Laporan akuntabilitas kinerja · Tata Kerja Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan. Melalui Laporan...
Transcript of Laporan akuntabilitas kinerja · Tata Kerja Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan. Melalui Laporan...
Laporan
Akuntabilitas Kinerja
ttaahhuunn22001199
BALAI PENGAMANAN
FASILITAS KESEHATAN
MAKASSAR
www.bpfkmakassar.go.id
BALAI PENGAMANAN FASILITAS KESEHATAN MAKASSAR Jl.Perintis Kemerdekaan Km. 11 Makassar 90245 | Telp. 0411-582345 |
e-mail: [email protected], [email protected]
L A K I P | BPFK Makassar Tahun 2019 | i
KKaattaa PPeennggaannttaarr
aporan Akuntabilitas Kinerja Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan Makassar Tahun
Anggaran 2019 merupakan tindak lanjut dari Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999
tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan
Nepotisme; Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan
Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Presiden No. 29 Tahun 2014 tentang Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dan Permenpan dan RB No. 53 Tahun 2014 tentang
Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara reviu atas Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan Makassar merupakan
pertanggungjawaban Kepala Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan Makassar kepada Sekretaris
Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan atas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi
sepanjang tahun 2019 sesuai dengan penetapan kinerja yang telah ditetapkan.
Laporan ini menggambarkan hasil pelaksanaan Tugas Pokok dan Fungsi BPFK Makassar
yang mengacu pada Permenkes Nomor 2351/Menkes/Per/2011 tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor Nomor 530/MENKES/PER/IV/2007 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan.
Melalui Laporan Akuntabilitas Kinerja ini juga diharapkan dapat mengkomunikasikan hal-
hal riil dan obyektif dari pelaksanaan tugas dan fungsi Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan
Makassar terkait dengan DIPA Tahun 2019, maupun pengelolaan sumber daya yang ada dan
dalam wewenangnya yang pada akhirnya diharapkan dapat menjadi bahan masukan untuk
penyusunan LAKIP dan penyempurnaan serta pembinaan selanjutnya dilingkungan Direktorat
Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
proses penyusunan laporan ini. Selanjutnya kami harapkan masukan serta umpan balik dari
semua pihak demi peningkatan kinerja BPFK Makassar di masa mendatang.
Makassar, Januari 2020 Plt. Kepala BPFK Makassar dr. I Gusti Lanang Suartana Putra, MM, MARS NIP. 196401281990031002
LL
L A K I P | BPFK Makassar Tahun 2019 | ii
DDaaffttaarr IIssii
KATA PENGANTAR ................................................................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................................................................... ii
IHKTISAR EKSEKUTIF ............................................................................................................................. iii
BAB I : PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG …………………………………………………. ................................ 1
B. MAKSUD DAN TUJUAN ………………………………..... ............................................. 2
C. TUGAS POKOK DAN FUNGSI ………………………………………. ............................ 2
D. ORGANISASI DAN TATA LAKSANA ………………………………………. ............... 3
E. SUMBER DAYA ............................................................................................................... 4
F. HAMBATAN DAN KENDALA .................................................................................... 8
G. SISTIMATIKA PENULISAN………………………………..... ........................................ 8
BAB II : PERENCANAAN KINERJA
A. RENCANA KERJA TAHUNAN ..................................................................................... 10
B. PENETAPAN KINERJA .................................................................................................. 13
BAB III : AKUNTABILITAS KINERJA
A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI ............................................................................... 16
B. REALISASI ANGGARAN ................................................................................................. 20
BAB IV : PENUTUP .................................................................................................................................... 25
LAMPIRAN
Lampiran 1: Rencana Kinerja Tahunan
Lampiran 2: Kontrak Kinerja
Lampiran 3: Penetapan Kinerja
L A K I P | BPFK Makassar Tahun 2019 | iii
IIkkhhttiissaarr EEkksseekkuuttiiff
aporan Akuntabilitas Kinerja Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan Makassar Tahun
Anggaran 2019 memuat gambaran secara garis besar tentang tugas pokok dan fungsi
serta pelaksanan kegiatan tahun 2019 dalam mendukung Program Kebijakan dan Manajemen
Pembangunan Kesehatan dan Program Penerapan Kepemerintahan Yang Baik. Selain itu
Laporan kinerja ini juga merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi
yang dipercayakan kepada BPFK Makassar atas penggunaan anggaran.
Secara umum untuk tahun 2019 realisasi pencapaian target untuk masing-masing
indikator kinerja rata-rata tercapai dengan baik dimana sejumlah indikator terutama yang
terkait dengan pelayanan pengujian dan kalibrasi yang merupakan tugas pokok BPFK Makassar
pencapaiannya telah sesuai bahkan jauh melebihi target yang telah ditetapkan antara lain:
Tingkat Produktifitas Alat yang dikalibrasi dengan persetase capaian 269% dari target, Pekerja
radiasi yang termonitor radiasinya tercapai 182% dari target, Terlaksananya MOU dengan
Fasyankes sebesar 173% dari target, Peningkatan PNBP tercapai 145%, serta Jumlah Fasyankes
yang dilayani terealisasi sebesar 139% dari target yang ditetapkan. Namun demikian masih
terdapat dua indikator kinerja utama yang pencapaiannya belum sesuai target yaitu indikator
kinerja Pelaksanaan Kalibrasi Sesuai jadwal serta indikator kinerja Penerbitan Sertifikat/LHU
sesuai jadwal. Tidak tercapainya target ini lebih banyak dipengaruhi oleh kendala terbatasnya
SDM serta Alat Uji dan Kalibrasi yang menyebabkan layanan terhadap sejumlah fasyankes
mengalami keterlambatan karena pelayanan untuk beberapa fasyankes tidak dapat
dilaksanakan secara paralel. Selain itu faktor eksternal terutama faktor dari pihak fasyankes
sendiri yang cukup berpengaruh antara lain permintaan pengujian dan kalibrasi yang terlambat
diterima dari fasyankes pada saat menjelang akhir tahun juga ketika masa akhir kalibrasi ulang
hampir selesai, petugas pendamping tidak selalu berada di lokasi, pembatalan oleh pihak
fasyankes, dan sejumlah faktor-faktor lainnya.
Dari segi keuangan, alokasi anggaran yang tersedia dalam Daftar Isian Pelaksanaan
Anggaran (DIPA) Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan Makassar Tahun Anggaran 2019
sebesar Rp. 35.783.419.000,- dengan realisasi pada Tahun 2019 sebesar Rp. 24.921.248.168,-
atau sebesar 69,64%. Sementara untuk Penerimaan Negara Bukan Pajak terealisasi sebesar Rp.
5.882.571.608- atau sebesar 146% dari target sebesar Rp. 4.000.000.000,-.
LL
L A K I P | BPFK Makassar Tahun 2019 | iv
Adapun hambatan utama yang ditemui dalam proses pencapaian kinerja secara umum
masih lebih didominasi oleh adanya keterbatasan SDM dan peralatan yang dibutuhkan untuk
mendukung kelancaran pelayanan dan roda organisasi BPFK Makassar.
L A K I P | BPFK Makassar Tahun 2019 | 5
PPEENNDDAAHHUULLUUAANN
A. LATAR BELAKANG
embangunan kesehatan pada dasarnya menjalankan amanat UUD
1945 yang merupakan kehendak dari seluruh rakyat Indonesia.
Pembangunan kesehatan dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, pembangunan
kesehatan dilaksanakan secara sistematis dan berkesinambungan.
Tercapainya tujuan pembangunan nasional merupakan tanggung jawab dan kehendak
seluruh rakyat Indonesia. Dalam menghadapi makin ketatnya persaingan bebas pada era
global, upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia harus dilakukan. Salah satu faktor
yang mempengaruhi peningkatan kualitas sumberdaya tersebut adalah kesehatan. Dengan
adanya perubahan paradigma dalam pembangunan kesehatan yang dikenal dengan
paradigma sehat serta kebijakan pembangunan yang berwawasan kesehatan maka hal
tersebut di atas diharapkan dapat diwujudkan.
Masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat adalah suatu kondisi dimana masyarakat
Indonesia menyadari, mau dan mampu untuk mengenali, mencegah dan mengatasi
permasalahan kesehatan yang dihadapi, sehingga dapat bebas dari gangguan kesehatan, baik
yang disebabkan karena penyakit termasuk gangguan kesehatan akibat bencana, maupun
lingkungan dan prilaku yang tidak mendukung untuk hidup sehat.
Kementerian Kesehatan harus mampu sebagai penggerak dan fasilitator pembangunan
kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah bersama masyarakat termasuk swasta, untuk
membuat rakyat sehat, baik fisik, sosial, maupun mental/jiwanya.
Untuk mewujudkan keadaan tersebut investasi sarana, prasarana dan peralatan
kesehatan telah banyak dilakukan, dengan berbagai persyaratan diantaranya persyaratan
mutu, keselamatan dan kemanfaatan.
BPFK Makassar sebagai salah satu UPT Vertikal Direktorat Jenderal Pelayanan
Kesehatan yang ada di Indonesia Bagian Timur yang melakukan Kalibrasi, Pengujian Sarana,
Prasarana dan Peralatan Kesehatan bagi Fasilitas Pelayanan Kesehatan milik pemerintah
maupun swasta. Dalam melaksanakan kegiatan Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan
Makassar mengacu kepada tujuan Kementerian Kesehatan yaitu untuk meningkatkan
PP
BAB -I-
L A K I P | BPFK Makassar Tahun 2019 | 6
kesadaran kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
Guna mendukung terwujudnya tujuan Kementerian Kesehatan, perlu tersedianya
sarana, prasarana dan peralatan kesehatan yang bermutu, aman bagi petugas, masyarakat
dan sarana pelayanan, melalui kalibrasi, pengujian dan proteksi radiasi.
B. MAKSUD DAN TUJUAN
aksud penyusunan Lakip BPFK Makassar Tahun 2019 adalah
sebagai penjabaran dari visi dan misi BPFK Makassar yang
terwujud dalam tingkat keberhasilan/kegagalan pelaksanaan kegiatan-kegiatan sesuai
dengan program dan kebijakan yang telah ditetapkan.
Tujuan penyusunan Lakip BPFK Makassar Tahun 2019 adalah untuk mempertanggung
jawabkan keberhasilan/ kegagalan pelaksanaan misi BPFK Makassar dalam mencapai tujuan
dan sasaran yang telah ditetapkan melalui alat pertanggungjawaban secara priodik.
Laporan memuat pencapaian kinerja selama Tahun Anggaran 2019 yang bersumber dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang tercantum dalam Daftar Isian
Pelaksanaan Kegiatan (DIPA) Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan Makassar.
Selain tersebut di atas, penyusunan Laporan Akuntabilitas ini juga disusun berdasarkan
Penetapan Kinerja Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan Makassar tahun 2019 yang telah
ditetapkan, Penetapan kinerja tersebut didalam tahun berjalan mengalami perubahan dengan
adanya revisi DIPA.
C. TUGAS POKOK DAN FUNGSI
erdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
530/MENKES/PER/IV/2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai
Pengamanan Fasilitas Kesehatan Tugas pokok Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan
Makassar adalah melaksanakan pengamanan fasilitas kesehatan meliputi sarana, prasarana
dan peralatan kesehatan melalui pengujian, kalibrasi dan proteksi radiasi dilingkungan
pemerintah maupun swasta.
Dalam pelaksanaan Tugas Pokok BPFK menyelenggarakan fungsi:
a. Pengujian dan kalibrasi alat kesehatan.
b. Pengujian dan kalibrasi sarana dan prasarana kesehatan.
c. Pengamanan dan pengukuran paparan radiasi.
MM
BB
L A K I P | BPFK Makassar Tahun 2019 | 7
d. Pelayanan monitoring dosis radiasi perorangan.
e. Pengukuran luaran radiasi terapi.
f. Pengendalian mutu dan pengembangan teknologi pengamanan fasilitas kesehatan.
g. Pelaksanaan kegiatan monitoring dan evaluasi pengujian, kalibrasi, proteksi radiasi,
sarana dan prasarana kesehatan.
h. Pelaksanaan jejaring kerja dan kemitraan.
i. Pelaksanaan bimbingan teknis dibidang penagamanan fasilitas kesehatan
j. Pelaksanaan ketatausahaan
D. ORGANISASI DAN TATALAKSANA
usunan organisasai Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan
Makassar berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
439/Menkes/Per/VI/2009 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 1575/MENKES/PER/XI/2005 adalah sebagai berikut:
a. Subbag Tata Usaha
Subbag Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan ketatausahaan, kepegawaian,
keuangan, rumah tangga dan perlengkapan.
b. Seksi Pelayanan Teknis
Seksi Pelayanan Teknis mempunyai tugas melakukan penyiapan koordinasi
perencanaan, pelaksanaan pelayanan pengujian dan kalibrasi alat kesehatan, pengujian
dan kalibrasi sarana dan prasarana kesehatan, pengamanan dan pengukuran paparan
radiasi, pelayanan monitoring dosis radiasi personal dan pengukuran luaran radiasi
terapi serta jejaring kerja dan kemitraan di bidang pengamanan fasilitas kesehatan.
c. Seksi Tata Operasional.
