Laporan Alkohol Fenol

37
BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG Alkohol dan fenol begitu erat hubungannya dengan kehidupan kita sehari-hari, sehingga orang awampun kenal akan istilah ini. Alkohol dan fenol adalah senyawa organic yang cukup populer pada kalangan masyarakat, terutama alcohol. Selain dari senyawa di atas adapula dieter eter yang di gunakan sebagai pemati rasa atau anestetik. 2-propanol di gunakan sebagai zat pembunuh kuman. Dalam laporan ini akan di bahas tentang alcohol dan fenol, dalam bidang farmasi, mengenal dua senyawa ini sangat penting karena dalam percobaan ini kita bisa dapat membedakan yang mana alcohol primer, sekunder, dan tersier. Begitupun dengan fenol itu sendiri, kita juga dapat mempelajari sifat fisika dan kimia dari alcohol dan

description

Mempelajari beberapa sifat kimia dan fisika dari senyawa alcohol dan fenol.Dapat memedakan antara alcohol primer, sekunder dan tersier

Transcript of Laporan Alkohol Fenol

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG

Alkohol dan fenol begitu erat hubungannya dengan kehidupan kita sehari-

hari, sehingga orang awampun kenal akan istilah ini. Alkohol dan fenol adalah

senyawa organic yang cukup populer pada kalangan masyarakat, terutama alcohol.

Selain dari senyawa di atas adapula dieter eter yang di gunakan sebagai pemati rasa

atau anestetik. 2-propanol di gunakan sebagai zat pembunuh kuman. Dalam laporan

ini akan di bahas tentang alcohol dan fenol, dalam bidang farmasi, mengenal dua

senyawa ini sangat penting karena dalam percobaan ini kita bisa dapat membedakan

yang mana alcohol primer, sekunder, dan tersier. Begitupun dengan fenol itu sendiri,

kita juga dapat mempelajari sifat fisika dan kimia dari alcohol dan fenol. Dalam

percobaan ini juga kita dapat mengetahui zat-zat atau senyawa-senyawa apa saja yang

bisa larut dalam alcohol maupun fenol, atau yang bs bereaksi dengan senyawa alcohol

dan fenol. Dalam peracikan obat juga sangat penting untuk mempelajari hal ini, agar

kita bisa mengetahui seberapa banyak kadar alcohol atau fenol dalam obat tersebut.

Contohnya dalam obat antiseptic yang biasanya mengandung alcohol maupun fenol,

namun karakteristik alcohol dan fenol berbeda, walaupun sama-sama bisa di jadikan

kandungan obat antiseptik. Misanlnya dalam perbedaan karakteristik, fenol memiliki

keterbatasan larut dalam air, dn juga fenol memiliki sifat yang lebih asam di

bandingkan alcohol. Jadi sangat penting mempelajari senyawa alcohol dan fenol

terutama dalam bidang farmasi.

I.2 Maksud dan Tujuan

I.2.1 Maksud Percobaan

Mempelajari beberapa sifat kimia dan fisika dari senyawa alcohol dan

fenol.

Dapat memedakan antara alcohol primer, sekunder dan tersier

I.2.2 Tujuan Percobaan

Mengetahui kelarutan air dan n-heksana pada alcohol dan fenol

Menentukan pembedaan alcohol primer, sekunder, dan tersier dengan

pereaksi lucas.

Menentukan reaksi alcohol dan fenol dengan pereaksi alcohol fenol

dengan pereaksi Na2CO3 dan NaHCO3

Menentukan reaksi alcohol dan fenol dengan pereaksi FeCl3

I.3 Prinsip Percobaan

Untuk menentukan reaksi alcohol dan fenol terhadap kelarutan dalam air dan

n-heksana, menentukan reaksi alcohol primer, sekunder, tersier, dan dapat

menentukan reaksi alcohol dn fenol pada Na2CO3 dan NaHCO3, natrium, dan FeCl3.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.I TEORI UMUM

II.2 Uraian Bahan

1. Alkohol (Ditjen POM, 1979, hal:65 & 672)

Nama Resmi : AETHANOLUM

Nama Lain : Etanol, alcohol

Rumus molekul : CH5OH

Pemerian : cairan tidak berwarna, jernih, dan mudah

Menguap, bau khas, rasa panas mudah terbakar

Dan memberikan nyala biru.

Kelarutan : sangat mudah larut dalam air, dan eter serta

Dalam kloroform.

Kegunaan : zat tambahan

Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat, terlindungi dari

Cahaya matahari.

