIOLOGI TUMBUHAN
PRAKTIKUM 8
“PENENTUAN KADAR KLOROFIL SECARA SPEKTROSKOPI”
DISUSUN OLEH
IRWIN SEPTIAN
F05110003
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2012
“PENENTUAN KADAR KLOROFIL SECARA SPEKTROSKOPI”
Oleh : Irwin Septian
Pogram Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan MIPA, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Tanjungpura Pontianak
ABSTRAK
Praktikum ini bertujuan untuk mengukur laju fotosintesis dengan menguku kadar
klorofil daunnya pada panjang gelombang 663 nm dan 645 nm. Tujuan percobaan ini
adalah untuk mempelajari dan memberikan latihan cara penggunaan Spektrofotometer
dengan menentukan kadar klorofil pada daun bayam (Amaranthus spinosus). Oleh karena
itu, adakah perbedaan pigmen klorofil antara daun tua, setengah tua, dan daun muda pada
bayam? Pada daun yang mana jumlah klorofilnya yang paling tinggi? Serta faktor-faktor
apa saja yang mempengaruhi jumlah klorofil pada daun? Bahan yang digunakan adalah
daun bayam (Spinacia oleracea), yaitu daun yang muda, sedang, dan daun tua. klorofil a,
klorofil b, dan klorofil total pada daun muda adalah 14,54099; 20,88094; 18,42124.
Klorofil a, klorofil b ,klorofil total daun setengah tua adalah 21,16281; 22,44828;
19,80498. Sedangkan klorofil a, klorofil b ,klorofil total daun dewasa adalah 9,75346;
12,01274; 10,59794. Dari hasil tersebut, dapat diketahui bahwa jumlah klorofil pada daun
setengah tua lebih banyak dibandingkan daun muda dan daun dewasa.
Kata kunci: Klorofil, Daun Bayam (Spinacia oleracea), Spektrofotometer, Fotosintesis
A. Pendahuluan
Latar Belakang
Fotosintesis merupakan salah satu ciri khas yang hanya dimiliki oleh
tumbuhan sebagai organisme autotrof ( dapat menghasilikan makanan sendiri ).
oleh sebab itu fisiologi tumbuhan memiliki ciri khas tersendiri dalam
metabolismenya, fotosintesis memerlukan air ( H20 ) dan karbon dioksida ( CO2)
selain itu perlu klorofil dan cahaya matahari sebagai katalisator. Fotosintesis
hanya dapat berlangsung jika ada klorofil. hal ini dapat dilihat pada spektrum
absorbsi. Bentuk spektrum absorbsi klorofil tidak banyak berbeda dengan
spektrum absorbsi fotosintesis. Cahay merah dan biru merupakan 2 jenis cahaya
yang efektif dalam fotosintesis.
Fotosintesis hanya dapat terjadi di dalam sel tumbuhan yang memiliki
kloroplas sehingga untuk menetukan laju fotosintesis salah satunya adalah
menghitung kadar klorofil dalam daun karena semakin banyak klorofil dalam
suatu sel tumbuhan. maka dapat dipastikan tumbuhan tersebut memiliki laju
fotosintesis yang tinggi
Dasar Teori
Bayam merupakan herba yang perenial, bayam memiliki akar yang
tunggang dengan percabangan yang monopodial, batang nya bulat dan licin.
Bayam memiliki tata letak daun yang berselang-seling dengan bagian daun yang
tidak lengkap, pada ujung daun pada bayam terdapat ujung daun yang terbelah.
Bunga pada bayam adalah bunga yang tidak lengkap ( FKIP Unlam, 2005 ).
Klorofil adalah pigmen hijau fotosintetis yang terdapat dalam tanaman,
Algae dan Cynobacteria. nama "chlorophyll" berasal dari bahasa Yunani kuno :
choloros= green (hijau), and phyllon= leaf (daun). Fungsi krolofil pada tanaman
adalah menyerap energi dari sinar matahari untuk digunakan dalam proses
fotosintetis yaitu suatu proses biokimia dimana tanaman mensintesis karbohidrat
(gula menjadi pati), dari gas karbon dioksida dan air dengan bantuan sinar
matahari (Subandi, 2008).