Seksi Tata Operasional mempunyai tugas melakukan penyiapan koordinasi perencanaan,
pengendalian mutu dan pengembangan teknologi pengamanan fasilitas kesehatan dan
monitoring dan evaluasi pengujian, kalibrasi, proteksi radiasi, sarana dan prasarana
kesehatan serta bimbingan teknis di bidang pengamanan fasilitas kesehatan.
d. Kepala Instalasi
Kepala Instalasi mempunyai tugas mengkoordinasikan dan bertanggung jawab pada
penyelenggaraan kegiatan dan fasilitas pelayanan pada Instalasi.
e. Kelompok Jabatan Fungsional.
SS
L A K I P | BPFK Makassar Tahun 2019 | 8
Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan
jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Selain dari Subbag, Seksi, Instalasi dan Kelompok Jabatan Fungsional tersebut di atas
terdapat juga Unit Pelaksana Fungsional Pengamanan Fasilitas Kesehatan (UPFPFK) di Papua
yang melayani wilayah Propinsi Papua dan Papua Barat sesuai Surat Keputusan Kepala Pusat
Sarana, Prasarana dan Peralatan Kesehatan Departemen Kesehatan Nomor:
OT.01.01.XII.500.2007 tentang Penetapan Unit Fungsional Balai Pengamanan Fasilitas
Kesehatan. UPFPFK Papua mempunyai tugas melaksanakan pengamanan fasilitas kesehatan
pada peralatan kesehatan melalui pengujian, kalibrasi dan proteksi radiasi di lingkungan
pemerintah dan swasta di kedua wilayah propinsi tersebut. BPFK Makassar ditunjuk selaku
pemangku UPF-PFK Papua, Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan Makassar sebagai Unit
Pelaksana Teknis Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan yang
bertugas melaksanakan pengamanan fasilitas kesehatan meliputi sarana, prasarana dan
peralatan kesehatan melalui pengujian, kalibrasi dan proteksi radiasi dilingkungan
pemerintah maupun swasta.
E. SUMBER DAYA
1. Sumber Daya Manusia
Uraian Jan-20 +/- Des-20
A. Menurut Jabatan BPFK Makassar
1. Struktural 4 0 4
a. Eselon III 1 0 1
b. Eselon IV 3 0 3
2. Fungsional 56 2 58
a. Fungsional Teknis 29 0 29
b. Fungsional Umum 27 2 29
3. Honorer 23 5 28
a. Honor Non PNS 0 0 0
b. Penyuluh Non PNS 8 5 13
c. Peramu 3 0 3
d. Satpam 6 0 6
e. Pengemudi 2 0 2
f. Cleaning 4 0 4
Jumlah 83 7 90
UPF-PFK Jayapura 0
1. Struktural 0 0 0
a. Eselon III 0 0 0
L A K I P | BPFK Makassar Tahun 2019 | 9
Uraian Jan-20 +/- Des-20
b. Eselon IV 0 0 0
2. Fungsional 11 0 11
a. Fungsional Teknis 0 0 0
b. Fungsional Umum 11 0 11
3. Honorer 4 0 4
a. Tenaga Bantu 1 0 1
b. Satpam 2 0 2
c. Cleaning 1 0 1
Jumlah 15 0 15
TOTAL JUMLAH 98 0 98
B. Menurut Golongan BPFK Makassar
Gol IV 2 0 2
Gol III 47 0 47
Gol II 11 2 13
Jumlah 60 2 62
UPF-PFK Jayapura
Gol IV 0 0 0
Gol III 2 0 2
Gol II 9 0 9
Jumlah 11 0 11
TOTAL JUMLAH 71 2 73
C. Menurut Pendidikan BPFK Makassar 0
1. PNS 60 2 62
a. S2 7 0 7
b. S1 38 0 38
c. D.IV 3 0 3
d. D.III 11 2 13
e. SMA 1 0 1
2. Honorer 23 5 28
a. S1 6 1 7
b. D.III 2 4 6
c. SMA 13 0 13
d. SMP 2 0 2
Jumlah 83 7 90
UPF-PFK Jayapura 0
1. PNS 11 0 11
a. S1 2 0 2
b. D.III 9 0 9
2. Honorer 4 0 4
a. S1 0 0 0
b. D.III 1 0 1
c. SMA 2 0 2
d. SMP 1 0 1
L A K I P | BPFK Makassar Tahun 2019 | 10
Uraian Jan-20 +/- Des-20
Jumlah 15 0 15
TOTAL JUMLAH 98 7 105
2. Sumber Daya Anggaran
Berdasarkan DIPA Tahun Anggaran 2019 BPFK Makassar
memperoleh sumber daya anggaran sebesar Rp.35.783.419.000,- yang
bersumber dari Rupiah Murni dan PNBP. Dari total anggaran tersebut,
sebanyak Rp.32.349.819.000,- bersumber dari Rupiah Murni dan sisanya sebesar
Rp.3.433.600.000,- bersumber dari PNBP. Adapun target Penerimaan PNBP untuk tahun
2019 adalah sebesar Rp. 4.000.000.000,-.
No Uraian Anggaran
1 Pendapatan Negara dan Hibah 4.000.000.000
- Penerimaan Negara Bukan Pajak 4.000.000.000
2 Realisasi Belanja Negara 35.783.419.000
- Belanja Rupiah Murni 32.349.819.000
- Belanja PNBP 3.433.600.000
3. Sumber Daya Sarana dan Prasarana
a. Gedung Bangunan Kantor
Luas gedung = 1.896,99 M2 terdiri dari :
Gedung Administrasi 2 Lt = 750,00 M2
Laboratorium Kalibrasi = 447,82 M2
Laboratorium Pengujian = 489,93 M2
Selasar/Koridor = 166,74 M2
Genset/Gudang = 33,50 M2
L A K I P | BPFK Makassar Tahun 2019 | 11
Pos Jaga = 9,00 M2
Taman/Parkir/Jalanan = 2.478,01 M2
b. Daya/Listrik
Daya Listrik = 55.000 Kwatt
Genset = 60 KVA
c. Sumber Air
Sumber Air = Air PDAM dan Sumur Bor
d. Sarana Telekomunikasi
- Telepon & Fax
- Website & email
e. Laporan Neraca, BMN dan Barang Persediaan
Posisi Neraca Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan Makassar pada periode per 31
Desember 2019 terdiri dari Aset, Kewajiban dan Ekuitas Dana. Adapun Komposisi
Neraca per 31 Desember 2019 adalah sebagai berikut:
URAIAN TA 2019 TA 2018
ASET
ASET LANCAR
Kas di Bendahara Penerimaan 35.994.223 117.625.000
Kas lainnya dan setara kas - 11.515.000
Piutang PNBP 683.672.000 437.083.728
Penyisihan Piutang Tak Tertagih - Piutang Jangka Pendek
(3.418.360) -2.185.419
Persediaan 112.433.640 116.004.055
Jumlah Aset Lancar 828.681.503 680.042.364
ASET TETAP
Tanah 12.942.000.000 12.942.000.000
Peralatan dan Mesin 50.036.663.249 42.683.695.149
Gedung dan Bangunan 8.034.240.000 7.869.953.000
Jalan, Irigasi, dan Jaringan 375.607.750 375.607.750
Aset Tetap Lainnya 6.141.120 6.141.120
Konstruksi dalam pengerjaan 261.320.100 0
L A K I P | BPFK Makassar Tahun 2019 | 12
URAIAN TA 2019 TA 2018
Akumulasi Penyusutan Aset Tetap (30.955.179.492) -27.001.728.470
Jumlah Aset Tetap 40.700.792.727 36.875.668.549
ASET LAINNYA
Aset Tak Berwujud 232.665.000 232.665.000
Aset Lain-Lain 785.287.604 300.569.354
Akumulasi Penyusutan/Amortisasi Aset lainnya (984.488.770) -451.439.853
Jumlah Aset Lainnya 33.463.834 81.794.501
JUMLAH ASET 41.562.938.064 37.637.505.414
KEWAJIBAN
KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
Utang kepada pihak ketiga 36.986.211 12.346.758
Pendapatan diterima muka 16.896.500 11.750.000
Jumlah Kewajiban Jangka Pendek 53.882.711 24.096.758
JUMLAH KEWAJIBAN 53.882.711 24.096.758
EKUITAS
Ekuitas 41.509.055.026 37.613.408.656
JUMLAH EKUITAS 41.509.055.026 37.613.408.656
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 41.562.937.737 37.637.505.414
Jumlah Aset per 31 Desember 2019 sebesar Rp. 41.562.938.064,- terdiri dari Aset
Lancar sebesar Rp. 828.681.503,- dan Aset Tetap sebesar Rp. 40.700.792.727,- serta Aset
Lainnya sebesar Rp. 33.463.834,-. Total jumlah aset tersebut meningkat sebesar Rp.
3.925.432.650 atau 10% jika dibandingkan dengan posisi di awal tahun 2019 yaitu
sebesar Rp. 37.637.505.414,-. Adapun Jumlah Kewajiban dan Ekuitas per 31 Desember
2019 sebesar Rp. 41.562.937.737,- yang terdiri dari kewajiban sebesar Rp. 53.882.711,-.
Dan Ekuitas sebesar Rp. 41.509.055.026.
A. BMN INTRAKOMPTABEL
Posisi Awal (01 Januari 2019) Rp. 64.177.966.373
Penambahan Rp. 8.486.691.600
Pengurangan Rp. 484.718.250
Posisi Akhir (31 Desember 2019) Rp. 72.179.939.723
B. BMN EKSTRAKOMPTABEL
Posisi Awal (01 Januari 2019) Rp. 39.304.929
Penambahan Rp. 3.540.000
Pengurangan Rp. 3.540.000
Posisi Akhir (31 Desember 2019) Rp. 39.304.929
C. BMN GABUNGAN INTRA DAN EKSTRA
Posisi Awal (01 Januari 2019) Rp. 64.217.271.302
Penambahan Rp. 8.490.231.600
Pengurangan Rp. 488.258.250
L A K I P | BPFK Makassar Tahun 2019 | 13
Posisi Akhir (31 Desember 2019) Rp. 72.219.244.652
D. BMN ASET TAK BERWUJUD
Posisi Awal (01 Januari 2019) Rp. 232.665.000
Penambahan Rp. 0
Pengurangan Rp. 0
Posisi Akhir (31 Desember 2019) Rp. 232.665.000
E. KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN
Posisi Awal (01 Januari 2019) Rp. 0
Penambahan Rp. 261.320.100
Pengurangan Rp. 0
Posisi Akhir (31 Desember 2019) Rp. 261.320.100
- Laporan Mutasi Barang Persediaan
Kode Uraian Nilai s/d
Des-2018
Mutasi Nilai s/d 31 Des-2019 Tambah Kurang
117111 Barang Konsumsi 97.853.550 7.258.613 0 105.112.163
117113 Bahan Untuk Pemeliharaan 7.977.505
1.632.055 6.345.450
117114 Suku Cadang 10.099.000
9.233.300 865.700
117121 Pita Cukai, Materai, dan Leges 0
0 0
117131 Bahan Baku 0
0 0
117199 Persediaan Lainnya 74.000 36.000
110.000
Jumlah 116.004.055 7.294.613 10.865.355 112.433.313
Sementara itu untuk Laporan BMN Tahun 2019 tercatat untuk BMN
Intrakompatibel dalam tahun 2019 terdapat peningkatan sebesar Rp. 8.001.973.350
yang terdiri dari Penambahan sebesar Rp. 8.486.691.600,- dan Pengurangan sebesar Rp.
484.718.250,- dari posisi awal sebesar Rp. 64.177.966.373,-. Sementara untuk BMN
Ekstrakompatabel dari Posisi Awal (01 Januari 2019) hingga Posisi Akhir (31 Desember
2019) tidak terdapat perubahan nilai.
F. HAMBATAN DAN KENDALA
Luas wilayah BPFK Makassar yang terdiri dari pulau-pulau (Propinsi Sulsel,
Sulteng, Sulbar, Sultra, Sulut,
Gorontalo, Maluku, Maluku Utara,
Papua dan Papua Barat) sehingga
kunjungan dan jangkauan pelayanan
sangatlah terkendala oleh
ketersediaan transportasi kepulauan
atau sulitnya jalur transportasi dari Makassar ke lokasi fasyankes.
Ket. Gambar: Wilayah Kerja BPFK Makassar
L A K I P | BPFK Makassar Tahun 2019 | 14
Untuk memenuhi semakin meningkatnya permintaan layanan terhadap pelanggan
dari fasyankes yang berada dalam wilayah cakupan BPFK Makassar maka diperlukan
adanya strategi pelayanan yang lebih baik, untuk itu demi efisiensi dan efektifitas
pelayanan kami mengusulkan agar pelembagaan UPF PFK Papua dapat segera
direalisasikan dan jika memungkinkan juga dapat menambah UPF PFK di Ambon
untuk wilayah Maluku dan Maluku Utara.
