LAPORAN AKHIR PELAKSANAAN KEGIATAN PENELITIAN DOSEN … · Yang Maha Esa, karena berkat rahmatNya...
Transcript of LAPORAN AKHIR PELAKSANAAN KEGIATAN PENELITIAN DOSEN … · Yang Maha Esa, karena berkat rahmatNya...
i
LAPORAN AKHIR
PELAKSANAAN KEGIATAN
PENELITIAN DOSEN MUDA
ASPEK HUKUM HAK ASASI MANUSIA INTERNASIONAL
DALAM PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP
RIGHT OF FAIR TRIAL WARGA NEGARA ASING DI INDONESIA
TIM PENELITI
Ketua : I Made Budi Arsika, SH,LLM (NIDN.0010068102)
Anggota : Sagung Putri ME Purwani, SH, MH (NIDN.0013037106)
Ni Gusti Ayu Dyah Satyawati, SH, MKn, LLM (NIDN.0016058202)
Dibiayai dari dana DIPA BLU Universitas Udayana
Berdasarkan Surat Perjanjian Penugasan Dalam Rangka Pelaksanaan Penelitian
Dosen Muda Tahun Anggaran 2014 Nomor : 237/6/UN14.2/PNL.01.03.00/2014
PROGRAM STUDI ILMU HUKUM
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS UDAYANA
NOVEMBER 2014
ii
HALAMAN PENGESAHAN
PENELITIAN DOSEN MUDA
Judul Penelitian : Aspek Hukum Hak Asasi Manusia
Internasional Dalam Perlindungan Hukum
Terhadap Right of Fair Trial Warga Negara
Asing di Indonesia Bidang Ilmu : Hukum
Ketua Peneliti :
a. Nama lengkap dengan gelar : I Made Budi Arsika, SH, LLM
b. NIP/NIDN : 19810610 200510 1 002 / 0010068102
c. Pangkat/Gol : Penata / IIIc
d. Jabatan Fungsional/Stuktural : Lektor
e. Pengalaman penelitian : (terlampir dalam CV di Proposal)
f. Program Studi/Jurusan : Ilmu Hukum
g. Fakultas : Hukum
h. Alamat Rumah / HP : Jl. Tukad Pancoran I/18 Panjer Denpasar /
081936281062
i. E-mail : [email protected]
Jumlah Tim Peneliti : 3 (tiga) orang
Pembimbing
a. Nama lengkap dengan gelar : I Ketut Sudiarta, SH, MH
b. NIP/NIDN : 19620515 198801 1 004
c. Pangkat/Gol : Pembina / IVa
d. Jabatan Fungsional/Stuktural : Lektor Kepala / Pembantu Dekan I FH UNUD
e. Pengalaman penelitian : (terlampir dalam CV)
f. Program Studi/Jurusan : Ilmu Hukum
g. Fakultas : Hukum
Kerjasama (jika ada) a. Nama Instansi : -
b. Alamat : -
Jangka waktu penelitian : 6 (enam) bulan
Biaya Penelitian : Rp 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah)
Denpasar, 27 November 2014
Ketua Peneliti,
(I Made Budi Arsika, SH, LLM) NIP. 19810610 200510 1 002
iii
PRAKATA
Puji Syukur kami panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan
Yang Maha Esa, karena berkat rahmatNya lah akhirnya laporan ini dapat diselesaikan.
Melalui kesempatan ini ijinkanlah kami mengucapkan terima kasih kepada LPPM yang
telah memberikan kesempatan kepada kami untuk membuat laporan ini, tidak lupa kami
ucapkan terima kasih pula kepada para Dekan yang selalu mendukung kegiatan ini.
Laporan ini adalah salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi yang sangat
diperlukan oleh dosen sebagai sebuah kegiatan. Laporan ini disusun dengan harapan
agar mempunyai pengetahuan tentang ASPEK HUKUM HAK ASASI MANUSIA
INTERNASIONAL DALAM PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP RIGHT
OF FAIR TRIAL WARGA NEGARA ASING DI INDONESIA.
Akhir kata besar harapan kami semoga laporan kemajuan penelitian Dosen
Muda ini dapat diberikan masukan dan saran untuk kesempurnaan.
Terima kasih atas perhatiannya.
Denpasar, 27 November 2014
Tim Peneliti
iv
ABSTRACT
Foreignes have been frequently questioning the ability, credibility, the
impartiality of the Indonesian courts with regards to the law enforcement. Some
controversial cases exposed the sense of injustice experienced by foreigners who
involve in a series of law enforcement process in Indonesia. From a human rights
approach, this issue is dealing with the right to a fair trial as part of civil and political
rights.
This research is then carried out in order to address two legal issues. First, it is
aimed to identify the existing international human rights instrument dealing with the
issue of the right of fair trial. Second, it will analize the legal protection on the right of
fair trial belongs to the foreigners in Indonesia seen from the international human rights
law. It is a normative legal research that uses statutory approach and conceptual
approach. Some relevant international human rights instruments have been analyzed
besides some other Indonesian laws.
Keywords: International Human Rights Law, Legal Protection, Right of a Fair Trial,
Foreign Nationals.
v
RINGKASAN
Adanya peningkatan intensitas perbuatan pidana yang dilakukan oleh WNA di
Indonesia tentu berbanding lurus dengan penegakan hukum yang dikenakan
terhadapnya. Sehingga, proses peradilan terhadap WNA menjadi semakin marak terjadi.
Sayangnya, dunia peradilan di Indonesia yang seolah sulit lepas dari potret buram
praktik mafia peradilan justru kemudian menjadi sorotan pihak asing yang
mempertanyakan kompetensi, kredibilitas, dan independensi dari benteng terakhir
penegakan hukum Indonesia tersebut. Rasa ketidakadilan yang dialami oleh WNA
dalam menjalani rangkaian proses penegakan hukum di Indonesia sesungguhnya dapat
dianalisis dengan menggunakan pendekatan Hak Asasi Manusia, khususnya berkaitan
dengan right of fair trial.
Pada dasarnya, right of fair trial menentukan adanya hak setiap orang yang
didakwa atas suatu tindak pidana untuk diadili dalam pengadilan yang adil dan terbuka,
berkompeten, independen, dan tidak memihak, yang menjamin hak tersangka untuk
membela dirinya. Berdasarkan hal tersebut ada dua masalah hukum yang akan diteliti
dalam penelitian ini, yaitu mengenai pengaturan hukum hak asasi manusia internasional
yang berkaitan dengan right of fair trial serta perlindungan hukum terhadap right of fair
trial Warga Negara Asing di Indonesia apabila dikaji dari perspektif Hukum Hak Asasi
Manusia Internasional.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifkasi pengaturan hukum hak asasi
manusia internasional yang berkaitan dengan right of fair trial dan menganalisis bentuk
perlindungan hukum terhadap Right of Fair Trial Warga Negara Asing di Indonesia dari
perspektif Hukum Hak Asasi Manusia Internasional.
Penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif dengan jenis pendekatan
yang utamanya akan dipergunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan perundang-
undangan (statute approach) dan pendekatan konsep (conceptual approach). Sumber
bahan hukum yang digunakan adalah sumber bahan hukum primer, sekunder, dan
tersier. Bahan-bahan hukum yang telah dikumpulkan diklasifikasikan untuk
mempermudah menganalisa bahan-bahan tersebut. Metode penelitian tersebut
dipadukan dengan metode penelitian Hak Asasi Manusia
Keywords : Hukum Hak Asasi Manusia Internasional, Perlindungan hukum, Right of
Fair Trial, Warga Negara Asing.
vi
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 5
2.1 Hukum Hak Asasi Manusia Internasional .................................... 5
2.2 Konsep Mengenai Right of Fair Trial .......................................... 7
BAB III TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN ....................................... 9
3.1 Tujuan Penelitian .......................................................................... 9
3.2 Manfaat Penelitian ........................................................................ 9
BAB IV METODE PENELITIAN .................................................................... 11
4.1 Jenis Penelitian.............................................................................. 11
4.2 Jenis Pendekatan ........................................................................... 11
4.3 Sumber Bahan Hukum .................................................................. 11
4.4 Teknik Pengumpulan Bahan Hukum ............................................ 12
4.5 Tehnik Pengolahan dan Analisis Bahan Hukum .......................... 12
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 17
5.1 Pengaturan Hukum Hak Asasi Manusia Internasional yang
Berkaitan Dengan Right of Fair Trial ........................................... 14
5.2 Bentuk Perlindungan Hukum Terhadap Right of Fair Trial
Warga Negara Asing di Indonesia dari Perspektif Hukum Hak
Asasi Manusia Internasional ......................................................... 17
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 21
6.1 Kesimpulan ................................................................................... 21
6.2 Saran ............................................................................................. 22
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
CURICULLUM VITAE TIM PENELITI
LOG BOOK
JUSTIFIKASI ANGGARAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Media cetak dan elektronik sering mewartakan proses penangkapan warga
negara asing (WNA) oleh aparat kepolisian dalam sejumlah tindak pidana yang
dilakukan di Indonesia seperti misalnya penipuan, penyebaran uang palsu, dan
penadahan benda-benda bernilai historis dan religious. Lebih jauh, fenomena kejahatan
transnasional terorganisir (transnational organized crime) yang melibatkan WNA juga
telah menghampiri Indonesia dalam berbagai bentuk. Praktik perdagangan orang
(human trafficking), transfer illegal logging, perdagangan obat terlarang, dan terorisme
merupakan contoh aktivitas ilegal yang tidak hanya terjadi di pintu-pintu terluar
Indonesia--baik bandar udara maupun pelabuhan laut--tetapi juga telah melibatkan
masyarakat di perkotaan dan merambah masyarakat di pedesaan.
Bahkan fakta yang paling mengejutkan adalah pengakuan dari Presiden Kongres
Advokat Indonesia Indra Sahnan Lubis di bulan Oktober 2013 lalu. Ia mengungkap
adanya warga negara asing (WNA) yang menjadi makelar kasus di Pengadilan Negeri
Medan.1 Tentu hal ini dapat diibaratkan sebagai tamparan serius bagi wajah penegakan
hukum di Indonesia.
Adanya peningkatan intensitas perbuatan pidana yang dilakukan oleh WNA di
Indonesia tentu berbanding lurus dengan penegakan hukum yang dikenakan
terhadapnya. Sehingga, proses peradilan terhadap WNA menjadi semakin marak terjadi.
Sayangnya, dunia peradilan di Indonesia yang seolah sulit lepas dari potret buram
praktik mafia peradilan justru kemudian menjadi sorotan pihak asing yang
mempertanyakan kompetensi, kredibilitas, dan independensi dari benteng terakhir
penegakan hukum Indonesia tersebut.
Kontroversi atas kasus Schapelle Leigh Corby, terpidana kasus penyelundupan
ganja 4.2 Kg asal Australia tentu merepresentasikan kegundahan pihak asing terhadap
proses penegakan hukum di Indonesia. Di luar pembelaannya yang menyatakan bahwa
1 Artikel, „WNA Jadi Makelar Kasus di Medan‟, http://medan.tribunnews.com/2013/10/03/wna-
jadi-makelar-kasus-di-pengadilan-negeri-medan
2
dirinya telah dijebak oleh aparat Indonesia,2 adanya sejumlah kelemahan dalam proses
peradilan yang digelar terhadap Corbie dari sidang perdana hingga diketuknya palu
keputusan telah membuat pers Australia menganggap pengadilan di Indonesia sebagai
suatu „dagelan‟. Mereka melihat terlalu banyak celah dan pertanyaan mendasar yang
diabaikan hakim selama persidangan. Salah satu proses peradilan yang paling disorot
adalah ketika terjadi penolakan terhadap permintaan penyelidikan sidik jari dalam
proses pembuktian.
