LAKIP BPFK MEDAN · LAKIP BPFK MEDAN 2017 II mengkomunikasikan hal-hal riil dan obyektif yang pada...
Transcript of LAKIP BPFK MEDAN · LAKIP BPFK MEDAN 2017 II mengkomunikasikan hal-hal riil dan obyektif yang pada...
LAKIP BPFK MEDAN T.A 2017
Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan
Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia
Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) Medan
Jl. KH. Wahid Hasyim No. 15, Medan, Sumatera Utara
Tel 061-4533162
Fax 061-4564958
www.bpfkmedan.or.id
LAKIP BPFK MEDAN 2017 I
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas karunia dan hidayah-Nya,
sehingga Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Balai Pengamanan
Fasilitas Kesehatan (BPFK) Medan tahun 2016 dapat diselesaikan.
LAKIP BPFK Medan tahun 2017 ini disusun dalam rangka memenuhi Instruksi
Presiden Nomor 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
Penyusunan LAKIP BPFK Medan merupakan wujud pertanggungjawaban atas
pelaksanaan tugas dan fungsi yang dibebankan kepada BPFK Medan selama kurun
waktu 2016 dengan 7 Wilayah Kerja yaitu Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat,
Riau, Kepulauan Riau, Jambi dan Bengkulu. Selain itu, laporan ini disusun sebagai
sarana pengendalian dan penilaian kinerja dalam rangka mewujudkan
penyelenggaraan instansi pemerintah yang baik dan bersih (Good Corporate and Clean
Government).
LAKIP BPFK Medan disusun mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Sipil Negara dan Reformasi Birokrasi No. 53 tahun 2014, tentang petunjuk
teknis perjanjian kinerja. Pelaporan kinerja dan tata cara reviu atas Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah.
Penyusunan pertanggungjawaban pelaksanaan seluruh kegiatan Balai
Pengamanan Fasilitas kesehatan (BPFK) Medan mengacu kepada Tugas Pokok dan
Fungsi Organiasi dan Tata Kerja sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI No.
2351/Menkes/Per/2011 tentang Perubahan Peraturan Menteri tentang Perubahan
Peraturan Menteri Kesehatan No.530/Menkes/Per/IV/2007 tanggal, 27 April 2007 yang
dijabarkan dalam Rencana Strategis, kemudian dirangkum menjadi Laporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) yang umumnya memuat gambaran
secara garis besar tentang pelaksanaan seluruh kegiatan program Balai Pengamanan
Fasilitas Kesehatan (BPFK) Medan dengan dukungan Anggaran DIPA Tahun 2017.
Laporan Akuntabilitas Kinerja ini, diharapkan sebagai salah satu cara evaluasi
yang obyektif, efisien dan efektif dimana dapat memberikan informasi serta
LAKIP BPFK MEDAN 2017 II
mengkomunikasikan hal-hal riil dan obyektif yang pada akhirnya dapat mendukung
program kerja Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan.
Dengan segala kekurangan dan keterbatasan yang ada diharapkan masukan
dan saran guna perbaikan dalam kinerja maupun dalam penyusunan laporan ini
dimasa mendatang.
Demikian, semoga bermanfaat.
Medan, Januari 2018 Kepala,
Khairul Bahri, ST NIP.196803121993031002
LAKIP BPFK MEDAN 2017 III
RINGKASAN EKSEKUTIF
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) ini merupakan garis
besar dari rencana kinerja dan pencapaian kinerja Balai Pengamanan Fasilitas
Kesehatan (BPFK) Medan selama tahun 2017. Laporan Akuntabilitas Kinerja Balai
berfungsi sebagai sarana mempertanggungjawabkan kinerja BPFK Medan kepada
Dirjen Pelayanan Kesehatan atas pelaksanaan kegiatan dan penyerapan DIPA tahun
2017, sehingga dapat memberikan gambaran umum tentang pencapaian
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi BPFK Medan untuk perbaikan dan peningkatan
kinerja secara berkelanjutan dalam Program Pembinaan Pelayanan Kesehatan.
Pengukuran terhadap berbagai indikator yang telah ditetapkan BPFK Medan
selama tahun 2017 memberikan hasil yang beragam, sebagaian besar indikator telah
mencapai bahkan melebihi dari target yang ditetapkan. Secara keseluruhan,
pencapaian indikator yang telah ditetapkan selama tahun 2017 adalah sebagai
berikut:
Kegiatan Target Realisasi Capaian
Survei Kepuasan Pelanggan 60% 76,2%
Memenuhi
Target
Negosiasi Pelayanan 78% 80%
Memenuhi
Target
Penambahan ruang lingkup 105 102
Tidak
Memenuhi
Target
Akreditasi pelayanan 80% 40%
Tidak
Memenuhi
Target
Pelayanan Kalibrasi
Puskesmas daerah tertinggal
dan kepulauan terluar
4 7
Memenuhi
Target
Kontrak kerja sama dengan
RS vertikal dan RS Rujukan 3 3
Memenuhi Target
Kaji Ulang Manajemen 2 2 Memenuhi Target
LAKIP BPFK MEDAN 2017 IV
Fasyankes yang mendapat
pelayanan kalibrasi 263 239
Tidak
Memenuhi
Target
Fasyankes yang mendapat
pelayanan Uji Kesesuaian 73 93
Memenuhi
Target
Fasyankes yang mendapat
pelayanan pengukuran dosis
perorangan
Film
Badge 166 154
Tidak
Memenuhi
Target
TLD 61 96 Memenuhi
Target
Pembuatan Sistem Informasi
Pelayanan Pelanggan 1 1
Memenuhi Target
Tercapainya tingkat penilaian
SKP 100% 100%
Memenuhi Target
Peningkatan kemampuan
Teknis SDM 3 7
Memenuhi
Target
Jumlah Capaian Pengadaan Sarana Prasarana:
Alat Kalibrator 90 85
Tidak
Memenuhi
Target
Capaian PNBP 2.004.215.000 4.422.066.000 Memenuhi
Target
Jumlah alat dilayani
Kalibrasi 14.500 18.121 Memenuhi
Target
UK 154 218 Memenuhi Target
Personil FB 987 887 Memenuhi Target
Personil TLD 649 700 Memenuhi Target
Realisasi Anggaran tercapai 90%-100% 87%
Tidak
Memenuhi
Target
LAKIP BPFK MEDAN 2017 V
Realisasi anggaran Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) Medan
tahun 2017 adalah sebesar Rp. 25.309.870.063,- atau mencapai 87,07 % dari PAGU
DIPA sebesar 29.067.918.000,. Realisasi pendapatan BPFK Medan Tahun 2017
melebihi dari target yang telah ditetapkan. Realisasi pendapatan BPFK Medan Tahun
2017 sebesar Rp. 4.422.066.000,- atau 220,64 % yang pencapaiannya melebihi dari
targetnya sebesar Rp. 2.004.215.000..
Dengan demikian, dari uraian tersebut Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan
Medan telah melaksanakan tugas dan fungsi serta merealisasikan kegiatan berikut
program serta rencana aksi dengan dukungan DIPA tahun 2017 sesuai dengan
ketentuan dan peraturan yang berlaku.
DAFTAR ISI
BAB I: PENDAHULUAN ...................................................................................................1
A. Latar Belakang ...................................................................................................1
B. Maksud dan Tujuan ............................................................................................2
C. Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi ..................................................3
I. Tugas Pokok ................................................................................................3
II. Fungsi ...................................................................................................3
III. Struktur Organisasi.....................................................................................4
D. Sistematika Penulisan ........................................................................................6
BAB II: PERENCANAAN KINERJA ....................................................................................7
A. Perjanjian Kinerja ...............................................................................................9
B. Strategi Pelaksanaan Perjanjian Kinerja ...........................................................10
BAB III: AKUNTABILITAS KINERJA ..................................................................................12
A. Pengukuran dan Analisa Pencapaian Kinerja ...................................................12
I. Indikator Kinerja Indeks Survei Kepuasan Pelanggan ...............................15
II. Indikator Kinerja Tingkat Kecepatan Antrian ..............................................25
III. Indikator Kinerja Tercapainya 110 jenis pelayanan...................................26
IV. Indikator Kinerja Tercapainya lingkup pelayanan terakreditasi ................27
V. Indikator Kinerja Membina Kemitraan dengan Dinas Kesehatan di Propinsi,
Kabupaten/Kota dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan ................................28
VI. Indikator Kinerja Kontrak otomatis dengan fasilitas pelayanan
kesehatan ...................................................................................................29
VII. Indikator Kinerja Tercapainya Perencanaan, Monitoring dan Evaluasi
(PME) sesuai standard ...............................................................................30
VIII. Indikator Kinerja Respon terhadap keluhan pelanggan ......................... 32
IX. Indikator Kinerja Terpenuhinya pelayanan pengujian, kalibrasi dan
pembacaan dosis perorangan ....................................................................33
X. Indikator Kinerja Tercapainya Tingkat Penilaian SKP ...............................35
XI. Indikator Kinerja Tercapainya Rasio SDM berkinerja produktif ................35
XII. Indikator Kinerja Bertambahnya jenis dan jumlah peralatan uji kesesuaian
dan kalibrasi yang tertelusur .......................................................................36
XIII. Indikator Kinerja Sasaran Keuangan.......................................................38
B. Realisasi Anggaran dan BMN ............................................................................44
BAB IV: PENUTUP ...................................................................................................55
LAKIP BPFK MEDAN 2017 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Menurut undang-undang nomor 28 tahun 1999 tentang penyelenggaraan negara
yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme, disebutkan bahwa salah
satu asas umum penyelenggaraan negara adalah asas akuntabilitas. Asas
akuntabilitas adalah asas yang menentukan bahwa setiap hasil akhir dari kegiatan
penyelenggaraan negara harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat
atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Dalam rangka pembangunan good governance, kebijakan umum pemerintah
adalah ingin menjalankan pemerintahan yang berorientasi pada hasil (result oriented
government). Orientasi pada input terutama uang seperti yang selama ini dijalankan
hendaknya ditinggalkan. Pemerintahan yang berorientasi pada hasil pertama-tama
akan fokus pada kepentingan masyarakat berupa upaya untuk menghasilkan output
dan outcome yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Output merupakan hasil langsung dari program-program atau kegiatan yang
dijalankan pemerintah dan dapat berwujud sarana, barang dan jasa pelayanan
kepada masyarakat. Sedangkan outcome adalah berfungsinya sarana barang/jasa
tersebut sehingga memberi manfaat kepada masyarakat. Output dan outcome inilah
yang selayaknya dipandang sebagai kinerja, bukan kemampuan menyerap anggaran
seperti persepsi yang ada selama ini, namun demikian uang tetap merupakan faktor
penting untuk mencapai kinerja baik output maupun outcome.
Sehubungan dengan itu maka sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah
yang telah dibangun dalam rangka mewujudkan good governance dan sekaligus
result oriented government perlu terus dikembangkan dan informasi kinerjanya
diintegrasikan kedalam sistem penganggaran dan pelaporan sesuai dengan amanat
undang-undang nomor 17 tahun 2003 tentang keuangan negara dan undang-undang
nomor 1 tahun 2004 tentang perbendaharaan negara serta berbagai peraturan
perundangan dibawahnya. Dengan demikian kedepan anggaran negara menjadi
anggaran berbasis kinerja atau dengan kata lain dihitung dan disusun berdasarkan
output dan outcome yang diinginkan. Dengan anggaran berbasis kinerja akan dapat
LAKIP BPFK MEDAN 2017 2
dilakukan penelusuran realisasi anggaran dengan capaian kinerjanya, hal ini akan
memudahkan evaluasi untuk mengetahui cost efficiency dan cost effectivenes
anggaran instansi sekaligus memudahkan pencegahan dan deteksi kebocoran
anggaran.
Sebagai instansi pemerintah dibawah Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan
Medan (BPFK) Medan berkewajiban untuk mempertanggungjawabkan tugas pokok
dan fungsinya. Kewajiban tersebut dijabarkan dengan menyiapkan, menyusun dan
menyampaikan laporan capaian kinerjanya. Penyampaian laporan kinerja atau
LAKIP dimaksudkan untuk mengevaluasi capaian kegiatan selama satu tahun yang
dibandingkan dengan target kinerja yang sudah direncanakan direnstra. Dalam
LAKIP dijabarkan seluruh kegiatan yang sudah dilakukan baik keberhasilan maupun
kegagalan yang kemudian dilakukan perbaikan agar lebih produktif, efektif dan
efisien baik dari segi perencanaan, pengorganisasian, pengelolaan keuangan dan
pelayanan.