Keterbatasan Sumber Daya Manusia pada BPFK Makassar. Dimana jika dilihat dari
Peta Jabatan BPFK Makassar yang ada sekarang saja masih membutuhkan minimal
10 orang tenaga teknis. Sementara perkembangan permintaan layanan yang semakin
meningkat belum dibarengi dengan penambahan SDM teknis dan administrasi.
Masih terbatasnya kemampuan alat kalibrasi/pengujian yang dimiliki BPFK
Makassar untuk memenuhi kebutuhan Fasilitas Pelayanan Kesehatan, sampai saat ini
BPFK Makassar masih memiliki kemampuan 91 jenis alat dari 125 alat yang wajib
dikalibrasi sesuai permenkes 363/MENKES/PER/IV/1998.
Masih terbatasnya kompetensi SDM di BPFK Makassar sehingga perlu adanya
Peningkatan SDM secara berkesinambungan mengingat perkembangan teknologi
alat kesehatan sangatlah pesat saat ini yang perlu terus diimbangi.
Terbatasnya referensi pendukung dalam rangka meingkatkan jenis kemampuan
terutama dalam hal metode dan alat ukur standar yang dibutuhkan.
G. SISTEMATIKA PENULISAN
istematika penulisan Laporan Akuntabilitas Kinerja Balai Pengamanan
Fasilitas Kesehatan Makassar Tahun 2019 adalah sebagai berikut :
ˉ Kata Pengantar
ˉ Ikhtisar Eksekutif
ˉ Daftar Isi
BAB I Pendahuluan
Menjelaskan tentang gambaran umum organisasi, terutama dalam sapek strategis
organisasi serta permasalahan utama (strategic issued) yang sedang dihadapi organisasi.
BAB II Perencanaan Kinerja
Menjelaskan tentang ringkasan/ikhtisar perjanjian kinerja tahun 2019.
BAB III Akuntabilitas Kinerja
SS
L A K I P | BPFK Makassar Tahun 2019 | 15
Menguraikan Capaian Kinerja Organisasi dengan menyajikan capaian kinerja organisasi
untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis organasasi dengan melihat
perbandingan antara target dan realisasi, kinerja tahun sebelumnya, target jangka
menengah, standar nasional, analisa penyebab keberhasilan/kegagalan atau
peningkatan/penurunan. Juga menguraikan Realisasi Anggaran yang digunakan dalam
kurun waktu tahun 2019.
BAB IV Penutup
Menguraikan Simpulan umum atas capaian kinerja organisasi serta langkah di masa
mendatang yang akan dilakukan organisasi untuk meningkatkan kinerja.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Form Rencana Kinerja Tahunan (RKT)
2. Pernyataan Penetapan Kinerja
3. Form Penetapan Kinerja
L A K I P | BPFK Makassar Tahun 2019 | 16
PEERREENNCCAANNAAAANN KIINNEERRJJAA
A. RENCANA KERJA TAHUNAN
erencanaan Kinerja merupakan proses penetapan kegiatan
tahunan dan indikator kinerja berdasarkan program, kebijakan
dan sasaran yang telah ditetapkan dalam sasaran strategis, dalam Rencana
Strategis Bina Penunjang Pelayanan Medik dan Sarana Kesehatan BUK Kementerian
Kesehatan yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun
2015 – 2019 untuk mencapai sasaran organisasi.
Secara singkat dapat digambarkan sasaran strategis dan sasaran
program/kegiatan yang ingin dicapai selama kurun waktu 5 tahun sebagai berikut.
SASARAN, INDIKATOR, OUPUT, dan TARGET BPFK MAKASSAR TAHUN 2015 – 2019
NO PERSPEKTIF SASARAN
STRATEGIS KPI
SATUAN
BASE LINE
2015 2016 2017 2018 2019
1 Perspektif Financial
Terwujudnya Efisiensi
Peningkatan PNBP Miliar
Rupiah 2,1 2 2,5 3 3,5 4
2 Perspektif Stakeholder
Terwujudnya Kepuasan Pelanggan
Tingkat Kepuasan Pelanggan
Persentase
80 83 85 87 90 92
3 Perspektif Proses Bisnis Internal
Terwujudnya Pelayanan Prima
Pelaksanaan Pengujian Kalibrasi sesuai jadwal
Persentase
75 80 85 90 95 100
Penerbitan Sertifikat/LHU sesuai jadwal
Persentase
69 72 75 77 80 85
Komplain yang ditindaklanjuti
Persentase
100 100 100 100 100 100
Terwujudnya Peningkatan Cakupan Pelayanan
Jenis Pelayanan Kalibrasi sesuai Permenkes
Jenis Pelayan
an 58 60 63 65 67 70
Jumlah Fasyankes yang dilayani
Jml Fasyank
es 240 300 350 400 450 500
Tingkat Produktifitas Alat yang dikalibrasi
Jml Alat 8550 9000 9250 9500 9750 10000
Pekerja radiasi yang termonitor radiasinya
Jml Petugas
581 600 650 700 750 800
Terwujudnya Standardisasi Laboratorium
Ruang Lingkup yg Tersertifikasi ISO : 17025
Jml Ruang
Lingkup 11 14 15 16 18 20
Jenis Akreditasi KAN Jenis
Akreditasi
2 2 2 2 2 2
Temuan yang ditindaklanjuti
Persentase
100 100 100 100 100 100
Terwujudnya Jejaring dan Kemitraan
Terlaksananya MOU dengan Fasyankes
Jml MOU
3 5 7 10 12 15
PP
BAB -Ii-
L A K I P | BPFK Makassar Tahun 2019 | 17
NO PERSPEKTIF SASARAN
STRATEGIS KPI
SATUAN
BASE LINE
2015 2016 2017 2018 2019
Terwujudnya Keamanan Fasilitas Kesehatan
Tingkat Kelaikan Alkes Persent
ase 97 97 97 98 98 98
4
Perspektif Pengembangan Personil dan Organisasi
Terwujudnya Budaya Kerja
Terlaksananya Budaya Kerja oleh seluruh Pegawai
Persentase
83 84 85 86 87 88
Terwujudnya Peningkatan Kompetensi
Kompetensi Staff Persent
ase 50 51 52 53 54 55
Terwujudnya Peningkatan Keandalan Sarpras
Ketepatan Kalibrasi Alat Ukur Standar Sesuai Jadwal
Persentase
15 20 25 30 35 40
Tingkat Keandalan Alat Ukur Standar
Persentase
70 75 78 80 83 85
Terpenuhinya Kebutuhan Alat Ukur Standar
Persentase
58 60 63 65 67 70
Terwujudnya Sistem IT
Terpenuhinya Kebutuhan Sistem IT
Persentase
5 20 40 60 80 100
1. TUJUAN DAN SASARAN
a. Tujuan
i) Tujuan Umum
a. Terlaksananya kebijakan dan manajemen pengelolaan sarana, prasarana dan
peralatan kesehatan guna mendukung terselenggaranya pembangunan kesehatan
secara berhasil-guna dan berdaya-guna dalam rangka mendukung peningkatan
mutu pelayanan kesehatan..
b. Terwujudnya fasilitas pelayanan kesehatan yang memiliki sarana, prasarana dan
peralatan kesehatan yang sesuai standar.
ii) Tujuan Khusus
a. Terlaksananya kebijakan, standar, pedoman, norma, kriteria di bidang sarana,
prasarana dan peralatan kesehatan radiasi dan non radiasi.
b. Terlaksananya bimbingan teknis, monitoring dan evaluasi di bidang sarana,
prasarana dan peralatan kesehatan radiasi dan non radiasi.
c. Tersedianya sumberdaya manusia yang kompeten di bidang sarana, prasarana dan
peralatan kesehatan.
d. Meningkatnya cakupan pengujian, kalibrasi dan proteksi radiasi
e. Terselenggaranya keamanan dan keselamatan kerja bagi petugas pada sarana
pelayanan.
L A K I P | BPFK Makassar Tahun 2019 | 18
b. Sasaran
Meningkatnya fasilitas pelayanan kesehatan yang memiliki sarana, prasarana dan
peralatan kesehatan yang sesuai standar, aman dan bermutu, melalui Kalibrasi,
Pengujian, Sarana dan Prasarana serta peralatan kesehatan radiasi dan non radiasi.
Tujuan dan sasaran dari Misi BPFK Makassar merupakan salah satu rangkaian
dalam proses tersedianya sarana, prasarana dan alat kesehatan yang aman dan bermutu
sesuai standar, dengan fokus utama berupa tindakan kalibrasi/pengujian dan
pengembangan kompetensi SDM, penyiapan sarana laboratorium yang terakreditasi oleh
KAN serta pengembangan organisasi BPFK Makassar melalui penetapan UPFPFK Papua
menjadi satker untuk wilayah Propinsi Papua dan Papua Barat.
Dalam mencapai tujuan dan sasaran tentunya akan dipengaruhi oleh faktor
internal dan eksternal organisasi. BPFK sebagai UPT Kemenkes selaku Laboratorium
Kalibrasi, Pengujian dan Proteksi Radiasi pada sarana pelayanan dalam keberhasilannya
sangat dipengaruhi oleh tingkat partisipasi dari seluruh pelaku pembangunan bidang
kesehatan baik yang ada dilingkungan pemerintah maupun diluar pemerintah.
Hal-hal yang dapat mempengaruhi pencapaian tujuan dan sasaran :
a. Partisipasi: Partisipasi para pengelola sarana pelayanan kesehatan dalam rangka
Kalibrasi, Pengujian serta Proteksi Radiasi sarana, prasarana dan alat kesehatan
secara berkala sesuai amanat Undang-Undang No. 44 tentang Rumah Sakit sangat
diperlukan.
b. Sumber Daya Manusia: Berdasarkan tugas pokok dan fungsi BPFK Makassar
haruslah memiliki sumber daya manusia yang memiliki kompetensi dan
pengetahuan serta jumlah SDM yang memadai, sehingga kualitas alat kesehatan
yang bermutu dan aman dapat tersedia.
c. Dana: BPFK Makassar dalam melakukan kegiatan kalibrasi, pengujian dan proteksi
radiasi pada sarana pelayanan yang ada di wilayah Indonesia Bagian Timur (10
Propinsi) memerlukan biaya cukup besar mengingat geografi wilayah kerja BPFK
Makassar terdiri dari Pulau-pulau.
d. Kemampuan Kalibrasi BPFK Makassar: dalam melakukan kalibrasi dan pengujian
sarana, prasarana dan alat kesehatan pada sarana pelayanan kesehatan diperlukan
alat kalibrasi yang lengkap untuk memenuhi permintaan kalibrasi dan pengujian
dari sarana pelayanan kesehatan yang semakin banyak jumlah dan jenisnya.
e. Akreditasi Laboratorium: untuk mengantisipasi persaingan global dan
memberikan tingkat kepercayaan dan menjamin mutu pelayanan Kalibrasi dan
Pengujian kepada sarana pelayanan maka BPFK Makassar akan selalu berupaya
L A K I P | BPFK Makassar Tahun 2019 | 19
meningkatkan laboratorium agar dapat terakareditasi oleh lembaga akreditasi
atau KAN.
