LAPORAN AKHIR MAGANG RISET ANALISIS EFEKTIFITAS ...pemerintahan.umm.ac.id/files/file/LAP MAGANG...

23
LAPORAN AKHIR MAGANG RISET ANALISIS EFEKTIFITAS PENJARINGAN ASPIRASI MASYARAKAT MELALUI RESES II DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA MALANG Oleh : KELOMPOK DPRD Kota Malang DIAN SETYARINI FARIZKA (201410050311072) ADITYA SUPRAYATMA (201410050311107) RACHMAT HIDAYAT (201410050311088) PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2017

Transcript of LAPORAN AKHIR MAGANG RISET ANALISIS EFEKTIFITAS ...pemerintahan.umm.ac.id/files/file/LAP MAGANG...

LAPORAN AKHIR MAGANG RISET

ANALISIS EFEKTIFITAS PENJARINGAN ASPIRASI MASYARAKAT MELALUI

RESES II DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA MALANG

Oleh :

KELOMPOK DPRD Kota Malang

DIAN SETYARINI FARIZKA (201410050311072)

ADITYA SUPRAYATMA (201410050311107)

RACHMAT HIDAYAT (201410050311088)

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2017

LEMBARAN PENGESAHAN

LOKASI MAGANG DPRD KOTA MALANG

Laporan ini telah disetujui dan disahkan.

Disusun Oleh :

Kelompok DPRD KOTA MALANG

Koordinator Kelompok : Aditya Suprayatma (201410050311107)

Anggota Kelompok : Dian Setyarini Farizka (201410050311072)

Rachmat Hidayat (201410050311088)

Malang, 13 November 2017

Mengetahui,

Dosen Pembimbing Lapangan Koordinator Kelompok

( Salahudin, M.Si ) (Aditya Suprayatma)

NIDN. 0701068702 NIM. 201410050311107

Mengesahkan, Mengetahui,

KASUBAG TATA USAHA Dosen Pengampu Mata Kuliah

Sekretariat DPRD Kota Malang

(Dra. Ismayanti, M.Si) (Hevi Kurnia Hardini, S.IP, MA. Gov)

NIP. 19690211 199602 2 001 NIDN. 10306110441

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lembaga negara yang menjadi Wakil Rakyat di pemerintahan adalah

Dewan Perwakiran Rakyat (DPR) atau Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

(DPRD) untuk tingkat daerah. Lembaga ini sebagai salah satu bentuk

pelaksanaan demokrasi di Indonesia, yang mana dalam sistem yang dilakukan

sebuah negara demokrasi harus menempatkan rakyat sebagai posisi paling

penting sebagai salah satu bentuk kedaulatan rakyat. Diberlakukan Undang-

Undang No.32 Tahun 2004 pasca reformasi tentang Pemerintah Daerah yang

menggantikan Undang-Undang No.22 Tahun 1999.1 Undang-Undang tersebut

kemudian diformulasikan terkait kewenangan otonomi daerah.

Undang-undang tersebut kemudian direformulasikan terkait

kewenangan otonomi daerah. Dituliskan dalam pasal 40 pada Undang-Undang

tersebut bahwa DPRD merupakan lembaga perwakilan rakyat daerah dan

berkedudukan sebagai unsur penyelenggaraan pemerintahan daerah Sedangkan

kewajiban anggota DPRD diantaranya yaitu menyerap, menghimpun,

menampung dan menindaklanjuti aspirasi masyarakat (Pasal 45).

Kewajiban ini secara spesifik juga diatur di dalam Undang-Undang

Nomor. 17 Tahun 2014 tentang MPR, DPR, DPD dan DPRD bahwa semua

anggota DPRD Kabupaten/Kota mempunyai kewajiban untuk menyerap dan

menghimpun aspirasi konstituen yang melalui kunjungan kerja secara berkala,

menampung dan wajib untuk menindaklanjuti aspirasi (pengaduan masyarakat)

serta memberikan pertanggungjawaban secara moral dan politis kepada

konstituen di daerah pemilihannya.

Setiap masyarakat yang hidup di Negara Demokrasi memiliki hak untuk

turut berpartisipasi dalam pembangunan daerah. Salah satu bentuk wujudnya

melalui penjaringan aspirasi dari kegiatan Reses DPRD. Seperti yang kita

ketahui Mekanisme Reses ini yang sangat jarang untuk dipublikasikan

cenderung menyebabkan terjadi penyelewengan terkait proses pelaksanaan

1 Analisis Jaring Aspirasi Melalui Reses Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Lombok Timur Tahun 2015.

yang dinilai kurang mengakomodir aspirasi masyarakat. Sehingga dalam hal ini

masyarakat cenderung tidak merasakan hasil dari kegiatan Reses tersebut.

Dalam laporan magang riset ini kami membahas proses mekanisme

Reses serta hasil dari kegiatan Reses yang selama ini dinilai hasilnya masih

belum sepenuhnya terealisasi dalam pelaksanaannya. Yang dikarenakan

rendahnya tingkat partisipasi masyarakat dan sulitnya akses masyarakat untuk

berpartisipasi dalam pembangunan daerah merupakan suatu kondisi yang dinilai

sangat ironis. Seperti yang kita ketahui partisipasi masyarakat di dalam agenda

Reses ini merupakan unsur terpenting untuk menentukan pembangunan di suatu

daerah. Dalam hal ini tingkat partisipasi masyarakat Kota Malang masih dinilai

sangat lemah, sehingga arah pembangunan di Kota Malang masih belum

sepenuhnya mengakomodir kebutuhan-kebutuhan dari masyarakat sendiri.