B. MAKSUD DAN TUJUAN
Laporan Akuntabilitas Kinerja Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan Medan ini
disusun berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014
tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu
Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Balai Pengamanan Fasilitas
Kesehatan Medan merupakan rangkuman pertanggung jawaban secara tertulis
dalam melakukan proses evaluasi kinerja yang memuat keberhasilan maupun
kegagalan dalam pencapaian kinerja selama melaksanakan kegiatan tahun
anggaran 2016 yang wajib dipertanggung jawabkan atas pelaksanaan kegiatan yang
menjadi tugas pokok dan fungsi, maupun pengelolaan sumber daya yang ada dan
dalam wewenangnya.
Adapun tujuannya adalah :
LAKIP BPFK MEDAN 2017 3
1. Memberikan informasi mengenai perencanaan, pengukuran, pelaporan dan
evaluasi kinerja Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan Medan selama tahun
2017;
2. Sebagai bahan evaluasi terhadap kinerja Balai Pengamanan Fasilitas
Kesehatan Medan pada tahun 2017 untuk kemudian diharapkan dapat
diperolah masukan dalam rangka memperbaiki kinerja Balai Pengamanan
Fasilitas Kesehatan Medan;
3. Untuk mendorong penerapan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(SAKIP) di Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan Medan sehingga tercipta
akuntabilitas kinerja instansi pemerintah sebagai salah satu prasyarat
terciptanya pemerintahan yang baik dan terpercaya.
C. TUGAS POKOK, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI
I. Tugas Pokok
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No.
2351/Menkes/Per/2011 tentang Perubahan Peraturan Menteri Kesehatan
No.530/Menkes/Per/IV/2007 tanggal, 27 April 2007 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan tugas Pokok Balai
Pengamanan Fasilitas Kesehatan Medan yaitu melaksanakan pengamanan
fasilitas kesehatan meliputi sarana, prasarana dan peralatan kesehatan
melalui pengujian, kalibrasi dan proteksi radiasi dilingkungan pemerintah
maupun swasta.
II. Fungsi
Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan Medan mempunyai fungsi.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Balai Pengamanan
Fasilitas Kesehatan Medan menyelenggarakan fungsi:
a. Pengujian dan kalibrasi alat kesehatan;
b. Pengujian dan kalibrasi sarana dan prasarana kesehatan;
c. Pengamanan dan pengukuran paparan radiasi;
d. Pelayanan monitoring dosis radiasi personal;
e. Pengukuran luaran radiasi terapi;
LAKIP BPFK MEDAN 2017 4
f. Pengendalian mutu dan pengembangan teknologi pengamanan fasilitas
kesehatan;
g. Pelaksanaan kegiatan monitoring dan evaluasi pengujian, kalibrasi,
proteksi radiasi, sarana dan prasarana kesehatan;
h. Pelaksanaan jejaring kerja dan kemitraan;
i. Pelaksanaan bimbingan teknis dibidang pengamanan fasilitas kesehatan;
j. Pelaksanaan ketatausahaan.
III. Struktur Organisasi
Susunan organisasi Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan Medan
berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 2351/Menkes/Per/2011
tentang Perubahan Peraturan Menteri Kesehatan
No.530/Menkes/Per/IV/2007 tanggal, 27 April 2007 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan sebagai berikut :
a. Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan Medan dipimpin oleh kepala
balai;
b. Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan
ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, rumah tangga dan
perlengkapan;
c. Seksi Pelayanan Teknis mempunyai tugas melakukan penyiapan
koordinasi perencanaan, pelaksanaan pelayanan pengujian dan kalibrasi
alat kesehatan, sarana dan prasarana kesehatan, pengamanan dan
pengukuran paparan radiasi, pelayanan monitoring dosis radiasi personal
dan pengukuran luaran radiasi serta jejaring kerja dan kemitraan di
bidang pengamanan fasilitas kesehatan;
d. Seksi Tata Operasional mempunyai tugas melakukan penyiapan
koordinasi perencanaan, pengendalian mutu dan pengembangan
teknologi pengamanan fasilitas kesehatan, monitoring dan evaluasi
pengujian, kalibrasi, proteksi radiasi, sarana dan prasarana kesehatan
serta bimbingan teknis di bidang pengamanan fasilitas kesehatan;
LAKIP BPFK MEDAN 2017 5
e. Kepala Instalasi mempunyai tugas mengkoordinasikan dan bertanggung
jawab pada penyelenggaraan kegiatan dan fasilitas pelayanan pada
instalasi;
f. Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan
sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Adapun struktur organisasi Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan
Medan adalah sebagai berikut :
Gambar 1 Struktur Organisasi
Sub Bagian Tata Usaha
Seksi Tata
Operasional
Seksi Tata
Operasional
Kelompok
Jabatan
Fungsional
Instalasi
Instalasi
Pengukuran
Dosis
Perorangan
Instalasi Alat
Ukur Radiasi
Instalasi Uji
Kesesuaian dan Paparan
Radiasi
Instalasi Kalibrasi
Kepala
BPFK Medan
LAKIP BPFK MEDAN 2017 6
D. SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penulisan Laporan Akuntabilitas Kinerja Balai Pengamanan
Fasilitas Kesehatan (BPFK) Medan Tahun 2017 adalah sebagai berikut :
Kata Pengantar
Ikhtisar Eksekutif
Daftar Isi
Daftar tabel
BAB I. Pendahuluan
Dalam Bab I menjelaskan tentang latar belakang penulisan laporan, gambaran
umum organisasi, serta sistematika penulisan pelaporan.
BAB II. Perencanaan Kinerja
Dalam Bab II dijelaskan mengenai rencana strategi dan rencana kinerja. Pada bab
ini juga disampaikan tujuan, sasaran, strategi, program dan kegiatan serta indikator
kinerja yang akan dilaksanakan tahun 2016 dalam rangka pencapaian visi dan misi
BPFK Medan.
BAB III. Akuntabilitas Kinerja
Dalam Bab III diuraikan pengukuran kinerja, sumber daya manusia dan
sumber daya anggaran yang menggambarkan kekuatan yang dimiliki, evaluasi dan
analisis akuntabilitas kinerja, termasuk di dalamnya menguraikan secara sistematis
keberhasilan dan kegagalan, hambatan/kendala dan permasalahan yang dihadapi
serta langkah-langkah antisipatif dan perbaikan yang akan diambil.
BAB IV. Penutup
Dalam Bab IV mengemukakan simpulan menyeluruh dalam pencapaian kinerja
BPFK Medan serta rekomendasi yang dibutuhkan untuk perbaikan kinerja dimasa
datang.
Lampiran-lampiran
LAKIP BPFK MEDAN 2017 7
Misi BPFK Medan adalah :
1. Meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan Laboratorium BPFK Medan
2. Meningkatkan kemampuan, ketrampilan dan pengetahuan staf BPFK Medan
3. Meningkatkan Fasilitas Sarana dan Prasarana Laboratorium BPFK Medan
4. Mewujudkan pelayanan Laboratorium BPFK Medan yang terakreditasi
5. Meningkatkan kesejahteraan pegawai serta memelihara kesehatan dan
keselamatan kerja pegawai BPFK Medan
6. Memberikan pelayanan pengujian/kalibrasi fasilitas kesehatan yang berstandar
nasional
7. Memberikan pelayanan pengujian/kalibrasi fasilitas kesehatan yang
menjangkau seluruh Fasyankes
8. Mewujudkan tata kelola organisasi yang bersih, baik dan bertanggung jawab.
VISI BPFK MEDAN :
”Menjadi institusi pelayanan pengujian, kalibrasi peralatan kesehatan dan
proteksi radiasi sesuai standar mutu nasional “
BAB II
PERENCANAAN KINERJA
Dalam rangka memberikan arah pandang kedepan terkait dengan kinerja
dan peranan BPFK Medan serta untuk memberikan gambaran tentang kondisi masa
depan yang ingin dicapai oleh BPFK Medan maka diperlukan visi yang mencerminkan
keadaan yang ingin dicapai pada akhir periode perencanaan.BPFK Medan telah
menetapkan visinya yaitu:
Sejalan dengan visi BPFK Medan maka diperlukan rumusan mengenai upaya-
upaya yang akan dilaksanan untuk mewujudkan visi yang akan dicapai BPFK
Medan. Adapun misi BPFK Medan adalah:
LAKIP BPFK MEDAN 2017 8
Tujuan merupakan kondisi yang ingin diwujudkan oleh BPFK Medan yang
selaras dengan visi dan misi yang telah ditetapkan, tujuan BPFK Medan dirumuskan
sebagai berikut:
a. Meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan laboratorium BPFK Medan;
b. Meningkatkan Kemampuan, ketrampilan dan pengetahuan staf BPFK Medan;
c. Meningkatkan Fasilitas sarana dan prasarana Laboratorium BPFK Medan;
d. Meningkatkan motivasi, koordinasi, kerjasama serta disiplin kerja staf
Laboratorium BPFK Medan;
e. Mewujudkan Pelayanan Laboratorium BPFK Medan yang terakreditasi;
f. Meningkatkan kesejahteraan pegawai serta memelihara kesehatan dan
keselamatan kerja pegawai BPFK Medan.
Berdasar perumusan tujuan BPFK Medan diatas, maka dirumuskan lebih lanjut
mengenai sasaran strategis dalam rangka mewujudkan visi dan misi organisasi, yaitu:
1. Terwujudnya Kepuasan Pelanggan;
2. Terwujudnya Pelayanan Pengujian/Kalibrasi Standar Nasional;
3. Terbinanya Kemitraan dengan Pelanggan;
4. Terwujudnya Proses Bisnis yang Baik;
5. Terwujudnya Pelayanan MANTAP;
6. Terwujudnya budaya kerja;
7. Terwujudnya Kompetensi SDM;
8. Terpenuhinya Sarana dan Prasarana;
9. Tingkat Pencapaian PNBP;
10. Penilaian kewajaran.
Dalam rangka meraih visi dan misi BPFK Medan, maka penting sekali agar
seluruh tugas pokok dan fungsi dilaksanakan secara akuntabel, efektif dan efisien.
Dan tugas pokok dan fungsi tersebut dilakukan berlandaskan pada:
1. Rencana strategi BPFK Medan 2015-2019
2. Perjanjian Kinerja Tahun 2017
A. PERJANJIAN KINERJA
Perjanjian kinerja merupakan pernyataan komitmen bersama antara kepala
BPFK Medan dengan Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian
kesehatan Republik Indonesia. Hal ini merupakan pelaksanaan amanat dari
LAKIP BPFK MEDAN 2017 9
Peraturan Menteri Pendayabunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Republik Indonesia nomor 53 tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja,
Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
BPFK Medan telah menyusun perjanjian kinerja tahun 2017 mengacu kepada
rencana strategi BPFK Medan periode 2015-2019. Adapun perjanjian kinerja BPFK
Medan periode 2015-2019 antara lain:
Tabel 1 Perjanjian Kinerja BPFK Medan 2017-2019
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target
1. Terwujudnya Kepuasan
Pelanggan
1. Indeks Survei Kepuasan
Pelanggan 60%
2. Tingkat Kecepatan Antrian 78%
2. Terwujudnya Pelayanan
Pengujian/Kalibrasi
Standar Nasional
3. Tercapainya 110 jenis
pelayanan 105
4. Tercapainya lingkup
pelayanan terakreditasi 80%
3. Terbinanya Kemitraan
dengan Pelanggan
5. Membina Kemitraan
dengan Dinas Kesehatan
di Propinsi,
Kabupaten/Kota dan
Fasilitas Pelayanan
Kesehatan
25
6. Kontrak otomatis dengan
fasilitas pelayanan
kesehatan
6
4. Terwujudnya Proses
Bisnis yang Baik
7. Tercapainya Perencanaan,
Monitoring dan Evaluasi
(PME) sesuai standar
100%
5. Terwujudnya Pelayanan
MANTAP
8. Respon terhadap keluhan
pelanggan 60%
6. Terwujudnya Budaya
Kerja
9. Tercapainya tingkat
penilaian SKP 100%
7. Terwujudnya Kompetensi
SDM
10. Tercapainya Rasio SDM
berkinerja produktif 70%
8. Terpenuhinya Sarana
dan Prasarana
11. Bertambahnya jenis dan
jumlah peralatan uji
kesesuaian dan kalibrasi
yang tertelusur
80%
9. Tingkat Pencapaian
PNBP
12. Tercapainya proyeksi
PNBP
Rp. 2.004.215.000
LAKIP BPFK MEDAN 2017 10
10. Penilaian Kewajaran 13. Realisasi sesuai target 90-100%
B. Strategi Pelaksanaan Perjanjian Kinerja
Untuk melaksanakan perjanjian kinerja tersebut diperlukan program kegiatan
yang dituangkan penganggarannya dalam Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA)
BPFK Medan. Program Kerja BPFK Medan masuk kedalam Program Pembinaan
Pelayanan Kesehatan dengan kegiatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan
Tugas Teknis Lainnya. Adapun rincian kegiatannya yang disesuaikan dengan Indikator
Kinerja BPFK Medan antara lain:
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Kegiatan
Terwujudnya Kepuasan
Pelanggan
Indeks Survei Kepuasan
Pelanggan
Survei Kepuasan
Pelanggan
Tingkat Kecepatan Antrian Negosiasi
Pelayanan
Terwujudnya Pelayanan
Pengujian/Kalibrasi Standar
Nasional
Tercapainya 110 jenis pelayanan Penambahan ruang
lingkup
Tercapainya lingkup pelayanan
terakreditasi
Akreditasi
pelayanan
Terbinanya Kemitraan dengan
Pelanggan
Membina Kemitraan dengan
Dinas Kesehatan di Propinsi,
Kabupaten/Kota dan Fasilitas
Pelayanan Kesehatan
Pelayanan Kalibrasi
Puskesmas daerah
tertinggal dan
kepulauan terluar
Kontrak otomatis dengan fasilitas
pelayanan kesehatan
Kontrak kerja sama
dengan RS vertikal
dan RS Rujukan
Terwujudnya Proses Bisnis
yang Baik
Tercapainya Perencanaan,
Monitoring dan Evaluasi (PME)
sesuai standar
Kaji Ulang
Manajemen
Terwujudnya Pelayanan
MANTAP
Respon terhadap keluhan
pelanggan
Pembuatan Sistem
Informasi
Pelayanan
Pelanggan
Terwujudnya Budaya Kerja Tercapainya tingkat penilaian
SKP
LAKIP BPFK MEDAN 2017 11
Terwujudnya Kompetensi SDM Tercapainya Rasio SDM
berkinerja produktif
Peningkatan
kemampuan Teknis
SDM
Terpenuhinya Sarana dan
Prasarana
Bertambahnya jenis dan
jumlah peralatan uji
kesesuaian dan kalibrasi yang
tertelusur
Alat Kalibrator
Tingkat Pencapaian PNBP Tercapainya proyeksi PNBP
Capaian PNBP
Jumlah alat
dilayani:
Kalibrasi
Uji Kesesuaian
Film Badge
TLD
Penilaian Kewajaran Realisasi sesuai target Realisasi Anggaran
tercapai
LAKIP BPFK MEDAN 2017 12
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPFK Medan, merupakan bentuk
pertanggungjawaban kinerja berbagai program dan kegiatan yang telah dilaksanakan
pada tahun 2017. Pada bab ini akan diuraikan pengukuran, evaluasi dan analisis
kinerja BPFK Medan selama tahun 2017, keberhasilan yang dicapai maupun
permasalahan terkait, beserta rekomendasi untuk peningkatan kinerja dimasa
mendatang.
