Laporan akuntabilitas kinerja · Tata Kerja Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan. Melalui Laporan...

53
Laporan Akuntabilitas Kinerja t t a a h h u u n n 2 2 0 0 1 1 9 9 BALAI PENGAMANAN FASILITAS KESEHATAN MAKASSAR www.bpfkmakassar.go.id BALAI PENGAMANAN FASILITAS KESEHATAN MAKASSAR Jl.Perintis Kemerdekaan Km. 11 Makassar 90245 | Telp. 0411-582345 | e-mail: [email protected], [email protected]

Transcript of Laporan akuntabilitas kinerja · Tata Kerja Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan. Melalui Laporan...

Page 1: Laporan akuntabilitas kinerja · Tata Kerja Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan. Melalui Laporan Akuntabilitas Kinerja ini juga diharapkan dapat mengkomunikasikan hal-hal riil dan

Laporan

Akuntabilitas Kinerja

ttaahhuunn22001199

BALAI PENGAMANAN

FASILITAS KESEHATAN

MAKASSAR

www.bpfkmakassar.go.id

BALAI PENGAMANAN FASILITAS KESEHATAN MAKASSAR Jl.Perintis Kemerdekaan Km. 11 Makassar 90245 | Telp. 0411-582345 |

e-mail: [email protected], [email protected]

Page 2: Laporan akuntabilitas kinerja · Tata Kerja Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan. Melalui Laporan Akuntabilitas Kinerja ini juga diharapkan dapat mengkomunikasikan hal-hal riil dan

L A K I P | BPFK Makassar Tahun 2019 | i

KKaattaa PPeennggaannttaarr

aporan Akuntabilitas Kinerja Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan Makassar Tahun

Anggaran 2019 merupakan tindak lanjut dari Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999

tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan

Nepotisme; Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan

Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Presiden No. 29 Tahun 2014 tentang Sistem

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dan Permenpan dan RB No. 53 Tahun 2014 tentang

Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara reviu atas Laporan Kinerja

Instansi Pemerintah.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan Makassar merupakan

pertanggungjawaban Kepala Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan Makassar kepada Sekretaris

Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan atas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi

sepanjang tahun 2019 sesuai dengan penetapan kinerja yang telah ditetapkan.

Laporan ini menggambarkan hasil pelaksanaan Tugas Pokok dan Fungsi BPFK Makassar

yang mengacu pada Permenkes Nomor 2351/Menkes/Per/2011 tentang Perubahan Atas

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor Nomor 530/MENKES/PER/IV/2007 tentang Organisasi dan

Tata Kerja Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan.

Melalui Laporan Akuntabilitas Kinerja ini juga diharapkan dapat mengkomunikasikan hal-

hal riil dan obyektif dari pelaksanaan tugas dan fungsi Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan

Makassar terkait dengan DIPA Tahun 2019, maupun pengelolaan sumber daya yang ada dan

dalam wewenangnya yang pada akhirnya diharapkan dapat menjadi bahan masukan untuk

penyusunan LAKIP dan penyempurnaan serta pembinaan selanjutnya dilingkungan Direktorat

Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam

proses penyusunan laporan ini. Selanjutnya kami harapkan masukan serta umpan balik dari

semua pihak demi peningkatan kinerja BPFK Makassar di masa mendatang.

Makassar, Januari 2020 Plt. Kepala BPFK Makassar dr. I Gusti Lanang Suartana Putra, MM, MARS NIP. 196401281990031002

LL

Page 3: Laporan akuntabilitas kinerja · Tata Kerja Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan. Melalui Laporan Akuntabilitas Kinerja ini juga diharapkan dapat mengkomunikasikan hal-hal riil dan

L A K I P | BPFK Makassar Tahun 2019 | ii

DDaaffttaarr IIssii

KATA PENGANTAR ................................................................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................................................................... ii

IHKTISAR EKSEKUTIF ............................................................................................................................. iii

BAB I : PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG …………………………………………………. ................................ 1

B. MAKSUD DAN TUJUAN ………………………………..... ............................................. 2

C. TUGAS POKOK DAN FUNGSI ………………………………………. ............................ 2

D. ORGANISASI DAN TATA LAKSANA ………………………………………. ............... 3

E. SUMBER DAYA ............................................................................................................... 4

F. HAMBATAN DAN KENDALA .................................................................................... 8

G. SISTIMATIKA PENULISAN………………………………..... ........................................ 8

BAB II : PERENCANAAN KINERJA

A. RENCANA KERJA TAHUNAN ..................................................................................... 10

B. PENETAPAN KINERJA .................................................................................................. 13

BAB III : AKUNTABILITAS KINERJA

A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI ............................................................................... 16

B. REALISASI ANGGARAN ................................................................................................. 20

BAB IV : PENUTUP .................................................................................................................................... 25

LAMPIRAN

Lampiran 1: Rencana Kinerja Tahunan

Lampiran 2: Kontrak Kinerja

Lampiran 3: Penetapan Kinerja

Page 4: Laporan akuntabilitas kinerja · Tata Kerja Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan. Melalui Laporan Akuntabilitas Kinerja ini juga diharapkan dapat mengkomunikasikan hal-hal riil dan

L A K I P | BPFK Makassar Tahun 2019 | iii

IIkkhhttiissaarr EEkksseekkuuttiiff

aporan Akuntabilitas Kinerja Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan Makassar Tahun

Anggaran 2019 memuat gambaran secara garis besar tentang tugas pokok dan fungsi

serta pelaksanan kegiatan tahun 2019 dalam mendukung Program Kebijakan dan Manajemen

Pembangunan Kesehatan dan Program Penerapan Kepemerintahan Yang Baik. Selain itu

Laporan kinerja ini juga merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi

yang dipercayakan kepada BPFK Makassar atas penggunaan anggaran.

Secara umum untuk tahun 2019 realisasi pencapaian target untuk masing-masing

indikator kinerja rata-rata tercapai dengan baik dimana sejumlah indikator terutama yang

terkait dengan pelayanan pengujian dan kalibrasi yang merupakan tugas pokok BPFK Makassar

pencapaiannya telah sesuai bahkan jauh melebihi target yang telah ditetapkan antara lain:

Tingkat Produktifitas Alat yang dikalibrasi dengan persetase capaian 269% dari target, Pekerja

radiasi yang termonitor radiasinya tercapai 182% dari target, Terlaksananya MOU dengan

Fasyankes sebesar 173% dari target, Peningkatan PNBP tercapai 145%, serta Jumlah Fasyankes

yang dilayani terealisasi sebesar 139% dari target yang ditetapkan. Namun demikian masih

terdapat dua indikator kinerja utama yang pencapaiannya belum sesuai target yaitu indikator

kinerja Pelaksanaan Kalibrasi Sesuai jadwal serta indikator kinerja Penerbitan Sertifikat/LHU

sesuai jadwal. Tidak tercapainya target ini lebih banyak dipengaruhi oleh kendala terbatasnya

SDM serta Alat Uji dan Kalibrasi yang menyebabkan layanan terhadap sejumlah fasyankes

mengalami keterlambatan karena pelayanan untuk beberapa fasyankes tidak dapat

dilaksanakan secara paralel. Selain itu faktor eksternal terutama faktor dari pihak fasyankes

sendiri yang cukup berpengaruh antara lain permintaan pengujian dan kalibrasi yang terlambat

diterima dari fasyankes pada saat menjelang akhir tahun juga ketika masa akhir kalibrasi ulang

hampir selesai, petugas pendamping tidak selalu berada di lokasi, pembatalan oleh pihak

fasyankes, dan sejumlah faktor-faktor lainnya.

Dari segi keuangan, alokasi anggaran yang tersedia dalam Daftar Isian Pelaksanaan

Anggaran (DIPA) Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan Makassar Tahun Anggaran 2019

sebesar Rp. 35.783.419.000,- dengan realisasi pada Tahun 2019 sebesar Rp. 24.921.248.168,-

atau sebesar 69,64%. Sementara untuk Penerimaan Negara Bukan Pajak terealisasi sebesar Rp.

5.882.571.608- atau sebesar 146% dari target sebesar Rp. 4.000.000.000,-.

LL

Page 5: Laporan akuntabilitas kinerja · Tata Kerja Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan. Melalui Laporan Akuntabilitas Kinerja ini juga diharapkan dapat mengkomunikasikan hal-hal riil dan

L A K I P | BPFK Makassar Tahun 2019 | iv

Adapun hambatan utama yang ditemui dalam proses pencapaian kinerja secara umum

masih lebih didominasi oleh adanya keterbatasan SDM dan peralatan yang dibutuhkan untuk

mendukung kelancaran pelayanan dan roda organisasi BPFK Makassar.

Page 6: Laporan akuntabilitas kinerja · Tata Kerja Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan. Melalui Laporan Akuntabilitas Kinerja ini juga diharapkan dapat mengkomunikasikan hal-hal riil dan

L A K I P | BPFK Makassar Tahun 2019 | 5

PPEENNDDAAHHUULLUUAANN

A. LATAR BELAKANG

embangunan kesehatan pada dasarnya menjalankan amanat UUD

1945 yang merupakan kehendak dari seluruh rakyat Indonesia.

Pembangunan kesehatan dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran

kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan

masyarakat yang setinggi-tingginya. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, pembangunan

kesehatan dilaksanakan secara sistematis dan berkesinambungan.

Tercapainya tujuan pembangunan nasional merupakan tanggung jawab dan kehendak

seluruh rakyat Indonesia. Dalam menghadapi makin ketatnya persaingan bebas pada era

global, upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia harus dilakukan. Salah satu faktor

yang mempengaruhi peningkatan kualitas sumberdaya tersebut adalah kesehatan. Dengan

adanya perubahan paradigma dalam pembangunan kesehatan yang dikenal dengan

paradigma sehat serta kebijakan pembangunan yang berwawasan kesehatan maka hal

tersebut di atas diharapkan dapat diwujudkan.

Masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat adalah suatu kondisi dimana masyarakat

Indonesia menyadari, mau dan mampu untuk mengenali, mencegah dan mengatasi

permasalahan kesehatan yang dihadapi, sehingga dapat bebas dari gangguan kesehatan, baik

yang disebabkan karena penyakit termasuk gangguan kesehatan akibat bencana, maupun

lingkungan dan prilaku yang tidak mendukung untuk hidup sehat.

Kementerian Kesehatan harus mampu sebagai penggerak dan fasilitator pembangunan

kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah bersama masyarakat termasuk swasta, untuk

membuat rakyat sehat, baik fisik, sosial, maupun mental/jiwanya.

Untuk mewujudkan keadaan tersebut investasi sarana, prasarana dan peralatan

kesehatan telah banyak dilakukan, dengan berbagai persyaratan diantaranya persyaratan

mutu, keselamatan dan kemanfaatan.

BPFK Makassar sebagai salah satu UPT Vertikal Direktorat Jenderal Pelayanan

Kesehatan yang ada di Indonesia Bagian Timur yang melakukan Kalibrasi, Pengujian Sarana,

Prasarana dan Peralatan Kesehatan bagi Fasilitas Pelayanan Kesehatan milik pemerintah

maupun swasta. Dalam melaksanakan kegiatan Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan

Makassar mengacu kepada tujuan Kementerian Kesehatan yaitu untuk meningkatkan

PP

BAB -I-

Page 7: Laporan akuntabilitas kinerja · Tata Kerja Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan. Melalui Laporan Akuntabilitas Kinerja ini juga diharapkan dapat mengkomunikasikan hal-hal riil dan

L A K I P | BPFK Makassar Tahun 2019 | 6

kesadaran kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Guna mendukung terwujudnya tujuan Kementerian Kesehatan, perlu tersedianya

sarana, prasarana dan peralatan kesehatan yang bermutu, aman bagi petugas, masyarakat

dan sarana pelayanan, melalui kalibrasi, pengujian dan proteksi radiasi.

B. MAKSUD DAN TUJUAN

aksud penyusunan Lakip BPFK Makassar Tahun 2019 adalah

sebagai penjabaran dari visi dan misi BPFK Makassar yang

terwujud dalam tingkat keberhasilan/kegagalan pelaksanaan kegiatan-kegiatan sesuai

dengan program dan kebijakan yang telah ditetapkan.

Tujuan penyusunan Lakip BPFK Makassar Tahun 2019 adalah untuk mempertanggung

jawabkan keberhasilan/ kegagalan pelaksanaan misi BPFK Makassar dalam mencapai tujuan

dan sasaran yang telah ditetapkan melalui alat pertanggungjawaban secara priodik.

Laporan memuat pencapaian kinerja selama Tahun Anggaran 2019 yang bersumber dari

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang tercantum dalam Daftar Isian

Pelaksanaan Kegiatan (DIPA) Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan Makassar.

Selain tersebut di atas, penyusunan Laporan Akuntabilitas ini juga disusun berdasarkan

Penetapan Kinerja Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan Makassar tahun 2019 yang telah

ditetapkan, Penetapan kinerja tersebut didalam tahun berjalan mengalami perubahan dengan

adanya revisi DIPA.

C. TUGAS POKOK DAN FUNGSI

erdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor

530/MENKES/PER/IV/2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai

Pengamanan Fasilitas Kesehatan Tugas pokok Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan

Makassar adalah melaksanakan pengamanan fasilitas kesehatan meliputi sarana, prasarana

dan peralatan kesehatan melalui pengujian, kalibrasi dan proteksi radiasi dilingkungan

pemerintah maupun swasta.

Dalam pelaksanaan Tugas Pokok BPFK menyelenggarakan fungsi:

a. Pengujian dan kalibrasi alat kesehatan.

b. Pengujian dan kalibrasi sarana dan prasarana kesehatan.

c. Pengamanan dan pengukuran paparan radiasi.

