Laporan Akhir Rispem Roti Agung

59
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Roti kini sudah menjadi salah satu makanan pokok bagi masyarakat Indonesia. Bahkan di kalangan remaja dan anak-anak, posisi makanan itu telah mulai menggeser nasi sebagai sumber karbohidrat utama. Tetapi sejauh ini tidak banyak masyarakat yang mengetahui bahan dan proses pembuatan roti, sedemikian juga tidak banyak yang tahu titik kritis keharamannya. Di Eropa dan beberapa Negara Amerika, roti merupakan bahan pangan pokok. Walaupun belum menjadi kebutuhan pokok, di Indonesia keberadaan roti telah menjadi bagian penting dalam pemenuhan gizi masyarakat, tidak aneh jika bisnis ini juga berkembang pesat. Setidaknya, ada 2 tipe produsen roti di Indonesia, yakni artisan dan industri. Tipe artisan adalah produsen roti yang menjual produknya di outlet-outlet, sedangkan tipe industri merupakan produsen yang memproduksi roti dengan skala lebih besar. Namun, apapun tipenya, produsen harus tetap memenuhi tuntutan konsumen akan roti yang berkualitas. Secara sederhana, proses pembuatan roti terdiri dari pencampuran bahan, pengadukan, pembentukan, fermentasi, pemanggangan, dan pengemasan. Pengolahan roti secara tradisional biasanya sulit dikontrol dan hanya mengandalkan pengalaman dari baker.

Transcript of Laporan Akhir Rispem Roti Agung

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Roti kini sudah menjadi salah satu makanan pokok bagi masyarakat Indonesia.

Bahkan di kalangan remaja dan anak-anak, posisi makanan itu telah mulai

menggeser nasi sebagai sumber karbohidrat utama. Tetapi sejauh ini tidak banyak

masyarakat yang mengetahui bahan dan proses pembuatan roti, sedemikian juga

tidak banyak yang tahu titik kritis keharamannya. Di Eropa dan beberapa Negara

Amerika, roti merupakan bahan pangan pokok. Walaupun belum menjadi

kebutuhan pokok, di Indonesia keberadaan roti telah menjadi bagian penting

dalam pemenuhan gizi masyarakat, tidak aneh jika bisnis ini juga berkembang

pesat. Setidaknya, ada 2 tipe produsen roti di Indonesia, yakni artisan dan industri.

Tipe artisan adalah produsen roti yang menjual produknya di outlet-outlet,

sedangkan tipe industri merupakan produsen yang memproduksi roti dengan skala

lebih besar. Namun, apapun tipenya, produsen harus tetap memenuhi tuntutan

konsumen akan roti yang berkualitas. Secara sederhana, proses pembuatan roti

terdiri dari pencampuran bahan, pengadukan, pembentukan, fermentasi,

pemanggangan, dan pengemasan. Pengolahan roti secara tradisional biasanya sulit

dikontrol dan hanya mengandalkan pengalaman dari baker. Misalnya dalam hal

penggunaan ragi. Pada awalnya yeast (khamir) yang digunakan berasal dari

permukaan biji sereal atau wine. Akibatnya proses fermentasi terjadi secara alami

dan tidak terkontrol. Begitupun dalam pengadukan, parameternya hanya

berdasarkan pengalaman si pembuat roti.

Usaha Kecil Menengah (UKM) yang telah banyak tumbuh di Banjarbaru, salah

satunya UKM produk roti. Produk roti yang diproduksi pun beraneka ragam dari

segi rasa, harga, dan kualitas roti. Untuk menjadi lebih unggul dari produk

pesaing maka produsen roti harus memiliki keunggulan dari produk yang

diproduksi dan dipasarkan.

Roti Agung merupakan produk roti yang diproduksi oleh UKM yang berada di

Banjarbaru. Sistem pemasaran yang dilakukan produsen roti Agung saat ini

adalah hanya dengan cara menitipkan di warung-warung atau kios-kios. Daerah

pemasarannya meliputi Banjarmasin, Banjarbaru dan Martapura. Saat ini roti

Agung merupakan produk roti yang memiliki harga lebih murah dibandingkan

harga produk-produk roti di bakery dan menurut sebagian orang roti Agung

merupakan roti yang lebih enak dibandingkan roti yang sekelasnya (misalnya roti

MP). Roti Agung memiliki segemen pasar menengah ke bawah dan dari segi

kualitas produk roti Agung belum memenuhi standar roti yang diinginkan pasar.

Untuk memperluas daerah pemasaran dan unggul dari produk roti UKM lainnya

roti Agung memerlukan riset pemasaran untuk mengetahui informasi bagaimana

kondisi pasar dan permintaan konsumen terhadap produk mereka.

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas dan untuk memberikan

informasi penting guna mengembangkan usaha roti Agung, maka kami akan

melakukan riset pemasaran terhadap produk roti Agung kepada responden yang

telah kami tentukan. Dengan harapan produk roti Agung dapat meningkatkan

volume penjualannya setelah adanya kami melakukan riset ini dengan sistem

penjualan tidak hanya terbatas di warung/kios saja.

B. Tujuan

1. Mengetahui sejauh mana tingkat permintaan konsumen terhadap produk roti

Agung.

2. Mengkaji tanggapan konsumen secara umum terhadap produk roti Agung.

3. Dapat memberikan saran konstruktif kepada roti Agung dalam meningkatkan

volume penjualan produk roti Agung.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Roti

Roti adalah sejenis makanan. Bahan dasar utama roti adalah tepung terigu dan

air yang difermentasikan oleh ragi, tetapi ada juga yang tidak menggunakan ragi.

Namun kemajuan teknologi manusia membuat roti diolah dengan berbagai bahan

seperti garam, minyak, mentega, ataupun telur untuk menambahkan kadar protein

di dalamnya sehingga didapat tekstur dan rasa tertentu. Roti termasuk makanan

pokok di banyak negara Barat. Roti adalah bahan dasar pizza dan lapisan luar roti

lapis.Dalam beberapa budaya, roti dipandang sangat penting sehingga menjadi

bagian ritual keagamaan(Anonim1, 2011).

B. Pengertian Roti Manis

Roti adalah makanan yang dibuat dari tepung terigu yang diragikan dengan

ragi roti dan dipanggang. Kedalam adonan boleh ditambahkan garam, gula, susu,

lemak dan bahan-bahan pelezat aeperti coklat, kismis, dan sukade. Di pasaran roti

ummunya dijual dalam bentuk roti manis dan roti rawar. (Anonim2, 2011).

C. Pengertian Kuisioner

Kuesioner adalah suatu teknik pengumpulan informasi yang memungkinkan

analis mempelajari sikap-sikap, keyakinan, perilaku, dan karakteristik beberapa

orang utama di dalam organisasi yang bisa terpengaruh oleh sistem yang diajukan

atau oleh sistem yang sudah ada. Dengan menggunakan kuesioner, analis

berupaya mengukur apa yang ditemukan dalam wawancara, selain itu juga untuk

menentukan seberapa luas atau terbatasnya sentimen yang diekspresikan dalam

suatu wawancara. Penggunaan kuesioner tepat bila :

1. Responden (orang yang merenpons atau menjawab pertanyaan) saling

berjauhan.

2. Melibatkan sejumlah orang di dalam proyek sistem, dan berguna bila

mengetahui berapa proporsi suatu kelompok tertentu yang menyetujui atau

tidak menyetujui suatu fitur khusu dari sistem yang diajukan.

3. Melakukan studi untuk mengetahui sesuatu dan ingin mencari seluruh pendapat

sebelum proyek sistem diberi petunjuk-petunjuk tertentu.

4. Ingin yakin bahwa masalah-masalah dalam sistem yang ada bisa diidentifikasi

dan dibicarakan dalam wawancara tindak lanjut. (Anonim3, 2008).

D. Pemasaran

Pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok

mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan,

menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang benilai dengan

pihak lain (Kotler, 2002 dalam USU, 2010).

Menurut Stanton (2005) dalam USU (2010), pemasaran adalah suatu sistem

keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan,

menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang

memuaskan kebutuhan berdasarkan kepada pembeli yang ada maupun pembeli

potensial.

Jadi dapat disimpulkan bahwa pemasaran merupakan kegiatan yang

dilaksanakan oleh perusahaan dalam menyampaikan produknya untuk memenuhi

kebutuhan dan keinginan konsumen lewat penciptaan dan pertukaran yang dapat

memuaskan tujuan individu dan organisasi (USU, 2010).