A. PENGUKURAN DAN ANALISIS PENCAPAIAN KINERJA
Pengukuran dan analisis pencapaian kinerja bertujuan untuk mendapat
informasi mengenai masing-masing sasaran dan indikator, pengukuran kinerja ini juga
dimaksudkan untuk mengetahui kinerja BPFK Medan apabila dibandingkan dengan
target yang ingin dicapai dan ditetapkan di awal tahun. Untuk setiap pernyataan
kinerja sasaran strategis tersebut dilakukan analisis capaian kinerja sebagai
berikut:
Membandingkan Antara Target Dan Realisasi Kinerja Tahun 2017
Pengukuran kinerja diperlukan untuk mengetahui sampai sejauh mana realisasi
atau capaian kinerja yang berhasil dilakukan oleh Balai Pengamanan Fasilitas
Kesehatan (BPFK) Medan dalam tahun anggaran 2017, yang dapat dilihat dari Tabel3.
Berikut:
LAKIP BPFK MEDAN 2017 13
Tabel 3. Target dan realisasi atas pencapaian indikator tahun 2017
Indikator Kinerja Kegiatan Target Realisasi
Indeks Survei Kepuasan
Pelanggan
Survei Kepuasan
Pelanggan 60% 76,2%
Tingkat Kecepatan Antrian Negosiasi
Pelayanan 78% 80%
Tercapainya 110 jenis
pelayanan
Penambahan ruang
lingkup 101 107
Tercapainya lingkup
pelayanan terakreditasi
Akreditasi
pelayanan 80% 40%
Membina Kemitraan
dengan Dinas Kesehatan
di Propinsi,
Kabupaten/Kota dan
Fasilitas Pelayanan
Kesehatan
Pelayanan Kalibrasi
Puskesmas daerah
tertinggal dan
kepulauan terluar 4 7
Kontrak otomatis dengan
fasilitas pelayanan
kesehatan
Kontrak kerja sama
dengan RS vertikal
dan RS Rujukan
3 3
Tercapainya
Perencanaan, Monitoring
dan Evaluasi (PME)
sesuai standar
Kaji Ulang
Manajemen 2 2
Terpenuhinya pelayanan
pengujian, kalibrasi dan
pembacaan dosis
perorangan
Fasyankes yang
mendapat
pelayanan kalibrasi
263 239
Fasyankes yang
mendapat
pelayanan Uji
Kesesuaian
73 93
Fasyankes yang
mendapat
166 154
61 96
LAKIP BPFK MEDAN 2017 14
pelayanan
pengukuran dosis
perorangan
Respon terhadap keluhan
pelanggan
Pembuatan Sistem
Informasi
Pelayanan
Pelanggan
1 1
Tercapainya tingkat
penilaian SKP
Tercapainya tingkat
penilaian SKP 100% 100%
Tercapainya Rasio SDM
berkinerja produktif
Peningkatan
kemampuan Teknis
SDM
3 7
Bertambahnya jenis dan
jumlah peralatan uji
kesesuaian dan kalibrasi
yang tertelusur
Alat Kalibrator 90 85
Tercapainya proyeksi
PNBP
Capaian PNBP 2.004.215.000,- 4.422.066.000
Jumlah alat dilayani
Kalibrasi 14.500 18.121
Uji Kesesuaian 154 218
Personil FB 987 887
Personil TLD 649 700
Realisasi sesuai target Realisasi Anggaran
tercapai 90%-100% 87%
Adapun hasil pencapaian indikator dan kegiatannya serta analisis
masing-masing kegiatan tahun 2017 secara terperinci ditampilkan sebagai
berikut:
LAKIP BPFK MEDAN 2017 15
I. Indikator Kinerja Indeks Survei Kepuasan Pelanggan
Untuk mencapai Indikator Kinerja Indeks Survei Kepuasan
Pelanggan maka telah ditetapkan kegiatan, yaitu :
1. Survei Kepuasan Pelanggan
Kondisi yang dicapai
Survei Kepuasan pelanggan dilakukan dengan analisa gap. Agbor
(2011) menyebutkan bahwa Parasuraman, et al telah membuktikan
bahwa analisa gap adalah metode terbaik untuk mengukur kualitas
layanan yang tersedia bagi pelanggan.Bahkan analisa ini juga ikut
dibuktikan oleh berbagai peneliti yang hasilnya adalah analisa gap ini
merupakan metode yang hasilnya konsisten dan reliable.Analisa gap
adalah suatu analisa dengan mencari deviasi antara kualitas layanan
yang diterima dengan kualitas layanan yang diharapkan sehingga
pengukuran kualitas layanan ini diambil dari sudut pandang pelanggan
langsung.
Menurut Parasuraman, et al dalam Sangeetha (Wahyuni, dkk,
2015) terdapat lima jenis gap yang menjadi penyebab ketidaksesuaian
kualitas jasa, seperti dalam ilustrasi berikut:
LAKIP BPFK MEDAN 2017 16
Diagram 1. Model SERVQUAL
(Sumber: Parasuraman dalam Sangeetha (Wahyuni, dkk, 2015))
Gap 1: Perbedaan antara persepsi manajemen dengan harapan
konsumen
Gap 2: perbedaan antara persepsi manajemen dengan spesifikasi
kualitas jasa yang tersedia
Gap 3: perbedaan antara spesifikasi kualitas jasa dengan pelayanan
yang diterima
Gap 4: perbedaan antara pelayanan yang diterima dengan
komunikasi eksternal
Gap 5: perbedaan antara pelayanan yang diterima dengan yang
diharapkan.
Words of Mouth
Communication Personal Needs Past Experience
Expected Service
Perceived Service
Service delivery
(including pre and
post Contact)
Translation of perception
into service quality
specification
Management Perception of
the Consumer Expectation
External
Communication to
the Consumer
GAP 1
Marketer
Consumer
GAP 2
GAP 3
GAP 4
GAP 5
LAKIP BPFK MEDAN 2017 17
Shahin (2006) menarik kesimpulan bahwa Gap 5 dianggap
sebagai pengukuran kualitas pelayanan yang paling tepat dalam
menggunakan pendekatan metodologi SERVQUAL. Sehingga untuk
memenuhi nilai ekspektasi pelanggan atas persepsi mereka atas
layanan yang diterima, Parasuraman menyebutkan ada sepuluh faktor
yang dapat membantu, hanya saja dalam perkembangannya
Parasuraman merangkumnya menjadi 5 faktor, yaitu Tangibility,
Reliability, Responsiveness, Assurance dan Empathy (Samsuhadi,
2002).
Pengukuran kualitas pelayanan yang diterima pelanggan dengan
menggunakan metode gap kelima, diartikan sebagai selisih antara skor
persepsi dan skor harapan. Pengukuran tersebut dapat dituangkan ke
dalam rumus sebagai berikut (Putra, 2011):
𝑲𝑷 = 𝑺𝑷 − 𝑺𝑬
Dimana:
KP = Gap/Kesenjangan Pengukuran Kualitas Pelayanan
SP = Skor Persepsi
SE = Skor Ekspektasi/harapan
Menurut Supranto (2003: 241) tingkat kualitas pelayanan
dibedakan menjadi 3 (tiga) kelompok yaitu (Putra, 2011):
SP – SE = 0, maka tingkat kualitas pelayanan yang diberikan sama
dengan harapan pelanggan
SP – SE > 0, maka tingkat kualitas pelayanan yang diberikan sangat
memuaskan pelanggan
SP – SE < 0, maka tingkat kualitas pelayanan yang diberikan lebih
rendah dari yang diharapkan pelanggan.
Pengukuran kualitas pelayanan, masing-masing kelompok
pertanyaan (Tangible, Responsiveness, Reliability, Assurance, dan
Empathy) diberi bobot sesuai dengan penilaian responden. Rumus rata-
rata berikut digunakan untuk menghitung skor tersebut (Putra, 2011):
LAKIP BPFK MEDAN 2017 18
𝒀 =(𝟏 ∗ 𝒂𝟏) + (𝟐 ∗ 𝒂𝟐) + (𝟑 ∗ 𝒂𝟑) + (𝟒 ∗ 𝒂𝟒)
(𝒂𝟏 + 𝒂𝟐 + 𝒂𝟑 + 𝒂𝟒)
Dimana: Y = Nilai skor rata-rata kelompok
𝑎1, 𝑎2, 𝑎3, 𝑎4 = Jumlah responden dengan skor 1-4
(𝑎1 + 𝑎2 + 𝑎3 + 𝑎4) = Jumlah responden
Sedangkan pengukuran tingkat kepuasan pelanggan dirumuskan
dalam persamaan berikut (Putra, 2011):
𝑻𝑲𝑷 =𝑷
𝑬∗ 𝟏𝟎𝟎%
Dimana: TKP = Tingkat Kepuasan Pelanggan
P = Skor persepsi
E = Skor ekspektasi/harapan
Agar lebih mudah dalam menentukan tingkat kualitas kepuasan
pelanggan digunakan nilai skala peringkat dengan pendekatan
arithmetical progression (Putra, 2011). Nilai tertinggi adalah 100 sebagai
dengan asumsi tingkat kepuasan pelanggan tertinggi adalah 100% dan
nilai terendah 25 karena nilai 100% jika dibagi ke dalam 4 kelompok
skoring hasilnya adalah 25%. Kemudian nilai skala peringkat disusun
dalam bentuk interval, dengan mengurangi nilai tertinggi dengan nilai
terendah untuk dibagi jumlah tingkatan, sehingga perhitungan
matematikanya diperoleh hasil (100-25)/4=18,75 atau dibulatkan
menjadi 19. Hasil dari perhitungan tersebut kemudian dituangkan ke
dalam table skala tingkat kepuasan pelanggan. Skor dari hasil
perbandingan persepsi dan harapan pelanggan akan disesuaikan
dengan skala peringkat pada tabel skala tingkat kepuasan pelanggan,
dengan demikian akan diketahui tingkat kepuasan responden
berdasarkan skala peringkatnya (Putra, 2011):
LAKIP BPFK MEDAN 2017 19
Tabel 4. Skala Tingkat Kepuasan Pelanggan
No. Tingkat Kepuasan Nilai Skala Peringkat
1. Sangat Tidak Puas 25% - 43%
2. Tidak Puas 44% - 62%
3. Puas 63% - 81%
4. Sangat Puas 82% - 100%
Adapun rumusan masalah yang menjadi pertanyaan pada survei
ini antara lain:
Tabel 5. Rumusan Masalah
No. Atribut Pernyataan Dimensi
1 Sarana dan prasarana terjamin & terawat Tangibility
2 Sarana dan prasarana yang digunakan canggih dan
modern
Tangibility
3 Petugas berpenampilan rapi dan mencitrakan
profesionalitas
Tangibility
4 Jadwal pelayanan dilakukan diberitahukan dengan jelas Reliability
5 Selalu memenuhi waktu yang dijanjikan Reliability
6 Kompetensi yang dapat diandalkan Reliability
7 Komunikasi yang baik, memadai, jelas dan ringkas Responsiveness
8 Responsive terhadap kebutuhan klien Responsiveness
9 Penanganan pengaduan dilayani dengan cepat Responsiveness
10 Kerjasama berlangsung nyaman dan saling percaya Assurance
11 Pelayanan yang sopan Assurance
12 Petugas yang profesional dalam bekerja Assurance
13 Berorientasi pada pelayanan terbaik untuk kepuasan
pelanggan
Empathy
14 Mengakomodasi permintaan dan kebutuhan khusus Empathy
15 Penyedia pelayanan memiliki kesan yang baik di hati
pelanggan
Empathy
LAKIP BPFK MEDAN 2017 20
Berikut hasil analisa gap berdasarkan dimensi kualitas pelayanan:
Dimensi Tangibility atau Bukti Fisik
Bukti fisik (tangibles), bukti langsung yang meliputi fasilitas fisik,
perlengkapan dan material yang digunakan dan penampilan karyawan
yang ada. Untuk perhitungan gap pelayanan kalibrasi BPFK Medan
dengan indicator tangibility diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 6. Hasil perhitungan gap indicator Tangibility
Pertanyaan Nilai Persepsi Nilai Harapan Gap
1 2,86 3,64 -0,78
2 2,72 3,59 -0,87
3 2,65 3,65 -1,00
Rata-rata 2,74 3,63 -0,88
Berdasarkan table tersebut, baik secara rata-rata maupun pada
masing-masing butir pertanyaan, nilai persepsi pelanggan atas indicator
tangibility lebih rendah dibandingkan nilai harapan pelanggan atas
pelayanan kalibrasi yang selayaknya diterima. Nilai gap yang dihasilkan
juga bernilai negative, artinya BPFK Medan masih perlu membenahi
indicator pelayanan pada bukti fisik (tangible), baik berupa sarana,
prasarana dan bahkan penampilan petugas BPFK Medan.