B. PENETAPAN KINERJA
a. Perjanjian Kinerja
NO SASARAN
STRATEGIS No KPI
KPI SATUAN Target 2019
1 Terwujudnya Efisiensi
1 Peningkatan PNBP Miliar Rupiah 4
2 Terwujudnya Kepuasan Pelanggan
2 Tingkat Kepuasan Pelanggan Persentase 92
3
Terwujudnya Pelayanan Prima
3 Pelaksanaan Pengujian Kalibrasi sesuai jadwal
Persentase 100
4 Penerbitan Sertifikat/LHU sesuai jadwal
Persentase 85
5 Komplain yang ditindaklanjuti Persentase 100
Terwujudnya Peningkatan Cakupan Pelayanan
6 Jenis Pelayanan Kalibrasi sesuai Permenkes
Jenis Pelayanan 70
7 Jumlah Fasyankes yang dilayani Jml Fasyankes 500
8 Tingkat Produktifitas Alat yang dikalibrasi
Jml Alat 10000
9 Pekerja radiasi yang termonitor radiasinya
Jml Petugas 800
Terwujudnya Standardisasi Laboratorium
10 Ruang Lingkup yg Tersertifikasi ISO : 17025
Jml Ruang Lingkup
20
11 Jenis Akreditasi KAN Jenis Akreditasi 2
12 Temuan yang ditindaklanjuti Persentase 100
Terwujudnya Jejaring dan Kemitraan
13 Terlaksananya MOU dengan Fasyankes
Jml MOU 15
Terwujudnya Keamanan Fasilitas Kesehatan
14 Tingkat Kelaikan Alkes Persentase 98
4
Terwujudnya Budaya Kerja
15 Terlaksananya Budaya Kerja oleh seluruh Pegawai
Persentase 88
Terwujudnya Peningkatan Kompetensi
16 Kompetensi Staff Persentase 55
Terwujudnya Peningkatan Keandalan Sarpras
17 Ketepatan Kalibrasi Alat Ukur Standar Sesuai Jadwal
Persentase 40
18 Tingkat Keandalan Alat Ukur Standar
Persentase 85
19 Terpenuhinya Kebutuhan Alat Ukur Standar
Persentase 70
Terwujudnya Sistem IT
20 Terpenuhinya Kebutuhan Sistem IT
Persentase 100
L A K I P | BPFK Makassar Tahun 2019 | 20
b. Kebijakan dan Program
1. Kebijakan
a. Pelaksanaan kebijakan dan manajemen pengelolaan sarana, prasarana dan peralatan
kesehatan radiasi dan non radiasi diarahkan untuk meningkatkan ketersediaan dan
penggunaan sarana, prasarana dan peralatan kesehatan radiasi dan non radiasi pada
sarana pelayanan sesuai standar mutu dan keamanan serta keselamatan kerja bagi
masyarakat dan petugas, oleh karena itu BPFK Makassar akan lebih meningkatkan
kerjasama lintas sektor maupun program melalui kegiatan sosialisasi/
seminar/desiminasi, membangun jejaring dan kemitraan dalam pelayanan pengujian,
kalibrasi dan proteksi radiasi khususnya dengan pihak Pemprov dan Dinkes Propinsi
serta Dinkes Kab/Kota dalam wilayah kerja BPFK Makassar serta seluruh stake
holder yang bertujuan agar pelaksanaan kalibrasi pada sarana pelayanan
(RSUP/RSUD, RB, RSB. LABORATORIUM, KLINIK, BALAI, dan PUSKESMAS/PUSTU)
milik pemerintah dan swasta dapat lebih ditingkatkan, selain itu BPFK Makassar akan
meningkatkan kerja sama dengan Dinkes Propinsi Papua serta Pihak Pemprov Papua
dalam rangka pengembangan UPFPFK Papua agar dapat menjadi satuan kerja Balai
Pengamanan Fasilitas Kesehatan Papua untuk wilayah Papua dan Papua Barat.
b. Untuk menjamin ketersediaan layanan Kalibrasi dan Pengujian yang bermutu baik
berupa layanan teknis Kalibrasi dan Pengujian maka BPFK Makassar senantiasa
melakukan peningkatan Laboratorium yang dimiliki melalui standar-standar nasional
maupun internasional dengan memperoleh Akreditasi KAN-ISO 17025, sedangkan
untuk layanan Administrasi BPFK memperoleh Akreditasi dari Badan Akreditasi TUV-
ISO-9001:2008.
c. Melakukan Interkomparasi antar Laboratorium Kalibrasi dan Pengujian milik
Pemerintah dan Swasta yang telah diakui baik secara nasional dan internasional.
d. Untuk menjaga mutu layanan serta mengantisipasi perkembangan teknologi
khususnya dalam bidang Pengujian dan Kalibrasi Alat Kesehatan BPFK Makassar juga
terus berupa meningkatkan kapasitas personil dengan mengikuti sejumlah pelatihan-
pelatihan teknis yang terkait dan mendukung pelaksanaan tugas masing-masing
personil.
e. Untuk menjamin kepuasan pelanggan terhadap pelayanan BPFK Makassar,
manajemen BPFK Makassar secara berkesinambungan juga terus melakukan evaluasi
berupa survey kepuasan pelanggan serta melaksanakan pengawasan dan evaluasi
L A K I P | BPFK Makassar Tahun 2019 | 21
secara internal dalam bentuk audit internal, kaji ulang manajemen, serta kaji ulang
dokumen mutu.
2. Program
Pembinaan Upaya Kesehatan
Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Sekretariat Ditjen
Pelayanan Kesehatan.
2.1. Rencana Kegiatan Tahun 2019
SASARAN STRATEGIS
OUTPUT KEGIATAN
Terwujudnya Budaya Kerja
Layanan Sarana dan Prasarana Internal
Pemantapan Kinerja Pegawai BPFK Makassar dan UPF Papua
Layanan Perkantoran Pembinaan UPF PFK Papua
Terwujudnya Efisiensi
Layanan operasional UPT Non BLU
Rapat/Pertemuan Pusat dan Lintas Sektor
Perjalanan Dinas dalam rangka Proses Pengadaan Barang dan Jasa
Pembinaan dan Pendampingan Kegiatan oleh Instansi Pusat/Terkait
Penagihan Piutang PNBP
Penagihan Piutang PNBP pada Propinsi Papua dan Papua Barat
Layanan Sarana dan Prasarana Internal
Penyusunan RSB
Persiapan BLU
Pertemuan Rutin / Berkala
Layanan Perkantoran Perjalanan Dinas Konsultasi/Koordinasi
Terwujudnya Jejaring dan Kemitraan
Layanan operasional UPT Non BLU
Jejaring dan Kemitraan dalam Pelayanan Pengujian, Kalibrasi dan Proteksi Radiasi
Jejaring dan Kemitraan dalam Pelayanan Pengujian, Kalibrasi dan Proteksi UPF Papua
Terwujudnya Keamanan
Fasilitas Kesehatan
Layanan operasional UPT Non BLU
Pelayanan Pengujian dan Kalibrasi untuk Faskes DTPK, Akreditasi, PIS-PK, serta Faskes Prioritas lainnya Monitoring Sarana dan Prasarana Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Terwujudnya Kepuasan Pelanggan
Layanan operasional UPT Non BLU
Monitoring, Evaluasi dan Bimtek Pengendalian Mutu Pengujian, Kalibrasi, dan Proteksi Radiasi
Audit Internal BPFK Makassar dan UPF PFK Papua
Layanan Perkantoran
Pembayaran Gaji dan Tunjangan
Honor Operasional Satuan Kerja dan Output Kegiatan
Honorarium Satpam, Pengemudi, Petugas Kebersihan, dan Pramubakti
Honorarium Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri
Terwujudnya Layanan Sarana dan Kaji Ulang Manajemen
L A K I P | BPFK Makassar Tahun 2019 | 22
SASARAN STRATEGIS
OUTPUT KEGIATAN
Pelayanan Prima Prasarana Internal Bench Marking
Layanan Perkantoran
Kebutuhan Sehari-hari Perkantoran
Langganan Daya dan Jasa
Operasional Pimpinan
Pengadaan Pakaian Dinas
Konsumsi Rapat
Pemeriksaan Kesehatan Resiko Pekerjaan
Biaya Pengiriman Surat dan Dokumen lainnya
Perjalanan Dinas Dalam Kota
Operasional Perkantoran UPF PFK Papua
Terwujudnya Peningkatan
Cakupan Pelayanan
Layanan operasional UPT Non BLU
Pengembangan UPF dan Instalasi/Unit Penguji Alat Kesehatan
Terwujudnya Peningkatan
Keandalan Sarpras
Gedung Layanan Pengadaan Gedung Kantor UPF PFK Papua
Alat Kesehatan
Pengadaan Peralatan Pengujian, Kalibrasi dan Proteksi Radiasi
Honorarium Pengadaan
Layanan operasional UPT Non BLU
Rekalibrasi Alat Pengujian/Kalibrasi
Layanan Perkantoran Pemeliharaan Sarana Prasarana, Kendaraan Bermotor, Peralatan dan Mesin
Terwujudnya Peningkatan Kompetensi
Layanan Sarana dan Prasarana Internal
Pelatihan Laboratorium Kalibrasi
Pengembangan SDM Mutu dan Pelayanan Teknis
Pengembangan SDM Keuangan dan Administrasi
Pelatihan dan Sertifikasi Pengadaan Barang dan Jasa
Rekualifikasi PPR
Pelatihan Tenaga Ahli Uji Kesesuaian
Pelatihan Uji Kesesuaian Pesawat Sinar-X
Peningkatan SDM UPF Papua
Peningkatan SDM Instalasi PKSPK
Peningkatan SDM Lainnya
Terwujudnya Standardisasi Laboratorium
Layanan operasional UPT Non BLU
Akreditasi Laboratorium SNI/IEC 17025:2005 dan ISO 9001:2008
Layanan Sarana dan Prasarana Internal
Interkomparasi Laboratorium PDP dan KAUR
Uji Banding Laboratorium Kalibrasi
Terwujudnya Sistem IT
Layanan Sarana dan Prasarana Internal
Pengadaan Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi
2.2. Indikator Kegiatan
a. Peningkatan PNBP
b. Tingkat Kepuasan Pelanggan
c. Pelaksanaan Pengujian Kalibrasi sesuai jadwal
d. Penerbitan Sertifikat/LHU sesuai jadwal
e. Komplain yang ditindaklanjuti
f. Jenis Pelayanan Kalibrasi sesuai Permenkes
L A K I P | BPFK Makassar Tahun 2019 | 23
g. Jumlah Fasyankes yang dilayani
h. Tingkat Produktifitas Alat yang dikalibrasi
i. Pekerja radiasi yang termonitor radiasinya
j. Ruang Lingkup yg Tersertifikasi ISO : 17025
k. Jenis Akreditasi KAN
l. Temuan yang ditindaklanjuti
m. Terlaksananya MOU dengan Fasyankes
n. Tingkat Kelaikan Alkes
o. Terlaksananya Budaya Kerja oleh seluruh Pegawai
p. Kompetensi Staff
q. Ketepatan Kalibrasi Alat Ukur Standar Sesuai Jadwal
r. Tingkat Keandalan Alat Ukur Standar
s. Terpenuhinya Kebutuhan Alat Ukur Standar
t. Terpenuhinya Kebutuhan Sistem IT
L A K I P | BPFK Makassar Tahun 2019 | 24
AKKUUNNTTAABBIILLIITTAASS KIINNEERRJJAA
A. CAPAIANKINERJA ORGANISASI
Pengukuran kinerja digunakan sebagai dasar untuk menilai
keberhasilan/kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan sasaran dan
tujuan yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi BPFK Makassar.
Pengukuran dimaksud merupakan hasil dari suatu penilaian yang sistematik dan
didasarkan pada kelompok indikator kinerja kegiatan. Penilaian tersebut merupakan
kegiatan yang dianggap penting dan berpengaruh terhadap pencapaian sasaran dan tujuan.
Pengukuran kinerja kegiatan BPFK Makassar telah menggunakan indikator
kuantitatif, hal ini dilakukan supaya lebih terukur dan mudah dievaluasi. Penetapan
indikator yang digunakan dalam setiap kegiatan disesuaikan dengan sifat kegiatan masing-
masing, sehingga kegiatan-kegiatan tersebut dapat diukur pencapaiannya.
Analisis Pencapaian Kinerja
Analisis pencapaian kinerja sasaran merupakan tingkat pencapaian target dari
masing-masing indikator sasaran yang telah ditetapkan dalam dokumen rencana kerja.