Pemasaran merupakan suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan

kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan saling

menciptakan sebuah penawaran dan saling bertukar sesuatu yang bernilai satu

sama lain. Dalam proses ini kedua belah pihak saling diuntungkan karena terjadi

sebuah kesepakatan. Penawaran yang ditawarkan bisa beraneka ragam diantaranya

sandang, pangan, papan, ataupun kebutuhan tambahan yang lainnya (Billy, 2010).

Di dalam pemasaran produk tidak selamanya akan berjalan dengan lancar

sesuai keinginan perusahaan. Banyak permasalahan yang timbul dimana hal ini

dalam bentuk keluhan, komentar, kritik, saran atau masukan dari konsumen.

Berbagai masukan yang membangun akan sangat membantu perusahaan dalam

mengembangkan produk dan meningkatkan pangsa pasarnya. Permasalahan

produk meliputi banyak aspek seperti kualitas produk (bentuk, rasa, warna,

tekstur, aroma, kenampakan), harga, kemasan, ukuran produk dan ukuran

kemasan, kemudahan penggunaan/mengkonsumsi dan sebagainya, dimana

berbagai permasalahan tersebut tidak akan dapat diselesaikan secara sendiri oleh

perusahaan namun perlu bantuan konsumen terutama konsumen eksternal. Oleh

karena itu untuk mengetahui kebutuhan dan keinginan konsumen terhadap suatu

produk diperlukan suatu penelitian yang dinamakan riset pemasaran (Billy, 2010).

E. Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan

dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian

produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginanPerilaku konsumen

merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan

pembelian. Untuk barang berharga jual rendah (low-involvement) proses

pengambilan keputusan dilakukan dengan mudah, sedangkan untuk barang

berharga jual tinggi (high-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan

dengan pertimbangan yang matang (Wikipedia, 2011).

Pemahaman akan perilaku konsumen dapat diaplikasikan dalam beberapa hal,

yang pertama adalah untuk merancang sebuah strategi pemasaran yang baik,

misalnya menentukan kapan saat yang tepat perusahaan memberikan diskon untuk

menarik pembeli. Kedua, perilaku konsumen dapat membantu pembuat keputusan

membuat kebijakan publik. Misalnya dengan mengetahui bahwa konsumen akan

banyak menggunakan transportasi saat lebaran, pembuat keputusan dapat

merencanakan harga tiket transportasi di hari raya tersebut. Aplikasi ketiga adalah

dalam hal pemasaran sosial (social marketing), yaitu penyebaran ide di antara

konsumen. Dengan memahami sikap konsumen dalam menghadapi sesuatu,

seseorang dapat menyebarkan ide dengan lebih cepat dan efektif (Wikipedia,

2011).

Terdapat tiga pendekatan utama dalam meneliti perilaku konsumen.

Pendekatan pertama adalah pendekatan interpretif. Pendekatan ini menggali

secara mendalam perilaku konsumsi dan hal yang mendasarinya. Studi dilakukan

dengan melalui wawancara panjang dan focus group discussion untuk memahami

apa makna sebuah produk dan jasa bagi konsumen dan apa yang dirasakan dan

dialami konsumen ketika membeli dan menggunakannya (Wikipedia, 2011).

Pendekatan kedua adalah pendekatan tradisional yang didasari pada teori dan

metode dari ilmu psikologi kognitif, sosial, dan behaviorial serta dari ilmu

sosiologi. Pendekatan ini bertujuan mengembangkan teori dan metode untuk

menjelaskan perliku dan pembuatan keputusan konsumen. Studi dilakukan

melalui eksperimen dan survey untuk menguji coba teori dan mencari pemahaman

tentang bagaimana seorang konsumen memproses informasi, membuat keputusan,

serta pengaruh lingkungan sosial terhadap perilaku konsumen (Wikipedia, 2011).

Pendekatan ketiga disebut sebagai sains marketing yang didasari pada teori dan

metode dari ilmu ekonomi dan statistika. Pendekatan ini dilakukan dengan

mengembangkan dan menguji coba model matematika berdasarkan hirarki

kebutuhan manusia menurut Abraham Maslow untuk memprediksi pengaruh

strategi marketing terhadap pilihan dan pola konsumsi, yang dikenal dengan

sebutan moving rate analysis (Wikipedia, 2011).

Ketiga pendekatan sama-sama memiliki nilai dan tinggi dan memberikan

pemahaman atas perilaku konsumen dan strategi marketing dari sudut pandang

dan tingkatan analisis yang berbeda. Sebuah perusahaan dapat saja menggunakan

salah satu atau seluruh pendekatan, tergantung permasalahan yang dihadapi

perusahaan tersebut (Wikipedia, 2011).

Sebelum dan sesudah melakukan pembelian, seorang konsumen akan

melakukan sejumlah proses yang mendasari pengambilan keputusan, yakni:

1. Pengenalan masalah (problem recognition). Konsumen akan membeli suatu

produk sebagai solusi atas permasalahan yang dihadapinya. Tanpa adanya

pengenalan masalah yang muncul, konsumen tidak dapat menentukan produk

yang akan dibeli (Wikipedia, 2011).

2. Pencarian informasi (information source). Setelah memahami masalah yang

ada, konsumen akan termotivasi untuk mencari informasi untuk menyelesaikan

permasalahan yang ada melalui pencarian informasi. Proses pencarian

informasi dapat berasal dari dalam memori (internal) dan berdasarkan

pengalaman orang lain (eksternal) (Wikipedia, 2011).

3. Mengevaluasi alternatif (alternative evaluation). Setelah konsumen mendapat

berbagai macam informasi, konsumen akan mengevaluasi alternatif yang ada

untuk mengatasi permasalahan yang dihadapinya (Wikipedia, 2011).

4. Keputusan pembelian (purchase decision). Setelah konsumen mengevaluasi

beberapa alternatif strategis yang ada, konsumen akan membuat keputusan

pembelian. Terkadang waktu yang dibutuhkan antara membuat keputusan

pembelian dengan menciptakan pembelian yang aktual tidak sama dikarenakan

adanya hal-hal lain yang perlu dipertimbangkan (Wikipedia, 2011).

5. Evaluasi pasca pembelian (post-purchase evaluation) merupakan proses

evaluasi yang dilakukan konsumen tidak hanya berakhir pada tahap pembuatan

keputusan pembelian. Setelah membeli produk tersebut, konsumen akan

melakukan evaluasi apakah produk tersebut sesuai dengan harapannya. Dalam

hal ini, terjadi kepuasan dan ketidakpuasan konsumen. Konsumen akan puas

jika produk tersebut sesuai dengan harapannya dan selanjutnya akan

meningkatkan permintaan akan merek produk tersebut di masa depan.

Sebaliknya, konsumen akan merasa tidak puas jika produk tersebut tidak sesuai

dengan harapannya dan hal ini akan menurunkan permintaan konsumen di

masa depan (Wikipedia, 2011).

Terdapat 5 faktor internal yang relevan terhadap proses pembuatan keputusan

pembelian.

1. Motivasi (motivation) merupakan suatu dorongan yang ada dalam diri

manusia untuk mencapai tujuan tertentu.

2. Persepsi (perception) merupakan hasil pemaknaan seseorang terhadap

stimulus atau kejadian yang diterimanya berdasarkan informasi dan

pengalamannya terhadap rangsangan tersebut.

3. Pembentukan sikap (attitude formation) merupakan penilaian yang ada

dalam diri seseorang yang mencerminkan sikap suka/tidak suka seseorang

akan suatu hal.

4. Integrasi (integration) merupakan kesatuan antara sikap dan tindakan.

Integrasi merupakan respon atas sikap yang diambil.

5. Perasaan suka akan mendorong seseorang untuk membeli dan perasaan

tidak suka akan membulatkan tekad seseorang untuk tidak membeli

produk tersebut (Wikipedia, 2011).

F. Bauran Pemasaran

Bauran pemasaran adalah campuran-campuran variabel-variabel yang dapat

dikendalikan dan uang dipergunakan oleh suatu perusahaan untuk mengejar

tingkat penjualan diinginkan pada suatu target pasar. Ada banyak sekali kiat

bauran pemasaran. McCarthy mempopulerkan klasifikasi yang terdiri dari empat

faktor yang disebut yang disebut 4P, yaitu : Product (produk), Price (harga),

Place (distribusi), dan Promotion (promosi) (Sutrisno, 2009).

