Iuw Obby Lah Jadi!!!!!!!

25
PAPER ILMU UKUR WILAYAH “Pengukuran Garis Lurus Dilapangan” DISUSUN OLEH ROBBI EKA PUTRA (05081006026) FAKULTAS PERTANIAN JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN

Transcript of Iuw Obby Lah Jadi!!!!!!!

Page 1: Iuw Obby Lah Jadi!!!!!!!

PAPER

ILMU UKUR WILAYAH

“Pengukuran Garis Lurus Dilapangan”

DISUSUN OLEH

ROBBI EKA PUTRA (05081006026)

FAKULTAS PERTANIAN

JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN

PROGRAM STUDY TEKNIK PERTANIAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2010

Page 2: Iuw Obby Lah Jadi!!!!!!!

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengukuran wilayah merupakan ilmu dasar yang harus diketahui ahli ukur

dalam pembuatan bangunan, perkebunan, sistem pengairan, pembuatan jalan, dan

masih banyak lagi penerapan dari ilmu ukur wilayah ini dalam kehidupan sehari-hari.

Pengukuran merupakan suatu tindakkan untuk menujukkan dimensi, menggunakan

alat ukur standar untuk menunjukkan besaran satuan objek yang diukur. Variabel-

variabel yang penting dalam pengukuran yaitu panjang (horizontal distance), tinggi

(vertical distance), sudut (indination of an object in circular system).

Dalam pengukuran perlu diketahui pekerjaan-pekerjaan apa saja yang

dilakukan dalam pengukuran sehingga dapat ditentukan suatu lahan dapat dibuat

perkebunan atau pabrik sebagai contohnya. Pekerjaan pengukuran pada awalnya ialah

persiapan yaitu perencanaan yang matang baik itu persiapan bekal, perlengkapan,

bahkan obat-obatan. Pengenalan medan, perintisan ialah mempersiapkan suatu lahan

agar bias diukur dengan mempersiapkan batasan-batasan yang akan diukur,

penjadwalan sampai finis, penentuan pekerjaan masing-masing dilapangan, Hal-hal

yang diluar jangkauan atau Implementation, dan terakhir yaitu Recording yaitu

dengan cara menggambar semua kegiatan hasil pengukuran.

Bagian penting pada pengukuran suatu bidang tanah adalah membuat garis

lurus. Dapat dimengerti bahwa garis lurus ini tidak dapat dibuat dengan seperti

menarik garis lurus diatas kertas. Dari garis lurus yang harus dibuat harus diketahui

kedua titik ujungnya. Maka untuk memnetukan garis lurus yang menghubungkan dua

titik ujung dengan jumlah yang cukup banyak, sehingga garis lurus itu kelihatan

dengan jelas. Titik-titik ini dinyatakan dengan syalon. Tiap-tiap bagian garis lurus

yang letak antara dua syalon dianggap sebagai lurus.

Page 3: Iuw Obby Lah Jadi!!!!!!!

Pengukuran jarak terdapat jenis-jenis pengukuran yaitu : odoming merupakan

pengukuran awal, pacing pengukuran dengan menggunakan langkah, taping

menggunakan meteran, hairing menggunakan pembacaan theodolit. Hal yang penting

dalam pengukuran selain dari pengukuran jarak yaitu pengukuran sudut yang terdiri

dari sudut horizontal, sudut vertical, dan sudut refrensi. Pengukuran sudut refrensi

merupakan pengukuran beda ketinggian dengan menggunakan selang, sifat datar, dan

Theodolit. Permasalah yang diangkat dalam paper ini ialah dasar dari teknik

pengukuran wilayah yaitu penentuan garis lurus dan penentuan jarak di lapangan.

B. Tujuan

Tujuan dari paper ini adalah mengetahui bagaimana cara mengukur dan

membuat bangunan, perkebunan, sistem pengairan, pembuatan jalan, dan penerapan

dari ilmu ukur wilayah ini dalam kehidupan sehari-hari.

Page 4: Iuw Obby Lah Jadi!!!!!!!