Hal inilah yang disesalkan oleh ahli hukum University of Melbourne, Tim
Lindsay,3 yang menyatakan bahwa penolakan tersebut merupakan titik terlemah
pengungkapan kasus yang sebenarnya bisa membantu Corby.4 Kontroversi makin
berlanjut tatkala Wakil Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Wamenkumham)
Denny Indrayana pada tanggal 17 Februari 2014 menyatakan kemungkinan pencabutan
terhadap pembebasan bersyarat Corby berhubung rencana wawancara ekslusif oleh
Channel Seven, salah satu stasiun TV di Australia.5
Kasus lain dapat dilihat dalam proses peradilan terhadap Roberto Gamba asal
Italia, terdakwa kasus penadahan “pratima” atau benda sakral di Pengadilan Negeri
Gianyar, Bali. Dalam sidang perdana, jaksa tidak mampu menghadirkan penerjemah
berbahasa Italia. Sidang pun akhirnya ditunda oleh karena hakim memerintahkan jaksa
menyediakan penerjemah bahasa Italia bersertifikasi seperti yang diminta terdakwa,
agar proses persidangan bisa berjalan lancar.6
Rasa ketidakadilan yang dialami oleh WNA dalam menjalani rangkaian proses
penegakan hukum di Indonesia sesungguhnya dapat dianalisis dengan menggunakan
pendekatan Hak Asasi Manusia (HAM), khususnya berkaitan dengan right of fair trial.
Pada dasarnya, right of fair trial menentukan adanya hak setiap orang yang didakwa
atas suatu tindak pidana untuk diadili dalam pengadilan yang adil dan terbuka,
2 Artikel, „Inilah Kisah Corby Si 'Ratu Mariyuana', http://www.republika.co.id/berita/nasional/
hukum/12/04/27/m34dre-inilah-kisah-corby-si-ratu-mariyuana 3 Tim Lindsday merupakan ahli hukum Australia yang memfokuskan penelitiannya pada
perkembangan hukum Indonesia. http://www.law.unimelb.edu.au/melbourne-law-school/community/our-
staff/staff-profile/username/Tim%20Lindsey 4 Artikel, Kasus Corby Sebuah Peradilan Sesat, http://web.inilah.com/read/detail/2073698/kasus-
corby-sebuah-peradilan-sesat 5 Artikel, Pemerintah Tegaskan Corby Bisa Masuk Bui Lagi, http://nasional.inilah.com/read/detail/
2075181/pemerintah-tegaskan-corby-bisa-masuk-bui-lagi 6 Artikel „Tak Ada Penerjemah, Sidang Pratima Roberto Gamba Molor‟, Antara News, 25
November 2010, http://www2.antarabali.com/berita/8534/tak-ada-penerjemah-sidang-pratima-roberto-
gamba-molor
3
berkompeten, independen, dan tidak memihak, yang menjamin hak tersangka untuk
membela dirinya. Dalam kasus Corbie, right of fair trial nampaknya tidak terpenuhi
dalam konteks diberikannya kesempatan yang layak dalam proses pembuktian.
Sedangkan dalam kasus Roberto Gamba, hal ini merupakan contoh betapa hak terdakwa
untuk mendapatkan bantuan penerjemah secara gratis dalam hal yang bersangkutan
tidak mengerti atau dapat berbicara dengan bahasa yang digunakan dalam proses
peradilan tidak terfasilitasi dengan baik.
Dalam perkembangannya, right of fair trial menjadi isu yang sangat penting
bagi WNA tatkala menghadapi tuntutan hukuman mati terhadapnya, suatu bentuk
hukuman yang barangkali tidak dikenal di negara asalnya. Sebagaimana kita ketahui
bersama, telah terjadi upaya masif penghapusan hukuman mati di berbagai belahan
dunia. Negara-Negara Eropa misalnya, khususnya yang meratifikasi ECHR, telah
memproklamirkan peniadaan hukuman mati dalam hukum nasionalnya.
Tidak hanya WNA, sejumlah negara juga merekomendasikan perbaikan kualitas
dalam perlindungan hak ini. Seperti misalnya dalam dialog membahas laporan
Universal Periodic Review Indonesia yang difasilitasi oleh Human Rights Council pada
Twenty-first session, Agenda item 6, Australia merekomendasikan agar Indonesia
menjamin tindakan hukum yang adil dan memadai terhadap orang-orang yang
diinvestigasi atau didakwa, termasuk proses peradilan yang tidak memihak dan
hukuman-hukuman yang masuk akal, sebagaimana halnya dengan standar penahanan
yang memenuhi norma-norma internasional.7
Right of fair trial merupakan salah satu jenis HAM yang secara teoritik
dikualifikasikan dalam HAM generasi pertama, yaitu HAM sipil dan politik. HAM jenis
ini ini secara telah diakui dalam berbagai instrumen Hak Asasi Manusia internasional
dan regional. Dalam Universal Declaration of Human Rights dinyatakan “everyone is
entitled in full equality to a fair and public hearing by an independent and impartial
tribunal, in the determination of his rights and obligations and of any criminal charge
against him”.8 Selanjutnya, right of fair trial juga mendapat tempat tersendiri di dalam
Kovenan Internasional tentang Hak Sipil dan Politik (International Covenant on Civil
7 Report of the Working Group on the Universal Periodic Review-Indonesia, A/HRC/21/7, 5 July
2012, para 108.89, http://www.ohchr.org/EN/HRBodies/UPR/Pages/IDSession13.aspx dan http://daccess-
dds-ny.un.org/doc/UNDOC/GEN/G12/150/17/PDF/G1215017.pdf?OpenElement 8 Pasal 10 Universal Declaration of Human Rights
4
and Political Rights/ ICCPR).9 Dalam konteks regional, sejumlah instrumen HAM
regional seperti misalnya European Convention on Human Rights10
dan ASEAN Human
Rights Declaration11
juga mengakui eksistensi daripada hak jenis ini.
Uraian di atas tentu mengetengahkan pentingnya perlindungan hukum terhadap
right of fair trial yang dimiliki oleh warna negara asing yang sedang maupun berpotensi
untuk menghadapi proses peradilan di Indonesia. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk
melakukan suatu penelitian hukum yang berjudul “Aspek Hukum Hak Asasi Manusia
Internasional dalam Perlindungan Hukum Terhadap Right of Fair Trial Warga
Negara Asing di Indonesia”.
1.2 Rumusan Masalah
Ada dua masalah hukum yang diteliti dalam penelitian ini, yaitu :
a. Bagaimanakah pengaturan hukum hak asasi manusia internasional yang berkaitan
dengan right of fair trial?
b. Bagaimanakah perlindungan hukum terhadap right of fair trial Warga Negara
Asing di Indonesia apabila dikaji dari perspektif Hukum Hak Asasi Manusia
Internasional ?
9 Pasal 14 International Covenant on Civil and Political Rights.
10 Pasal 6 European Convention on Human Rights
11 Pasal 20 ayat (1) ASEAN Human Rights
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Ada dua tinjauan pustaka yang menimbulkan gagasan dan mendasari penelitian
ini yang akan digunakan untuk menyusun kerangka atau konsep yang akan digunakan
dalam penelitian, yaitu mengenai Hukum Hak Asasi Manusia Internasional serta
mengenai Konsep dan Pengaturan right of fair trial. Masing-masing hal tersebut akan
diuraikan berikut ini.
2.1 Hukum Hak Asasi Manusia Internasional
Hukum Hak Asasi Manusia Internasional (Hukum HAM Internasional) yang
dalam Bahasa Inggris dikenal dengan istilah International Human Rights Law
merupakan salah satu cabang Ilmu Hukum, khususnya Hukum Internasional. Istilah
internasional mengacu pada penggunaan dokumen-dokumen hak asasi manusia
internasional, baik yang berupa hard law (convention, covenant) dan soft law
(declaration, report, general comment). Kendatipun demikian, dokunen-dokumen
tersebut sesungguhnya memuat substansi-subtansi hak asasi yang luas, mencakup aspek
hukum ketatanegaraan, administrasi negara, pidana, dan keperdataan.
Universal Declaration of Human Rights kerap dipandang sebagai sumber
penting dalam Hukum HAM Internasional oleh karena memuat prinsip-prinsip
fundamental HAM yang bersifat universal12
dan dianggap sebagai kodifikasi dari
substansi HAM yang tertuang di dalam berbagai dokumen HAM internasional maupun
dokumen HAM yang dikembangkan di masing-masing negara di dunia selama berabad-
abad. Namun demikian, ada sejumlah perjanjian internasional utama di bidang HAM
(core human rights treaties) yang dijadikan rujukan dalam Hukum HAM Internasional
mengingat karakternya yang mengikat secara hukum, yaitu;13
a. International Convention on the Elimination of All Forms of Racial Discrimination
(ICERD)
b. International Covenant on Civil and Political Rights (ICCPR)
12
Lihat Boer Mauna, Hukum Internasional: Pengertian, Peran, dan Fungsi Dalam Era Dinamika
Global, PT. Alumnu, Bandung, Edisi Kedua, Cetakan Keempat, 2011, h. 679-681. 13
The Core International Human Rights Instruments and Their Monitoring Bodies, http://www.
ohchr.org/EN/ProfessionalInterest/Pages/CoreInstruments.aspx
6
c. International Covenant on Economic, Social and Cultural Rights (ICESCR)
d. Convention on the Elimination of All Forms of Discrimination against Women
(CEDAW)
e. Convention against Torture and Other Cruel, Inhuman or Degrading Treatment or
Punishment (CAT)
f. Convention on the Rights of the Child (CRC)
g. International Convention on the Protection of the Rights of All Migrant Workers
and Members of Their Families (ICRMW)
h. International Convention for the Protection of All Persons from Enforced
Disappearance (CPED)
i. Convention on the Rights of Persons with Disabilities (CRPD)
Hukum HAM Internasional juga mengetengahkan peran dari sejumlah lembaga-
lembaha HAM (human rights bodies) yang mengimplementasikan norma-norma HAM
internasional. Lembaga-lembaga ini secara teoritik dikualifikasikan ke dalam dua jenis,
yaitu Treaty-Based Bodies dan Charter-Based Bodies. Adapun treaty-based bodies
merupakan lembaga-lembaga yang dibentuk berdasarkan perjanjian-perjanjian
internasional HAM sebagaimana disebutkan di atas. Sebagai salah satu contoh adalah
the Committee on the Rights of Child sebagai lembaga yang beranggotakan para ahli
independen yang memonitor pelaksanaan Convention on the Rights of the Child dan
protokol-protokol terkait oleh negara peserta konvensi dan protokolnya tersebut.14
Sedangkan lembaga yang termasuk ke dalam Charter-Based Bodies adalah Dewan
HAM Perserikatan Bangsa-Bangsa (The United Nations Human Rights Council) yang
dibentuk berdasarkan Resolusi Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)15
untuk melaksanakan mandat PBB di bidang HAM.16
Berbeda halnya dengan Komite-
Komite HAM Internasional yang dibentuk berdasarkan perjanjian-perjanjian
internasional, Dewan HAM PBB merupakan badan antar pemerintah yang berada di
dalam sistem PBB.
14
http://www.ohchr.org/EN/HRBodies/CRC/Pages/CRCIndex.aspx 15
United Nations General Assembly Resolution A/RES/60/251 http://daccess-dds-ny.un.org
/doc/UNDOC/GEN/N05/502/66/PDF/N0550266.pdf?OpenElement 16
United Nations Human Rights Council, http://www.ohchr.org/en/hrbodies/hrc/pages/
hrcindex.aspx
7
Dalam perkembangannya, Hukum HAM Internasional juga mengkaji eksistensi
instrumen-instrumen serta lembaga-lembaga HAM regional. Adapun instrumen HAM
regional dimaksud di antaranya European Convention on Human Rights dan ASEAN
Human Rights Declaration. Sedangkan peran lembaga-lembaga HAM regional yang
masuk dalam lingkup kajiannya dapat berupa lembaga HAM yang bersifat yudisial
seperti misalnya European Court of Human Rights maupun lembaga HAM yang bersifat
non-yudisial seperti misalnya American Comission on Human Rights dan ASEAN Inter-
Governmental Commission on Human Rights.
2.2 Konsep Mengenai Right of Fair Trial
The Lawyers Committee for Human Rights merupakan salah satu organisasi
yang mengeksplorasi konsep mengenai right of fair trial. Organisasi ini mendefinisikan
right to a fair trial sebagai berikut : “Right of fair trial is a norm of international human
rights law designed to protect individuals from the unlawful and arbitrary curtailment
or deprivation of other basic rights and freedoms, the most prominent of which are the
right to life and liberty of the person” 17
Rhona K. Smith, Profesor Hukum Hak Asasi Manusia Internasional dari
Northumbria University menyatakan pentingnya right of fair trial dengan kalimat
sebagai berikut, “The right to a fair trial is one of the most heavily litigated human
rights…For many, particularly in democratic liberal traditions, this is one of the more
fundamental of rights.18
Sejarah juga menunjukkan bahwa hak jenis ini telah dianggap
sebagai suatu fundamental rules of law.19
Tidak dapat dipungkiri bahwa salah satu
aspek terpenting dalam right of fair trial adalah independent and fair judiciary.
