Laporan Alkohol Fenol
-
Upload
utami-larasati -
Category
Documents
-
view
243 -
download
1
description
Transcript of Laporan Alkohol Fenol
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG
Alkohol dan fenol begitu erat hubungannya dengan kehidupan kita sehari-
hari, sehingga orang awampun kenal akan istilah ini. Alkohol dan fenol adalah
senyawa organic yang cukup populer pada kalangan masyarakat, terutama alcohol.
Selain dari senyawa di atas adapula dieter eter yang di gunakan sebagai pemati rasa
atau anestetik. 2-propanol di gunakan sebagai zat pembunuh kuman. Dalam laporan
ini akan di bahas tentang alcohol dan fenol, dalam bidang farmasi, mengenal dua
senyawa ini sangat penting karena dalam percobaan ini kita bisa dapat membedakan
yang mana alcohol primer, sekunder, dan tersier. Begitupun dengan fenol itu sendiri,
kita juga dapat mempelajari sifat fisika dan kimia dari alcohol dan fenol. Dalam
percobaan ini juga kita dapat mengetahui zat-zat atau senyawa-senyawa apa saja yang
bisa larut dalam alcohol maupun fenol, atau yang bs bereaksi dengan senyawa alcohol
dan fenol. Dalam peracikan obat juga sangat penting untuk mempelajari hal ini, agar
kita bisa mengetahui seberapa banyak kadar alcohol atau fenol dalam obat tersebut.
Contohnya dalam obat antiseptic yang biasanya mengandung alcohol maupun fenol,
namun karakteristik alcohol dan fenol berbeda, walaupun sama-sama bisa di jadikan
kandungan obat antiseptik. Misanlnya dalam perbedaan karakteristik, fenol memiliki
keterbatasan larut dalam air, dn juga fenol memiliki sifat yang lebih asam di
bandingkan alcohol. Jadi sangat penting mempelajari senyawa alcohol dan fenol
terutama dalam bidang farmasi.
I.2 Maksud dan Tujuan
I.2.1 Maksud Percobaan
Mempelajari beberapa sifat kimia dan fisika dari senyawa alcohol dan
fenol.
Dapat memedakan antara alcohol primer, sekunder dan tersier
I.2.2 Tujuan Percobaan
Mengetahui kelarutan air dan n-heksana pada alcohol dan fenol
Menentukan pembedaan alcohol primer, sekunder, dan tersier dengan
pereaksi lucas.
Menentukan reaksi alcohol dan fenol dengan pereaksi alcohol fenol
dengan pereaksi Na2CO3 dan NaHCO3
Menentukan reaksi alcohol dan fenol dengan pereaksi FeCl3
I.3 Prinsip Percobaan
Untuk menentukan reaksi alcohol dan fenol terhadap kelarutan dalam air dan
n-heksana, menentukan reaksi alcohol primer, sekunder, tersier, dan dapat
menentukan reaksi alcohol dn fenol pada Na2CO3 dan NaHCO3, natrium, dan FeCl3.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.I TEORI UMUM
II.2 Uraian Bahan
1. Alkohol (Ditjen POM, 1979, hal:65 & 672)
Nama Resmi : AETHANOLUM
Nama Lain : Etanol, alcohol
Rumus molekul : CH5OH
Pemerian : cairan tidak berwarna, jernih, dan mudah
Menguap, bau khas, rasa panas mudah terbakar
Dan memberikan nyala biru.
Kelarutan : sangat mudah larut dalam air, dan eter serta
Dalam kloroform.
Kegunaan : zat tambahan
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat, terlindungi dari
Cahaya matahari.
2. Amyl Alkohol (Ditjen POM, 1979, hal: 641)
Nama Resmi : ISO PENTIL ALKOHOL
Nama Lain : amyl alcohol
Rumus Molekul : C5H11OH
Berat Molekul : 88,15
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, dan bau khas
Kelarutan : larut dalam etanol 95%
Kegunaan : Murni pereaksi
3. Asam asetat (Ditjen POM, 1979, hal: 41)
Nama Resmi : ACIDUM ACETICUM
Nama Lain : asam asetat
Rumus Molekul : CH3COOH
Berat Molekul : 60,5
Pemerian : cairan jernih, tak berwarna, bau khas rasa asam,
Tajam.