Dimensi Reliability atau Kehandalan
Reliabilitas (reliablility) berkaitan dengan kehandalan dan
kemampuan untuk memberikan pelayanan yang segera dan akurat sejak
pertama kali tanpa membuat kesalahan apapun dan memuaskan. Dari
data yang berhasil dikumpulkan, berikutnya pengolahan data dilakukan
untuk mendapatkan nilai kesenjangan dimensi reliability, dimana
hasilnya adalah sebagai berikut:
LAKIP BPFK MEDAN 2017 21
Tabel 7. Hasil perhitungan gap indicator Reliability
Pernyataan Nilai Persepsi Nilai Harapan Gap
4 2,66 3,56 -0,90
5 2,62 3,64 -1,02
6 2,69 3,73 -1,05
Rata-rata 2,66 3,64 -0,99
Jika dilihat dari tabel tersebut di atas, nilai harapan baik pada butir
pertanyaan nomor 4, 5, ataupun 6, lebih tinggi dari nilai persepsi. Secara
rata-rata juga nilai harapan lebih tinggi dari nilai persepsi.
Dimensi Responsiveness atau Daya Tanggap
Daya tanggap (responsiveness), sehubungan dengan kesediaan
dan kemampuan para karyawan untuk membantu para pasien dan
merespon permintaan mereka dengan tanggap, serta menginformasikan
jasa secara tepat. Hasil penilaian dimensi responsiveness untuk
perhitungan kesenjangan ditunjukkan ke dalam table berikut:
Tabel 8. Hasil perhitungan gap indicator Responsiveness
Pernyataan Nilai Persepsi Nilai Harapan Gap
7 2,64 3,56 -0,92
8 2,71 3,47 -0,76
9 2,64 3,51 -0,87
Rata-rata 2,66 3,51 -0,85
Berdasarkan table 4.9. nilai harapan masing-masing komponen
pada indicator responsiveness lebih besar daripada nilai persepsi
masing-masing komponen. Secara rata-rata nilai harapan indicator
responsiveness juga lebih rendah dari nilai persepsi, sehingga dapat
ditarik kesimpulan bahwa pelayanan kalibrasi BPFK Medan pada
indicator responsiveness masih perlu diperbaiki untuk memenuhi
harapan pelanggan kalibrasi BPFK Medan.
LAKIP BPFK MEDAN 2017 22
Dimensi Assurance atau Jaminan
Assurance adalah sebuah indicator tentang jaminan yang
mencakup pengetahuan, ketrampilan, kesopanan, mampu
menumbuhkan kepercayaan pasiennya. Jaminan juga berarti bahwa
bebas bahaya, resiko dan keragu-raguan. Adapun hasil perhitungan
kesenjangan pelayanan kalibrasi BPFK Medan pada dimensi assurance
adalah sebagai berikut:
Tabel 9. Hasil perhitungan gap indicator Assurance
Pernyataan Nilai Persepsi Nilai Harapan Gap
10 2,77 3,52 -0,76
11 2,69 3,47 -0,78
12 2,79 3,55 -0,76
Rata-rata 2,75 3,51 -0,76
Secara rata-rata nilai persepsi indicator assurance yang diperoleh
dari penelitian ini sebesar 2,75 dan nilai harapan 3,51, maka nilai gap
atau kesenjangannya sebesar -0,76 yang mana bernilai negative. Nilai
negative tersebut menunjukkan bahwa pelayanan kalibrasi BPFK Medan
pada indicator assurance masih belum dapat memenuhi harapan
pelanggan akan pelayanan kalibrasi yang selayaknya didapatkan.
Dimensi Empathy atau Empati
Empathy atau empati adalah kemudahan dalam melakukan
hubungan komunikasi yang baik, perhatian pribadi dan memahami
kebutuhan pelanggan dan bertindak demi kepentingan pelanggan. Hasil
perhitungan gap dimensi empathy diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 10. Hasil perhitungan gap indicator Empathy
Pernyataan Nilai Persepsi Nilai Harapan Gap
13 2,71 3,63 -0,92
14 2,81 3,41 -0,59
15 2,76 3,50 -0,74
Rata-rata 2,76 3,51 -0,75
LAKIP BPFK MEDAN 2017 23
Berdasarkan hasil perhitungan pada table 4.13, dengan
melakukan analisa secara statistic deskriptif, rata-rata nilai harapan pada
indicator empathy lebih tinggi daripada rata-rata nilai persepsi. Masing-
masing komponen pada indicator empathy juga memiliki nilai harapan
yang lebih tinggi daripada nilai persepsi.
Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan
Setelah dilakukan pengukuran persepsi dan harapan pelanggan,
selanjutnya adalah mengukur tingkat kepuasan pelanggan. Adapaun
hasilnya adalah sebagai berikut:
Tabel 11. Hasil perhitungan persepsi, harapan dan tingkat kepuasan pelanggan
Indikator Nilai Persepsi Nilai Harapan Gap Persentase
Tangibility 2,74 3,63 -0,88 75,6%
Reliability 2,66 3,64 -0,99 72,9%
Responsiveness 2,66 3,51 -0,85 75,8%
Assurance 2,75 3,51 -0,76 78,3%
Empathy 2,76 3,51 -0,75 78,6%
Rata-rata 2,71 3,56 -0,85 76,2%
Berdasarkan table 4.13, dilakukan analisa tingkat kepuasan
pelanggan atas pelayanan kalibrasi BPFK Medan berdasarkan lima
indicator. Secara rata-rata, nilai persepsi lebih rendah dibandingkan nilai
harapan. Nilai rata-rata persepsi sebesar 2,71 selanjutnya diolah untuk
menemukan persentase kepuasan pelanggan, dimana tingkat kepuasan
pelanggan dihitung dengan cara membagi nilai persepsi dengan nilai
harapan yang kemudian dikalikan dengan 100%. Dengan melihat
keseluruhan indicator, yaitu Tangibility, Reliability, Responsiveness,
Assurance dan Empathy, tingkat kepuasan pelanggan atas pelayanan
kalibrasi BPFK Medan sebesar 76,2%
LAKIP BPFK MEDAN 2017 24
Potensi Masalah
Dari indeks survei diperoleh hasil kepuasan pelanggan yaitu sebesar
76,20% hal ini menunjukkan tingkat kepuasan berada pada level puas. Nilai
ini menunjukkan bahwa pencapainnya masuk kepada level puas. Hal ini
menunjukkan bahwa pelayanan belum masuk kepada level sangat puas,
sehingga BPFK Medan perlu memperhatikan lebih pelayanan yang diberikan
kepada pelanggan. Potensi masalah utamanya adalah dapat berdampak
pada loyalitas pelanggan yang dapat mempengaruhi pendapatan PNBP.
Usul Pemecahan Potensi Masalah
1. Kelima indikator kepuasan pelanggan memang harus diperbaiki agar
BPFK Medan mampu memenuhi harapan pelanggan pelayanan
kalibrasi, akan tetapi yang menjadi perhatian utama dari BPFK Medan
untuk meningkatkan kualitas pelayanan kalibrasi ada pada indicator
reliability. Yang menjadi focus utama perbaikan dalam peningkatan
kepuasan pelanggan BPFK Medan adalah memenuhi waktu pelayanan
sesuai yang dijanjikan.
2. BPFK Medan dikenal dengan tangibility yang tinggi menurut persepsi
pelanggan, akan tetapi harapan pelanggan akan indikator tangibility lebih
tinggi dari persepsi mereka, maka sebaiknya petugas BPFK Medan lebih
memperhatikan penampilan saat mereka bekerja serta perawatan
sarana dan prasarana merupakan perhatian juga bagi pelanggan.
Kecanggihan dan kemodernan alat juga turut diperhatikan oleh
pelanggan.
3. Komunikasi dua arah antara pelanggan dan petugas BPFK Medan bisa
dikatakan baik karena baik dari segi assurance, empathy dan
responsiveness pelanggan merasa puas, namun BPFK Medan tetap
harus memperbaiki cara berkomunikasi dari petugas BPFK Medan untuk
meningkatkan kepuasan pelanggan. Memberikan pelatihan kelas
kepribadian dan cara berkomunikasi yang tepat dan benar merupakan
salah satu solusi bagi BPFK Medan.
LAKIP BPFK MEDAN 2017 25
II. Indikator Kinerja Tingkat Kecepatan Antrian
1. Negosiasi Pelayanan
Kondisi yang dicapai
Setiap tahunnya BPFK Medan memiliki trend pelayanan menumpuk
pada semester kedua. Hal ini terjadi terutama mulai bulan September hingga
Desember setiap tahunnya. Oleh karena itu BPFK Medan telah melakukan
monitor dan evaluasi pada tahun 2016 dengan menghubungi dan
mengunjungi fasilitas pelayanan kesehatan abaik secara khusus maupun
pada saat melakukan pelayanan. Dalam monev tersebut dilakukan negosiasi
mengenai pelaksanaan pekerjaan pengujian dan kalibrasi agar dapat digeser
jadwal pelaksanaannya disemester pertama setiap tahunnya atau diawal
semester tahun berikutnya.
Dari hasil monev ini jumlah fasilitas kesehatan yang bersedia untuk
menggeser jadwalnya disemester pertama tahun 2017 adalah sebanyak 4
rumah sakit dari 5 yang dikunjungi. Sedangkan untuk fasilitas pelayanan
kesehatan yang digeser pelayanannya ke tahun 2018 sebanyak 10
fasyankes. Pergeseran ini dikarenakan sudah padatnya permintaan dibulan
september hingga Desember 2017, sehingga harus dilaksanakan pelayanan
ditahun 2018.
Potensi Masalah
Jumlah fasilitas pelayanan kesehatan yang bersedia untuk
menggeser jadwalnya masih sangat sedikit dari jumlah fasyankes yang
dilayani selama 2017 yaitu sebanyak 235 fasyankes. Potensi masalah yang
akan terjadi adalah potensi pendapatan PNBP bisa hilang dkarenakan akibat
antrian ini beberapa fasyankes mengalihkan pelayanan kalibrasinya ke
penyedia jasa kalibrasi lainnya baik pemerintah maupun swasta.