B. Rumusan Masalah

Mekanisme Reses yang jarang sekali untuk dipublikasi cenderung terjadi

penyelewengan terutama dalam pembagian pos anggaran reses dan proses

pelaksanaan reses serta pelaksanaanya yang kurang mengakomodir aspirasi

masyarakat. Dari hal ini memunculkan beberapa permasalahan yang

diantaranya :

1. Bagaimana tahapan proses mekanisme Reses II DPRD Kota Malang

dalam menjaring aspirasi masyarakat ?

2. Apa yang menyebabkan kegiatan Reses II DPRD Kota Malang dinilai

kurang efektif dalam pelaksanaannya ?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui tahapan proses mekanisme Reses II DPRD Kota

Malang dalam menjaring aspirasi masyarakat.

2. Untuk mengetahui faktor apa saja yang menyebabkan kegiatan Reses II

yang dinilai kurang efektif dalam pelaksanaannya.

BAB II

LAPORAN KEGIATAN MAGANG RISET

A. Profil Instansi Tempat Magang Riset

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Malang atau yang biasa

disingkat dengan DPRD Kota Malang merupakan sebuah lembaga legislatif

unikameral di Kota Malang. Dewan ini terdiri dari 45 anggota yang dipilih

berdasarkan daftar terbuka dari partai dalam pemilihan umum setiap lima tahun

sekali. Pemilihan dilakukan bersamaan dengan pemilihan anggota Dewan

Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Daerah seta Dewan Perwakilan

Rakyat Daerah seluruh Indonesia. Para anggota DPRD Kota Malang yang baru

tersebut, resmi dilantik pada tanggal 24 Agustus 2014 dengan konfigurasi

Fraksi yang ada di DPRD Kota Malang adalah sebagai berikut :

1. Fraksi PDI-Perjuangan terdiri dari 11 kursi.

2. Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa terdiri dari 6 kursi.

3. Fraksi Partai Demokrat terdiri dari 5 kursi.

4. Fraksi Partai Golongan Karya terdiri dari 5 kursi.

5. Fraksi Partai Amanat Nasional terdiri dari 4 kursi.

6. Fraksi Partai Gerindra terdiri dari 4 kursi.

7. Fraksi Nurani Keadilan terdiri dari 6 kursi/

8. Fraksi Persatuan Pembangunan Nasdem terdiri dari 4 kursi.

DPRD MEMPUNYAI TUGAS DAN WEWENANG :

a. Membentuk peraturan daerah bersama kapala daerah.

b. Membahas dan memberikan persetujuan rancangan peraturan daerah

mengenai APBD yang diajukan oleh kepala daerah.

c. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan daerah dari

APBD.

d. Memberikan pendapat dan pertimbangan kepada pemerintah daerah

terhadap rencana perjanjian internasional di daerah.

e. Meminta laporan keterangan pertanggungjawaban kepala daerah dalam

penyelenggaraan pemerintah daerah.

f. Mengupayakan terlaksananya kewajiban daerah sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan dan melaksanakan tugas dan wewenang lain

yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan.

Sebagai Penyelenggara Pemerintah Daerah, DPRD Kota Malang mempunyai

Visi dan misi sebagai berikut :

VISI :

Terjaminnya Aparatur Politis yang kreatif , kualitatif, Aspiratif dan Perspektif

terhadap Kemajuam dan Kesejahteraan Masyarakat Kota Malang.

MISI :

1. Mewujudkan Anggota DPRD yang berwawasan luas, memiliki kemampuan

dan integritas yang tinggi.

2. Mewujudkan DPRD sebagai Lembaga Perwakilan Rakyat yang responsif,

solutif, dan aplikatif.

3. Mewujudkan peran DPRD terhadap kemajuan dan perkembangan Kota seta

kesejahteraan masyarakat.

4. Menyelenggarakan fungsi pengawasan secara bertanggung jawab.

TUJUAN :

1. Meningkatkan Pelaksanaan Fungsi Legislasi, Fungsi Pengawasan dan

Fungsi Anggaran DPRD Kota Malang.

2. Meningkatkan hubungan yang sinergis antar anggota dan alat kelengkapan

DPRD.

3. Meningkatkan hubungan yang harmonis dan sinergis antara Lembaga

DPRD dan Pemerintahan Daerah.

4. Meningkatkan kualitas produk kebijakan publik dan keputusan politik.

5. Mewujudkan Anggota DPRD yang berkualitas, disiplin, dan berdedikasi.

SASARAN :

1. Terakomodasinya aspirasi masyarakat dalam setiap kebijakan politik yang

ditetapkan oleh Pemerintah Daerah.

2. Terwujudmya peningkatan peran serta masyarakat dalam proses

pengambilan kebijakan politik.

3. Terwujudnya produk-produk hukum yang aspiratif dan berkualitas.

4. Terciptanya suasana yang demokratis dan penuh kebersamaan dalam setiap

proses pengambilan kebijkan politik.

5. Terwujudnya hubungan yang harmonis antara lembaga DPRD dengan

Pemerintah Daerah..

6. Terlaksananya kelancaran setiap proses pengambilan kebijkan politik.

7. Terwujudnya peningkatan pengetahuan, wawasan, pengalaman, disiplin,

dan dedikasi anggota DPRD.

KEBIJAKAN :

Meningkatkan pelaksanaan tugas, fungsi, dan wewenang Dewan Perwakilan

Rakyat Daerah Kota Malang.