Ada sejumlah elemen daripada right to fair trial. Mr. Ando melalui dissenting
opinion-nya dalam kasus Richards v. Jamaica (535/93) menyatakan bahwa sejumlah
garansi prosedural dibutuhkan untuk menjamin right to fair trial, di antaranya;
kesetaraan kedudukan (equality of arms), aturan-aturan pembuktian (rules of evidence),
17
Lawyers Committee for Human Rights, What Is A Fair Trial?: A Basic Guide to Legal
Standards and Practice, March 2000, http://www.humanrightsfirst.org/wp-content/uploads/pdf/fair_trial.
pdf 18
Rhona K. Smith, Text and Materials on International Human Rights, Second edition, Routlegde,
Oxon, 2010, h. 511. 19
Sarah Joseph, Jenny Schultz, and Melissa Castan, The International Covenant on Civil and
Political Rights: Cases, Materials, and Commentary, Second Edition, Oxford University Press. Inc, New
York, 2004, h. 390.
8
adanya kontrol terhadap proses peradilan yang dilakukan oleh hakim-hakim yang
independen dan tidak memihak (control of the proceedings by independent and
impartial judges), adanya pembahasan dan keputusan oleh juri-juri yang netral
(deliberation and decision by neutral juries), dan sistem banding (system of appeals). 20
Mengenai implementasi right of fair trial di Indonesia, terdapat sejumlah
literatur yang membahas. Salah satunya adalah Article „The Application of International
Standards for Fair Trial for Prosecution of Gross Violations of Human Rights in the
Indonesian Criminal Proceedings‟ yang ditulis oleh Akademisi Fakultas Hukum
Universitas Gadjah Mada Herbertus Jaka Triyana, yang dimuat di dalam Asia Law
Quarterly Asia Law Quarterly, Vol. 1, No.1.21
Sebagai komparasi, jurnal aktual lainnya
yang membahas implementasi right of fair trial di negara lain juga akan disajikan untuk
memperkaya analisis.22
20
Ibid, h. 409. 21
Herbertus Jaka Triyana, The Application of International Standards for Fair Trial for
Prosecution of Gross Violations of Human Rights in the Indonesian Criminal Proceedings‟, Asia Law
Quarterly Asia Law Quarterly, Vol. 1, No.1, http://www.klri.re.kr/uploadfile/AK21/ALQ_200901_06.pdf 22
Sebagai contoh, The Right to a Fair Trial under the UK Justice and Security Bill, Cambridge
Journal of International and Comparative Law, Posted on 27 February 2013. http://cjicl.org.uk/2013
/02/27/the-right-to-a-fair-trial-under-the-uk-justice-and-security-bill-2/
9
BAB III
TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
3.1 Tujuan Penelitian
Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi keberlakuan
Hukum Hak Asasi Manusia Internasional dalam fenomena-fenomena hukum yang
berkembang di suatu negara, dalam hal ini Indonesia. Secara khusus, penelitian ini
bertujuan untuk :
a. Mengidentifkasi pengaturan hukum hak asasi manusia internasional yang berkaitan
dengan right of fair trial.
b. Menganalisis bentuk perlindungan hukum terhadap right of fair trial Warga Negara
Asing di Indonesia dari perspektif Hukum Hak Asasi Manusia Internasional.
3.2. Manfaat Penelitian
Ada sejumlah manfaat yang kiranya dapat dipetik bagi sejumlah kalangan dari
penelitian ini :
a. Bagi kalangan akademisi, penelitian ini nantinya dapat dijadikan suatu rujukan
akademik di bidang hukum hak asasi manusia, mengingat saat ini penelitian di
bidang ini masih sedikit dilakukan di Indonesia.
b. Bagi praktisi hukum, penelitian ini dapat memberikan deskripsi dan analisis ilmiah
mengenai konsep ideal bagi penerapan right of fair trial dalam proses peradilan di
Indonesia.
c. Bagi para pengambil kebijakan, penelitian ini akan bermanfaat bagi perumusan
kebijakan nasional berkaitan dengan standarisasi elemen-elemen right of fair trial
sebagaimana tertuang di dalam hukum hak asasi manusia internasional, khususnya
instrumen-instrumen hukum internasional yang telah diratifikasi oleh Indonesia dan
hukum nasional Indonesia.
d. Bagi lembaga pendidikan, khususnya Fakultas Hukum Universitas Udayana (FH
UNUD), penelitian ini akan menjadi tindak lanjut dan pengembangan terhadap
materi-materi yang disajikan dan dibahas di dalam Seminar Internasional tentang
Fair Trial From A National & International Perspective yang diselenggarakan FH
UNUD dalam kerangka NPT Project Nuffic IDN 223 pada tahun 2010 lalu.23
23
Lihat pengumuman mengenai Seminar: Fair Trial From A National & International Perspective
di website resmi Fakultas Hukum Universitas Udayana. http://www.fl.unud.ac.id/?p=141
10
Penelitian ini sungguh penting untuk dilakukan mengingat adanya tren
peningkatan kasus yang melibatkan warga negara asing di Indonesia. Bali sebagai
destinasi pariwisata yang sekaligus tempat interaksi individu-individu dari berbagai
negara tentu merupakan tempat potensial bagi kejahatan yang bersifat lintas negara
yang dilakukan oleh warga negara asing. Dalam hal terjadi proses peradilan terhadap
mereka, penelitian ini tentu bermanfaat untuk dijadikan rujukan akademis.
11
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif yang akan meneliti bahan-
bahan hukum yang berkaitan dengan konsep-konsep hukum mengenai right of fair trial.
Oleh karena itu, dalam membahas pokok penelitian ini maka akan dilakukan penelitian
kepustakaan, baik terhadap bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, maupun
bahan hukum tersier.
4.2 Jenis Pendekatan
Dalam penelitian normatif dikenal beberapa metode pendekatan, yakni
pendekatan perundang-undangan (statute approach), pendekatan sejarah (historical
approach), pendekatan analisis / konsep hukum (analytical or legal-conceptual
approach), pendekatan filsafat (philosophical approach), pendekatan perbandingan
(comparative approach), dan pendekatan kasus (case approach).24
Adapun jenis
pendekatan yang utamanya akan dipergunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
perundang-undangan (statute approach) dan pendekatan analisis /konsep huku
(analytical or legal-conceptual approach).
Pendekatan perundang-undangan (statute approach) dilakukan dengan mengkaji
instrumen-instrumen HAM yang mengatur mengenai right of fair trial. Selanjutnya,
pendekatan analisis/konsep (analytical or conceptual approach) dimaksudkan untuk
menemukan pengertian dan menganalisis konsep right of fair trial dalam Hukum HAM
Internasional.
4.3 Sumber Bahan Hukum
Sumber bahan hukum dapat dibedakan antara bahan hukum primer dan bahan
hukum sekunder. Kedua bahan hukum tersebut akan dipergunakan dalam penelitian ini.
Bahan hukum primer dalam penelitian ini meliputi sejumlah instrumen nasional
dan internasional, yakni Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945, Undang-Undang No. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, Undang-Undang
24
Lihat di antaranya dalam Peter Mahmud Marzuki, 2008, Penelitian Hukum, Cet. 4, Kencana
Prenada Media Group, Jakarta, h. 93 - 95
12
No. 12 tahun 2005 tentang Pengesahan International Covenant on Civil and Political
Rights (Kovenan Internasional Tentang Hak-Hak Sipil dan Politik), Universal
Declaration on Human Rights (UDHR), dan ASEAN Human Rights Declaration.
Sedangkan bahan hukum sekunder dalam penelitian ini adalah dokumen atau
bahan–bahan yang memberikan penjelasan terhadap bahan hukum primer seperti buku-
buku, artikel, jurnal, hasil penelitian, makalah dan bahan bacaan lainnya yang terkait
dengan sumber-sumber hukum internasional, Hak Asasi Manusia, dan bacaan lain yang
menunjang penelitian ini.
Selain bahan hukum primer dan sekunder, bahan hukum tersier juga akan
digunakan dalam penelitian ini, Bahan hukum tersebut berupa kamus, baik kamus
umum maupun kamus hukum dan dokumen-dokumen lainnya, serta bahan penunjang di
luar bidang hukum, di antaranya bahan dari ilmu sosial dan politik yang berkaitan
dengan HAM yang dapat mendukung dan memperjelas bahan hukum primer dan bahan
hukum sekunder. 25
4.4 Teknik Pengumpulan Bahan Hukum
Adapun teknik pengumpulan bahan hukum yang digunakan dalam penelitian ini
adalah telaah pustaka dengan menggunakan sistem kartu (card system) yaitu meneliti
berbagai literatur yang ada kaitanya dengan materi yang akan dibahas dalam penelitian
ini dan untuk selanjutnya dicatat dalam kartu lepas dengan mencantumkan nama
pengarang, judul buku, nama penerbit, alamat, tahun serta nomor halaman yang
dikutip.26
Dalam rangka pengumpulan data, langkah awal yang akan dilakukan adalah
kegiatan inventarisasi, kemudian dilakukan pengoleksian dan identifikasi bahan-bahan
hukum ke dalam suatu sistem informasi yang komprehensif sehingga memudahkan
untuk melakukan penelusuran kembali bahan-bahan yang diperlukan.
4.5 Tehnik Pengolahan dan Analisis Bahan Hukum
Dalam penelitian hukum normatif, pengolahan bahan hukum pada hakekatnya
merupakan kegiatan untuk melakukan sistemisasi terhadap bahan-bahan hukum. Dalam
25
Lihat Soerjono Soekanto dan Sri Mamuji, 1985, Penelitian Hukum Normatif, Suatu Tinjauan
Singkat, CV. Rajawali, Jakarta, h.41 26
Setyo Yowono Sudikni, 1983, Pengantar Karya Ilmiah, Cet.III, Aneka Ilmu, Jakarta, h. 37
13
hal ini bahan-bahan hukum yang telah dikumpulkan diklasifikasikan untuk
mempermudah analisis. Selanjutnya, akan dilakukan interpretasi hukum yang berkaitan
dengan kata-kata dari peraturan hukum yang dapat memberikan penafsiran yang
berbeda-beda serta ketidakpastian hukum.27
Terakhir, dilakukan analisis terhadap bahan
hukum yang diolah untuk dapat melakukan penelitian terhadap bahan-bahan yang
diperoleh, sehingga dapat mengkaji implementasi right of fair trial di Indonesia dari
perspektif Hukum HAM Internasional.
Metode penelitian hukum di atas juga akan dipadukan metode penelitian Hak
Asasi Manusia. Buku yang berjudul „Methods of Human Rights Research‟ yang
merupakan kompilasi metode penelitian HAM oleh Fons Coomans, Fred Grunfeld, dan
Menno T Kamminga28
akan dijadikan referensi yang akan memperkaya aspek
metodologi dari penelitian ini.
27
LB. Curzon, 1979, Yurisprudence, M&E Handbooks, Mac Donald and Evans, Ltd., Estover,
Plymouth PL6 7PZ, h. 253 – 255. 28
Fons Coomans, Fred Grunfeld, dan Menno T Kamminga (Eds), Methods of Human Rights
Research, Maastricht Centre for Human Rights, Intersentia, Antwerp, 2009.
