LAPORAN AKHIR KAJIAN Ekspor Di...

70
LAPORAN AKHIR KAJIAN Peranan Indirect Ekspor Di Indonesia Pusat Kebijakan Perdagangan Luar Negeri Badan Pengkajian Dan Pengembangan Kebijakan Perdagangan Kementerian Perdagangan Republik Indonesia 2015

Transcript of LAPORAN AKHIR KAJIAN Ekspor Di...

Page 1: LAPORAN AKHIR KAJIAN Ekspor Di Indonesiabppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Peran... · 2017-08-02 · internasional antar negara ataupun industri. ... Untuk negara -negara

LAPORAN AKHIR KAJIAN Peranan Indirect Ekspor Di Indonesia

Pusat Kebijakan Perdagangan Luar Negeri Badan Pengkajian Dan Pengembangan Kebijakan Perdagangan

Kementerian Perdagangan Republik Indonesia

2015

Page 2: LAPORAN AKHIR KAJIAN Ekspor Di Indonesiabppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Peran... · 2017-08-02 · internasional antar negara ataupun industri. ... Untuk negara -negara

Puska Daglu, BP2KP, Kementerian Perdagangan i

KATA PENGANTAR

Nuansa pencapaian target ekspor 300% yang dicanangkan Menteri

Perdagangan di awal pemerintahannya telah memicu beberapa upaya di

Kementerian Perdagangan untuk mencapai target tersebut. Terdapat

persepsi dari beberapa pemangku kebijakan bahwa proses ekspor secara

indirect yang selama ini berlaku apabila diubah menjadi direct maka akan

berkontribusi pada peningkatan ekspor Indonesia. Namun, sebelum hal

tersebut menjadi kebijakan perlu dikaji terlebih dahulu.

Berdasar paparan di atas, pada tahun anggaran 2015 Pusat

Kebijakan Perdagangan Luar Negeri, BP2KP melaksanakan kajian

mengenai ”Peranan Indirect Ekspor di Indonesia”. Kajian ini diharapkan

dapat menjadi bahan referensi serta masukan bagi para pemangku

kebijakan serta pemangku kepentingan lainnya. Kami juga menyadari

akan terdapat kekurangan dalam penyusunan naskah kajian ini. Pada

akhirnya kami ucapkan terima kasih atas bantuan berupa masukan dan

saran dari semua pihak yang membangun untuk kesempurnaan

pelaksanaan kajian ini.

Jakarta, Oktober 2015

PUSAT KEBIJAKAN

PERDAGANGAN LUAR NEGERI

Page 3: LAPORAN AKHIR KAJIAN Ekspor Di Indonesiabppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Peran... · 2017-08-02 · internasional antar negara ataupun industri. ... Untuk negara -negara

Puska Daglu, BP2KP, Kementerian Perdagangan ii

Abstrak

Dalam upaya mendukung kinerja ekspor Indonesia yang semakin

meningkat dan berkelanjutan kajian peranan indirect ekspor di Indonesia

dilaksanakan. Hasil kajian menunjukkan bahwa disamping negara singgah

perdagangan internasional konvensional (Singapura, Hong Kong,

Belanda, Jerman) didapatkan negara Malaysia, Thailand, Vietnam, dll juga

sebagai negara singgah indirect ekspor Indonesia. Rata-rata tahunan

pangsa indirect ekspor Indonesia terhadap ekspor Indonesia adalah

sebesar 16%. Terdapat beberapa alasan pelaku ekspor melakukan ekspor

secara indirect, diantaranya: fasilitas transportasi dan pelabuhan di

negara singgah; produsen eksportir merupakan cabang dari MNC

sehingga pasar dan jalur pengiriman ditentukan pusat; terdapatnya gap

informasi; adanya produksi berlebih mendorong produsen menggunakan

indirect ekspor; letak geografis, preferensi perdagangan dan faktor non-

ekonomi (produk halal). Pada prinsipnya proses ekspor secara indirect

adalah optional bagi pelaku ekspor, apabila menguntungkan pelaku bisnis

pemerintah perlu mendorongnya misalnya dengan memberikan informasi

pasar ekspor, apabila merupakan hambatan dapat dikurangi misalnya

dengan peningkatan efektifitas peranan atase dan ITPC dalam

memberikan informasi pasar ekspor.

