Laporan akhir PIKM 2010

64
KATA PENGANTAR Dengan mengucap puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena dengan izin-Nyalah Laporan akhir Satuan Kerja Pemberdayaan Industri Kecil Menengah2010 ini dapat disusun sebagaimana mestinya. Laporan ini dibuat sebagai bahan pertangung jawaban atas kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan selama periode waktu tahun anggaran 2010 berdasarkan DIPA Pemberdayaan Industri Kecil MenengahNomor 0289.0/019-05.1/XVI/2010 tanggal 31 Desember 2009 yang disesuaikan dengan kebutuhan daerah dengan menyesuaikan pada program pembangunan pusat maupun daerah khususnya Provinsi Kalimantan Barat. Dalam kesempatan ini juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu baik dalam pelaksanaan kegiatan maupun dalam merampungkan penyusunan laporan ini. Dengan tersusunnya Laporan ini diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi bagi pelaksanaan kegiatan Satuan Kerja Pemberdayaan Industri Kecil MenengahTA. 2010 dan sebagai masukan untuk pelaksanaan kegiatan Satuan Kerja Pemberdayaan Industri Kecil Menengahdi tahun-tahun mendatang serta bahan masukan bagi unit kerja dilingkungan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Kalimantan Barat dan instansi terkait lainnya. Disadari bahwa masih terdapat kekurangan-kekurangan dalam penyusunannya oleh karena itu, diharapkan kritik dan saran yang sifatnya korektif dari semua pihak demi perbaikan kegiatan pelaksanaan kegiatan dimasa mendatang maupun perbaikan pembuatan laporan. Pontianak, Januari 2011 Satuan Kerja Pemberdayaan Industri Kecil dan Menengah Provinsi Kalimantan Barat Pejabat Pembuat Komitmen, Ir. Hj. YENNY SUSILAWATI NIP. 19640601 199103 2 001 Mengetahui/Menyetujui : Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Kalimantan Barat Drs. H. SOEZARSONO SOEKRAN NIP. 19560711 198103 1 006 i

description

Laporan akhir tahun anggaran 2010 PIKM Kalbar

Transcript of Laporan akhir PIKM 2010

Page 1: Laporan akhir PIKM 2010

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena dengan izin-Nyalah Laporan akhir Satuan Kerja Pemberdayaan Industri Kecil Menengah2010 ini dapat disusun sebagaimana mestinya.

Laporan ini dibuat sebagai bahan pertangung jawaban atas kegiatan-kegiatan yang

telah dilaksanakan selama periode waktu tahun anggaran 2010 berdasarkan DIPA Pemberdayaan Industri Kecil MenengahNomor 0289.0/019-05.1/XVI/2010 tanggal 31 Desember 2009 yang disesuaikan dengan kebutuhan daerah dengan menyesuaikan pada program pembangunan pusat maupun daerah khususnya Provinsi Kalimantan Barat.

Dalam kesempatan ini juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak

yang telah membantu baik dalam pelaksanaan kegiatan maupun dalam merampungkan penyusunan laporan ini.

Dengan tersusunnya Laporan ini diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi bagi

pelaksanaan kegiatan Satuan Kerja Pemberdayaan Industri Kecil MenengahTA. 2010 dan sebagai masukan untuk pelaksanaan kegiatan Satuan Kerja Pemberdayaan Industri Kecil Menengahdi tahun-tahun mendatang serta bahan masukan bagi unit kerja dilingkungan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Kalimantan Barat dan instansi terkait lainnya.

Disadari bahwa masih terdapat kekurangan-kekurangan dalam penyusunannya oleh

karena itu, diharapkan kritik dan saran yang sifatnya korektif dari semua pihak demi perbaikan kegiatan pelaksanaan kegiatan dimasa mendatang maupun perbaikan pembuatan laporan.

Pontianak, Januari 2011 Satuan Kerja Pemberdayaan Industri Kecil dan Menengah

Provinsi Kalimantan Barat Pejabat Pembuat Komitmen,

Ir. Hj. YENNY SUSILAWATI NIP. 19640601 199103 2 001

Mengetahui/Menyetujui : Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan

Provinsi Kalimantan Barat

Drs. H. SOEZARSONO SOEKRAN NIP. 19560711 198103 1 006

i

Page 2: Laporan akhir PIKM 2010

Laporan Satuan Kerja PIKM TA. 2010 Dinas Perindag Prop. Kalbar

Halaman - 1 -

BAB I

PENDAHULUAN

A. DASAR HUKUM

1. Undang-undang N0 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan

Undang-undang Nomor 12 tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indoensia Nomor 4844).

2. Undang-undang N0. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara

Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

tahun 2004 nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438)

3. Undang-undang N0 47 tahun 2009 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

Tahun Anggaran 2010.

4. Peraturan Pemerintah Nomor 7 tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Dana Tugas

Pembantuan.

5. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 78/M-IND/PER/9/2007 tanggal 28 September

2007 tentang Peningkatan Efektivitas Pengembangan IKM melalui Pendekatan Satu

Desa Satu Produk di Sentra, dimaksud OVOP (One Village One Product).

6. Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor 37/M-IND/PER/6/2006 tentang

Pengembangan Jasa Konstruksi Industri Kecil dan Menengah.

7. Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor 173/M-IND/PER/12/2009

tentang Penyelenggaraan Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan Bidang Perindustrian

Tahun Anggaran 2010.

Page 3: Laporan akhir PIKM 2010

Laporan Satuan Kerja PIKM TA. 2010 Dinas Perindag Prop. Kalbar

Halaman - 2 -

8. Peraturan Menteri Keuangan nomor 156/PMK.07/2010 tentang Pedoman Pengelolaan

Dana Dekonsentrasi dan Dana Tugas Pembantuan.

9. Peraturan Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah nomor 01/IKM/PER/1/2010

tentang Pedoman Pengelolaan Daftar Isian Kecil dan Menengah Kementerian

Perindustrian TA. 2010.

10. Surat Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran Tahun Anggaran 2010 Satuan

Kerja Pemberdayaan Industri Kecil Menengah Propinsi Kalimantan Barat Nomor :

0142/019-05.3/XVI/2010 tanggal 31 Desember 2009..

11. Surat Keputusan Gubernur Kalimantan Barat Nomor 193 tanggal 29 April 2010

tentang Pejabat/Pegawai Kuasa Pengguna Anggaran, Pejabat Pembuat Komitmen,

Penguji dan Penandatanganan SPM serta Bendahara Pengeluaran Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara (Dana Dekonsentrasi) pada Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Propinsi Kalimantan Barat Tahun 2010.

B. GAMBARAN UMUM

Sektor industri sampai dengan tahun 2008 tetap memberi peranan yang cukup

besar terhadap perekonomian Kalimantan Barat. Walaupun demikian, dalam satu

dasawarsa terakhir peranannya mengalami penurunan yang cukup signifikan. Pada tahun

2000 kontribusi sektor industri terhadap perekonomian Kalimantan Barat sebesar 24,15

persen, namun pada tahun 2008 peranannya menurun menjadi 18,33 persen dan

diproyeksikan peranan industri akan semakin menurun hingga menjadi 14% pada tahun

2013 (Bappeda Provinsi Kalimantan Barat, 2008).

Selain berakibat pada lambannya pergerakan perekonomian Kalimantan Barat,

kondisi tersebut menyebabkan potensi kehilangan nilai tambah yang sangat besar dari

Page 4: Laporan akhir PIKM 2010

Laporan Satuan Kerja PIKM TA. 2010 Dinas Perindag Prop. Kalbar

Halaman - 3 -

komoditi-komoditi primer Kalimantan Barat yang cenderung untuk meningkat akhir-akhir ini

terutama sektor pertanian (termasuk perkebunan) dan pertambangan.

Penurunan peranan sektor industrii terutama disebabkan menurunnya kinerja

industri kayu dan perkembangan usaha industri pengolahan berbasis sumber daya alam

lainnya (perkebunan, hasil pertanian lainnya dan pertambangan) masih sangat lamban dan

hanya berbentuk industri hulu yang relatif peningkatan nilai tambahnya sangat kecil.

Kondisi tersebut mau tidak mau mengharuskan Kalimantan Barat mencari alternatif bagi

pengembangan industri lain yang memberi daya dorong tinggi terhadap perekonomian.

Bagaimanapun kedepan daerah Kalimantan Barat harus segera menerapkan strategi

percepatan proses transformasi sektor industri pengolahan yang mampu menghasilkan nilai

tambah produksi, berdaya saing dan efisien.

Berdasarkan Sensus Ekonomi 2006, BPS menyatakan Populasi Industri Kalimantan

Barat didominasi oleh Industri kecil dan kerajinan rumah tangga (IKKR) sebesar 99,5%

(39.740 UU) namun hanya mempunyai pendapatan 18,5% dari pendapatan total industri di

Kalimantan Barat pada tahun 2006. Total asset IKKRT juga jauh lebih kecil dari industri

sedang/Besar, yaitu sebesar Rp. 1,27 trilyun atau 21% dari total asset industri Kalimantan

Barat. Dengan demikian sebenarnya struktur industri Kalimantan Barat masih didominasi

peranannya oleh industri sedang/besar terhadap PDRB Kalimantan Barat. Namun peranan

IKKR tetap menjadi penting karena berdasarkan sensus ekonomi 2006 BPS Kalimantan

Barat tersebut tercatat menampung 88.660 orang tenaga kerja atau 67 % total tenaga

kerja industri. Selanjutnya untuk mengetahu perkembangan industri Kalimantan Barat

sejak tahun 2006 hingga 2008. Industri besar yang mengalami penurunan jumlah

perusahannya adalah industri perkayuan dan industri pendukungnya (industri lem/glue),

sedangkan industri besar yang tumbuh adalah industri karet

Page 5: Laporan akhir PIKM 2010

Laporan Satuan Kerja PIKM TA. 2010 Dinas Perindag Prop. Kalbar

Halaman - 4 -

Kalimantan Barat terdiri atas 14 (empat belas) Kabupaten dan Kota, yaitu Kota

Pontianak, Kota Singkawang, kabupaten Pontianak, Kabupaten Kubu Raya, Kabupaten

Sambas, Kabupaten Bengkayang, Kabupaten Ketapang, Kabupaten Landak, Kabupaten

Sanggau, Kabupaten Sekadau, Kabupaten Sintang, Kabupaten Melawi, dan Kabupaten

Kapuas Hulu.

Pada tahun 2007, daerah kabupaten/kota penyumbang nilai tambah bruto

tertinggi sektor industri adalah (1) Kabupaten Pontianak (Kabupaten Kubu Raya masih

tergabung dengan Kabupaten Pontianak) sebagai pusat industri kayu dan karet dan daerah

”hinterland” pusat pertumbuhan (growth pole) Kota Pontianak, yaitu sebesar 44 % dan

cenderung menurun, diikuti (2) Kabupaten Sanggau (pusat industri CPO dan kayu lapis)

sebesar 15,69% dan cenderung meningkat, (3) Kabupaten Ketapang sebesar 10,14% dan

cenderung stabil; dan (4) Kota Pontianak sebesar 9,21 % sebagai pusat industri karet dan

perkapalan dan cenderung stabil dari total NTB industri Kalimantan Barat tahun 2007.

Page 6: Laporan akhir PIKM 2010

Laporan Satuan Kerja PIKM TA. 2010 Dinas Perindag Prop. Kalbar

Halaman - 5 -

Daerah Kalimantan Barat menempatkan sub sektor Industri Kecil Menengah sebagai

salah satu upaya pemberdayaan ekonomi rakyat, seiring dengan peningkatan sumber daya

manusia dan terpadu dengan bidang-bidang lainnya yang dilaksanakan seirama, selaras

dan serasi dengan bidang ekonomi lainya, menuju terwujudnya IKM yang maju dan

mandiri serta memiliki kemampuan bersaing yang tinggi dan ketahanan yang kuat.

Upaya untuk membangun masyarakat Kalimantan Barat agar menjadi maju dan

mandiri tidaklah mudah. Upaya tersebut tidak saja membutuhkan tekad, tetapi yang lebih

penting adalah kerja keras untuk mengupayakan akselerasi pembangunan dan pemerataan

hasil-hasilnya. Di era otonomi daerah sekarang ini meningkatkan kemandirian daerah

menjadi isu penting. Dengan demikian upaya pembangunan didaerah ditempuh dengan

membangun kemampuan di berbagai bidang yang ada didaerah. Dibidang ekonomi upaya

mendorong perkembangan kemampuan produksi Kalimantan Barat menjadi hal yang harus

dilakukan untuk mengejar ketertinggalan dari daerah lain.

Visi Dinas Periindag adalah Terwujudnya Industri Yang Maju Dan Perdagangan Yang

Tangguh Guna Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Kalimantan Barat. Sedangkan Misi :

1. Menumbuh kembangkan sektor industri untuk dapat memberikan konstibusi nyata

dalam pembangunan perindustrian daerah Kalimantan Barat.

2. Mengembangkan perdagangan dalam dan luar negeri sehingga dapat memberikan

kontribusi nyata dalam pembangunan sektor perdagangan daerah Kalimantan Barat.

3. Meningkatkan profesionalisme aparatur untuk dapat eksis dalam pembangunan bidang

perindustrian dan perdagangan daerah Kalimantan Barat serta meningkatkan sarana

dan prasarana kerja.

Page 7: Laporan akhir PIKM 2010

Laporan Satuan Kerja PIKM TA. 2010 Dinas Perindag Prop. Kalbar

Halaman - 6 -

Kebijakan Prioritas Pembangunan Kalimantan Barat yaitu ; Sasaran Prioritas Indag

sesuai RPJMD 2010 – 2013, Komoditi Unggulan Kalimantan Barat menuju Kompetensi Inti

Daerah.