14
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Pengaturan Hukum Hak Asasi Manusia Internasional yang Berkaitan Dengan
Right of Fair Trial
Sejumlah instrumen internasional seseungguhnya telah mengatur right of fair
trial. Pasal 14 Kovenan Internasional Hak-Hak Sipil dan Politik merupakan rujukan
utama mengenai jenis hak ini. Adapun terjemahan Bahasa Indonesia dari ketentuan
tersebut berbunyi sebagai berikut:
“Pasal 14
1. Semua orang mempunyai kedudukan yang setara di depan pengadilan dan badan
peradilan. Dalam menentukan tuduhan pidana terhadap dirinya, atau dalam
menentukan segala hak dan kewajibannya dalam suatu gugatan, setiap orang berhak
atas pemeriksaan yang adil dan terbuka oleh pengadilan yang berwenang, mandiri
dan tidak berpihak dan dibentuk menurut hukum. Pers dan masyarakat dapat
dilarang mengikuti seluruh atau sebagian sidang dengan alasan moral, ketertiban
umum atau keamanan nasional dalam suatu masyarakat yang demokratis, atau
bilamana perlu, demi kepentingan kehidupan pribadi pihak yang bersangkutan, atau
sejauh diperlukan menurut pengadilan dalam keadaan khusus, di mana publikasi
justru dianggap akan merugikan kepentingan keadilan itu sendiri; akan tetapi apa
pun yang diputuskan dalam suatu perkara pidana atau perdata harus diumumkan,
kecuali bilamana kepentingan anak-anak di bawah umur menentukan sebaliknya,
atau bilamana persidangan tersebut mengenai perselisihan perkawinan atau
perwalian anak-anak.
2. Setiap orang yang dituduh melakukan tindak pidana berhak dianggap tidak bersalah
sampai kesalahannya dibuktikan menurut hukum.
3. Dalam menentukan tindak pidana yang dituduhkan, setiap orang berhak atas
jaminan minimum berikut, dalam persamaan yang penuh:
(a) untuk segera diberitahu secara terperinci dalam bahasa yang ia mengerti,
tentang sifat dan alasan tuduhan yang dikenakan terhadapnya;
(b) untuk mendapat waktu dan fasilitas yang memadai untuk mempersiapkan
pembelaan dan berkomunikasi dengan pengacara yang dipilihnya sendiri;
15
(c) untuk diadili tanpa penundaan yang tidak semestinya;
(d) untuk diadili dengan kehadirannya, dan untuk membela dirinya secara sendiri
atau melalui pembela yang dipilihnya sendiri; untuk diberitahu tentang haknya
atas bantuan hukum apabila ia tidak mempunyai pembela, dan untuk
mendapatkan bantuan hukum jika kepentingan keadilan menghendaki
demikian, dan tanpa pembayaran darinya apabila ia tidak memiliki cukup
sarana untuk membayarnya;
(e) untuk memeriksa, atau meminta diperiksanya, saksi-saksi yang
memberatkannya, dan meminta dihadirkannya dan diperiksanya saksi-saksi
yang meringankannya, dengan syarat-syarat yang sama seperti saksi-saksi yang
memberatkannya;
(f) untuk mendapatkan bantuan penerjemah secara cuma-cuma apabila ia tidak
mengerti atau tidak bisa berbicara dalam bahasa yang digunakan di pengadilan;
(g) untuk tidak dipaksa agar memberikan kesaksian yang memberatkan dirinya,
atau dipaksa mengakui kesalahannya.
4. Dalam hal anak yang belum dewasa, prosedur yang dipakai harus
mempertimbangkan usia dan kelayakan bagi pemajuan rehabilitasinya.
5. Setiap orang yang dijatuhi hukuman pidana berhak atas peninjauan kembali
terhadap keputusan atau hukumannya oleh pengadilan yang lebih tinggi, sesuai
dengan hukum.
6. Apabila seseorang telah dijatuhi hukuman atas tindak pidana dengan keputusan
yang bersifat final dan, apabila dalam proses selanjutnya ternyata diputuskan
sebaliknya atau diampuni berdasarkan bukti-bukti baru yang secara meyakinkan
telah memperlihatkan adanya kesalahan dalam penegakan keadilan, orang yang
telah menderita hukuman sebagai akibat putusan tersebut akan diberi kompensasi
sesuai dengan hukum, kecuali jika dibuktikan bahwa tidak terungkapnya fakta yang
tidak diketahui sebelumnya, baik seluruhnya maupun sebagian, adalah
kesalahannya sendiri.
7. Tidak seorangpun dapat diadili atau dihukum kembali untuk tindak pidana di mana
ia telah dihukum atau dibebaskan, sesuai dengan hukum dan hukum acara pidana di
masing-masing negara.”
16
Selain Kovenan Internasional mengenai Hak Sipil dan Politik tersebut, sejumlah
dokumen internasional lainnya juga mengatur mengenai right of fair trial, seperti
misalnya Pasal 10 Universal Declaration of Human Rights dan Pasal 40 dan 41 Statuta
Roma mengenai Pembentukan Mahkamah Pidana Internasional (Rome Statute of the
International Criminal Court).
Dalam konteks regional Pasal 6 European Convention on Human Rights
merupakan rujukan bagi para peneliti HAM di Eropa. Sedangkan di kawasan Asia
Tenggara terdapat prinsip mengenai right of fair trial yang tertuang di dalam Pasal 20
ayat (1) ASEAN Human Rights Declaration. Adapun terjemahan dari Pasal tersebut
adalah sebagai berikut:
“Setiap orang yang didakwa atas suatu tindak pidana harus dianggap tidak
bersalah sampai terbukti bersalah sesuai dengan ketentuan hukum dalam
pengadilan yang adil dan terbuka, oleh pengadilan yang kompeten, independen,
dan tidak memihak, yang menjamin hak tersangka untuk membela dirinya.”
Dalam konteks hukum nasional, konstitusi Indonesia juga telah memberikan
pengaturan. Pasal 28D ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 menyatakan bahwa “Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan,
perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan
hukum” Sedangkan Undang-undang Nomor 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
menyatakan bahwa Setiap orang berhak mendapat bantuan dan perlindungan yang adil
dari pengadilan yang objektif dan tidak berpihak.29
Selanjutnya, Pasal 17 undang-
undang ini juga menegaskan bahwa :
“Setiap orang tanpa diskiriminasi, berhak untuk memperoleh keadilan dengan
mengajukan permohonan. pengaduan, dan gugatan, baik dalam perkara pidana,
perdata, maupun administrasi serta diadili melalui proses peradilan yang bebas
dan tidak memihak, sesuai dengan hukum acara yang menjamin pemeriksaan
yang objektif oleh hakim yang jujur dan adil untuk memperoleh putusan yang
adil dan benar”.
Perkembangan dalam perlindungan hukum terhadap right of fair trial
sesungguhnya telah berkembang jauh hingga menyentuh penanganan kasus pelanggaran
berat HAM. Di tahun 2002, telah dikeluarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 2
Tahun 2002 tentang Cara Perlindungan Terhadap Korban dan Saksi dalam Pelanggaran
Berat HAM yang menentukan bahwa tiap korban atau saksi dalam pelanggaran berat
HAM berhak mendapat perlindungan dari aparat penegak hukum dan keamanan berupa
perlindungan atas keamanan pribadi korban atau saksi dari ancaman fisik dan mental,
29
Pasal 5 (2) Undang-undang Nomor 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
17
perlindungan yang berkait dengan identitas korban atau saksi, serta pemberian
keterangan saat pemeriksaan di sidang pengadilan tanpa tatap muka dengan terdakwa.30
5.2. Bentuk Perlindungan Hukum Terhadap Right of Fair Trail Warga Negara
Asing di Indonesia dari Perspektif Hukum Hak Asasi Manusia Internasional.
Sebelum mengetengahkan isu bentuk perlindungan hukum terhadap right of fair
trial, ada baiknya untuk menyimak pendapat Ilias Bantekas dan Lutz Oette sebagai
berikut:
“Criminal proceedings are of a particularly sensitive nature because of what is
at stake for the parties, particularly the defendant. Several principles and
specific right aplly to criminal proceedings only. Their main purposes is to
ensure equality of arms and protect defendants against the potential abuses of
State power in the administration of criminal justice.”31
Kedua ahli tersebut menyatakan bahwa tujuan utama dari peradilan pidana
adalah untuk menjamin kesetaraan dan melindungi terdakwa dari kemungkinan
penyalahgunaan kekuasaan negara. Pendapat tersebut dapat kiranya digunakan untuk
meganalisis implementasi right of fair trial di Indonesia.
Sejumlah Non Governmental Organization (NGO) seseungguhnya
mempertanyakan perlindungan terhadap right of fair trial di Indonesia. Sebuah NGO di
Inggris bernama Fair Trial International merilis seorang tokoh Papua yang bernama
Benny Wenda yang mengalami persekusi, ancaman pembunuhan, dan penuntutan yang
bermotif politik oleh karena aktivitas damainya untuk memperjuangkan kemerdekaan
Papua Barat dari Indonesia.32
Pada tahun 2011, Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat (ELSAM)
mengeluarkan suatu Panduan Perencanaan Pemantauan Persidangan. Dalam dokumen
tersebut diberikan acuan tentang standar fair trial yang diterapkan dalam proses
peradilan, yaitu:33
30
Lihat ulasan Mudzakir, Fair Trial dalam Pengadilan HAM,
http://perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/blob/F305/Fair%20Trial.htm 31
Ilias Bantekas dan Lutz Oette, International Human Rights: Law and Practice, Cambridge
University Press, Cambridge, 2013, h. 348. 32
Annual Review 2011-2012, Case Study Benny Wenda, h.15 http://www.fairtrials.org/wp-
content/uploads/2012/06/FTI-annual-review-2012-sp.pdf 33
Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat (ELSAM), Panduan Perencanaan Pemantauan
Persidangan, Agustus 2011,
http://elsam.or.id/downloads/1347852204_Pedoman_Perencanaan_Pemantauan_Persidangan_Elsam.pdf
18
1. Hak atas peradilan yang adil;
2. Hak atas persidangan yang terbuka (public hearing);
3. Praduga tak bersalah (presumption of Innocence);
4. Hak untuk diberitahukan dakwaan denigan tepat dan segera (right to be informed
promptly of the charge);
5. Hak untuk membela diri (right to defence);
6. Hak untuk didampingi penasehat hukum;
7. Hak untuk didampingi penerjemah (the right to Be assisted by an interpreter);
8. Hak untuk hadir dipersidangan (Right to be present at trial);
9. Hak untuk persamaan kekuatan (termasuk akses) dalam persidangan (right to
equality of arms/principle of equality of arms);
10. Hak untuk memanggil dan menguji para saksi (right to call and examine witnesses);
11. Hak untuk tidak dipaksa mengaku bersalah atau bersaksi terhadap dirinya sendiri
(right not to be compelled to confess guilt or to testify against oneself);
12. Pengeluaran bukti-bukti yang diperoleh dari tindakan yang tidak sah, termasuk
adanya penyiksaan dan perlakukan yang merendahkan martabat (exclusion of
evidence elicited by illegal means, including torture or ill-treatment);
13. Hak untuk dipersiksa tanpa penundaan yang tidak beralasan (right to be tried
without undue delay);
14. Prinsp legalitas dalam kasus pidana (nullum crimen sine lege);
15. Larangan untuk penerapan asas retroaktif (prohibition on the retroactive
application of criminal law/principle of nonretroactivity of criminal law);
16. Larangan penghukuman ganda (double jeopardy/ne bis in idem)
17. Hak atas putusan pengadilan yang beralasan dan terbuka (right to a public and
reasoned judgment);
18. Hak untuk banding/kasasi atau melakukan tindakan hukum dalam tingkat yang
lebih tinggi (right to appeal);
19. Sejumlah hal lainnya yang relevan, khususnya jika menyangkut peradilan dalam
situasi khusus atau pengadilan khusus (misalnya pengadilan untuk anak-anak,
kasus-kasus kekerasan seksual, pengadilan HAM, peradilan militer, dll).
19
Dari sejumlah acuan tersebut, hak untuk didampingi penasehat hukum
merupakan salah satu bentuk right of fair trial yang perlu dibahas dalam penelitian ini.
Sebab, warga negara asing (WNA) yang ditangkap dan ditahan di Indonesia tentu
membutuhkan pendampingan dalam masa penahanannya hingga berlangsungnya proses
persidangan
Mengenai hal ini, dapat kiranya dirujuk Standar Minimal mengenai Aturan-
Aturan untuk Memperlakukan Orang Yang Ditahan yang diterbitkan oleh Perserikatan
Bangsa-Bangsa (United Nations Standard Minimum Rules for the Treatment of
Prisoners), khususnya dalam Aturan 93 yang menyatakan bahwa orang yang ditahan
harus diijinkan untuk mengajukan bantuan hukum yang tersedia. Selengkapnya, aturan
tersebut berbunyi sebagai berikut:
“For the purposes of his defence, an untried prisoner shall be allowed to apply
for free legal aid where such aid is available, and to receive visits from his legal
adviser with a view to his defence and to prepare and hand to him confidential
instructions. For these purposes, he shall if he so desires be supplied with
writing material. Interviews between the prisoner and his legal adviser may be
within sight but not within the hearing of a police or institution official.”