Unit Kerja

Untuk melaksanakan tugas dan wewenangnya, DPRD membentuk Alat

Kelengkapan DPRD Kota Malang terdiri :

1. Pimpinan

Pimpinan DPRD terdiri atas 1 orang Ketua dan 3 orang Wakil Ketua,

pimpinan DPRD berasal dari Partai Politik berdasarkan urutan perolehan kursi

terbanyak di DPRD. Pimpinan DPRD mempunyai beberapa tugas diantaranya

adalah Memimpin sidang DPRD dan menyimpulkan hasil sidang untuk diambil

keputusan, Menyusun rencana kerja pimpinan dan mengadakan pembagian

kerja antara ketua dan wakil ketua, dan Meyampaikan laporan kinerja pimpinan

DPRD dalam rapat paripurna DPRD yang khusus diadakan untuk itu.

2. Badan Musyawarah

Badan Musyawarah merupakan alat kelengkapan DPRD bersifat tetap

dan dibentuk oleh DPRD pada awal masa jabatan keanggotaan DPRD terdiri

dari unsur-unsur fraksi, yang susunan Keanggotaan Badan Musyawarah

ditetapkan dalam Rapat setelah terbentuknya Pimpinan DPRD, Komisi, dan

Fraksi. Badan Musyawarah mempunyai beberapa tugas diantaranya yakni

Menetapkan agenda DPRD untuk 1 tahun sidang 1 masa persidangan,

Memberikan pendapat kepada Pimpinan DPRD dalam menentukan garis

kebijakan yang menyangkut pelaksanaan tugas dan wewenang DPRD, dan

Menetapkan jadwal acara rapat DPRD.

3. Komisi

Komisi merupakan alat kelengkapan yang bersifat tetap dan dibentuk

oleh DPRD pada awal masa jabatan keanggotaan DPRD. Setiap anggota DPRD

kecuali Pimpinan DPRD wajib menjadi anggota salah satu komisi. Susunan dan

keanggotaan Komisi ditetapkan oleh DPRD atas usul fraksinya dalam Rapat

Paripurna menurut perimbangan dan pemerataan jumlah anggota tiap-tiap

fraksi. Ketua, Wakil Ketua dan Sekretaris Komisi dipilih oleh anggota Komisi

dan dilaporkan dalam Rapat Paripurna DPRD. Terdapat 4 Komisi di DPRD

Kota Malang yakni Komisi A yang membidangi Pemerintahan, Komisi B yang

membidangi Perekonomian dan Keuangan, Komisi C yang membidangi

Pembangunan, Komisi D yang membidangi Kesejahteraan Rakyat.

Komisi mempunyai beberapa tugas diantaranya yakni Mengupayakan

terlaksananya kewajiban daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan, Melakukan pembahasan terhadap rancangan peraturan daeran dan

rancangan keputusan DPRD, Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan

peraturan daerah dan APBD sesuai dengan ruang lingkup tugas komisi,

Menerima, menampung, dan membahas serta menindaklanjuti aspirasi

masyarakat, Melakukan kunjungan kerja komisi yang bersangkutan atas

persetujuan pimpinan dewan, dan Mengadakan rapat kerja dan rapat dengar

pendapat (Hearing).

4. Badan Kehormatan

Badan Kehormatan merupakan alat kelengkapan DPRD yang bersifat

tetap, susunan keanggotaan Badan Kehormatan dibentuk dan ditetapkan dengan

Keputusan DPRD dalam Rapat Paripurma DPRD berdasarkan usul dari masing-

masing Fraksi. Badan Kehormatan mempunyai beberapa tugas diantaranya

yakni Memantau dan mengevaluasi disiplin/kepatuhan terhadap moral, kode

etik, dan peraturan tata tertib DPRD dalam rangka menjaga martabat,

kehormatan, citra, dan kredibelitas DPRD, Meneliti dugaan pelanggaran yang

dilakukan anggota DPRD terhadap peraturan tata tertib/kode etik DPRD,

Melakukan penyelidikan, verifikasi, dan klarifikasi atas pengaduan pimpinan

DPRD, anggota DPRD dan masyarakat.

5. Badan Anggaran

Badan Anggaran merupakan alat kelengkapan DPRD yang bersifat tetap

dan dibentuk oleh DPRD pada awal masa jabatan keanggotaan DPRD. Anggota

Badan Anggaran diusulkan oleh masing-masing Fraksi dengan

mempertimbangkan keanggotaan dalam tiap-tiap komisi. Badan Anggaran

mempunyai beberapa tugas diantaranya yakni Memberikan saran dan pendapat

berupa pokok-pokok pikiran DPRD kepada kepala daerah dalam

mempersiapkan rancangan anggaran pendapatan dan belanja daerah paling

lambat 5 bulan sebelum ditetapkannya APBD.

Melakukan konsultasi yang dapat diwakili oleh anggotanya kepada

komisi terkait untuk memperoleh masukan dalam rangka pembahasan

rancangan kebijakan umum APBD, Memberikan saran dan pendapat kepada

kepala daerah dalam mempersiapkan rancangan peraturan daerah tentang

perubahan APBD dan rancangan peraturan daerah tentang pertanggungjawaban

pelaksanaan APBD, Melakukan penyempurnaan rancangan peraturan daerah,

Melakukan pembahasan bersama tim anggaran pemerintah daerah terhadap

rancangan kebijakan umum APBD, Serta memberikan saran kepada pimpinan

DPRD dalam penyusunan anggara belanja DPRD.