Usul Pemecahan Potensi Masalah
Harus dilakukan pelaksanaan pendekatan yang lebih intensif lagi dari
BPFK Medan. Pendekatan dengan cara mendatangi langsung fasyankes
lebih efektif dari pada cara lainnya. Oleh karena itu harus dipersiapkan
Kerangka Acuan Kerja dan Pembiayaan pelaksanaan Monev ini.
LAKIP BPFK MEDAN 2017 26
III. Indikator Kinerja Tercapainya 110 jenis pelayanan
1. Penambahan ruang lingkup
Kondisi yang dicapai
Pada tahun 2016, BPFK Medan telah mampu melakukan pelayanan
kalibrasi, proteksi radiasi dan uji kesesuaian dengan jumlah sebesar 99 jenis
layanan kalibrasi dan 2 jenis pelayanan uji kesesuaian. Pada tahun 2017,
BPFK Medan berhasil menambah ruang lingkup pelayanan dengan rincian:
a. Pelayanan Kalibrasi bertambah menjadi 3 jenis layanan, yaitu micropipet
fix, micropipet variable dan micropipet multi channel
b. Pelayanan Uji Kesesuaian bertambah menjadi 3 jenis ruang lingkup
pelayanan, yaitu Mammography, Fluoroscopy dan CT-Scan.
Potensi masalah
Potensi masalah yang mungkin dihadapi dalam penambahan ruang
lingkup adalah selama pengembangan ruang lingkup, petugas bukan
hanya berupaya dalam menyukseskan penambahan ruang lingkup tetapi
juga mendapatkan tuntutan untuk melaksanakan pelayanan kalibrasi, uji
kesesuaian dan proteksi radiasi. Oleh karena itu, pelayanan dan
pengembangan berjalan secara bersama, dimana petugas perlu
berkonsentrasi dari salah satu tersebut. Potensi masalah yang terjadi
berikutnya adalah adanya kewajiban dari Badan Pengawas Tenaga Nuklir
Nasional (BAPETEN) untuk pelaksanaan akreditasi ruang linkup uji
kesesuaian secara keseluruhan ditahun 2018. Apabila tidak terlaksana
maka penunjukan ruang lingkup tersebut akan dicabut oleh BAPETEN. Hal
ini perlu perhatian serius oleh jajaran struktural di BPFK Medan.
Usul Pemecahan Potensi Masalah
Harus dilakukan perencanaan yang baik dan matang agar seluruh
ruang lingkup dapat diakreditasi secara keseluruhan. Termasuk juga
pemantauan monitoring dan evaluasi yang terjadwal sehingga proses
akreditasi dapat terukur dan tercapai.
LAKIP BPFK MEDAN 2017 27
IV. Indikator Kinerja Tercapainya lingkup pelayanan terakreditasi
1. Akreditasi Pelayanan
Kondisi yang dicapai
Saat ini akreditasi pelayanan baru pada ruang lingkup pelayanan
pengukuran dosis perorangan, yaitu film badge dan TLD. Tahun 2017
terdapat pengusulan 6 ruang lingkup akreditasi kalibrasi yaitu:
1. Sphygmomanometer
2. Suction Pump
3. Timbangan bayi
4. Inkubator Perawatan
5. Electrocardiograph
6. Centrifuge
7. Mikropipet
Potensi Masalah
Akreditasi merupakan hal yang sangat penting bagi laboratorium
penguji dan pengkalibrasi. Mengingat jaminan mutu merupakan hal yang
paling utama bagi laboratirium penguji, pengkalibrasi dan pengukur dosis
perorangan. Terutama kepercayaan pelanggan yang juga menginginkan
pelayanan maksimal dan terjamin. Maka akreditasi merupakan hal yang
mutlak harus dilaksanakan. Tidak adanya akreditasi bisa berdampak
ketidakpercayaan fasyankes terhadap mutu layanan di BPFK Medan.
Ditahun 2017 belum ada satupun ruang lingkup dari laboratorium di instalasi
kalibrasi yang sudah menyelesaikan akreditasinya. Hingga tahun 2017
seluruh ruang lingkup yang diajukan sudah sampai tahap kunjungan asesor
ke laboratorium di BPFK Medan. Dari hasil kunjungan tersebut sudah
dikeluarkan dokumen hasil kunjungan yang berisi kekurangan syarat
akreditasi. Hingga akhir tahun 2017 kekurangan persyaratan akreditasi
masih belum dipenuhi oleh laboratorium BPFK Medan.
Usul Pemecahan Potensi Masalah
Harus dilakukan akselerasi yang maksimal dalam melakukan
akreditasi. Diperlukan konsentrasi khusus misalnya dengan pembentukan
LAKIP BPFK MEDAN 2017 28
tim-tim khusus dari setiap laboratorium untuk menyelesaikan proses
akreditasi ini. Harus ada pengawasan khusus dan berkesinambungan
sehingga dapat terlaksana tepat waktu dan maksimal.
V. Indikator Kinerja Membina Kemitraan dengan Dinas Kesehatan di
Propinsi, Kabupaten/Kota dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan
1. Pelayanan Kalibrasi Puskesmas daerah tertinggal dan kepulauan
terluar
Kondisi yang dicapai
Pelaksanaan pelayanan ini merupakan bagian dari misi Kementerian
Kesehatan dalam hal pengawasan mutu dan peningkatan pelayanan di
pusat pelayanan tingkat pertama. Selain itu juga untuk membantu akreditasi
puskesmas di seluruh wilayah daerah tertinggal dan kepulauan terluar di
wilayah kerja BPFK Medan. Total daerah yang termasuk dalam daerah
tertinggal dan kepulauan terluar berdasarkan data dan monitoring yang ada,
terdapat 50 daerah yang termasuk dalam kategori tersebut yang berada di
dalam wilayah kerja BPFK Medan. Dari beberapa daerah yang masuk ke
dalam daerah tertinggal dan kepulauan terluar di tahun 2017, sudah
melakukan pelayanan kalibasi di 7 daerah dengan jumlah puskesmas 396
puskesmas.
Potensi Masalah
Dari beberapa daerah yang dikunjungi Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota tersebut memang belum mengetahui bahwa salah satu
syarat akreditasi puskesmas adalah kalibrasi alat medik dan juga belum
memahami konsep, fungsi dan manfaat kalibrasi alat kesehatan.
Usul Pemecahan Potensi Masalah
Perlu dilakukan monev kedaerah-daerah tertinggal dan kepulauan
tersebut tersebut oleh direktorat fasilitas pelayanan kesehatan lainnya
ataupun BPFK Medan. Adapun hal yang disampaikan antara lain:
a. Agar dilakukan sosialisasi penganggaran pengujian dan kalibrasi bagi
fasyankes.
LAKIP BPFK MEDAN 2017 29
b. Adanya monitoring dari dinas kabupaten / kota terhadap fasyankes.
c. BPFK Medan menyarankan ke fasyankes untuk kategori alat yang tidak
laik pakai dan aman dilakukan perbaikan dan dikalibrasi kembali.
VI. Indikator Kinerja Kontrak otomatis dengan fasilitas pelayanan
kesehatan
1. Kontrak kerja sama dengan RS vertikal dan RS Rujukan
Kondisi yang dicapai
Kontrak kerjasama dengan RS vertikal dan rujukan saat ini sudah
dilakukan di 2 Rumah Sakit vertikal yaitu RSUP H. Adam Malik dan RSUP
M.Djamil Padang serta 1 rumah sakit rujukan regional yaitu RSUD Zainal
Abidin Banda Aceh. Dipilihnya ketiga rumah sakit ini dikarenakan jumlah alat
yang dilayani termasuk yang terbanyak dari pada rumah sakit lainnya.
Sehingga perlu dilakukan perjanjian khusus agar pelayanannya dapat
maksimal, baik dari segi pelaksanaanya maupun pelaporannya. Selain itu
tipe rumah sakit ini merupakan prioritas yang harus dilayani sesuai arahan
Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan untuk menjamin mutu alat
kesehatan disetiap rumah sakit vertikal dan rujukan regional.
Potensi masalah
Masih ada rumas sakit regonal yang sudah dilayani namun
pelaksanaan administrasinya belum menggunakan kontrak kerja sama. Dan
masih ada juga rumah sakit rujukan regional yang belum dilayani oleh BPFK
Medan.
Usul Pemecahan Potensi Masalah
Harus dilakukan pengumpulan data yang lebih mendalam
berdasarkan peraturan menteri kesehatan tentang jumlah dan tipe rumah
sakit rujukan dari mulai propinsi hingga kabupaten kota. Setelah data
tersebut diperoleh kemudian dilakukan sosialisasi dan penawaran
pelayanan pengujian dan kalibrasi BPFK Medan. Sehingga setiap rumah
sakit rujukan tersebut dapat dilayani dan dipantau alat kesehatannya serta
terlaporkan ke direktur fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.
LAKIP BPFK MEDAN 2017 30
VII. Indikator Kinerja Tercapainya Perencanaan, Monitoring dan
Evaluasi (PME) sesuai standard
1. Kaji Ulang Manajemen
Kondisi yang dicapai
Kaji ulang manajemen merupakan syarat wajib bagi lab penguji dan
kalibrasi sesuai dengan pedoman dokumen mutu laboratorium dan mutu
pelayanan serta administrasi. Adapun kegiatan yang dilakukan adalah
menelaah sumber-sumber dokumen tersebut serta melakukan perbaikan
atas dokumen yang sudah ada menjadi lebih baik sesuai dengan ketentuan
dokumen mutu. Untuk dokumen laboratorium yang dirujuk adalah dokumen
ISO 17025-2008. Kaji ulang manajemen dilakukan 2 kali dalam setahun yaitu
semester pertama dan semester kedua.
a. Kaji Ulang semester 1
Kaji ulang pada semester satu dikhususkan untuk menelaah dokumen
laboratorium uji dan kalibrasi dan perbaikannya. Pada kaji ulang semester 1
ini terdapat 6 laboratorium yang dilakukan penelaahannya antara lain:
1. Laboratorium Tekanan;
2. Laboratorium Suhu;
3. Laboratorium Volume dan Massa;
4. Laboratorium Kelistrikan;
5. Laboratorium Alat Ukur Radiasi;
6. Laboratorium Pengukuran Dosis Perorangan.
Hasil dari penelahaan ini antara lain:
a. Persiapan akreditasi untuk ruang lingkup kalibrasi:
- Mikropipet
- Timbangan
- Sphygmomanometer
- Suction Unit
- Baby Incubator
- Electrocardiograph
- Centrifuge
LAKIP BPFK MEDAN 2017 31
b. Persiapan akreditasi untuk ruang lingkup uji kesesuaian
- General Purpose X-Ray
- Mobile X-Ray
- Dental Panoramic
- CT-Scan
- Mammography
- Fluoroscopy
b. Kaji Ulang semester 2
Pokok bahasan pada kaji ulang semester 2 merupakan evaluasi dari
capaian hasil penyelesaian masalah pada kaji ulang semester 1 serta
strategi untuk menghadapi persaingan pasar di tahun 2018. Dari
pembahasan pada kaji ulang semester 2, diketahui bahwa masing-masing
laboratorium sedang mengumpulkan bahan yang digunakan dalam
mengembangkan laboratorium baik berupa legalisasi akreditasi maupun
penambahan ruang lingkup pelayanan, dimana masing-masing petugas
laboratorium juga sedang disibukkan oleh pelaksanaan pelayanan kalibrasi,
uji kesesuaian dan proteksi radiasi di fasilitas pelayananan kesehatan yang
telah melakukan antrian permintaan pelayanan hingga akhir tahun 2017.
Dikarenakan padatnya jadwal pelayanan dari bulan September hingga
Desember 2017, kaji ulang yang pada awalnya direncanakan dilaksanakan
pada bulan November, realisasi pelaksanaannya menjadi bulan Desember
minggu terakhir. Karena petugas laboratorium melaksanakan tugas
pelayananan kalibrasi, uji kesesuaian dan proteksi radiasi secara kontinyu,
maka pelaksanaan audit internat untuk kaji ulang semester 2 ini tidak dapat
dilaksanakan.
Potensi Masalah
Pelaksanaan kaji ulang manajemen dapat terkendala oleh adanya
potensi masalah yang berasal dari faktor eksternal, yaitu permintaan fasilitas
pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pelayanan kalibrasi, uji
kesesuaian dan proteksi radiasi yang mengalami antrian permintaan.
Dikarenakan kaji ulang manajemen wajib diikuti oleh setiap pegawai di BPFK
LAKIP BPFK MEDAN 2017 32
Medan karena kegiatan ini merupakan salah satu kegiatan yang mendukung
perkembangan BPFK Medan sebagai instansi pelayanan, maka tidak
diharapkan ada satu pegawai yang tidak mengikuti kaji ulang manajemen,
tetapi juga tidak ingin beresiko terhadap lama waktu tunggu pelanggan yang
disebabkan oleh antrian yang menumpuk.