Perlu kiranya dicatat bahwasanya praktik menunjukkan bahwa perlindungan
hukum terhadap terjaminnya right of fair trial seorang WNA tidak hanya diberikan oleh
negara tempat dimana yurusdiksi peradilan diberlakukan terhadapnya. Sebab, kerap kali
perlindungan hukum juga diberikan oleh misi konsuler dari negara yang memberikan
status kewarganegaraan kepada WNA tersebut.
Hal ini merupakan penjabaran dari norma Hukum Internasional, khususnya
dalam hal Hubungan Konsuler. Dalam Pasal 5 Konvensi Wina 1963 tentang Hubungan-
Hubungan Konsuler disebutkan sejumlah ketentuan yang menggariskan fungsi
perwakilan konsuler suatu negara untuk melindungi kepentingan warga negaranya, di
antaranya:
1. Fungsi konsuler untuk melindungi kepentingan-kepentingan warga negaranya di
negara penerima dalam batas-batas yang diijinkan dalam hukum internasional.34
2. Memberikan pertolongan (helping) dan bantuan (assisting) terhadap warga
negaranya.35
34
Pasal 5 huruf (a) Konvensi Wina 1963 tentang Hubungan-Hubungan Konsuler 35
Pasal 5 huruf (e) Konvensi Wina 1963 tentang Hubungan-Hubungan Konsuler
20
3. Mewakili warga negaranya dalam proses peradilan, sesuai dengan hukum negara
setempat, dalam hal warga negara tersbut tidak dapat hadir.36
Selanjutnya, Pasal 36 menentukan hal yang sangat fundamental berkaitan
dengan right of fair trial. Diatur bahwasanya petugas konsuler berhak untuk
mengunjungi warga negaranya yang berada di penjara atau sedang mengalami
penahanan untuk berbicara dan berkorespondensi dengannya dan untuk mengatur pihak
yang dapat mewakilinya dalam proses hukum.
Sebuah studi yang dilakukan oleh Katerina Mantouvalou yang berjudul
“Consular Assistance and Trial Attendance: A Comparative Examination of the
American, Australian, British, Dutch and German Ministries of Foreign Affairs”,37
telah
menunjukkan adanya pendampingan dari petugas konsuler negara Amerika Serikat,
Australia, Inggris, Belanda, dan Jerman terhadap warga negara mereka yang mengalami
proses hukum di negara lain. Studi tersebut menyimpulkan bahwa kelima negara
tersebut memberikan bentuk bantuan konsuler yang sama terhadap para warga
negaranya, misalnya minimum number of prison visits, lists of lawyers and interpreters,
and trial attendance.38
Perlu kiranya diperhatikan bahwa pelaksanaan fungsi konsuler dalam beberapa
isu justru dikaitkan dengan urusan diplomasi. Sehingga, pemberian bantuan konsuler
justru dapat disalahartikan sebagai intervensi negara asing terhadap penegakan hukum
pidana di suatu negara. Demikian pula halnya dengan adanya sejumlah permintaan
untuk mengekstradisi para pelaku untuk diadili di negaranya, juga kerap kali
memperkeruh hubungan antar negara. Hal inilah yang justru kerap mengaburkan konten
penghormatan HAM, khususnya right of fair trial, dengan isu-isu hubungan dan hukum
antar negara.
36
Lihat Pasal 5 huruf (i) Konvensi Wina 1963 tentang Hubungan-Hubungan Konsuler 37
Katerina Mantouvalou, Consular Assistance and Trial Attendance: A Comparative Examination
of the American, Australian, British, Dutch and German Ministries of Foreign Affairs, Fair Trial
International and Nuffield Foundation, London, 2009.
http://www.nuffieldfoundation.org/sites/default/files/files/Fair%20trials%20abroad%20full%20report(1).
pdf 38
Ibid, h. 63.
21
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
- Bagaimanakah pengaturan hukum hak asasi manusia internasional yang berkaitan
dengan right of fair trial?
- Bagaimanakah perlindungan hukum terhadap right of fair trial Warga Negara
Asing di Indonesia apabila dikaji dari perspektif Hukum Hak Asasi Manusia
Internasional?
6.1 Kesimpulan
Ada dua kesimpulan yang dapat dipetik dalam penilitian ini, yaitu:
1. Konsep dasar right of fair trial telah tertuang di dalam berbagai instrumen
HAM nasional dan internasional telah menjadi legitimasi formal bagi
pemenuhan hak ini dalam proses penegakan hukum. Deklarasi Universal Hak
Asasi Manusia, Kovenan Internasional Hak-Hak Sipil dan Politik, dan Statuta
Roma serta sejumlah dokumen HAM regional, seperti misalnya ASEAN
Human Rights Declaration sesungguhnya telah mengatur secara jelas right of
fair trial.
2. Adanya sejumlah instrumen HAM internasional yang mengatur right of fair
trial tidaklah berarti bahwa pemenuhan hak tersebut sebagai suatu jaminan
bagi pelaksanaan proses peradilan yang imparsial, dapat diimplementasikan
dengan baik. Kendatipun Indonesia sudah meratifikasi Kovenan Internasional
Hak-Hak Sipil dan Politik ICCPR dan memiliki Undang-Undang HAM, dalam
kenyataannya perlindungan hukum terhadap right of fair trial mengikuti
mekanisme penegakan HAM pada umumnya. Sehingga Charter based-
mekanism dan Treaty Based Mechanism tetap menjadi metode untuk
mengontrol implementasi hak jenis ini di Indonesia.
22
6.2 Saran
Ada dua saran yang dapat dikemukakan dalam penelitian ini:
1. Perlu kiranya direkomendasikan agar setiap negara, khususnya dalam hal ini
Indonesia, menyusun suatu manual bagi aparat penegak hukum yang berisi
panduan standar pemenuhan right of fair trial yang berlaku dalam proses
peradilan.
Sebagai negara tujuan wisata, Indonesia perlu meningkatkan kerjasama
dengan kantor perwakilan resmi negara lain, khsusunnya kantor konsulat, dalam
rangka penyebarluasan informasi secara efektif mengenai pelaksanaan proses
peradilan kepada warga negaranya masing-masing.
23
DAFTAR PUSTAKA
Buku dan Jurnal
Boer Mauna, Hukum Internasional: Pengertian, Peran, dan Fungsi Dalam Era Dinamika
Global, PT. Alumni, Bandung, Edisi Kedua, Cetakan Keempat, 2011
Fons Coomans, Fred Grunfeld, dan Menno T Kamminga (Eds), Methods of Human
Rights Research, Maastricht Centre for Human Rights, Intersentia, Antwerp,
2009.
Herbertus Jaka Triyana, The Application of International Standards for Fair Trial for
Prosecution of Gross Violations of Human Rights in the Indonesian Criminal
Proceedings‟, Asia Law Quarterly Asia Law Quarterly, Vol. 1, No.1,
http://www.klri.re.kr/uploadfile/AK21/ALQ_200901_06.pdf
Ilias Bantekas dan Lutz Oette, International Human Rights: Law and Practice,
Cambridge University Press, Cambridge, 2013.
Katerina Mantouvalou, Consular Assistance and Trial Attendance: A Comparative
Examination of the American, Australian, British, Dutch and German
Ministries of Foreign Affairs, Fair Trial International and Nuffield Foundation,
London, 2009.
http://www.nuffieldfoundation.org/sites/default/files/files/Fair%20trials%20abr
oad%20full%20report(1).pdf
Lawyers Committee for Human Rights, What Is A Fair Trial?: A Basic Guide to Legal
Standards and Practice, March 2000, http://www.humanrightsfirst.org/wp-
content/uploads/pdf/fair_trial. pdf
Peter Mahmud Marzuki, 2008, Penelitian Hukum, Cet. 4, Kencana Prenada Media
Group, Jakarta.
Rhona K. Smith, Text and Materials on International Human Rights, Second edition,
Routlegde, Oxon, 2010.
Sarah Joseph, Jenny Schultz, and Melissa Castan, The International Covenant on Civil
and Political Rights: Cases, Materials, and Commentary, Second Edition,
Oxford University Press. Inc, New York, 2004.
Soerjono Soekanto dan Sri Mamuji, Penelitian Hukum Normatif, Suatu Tinjauan
Singkat, CV. Rajawali, Jakarta, 1985.
24
Instrumen Hukum
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Undang-Undang Nomor 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
ASEAN Human Rights Declaration
European Convention on Human Rights
International Covenant on Civil and Political Rights
Rome Statute of the International Criminal Court
United Nations General Assembly Resolution A/RES/60/251 http://daccess-dds-
ny.un.org /doc/UNDOC/GEN/N05/502/66/PDF/N0550266.pdf?OpenElement
United Nations Human Rights Council, http://www.ohchr.org/en/hrbodies/hrc/pages/
hrcindex.aspx
Universal Declaration of Human Rights
Vienna Convention on Consular Relations
25
Biodata ketua dan anggota tim peneliti serta mahasiswa yang terlibat
FORMAT BIODATA KETUA
A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap (dengan
gelar) I Made Budi Arsika, SH.,LLM L/P
2. Jabatan Fungsional Asisten Ahli
3. Jabatan Struktural -
4. NIP/NIK/No.Identitas
lainnya 198106102005011003
5. NIDN 0010068102
6. Tempat dan Tanggal Lahir Denpasar, 10 Juni 1981
7. Alamat Rumah Jl. Tukad Pancoran I/18 Panjer-Denpasar
8. Nomor Telepon/Faks /HP 081936281062
9. Alamat Kantor Fakultas Hukum Universitas Udayana
Jl. Bali No.1, Denpasar
10. Nomor Telepon/Faks 0361-222666 / Fax. 0361-234888
11. Alamat e-mail
12. Lulusan yang telah dihasilkan S-1= … orang; S-2= …Orang; S-3= Orang …
13. Mata Kuliah yg diampu 1. Hukum Internasional
2. Hubungan Internasional
3. Hukum Humaniter
4. Hukum Organisasi Internasional
5. Hukum Diplomatik
B. Riwayat Pendidikan
Program S-1 S-2 S-3
Nama Perguruan Tinggi Universitas Brawijaya Maastricht University,
The Netherlands
Bidang Ilmu Ilmu Hukum Program
Kekhususan Hukum
Internasional
Globalisation and Law
Tahun Masuk 1999 2008
Tahun Lulus 2003 2009
Judul
Skripsi/Thesis/Disertasi
Kebijakan Politik Luar
Negeri Republik
Indonesia Dalam
Keanggotaan ASEAN
Pasca Reformasi Politik
The Resilience of the
Non-Interference
Principle Concerning
Human Right Issues
Under ASEAN
Charter
Nama
Pembimbing/Promotor
Herman Suryokumoro,
SH,MS dan Setyo
Widagdo, SH,MH
Prof. Dr. Fons
Coomans
26
C. Pengalaman Penelitian dalam 5 Tahun Terakhir
(Bukan Skripsi, Tesis, maupun Disertasi)
No. Tahun Judul Penelitian Pendanaan
Sumber *) Jml (Juta Rp.)
1. 2010 Penggunaan Nominee Methode
untuk Kepemilikan Tanah oleh
Warga Negara Asing (Studi
Perbandingan dengan Hak Pakai
atas Tanah untuk Warga Negara
Asing) diKabupaten Badung dan
Kota Denpasar
Anggaran DIPA
Universitas
Udayana Tahun
2010
No 161/023-
04xx/2010
Rp. 7.500.000,-
2. 2010 Pelaksanaan Teknik Perancangan
Kontrak Sewa-Menyewa di Desa
Sidekarya Kecamatan Denpasar
Selatan Kota Denpasar
Anggaran DIPA
Universitas
Udayana Tahun
2010
No 161/023-
04xx/2010
Rp. 7.500.000,-
3. 2011 Penyelesaian Sengketa
Mengenai Aplikasi Kode Etik
Pariwisata Dunia Melalui World
Committee on Tourism Ethics
NPT Project Nuffic
IDN 223
Rp. 20.000.000,-
4. 2011 Travel Warning Dalam Perspektif
Hukum dan HAM
Dibiayai Dari Dana
DIPA Universitas
Udayana
Dengan Surat
Perjanjian
Pelaksanaan
Penelitian Nomor :
1637A.8/UN.14/K
U.0304/
PERJANJIAN/201
1 Tanggal 5 Mei
2011
Rp. 7.500.000,-
*) Tuliskan sumber pendanaan : PDM, SKW, Pemula, Fundamental, Hibah Bersaing,
Hibah Pekerti, Hibah Pascasarjana, Hikom, Stranas, Kerjasama Luar Negeri dan
Publikasi Internasional, RAPID, Unggulan Stranas atau sumber lainnya.