MM

BB

Page 8: Laporan akuntabilitas kinerja · Tata Kerja Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan. Melalui Laporan Akuntabilitas Kinerja ini juga diharapkan dapat mengkomunikasikan hal-hal riil dan

L A K I P | BPFK Makassar Tahun 2019 | 7

d. Pelayanan monitoring dosis radiasi perorangan.

e. Pengukuran luaran radiasi terapi.

f. Pengendalian mutu dan pengembangan teknologi pengamanan fasilitas kesehatan.

g. Pelaksanaan kegiatan monitoring dan evaluasi pengujian, kalibrasi, proteksi radiasi,

sarana dan prasarana kesehatan.

h. Pelaksanaan jejaring kerja dan kemitraan.

i. Pelaksanaan bimbingan teknis dibidang penagamanan fasilitas kesehatan

j. Pelaksanaan ketatausahaan

D. ORGANISASI DAN TATALAKSANA

usunan organisasai Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan

Makassar berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

439/Menkes/Per/VI/2009 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Kesehatan

Nomor 1575/MENKES/PER/XI/2005 adalah sebagai berikut:

a. Subbag Tata Usaha

Subbag Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan ketatausahaan, kepegawaian,

keuangan, rumah tangga dan perlengkapan.

b. Seksi Pelayanan Teknis

Seksi Pelayanan Teknis mempunyai tugas melakukan penyiapan koordinasi

perencanaan, pelaksanaan pelayanan pengujian dan kalibrasi alat kesehatan, pengujian

dan kalibrasi sarana dan prasarana kesehatan, pengamanan dan pengukuran paparan

radiasi, pelayanan monitoring dosis radiasi personal dan pengukuran luaran radiasi

terapi serta jejaring kerja dan kemitraan di bidang pengamanan fasilitas kesehatan.

c. Seksi Tata Operasional.

Seksi Tata Operasional mempunyai tugas melakukan penyiapan koordinasi perencanaan,

pengendalian mutu dan pengembangan teknologi pengamanan fasilitas kesehatan dan

monitoring dan evaluasi pengujian, kalibrasi, proteksi radiasi, sarana dan prasarana

kesehatan serta bimbingan teknis di bidang pengamanan fasilitas kesehatan.

d. Kepala Instalasi

Kepala Instalasi mempunyai tugas mengkoordinasikan dan bertanggung jawab pada

penyelenggaraan kegiatan dan fasilitas pelayanan pada Instalasi.

e. Kelompok Jabatan Fungsional.

SS

Page 9: Laporan akuntabilitas kinerja · Tata Kerja Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan. Melalui Laporan Akuntabilitas Kinerja ini juga diharapkan dapat mengkomunikasikan hal-hal riil dan

L A K I P | BPFK Makassar Tahun 2019 | 8

Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan

jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang-undangan yang

berlaku.

Selain dari Subbag, Seksi, Instalasi dan Kelompok Jabatan Fungsional tersebut di atas

terdapat juga Unit Pelaksana Fungsional Pengamanan Fasilitas Kesehatan (UPFPFK) di Papua

yang melayani wilayah Propinsi Papua dan Papua Barat sesuai Surat Keputusan Kepala Pusat

Sarana, Prasarana dan Peralatan Kesehatan Departemen Kesehatan Nomor:

OT.01.01.XII.500.2007 tentang Penetapan Unit Fungsional Balai Pengamanan Fasilitas

Kesehatan. UPFPFK Papua mempunyai tugas melaksanakan pengamanan fasilitas kesehatan

pada peralatan kesehatan melalui pengujian, kalibrasi dan proteksi radiasi di lingkungan

pemerintah dan swasta di kedua wilayah propinsi tersebut. BPFK Makassar ditunjuk selaku

pemangku UPF-PFK Papua, Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan Makassar sebagai Unit

Pelaksana Teknis Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan yang

bertugas melaksanakan pengamanan fasilitas kesehatan meliputi sarana, prasarana dan

peralatan kesehatan melalui pengujian, kalibrasi dan proteksi radiasi dilingkungan

pemerintah maupun swasta.

E. SUMBER DAYA

1. Sumber Daya Manusia

Uraian Jan-20 +/- Des-20

A. Menurut Jabatan BPFK Makassar

1. Struktural 4 0 4

a. Eselon III 1 0 1

b. Eselon IV 3 0 3

2. Fungsional 56 2 58

a. Fungsional Teknis 29 0 29

b. Fungsional Umum 27 2 29

3. Honorer 23 5 28

a. Honor Non PNS 0 0 0

b. Penyuluh Non PNS 8 5 13

c. Peramu 3 0 3

d. Satpam 6 0 6

e. Pengemudi 2 0 2

f. Cleaning 4 0 4

Jumlah 83 7 90

UPF-PFK Jayapura 0

1. Struktural 0 0 0

a. Eselon III 0 0 0

Page 10: Laporan akuntabilitas kinerja · Tata Kerja Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan. Melalui Laporan Akuntabilitas Kinerja ini juga diharapkan dapat mengkomunikasikan hal-hal riil dan

L A K I P | BPFK Makassar Tahun 2019 | 9

Uraian Jan-20 +/- Des-20

b. Eselon IV 0 0 0

2. Fungsional 11 0 11

a. Fungsional Teknis 0 0 0

b. Fungsional Umum 11 0 11

3. Honorer 4 0 4

a. Tenaga Bantu 1 0 1

b. Satpam 2 0 2

c. Cleaning 1 0 1

Jumlah 15 0 15

TOTAL JUMLAH 98 0 98

B. Menurut Golongan BPFK Makassar

Gol IV 2 0 2

Gol III 47 0 47

Gol II 11 2 13

Jumlah 60 2 62

UPF-PFK Jayapura

Gol IV 0 0 0

Gol III 2 0 2

Gol II 9 0 9

Jumlah 11 0 11

TOTAL JUMLAH 71 2 73

C. Menurut Pendidikan BPFK Makassar 0

1. PNS 60 2 62

a. S2 7 0 7

b. S1 38 0 38

c. D.IV 3 0 3

d. D.III 11 2 13

e. SMA 1 0 1

2. Honorer 23 5 28

a. S1 6 1 7

b. D.III 2 4 6

c. SMA 13 0 13

d. SMP 2 0 2

Jumlah 83 7 90

UPF-PFK Jayapura 0

1. PNS 11 0 11

a. S1 2 0 2

b. D.III 9 0 9

2. Honorer 4 0 4

a. S1 0 0 0

b. D.III 1 0 1

c. SMA 2 0 2

d. SMP 1 0 1

Page 11: Laporan akuntabilitas kinerja · Tata Kerja Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan. Melalui Laporan Akuntabilitas Kinerja ini juga diharapkan dapat mengkomunikasikan hal-hal riil dan

L A K I P | BPFK Makassar Tahun 2019 | 10

Uraian Jan-20 +/- Des-20

Jumlah 15 0 15

TOTAL JUMLAH 98 7 105

2. Sumber Daya Anggaran

Berdasarkan DIPA Tahun Anggaran 2019 BPFK Makassar

memperoleh sumber daya anggaran sebesar Rp.35.783.419.000,- yang

bersumber dari Rupiah Murni dan PNBP. Dari total anggaran tersebut,

sebanyak Rp.32.349.819.000,- bersumber dari Rupiah Murni dan sisanya sebesar

Rp.3.433.600.000,- bersumber dari PNBP. Adapun target Penerimaan PNBP untuk tahun

2019 adalah sebesar Rp. 4.000.000.000,-.

No Uraian Anggaran

1 Pendapatan Negara dan Hibah 4.000.000.000

- Penerimaan Negara Bukan Pajak 4.000.000.000

2 Realisasi Belanja Negara 35.783.419.000

- Belanja Rupiah Murni 32.349.819.000

- Belanja PNBP 3.433.600.000

3. Sumber Daya Sarana dan Prasarana

a. Gedung Bangunan Kantor

Luas gedung = 1.896,99 M2 terdiri dari :

Gedung Administrasi 2 Lt = 750,00 M2

Laboratorium Kalibrasi = 447,82 M2

Laboratorium Pengujian = 489,93 M2

Selasar/Koridor = 166,74 M2

Genset/Gudang = 33,50 M2

Page 12: Laporan akuntabilitas kinerja · Tata Kerja Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan. Melalui Laporan Akuntabilitas Kinerja ini juga diharapkan dapat mengkomunikasikan hal-hal riil dan

L A K I P | BPFK Makassar Tahun 2019 | 11

Pos Jaga = 9,00 M2

Taman/Parkir/Jalanan = 2.478,01 M2

b. Daya/Listrik

Daya Listrik = 55.000 Kwatt

Genset = 60 KVA

c. Sumber Air

Sumber Air = Air PDAM dan Sumur Bor

d. Sarana Telekomunikasi

- Telepon & Fax

- Website & email

e. Laporan Neraca, BMN dan Barang Persediaan

Posisi Neraca Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan Makassar pada periode per 31

Desember 2019 terdiri dari Aset, Kewajiban dan Ekuitas Dana. Adapun Komposisi

Neraca per 31 Desember 2019 adalah sebagai berikut:

URAIAN TA 2019 TA 2018

ASET

ASET LANCAR

Kas di Bendahara Penerimaan 35.994.223 117.625.000

Kas lainnya dan setara kas - 11.515.000

Piutang PNBP 683.672.000 437.083.728

Penyisihan Piutang Tak Tertagih - Piutang Jangka Pendek

(3.418.360) -2.185.419

Persediaan 112.433.640 116.004.055

Jumlah Aset Lancar 828.681.503 680.042.364

ASET TETAP

Tanah 12.942.000.000 12.942.000.000

Peralatan dan Mesin 50.036.663.249 42.683.695.149

Gedung dan Bangunan 8.034.240.000 7.869.953.000

Jalan, Irigasi, dan Jaringan 375.607.750 375.607.750

Aset Tetap Lainnya 6.141.120 6.141.120

Konstruksi dalam pengerjaan 261.320.100 0

Page 13: Laporan akuntabilitas kinerja · Tata Kerja Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan. Melalui Laporan Akuntabilitas Kinerja ini juga diharapkan dapat mengkomunikasikan hal-hal riil dan

L A K I P | BPFK Makassar Tahun 2019 | 12

URAIAN TA 2019 TA 2018

Akumulasi Penyusutan Aset Tetap (30.955.179.492) -27.001.728.470

Jumlah Aset Tetap 40.700.792.727 36.875.668.549

ASET LAINNYA

Aset Tak Berwujud 232.665.000 232.665.000

Aset Lain-Lain 785.287.604 300.569.354

Akumulasi Penyusutan/Amortisasi Aset lainnya (984.488.770) -451.439.853

Jumlah Aset Lainnya 33.463.834 81.794.501

JUMLAH ASET 41.562.938.064 37.637.505.414

KEWAJIBAN

KEWAJIBAN JANGKA PENDEK

Utang kepada pihak ketiga 36.986.211 12.346.758

Pendapatan diterima muka 16.896.500 11.750.000

Jumlah Kewajiban Jangka Pendek 53.882.711 24.096.758

JUMLAH KEWAJIBAN 53.882.711 24.096.758

EKUITAS

Ekuitas 41.509.055.026 37.613.408.656

JUMLAH EKUITAS 41.509.055.026 37.613.408.656

JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 41.562.937.737 37.637.505.414

Jumlah Aset per 31 Desember 2019 sebesar Rp. 41.562.938.064,- terdiri dari Aset

Lancar sebesar Rp. 828.681.503,- dan Aset Tetap sebesar Rp. 40.700.792.727,- serta Aset

Lainnya sebesar Rp. 33.463.834,-. Total jumlah aset tersebut meningkat sebesar Rp.

3.925.432.650 atau 10% jika dibandingkan dengan posisi di awal tahun 2019 yaitu

sebesar Rp. 37.637.505.414,-. Adapun Jumlah Kewajiban dan Ekuitas per 31 Desember

2019 sebesar Rp. 41.562.937.737,- yang terdiri dari kewajiban sebesar Rp. 53.882.711,-.

Dan Ekuitas sebesar Rp. 41.509.055.026.

A. BMN INTRAKOMPTABEL

Posisi Awal (01 Januari 2019) Rp. 64.177.966.373

Penambahan Rp. 8.486.691.600

Pengurangan Rp. 484.718.250

Posisi Akhir (31 Desember 2019) Rp. 72.179.939.723

B. BMN EKSTRAKOMPTABEL

Posisi Awal (01 Januari 2019) Rp. 39.304.929

Penambahan Rp. 3.540.000

Pengurangan Rp. 3.540.000

Posisi Akhir (31 Desember 2019) Rp. 39.304.929

C. BMN GABUNGAN INTRA DAN EKSTRA

Posisi Awal (01 Januari 2019) Rp. 64.217.271.302

Penambahan Rp. 8.490.231.600

Pengurangan Rp. 488.258.250

Page 14: Laporan akuntabilitas kinerja · Tata Kerja Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan. Melalui Laporan Akuntabilitas Kinerja ini juga diharapkan dapat mengkomunikasikan hal-hal riil dan

L A K I P | BPFK Makassar Tahun 2019 | 13

Posisi Akhir (31 Desember 2019) Rp. 72.219.244.652

D. BMN ASET TAK BERWUJUD

Posisi Awal (01 Januari 2019) Rp. 232.665.000

Penambahan Rp. 0

Pengurangan Rp. 0

Posisi Akhir (31 Desember 2019) Rp. 232.665.000

E. KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN

Posisi Awal (01 Januari 2019) Rp. 0

Penambahan Rp. 261.320.100

Pengurangan Rp. 0

Posisi Akhir (31 Desember 2019) Rp. 261.320.100

- Laporan Mutasi Barang Persediaan

Kode Uraian Nilai s/d

Des-2018

Mutasi Nilai s/d 31 Des-2019 Tambah Kurang

117111 Barang Konsumsi 97.853.550 7.258.613 0 105.112.163

117113 Bahan Untuk Pemeliharaan 7.977.505

1.632.055 6.345.450

117114 Suku Cadang 10.099.000

9.233.300 865.700

117121 Pita Cukai, Materai, dan Leges 0

0 0

117131 Bahan Baku 0

0 0

117199 Persediaan Lainnya 74.000 36.000

110.000

Jumlah 116.004.055 7.294.613 10.865.355 112.433.313

Sementara itu untuk Laporan BMN Tahun 2019 tercatat untuk BMN

Intrakompatibel dalam tahun 2019 terdapat peningkatan sebesar Rp. 8.001.973.350

yang terdiri dari Penambahan sebesar Rp. 8.486.691.600,- dan Pengurangan sebesar Rp.

484.718.250,- dari posisi awal sebesar Rp. 64.177.966.373,-. Sementara untuk BMN

Ekstrakompatabel dari Posisi Awal (01 Januari 2019) hingga Posisi Akhir (31 Desember

2019) tidak terdapat perubahan nilai.

F. HAMBATAN DAN KENDALA

Luas wilayah BPFK Makassar yang terdiri dari pulau-pulau (Propinsi Sulsel,

Sulteng, Sulbar, Sultra, Sulut,

Gorontalo, Maluku, Maluku Utara,

Papua dan Papua Barat) sehingga

kunjungan dan jangkauan pelayanan

sangatlah terkendala oleh

ketersediaan transportasi kepulauan

atau sulitnya jalur transportasi dari Makassar ke lokasi fasyankes.