2. Amyl Alkohol (Ditjen POM, 1979, hal: 641)

Nama Resmi : ISO PENTIL ALKOHOL

Nama Lain : amyl alcohol

Rumus Molekul : C5H11OH

Berat Molekul : 88,15

Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, dan bau khas

Kelarutan : larut dalam etanol 95%

Kegunaan : Murni pereaksi

3. Asam asetat (Ditjen POM, 1979, hal: 41)

Nama Resmi : ACIDUM ACETICUM

Nama Lain : asam asetat

Rumus Molekul : CH3COOH

Berat Molekul : 60,5

Pemerian : cairan jernih, tak berwarna, bau khas rasa asam,

Tajam.

Kelarutan : Larut dalam air, dengan etanol 96% dan gliserol

Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : zat tambahan

4. Aquadest (Ditjen POM, 1979, hal: 96)

Nama Resmi : AQUA DESTILLIATA

Nama Lain : Air Suling

Pemerian : cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak

Mempunyai rasa.

Rumus Molekul : H2O

Berat Molekul : 8,02

Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik.

5. FeCl3 (Ditjen POM, 1979, hal: 659)

Nama Resmi : FERRI CHLORIDUM

Nama Lain : Besi (III) klorida

Rumus Molekul : FeCl3

Berat Molekul : 162,2

Pemerian : Hitam kehijauan, bebas warna jingga dari garam

Hidrat yang telah terpengaruh oleh kelembapan

dan hablur.

Kelarutan : larut dlam ir, lrutan berwarna jingga.

Kegunaan : hemopoitikum

6. Fenol (Ditjen POM, 1979, hal: 484)

Nama Resmi : PHENOLUM

Nama Lain : Fenol

Rumus Molekul : C6H5OH

Berat Molekul : 94,11

Pemerian : hablur berbentuk jarum, atau masa hablur tidak

berwarna atau merah jambu dan bau khas.

Kelarutan : larut dalam 12 bagian air, mudah larut dalam etnol

95% dalam minyak lemak dan kloroform serta

Gliserol.

Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik.

7. HCl (Ditjen POM, 1979, hal: 53)

Nama Resmi : ACIDUM HYDROCHLORIDUM

Nama Lain : asam klorida

Rumus Molekul : HCl

Berat Molekul : 36,46

Pemerian : cairan tidak berwarna, sangat keras dan korosif,

Berbau merangsang.

Kelarutan : sangat mudah larut dalam air

Penyimpanan : dalam wadah tutup rapat

8. n-heksana (Ditjen POM, 1979, hal: 159)

Nama Resmi : n-heksana

Nama Lain : n-heksana

Rumus Molekul : C6H14

Berat Molekul : 86,17

Pemerian : cairan tidak berwarna, stabil, sangat mudah

Terbakar, berbau seperti eter.

Kelarutan : praktis tidak larut dalam air, larut dalam etanol

Dan dengan minyak lemak.

Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat.

9. n-propanol (Ditjen POM, 1979, hal: 685)

Nama Resmi : n-propanol

Nama Lain : n-propanol

Rumus Molekul : C3H7OH

Berat Molekul : 75,04

Pemerian : cairan jernih tak berwarna, bau khas mudah

Terbakar.

Kelarutan : dapat bercampur dengan air dan eter

Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : zat tambahan

10. Na2CO3 (Ditjen POM,1979, hal: 400)

Nama Resmi : NATRII CARBONAS

Nama Lain : natrium karbonat

Rumus Molekul : Na2CO3

Berat Molekul : 124

Pemerian : Hablur tidak berwarna atau serrbuk hablur putih

Kelarutan : mudah larut dalam air, lebih mudah larut dalam air

Mendidih.

Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik

11. NaHCO3 (Ditjen POM, 1979, hal: 424)

Nama Resmi : NATRII SUBCARBONAS

Nama Lain : natrium subkarbonas

Rumus Molekul : NaHCO3

Berat molekul : 84,01

Pemerian : serbuk putih atau hablur monoklin kecil, buram,

Tidak berbau rasa asin.