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Penerapan cara membuat garis lurus dan mengukur jarak di lapagan meimiliki

memiliki pokok-pokok pembahasannya diawali dengan menyatakan titik di

lapangan, membuat garis lurus di lapangan, kita juga harus mengetahui alat-alat

pengukur jarak, pengukur jarak, alat pengukur sudut miring, ketelitian pengukuran

jarak. Kerangka dasar vertikal merupakan teknik dan cara pengukuran kumpulan

titik-titik yang telah diketahui atau ditentukan posisi vertikalnya berupa

ketinggiannya terhadap bidang rujukan ketinggian tertentu. Bidang ketinggian

rujukan ini biasanya berupa ketinggian muka air laut rata-rata (mean sea level - MSL)

atau ditentukan lokal. Metode sipat datar prinsipnya adalah Mengukur tinggi bidik

alat sipat datar optis di lapangan menggunakan rambu ukur. Pengukuran

Trigonometris prinsipnya adalah Mengukur jarak langsung (Jarak Miring), tinggi alat,

tinggi, benang  tengah rambu,    dan  suclut Vertikal  (Zenith atau Inklinasi).

Pengukuran Barometris pada prinsipnya adalah mengukur beda tekanan atmosfer.

Metode pengukuran sipat datar optis

Metode sipat datar prinsipnya adalah Mengukur tinggi bidik alat sipat datar

optis di lapangan menggunakan rambu ukur. Hingga saat ini, pengukuran beda tinggi

dengan menggunakan metode sipat datar  optis masih merupakan cara pengukuran

beda tinggi yang paling teliti. Sehingga ketelitian kerangka dasar vertikal (KDV)

dinyatakan sebagai batas harga terbesar perbedaan tinggi hasil pengukuran sipat datar

pergi dan pulang.

Maksud pengukuran tinggi adalah menentukan beda tinggi antara dua titik. Beda

tinggi h diketahui antara dua titik a dan b, sedang tinggi titik A diketahui sama

dengan Ha dan titik B lebih tinggi dari titik A, maka tinggi titik B, Hb = Ha + h yang

Page 5: Iuw Obby Lah Jadi!!!!!!!

diartikan dengan beda tinggi antara titik A clan titik B adalah jarak antara dua bidang

nivo yang melalui titik A dan B. Umumnya bidang nivo adalah bidang yang 

lengkung, tetapi bila jarak antara titik-titik A dan B dapat dianggap sebagai Bidang

yang mendatar.

Untuk melakukan dan mendapatkan pembacaan pada mistar yang dinamakan pula

Baak, diperlukan suatu garis lurus, Untuk garis lurus ini tidaklah mungkin seutas

benang, meskipun dari kawat, karena benang ini akan melengkung, jadi tidak lurus.

Bila diingat tentang hal hal yang telah di bicarakan tentang teropong, maka setelah

teropong dilengkapi dengan diafragma, pada teropong ini di dapat suatu garis lurus

ialah garis bidik. Garis bidik ini harus di buat mendatar supaya dapat digunakan

untuk menentukan beda tinggi antara dua titik, ingatlah pula nivo pada tabung, karena

pada nivo tabung dijumpai suatu garis lurus yang dapat mendatar dengan ketelitian

besar.

Garis lurus ini ialah tidak lain adalah garis nivo. Maka garis arah nivo yang

dapat mendatar dapat pula digunakan untuk mendatarkan garis bidik di dalam suatu

teropong, caranya; tempatkan sebuah nivo tabung diatas teropong. Supaya garis bidik

mendatar, bila garis arah nivo di datarkan dengan menempatkan gelembung di

tengahtengah, perlulah lebih dahulu. Garis bidik di dafam teropong, dibuat sejajar

dengan garis arah nivo. Hal inilah yang menjadi syarat utama untuk semua alat ukur

penyipat datar. Dalam pengukuran Sipat Datar Optis bisa menggunakan Alat

sederhana dengan spesifikasi alat penyipat datar yang sederhana terdiri atas dua

tabung terdiri dari gelas yang berdiri dan di  hubungkan dengan pipa logam. Semua