Ket. Gambar: Wilayah Kerja BPFK Makassar

Page 15: Laporan akuntabilitas kinerja · Tata Kerja Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan. Melalui Laporan Akuntabilitas Kinerja ini juga diharapkan dapat mengkomunikasikan hal-hal riil dan

L A K I P | BPFK Makassar Tahun 2019 | 14

Untuk memenuhi semakin meningkatnya permintaan layanan terhadap pelanggan

dari fasyankes yang berada dalam wilayah cakupan BPFK Makassar maka diperlukan

adanya strategi pelayanan yang lebih baik, untuk itu demi efisiensi dan efektifitas

pelayanan kami mengusulkan agar pelembagaan UPF PFK Papua dapat segera

direalisasikan dan jika memungkinkan juga dapat menambah UPF PFK di Ambon

untuk wilayah Maluku dan Maluku Utara.

Keterbatasan Sumber Daya Manusia pada BPFK Makassar. Dimana jika dilihat dari

Peta Jabatan BPFK Makassar yang ada sekarang saja masih membutuhkan minimal

10 orang tenaga teknis. Sementara perkembangan permintaan layanan yang semakin

meningkat belum dibarengi dengan penambahan SDM teknis dan administrasi.

Masih terbatasnya kemampuan alat kalibrasi/pengujian yang dimiliki BPFK

Makassar untuk memenuhi kebutuhan Fasilitas Pelayanan Kesehatan, sampai saat ini

BPFK Makassar masih memiliki kemampuan 91 jenis alat dari 125 alat yang wajib

dikalibrasi sesuai permenkes 363/MENKES/PER/IV/1998.

Masih terbatasnya kompetensi SDM di BPFK Makassar sehingga perlu adanya

Peningkatan SDM secara berkesinambungan mengingat perkembangan teknologi

alat kesehatan sangatlah pesat saat ini yang perlu terus diimbangi.

Terbatasnya referensi pendukung dalam rangka meingkatkan jenis kemampuan

terutama dalam hal metode dan alat ukur standar yang dibutuhkan.

G. SISTEMATIKA PENULISAN

istematika penulisan Laporan Akuntabilitas Kinerja Balai Pengamanan

Fasilitas Kesehatan Makassar Tahun 2019 adalah sebagai berikut :

ˉ Kata Pengantar

ˉ Ikhtisar Eksekutif

ˉ Daftar Isi

BAB I Pendahuluan

Menjelaskan tentang gambaran umum organisasi, terutama dalam sapek strategis

organisasi serta permasalahan utama (strategic issued) yang sedang dihadapi organisasi.

BAB II Perencanaan Kinerja

Menjelaskan tentang ringkasan/ikhtisar perjanjian kinerja tahun 2019.

BAB III Akuntabilitas Kinerja

SS

Page 16: Laporan akuntabilitas kinerja · Tata Kerja Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan. Melalui Laporan Akuntabilitas Kinerja ini juga diharapkan dapat mengkomunikasikan hal-hal riil dan

L A K I P | BPFK Makassar Tahun 2019 | 15

Menguraikan Capaian Kinerja Organisasi dengan menyajikan capaian kinerja organisasi

untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis organasasi dengan melihat

perbandingan antara target dan realisasi, kinerja tahun sebelumnya, target jangka

menengah, standar nasional, analisa penyebab keberhasilan/kegagalan atau

peningkatan/penurunan. Juga menguraikan Realisasi Anggaran yang digunakan dalam

kurun waktu tahun 2019.

BAB IV Penutup

Menguraikan Simpulan umum atas capaian kinerja organisasi serta langkah di masa

mendatang yang akan dilakukan organisasi untuk meningkatkan kinerja.

LAMPIRAN-LAMPIRAN

1. Form Rencana Kinerja Tahunan (RKT)

2. Pernyataan Penetapan Kinerja

3. Form Penetapan Kinerja

Page 17: Laporan akuntabilitas kinerja · Tata Kerja Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan. Melalui Laporan Akuntabilitas Kinerja ini juga diharapkan dapat mengkomunikasikan hal-hal riil dan

L A K I P | BPFK Makassar Tahun 2019 | 16

PEERREENNCCAANNAAAANN KIINNEERRJJAA

A. RENCANA KERJA TAHUNAN

erencanaan Kinerja merupakan proses penetapan kegiatan

tahunan dan indikator kinerja berdasarkan program, kebijakan

dan sasaran yang telah ditetapkan dalam sasaran strategis, dalam Rencana

Strategis Bina Penunjang Pelayanan Medik dan Sarana Kesehatan BUK Kementerian

Kesehatan yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun

2015 – 2019 untuk mencapai sasaran organisasi.

Secara singkat dapat digambarkan sasaran strategis dan sasaran

program/kegiatan yang ingin dicapai selama kurun waktu 5 tahun sebagai berikut.

SASARAN, INDIKATOR, OUPUT, dan TARGET BPFK MAKASSAR TAHUN 2015 – 2019

NO PERSPEKTIF SASARAN

STRATEGIS KPI

SATUAN

BASE LINE

2015 2016 2017 2018 2019

1 Perspektif Financial

Terwujudnya Efisiensi

Peningkatan PNBP Miliar

Rupiah 2,1 2 2,5 3 3,5 4

2 Perspektif Stakeholder

Terwujudnya Kepuasan Pelanggan

Tingkat Kepuasan Pelanggan

Persentase

80 83 85 87 90 92

3 Perspektif Proses Bisnis Internal

Terwujudnya Pelayanan Prima

Pelaksanaan Pengujian Kalibrasi sesuai jadwal

Persentase

75 80 85 90 95 100

Penerbitan Sertifikat/LHU sesuai jadwal

Persentase

69 72 75 77 80 85

Komplain yang ditindaklanjuti

Persentase

100 100 100 100 100 100

Terwujudnya Peningkatan Cakupan Pelayanan

Jenis Pelayanan Kalibrasi sesuai Permenkes

Jenis Pelayan

an 58 60 63 65 67 70

Jumlah Fasyankes yang dilayani

Jml Fasyank

es 240 300 350 400 450 500

Tingkat Produktifitas Alat yang dikalibrasi

Jml Alat 8550 9000 9250 9500 9750 10000

Pekerja radiasi yang termonitor radiasinya

Jml Petugas

581 600 650 700 750 800

Terwujudnya Standardisasi Laboratorium

Ruang Lingkup yg Tersertifikasi ISO : 17025

Jml Ruang

Lingkup 11 14 15 16 18 20

Jenis Akreditasi KAN Jenis

Akreditasi

2 2 2 2 2 2

Temuan yang ditindaklanjuti

Persentase

100 100 100 100 100 100

Terwujudnya Jejaring dan Kemitraan

Terlaksananya MOU dengan Fasyankes

Jml MOU

3 5 7 10 12 15

PP

BAB -Ii-

Page 18: Laporan akuntabilitas kinerja · Tata Kerja Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan. Melalui Laporan Akuntabilitas Kinerja ini juga diharapkan dapat mengkomunikasikan hal-hal riil dan

L A K I P | BPFK Makassar Tahun 2019 | 17

NO PERSPEKTIF SASARAN

STRATEGIS KPI

SATUAN

BASE LINE

2015 2016 2017 2018 2019

Terwujudnya Keamanan Fasilitas Kesehatan

Tingkat Kelaikan Alkes Persent

ase 97 97 97 98 98 98

4

Perspektif Pengembangan Personil dan Organisasi

Terwujudnya Budaya Kerja

Terlaksananya Budaya Kerja oleh seluruh Pegawai

Persentase

83 84 85 86 87 88

Terwujudnya Peningkatan Kompetensi

Kompetensi Staff Persent

ase 50 51 52 53 54 55

Terwujudnya Peningkatan Keandalan Sarpras

Ketepatan Kalibrasi Alat Ukur Standar Sesuai Jadwal

Persentase

15 20 25 30 35 40

Tingkat Keandalan Alat Ukur Standar

Persentase

70 75 78 80 83 85

Terpenuhinya Kebutuhan Alat Ukur Standar

Persentase

58 60 63 65 67 70

Terwujudnya Sistem IT

Terpenuhinya Kebutuhan Sistem IT

Persentase

5 20 40 60 80 100

1. TUJUAN DAN SASARAN

a. Tujuan

i) Tujuan Umum

a. Terlaksananya kebijakan dan manajemen pengelolaan sarana, prasarana dan

peralatan kesehatan guna mendukung terselenggaranya pembangunan kesehatan

secara berhasil-guna dan berdaya-guna dalam rangka mendukung peningkatan

mutu pelayanan kesehatan..

b. Terwujudnya fasilitas pelayanan kesehatan yang memiliki sarana, prasarana dan

peralatan kesehatan yang sesuai standar.

ii) Tujuan Khusus

a. Terlaksananya kebijakan, standar, pedoman, norma, kriteria di bidang sarana,

prasarana dan peralatan kesehatan radiasi dan non radiasi.

b. Terlaksananya bimbingan teknis, monitoring dan evaluasi di bidang sarana,

prasarana dan peralatan kesehatan radiasi dan non radiasi.

c. Tersedianya sumberdaya manusia yang kompeten di bidang sarana, prasarana dan

peralatan kesehatan.

d. Meningkatnya cakupan pengujian, kalibrasi dan proteksi radiasi

e. Terselenggaranya keamanan dan keselamatan kerja bagi petugas pada sarana

pelayanan.

Page 19: Laporan akuntabilitas kinerja · Tata Kerja Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan. Melalui Laporan Akuntabilitas Kinerja ini juga diharapkan dapat mengkomunikasikan hal-hal riil dan

L A K I P | BPFK Makassar Tahun 2019 | 18

b. Sasaran

Meningkatnya fasilitas pelayanan kesehatan yang memiliki sarana, prasarana dan

peralatan kesehatan yang sesuai standar, aman dan bermutu, melalui Kalibrasi,

Pengujian, Sarana dan Prasarana serta peralatan kesehatan radiasi dan non radiasi.

Tujuan dan sasaran dari Misi BPFK Makassar merupakan salah satu rangkaian

dalam proses tersedianya sarana, prasarana dan alat kesehatan yang aman dan bermutu

sesuai standar, dengan fokus utama berupa tindakan kalibrasi/pengujian dan

pengembangan kompetensi SDM, penyiapan sarana laboratorium yang terakreditasi oleh

KAN serta pengembangan organisasi BPFK Makassar melalui penetapan UPFPFK Papua

menjadi satker untuk wilayah Propinsi Papua dan Papua Barat.

Dalam mencapai tujuan dan sasaran tentunya akan dipengaruhi oleh faktor

internal dan eksternal organisasi. BPFK sebagai UPT Kemenkes selaku Laboratorium

Kalibrasi, Pengujian dan Proteksi Radiasi pada sarana pelayanan dalam keberhasilannya

sangat dipengaruhi oleh tingkat partisipasi dari seluruh pelaku pembangunan bidang

kesehatan baik yang ada dilingkungan pemerintah maupun diluar pemerintah.

Hal-hal yang dapat mempengaruhi pencapaian tujuan dan sasaran :

a. Partisipasi: Partisipasi para pengelola sarana pelayanan kesehatan dalam rangka

Kalibrasi, Pengujian serta Proteksi Radiasi sarana, prasarana dan alat kesehatan

secara berkala sesuai amanat Undang-Undang No. 44 tentang Rumah Sakit sangat

diperlukan.

b. Sumber Daya Manusia: Berdasarkan tugas pokok dan fungsi BPFK Makassar

haruslah memiliki sumber daya manusia yang memiliki kompetensi dan

pengetahuan serta jumlah SDM yang memadai, sehingga kualitas alat kesehatan

yang bermutu dan aman dapat tersedia.

c. Dana: BPFK Makassar dalam melakukan kegiatan kalibrasi, pengujian dan proteksi

radiasi pada sarana pelayanan yang ada di wilayah Indonesia Bagian Timur (10

Propinsi) memerlukan biaya cukup besar mengingat geografi wilayah kerja BPFK

Makassar terdiri dari Pulau-pulau.

d. Kemampuan Kalibrasi BPFK Makassar: dalam melakukan kalibrasi dan pengujian

sarana, prasarana dan alat kesehatan pada sarana pelayanan kesehatan diperlukan

alat kalibrasi yang lengkap untuk memenuhi permintaan kalibrasi dan pengujian

dari sarana pelayanan kesehatan yang semakin banyak jumlah dan jenisnya.

e. Akreditasi Laboratorium: untuk mengantisipasi persaingan global dan

memberikan tingkat kepercayaan dan menjamin mutu pelayanan Kalibrasi dan

Pengujian kepada sarana pelayanan maka BPFK Makassar akan selalu berupaya

Page 20: Laporan akuntabilitas kinerja · Tata Kerja Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan. Melalui Laporan Akuntabilitas Kinerja ini juga diharapkan dapat mengkomunikasikan hal-hal riil dan

L A K I P | BPFK Makassar Tahun 2019 | 19

meningkatkan laboratorium agar dapat terakareditasi oleh lembaga akreditasi

atau KAN.