1. Komoditi Unggulan Industri berbasis komoditi unggulan (karet, Sawit, Kelapa, Aloevera)

2. KUAT (Kawasan Usaha Agribisnis Terpadu) Kalimantan Barat

3. Pembangunan sektor Indag di Kawasan Perbatasan

Strategi pengembangan industri Kalimantan Barat 2010-2013 pengembangan industri

dilakukan melalui :

a. Peningkatan daya saing produk daerah melalui

b. Pengembangan Komoditi Prioritas

c. Kawasan Usaha Agribisnis Terpadu (KUAT)

d. One village one product (OVOP) menuju

e. Kompetensi Inti daerah menuju

f. Klaster industri keramik

g. menuju spesialisasi dan peningkatan nilai disepanjang rantai (yang telah dirintis antara

lain Kelapa terpadu)

g.1. Penumbuhan kawasan khusus (a.l. kawasan industri)

(untuk mengakselerasi pertumbuhan Industri daerah yang saat ini dihadapkan

pada kendala karena tinggi persebaran yg tidak diimbangi dengan ketersediaan

infrastruktur yang memadai (a.l. listrik, accessibility/transportasi) dan

kontinyunitas pembinaannya

g.2. Penumbuhan & pengembangan IKM di daerah terpencil, terbatasan dan pesisir

Page 8: Laporan akhir PIKM 2010

Laporan Satuan Kerja PIKM TA. 2010 Dinas Perindag Prop. Kalbar

Halaman - 7 -

Pengembangan IKM yang berdaya saing (mencapai skala ekonomis, selalu

menjaga serta meningkatkan mutu, produktivitas & pelayanan secara konsisten,

yang ditunjang inovasi dan penguasaan teknologi yang berkelanjutan

Pengembangan Bioenergi di daerah terpencil yg sulit tersedia BBM dalam jumlah

yang cukup

Kontribusi sektor industri

Masih stagnan bahkan cenderung menurun walaupun demikian mulai menampakan

pemulihannya dengan pergeseran komoditi dari komoditi berbasis kayu ke komoditi

lainnya utamanya pangan

Kondisi perekonomian Kalimantan Barat di sektor Industri dan Perdagangan 5 tahun

terakhir

Masih dibawah laju pertumbuhan nasional

Guna mendukung hal-hal tersebut diatas Dinas Perindag Provinsi Kalimantan Barat

melalui Satuan Kerja Pemberdayaan Industri Kecil Menengahmelakukan serangkaian

kegiatan pembinaan terhadap IKM yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang terjadi

pada saat itu serta selalu mengacu pada program pembangunan daerah Kalimantan Barat

sesuai dengan anggaran yang teralokasikan.

Page 9: Laporan akhir PIKM 2010

Laporan Satuan Kerja PIKM TA. 2010 Dinas Perindag Prop. Kalbar

Halaman - 8 -

SUMBANGAN 10 KOMODITI UTAMA EKSPOR KALIMANTAN BARAT YANG DIDOMINASI HASIL INDUSTRI

N0 KELOMPOK KOMODITI KOMODITI % 1 Biji kerak dan abu logam Bauksit 31,74 2 Karet dan barang dari karet Crumb rubber 29,87 3 Barang dari kayu Kayu lapis 19,45 4 Perhiasan / permata Industri batu/logam mulia lainnya 6,14 5 Perhiasan / permata Emas batangan 5,90 6 Biji kerak dan abu logam Hasil tambang lainnya 1,75 7 Kayu, barang dari kayu Kayu olahan lainnya 1,28 8 Lemak dan minyak nabati Minyak kelapa sawit 0,53 9 Ikan dan udang Udang segar / beku 0,43 10 Kayu, barang dari kayu Kayu Gergajian 0,25 Lainnya 2,65

(Tujuan ekspor : China, Jepang, Korea, Vietnam, Amerika dll)

PERKEMBANGAN INDUSTRI KALIMANTAN BARAT

Uraian Industri Kecil Menengah (IKM) Industri Besar / Sedang

2007 2008 2009 2010 (*) 2007 2008 2009 2010 (*)

UNIT USAHA

2,206

2,255 2,45 2,916

236

238 249,9 249,9

TK (org)

13,234

13,527 14,8797 2.091.989

278,681

279,051 293,0036 293,0036

Investasi (Rp. Juta) 99,6

99,855 109,841 2.042.904 1,729 1,759 1,847,034 1,847,034

Keterangan : IKM Formal

1. Industri kecil cukup berkembang, sedangkan industri besar utamanya perkayuan dan

industri pendukungnya banyak yang tutup namun tumbuh industri karet (crumb rubber)

baru.

2. Dalam Pengembangan IKM Kalimantan Barat dalam 3 (tiga) tahun berturut-turut

mendapatkan Penghargaan Upakarti (2008 : IKM Aneka Pangan Lidah Buaya untuk IKM

Page 10: Laporan akhir PIKM 2010

Laporan Satuan Kerja PIKM TA. 2010 Dinas Perindag Prop. Kalbar

Halaman - 9 -

Modern dan 2009 : IKM Tenun Adat Sintang utk jasa Kepeloporan), pada 2010

Kalimantan Barat memperoleh Juara I Gugus Kendali Mutu Tingkat Nasional dan pada

tahun 2010 Kalimantan Barat mendapatkan 3 penghargaan Upakarti :

Pastor Jacques Maessen, SMM kriteria jasa Pengabdian dengan bidang usaha

Pengembangan Tenun Ikat Dayak dari Yayasan Kobus Kabupaten Sintang

Mateus Ala kriteria Jasa Pelestarian dengan bidang usaha kerajinan Ukiran Mandau

dari Kabupaten Melawi

M. Riva’I Navis Kriteria Jasa Pelestarian dengan bidang usaha Industri kerajinan

souvenir miniature rumah adat suku Dayak dan Melayu dari Kabupaten Sanggau.

Page 11: Laporan akhir PIKM 2010

Laporan Satuan Kerja PIKM TA. 2010 Dinas Perindag Prop. Kalbar

Halaman - 10 -

BAB II

LAPORAN KINERJA AKHIR TAHUN ANGGARAN 2010

A. LAPORAN MANAJERIAL

Pagu Anggaran Satuan Kerja Pemberdayaan Industri Kecil MenengahTA. 2010

sebesar Rp. 1.275.777.000 (Satu milyar dua ratus tujuh puluh lima juta tujuh ratus tujuh

puluh tujuh ribu rupiah) dengan Surat Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran

Tahun Anggaran 2010 Satuan Kerja Pemberdayaan Industri Kecil MenengahPropinsi

Kalimantan Barat Nomor : 0289.0/019-05.1/XVI/2010 tanggal 31 Desember 2009.

Realisasi anggaran Satuan Kerja Pemberdayaan Industri Kecil MenengahProp.

Kalimantan Barat TA. 2010 sampai dengan 31 Desember 2010 adalah sebesar Rp.

1.205.779.000,- (Satu milyar dua ratus lima juta tujuh ratus tujuh puluh sembilan ribu

rupiah) atau sebesar 94,51 % dan sisa anggaran Rp. 69.998.000,- dengan rincian

sebagai berikut (terlampir). Dari sisa dana tersebut diatas masih terdapat anggaran yang

diblokir sebesar Rp. 19.400.000,- dengan rincian sebagai berikut

1. MAK 2013.00002.521211 Belanja bahan satker diblokir sebesar Rp. 4.800.000,- (dapat

dilaksanakan setelah mendapatkan persetujuan DJPBN).

2. MAK 2013.00051.521213 Honor terkait dengan output kegiatan lainnya diblokir sebesar

Rp. 500.000,- (dapat dilaksanakan setelah mendapatkan persetujuan DJPBN).

3. MAK 2013.00050.522115 Belanja jasa profesi dengan output kegiatan diblokir sebesar

Rp. 6.000.000,- (dapat dilaksanakan setelah mendapatkan persetujuan DJPBN).

4. MAK 2013.00062.522115 Belanja bahan dengan output kegiatan diblokir sebesar Rp.

4.600.000,- (dapat dilaksanakan setelah mendapatkan persetujuan DJPBN).

Page 12: Laporan akhir PIKM 2010

Laporan Satuan Kerja PIKM TA. 2010 Dinas Perindag Prop. Kalbar

Halaman - 11 -

5. MAK 2013.02208.521219 Belanja barang non operasional lainnya dengan output

kegiatan diblokir sebesar Rp. 3.500.000,- (dapat dilaksanakan setelah mendapatkan

persetujuan DJPBN).

Pencapaian target keluaran :

1. Meningkatnya daya saing produk IKM yang ditandai dengan meningkatnya ekspor

produk IKM, Meningkatnya sumbangan nilai IKM dengan Pemerataan pendapatan dan

Meningkatnya lapangan kerja baru serta penyerapan tenaga kerja baru disektor IKM.

Jika dilihat dari perkembangan realisasi penyerapan dana bahwa dana yang diserap

dalam pelaksanaan kegiatan Satker Pemberdayaan Industri Kecil Menengah Kalimantan

Barat TA. 2010 mencapai sasaran yang diinginkan walaupun adanya pemblokiran yang

tidak dapat direalisasikan tetapi target realisasi keuangan dapat tercapai sampai

dengan 94,51% artinya jumlah IKM yang dibina terealisasi sesuai dengan rencana yaitu

80 IKM, peningkatan kualitas produk melalui diklat teknis juga terealisasi sesuai dengan

target.

2. Sisa dana penelaahan yang seharusnya untuk peningkatan kegiatan tetapi tidak dapat

dicairkan hal ini pun tidak berpengaruh pada kelancaran pelaksanaan kegiatan.

3. Meningkatnya atensi buyer terhadap produk-produk unggulan Kalimantan Barat seperti

produk anyaman dan tenun Sintang, bidai Bengkayang, kerajinan anyaman Sintang dan

Kapuas Hulu serta aneka diversifikasi produk aloe vera kota Pontianak.

4. Penghargaan Upakarti dari Pemerintah Pusat bidang Industri Kecil Menengah Provinsi

Kalimantan Barat mendapatkan 3 kategori yaitu :

Pastor Jacques Maessen, SMM kriteria jasa Pengabdian dengan bidang usaha

Pengembangan Tenun Ikat Dayak dari Yayasan Kobus Kabupaten Sintang

Page 13: Laporan akhir PIKM 2010

Laporan Satuan Kerja PIKM TA. 2010 Dinas Perindag Prop. Kalbar

Halaman - 12 -

Mateus Ala kriteria Jasa Pelestarian dengan bidang usaha kerajinan Ukiran Mandau

dari Kabupaten Melawi

M. Riva’I Navis Kriteria Jasa Pelestarian dengan bidang usaha Industri kerajinan

souvenir miniature rumah adat suku Dayak dan Melayu dari Kabupaten Sanggau.

Kendala yang dihadapi :

1. Berdasarkan hasil evaluasi dan pemantuan terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan

selama periode Tahun Anggaran 2010, secara garis besar dapat digambarkan sebagai

berikut, Pola pembinaan masih berorientasi pada azas pemerataan. Pola ini tercipta

karena lemahnya dukungan Pemerintah Daerah terhadap pengembangan IKM, hal ini

terlihat dari alokasi anggaran APBD Propinsi dan Kabupaten/Kota yang sangat kecil

persentasenya sehingga program pengembangan IKM di daerah bertumpu pada Dana

Dekonsentrasi. Kecilnya dukungan alokasi APBD terhadap pengembangan IKM di

karenakan program Industri bukan merupakan program utama Nasional (RPJM dan

RPJMD), tetapi merupakan program pilihan.

2. Kemampuan manajemen dan teknis bagi sumber daya manusia IKM masih rendah.

3. Pemanfaatan mesin peralatan dengan teknologi maju masih terbatas dan mutu tidak

standard.

4. Desain produk masih lambat mengikuti selera pasar serta terbatasnya kemampuan

dalam memenuhi pesanan yang besar serta lemahnya dalam akses pasar dan akses

modal.

5. Keterbatasan insfrastruktur didaerah khususnya energi listrik, tidak mendukung dalam

pencapaian utilisasi kapasitas baik teknis maupun non teknis terutama bagi pelaku

usaha yang berorientasi pasar (market oriented). Hal ini terlihat dari keterbatasan para

Page 14: Laporan akhir PIKM 2010

Laporan Satuan Kerja PIKM TA. 2010 Dinas Perindag Prop. Kalbar

Halaman - 13 -

pelaku usaha dalam memenuhi permintaan konsumen untuk mensuplly produk yang

diminta. Gambaran lain sebagai akibat dari keterbatasan energi listrik ini adalah nilai

jual produk yang tidak dapat bersaing karena biaya produksi yang tinggi.

6. Masih adanya kebijakan pemerintah daerah dalam penempatan/pemindahan Aparat

Pembina yang tidak merujuk pada pola “The right man on the right place”. Akibatnya

pada pelaksanaan program harus selalu didahului dengan penyamaan persepsi yang

berdampak kepada lambatnya pelaksanaan kegiatan pembinaan di lapangan.

7. Dukungan pengembangan informasi yang diberikan ke daerah belum dimanfaatkan

secara optimal karena kecilnya dana operasional, akibatnya terjadi kelambatan dalam

pelaporan baik keuangan maupun teknis (khususnya pendataan).

8. Lambannya perubahan pola pikir para pelaku IKM terhadap kemandirian usaha dan

ketergantungan IKM di segala bidang terhadap bantuan pemerintah mengakibatkan

pembinaan yang dilakukan oleh pemerintah tidak efisien.

9. Dalam pengembangan informasi dukungan yang diberikan ke daerah belum

dimanfaatkan secara optimal karena kecilnya dana operasional, akibatnya terjadi

kelambatan dalam pelaporan baik keuangan maupun teknis (khususnya pendataan).

10. Sistem pelayanan dari KPPN setempat baik untuk Dekonsentarasi maupun Tugas

Pembantuan kurang mendukung kelancaran administrasi kegiatan sehingga sering

terjadi keterlambatan pencairan dana akibatnya terlambatnya pelaksanaan kegiatan.

11. Masih terbatasnya SDM yang memahami mengenai pengadaan barang dan jasa

sehingga membuat membuat keterlambatan pengadaan barang di daerah.

Saran Tindak Lanjut :

1. Diharapkan pusat dapat selalu berkoordinasi dengan Dinas Provinsi untuk penyampaian

informasi baik teknis maupun penyampaian pelaksanaan kegiatan dan penyampaian

Page 15: Laporan akhir PIKM 2010

Laporan Satuan Kerja PIKM TA. 2010 Dinas Perindag Prop. Kalbar

Halaman - 14 -

DIPA serta penyampaian bantuan peralatan ke Kab/Kota sehingga terjalin hubungan

yang harmonis antara kab/kota, provinsi dan pusat.

2. Diharapkan adanya himbauan dari Pusat untuk pelayanan yang cepat dan tepat untuk

KPPN setempat.

3. Alokasi dana APBN untuk provinsi melalui dana dekonsentrasi digunakan untuk

mendukung program :

Penyusunan dan pemantapan program lintas sektor, lintas kabupaten/kota

Fasilitasi kegiatan yang bersifat lintas kabupaten/kota

Monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan oleh kabupaten/kota.

4. Alokasi dana APBN baik untuk provinsi maupun kab/kota melalui dana dekonsentrasi

digunakan untuk mendukung program :

Penyusunan dan pemantapan program

Pengembangan OVOP

Data base IKM

UPL dan OCL

Tenaga Penyuluh Lapangan Sementara (TPLS) di Kab/Kota

Pelaksanaan pengembangan produk kompetensi inti industri.

5. APBN dan APBD hanya dipertimbangkan untuk dialokasikan bagi program-program yang

;

Targetnya terukur dan jelas

Page 16: Laporan akhir PIKM 2010

Laporan Satuan Kerja PIKM TA. 2010 Dinas Perindag Prop. Kalbar

Halaman - 15 -

Lokasinya yang berdasarkan RT/RW tidak dipersoalkan lagi oleh Kab/Kota yang

bersangkutan

Pembinaannya sangat diperlukan dan dilakukan sevara berkelanjutan untuk

meningkatkan produktivitas.