Pengukuran tingkat pencapaian sasaran didasarkan pada data hasil pengukuran kinerja
kegiatan. Secara umum pencapaian kinerja BPFK Makassar dapat dilihat pada tabel
perbandingan target dan realisasi sesuai Penetapan Kinerja BPFK Makassar Tahun 2019 di
bawah ini:
NO SASARAN
STRATEGIS No KPI
KPI SATUAN Target 2019
Realisasi 2019
%
1 Terwujudnya Efisiensi
1 Peningkatan PNBP Miliar Rupiah 4 5,8 145%
2 Terwujudnya Kepuasan Pelanggan
2 Tingkat Kepuasan Pelanggan Persentase 92 100 109%
3
Terwujudnya Pelayanan Prima
3 Pelaksanaan Pengujian Kalibrasi sesuai jadwal
Persentase 100 94,04 94%
4 Penerbitan Sertifikat/LHU sesuai jadwal
Persentase 85 36,44 43%
5 Komplain yang ditindaklanjuti Persentase 100 100 100%
Terwujudnya Peningkatan Cakupan Pelayanan
6 Jenis Pelayanan Kalibrasi sesuai Permenkes
Jenis Pelayanan
70 71 101%
7 Jumlah Fasyankes yang dilayani
Jml Fasyankes
500 696 139%
8 Tingkat Produktifitas Alat yang dikalibrasi
Jml Alat 10000 26890 269%
9 Pekerja radiasi yang termonitor radiasinya
Jml Petugas 800 1453 182%
BAB -Iii-
L A K I P | BPFK Makassar Tahun 2019 | 25
NO SASARAN
STRATEGIS No KPI
KPI SATUAN Target 2019
Realisasi 2019
%
Terwujudnya Standardisasi Laboratorium
10 Ruang Lingkup yg Tersertifikasi ISO : 17025
Jml Ruang Lingkup
20 20 100%
11 Jenis Akreditasi KAN Jenis
Akreditasi 2 2 100%
12 Temuan yang ditindaklanjuti Persentase 100 100 100%
Terwujudnya Jejaring dan Kemitraan
13 Terlaksananya MOU dengan Fasyankes
Jml MOU 15 26 173%
Terwujudnya Keamanan Fasilitas Kesehatan
14 Tingkat Kelaikan Alkes Persentase 98 98,65 101%
4
Terwujudnya Budaya Kerja
15 Terlaksananya Budaya Kerja oleh seluruh Pegawai
Persentase 88 88 100%
Terwujudnya Peningkatan Kompetensi
16 Kompetensi Staff Persentase 55 66 120%
Terwujudnya Peningkatan Keandalan Sarpras
17 Ketepatan Kalibrasi Alat Ukur Standar Sesuai Jadwal
Persentase 40 47 118%
18 Tingkat Keandalan Alat Ukur Standar
Persentase 85 85 100%
19 Terpenuhinya Kebutuhan Alat Ukur Standar
Persentase 70 75 107%
Terwujudnya Sistem IT
20 Terpenuhinya Kebutuhan Sistem IT
Persentase 100 100 100%
Realisasi pencapaian target untuk masing-masing indikator kinerja rata-rata tercapai
dengan baik dimana sejumlah indikator terutama yang terkait dengan pelayanan pengujian dan
kalibrasi yang merupakan tugas pokok BPFK Makassar pencapaiannya telah sesuai bahkan jauh
melebihi target yang telah ditetapkan antara lain: Tingkat Produktifitas Alat yang dikalibrasi
dengan persetase capaian 269% dari target, Pekerja radiasi yang termonitor radiasinya tercapai
182% dari target, Terlaksananya MOU dengan Fasyankes sebesar 173% dari target, Peningkatan
PNBP tercapai 145%, serta Jumlah Fasyankes yang dilayani terealisasi sebesar 139% dari target
yang ditetapkan. Namun demikian masih terdapat dua indikator kinerja utama yang
pencapaiannya belum sesuai target yaitu indikator kinerja Pelaksanaan Kalibrasi Sesuai jadwal
serta indikator kinerja Penerbitan Sertifikat/LHU sesuai jadwal. Tidak tercapainya target ini
lebih banyak dipengaruhi oleh kendala terbatasnya SDM serta Alat Uji dan Kalibrasi yang
menyebabkan layanan terhadap sejumlah fasyankes mengalami keterlambatan karena
pelayanan untuk beberapa fasyankes tidak dapat dilaksanakan secara paralel. Selain itu faktor
eksternal terutama faktor dari pihak fasyankes sendiri yang cukup berpengaruh antara lain
permintaan pengujian dan kalibrasi yang terlambat diterima dari fasyankes pada saat menjelang
akhir tahun juga ketika masa akhir kalibrasi ulang hampir selesai, petugas pendamping tidak
selalu berada di lokasi, pembatalan oleh pihak fasyankes, dan sejumlah faktor-faktor lainnya.
L A K I P | BPFK Makassar Tahun 2019 | 26
Jika dibandingkan realisasi tahun 2018 dengan periode tahun 2019 secara umum juga
mengalami peningkatan, secara keseluruhan terget kinerja dapat dicapai bahkan melampaui
dari terget dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TAHUN 2019 TAHUN 2018
TARGET REALISA
SI TARGET
REALISASI
1 Terwujudnya Efisiensi 1 Peningkatan PNBP 4M 5,8M 3,5M 4,4M
2 Terwujudnya Kepuasan Pelanggan
2 Tingkat Kepuasan Pelanggan 92 100% 90% 100%
3 Terwujudnya Pelayanan Prima
3 Pelaksanaan Pengujian Kalibrasi sesuai jadwal
100 94,04% 95% 86%
4 Penerbitan Sertifikat/LHU sesuai jadwal
85 36,44% 80% 69%
5 Komplain yang ditindaklanjuti
100 100% 100% 100%
4 Terwujudnya Peningkatan Cakupan Pelayanan
6 Jenis Pelayanan Kalibrasi sesuai Permenkes
70 71% 67% 60,82%
7 Jumlah Fasyankes yang dilayani
500 Faskes
696 Faskes
450 Faskes
558 Faskes
8 Tingkat Produktifitas Alat yang dikalibrasi
10000 Alat
26890 Alat
9750 Alat
20.639 Alat
9 Pekerja radiasi yang termonitor radiasinya
800 Personil
1453 Personil
750 Personil
1248 Personil
5 Terwujudnya Standardisasi Laboratorium
10 Ruang Lingkup yg Tersertifikasi ISO : 17025
20 Jenis 20 Jenis 18 Jenis 19 Jenis
11 Jenis Akreditasi KAN 2 Jenis 2 Jenis 2 Jenis 2 Jenis
12 Temuan yang ditindaklanjuti 100% 100% 100% 100%
6 Terwujudnya Jejaring dan Kemitraan
13 Terlaksananya MOU dengan Fasyankes
15 MOU 26 MOU 12 MOU 15 MOU
7 Terwujudnya Keamanan Fasilitas Kesehatan
14 Tingkat Kelaikan Alkes 98% 98,65% 98% 98%
8 Terwujudnya Budaya Kerja
15 Terlaksananya Budaya Kerja oleh seluruh Pegawai
88% 98% 87% 90,81%
9 Terwujudnya Peningkatan Kompetensi
16 Kompetensi Staff 55% 66% 54% 80%
10 Terwujudnya Peningkatan Keandalan Sarpras
17 Ketepatan Kalibrasi Alat Ukur Standar Sesuai Jadwal
40% 47% 35% 13%
18 Tingkat Keandalan Alat Ukur Standar
85% 85% 83% 85%
19 Terpenuhinya Kebutuhan Alat Ukur Standar
70% 75% 67% 67%
11 Terwujudnya Sistem IT 20 Terpenuhinya Kebutuhan Sistem IT
100% 100% 80% 80%
Dari tabel di atas dapat dijelaskan evaluasi dan analisis mengenai capaian untuk masing-
masing indikator kinerja dari tiap sasaran strategis sebagai berikut:
1) Peningkatan PNBP
Realisasi Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) Tahun 2019
adalah sebesar Rp. 5.882.571.608,- atau sebesar 146% dari target
L A K I P | BPFK Makassar Tahun 2019 | 27
Penerimaan sebesar Rp. 4.000.000.000,-. Dengan perolehan ini berarti BPFK Makassar
berhasil meningkatkan penghasilan sebesar 32% jika dibandingkan dengan realisasi tahun
sebelumnya yaitu sebesar Rp.4.302.478.138. Peningkatan ini tidak terlepas dari semakin
meningkatnya jumlah permintaan dan realisasi pelayanan kalibrasi/pengujian terhadap
Sarana Pelayanan Kesehatan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pencapaian ini juga
telah melampaui target jangka menengah yaitu sebesar Rp. 4.000.000.000,-.
Adapun grafik realisasi PNBP dari tahun 2015 – 2019 dapat dilihat pada gambar di
bawah ini:
Grafik realisasi PNBP dari tahun 2015 - 2019 (Dalam Juta Rupiah)
2) Tingkat Kepuasan Pelanggan
Tingkat Kepuasan Pelanggan diukur berdasarkan
Persentase Jumlah Pelanggan yang menyatakan puas terhadap
pelayanan yang ada dibandingkan dengan jumlah pelanggan
yang menjadi responden. Untuk tahun 2019 seluruh pelanggan (100%) yang menjadi
sampel atau memberikan responnya terhadap pelayanan BPFK Makassar kepuasaannya
terhadap pelayanan BPFK Makassar. Nilai ini melebihi target yang telah ditetapkan untuk
untuk periode yang sama yaitu 90%. Realisasi tingkat kepuasan pelanggan untuk tahun
2019 ini juga berarti BPFK Makassar berhasil mempertahankan capaian yang sama pada
tahun 2018. Perolehan ini juga telah malampaui target jangka menengah yang diharapkan
baru akan dicapai pada tahun 2019 yaitu sebesar 92% .
Kebehasilan ini tidak terlepas dari berbagai usaha BPFK Makassar untuk
meningkatkan mutu pelayanan dengan terus menyempurnakan sistem pelayanan dan mutu
pengujian dan kalibrasi seperti penyempurnaan SOP pelayanan, peningkatan efisiensi dan
L A K I P | BPFK Makassar Tahun 2019 | 28
efektivitas sumber daya yang ada, meningkatkan komunikasi dengan pelanggan,
pemanfaatan IT, serta usaha-usaha lainnya. Dengan peningkatan mutu tersebut maka
pelanggan dapat menerima pelayanan BPFK Makassar sesuai dengan ekspektasi mereka
sehingga semua responden yang telah dilakukan survey menyatakan kepuasan atas
pelayanan BPFK Makassar.
3) Pelaksanaan Pengujian Kalibrasi sesuai jadwal
Untuk meningkatkan mutu pelayanan kepada para pelanggan, maka
BPFK Makassar terus berusaha agar Pelaksanaan Pengujian dan Kalibrasi
sesuai dengan jadwal. Untuk tahun 2019 pada indikator ini BPFK Makassar
mencapai angka 94% Pelaksanaan Pengujian Kalibrasi sesuai jadwal. Capaian ini masih di
bawah target yang telah ditetapkan yaitu 100%. Namun demikian Angka ini masih
menunjukkan adanya peningkatan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya dimana
pada tahun 2018 untuk indikator Pelaksanaan Pengujian Kalibrasi sesuai jadwal berhasil
dicapai angka 84%. Peningkatan ini tentunya tidak terlepas dari usaha-usaha BPFK
Makassar terus melakukan improvisasi-improvisasi dalam melayani permintaan pelanggan
di tengah keterbatasan jumlah SDM dan Peralatan Standar yang menjadi mebutuhan
mendesak guna mengatasi semakin meningkatnya jumlah permintaan layanan BPFK
Makassar.
4) Penerbitan Sertifikat/LHU sesuai jadwal
Salah satu indikator mutu pelayanan pengujian dan kalibrasi adalah
Penerbitan Sertifikat/LHU sesuai jadwal. Untuk itu BPFK Makassar selalu
berusaha agar Sertifikat/LHU sebagai output dari layanan pengujian dan
kalibrasi alat kesehatan dapat diterbitkan sesuai jadwal yang telah ditetapkan
sesuai dengan standar waktu minimal yang telah ditetapkan dalam SOP. Namun demikian
akibat keterbatasan SDM yang ada saat ini serta semakin meningkatnya permintaan
layanan pengujian, kalibrasi, dan proteksi radiasi alat kesehatan, maka untuk Tahun 2019
dari target sebesar 85%, yang terealisasi hanya sebanyak 36% Sertifikat/LHU berhasil
diterbitkan sesuai jadwal atau hanya sebesar 43% dari target yang ditetapkan. Capaian ini
juga menunjukkan adanya penurunan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu
sebesar 69%. Jika dibandingkan dengan target jangka menengah maka capaian tahun 2019
ini juga masih di bawah target jangka menengah yaitu sebesar 85%.
Kendala utama belum tercapainya target pada indikator ini adalah keterbatasan SDM
khususnya tenaga teknis pengujian dan kalibrasi alat kesehatan dimana dengan jumlah
permintaan layanan yang terus meningkat dan tidak dibarengi dengan penambahan SDM,
L A K I P | BPFK Makassar Tahun 2019 | 29
maka ketersediaan waktu untuk penyusunan LHU dan Sertifikat tentunya juga akan
semakin terbatas karena sebagian besar waktu petugas teknis akan terpakai untuk
melaksanakan tugas pelayanan di sarana pelayanan kesehatan. Selain itu kondisi dimana
permintaan layanan dari pelanggan yang bertumpuk di triwulan IV juga menyebabkan
kendala dalam menerbitkan laporan dan sertifikat/LHU karena banyaknya permintaan
yang harus dilayani sehingga waktu untuk menyusun laporan menjadi semakin terbatas.
5) Komplain yang ditindaklanjuti
Dalam rangka meningkatkan pelayanan serta kepuasan
pelanggan terhadap pelayanan BPFK Makassar maka BPFK Makassar
terus berusaha untuk selalu responsif terhadap pelanggan, baik
respon terhadap permintaan layanan demikian juga dengan komplain
dari pelanggan atas layanan BPFK Makassar. Untuk itu maka BPFK Makassar terus
berkomitmen untuk selalu menindaklanjuti jika terdapat komplain dari pelanggan BPFK
Makassar baik komplain yang secara langsung disampaikan ke manajemen BPFK Makassar
melalui media-media yang telah disiapkan seperti via email, surat, atau kotak saran,
maupun penyampaian yang disampaikan tidak secara langsung ke manajemen BPFK
Makassar seperti penyampaian secara lisan melalui personil BPFK Makassar (tetap
dianggap sebagai komplain) untuk selanjutnya direkam dan ditindaklanjuti.
Untuk Tahun 2019 seluruh komplain yang diterima (100%) telah ditindaklanjuti.
Seperti halnya pada tahun 2018, semua komplain (100%) juga ditindaklanjuti oleh
manajemen BPFK Makassar. Angka ini diharapkan dapat dipertahankan hingga periode
target jangka menengah dengan target yang sama.