B. PENETAPAN KINERJA

a. Perjanjian Kinerja

NO SASARAN

STRATEGIS No KPI

KPI SATUAN Target 2019

1 Terwujudnya Efisiensi

1 Peningkatan PNBP Miliar Rupiah 4

2 Terwujudnya Kepuasan Pelanggan

2 Tingkat Kepuasan Pelanggan Persentase 92

3

Terwujudnya Pelayanan Prima

3 Pelaksanaan Pengujian Kalibrasi sesuai jadwal

Persentase 100

4 Penerbitan Sertifikat/LHU sesuai jadwal

Persentase 85

5 Komplain yang ditindaklanjuti Persentase 100

Terwujudnya Peningkatan Cakupan Pelayanan

6 Jenis Pelayanan Kalibrasi sesuai Permenkes

Jenis Pelayanan 70

7 Jumlah Fasyankes yang dilayani Jml Fasyankes 500

8 Tingkat Produktifitas Alat yang dikalibrasi

Jml Alat 10000

9 Pekerja radiasi yang termonitor radiasinya

Jml Petugas 800

Terwujudnya Standardisasi Laboratorium

10 Ruang Lingkup yg Tersertifikasi ISO : 17025

Jml Ruang Lingkup

20

11 Jenis Akreditasi KAN Jenis Akreditasi 2

12 Temuan yang ditindaklanjuti Persentase 100

Terwujudnya Jejaring dan Kemitraan

13 Terlaksananya MOU dengan Fasyankes

Jml MOU 15

Terwujudnya Keamanan Fasilitas Kesehatan

14 Tingkat Kelaikan Alkes Persentase 98

4

Terwujudnya Budaya Kerja

15 Terlaksananya Budaya Kerja oleh seluruh Pegawai

Persentase 88

Terwujudnya Peningkatan Kompetensi

16 Kompetensi Staff Persentase 55

Terwujudnya Peningkatan Keandalan Sarpras

17 Ketepatan Kalibrasi Alat Ukur Standar Sesuai Jadwal

Persentase 40

18 Tingkat Keandalan Alat Ukur Standar

Persentase 85

19 Terpenuhinya Kebutuhan Alat Ukur Standar

Persentase 70

Terwujudnya Sistem IT

20 Terpenuhinya Kebutuhan Sistem IT

Persentase 100

Page 21: Laporan akuntabilitas kinerja · Tata Kerja Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan. Melalui Laporan Akuntabilitas Kinerja ini juga diharapkan dapat mengkomunikasikan hal-hal riil dan

L A K I P | BPFK Makassar Tahun 2019 | 20

b. Kebijakan dan Program

1. Kebijakan

a. Pelaksanaan kebijakan dan manajemen pengelolaan sarana, prasarana dan peralatan

kesehatan radiasi dan non radiasi diarahkan untuk meningkatkan ketersediaan dan

penggunaan sarana, prasarana dan peralatan kesehatan radiasi dan non radiasi pada

sarana pelayanan sesuai standar mutu dan keamanan serta keselamatan kerja bagi

masyarakat dan petugas, oleh karena itu BPFK Makassar akan lebih meningkatkan

kerjasama lintas sektor maupun program melalui kegiatan sosialisasi/

seminar/desiminasi, membangun jejaring dan kemitraan dalam pelayanan pengujian,

kalibrasi dan proteksi radiasi khususnya dengan pihak Pemprov dan Dinkes Propinsi

serta Dinkes Kab/Kota dalam wilayah kerja BPFK Makassar serta seluruh stake

holder yang bertujuan agar pelaksanaan kalibrasi pada sarana pelayanan

(RSUP/RSUD, RB, RSB. LABORATORIUM, KLINIK, BALAI, dan PUSKESMAS/PUSTU)

milik pemerintah dan swasta dapat lebih ditingkatkan, selain itu BPFK Makassar akan

meningkatkan kerja sama dengan Dinkes Propinsi Papua serta Pihak Pemprov Papua

dalam rangka pengembangan UPFPFK Papua agar dapat menjadi satuan kerja Balai

Pengamanan Fasilitas Kesehatan Papua untuk wilayah Papua dan Papua Barat.

b. Untuk menjamin ketersediaan layanan Kalibrasi dan Pengujian yang bermutu baik

berupa layanan teknis Kalibrasi dan Pengujian maka BPFK Makassar senantiasa

melakukan peningkatan Laboratorium yang dimiliki melalui standar-standar nasional

maupun internasional dengan memperoleh Akreditasi KAN-ISO 17025, sedangkan

untuk layanan Administrasi BPFK memperoleh Akreditasi dari Badan Akreditasi TUV-

ISO-9001:2008.

c. Melakukan Interkomparasi antar Laboratorium Kalibrasi dan Pengujian milik

Pemerintah dan Swasta yang telah diakui baik secara nasional dan internasional.

d. Untuk menjaga mutu layanan serta mengantisipasi perkembangan teknologi

khususnya dalam bidang Pengujian dan Kalibrasi Alat Kesehatan BPFK Makassar juga

terus berupa meningkatkan kapasitas personil dengan mengikuti sejumlah pelatihan-

pelatihan teknis yang terkait dan mendukung pelaksanaan tugas masing-masing

personil.

e. Untuk menjamin kepuasan pelanggan terhadap pelayanan BPFK Makassar,

manajemen BPFK Makassar secara berkesinambungan juga terus melakukan evaluasi

berupa survey kepuasan pelanggan serta melaksanakan pengawasan dan evaluasi

Page 22: Laporan akuntabilitas kinerja · Tata Kerja Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan. Melalui Laporan Akuntabilitas Kinerja ini juga diharapkan dapat mengkomunikasikan hal-hal riil dan

L A K I P | BPFK Makassar Tahun 2019 | 21

secara internal dalam bentuk audit internal, kaji ulang manajemen, serta kaji ulang

dokumen mutu.

2. Program

Pembinaan Upaya Kesehatan

Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Sekretariat Ditjen

Pelayanan Kesehatan.

2.1. Rencana Kegiatan Tahun 2019

SASARAN STRATEGIS

OUTPUT KEGIATAN

Terwujudnya Budaya Kerja

Layanan Sarana dan Prasarana Internal

Pemantapan Kinerja Pegawai BPFK Makassar dan UPF Papua

Layanan Perkantoran Pembinaan UPF PFK Papua

Terwujudnya Efisiensi

Layanan operasional UPT Non BLU

Rapat/Pertemuan Pusat dan Lintas Sektor

Perjalanan Dinas dalam rangka Proses Pengadaan Barang dan Jasa

Pembinaan dan Pendampingan Kegiatan oleh Instansi Pusat/Terkait

Penagihan Piutang PNBP

Penagihan Piutang PNBP pada Propinsi Papua dan Papua Barat

Layanan Sarana dan Prasarana Internal

Penyusunan RSB

Persiapan BLU

Pertemuan Rutin / Berkala

Layanan Perkantoran Perjalanan Dinas Konsultasi/Koordinasi

Terwujudnya Jejaring dan Kemitraan

Layanan operasional UPT Non BLU

Jejaring dan Kemitraan dalam Pelayanan Pengujian, Kalibrasi dan Proteksi Radiasi

Jejaring dan Kemitraan dalam Pelayanan Pengujian, Kalibrasi dan Proteksi UPF Papua

Terwujudnya Keamanan

Fasilitas Kesehatan

Layanan operasional UPT Non BLU

Pelayanan Pengujian dan Kalibrasi untuk Faskes DTPK, Akreditasi, PIS-PK, serta Faskes Prioritas lainnya Monitoring Sarana dan Prasarana Fasilitas Pelayanan Kesehatan

Terwujudnya Kepuasan Pelanggan

Layanan operasional UPT Non BLU

Monitoring, Evaluasi dan Bimtek Pengendalian Mutu Pengujian, Kalibrasi, dan Proteksi Radiasi

Audit Internal BPFK Makassar dan UPF PFK Papua

Layanan Perkantoran

Pembayaran Gaji dan Tunjangan

Honor Operasional Satuan Kerja dan Output Kegiatan

Honorarium Satpam, Pengemudi, Petugas Kebersihan, dan Pramubakti

Honorarium Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri

Terwujudnya Layanan Sarana dan Kaji Ulang Manajemen

Page 23: Laporan akuntabilitas kinerja · Tata Kerja Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan. Melalui Laporan Akuntabilitas Kinerja ini juga diharapkan dapat mengkomunikasikan hal-hal riil dan

L A K I P | BPFK Makassar Tahun 2019 | 22

SASARAN STRATEGIS

OUTPUT KEGIATAN

Pelayanan Prima Prasarana Internal Bench Marking

Layanan Perkantoran

Kebutuhan Sehari-hari Perkantoran

Langganan Daya dan Jasa

Operasional Pimpinan

Pengadaan Pakaian Dinas

Konsumsi Rapat

Pemeriksaan Kesehatan Resiko Pekerjaan

Biaya Pengiriman Surat dan Dokumen lainnya

Perjalanan Dinas Dalam Kota

Operasional Perkantoran UPF PFK Papua

Terwujudnya Peningkatan

Cakupan Pelayanan

Layanan operasional UPT Non BLU

Pengembangan UPF dan Instalasi/Unit Penguji Alat Kesehatan

Terwujudnya Peningkatan

Keandalan Sarpras

Gedung Layanan Pengadaan Gedung Kantor UPF PFK Papua

Alat Kesehatan

Pengadaan Peralatan Pengujian, Kalibrasi dan Proteksi Radiasi

Honorarium Pengadaan

Layanan operasional UPT Non BLU

Rekalibrasi Alat Pengujian/Kalibrasi

Layanan Perkantoran Pemeliharaan Sarana Prasarana, Kendaraan Bermotor, Peralatan dan Mesin

Terwujudnya Peningkatan Kompetensi

Layanan Sarana dan Prasarana Internal

Pelatihan Laboratorium Kalibrasi

Pengembangan SDM Mutu dan Pelayanan Teknis

Pengembangan SDM Keuangan dan Administrasi

Pelatihan dan Sertifikasi Pengadaan Barang dan Jasa

Rekualifikasi PPR

Pelatihan Tenaga Ahli Uji Kesesuaian

Pelatihan Uji Kesesuaian Pesawat Sinar-X

Peningkatan SDM UPF Papua

Peningkatan SDM Instalasi PKSPK

Peningkatan SDM Lainnya

Terwujudnya Standardisasi Laboratorium

Layanan operasional UPT Non BLU

Akreditasi Laboratorium SNI/IEC 17025:2005 dan ISO 9001:2008

Layanan Sarana dan Prasarana Internal

Interkomparasi Laboratorium PDP dan KAUR

Uji Banding Laboratorium Kalibrasi

Terwujudnya Sistem IT

Layanan Sarana dan Prasarana Internal

Pengadaan Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi

2.2. Indikator Kegiatan

a. Peningkatan PNBP

b. Tingkat Kepuasan Pelanggan

c. Pelaksanaan Pengujian Kalibrasi sesuai jadwal

d. Penerbitan Sertifikat/LHU sesuai jadwal

e. Komplain yang ditindaklanjuti

f. Jenis Pelayanan Kalibrasi sesuai Permenkes

Page 24: Laporan akuntabilitas kinerja · Tata Kerja Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan. Melalui Laporan Akuntabilitas Kinerja ini juga diharapkan dapat mengkomunikasikan hal-hal riil dan

L A K I P | BPFK Makassar Tahun 2019 | 23

g. Jumlah Fasyankes yang dilayani

h. Tingkat Produktifitas Alat yang dikalibrasi

i. Pekerja radiasi yang termonitor radiasinya

j. Ruang Lingkup yg Tersertifikasi ISO : 17025

k. Jenis Akreditasi KAN

l. Temuan yang ditindaklanjuti

m. Terlaksananya MOU dengan Fasyankes

n. Tingkat Kelaikan Alkes

o. Terlaksananya Budaya Kerja oleh seluruh Pegawai

p. Kompetensi Staff

q. Ketepatan Kalibrasi Alat Ukur Standar Sesuai Jadwal

r. Tingkat Keandalan Alat Ukur Standar

s. Terpenuhinya Kebutuhan Alat Ukur Standar

t. Terpenuhinya Kebutuhan Sistem IT

Page 25: Laporan akuntabilitas kinerja · Tata Kerja Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan. Melalui Laporan Akuntabilitas Kinerja ini juga diharapkan dapat mengkomunikasikan hal-hal riil dan

L A K I P | BPFK Makassar Tahun 2019 | 24

AKKUUNNTTAABBIILLIITTAASS KIINNEERRJJAA

A. CAPAIANKINERJA ORGANISASI

Pengukuran kinerja digunakan sebagai dasar untuk menilai

keberhasilan/kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan sasaran dan

tujuan yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi BPFK Makassar.

Pengukuran dimaksud merupakan hasil dari suatu penilaian yang sistematik dan

didasarkan pada kelompok indikator kinerja kegiatan. Penilaian tersebut merupakan

kegiatan yang dianggap penting dan berpengaruh terhadap pencapaian sasaran dan tujuan.

Pengukuran kinerja kegiatan BPFK Makassar telah menggunakan indikator

kuantitatif, hal ini dilakukan supaya lebih terukur dan mudah dievaluasi. Penetapan

indikator yang digunakan dalam setiap kegiatan disesuaikan dengan sifat kegiatan masing-

masing, sehingga kegiatan-kegiatan tersebut dapat diukur pencapaiannya.

Analisis Pencapaian Kinerja

Analisis pencapaian kinerja sasaran merupakan tingkat pencapaian target dari

masing-masing indikator sasaran yang telah ditetapkan dalam dokumen rencana kerja.