Bauran pemasaran merupakan bagian dari aktivitas pemasaran yang

mempunyai peranan yang cukup penting dalam mempengaruhi konsumen untuk

membeli produk atau jasa yang ditawarkan. Untuk mengetahui lebih jelas, penulis

akan menggunakan beberapa pendapat tentang bauran pemasaran yang telah

dikemukakan oleh para ahli:

- Menurut Kotler (2002) dalam USU (2010), yaitu:

Bauran pemasaran (marketing mix) adalah seperangkat alat pemasaran yang

digunakan perusahaan untuk terus-menerus mencapai tujuan pemasarannya di

pasar sasaran.

- Menurut Dhaimesta, dan Irwan (2000) dalam USU (2010), yaitu :

Marketing mix ialah merupakan variabel-variabel yang dipakai oleh

perusahaan sebagai sarana untuk memenuhi atau melayani kebutuhan dan

keinginan konsumen.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa bauran pemasaran adalah

sekumpulan variabel yang terkendali dimana satu sama lain saling berkaitan dan

dikombinasikan oleh perusahaan dengan tepat agar menjadi suatu bauran yang

dapat digunakan untuk mencapai tujuan pemasaran perusahaan (USU, 2010).

Menurut Kotler (2002) bauran pemasaran dapat diklasifikasikan menjadi 4P

(Product, Price, Place, Promotion). Sedangkan menurut Boom dan Bitner, bauran

pemasaran dalam produk jasa perlu ditambah menjadi 3P, sehingga bauran

pemasaran jasa menjadi 7P (product, price, place, promotion, people, physical

evidence dan process). Adapun pengertian dari masing-masing bauran pemasaran

di atas adalah :

1. Product

Produk merupakan penawaran berwujud dan tidak berwujud perusahaan

kepada pasar, yang mencakup kualitas, rancangan, bentuk, merek dan kemasan

produk.

2. Price

Harga adalah sejumlah uang yang pelanggan bayar untuk produk tertentu.

3. Place

Kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk membuat produk agar dapat

diperoleh dan tersedia bagi pelanggan sasaran.

4. Promotion

Kegiatan yang dilakukan untuk mengkomunikasikan keunggulan produk dan

membujuk pelanggan sasaran untuk membelinya.

5. People

Adalah semua pelaku yang turut ambil bagian dalam penyajian jasa dan dalam

hal ini mempengaruhi persepsi pembeli. Yang termasuk dalam elemen ini adalah

personel perusahaan dan konsumen.

6. Physical evidence

Bukti fisik jasa mencakup semua hal yang berwujud berkenaan dengan suatu

jasa seperti brosur, kartu bisnis, format laporan dan peralatan.

7. Process.

Yaitu semua prosedur aktual, mekanisme dan aliran aktivitas dengan mana jasa

disampaikan yang merupakan sistem penyajian atas operasi jasa (USU, 2010).

G. Segmen Pasar

Segmentasi pasar adalah kegiatan membagi-bagi pasar yang bersifat heterogen

dari suatu produk ke dalam satuan-satuan pasar (segmen pasar) yang bersifat

homogen (Stanton, 1991 dalam Jurini, 2003). Dengan kata lain, segmentasi pasar

adalah kegiatan membagi pasar menjadi kelompok pembeli yang terbedakan

dengan kebutuhan, karakteristik, atau tingkah laku berbeda yang mungkin

membutuhkan produk atau bauran pemasaran terpisah (Jurini, 2003).

Perusahaan membagi pangsa pasar ke dalam segmen-segmen pasar tertentu di

mana masing-masing segmen tersebut bersifat homogen. Perbedaan keinginan dan

hasrat konsumen merupakan alasan yang utama untuk diadakannya segmentasi

pasar. Jika terdapat bermacam-macam hasrat dan keinginan konsumen, maka

perusahaan dapat mendesain suatu produk untuk mengisi suatu heterogenitas

keinginan dan hasrat tersebut. Dengan demikian dapat berkreasi dengan suatu

penambahan penggunaan yang khusus untuk konsumen dalam segmen yang

diinginkan. Konsumen akan mau membayar lebih tinggi terhadap produk yang

mereka butuhkan bila mereka menerima berbagai keuntungan dari produk tersebut

(Jurini, 2003).

Perusahaan atau para penjual mengklasifikasikan beberapa kelompok sasaran

segmen pemasaran, yakni segmentasi pasar konsumen, segmentasi pasar industri,

dan segmentasi pasar internasional. Kelompok segmen pasar tersebut memiliki

karakteristik berbeda, sehingga memerlukan cara tersendiri untuk menanganinya

(Jurini, 2003).

Tidak ada cara tunggal untuk membuat segmen pasar. Pemasar harus mencoba

variabel segmentasi yang berbeda, secara sendiri atau kombinasi untuk mencari

cara terbaik untuk memetakan struktur pasar. Terdapat beberapa variabel utama

yang sering digunakan untuk menentukan segmentasi pasar, yakni variabel

geografik, demografik, psikografik, dan tingkah laku tertentu (Jurini, 2003).

H. Jenis Pertanyaan Dalam Kuisioner

Perbedaaan pertanyaan dalam wawancara dengan pertanyaan dalam kuesioner

adalah dalam wawancara memungkinkan adanya interaksi antara pertanyaan dan

artinya. Dalam wawancara analis memiliki peluang untuk menyaring suatu

pertanyaan, menetapkan istilah-istilah yang belum jelas, mengubah arus

pertanyaan, memberi respons terhadap pandanmgan yang rumit dan umumnya

bisa mengontrol agar sesuai dengan konteksnya. Beberapa diantara peluang-

peluang diatas juga dimungkinkan dalam kuesioner. Jadi bagi penganalisis

pertanyaan-pertanyaan harus benar-benar jelas, arus pertanyaan masuk akal,

pertanyaan-pertanyaan dari responden diantisipasi dan susunan pertanyaan

direncanakan secara mendetail.

Jenis-jenis pertanyaan dalam kuesioner adalah :

1. Pertanyaan Terbuka : pertanyaan-pertanyaan yang memberi pilihan-pilihan

respons terbuka kepada responden. Pada pertanyaan terbuka antisipasilah jenis

respons yang muncul. Respons yang diterima harus tetap bisa diterjemahkan

dengan benar.

2. Pertanyaan Tertutup : pertanyaan-pertanyaan yang membatasi atau menutup

pilihan-pilihan respons yang tersedia bagi responden. (Anonim3, 2008).

Petunjuk-petunjuk yang harus diikuti saat memilih bahasa untuk kuesioner

adalah sebagai berikut :

Gunakan bahasa responden kapanpun bila mungkin. Usahakan agar kata-

katanya tetap sederhana.

Bekerja dengan lebih spesifik lebih baik daripada ketidak-jelasan dalam pilihan

kata-kata. Hindari menggunakan pertanyaan-pertanyaan spesifik.

Pertanyaan harus singkat.

Jangan memihak responden dengan berbicara kapada mereka dengan pilihan

bahasa tingkat bawah.

Hindari bias dalam pilihan kata-katanya. Hindari juga bias dalam pertanyaan –

pertanyaan yang menyulitkan.

Berikan pertanyaan kepada responden yang tepat (maksudnya orang-orang

yang mampu merespons). Jangan berasumsi mereka tahu banyak.

Pastikan bahwa pertanyaan-pertanyaan tersebut secara teknis cukup akurat

sebelum menggunakannya.

Gunakan perangkat lunak untuk memeriksa apakah level bacaannya sudah

tepat bagi responden. (Anonim3, 2008).

I. Skala Dalam Kuisioner

Penskalaan adalah proses menetapkan nomor-nomor atau simbol-simbol

terhadap suatu atribut atau karakteristik yang bertujuan untuk mengukur atribut

atau karakteristik tersebut. Alasan penganalisis sistem mendesain skala adalah

sebagai berikut :

Untuk mengukur sikap atau karakteristik orang-orang yang menjawab

kuesioner.

Agar respoden memilih subjek kuesioner.

*Ada empat bentuk skala pengukuran , yaitu :

1. Nominal : Skala nominal digunakan untuk mengklasifikasikan sesuatu. Skala

nominal merupakan bentuk pengukuran yang paling lemah, umumnya semua

analis bisa menggunakannya untuk memperoleh jumlah total untuk setiap

klasifikasi. Contoh : Apa jenis perangkat lunak yang paling sering anda

gunakan ? 1 = Pengolah kata, 2 = Spreadsheet, 3 = Basis Data, 4 = Program e-

mail

2. Ordinal

Skala ordinal sama dengan skala nominal, juga memungkinkan dilakukannya

kalsifikasi. Perbedaannya adalah dalam ordinal juga menggunakan susunan

posisi. Skala ordinal sangat berguna karena satu kelas lebih besar atau kurang

dari kelas lainnya.