27
D. Pengalaman Pengabdian kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir
No. Tahun Judul Pengabdian Kepada
Masyarakat
Pendanaan
Sumber *) Jml (Juta Rp.)
1. 2010 Pengabdian Masyarakat Bagian Hukum
Internasional Fakultas Hukum Universitas
Udayana Mengenai Permasalahan-
permasalahan Aktual Hukum Internasional
Privat Kepada Para Pendengar Radio
Phoenix FM Denpasar berdasarkan
Keputusan Rektor UNUD Nomor 1650
/H14.1.11/KP.2010
Dana DIPA Rp. 4.000.000,-
2. 2011 Penyuluhan Mengenai Aspek Hukum
Perencanaan dan Pembangunan Desa
Wisata Kendran
Kecamatan Tegalalang-Kabupaten
Gianyar, 24 September 2011
Dana DIPA Rp. 4.000.000,-
3. 2011 Diseminasi “Penyelesaian Sengketa
Mengenai Aplikasi Kode Etik Pariwisata
Dunia Melalui World Committee on
Tourism Ethics” Kepada Para Pemangu
Kepentingan di Bidang Pariwisata di Bali
15 Desember 2011
Dana NPT-
Nuffic
Project IDN
223
Rp. 4.000.000,-
4 2012 Ceramah Mengenai Pelibatan Masyarakat
Setempat Dalam Pengembangan Industri
Pariwisata Berdasarkan Kode Etik
Pariwisata Dunia
Dana DIPA
Rp. 4.000.000,-
*) Tuliskan sumber pendanaan : Penerapan IPTEKS – SOSBUD, Vucer, Vucer
Multitahun, UJI, Sibermas, atau sumber dana lainnya
E. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah dalam Jurnal dalam 5 Tahun Terakhir
No. Judul Artikel Ilmiah Volume/Nomor Nama Jurnal
1. “Kewenangan Konstitusional Presiden
Republik Indonesia Untuk Membuat
Perjanjian Internasional di Bidang Hak
Asasi Manusia” Jurnal Konstitusi Pusat
Kajian Konstitusi Universitas Udayana
Volume IV Nomor
1 Juni 2011
Mahkamah
Konstitusi
Republik
Indonesia ISSN
1829-7706
2. Penyelesaian Sengketa Mengenai Aplikasi
Kode Etik Pariwisata Dunia Melalui World
Committee on Tourism Ethics bersama-
sama dengan Putu Tuni Cakabawa, I Gede
Pasek Eka Wisanjaya, Made Maharta Yasa,
dan Anak Agung Sri Utari
Volume 37 Nomor
2 Denpasar Januari
2012, ISSN 0215-
899 X
Jurnal Ilmiah
Fakultas Hukum
Universitas
Udayana Kertha
Patrika
28
F. Pengalaman Penyampaian Makalah Secara Oral pada Pertemuan/
Seminar Ilmiah dalam 5 Tahun Terakhir
No. Nama Pertemuan ilmiah/
Seminar
Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat
1. Kegiatan Seminar Ilmiah
Mahasiswa FH UNUD 2010
mengenai “Hukum
Kepariwisataan”
Aspek-Aspek Hubungan
Internasional dan Hukum
Internasional Dalam Pariwisata
Global
27 November 2010,
FH-UNUD
2. The 2nd
Centre for
International Law Studies
Faculty of Law Universitas
Indonesia (CILS)
Conference 2011,
International Conference on
ASEAN‟s Role in
Sustainable Development”,
Advancing ASEAN Human
Rights Norms Through External
Relations : Capcity, Advantages,
and the Potential For External
Interference
21-22 November
2011, Universitas
Gadjah Mada,
Jogjakarta
3. Workshop Aktualisasi Kode
Etik Kepariwisataan Dunia
Dalam Upaya Meningkatkan
Daya Saing Pariwisata
Indonesia
Inkorporasi Kode Etik
Pariwisata Dunia ke Dalam
Kurikulum Pendidikan Hukum
di Indonesia
2-3 April 2012,
Bandung
4. International Seminar on
Tourism Law
Settling Dispute in the Tourism
Industry : The Global Code of
Ethics for Tourism and The
World Committee on the
Tourism Ethics (bersama Prof.
Dr. Michael G. Faure)
18-19 Mei 2012,
Gedung Pasca Sarjana
Universitas Udayana,
Bali.
5 Seminar Bagian Hukum
Internasional
Kepentingan Nasional Indonesia
Dalam Pengesahan Perjanjian-
Perjanjian Internasional di
Bidang Hak Asasi Manusia
(bersama Anak Agung Sri Utari,
SH.,MH)
20 Oktober 2012,
Fakultas Hukum
Universitas Udayana
6 The 4th
International
Graduate Students
Conference on Indonesia
Climate Injustice and Local
Values: The Practice of
Traditional Community in Bali
30-31 Oktober 2012
Universitas Gadjah
Mada Yogyakarta
G. Pengalaman Penulisan Buku dalam 5 Tahun Terakhir
No. Judul Buku Tahun Jumlah
Halaman
Penerbit
1. Ketika Hukum Berhadapan
Dengan Globalisasi (Editor)
2011 269 Universitas Brawijaya Press
(UB Press), ISBN; 978-602-
203-020-1
29
H. Pengalaman Perolehan HKI dalam 5 – 10 Tahun Terakhir
No. Judul/Thema HKI Tahun Jenis No.P/ID
1.
2.
3.
4.
Dst.
I. Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/Rekayasa Sosial Lainnya dalam
5 Tahun Terakhir
No. Judul/Tema/Jenis Rekayasa Sosial
Lainnya yang Telah Diterapkan
Tahun Tempat
Penerapan
Respon
Masyarakat
1.
2.
3.
4.
Dst.
J. Penghargaan yang Pernah Diraih dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah,
asosiasi atau institusi lainnya)
No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi
Penghargaan
Tahun
1.
2.
3.
4.
Dst.
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata
dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima risikonya.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya.
Denpasar, 24 November 2014
Ketua Peneliti,
(I Made Budi Arsika, SH.,LLM)
NIP. 198006102005011003
30
CURRICULUM VITAE
IDENTITAS DIRI
Nama Lengkap : Sagung Putri M.E. Purwani,SH.,MH
Jabatan Fungsiobal : Lektor
Jabatan Struktural : III.b / Penata MudaTingkat I
NIP/NIK : 19710313 200502 2 003
NIDN : 0013037106
Tempat dan Tanggal Lahir : Denpasar, 13 Maret 1971
Alamat Rumah : Jl. Anyelir No.22 Denpasar
Tlp./Fax : (0361) 8747223, Hp. 08155744872
Alamat Kantor : Jln. P. Bali No.1 Denpasar 80114
Tlp/Fax : (0361) 222666/ Fax. 234888
Alamat e-mail : [email protected], [email protected]
Mata Kuliah Yang Diampu : 1. Hukum Kesehatan
: 2. Tindak Pidana Tertentu Dalam KUHP
: 3. Hukum Pidana Lanjutan
: 4. Victimologi
: 5. Hukum Pidana
: 6. Kriminologi
RIWAYAT PENDIDIKAN
Tahun
Masuk-Lulus
Jenjang Perguruan
Tinggi
Jurusan/
Bidang
Studi
Judul Skripsi /
Thesis
Nama Pembimbing
1990-1995 S1 Universitas
Udayana
Hukum Pemeriksaan
Kesehatan Pra
Nikah Dikaitkan
Dengan UU
No.1 Tahun
1974
Dra. I.A Astika
2008-2011 S2 Universitas
Udayana
Pidana dan
Sistem
Peradilan
Eksistensi
Keterangan Ahli
Dalam Proses
Pembuktian
Peradilan Pidana
1. Dr. I Gusti Kt
Ariawan, SH.,MH
2. I Wayan Tangun
Susila, SH.,MH
PENGALAMAN PENELITIAN
Tahun Judul Penelitian Jabatan Sumber Dana
2011 Perlindungan Korban Kekerasan Terhadap
Perempuan Dalam Sistem Peradilan Pidana
Ketua Dosen Muda
( Rp. 7.500.000,-)
2012 Pengaturan Pengawasan Terhadap Terpidana
Bersyarat
Anggota Dosen Muda
(Rp. 7.500.000,-)
2012 Tinjauan Yuridis Pertanggungjawaban Pidana
Dalam Pelaksanaan Jabatan Notaris
Anggota Prodi Magister
Kenotariatan
(Rp. 6.000.000,-)
31
KARYA TULIS ILMIAH
Tahun Judul Artikel Ilmiah Volume/Nomor/Nama Jurnal
2011 Hubungan Kunjungan Wisatawan Asing Dengan
Tingkat Kejahatan Narkotika Di Bali
ISSN : 0215-899X, Vol.36
No.2 September 2011
Kertha Patrika, Fakultas
Hukum Unud
2011 Hak Memperoleh Bantuan Hukum Sebagai
Penghargaan Atas HAM Sipil Dalam Konstitusi
Indonesia
ISSN : 1829-7706, Vol.IV,
No.2, November 2011
Jurnal Konstitusi, FH
Universitas Udayana
2012 Eksistensi Hukuman Mati Ditinjau Dari
Perspektif Hak Asasi Manusia (Hak Untuk
Hidup)
ISSN : 1693-5934, Vol 2
No.1, Maret 2012
Jurnal Advokasi, FH
Mahasaraswati Denpasar
KEGIATAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
Tahun Kegiatan Sumber Dana
2009 Sosialisasi Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 Tentang
Perlindungan Anak dan Undang-Undang No.23 Tahun
2004 Tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah
Tangga di Desa Timuhun Kecamatan Banjarangkan
Kabupaten Klungkung
DIPA
(Rp. 4.000.000,-)
2010 Konsultasi dan Pembinaan Awig-Awig di Desa Pekraman,
Abang Tegalalang Gianyar
DIPA
(Rp. 4.000.000,-)
2012 Sosialisasi Pembekalan Materi Tindak Pidana Penipuan
Dalam Pembuatan Akta Notaris
Prodi Magister
Kenotariatan
(Rp. 4.000.000,-)
2013 Sosialisasi Peran Dan Fungsi Notaris Dalam Sebuah
Perjanjian
Prodi Magister
Kenotariatan
(Rp. 4.000.000,-)
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata dijumpai
ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima risikonya.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya.