Pengukuran tingkat pencapaian sasaran didasarkan pada data hasil pengukuran kinerja

kegiatan. Secara umum pencapaian kinerja BPFK Makassar dapat dilihat pada tabel

perbandingan target dan realisasi sesuai Penetapan Kinerja BPFK Makassar Tahun 2019 di

bawah ini:

NO SASARAN

STRATEGIS No KPI

KPI SATUAN Target 2019

Realisasi 2019

%

1 Terwujudnya Efisiensi

1 Peningkatan PNBP Miliar Rupiah 4 5,8 145%

2 Terwujudnya Kepuasan Pelanggan

2 Tingkat Kepuasan Pelanggan Persentase 92 100 109%

3

Terwujudnya Pelayanan Prima

3 Pelaksanaan Pengujian Kalibrasi sesuai jadwal

Persentase 100 94,04 94%

4 Penerbitan Sertifikat/LHU sesuai jadwal

Persentase 85 36,44 43%

5 Komplain yang ditindaklanjuti Persentase 100 100 100%

Terwujudnya Peningkatan Cakupan Pelayanan

6 Jenis Pelayanan Kalibrasi sesuai Permenkes

Jenis Pelayanan

70 71 101%

7 Jumlah Fasyankes yang dilayani

Jml Fasyankes

500 696 139%

8 Tingkat Produktifitas Alat yang dikalibrasi

Jml Alat 10000 26890 269%

9 Pekerja radiasi yang termonitor radiasinya

Jml Petugas 800 1453 182%

BAB -Iii-

Page 26: Laporan akuntabilitas kinerja · Tata Kerja Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan. Melalui Laporan Akuntabilitas Kinerja ini juga diharapkan dapat mengkomunikasikan hal-hal riil dan

L A K I P | BPFK Makassar Tahun 2019 | 25

NO SASARAN

STRATEGIS No KPI

KPI SATUAN Target 2019

Realisasi 2019

%

Terwujudnya Standardisasi Laboratorium

10 Ruang Lingkup yg Tersertifikasi ISO : 17025

Jml Ruang Lingkup

20 20 100%

11 Jenis Akreditasi KAN Jenis

Akreditasi 2 2 100%

12 Temuan yang ditindaklanjuti Persentase 100 100 100%

Terwujudnya Jejaring dan Kemitraan

13 Terlaksananya MOU dengan Fasyankes

Jml MOU 15 26 173%

Terwujudnya Keamanan Fasilitas Kesehatan

14 Tingkat Kelaikan Alkes Persentase 98 98,65 101%

4

Terwujudnya Budaya Kerja

15 Terlaksananya Budaya Kerja oleh seluruh Pegawai

Persentase 88 88 100%

Terwujudnya Peningkatan Kompetensi

16 Kompetensi Staff Persentase 55 66 120%

Terwujudnya Peningkatan Keandalan Sarpras

17 Ketepatan Kalibrasi Alat Ukur Standar Sesuai Jadwal

Persentase 40 47 118%

18 Tingkat Keandalan Alat Ukur Standar

Persentase 85 85 100%

19 Terpenuhinya Kebutuhan Alat Ukur Standar

Persentase 70 75 107%

Terwujudnya Sistem IT

20 Terpenuhinya Kebutuhan Sistem IT

Persentase 100 100 100%

Realisasi pencapaian target untuk masing-masing indikator kinerja rata-rata tercapai

dengan baik dimana sejumlah indikator terutama yang terkait dengan pelayanan pengujian dan

kalibrasi yang merupakan tugas pokok BPFK Makassar pencapaiannya telah sesuai bahkan jauh

melebihi target yang telah ditetapkan antara lain: Tingkat Produktifitas Alat yang dikalibrasi

dengan persetase capaian 269% dari target, Pekerja radiasi yang termonitor radiasinya tercapai

182% dari target, Terlaksananya MOU dengan Fasyankes sebesar 173% dari target, Peningkatan

PNBP tercapai 145%, serta Jumlah Fasyankes yang dilayani terealisasi sebesar 139% dari target

yang ditetapkan. Namun demikian masih terdapat dua indikator kinerja utama yang

pencapaiannya belum sesuai target yaitu indikator kinerja Pelaksanaan Kalibrasi Sesuai jadwal

serta indikator kinerja Penerbitan Sertifikat/LHU sesuai jadwal. Tidak tercapainya target ini

lebih banyak dipengaruhi oleh kendala terbatasnya SDM serta Alat Uji dan Kalibrasi yang

menyebabkan layanan terhadap sejumlah fasyankes mengalami keterlambatan karena

pelayanan untuk beberapa fasyankes tidak dapat dilaksanakan secara paralel. Selain itu faktor

eksternal terutama faktor dari pihak fasyankes sendiri yang cukup berpengaruh antara lain

permintaan pengujian dan kalibrasi yang terlambat diterima dari fasyankes pada saat menjelang

akhir tahun juga ketika masa akhir kalibrasi ulang hampir selesai, petugas pendamping tidak

selalu berada di lokasi, pembatalan oleh pihak fasyankes, dan sejumlah faktor-faktor lainnya.

Page 27: Laporan akuntabilitas kinerja · Tata Kerja Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan. Melalui Laporan Akuntabilitas Kinerja ini juga diharapkan dapat mengkomunikasikan hal-hal riil dan

L A K I P | BPFK Makassar Tahun 2019 | 26

Jika dibandingkan realisasi tahun 2018 dengan periode tahun 2019 secara umum juga

mengalami peningkatan, secara keseluruhan terget kinerja dapat dicapai bahkan melampaui

dari terget dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TAHUN 2019 TAHUN 2018

TARGET REALISA

SI TARGET

REALISASI

1 Terwujudnya Efisiensi 1 Peningkatan PNBP 4M 5,8M 3,5M 4,4M

2 Terwujudnya Kepuasan Pelanggan

2 Tingkat Kepuasan Pelanggan 92 100% 90% 100%

3 Terwujudnya Pelayanan Prima

3 Pelaksanaan Pengujian Kalibrasi sesuai jadwal

100 94,04% 95% 86%

4 Penerbitan Sertifikat/LHU sesuai jadwal

85 36,44% 80% 69%

5 Komplain yang ditindaklanjuti

100 100% 100% 100%

4 Terwujudnya Peningkatan Cakupan Pelayanan

6 Jenis Pelayanan Kalibrasi sesuai Permenkes

70 71% 67% 60,82%

7 Jumlah Fasyankes yang dilayani

500 Faskes

696 Faskes

450 Faskes

558 Faskes

8 Tingkat Produktifitas Alat yang dikalibrasi

10000 Alat

26890 Alat

9750 Alat

20.639 Alat

9 Pekerja radiasi yang termonitor radiasinya

800 Personil

1453 Personil

750 Personil

1248 Personil

5 Terwujudnya Standardisasi Laboratorium

10 Ruang Lingkup yg Tersertifikasi ISO : 17025

20 Jenis 20 Jenis 18 Jenis 19 Jenis

11 Jenis Akreditasi KAN 2 Jenis 2 Jenis 2 Jenis 2 Jenis

12 Temuan yang ditindaklanjuti 100% 100% 100% 100%

6 Terwujudnya Jejaring dan Kemitraan

13 Terlaksananya MOU dengan Fasyankes

15 MOU 26 MOU 12 MOU 15 MOU

7 Terwujudnya Keamanan Fasilitas Kesehatan

14 Tingkat Kelaikan Alkes 98% 98,65% 98% 98%

8 Terwujudnya Budaya Kerja

15 Terlaksananya Budaya Kerja oleh seluruh Pegawai

88% 98% 87% 90,81%

9 Terwujudnya Peningkatan Kompetensi

16 Kompetensi Staff 55% 66% 54% 80%

10 Terwujudnya Peningkatan Keandalan Sarpras

17 Ketepatan Kalibrasi Alat Ukur Standar Sesuai Jadwal

40% 47% 35% 13%

18 Tingkat Keandalan Alat Ukur Standar

85% 85% 83% 85%

19 Terpenuhinya Kebutuhan Alat Ukur Standar

70% 75% 67% 67%

11 Terwujudnya Sistem IT 20 Terpenuhinya Kebutuhan Sistem IT

100% 100% 80% 80%

Dari tabel di atas dapat dijelaskan evaluasi dan analisis mengenai capaian untuk masing-

masing indikator kinerja dari tiap sasaran strategis sebagai berikut:

1) Peningkatan PNBP

Realisasi Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) Tahun 2019

adalah sebesar Rp. 5.882.571.608,- atau sebesar 146% dari target

Page 28: Laporan akuntabilitas kinerja · Tata Kerja Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan. Melalui Laporan Akuntabilitas Kinerja ini juga diharapkan dapat mengkomunikasikan hal-hal riil dan

L A K I P | BPFK Makassar Tahun 2019 | 27

Penerimaan sebesar Rp. 4.000.000.000,-. Dengan perolehan ini berarti BPFK Makassar

berhasil meningkatkan penghasilan sebesar 32% jika dibandingkan dengan realisasi tahun

sebelumnya yaitu sebesar Rp.4.302.478.138. Peningkatan ini tidak terlepas dari semakin

meningkatnya jumlah permintaan dan realisasi pelayanan kalibrasi/pengujian terhadap

Sarana Pelayanan Kesehatan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pencapaian ini juga

telah melampaui target jangka menengah yaitu sebesar Rp. 4.000.000.000,-.

Adapun grafik realisasi PNBP dari tahun 2015 – 2019 dapat dilihat pada gambar di

bawah ini:

Grafik realisasi PNBP dari tahun 2015 - 2019 (Dalam Juta Rupiah)

2) Tingkat Kepuasan Pelanggan

Tingkat Kepuasan Pelanggan diukur berdasarkan

Persentase Jumlah Pelanggan yang menyatakan puas terhadap

pelayanan yang ada dibandingkan dengan jumlah pelanggan

yang menjadi responden. Untuk tahun 2019 seluruh pelanggan (100%) yang menjadi

sampel atau memberikan responnya terhadap pelayanan BPFK Makassar kepuasaannya

terhadap pelayanan BPFK Makassar. Nilai ini melebihi target yang telah ditetapkan untuk

untuk periode yang sama yaitu 90%. Realisasi tingkat kepuasan pelanggan untuk tahun

2019 ini juga berarti BPFK Makassar berhasil mempertahankan capaian yang sama pada

tahun 2018. Perolehan ini juga telah malampaui target jangka menengah yang diharapkan

baru akan dicapai pada tahun 2019 yaitu sebesar 92% .

Kebehasilan ini tidak terlepas dari berbagai usaha BPFK Makassar untuk

meningkatkan mutu pelayanan dengan terus menyempurnakan sistem pelayanan dan mutu

pengujian dan kalibrasi seperti penyempurnaan SOP pelayanan, peningkatan efisiensi dan

Page 29: Laporan akuntabilitas kinerja · Tata Kerja Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan. Melalui Laporan Akuntabilitas Kinerja ini juga diharapkan dapat mengkomunikasikan hal-hal riil dan

L A K I P | BPFK Makassar Tahun 2019 | 28

efektivitas sumber daya yang ada, meningkatkan komunikasi dengan pelanggan,

pemanfaatan IT, serta usaha-usaha lainnya. Dengan peningkatan mutu tersebut maka

pelanggan dapat menerima pelayanan BPFK Makassar sesuai dengan ekspektasi mereka

sehingga semua responden yang telah dilakukan survey menyatakan kepuasan atas

pelayanan BPFK Makassar.

3) Pelaksanaan Pengujian Kalibrasi sesuai jadwal

Untuk meningkatkan mutu pelayanan kepada para pelanggan, maka

BPFK Makassar terus berusaha agar Pelaksanaan Pengujian dan Kalibrasi

sesuai dengan jadwal. Untuk tahun 2019 pada indikator ini BPFK Makassar

mencapai angka 94% Pelaksanaan Pengujian Kalibrasi sesuai jadwal. Capaian ini masih di

bawah target yang telah ditetapkan yaitu 100%. Namun demikian Angka ini masih

menunjukkan adanya peningkatan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya dimana

pada tahun 2018 untuk indikator Pelaksanaan Pengujian Kalibrasi sesuai jadwal berhasil

dicapai angka 84%. Peningkatan ini tentunya tidak terlepas dari usaha-usaha BPFK

Makassar terus melakukan improvisasi-improvisasi dalam melayani permintaan pelanggan

di tengah keterbatasan jumlah SDM dan Peralatan Standar yang menjadi mebutuhan

mendesak guna mengatasi semakin meningkatnya jumlah permintaan layanan BPFK

Makassar.

4) Penerbitan Sertifikat/LHU sesuai jadwal

Salah satu indikator mutu pelayanan pengujian dan kalibrasi adalah

Penerbitan Sertifikat/LHU sesuai jadwal. Untuk itu BPFK Makassar selalu

berusaha agar Sertifikat/LHU sebagai output dari layanan pengujian dan

kalibrasi alat kesehatan dapat diterbitkan sesuai jadwal yang telah ditetapkan

sesuai dengan standar waktu minimal yang telah ditetapkan dalam SOP. Namun demikian

akibat keterbatasan SDM yang ada saat ini serta semakin meningkatnya permintaan

layanan pengujian, kalibrasi, dan proteksi radiasi alat kesehatan, maka untuk Tahun 2019

dari target sebesar 85%, yang terealisasi hanya sebanyak 36% Sertifikat/LHU berhasil

diterbitkan sesuai jadwal atau hanya sebesar 43% dari target yang ditetapkan. Capaian ini

juga menunjukkan adanya penurunan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu

sebesar 69%. Jika dibandingkan dengan target jangka menengah maka capaian tahun 2019

ini juga masih di bawah target jangka menengah yaitu sebesar 85%.

Kendala utama belum tercapainya target pada indikator ini adalah keterbatasan SDM

khususnya tenaga teknis pengujian dan kalibrasi alat kesehatan dimana dengan jumlah

permintaan layanan yang terus meningkat dan tidak dibarengi dengan penambahan SDM,

Page 30: Laporan akuntabilitas kinerja · Tata Kerja Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan. Melalui Laporan Akuntabilitas Kinerja ini juga diharapkan dapat mengkomunikasikan hal-hal riil dan

L A K I P | BPFK Makassar Tahun 2019 | 29

maka ketersediaan waktu untuk penyusunan LHU dan Sertifikat tentunya juga akan

semakin terbatas karena sebagian besar waktu petugas teknis akan terpakai untuk

melaksanakan tugas pelayanan di sarana pelayanan kesehatan. Selain itu kondisi dimana

permintaan layanan dari pelanggan yang bertumpuk di triwulan IV juga menyebabkan

kendala dalam menerbitkan laporan dan sertifikat/LHU karena banyaknya permintaan

yang harus dilayani sehingga waktu untuk menyusun laporan menjadi semakin terbatas.

5) Komplain yang ditindaklanjuti

Dalam rangka meningkatkan pelayanan serta kepuasan

pelanggan terhadap pelayanan BPFK Makassar maka BPFK Makassar

terus berusaha untuk selalu responsif terhadap pelanggan, baik

respon terhadap permintaan layanan demikian juga dengan komplain

dari pelanggan atas layanan BPFK Makassar. Untuk itu maka BPFK Makassar terus

berkomitmen untuk selalu menindaklanjuti jika terdapat komplain dari pelanggan BPFK

Makassar baik komplain yang secara langsung disampaikan ke manajemen BPFK Makassar

melalui media-media yang telah disiapkan seperti via email, surat, atau kotak saran,

maupun penyampaian yang disampaikan tidak secara langsung ke manajemen BPFK

Makassar seperti penyampaian secara lisan melalui personil BPFK Makassar (tetap

dianggap sebagai komplain) untuk selanjutnya direkam dan ditindaklanjuti.

Untuk Tahun 2019 seluruh komplain yang diterima (100%) telah ditindaklanjuti.

Seperti halnya pada tahun 2018, semua komplain (100%) juga ditindaklanjuti oleh

manajemen BPFK Makassar. Angka ini diharapkan dapat dipertahankan hingga periode

target jangka menengah dengan target yang sama.

6) Jenis Pelayanan Kalibrasi sesuai Permenkes

Dalam Permenkes No. 54 Tahun 2015 Tentang Pengujian dan

Kalibrasi Alat Kesehatan telah ditetapkan 125 jenis alat kesehatan yang

wajib untuk dikalibrasi. Oleh karena itu BPFK Makassar yang telah

ditetapkan oleh pemerintah sebagai institusi pengujian dan kalibrasi

alat kesehatan juga dituntut agar dapat melayani pengujian dan kalibrasi terhadap 125 jenis

alat yang telah ditetapkan. Untuk dapat melaksanakan pengujian dan kalibrasi terhadap

satu jenis alat kesehatan maka dibutuhkan setidaknya tiga hal yaitu peralatan, SDM, serta

metode pengujian dan kalibrasi.