ini dipasang diatas statif. Tabung dari gelas dan pipa penghubung dari logam di isi

dengan zat cair yang berwarna. Akan tetapi ketelitian membidik kecil, sehingga alat

ini tidak

digunakan orang lagi. Perbaikan dari alat ini adalah mengganti pipa logam dengan

slang dari karet dan dua tabung gelas di beri skala

dalam mm. Cara menghitung tinggi garis bidik atau benang tengah dari suatu rambu

dengan menggunakan alat ukur sifat datar (waterpass). Rambu ukur berjumlah 2 buah

Page 6: Iuw Obby Lah Jadi!!!!!!!

masing-masing di dirikan di atas dua patok yang merupakan titik ikat jalur

pengukuran alat sifat optis kemudian di letakan ditengah-tengah antara rambu

belakang danmuka .Alat sifat datar diatur sedemikian rupa sehingga teropong sejajar

dengan nivo yaitu dengan mengetengahkan gelembung nivo.

Setelah gelembung nivo di ketengahkan barulah di baca rambu belakang dan rambu

muka yang terdiri dari bacaan benang tengah, atas dan bawah. Beda tinggi slag

tersebut pada dasarnya adalah pengurangan benang tengah belakang dengan benang

tengah muka.

Berikut ini adalah syarat-syarat untuk alat penyipat datar optis :

Garis arah nivo harus tegak lurus pada sumbu kesatu alat ukur penyipat datar. Bila

sekarang teropong di putar dengan sumbu kesatu sebagai sumbu putar dan garis bidik

di arahkan ke mistar kanan, maka sudut a antara garis arah nivo dan sumbu kesatu

pindah kearah kanan, dan ternyata garis arah nivo dan dengan sendirinya garis bidik

tidak mendatar, sehingga garis bidik yang tidak mendatar tidaklah dapat digunakan

untuk pembacaan b dengan garis bidik yang mendatar, haruslah teropong dipindahkan

keatas, sehingga gelembung di tengah-tengah. Benang mendatar diagfragma harus

tegak lurus pada sumbu kesatu. Pada pengukuran titik tinggi dengan cara menyipat

datar, yang dicari selalu titik potong garis bidik yang mendatar dengan mistar-mistar

yang dipasang diatas titiktitik, sedang diketahui bahwa garis  bidik adalah garis lurus

yang menghubungkan dua titik potong benang atau garis diagframa dengan titik

tengah lensa objektif teropong.

Garis bidik teropong harus sejajar dengan garis arah nivo. Garis bidik adalah

Garis lurus yang menghubungkan titik tengah lensa objektif dengan titik potong dua

garis diafragma, dimana pada garis bidik pada teropong harus sejajar dengan garis

arah nivo sehingga hasil dari pengukuran adalah hasil yang teliti dan tingkat

kesaIahannya sangat keciI.

Page 7: Iuw Obby Lah Jadi!!!!!!!

Alat-alat yang biasa digunakan dalam pengukuran kerangka dasar vertikal

metode sipat datar optis adalah:

1. Alat Sipat Datar

2. pita Ukur

3. Rambu Ukur

4. Statif

Metode pengukuran barometris

Pengukuran Barometris pada prinsip-nya adalah mengukur beda tekanan

atmosfer. Pengukuran tinggi dengan menggunakan metode barometris dilakukan

dengan menggunakan sebuah barometer sebagai alat utama. Seperti telah di ketahui,

Barometer adalah alat pengukur tekanan udara. Di suatu tempat tertentu tekanan

udara sama dengan tekanan udara dengan tebal tertentu pula. Idealnya pencatatan di

setiap titik dilakukan dalam kondisi atmosfer yang sama tetapi pengukuran tunggal

hampir tidak mungkin dilakukan karena pencatatan tekanan dan temperatur udara

mengandung kesalahan akibat perubahan

kondisi atmosfir. penentuan beda tinggi dengan cara mengamati tekanan udara di

suatu tempat lain yang dijadikan referensi dalam hal ini misalnya elevasi ± 0,00 meter

permukaan air laut rata-rata.