Denpasar, 20 November 2014
Anggota Peneliti,
Sagung Putri M.E. Purwani, SH,MH
NIP. 19710313 200502 2 003
32
ANGGOTA TIM PENELITI
A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap (dengan
gelar)
Ni Gusti Ayu Dyah
Satyawati,SH.,M.Kn.,LLM L/P
2. Jabatan Fungsional Asisten Ahli
3. Jabatan Struktural -1
4. NIP/NIK/No.Identitas
lainnya 19820516 200501 2 020
5. NIDN 0016058202
6. Tempat dan Tanggal Lahir Denpasar, 16 Mei 1982
7. Alamat Rumah Jl. Kerta Petasikan IX/11, Denpasar 80224
8. Nomor Telepon/Faks /HP 08179764001
9. Alamat Kantor Fakultas Hukum Universitas Udayana
Jl. Bali No. 1 Denpasar
10. Nomor Telepon/Faks 0361-222666/Fax. 0361-234888
11. Alamat e-mail [email protected]
12. Lulusan yang telah
dihasilkan S-1= … orang; S-2= …Orang; S-3= Orang …
13. Mata Kuliah yg diampu 1. Hukum Administrasi Negara
2. Ilmu Administrasi Negara
3. Hukum Agraria
4. Hukum Kepariwisataan
5. Bahasa Inggris Hukum
B. Riwayat Pendidikan
Program S-1 S-2 S-2
Nama Perguruan Tinggi Universitas
Udayana
Universitas
Gadjah Mada
Maastricht University
Bidang Ilmu Ilmu Hukum Magister
Kenotariatan
Globalisation and Law
Tahun Masuk 2000 2004 2008
Tahun Lulus 2004 2006 2009
Judul
Skripsi/Thesis/Disertasi
Kewenangan
Pemerintah Daerah
Dalam Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Kewenangan
Pejabat Lelang
Kelas I Untuk
Membeli Barng
Bergerak Dalam
Lelang Non
Eksekusi di
KP2LN Denpasar
The Right to be
Registered After Birth
and Its Correlation with
the Right to Education
in Indonesia
(Comparative Analysis
with International
Human Rights Law)
Nama
Pembimbing/Promotor
Dr. I Nyoman
Suyatna, SH.,MH
dan (Alm) I Gusti
Bagus Putra
Samajaya, SH
Dwi Haryati,
SH.,MH
Prof. Dr. Fons
Coomans
33
C. Pengalaman Penelitian dalam 5 Tahun Terakhir
(Bukan Skripsi, Tesis, maupun Disertasi)
No. Tahun Judul Penelitian Pendanaan
Sumber *) Jml (Juta Rp.)
1. 2010 Normatifisasi Falsafah Tri Hita Karana
Dalam Produk Hukum Pemerintah
Provinsi Bali di Bidang
Kepariwisataan
Dana DIPA
Universitas
Udayana No :
0161/023-
04.2/XX/2010
Tanggal 31
Desember 2010
Rp. 50.000.000,-
2. 2010
Inventarisir Produk Hukum
Kepariwisataan Pemerintah Provinsi
Bali Berkaitan Dengan Nilai
Palemahan Dalam Konsep Tri Hita
Karana Sebagai Perwujudan
Pelaksanaan Pariwisata Budaya
Dana DIPA
Universitas
Udayana No :
161/023-04.
XX/2010
Tanggal 31
Desember 2010
Rp. 7.500.000,-
3. 2011 Implementasi Peraturan Daerah
Provinsi Bali Nomor 16 Tahun 2009
Berkaitan Dengan Penetapan Kawasan
Tempat Suci Pura Sad Kahyangan
Sebagai Kawasan Pariwisata (Studi
Kasus Pada Kawasan Tempat Suci
Pura Uluwatu Kecamatan Kuta Selatan
Kabupaten Badung)
Project Nuffic
IDN 223 Tahun
Anggaran 2011
Surat Perjanjian
Pelaksanaan
Penelitian No:
09/Research/NPT
-Nuffic-FL-
UNUD/II/2011
Tanggal 4
Februari 2011.
Rp. 20.000.000,-
4 2011 Travel Warning Dalam Perspektif
Hukum dan HAM
Dana DIPA
Universitas
Udayana
Nomor
1637a.8/Un.14/K
u.0304/Perjanjian
/2011
Tanggal : 5 Mei
2011
Rp. 7.500.000,-
5 2012 Implikasi Hukum Peralihan Status
Perguruan Tinggi Negeri Menjadi
Bahan Layanan Umum (BLU)
Dana DIPA
Penelitian Dosen
Muda
Rp. 7.500.000,-
*) Tuliskan sumber pendanaan : PDM, SKW, Pemula, Fundamental, Hibah Bersaing,
Hibah Pekerti, Hibah Pascasarjana, Hikom, Stranas, Kerjasama Luar Negeri dan
Publikasi Internasional, RAPID, Unggulan Stranas atau sumber lainnya.
34
D. Pengalaman Pengabdian kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir
No. Tahun Judul Pengabdian Kepada
Masyarakat
Pendanaan
Sumber *) Jml (Juta Rp.)
1. 2011 Peningkatan Pemahaman Tugas dan
Fungsi Instrumen Birokrasi Desa dalam
Peraturan Pemerintah No.72 Tahun 2005
di Desa Batur Kecamatan Kintamani,
Kabupaten Bangli.
Dana DIPA Rp. 4.000.000,-
2. 2012 Pengenalan Kedudukan Akta Notaris
Untuk Legalisasi Hubungan Hukum
Masyarakat
Dana
Pengabdian
Masyarakat
dari Magister
Kenotariatan
FH-UNUD
Rp. 4.000.000,-
3. 2012 Penyuluhan Hukum Tata Ruang Menuju
Bali Green Province
Dana DIPA Rp.4.000.000
*) Tuliskan sumber pendanaan : Penerapan IPTEKS – SOSBUD, Vucer, Vucer
Multitahun, UJI, Sibermas, atau sumber dana lainnya
E. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah dalam Jurnal dalam 5 Tahun Terakhir
No. Judul Artikel Ilmiah Volume/Nomor Nama Jurnal
1. Hak Untuk Mendapat Pendidikan (The Right
to Education) Sebagai Hak Asasi Manusia
dan Hak Konstitusional di Indonesia
Volume IV No.
1 Juni 2011
ISSN 1829-7706
Mahkamah
Konstitusi
Republik
Indonesia ISSN
1829-7706
2. Implementasi Peraturan Daerah Provinsi Bali
Nomor 16 Tahun 2009 Berkaitan Dengan
Penetapan Kawasan Tempat Suci Pura Sad
Kahyangan Sebagai Kawasan Pariwisata
(Studi Kasus Pada Kawasan Tempat Suci
Pura Uluwatu Kecamatan Kuta Selatan,
Kabupaten Badung)
Vol. 33 No.2 Juli
2008
ISSN 0215-899
X
Jurnal Ilmiah
Fakultas Hukum
Universitas
Udayana
Kertha Patrika
35
F. Pengalaman Penyampaian Makalah Secara Oral pada Pertemuan/ Seminar
Ilmiah dalam 5 Tahun Terakhir
No. Nama Pertemuan ilmiah/
Seminar
Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat
1. Diseminasi Rancangan
Undang-Undang Tentang
Lelang.
Pembahasan RUU Lelang 17 Juni 2010
Hotel Inna Sindhu
Beach, Denpasar.
2. Seminar Nasional Hukum
dan Globalisasi
diselenggarakan Dalam
Rangka HUT FH dan
BKFH UNUD Ke-47 Serta
Dies Natalis ke-49
Universitas Udayana.
Perkembangan Pengaturan
Disiplin PNS Dalam Era
Globalisasi
17 September 2011,
Fakultas Hukum
Universitas
Udayana, Denpasar.
3. The 2nd CILS International
Conference 2011 ”The
ASEAN‟s Role in
Sustainable Development”.
Towards a Common Agreement
on Educational Cooperation on
Human Rights Education in
ASEAN to Promote Human
Rights Awareness for the Youth
21-22 November
2011
Universitas Gadjah
Mada, Jogjakarta
G. Pengalaman Penulisan Buku dalam 5 Tahun Terakhir
No. Judul Buku Tahun Jumlah
Halaman
Penerbit
1.
2.
3.
4.
Dst.
H. Pengalaman Perolehan HKI dalam 5 – 10 Tahun Terakhir
No. Judul/Thema HKI Tahun Jenis No.P/ID
1.
2.
3.
4.
Dst.
36
I. Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/Rekayasa Sosial Lainnya dalam 5
Tahun Terakhir
No. Judul/Tema/Jenis Rekayasa Sosial
Lainnya yang Telah Diterapkan
Tahun Tempat
Penerapan
Respon
Masyarakat
1.
2.
3.
4.
Dst.
J. Penghargaan yang Pernah Diraih dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah,
asosiasi atau institusi lainnya)
No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi
Penghargaan
Tahun
1.
2.
3.
4.
Dst.
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata dijumpai
ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima risikonya.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya.
Denpasar, 20 November 2014
Anggota Peneliti,
(Ni Gusti Ayu Dyah Satyawati, SH.,M.kn, LLM)
NIP. 19820516 200501 2 020
37
PEMBIMBING
CURRICULUM VITAE
IDENTITAS DIRI
Nama : I Ketut Sudiarta,SH.,MH
NIP/NIK : 19621505 1988 03 1 004
Tempat dan Tanggal Lahir : Denpasar, 15 Mei 1962
Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan
Status Perkawinan : Kawin Belum Kawin Duda/Janda
Agama : Hindu
Golongan/Pangkat : Pembina / IV/a
Jabatan Fungsional Akademik : Lektor Kepala
Perguruan Tinggi : Fakultas Hukum Universitas Udayana.
Alamat : Jln P. Bali Nomor.1 Denpasar.
Tlp/Fax : (0361) 222666/ Fax. 234888
Alamat Rumah : Jln Katrangan N0. 51 Denpasar Timur. Kode Post
80365
Tlp./Fax : 081933029928
Alamat e-mail : [email protected]
RIWAYAT PENDIDIKAN
Tahun Lulus Jenjang Perguruan Tinggi Jurusan/ Bidang Studi
1985 S1 Universitas Udayana Hukum Administrasi
2005 S2 Universitas Udayana Hukum Pemerintahan
PELATIHAN PROFESIONAL
Tahun Pelatihan Penyelenggara
2003 Pelatihan Legal Drafting CLD ( Center Legal
Drafting) Fakultas Hukum
UNUD.
2007 Pelatihan TOT( Training of Trainers )
Sosialisasi Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 dan
Ketetapan MPR RI.
Setjen MPR RI.
2008 Mengikuti Visit Orientasi Program
Kerjasama FH UNUD- Nuffic Belanda di
Universitas Maastricht Belanda.
MUNDO Maastricht
University Belanda.
2010 Pelatihan pengajaran dengan metode
PBL
Project Kerjasama Fakultas
Hukum UNUD-Fakultas
Hukum Universitas
Maastricht Belanda.
38
PENGALAMAN JABATAN
Tahum........s/d ....... Jabatan Institusi
1999-2003 Sekretaris bagian
Hukum Administrasi
Negara
Fakultas Hukum Universitas
Udayana
2006-2009 Ketua bagian Hukum
Administrasi Negara
Fakultas Hukum Universitas
Udayana
2009-2012 Ketua bagian Hukum
Administrasi Negara
Fakultas Hukum Universitas
Udayana
2007-2012 Secretary Procejt
Pogram Hukum UNUD
dengan NUFFIC
Belanda
Fakultas Hukum Universitas
Udayana
PENGALAMAN MENGAJAR
Mata Kuliah Jenjang Institusi/Jurusan/Program Tahum....s/d .......
PENGALAMAN MEMBIMBING MAHASISWA
Tahun Pembimbingan/Pembinaan
PENGALAMAN PENELITIAN
Tahun Judul Penelitian Jabatan Sumber Dana
2007 Penerapan Hukum Dalam Pemberian
Dana Bergulir di lembaga
Pembinaan Terpadu Industri Kecil
Dagang Kecil Propinsi Bali
anggota Dippa Dirjen Dikti
2008 1. Kajian Normatif terhadap
Pemberdayaan Penyandang
Cacat Provinsi Bali.
2. Kajian terhadap RIPPDA
Kabupaten Wakatobi Sulawesi
Tenggara.
3. Naskah Akademik Rancangan
Perda Pelayanan Perijinan
Pemkot Denpasar.
Anggota
Anggota
Anggota
Pemda Provinsi Bali
Pemda Provinsi
Sulawesi tenggara
Pemkot Denpasar
2009 1. Penyusun Naskah Akademik
Rancangan Perda Gepeng Dinas
Sosial Provinsi Bali.
2. Penyusun kajian naskah
akademik Penyesuaian produk-
produk hukum Pemda Kabupaten
Badung bidang Kepariwisataan
Anngota
Anggota
Pemda Pemprov Bali
Pemda Badung
39
2010 1. Penyusunan Naskah Akademik
Rancangan Perda Pajak Air
Tanah di kota Denpasar
2. Penyusunan naskah Akademik
Rancangan Perda Retribusi Ijin
Mendirikan Bangunan di kota
Denpasar.
Anggota
Anggota
Pemkot Denpasar
Pemkot Denpasar
2011 1. Penyusunan Naskah Akademik
Rancangan Perda Retribusi
Biaya Cetak KTP dan Akta
Kelahiran di Kota Denpasar
2. Sebagai anggota tim penyusunan
naskah Akademik Rancangan
Perda Pengelolaan Barang Milik
Daerah Kabupaten Jembrana.