3. Interval

Skala interval memiliki karakteristik dimana interval di antara masing-masing

nomor adalah sama. Berkaitan dengan karakteristik ini, operasi matematisnya

bisa ditampilkan dalam data-data kuesioner, sehingga bisa dilakukan analisis

yang lebih lengkap.

4. Rasio

Skala rasio hampis sama dengan skala interval dalam arti interval-interval di

antara nomor diasumsikan sama. Skala rasio memiliki nilai absolut nol. Skala

rasio paling jarang digunakan. (Anonim3, 2008).

J. Merancang Kuisioner

Merancang formulir-formulir untuk input data sangat penting, demikian juga

merancang format kuesioner juga sangat penting dalam rangka mengumpulkan

informasi mengenai sikap, keyakinan, perilaku dan karakteristik.

1. Format kuesioner sebaiknya adalah :

Memberi ruang kosong secukupnya,

Menunjuk pada jarak kosong disekeliling teks halaman atau layar. Untuk

meningkatkan tingkat respons gunakan kertas berwarna putih atau sedikit lebih

gelap, untuk rancangan survey web gunakan tampilan yang mudah diikuti, dan

bila formulirnya berlanjut ke beberapa layar lainya agar mudah menggulung

kebagian lainnya.

Memberi ruang yang cukup untuk respons,

Meminta responden menandai jawaban dengan lebih jelas.

Menggunakan tujuan-tujuan untuk membantu menentukan format.

Konsisten dengan gaya.

2. Urutan Pertanyaan

Dalam mengurutkan pertanyaan perlu dipikirkan tujuan digunakannya

kuesioner dan menentukan fungsi masing-masing pertanyaan dalam membantu

mencapai tujuan.

Pertanyaan-pertanyaan mengenai pentingnya bagi responden untuk terus,

pertanyaan harus berkaitan dengan subjek yang dianggap responden penting.

Item-item cluster dari isi yang sama.

Menggunakan tendensi asosiasi responden.

Kemukakan item yang tidak terlalu kontroversial terlebih dulu. (Anonim3,

2011).

BAB III

METODOLOGI

A. Waktu Pelaksanaan

Kegiatan riset pemasaran roti Agung akan dilaksanakan pada minggu kedua

bulan November 2011.

B. Tempat Pelaksanaan

Kegiatan riset pemasaran dilaksanakan di Fakultas Pertanian jurusan Teknologi

Industri Pertanian dan Fakultas Kedokteran jurusan Psikologi Universitas

Lambung Mangkurat Banjarbaru.

C. Metode Kerja

Metode kerja yang akan dilaksanakan dalam riset pemasaran ini digambarkan

pada diagram alir proses kerja yang dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Metodologi riset pemasaran roti Agung

Identifikasi masalah

Tujuan penelitian

Penetapan jumlah responden Penyusunan kuesioner

Penyebaran kuesioner

Pengolahan data

Analisis data

Kesimpulan dan saran

D. Karakteristik Responden

Responden riset pemasaran terhadap roti Agung yang akan kami tuju adalah

mahasiswa Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru di Fakultas Pertanian

seluruh angkatan jurusan Teknologi Industri Pertanian yang berjumlah 179 orang

dan Fakultas Kedokteran seluruh angkatan jurusan Psikologi yang berjumlah 143

orang. Berdasarkan perhitungan dari jumlah mahasiswa jurusan Teknologi

Industri Pertanian dan jurusan Psikologi, maka jumlah sampel yang ditarik adalah

178 orang.

E. Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan melalui tahap-tahap berikut ini :

1. Pengumpulan data dari jawaban kuisioner responden.

2. Input data ke dalam tabulasi (Microsoft Office Excel).

3. Membuat persentase jawaban dari setiap pertanyaan di dalam kuisioner roti

Agung.

4. Memilih 5 pertanyaan prioritas dari seluruh pertanyaan di dalam kuisioner

roti Agung.

5. Menganalisis data dengan uji Chi-Square di dalam SPSS Statistic 17.0.

F. Analisis Data

Analisi data yang digunakan ada dua yaitu :

1. Analisis data kuisioner dalam bentuk grafik

2. Analisis data dengan menggunakan Uji Chi-Square

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil dan pembahasan

1. Analisis Data kuesioner dalam bentuk grafik

a) Domisili Responden

Banjarbaru Banjarmasin Martapura Gambut Lainnya0.0

10.0

20.0

30.0

40.0

50.0

60.0

70.0

80.0

90.0 84.8

3.4 6.22.2 3.4

Dari grafik di atas terlihat domisili responden berada di Banjarbaru yang

terbanyak dalam mengisi kuisioner ini, dikarenakan tempat pembagian kuisioner

dilakukan di Banjarbaru, yakni mahasiswa Fakultas Kedokteran Jurusan Psikologi

dan mahasiswa Fakultas Pertanian Jurusan Teknologi Indutri Pertanian

Universitas Lambung Mangkurat. Domisili Martapura dan Banjarmasin pun

mengikuti dalam jumlahnya. Selain itu, data domisili responden di Banjarbaru

menjadi jawaban yang terbanyak karena responden merupakan mahasiswa

Fakultas Unlam Banjarbaru, kemungkinan mahasiswa merupakan penduduk asli

Banjarbaru ataupun penduduk pendatang yang sementara bertempat tinggal di

Banjarbaru untuk keperluan studi. Sedangkan, jawaban seperti Martapura,

Banjarmasin, dan Gambut, karena 3 tempat tersebut merupakan daerah yang

jaraknya dekat dengan Banjarbaru, kemungkina besar sebagian mahasiswa yang

telah mengisi kuisioner ini melakukan perjalanan pulang-pergi untuk kuliah.

Sedangkan, responden yang menjawab lainnya, dapat disebabkan responden yang

bertempat tinggal sementara di Banjarbaru mengartikan domisili adalah tempat

tinggal asal mereka. Dari data yang diperoleh jawaban yang lainnya responden

menyebutkan Kotabaru dan Barabai sebagai domisili mereka.

b) Jenis Kelamin

Pria Wanita0.0

10.020.030.040.050.060.070.080.0

32.6

67.4

Dari grafik di atas diperoleh bahwa kuisioner banyak diisi oleh wanita

sebesar 67,4 % dan dibandingkan dengan pria sebesar 32,6%. Dilihat memang

dari 2 fakultas yang dituju dalam pengisian kusioner, memang jumlah perempuan

lebih banyak dibandingkan pria.

c) Usia Responden

19-22 23-25 28-30 >300.0

10.0

20.0

30.0

40.0

50.0

60.0

70.0

80.0

90.076.4

21.9

1.1 0.6

Berdasarkan grafik di atas menunjukkan usia responden dalam pengisian

kuesioner terbanyak adalah mahasiswa dengan rentang usia 19-22 tahun. Hal ini

disebabkan rata-rata usia mahasiswa yang secara normal selesai menempuh

pendidikan 12 tahun, yaitu SD, SMP, dan SMA/SMK, maka kisaran usia mereka

ketika masuk ke perguruan tinggi adalah antara 18-22 tahun. Terdapat juga

jawaban usia responden yang memilih 28-30 tahun dan >30 tahun,

ketidakmungkinan atas jawaban usia tersebut dalam standar usia mahasiswa yang

umum tergolong tidak lazim, sehingga jawaban responden yang memilih usia

tersebut kemungkinan disebabkan mahasiswa sebagai responden tidak serius

ataupun tidak jujur ketika mengisi kuisioner.

d) Jumlah Uang saku responden per bulan

<500.000 500.000-1.000.000 1.500.000 - 2.000.000

> 2.500.0000.0

10.0

20.0

30.0

40.0

50.0

60.0

31.5

56.2

11.2

1.1

Berdasarkan grafik di atas, dari 178 responden diperoleh data jumlah uang

saku mahasiswa per bulan yang paling banyak adalah Rp.500.000 - Rp.1.000.000

sebesar 58,2% responden. Banyaknya responden yang memilih rentang uang saku

Rp.500.000 - Rp.1.000.000, mungkin dikarenakan rentang uang saku Rp.500.000

- Rp.1.000.000 masih cukup normal untuk mahasiswa yang berasal dari keluarga

kelas menengah ke atas, sehingga jawaban ini dapat diperoleh dari mahasiswa

jurusan Teknologi Industri Pertanian dan jurusan Psikologi. Sedangkan 31,5%

responden yang mempunyai uang saku perbulan <Rp.500.000 diperoleh dari

responden yang merupakan mahasiswa yang berasal dari keluarga kelas menengah

ke bawah. Data responden yang memiliki jumlah uang saku perbulan

Rp.1.500.000 – Rp2.000.000 dan > Rp 2.500.000 adalah 11,2% dan 1,1%,

kemungkinan besar jawaban ini dipilih oleh mahasiswa jurusan Psikologi Fakultas

Kedokteran Unlam yang berasal dari keluarga kelas atas.