6. Badan Legislasi Daerah

Merupakan alat kelengkapan DPRD yang bersifat tetap, Susunan

Keanggotaan Badan Legislasi dibentuk pada permulaan masa keanggotaan

DPRD dan permulaan tahun sidang, yang ditetapakan oleh DPRD atas usul

fraksi dalam Rapat Paripurna. Badan Legislasi Daerah mempunyai beberapa

tugas diantaranya yakni Menyusun Rancangan Program Legislasi Daerah yang

memuat daftar urutan dan prioritas peraturan daerah beserta alasannya untuk

setiap Tahun Anggaran di lingkungan DPRD, Koordinasi untuk penyusunan

Program Legislasi Daerah antara DPRD dan Pemerintah Daerah, Menyiapkan

Rancangan Peraturan Daerah usul DPRD berdasarkan program prioritas yang

telah ditetapkan, Melakukan pengharmonisasian pemantapan konsepsi

rancangan peraturan daerah yang diajukan anggota komisi/gabungan komisi

sebelum rancangan peraturan daerah tersebut disampaikan kepada pimpinan

DPRD.2

STRUKTUR ORGANISASI DPRD KOTA MALANG

3

B. Aktivitas Magang Riset

2 Buku Profil DPRD Kota Malang Masa Bakti 2014-2019.3 setwan.malangkota.go.id/profil-anggota-sekretariat-dprd-kota-malang (Diakses pada Tanggal 10 Desember 2017).

Pelaksanaan Magang Riset berlangsung selama 2 bulan, kami kelompok

Magang DPRD Kota Malang memulai magang pada tanggal 13 September 2017 hingga

tanggal 13 November 2017. Kami yang beranggotakan 4 orang diterima dan

ditempatkan pada Komisi D (Bagian Kesejahteraan Rakyat/Kesra). Berikut uraian

kegiatan Mingguan kami selama 2 bulan :

1. Minggu Pertama (Rabu 13 September 2017 – Jum’at 15 September 2017) :

Pengenalan diri di ruang Komisi D.

Pemberian sedikit materi /Briefing tentang tupoksi Komisi D oleh Pembimbing

Lapang Bapak Agus Riyanto selaku staff Komisi D.

Mempelajari kinerja yang ada di Komisi D dan perkenalan dengan pegawai dan

anggota Komisi D

Membuat list dokumentasi Rapat Internal Komisi C dan D (ke dalam Microsoft

Word)

Mengikuti Rapat Paripurna pada jam 19.00 – 23.00, yang dimana membahas

tentang RANPERDA Kota Malang tentang Perubahan APBD Tahun 2017.

Pembuatan kwitansi Kunjungan Kerja Komisi D ke BPBD Kota Denpasar, Bali.

Pembuatan Surat Reses ke II Komisi C dan D tahun 2017.

2. Minggu Kedua (Senin 18 September 2017 - Jum’at 22 September 2017) :

Membuat list Kunjungan Kerja Komisi C dan D ke BPBD Kota Denpasar, Bali.

Membuat daftar Masa Reses ke II Komisi D tahun 2017.

Mengikuti Rapat Paripurna atas Pandangan Umum Fraksi-Fraksi Terhadap 5

RANPERDA Kota Malang.

Semua Anggota Dewan Komisi C dan D mengikuti Rapat BANMUS (Badan

Musyawarah). Dan Rapat Paripurna DPRD Kota Malang.

Membuat Undangan Narasumber Reses II Komisi D.

Semua Anggota Dewan Komisi D mengikuti Rapat Paripurna.

Mengikuti Rapat Paripurna DPRD tentang Penyampaian Penjelasan Walikota

Malang tentang RANPERDA Kota Malang tentang APBD TA 2018.

Mempersiapkan berkas-berkas Komisi D yang akan dibawa Kunjungan Kerja

ke BPBD Kota Denpasar, Bali.

Mempersiapkan berkas-berkas Komisi D yang akan dibawa Kunjungan Kerja

ke DPRD Kota Denpasar, Bali.

3. Minggu ketiga (Senin 25 September 2017 – Jum’at 29 September 2017) :

Semua Anggota Dewan Komisi Cdan D Kunjungan Kerja ke DPRD Kota

Denpasar, Bali.

Menyiapkan Surat Reses II Komisi D.

Membuat list dokumentasi Kunjungan Kerja Komisi D ke BPBD Kota

Denpasar, Bali (ke dalam Microsoft Word).

Semua Anggota Dewan Komisi D Kunjungan Kerja ke DPRD Kota Denpasar,

Bali.

Menyiapkan Surat Reses II Komisi D.

Menyiapkan Daftar Hadir untuk Reses II Komisi D.

Membuat list dokumentasi Kunjungan Kerja Komisi D ke DPRD Kota

Denpasar, Bali (ke dalam Microsoft Word).

Pengenalan diri di ruang Komisi A,B. (Dikarenakan ada 4 Komisi di DPRD

Kota Malang, maka dibuat kebijakan baru oleh Bagian Umum bahwa 1 anak

ditempatkan di 1 Komisi. Pindah Komisi A dan B pada tanggal 28 September

2017.

Pemberian sedikit materi /Briefing tentang tupoksi Komisi B oleh Pembimbing

Lapang Bapak Wiji Kuswandi dan Bapak Solehuddin selaku staff Komisi B.

Mempelajari kinerja yang ada di Komisi B dan perkenalan dengan pegawai dan

anggota Komisi B.

Memfotocopy kwitansi dan berkas-berkas Kunjungan Kerja Komisi B ke Bali

pada tanggal 23-27 September 2017.

4. Minggu keempat (Senin 2 Oktober 2017 – Jum’at 6 Oktober 2017) :

Menyiapkan berkas-berkas yang akan dibawa Komisi B Kunjungan Kerja ke

Jakarta pada tanggal 4/6 Oktober 2017

Menyiapkan berkas-berkas yang akan dibawa Komisi B Kunjungan Kerja ke

Jakarta pada tanggal 4/6 Oktober 2017.