Metode pengukuran trigonometris

Pengukuran kerangka dasar vertikal metode trigonometris pada prinsipnya 

adalah perolehan beda tinggi melalui jarak langsung teropong terhadap beda tinggi

dengan memperhitungkan tinggi alat, sudut vertikal (zenith atau inklinasi) serta tinggi

garis bidik yang diwakili oleh benang tengah rambu ukur. Alat theodolite, target dan

rambu ukur semua berada diatas titik ikat. Prinsip awal penggunaan alat theodolite

sama dengan alat sipat datar yaitu kita harus mengetengahkan gelembung nivo

Page 8: Iuw Obby Lah Jadi!!!!!!!

terlebih dahulu baru kemudian membaca unsur-unsur pengukuran yang lain. Jarak

langsung dapat diperoleh melalui bacaan optis benang atas dan benang bawah atau

menggunakan alat  pengukuran jarak elektronis yang sering dikenal dengan nama

EDM (Elektronic Distance Measurement). Untuk menentukan beda tinggi dengan

cara trigonometris diperlukan alat pengukur sudut (Theodolit) untuk dapat mengukur

sudut sudut tegak.Sudut tegak dibagi dalam dua macam,ialah sudut miring m clan

sudut zenith z, sudut miring m diukur mulai ari keadaan mendatar, sedang sudut

zenith z diukur mu(ai dari keadaan tegak lurus yang selalu ke arah zenith alam.

Pengukuran kerangka dasar horizontal

Untuk mendapatkan hubungan mendatar titik-titik yang diukur di atas

permukaan  bumi maka perlu dilakukan pengukuran mendatar yang disebut dengan

istilah pengukuran kerangka dasar Horizontal. Jadi untuk hubungan mendatar

diperlukan data sudut mendatar yang diukur pada skafa fingkaran yang letaknya

mendatar. Bagian-bagian dari pengukuran kerangka dasar horizontal adalah :

Metode pengukuran poligon

Poligon digunakan apabila titik-titik yang akan di cari koordinatnya terletak

memanjang sehingga tnernbentuk segi banyak (poligon). Pengukuran dan Pemetaan

Poligon merupakan salah satu pengukuran dan pemetaan kerangka dasar horizontal

yang bertujuan untuk

memperoleh koordinat planimetris (X,Y) titik-titik pengukuran. Pengukuran poligon

sendiri mengandung arti salah satu metode penentuan titik diantara beberapa metode

penentuan titik yang lain. Untuk daerah yang relatif tidak terlalu luas, pengukuran

cara poligon merupakan pilihan yang sering di gunakan, karena cara tersebut dapat

dengan mudah menyesuaikan diti dengan keadaan daerah/lapangan. Penentuan

koordinat titik dengan cara poligon ini membutuhkan,

Page 9: Iuw Obby Lah Jadi!!!!!!!

1. Koordinat awal

Bila diinginkan sistem koordinat terhadap suatu sistim tertentu, haruslah

dipilih koordinat titik yang sudah diketahui misalnya: titik triangulasi atau titik-titik

tertentu yang mempunyai hubungan dengan lokasi yang akan dipatokkan. Bila

dipakai system koordinat lokal pilih salah satu titik, BM kemudian beri harga

koordinat tertentu dan tititk tersebut dipakai sebagai acuan untuk titik-titik lainya.

2. Koordinat akhir

Koordinat titik ini di butuhkan untuk memenuhi syarat Geometri hitungan

koordinat dan tentunya harus di pilih titik yang mempunyai sistem koordinat yang

sama dengan koordinat awal

3. Azimuth awal

Azimuth awal ini mutlak harus diketahui sehubungan dengan arah orientasi

dari system koordinat yang dihasilkan dan pengadaan datanya

dapat di tempuh dengan dua cara hasil hitungan dari koordinat titik - titik yang telah

diketahui dan akan dipakai sebagai tititk acuan system koordinatnya.