6) Jenis Pelayanan Kalibrasi sesuai Permenkes
Dalam Permenkes No. 54 Tahun 2015 Tentang Pengujian dan
Kalibrasi Alat Kesehatan telah ditetapkan 125 jenis alat kesehatan yang
wajib untuk dikalibrasi. Oleh karena itu BPFK Makassar yang telah
ditetapkan oleh pemerintah sebagai institusi pengujian dan kalibrasi
alat kesehatan juga dituntut agar dapat melayani pengujian dan kalibrasi terhadap 125 jenis
alat yang telah ditetapkan. Untuk dapat melaksanakan pengujian dan kalibrasi terhadap
satu jenis alat kesehatan maka dibutuhkan setidaknya tiga hal yaitu peralatan, SDM, serta
metode pengujian dan kalibrasi.
Sampai dengan tahun 2019 jumlah kemampuan pelayanan BPFK Makassar baru di angka
71% dari 125 jenis alat yang ditetapkan dalam Permenkes. Angka ini masih sama dengan
hasil capaian hingga tahun 2018 dimana angka ini melebihi target yang ditetapkan untuk
L A K I P | BPFK Makassar Tahun 2019 | 30
tahun 2019 yaitu sebesar 70%. Hal ini tidak lepas dari faktor dukungan anggaran untuk
pengadaan alat, dan peningkatan kemampuan SDM serta referensi metode pelaksanaan
pengujian dan kalibrasi alat kesehatan. Pada tahun 2019 telah dialokasikan anggaran untuk
pengadaan alat kalibrasi, yang bertujuan khususnya kepada penambahan jenis alat kalibrasi
sehingga jumlah daftar kemampuan pelayanan yang selama ini belum termasuk ke dalam
daftar kemampuan BPFK Makassar.
7) Jumlah Fasyankes yang dilayani
Dari Aspek Pelayanan Pengujian, Kalibrasi, dan Proteksi Radiasi/Uji
Kesesuaian Alat Kesehatan juga pencapaiannya melebihi target yang telah
ditetapkan. Tahun 2019 BPFK Makassar telah melayani 696 fasilitas
pelayanan kesehatan yang melakukan Pengujian, Kalibrasi, dan Proteksi Radiasi/Uji
Kesesuaian Alat Kesehatan. Angka ini melebihi target yaitu sebanyak 500 fasilitas pelayanan
kesehatan atau 139% dari target, dan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya
sebanyak 558 fasyankes, jumlah ini mengalami peningkatan yaitu sebanyak 138 fasyankes
atau mengalami peningkatan sebesar 25% dari tahun sebelumnya. Adapun grafik realisasi
cakupan pelayanan fasyankes tahun 2015 - 2019 dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Grafik Cakupan Fasilitas Palayanan Kesehatan tahun 2015 - 2019
Tabel Realisasi Cakupan Pelayanan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tahun 2015 - 2019
NO PROPINSI 2015 2016 2017 2018 2019
1 SULAWESI SELATAN 190 193 225 282 281
2 SULAWESI BARAT 5 6 10 37 39
3 SULAWESI TENGGARA 8 9 31 31 54
4 SULAWESI TENGAH 101 91 19 75 128
5 SULAWESI UTARA 13 10 19 20 37
L A K I P | BPFK Makassar Tahun 2019 | 31
NO PROPINSI 2015 2016 2017 2018 2019
6 GORONTALO 26 28 32 30 9
7 MALUKU 4 12 11 8 44
8 MALUKU UTARA 9 17 4 19 30
9 PAPUA 15 16 37 31 49
10 PAPUA BARAT 8 10 9 13 12
11 LUAR WILAYAH KERJA 24 14 22 12 13
JUMLAH 403 408 419 558 696
Tabel Cakupan Fasilitas Palayanan Kesehatan tahun 2015 - 2019 berdasarkan wilayah
Dari tabel di atas terlihat bahwa realisasi cakupan fasyankes seperti tahun-tahun
sebelumnya, tahun 2019 juga masih tetap didominasi oleh fasilitas pelayanan kesehatan
yang terdapat di wilayah propinsi Sulawesi Selatan yaitu sebanyak 281 Fasyankes atau 40%
dari keseluruhan fasyankes yang dilayani. Jumlah ini sedikit mengalami penurunan jika
dibandingkan tahun sebelumnya yang secara keseluruhan sebanayak 282 faskes. Hal ini
tentunya tidak lepas dari kemudahan akses dan jarak jangkauan dari BPFK Makassar serta
besarnya populasi fasyankes yang terdapat di wilayah ini jika dibandingkan dengan wilayah
propinsi lainnya.
Sementara untuk Propinsi Papua, Papua Barat, Maluku, dan Maluku Utara merupakan
wilayah dengan cakupan yang cukup minim. Hal ini menegaskan perlunya dukungan dalam
rangka penguatan UPF Papua agar dapat lebih meningkatkan pelayanannya, terutama
dalam hal kelembagaan UPF Papua agar didorong untuk menjadi satker sendiri.
8) Tingkat Produktifitas Alat yang dikalibrasi
Untuk alat kesehatan yang dikalibrasi/diuji dalam
kurun waktu tahun 2019 adalah sebanyak 26.890 alat.
Angka ini melebihi target yang ditetapkan yaitu sebanyak
10.000 alat atau mencapai angka 269% dari target, dan jika
dibandingkan dengan jumlah alat yang diuji/kalibrasi pada
tahun sebelumnya tercatat mengalami peningkatan sebanyak 6.251 alat dari hanya 20.639
pada tahun 2018 atau meningkat sebanyak 30% dari tahun sebelumnya. Persentase
kenaikan ini juga lebih besar jika dibandingkan dengan persentase kenaikan pada tahun
2018 yaitu hanya 24%. Adapun grafik realisasi pengujian dan kalibrasi alat kesehatan
periode tahun 2015 - 2019 dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
L A K I P | BPFK Makassar Tahun 2019 | 32
Grafik Realisasi Pengujian dan Kalibrasi Alt Kesehatan tahun 2015 - 2019
Adapun realisasi pengujian dan kalibrasi alat kesehatan berdasarkan wilayah
propinsi dalam kurun waktu 2015 - 2019 dapat dilihat pada tabel berikut:
NO PROPINSI 2015 2016 2017 2018 2019
1 SULAWESI SELATAN 6882 7443 8476 9.808 11.197
2 SULAWESI BARAT 607 890 765 1.044 1.186
3 SULAWESI TENGGARA 86 258 500 400 786
4 SULAWESI TENGAH 1505 1745 773 2.113 3.995
5 SULAWESI UTARA 1076 1355 1860 2.096 2.649
6 GORONTALO 642 891 407 729 396
7 MALUKU 374 555 827 296 1.359
8 MALUKU UTARA 170 631 255 895 965
9 PAPUA 607 696 1538 1.661 2.283
10 PAPUA BARAT 508 1117 436 935 742
11 LUAR WILAYAH KERJA 285 211 704 662 1.332
JUMLAH 12.742 15.792 16.541 20.639 26.890
Tabel Realisasi Pengujian dan Kalibrasi Alat Kesehatan tahun 2015 - 2019 berdasarkan wilayah
Dari tabel Realisasi Pengujian dan Kalibrasi Alat Kesehatan di atas terlihat tren
peningkatan realiasi Pengujian dan Kalibrasi Alat Kesehatan dari tahun ke tahun.
Berbanding lurus dengan realisasi cakupan fasillitas pelayanan kesehatan yang diayani,
untuk realisasi Pengujian dan Kalibrasi Alat Kesehatan, jika ditinjau berdasarkan wilayah,
maka Sulawesi Selatan juga menjadi kontributor terbesar terhadap realisasi Pengujian dan
L A K I P | BPFK Makassar Tahun 2019 | 33
Kalibrasi Alat Kesehatan. Dari total 26.890 alat kesehatan yang dikalibrasi dalam kurun
waktu tahun 2019, sebanyak 11.197 alat kesehatan atau 42% dari total keseluruhan alat
kesehatan yang dilakukan pengujian dan kalibrasi adalah alat kesehatan yang berada di
wilayah propinsi Sulawesi Selatan. Sementara untuk Propinsi Papua Barat, Gorontalo, dan
Sulawesi Tenggara merupakan wilayah dengan cakupan yang cukup minim. Oleh karena itu
maka perlu terus dilakukan sosialisasi tentang pengujian dan kalibrasi pada wilayah-
wilayah tersebut dengan harapan realisasi pengujian dan kalibrasi pada wilayah-wilayah
tersebut dapat ditingkatkan.
9) Pekerja radiasi yang termonitor radiasinya
Salah satu layanan unggulan lainnya dari BPFK
Makassar adalah pelayanan Pemantaun Dosis Perorangan
(PDP) melalui TLD (Thermoluminescence Dosimeter).
Dengan layanan ini diharapkan para pekerja radiasi dapat
bekerja dengan aman melalui sistem pemantaun dosis radiasi
yang diperoleh para pekerja radiasi yang dilakukan secara berkala. Selain itu layanan ini
juga menjadi salah satu sumber pemasukan PNBP yang diandalkan oleh BPFK Makassar.
Dalam rangka usaha untuk terus meningkatkan pelayanan PDP maka BPFK Makassar
terhadap para pekerja radiasi di wilayah kerja BPFK Makassar maka dari tahun ke tahun
BPFK Makassar telah menetapkan target Pekerja radiasi yang termonitor radiasinya dimana
pada tahun 2019 ditargetkan sebanyak 800 petugas. Namun BPFK Makassar berhasil
merealisasikan sebanyak 1.453 Pekerja radiasi yang termonitor radiasinya. Ini berarti
realisasi untuk indikator kinerja ini adalah sebesar 182% dari target yang ditetapkan.
Capaian ini juga meningkat 16% jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu
sebanyak 1.248 pekerja radiasi.
Keberhasilan ini tidak lepas dari kegiatan sosialisasi yang terus menerus dilakukan
oleh BPFK Makassar kepada fasilitas pelayanan kesehatan yang memiliki instalasi radiasi
medik untuk terus menjaga keamanan dan keselamatan kerja dengan penggunaan alat
pemantau dosisi radiasi (yang dalam hal ini adalah TLD), disamping semakin bertambahnya
populasi pekerja radiasi yang menjadi konsekuensi dari pertumbuhan sarana pelayanan
kesehatan, serta adanya regulasi yang mewajibkan dilakukannya pemantauan dosis
perorangan terhadap pekerja radiasi.
Adapun pertumbuhan jumlah Pekerja radiasi yang termonitor radiasinya dapat
dilihat pada grafik berikut:
L A K I P | BPFK Makassar Tahun 2019 | 34
Grafik Realisasi pelayanan Pemantaun Dosis Perorangan tahun 2015 - 2019
10) Ruang Lingkup yang Tersertifikasi ISO : 17025
Dalam rangka menjaga mutu layanan serta kepuasan
pelanggan maka BPFK Makassar terus berkomitmen untuk
menerapkan prinsip-prinsip pelayanan prima yang salah satunya
diterjemahkan ke dalam penerapan sistem manajemen mutu yang
diakreditasi atau disertifikasi oleh lembaga penjamin mutu. Oleh karena itu maka BPFK
Makassar terus berusaha meningkatkan jumlah ruang lingkup layanan yang tersertifikasi
dalam hal ini melalui sertifikasi ISO : 17025 dan ISO 9001.
Untuk Tahun 2019 BPFK Makassar menargetkan sebanyak 20 ruang lingkup yang
tersertifikasi ISO : 17025 dan ISO 9001 dan berhasil direalisasikan sebesar 100%. Jumlah
ini meningkat jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya dimana pada tahun 2018 baru
terdapat 19 ruang lingkup yang terakreditasi. Pencapaian ini tidak terlepas dari komitmen
seluruh jajaran BPFK Makassar untuk meningkatkan layanan kepada pelanggan dengan
berusaha terus untuk menjaga mutu layanan melalui sertifikasi terhadap jenis-jenis layanan
yang ada.
11) Jenis Akreditasi KAN
Jumlah Jenis Sertifikasi yang dimaksud adalah jenis pelayanan
yang telah mendapatkan pengesahan oleh KAN terkait dengan kompetensi BPFK Makassar
untuk melaksanakan tugas-tugas penilaian kesesuian tertentu. Sejak tahun 2015 BPFK
Makassar telah memperoleh dua jenis akreditasi KAN yaitu sebagai lembaga penguji dan
lembaga kalibrasi. Hingga target jangka menengah di tahun 2019, BPFK Makassar
menargetkan jumlah jenis yang sama mengingat jenis pelayanan BPFK Makassar yang
L A K I P | BPFK Makassar Tahun 2019 | 35
utama adalah Pengujian dan Kalibrasi Alat Kesehatan. Di samping itu menjaga atau
mempertahankan sertifikasi KAN adalah merupakan salah satu hal yang tidak mudah,
dimana dituntut adanya konsistensi manajemen dan seluruh personil untuk terus
menerapkan sistem manajemen mutu berdasarkan akreditasi KAN.
Untuk indikator Jenis Akreditasi KAN, pada tahun 2019 BPFK Makassar
menargetkan untuk tetap mempertahankan 2 jenis akreditasi dan berhasil direalisasikan
(dipertahankan) 2 jenis akreditasi tersebut, sama dengan tahun sebelumnya.