Usul Pemecahan Potensi Masalah
Langkah-langkah yang dapat dijadikan solusi dari pemecahan
potensi permasalahan yang ada adalah dengan pengaturan jadwal yang
efektif dimana sebelum awal tahun berjalan, sudah ditentukan tanggal
pelaksanaan kaji ulang manajemen selama dua semester.
VIII. Indikator Respon terhadap keluhan pelanggan
1. Pembuatan Sistem Informasi Pelayanan Pelanggan
Kondisi yang dicapai
Pembangunan sistem informasi pelayanan pelanggan adalah untuk
menjawab keluhan pelanggan terutama terkait proses pelayanan
pengujian kalibrasi di BPFK Medan. Keluhan ini antara lain tentang
respon permintaan pelayanan, alur surat menyurat dan proses
keuangan di BPFK Medan. Adapun untuk menjawab keluhan tersebut
maka dibuatlah aplikasi ini. Adapun aplikasi yang dibangun adalah:
a. Aplikasi E-Office
Aplikasi ini berfungsi untuk mengarsipkan secara softcoy seluruh
transaksi surat menyurat di BPFK Medan. Arsip ini kemudian
disimpan di bank data di server BPFK Medan.
b. Aplikasi Situs daring pelayanan pelanggan
Situs pelayanan pelanggan dibuat untuk menyebarkan informasi
tentang profil BPFK Medan, informasi pelayanan BPFK Medan,
dan monitoring pelayanan. Melalui situs daring ini pelanggan
dapat memantau transaksi pelayanan di BPFK Medan.
c. Aplikasi keuangan
Aplikasi keuangan digunakan oleh bendahara penerima BPFK
Medan sehingga transaksi pelayanan dapat tersampaikan
LAKIP BPFK MEDAN 2017 33
dengan cepat ke bendahara penerima dan proses keuangannya
dapat direspon dengan cepat.
IX. Indikator Kinerja Terpenuhinya pelayanan pengujian, kalibrasi dan
pembacaan dosis perorangan
1. Fasyankes yang mendapat pelayanan kalibrasi
Kondisi yang dicapai
Pencapaian atas indikator jumlah fasyankes yang mendapat
pelayanan kalibrasi tahun 2017 adalah sebanyak 239 fasyankes dengan
jumlah alat yang berhasil dikalibrasi sebanyak 18.171 alat kesehatan.
Potensi Masalah
Potensi masalah yang dihadapi adalah semakin ketatnya
persaingan pasar di bidang pelayanan kalibrasi alat kesehatan melalui
pertumbuhan laboratorium-laboratorium kalibrasi swasta.
Usul Pemecahan Potensi Masalah
Langkah-langkah dalam pemecahan potensi masalah yang timbul
dapat berupa peningkatan kualitas pelayanan BPFK Medan serta
mengembangkan cakupan layanan dan kualitas laboratorium BPFK Medan.
2. Fasyankes yang mendapat pelayanan Uji Kesesuaian
Kondisi yang dicapai
Pencapaian atas indikator jumlah fasyankes yang mendapat
pelayanan uji kesesuaian tahun 2017 adalah sebanyak 135 fasilias
pelayanan kesehatan dengan total alat yang dilakukan uji kesesuaian
sebanyak 218 alat radiologi.
Potensi Masalah
Untuk pelayanan uji kesesuaian jadwal pelayanan tidak bisa
terjadwal dikarenakan hanya berdasarkan permintaan fasilitas pelayanan
kesehatan. Permintaan pelayanan biasanya baru ada apabila akan
habisnya izin alat radiologi di fasilitas pelayanan tersebut. Terdapat
LAKIP BPFK MEDAN 2017 34
beberapa kasus permintaan pelayanan harus cepat dilakukan dikarenakan
alasan proses perizinan tersebut ke BAPETEN. Sehingga tidak dapat
diprediksi dengan pasti sebenarnya berapa jumlah pelayanan uji
kesesuaian dalam setahun.
Untuk alat uji kesesuaian hasil uji harus dikirimkan laporannya
melalui balis online BAPETEN. Hal ini memakan waktu lebih dan tidak
dapat diprediksi kapan hasil tersebut dikirimkan kembali sehingga ini
menjadi kendala untuk permintaan fasilitas pelayanan kesehatan yang
ingin laporan hasil ujinya cepat dikeluarkan.
Usul Pemecahan Potensi Masalah
Harus dilakukan sosialisasi kepada fasilitas pelayanan kesehatan
mengenai alur pelayanan di BPFK Medan yang berkaitan dengan kebijakan
dan tata kerja BAPETEN, sehingga fasilitas pelayanan kesehatan dapat
memperkirakan kapan permintaan pelayanan dimasukkan ke BPFK Medan.
3. Fasyankes yang mendapat pelayanan pengukuran dosis
perorangan
Kondisi yang dicapai
Pada tahun 2017, BPFK Medan melayani pembacaan film badge
sebanyak 154 fasyankes. Sedangkan pelayanan TLD sebanyak 96
fasyankes yang berhasil dilayani oleh BPFK Medan.
Potensi Masalah
Potensi masalah yang mungkin adalah adanya sosialisasi
BAPETEN untuk beralih dari pemakaian Film Badge ke TLD, padahal tidak
semua fasyankes sudah mengetahui hal tersebut.
Penggunaan TLD di fasyankes diketahui tidak semua memahami
pemakaiannya, sehingga masih ada fasyankes yang mengembalikan TLD
yang diminta.
Nilai beli TLD yang mahal dan melebihi harga jual sesuai dengan
PP no. 21 Tahun 2013 berpotensi menimbulkan kerugian karena harga beli
lebih mahal dari harga jual.
LAKIP BPFK MEDAN 2017 35
Usul Pemecahan Potensi Masalah
Perlu sosialisasi ke fasyankes mengenai peralihan dari Film Badge ke
TLD serta penggunaan TLD. Adapun PP no. 21 Tahun 2013 perlu ditinjau
kembali karena harga beli TLD lebih mahal dari harga jual.
X. Indikator Kinerja Tercapainya Tingkat Penilaian SKP
Kondisi yang dicapai
Penilaian SKP merupakan kegiatan tahunan yang wajib dilaksanakan.
Pada tahun 2017, terdapat 51 pegawai negeri sipil yang membuat kontrak
kerja melalui SKP atau Sasaran Kinerja Pegawai. SKP yang telah disepakati
oleh pegawai kemudian pada akhir tahun dinilai oleh Pejabat Penilai.
Penilain SKP telah dilaksanakan dan 100% pegawai telah dinilai.
Potensi Masalah
Potensi masalah dalam tingkat penilaian SKP terletak pada
padatnya pekerjaan di akhir tahun sehingga penilaian antara pejabat
penilai dan pegawai berlangsung tidak efektif.
Usul Pemecahan Potensi Masalah
Solusi dari potensi masalah tersebut adalah pengaturan jadwal
penilaian SKP dengan pelaksanaan tugas teknis dan administrasi para
pegawai.
XI. Indikator Kinerja Tercapainya Rasio SDM berkinerja produktif
1. Peningkatan Kemampuan Teknis SDM
Kondisi yang dicapai
Pada tahun 2017, personil BPFK Medan yang mendapatkan pelatihan
teknis sebanyak tujuh orang, yaitu pelatihan teknis kalibrasi timbangan
sebanyak satu orang, perkenalan ISO 17025:2008 sebanyak dua orang,
pelatihan barang dan jasa sebanyak satu orang, pelatihan tenaga ahli uji
kesesuaian sebanyak dua orang dan pelatihan PPR satu orang.
LAKIP BPFK MEDAN 2017 36
Potensi Masalah
Potensi masalah yang mgkn ada dalam peningkatan kemampuan
teknis SDM adalah availabilitas pelatihan teknis SDM yang ditawarkan oleh
penyedia jasa serta jadwal pelaksanaan pelatihan teknis yang terkadang
tidak sesuai dengan jadwal kosong pegawai teknis dalam melaksanakan
tugas kedinasan.
Usul Pemecahan Potensi Masalah
Solusi dari potensi masalah tersebut adalah pengaturan jadwal
dengan mencari informasi pelaksanaan kegiatan pelatihan sehingga
pengaturan jadwal antara tugas kedinasan dengan kegiatan pelatihan dapat
dipadupadankan.
XII. Indikator Kinerja Bertambahnya jenis dan jumlah peralatan uji
kesesuaian dan kalibrasi yang tertelusur
1. Jumlah Capaian Pengadaan Sarana Prasarana
Kondisi yang dicapai
Pada tahun 2017, dari 90 alat pengadaan terdapat 68 alat yang
dilakukan pelelangan langsung dan 17 alat yang dilakukan secara e-catalog.
Adapun hasil dari pengadaan tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 12. Pengadaan Alat dengan Cara Pelelangan
LAKIP BPFK MEDAN 2017 38
Tabel 13. Pengadaan Alat dengan Cara E-Catalog
Potensi Masalah
Masalah yang terdapat di pengadaan tahun 2017, terutama di
pengadaan lelang dilakukan di akhir tahun yang menyebabkan pekerjaan
dilaksanakan dengan terburu-buru. Kondisi tersebut menyebabkan
beberapa pengadaan tidak dapat dilaksanakan seperti pengadaan alat
dehumidifier sebanyak 5 unit yang mana dilaksanakan secara e-catalog,
akan tetapi dari perusahaan penyedia tidak memberikan respon dengan
dugaan dari BPFK Medan disebabkan oleh pelaksanaan pengadaan yang
dilakukan di akhir tahun. Pengadaan di akhir tahun juga menyebabkan
realisasi keuangan yang menjadi kecil.
Usul Pemecahan Potensi Masalah
Pelaksanaan pengadaan sebaiknya dilaksanakan mulai awal tahun,
bukan di tengah tahun ataupun akhir tahun.
XIII. Indikator Kinerja Sasaran Keuangan
Untuk mencapai sasaran Keuangan yaitu terlaksananya fungsi
manajemen secara baik dan konsisten serta pengelolaan keuangan yang
mandiri dan manajemen keuangan yang akuntabel maka telah ditetapkan
indikator, yaitu:
LAKIP BPFK MEDAN 2017 39
1. Capaian PNBP
Kondisi yang dicapai
Pencapaian atas kegiatan tercapainya terget pendapatan tahun 2017
adalah sebanyak Rp.4.422.066.000,- atau mencapai 220,64% dari target
yang telah ditetapkan di tahun 2017, yaitu sebesar Rp. 2.004.215.000.
Jumlah tersebut telah mencapai bahkan melebihi dari target yang telah
ditetapkan BPFK Medan, yang merupakan pendapatan dari tarif pengujian
dan kalibrasi, film badge, TLD, jasa giro dan pendapatan lain-lain yang
merupakan penerimaan kembali belanja pegawai tahun anggaran yang
lalu.
LAKIP BPFK MEDAN 2017 41
Potensi Masalah
Potensi masalah yang dihadapi dalam rangka pencapaian indikator
tercapainya target pendapatan adalah munculnya laboratorium penguji dan
pengkalibrasi swasta. Hal ini dapat menyebabkan pelanggan dapat
berpindah dikarenakan adanya pilihan laboratorium penguji dan
pengkalibrasi lainnya.
Selain itu menumpuknya pelayanan di bulan September-Desember menjadi
salah satu penyebab terjadinya transaksi keuangan baru selesai ditahun
berikutnya sehingga potensi pendapatan ditahun berjalan baru bisa diterima
ditahun berikutnya yang dianggap sebagai perolehan pendapatan ditahun
berikutnya. Walaupun secara laporan keuangan akrual dianggap sebagai
pendapatan tahun sebelumnya tetap saja pendapatan tersebut secara fisik
masuk ditahun berikutnya.
Usul Pemecahan Potensi Masalah
Perlunya peningkatan kualitas layanan agar fasyankes yang menjadi
pelanggan tetap melakukan permintaan pelayanannya di BPFK Medan.
Pelayanan yang terakreditasi adalah senjata utama agar para pelanggan
tetap setia bersama BPFK Medan. Oleh karena itu sangat penting agar
ditahun 2018 BPFK Medan mampu meningkatkan mutu pelayanannya
sampai dengan terakreditasi.
Penting juga untuk dapat menegosiasikan pelaksanaan pelayanan
pengujian dan kalibrasi dapat dilakukan diawal tahun disetiap tahunnya.
Sehingga setiap pendapatan diperoleh sesuai dengan tahun pekerjaannya.
Apabila ini dapat dilakukan maka penggunaan anggaran yang bersumber
dari PNBP dapat cepat terealisasi penggunaannya.