6. APBN/Dana Tugas Pembantuan hanya dipertimbangkan untuk mendukung program-

program prioritas pengembangan IKM berbasis :

Kompetensi inti industri daerah yang telah disepakati untuk unggulan provinsi yang

lokasi pengembangannya dilakukan di Kab/Kota yang telah ditetapkan

OVOP dikabupaten/kota dengan kriteria tertentu.

7. Diharapkan Kementerian Perindustrian berkoordinasi dengan Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Provinsi Kalimantan Barat dalam melakukan evaluasi dan monitoring

terhadap Tugas Perbantuan dan Bantuan Mesin Peralatan di Kabupaten/Kota untuk

menghindari over lapping.

8. Provinsi Kalimantan Barat belum mempunyai lembaga khusus yang menangani IKM

hanya ada klinik-klinik IKM yang difasilitasi oleh Dinas Perindag Prov. Kalimantan Barat

melalui Satuan Kerja Pemberdayaan Industri Kecil Menengah dan beberapa konsultasn

IKM yang masih baru sehingga belum bias memberikan dukungan yang optimal kepada

IKM. Diharapkan ditahun-tahun mendatang konsultan IKM dapat juga dimanfaatkan

sebagai trader IKM yang dapat diandalkan.

Diharapkan program-program yang telah dilaksanakan pada tahun 2010 akan

tetap dilanjutkan pada tahun-tahun berikutnya, sehingga tercipta program

pengembangan/pemberdayaan IKM yang berkelanjutan dan terpadu. Mengingat eksistensi

Satuan Kerja Pemberdayaan Industri Kecil Menengah Kalimantan Barat dalam pembangunan

ekonomi daerah Kalimantan Barat terutama dalam pembangunan ekonomi kerakyatan dan

Page 17: Laporan akhir PIKM 2010

Laporan Satuan Kerja PIKM TA. 2010 Dinas Perindag Prop. Kalbar

Halaman - 16 -

upaya penguatan struktur industri di Kalimantan Barat ditunjang dengan Program

Pengembangan IKM Nasional dari Ditjen IKM Kementerian Perindustrian sebagai panduan

utama, Renstra, Renja, Propeda Kalimantan Barat dan bertitik tolak pada visi Gubernur

Provinsi “Terwujudnya Masyarakat Kalimantan Barat Yang Beriman, Sehat. Cerdas,

Aman, Berbudaya Dan Sejahtera”, maka diharapkan Satuan Kerja Pemberdayaan

Industri Kecil Menengah ini dapat lebih ditingkatkan kinerjanya.

B. LAPORAN AKUNTABILITAS

Laporan Keuangan :

Jumlah dana Satuan Kerja Pemberdayaan Industri Kecil Menengah berdasarkan

RKA-KL TA 2010 sebesar Rp. 1.275.777.000 (Satu milyar dua ratus tujuh puluh lima juta

tujuh ratus tujuh puluh tujuh ribu rupiah) Realisasi anggaran Satuan Kerja Pemberdayaan

Industri Kecil Menengah Prop. Kalimantan Barat TA. 2010 sampai dengan 31 Desember

2010 adalah sebesar Rp. 1.205.779.000,- (Satu milyar dua ratus lima juta tujuh ratus

tujuh puluh sembilan ribu rupiah) atau sebesar 94,51 % dan sisa anggaran Rp.

69.998.000,- dengan rincian sebagai berikut (terlampir).

Dari anggaran belanja barang atau modal sebesar Rp. 19.400.000,- yang diblokir di

tahun anggaran 2010 tidak dapat dilaksanakan sampai dengan akhir bulan Desember 2010

padahal pernah diusulkan dengan mengajukan surat revisi di KPPN Pontianak tapi dengan

alasan tertentu tidak dapat dicairkan, diantaranya sebagai berikut ;

1. MAK 2013.00002.521211 Belanja bahan satker diblokir sebesar Rp. 4.800.000,- (dapat

dilaksanakan setelah mendapatkan persetujuan DJPBN).

2. MAK 2013.00051.521213 Honor terkait dengan output kegiatan lainnya diblokir sebesar

Rp. 500.000,- (dapat dilaksanakan setelah mendapatkan persetujuan DJPBN).

Page 18: Laporan akhir PIKM 2010

Laporan Satuan Kerja PIKM TA. 2010 Dinas Perindag Prop. Kalbar

Halaman - 17 -

3. MAK 2013.00050.522115 Belanja jasa profesi dengan output kegiatan diblokir sebesar

Rp. 6.000.000,- (dapat dilaksanakan setelah mendapatkan persetujuan DJPBN).

4. MAK 2013.00062.522115 Belanja bahan dengan output kegiatan diblokir sebesar Rp.

4.600.000,- (dapat dilaksanakan setelah mendapatkan persetujuan DJPBN).

5. MAK 2013.02208.521219 Belanja barang non operasional lainnya dengan output

kegiatan diblokir sebesar Rp. 3.500.000,- (dapat dilaksanakan setelah mendapatkan

persetujuan DJPBN).

C. LAPORAN PEMBINAAN IKM

Berdasarkan Peraturan Gubernur Kalimantan Barat telah ditetapkan produk

unggulan industri Kalimantan Barat serta potensi sumber daya alam provinsi Kalimantan

Barat terdiri :

1. Perkebunan - Karet, sawit, kelapa dalam/hybrida, lada dan kakao.

2. Pertanian / holtikultura - Jeruk, nenas, ubi, jagung, langsat, durian, lidah buaya

3. Kelapa sawit (CPO) - Udang, ikan laut, tambak

4. Pertambangan - Kaolin, granit, mangaan

5. Komoditi lainnya yang merupakan komoditi strategis kab/kota yang dikembangkan

melalui ovop dan pendekatan klaster seperti lidah buaya, jeruk, perikanan dan keramik.

Untuk mendapatkan nilai tambah dari komoditi tersebut dapat dilakukan dengan dipasarkan

langsung, diolah melalui proses industri, seperti ;

1. Karet diolah menjadi Compo creepe Sir 20, Vulkanisir Latek Pekat Lem,

Bantal/matras karet, Serabut berkaret untuk jok & tempat tidur, dll yang ditelah

dimagangkan ke Balai besar karet di Bogor dengan peserta 5 orang dari pelaku usaha

dan aparat.

Page 19: Laporan akhir PIKM 2010

Laporan Satuan Kerja PIKM TA. 2010 Dinas Perindag Prop. Kalbar

Halaman - 18 -

2. Kelapa, harus dilakukan melalui Industri Kelapa Terpadu sebagai upaya untuk

meningkatkan produktivitas dengan pengolahan yang lebih terarah :

a. Sabut Kelapa : terdapat berbagai Sentra sabut kelapa yang tersebar di berbagai

tempat / lokasi seperti di Kab. Pontianak, Kab. Sambas dan Kab. Ketapang. Dari

hasil olahan tersebut realisasi ekspornya belum tercapai. Hal tersebut terkendala

dengan tidak dimilikinya mesin ball press pada perusahaan intinya.

b. Kopra Putih : lebih tinggi harganya dan telah ada teknologi Oven kopra putih

berbahan bakar arang dan sabut kelapa dengan hasil sampingan arang tempurung

kelapa (Baristand Sulawesi Utara)

3. Jeruk Buah Untuk Konsumsi : Grade A, B, C Grade D : Diolah menjadi tepung / powder

jeruk dengan sistem “ micro en capsules “ di Kab. Sambas ( Tebas ), juice jeruk (masih

dlm tahap riset hampir final), puree jeruk (sampai sekarang belum ada riset)

4. Lidah buaya Supporting Industri bagi Aloe Vera Center untuk mencapai produk akhir

berupa Powder, Jelly, Minuman dan berbagai hasil olahan lidah buaya dan pada tahun

anggaran 2010 Dinas Perindagkop dan UKM Kota Pontianak mendapatkan bantuan

pengolahan lidah buaya dari Ditjen IKM Kementerian Perindustrian RI.

5. Ikan segar/udang untuk menjaga ketahanan produk perlu pengadaan Cold Storage dan

packing yang memadai pada sentra – sentra penghasil ikan yang potensial (daerah

pesisir) Packing yang menarik bagi pengolahan ikan kering yang memiliki nilai jual yang

tinggi (Jambal, pari, talang dan tipis) teknologi pengolahan pangan berbasis hasil laut

telah dikuasai oleh Politeknik Negeri Pontianak (aneka produk pangan berbasis ikan).

Satuan Kerja Pemberdayaan Industri Kecil Menengah Provinsi Kalimantan Barat

merupakan Satuan Kerja Dekonsentrasi, artinya bahwa penentuan kegiatan dan anggaran

serta target komoditi harus ditentukan bersama-sama antara Pusat (Ditjen-IKM

Page 20: Laporan akhir PIKM 2010

Laporan Satuan Kerja PIKM TA. 2010 Dinas Perindag Prop. Kalbar

Halaman - 19 -

Kementerian Perindustrian) dan daerah Provinsi (Dinas Perindag Provinsi Kalimantan

Barat). Yang merupakan hasil rapat koordinasi dan sinkronisasi kabupaten/kota sehingga

program dan kegiatan Satuan Kerja merupakan aspirasi daerah, baik kabupaten/kota

maupun provinsi.

Program dan kegiatan yang teralokasikan maupun kebutuhan daerah atas usulan para

pelaku dengan strategi pembangunan industri nasional dan daerah, situasi dan kondisi

pada saat ini, alokasi anggaran serta kegiatan yang merupakan kesepakatan antara pusat,

Kab/Kota dan provinsi.

Struktur kegiatan Satuan Kerja Pemberdayaan Industri Kecil Menengah dihimpun ke

dalam 10 Mata Anggaran Kegiatan (MAK), yaitu :

1. Kelancaran administrasi Kegiatan (2013.00002)

2. Jumlah pengusaha perajin yang mengikuti pelatihan/magang (2013.00012)

3. Tersajinya data secara berkesinambungan sebagai bahan pembinaan IKM (2013.00050)

4. Tersusunnya dokumen program pembinaan IKM 2010 (2013.00051)

5. Tercapainya promosi produk IKM (2013.00062)

6. Adanya persamaan persepsi pondok pesantren tentang pengembangan unit bisnis di

pondok pesantren (2013.00149)

7. Meningkatnya kemampuan SDM aparat Indag di Kalbar (2013.02054)

8. Terbinanya dan berkembangnya mutu IKM (2013.02208)

9. Jumlah unit pelayanan pembinaan IKM (2013.02209)

Sedangkan indikator keluaran secara kuantitatif yang sangat diharapkan dapat dicapai

adalah sebagai berikut :

1. Sinergi program dan anggaran antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah

Provinsi/kabupaten/kota serta dunia usaha termasuk asosiasi usaha/industri serta

Page 21: Laporan akhir PIKM 2010

Laporan Satuan Kerja PIKM TA. 2010 Dinas Perindag Prop. Kalbar

Halaman - 20 -

lembaga pembinaan IKM seperti LSM, Perguruan tinggi, konsultan lembaga Litbang,

BUMN dll.

2. Kegiatan Satuan Kerja harus dilaksanakan secara berdaya guna dan berhasil guna

3. Administrasi dan keuangan dilaksanakan sesuai ketentuan berlaku

4. Jumlah perajin IKM yang dilatih 213 orang

5. Dokumen usulan program/kegiatan dan anggaran kegiatan pembinaan IKM 2 dokumen

6. Jumlah paket penyuluhan dan penyebaran informasi 1 paket

7. Jumlah paket promosi dagang, industri dan investasi 3 paket

8. Jumlah paket lomba yang diselenggarakan dalam pengembangan dan pembinaan mutu

IKM 2 paket

9. Jumlah unit pembinaan dan pelayanan IKM melalui pondok pesantren 1 kegiatan

10. Peningkatan kompetensi aparatur 2 kegiatan

11. Jumlah pemberdayaan unit pelayanan pembinaan IKM 2 kegiatan

D. Waktu Pelaksanaan

DIPA Satuan Kerja Pemberdayaan Industri Kecil Menengah tahun anggaran 2010

dengan Nomor 0289.0/019-05.1/XVI/2010 tanggal 31 Desember 2009 sedangkan Surat

Keputusan (SK) Pejabat Kuasa Pengguna Anggaran dan jajarannya yang diterbitkan oleh

Gubernur Provinsi Kalimantan Barat pada tanggal 29 Pebruari dengan Nomor 193 sehingga

pelaksanaan kegiatan baru bisa dimulai pada pertengahan bulan Maret tahun 2010 dan

berakhir sampai dengan bulan Desember 2010.

Seluruh kegiatan tersebut didanai oleh Satuan Kerja Pemberdayaan Industri Kecil

Menengah Provinsi Kalimantan Barat Tahun anggaran 2010 seperti pada rincian (lihat

lampiran).

Page 22: Laporan akhir PIKM 2010

Laporan Satuan Kerja PIKM TA. 2010 Dinas Perindag Prop. Kalbar

Halaman - 21 -

1. Kegiatan Satker PIKM

Administrasi Satuan Kerja merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk

menunjang pelaksanaan kegiatan Satuan Kerja selama 1 (satu) tahun anggaran dengan

berpedoman kepada ketentuan / peraturan administrasi keuangan yang berlaku. Kegiatan

administrasi umum terdiri atas 4 mata anggaran kegiatan yang terdiri dari

Uang Honor tidak tetap (512112) yaitu honor untuk ; Kuasa Pengguna Anggaran,

Pejabat pembuat komitmen, bendaharawan pengeluaran, Penguji dan penanda

tanganan SPM dan 4 orang masing-masing anggota selama 12 bulan.

Belanja bahan (521211) yaitu ; ATK, Suplies komputer dll yang berkaitan dengan

administrasi Satker

Belanja barang operasional lainnya (521119) yaitu ; ATK, Suplies komputer,

pengiriman surat, Faximile dll yang berkaitan dengan administrasi umum

Belanja perjalanan lainnya (524119) yaitu perjalanan ; dalam rangka koordinasi dan

konsultasi kegiatan pelaksanaan baik itu di dalam daerah maupun ke pusat.

a. Sinkronisasi Rencana Kerja 2010 dan Sungram 2011 di Pontianak

Pelaksanaan kegiatan ini di Hotel Mahkota Pontianak pada tanggal 05 April 2010 dan

dihadiri oleh para pejabat dilingkungan Dinas Perindag Kabupaten/Kota se Kalimantan

Barat yaitu :

1. Kadis Perindagkop dan UKM Kota Pontianak

2. Kadis Perindagkop UKM dan Pertambangan Energi Kabupaten Pontianak

3. Kadis Perindagkop Kabupaten Sambas

4. Kadis Perindagkop Naker Kota Singkawang

5. Kadis Perindagkop Kabupaten Bengkayang

6. Kadis Perindagkop Kabupaten Landak

Page 23: Laporan akhir PIKM 2010

Laporan Satuan Kerja PIKM TA. 2010 Dinas Perindag Prop. Kalbar

Halaman - 22 -

7. Kadis Perindagkop Kabupaten Sanggau

8. Kadis Perindagkop Kabupaten Sintang

9. Kadis Perindagkop Kabupaten Kapuas Hulu

10. Kadis Perindagkop dan Penanaman Modal Kabupaten Ketapang

11. Kadis Perindagkop dan Investasi Kabupaten Sekadau

12. Kadis Perindagkop Naker Kabupaten Melawi

13. Para Kasubdin Industri dan Subag perencanaan dan keuangan

14. Kepala UPT Metrologi Pontianak

15. Kepala UP-IKM Pontianak

16. Kepala UPSMB Pontianak

17. Kepala Baristand Pontianak

18. Kepala Sekolah SMTI Pontianak

19. Kasubdin Perdagangan Luar Negeri

20. Kasubdin Perdagangan Dalam Negeri

21. Biro Ekonomi

Jumlah peserta seluruhnya 50 orang

Kegiatan tersebut bertujuan untuk ;

Menyamakan persepsi dalam penyusunan program di sektor IKM Pusat, Provinsi dan

Kab/Kota se Kalimantan Barat.