Page 4: LAPORAN AKHIR KAJIAN Ekspor Di Indonesiabppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Peran... · 2017-08-02 · internasional antar negara ataupun industri. ... Untuk negara -negara

Puska Daglu, BP2KP, Kementerian Perdagangan iii

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR .................................................................................................. i ABSTRAK ................................................................................................................. ii DAFTAR ISI .............................................................................................................. iii BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah. ..................................................................................... 3 1.3 Tujuan ......................................................................................................... 3 1.4 Output ......................................................................................................... 3 1.5 Dampak/Manfaat ........................................................................................ 4 1.6 Ruang Lingkup ........................................................................................... 4 1.7 Sistematika Laporan ................................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR .................................. 6 2.1 Landasan Teori ........................................................................................... 6 2.2 Penelitian Terdahulu ................................................................................. 10

BAB III METODE PENGKAJIAN ............................................................................ 16 3.1 Kerangka Kerja Konseptual ...................................................................... 16 3.2 Pendekatan Penelitian………………………………………………………...17 3.3 Data dan Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 16 3.3 Metode Analisis ........................................................................................ 16

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................................... 20 4.1 Negara Tujuan Ekspor Utama .................................................................. 21 4.2 Kinerja Ekspor Langsung Indonesia ......................................................... 22 4.3 Kinerja Indirect Ekspor Indonesia…………………………………………….24 4.4 Analisa Keuntungan dan Kerugian Indirect Ekspor Indonesia…………….33

BAB V STUDI KASUS BEBERAPA NEGARA SINGGAH PRODUK INDONESIA……………………………………………………………………….37

5.1 Malaysia………………………………………………………………………...38 5.2 Vietnam………………………………………………………………………....41

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN KEBIJAKAN…………………………………..45 6.1 Kesimpulan Penelitian………………………………………………………...45 6.2 Kelemahan Studi dan Saran Penelitian Lanjutan…………………………..47 6.3 Saran-saran Kebijakan………………………………………………………..48 6.4 Penutup…………………………………………………………………………49

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………...51

Page 5: LAPORAN AKHIR KAJIAN Ekspor Di Indonesiabppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Peran... · 2017-08-02 · internasional antar negara ataupun industri. ... Untuk negara -negara

Puska Daglu, BP2KP, Kementerian Perdagangan 1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut Dahlan Iskan/mantan Menteri BUMN(Republika, 2012),

ada selisih nilai perdagangan Indonesia dan Cina yang mencapai 10

milyar dolar AS dan hal tersebut dinilai tidak wajar.Selisih pencatatan

perdagangan tidak hanya terjadi pada hubungan dagang Indonesia

dan Cina. Dengan Singapura, Amerika dan Jepang pun tidak sama.

Direktur Informasi Kepabeanan dan Cukai Ditjen Bea dan Cukai

Susiwijono mengungkapkan, dalam perdagangan internasional tidak

pernah ditemukan data yang sama antara ekspor dan impor. Menurut

dia, sangat wajar terjadi perbedaan angka perdagangan.

Setelah diteliti Bea dan Cukai, ternyata banyak barang ekspor

Indonesia ke Cina yang masuk melalui negara ketiga (indirect trade).

Dalam perdagangan internasional, menurut Susiwijono, umum sekali

dilakukan melalui negara ketiga. Perdagangan dengan Cina,

Indonesia banyak ‘mampir’ di Hongkong dan Singapura. Berdasarkan

keterangan Susiwijono, sekitar 4,4 milyar dolar ekspor Indonesia

ternyata tercatat di Hongkong(Republika, 2012).

Perdagangan melalui pihak ketiga juga mengemuka pada saat

pertemuan Menteri Perdagangan RI dengan The Secretary for

Commerce and Economic Development of Hongkong, di sela-sela

pertemuan APEC MRT tanggal 17-18 Mei 2014 di Qingdao RRT,

Mendag RI melihat bahwa investasi Hong Kong ke Indonesia

merupakan yang terkecil dibandingkan dengan negara ASEAN

lainnya (Singapura, Thailand, dan Vietnam). Menurut Mendag RI

penyebab hal tersebut diindikasikan karena perdagangan Indonesia-

Hongkong masih dilakukan melalui negara ketiga yaitu Singapura.

