Kasus roti hangus

35

Transcript of Kasus roti hangus

Page 1: Kasus roti hangus
Page 2: Kasus roti hangus

Seorang Ahli pendidikan bertanya pada tiga orang ibu yang ditunjuk dari para peserta sebuah pelatihan.

Misalnya suatu pagi Anda sedang menyiapkan roti

bakar untuk sarapan suami Anda, tiba-tiba telepon

berdering, anak anda menangis, dan roti bakar jadi

hangus. Lalu suami Anda berkomentar, ”Kapan

kamu akan belajar memanggang roti tanpa

menghanguskannya?”

Bagaimanakah reaksi Anda?

Page 3: Kasus roti hangus

”Langsung saya lemparkan roti

itu ke mukanya!”

Ibu Pertama

Page 4: Kasus roti hangus

Saya akan katakan padanya,

‟Bangun dan bakar sendiri rotinya!

Ibu Kedua

Page 5: Kasus roti hangus

”Saya rasa saya

akan menangis.”

Ibu Ketiga

Page 6: Kasus roti hangus

”Lalu bagaimana perasaan anda

terhadap suami Anda?”

Page 7: Kasus roti hangus

”Benci dan marah sekali.”

Page 8: Kasus roti hangus

”Mudahkah bagi anda untuk

menyiapkan roti bakar lagi pagi itu?”

Page 9: Kasus roti hangus

”Tentu saja tidak.”

Page 10: Kasus roti hangus

Dan jika suami anda pergi bekerja,

akan mudahkan bagi anda untuk

membereskan rumah dan belanja

kebutuhan sehari-hari?

Page 11: Kasus roti hangus

Tidak. Saya akan

merasa sumpek sekali

sepanjang hari.

Page 12: Kasus roti hangus

”Saya tidak akan membeli

apapun untuk keperluan

rumah hari itu.”

Page 13: Kasus roti hangus

Katakanlah bahwa roti itu memang

hangus. Tetapi suami anda mengatakan

kepada anda, „Tampaknya pagi ini kamu

lelah ya..... sayang, telepon berdering,

anak menangis, dan sekarang roti

hangus‟. Apa reaksi Anda?”

Page 14: Kasus roti hangus

Saya tidak percaya

bahwa yang berbicara

itu suami saya

Page 15: Kasus roti hangus

Saya akan merasa bahagia

Page 16: Kasus roti hangus

Saya merasa senang dan bahagia. Saya

akan memeluknya”

Page 17: Kasus roti hangus

Mengapa anda gembira?

Bukankah anak tetap menangis,

telepon berdering, dan roti

sudah hangus...?”

Page 18: Kasus roti hangus

“Kami tidak akan peduli dengan semua itu.”

Page 19: Kasus roti hangus

“Lalu apa yang berbeda

kali ini?”

Page 20: Kasus roti hangus

“Saya merasa suami saya baik sekali,

karena tidak menyalahkan saya, melainkan

memahami perasaan saya. Dia berpihak pada

saya, bukan memusuhi saya.”

Page 21: Kasus roti hangus

Jika suami anda pergi bekerja,

akan mudahkah bagi anda untuk

melakukan tugas-tugas rumah

tangga?

Page 22: Kasus roti hangus

”Saya akan melaksanakan

tugas-tugas saya dengan

senang hati.”

Page 23: Kasus roti hangus

” Sekarang, mari kita bicara tentang suami tipe ketiga.

Setelah roti hangus, ia memandang istrinya sambil

mengatakan,

‟Nih, saya ajari kamu cara membakar roti!”

Page 24: Kasus roti hangus

Tidak .......

Suami macam itu lebih buruk lagi dari yang

pertama, sebab ia menganggap saya dungu

Page 25: Kasus roti hangus

”Bagaimana kalau apa yang suami

anda lakukan kepada anda itu, anda lakukan kepada anak-didik

anda?”

Page 26: Kasus roti hangus

Sekarang saya mengerti maksud anda.

Saya memang selalu mengkritik anak-

didik saya, Saya juga selalu mengatakan,

”Kamu bukan anak kecil lagi, sudah harus

tahu apa yang kamu lakukan itu salah.”

Saya sekarang tahu mengapa mereka

marah dengan kata-kata saya.

Page 27: Kasus roti hangus

Saya juga selalu mengatakan

kepada anak-didik saya, ”Nih,

saya tunjukkan caranya”

Sering kali mereka tidak mau,

bahkan marah saat

mendengarkannya.”

Page 28: Kasus roti hangus

Saya sering mengulang-ulang kalimat yang

dulu diucapkan orang tua dan guru saya

kepada saya. Dulu, saya juga sangat tidak

suka mendengar kalimat itu. Tetapi

sekarang, ketika menjadi guru, saya

mengatakannya kepada anak didik saya.”

Page 29: Kasus roti hangus

” Kalau begitu, mari kita cari tahu yang mungkin kita pelajari

dari kasus roti hangus ini. Apa yang membantu mengubah

perasaan anda dari benci menjadi senang terhadap suami

anda.

Page 30: Kasus roti hangus

” Saya yakin sebabnya adalah karena

suami tidak menyalahkan saya, tetapi dia

memahami perasaan saya.”

Kebutuhan dasar manusia :

Rasa dipahami tercapai.

Dengan demikian merasaAMAN, BAHAGIA, BERNILAI DAN DICINTAI.

Page 31: Kasus roti hangus

” Karena dia tidak

mencela saya.”

Kebutuhan dasar manusia : Rasa dipahami

tercapai. Dengan demikian merasa

AMAN, BAHAGIA, BERNILAI DAN DICINTAI.

Page 32: Kasus roti hangus

”Dia tidak mendikte saya”

Kebutuhan dasar manusia : Rasa dipahami

tercapai. Dengan demikian merasa

AMAN, BAHAGIA, BERNILAI DAN DICINTAI.

Page 33: Kasus roti hangus

Apa yang anda inginkan dari suami anda,

itulah yang diinginkan pula oleh anak-didik

kita, yakni : pengertian dan empati.”

Page 34: Kasus roti hangus

Demikianlah karakter guru yang

humanistik dan konstruktivistik. Perannya bagaikan Pecinta

Tanaman

Page 35: Kasus roti hangus