Sampai dengan tahun 2019 jumlah kemampuan pelayanan BPFK Makassar baru di angka

71% dari 125 jenis alat yang ditetapkan dalam Permenkes. Angka ini masih sama dengan

hasil capaian hingga tahun 2018 dimana angka ini melebihi target yang ditetapkan untuk

Page 31: Laporan akuntabilitas kinerja · Tata Kerja Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan. Melalui Laporan Akuntabilitas Kinerja ini juga diharapkan dapat mengkomunikasikan hal-hal riil dan

L A K I P | BPFK Makassar Tahun 2019 | 30

tahun 2019 yaitu sebesar 70%. Hal ini tidak lepas dari faktor dukungan anggaran untuk

pengadaan alat, dan peningkatan kemampuan SDM serta referensi metode pelaksanaan

pengujian dan kalibrasi alat kesehatan. Pada tahun 2019 telah dialokasikan anggaran untuk

pengadaan alat kalibrasi, yang bertujuan khususnya kepada penambahan jenis alat kalibrasi

sehingga jumlah daftar kemampuan pelayanan yang selama ini belum termasuk ke dalam

daftar kemampuan BPFK Makassar.

7) Jumlah Fasyankes yang dilayani

Dari Aspek Pelayanan Pengujian, Kalibrasi, dan Proteksi Radiasi/Uji

Kesesuaian Alat Kesehatan juga pencapaiannya melebihi target yang telah

ditetapkan. Tahun 2019 BPFK Makassar telah melayani 696 fasilitas

pelayanan kesehatan yang melakukan Pengujian, Kalibrasi, dan Proteksi Radiasi/Uji

Kesesuaian Alat Kesehatan. Angka ini melebihi target yaitu sebanyak 500 fasilitas pelayanan

kesehatan atau 139% dari target, dan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya

sebanyak 558 fasyankes, jumlah ini mengalami peningkatan yaitu sebanyak 138 fasyankes

atau mengalami peningkatan sebesar 25% dari tahun sebelumnya. Adapun grafik realisasi

cakupan pelayanan fasyankes tahun 2015 - 2019 dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Grafik Cakupan Fasilitas Palayanan Kesehatan tahun 2015 - 2019

Tabel Realisasi Cakupan Pelayanan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tahun 2015 - 2019

NO PROPINSI 2015 2016 2017 2018 2019

1 SULAWESI SELATAN 190 193 225 282 281

2 SULAWESI BARAT 5 6 10 37 39

3 SULAWESI TENGGARA 8 9 31 31 54

4 SULAWESI TENGAH 101 91 19 75 128

5 SULAWESI UTARA 13 10 19 20 37

Page 32: Laporan akuntabilitas kinerja · Tata Kerja Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan. Melalui Laporan Akuntabilitas Kinerja ini juga diharapkan dapat mengkomunikasikan hal-hal riil dan

L A K I P | BPFK Makassar Tahun 2019 | 31

NO PROPINSI 2015 2016 2017 2018 2019

6 GORONTALO 26 28 32 30 9

7 MALUKU 4 12 11 8 44

8 MALUKU UTARA 9 17 4 19 30

9 PAPUA 15 16 37 31 49

10 PAPUA BARAT 8 10 9 13 12

11 LUAR WILAYAH KERJA 24 14 22 12 13

JUMLAH 403 408 419 558 696

Tabel Cakupan Fasilitas Palayanan Kesehatan tahun 2015 - 2019 berdasarkan wilayah

Dari tabel di atas terlihat bahwa realisasi cakupan fasyankes seperti tahun-tahun

sebelumnya, tahun 2019 juga masih tetap didominasi oleh fasilitas pelayanan kesehatan

yang terdapat di wilayah propinsi Sulawesi Selatan yaitu sebanyak 281 Fasyankes atau 40%

dari keseluruhan fasyankes yang dilayani. Jumlah ini sedikit mengalami penurunan jika

dibandingkan tahun sebelumnya yang secara keseluruhan sebanayak 282 faskes. Hal ini

tentunya tidak lepas dari kemudahan akses dan jarak jangkauan dari BPFK Makassar serta

besarnya populasi fasyankes yang terdapat di wilayah ini jika dibandingkan dengan wilayah

propinsi lainnya.

Sementara untuk Propinsi Papua, Papua Barat, Maluku, dan Maluku Utara merupakan

wilayah dengan cakupan yang cukup minim. Hal ini menegaskan perlunya dukungan dalam

rangka penguatan UPF Papua agar dapat lebih meningkatkan pelayanannya, terutama

dalam hal kelembagaan UPF Papua agar didorong untuk menjadi satker sendiri.

8) Tingkat Produktifitas Alat yang dikalibrasi

Untuk alat kesehatan yang dikalibrasi/diuji dalam

kurun waktu tahun 2019 adalah sebanyak 26.890 alat.

Angka ini melebihi target yang ditetapkan yaitu sebanyak

10.000 alat atau mencapai angka 269% dari target, dan jika

dibandingkan dengan jumlah alat yang diuji/kalibrasi pada

tahun sebelumnya tercatat mengalami peningkatan sebanyak 6.251 alat dari hanya 20.639

pada tahun 2018 atau meningkat sebanyak 30% dari tahun sebelumnya. Persentase

kenaikan ini juga lebih besar jika dibandingkan dengan persentase kenaikan pada tahun

2018 yaitu hanya 24%. Adapun grafik realisasi pengujian dan kalibrasi alat kesehatan

periode tahun 2015 - 2019 dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Page 33: Laporan akuntabilitas kinerja · Tata Kerja Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan. Melalui Laporan Akuntabilitas Kinerja ini juga diharapkan dapat mengkomunikasikan hal-hal riil dan

L A K I P | BPFK Makassar Tahun 2019 | 32

Grafik Realisasi Pengujian dan Kalibrasi Alt Kesehatan tahun 2015 - 2019

Adapun realisasi pengujian dan kalibrasi alat kesehatan berdasarkan wilayah

propinsi dalam kurun waktu 2015 - 2019 dapat dilihat pada tabel berikut:

NO PROPINSI 2015 2016 2017 2018 2019

1 SULAWESI SELATAN 6882 7443 8476 9.808 11.197

2 SULAWESI BARAT 607 890 765 1.044 1.186

3 SULAWESI TENGGARA 86 258 500 400 786

4 SULAWESI TENGAH 1505 1745 773 2.113 3.995

5 SULAWESI UTARA 1076 1355 1860 2.096 2.649

6 GORONTALO 642 891 407 729 396

7 MALUKU 374 555 827 296 1.359

8 MALUKU UTARA 170 631 255 895 965

9 PAPUA 607 696 1538 1.661 2.283

10 PAPUA BARAT 508 1117 436 935 742

11 LUAR WILAYAH KERJA 285 211 704 662 1.332

JUMLAH 12.742 15.792 16.541 20.639 26.890

Tabel Realisasi Pengujian dan Kalibrasi Alat Kesehatan tahun 2015 - 2019 berdasarkan wilayah

Dari tabel Realisasi Pengujian dan Kalibrasi Alat Kesehatan di atas terlihat tren

peningkatan realiasi Pengujian dan Kalibrasi Alat Kesehatan dari tahun ke tahun.

Berbanding lurus dengan realisasi cakupan fasillitas pelayanan kesehatan yang diayani,

untuk realisasi Pengujian dan Kalibrasi Alat Kesehatan, jika ditinjau berdasarkan wilayah,

maka Sulawesi Selatan juga menjadi kontributor terbesar terhadap realisasi Pengujian dan

Page 34: Laporan akuntabilitas kinerja · Tata Kerja Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan. Melalui Laporan Akuntabilitas Kinerja ini juga diharapkan dapat mengkomunikasikan hal-hal riil dan

L A K I P | BPFK Makassar Tahun 2019 | 33

Kalibrasi Alat Kesehatan. Dari total 26.890 alat kesehatan yang dikalibrasi dalam kurun

waktu tahun 2019, sebanyak 11.197 alat kesehatan atau 42% dari total keseluruhan alat

kesehatan yang dilakukan pengujian dan kalibrasi adalah alat kesehatan yang berada di

wilayah propinsi Sulawesi Selatan. Sementara untuk Propinsi Papua Barat, Gorontalo, dan

Sulawesi Tenggara merupakan wilayah dengan cakupan yang cukup minim. Oleh karena itu

maka perlu terus dilakukan sosialisasi tentang pengujian dan kalibrasi pada wilayah-

wilayah tersebut dengan harapan realisasi pengujian dan kalibrasi pada wilayah-wilayah

tersebut dapat ditingkatkan.

9) Pekerja radiasi yang termonitor radiasinya

Salah satu layanan unggulan lainnya dari BPFK

Makassar adalah pelayanan Pemantaun Dosis Perorangan

(PDP) melalui TLD (Thermoluminescence Dosimeter).

Dengan layanan ini diharapkan para pekerja radiasi dapat

bekerja dengan aman melalui sistem pemantaun dosis radiasi

yang diperoleh para pekerja radiasi yang dilakukan secara berkala. Selain itu layanan ini

juga menjadi salah satu sumber pemasukan PNBP yang diandalkan oleh BPFK Makassar.

Dalam rangka usaha untuk terus meningkatkan pelayanan PDP maka BPFK Makassar

terhadap para pekerja radiasi di wilayah kerja BPFK Makassar maka dari tahun ke tahun

BPFK Makassar telah menetapkan target Pekerja radiasi yang termonitor radiasinya dimana

pada tahun 2019 ditargetkan sebanyak 800 petugas. Namun BPFK Makassar berhasil

merealisasikan sebanyak 1.453 Pekerja radiasi yang termonitor radiasinya. Ini berarti

realisasi untuk indikator kinerja ini adalah sebesar 182% dari target yang ditetapkan.

Capaian ini juga meningkat 16% jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu

sebanyak 1.248 pekerja radiasi.

Keberhasilan ini tidak lepas dari kegiatan sosialisasi yang terus menerus dilakukan

oleh BPFK Makassar kepada fasilitas pelayanan kesehatan yang memiliki instalasi radiasi

medik untuk terus menjaga keamanan dan keselamatan kerja dengan penggunaan alat

pemantau dosisi radiasi (yang dalam hal ini adalah TLD), disamping semakin bertambahnya

populasi pekerja radiasi yang menjadi konsekuensi dari pertumbuhan sarana pelayanan

kesehatan, serta adanya regulasi yang mewajibkan dilakukannya pemantauan dosis

perorangan terhadap pekerja radiasi.

Adapun pertumbuhan jumlah Pekerja radiasi yang termonitor radiasinya dapat

dilihat pada grafik berikut:

Page 35: Laporan akuntabilitas kinerja · Tata Kerja Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan. Melalui Laporan Akuntabilitas Kinerja ini juga diharapkan dapat mengkomunikasikan hal-hal riil dan

L A K I P | BPFK Makassar Tahun 2019 | 34

Grafik Realisasi pelayanan Pemantaun Dosis Perorangan tahun 2015 - 2019

10) Ruang Lingkup yang Tersertifikasi ISO : 17025

Dalam rangka menjaga mutu layanan serta kepuasan

pelanggan maka BPFK Makassar terus berkomitmen untuk

menerapkan prinsip-prinsip pelayanan prima yang salah satunya

diterjemahkan ke dalam penerapan sistem manajemen mutu yang

diakreditasi atau disertifikasi oleh lembaga penjamin mutu. Oleh karena itu maka BPFK

Makassar terus berusaha meningkatkan jumlah ruang lingkup layanan yang tersertifikasi

dalam hal ini melalui sertifikasi ISO : 17025 dan ISO 9001.

Untuk Tahun 2019 BPFK Makassar menargetkan sebanyak 20 ruang lingkup yang

tersertifikasi ISO : 17025 dan ISO 9001 dan berhasil direalisasikan sebesar 100%. Jumlah

ini meningkat jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya dimana pada tahun 2018 baru

terdapat 19 ruang lingkup yang terakreditasi. Pencapaian ini tidak terlepas dari komitmen

seluruh jajaran BPFK Makassar untuk meningkatkan layanan kepada pelanggan dengan

berusaha terus untuk menjaga mutu layanan melalui sertifikasi terhadap jenis-jenis layanan

yang ada.

11) Jenis Akreditasi KAN

Jumlah Jenis Sertifikasi yang dimaksud adalah jenis pelayanan

yang telah mendapatkan pengesahan oleh KAN terkait dengan kompetensi BPFK Makassar

untuk melaksanakan tugas-tugas penilaian kesesuian tertentu. Sejak tahun 2015 BPFK

Makassar telah memperoleh dua jenis akreditasi KAN yaitu sebagai lembaga penguji dan

lembaga kalibrasi. Hingga target jangka menengah di tahun 2019, BPFK Makassar

menargetkan jumlah jenis yang sama mengingat jenis pelayanan BPFK Makassar yang

Page 36: Laporan akuntabilitas kinerja · Tata Kerja Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan. Melalui Laporan Akuntabilitas Kinerja ini juga diharapkan dapat mengkomunikasikan hal-hal riil dan

L A K I P | BPFK Makassar Tahun 2019 | 35

utama adalah Pengujian dan Kalibrasi Alat Kesehatan. Di samping itu menjaga atau

mempertahankan sertifikasi KAN adalah merupakan salah satu hal yang tidak mudah,

dimana dituntut adanya konsistensi manajemen dan seluruh personil untuk terus

menerapkan sistem manajemen mutu berdasarkan akreditasi KAN.

Untuk indikator Jenis Akreditasi KAN, pada tahun 2019 BPFK Makassar

menargetkan untuk tetap mempertahankan 2 jenis akreditasi dan berhasil direalisasikan

(dipertahankan) 2 jenis akreditasi tersebut, sama dengan tahun sebelumnya.

12) Temuan yang ditindaklanjuti

Dalam rangka menjaga kesesuaian, kecukupan, efektifitas, dan

efisiensi sistem manajemen, maka manajemen BPFK Makassar terus

melakukan monitoring dan evaluasi sistematik yang teratur baik yang

dilaksanakan secara internal atau pihak eksternal untuk mengkaji sistem

manajemen dan penerapannya dalam kegiatan pelayaan pengujian dan/atau kalibrasi.