Tidak ada kegiatan di kantor selama Kunjungan Kerja. Dikarenakan semua

Anggota Dewan beserta staff Komisi B Kunjungan Kerja ke Jakarta dari tanggal

4/6 Oktober 2017.

Menerima dan mencatat Surat/Undangan masuk dari Walikota Malang

mengenai “Parade Seni Budaya Jatim Specta Night Carnival” yang ditujukan

untuk Ketua Komisi B.

Menerima dan mencatat Surat masuk yang ditujukan untuk Ibu Nanda (Anggota

Dewan Komisi B) dan Bapak Abdul Hakim (Ketua Komisi B).

5. Minggu kelima (9 Oktober 2017 – Jum’at 13 Oktober 2017) :

Memfotocopy berkas dan kwitansi Kunjungan Kerja Komisi B ke Jakarta.

Membuat list dokumentasi Kunjungan Kerja Komisi B ke Jakarta ke dalam

(Microsoft Word).

Melanjutkan membuat list dokumentasi Kunjungan Kerja Komisi B ke Jakarta

ke dalam (Microsoft Word).

Mengikuti Rapat Paripurna “Penetapan Calon Pengganti Ketua DPRD” yang

baru, yakni Bapak Abdul Hakim selaku Ketua dari Komisi B DPRD Kota

Malang, yang bertempat di Ruang Sidang/Rapat Paripurna Lantai 3 DPRD Kota

Malang.

Memfoto/Mengambil dokumentasi pada pelaksanaan Rapat Paripurna Internal

di Ruang Rapat Internal di Lantai 3 Kantor DPRD Kota Malang yang dihadiri

semua Komisi dari Komisi ABCD.

6. Minggu keenam (Senin 16 Oktober 2017 - Jum’at 20 Oktober 2017) :

Semua Anggota Dewan Komisi ABCCD beserta Staff Komisi melaksanakan

Kunjungan Kerja ke Jakarta dari tanggal 16/18 Oktober, hari Senin sampe Rabu.

Tidak ada kegiatan dikarenakan Komisi Kosong ditinggal Kunjungan Kerja dari

hari Senin hingga Rabu.

Memfotocopy berkas-berkas hasil Kunjungan Kerja.

Dan memfotocopy kwitansi beserta tiket pada saat Komisi B Kunjungan Kerja

ke Jakarta.

Mengikuti BIMTEK bersama semua Anggota Dewan tiap Komisi, diruang

Rapat Internal Lt.3 DPRD Kota Malang.

7. Minggu ketujuh (Senin 23 Oktober 2017 – Jum’at 27 Oktober 2017) :

Pra RESES II Anggota DPRD Kota Malang.

Membuat Surat/Undangan untuk kegiatan Masa Reses II Komisi ABCD.

Membuat Daftar Hadir untuk kegiatan Masa Reses II Komisi ABCD.

Membuat Lembar Aspirasi Masyarakat Masa Reses II Komisi ABCD.

Menyiapkan, menyetempel, menseteples surat/undangan Reses II yang akan

dibagikan kepada masyarakat untuk (Dapil) masing-masing Anggota Dewan

Komisi B.

Memfotocopy daftar hadir untuk kegiatan Masa Reses II Komisi B.

Tidak ada kegiatan di Kantor selama 3 hari, dikarenakan ada Kegiatan Masa

Reses II Anggota Dewan Komisi di luar Kantor. Kegiatan Masa Reses II

dimulai dari tanggal 25/27 Oktober 2017.

Kendala : Ada kendala karena keterlambatan Anggota Dewan Komisi B untuk

menetapkan tanggal dan menentukan tempat untuk Masa Reses II, dan akhirnya surat

dikerjakan secara mendadak. Akhirnya untuk persiapan pembagian surat/undangan

Reses II ini terkesan terburu-buru karena sudah menjelang H-1 Masa Reses II akan

dilaksanakan.

8. Minggu kedelapan (Senin 30 Oktober - Jum’at 3 November 2017) :

Menerima surat masuk untuk Komisi B yang ditujukan kepada Ibu Een

Ambarsari dan Ibu Ya’qud Ananda Gudban, mengenai “Rapat Kerja dengan

Tim PROPEMPERDA Pemerintah Kota Malang”.

Membantu menyusun Laporan Reses II Anggota Dewan Komisi B terkait

dokumentasi pada pelaksanaan kegiatan Reses berlangsung.

Membantu membuat/menyusun Laporan/LPJ Reses II Anggota Dewan Komisi

C terkait dokumentasi pada pelaksanaan kegiatan Reses berlangsung.

Mengikuti Rapat semua Komisi A/D dengan Dinas Perhubungan Kota Malang

di Ruang Rapat Paripurna Lt.3 DPRD Kota Malang.

Melanjutkan Laporan/LPJ Reses II Anggota Dewan Komisi B terkait

dokumentasi pada pelaksanaan kegiatan Reses berlangsung.

Melanjutkan Laporan/LPJ Reses II Anggota Dewan Komisi C terkait

dokumentasi pada pelaksanaan kegiatan Reses berlangsung.

Melanjutkan Laporan/LPJ Reses II Anggota Dewan Komisi B terkait

dokumentasi pada pelaksanaan kegiatan Reses II berlangsung.

Membuat Laporan/ LPJ Reses II Anggota Dewan Komisi B terkait Hasil

Pembahasan pada pelaksanaan kegiatan Reses II berlangsung.

9. Minggu kesembilan (Senin 6 November 2017 – Senin 13 November 2017) :

Melanjutkan Laporan/ LPJ Reses II Anggota Dewan Komisi B terkait Hasil

Pembahasan pada pelaksanaan kegiatan Reses II berlangsung.

Memfotocopy daftar hadir Kegiatan Reses II Komisi B.