Kelarutan : Larut dalam air, dengan etanol 96% dan gliserol
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : zat tambahan
4. Aquadest (Ditjen POM, 1979, hal: 96)
Nama Resmi : AQUA DESTILLIATA
Nama Lain : Air Suling
Pemerian : cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak
Mempunyai rasa.
Rumus Molekul : H2O
Berat Molekul : 8,02
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik.
5. FeCl3 (Ditjen POM, 1979, hal: 659)
Nama Resmi : FERRI CHLORIDUM
Nama Lain : Besi (III) klorida
Rumus Molekul : FeCl3
Berat Molekul : 162,2
Pemerian : Hitam kehijauan, bebas warna jingga dari garam
Hidrat yang telah terpengaruh oleh kelembapan
dan hablur.
Kelarutan : larut dlam ir, lrutan berwarna jingga.
Kegunaan : hemopoitikum
6. Fenol (Ditjen POM, 1979, hal: 484)
Nama Resmi : PHENOLUM
Nama Lain : Fenol
Rumus Molekul : C6H5OH
Berat Molekul : 94,11
Pemerian : hablur berbentuk jarum, atau masa hablur tidak
berwarna atau merah jambu dan bau khas.
Kelarutan : larut dalam 12 bagian air, mudah larut dalam etnol
95% dalam minyak lemak dan kloroform serta
Gliserol.
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik.
7. HCl (Ditjen POM, 1979, hal: 53)
Nama Resmi : ACIDUM HYDROCHLORIDUM
Nama Lain : asam klorida
Rumus Molekul : HCl
Berat Molekul : 36,46
Pemerian : cairan tidak berwarna, sangat keras dan korosif,
Berbau merangsang.
Kelarutan : sangat mudah larut dalam air
Penyimpanan : dalam wadah tutup rapat
8. n-heksana (Ditjen POM, 1979, hal: 159)
Nama Resmi : n-heksana
Nama Lain : n-heksana
Rumus Molekul : C6H14
Berat Molekul : 86,17
Pemerian : cairan tidak berwarna, stabil, sangat mudah
Terbakar, berbau seperti eter.
Kelarutan : praktis tidak larut dalam air, larut dalam etanol
Dan dengan minyak lemak.
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat.
9. n-propanol (Ditjen POM, 1979, hal: 685)
Nama Resmi : n-propanol
Nama Lain : n-propanol
Rumus Molekul : C3H7OH
Berat Molekul : 75,04
Pemerian : cairan jernih tak berwarna, bau khas mudah
Terbakar.
Kelarutan : dapat bercampur dengan air dan eter
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : zat tambahan
10. Na2CO3 (Ditjen POM,1979, hal: 400)
Nama Resmi : NATRII CARBONAS
Nama Lain : natrium karbonat
Rumus Molekul : Na2CO3
Berat Molekul : 124
Pemerian : Hablur tidak berwarna atau serrbuk hablur putih
Kelarutan : mudah larut dalam air, lebih mudah larut dalam air
Mendidih.
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
11. NaHCO3 (Ditjen POM, 1979, hal: 424)
Nama Resmi : NATRII SUBCARBONAS
Nama Lain : natrium subkarbonas
Rumus Molekul : NaHCO3
Berat molekul : 84,01
Pemerian : serbuk putih atau hablur monoklin kecil, buram,
Tidak berbau rasa asin.
Kelarutan : larut dalam 11 bagian air, praktis tidak larut dalam
Etanol 95%
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Antasidum
II.3 Prosedur Kerja
A. Kelarutan dalam air dan n-heksana
1. Siapkan dua buah tabung reaksi yang bersih dan kering
2. Masing-masing tabung reaksi 1 di isi o,a ml air, dan tabung reaksi 2 di isi
0,5 ml n-heksana
3. Ke dalam tabung reaksi 1 dan 2 masing-masing tambahkan setetes
methanol
4. Kocok dan perhatikan kelarutannya (catat)
5. Kerjakan seperti urutan 1-4 dengan menggunakan alcohol yang lain
6. Kerjakan seperti di atas dengan menggunakan fenol.
B. Alcohol primer, sekunder, dan tersier
1. Siapkan tiga buah tabung reaksi
2. Masing-masing tabung reaksi di isi dengan 1 ml pereksi lucas
3. Tambahkan 3-5 tetes alcohol primer pada tabung 1, 3-5 tetes alcohol
sekunder pada tabung 2, dan 3-5 tetes alcohol tersier pada tabung 3.