2. Jumlah Alat yang Dilayani
Kondisi yang dicapai
a. Kalibrasi
Total jumlah alat yang dilakukan kalibrasi tahun 2017 adalah sebanyak
18.121 alat medik dengan rincian:
LAKIP BPFK MEDAN 2017 42
Tabel 15. Rekapitulasi Jumlah Alat yang Dikalibrasi Tahun 2017
b. Uji kesesuaian
Total alat uji kesesuaian yang dilayani selama tahun 2017 adalah
sebanyak 218 unit, rinciannya sebagai berikut:
No. Nama AlatJumlah
AlatNo. Nama Alat
Jumlah
AlatNo. Nama Alat
Jumlah
Alat
1 AED 29 34 Flow Meter 632 67 Roller Mixer 12
2 Alat Hisap Medik 237 35 Fortex Mixer 3 68 Rotator 47
3 Anaesthesi Vaporizer 335 36 Freezer 51 69 Slit Lamp 4
4 Analytical balance 5 37 Haematocrit 6 70 Sphygmomanometer 3312
5 Audiometer 36 38 Head Lamp 16 71 Spirometer 53
6 AutoClave 161 39 Hot Plate 1 72 Sterilisator 438
7 Automatic Processing Film 8 40 Infant Ventilator 11 73 Suction Pump 754
8 Baby Warmer 3 41 Infant Warmer 306 74 Suction Wall 154
9 Bed Side Monitor 1765 42 Infra Red Lamp 91 75 Syringe Pump 1227
10 Blood Bank 48 43 Infra Red Thermometer 2 76 Thermofocus 2
11 Blood Pressure Monitor 344 44 Infusion Pump 995 77 Thermometer Digital 3
12 Blood Warmer 66 45 Inkubator Laboratorium 47 78 Thermometer Klinik 7
13 Blue Light 2 46 Inkubator Perawatan 469 79 Thermometer Ruang 3
14 Cardiotocograph 90 47 Inkubator Transport 4 80 Timbangan Bayi 541
15 Centrifuge 299 48 Kelistrikan Mwd 3 81 Timbangan Dewasa 41
16 Chamber Audiometer 1 49 Kelistrikan Swd 3 82 Timbangan Digital 11
17 Concentrator Oksigen 8 50 Laboratorium Freezer 1 83 Timbangan Mekanik 790
18 Concentrator Oxygen 23 51 Laboratorium Refrigerator 2 84 Timbangan Sama Lengan 2
19 CPAP 139 52 Lampu Operasi 294 85 Traksi 3
20 Defibrilator 258 53 Lampu Sorot 103 86 Treadmill 33
21 Defibrilator Monitor 2 54 Light Source 7 87 Treadmill With Ecg 3
22 Dental Unit 158 55 Mesin Anaesthesi 38 88 Ultra Sound Therapy 27
23 Doppler 72 56 Micropipet Fix 35 89 USG 326
24 ECG 49 57 Micropipet Multi Channel 6 90 UV Lamp 5
25 ECG Monitor 2 58 Micropipet Variabel 13 91 Uv Sterilizer 59
26 Echo cardiograph 25 59 Nebulizer 742 92 Vacum Extractor 6
27 Electro Surgery Unit 215 60 Neopuff 16 93 Ventilator 304
28 Electrocardiograph 616 61 Oven 42 94 Ventilator Anaesthesi 2
29 Electrocardiograph Monitor 2 62 Paraffin Bath 13 95 Vital Sign Monitor 7
30 ESU 23 63 Photo Therapy Unit 186 96 Water Bath 16
31 Etonoc 7 64 Pulse Oximetry 256 18121
32 Examination Lamp 66 65 Refrigerator 260
33 Fetal Doppler 180 66 Refrigerator Thermometer 1
Grand Total
LAKIP BPFK MEDAN 2017 43
Tabel 16. Rekapitulasi Jumlah Alat yang Dilayani Uji Kesesuaian Tahun 2017
Nama Alat Jumlah
CT-Scan (PPR) 8
Dental X-Ray Panoramic (Paparan) 1
ESWL (Paparan) 1
General Purpose X-Ray (Paparan) 3
Mobile X-Ray Unit (Paparan) 1
Mobile X-Ray Unit 67
Angiography 1
Dental Intraoral 14
Dental X-Ray 6
Dental X-Ray Panoramic 13
Dental X-Ray With Chepalometric 2
General Purpose X-Ray 94
Mobile C-Arm X-Ray 3
X-Ray Fluoroscopy 1
X-Ray Mammography 3
JUMLAH TOTAL 218
c. Jumlah personil yang dipantau paparan radiasinya tahun 2017 untuk
pengguna film badge adalah sebanyak 887 personil dengan rincian:
Tabel 17. Jumlah Personil Pengguna Film Badge Tahun 2017
No. Provinsi Jumlah
1 NAD 155
2 SUMUT 519
3 SUMBAR 72
4 RIAU 39
5 JAMBI 47
6 BENGKULU 19
7 KEPRI 36
TOTAL 887
d. Jumlah personil yang dipantau paparan radiasinya tahun 2017 untuk
pengguna TLD adalah sebanyak 700 personil dengan rincian:
LAKIP BPFK MEDAN 2017 44
Tabel 18. Jumlah Personil Pengguna Film Badge Tahun 2017
No. Provinsi Jumlah
1 NAD 149
2 SUMUT 283
3 SUMBAR 54
4 RIAU 149
5 JAMBI 21
6 BENGKULU 7
7 KEPRI 37
TOTAL 700
Potensi Masalah
Mulai sadarnya pelanggan akan pentingnya laboratorium penguji dan
pengkalibrasi yang terakreditasi ruang lingkupnya menjadi potensi
berkurangnya target pelayanan. Saat ini BPFK Medan baru terakreditasi
pada ruang lingkup pelayanan pengukuran dosis perorangan film badge dan
TLD. Sedangkan ruang lingkup uji kesesuaian dan kalibrasi belum
seluruhnya.
Usul Pemecahan Potensi Masalah
Diperlukan langkah-langkah akselerasi penanganan akreditasi mutu,
layanan dan ruang lingkup ditahun berikutnya. Sehingga masalah ini dapat
diselasaikan dalam waktu satu tahun. Sehingga kekhawatiran pelanggan
terhadap mutu laboratorium dapat terjawab dan pelanggan merasa
terpuaskan.
B. REALISASI ANGGARAN DAN BMN
Realisasi anggaran Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) Medan
tahun 2017 adalah sebesar Rp.25.309.870.063,- dengan PAGU DIPA setelah revisi
sebesar Rp.29.067.918.000,- atau mencapai 87,10 %.
1. Persentase Realisasi Anggaran Berdasarkan Jenis Belanja
Realisasi Belanja BPFK medan Tahun 201 dapat dilihat dari Tabel berikut:
LAKIP BPFK MEDAN 2017 45
Tabel 19. Realisasi Belanja BPFK Medan Tahun 2017
Komposisi anggaran dan realisasi belanja dapat dilihat dalam grafik
berikut ini:
Diagram 2. Realisasi Belanja BPFK Medan Tahun 2017
Dari Grafik diatas dapat diuraikan Realisasi Belanja pada BPFK Medan
Tahun 2017, sebagai berikut :
1.1. Anggaran untuk belanja pegawai Balai Pengamanan Fasilitas
Kesehatan Medan tahun 2017 adalah sebesar Rp. 3.736.868.000,- dan
terealisasi sebesar Rp. 3.561.799.056,- atau mencapai 95,32 persen.
1.2. Anggaran untuk belanja barang Balai Pengamanan Fasilitas
Kesehatan Medan tahun 2017 adalah sebesar Rp. 9.185.661.000,- dan
terealisasi sebesar Rp. 6.973.652.107,- atau mencapai 75,92 persen.
Anggaran; 3.736.868.000
Anggaran; 9.185.661.000
Anggaran; 16.145.389.000
Realisasi; 3.561.799.056
Realisasi; 6.973.652.107
Realisasi; 14.774.418.900
95,32%
75,92%
97,38%
Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal
Realisasi Belanja BPFK Medan Tahun 2017
No Keterangan Anggaran Realisasi Persentase
1 Belanja Pegawai 3.736.868.000 3.561.799.056 95,32 %
2 Belanja Barang 9.185.661.000 6.973.652.107 75,92 %
3 Belanja Modal 16.145.389.000 14.774.418.900 97,38 %
TOTAL 29.067.918.000,- 25.309.870.063,- 87,07 %
LAKIP BPFK MEDAN 2017 46
1.3. Anggaran untuk belanja modal Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan
Medan tahun 2017 adalah sebesar Rp. 16.145.389.000,- dan
terealisasi sebesar Rp. 14.774.418.900,- atau mencapai 87,07 persen.
Sedangkan untuk perbandingan realisasi belanja BPFK Medan Tahun
2017 dengan Tahun 2016 dapat dilihat dari tabel 6. berikut ini :
Tabel 20. Perbandingan Realisasi Belanja BPFK Medan Tahun 2017 dengan Tahun
2016
Realisasi belanja pegawai untuk tahun 2016 mengalami kenaikan yaitu
sebesar 18,59 % dari tahun 2015 disebabkan adanya penyesuaian tunjangan
bahaya radiasi dan kenaikan pangkat pegawai BPFK Medan. Untuk realisasi
belanja barang juga mengalami kenaikan yaitu sebesar 26,46 % dari tahun
2015. Dan untuk realisasi belanja modal di tahun 2016 mengalami penurunan
yaitu sebesar (27,94) % dari tahun 2015 dikarenakan adanya penghematan
belanja pemerintah (Self Blocking).
Komposisi perbandingan realisasi belanja tahun 2016 dengan tahun 2015
dapat dilihat dalam grafik berikut ini :
No Keterangan Realisasi 2017 Realisasi 2016 Persentase
1 Belanja Pegawai 3.561.799.056 3.129.950.742 18,59 %
2 Belanja Barang 6.973.652.107 4.927.047.017 26,46 %
3 Belanja Modal 14.774.418.900 5.886.204.269 (27,94) %
TOTAL 25.309.870.063,- 13.943.202.028,- (5,17) %
LAKIP BPFK MEDAN 2017 47
Diagram 3. Perbandingan Realisasi Belanja BPFK Medan Tahun 2017
2. Persentase Alokasi Dan Realisasi Anggaran BPFK Medan Berdasarkan
Program/Kegiatan Tahun 2016
Persentase alokasi dan realisasi anggaran BPFK Medan Tahun Anggaran
2016 per kegiatan nya dapat di lihat pada Tabel 8. Berikut ini :
Realisasi 2017; 3.736.868.000
Realisasi 2017; 9.185.661.000
Realisasi 2017; 16.145.389.000
Realisasi 2016; 3.129.950.742
Realisasi 2016; 4.927.047.017
Realisasi 2016; 5.886.204.269
19,39%
86,43%
174,29%
Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal
Perbandingan Realisasi Belanja BPFK Medan Tahun 2017 dengan Tahun 2016
LAKIP BPFK MEDAN 2017 48
Tabel 21. Persentase Alokasi dan Realisasi Anggaran BPFK Medan Berdasarkan Program Kegiatan Tahun 2017
PROGRAM/KEGIATAN/OUTPUT/SUB OUTPUT/ KOMPONEN
PAGU DIPA (Rp) Realisasi Tahun
Anggaran 2017 (Rp) Persentase
( % )
Belanja Gaji Pokok PNS 2.042.159.000 2.042.024.500 99,99%
Belanja Pembulatan Gaji PNS 71.000 30.661 43,18%
Belanja Tunj.Suami/Istri PNS 145.370.000 137.763.960 94,77%
Belanja Tunj.Anak PNS 48.328.000 45.661.098 94,48%
Belanja Tunj.Struktural PNS 40.320.000 37.440.000 92,86%
Belanja Tunj.Fungsional PNS 328.417.000 317.625.000 96,71%
Belanja Tunj.PPh PNS 12.144.000 14.409.317 118,65%
Belanja Tunj.Beras PNS 142.519.000 124.809.520 87,57%
Belanja Uang Makan PNS 330.160.000 258.943.000 78,43%
Belanja Tunj. Kompensasi Kerja PNS 513.300.000 466.775.000 90,94%
Belanja Tunjangan Umum PNS 112.980.000 107.685.000 95,31%
Belanja Uang Lembur 18.800.000 8.632.000 45,91%
Belanja Langganan Listrik 264.000.000 210.718.903 79,82%
Belanja Langganan Telepon 48.000.000 34.951.256 72,82%
Belanja Langganan Air 18.000.000 9.959.100 55,33%
Belanja Langganan Daya dan Jasa Lainnya 232.200.000 230.565.983 99,30%
Belanja Jasa Pos dan Giro 120.000.000 104.755.800 87,30%
Belanja Biaya Pemeliharaan Gedung dan Bangunan Lainnya
439.555.000 432.500.000 98,39%
Belanja Biaya Pemeliharaan Peralatan dan mesin
427.042.000 230.402.949 53,95%
Belanja Biaya Pemelihraan Jaringan 84.000.000 34.522.200 39,96%
Belanja Biaya Pemeliharaan Peralatan dan Mesin Lainnya
1.593.000.000 565.587.500 52,37%
Belanja Keperluan Perkantoran 845.504.000 776.774.165 89,96%
Belanja Barang untuk Persediaan Barang konsumsi
457.046.000 453.300.400 99,18%
Belanja Honor Operasional Satuan Kerja 307.750.000 290.720.000 94,47%
Belanja Barang Operasional Lainnya 403.950.000 222.725.000 55,14%
Belanja Penambah Daya Tahan Tubuh 193.800.000 192.270.000 99,21%
Honor Output Kegiatan 96.790.000 16.006.000 16,54%
Belanja Perjalanan Biasa (Kemenkes/Batan/Bapeten/KAN/Dll)
1.917.342.000 1.303.223.845 67,97%
Belanja Perjalanan Dinas Dalam Kota 144.000.000 68.700.000 47,71%
Belanja Modal Peralatan dan Mesin 15.545.389.000 14.182.618.900 91,23%
Belanja Modal Lainnya 600.000.000 591.800.000 98,63%
Belanja Barang Persediaan Lainnya 1.168.784.000 1.157.158.800 99,01%
LAKIP BPFK MEDAN 2017 49
Belanja Barang Non Operasional Lainnya 203.640.000 125.610.000 61,68%
Belanja Bahan (Revolusi Mental ) 8.950.000 6.197.650 69,25%
Belanja Jasa Profesi 70.400.000 31.200.000 44,32%
Belanja Jasa lainnya 67.545.000 67.000.000 99,19%
Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Luar Kota
566.983.000 408.802.556 72,10%
TOTAL 29.067.918.000 25.309.870.063 87,10%
3. Sumber Daya Manusia
Pada Tahun 2017 Jumlah Pegawai BPFK Medan sebanyak 51 orang PNS.