Diantara kegiatan monitoring dan evaluasi yang dimaksud antara lain adalah kegiatan Audit

internal, kaji ulang manajemen, serta asesmen oleh institusi eksternal seperti KAN,

BAPETEN, dan TUV.

Adapun salah satu output dari monitoring dan evaluasi ini adalah catatan atas

ketidaksesuain yang menjadi temuan berupa tindakan perbaikan dan tindakan pencegahan,

ditambah dengan rekomendasi-rekomendasi peningkatan (improvements).Untuk itu maka

dalam rangka menjaga konsistensi penerapan prinsip-prinsip sistem manajemen yang baik

maka seluruh temuan atau catatan ketidaksesuaian yang muncul dari kegiatan monitoring

dan evaluasi secara eksternal maupun internal harus ditindaklanjuti dengan upaya-upaya

perbaikan atas ketidaksesuaian tersebut oleh manajemen BPFK Makassar.

Untuk tahun 2019 BPFK Makassar menargetkan dan berhasil merealisasikan 100%

atau keseluruhan temuan yang ditindaklanjuti dimana semua catatan ketidaksesuaian yang

menjadi hasil audit, kaji ulang, serta asesmen telah ditindaklanjuti dan diselesaikan sesuai

dengan tenggat waktu yang telah ditetapkan. Angka capaian ini sama dengan tahun

sebelumnya dan tetap menjadi target tahunan pada periode renstra berikutnya.

13) Terlaksananya MOU dengan Fasyankes

MOU yang dimaksud adalah kesepakatan kerjasama antara BPFK

Makassar dengan Pihak Fasyankes dalam hal pelaksanaan pengujian

dan kalibrasi alat kesehatan pada fasyankes. Adanya MOU antara BPFK

Makassar dengan Pihak Fasyankes diharapkan dapat meningkatkan

efektifitas dan efisiensi dalam pelaksanaan pelayanan pengujian dan kalibrasi alat

Page 37: Laporan akuntabilitas kinerja · Tata Kerja Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan. Melalui Laporan Akuntabilitas Kinerja ini juga diharapkan dapat mengkomunikasikan hal-hal riil dan

L A K I P | BPFK Makassar Tahun 2019 | 36

kesehatan. Dimana dengan adanya MOU ini terjalin kesepahaman yang baik antara BPFK

Makassar denga para pelanggan sehingga segala faktor yang dapat menghambat pelayanan

Pengujian dan kalibrasi alat kesehatan dapat diminimaliisir. Untuk itu BPFK Makassar

menargetkan peningkatan jumlah MoU dengan pihak fasyankes terutama dengan

fasyankes-fasyankes yang besar yang memiliki alat kesehatan dalam jumlah yang besar

seperti Rumah-sakit Umum Pusat dan Daerah.

Pada tahun 2019 ditargetkan sebanyak 15 MoU dan berhasil direalisasikan melebihi

target tersebut yaitu sebanyak 26 MoU. Jumlah ini meningkat sebanyak 11 MoU

dibandingkan dengan Realisasi tahun sebelumnya yaitu sebanyak 15 MoU.

14) Tingkat Kelaikan Alat Kesehatan

Salah satu Tujuan Utama dari BPFK Makassar melalui pengujian

dan kalibrasi alat kesehatan adalah tersedianya alat kesehatan yang

aman untuk pemakaian, baik untuk pasien, petugas, maupun terhadap

masyarakat. Untuk itu alat kesehatan yang ada dan dipakai dalam

pelayanan pada fasilitas pelayanan kesehatan harus dipastikan dalam keadaan laik pakai.

Tingkat kelaikan alat kesehatan merupakan salah satu indikator kinerja BPFK

Makassar dimana pada tahun 2019 BPFK Makassar menargetkan tingkat kelaikan alat

kesehatan yang dilakukan pengujian dan kalibrasi sebesar 98% laik pakai. Adapun realisasi

tingkat kelaikan alat kesehatan pada tahun 2019 adalah 98%. Angka ini juga sama dengan

tahun sebelumnya yang juga dapat menjadi salah satu indikator mutu layanan kesehatan

dari segi keamanan alat kesehatan masih tetap dapat dipertahankan. Dari hasil ini juga

tercatat bahwa masih terdapat sekitar 1,2% alat kesehatan yang digunakan pada fasilitas

pelayanan kesehatan masih berada dalam kondisi tidak laik pakai. BPFK Makassar telah

memberikan saran-saran serta rekomendasi yang harus dilakukan oleh pihak fasilitas

pelayanan kesehatan terkait alat-alat yang tidak laik pakai tersebut agar mutu layanan

kesehatan dapat tetap dijaga dan sekaligus mencegah terjadinya hal-hal yang tidak

diinginkan dalam pelaksanaan layanan kesehatan.

15) Terlaksananya Budaya Kerja oleh seluruh Pegawai

Budaya Kerja adalah nilai-nilai yang telah ditetapkan

bersama dan menjadi pedoman dalam rangka menjalankan tugas

dan tanggung jawab masing-masing pegawai. Oleh karena itu

untuk mewujudkan tercapainya cita-cita dan tujuan organisasi

maka BPFK Makassar senantiasa dituntut untuk memastikan bahwa seluruh personil

melaksanakan Budaya Kerja yang dimaksud. Adapaun realisasi pelaksanaan budaya kerja

Page 38: Laporan akuntabilitas kinerja · Tata Kerja Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan. Melalui Laporan Akuntabilitas Kinerja ini juga diharapkan dapat mengkomunikasikan hal-hal riil dan

L A K I P | BPFK Makassar Tahun 2019 | 37

diukur melalui penilaian sasaran kinerja masing-masing personil dimana pada tahun 2019

secara keseluruhan rata-rata capaian SKP adalah sebesar 88%. Angka ini sesuai dengan

target yang telah ditetapkan untuk tahun 2019 yaitu pada angka yang sama sebesar 88%.

Keberhasilan ini tidak terlepas dari usaha dari manajemen BPFK Makassar untuk terus

menerapkan sistem pengawasan dan pembinaan terhadap seluruh personil secara

konsisten. Dimana diharapkan dengan meningkatnya budaya kerja maka kinerja institusi

secara keseluruhan juga dapat terus ditingkatkan.

16) Kompetensi Staff

Semakin meningkatnya perkembangan teknologi

termasuk di bidang kesehatan serta semakin meningkatnya

permintaan layanan pengujian dan kalibrasi dari fasilitas

peayanan kesehatan yang berada dalam wilayah kerja BPFK

Makassar juga semakin menuntut BPFK Makassar untuk terus mengikuti, menyesuaikan

diri, dan merespon kondisi tersebut dengan baik. Oleh karena itu BPFK Makassar harus

memastikan mampu mengikuti kondisi perkembangan teknologi dan permintaan dari

pelanggan.

Salah unsur yang paling penting adalah tersedianya SDM yang memenuhi seluruh

persyaratan minimal standar kompetensi untuk menduduki dan menjalankan tugas dalam

suatu jabatan tertentu. Sebagai usaha untuk menyiapkan SDM yang berkualitas maka BPFK

Makassar terus berusaha untuk meningkatkan kompetensi staff terutama untuk personil

teknis dimana pada tahun 2019 BPFK Makassar menargetkan persentase kompetensi staf

sebesar 55% namun berhasil direalisasikan kompetensi staf sebesar 66%. Angka ini juga

meningkat dibandingkan dengan realisasi tahun 2018 yaitu sebesar 54%. Keberhasilan

peningkatan kompetensi staf ini tidak terlepas dari tercukupinya anggaran yang disediakan

untuk kebutuhan kegiatan-kegiatan pengembangan kompetensi staff. Disamping itu

berjalannya penerapan sistem pelatihan internal serta sharing system untuk personil yang

telah mengikuti pelatihan eksternal turut menunjang meningkatnya pemerataan

kompetensi seluruh personil.

17) Ketepatan Kalibrasi Alat Ukur Standar Sesuai Jadwal

Salah satu syarat untuk memastikan mutu layanan pengujian dan

kalibrasi alat kesehatan yang dilakukan oleh BPFK Makassar adalah

tersedianya alat ukur standar yang andal dan siap pakai serta juga laik

Page 39: Laporan akuntabilitas kinerja · Tata Kerja Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan. Melalui Laporan Akuntabilitas Kinerja ini juga diharapkan dapat mengkomunikasikan hal-hal riil dan

L A K I P | BPFK Makassar Tahun 2019 | 38

untuk digunakan. Untuk itu maka dalam rangka memastikan keandalan alat ukur standar

maka BPFK Makassar juga harus memastikan bahwa alat-alat tersebut dapat dikalibrasi

ulang sesuai jadwal yang telah ditetapkan.

Pada tahun 2019 BPFK Makassar menetapkan target sebesar 40% alat ukur standar

dikalibrasi sesuai jadwal namun yang dapat terealisiasi sebesar 47%. Angka ini juga lebih

tinggi jika dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya yaitu sebesar 13%.

Peningkatan ini dapat dicapai berkat improvisasi-imporvisasi yang dilakukan dalam

menyiasati keterbatasan alat ukur standar yang dimiliki di tengah semakin meningkatnya

layanan pengujian dan kalibrasi alat kesehatan membawa konsekuensi semakin

berkurangnya kesempatan alat ukur standar untuk dikalibrasi karena tingkat pemakaian

alat yang sangat tinggi sehingga alat-alat tersebut selalu dituntut untuk selalu tersedia

untuk pelayanan.

Meski demikian masih terdapat kendala-kendala yang tetap dirasakan cukup

menghambat pencapaian indikator kinerja ini yaitu terbatasnya referensi institusi rujukan

untuk melakukan kalibrasi alat ukur standar. Hal ini menyebabkan beberapa alat ukur

standar yang yang harusnya dikalibrasi terpaksa ditunda pelaksanaannya. Permasalahan

lainnya adalah tinggi biaya kalibrasi alat ukur standar yang disebabkan karena untuk

sejumlah alat ukur standar harus dilakukan kalibrasi di luar negeri dimana biaya

pengirimannya sangat besar serta waktu yang dibutuhkan untuk pelaksanaan kalibrasi

yang lebih lama sehingga dapat menghambat pelayanan.

18) Tingkat Keandalan Alat Ukur Standar

Semakin meningkatnya permintaan layanan pengujian dan

kalibrasi alat kesehatan menuntut BPFK Makassar untuk selalu siap

memberikan pelayanan dan merespon permintaan-permintaan

tersebut. Untuk itu maka BPFK Makasar harus terus memastikan

ketersediaan, kesiapan, dan keandalan segala sumber daya yang dibutuhkan untuk

mendukung pelaksanaan layanan pengujian dan kalibrasi. Salah satu sumber daya utama

yang harus dipastikan kesiapan dan keandalannya adalah alat ukur standar. Seluruh alat

ukur standar yang akan digunakan untuk pelayanan harus dipastikan dalam kondisi yang

dapat diandalkan.

Tingkat Keandalan alat ukur standar yang dimaksud dalam hal ini adalah Persentase

Alat ukur standar yang berada dalam kondisi laik dan siap pakai dibandngkan dengan Alat

Ukur Standar yang ada dimana pada tahun 2019 BPFK Makassar menargetkan Tingkat

Keandalan Alat Ukur Standar sebesar 85% dan berhasil direalisasikan sesuai target di angka

yang sama. Angka ini juga masih nsama dengan realisasi tahun sebelumnya.

Page 40: Laporan akuntabilitas kinerja · Tata Kerja Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan. Melalui Laporan Akuntabilitas Kinerja ini juga diharapkan dapat mengkomunikasikan hal-hal riil dan

L A K I P | BPFK Makassar Tahun 2019 | 39

Salah satu faktor pendukung keberhasilan realisasi tingkat keandalan alat ukur

standar adalah ketersediaan anggaran yang dibutuhkan serta berjalannya sistem

manajemen peralatan dengan baik sehingga seluruh informasi alat ukur standar dapat

dipantau terus keandalannya dengan baik dan diperlakukan sebagaimana mestinya sesuai

dengan SOP yang ada.

19) Terpenuhinya Kebutuhan Alat Ukur Standar

Sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya

bahwa Semakin meningkatnya permintaan layanan

pengujian dan kalibrasi alat kesehatan menuntut BPFK

Makassar untuk selalu siap memberikan pelayanan dan

merespon permintaan-permintaan tersebut. Untuk itu

maka BPFK Makasar harus terus memastikan ketersediaan, kesiapan, dan keandalan segala

sumber daya yang dibutuhkan untuk mendukung pelaksanaan layanan pengujian dan

kalibrasi. Salah satu sumber daya utama yang harus dipastikan adalah terpenuhinya jumlah

alat ukur standar yang memadai untuk pelayanan, dimana telah ditetapkan dalam

peraturan menteri kesehatan sebanyak 125 jenis alat kesehatan ang wajib dilakukan

pengujian dan kalibrasi.

Dari tahun ke tahun BPFK Makassar terus mengusulkan adanya penambahan alat

ukur standar sebagai konsekuensi dari semakin meningkatnya permintaan layanan dan

memnuhi tuntutan pelayanan terhadap seluruh jenis alat kesehatan yang wajib untuk

dikalibrasi seperti yang ditetapkan dalam peraturan menteri kesehatan.

Untuk tahun 2019 BPFK Makassar menargetkan pemenuhan alat ukur standar

sebesar 70% dan berhasil terealisasi melebihi target yaitu sebesar 75%. Hal ini tidak

terlepas dari dukungan anggaran dari Kementerian Kesehatan RI dimana selain anggaran

yang telah tersedia pada DIPA awal Tahun Anggaran 2019, BPFK Makassar juga

mendapatkan anggaran tambahan pada Semester Kedua yang keseluruhannya dialokasikan

untuk pengadaan alat ukur standar dan proses pengadaanya pun dapat berjalan dengan

baik dan tidak mengalami kendala yang berarti sehingga alat ukur standar yang dibutuhkan

dapat terpenuhi sesuai harapan.