Klorofil merupakan pigmen hijau tumbuhan dan merupakan pigmen yang
paling penting dalam proses fotosintesis. Sekarang ini, klorofil dapat dibedakan
dalam 9 tipe : klorofil a, b, c, d, dan e. Bakteri klorofil a dan b, klorofil
chlorobium 650 dan 660. klorofil a biasanya untuk sinar hijau biru. Sementara
klorofil b untuk sinar kuning dan hijau. Klorofil lain (c, d, e) ditemukan hanya
pada alga dan dikombinasikan dengan klorofil a. bakteri klorofil a dan b dan
klorofil chlorobium ditemukan pada bakteri fotosintesin (Devlin, 1975).
Cahaya merupakan faktor penting bagi tumbuhan untuk melakukan
fotosintesis. Tanpa adanya cahaya, tumbuhan tidak mungkin bisa melakukan
fotosintesis. Setiap tumbuhan memerlukan panjang gelombang cahaya berbeda-
beda dalam penggunaannya pada proses fotosintesis. Ada tumbuhan yang hanya
memerlukan panjang gelombang 400nm, namun ada juga yang memerlukan
hingga 700nm. Cahaya matahari akan masuk ke dalam dan dan mengenai
lempeng tilakoid di dalam grana. Grana sendiri terdapat di dalam sebuah organel
sel yang disebut klorofil. Selain cahaya, proses fotosintesis juga memerlukan
karbondioksida dan air sebagai bahan bakunya (Campbell,2002).
Spektrofotometri sesuai dengan namanya adalah alat yang terdiri dari
spektrofotometer dan fotometer akan menghasilkan sinar dari spektrum dengan
panjang gelombang energi secara relatif. Jika energi tersebut ditransmisikan maka
akan ditangkap oleh klorofil yang terlarut tersebut. Pada fotometer filter sinar dari
panjang gelombang yang diinginkan akan diperoleh dengan berbagai filter yang
punya spesifikasi melewati banyaknya panjang gelombang tertentu (Noggle dan
Fritz, 1979).
Untuk memperoleh spektrum absorbsi, pertama-pertama pigmen klorofil
di ekstraksi, kemudian dengan spektrofotometer ditentukan nilai absorbannya
pada panjang gelombang tertentu. Klorofil merupakan molekul organik yang
kompleks. Struktur dasar klorofil a dan b adalah suatu porifirin, terdiri dari 4
cincin pirol dengan atom Mg di tengahnya. Rumus empiris klorofil a dan b adalah
C55H72O5N4Mg dan C55H70O6N4Mg ( Daningsih, 2012 ).
Masalah
Masalah yang diangkat penulis dalam laporan ini adalah
1. Faktor –faktor apa saja yang mempengaruhi laju fotosintesis?
2. Bagaimanakah cara mengukur kadar klorofil suatu tanaman menggunakan
alat spektrofotomoter?
3. Pada gelombang berapa, nilai absorban klorofil paling tinggi ?
B. Tujuan
Percobaan kali ini bertujuan dilakukan untuk mempelajari dan
memberikan latihan cara penggunaan spektrofotometer. Untuk keperluan ini,
penentuan kadar klorofil adalah salah satu contoh dalam penggunaan
spektrofotometer dan tanaman yang dijadikan percobaan adalah Tanaman Bayam
( Amaranthus spinosus )
C. Material dan Metoda
Praktikum ini dilakukan pada hari Sabtu, 26 Mei 2012 di Laboratorium
Pendidikan Biologi FKIP Untan pada pukul 07.30 sampai pukul 09.30 WIB.
• Alat dan Bahan
Alat yang digunakant alat yang digunakan adalah mortar dan alu, gelas ukur,
Spektrofotometer Genesys 10, tabung reaksi, pipet tetes
Bahan yang digunakan untuk diuji kandungan klorofilnya adalah daun bayam
( Amaranthus spinosus ) serta aseton 80 %, akuades.
•Metoda
Untuk perobaan pengukuran kadar klorofil, yaitu mengukur kadar klorofil
dari suatu daun tanaman yang umurnya berbeda. Untuk memperoleh umur
yang berbeda ini kita ambil patokan sebagai berikut :
1. Daun umur muda diambil daun pada pucuk
2. Daun setengah tua diambil daun nomor 3 dari pucuk
3. Daun dewasa diambil daun nomor 5 ke bawah
Kemudian 1 helai daun yang masih segar di haluskan dengan
menggunakan mortar dan alu sampai semua pigmen klorofil telah keluar
seluruhnya dan hal ini dapat dilihat dari ampasnya yang berwarna putih. Lalu
dicampur dengan aceton 60% sebanyak 100 ml, kemudian disaring dengan
saringan Buchner dan selanjutnya dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml
hingga mencapai batas. Kemudian dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan
ditutup menggunakan aluminium foil, lalu di biarkan selama 1 minggu.