Melanjutkan Laporan/ LPJ Reses II Anggota Dewan Komisi C terkait Hasil

Pembahasan pada pelaksanaan kegiatan Reses II berlangsung.

Menerima surat masuk dari Bagian Umum yang ditujukan kepada Ibu Ya’qud

Ananda Gudban selaku Ketua Fraksi Partai Hanura.

Menyiapkan berkas-berkas Komisi B, terkait kwitansi transport dan penginapan

selama Kunjungan Kerja ke Surabaya.

Hari terakhir Magangriset dan Pamitan ke Komisi B, dan kebetulan semua

Anggota Dewan Komisi B ada Kunjungan Kerja ke Surabaya.

BAB III

ANALISA HASIL KEGIATAN

A. Pembahasan Terhadap Rumusan Masalah.

1. Tahapan Proses Mekanisme Reses II DPRD Kota Malang.

Dalam penelitian ini kami melihat dan menganalis dari partisipasi masyarakat dalam

tahapan proses pembuatan keputusan yang disampaikan melalui proses penjaringan

aspirasi melalui kegiatan Reses II anggota DPRD Kota Malang. Bentuk partisipasi

masyarakat disini yakni berupa sumbangan/ide pemikiran yang nantinya menjadi aspirasi

publik. Kemungkinan baik buruknya kualitas aspirasi publik tergantung dari tingkat

partisipasi masyarakat itu sendiri. Dari hal itu dengan adanya partisipasi masyarakat dalam

proses pembangunan suatu daerah sangat diharapkan dapat mewujudkan pemerintahan

yang transparan dan akuntabel.

Dengan mengikutsertakan masyarakat berpartisipasi dalam proses pengambilan

keputusan terkait isu-isu strategis yang mempengaruhi kehidupan mereka sangatlah

memungkinkan untuk menunjukkan pemerintahan yang akuntabel dan bersifat transparan.

Setiap masyarakat yang hidup di Negara Demokrasi memiliki hak untuk turut berpartisipasi

dalam pembangunan daerah. Salah satu bentuk wujudnya melalui penjaringan aspirasi dari

kegiatan Reses DPRD. Seperti yang kita ketahui Mekanisme Reses ini yang sangat jarang

untuk dipublikasikan cenderung menyebabkan terjadi penyelewengan terkait proses

pelaksanaan yang dinilai kurang mengakomodir aspirasi masyarakat.

Reses merupakan kegiatan yang dilakukan oleh anggota DPR maupun DPRD, dimana

anggota dewan bertemu dengan konsetuen di dapil masing-masing, kegiatan tersebut yang

dilakukan secara tersruktur dalam setahun di lakukan tiga kali, kami berkesempatan untuk

mengikuti kegiatan tersebut. Dalam perosesnya memang banyak ketimpangan yang terjadi

dilapangan.

Kegiatan reses sendiri merupakan bagian dari program yang dilaksanankan oleh

anggota Dewan Perwakitan rakyat Daerah yaitu adalah komunikasi dua arah antara

legislatif dengan konstituen melalui kunjungan kerja secara bersekala merupakan

kewajiban anggota DPRD untuk bertemu dengan konsituennya secara rutin pada setiap

massa reses.

Tahapan yang pertama yaitu anggota dewan di seluruh komisi bermusyawarah (badan

masyawarah) untuk mentapkan tanggal kegitan reses tersebut, setelah ditetapkan tanggal,

hasil musyawarah di kembalikan ke fraksi masing-masing, di fraksi di godok materi sekira

yang berkaitan untuk menyerap aspirasi kontituennya. Di komisi tinggal di teknisnya

seperti proposal, undangan DLL.

Tahapan kedua yaitu pimpinan dan sekertaris DPRD di brifing dalam pelaksanaan

kegiatan reses, disini SK kegiatan reses dikeluarkan ke masing-masing dewan, dan

pemilihan ketua panitia atau pendampingan agenda reses tersebut

Tahapan ketiga adalah memberikan undangan ke konstituennya, akan tetapi anggota

DPRD tidak mengundang keseluruhan konstituen di dapilnya hanya mengundang 150 –

200 konstituen. Dari 150 konstituen yang di undang meliputi rt/rw, sanak keluarga dan

anggota partai. Ketika anggota DPRD menyebarkan undangan ke kontituen, anggota dewan

besar harapannya supaya masyarakat menulis aspirasinya yg dilampirkan di undangan

tersebut, sehingga anggta dewan secara struktur dapat menyerap aspirasi dari kontituen.

Pada tahap yang keempat ini merupakan tahap pelaksanaan kegiatan reses, dimana

anggota dewan dipersatukan dengan kontituen di dapil masing-masing. Dalam kegiatan

tersebut anggota dewan memberikan materi-materi tentang, misalnya tupoksi anggota

dewan, naroba, dan pronas. Materi tersebut disampaikan untuk menyadarkan masyarakat

supaya tidak dimakan oleh keganasan globalisasi. Kalau anggota dewan kurang memahami

materi, biasanya anggota dewan mencari pemateri supaya targetan dari kegiatan tersebut

tercapai, setalah penyampaiaan selesai biasanya anggota dewan mempersilakan

kontituennya untuk bertanya masalah materi-materi yang disampaikan.

Tahap yang terakhir adalah pelaporan hasil reses, dalam proses penyususnan laporan

reses ini dilakukan setelsh satu minggu dan maksimal dua minggu setelah kegiatan reses

usai. Laporan tersebut nantinya akan disampaikan pada sekertaris dewan serta

dikumpulkan dan dipilah oleh fraksi untuk nantinya disampaikan kepada DPRD dan

pemerintah daerah dalam sidang Paripurna untuk ditindak lanjuti menjadi Rencana Kerja

pemerintah Daerah.