20) Terpenuhinya Kebutuhan Sistem IT

Dalam rangka usaha meningkatkan efektifitas dan efisiensi

pelayanan sebagai usaha untuk meningkatkan kinerja institusi, maka

BPFK Makassar terus berupaya untuk melakukan inovasi-inovasi serta

Page 41: Laporan akuntabilitas kinerja · Tata Kerja Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan. Melalui Laporan Akuntabilitas Kinerja ini juga diharapkan dapat mengkomunikasikan hal-hal riil dan

L A K I P | BPFK Makassar Tahun 2019 | 40

improvisasi dalam rangka kelancaran dan peningkatan mutu pelayanan. Salah satu usaha

tersebut adalah penggunaan sistem informasi dan teknologi dalam menajemen sistem

pelayanan. Untuk itu pada tahun 2019 BPFK Makassar menargetkan terpenuhinya sistem IT

sebesar 100%. Target ini berhasil direalisasikan dengan angka yang sama yaitu 100% yang

meningkat dibandingkan tahun 2018 yang berada di angka 80%. Keberhasilan ini tidak

lepas dari tersedianya anggaran untk pengadaan sistem informasi dan teknologi sesuai

dengan yang telah diusulkan dan direncanakan sebelumnya.

B. REALISASI ANGGARAN

Berdasarkan DIPA Tahun Anggaran 2019 BPFK Makassar memperoleh

sumber daya anggaran sebesar Rp.35.783.419.000,- yang bersumber dari

Rupiah Murni dan PNBP. Dari Total anggaran tersebut hingga akhir tahun

2019 besaran anggaran yang terealisasi adalah sebesar 69,64% atau sebesar Rp.

24.921.248.168,-. Besaran persentase realisasi keuangan ini mengalami penurunan jika

dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pada tahun anggaran 2018 dari alokasi anggaran

sebesar Rp. 23.786.649.000,-, berhasil direalisasikan sebesar Rp. 19.916.499.949,- atau sekitar

83,73%. Menurunnya persentase realisasi anggaran pada tahun 2019 disebabkan tidak

terlaksananya sejumlah kegiatan karena adanya kendala pada masing-masing kegiatan yang

salah satunya pengadaan Lahan kantor UPF Papua dengan Pagu Anggaran sebesar Rp.

8.246.533.000 atau sebesar 23% dari keseluruhan Total PAGU.

Gambaran realisasi keuangan dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

No URAIAN TAHUN 2019 Realisasi TA

2018 Anggaran Realisasi %

1 PENDAPATAN

Penerimaan Negara Bukan Pajak

4.000.000.000 5.882.571.608 147% 4.448.026.000

JUMLAH

PENDAPATAN 4.000.000.000 5.882.571.608 147% 4.448.026.000

2 BELANJA

Belanja Pegawai 9.029.549.000 8.938.160.903 98,99% 8.364.045.161

Belanja Barang 10.182.967.000 7.719.793.815 75,81% 7.424.852.173

Belanja Modal 16.570.903.000 8.263.293.450 49,87% 4.140.536.220

JUMLAH BELANJA 35.783.419.000 24.921.248.168 69,64% 19.916.499.949

Dari tabel di atas terlihat bahwa kontribusi realisasi jenis belanja terbaik dalam hal

persentase realisasi adalah pada belanja pegawai dimana dari alokasi anggaran sebesar Rp.

9.029.549.000,- pada tahun 2019, terealisasi sebesar 98,99% dari anggaran atau sebesar Rp.

Page 42: Laporan akuntabilitas kinerja · Tata Kerja Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan. Melalui Laporan Akuntabilitas Kinerja ini juga diharapkan dapat mengkomunikasikan hal-hal riil dan

L A K I P | BPFK Makassar Tahun 2019 | 41

8.938.160.903,-. Sementara yang terendah penyerapannya adalah Belanja Modal dengan realisasi

sebesar 49,87% atau sebesar Rp. 8.263.293.450,- dari Alokasi anggaran sebesar Rp.

16.570.903.000,-.

Untuk realisasi keuangan berdasarkan masing-masing output dapat dilihat pada

tabel di bawah ini:

KODE/PROGRAM/KEGIATAN/OUTPUT/SUB OUTPUT/KOMPONEN

ALOKASI ANGGARAN

REALISASI KEUANGAN

Rp %

Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada Program Pembinaan Pelayanan Kesehatan

35.783.419.000 19.929.433.554 69,64%

2094.506 Gedung Layanan 8.246.533.000 274.650.700 3,33%

2094.508 Alat Kesehatan 8.037.570.000 7.725.927.100 96,12%

2094.510 Layanan operasional UPT Non BLU 2.430.285.000 1.535.889.450 63,20%

2094.951 Layanan Sarana dan Prasarana Internal 2.980.245.000 2.416.136.404 81,07%

2094.994 Layanan Perkantoran 14.088.786.000 12.985.673.617 92,17%

Dari tabel tersebut diatas terdapat output yang masih rendah penyerapannya yaitu

Gedung Layanan dimana dari total pagu sebesar Rp. 8.246.533.000 yang terealisasi hanya

sebesar Rp. 274.650.700 atau sebesar 3,33%. Hal ini disebabkan karena adanya kendala dalam

pengadaan lahan untuk kantor UPF PFK Papua sehingga pengadaan lahan tersebut tidak dapat

terlaksana hingga akhir masa tahun anggaran 2019.

C. ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN SUMBER DAYA

Salah satu indikator keberhasilan pelaksanaan manajemen suatu instansi adalah

terlaksananyaefisiensi segala sumber daya yang dimilki dalam pelaksanaan tupoksinya. Untuk

itu BPFK Makassar terus berupaya melakukan berbagi upaya dan terobosan-terobosan dalam

rangka tercapainya efisiensi sumberdaya, baik dari segi SDM, Anggaran, maupun sarana dan

prasarana. Beberapa upaya tersebut di antaranya:

1. Efisiensi Sumber Daya Anggaran, dengan upaya-upaya antara lain dengan upaya Efisiensi

dalam pelaksanaan pengadaan barang dan jasa dengan menjalankan proses pengadaan

melalui e-catalog yang harganya lebih murah serta dengan memaksimalkan proses

negosiasi dalam proses pemilihan penyedia barang dan jasa.

2. Efisiensi Sumber Daya Manusia, dilaksanakan dengan upaya antara lain melakukan review

SOP pelayanan pengujian dan kalibrasi untuk memaksimalkan waktu pelayanan dan waktu

penugasan SDM sehingga dapat mengurangi volume antrian pelayanan. Selain itu juga

terdapat upaya memaksimalkan Teknologi dan Informasi dengan cara pengadaan Sistem

Page 43: Laporan akuntabilitas kinerja · Tata Kerja Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan. Melalui Laporan Akuntabilitas Kinerja ini juga diharapkan dapat mengkomunikasikan hal-hal riil dan

L A K I P | BPFK Makassar Tahun 2019 | 42

Informasi Pelayanan yang diharapkan dapat meminimalisasi penggunaan SDM dan efisiensi

waktu penanganan permintaan pelayanan.

3. Efisiensi Sarana dan Prasarana, dilaksanakan dengan upaya berupa penerapan Sistem

BERHIAS (GERAKAN KANTOR BERBUDAYA HIJAU DAN SEHAT) dengan berusaha

semaksimal mungkin melakukan efisiensi-efisensi dalam hal penggunaan energi dan air,

pengelolaan kearsipan, keselamatan dan kesehatan kerja serta konsep 5R ringkas, rapi,

resik, rawat dan rajin

Page 44: Laporan akuntabilitas kinerja · Tata Kerja Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan. Melalui Laporan Akuntabilitas Kinerja ini juga diharapkan dapat mengkomunikasikan hal-hal riil dan

L A K I P | BPFK Makassar Tahun 2019 | 43

PEENNUUTTUUPP

aporan akuntabilitas Kinerja Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan Makassar

merupakan pertanggung jawaban atas pelaksanaan kegiatan yang menjadi tugas

pokok dan fungsi, maupun pengelolaan sumber daya yang ada dan dalam wewenangnya.

Alokasi anggaran yang tersedia dalam Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Balai

Pengamanan Fasilitas Kesehatan Makassar Tahun Anggaran 2019 sebesar Rp. 35.783.419.000,-.

Adapun realisasi sampai dengan akhir Tahun Anggaran 2019 adalah sebesar Rp. Rp.

24.921.248.168,- atau sebesar 69,64%.

Sementara dari segi pelayanan untuk tahun 2019 untuk semua indikator dapat terealisasi

melampaui target yang telah ditetapkan, dimana BPFK Makassar telah melayani 696 fasyankes

yang melakukan Pengujian dan Kalibrasi Alat Kesehatan dengan realisasi sebanyak 26.890 alat

kesehatan. Dalam kurun waktu 2019 juga BPFK Makassar telah melayani 1.248 personil dari

IRM yang melakukan pemantauan dosis perorangan yang berasal dari 190 IRM (Instalasi

Radiognostik Medik). Keseluruhan indikator tersebut juga mengalami peningkatan jika

dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya.

Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan Makassar sebagai unit pelaksana teknis di

lingkungan Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan, dengan berbagai

upaya telah dapat melaksanakan kegiatan-kegiatan berdasarkan tugas pokok dan fungsinya,

namun demikian masih adanya kendala dengan adanya kegiatan belum terealisasi 100%.

Kendala dan kekurangan tersebut akan diperbaiki pada tahun berikutnya dengan terus

melakukan evaluasi terhadap capaian-capaian serta kendala-kendalanya demi peningkatan

kinerja satker di masa mendatang.

LL

BAB -Iv-

Page 45: Laporan akuntabilitas kinerja · Tata Kerja Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan. Melalui Laporan Akuntabilitas Kinerja ini juga diharapkan dapat mengkomunikasikan hal-hal riil dan

Lampiran-lampiran

LLaa mm pp ii rr aa nn -- LLaa mm pp ii rr aa nn

Page 46: Laporan akuntabilitas kinerja · Tata Kerja Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan. Melalui Laporan Akuntabilitas Kinerja ini juga diharapkan dapat mengkomunikasikan hal-hal riil dan

Lampiran-lampiran

Lampiran: Perjanjian Kinerja 2019

Page 47: Laporan akuntabilitas kinerja · Tata Kerja Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan. Melalui Laporan Akuntabilitas Kinerja ini juga diharapkan dapat mengkomunikasikan hal-hal riil dan

Lampiran-lampiran

Page 48: Laporan akuntabilitas kinerja · Tata Kerja Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan. Melalui Laporan Akuntabilitas Kinerja ini juga diharapkan dapat mengkomunikasikan hal-hal riil dan

Lampiran-lampiran

Page 49: Laporan akuntabilitas kinerja · Tata Kerja Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan. Melalui Laporan Akuntabilitas Kinerja ini juga diharapkan dapat mengkomunikasikan hal-hal riil dan

Lampiran-lampiran

Lampiran: Rencana Kerja Tahun 2019

Page 50: Laporan akuntabilitas kinerja · Tata Kerja Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan. Melalui Laporan Akuntabilitas Kinerja ini juga diharapkan dapat mengkomunikasikan hal-hal riil dan

Lampiran-lampiran

Lampiran: Rencana Strategis

NO PERSPEKTIF SASARAN

STRATEGIS KPI SATUAN

BASE LINE

2015 2016 2017 2018 2019

1 Perspektif Financial

Terwujudnya Efisiensi

Peningkatan PNBP Miliar

Rupiah 2,1M 2M 2,5M 3M 3,5M 4M

2 Perspektif Stakeholder

Terwujudnya Kepuasan Pelanggan

Tingkat Kepuasan Pelanggan

Persentase 80 83 85 87 90 92

3 Perspektif Proses Bisnis Internal

Terwujudnya Pelayanan Prima

Pelaksanaan Pengujian Kalibrasi sesuai jadwal

Persentase 75 80 85 90 95 100

Penerbitan Sertifikat/ LHU sesuai jadwal

Persentase 69 72 75 77 80 85

Komplain yang ditindaklanjuti

Persentase 100 100 100 100 100 100

Terwujudnya Peningkatan Cakupan Pelayanan

Jenis Pelayanan Kalibrasi sesuai Permenkes

Jenis Pelayanan

58 60 63 65 67 70

Jumlah Fasyankes yang dilayani

Jml Fasyankes

240 300 350 400 450 500

Tingkat Produktifitas Alat yang dikalibrasi

Jml Alat 8550 9000 9250 9500 9750 10000

Pekerja radiasi yang termonitor radiasinya

Jml Petugas 581 600 650 700 750 800

Terwujudnya Standardisasi Laboratorium

Ruang Lingkup yg Tersertifikasi ISO : 17025

Jml Ruang Lingkup

11 14 15 16 18 20

Jenis Akreditasi KAN Jenis

Akreditasi 2 2 2 2 2 2

Temuan yang ditindaklanjuti

Persentase 100 100 100 100 100 100

Terwujudnya Jejaring dan Kemitraan

Terlaksananya MOU dengan Fasyankes

Jml MOU 3 5 7 10 12 15

Terwujudnya Keamanan Fasilitas Kesehatan

Tingkat Kelaikan Alkes Persentase 97 97 97 98 98 98

4

Perspektif Pengembangan Personil dan Organisasi

Terwujudnya Budaya Kerja

Terlaksananya Budaya Kerja oleh seluruh Pegawai

Persentase 83 84 85 86 87 88

Terwujudnya Peningkatan Kompetensi

Kompetensi Staff Persentase 50 51 52 53 54 55

Terwujudnya Peningkatan Keandalan Sarpras

Ketepatan Kalibrasi Alat Ukur Standar Sesuai Jadwal

Persentase 15 20 25 30 35 40

Tingkat Keandalan Alat Ukur Standar

Persentase 70 75 78 80 83 85

Terpenuhinya Kebutuhan Alat Ukur Standar

Persentase 58 60 63 65 67 70

Terwujudnya Sistem IT

Terpenuhinya Kebutuhan Sistem IT

Persentase 5 20 40 60 80 100

Page 51: Laporan akuntabilitas kinerja · Tata Kerja Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan. Melalui Laporan Akuntabilitas Kinerja ini juga diharapkan dapat mengkomunikasikan hal-hal riil dan

Lampiran-lampiran

Lampiran: Laporan Pelaksanaan Kegiatan

Page 52: Laporan akuntabilitas kinerja · Tata Kerja Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan. Melalui Laporan Akuntabilitas Kinerja ini juga diharapkan dapat mengkomunikasikan hal-hal riil dan

Lampiran-lampiran

Page 53: Laporan akuntabilitas kinerja · Tata Kerja Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan. Melalui Laporan Akuntabilitas Kinerja ini juga diharapkan dapat mengkomunikasikan hal-hal riil dan

Lampiran-lampiran

BBPPFFKKmmaakkaassssaarr

CAPTURED

Kegiatan Pengujian Sarana dan Prasarana RS

Kalibrasi Alat Kesehatan

Kalibrasi Alat Kesehatan