e) Apakah responden mengkonsumsi roti setiap hari

Ya Tidak0.0

10.020.030.040.050.060.070.080.0

24.7

75.3

Dari grafik di atas, dari 178 responden menunjukkan 75,3% menjawab

tidak dibandingkan menjawab ya dengan persentase 24,7%. Hal ini dapat

dikarenakan responden yang merupakan mahasiswa dalam memilih makanan akan

mempertimbangkan harga yang terjangkau oleh uang saku yang dimilikinya,

mereka lebih memilih mengkonsumsi nasi atau mie dibandingkan mengkonsumsi

roti karena lebih hemat, karena yang kita lihat harga roti sekarang ini hampir

menyamai dengan sebungkus nasi. Selain itu, pertimbangan rasa kenyang yang

dirasakan, karena kebiasaan/budaya mengkonsumsi roti bukan kebiasaan

mahasiswa dalam memenuhi karbohidrat untuk mendapatkan energi, maka jika

mengkonsumsi roti seperti makan makanan ringan/cemilan dan tidak

menimbulkan rasa kenyang bagi yang tidak terbiasa. Sehingga, mereka paling

banyak mengatakan tidak mengkonsumsi roti setiap hari.

f) Jenis roti yang biasa dikonsumsi reponden

Roti Manis Roti Isi Roti Tawar Yang lain0.05.0

10.015.020.025.030.035.040.045.050.0

25.3

45.5

24.7

4.5

Dari di atas, data yang didapatkan menunjukkan responden dengan

persentase terbesar 45,5% memilih jenis roti isi yang biasa dikonsumsi. Roti

manis dengan persentase 25,3%, roti tawar 24,7% dan yang lain 4,5%. Banyaknya

kesukaan responden terhadap roti isi mengisyaratkan prospek dalam berusaha roti

isi lebih tinggi dibandingkan jenis roti yang lain. Selain hal itu, varian rasa roti isi

merupakan seleranya anak muda sehingga menyebabkan roti isi menjadi jawaban

paling terbanyak dalam pertanyaan jenis roti isi yang biasa dikonsumsi.

g) Frekuensi responden membeli roti per minggu

1x 2x 3x >3x0.0

10.0

20.0

30.0

40.0

50.0

60.0

51.1

21.9

12.9 14.0

Berdasarkan grafik frekuensi responden membeli roti per minggu di atas,

terlihat responden dengan pemilihan frekuensi 1 kali per minggu dengan

presentase 51,1 %, 21,9 % dengan frekuensi 2 kali per minggu, diikuti dengan

persentase 14 % dengan frekuensi >3 kali per minggu, dan persentase 12,9%

frekuensi membeli roti 3 kali dalam seminggu. Data ini menunjukkan bahwa

kebanyakan responden dalam membeli roti hanya 1 kali dalam seminggu, hal ini

dapat dikarenakan roti bukan merupakan makanan pokok setiap hari responden

dan kemungkinan alasan responden membeli roti hanya untuk sebagai kue

cemilan atau saat responden dalam keadaan tergesa-gesa dan harus segera makan

makanan yang cepat, praktis, dan sementara menunda lapar sehingga responden

memutuskan membeli roti.

h) Biaya yang dikeluarkan responden dalam membeli roti per minggu

< 25.000 30.000-50.000 55.000 - 95.000 > 100.0000.0

10.020.030.040.050.060.070.080.090.0 84.3

11.23.4 1.1

Dari grafik di atas, data yang didapatkan dari biaya yang dikeluarkan

responden dalam memberli roti per minggu jawaban yang terbanyak adalah

<Rp.25.000. Hal ini dikarenakan responden kurang berminat dalam

mengkonsumsi roti sehingga dalam biaya yang dikeluarkan dalam membeli roti

pun kurang.

i) Tempat responden biasa membeli roti

Supermarket Mall Toko Roti deket rumah

Yang lain0.0

10.0

20.0

30.0

40.0

50.0

60.0

24.7

6.2

54.5

14.6

Berdasarkan grafik di atas, data yang diperoleh dari responden mengenai

tempat biasa membeli roti yang paling terbanyak adalah toko roti dekat rumah

dengan persentase 54,5%. Hal ini dikarenakan tempat yang mudah dijangkau

dalam membeli roti sehingga menyebabkan responden memilih toko roti yang

dekat rumah dibandingkan dengan supermarket, dan mall.

j) Apakah responden pernah membeli roti Agung

ya, silahkan lanjut ke pertanyaan no 7 tidak terima kasih telah berpartisipasi48.8

49.0

49.2

49.4

49.6

49.8

50.0

50.2

50.4

50.6

50.850.6

49.4

Dari grafik di atas, data yang diperoleh dari responden mengenai

responden pernah atau tidak dalam membeli roti Agung, ternyata paling banyak

menjawab ya dengan persentase 50,6%. Meleset dari perkiraaan kami yang

menduga roti Agung belum banyak dikenal oleh masyarakat, khususnya

mahasiswa, namun ternyata dari hasil pembagian kuisioner banyak responden

yang menjawab pernah membeli roti Agung. Kami pun berspekulasi bahwa roti

Agung memiliki prospek bagus dan dapat berkembang dalam usaha industri roti.

k) Responden mengenal roti Agung

Brosur Spanduk Referensi Teman yang lain0.0

10.0

20.0

30.0

40.0

50.0

60.0

70.0

80.0

1.1 1.1

30.0

67.8

Dari grafik di atas, data yang didapatkan dari responden tentang responden

mengenal roti Agung sebanyak 67,8% dengan jawaban mengenal melalui cara

yang lain dibandingkan melalui brosur/spanduk atau referensi teman. Dari data

yang diperoleh responden menyebutkan cara lain yang dimaksud, yaitu dengan

melihat roti Agung yang dititipkan di warung-warung atau toko roti yang ada.

l) Responden biasa membeli roti Agung

Super Market Outlret roti agung dekat rumah

yang lain0.0

10.0

20.0

30.0

40.0

50.0

60.0

18.924.4

56.7

Dari grafik di atas, dari 90 responden sebesar 56,7% mengatakan biasa

membeli roti Agung di tempat lain seperti warung-warung makan atau kios-kios

kecil (selain outlet roti Agung dekat rumah dan supermarket), 24,4% outlet roti

Agung dekat rumah, dan 13,9% supermarket. Hal ini dikarenakan pada saat ini

produsen masih memasarkan roti Agung dengan cara menitipkan roti Agung di

warung-warung makan dan kios-kios kecil, sehingga jawaban responden banyak

menyebutkan tempat biasa membeli roti Agung adalah di warung-warung makan

dan kios-kios kecil. Dari hal ini dapat terlihat tempat promosi roti Agung dan

target pasarnya pun masih terbatas. Dengan kondisi produk roti yang ada saat

sekarang, roti Agung memiliki tantangan untuk mencari tempat yang lebih

strategis dalam memasarkan roti Agung dan target pasarnya pun dapat lebih

berkembang dari yang sekarang.

m) Jenis rasa roti Agung yang paling disukai responden

Coklat Keju Keju Nenas Strawberry Yang Lain0.0

10.0

20.0

30.0

40.0

50.0

60.0

70.0 64.4

15.6

5.6 3.3

11.1

Dari hasil data grafik diatas, dari 90 responden 64,4 persen menyukai

coklat keju, 15,6 persen Keju, 5,6 persen strawberry , dan yang lain 11,11 persen,

hasil ini menjukkan bahwa para responden menyukai roti dengan rasa coklat keju,

dan keju. Hal ini dapat disebabkan oleh responden yang merupakan mahasiswa

dan masih muda, maka kebanyakan pada umumnya anak muda sangat suka

dengan coklat dan keju. Sehingga menyebabkan jawaban coklat keju dan keju

menjadi jawaban yang terbanyak. Selain itu, dari data tersebut dapat juga

menunjukkan bahwa roti Agung dengan varian rasa coklat keju dan keju

merupakan favorit varian rasa responden dan roti Agung dapat menjadikan varian

rasa tersebut menjadi produk andalan mereka, serta tetap dapat menjaga dan

meningkatkan kualitas varian rasa roti Agung agar tetap diminati oleh konsumen.