Kelarutan : larut dalam 11 bagian air, praktis tidak larut dalam

Etanol 95%

Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : Antasidum

II.3 Prosedur Kerja

A. Kelarutan dalam air dan n-heksana

1. Siapkan dua buah tabung reaksi yang bersih dan kering

2. Masing-masing tabung reaksi 1 di isi o,a ml air, dan tabung reaksi 2 di isi

0,5 ml n-heksana

3. Ke dalam tabung reaksi 1 dan 2 masing-masing tambahkan setetes

methanol

4. Kocok dan perhatikan kelarutannya (catat)

5. Kerjakan seperti urutan 1-4 dengan menggunakan alcohol yang lain

6. Kerjakan seperti di atas dengan menggunakan fenol.

B. Alcohol primer, sekunder, dan tersier

1. Siapkan tiga buah tabung reaksi

2. Masing-masing tabung reaksi di isi dengan 1 ml pereksi lucas

3. Tambahkan 3-5 tetes alcohol primer pada tabung 1, 3-5 tetes alcohol

sekunder pada tabung 2, dan 3-5 tetes alcohol tersier pada tabung 3.

4. Kocok dan biarkan selama 3-5 menit

5. Perhatikan perubahan dan catat

6. Kerjakan seperti urutan 1-5 dengan menggunakan fenol.

C. Beberapa reaksi alcohol dan fenol

a. Reaksi dengan Na2CO3 dan NaHCO3

1. Siapkan tiga tabung reaksi

2. Tabung 1 di isi dengan Amyl alcohol, tabung 2 di isi dengan fenol,

tabung 3 di isi dengan asam asetat (sebagai pembanding) masing-

masing 1 ml

3. Masing-masing tabung reaksi di tambah dengan 0,5 ml Na2CO3

4. Kocok dan biarkan selama 3-5 menit

5. Perhatikan perubahan dan catat

6. Kerjakan seperti 1-5 Na2CO3 dengan NaHCO3

b. Reaksi dengan FeCl3

1. Siapkan tiga buah tabung reaksi

2. Tabung 1 di isi dengan methanol, tabung 2 dengan amil alcohol, dan

tabung 3 dengan fenol masing-masing 1 ml.

3. Ke dalam masing-masing tabung reaksi di tambah beberapa tetes

FeCl3

4. Catat perubahan yang terjadi.

BAB III

METODE KERJA

III. I ALAT dan BAHAN

III.I.I ALAT

Gelas ukur 5 ml

Gelas kimia

Botol semprot

Pipet skala

Botol reagen

Tabung reaksi

Rak tabung

Lap kasar

Lap halus

III.I.2 BAHAN

Tissue

Kertas label

Alkohol (beberapa macam)

Fenol

Pereaksi lucas

n- heksana

NaHCO3

PP

HCI O,1 N

CH3COOH

Na2CO3

II. 2 CARA KERJA

A. Kelarutan dalam air dan n- heksana

1. Disiapkan dua buah tabung reaksi yang kering dan bersih

2. Dimasukkan masing-masing tabung reaksi dengan 0,5 ml air (1) dan n-

heksana (2)

3. Ditambahkan setetes metanol pada masing-masing tabung reaksi

4. Dikocok dan diperhatikan kelarutannya

5. Dikerjakan seperti 1s/d 4 dengan menggunakan alkohol lain

6. Dikerjakan seperti diatas dengan menggunakan fenol

B. Alkohol primer, sekunder, dan tersier

1. Disiapkan tiga buah tabung reaksi yang akan digunakan

2. Diisi 1 ml pereaksi lucas pada masing-masing tabung

3. Ditambahkan 3-5 tetes alkohol primer pada tabung (1), 3-5 tetes alkohol

sekunder pada tabung (2) dan 3-5 tetes tersier

C. Dikocok dan dibiarkan selama 3-5 menit Beberapa reaksi alkohol dan fenol

a. Reaksi dengan Reaksi dengan Na2CO3 dan NaHCO3

1. Disiapkan tiga tabung reaksi

2. Tabung 1 diisi dengan Amyl alcohol, tabung 2 diisi dengan fenol,

tabung 3 di isi dengan asam asetat (sebagai pembanding) masing-

masing 1 ml

3. Masing-masing tabung reaksi ditambah dengan 0,5 ml Na2CO3

4. Dikocok dan biarkan selama 3-5 menit

5. Diperhatikan perubahan dan catat

6. Dikerjakan seperti 1-5 Na2CO3 dengan NaHCO3

b. Reaksi dengan natrium

1. Disiapkan tiga buah tabung reaksi

2. Tabung (1) diisi dengan etanol, tabung (2) dengan butanol dan tabung

(3) dengan fenol masing-masing 1 ml

3. Dimasukkan epotong logam Na untuk masing-masing tabung

4. Dibiarka beberapa menit (hingga reaksi terjadi)

5. Ditambahkan 1 tetes PP untuk ketiga tabung reaksi tersebut

6. Kedalam masing-masing tabung reaksi ditambahkan setetes demi

setetes HCI 0,1 N sampai warna merah hilang

7. Dicatat perubahan yang terjadi dan jumlah HCI yang digunakan

c. Reaksi dengan FeCl3

1. Disiapkan tiga buah tabung reaksi

2. Tabung 1 diisi dengan methanol, tabung 2 dengan amil alcohol, dan

tabung 3 dengan fenol masing-masing 1 ml.