Hasil pengamatan astronomis (matahari). Pada salah satu titik poligon sehingga

didapatkan azimuth ke matahari dari titik yang bersangkutan.

Page 10: Iuw Obby Lah Jadi!!!!!!!

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

Ada beberapa cara yang digunakan untuk mengukur jarak suatu lapangan

yang akan dibahas pada bab ini. Adapun cara yang akan digunakan dalam

pengukuran lapangan yang pertama adalah menyatakan titik lapangan, membuat garis

lurus dilapangan, dan juga penggunaan alat-alat yang akan dipakai dalam pengukuran

jarak dilapangan.

1. Menyatakan titik di lapangan.

Untuk pekerjaan mengukur, baik pengukuran jarak, baik pengukuran sudut,

diperlukan titik-titik di lapangan. Titik-titik diatas permukaan bumi ada yang

mempunyai sifat tetap, ada pula yang mempunyai sifat sementara. Titik-titik ini yang

dibuat di lapangan harus dapat diketemukan dengan mudah. Titik-titik yang bersifat

tetap, sehingga selalu dapat digunakan untuk pengukuran-pengukuran adalah,

pertama ; titik triangulasi yang dinuat didalam daerah yang besar seperti Indonesia

untuk tiap-tiap pulau, dan kedua ; titik-titik polygon yang dibuat di dalam daerah

yang kecil seperti di dalam kota-kota.

Sebagai contoh pada gamanr II-Ii diberikan tugu-tugu triangulasi (a, b, c, dan

titik-titik ploligon di dalam kota-kota (d,e). Titik-titik poligoon, seperti pada gambar

d terdiri ataspipa besi R yang dibeton dan diletakkan 30 cm di bawah permukaan

tanah. Tutup Tt diletakkan di atas pipa K, semua dibuat dari besi tuang. Tutup Tt

haruslah dibuka lebih dahulu, bila titik itu digunakan untuk pengukuran dan titik letak

Page 11: Iuw Obby Lah Jadi!!!!!!!

di sumbu A-A dari pipa R. pada gambar e titik poligoon terdiri atas baut S yang

disekrupkan pada dinding gedung-gedung besar yang ada di kota-kota.

Dari titik-titik tetap ini diketahui selain koordinat-koordinatnya yang

menentukan letak mendatar terhadap suatu salib sumbu, pula diketahui tinggi diatas

suatu bidang nol yang lazimnnya diambil permukaan laut. Kordinat-koordinat dan

tinggi titik-titik ini ditentukan dengan pengukuran-pengukuran yang dilakukan

dengan cara yang teliti, karena titik-titik tentu ini akan menjadi dasar pengukuran-

pengukuran lainnya. Titik titik yang bersifat sementara diperlukan pada waktu

pengukuran, sebagai titik-titik penolong: Titik-titik ini diberi tanda dengan kayu

sebesar 5 x 5 cm², 10 x 10 cm² dan 15 x 15 cm² yang ditanam di dalam tanah sedalam

0,50 a 0,75 m. Kayu-kayu ini dinamakan piket dan diberi nomor dengan cat merah,

sedang di atasnya diberi tanda dengan paku atau sekrup yang menyatakan tempat titik

piket itu.

Supaya titik itu kelihatan dari titik-titik lainya pada waktu dilakukan

pengukuran, maka dapatlah digunakan beberapa cara seperti pada gambar. II-Iii. Pada

gambar a dan b digunakkan sebatang kayu yang panjangnya 2 a 3 m dan mempunyai

linkaran atau segitiga penampang. Tiap-tiap 50 cm diberi warna merah dan putih

berganti-ganti, dan di bagian bawahnya diberi besi yang diruncingkan, sehingga dapat

dilihat dari jauh. Pada gambar a kayu ini dinamakan syalon ditancapkan di tanah pada

titik yang diukur, sehingga pada gambar b syalon itu ditempatkan diatas piket, tugu

atau titik polygon dengan menggunakan kaki tiga, supaya syalon itu tetap berdiri dan

diletakkan tegak lurus lebih dahulu dengan menggunakan nivo syalon (gambar c.).

cara ini dapat dilakukan baik jarak tidak besar dan tidak ada rintangan anatara dua

titik yang digunakan pada pengukuran. Bila ada rintangan dan jarak menjadi besar,

maka titik yang diukur dapat kelihatan dengan membuat sosok dari bamboo atau dari

kayu seperti dapat dilihat pada gambar-gambar d, e, dan f. menara ini dapat mencapai

tinggi 20 a 30 m.