n) Penilaian Responden terhadap rasa roti Agung

Sangat suka Agak suka Tidak suka0.0

10.0

20.0

30.0

40.0

50.0

60.0

70.0

32.2

65.6

2.2

Berdasarkan grafik di atas, dari 90 responden sebesar 65,6% menyatakan

agak suka, 32,2% sangat suka, dan 2,2% tidak suka. Hal ini dikarenakan rasa roti

Agung memiliki banyak varian rasa yang dapat dipilih sesuai favorit rasa

konsumen, sehingga banyak yang menyatakan agak suka dan sangat suka,

sedangkan responden yang menyatakan tidak suka kemungkinan hanya pernah

membeli atau mencoba satu kali saja. Selain itu, data tersebut menunjukkan

bahwa roti Agung dapat diterima oleh masyarakat, khusunya mahasiswa.

o) Penilaian responden terhadap tekstur roti Agung

Sangat suka Agak suka Tidak suka0.0

10.0

20.0

30.0

40.0

50.0

60.0

70.0

34.4

58.9

6.7

Berdasarkan grafik di atas, dari 90 responden mengatakan bahwa 58,9%

agak suka, 34, 4% sangat suka, dan 6,7% tidak suka. Banyaknya responden yang

mengatakan agak suka, dikarenakan tekstur roti Agung yang tidak begitu lembut,

masih agak kasar jika dibandingkan dengan tekstur roti-roti Bakery. Sedangkan,

responden yang mengatakan sangat suka kemungkinan melakukan perbandingan

dengan tekstur roti yang sekelas dengan roti Agung sehingga mereka menyatakan

sangat suka. Dan responden yang menyatakan tidak suka kemungkinan

membandingkan tekstur roti Agung dengan tekstur roti–roti yang sudah terkenal

atau berad di atas level roti Agung. Sebagai tantangan roti Agung jika ingin

mengembangkan pemasaran dan membidik target pasar yang lenih banyak, hal ini

dapat menjadi masukan positif terhadap roti Agung dalam memperbaiki kualitas

teskstur rotinya.

p) Penilaian Responden terhadap kemasan roti Agung

Sangat suka Agak suka Tidak suka0.0

10.0

20.0

30.0

40.0

50.0

60.0

70.0

17.8

63.3

18.9

Berdasarkan grafik di atas, dari 90 Responden 63,3% mengatakan agak

suka, hal ini dapat disebabkan roti Agung hanya dikemas dengan plastik saja

sehingga agak kelihatan kurang menarik. 17,% mengatakan sangat suka,

kemungkinan responden menyukai roti dengan kemasan yang sederhana saja atau

dapat dilkatakan responden tidak menilai roti dari kemasan tapi dari segi kualitas

produk. Dan 18,9% mengatakan tidak suka, hal ini dapat dikarenakan responden

ini menyukai roti yang dikemas pada bagian bawah roti diberi kertas kue dan

dimasukkan ke dalam plastik, atau menyukai roti yang dikemas dengan kemasan

kertas untuk makanan yang dapat terlihat lebih higienis dan menarik.

q) Harga Roti Agung

Mahal Murah0.0

10.0

20.0

30.0

40.0

50.0

60.0

70.0

80.0

90.0

15.6

84.4

Berdasarkan grafik di atas, dari 90 responden, 84,4% mengatakan bahwa

harga roti Agung murah, hal ini dikarenakan walaupun kemasan roti Agung hanya

dibungkus dengan plastik saja dan tempat penjualan masih di kios-kios atau

warung – warung, namun kualitas dan rasa roti Agung sudah dapat dikatakan

lebih bagus daripada roti-roti yang sekelas dengan roti Agung. Sebanyak 15,8%

mengatakan mahal, hal ini dikarenakan untuk roti yang sekelas dengan roti Agung

dalam bentuk kemasan plastik saja biasanya dijual dengan harga Rp.1000,

sedangkan roti Agung Rp.1.500, jadi inilah yang menyebabkan 15,8% responden

mengatakan roti Agung mahal daripada roti yang sama dengannya.

r) Faktor yang membuat roti Agung disukai responden

Produk Harga Terjangkau Tempat Pelayanan yang lain0.0

10.020.030.040.050.060.0

35.6

54.4

2.2 2.2 5.6

Berdasarkan grafik di atas, dari 90 responden, 54, 4 % mengatakan bahwa

faktor yang membuat roti Agung disukai adalah harganya yang terjangkau

berkisar antara Rp.1.500-Rp.3500. Sebanyak 35% mengatakan bahwa produk

yang membuat roti Agung disukai, hal ini mungkin karena rasa roti Agung yang

enak dan memiliki berbagai varian rasa. Sebanyak 2,2% mengatakan tempat dan

pelayanan, hal ini mungkin dikarenakan pemasaran roti Agung masih terpatok

atau fokus pada warung-warung dan kios-kios sehingga masih belum begitu

dikenal. Dan 5,58 % mengatakan karena faktor lainnya.

s) Apakah konsumen sulit memperoleh roti Agung

ya tidak0.0

10.0

20.0

30.0

40.0

50.0

60.0

70.0

80.0

90.0

15.6

83.3

Berdasarkan grafik di atas, dari 90 responden, 83,3% mengatakan tidak

sulit dan 15% mengatakan sulit, hal ini wajar dikarenakan roti Agung sering

dipasarkan dan didapatkan di warung- warung atau kios-kios sekitar rumah,

sehingga tidak sulit untuk membelinya. Sedangkan ada 15% responden yang,

mengatakan sulit kemungkinan di warung-warung atau kios-kios sekitar rumah

mereka tidak termasuk jangkauan pasar roti Agung. Hal ini dapat menjadi

masukan positif untuk produsen untuk memasarkan roti Agung, produsen dapat

mempertimbangkan keinginan konsumen dalam kemudahan memperoleh roti

Agung dari segi tempat pemasarannya.

t) Saran responden terhadap pemasaran roti Agung yang akan datang

mini market mall yang lain0.0

10.020.030.040.050.060.070.080.090.0

15.6

83.3

Berdasarkan grafik di atas, dari hasil pembagian kuisioner yang dilakukan

terhadap 90 orang yang menyatakan pernah membeli roti Agung, yaitu mahasiswa

jurusan Teknologi Industri Pertanian dan jurusan Psikologi diperoleh saran

sebasar 83,3% menyatakan bahwa pemasaran roti Agung lebih baik dilakukan di

mall dan 15,8% menyatakan lebih baik di mini market. Kemungkinan para

responden memilih di mall disebabkan secara umum di mall banyak orang yang

berkunjung dan daya saing akan lebih tinggi sehingga kualitas roti yang baik yang

akan dipilih, menjadikan usaha industry roti Agung sangat berkembang pesat.

Pada intinya dari saran-saran responden terhadap tempat pemasaran roti Agung

adalah menginginkan roti Agung dapat meningkatkan kualitas produknya dan

dapat dijangkau di tempat-tempat yang biasa dikunjungi orang banyak.

2. Analisis data dengan menggunakan Uji Chi-Square

- Chi-Square soal no. 6

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

PERNAH/TIDAK PERNAH

MEMBELI ROTI AGUNG *

JENIS KELAMIN

178 100.0% 0 .0% 178 100.0%

PERNAH/TIDAK PERNAH MEMBELI ROTI AGUNG * JENIS KELAMIN

Crosstabulation

Count

JENIS KELAMIN

TotalPRIA WANITA

PERNAH/TIDAK PERNAH

MEMBELI ROTI AGUNG

YA 31 58 89

TIDAK 28 61 89

Total 59 119 178

Chi-Square Tests

Value Df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square .228a 1 .633

Continuity Correctionb .101 1 .750

Likelihood Ratio .228 1 .633

Fisher's Exact Test .750 .375

Linear-by-Linear Association .227 1 .634

N of Valid Cases 178

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 29.50.

b. Computed only for a 2x2 table

Analisis : Hipotesis :

H0 : Kategori baris dan kolom saling independent, atau tidak ada hubungan jawaban pernah atau tidak membeli roti Agung berdasarkan jenis kelamin.