3. Ke dalam masing-masing tabung reaksi ditambah beberapa tetes FeCl3

4. Dicatat perubahan yang terjadi.

BAB IV

HASIL PENGAMATAN

A. Kelarutan dalam air dan n- heksana

Alkohol/fenol Kelarutan dalam air Kelarutan dalam n-

heksana

Minyak lemak

Metanol Larut bening Larut berkeruh ≠ larut (kuning)

berkeruh

2 Propanol Larut bening Larut berkeruh ≠ larut (kuning)

berkeruh

Fenol Larut bening Larut bening ≠ larut (kuning)

berkeruh

B. Alkohol primer, sekunder, dan tersier

Alkohol Pereaksi lucas keterangan

primer Putih bening

sekunder Larutan berkeruh

tersier

fenol larut Tetap bening

C. Beberapa reaksi alkohol dan fenol

a. Reaksi dengan Na2CO3 dan NaHCO3

Alkohol/fenol Na2CO3 NaHCO3 Keterangan

Amyl alkohol Ada gelembung,

berminyak dan

berkeruh

Tidak larut dan

berkeruh

larut

fenol Larut, berwarna

bening

Larut berwarna

bening

larut

Asam asetat Larut, berwarna Larut dan larut

bening berkeruh

b. Reaksi dengan natrium

Zat Natrium Jumlah HCI Keterangan

Etanol

Butanol

Fenol

c. Reaksi dengan FeCI3

Zat FeCI3 keterangan

metanol Berubah warna menjadi

kuning

Larut, berwarna kuning

Amyl alkohol Minyak mengendap Berwarna kuning

Fenol Berubah menjai warna

ungu

Berwarna ungu

BAB V

PEMBAHASAN

Alkohol adalah suatu senyawa yang mengandung gugus hidroksil OH sedangkan

fenol juga mengandung gugus hidroksil tetapi gugus fungsinya melekat pada cincin

aromatiknya. Pada percobaan kali ini akan di pelajari beberapa sifat fisika dan kimia

dari alkohol dan fenol selain itu juga akan dibedakan antara alkohol primer, sekunder,

dan tersier. Maka dari itu digunakan beberapa macam pereaksi untuk membuktikan

hal tersebut. Diantaranya alkohol beberapa macam, fenol, pereaksi lukas, air, n-

heksena, NaHCO3, PP, HCI 0,1 N, CH3COOH dan Na2CO3.

Pada percobaan kelarutan dalam air dan n-heksena digunakan pereaksi alkohol/fenol

berupa metanol, 2 propanol dan fenol dan dapat diketahui bahwa pada metanol, fenol,

dan 2 propanol memiliki sifat kelarutan dalam air yang sama yaitu larut berwarna

bening, memiliki kelarutan dalam n-heksana yaitu larut tetapi berkeruh dan pada

minyak lemak ketiga pereaksi ini sama-sama tidak larut dan berwarna kuning

berkeruh.

Pada percobaan alkohol primer, sekunder, dan tersier digunakan pereaksi lucas untuk

memebedakan ketiga alkohol tersebut dimana pereaksi lucas ini merupakan campuran

dari 2 Zn dan HCI pekat. Alkohol tersier yang larut dalam air akan bereaksi denga

cepat dengan reagen lucas membentuk alkil klorida yang tak larut dalam larutan

berair. Adapun pada alkohol tersier terindikasikan dengan adanya pembentukan fas

cair kedua yang terpisah dari larutan semula di dalam tabung reaksi dengan segera

setelah alkohol bereaksi. Alkohol sekunder berjalan lambat dan setelah pemanasan

akan terbentuk fasa cair lapisan kedua biasanya setelah 10 menit. Alkohol primer dan

metanol tidak dapat bereaksi pada kondisi ini.

Pada alkohol tersier, atom klor biasanya terikat pada atom karbon yang sebelumnya

mengikat gugus –OH. Pada alkohol sekunder, seringkali atom klor ini terikat pada

atom karbon yang mengikat gugus hidroksi. Namun penataan ulang dapat saja terjadi

yang mengakibatkan terikatnya atom klor tidak terjadi pada atom karbon yang

sebelumnya mengikat –OH. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut.