Sinkronisasi program kerja IKM tahun 2010 dan menetapkan program kerja sektor

Pemberdayaan Industri Kecil Menengah tahun 2011 antara Provinsi dan Kab/Kota se

Kalimantan Barat

Page 24: Laporan akhir PIKM 2010

Laporan Satuan Kerja PIKM TA. 2010 Dinas Perindag Prop. Kalbar

Halaman - 23 -

Mensinergikan program kerja sektor Pemberdayaan Industri Kecil Menengah dengan

Dinas/Instansi terkait agar terjalin Network yang saling mendukung dan mendorong

akselerasi pertumbuhan ekonomi Kalimantan Barat

Meningkatkan sinergi program pembangunan antara instansi dan lembaga terkait di

pusat dan daerah dalam pengembangan IKM sesuai dengan potensi sumber daya

dan peluang pengembangan yang ada.

Untuk menyamakan persepsi, sinkronisasi/keterpaduan pelaksanaan program dan

kegiatan pengembangan IKM didaerah dan pusat pada tahun-tahun berikutnya.

Dengan narasumber dari Ditjen IKM Kementerian Perindustrian RI

Bapak Ir Endy Dwi Cahyono dari Direktorat Kerajinan Ditjen IKM Kementerian

Perindustrian

Bappeda Provinsi Kalimantan Barat

Kepala Dinas Perindag Provinsi Kalimantan Barat

Kepala Bidang Industri

Hasil yang dicapai pada kegiatan tersebut ;

Terwujudnya sinergi program pusat, Provinsi dan 14 Kab/Kota dalam mewujudkan

langkah kongkrit dalam sektor IKM.

Terwujudnya persepsi yang sama dalam pelaksanaan tugas khususnya sektor IKM

Tersusunnya program kerja sektor Pemberdayaan Industri Kecil Menengah tahun

2011 dengan mengarah pada kompetensi inti daerah dan OVOP.

Untuk menjabarkan dan memberi arah yang jelas mengenai kegiatan yang akan

dilaksanakan dalam rangka pelaksanaan program pengembangan IKM yang disusun

dalam bentuk program tahunan, berdasarkan penyesuaian persepsi antara

Kab/Kota, Provinsi dan Pusat maupun antar wilayah/Provinsi.

Page 25: Laporan akhir PIKM 2010

Laporan Satuan Kerja PIKM TA. 2010 Dinas Perindag Prop. Kalbar

Halaman - 24 -

Menentukan srategi pengembangan IKM secara terpadu berdasarkan potensi

masing-masing daerah.

Adanya kesepakatan dan keserasian dalam rangka penyusunan program baik di

provinsi maupun daerah.

b. Rapat Koordinasi Penyusunan Program 2011 di Bandung – Jawa Barat

Pada kegiatan ini Dinas Perindag Provinsi Jawa Barat sebagai tuan rumah

menggantikan Provinsi Riau yang tidak siap menjadi tuan rumah karena ada sesuatu

dan lain hal, dengan peserta yang hadir adalah para Kadis, Pejabat Pembuat Komitmen

dan Sekretaris Pemberdayaan Industri Kecil Menengah serta dari 11 Provinsi wilayah I

(Sumatera, Lampung, Jambi, Riau, Bengkulu, Kalimantan dan Banten).

Acara rakor regional penyusunan program kegiatan pembinaan IKM tahun 2010

dilaksanakan pada tanggal 22 - 25 Maret 2010 di Hotel Aston Bandung yang dibuka oleh

Bapak Sekretaris Daerah Prov. Kepulauan Riau yang dihadiri oleh Bapak Fauzi Aziz

selaku Dirjen IKM, Sesditjen IKM, Inspektur Jenderal, Staf Ahli Khusus Menteri

Perindustrian, Kepala Biro Perencanaan, serta dihadiri oleh Kepala Dinas yang

membidangi Industri dari 11 propinsi, para pejabat pembuat komitmen, para Kasubdit

atau Kabag program serta dari Ditjen IKM yaitu para Direktur, para Kasubdit dan Kabag

Program dari direktorat, Kepala Seksi dan staf ditjen IKM.

Dengan narasumber Bapak Dirjen IKM Kementerian Perindustrian RI, Inspektur

Jenderal Kementerian Perindustrian RI, Kepala Biro Perencanaan Kementerian

Perindustrian RI dan para Direktur dilingkungan Ditjen IKM yang pada intinya

memaparkan hasil-hasil kerja dan evaluasi tahun anggaran 2009 dan rencana kerja dan

pelaksanaan kegiatan 2010 serta program dan strategi tahun anggaran 2011 di masing-

Page 26: Laporan akhir PIKM 2010

Laporan Satuan Kerja PIKM TA. 2010 Dinas Perindag Prop. Kalbar

Halaman - 25 -

masing unit kerja yang tentunya sesuai dengan perkembangan dan tuntutan globalisasi,

para peserta yang hadir antara lain ;

1. Kepala Dinas, Kasubdin perencanaan/Kasubdin Industri dan Pejabat Pembuat

Komitmen dari 11 Propinsi yaitu Banten, Sumatera Barat, Sumatera Selatan,

Sumatera Utara, Lampung, Riau, Jambi, Nangroe Aceh Darussalam, Bengkulu dan

Kalimantan Barat

2. Ditjen IKM yang terdiri dari : Sekretariat, Direktorat Sandang, Pangan, Kerajinan,

Kimia dan Bahan Bangunan serta Logam Elektronika.

3. Kepala Dinas Kabupaten/Kota se Kepulauan Riau

4. Dari Provinsi Kalimantan Barat yang hadir adalah Kepala Dinas Perindustrian

Kabupaten Pontianak, Bengkayang, Sanggau, Sekadau, Sintang, Ketapang dan

kepala UPT IKM sebagai peninjau.

Tempat pelaksanaan di Hotel Aston Bandung dan hasil yang dicapai adalah :

Melalui pelaksanaan Rapat ragional ini dapat dicapai hal-hal sebagai berikut :

Adanya penetapan pola alokasi APBN yaitu ;

- Alokasi dana pusat

- Alokasi dana dekonsentrasi

- Alokasi dana tugas pembantuan

Adanya persepsi yang sama tentang pelaksanaan pembangunan pada sektor industri

dengan menggunakan metode penetapan kompetensi inti, OVOP dan program prioritas

daerah pengembangan IKM yang telah ditetapkan baik ditingkat pusat, provinsi

maupun kab/kota.

Page 27: Laporan akhir PIKM 2010

Laporan Satuan Kerja PIKM TA. 2010 Dinas Perindag Prop. Kalbar

Halaman - 26 -

Adanya sinergi program pembinaan baik yang dilaksanakan oleh Kab/Kota, Provinsi

maupun Pusat agar hasilnya benar-benar dapat dirasakan baik oleh para perajin/pelaku

usaha, pengusaha industri serta aparat pembina di daerah.

Secara holistic dapat diwujudkan komitmen yang kuat untuk meningkatkan daya saing

daerah sehingga mampu mengangkat citra komoditi yang dihasilkan agar dapat berdiri

sejajar di pasar yang lebih luas.

c. Temu Usaha Pondok Pesantren se Kalimantan Barat pada bulan September

2010 di Hotel Merpati Pontianak dengan jumlah peserta 20 orang pimpinan pondok

pesantren se Kalimantan Barat.

Maksud dan tujuan dari kegiatan ini adalah ;

Melakukan jejaring program program yang terdapat pada pontren yang disinkronkan

dengan program Nasional

Penyampaian Hasil Rakon Pontren Nasional.

Memotivasi penumbuhan Wira Usaha Baru IKM di Pondok Pesantren dan Unit usaha

IKM

Menumbuhkan usaha pada diri santri

Stimulan tumbuhnya usaha Indag di Pondok Pesantren

Sinkronisasi dan sinergitas program pembinaan bagi pontren oleh aparat pembina

baik di daerah maupun pusat

Menghimpun program-program pembinaan pontren dari pelaku maupun aparat

pembina sehingga dihasilkan program pembinaan pontren tahun 2010

Narasumber pada kegiatan ini adalah ;

Kepala Dinas Perindag Prov. Kalimantan Barat

Burhanuddin dari Dinas Koperasi dan UKMK Prov. Kalimantan Barat

Page 28: Laporan akhir PIKM 2010

Laporan Satuan Kerja PIKM TA. 2010 Dinas Perindag Prop. Kalbar

Halaman - 27 -

Drs. H. Jawani dari Sekretaris LPTQ Prov. Kalimantan Barat

Appindo (Asosiasi pondok pesantren Indonesia)

Dinas Sosial Provinsi Kalimantan Barat

Hasil yang dicapai adalah ;

Adanya sinkronisasi program Nasional dan daerah dalam pengembangan pontren di

Kalimantan Barat

Terciptanya jiwa berusaha bagi santri di Pondok Pesantren

Terbinanya para santri di Kabupaten/Kota khususnya IKM Pondok Pesantren

Tumbuhnya minat usaha di bidang IKM yang lebih tinggi

Mendorong tumbuhnya produk unggulan IKM Pontren

Adanya satu kesatuan program pembinaan IKM di Pondok Pesantren berdasarkan hasil

kesepakatan

Adanya kesamaan persepsi antara pembina dan pontren baik di daerah maupun pusat.

d. Pameran PPKI Di Jakarta pada tanggal 23 s/d 27 Juni 2010 di Jakarta Convention

Centre, diikuti oleh 2 orang aparat Indag dan 3 orang perajin/pengusaha IKM kegiatan

pameran ini bertujuan ;

1. Membantu para perajin/pengusaha didaerah khususnya binaan Indag daerah

kab/kota dalam mempromosikan hasil produksinya

2. Mengorbitkan kembali Tenun Songket Sambas dan Tenun Ikat Sintang dan Kapuas

Hulu serta mempromosikan desain khas Kalimantan Barat pada Tenun.

3. Menjadikan Tenun sebagai produk yang lebih aplikatif dengan harga yang

terjangkau

4. Memperluas jaringan pemasaran produk makanan tradisional dan Tenun Kalimantan

Barat.

Page 29: Laporan akhir PIKM 2010

Laporan Satuan Kerja PIKM TA. 2010 Dinas Perindag Prop. Kalbar

Halaman - 28 -

Hasil yang dicapai adalah :

Adanya produk tenun yang aplikatif dan fashionable

Adanya kerjasama (termasuk kontrak kerja) antara desainer fashion Pusat dengan

Daerah dan Perajin Tenun.

Produk tenun Kalimantan Barat sangat antusias diminati oleh konsumen karena

sangat etnik.

e. Penyelengaraan Konvensi GKM TK. Provinsi pada tanggal 29 s/d 30 Juli 2010 di

Hotel Grand Narita Sanggau diikuti oleh 8 (delapan) Gugus dari.

Tujuan kegiatan ini adalah ;

Untuk meningkatkan pemasyarakatan GKM dilingkungan pengusaha IKM, aparat

pembina dan masyarakat, sehingga akan mendorong perkembangan budaya mutu

produktifitas dan daya saing industri kecil dan menengah yang mutlak di perlukan

dalam menghadapi Era Globalisasi.

Memberikan motivasi kepada pengusaha IKM dalam meneruskan dan meningkatkan

penerapan GKM di dalam lingkungan perusahaan masing – masing.

Mengikuti partisipasi Konvensi GKM tingkat Nasional bagi perusahaan dengan

maksud mengukur seberapa jauh pola pembinaan GKM Provinsi dalam menerapkan

metode serta persaingan dengan GKM daerah Provinsi lainnya.

Evaluasi keberhasilan hasil pembinaan dan pengembangan penerapan GKM yang

dilaksanakan di perusahaan.

Penghargaan bagi karya GKM dan media tukar menukar informasi

Penerapan GKM-IKM model baru yaitu Model ELMA (Enam langkah enam alat), GKM

Model 3 P (Percepatan, Peningkatan dan Produktivitas), Model Palda (Empat

langkah dua alat)

Page 30: Laporan akhir PIKM 2010

Laporan Satuan Kerja PIKM TA. 2010 Dinas Perindag Prop. Kalbar

Halaman - 29 -

Peserta konvensi GKM adalah ;

1. GKM-IKM Insan Kreatif dari Kabupaten Sanggau

2. GKM-IKM Karya Mandiri dari Kota Pontianak

3. GKM-IKM Sanyanak dari Kabupaten Landak

4. GKM-IKM Darul Setia Baja dari Kabupaten Sanggau

5. GKM-IKM Limbung Lawang dari Kabupaten Sintang

6. GKM-IKM Bintang Kalbar dari Kota Pontianak

7. GKM-IKM Kumang Panggau dari Kabupaten Kapuas Hulu

8. GKM-IKM Wida Mantolo dari Kabupaten Ketapang

Juri dan Moderator pada konvensi ini adalah

Ir. Edison Panjaitan Dari Ditjen IKM sebagai fasilitator senior dan juri mewakili Ditjen

IKM Ketua Dewan Juri

Eko Darmawansyah, ST dari Dinas Perindag Provinsi Anggota Dewan juri

M. Hasby Fasilitator Senior GKM-IKM

Ida Surya Syafar Ningsih, SH sebagai moderator

Utin Asiati, B.Sc sebagai moderator

Hasil yang dicapai :

Peningkatan kualitas dan kuantitas GKM di Kab/kota

Meningkatnya produktivitas khususnya bagi GKM terbina dan pada umumnya

industri kecil menengah

Peningkatan daya saing produk IKM pangan pada konvensi GKM tingkat Provinsi

Terpilihnya Gugus terbaik pada konvensi provinsi yang akan diikutsertakan sebagai

peserta konvensi GKM tingkat Nasional di Lombok - Nusa Tenggara Barat yaitu GKM

Insan Kreatif dari Kabupaten Sanggau.

Page 31: Laporan akhir PIKM 2010

Laporan Satuan Kerja PIKM TA. 2010 Dinas Perindag Prop. Kalbar

Halaman - 30 -

Mendorong pada GKM terbentuk dan peserta untuk berprestasi lebih baik lagi.