H1 : Kategori baris dan kolom tidak saling independent, atau ada hubungan jawaban pernah atau tidak membeli roti Agung berdasarkan jenis kelamin.

Pengambilan keputusan:a) Berdasarkan Xhitung dengan Xtabel

Syarat :- H0 diterima : jika Xhitung < Xtabel

- H0 ditolak : jika Xhitung > Xtabel

Dari output diperoleh Xhitung = 0,228, sedangkan Xtabel dengan tingkat

signifikansi 5% dan df (derajat kebebasan) = 1 sebesar 3,84146. Karena

Xhitung<Xtabel maka H0 diterima yang artinya kategori baris dan kolom saling

independent atau antara jenis kelamin dan jawaban pernah atau tidak membeli

roti Agung tidak ada hubungan terhadap jenis kelamin.

b) Berdasarkan probabilitasSyarat :

- Jika probabilitas > 0,05 maka H0 diterima

- Jika probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak

Terlihat bahwa probabilitas = 0.633 > 0,05 maka H0 diterima, artinya antara

jenis kelamin dan jawaban pernah atau tidak membeli roti Agung tidak ada

hubungan terhadap jenis kelamin.

Chi-Square Tests

Value Df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square .228a 1 .633

Continuity Correctionb .101 1 .750

Likelihood Ratio .228 1 .633

Fisher's Exact Test .750 .375

Linear-by-Linear Association .227 1 .634

N of Valid Cases 178

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 29.50.

Tidak ada hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dan jawaban pernah atau tidak membeli roti Agung, kemungkinan karena roti adalah makanan yang digemari oleh semua orang, baik pria atau wanita dalam segala usia dan kalangan masyarakat. Maka pria atau wanita dalam menjawab pertanyaan tersebut tidak memiliki perbedaan yang bermakna.

- Chi-Square soal no.9

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

FAVORIT VARIAN RASA

ROTI AGUNG * JENIS

KELAMIN

90 59.6% 61 40.4% 151 100.0%

FAVORIT VARIAN RASA ROTI AGUNG * JENIS KELAMIN Crosstabulation

Count

JENIS KELAMIN

TotalPRIA WANITA

FAVORIT VARIAN RASA

ROTI AGUNG

COKLAT KEJU 15 43 58

KEJU 6 8 14

NENAS 4 1 5

STRAWBERRY 3 0 3

YANG LAIN 3 7 10

Total 31 59 90

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 12.723a 4 .013

Likelihood Ratio 13.260 4 .010

Linear-by-Linear Association 2.629 1 .105

N of Valid Cases 90

a. 6 cells (60.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.03.

Analisis : Hipotesis :

H0 : Kategori baris dan kolom saling independent, atau tidak ada hubungan jawaban favorit varian rasa roti Agung berdasarkan jenis kelamin.

H1 : Kategori baris dan kolom tidak saling independent, atau ada hubungan jawaban favorit varian rasa roti Agung berdasarkan jenis kelamin.

Pengambilan keputusan:a) Berdasarkan Xhitung dengan Xtabel

Syarat :- H0 diterima : jika Xhitung < Xtabel

- H0 ditolak : jika Xhitung > Xtabel

Dari output diperoleh Xhitung = 12,723, sedangkan Xtabel dengan

tingkat signifikansi 5% dan df (derajat kebebasan) = 4 sebesar

9,48773. Karena Xhitung>Xtabel maka H0 ditolak yang artinya ada

hubungan antara jenis kelamin dan favorit varian rasa roti Agung.

b) Berdasarkan probabilitasSyarat :

- Jika probabilitas > 0,05 maka H0 diterima

- Jika probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak

Terlihat bahwa probabilitas = 0.013 < 0,05 maka H0 ditolak, artinya antara jenis kelamin dan favorit varian rasa roti Agung ada hubungan terhadap jenis kelamin.

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 12.723a 4 .013

Likelihood Ratio 13.260 4 .010

Linear-by-Linear Association 2.629 1 .105

N of Valid Cases 90

Ada hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dan favorit varian rasa roti Agung. Menurut kami hal ini dikarenakan, pria cenderung suka merasakan asin. Dan wanita lebih cenderung suka merasakan manis. Sehingga dalam memilih varian rasa roti Agung pun wanita dengan pria memiliki perbedaan karena jenis kelamin. Misalnya, pria cenderung menyukai keju dan wanita cenderung menyukai coklat. Namun, dari data varian rasa terbesar yang dipilih oleh wanita dan pria adalah coklat keju. Mungkin disebabkan roti Agung tidak memiliki varian rasa coklat, sehingga wanita memilih roti Agung rasa coklat keju. Sedangkan pria memilih coklat keju karena kemungkinan pria yang biasa berpikir dengan logika, memilih roti Agung coklat keju karena mereka menilai roti Agung rasa coklat keju kemungkinan besar memiliki kalori yang banyak dan sesuai dengan kalori yang pria perlukan, maka pria memilih banyak memilih roti Agung rasa coklat keju.

- Chi-Square soal no.10

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

PENILAIAN RASA ROTI

AGUNG * JENIS KELAMIN

90 59.6% 61 40.4% 151 100.0%

PENILAIAN RASA ROTI AGUNG * JENIS KELAMIN Crosstabulation

Count

JENIS KELAMIN

TotalPRIA WANITA

PENILAIAN RASA ROTI

AGUNG

SANGAT SUKA 11 18 29

AGAK SUKA 19 40 59

TIDAK SUKA 1 1 2

Total 31 59 90

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square .502a 2 .778

Likelihood Ratio .490 2 .783

Linear-by-Linear Association .094 1 .760

N of Valid Cases 90

a. 2 cells (33.3%) have expected count less than 5. The minimum expected count

is .69.

Analisis : Hipotesis :

H0 : Kategori baris dan kolom saling independent, atau tidak ada hubungan penilaian rasa roti Agung berdasarkan jenis kelamin.

H1 : Kategori baris dan kolom tidak saling independent, atau ada hubungan penilaian rasa roti Agung berdasarkan jenis kelamin.

Pengambilan keputusan:a) Berdasarkan Xhitung dengan Xtabel

Syarat :- H0 diterima : jika Xhitung < Xtabel

- H0 ditolak : jika Xhitung > Xtabel

Dari output diperoleh Xhitung = 0,502, sedangkan Xtabel dengan

tingkat signifikansi 5% dan df (derajat kebebasan) = 2 sebesar 5,99146.

Karena Xhitung<Xtabel maka H0 diterima yang artinya antara jenis

kelamin dan penilaian rasa roti Agung tidak ada hubungan terhadap

jenis kelamin.

b) Berdasarkan probabilitasSyarat :

- Jika probabilitas > 0,05 maka H0 diterima

- Jika probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak

Terlihat bahwa probabilitas = 0.778 > 0,05 maka H0 diterima, artinya

antara antara jenis kelamin dan penilaian rasa roti Agung tidak ada

hubungan terhadap jenis kelamin.

Antara jenis kelamin tidak ada hubungan yang bermakna dengan dan

penilaian rasa roti Agung. Hal ini disebabkan, waktu sensasi pengecap antara

wanita dan pria memiliki perbedaan, namun perbedaan tersebut terlalu kecil,

sehingga dapat disimpulkan bahwa perbedaan jenis kelamin tidak berpengaruh

terhadap sensitifitas reseptor perasa. Hal ini juga dikarenakan secara anatomi lidah

pria dan wanita tidak jauh berbeda, sehingga sensitifitas juga tidak berbeda.

- Chi-Square soal no.11

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

PENILAIAN TEKSTUR ROTI

AGUNG * JENIS KELAMIN

90 59.6% 61 40.4% 151 100.0%

Chi-Square Tests

Value Df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square .790a 2 .674

Likelihood Ratio .759 2 .684

Linear-by-Linear Association .054 1 .816

N of Valid Cases 90

a. 2 cells (33.3%) have expected count less than 5. The minimum expected count

is 2.07.

Analisis : Hipotesis :

H0 : Kategori baris dan kolom saling independent, atau tidak ada hubungan tekstur roti Agung berdasarkan jenis kelamin.

H1 : Kategori baris dan kolom tidak saling independent, atau ada hubungan tekstur roti Agung berdasarkan jenis kelamin.

Pengambilan keputusan:a) Berdasarkan Xhitung dengan Xtabel

Syarat :- H0 diterima : jika Xhitung < Xtabel

- H0 ditolak : jika Xhitung > Xtabel

Dari output diperoleh Xhitung = 0,790, sedangkan Xtabel dengan

tingkat signifikansi 5% dan df (derajat kebebasan) = 2 sebesar 5,99146.