Setelah pelaksaanaan reses dilapangan untuk menjaring aspirasi masyarakat, tahap

selanjutnya adalah menulis laporan reses itu dengan cara merespon aspirasi-aspirasi yang

diberikan oleh masyarakat di dapil masing-masing dengan cara memasukan mana saja

aspirasi-aspirasi yang sangat mendesak dan menjadi kebutuhan di masyarakat. Nantinya

laporan tersebut akan diserahkan kepada panitia lalu diserahkan kembali kepada Pimpinan

DPRD dan Pemda untuk dijadikan bahan rapat.

2. Kurang Efektifnya Masa Reses II DPRD Kota Malang.

Output kegiatan Reses yaitu kegiatan reses ini maka diharapkan adanya hasilnya dan

kontribusi yang diberikan kepada masyarakat dan konstituen baik berupa pembangunan

fisik maupun pembangunan non fisik oleh anggota dewan yang telah dipilih. Efektifitas

kegiatan reses merupakan bentuk kerja-kerja yang ideal dan yang di harapkan oleh

masyarakat dan konstituennya, akan tetapi dalam proses kegiatan tersebut masih banyak

kekuranagn dalam berbagai aspek, mulai dari perencanaan hilang pelaksanaan dikarnakan

menurut kami anggota DPRD tidak terlalu serius dalam pelaksanaan kegiatan tersebut dan

hal yang paling miris adalah kegiatan reses di jadikan ajang untuk kampanye untuk

menyiapkan diri dalam kontestasi pilkada serentak tahun 2018.

Seharusnya anggota DPRD bisa mengakomodasi aspirasi dan harus bisa menjawab

problematika permasalahan umum masyarakat kota Malang, kami yang mengikuti kegitan

tersebut kaget melihat praktik-praktik yang dilakukan oleh anggota legislatif yang tidak

sesuai dengan konsepan awal. Tidak linear dalam susunan acara mengakibatkan kurang

efektif dikarenakan dalam rangkaian acara tersebut tidak dijelakan permasalahan-

permasalahan akan tetapi materi yang di berikan jauh dari harapan konstituennya. Tidak

linernya meliputi kegiatan seperti ada salah satu dari dewan yang menggunakan reses

sebagai ajang untuk kempanye dan untuk melakukan rapat kerja dalam kepentingan

pantainya.

Dari tahapan tersebut bisa kita analisa dalam aspek efektifitas kegiatan reses pada tahap

tersebut, kami memiliki analis yang menganggap kurang efektif dikarenakan dalam

kegiatan tersebut tidak di beritahu secara luar kepada konstituen di dapil masing-masing,

sehingga penjaringan aspirasinya masih terkendala. Bahkan bisa jadi masyarakat bawah

tidak tahu-menahu, tidak disentuh dalam kegiatan tersebut dan aspirasinya tidak

tersampaikan dikarnakan tidak mendapat undangan untuk menghadiri kegiatan reses

tersebut. Partisipasi masyarakat juga belum sepenuhnya kelihatan dalam kegitan reses

tersebut, bisa jadi anggota DPRD tidak menyebarkan undangan ke kontituennya dan bisa

jadi juga masyarakat masih apatis dengan kegitan politik. Dalam hal ini perspektif

masyarakat masih kurang puas dengan kinerja anggota DPRD.

Kurang puasnya masyarakat dengan kinerja DPRD membuat dampak yang sinifikan

dalam kegiatan reses tersebut, salah satu dampak yang paling kelihatan adalah masyarakat

apatis untuk mengisi lembar aspirasi yang disediakan oleh angota DPRD kota Malang,

meskipun ada kontituen yang mengisis lembaran tersebut, akan tetapi tidak di isi secara

serius dan bahkan ada yang tidak dikembalikan.

Lembar aspirasi merupakan lembar yang diberikan oleh DPRD kota Malang ke

kontituen dalam menyerap aspirasi dari masyarakat, kertas tersebut nantinya akan di

rapatkan dan bentuk follow Up dari kegiatan reses tersebut adalah dalam bentuk program

kerja seperti penjelasan di atas. Kurang partisipasinya masyarakat dalam kegiatan reses

membuat kegiatan reses tersebut kurang efektif dalam hal menggali data untuk menyerap

aspirasi kontituen.

B. Target yang dicapai

Target yang kami peroleh selama kegiatan magang berlangsung yakni kita bisa

mengetahui bagaimana dari mekanisme Reses II anggota Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah Kota Malang. Yang mana kegiatam Reses II anggota DPRD Kota Malang ini

merupakan bentuk partisipasi masyarakat yang berupa sumbangan/ide pemikiran yang

nantinya menjadi aspirasi publik. Kemungkinan baik buruknya kualitas aspirasi publik

tergantung dari tingkat partisipasi masyarakat itu sendiri. Dari hal itu dengan adanya

partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan suatu daerah sangat diharapkan dapat

mewujudkan pemerintahan yang transparan dan akuntabel.

Dalam pelaksanaan Reses II seharusnya anggota DPRD bisa mengakomodasi aspirasi

dan harus bisa menjawab problematika permasalahan umum masyarakat kota Malang,

maka dari itu kami menilai kegitatan Reses II ini masih kurang efektif dalam

pelaksanaannya. Kami yang mengikuti kegiatan tersebut kaget melihat praktik-praktik

yang dilakukan oleh anggota legislatif yang tidak sesuai dengan konsepan awal. Tidak

linear dalam susunan acara mengakibatkan kurang efektif dikarenakan dalam rangkaian

acara tersebut tidak dijelakan permasalahan-permasalahan akan tetapi materi yang di

berikan jauh dari harapan konstituennya.