GKM-IKM Insan Kreatif berhak mewakili Prov. Kalimantan Barat dalam ajang

konvensi GKM-IKM Tingkat Nasional tahun 2010 di Lombok Provinsi Nusa Tenggara

Barat.

f. Workshop Tenun dan Batik pada produk kreatif di Kalbar kegiatan ini

diselenggarakan pada tanggal 9 s/d 10 Agustus 2010 di Hotel Mercure Pontianak

dengan narasumber Bapak Hendry dari Asosiasi Perancang Muda Indonesia (APMI)

pusat dan Viviati dari PRCF Kalbar;

1. Meningkatkan dan mengembangkan kemampuan perajin khususnya IKM tenun

dalam membuat produk yang berorientasi ekspor.

2. Meningkatkan pendapatan asli daerah khususnya dari produksi tenun.

3. Meningkatkan pemanfaatan bahan pendukung dengan mengunakan pewarna alam

yang diambil dari akar, daun, batang dan bunga.

4. Meningkatkan kemampuan desain diversifikasi produk tenun dengan warna-warna

alami dan model terbaru.

5. Melakukan pembinaan yang terpadu, kontinyu/berorientasi pasar.

Tujuan kegiatan ini adalah ;

a. Meningkatnya kualitas dan kuantitas tenun untuk pasar domestik dan pasar ekspor.

b. Terciptanya desain baru dan motif baru produk tenun yang sesuai dengan selera

konsumen.

g. Pendampingan Langsung IKM keramik hias di Kota Singkawang kegiatan ini

dilaksanakan pada bulan Agustus 2010 dengan tenaga ahli Bapak Andi Salim dari

Kalimantan Indah keramik Kalbar;

1. Mengadakan penyuluhan dan pembinaan IKM khususnya IKM keramik di

Singkawang

Page 32: Laporan akhir PIKM 2010

Laporan Satuan Kerja PIKM TA. 2010 Dinas Perindag Prop. Kalbar

Halaman - 31 -

2. Membimbing dan menerapkan metode peningkatan kualitas dan kuantitas produk

IKM keramik hias dengan cara yang paling tepat dan sesuai untuk IKM tersebut

dengan pola sistem kerjasama.

3. Pendampingan Langsung ke industri keramik hias di Kota Singkawang

Tujuan kegiatan ini adalah

1. Memberikan pengetahuan yang lebih mendalam kepada para pelaku IKM,

khususnya IKM Keamik hias kota Singkawang.

2. Membentuk suatu jaringan kerja yang lebih baik antara Dinas Pembina, pelaku IKM

dan Instansi terkait.

3. Identifikasi kemampuan pemanfaatan SDA dan SDM yang terdapat di kota

Singkawang sangat potensial untuk dikembangkan lebih mendalam guna

peningkatan mutu disain yang baik dan benar.

4. Meningkatkan kualitas dan kuantitas produk, manajemen serta akses pasar dari

industri keramik hias melalui sentuhan akhir (finishing) produk.

h. Pelatihan Desain Tas Dari Tempurung Kelapa Di Desa Sungai Kakap kegiatan

ini dilaksanakan pada tanggal 7 s/d 12 Juni 2010 di Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya

dengan instruktur Bapak Siswanto dari Balai Besar Kerajinan dan Batik Jogjakarta dan

Utin Asiati dari KUB Wanita Asri Pontianak ;

1. Meningkatkan nilai tambah perajin IKM Sabut kelapa untuk lebih fokus terhadap

usaha yang digelutinya.

2. Meningkatnya pengetahuan dan keterampilan para perajin Sabut kelapa Kabupaten

Pontianak sebanyak 20 orang

3. Mempercepat tumbuhnya sentra industri Sabut kelapa di Kabupaten Pontianak

Page 33: Laporan akhir PIKM 2010

Laporan Satuan Kerja PIKM TA. 2010 Dinas Perindag Prop. Kalbar

Halaman - 32 -

4. Bertambahnya sinergi antara kebutuhan dan tuntutan pasar akan persaingan

produk Kerajinan Sabut kelapa, guna meningkatkan daya saing produk tersebut di

pasaran.

Dengan tujuan adalah :

1. Memberikan pengetahuan yang lebih mendalam kepada para pelaku IKM, khususnya

IKM Kerajinan Sabut kelapa.

2. Sebagai langkah antisipasi terhadap dampak globalisasi pasar dengan perbaikan

mutu dari mulai pemilihan bahan baku sampai dengan finishing produk

3. Membentuk suatu jaringan kerja yang lebih baik antara Dinas Pembina, pelaku IKM

dan Instansi terkait.

4. Identifikasi kemampuan pemanfaatan SDA dan SDM yang terdapat di Kabupaten

Pontianak sangat potensial untuk dikembangkan lebih mendalam guna peningkatan

mutu Disain yang baik dan benar.

5. Meningkatkan kualitas dan kuantitas produk, manajemen serta akses pasar dari

industri Sabut kelapa melalui sentuhan akhir (finishing) produk.

i. Partisipasi Konvensi GKM Tingkat Nasional di Lombok – Nusa Tenggara Barat

kegiatan ini diselenggarakan pada tanggal 02 s/d 05 Nopember 2010 di Hotel Sentosa

Lombok yang dihadiri 33 Provinsi se-Indonesia terdiri dari 30 GKM yang masing-masing

peserta berjumlah 5 orang, peserta lainnya adalah Kadis, Pejabat Komitmen, Fasilitator,

penjaga stand pameran masing-masing 1 orang dari 33 Provinsi dan Dirjen dan para

direktur dilingkungan Ditjen IKM serta eselon III dan IV sebanyak 40 orang sehingga

jumlah seluruh peserta + 300 orang ditambah dengan peserta Provinsi dan Kab/kota se

Kalimantan Barat.

Peserta dari Kalimantan Barat terdiri dari ;

Page 34: Laporan akhir PIKM 2010

Laporan Satuan Kerja PIKM TA. 2010 Dinas Perindag Prop. Kalbar

Halaman - 33 -

Satu (1) GKM Insan Kreatif dari Kabupaten Sanggau mewakili gugus Kalimantan

Barat sebanyak 3 orang.

Fasilitator GKM provinsi dan Kota pontianak serta peninjau dari GKM Kabupaten

Ketapang dan Sintang.

Kegiatan ini bertujuan :

Memberikan penghargaan kepada gugus yang mempunyai prestasi sehingga dapat

merangsang munculnya prestasi-prestasi gugus yang lain.

Membudayakan Gugus Kendali Mutu (GKM) dikalangan IKM, aparat pembina

termasuk masyarakat luas dalam rangka meningkatkan daya saing IKM.

Hasil yang dicapai :

Tumbuhnya minat pengusaha IKM dan masyarakat luas untuk mengetahui lebih

jauh tentang GKM dan permasalahannya serta adanya usaha penerapan GKM pada

usaha-usaha IKM.

Peningkatan kualitas dan kuantitas GKM secara nasional

Peningkatan produktivitas khususnya bagi GKM terbina dan pada umumnya industri

kecil menengah.

Peningkatan daya saing produk IKM

j. Pameran MTQ di Bengkulu 2010 yang diikuti oleh 2 orang aparat dari Dinas Perindag

Provinsi dan 2 orang pengurus pondok pesantren mewakili pondok-pondok pesantren

yang ada di Kalimantan Barat kegiatan Pameran MTQ ini bertujuan ;

Memberdayakan SDM Pontren di Kalimantan Barat serta memotivasi karya

kerajinan para Pontren. Hal ini dapat kita tinjau dari jumlah peserta, pengunjung,

maupun produk dan penampilan pameran MTQ XXV baik dari pasar domestik .

Page 35: Laporan akhir PIKM 2010

Laporan Satuan Kerja PIKM TA. 2010 Dinas Perindag Prop. Kalbar

Halaman - 34 -

Menyikapi hal tersebut maka memberi kesempatan bagi para perajin di Pontren

untuk bersaing di era global tujuannya untuk menggali potensi SDM yang ada di

Pontren agar dapat dikenal dan dapat diterima oleh masyarakat dalam atau luar

negeri sehingga dapat meningkatkan wisata Indonesia.

Hasil yang dicapai adalah :

1. Mempromosikan produk pontren kepada masyarakat luas.

2. Meningkatnya kecintaan konsumen terhadap produk yang dihasilkan para Santri

/ Pengelola Pondok Pesantren

3. Meningkatnya motivasi para Santri / Pengelola Pondok Pesantren untuk

melakukan peningkatan pengetahuan dan keterampilan dalam pemasaran

produk yang terus menerus sehingga dapat berdaya saing.

4. Tranformasi informasi antar sesama pelaku usaha dan aparat yang menangani

IKM, khususnya mengenai perluasan pasar hasil produk IKM Pondok Pesantren.

5. Peningkatan pendapatan Santri / Pengelola Pondok Pesantren dan transaksi

langsung (pemesanan) produk yang diinginkan produsen.

6. Ternyata produk-produk kerajinan dan pangan hasil pondok pesantren banyak

diminati.

k. Pameran di Halaman Disperindag Prov. Kalbar pada tanggal 06 s/d 09 Agustus

2010 yang diikuti oleh seluruh Dinas Perindag 14 Kab/Kota serta IKM binaan ;

Pameran lobby Disperindag juga diikuti oleh Instansi Pemerintah, BUMN,

perusahaan Swasta serta diadakan bazar murah untuk menyambut bulan ramadan

Perajin IKM dari 14 Kabupaten Kota masing-masing 2 orang

Kegiatan pameran ini bertujuan ;

Page 36: Laporan akhir PIKM 2010

Laporan Satuan Kerja PIKM TA. 2010 Dinas Perindag Prop. Kalbar

Halaman - 35 -

Meningkatkan daya sebar pasar Produk industri Kalimantan Barat baik dipasar

domestik maupun lokal.

Menjajaki peluang mitra kerjasama dalam pemasaran produk industri Daerah

Mengenalkan produk yang mempunyai daya saing kompetitif

Menjadikan Disperindag sebagai sumber informasi pasar dan pengembangan

produk.

Hasil yang dicapai adalah ;

Terpromosikannya produk IKM Kalbar

Adanya kepercayaan dari IKM terhadap Disperindag sebagai fasilitator, komunikator

dan informator dalam pengembangan produk IKM.

Adanya peningkatan peluang pasar bagi produk tertentu

l. Pengembangan Database IKM Kalimantan Barat, kegiatan ini bertujuan ;

Membuat peta sebaran industri kecil menengah kabupaten/Kota dalam menginventarisir

produk dan teknologi serta peluang pasar / investasi dan tersedianya sarana layanan

informasi potensi IKM bagi pengusaha / calon pengusaha maupun masyarakat pada

umumnya, dengan menggunakan metode ;

Pemanggilan petugas pendataan Kab/Kota ke Provinsi untuk diberikan pengarahan

Pengambilan data oleh petugas pendataan ke Kab/Kota

Pengecekan pendataan oleh petugas pendataan Provinsi

Kompilasi dan pengolahan data oleh petugas pendataan Provinsi

Pembuatan buku pendataan oleh petugas pendataan Provinsi

Narasumber pada kegiatan tersebut adalah ;

Kadis Perindag Prov. Kalimantan Barat

Pejabat Pembuat Komitmen Satuan Kerja Pemberdayaan Industri Kecil Menengah

Page 37: Laporan akhir PIKM 2010

Laporan Satuan Kerja PIKM TA. 2010 Dinas Perindag Prop. Kalbar

Halaman - 36 -

Yohanes Rudy (Koordinator pendataan IKM Prov. Kalimantan Barat)

Hasil yang tercapai :

Tersedianya informasi data base IKM yang valid dan komunikatif

Terciptanya system jaringan pengembangan informasi antar kabupaten/kota dan

propinsi melalui jaringan Website

M. Klinik Pengembangan Usaha Pangan dan Kerajinan terdiri dari 3 orang pengurus

yaitu ;

M. Japri

Sadra

Nur Sobibah

Klinik pengembangan usaha bertujuan untuk ;

Menyediakan sarana dan prasarana bagi IKM pangan dan kerajinan utamanya

kearah mutu produk.

Ajang pertukaran informasi dan komunikasi antar IKM

Sebagai ajang promosi produk IKM daerah.

N. Unit pembinaan langsung Provinsi pada tahun 2010 telah membina 4 Sentra/KUB

yaitu

1. Sentra Kerajinan tugu khatulistiwa kota Pontianak

2. KUB Usaha mandiri kerajinan tangan lestari souvenir dan sentra kerajinan kapal

motor bandong dari Kabupaten Sanggau

3. Yayasan Banoaka sentra kerajinan ukiran kayu khas dayak dari Kota Pontianak

4. IKM Kembang goyang dari Kabupaten Sanggau

UPL-IKM Provinsi dengan personil ;

1. Yudi Suheri, SE (Shindan She) Dinas Provinsi

Page 38: Laporan akhir PIKM 2010

Laporan Satuan Kerja PIKM TA. 2010 Dinas Perindag Prop. Kalbar

Halaman - 37 -

2. Utin Asiati (Penyuluh Perindustrian) Dinas Provinsi

3. Fajar Sidik, SP (Shindan She) Kabupaten Sambas

4. Uray Mauludin, ST (Shindan She) Kabupaten Sanggau

5. Yulita (Shindan She) Kabupaten Landak

6. Nuning Barliana, ST (Shindan She) Kabupaten Ketapang

7. Basillius Junaidi, ST (Shindan She) Kabupaten Bengkayang

8. Wiryamor, ST (Shindan She) Kota Singkawang

9. Elfa Edison (Shindan She) Baristad Pontianak

10. Sukadri

11. Rizal

Pembentukan dan pengelolaan UPL-IKM diatur dalam peraturan Direktur Jenderal IKM

Nomor 55/IKM/Per/8/2010 tanggal 14 Agustus 2010.

Pada konvensi UPL wilayah Timur tahun 2010 di Kendari - Provinsi Sulawesi

Tenggara UPL Provinsi Kalimantan Barat mendapatkan penghargaan terbaik 3 dari 16

provinsi di wilayah Timur untuk kategori pendampingan langsung terhadap IKM binaan baik

dari segi produksi, manajemen maupun pemasaran.

Maksud dan tujuan Unit Pendampingan Langsung (UPL-IKM) adalah ;

Sebagai pedoman dalam pembentukan UPL-IKM di pusat dan lingkungan dinas yang

menangani bidang industri di provinsi dan Kab/Kota serta mekanisme dan operasional

UPL-IKM dalam melaksanakan pendampingan langsung kepada perusahaan industri

kecil dan menengah.

Peranan UPL-IKM Kalimantan Barat adalah ;

Sebagai fasilitator untuk menfasilitasi IKM dalam kaitannya dengan sumber informasi,

sumber modal dll.