Karena Xhitung<Xtabel maka H0 diterima yang artinya antara jenis

kelamin dan penilaian tekstur roti Agung tidak ada hubungan terhadap

jenis kelamin.

b) Berdasarkan probabilitasSyarat :

- Jika probabilitas > 0,05 maka H0 diterima

- Jika probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak

Terlihat bahwa probabilitas = 0.674 > 0,05 maka H0 diterima, artinya

antara antara jenis kelamin dan penilaian tekstur roti Agung tidak ada

hubungan terhadap jenis kelamin.

Tidak ada hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dengan penilaian

tekstur roti Agung karena teskstur roti merupakan suatu penilaian umum terhadap

siapa saja, sehingga tidak ada hubungan bermakna antara jenis kelamin dengan

penilaian tekstur roti. Tekstur roti mungkin akan berpengaruh terhadap selera

individu masing-masing.

- Chi-Square soal no.12

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

PENILAIAN KEMASAN ROTI

AGUNG * JENIS KELAMIN

90 59.2% 62 40.8% 152 100.0%

PENILAIAN KEMASAN ROTI AGUNG * JENIS KELAMIN Crosstabulation

Count

JENIS KELAMIN

TotalPRIA WANITA

PENILAIAN KEMASAN ROTI

AGUNG

SANGAT SUKA 8 8 16

AGAK SUKA 20 37 57

TIDAK SUKA 3 14 17

Total 31 59 90

Chi-Square Tests

Value Df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square 3.849a 2 .146

Likelihood Ratio 4.014 2 .134

Linear-by-Linear Association 3.792 1 .052

N of Valid Cases 90

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is

5.51.

Analisis : Hipotesis :

H0 : Kategori baris dan kolom saling independent, atau tidak ada hubungan penilaian kemasan roti Agung berdasarkan jenis kelamin.

H1 : Kategori baris dan kolom tidak saling independent, atau ada hubungan penilaian kemasan roti Agung berdasarkan jenis kelamin.

Pengambilan keputusan:a) Berdasarkan Xhitung dengan Xtabel

Syarat :- H0 diterima : jika Xhitung < Xtabel

- H0 ditolak : jika Xhitung > Xtabel

Dari output diperoleh Xhitung = 3,849, sedangkan Xtabel dengan

tingkat signifikansi 5% dan df (derajat kebebasan) = 2 sebesar 5,99146.

Karena Xhitung<Xtabel maka H0 diterima yang artinya antara jenis

kelamin dan penilaian kemasan roti Agung tidak ada hubungan terhadap

jenis kelamin.

b) Berdasarkan probabilitasSyarat :

- Jika probabilitas > 0,05 maka H0 diterima

- Jika probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak

Terlihat bahwa probabilitas = 0.146 > 0,05 maka H0 diterima, artinya

antara antara jenis kelamin dan penilaian kemasan roti Agung tidak ada

hubungan terhadap jenis kelamin.

Tidak ada hubungan bermakna antara jenis kelamin dengan penilaian

kemasan roti Agung. Hal ini disebabkan responden yang merupakan mahasiswa

kemungkinan tidak terlalu mementingkan kemasan roti Agung, karena mereka

lebih mementingkan harga yang terjangkau dengan jumlah uang saku mereka.

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan dan Saran

Pada riset pemasaran roti Agung ini dapat diambil kesimpulan yaitu

1. Dilihat dari pertanyaan berapa banyak orang yang mengenal roti

Agung, dari 178 responden, 90 responden mengatakan mengenal roti

Agung, dan dari pertanyaan rasa roti Agung mana yang disukai, para

responden menjawab coklat keju dan keju, sehingga dapat dilihat

bahwa roti Agung cukup terkenal di kalangan mahasiswa dan

kemungkinan permintaan terhadap roti Agung juga banyak.

2. Tanggapan secara umum para responden terhadap roti Agung adalah

pada segi rasa roti Agung, para responden banyak mengatakan agak

suka, pada tekstur para responden banyak mengatakan agak suka,

dan pada kemasan para responden banyak mengatakan agak suka,

hal ini dapat menjadi penilaian bahwa roti Agung sudah dapat

diterima oleh masyarakat.

3. Dari riset ini dapat dilihat bahwa untuk dapat meningkatkan volume

penjualan roti Agung harus memperbaiki rasa, tekstur, dan kemasan

produk, serta jika mampu tetap menjual roti dengan harga di bawah

roti- roti yang sudah terkenal dan ternama, agar banyak konsumen

yang tertarik dan membeli roti Agung.

4. Tidak hubungan bermakna antara pernah atau tidak membeli roti

Agung dengan jenis kelamin.

5. Ada hubungan bermakna antara varian rasa dengan jenis kelamin.

6. Tidak ada hubungan bermakna antara penilaian rasa roti Agung

dengan jenis kelamin,

7. Tidak ada hubungan bermakna antara penilaian tekstur roti Agung

dengan jenis kelamin.

8. Tidak ada hubungan bermakna antara penilaian kemasan roti Agung

dengan jenis kelamin.

B. Saran

Saran yang dapat diambil dari riset pemasaran ini adalah :

Dalam melakukan penjualan suatu produk harus memperhatikan

rasa, tekstur, kemasan, harga jual, dan target pasar yang dituju sehingga

produk yang di jual dapat menyesuaikan dengan keadaaan dan keinginan

konsumen dan konsumen menjadi tertarik untuk membelinya. Karena

penggunaan Chi-Square belum sepenuhnya memberikan

kesimpulan hubungan dan sebab-sebab hubungan secara

lebih mendalam, maka untuk penelitian selanjutnya

disarankan untuk menggunakan uji statistik hubungan yang

lain yang lebih lengkap.

B.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim1. 2011. Roti . http:// www.wikipedia.com. Diakses pada tanggal 26 Oktober 2011 jam 09.15 WITA.

Anonim2. 2010. Roti Manis . http :// kambing.ui.ac.id . Diakses pada tanggal 26 Oktober 2011 jam 09.15 WITA.

Anonim3. 2008. Pengetian Kuisioner . http://alfside.wordpress.com. Diakses pada tanggal 26 Oktober 2011 jam 09.15 WITA.

Badri, Sutrisno. 2009. Pendekatan Perilaku Konsumen Untuk Menentukan Peta Persepsi Produk dan Strategi Pemasaran (Studi Kasus Pada Produk Minuman Ringan di Palembang). digilib.unsri.ac.id/download/Jurnal Vol_ 1 Sutrisno.pdf. Diakses pada tanggal 26 Oktober 2011 jum 22.20 WITA.

Billy. 2010. Laporan Riset Pemasaran Terhadap Nilai Jual Produk “Fresh Tea”. http://billyjoeadam.files.wordpress.com/2010/01/laporan-pemasaran.pdf. Diakses pada tanggal 25 Oktober 2011 jam 20.20 WITA.

Jurini, Kristanti, 2003. Menetapkan Segmentasi Pasar. www.jogjabelajar.org/ modul/ bisnis/penjualan/24_e2_segmentasi_pasar.pdf. Diakses pada tanggal 26 Oktober 2011 jam 20.02 WITA.

USU (Universitas Sumtera Utara). 2010. BAB II. Uraian Teoritis. http:// repository.usu.ac.id/bitstream/ 123456789/17054/3/Chapter%20II.pdf. Diakses pada tanggal 26 Oktober 2011 jam 21.41 WITA.

Wikipedia. 2011. Perilaku Konsumen. http://id.wikipedia.org/wiki/Perilaku_konsumen. Diakses pada tanggal 26

Oktober 2011 jam 20.04 WITA.

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI .......................................................................................................... i

BAB I. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

A. Latar Belakang ....................................................................................... 1

B. Tujuan Praktikum .................................................................................. 2

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 3

BAB III. BAHAN DAN METODE ....................................................................... 8

A. Alat dan Bahan ....................................................................................... 8

B. Tempat dan Waktu.................................................................................. 8

C. Metode kerja........................................................................................... 8

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................... 11

A. Hasil........................................................................................................ 11

B. Pembahasan............................................................................................ 12

VI. KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 15

A. Kesimpulan ............................................................................................ 15

B. Saran ...................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 16

TUGAS MATA KULIAH RISET PEMASARAN

RISET PEMASARAN ROTI AGUNG

Oleh :

Abeb Biondy

Cynthia Arini

M. Rizki Juandi

Nurhalimah

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BANJARBARU

2012