1. Reaksi secara umum + reagen Lucas

2. alkohol primer + reagen Lukas           

3. alkohol sekunder + reagen Lukas

4. alkohol tersier + reagen Lukas

Pada lakohol sekunder memiliki reaksi yang lebih cepat dari alkohol primer,

sedangkan alkohol tersier memiliki reaksi yang lebih cepat dari alkohol sekunder

dimana hasl akhir dari alkohol ini akan membentuka alkil klorida. Pereaksi lucas

khusus digunakan untuk membedakan antara alkohol, primer, sekunder, dan tersier.

Pada reaksi alkohol dan fenol dengan Na2CO3 dan NaHCO3 digunakan amyl alkohol,

fenol dan asam asetat. Pada Na2CO3 amyl alkohol terjadi gelembung , berminyak,

dan berkeruh ini berarti pada amyl akhol melepaskan CO2 sedangkan pada NaHCO3

tidak larut dan berkeruh. Pada fenol dan asam asetat memiliki sifat kelarutan yang

sama yaitu melarut dan berwarna bening dengan reaksi Na2CO3.

Pada reaksi dengan natrium digunakan zat berupa etanol, butanol, dan fenol yang

akan diuji bagaimana sifat ketika bereaksi dengan logam seperti natrium. Ketika

natrium ditambah dengan fenol tidak terjadi reaksi apapun setelah ditambah dengan

PP maka warna pink hilang. Ketika alkohol bereaksi dengan logam akan membentuk

hidrogen bebas dan alkohoida. Alkohoksida logam yang larut dalam alkoholnya

merupakan basa kuat. Sama halnya dengan natrium hidroksida karena keasaman

alkohol lebih lemah daripada air. Sebaliknya fenol yang memiliki sifat keasaman

daripada air dengan natrium akan membentuk fenoksida yang sifat basanya lebih

lemah. Fenol memilki sifat yang asam dan ketika bereaksi dengan zat yang juga

memiliki sifat yang asam maka fenol akan menjadi netral, fenol hanya membutuhkan

4 tetes untuk berubah warna menjadi bening dan terbukti bahwa fenol lebih asam

daripada alkohol.

Pada reaksi dengan FeCI3 digunakan zat berupa metanol, amyl alkohol dan fenol.

Pada metanol ketika bereaksi dengan FeCI3 larutannya berubah menjadi warna

kuning, pada amyl alkohol ketika bereaksi dengan FeCI3 minyaknya mengendap

sedangkan ketika fenol bereaksi dengan FeCI3 warnanya berubah menjadi ungu.

Penambahan besi(III) klorida yang terlarut dalam kloroform (triklorometana) ke

dalam suatu larutan fenol dalam kloroform, menghasilkan suatu larutan berwarna

ketika ditambahkan piridin. Berdasarkan struktur fenol, warna produk yang

dihasilkan dapat bervariasi mulai dari merah sampai ungu. Adapun alkohol tidak

menghasilkan warna apapun pada uji ini. Fenol sebenarnya bisa mereduksi FeCI3

sehingga berubah warna menjadi ungu dimana Fe3+→Fe2+.

BAB IV

PENUTUP

IV. I KESIMPULAN

Pada percobaan ini dapat disimpulkan bahwa :

1. Alkohol memilki sifat keasaman yang lebih lemah dari pada air

2. Fenol memiliki sifat kelarutan terbatas dalam air dan juga memiliki sifat yang

cenderung asam sehingga dapat melepaskan ion H+ dari gugus hidroksilnya.

3. Alkhol bereaksi dengan logam membentuk alkohoida dan hidrogen bebas

sedangkan fenol membentuk fenoksida.

4. Pereaksi lucas khusus digunakan untuk membedakan antara alkohol primer,

sekunder, dan tersier.

IV. 2 SARAN

1. Sebaiknya kerjasama antara praktikan dan asisten lebih ditingkatkan

2. Kebersihan laboratorium adalah tanggung jawab bersama

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. “ penuntun Kimia organik”. Universitas muslim Indonesia. Makassar

Ditjen POM. 1979.”

Bab 3

Metode kerja

3.1 alat dan bahan

3.2 cara kerja

Bab 4

Hasil pengamatan

4.1 tabel pengamatan

4.2 reaksi

bab 5

pembahasan

bab 6

penutup

6.1 kesimpulan

6.2 saran

6.3 ayat

dapus