Page 39: Laporan akhir PIKM 2010

Laporan Satuan Kerja PIKM TA. 2010 Dinas Perindag Prop. Kalbar

Halaman - 38 -

Sebagai komunikasi untuk menginformasikan hal-hal yang diperlukan oleh perusahaan

IKM

Sebagai motivator untuk memberikan dorongan dan motivasi kewirausahaan kepada

perusahaan IKM.

Sebagai dinamisator untuk menggerakkab IKM dalam memajukan usaha.

Sebagai inovator untuk memberikan pemikiran dan masukan baru kepada IKM

Sebagai konsultan untuk memberikan bimbingan dan arahan kepada perusahaan IKM

didalam pemecahan masalah dan pengembangan usaha.

Masing-masing UPL-IKM baik itu UPL-IKM Provinsi, Kabupaten Sanggau, Bengkayang,

Sambas, Kubu Raya dan Kota Singkawang mendiagnosis IKM antara lain ;

Dari hasil diagnosis tersebut dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut ;

Tim diagnosis turun kelapangan sebanyak kurang lebih 3 kali kunjungan pada masing-

masing sentra dengan tujuan mendiagnosis permasalahan-permasalahan dengan cara

pengamatan langsung dan wawancara (interview) serta observasi kebeberapa

pembanding dengan mengkaji dan memeriksa pokok-pokok permasalahan baik itu dari

manajemen, keuangan, proses produksi, penerapan mutu, tenaga kerja, pemasaran

dsb.

Menyusun permasalahan-permasalahan lengkap dengan profil sentra dan latar belakang

terbentuknya sentra dari hasil diagnosis dan hasil pemeriksaan menjadi sebuah bentuk

laporan pemeriksaan atau laporan diagnosis yang disusun secara berurutan lengkap

dengan strategi-strategi pemecahan masalah.

Strategi pemecahan masalah tersebut dipakai sebagai acuan untuk pengajuan

bimbingan konsultan IKM

Hasil yang dicapai Unit Pendampingan Langsung (UPL-IKM) adalah ;

Page 40: Laporan akhir PIKM 2010

Laporan Satuan Kerja PIKM TA. 2010 Dinas Perindag Prop. Kalbar

Halaman - 39 -

Adanya respon yang sangat baik dari seluruh sentra yang dibina oleh UPL-IKM karena

mereka dapat bebas mengeluarkan potensi dan kemampuan yang dimiliki dengan cara

pembinaan langsung tersebut.

Adanya perubahan pola pikir dan dukungan baik dari pelaku UKM maupun para pembina

dan sangat dirasakan bahwa pembinaan secara langsung lebih efektif daripada

pembinaan melalui bimbingan teknis maupun diklat.

Dengan adanya pendampingan langsung oleh tenaga UPL-IKM sangat dirasakan

permasalahan-permasalahan yang ada pada IKM dengan nyata walaupun perlahan

utamanya pada masalah pemasaran dan permodalan.

Adanya rekomendasi yang dapat dijadikan acuan pembinaan dan pengembangan sentra

IKM atau perusahaan perorangan yang merupakan implementasi dari permasalahan-

permasalahan yang disusun oleh Tim UPL-IKM yang selanjutnya dapat digunakan

sebagai dasar penyusunan program IKM selanjutnya.

Organisasi Dan Personil

Untuk menunjang efisiensi pelaksanaan tugas dan fungsi di satu pihak dan di

pihak lain mencapai tujuan dan sasaran Satuan Kerja Pemberdayaan Industri Kecil

Menengah maka struktur Satuan Kerja Tahun Anggaran 2010 dikelola oleh 6 personil.

Hal tersebut berdasarkan Surat Keputusan Kuasa Pengguna Anggaran Pemberdayaan

Industri Kecil Menengah provinsi Kalimantan Barat nomor 01/SK/Pemberdayaan Industri

Kecil Menengah/IV/2010 tanggal 29 April 2010 tentang susunan personalia Satuan Kerja

Pemberdayaan Industri Kecil Menengah tahun Anggaran 2010. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada Struktur Satuan Kerja Pemberdayaan Industri Kecil Menengah tahun Anggaran

2010 dan Susunan Personalia sebagai berikut :

Pejabat Pembuat Komitmen / Ir. Hj. YENNY SUSILAWATI

Page 41: Laporan akhir PIKM 2010

Laporan Satuan Kerja PIKM TA. 2010 Dinas Perindag Prop. Kalbar

Halaman - 40 -

1. Mengkoordinir seluruh Kegiatan Satuan Kerja

2. Bertanggung jawab kepada Pejabat Kuasa Pengguna Anggaran

3. Menyelesaikan kegiatan Satuan Kerja Pemberdayaan Industri Kecil Menengah sesuai

rencana dan tepat waktu (ROK )

4. Melakukan Pemeriksaan Kas Bendahara sekurang-kurangnya 3 (tiga) Bulan sekali.

5. Menyusun, melaksanakan dan Mengusulkan Revisi DIPA dan RKAKL sesuai Peraturan

yang berlaku.

6. Menyusun Rencana Kerja Tahunan berdasarkan DIPA / RKAKL

7. Bertanggung Jawab Penuh terhadap semua Administrasi Kegiatan Satuan Kerja

Pemberdayaan Industri Kecil Menengah

8. Menerbitkan dan Menandatangani Surat Perintah Tugas dan Surat Perintah Perjalanan

Dinas

9. Mengusulkan dan Menetapkan Surat Penugasan bagi penanggungjawab kegiatan,

petugas administrasi keuangan dan petugas administrasi serta penetapan besarnya

honorarium.

10. Menetapkan KAK dan HPS serta Sistim Pengadaan Barang dan Jasa.

11. Menetapkan Kontrak Kerja dengan Rekanan

12. Menjalankan / memperhatikan Keppres No. 17 dan 18 Tahun 2000 beserta

lampirannya.

13. Mengajukan SPP-UP, SPP-TUP

14. Menandatangani permintaan UP, TUP, SPTBP, SKTJM, SPT, SPPD, SPK, BAP dan bukti-

bukti lainnya dalam penggunaan anggaran.

15. Menyampaikan laporan realisasi pelaksanaan kegiatan secara periodik kepada Kuasa

Pengguna Anggaran dan Dirjen IKM.

Page 42: Laporan akhir PIKM 2010

Laporan Satuan Kerja PIKM TA. 2010 Dinas Perindag Prop. Kalbar

Halaman - 41 -

16. Memantau dan mengendalikan serta mengawasi pelaksanaan kegiatan dan realisasi

anggaran

17. Berupaya meningkatkan kinerja tugas dan bertanggung jawab.

Bendahara Pengeluaran / Mulyana

1. Menerima, menyimpan dan membayarkan, menatausahakan dan

mempertanggungjawabkan uang untuk keperluan kegiatan.

2. Mengajukan SPP kepada Pejabat penerbit SPM dan mengarsipkan SPM .

3. Mengambil dan menyetor uang dari / Kas Bank

4. Memungut atau memotong dan menyetor pajak – pajak yang berlaku

5. Membukukan Transaksi Keuangan Satuan Kerja Pemberdayaan Industri Kecil Menengah

6. Membuat SPP dan Rekapitulasi Keuangan Satuan Kerja Pemberdayaan Industri Kecil

Menengah

7. Meneliti dan menguji kelengkapan Dokumen, kebenaran perhitungan tagihan

pembayaran.

8. Membuat Laporan Keadaan Keuangan Satuan Kerja Pemberdayaan Industri Kecil

Menengah

9. Menolak perintah membayar dari Pejabat Pembuat Komitmen apabila syarat tidak

terpenuhi

10. Berupaya Meningkatkan kinerja Tugas dan Bertanggung jawab

11. Menyimpan dengan tertib bukti-bukti pertanggungjawaban asli

12. Menutup Buku Kas Umum dan Membuat Laporan-laporan Keuangan tiap bulan,

semester dan tahunan.

13. Menyatakan setuju dan lunas dibayar atas perintah membayar dari Pejabat Pembuat

Komitmen.

Page 43: Laporan akhir PIKM 2010

Laporan Satuan Kerja PIKM TA. 2010 Dinas Perindag Prop. Kalbar

Halaman - 42 -

14. Bertanggung jawab kepada Pejabat Kuasa Pengguna Anggaran melalui Pejabat

Pembuat Komitmen.

Pejabat Penandatanganan dan Peneribit SPM / ARIFIN INDEK, SH

1. Menandatangani/melegalisir copy SSP untuk pengajuan SPM-GU, SPM-LS dan faktur

pajak

2. Menyampaikan bukti-bukti pertanggungjawaban dan dokumen pendukung SPP (asli)

yang telah memenuhi syarat sesuai dengan peraturan yang berlaku kepada Pejabat

Pembuat Komitmen melalui Bendahara Pengeluaran

3. Mengembalikan dukumen SPP jika tidak memenuhi syarat atau tidak sesuai dengan

peraturan yang berlaku dengan catatan alasan kepada Pejabat Pembuat Komitmen

melalui Bendahara Pengeluaran.

4. Menandatangani dan Menerbitkan SPM dan menyampaikannya kepada KPPN.

5. Menerima dari KPPN copy lembar ke II SP2D beserta copy SPM yang telah diberi

pengesahan/Cap dan menyampaikannya kepada Bendahara Pengeluaran atau

dikembalikan apabila berdasarkan hasil pengujian KPPN tidak memenuhi syarat untuk

diterbitkan SP2D-nya.

6. Melakukan dan membuat pencatatan Buku Pengawasan Pengajuan SPP.

7. Membuat Kartu Pengawasan Pagu Anggaran atas realisasi anggaran pada tiap kegiatan

yang mengacu pada rincian pengeluaran.

8. Mengoreksi perhitungan-perhitungan dan memeriksa kebenaran seluruh dokumen SPP

yang disesuaikan dengan sasaran kegaiatn atau spesifikasi tehnis yang ditetapkan.

9. Bertanggung jawab kepada Pejabat Kuasa pengguna Anggaran

10. Berupaya meningkatkan kinerja dan bertanggung jawab.

Petugas Administrasi Keuangan / A. ZULKIFLIE

Page 44: Laporan akhir PIKM 2010

Laporan Satuan Kerja PIKM TA. 2010 Dinas Perindag Prop. Kalbar

Halaman - 43 -

1. Mengerjakan pengetikan yang berkaitan dengan laporan keuangan, berkas kwitansi,

serta administrasi lainnya

2. Menyusun berkas administrasi keuangan dengan petunjuk dari bendahara

3. Penyelesaian LKKA, LKKP

4. Membuat Laporan Pemeriksaan Kas

5. Membuat Laporan Triwulan

6. Mengerjakan Laporan Keuangan Satuan Kerja Pemberdayaan Industri Kecil Menengah

7. Mengkompilasi seluruh bukti-bukti pengeluaran, dan membuat bukti kas pengeluaran

sebagai bahan pengajuan SPP dll.

8. Menyiapkan konsep laporan Rencana Penerima dan pengeluaran Kas setiap bulan

sebelum bulan berkenaan ke KPPN.

9. Membuat kelengkapan SPP setelah berkoordinasi dengan Penanggung Jawab Kegiatan

10. Mengusulkan dan menyiapkan permintaan pembayaran SPP dengan dilampiri rincian

biaya.

11. Bertanggung jawab kepada Pejabat Kuasa Pengguna Anggaran melalui Pejabat

Pembuat Komitmen.

Petugas Administrasi / HAMZAH PANSURI

1. Membantu Pejabat Pembuat Komitmen

2. Mengkompilasi dan menyelesaikan Administrasi Kegiatan yang berkaitan dengan TOR,

ROK dan KAK.

3. Membuat surat penugasan SPT, SK dan surat-surat lainnya yang terkait dengan

pelaksanaan kegiatan.

4. Merencanakan pihak-pihak yang dihubungi berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan

dengan mengkonsep dan membuat surat-surat

Page 45: Laporan akhir PIKM 2010

Laporan Satuan Kerja PIKM TA. 2010 Dinas Perindag Prop. Kalbar

Halaman - 44 -

5. Memberikan laporan secara berkala kepada Pejabat Pembuat Komitmen

6. Menyiapkan dan menyusun konsep RKAKL untuk tahun berjalan dan tahun berikutnya

7. Menyiapkan konsep usulan rencana revisi DIPA/RKAKL dan Rincian Biaya Per Kegiatan.

8. Bertanggung jawab kepada Pejabat Kuasa Pengguna Anggaran melalui Pejabat Pembuat

Komitmen.

Petugas Administrasi / GUSLIM

1. Membantu Pejabat Pembuat Komitmen

2. Mengkompilasi dan menyelesaikan Administrasi Kegiatan yang berkaitan dengan TOR,

ROK dan KAK.

3. Merencanakan pihak-pihak yang dihubungi berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan

dengan mengkonsep dan membuat surat-surat

4. Mengontrol surat-surat Satuan Kerja yang masuk dan keluar

5. Memberikan laporan secara berkala kepada Pejabat Pembuat Komitmen

6. Menandatangani Tanda Terima Barang / Pekerjaan

7. Menangani Administrasi surat menyurat.

8. Mengirim dan mengantar surat menyurat untuk kepentingan Satuan Kerja.

9. Mengantar surat atau dokumen SPM, SAI dll

10. Bertanggung jawab kepada Pejabat Kuasa Pengguna Anggaran melalui Pejabat Pembuat

Komitmen.

Petugas Administrasi / ERICHO, ST

1. Membantu Pejabat Pembuat Komitmen

2. Mengkompilasi dan menyelesaikan Administrasi Kegiatan yang berkaitan dengan TOR,

ROK dan KAK.

Page 46: Laporan akhir PIKM 2010

Laporan Satuan Kerja PIKM TA. 2010 Dinas Perindag Prop. Kalbar

Halaman - 45 -

3. Membuat surat penugasan SPT, SK dan surat-surat lainnya yang terkait dengan

pelaksanaan kegiatan.

4. Merencanakan pihak-pihak yang dihubungi berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan

dengan mengkonsep dan membuat surat-surat

5. Memberikan laporan secara berkala kepada Pejabat Pembuat Komitmen

6. Menyiapkan dan menyusun konsep RKAKL untuk tahun berjalan dan tahun berikutnya

7. Menyiapkan konsep usulan rencana revisi DIPA/RKAKL dan Rincian Biaya Per Kegiatan.

8. Bertanggung jawab kepada Pejabat Kuasa Pengguna Anggaran melalui Pejabat Pembuat

Komitmen.

Petugas Administrasi / KASTRO

1. Membantu Pejabat Pembuat Komitmen

2. Mengkompilasi dan menyelesaikan Administrasi Kegiatan yang berkaitan dengan TOR,

ROK dan KAK.

3. Membuat surat penugasan SPT, SK dan surat-surat lainnya yang terkait dengan

pelaksanaan kegiatan.