2. Membuat Garis Lurus di Lapangan

Page 12: Iuw Obby Lah Jadi!!!!!!!

Bagian penting pada pengukuran suatu bidang tanah adalah membuat garis

lurus. Dapat dimengerti bahwa garis lurus ini tidak dapat dibuat dengan seperti

menarik garis lurus diatas kertas. Dari garis lurus yang harus dibuat harus diketahui

kedua titik ujungnya. Maka untuk memnetukan garis lurus yang menghubungkan dua

titik ujung dengan jumlah yang cukup banyak, sehingga garis lurus itu kelihatan

dengan jelas. Titik-titik ini dinyatakan dengan syalon. Tiap-tiap bagian garis lurus

yang letak antara dua syalon dianggap sebagai lurus. Syarat utama untuk mencapai

ketelitian yang cukup besar, ialah bahwa tiap-tiap syalon harus letak tegak lurus.

Maka selalu diusahakan supaya semua syalon harus letak tegaklurus. Maka selalu

diusahakan supaya semua syalon diletakkan tegaklurus dengan menggunakan garis

sudut gedung-gedung atau , bila ada dengan nivo syalon.

a. Antara dua titik P dan Q harus dibuat garis lurus dengan menetukan titik-

titik a, b, c, dan selanjutnya yang diletakkan sedemikian rupa, sehingga titik-titik itu

letak di garis lurus PQ. Diperlukan untuk pekerjaan ini dua orang. Orang pertama

berdiri di sebelah kiri titik P, oada titik mana fitempatkan suatau syalon. Orang yang

kedua membawa beberapa syalon. Syalon yang akan ditancapkan kedalam tanah

dipegang antara ibu jari dan jari telunjuk, srhingga dapat berdiritegak. Dengan

petunjuk orang pertama syalon yang akan ditancapkan di titik A harus digeserkan

sedemikian, sehingga oleh orang yang berdiri di sebelah kiri syalon di titik P dan Q,

karena orang pertama itu hanya dapat melihat syalon P, sedang syalon a dan syalon Q

tidak kelihatan sama sekali. Tanda , bahwa syalon a telah letak di suatu garis lurus

dengan P dan Q, ialah oleh orang yang berdiri di sebelah kiri syalon P ketiga syalon

itu kelihatan sebagai satu syalon.

Setelah syalon a ditanam, maka orang yang pertama pindah di sebelah kiri

syalon a dan orang kedua dengan petunjuk orang pertama menanam syalon b.

pekerjaan ini dilanjutkan seperlunya dengan syalon-syalon s, d, dan seterusnya. b,

Memperpanjang garis PQ dapat dilakukan oleh satu orang. Syalon ditempatkan dititik

a, sehingga syalon a, Q dan P kelihatan satu karena syalon P, syalon Q dan syalon a

berimpit. Demikian pula dikerjakan dengan syalon b. c. Bila titik-titik P dan Q dalam

keadaan sedemikian, hingga orang tidak dapat berdiri di belakangnya untuk dapat

Page 13: Iuw Obby Lah Jadi!!!!!!!

melihat ke titik lainnya, seperti misalnya titik P dan Q adalah titik-titik suatu gedung

besar, ,maka diperlukan lagi dua orang untuk menempatkan titik-titik yang letak di

satu garis dengan P dan Q dan yang letak anatara P dan Q.