4. Kocok dan biarkan selama 3-5 menit
5. Perhatikan perubahan dan catat
6. Kerjakan seperti urutan 1-5 dengan menggunakan fenol.
C. Beberapa reaksi alcohol dan fenol
a. Reaksi dengan Na2CO3 dan NaHCO3
1. Siapkan tiga tabung reaksi
2. Tabung 1 di isi dengan Amyl alcohol, tabung 2 di isi dengan fenol,
tabung 3 di isi dengan asam asetat (sebagai pembanding) masing-
masing 1 ml
3. Masing-masing tabung reaksi di tambah dengan 0,5 ml Na2CO3
4. Kocok dan biarkan selama 3-5 menit
5. Perhatikan perubahan dan catat
6. Kerjakan seperti 1-5 Na2CO3 dengan NaHCO3
b. Reaksi dengan FeCl3
1. Siapkan tiga buah tabung reaksi
2. Tabung 1 di isi dengan methanol, tabung 2 dengan amil alcohol, dan
tabung 3 dengan fenol masing-masing 1 ml.
3. Ke dalam masing-masing tabung reaksi di tambah beberapa tetes
FeCl3
4. Catat perubahan yang terjadi.
BAB III
METODE KERJA
III. I ALAT dan BAHAN
III.I.I ALAT
Gelas ukur 5 ml
Gelas kimia
Botol semprot
Pipet skala
Botol reagen
Tabung reaksi
Rak tabung
Lap kasar
Lap halus
III.I.2 BAHAN
Tissue
Kertas label
Alkohol (beberapa macam)
Fenol
Pereaksi lucas
n- heksana
NaHCO3
PP
HCI O,1 N
CH3COOH
Na2CO3
II. 2 CARA KERJA
A. Kelarutan dalam air dan n- heksana
1. Disiapkan dua buah tabung reaksi yang kering dan bersih
2. Dimasukkan masing-masing tabung reaksi dengan 0,5 ml air (1) dan n-
heksana (2)
3. Ditambahkan setetes metanol pada masing-masing tabung reaksi
4. Dikocok dan diperhatikan kelarutannya
5. Dikerjakan seperti 1s/d 4 dengan menggunakan alkohol lain
6. Dikerjakan seperti diatas dengan menggunakan fenol
B. Alkohol primer, sekunder, dan tersier
1. Disiapkan tiga buah tabung reaksi yang akan digunakan
2. Diisi 1 ml pereaksi lucas pada masing-masing tabung
3. Ditambahkan 3-5 tetes alkohol primer pada tabung (1), 3-5 tetes alkohol
sekunder pada tabung (2) dan 3-5 tetes tersier
C. Dikocok dan dibiarkan selama 3-5 menit Beberapa reaksi alkohol dan fenol
a. Reaksi dengan Reaksi dengan Na2CO3 dan NaHCO3
1. Disiapkan tiga tabung reaksi
2. Tabung 1 diisi dengan Amyl alcohol, tabung 2 diisi dengan fenol,
tabung 3 di isi dengan asam asetat (sebagai pembanding) masing-
masing 1 ml
3. Masing-masing tabung reaksi ditambah dengan 0,5 ml Na2CO3
4. Dikocok dan biarkan selama 3-5 menit
5. Diperhatikan perubahan dan catat
6. Dikerjakan seperti 1-5 Na2CO3 dengan NaHCO3
b. Reaksi dengan natrium
1. Disiapkan tiga buah tabung reaksi
2. Tabung (1) diisi dengan etanol, tabung (2) dengan butanol dan tabung
(3) dengan fenol masing-masing 1 ml
3. Dimasukkan epotong logam Na untuk masing-masing tabung
4. Dibiarka beberapa menit (hingga reaksi terjadi)
5. Ditambahkan 1 tetes PP untuk ketiga tabung reaksi tersebut
6. Kedalam masing-masing tabung reaksi ditambahkan setetes demi
setetes HCI 0,1 N sampai warna merah hilang
7. Dicatat perubahan yang terjadi dan jumlah HCI yang digunakan
c. Reaksi dengan FeCl3
1. Disiapkan tiga buah tabung reaksi
2. Tabung 1 diisi dengan methanol, tabung 2 dengan amil alcohol, dan
tabung 3 dengan fenol masing-masing 1 ml.