4. Merencanakan pihak-pihak yang dihubungi berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan

dengan mengkonsep dan membuat surat-surat

5. Memberikan laporan secara berkala kepada Pejabat Pembuat Komitmen

6. Menyiapkan dan menyusun konsep RKAKL untuk tahun berjalan dan tahun berikutnya

7. Menyiapkan konsep usulan rencana revisi DIPA/RKAKL dan Rincian Biaya Per Kegiatan.

8. Bertanggung jawab kepada Pejabat Kuasa Pengguna Anggaran melalui Pejabat Pembuat

Komitmen.

Page 47: Laporan akhir PIKM 2010

Laporan Satuan Kerja PIKM TA. 2010 Dinas Perindag Prop. Kalbar

Halaman - 46 -

2. ADMINISTRASI ASET PERALATAN DAN MESIN

Pengadaan Inventaris dalam Tahun Anggaran 2010 ini tidak ada hal dikarenakan

ketika waktu pengusulan anggaran Satker PIKM TA. 2010 tidak lolos dari Ditjen Anggaran

Kementerian Keuangan di Jakarta dikarenakan sesuatu dan lain hal.

Page 48: Laporan akhir PIKM 2010

Laporan Satuan Kerja PIKM TA. 2010 Dinas Perindag Prop. Kalbar

Halaman - 47 -

STRUKTUR ORGANISASI PEMBERDAYAAN INDUSTRI KECIL MENENGAH PROV. KALIMANTAN BARAT N0. 01/SK/PEMBERDAYAAN INDUSTRI KECIL

MENENGAH/IV/2010 TANGGAL 29 APRIL 2010

KUASA PENGGUNA ANGGARAN

Drs. H. Soezarsono Soekran

Pejabat Penguji, Penerbit dan Penanda Tanganan SPM

Arifin Indek, SH

Pejabat Pembuat Komitmen

Ir. Hj. Yenny Susilawati

Pejabat Pengadaan Barang

(SK Gubernur)

Sekretaris/Petugas Administrasi

1. Ericho

2. Guslim

3. Kastro

Bendahara Pengeluaran

Mulyana

Petugas Adm. Keuangan

A. Zulkiflie Hamzah Pansuri

Page 49: Laporan akhir PIKM 2010

Laporan Satuan Kerja PIKM TA. 2010 Dinas Perindag Prop. Kalbar

Halaman - 48 -

BAB III

KEBIJAKAN DAERAH

A. STRATEGI INDUSTRI KALIMANTAN BARAT

Impian Kalimantan Barat adalah menjadi daerah industri baru di luar pulau Jawa

Pada tahun 2020 berbasis pada komoditi unggulan, industri kreatif dan telematika yang

semakin berkembang dengan ditunjang IKM yang tangguhii. Untuk mencapai impian

tersebut perlu disusun Strategi pengembangan industri saat ini dan kedepan. Strategi

tersebut berlandaskan pada beberapa skenario terhadap pemecahan masalah utama di

Kalbar terutama insentif pemerintah kepada Pemerintah daerah dan dunia usaha untuk

pengembangan industri di luar Pulau Jawa (dan Sumatera) dalam penyediaan listrik, energi

murah, infrastruktur penunjang, dukungan litbang, percepatan penumbuhan kawasan

industri dan dukungan dan penguatan basis pasar lokal (nasional) serta ekspansi pasar luar

untuk komoditi-komoditi yang dihasilkan. Untuk itu dalam Jangka 5 (lima) tahun kedepan

2009 – 2014, strategi pengembangan industri daerah adalah :

1. Mendorong Penumbuhan Kawasan Industri di Kab/Kota, dimana pada tahun

2009 dan 2010 merupakan tahun penting untuk Kabupaten dan Kota serta Provinsi

meletakan pondasi percepatan penumbuhan kawasan industri yang dapat dilakukan

sejalan dengan penyusunan Revisi Rencana Tata Ruang baik di Kabupaten/Kota, Tata

Ruang KAPET Khatulistiwa, Tata Ruang Pontianak Metropolitan Area yang sedang

dilakukan saat ini, dimana dokumen tersebut dapat menjadi dokumen promosi

investasi Kalbar. Pemerintah daerah juga mendorong beroperasinya kawasan industri

yang sudah dirintis misalnya Kawasan Industri Semparuk (KIS) Sambas.

Page 50: Laporan akhir PIKM 2010

Laporan Satuan Kerja PIKM TA. 2010 Dinas Perindag Prop. Kalbar

Halaman - 49 -

2. Mendorong pengembangan Industri Unggulan Kalbar sesuai dengan Perpres 28

tahun 2008 tentang KIN yaitu Karet dan Kelapa Sawit serta Klaster pengolahan bahan

baku keramik. Pemerintah daerah saat ini sedang mendorong berdirinya industri

barang jadi karet dari latek dan pemenuhan utilisasi kapasitas produksi pabrik crumb

rubber yang ada melalui penguatan teknologi di tingkat petani. Scenario

Pengembangan industri kompon karet padat dan cair serta industri turunannya skala

menengah dan kecil terutama untuk pasar lokal dan regional menjadi salah satu target

utama untuk kondisi keterbatasan infrastruktur dan energi saat ini. Sedangkan untuk

penumbuhan industri turunan CPO sangat diperlukan campur tangan pemerintah

melalui insentif dan disinsentif untuk mendorong pengembangan industri hilir CPO

dalam negeri khsusnya diluar P. Jawa dan Sumatera mengingat karaketristik pelaku

bisnis CPO pada umumnya (lihat kondisi Komoditi Unggulan sesuai Perpres 28/2008)

Industri Kecil Menengah Compo Crepe CU Bima - Sintang (pengolah karet kualitas jelek

petani untuk memenuhi standar ind. Karet lokal dan nasional)

Page 51: Laporan akhir PIKM 2010

Laporan Satuan Kerja PIKM TA. 2010 Dinas Perindag Prop. Kalbar

Halaman - 50 -

3. Mendorong pengembangan Industri pendukung sektor pertanian (dan

pertambangan) terutama melalui program ALSINTAN Centre dan Industri

Perkapalan. Alsintan centre Kalbar telah menjadi salah satu icon pengembangan alat

mesin pertanian di luar Pulau Jawa, dan program ini akan sangat membantu upaya

Kalbar dan nasional dalam pengembangan pertanian menuju ketahanan pangan dan

penumbuhan usaha agribisnis yang berdaya saing. Sedangkan pengembangan

industri perkapalan Kalimantan Barat akan sangat membantu percepatan penumbuhan

industri perkapalan tersebut sebagai salah satu produk ekspor industri Kalbar yang

berdaya saing cukup tinggi dan untuk mendukung pengembangan agribisnis dan

agroindustri kelapa sawit serta bisnis pertambangan daerah (utamanya industri kapal

ponton dan kapal penarik sebagai alat transportasi utama penyediaan logistic dan

pengangkutan hasil).

4. Mendorong Pengembangan Industri Kreatif yang berbasis Warisan & Budaya

luhur daerah utamanya industri kerajinan (misalnya IKM Tenun adat, anyaman dll)

dan IKM berbasis bahan baku lokal yg mempunyai keunggulan komparatif. (mis.

Lidah buaya)

Industri kreatif berbasis warisan budaya luhur lokal

Page 52: Laporan akhir PIKM 2010

Laporan Satuan Kerja PIKM TA. 2010 Dinas Perindag Prop. Kalbar

Halaman - 51 -

Pemilihan ini didasarkan pada penggunaan sumber daya yang tersedia (budaya, hasil alam,

dan ketrampilan) yang dikreasikan dengan landasan informasi,teknologi &inovasi, kerja

keras, keunggulan membangun network (baik ke belankang rantai supply dan kedepan

rantai demand) dengan tidak putus asa menggunakan infrastruktur yang ada dan selalu

mensubtitusi kelemahan yang ada dengan kekuatan dan peluang yang tersedia.

Aneka produk Lidah Buaya

5. Mendorong Pengembangan Industri telematika, berlawanan dengan kondisi

keterbatasan infrastruktur dan energi, infrastruktur telekomunikasi utamanya telepon

dan internet oleh pihak swasta tumbuh sangat pesat dan bersaing. Akibat tersedianya

jaringan internet murah, tumbuh komunitas IT Kalbar yang mampu telah mampu

menghasilkan produk-produk a.l. software, web design, komik/animasi dll dan

komunitas tersebut mampu meningkatkan kompetensinya secara mandiri, merupakan

potensi dalam pengembangan industri di Kalbar. Pengembangan industri ini dapat

dilakukan hampir tidak terbatas seiring dengan cepatnya perubahan teknologi

informasi serta yang diproduksi adalah ide, kreatifitas dan skill pelaku industri tersebut.

Dimana sumberdaya ide, kreatifitas dan skill adalah tak terbatas pada manusia.

Dalam jangka panjang pembangunan industri diarahkan pada penguatan,

pendalaman dan penumbuhan klaster kelompok industri prioritas sebagai berikut :

Page 53: Laporan akhir PIKM 2010

Laporan Satuan Kerja PIKM TA. 2010 Dinas Perindag Prop. Kalbar

Halaman - 52 -

Basis Industri Manufaktur yang terdiri atas kelompok-kelompok industri :

1. Industri Material Dasar yang terdiri dari Industri Besi dan Baja, Industri Semen, Industri

Petrokimia, Industri Keramik;

2. Industri Permesinan; yang meliputi Industri Peralatan Listrik dan Mesin Listrik, Industri

Mesin dan Peralatan Umum

3. Industri Manufaktur Padat Tenaga Kerja merupakan penghasil produk

sandang, pangan, bahan bangunan, kesehatan dan obat, dan sebagainya,

yang meliputi antara lain Industri Tekstil dan Produk Tekstil, Industri

Alas Kaki, Industri Farmasi dengan Bahan Baku dalam Negeri.

Kelompok Industri Agro yang meliputi cabang-cabang industri pengolahan Industri

Kelapa Sawit, Industri Karet dan Barang Karet, Industri Kakao dan Coklat, Industri

Kelapa, Industri Kopi, Industri Gula, Industri

Tembakau, Industri Buah-buahan, Industri Kayu dan Barang Kayu,

Industri Hasil Perikanan dan Laut, Industri Pulp dan Kertas, Industri Pengolahan

Susu.

Kelompok Industri Alat Angkut; yang meliputi industri-industri Industri Kendaraan

Bermotor, Industri Perkapalan, Industri Kedirgantaraan,

Industri Perkeretaapian.

Kelompok Industri Elektronika dan Telematika meliputi Industri Elektronika,

Industri Perangkat Keras Telekomunikasi dan Pendukungnya, Industri Perangkat

Penyiaran dan Pendukungnya, Industri Komputer dan Peralatannya, Industri

Perangkat Lunak dan Content Multimedia, Industri Kreatif Teknologi Informasi dan

Komunikasi (TIK).

Page 54: Laporan akhir PIKM 2010

Laporan Satuan Kerja PIKM TA. 2010 Dinas Perindag Prop. Kalbar

Halaman - 53 -

Kelompok Industri Penunjang Industri Kreatif dan Industri Kreatif Tertentu, yang

meliputi industri perangkat lunak dan content multimedia, fashion, dan kerajinan

dan barang seni.

Industri Kreatif adalah proses peningkatan nilai tambah hasil dari eksploitasi

kekayaan intelektual berupa kreatifitas, keahlian dan bakat individu menjadi

suatu produk yang dapat dijual sehingga meningkatkan kesejahteraan bagi

pelaksana dan orang-orang yang terlibat.

Industri Kecil dan Menengah Tertentu; yang meliputi industri-industri

pengolahan Industri Batu Mulia dan Perhiasan, Industri Garam Rakyat, Industri

Gerabah dan Keramik Hias, Industri Minyak Atsiri dan Industri Makanan Ringan.

Tujuan pembangunan industri jangka panjang adalah membangun industri dengan

konsep pembangunan yang berkelanjutan, yang didasarkan pada tiga aspek yang tidak

terpisahkan yaitu pembangunan ekonomi, pembangunan sosial dan lingkungan hidup.

Sedangkan tujuan pembangunan sektor industri jangka menengah ditetapkan bahwa

industri harus tumbuh dan berkembang sehingga mampu memberikan sumbangan nilai

tambah yang berarti bagi perekonomian dan menyerap tenaga kerja secara berarti;

mampu menguasai pasar dalam negeri dan meningkatkan ekspor;

mampu mendukung perkembangan sektor infrastruktur;

mampu memberikan sumbangan terhadap penguasaan teknologi nasional;

mampu meningkatkan pendalaman struktur industri dan mendiversifikasi jenis-jenis

produksinya;

tumbuh menyebar ke luar Pulau Jawa.

Page 55: Laporan akhir PIKM 2010

Laporan Satuan Kerja PIKM TA. 2010 Dinas Perindag Prop. Kalbar

Halaman - 54 -

Strategi pengembangan industri Kalimantan Barat 2010 - 2013 pengembangan industri

dilakukan melalui :

1. Peningkatan daya saing produk daerah melalui

2. Pengembangan Komoditi Prioritas

3. Kawasan Usaha Agribisnis Terpadu (KUAT)

4. One village one product (OVOP) menuju

5. Kompetensi Inti daerah menuju

6. Klaster industri

7. Menuju spesialisasi dan peningkatan nilai disepanjang rantai (yg telah dirintis a.l. Kelapa

terpadu dan Keramik)

Penumbuhan kawasan khusus (a.l. kawasan industri)

(untuk mengakselerasi pertumbuhan Industri daerah yang saat ini dihadapkan pada

kendala karena tinggi persebaran yg tidak diimbangi dengan ketersediaan infrastruktur

yang memadai (a.l. listrik, accessibility/transportasi) dan kontinyunitas pembinaannya

Gambaran umum Indag Kalimantan Barat saat ini

Kondisi Perekonomian Kalimantan Barat di sektor Industri dan Perdagangan 5 tahun

terakhir

– Indikator Makro ekonomi Kalimantan Barat

• Kontribusi sektor perdagangan yang terus meningkat di PDRB

• Kontribusi sektor industri semakin menurun.

• Masih stagnan walaupun disisi lain mulai menampakan pemulihannya dengan

pergeseran komoditi dari komoditi berbasis kayu ke komoditi lainnya

utamanya pangan dan barang dari karet.

• Terjadi pergeseran (transformasi ekonomi) dari tahun 2001 ke tahun 2007

Page 56: Laporan akhir PIKM 2010

Laporan Satuan Kerja PIKM TA. 2010 Dinas Perindag Prop. Kalbar

Halaman - 55 -

• Produk sektor primer (utamanya pertanian) langsung diserap konsumsi rumah

tangga & ekspor, yg diserap sektor industri menurun (potensi nilai tambah

yang hilang ↑)

– Ekspor bergerak meningkat (namun masih fluktuatif)

• Komoditi utama masih sedikit (Karet, Kayu & Udang Beku)

• Umumnya produk hulu (bahan baku maupun setengah jadi)

Target Utama / Goal Pengembangan Industri karet Kalimantan Barat :

1. Peningkatan Utilisasi Kapasitas Produksi dan Nilai serta volume Ekspor Karet Kalimantan

Barat

2. Peningkatan pendapatan petani (dan nilai tambah di daerah Kalimantan Barat)

• Untuk Tahap I (2010-2012), penguatan kelembagaan dan good will gov’nt, dan upaya –

upaya terobosan pasar/diversifikasi tujuan pasar dan inisiasi diversifikasi produk dan

teknologi pengolahan bokar.