Satu orang memegang syalon a dan orang lainnya memegang syalon b. orang

yang kedua menepatkan syalonnya di titik b1, dan menyuruh orang pertama

menempatkan syalonnya dititik a1, sehingga orang yang kedua melihat tiga titik

b1,a1, dan P di satu garis lurus. Orang pertama yang menanam syalon a1 melihat,

bahwa syalon b1 tidak letak di garis a1- Q. maka disuruhlah orang kedua dengan

petunjuk orang pertama meminsahkan syalonnya ke b2, sehingga oleh orang pertama

dilihatnya, bahwa a1, b2, dan Q letak di satu garis lurus.

Sekarang orang yang kedua meneliti syalon a1 yang kelihatan dari b2 tidak

tegak lurus dengan P. syalon a1 dengan petunjuk orang kedua dipindahkan ke a2,

sehingga dengan b, dan P letak di satu garis lurus. Secara bergiliran saling meneliti,

maka dapt dengan cepat didapat titik-titik a3 dan b3 yang letak di satu garis lurus PQ.

d. Keadan lain yang menyukarkan pembuatan garis lurus dilapangan, ialah bila antara

titik-titik ujung P dan Q di dapat suatu garis bangunan yang berupa rumah atau

tanam-tanaman, hingga satu titik ujung tidak kelihatan dari titik ujung lainnya.

Pembuatan garis lurus PQ dengan menentukan titik-titik di antara P dan Q dapat

dilakukan dengan dua cara. Pada cara pertama, dibuat suatu garis lurus lainnya yang

sejajar dengan PQ. Pilihlah titik A dan titik B sedemikian rupa, hingga jarak dari P

dan Q ke garis lurus AB sama panjangnya = p. Dengan demikian haruslah dibuat <

PAB dan < QBA kedua-duanya 90º. Tentukan selanjutnya titik-titik a, b, c, d dan

selanjutnya di garis lurus AB dan buatlah pada titik-titik ini garis tinggi yang dibuat

sama dengan p. Maka didapatlah titik a’, b’, c’, d’, dan seterusnya yang merupakan

titik-titik dari garis lurus PQ.

Pada cara kedua di carilah titik A di lapangan yang letaknya sedemikan rupa

sehingga titik P kelihatan dari titik A. buatlah di lapangan garis lurus PA dengan titik-

titik a, b, c, dan d. Hitunglah berturut-turut :

buatlah jarak p1, p2, p3, dan p4 sebagai garis tinggi-garis tinggi berturut-turut dititik

a, b, c, dan d, maka didapatlah titik a’, b’ c’, dan d’ yang akan letak di garis lurus PQ.

Page 14: Iuw Obby Lah Jadi!!!!!!!

Perlulah di sini dibuat lagi sudut-sudut di titik a, b, c, dan , d yang besarnya sama

dengan 90º. Cara kedua ini memerlukan hitungan jarak-jarak p1, dan seterusnya bila

garis PQ panjang, maka banyaklah pula hitungan yang harus dilakukan. Pada cara ke

satu tidaklah ada hitungan yang harus dikerjakan, karena jarak-jarak yang harus

dibuat pada lapangan sama panjangnya dengan jarak p yang telah ditentukan.

3. Alat-alat Pengukur Jarak

Alat-alat pengukur jarak dibagi dalam :

a. kayu ukur

b. meteran

c. pita ukur jarak dari baja;

d. teodolit

Kayu ukur jarak dibuat dari kayu yang kering dan panjangnnya 3 m atau 5 m.

penampannya adalah berbentuk oval dengan ukuran tengah 5 cm dan diujungnya 3

cm. kedua ujung kayu ukur diperlengkapi dengan besi dengan bentuk sedemikian

rupa, hingga garis yang menyatakan ujung kayu ukur itu, dari dua kayu ukur dapat

diletakkan saling tegaklurus. Pada pengukuran jarak kayu dengan kayu ukur selalu

digunakan dua batang kayu ukur. Untuk dapat membedakkan dua kayu ukur ini,

maka satu kayu ukur di beri warna merah-putih-merah, dan kayu ukur lainnya diberi

warna putih-hitam-putih dari meter kemeternya. Dengan demikian jumlah meter yang

genap adalah putih, sedangkan jumlah meter yang ganjil akan berwarna. Tiap-tiap

decimeter dibri tanda dengan paku dari kuningan, sedang jumlah centimeternya harus

dikira-kira.