Anggota
Anggota
Pemkot Denpasar
Pemkab Jembrana
KARYA TULIS ILMIAH
A. Buku/Bab/Jurnal
Tahun Judul Penerbit/Jurnal
B. Makalah/Poster
Tahun Judul Penyelenggara
2007 Usaha Pengelolaan Minyak dan Gas Bumi di
Propinsi Jawa Timur yang berwawasan
Lingkungan”
Pusat Studi Hukum dan
Demokrasi Jawa Timur
2008 Konsolidasi Terarah Perda Tata Ruang
Wilayah Bali
Jaringan Masyarakat Bali
di Denpasar
2009 Tanah Negara dari aspek Hukum.
Biro Tata Pemerintahan
Provinsi Bali
2010 i. Kilas Balik Pelaksaan Otonomi Daerah
Melalui Musyawarah Perencanaan
Pembangunan (MUSRENBANG) dari
aspek Hukum.
ii. Masalah Kependudukan dari Aspek
Hukum.
Program S2 ( Magister)
FT Unud
Biro Tata Pemerintahan
Provinsi Bali
2011 1. Kajian Normatif Perda Provinsi Bali No
16 Tahun 2009 Tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Provinsi Bali Tahun
2009-2029 Serta Strategi
Implementasinya.
2. Pemberdayaan Kawasan Suci Kajian
Dari Perspektif Perda Provinsi Bali No
16 Tahun 2009
1. Denpasar Lawyer
Club-Aliansi Jurnalis
Indonesia Denpasar
2. IHDN Denpasar, PHDI
Bali dan Veda Poshana
Asram
40
3. Kajian Normatif Terhadap Efektifitas
Perda Provinsi Bali No 16 Tahun 2009
Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Provinsi Bali Tahun 2009-2029 Serta
Strategi Implementasinya
4. Perlindungan Tenaga Kerja Daerah dan
Penyelenggaraan Pendidikan Nasional di
Daerah.
5. Tindak Lanjut Pengaturan Perda
Provinsi Bali No 16 Tahun 2009
Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Provinsi Bali Tahun 2009-.
3. Universitas Udayana
4. Bless Institute Jakarta
5. IHDN Denpasar, PHDI
Bali dan Veda Poshana
Asram
PESERTA KONFERENSI/SEMINAR/LOKAKARYA/SIMPOSIUM
Tahun Judul Kegiatan Penyelenggara
2007. Sebagai pembicara ”Usaha Pengelolaan
Minyak dan Gas Bumi di Propinsi Jawa Timur
yang berwawasan Lingkungan” Tgl 24-25
April
Pusat Studi Hukum
dan Demokrasi Jawa
Timur
2008. Sebagai pembicara, dalam Seminar Tata Ruang
Bali “ Konsolidasi Terarah Perda Tata Ruang
Wilayah Bali. Tanggal 15 Oktober
Jaringan Masyarakat
Bali di Denpasar
2009. Sebagai pembicara dalam Bintek Tanah Negara
dari aspek Hukum.
Biro Tata
Pemerintahan
Provinsi Bali
2010 1. Pembicara dalam Seminar Nasional
Perencanaan dan Manajemen Spasial:
Musyawarah Perencanaan Pembangunan dan
Pariwisata Etnik, 19 Juni 2010.
2. Sebagai pembicara dalam Bintek tentang
Persoalan Kependudukan dari Aspek
Hukum.
Program Magister
Arsitektur UNUD
Biro Tata
Pemerintahan
Provinsi Bali
2011 1. Sebagai pembicara dalam seminar dan
lokakarya ”Kemenangan Publik Dalam
Silang Pendapat RTRWP Bali, tanggal 11
Maret 2011.
2. Sebagai pembicara Seminar Ketahanan dan
Pemberdayaan krama bali Dalam
Implementasi Kawasan Suci menuju Bali
Shanti dan Jagadhita, pada tanggal 16 April
2011
3. Sebagai pembicara dalam seminar nasional
Membangun Bali Dalam Kerangka Tata
Ruang Wilayah Provinsi, diselenggarakan
tanggal 6 Mei 2011.
4. Pembicara dalam Bintek anggota DPRD
Kabupaten Sidoardjo tentang Perlindungan
Tenaga Kerja Daerah dan Penyelenggaraan
1. Denpasar Lawyer
Club-Aliansi
Jurnalis Indonesia
Denpasar
2. IHDN Denpasar,
PHDI Bali dan
Veda Poshana
Asram
3. Universitas
Udayana
4. Bless Institute
Jakarta.
41
Pendidikan Nasional di Daerah, pada
tanggal 8 Mei 2011.
5. Pembicara dalam Lokakarya Ketahahan
Masyarakat Krama Bali dan Pemberdayaan
Kawasan Suci 31 Mei-01 Juni 2011 di
Wiswa Sabha Kantor Gubernur Bali.
5. IHDN Denpasar,
PHDI Bali dan
Veda Poshana
Asram
KEGIATAN PROFESIONAL/PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
Tahun Kegiatan
2003 Instruktur IT dalam Pelatihan Kontrak Bisnis yang dilakukan oleh
Center for Comercial Law Economic ( CCLE ) Universitas Udayana
bekerjasama dengan Fakultas Hukum UNUD.
2004 Instruktur IT Dalam Pelatihan Tambahan ( Retooling Programme)
bidang Hukum Kontrak yang dilakukan oleh CCLE UNUD
bekerjasama dengan LPM UNUD.
2006 1. Memberikan penyuluhan Hukum melalui Radio Janger Polda Bali
bidang Hukum Lingkungan dan Hukum Tata Ruang.
2. Memberikan pelatihan penulisan Karya
Ilmiah Bidang Sosial (Hukum) di SMA Negeri 3 Denpasar.
3. Sebagai Instruktur IT pada pelatihan-pelatihan dalam Program SP4
FH UNUD Batch 3.
2008 1. Sebagai anggota Tim Penyusunan Naskah Akademik Rancangan
Perda Pemberdayaan Penyandang cacat Provinsi Bali.
2. Sebagai anggota tim penyusunan naskah RIPPDA Kabupaten
Wakatobi Sulawesi Tenggara.
3. Sebagai anggota tim penyusunan naskah Akademik Rancangan
Perda Pelayanan Perijinan Pemkot Denpasar.
2009 1. Sebagai anggota tim penyusun Naskah Akademik Rancangan Perda
Gepeng Dinas Sosial Provinsi Bali.
2. Sebagai anggota tim penyusun kajian naskah akademik Penyesuaian
produk-produk hukum Pemda Kabupaten Badung bidang
Kepariwisataan.
2010 1. Sebagai anggota tim penyusunan naskah Akademik Rancangan
Perda Pajak Air Tanah di kota Denpasar
2. Sebagai anggota tim penyusunan naskah Akademik Rancangan
Perda Retribusi Ijin Mendirikan Bangunan di kota Denpasar.
3. Sebagai anggota dalam acara Mengenal Anatomi Peraturan Daerah
bagi Mahasiswa Semester Pertama (I ) di Fakultas Hukum
Universitas Udayana.
2011 1. Sebagai anggota tim penyusunan naskah Akademik Rancangan
Perda Retribusi Biaya Cetak KTP dan Akta Kelahiran di Kota
Denpasar
2. Sebagai anggota tim penyusunan naskah Akademik Rancangan
Perda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Jembrana.
42
bb
BUKU CATATAN KEGIATAN PENELITIAN
PENELITIAN DOSEN MUDA
( LOG BOOK)
Judul :
ASPEK HUKUM HAK ASASI MANUSIA INTERNASIONAL
DALAM PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP
RIGHT OF FAIR TRIAL WARGA NEGARA ASING DI INDONESIA
Nama : I Made Budi Arsika, SH,LLM
NIP : 19810610 200510 1 002
Jabatan/Pangkat/Golongan : Lektor / Penata / IIIc
Fakultas : Hukum
Dibiayai dari dana DIPA BLU Universitas Udayana
Berdasarkan Surat Perjanjian Penugasan Dalam Rangka Pelaksanaan Penelitian
Dosen Muda Tahun Anggaran 2014 Nomor : 237/6/UN14.2/PNL.01.03.00/2014
43
CATATAN HARIAN (LOGBOOK)
PENELITIAN DOSEN MUDA
ASPEK HUKUM HAK ASASI MANUSIA INTERNASIONAL
DALAM PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP
RIGHT OF FAIR TRIAL WARGA NEGARA ASING DI INDONESIA
No Tanggal Kegiatan
1. 2/2/2014 Catatan : Penyusunan Proposal
Dokumen Pendukung : Draft Proposal
2. 5/2/2014 Catatan : Konsultasi ke Pembimbing
Dokumen Pendukung : Revisi Draft Proposal
3. 8/2/2014 Catatan: Diskusi internal Tim Peneliti mengenai perbaikan
proposal
4. 16/2/2014 Penyempurnaan Proposal
5. 24/2/2014 Penyetoran Proposal Penelitian
Dokumen Pendukung: Rancangan Proposal
6. 14/5/2014 Penandatanganan Kontrak Penelitian
7. 16/5/2014 Diskusi internal Tim Peneliti mengenai jadwal pelaksanaan
penelitian
8. 2/6/2014 Pengumpulan Bahan Hukum Primer
Dokumen Pendukung: Perjanjian internasional dan Peraturan
Perundang-undangan di bidang HAM
9 25/6/2014 Pengumpulan Bahan Hukum Sekunder
10. 12/7/2014 Identifikasi dan Seleksi Bahan-Bahan Hukum yang akan
Digunakan dalam Penelitian
11. 22/7/2014 Konsultasi ke Pembimbing untuk menentukan model analisis
12. 25/7/2014 Analisis terhadap bahan-bahan hukum oleh Tim Peneliti
13. 30/7/2014 Konsultasi ke Pembimbing
14. 6/8/2014 Penyusunan rancangan Laporan Kemajuan Penelitian 70 %
15. 18/8/2014 Kompilasi Penggunaan Dana
16. 20/8/2014 Mengunggah Laporan Kemajuan Penelitian 70% melalui internet
Dokumen Pendukung: Laporan Kemajuan Penelitian 70% (soft
copy)
44
No Tanggal Kegiatan
17. 20/8/2014 Penyerahan Laporan Kemajuan Penelitian 70 % secara langsung
dan proses Monitoring dan Evaluasi
Dokumen Pendukung: Laporan Kemajuan Penelitian 70% (hard
copy)
18 2/9/2014 Diskusi hasil monev
19 23/9/2014 Pengumpulan bahan hukum lanjutan
20 1/10/2014 Konsultasi dengan pembimbing
21 3/10/2014 Identifikasi dan Seleksi Bahan-Bahan Hukum yang akan
Digunakan dalam Penelitian
22 16/10/2014 Analisis terhadap bahan-bahan hukum oleh Tim Peneliti
23 30/10/2014 Diskusi internal Tim Peneliti
24 10/11/2014 Pembahasan hasil akhir penelitian
25 14/11/2014 Penyusunan draft laporan akhir
26 20/11/2014 Pembahasan final draft laporan akhir
27 24/11/2014 Penyusunan laporan akhir
28 25/11/2014 Kompilasi penggunaan dana dan memperbanyak laporan akhir.
29 27/11/2014 Upload laporan akhir
45
JUSTIFIKASI PENGGUNAAN DANA
PENELITIAN DOSEN MUDA
ASPEK HUKUM HAK ASASI MANUSIA INTERNASIONAL
DALAM PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP
RIGHT OF FAIR TRIAL WARGA NEGARA ASING DI INDONESIA
TIM PENELITI
Ketua : I Made Budi Arsika, SH,LLM (NIDN.0010068102)
Anggota : Sagung Putri ME Purwani, SH, MH (NIDN.0013037106)
Ni Gusti Ayu Dyah Satyawati, SH, MKn, LLM (NIDN.0016058202)
Dibiayai dari dana DIPA BLU Universitas Udayana
Berdasarkan Surat Perjanjian Penugasan Dalam Rangka Pelaksanaan Penelitian
Dosen Muda Tahun Anggaran 2014 Nomor : 237/6/UN14.2/PNL.01.03.00/2014
PROGRAM STUDI ILMU HUKUM
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS UDAYANA
NOVEMBER 2014
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62