12) Temuan yang ditindaklanjuti
Dalam rangka menjaga kesesuaian, kecukupan, efektifitas, dan
efisiensi sistem manajemen, maka manajemen BPFK Makassar terus
melakukan monitoring dan evaluasi sistematik yang teratur baik yang
dilaksanakan secara internal atau pihak eksternal untuk mengkaji sistem
manajemen dan penerapannya dalam kegiatan pelayaan pengujian dan/atau kalibrasi.
Diantara kegiatan monitoring dan evaluasi yang dimaksud antara lain adalah kegiatan Audit
internal, kaji ulang manajemen, serta asesmen oleh institusi eksternal seperti KAN,
BAPETEN, dan TUV.
Adapun salah satu output dari monitoring dan evaluasi ini adalah catatan atas
ketidaksesuain yang menjadi temuan berupa tindakan perbaikan dan tindakan pencegahan,
ditambah dengan rekomendasi-rekomendasi peningkatan (improvements).Untuk itu maka
dalam rangka menjaga konsistensi penerapan prinsip-prinsip sistem manajemen yang baik
maka seluruh temuan atau catatan ketidaksesuaian yang muncul dari kegiatan monitoring
dan evaluasi secara eksternal maupun internal harus ditindaklanjuti dengan upaya-upaya
perbaikan atas ketidaksesuaian tersebut oleh manajemen BPFK Makassar.
Untuk tahun 2019 BPFK Makassar menargetkan dan berhasil merealisasikan 100%
atau keseluruhan temuan yang ditindaklanjuti dimana semua catatan ketidaksesuaian yang
menjadi hasil audit, kaji ulang, serta asesmen telah ditindaklanjuti dan diselesaikan sesuai
dengan tenggat waktu yang telah ditetapkan. Angka capaian ini sama dengan tahun
sebelumnya dan tetap menjadi target tahunan pada periode renstra berikutnya.
13) Terlaksananya MOU dengan Fasyankes
MOU yang dimaksud adalah kesepakatan kerjasama antara BPFK
Makassar dengan Pihak Fasyankes dalam hal pelaksanaan pengujian
dan kalibrasi alat kesehatan pada fasyankes. Adanya MOU antara BPFK
Makassar dengan Pihak Fasyankes diharapkan dapat meningkatkan
efektifitas dan efisiensi dalam pelaksanaan pelayanan pengujian dan kalibrasi alat
L A K I P | BPFK Makassar Tahun 2019 | 36
kesehatan. Dimana dengan adanya MOU ini terjalin kesepahaman yang baik antara BPFK
Makassar denga para pelanggan sehingga segala faktor yang dapat menghambat pelayanan
Pengujian dan kalibrasi alat kesehatan dapat diminimaliisir. Untuk itu BPFK Makassar
menargetkan peningkatan jumlah MoU dengan pihak fasyankes terutama dengan
fasyankes-fasyankes yang besar yang memiliki alat kesehatan dalam jumlah yang besar
seperti Rumah-sakit Umum Pusat dan Daerah.
Pada tahun 2019 ditargetkan sebanyak 15 MoU dan berhasil direalisasikan melebihi
target tersebut yaitu sebanyak 26 MoU. Jumlah ini meningkat sebanyak 11 MoU
dibandingkan dengan Realisasi tahun sebelumnya yaitu sebanyak 15 MoU.
14) Tingkat Kelaikan Alat Kesehatan
Salah satu Tujuan Utama dari BPFK Makassar melalui pengujian
dan kalibrasi alat kesehatan adalah tersedianya alat kesehatan yang
aman untuk pemakaian, baik untuk pasien, petugas, maupun terhadap
masyarakat. Untuk itu alat kesehatan yang ada dan dipakai dalam
pelayanan pada fasilitas pelayanan kesehatan harus dipastikan dalam keadaan laik pakai.
Tingkat kelaikan alat kesehatan merupakan salah satu indikator kinerja BPFK
Makassar dimana pada tahun 2019 BPFK Makassar menargetkan tingkat kelaikan alat
kesehatan yang dilakukan pengujian dan kalibrasi sebesar 98% laik pakai. Adapun realisasi
tingkat kelaikan alat kesehatan pada tahun 2019 adalah 98%. Angka ini juga sama dengan
tahun sebelumnya yang juga dapat menjadi salah satu indikator mutu layanan kesehatan
dari segi keamanan alat kesehatan masih tetap dapat dipertahankan. Dari hasil ini juga
tercatat bahwa masih terdapat sekitar 1,2% alat kesehatan yang digunakan pada fasilitas
pelayanan kesehatan masih berada dalam kondisi tidak laik pakai. BPFK Makassar telah
memberikan saran-saran serta rekomendasi yang harus dilakukan oleh pihak fasilitas
pelayanan kesehatan terkait alat-alat yang tidak laik pakai tersebut agar mutu layanan
kesehatan dapat tetap dijaga dan sekaligus mencegah terjadinya hal-hal yang tidak
diinginkan dalam pelaksanaan layanan kesehatan.
15) Terlaksananya Budaya Kerja oleh seluruh Pegawai
Budaya Kerja adalah nilai-nilai yang telah ditetapkan
bersama dan menjadi pedoman dalam rangka menjalankan tugas
dan tanggung jawab masing-masing pegawai. Oleh karena itu
untuk mewujudkan tercapainya cita-cita dan tujuan organisasi
maka BPFK Makassar senantiasa dituntut untuk memastikan bahwa seluruh personil
melaksanakan Budaya Kerja yang dimaksud. Adapaun realisasi pelaksanaan budaya kerja
L A K I P | BPFK Makassar Tahun 2019 | 37
diukur melalui penilaian sasaran kinerja masing-masing personil dimana pada tahun 2019
secara keseluruhan rata-rata capaian SKP adalah sebesar 88%. Angka ini sesuai dengan
target yang telah ditetapkan untuk tahun 2019 yaitu pada angka yang sama sebesar 88%.
Keberhasilan ini tidak terlepas dari usaha dari manajemen BPFK Makassar untuk terus
menerapkan sistem pengawasan dan pembinaan terhadap seluruh personil secara
konsisten. Dimana diharapkan dengan meningkatnya budaya kerja maka kinerja institusi
secara keseluruhan juga dapat terus ditingkatkan.
16) Kompetensi Staff
Semakin meningkatnya perkembangan teknologi
termasuk di bidang kesehatan serta semakin meningkatnya
permintaan layanan pengujian dan kalibrasi dari fasilitas
peayanan kesehatan yang berada dalam wilayah kerja BPFK
Makassar juga semakin menuntut BPFK Makassar untuk terus mengikuti, menyesuaikan
diri, dan merespon kondisi tersebut dengan baik. Oleh karena itu BPFK Makassar harus
memastikan mampu mengikuti kondisi perkembangan teknologi dan permintaan dari
pelanggan.
Salah unsur yang paling penting adalah tersedianya SDM yang memenuhi seluruh
persyaratan minimal standar kompetensi untuk menduduki dan menjalankan tugas dalam
suatu jabatan tertentu. Sebagai usaha untuk menyiapkan SDM yang berkualitas maka BPFK
Makassar terus berusaha untuk meningkatkan kompetensi staff terutama untuk personil
teknis dimana pada tahun 2019 BPFK Makassar menargetkan persentase kompetensi staf
sebesar 55% namun berhasil direalisasikan kompetensi staf sebesar 66%. Angka ini juga
meningkat dibandingkan dengan realisasi tahun 2018 yaitu sebesar 54%. Keberhasilan
peningkatan kompetensi staf ini tidak terlepas dari tercukupinya anggaran yang disediakan
untuk kebutuhan kegiatan-kegiatan pengembangan kompetensi staff. Disamping itu
berjalannya penerapan sistem pelatihan internal serta sharing system untuk personil yang
telah mengikuti pelatihan eksternal turut menunjang meningkatnya pemerataan
kompetensi seluruh personil.
17) Ketepatan Kalibrasi Alat Ukur Standar Sesuai Jadwal
Salah satu syarat untuk memastikan mutu layanan pengujian dan
kalibrasi alat kesehatan yang dilakukan oleh BPFK Makassar adalah
tersedianya alat ukur standar yang andal dan siap pakai serta juga laik
L A K I P | BPFK Makassar Tahun 2019 | 38
untuk digunakan. Untuk itu maka dalam rangka memastikan keandalan alat ukur standar
maka BPFK Makassar juga harus memastikan bahwa alat-alat tersebut dapat dikalibrasi
ulang sesuai jadwal yang telah ditetapkan.
Pada tahun 2019 BPFK Makassar menetapkan target sebesar 40% alat ukur standar
dikalibrasi sesuai jadwal namun yang dapat terealisiasi sebesar 47%. Angka ini juga lebih
tinggi jika dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya yaitu sebesar 13%.
Peningkatan ini dapat dicapai berkat improvisasi-imporvisasi yang dilakukan dalam
menyiasati keterbatasan alat ukur standar yang dimiliki di tengah semakin meningkatnya
layanan pengujian dan kalibrasi alat kesehatan membawa konsekuensi semakin
berkurangnya kesempatan alat ukur standar untuk dikalibrasi karena tingkat pemakaian
alat yang sangat tinggi sehingga alat-alat tersebut selalu dituntut untuk selalu tersedia
untuk pelayanan.
Meski demikian masih terdapat kendala-kendala yang tetap dirasakan cukup
menghambat pencapaian indikator kinerja ini yaitu terbatasnya referensi institusi rujukan
untuk melakukan kalibrasi alat ukur standar. Hal ini menyebabkan beberapa alat ukur
standar yang yang harusnya dikalibrasi terpaksa ditunda pelaksanaannya. Permasalahan
lainnya adalah tinggi biaya kalibrasi alat ukur standar yang disebabkan karena untuk
sejumlah alat ukur standar harus dilakukan kalibrasi di luar negeri dimana biaya
pengirimannya sangat besar serta waktu yang dibutuhkan untuk pelaksanaan kalibrasi
yang lebih lama sehingga dapat menghambat pelayanan.
18) Tingkat Keandalan Alat Ukur Standar
Semakin meningkatnya permintaan layanan pengujian dan
kalibrasi alat kesehatan menuntut BPFK Makassar untuk selalu siap
memberikan pelayanan dan merespon permintaan-permintaan
tersebut. Untuk itu maka BPFK Makasar harus terus memastikan
ketersediaan, kesiapan, dan keandalan segala sumber daya yang dibutuhkan untuk
mendukung pelaksanaan layanan pengujian dan kalibrasi. Salah satu sumber daya utama
yang harus dipastikan kesiapan dan keandalannya adalah alat ukur standar. Seluruh alat
ukur standar yang akan digunakan untuk pelayanan harus dipastikan dalam kondisi yang
dapat diandalkan.
Tingkat Keandalan alat ukur standar yang dimaksud dalam hal ini adalah Persentase
Alat ukur standar yang berada dalam kondisi laik dan siap pakai dibandngkan dengan Alat
Ukur Standar yang ada dimana pada tahun 2019 BPFK Makassar menargetkan Tingkat
Keandalan Alat Ukur Standar sebesar 85% dan berhasil direalisasikan sesuai target di angka
yang sama. Angka ini juga masih nsama dengan realisasi tahun sebelumnya.
L A K I P | BPFK Makassar Tahun 2019 | 39
Salah satu faktor pendukung keberhasilan realisasi tingkat keandalan alat ukur
standar adalah ketersediaan anggaran yang dibutuhkan serta berjalannya sistem
manajemen peralatan dengan baik sehingga seluruh informasi alat ukur standar dapat
dipantau terus keandalannya dengan baik dan diperlakukan sebagaimana mestinya sesuai
dengan SOP yang ada.
19) Terpenuhinya Kebutuhan Alat Ukur Standar
Sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya
bahwa Semakin meningkatnya permintaan layanan
pengujian dan kalibrasi alat kesehatan menuntut BPFK
Makassar untuk selalu siap memberikan pelayanan dan
merespon permintaan-permintaan tersebut. Untuk itu
maka BPFK Makasar harus terus memastikan ketersediaan, kesiapan, dan keandalan segala
sumber daya yang dibutuhkan untuk mendukung pelaksanaan layanan pengujian dan
kalibrasi. Salah satu sumber daya utama yang harus dipastikan adalah terpenuhinya jumlah
alat ukur standar yang memadai untuk pelayanan, dimana telah ditetapkan dalam
peraturan menteri kesehatan sebanyak 125 jenis alat kesehatan ang wajib dilakukan
pengujian dan kalibrasi.
Dari tahun ke tahun BPFK Makassar terus mengusulkan adanya penambahan alat
ukur standar sebagai konsekuensi dari semakin meningkatnya permintaan layanan dan
memnuhi tuntutan pelayanan terhadap seluruh jenis alat kesehatan yang wajib untuk
dikalibrasi seperti yang ditetapkan dalam peraturan menteri kesehatan.