Kemudian di ukur kadar klorofilnya menggunakan spektrofotometer. Dengan
menggunakan cuvet, optica density (OD) di ukur dari ekstrak dengan
menggunakan panjang gelombang 663 nm dan 645 nm. Konsentrasi klorofil
dapat di hitung dengan rumus Arnon (1949) dengan membandingkan OD
pada 663 nm dan 645 nm dalam sel yang tebalnya 1 cm dengan menggunakan
koefisien absorbs spesifik yang telah ditentukan oleh Mac Kinner (1941)
sebagai berikut:
Klorofil total (mg/l) = 20,2 D645 + 0,02 D663
Klorofil a = 12,7 D663 + 2,69 D634
Klorofil b = 22,9 D645 + 0,02 D663
D. Data Pengamatan
Tabel 1 Pengamatan absorban saat penggunaan spektofotometer
Jenis Daun λ = 645 λ = 663
Absorban Absorban
Daun Muda 0,229 0,289
Daun Sedang 0,214 0,442
Daun Tua 0,193 0,453
Tabel 2 Perhitungan kadar klorofil daun bayam
Daun Klorofil
Total (mg/l) a (mg/l) b (mg/l)
Daun Muda 4,63158 4,28631 5,24988
Daun Sedang 4,33164 6,18906 4,90944
Daun Tua 3,90766 6,27227 4,42876
Gambar 1 Spektrofotometer merk SHIMADZU.
Gambar 2 Tempat untuk mengukur panjang gelombang (tempat cuvet)
Gambar 3 Saat mengkalibrasi spektrofotometer sebelum di ubah panjang gelombangnya dari 645 ke 663 dengan menggunakan akuades.
Gambar 2.4. Tampilan layar spektrofotometer saat menghitung kadar klorofil.
E. PEMBAHASAN
Pada percobaan penentuan kadar klorofil secara spektroskopi, digunakan
daun bayam sebagai bahan percobaan. Adapun daun bayam yang digunakan
terdiri dari tiga macam berdasarkan umur muda diambil bagian pucuk, daun
setengah tua yang diambil daun no tiga dari pucuk, kemudian daun dewasa yang
diambil daun nomor lima ke bawah. Hal tersebut dimaksudkan untuk mengetahui
kadar klorofil, baik klorofil a maupun klorofil b daun bayam berdasarkan umur
daun tersebut pada panjang gelombang 663nm dan 645nm.
Penggunaan aseton dalam praktikum kali ini dimaksudkan agar klorofil
dalam ektrsak daun bayam dapat terlepas dan klorofil inilah yang akan diukur
nilai absorbannya menggunakan spektrofotometer
Dapat dilihat pada tabel 1, bahwa klorofil total, klorofil a, dan klorofil b
pada daun muda adalah 4,63158; 4,28631; 5,24988. Klorofil total, klorofil
a ,klorofil b daun setengah tua adalah 4,33164; 6,18906; 4,90944. Sedangkan
klorofil total, klorofil a ,klorofil b pada daun dewasa adalah 3,90766; 6,27227;
4,42876. Dari hasil tersebut, dapat diketahui bahwa jumlah klorofil pada daun
setengah tua lebih banyak dibandingkan daun muda dan daun dewasa.
Kadar klorofil pada daun setengah tua lebih banyak daripada kadar klorofil
daun tua dan daun muda dikarenakan hasil fotosintesis dari daun tersebut tidak
digunakan untuk pertumbuhan bagian tumbuhan tersebut, akibatnya jumlah
klorofilnya lebih banyak. Sedangkan pada daun yang tua sudah mulai mengalami
kerusakan pada jaringan daunnya. Oleh karena itu, jumlah klorofil pada daun
tersebut tidak lagi maksimal. Sedangkan pada daun yang muda, hasil fotosintesis
digunakan untuk perkembangan dari sel-sel meristematik supaya tanaman tersebut
dapat bertahan lebih lama. Tumbuhan dapat tumbuh tidak terbatas karena
tumbuhan memiliki jaringan embrionik yang selalu tersedia, yang disebut
meristem, pada daerah pertumbuhan. Sel–sel meristematik membelah terus untuk
menghasilkan sel–sel baru. Pola pertumbuhan tumbuhan bergantung pada letak
meristem. Meristem apical berada pada ujung akar dan pucuk pada tunas,
menghasilkan sel-sel bagi tumbuhan untuk tumbuh memanjang.