3. Ke dalam masing-masing tabung reaksi ditambah beberapa tetes FeCl3
4. Dicatat perubahan yang terjadi.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
A. Kelarutan dalam air dan n- heksana
Alkohol/fenol Kelarutan dalam air Kelarutan dalam n-
heksana
Minyak lemak
Metanol Larut bening Larut berkeruh ≠ larut (kuning)
berkeruh
2 Propanol Larut bening Larut berkeruh ≠ larut (kuning)
berkeruh
Fenol Larut bening Larut bening ≠ larut (kuning)
berkeruh
B. Alkohol primer, sekunder, dan tersier
Alkohol Pereaksi lucas keterangan
primer Putih bening
sekunder Larutan berkeruh
tersier
fenol larut Tetap bening
C. Beberapa reaksi alkohol dan fenol
a. Reaksi dengan Na2CO3 dan NaHCO3
Alkohol/fenol Na2CO3 NaHCO3 Keterangan
Amyl alkohol Ada gelembung,
berminyak dan
berkeruh
Tidak larut dan
berkeruh
larut
fenol Larut, berwarna
bening
Larut berwarna
bening
larut
Asam asetat Larut, berwarna Larut dan larut
bening berkeruh
b. Reaksi dengan natrium
Zat Natrium Jumlah HCI Keterangan
Etanol
Butanol
Fenol
c. Reaksi dengan FeCI3
Zat FeCI3 keterangan
metanol Berubah warna menjadi
kuning
Larut, berwarna kuning
Amyl alkohol Minyak mengendap Berwarna kuning
Fenol Berubah menjai warna
ungu
Berwarna ungu
BAB V
PEMBAHASAN
Alkohol adalah suatu senyawa yang mengandung gugus hidroksil OH sedangkan
fenol juga mengandung gugus hidroksil tetapi gugus fungsinya melekat pada cincin
aromatiknya. Pada percobaan kali ini akan di pelajari beberapa sifat fisika dan kimia
dari alkohol dan fenol selain itu juga akan dibedakan antara alkohol primer, sekunder,
dan tersier. Maka dari itu digunakan beberapa macam pereaksi untuk membuktikan
hal tersebut. Diantaranya alkohol beberapa macam, fenol, pereaksi lukas, air, n-
heksena, NaHCO3, PP, HCI 0,1 N, CH3COOH dan Na2CO3.
Pada percobaan kelarutan dalam air dan n-heksena digunakan pereaksi alkohol/fenol
berupa metanol, 2 propanol dan fenol dan dapat diketahui bahwa pada metanol, fenol,
dan 2 propanol memiliki sifat kelarutan dalam air yang sama yaitu larut berwarna
bening, memiliki kelarutan dalam n-heksana yaitu larut tetapi berkeruh dan pada
minyak lemak ketiga pereaksi ini sama-sama tidak larut dan berwarna kuning
berkeruh.
Pada percobaan alkohol primer, sekunder, dan tersier digunakan pereaksi lucas untuk
memebedakan ketiga alkohol tersebut dimana pereaksi lucas ini merupakan campuran
dari 2 Zn dan HCI pekat. Alkohol tersier yang larut dalam air akan bereaksi denga
cepat dengan reagen lucas membentuk alkil klorida yang tak larut dalam larutan
berair. Adapun pada alkohol tersier terindikasikan dengan adanya pembentukan fas
cair kedua yang terpisah dari larutan semula di dalam tabung reaksi dengan segera
setelah alkohol bereaksi. Alkohol sekunder berjalan lambat dan setelah pemanasan
akan terbentuk fasa cair lapisan kedua biasanya setelah 10 menit. Alkohol primer dan
metanol tidak dapat bereaksi pada kondisi ini.
Pada alkohol tersier, atom klor biasanya terikat pada atom karbon yang sebelumnya
mengikat gugus –OH. Pada alkohol sekunder, seringkali atom klor ini terikat pada
atom karbon yang mengikat gugus hidroksi. Namun penataan ulang dapat saja terjadi
yang mengakibatkan terikatnya atom klor tidak terjadi pada atom karbon yang
sebelumnya mengikat –OH. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut.