Untuk tahun 2019 BPFK Makassar menargetkan pemenuhan alat ukur standar
sebesar 70% dan berhasil terealisasi melebihi target yaitu sebesar 75%. Hal ini tidak
terlepas dari dukungan anggaran dari Kementerian Kesehatan RI dimana selain anggaran
yang telah tersedia pada DIPA awal Tahun Anggaran 2019, BPFK Makassar juga
mendapatkan anggaran tambahan pada Semester Kedua yang keseluruhannya dialokasikan
untuk pengadaan alat ukur standar dan proses pengadaanya pun dapat berjalan dengan
baik dan tidak mengalami kendala yang berarti sehingga alat ukur standar yang dibutuhkan
dapat terpenuhi sesuai harapan.
20) Terpenuhinya Kebutuhan Sistem IT
Dalam rangka usaha meningkatkan efektifitas dan efisiensi
pelayanan sebagai usaha untuk meningkatkan kinerja institusi, maka
BPFK Makassar terus berupaya untuk melakukan inovasi-inovasi serta
L A K I P | BPFK Makassar Tahun 2019 | 40
improvisasi dalam rangka kelancaran dan peningkatan mutu pelayanan. Salah satu usaha
tersebut adalah penggunaan sistem informasi dan teknologi dalam menajemen sistem
pelayanan. Untuk itu pada tahun 2019 BPFK Makassar menargetkan terpenuhinya sistem IT
sebesar 100%. Target ini berhasil direalisasikan dengan angka yang sama yaitu 100% yang
meningkat dibandingkan tahun 2018 yang berada di angka 80%. Keberhasilan ini tidak
lepas dari tersedianya anggaran untk pengadaan sistem informasi dan teknologi sesuai
dengan yang telah diusulkan dan direncanakan sebelumnya.
B. REALISASI ANGGARAN
Berdasarkan DIPA Tahun Anggaran 2019 BPFK Makassar memperoleh
sumber daya anggaran sebesar Rp.35.783.419.000,- yang bersumber dari
Rupiah Murni dan PNBP. Dari Total anggaran tersebut hingga akhir tahun
2019 besaran anggaran yang terealisasi adalah sebesar 69,64% atau sebesar Rp.
24.921.248.168,-. Besaran persentase realisasi keuangan ini mengalami penurunan jika
dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pada tahun anggaran 2018 dari alokasi anggaran
sebesar Rp. 23.786.649.000,-, berhasil direalisasikan sebesar Rp. 19.916.499.949,- atau sekitar
83,73%. Menurunnya persentase realisasi anggaran pada tahun 2019 disebabkan tidak
terlaksananya sejumlah kegiatan karena adanya kendala pada masing-masing kegiatan yang
salah satunya pengadaan Lahan kantor UPF Papua dengan Pagu Anggaran sebesar Rp.
8.246.533.000 atau sebesar 23% dari keseluruhan Total PAGU.
Gambaran realisasi keuangan dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
No URAIAN TAHUN 2019 Realisasi TA
2018 Anggaran Realisasi %
1 PENDAPATAN
Penerimaan Negara Bukan Pajak
4.000.000.000 5.882.571.608 147% 4.448.026.000
JUMLAH
PENDAPATAN 4.000.000.000 5.882.571.608 147% 4.448.026.000
2 BELANJA
Belanja Pegawai 9.029.549.000 8.938.160.903 98,99% 8.364.045.161
Belanja Barang 10.182.967.000 7.719.793.815 75,81% 7.424.852.173
Belanja Modal 16.570.903.000 8.263.293.450 49,87% 4.140.536.220
JUMLAH BELANJA 35.783.419.000 24.921.248.168 69,64% 19.916.499.949
Dari tabel di atas terlihat bahwa kontribusi realisasi jenis belanja terbaik dalam hal
persentase realisasi adalah pada belanja pegawai dimana dari alokasi anggaran sebesar Rp.
9.029.549.000,- pada tahun 2019, terealisasi sebesar 98,99% dari anggaran atau sebesar Rp.
L A K I P | BPFK Makassar Tahun 2019 | 41
8.938.160.903,-. Sementara yang terendah penyerapannya adalah Belanja Modal dengan realisasi
sebesar 49,87% atau sebesar Rp. 8.263.293.450,- dari Alokasi anggaran sebesar Rp.
16.570.903.000,-.
Untuk realisasi keuangan berdasarkan masing-masing output dapat dilihat pada
tabel di bawah ini:
KODE/PROGRAM/KEGIATAN/OUTPUT/SUB OUTPUT/KOMPONEN
ALOKASI ANGGARAN
REALISASI KEUANGAN
Rp %
Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada Program Pembinaan Pelayanan Kesehatan
35.783.419.000 19.929.433.554 69,64%
2094.506 Gedung Layanan 8.246.533.000 274.650.700 3,33%
2094.508 Alat Kesehatan 8.037.570.000 7.725.927.100 96,12%
2094.510 Layanan operasional UPT Non BLU 2.430.285.000 1.535.889.450 63,20%
2094.951 Layanan Sarana dan Prasarana Internal 2.980.245.000 2.416.136.404 81,07%
2094.994 Layanan Perkantoran 14.088.786.000 12.985.673.617 92,17%
Dari tabel tersebut diatas terdapat output yang masih rendah penyerapannya yaitu
Gedung Layanan dimana dari total pagu sebesar Rp. 8.246.533.000 yang terealisasi hanya
sebesar Rp. 274.650.700 atau sebesar 3,33%. Hal ini disebabkan karena adanya kendala dalam
pengadaan lahan untuk kantor UPF PFK Papua sehingga pengadaan lahan tersebut tidak dapat
terlaksana hingga akhir masa tahun anggaran 2019.
C. ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN SUMBER DAYA
Salah satu indikator keberhasilan pelaksanaan manajemen suatu instansi adalah
terlaksananyaefisiensi segala sumber daya yang dimilki dalam pelaksanaan tupoksinya. Untuk
itu BPFK Makassar terus berupaya melakukan berbagi upaya dan terobosan-terobosan dalam
rangka tercapainya efisiensi sumberdaya, baik dari segi SDM, Anggaran, maupun sarana dan
prasarana. Beberapa upaya tersebut di antaranya:
1. Efisiensi Sumber Daya Anggaran, dengan upaya-upaya antara lain dengan upaya Efisiensi
dalam pelaksanaan pengadaan barang dan jasa dengan menjalankan proses pengadaan
melalui e-catalog yang harganya lebih murah serta dengan memaksimalkan proses
negosiasi dalam proses pemilihan penyedia barang dan jasa.
2. Efisiensi Sumber Daya Manusia, dilaksanakan dengan upaya antara lain melakukan review
SOP pelayanan pengujian dan kalibrasi untuk memaksimalkan waktu pelayanan dan waktu
penugasan SDM sehingga dapat mengurangi volume antrian pelayanan. Selain itu juga
terdapat upaya memaksimalkan Teknologi dan Informasi dengan cara pengadaan Sistem
L A K I P | BPFK Makassar Tahun 2019 | 42
Informasi Pelayanan yang diharapkan dapat meminimalisasi penggunaan SDM dan efisiensi
waktu penanganan permintaan pelayanan.
3. Efisiensi Sarana dan Prasarana, dilaksanakan dengan upaya berupa penerapan Sistem
BERHIAS (GERAKAN KANTOR BERBUDAYA HIJAU DAN SEHAT) dengan berusaha
semaksimal mungkin melakukan efisiensi-efisensi dalam hal penggunaan energi dan air,
pengelolaan kearsipan, keselamatan dan kesehatan kerja serta konsep 5R ringkas, rapi,
resik, rawat dan rajin
L A K I P | BPFK Makassar Tahun 2019 | 43
PEENNUUTTUUPP
aporan akuntabilitas Kinerja Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan Makassar
merupakan pertanggung jawaban atas pelaksanaan kegiatan yang menjadi tugas
pokok dan fungsi, maupun pengelolaan sumber daya yang ada dan dalam wewenangnya.
Alokasi anggaran yang tersedia dalam Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Balai
Pengamanan Fasilitas Kesehatan Makassar Tahun Anggaran 2019 sebesar Rp. 35.783.419.000,-.
Adapun realisasi sampai dengan akhir Tahun Anggaran 2019 adalah sebesar Rp. Rp.
24.921.248.168,- atau sebesar 69,64%.
Sementara dari segi pelayanan untuk tahun 2019 untuk semua indikator dapat terealisasi
melampaui target yang telah ditetapkan, dimana BPFK Makassar telah melayani 696 fasyankes
yang melakukan Pengujian dan Kalibrasi Alat Kesehatan dengan realisasi sebanyak 26.890 alat
kesehatan. Dalam kurun waktu 2019 juga BPFK Makassar telah melayani 1.248 personil dari
IRM yang melakukan pemantauan dosis perorangan yang berasal dari 190 IRM (Instalasi
Radiognostik Medik). Keseluruhan indikator tersebut juga mengalami peningkatan jika
dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya.
Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan Makassar sebagai unit pelaksana teknis di
lingkungan Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan, dengan berbagai
upaya telah dapat melaksanakan kegiatan-kegiatan berdasarkan tugas pokok dan fungsinya,
namun demikian masih adanya kendala dengan adanya kegiatan belum terealisasi 100%.
Kendala dan kekurangan tersebut akan diperbaiki pada tahun berikutnya dengan terus
melakukan evaluasi terhadap capaian-capaian serta kendala-kendalanya demi peningkatan
kinerja satker di masa mendatang.
LL
BAB -Iv-
Lampiran-lampiran
LLaa mm pp ii rr aa nn -- LLaa mm pp ii rr aa nn
Lampiran-lampiran
Lampiran: Perjanjian Kinerja 2019
Lampiran-lampiran
Lampiran-lampiran
Lampiran-lampiran
Lampiran: Rencana Kerja Tahun 2019
Lampiran-lampiran
Lampiran: Rencana Strategis
NO PERSPEKTIF SASARAN
STRATEGIS KPI SATUAN
BASE LINE
2015 2016 2017 2018 2019
1 Perspektif Financial
Terwujudnya Efisiensi
Peningkatan PNBP Miliar
Rupiah 2,1M 2M 2,5M 3M 3,5M 4M
2 Perspektif Stakeholder
Terwujudnya Kepuasan Pelanggan
Tingkat Kepuasan Pelanggan
Persentase 80 83 85 87 90 92
3 Perspektif Proses Bisnis Internal
Terwujudnya Pelayanan Prima
Pelaksanaan Pengujian Kalibrasi sesuai jadwal
Persentase 75 80 85 90 95 100
Penerbitan Sertifikat/ LHU sesuai jadwal
Persentase 69 72 75 77 80 85
Komplain yang ditindaklanjuti
Persentase 100 100 100 100 100 100
Terwujudnya Peningkatan Cakupan Pelayanan
Jenis Pelayanan Kalibrasi sesuai Permenkes
Jenis Pelayanan
58 60 63 65 67 70
Jumlah Fasyankes yang dilayani
Jml Fasyankes
240 300 350 400 450 500
Tingkat Produktifitas Alat yang dikalibrasi
Jml Alat 8550 9000 9250 9500 9750 10000
Pekerja radiasi yang termonitor radiasinya
Jml Petugas 581 600 650 700 750 800
Terwujudnya Standardisasi Laboratorium
Ruang Lingkup yg Tersertifikasi ISO : 17025
Jml Ruang Lingkup
11 14 15 16 18 20
Jenis Akreditasi KAN Jenis
Akreditasi 2 2 2 2 2 2
Temuan yang ditindaklanjuti
Persentase 100 100 100 100 100 100
Terwujudnya Jejaring dan Kemitraan
Terlaksananya MOU dengan Fasyankes
Jml MOU 3 5 7 10 12 15
Terwujudnya Keamanan Fasilitas Kesehatan
Tingkat Kelaikan Alkes Persentase 97 97 97 98 98 98
4
Perspektif Pengembangan Personil dan Organisasi
Terwujudnya Budaya Kerja
Terlaksananya Budaya Kerja oleh seluruh Pegawai
Persentase 83 84 85 86 87 88
Terwujudnya Peningkatan Kompetensi
Kompetensi Staff Persentase 50 51 52 53 54 55
Terwujudnya Peningkatan Keandalan Sarpras
Ketepatan Kalibrasi Alat Ukur Standar Sesuai Jadwal
Persentase 15 20 25 30 35 40
Tingkat Keandalan Alat Ukur Standar
Persentase 70 75 78 80 83 85
Terpenuhinya Kebutuhan Alat Ukur Standar
Persentase 58 60 63 65 67 70
Terwujudnya Sistem IT
Terpenuhinya Kebutuhan Sistem IT
Persentase 5 20 40 60 80 100
Lampiran-lampiran
Lampiran: Laporan Pelaksanaan Kegiatan
Lampiran-lampiran
Lampiran-lampiran
BBPPFFKKmmaakkaassssaarr
CAPTURED
Kegiatan Pengujian Sarana dan Prasarana RS
Kalibrasi Alat Kesehatan
Kalibrasi Alat Kesehatan