• Tahap II (2013 – 2020) diversifikasi produk dan up grading teknologi

(compound/vulkanisir & karet teknik, latek pekat) dan barang – barang karet jadi (hilir,

ban, dll).

• Pengembangan Komoditi berdasarkan konsep klaster diperkuat dengan penyediaan tata

ruang untuk kawasan khusus pengembangan budidaya dan industri berbasis karet di

Kalimantan Barat.

• Utilisasi kapasitas produksi melalui : pendekatan on farm dan off farm

On farm :

• Revitalisasi Perkebunan Karet

• Penguatan Kelembagaan dan teknologi di tingkat Petani

Off farm :

Page 57: Laporan akhir PIKM 2010

Laporan Satuan Kerja PIKM TA. 2010 Dinas Perindag Prop. Kalbar

Halaman - 56 -

• Efisiensi Sistim Distribusi komoditi-komoditi tersebut (Pasar Lelang Forward dan on the

spot)

• Penerapan Standar produk bagi komoditi – komoditi tersebut yang berdampak pada

transparansi penentuan harga komoditi

• Regulasi Pemerintah (Insentif dan disinsentif)

• Optimalisasi hasil-hasil litbang karet dari hulu – hilir

Diversifikasi Produk Olahan Karet (basis latek pekat)

• Optimalisasi hasil-hasil litbang karet dari hulu – hilir

• Peningkatan SDM Petani

Kebijakan Prioritas Pembangunan Kalimantan Barat

Sasaran Prioritas Indag sesuai RPJMD 2010 – 2013

Komoditi Unggulan Kalimantan Barat menuju Kompetensi Inti Daerah

Komoditi Unggulan Industri berbasis komoditi unggulan (karet, Sawit, Kelapa, Aloevera)

KUAT (Kawasan Usaha Agribisnis Terpadu) Kalimantan Barat

Pembangunan sektor Indag di Kawasan Perbatasan

B. DUKUNGAN PEMBEBANAN APBD

Dukungan Pemerintah dalam pengembangan Industri Kalbar yang sangat dibutuhkan saat

ini adalah :

1. Memfasilitasi dan asistensi teknis bagi Penyediaan/penumbuhan Kawasan Industri di

Kab/Kota (dan Provinsi)

2. Insentif (infrastruktur, regulasi, energi murah & listrik, dukungan litbang) untuk

mendorong pengembangan Industri secara keseluruhan di Kalbar (terutama Unggulan

Page 58: Laporan akhir PIKM 2010

Laporan Satuan Kerja PIKM TA. 2010 Dinas Perindag Prop. Kalbar

Halaman - 57 -

Kalbar Sesuai dengan Perpres 28 tahun 2008 tentang KIN yaitu Karet dan Kelapa Sawit

& Klaster pengolahan bahan baku keramik)

3. Dukungan pengembangan Industri pendukung sektor pertanian (tanaman pangan,

perkebunan, peternakan) terutama melalui program ALSINTAN Centre &

pengembangan Industri Perkapalan

4. Dukungan pengembangan IKM unggulan Kab/kota melalui dukungan Pengembangan

Industri Kreatif yang berbasis Warisan & Budaya luhur daerah utamanya industri

kerajinan (IKM Tenun adat, anyaman dll) dan IKM berbasis bahan baku lokal yg

mempunyai keunggulan komparatif (mis. Lidah buaya)

5. Dukungan Pengembangan Industri telematika di Kalbar terutama dalam memfasilitasi

komunitas IT Kalbar (cikal bakal industri telematika Kalbar) dengan Industri Telematika

Nasional

Sedangkan dukungan pendanaan dari APBD diantaranya ;

Pemeliharaan jaringan sistm informasi Indag

Dukungan pengembangan Alsintan centre (TOT dan Workshop)

Partisipasi pada pameran Inacraft dan PPI 2010

Konsultasi spesialis IKM

Partisipasi pada pemeran lokal di kota Pontianak (Nusantara Expo 2010 dan pameran di

halaman kantor Disperindag)

Penghargaan Upakarti 2010

Pelaksanaan konvensi GKM tingkat provinsi 2010

Dukungan dalam rangka pengembangan kerajinan dengan Dekranasda

Pengkajian pengembangan sentra tenun di Kabupaten Sambas

Page 59: Laporan akhir PIKM 2010

Laporan Satuan Kerja PIKM TA. 2010 Dinas Perindag Prop. Kalbar

Halaman - 58 -

Pembinaan dan pengembangan IKM di Propinsi Kalimantan Barat masih sangat

membutuhkan dana Dekonsentrasi yang difasilitasi oleh Kementerian Perindustrian RI

melalui Direktorat Jenderal IKM Satker Pemberdayaan Industri Kecil Menengah Dinas

Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Kalimantan Barat dalam pembinaan teknis dan non

teknis bagi IKM dan Pembinanya. Pemerintah Daerah menetapkan program pengembangan

industri merupakan program pilihan sesuai dengan RPJM Nasional, Kompetensi Inti, OVOP

serta Industri unggulan Kalimantan Barat, dengan demikian alokasi pendanaan untuk

pengembangan industri sangat kecil. Namun disisi lain industri diberi beban yang cukup

berat sebagai penggerak ekonomi, dengan hanya mendapat dukungan dana pembinaan

yang ala kadarnya maka sangat mungkin perkembangan IKM belum menunjukkan

perubahan yang nyata sebagaimana yang diharapkan, ditambah lambannya perubahan pola

pikir pelaku IKM terhadap pengembangan usaha (profit oriented, market oriented, inovatif)

dan kemandiriannya.

Walaupun demikian dengan semakin tajamnya persaingan dan tuntutan ekonomi

dalam masyarakat IKM tetap eksis sesuai trend pasar pada saat itu, hingga Kementerian

Perindustrian RI dan Dinas yang membidang Perindustrian tetap berkomitmen untuk

mengembangkan/memberdayakan IKM melalui peningkatan kemampuan Pelaku IKM dan

aparat pembinanya, melakukan pengembangan Informasi dan memberikan dukungan baik

soft ware maupun hard ware untuk tetap eksis ditengah persaingan usaha yang makin

ketat.

Pembinaan yang telah diberikan oleh Satker PEMBERDAYAAN INDUSTRI KECIL

Menengah Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Kalimantan Barat terutama

pembinaan teknis bagi pengusaha dan perajin telah dilaksanakan secara optimal dan sesuai

program, namun perkembangan IKM belum menunjukkan perubahan yang nyata

Page 60: Laporan akhir PIKM 2010

Laporan Satuan Kerja PIKM TA. 2010 Dinas Perindag Prop. Kalbar

Halaman - 59 -

sebagaimana yang diharapkan, hal ini disebabkan para perajin belum bisa memenuhi

kualitas dan kuantitas produk massal serta sikap mental sebagian perajin yang belum

memiliki jiwa kewirausahaan yang berorientasi pada inovasi, profit dan berorientasi ke

depan.

Kualitas Sumber Daya Manusia yang terlibat disektor IKM relatif masih terbatas

dalam berbagai hal, antara lain keterampilan dan pengetahuan, penguasaan teknologi,

pengetahuan desain, labelling, packaging dan manajemen sehingga sangat berpengaruh

terhadap mutu produk yang dihasilkan.

Daerah Kalimantan Barat dengan karakteristik memerlukan paket-paket

pembinaan yang khusus berdasarkan permasalahan pokok pengembangan industri daerah

dengan pengembangan potensi komoditi masing-masing daerah Kab/Kota difokuskan pada

produk-produk yang akan dijadikan komoditi unggulan ekspor Kalimantan Barat dalam

rangka ikut berpartisipasi mengentaskan kemiskinan dan pemberdayaan ekonomi rakyat di

Kalimantan Barat.

Upaya peningkatan utilisasi kapasitas produksi dapat dilakukan dengan

memanfaatkan secara maksimal potensi dampak dari pengamanan pasar dalam negeri

termasuk substitusi bahan-bahan yang diimpor. Selain itu upaya yang perlu dilakukan adalah

peningkatan nilai tambah melalui peningkatan pengembangan industri pengolahan.

IKM harus menjadi ujung tombak dan lokomotif pembangunan ekonomi di daerah

Kalimantan Barat sehingga setiap pelaku ekonomi harus meningkatkan kemampuan bersaing

dengan melakukan pergeseran produk dari keunggulan komperatif kearah unggulan

kompetitif. Pelaku usaha dituntut mampu mengikuti perkembangan teknologi baik teknologi

informasi maupun teknologi pengendalian bahan baku. Keadaan ini mengharuskan Dinas

Perindag menyiapkan diri sedini mungkin menyusun strategi dan langkah-langkah yang

Page 61: Laporan akhir PIKM 2010

Laporan Satuan Kerja PIKM TA. 2010 Dinas Perindag Prop. Kalbar

Halaman - 60 -

tepat, cepat dan benar yang dapat dituangkan dalam program penataan struktur industri

utamanya IKM.

Pemberlakuan berbagai standar nasional maupun internasional dan perundang-

undangan yang secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh terhadap

perkembangan IKM. Adanya Strategi Kebijakan Industri Dengan revitalisasi dan

restrukturisasi industri melalui koordinasi antar instansi terkait di Provinsi Kab/Kota dan

pusat (Kementerian).

Walaupun dalam pelaksanannya Satker Pemberdayaan Industri Kecil Menengah

TA. 2010 mengalami beberapa hambatan teknis, namun Satker Pemberdayaan Industri Kecil

Menengah Kalimantan Barat cukup memberikan peran dalam pengembangan IKM daerah

dan sangat menunjang kebijakan Pemda Provinsi Kalimantan Barat terutama dalam upaya

Pemerintah daerah provinsi dalam mencapai salah satu sasaran pembangunan yaitu pulihnya

kondisi ekonomi dari dampak krisis dan terbangunnya landasan ekonomi yang kuat bagi

pertumbuhan ekonomi yang berbasis pada ekonomi kerakyatan, meningkatkan pendapatan

masyarakat dan terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat.

Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah Prop. Kalimantan Barat

pada TA. 2010 ini diarahkan untuk meningkatkan daya saing produk IKM yang ditandai

dengan meningkatnya ekspor produk IKM, meningkatnya sumbangan nilai IKM dengan

pemerataan pendapatan dan meningkatnya lapangan kerja baru dan penyerapan tenaga

kerja baru disektor IKM.

Provinsi Kalimantan Barat pada presentasinya masing-masing Kab/Kota telah

mengikuti aturan kompetensi inti begitupun provinsi, hanya ada 2 Kabupaten yaitu

Kabupaten Sanggau dan Ketapang telah mengubah kompetensi intinya dengan alasan pada

tahun ini komoditi yang diusulkan sangat srategis dan untuk komoditi yang ditetapkan

Page 62: Laporan akhir PIKM 2010

Laporan Satuan Kerja PIKM TA. 2010 Dinas Perindag Prop. Kalbar

Halaman - 61 -

kompetensi intinya belum siap untuk pembinaan IKM-nya yaitu Kab. Sanggau harusnya

kelapa sawit menjadi coklat dan Kab. Ketapang harusnya kelapa sawit menjadi pakan ternak.

Pola alokasi APBN dilakukan dengan 3 pendekatan Alokasi Dana Pusat, alokasi

Dana Dekon dan alokasi Dana Tugas Pembantuan. Alokasi dana pusat akan diperuntukan

untuk mendukung :

Penyiapan kebijakan pengembangan IKM, termasuk kebijakan iklim usaha

Penyusunan dan pemantapan program yang bersifat lintas sektor/lintas provinsi.

Fasilitas kegiatan yang bersifat nasional/international.

Penyediaan anggaran untuk expert group.

Bantuan penguatan sentra

Berdasarkan hasil Pelaksanaan kegiatan On Company Level (OCL), pembinaan

langsung di lapangan di Kalimantan Barat selama periode 2007 s/d 2010 terlihat perubahan

yang sangat nyata pada 15 (lima Belas) IKM pangan di Kota Pontianak dan sekitarnya baik

dari segi manajemen maupun teknis serta pemasaran aproduk. Hal ini diakui oleh para

pelaku IKM pangan bahwa efektivitas kegiatan OCL lebih baik dari pada diklat maupun

Bimbingan Teknis. Oleh karena itu metode ini sangat diharapkan dapat dilanjutkan ditahun –

tahun mendatang baik oleh Kementerian Perindustrian melalui Direktorat Pangan bahkan

menutup kemungkinan Direktorat lainnya dilingkungan Dijen IKM maupun pada Dinas

Perindustrian Propinsi melalui Satuan Kerja Pemberdayaan Industri Kecil Menengah.

Demikian laporan ini dibuat sebagai bahan pertanggung jawaban program Satker

Pemberdayaan Industri Kecil Menengah Dinas Perindag Prop. Kalimantan Barat Tahun

Anggaran 2010 semoga dapat bermanfaat dalam peningkatan pembinaan dan

pengembangan IKM khususnya.

Page 63: Laporan akhir PIKM 2010

Laporan Satuan Kerja PIKM TA. 2010 Dinas Perindag Prop. Kalbar

Halaman - 62 -

BAB IV

P E N U T U P

Pembangunan sektor industri di Kalbar belum memberikan hasil seperti yang

diharapkan yang disebabkan oleh lemahnya struktur industri di Kalbar dimana peran ikm yang

belum dapat menggantikan peran industrI Menengah dan Besar, masih terpaku pada penghasil

komoditi hulu, belum tumbuh dan berkembangnya kawasan industri serta terjadinya krisis

energi. Namun pengembangan sektor industri, saat ini dan kedepan menjadi sangat penting

mengingat strategisnya sektor ini di Kalbar.

Upaya-upaya terobosan (dengan keterbatasan sumber daya) yang perlu dilakukan

adalah dengan : fokus, konsisten dan komitmen (daerah kab/kota-provinsi-pusat) dan dunia

usaha dalam pengembangan produk yang paling unggul dan berpotensi menjadi kompetensi

inti daerah sesuai dengan kewenangan yang dimiliki dan dalam percepatan penumbuhan

kawasan industri, penyediaan energi murah dan infrastruktur penunjang, serta dukungan

litbang pengembangan komoditi daerah

Untuk itu perlu sinergitas dunia usaha dan pemerintah (melalui dukungan pusat dan

daerah) untuk melakukan hal tersebut mengingat keterbatasan anggaran daerah kalbar di

sektor industri dan perdagangan serta sesuai dengan kewenangan masing-masing (pusat-prov-

Kab/kota)

Page 64: Laporan akhir PIKM 2010

Laporan Satuan Kerja PIKM TA. 2010 Dinas Perindag Prop. Kalbar

Halaman - 63 -