BPFK Medan juga mempunyai 15 orang Tenaga Kerja Kontrak (TKK) yang
terbagi menjadi honorer tenaga administrasi = 5 orang, tenaga satpam = 6
orang, tenaga kebersihan = 2 orang, dan tenaga supir (Driver) = 1 orang.
Sumber Daya Manusia pada BPFK Medan dapat dituangkan dalam Tabel.
9 sebagai berikut :
LAKIP BPFK MEDAN 2017 50
Tabel 22. Sumber Daya Manusia pada BPFK Medan Tahun 2017
NO URAIAN JANUARI
2017 TAMBAH KURANG
DESEMBER 2017
A MENURUT JABATAN
1. Struktural
Eselon I
Eselon II
Eselon III 1 - - 1
Eselon IV 3 - - 3
2. Fungsional (JFT)
21 - - 21
3. Staf (JFU) 26 - - 26
JUMLAH 51 - - 51
B MENURUT GOLONGAN
Golongan IV - - - -
Golongan III 37 - - 37
Golongan II 14 - - 14
Golongan I - - - - JUMLAH 51 - - 51
C MENURUT PENDIDIKAN
S.3 - - - -
S.2 1 - - 1
S.1 32 - - 32
D.III 14 - - 14
SMA 4 - - 4 JUMLAH 51 - - 51
Sumber Daya Manusia BPFK Medan Tahun 2017 juga dapat dituangkan
dalam bentuk grafik berdasarkan Jabatan, Golongan dan Pendidikan nya
sebagai berikut ini :
a. Jumlah PNS BPFK Medan berdasarkan Jabatan
Jumlah PNS BPFK Medan per Desember 2016 berdasarkan Jabatan
nya terdiri atas jabatan struktural sebanyak 4 PNS terdiri dari Eselon III
sebanyak 1 PNS dan Eselon IV sebanyak 3 PNS, Jabatan Fungsional
(JFT) Teknik Elektromedik sebanyak 16 PNS, Jabatan Fungsional
(JFT) Fisikawan Medik sebanyak 5 PNS dan Jabatan Fungsional
Umum (staf) sebanyak 26 PNS,dapat dilihat pada Grafik dibawah ini :
LAKIP BPFK MEDAN 2017 51
Diagram 4. Jumlah PNS BPFK Medan berdasarkan Jabatan
b. Jumlah PNS BPFK Medan berdasarkan Golongan
Jumlah PNS BPFK Medan berdasarkan Golongan nya antara lain :
Untuk Golongan III sebanyak 37 PNS dan Untuk Golongan II sebanyak
14 PNS. Data tersebut dapat dilihat pada Grafik dibawah ini:
Diagram 5. Jumlah PNS BPFK Medan berdasarkan Golongan
Eselon III; 1Eselon IV; 3
Teknik Elektromedis; 16
Fisikawan Medis; 5
JFU (Staf); 26
Jumlah PNS berdasarkan Jabatan di BPFK Medan
Golongan II ; 14
Golongan III; 37
Jumlah PNS berdasarkan Golongan di BPFK Medan
LAKIP BPFK MEDAN 2017 52
c. Jumlah PNS BPFK Medan berdasarkan Pendidikan
Jumlah PNS BPFK Medan berdasarkan Pendidikan antara lain : SMU
sebanyak 4 Orang, D3 sebanyak 14 Orang, S1 sebanyak 32 Orang dan
S2 sebanyak 1 Orang. Data tersebut dapat dilihat pada Grafik dibawah
ini :
Diagram 6. Jumlah PNS BPFK Medan berdasarkan Pendidikan
4. Barang Milik Negara
Posisi Neraca Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan Medan pada periode 31
Desember 2017 terdiri dari :
a. BMN INTRAKOMTABEL Posisi Awal ( 1 Januari 2017 ) : Rp. 46.946.999.244,- Penambahan : Rp. 14.193.069.900,- Pengurangan : Rp. 412.448.750,- Posisi Akhir ( 31 Desember 2017 ) : Rp. 61.298.518.394,-
b. BMN EKSTRAKOMTABEL Posisi Awal ( 1 Januari 2017 ) : Rp. 10.451.000,- Penambahan : Rp. 0,- Pengurangan : Rp. 0,- Posisi Akhir ( 31 Desember 2017 ) : Rp. 10.451.000,-
c. BMN GABUNGAN INTRA & EKSTRA Posisi Awal ( 1 Januari 2017 ) : Rp. 43.511.859.422,- Penambahan : Rp. 14.193.069.900,- Pengurangan : Rp. 412.448.750,-
S2; 1
S1; 32
DIII; 14
SMA; 4
Jumlah PNS berdasarkan Pendidikan di BPFK Medan
LAKIP BPFK MEDAN 2017 53
Posisi Akhir ( 31 Desember 2017 ) : Rp. 61.308.969.394,- d. BMN ASET TAK BERWUJUD Posisi Awal ( 1 Januari 2017 ) : Rp. 0,- Penambahan : Rp. 591.800.000,- Aset Definitif : Rp. 0,- Posisi Akhir ( 31 Desember 2017 ) : Rp. 591.800.000,-
e. KONTRUKSI DALAM PENGERJAAN Posisi Awal ( 1 Januari 2017 ) : Rp. 0,- Penambahan : Rp. 0,- Pengurangan : Rp. 0,- Posisi Akhir ( 31 Desember 2017 ) : Rp. 0,-
Dari data Neraca tersebut diatas dapat di tuangkan Laporan pengelolaan
sumber daya sarana dan prasarana BPFK Medan Tahun 2017 dalam Tabel. 10
sebagai berikut ini :
LAKIP BPFK MEDAN 2017 54
Tabel. 23 Laporan Nilai BMN BPFK Medan Periode 31 Desember 2017
No.
Akun Neraca
Nilai BMN Periode 31 Desember 2017
Saldo Awal Mutasi
Saldo Akhir (31 Des 2017)
Tambah Kurang
1 2 3 4 5 6=3+4-5
A ASET LANCAR 690.615.373 - 39.890.085 650.725.288
1 Persediaan 690.615.373 - 39.890.085 650.725.288
B ASET TETAP 46.936.548.24
4 13.601.269.90
0 412.448.75
0 60.717.169.39
4
1 Tanah 0 - - 0
2 Peralatan dan Mesin
41.949.786.434
14.193.069.900
- 56.142.856.33
4
3 Gedung dan Bangunan
4.666.047.750 - 412.448.75
0 4.253.599.000
4 Jalan, Irigasi dan Jaringan
295.162.000 - - 295.162.000
5 Aset Tetap Lainnya
25.552.060 - - 25.552.060
C ASET LAINNYA 0 591.800.000 - 591.800.000
1 Aset Tidak Berwujud
0 591.800.000 - 591.800.000
2 Aset tetap yg tidak digunakan
0 - - 0
3 Kerjasama Dengan Pihak Ketiga
0 - - 0
D Total
Intrakomptabel (A+B+C)
47.627.163.617
14.193.069.900
461.338.835
61.959.694.682
E Ekstrakomptabe
l 10.451.000 - - 10.451.000
F Total Gabungan
(D+E) 47.637.614.61
7 13.601.269.90
0 461.338.83
5 61.970.145.68
2
LAKIP BPFK MEDAN 2017 55
BAB IV
PENUTUP
LAKIP BPFK Medan ini menunjukkan pencapaian kinerja BPFK Medan
sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Kesehatan RI yang berada
dibawah pembinaan Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan selama kurun waktu
dari Bulan Januari–Desember 2017 yang bertugas melaksanakan pengamanan
fasilitas kesehatan meliputi sarana, prasarana dan peralatan kesehatan melalui
pengujian, kalibrasi dan proteksi radiasi dilingkungan pemerintah maupun swasta di
7 (tujuh) wilayah kerja yaitu Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Kepulauan
Riau, Riau, Jambi dan Bengkulu.
Tahun 2017 telah dilaksanakan berbagai program dan kegiatan oleh
masing-masing bagian dan bidang, kegiatan-kegiatan tersebut mencakup bagian
ketatausahaan, bidang pelayanan dan bidang tata operasional pada BPFK Medan.
Salah satu unsur penting dalam penilaian organisasi adalah kinerja aparatur yang
diaktualisasikan dengan perencanaan program yang tepat sasaran, pelaksanaan
kegiatan dan evaluasi hasil kegiatan.
Pengukuran terhadap berbagai indikator yang telah ditetapkan BPFK
Medan selama tahun 2017 sebagian besar telah mencapai bahkan melebihi
dari target yang ditetapkan.
Realisasi anggaran Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) Medan
tahun 2017 adalah sebesar Rp. 25.309.870.063,- atau mencapai 87,07 % dari
PAGU DIPA sebesar 29.067.918.000,. Realisasi pendapatan BPFK Medan Tahun
2017 melebihi dari target yang telah ditetapkan. Realisasi pendapatan BPFK Medan
Tahun 2017 sebesar Rp. 4.422.066.000,- atau 220,64 % yang pencapaiannya
melebihi dari targetnya sebesar Rp. 2.004.215.000.
Beberapa hal yang sangat berpengaruh dalam menunjang kelancaran setiap
kegiatan dan program yang telah ditetapkan untuk dapat mendukung tercapainya
sasaran sebagaimana telah diuraikan diatas antara lain adalah :
LAKIP BPFK MEDAN 2017 56
1. Perencanaan (planning) yang sistematis dan akurat dengan
mempertimbangkan berbagai aspek dan dampak dari pelaksanaan
program dan kegiatan yang dilaksanakan sehingga tidak terjadi revisi
2. Tersedianya fasilitas (sarana dan prasarana) yang memadai
3. Adanya pedoman dan peraturan perundang-undangan yang mendukung
pelaksanaan kegiatan.
4. Kemampuan (kualitas dan kuantitas) sumber daya manusia yang memadai
5. Terpenuhinya kebutuhan anggaran/dana untuk pelaksanaan kegiatan
6. Terpenuhinya akurasi data/bahan dan informasi yang diperlukan
7. Pelaksanaan koordinasi dan kerjasama antar instansi dan lintas sektor
terkait yang terbina dengan baik dan harmonis.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa LAKIP Balai Pengamanan Fasilitas
Kesehatan Medan Tahun Anggaran 2017 ini masih belum sempurna, oleh karena
itu kami mengharapkan masukan, saran dan kritik yang membangun guna
kesempurnaan penyusunan laporan ini pada tahun tahun mendatang.
Semoga Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Balai pengamanan
Fasilitas Kesehatan Medan Tahun Anggaran 2017 ini dapat bermanfaat dan
menjadi bahan evaluasi dan pedoman dalam meningkatkan kinerja di masa
mendatang serta dapat digunakan sebagai alat komunikasi pertanggungjawaban
dan peningkatan kinerja Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan Medan dimasa
yang akan datang.