1. Reaksi secara umum + reagen Lucas
2. alkohol primer + reagen Lukas
3. alkohol sekunder + reagen Lukas
4. alkohol tersier + reagen Lukas
Pada lakohol sekunder memiliki reaksi yang lebih cepat dari alkohol primer,
sedangkan alkohol tersier memiliki reaksi yang lebih cepat dari alkohol sekunder
dimana hasl akhir dari alkohol ini akan membentuka alkil klorida. Pereaksi lucas
khusus digunakan untuk membedakan antara alkohol, primer, sekunder, dan tersier.
Pada reaksi alkohol dan fenol dengan Na2CO3 dan NaHCO3 digunakan amyl alkohol,
fenol dan asam asetat. Pada Na2CO3 amyl alkohol terjadi gelembung , berminyak,
dan berkeruh ini berarti pada amyl akhol melepaskan CO2 sedangkan pada NaHCO3
tidak larut dan berkeruh. Pada fenol dan asam asetat memiliki sifat kelarutan yang
sama yaitu melarut dan berwarna bening dengan reaksi Na2CO3.
Pada reaksi dengan natrium digunakan zat berupa etanol, butanol, dan fenol yang
akan diuji bagaimana sifat ketika bereaksi dengan logam seperti natrium. Ketika
natrium ditambah dengan fenol tidak terjadi reaksi apapun setelah ditambah dengan
PP maka warna pink hilang. Ketika alkohol bereaksi dengan logam akan membentuk
hidrogen bebas dan alkohoida. Alkohoksida logam yang larut dalam alkoholnya
merupakan basa kuat. Sama halnya dengan natrium hidroksida karena keasaman
alkohol lebih lemah daripada air. Sebaliknya fenol yang memiliki sifat keasaman
daripada air dengan natrium akan membentuk fenoksida yang sifat basanya lebih
lemah. Fenol memilki sifat yang asam dan ketika bereaksi dengan zat yang juga
memiliki sifat yang asam maka fenol akan menjadi netral, fenol hanya membutuhkan
4 tetes untuk berubah warna menjadi bening dan terbukti bahwa fenol lebih asam
daripada alkohol.
Pada reaksi dengan FeCI3 digunakan zat berupa metanol, amyl alkohol dan fenol.
Pada metanol ketika bereaksi dengan FeCI3 larutannya berubah menjadi warna
kuning, pada amyl alkohol ketika bereaksi dengan FeCI3 minyaknya mengendap
sedangkan ketika fenol bereaksi dengan FeCI3 warnanya berubah menjadi ungu.
Penambahan besi(III) klorida yang terlarut dalam kloroform (triklorometana) ke
dalam suatu larutan fenol dalam kloroform, menghasilkan suatu larutan berwarna
ketika ditambahkan piridin. Berdasarkan struktur fenol, warna produk yang
dihasilkan dapat bervariasi mulai dari merah sampai ungu. Adapun alkohol tidak
menghasilkan warna apapun pada uji ini. Fenol sebenarnya bisa mereduksi FeCI3
sehingga berubah warna menjadi ungu dimana Fe3+→Fe2+.
BAB IV
PENUTUP
IV. I KESIMPULAN
Pada percobaan ini dapat disimpulkan bahwa :
1. Alkohol memilki sifat keasaman yang lebih lemah dari pada air
2. Fenol memiliki sifat kelarutan terbatas dalam air dan juga memiliki sifat yang
cenderung asam sehingga dapat melepaskan ion H+ dari gugus hidroksilnya.
3. Alkhol bereaksi dengan logam membentuk alkohoida dan hidrogen bebas
sedangkan fenol membentuk fenoksida.
4. Pereaksi lucas khusus digunakan untuk membedakan antara alkohol primer,
sekunder, dan tersier.
IV. 2 SARAN
1. Sebaiknya kerjasama antara praktikan dan asisten lebih ditingkatkan
2. Kebersihan laboratorium adalah tanggung jawab bersama
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010. “ penuntun Kimia organik”. Universitas muslim Indonesia. Makassar
Ditjen POM. 1979.”