Maka dari itu masyarakat menganggap kegiatan Reses itu sia-sia yang dikarenakan

hasil dan realisasi reses sebagai wadah aspirasi masyarakat tidak terakomodir Selain tingkat

kehadiran keluangan waktu konstituen menjadi salah satu faktor penghambat dalam

kegiatan reses. Dalam menyesuaikan pada masa pelaporan reses, anggota DPRD Kota

Malang mengadakan musyawarah di internal fraksi masing-masing untuk membahas

laporan reses tersebut..

Dari hasil musyawarah hasil jaring aspirasi masyarakat ini menjadi pokok pokok

pikiran fraksi yang nantinya menjadi pandangan umum fraksi pada masa sidang paripurna.

Sidang paripurna merupakan sidang tertinggi anggota DPRD yang didalamnya dibahas

tindak lanjut hasil reses. Namun dari tindak lanjut hasil reses jarang mendapat perhatian

dari Pemda sehingga hasil dari reses tersebut jarang untuk terealisasi dari hal inilah yang

membuat masyarakat jenuh dan tidak percaya dengan kegiatan reses.

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kegiatan reses sendiri merupakan bagian dari program yang dilaksanankan oleh

anggota Dewan Perwakitan rakyat Daerah yaitu adalah komunikasi dua arah antara

legislatif dengan konstituen melalui kunjungan kerja secara bersekala merupakan

kewajiban anggota DPRD untuk bertemu dengan konsituennya secara rutin pada setiap

massa reses.

Anggota DPRD kota Malang sudah melakukan kegiatan reses sesuai dengan

mekanisme mulai dari tahapan-tahapan awal sampai akhir, kegiatan tersebut sangat

bermanfaat untuk kinerja DPRD kota Malang untuk menambah refrensi untuk membuat

kebijakan program kerja atau pun membuat APBD. Meskipun kegitan reses kurang

berjalan dengan baik baik, akan tetapi DPRD kota malang sudah maksimal dalam

menyerap aspirasi dari kontituennya.

Masyarakat yang masih apatis dan cenderung banyak yang tidak mengisi lembar

aspirasi mengakibatkan kurang efektif dalam pelaksanaan Reses II ini. Karena Dengan

diadakannya reses ini yaitu sebagai bentuk untuk mendengarkan aspirasi masyarakat

untuk di jadikan program kerja kedepan yang secara terbuka dan akuntabel, yang mana

pembangunan tersebut nanti akan dimuat dalam Rapat Rencana Kerja DPRD

kedepannya dan akan diangggarkan pada APBD. Seharusnya juga anggota dewan

memberitau jauh-jauh hari sehingga kontituen bisa berdiskusi denngan masyarakat

sekitar desa tersebut.

B. SARAN

1. Mengingat dari pelaksanaan kegiatan reses adanya kekurangan ketersediaan waktu

maka hendaknya Anggota Dewan Perwakilan Rakyat menambah waktu

penjaringan aspirasi dan dibuat susunan acara yang baik, mempersingkat ucapan-

ucapan sambutan dari tokoh masyarat sekitar dan sambutan dari Anggota Dewan

Perwakilan Daerah Kota Malang itu sendiri.

2. Masyarakat seharusnya berperan aktif dalam kegiatan reses untuk kelancaran

agenda, dan memberikan aspirasi sehingga anggota DPRD mengetahui kebutuhan

dari kontituennya

3. Output kegiatan reses yang hanya berupa laporan tertulis, berisi inspirasi

masyarakat yang majemuk dengan kepentingan yang sangat beragam dan

jumlahnya yang sangat banyak. Menyerap, menghimpun dan memperjuangkan

aspirasi konstituen, tidak dapat begitu saja memastikan bahwa kepentingan tersebut

akan terealisasikan dalam kebijakan pembangunan tahun depan karena panjangnya

sistem anggaran tahunan dan birokratis. Namun setiap Anggota Dewan Perwakilan

Rakyat Daerah Kota Malang harus tetap memperjuangkan kepentingan masyarakat

dan mengunjungi konstituennya dengan penuh tanggung jawab.

4. Kurang variatifnya inspirasi masyarakat yang kecenderungan hanya itu-itu saja

menyebabkan kurang maksimalnya anggota Dewan Perwakilan Rakyat Kota

Malang menyerap inspirasi. Masyarakat harus memilah mana kebutuhan yang

benar-benar mendesak.

DAFTAR PUSTAKA

Buku

1. Wasistiono, Sadu dan Yonathan Wiyoso. 2009. Meningkatan Kinerja Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Fokusmedia: Bandung.

2. Huraerah, Abu. (2008). Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat Model

dan Strategi Pembangunan Berbasis Kerakyatan. Bandung: Humaniora.

Internet

1. Kawal Aspirasi Rakyat, Reses DPRD Tidak Berkualitas. Diakses pada 10 Desember

2017, pukul 13.00 dari http://mcw-malang.org/arsip/2014/12/kawal-aspirasi-rakyat-

reses-dprd-tidak-berkualitas/

Jurnal

1. Budiman Ahmad, 2009. Mekanisme DPRD Provinsi dalam Menerima dan

menindak lanjuti Aspirasi Masyarakat. Studi kasus di DPRD sumatera dan di

Sulawesi.

Peraturan Perundang-Undangan

1. Undang – Undang No. 10 Tahun 2004 tentang keterbukaan Undang-undang No. 17

tahun 2014 tentang MPR, DPR, DPD. Dan Undang-undang Nomor 32 tahun 2004

tentang pemerintah daerah.