Pita ukur yang dibuat dari kain tidak banyak digunakan orang lagi, karena

kurang kuat dan lekas rusak. Untuk memperkuat kainnya, maka kain itu diberi

benang dari tembaga. Supaya tahan air, kain dimasukkan dalam minyak yang panas

dan direndam beberapa waktu lamanya, lalu dikeringkan. Lebar pita ukur ini± 2 cm

dan panjangnya ada 10 m. 20 m, atau 30 m. Ujung-ujungnya dibuat dari kulit. Skala

Page 15: Iuw Obby Lah Jadi!!!!!!!

pembagian dibuat bolak-balik dan pita ukur dari kain ini di gulung dalam tempat dari

kulit. Kekurangan pada pita ukur dari kain inilah: mendapat regangan bila basah dan

lekas rusak. Maka dari pita ukur dari kain ini sekarang jarang sekali dipakai. Pita ukur

dari baja lebih baik daripada pita ukur dari kain. Pita ukur baja ini dibuat dari baja,

lebar 20 mm, tebal 0,4 mmdan panjang 20 m, 30 m, 50 m.

Pada ujung-ujung pita ukur baja ini ditempatkan pengangan, sedang garis

awal dan garis akhir dapt ditempatkan pada pegangan tersendiri atau kira-kira pada

pita baja sendiri dengan jarak ± 10 cm dari pegangan. Skala pada pita ukur baja dapt

dibuat dengan cm, sedang pada kedua ujungnyasepanjang 10 cm dibagi dalam skala

mm dan skala dibuat dengan garis-garis yang halus. Ada pula skala dibuat dengan

diberi tanda pelat kuningan , untuk tiap-tiap meter dengan pelat kuningan besar yang

diberi nomor, tiap-tiap dengan pelat kuningan kecil yang bundar. Pita baja dapat

digulung dala tempat yang dibuat dari kulit atau dapat digulung dengan alat

penggulung pita.

Rantai ukur jarak terdiri atas mata rantai yang dibuat dari kawat baja atau

kawat besi galbani yang ada 3 a 4 mm. Tiap ujung mata rantai diberi mata dan mata

rantai-mata rantai digabungkan satu sama lain dengan gelangan sedenikian rupa.

Hingga jarak antara dua gelangan ada 0,50 m. untuk tiap-tiap meter gelangan dibuat

dari kuningan. Pada tiap-tiap 5 m gelangan diberi bentuk lain dan dibuat lebih besar.

Page 16: Iuw Obby Lah Jadi!!!!!!!

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Pokok-pokok penting dalam membuat garis lurus dan mengukur jarak di

lapangan adalah menyatakan titi dilapangan, menentukan garis lurus,

mengetahui alat-alat pengukur jarak, cara pengukuran jarak.

2. Dalam ilmu ukur wilayah penentuan garis lurus dan mengukur jarak

dilapangan sangatlah penting dan merupakan teknik yang harus dikuasai

dalam pengukuran wilayah.

3. Pengukuran dapat dilakukan dimanapun juga.

4. Dalam pengukuran ataupun pembuatan peta, sangatlah diperlukan penentuan

skala.

5. Alat-alat pengukur jarak :

a. meteran

b. kayu ukur

c. pita ukur jarak dari baja;

d. teodolit

B. Saran

Page 17: Iuw Obby Lah Jadi!!!!!!!

Pembuatan garis lurus sebaiknya dilakukan dilapangan yang rata untuk

mendapatkan hasil yang lebih baik dan juga mengurangi persentaseke salahan

dalam pengukuran.

DAFTAR PUSTAKA

Joko, wali. 1997. Dasar Pengukuran Tanah. Jakarta: Erlangga

Triono, Budi A.2001. Pekerjaan Dasar Survei. Yogyakarta: Kanisius.

Wongsojitro, Soetomo.2000. Ilmu Ukur Tanah. Yogyakarta: Kanisius