Kadar klorofil yang berbeda antara daun dewasa, daun setengah tua, dan
daun muda dipengaruhi oleh faktor luar dan faktor dalam pada saat
pembentukannya, yaitu faktor gen, cahaya, air, temperatur, dan lain-lain. Hal
tersebut sesuai dengan pendapat Dwidjoseputro (1980) yang menyatakan bahwa
Faktor-faktor yang berpengaruh kepada pembentukan klorofil adalah :
1. Faktor pembawaan
2. Cahaya
3. Oksigen
4. Karbohidrat
5. Nitrogen, magnesium dan besi
6. Air
7. Temperatur
F. KESIMPULAN
Daun stengah tua memiliki kadar total yang lebih tinggi dibandingkan
dengan kadar pada daun muda dan daun yang tua. Pada daun setengah tua
memiliki kadar klorofilnya paling tinggi, hal ini dikarenakan aktivitas pada saun
setengah tua sangat tinggi, selain itu kandungan nutrien mineral daun setengah tua
telah terpenuhi. Umur daun sangat mempengaruhi proses fotosintesis, dimana
proses penuaan akan berdampak pada kelambanan proses fotosintesis. Sehingga
daun yang telah tu memiliki kadar klorofil yang lebih rendah. Namun dalam
beberapa kondisi seringkali nutrisi yang jumlahnya terbatas lebih sering
didistribusikan ke daun yang lebih tua daripada ke daun yang lebih muda,
sehingga kadar klorofil daun setengah tua lebih tinggi dibandingkan pada daun
muda.
SARAN
Diharapkan untuk asisten lebih tegas lagi kepada praktikan, agar praktikan juga
bisa serius dalam melakukan percobaan.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell ,N.A,dkk.2002. Biologi Edisi kelima,jilid 1.Erlangga : Jakarta.
Campbell, Neil A. Dkk. 2004. Biologi. Jakarta : Erlangga
Devlin, Robert M. 1975. Plant Physiology Third Edition. New York : D. Van
Nostrand.
Dwidjoseputro. 1980. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Gramedia, Jakarta
FKIP Unlam. 1995. PRAKTIKUM III Topik : Sub classis Hammamelidae dan
Caryophyliidae.Banjarmasin : Lab Biologi FKIP UNLAM
Noggle, Ray, R dan Fritzs, J. George. 1979. Introductor Plant Physiology. New
Delhi : Mall of India Private Ilmited.
Other,article.2007.http://portal.cbn.net.id/cbprtl/cybermeb/detail.aspx?
x=Natural+Healin g&y=cybershopping%7C11%C0%7C3% (diakses 21
mei 2012).
Subandi, Aan. 2008. Metabolisme. (http://metabolisme.blogspot.com/2007/09. 06
April 2008) diakses 21 Mei 2012.
Walters, R. G. 2005. Towards an understanding of photosynthetic acclimation.
Journal of Experimental Botany. 56 (411) : 435 – 447.
LAMPIRAN]Perhitungan kadar klorofil pada daun bayam :Rumus :Klorofil Total (mg/l) = 20,2 D645 + 0,02 D663
Klorofil a = 12,7 D663 + 2,69 D645
Klorofil b = 22,9 D645 + 0,02 D663
Daun Muda :Klorofil Total = (20,2 x 0,229) + (0,02 x 0,289)
= 4,6258 + 0,00578 = 4,63158Klorofil a = (12,7 x 0,289) + (2,69 x 0,229)
= 3,6703 + 0,61601 = 4,28631Klorofil b = (22,9 x 0,229)+ (0,02 x 0,289)
= 5,2441 + 0,00578 = 5,24988
Daun Sedang :
Klorofil Total = (20,2 x 0,214) + (0,02 x 0,442)= 4,3228 + 0,00884 = 4,33164
Klorofil a = (12,7 x 0,442) + (2,69 x 0,214)= 5,6134 + 0,57566 = 6,18906
Klorofil b = (22,9 x 0,214) + (0,02 x 0,442)= 4,9006 + 0,00884 = 4,90944
Daun Tua :Klorofil Total = (20,2 x 0,193) + (0,02 x 0,453)
= 3,8986 + 0,00906 = 3,90766Klorofil a = (12,7 x 0,453) + (2,69 x 0,193)
= 5,7531 + 0,51917 = 6,27227Klorofil b = (22,9 x 0,193) + (0,02 x 0,453)
= 4,4197 + 0,00906 = 4,42876