Indirect trade sebenarnya hanya salah satu faktor yang

mengakibatkan terjadinya perbedaan data perdagangan (diskrepansi

data). Secara umum, diskrepansi data perdagangan disebabkan oleh

Page 6: LAPORAN AKHIR KAJIAN Ekspor Di Indonesiabppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Peran... · 2017-08-02 · internasional antar negara ataupun industri. ... Untuk negara -negara

Puska Daglu, BP2KP, Kementerian Perdagangan 2

2 hal utama (Puskadaglu, 2012) yaitu: masalah yang berkaitan

dengan pendataan dan masalah data yang tidak terdata.

1. Masalah yang Berkaitan dengan Pendataan

Pada permasalahan ini perbedaan data terjadi disebabkan oleh

sistem pendataan (pencatatan) yang dilakukan oleh BPS.

Dalam proses pencatatan data perdagangan luar negeri,

sistem yang digunakan adalah data ekspor menggunakan

FOB, sedangkan untuk data impor menggunakan CIF.

Faktor lain yang juga dapat menyebabkan terjadinya

perbedaan data adalah karena adanya koreksi data.

Perbedaan data juga dapat disebabkan oleh sistem yang tidak

mampu mencatat antara lain adanya penerapan sistem

konsinyasi dan adanya transit barang di negara singgah

sebelum kapal yang mengangkut sampai ke negara tujuan

ekspor (destination country).

2. Masalah Data yang Tidak Terdata

Dalam kaitan ini, terjadi perbedaan data perdagangan luar

negeri disebabkan karena adanya penyelundupan barang

secara fisik misalnya melalui jalur laut. Disamping itu juga

karena terjadinya penyelundupan dokumen antara lain dengan

cara-cara under invoice maupun pelarian HS untuk

menghindari pengeluaran cost terkait pembayaran tarif bea

masuk dan lain sebagainya.

Tidak semua barang ekspor maupun impor selundupan dapat

dihitung nilainya kecuali untuk barang-barang yang dilarang

baik ekspor maupun impornya.

Terdapat beberapa keuntungan serta kerugian yang akan

didapatkan apabila suatu perusahaan melakukan indirect export.

Dengan melakukan indirect export perusahaan yang mengekspor

mendapatkan beberapa keuntungan yaitu: kemudahan akses pasar,

cukup fokus pada produksi atau pemasaran domestik saja, tidak ada

biaya tambahan (R&D, pemasaran, dan strategi penjualan di pasar

Page 7: LAPORAN AKHIR KAJIAN Ekspor Di Indonesiabppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Peran... · 2017-08-02 · internasional antar negara ataupun industri. ... Untuk negara -negara

Puska Daglu, BP2KP, Kementerian Perdagangan 3

ekspor), manajemen ekspor ditangani perantara, dan tidak perlu

penanganan produk setelah sampai di tujuan ekspor. Sedangkan

kerugian yang akan didapatkan adalah: risiko kehilangan pasar lebih

besar karena dipegang perantara, tidak punya kekuasaan

mengendalikan pasar, dan keuntungan perdagangan lebih rendah

bila dibandingkan ekspor langsung(Peng, 2013).

Berdasarkan hal tersebut, untuk mendukung kinerja ekspor

Indonesia yang semakin meningkat dan berkelanjutan diperlukan

kajian peranan indirect ekspor di Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun masalah yang akan dikaji pada kajian ini adalah“Di

Indonesia terdapat kontradiksi antara persepsi pengambil kebijakan

mengenai indirect ekspor dengan praktek bisnis”.

Adapun hipotesis dari kajian ini adalah: “Pelaku ekspor

melakukan indirect ekspor merupakan keputusan bisnis yang

rasional”.

1.3 Tujuan

Tujuan kajian ini adalah sebagai berikut:

a. Mengidentifikasi negara yang menjadi negarasinggah untuk

ekspor Indonesia;

b. Mengestimasi besaran indirect ekspor Indonesia yang

melalui negara singgah;

c. Mendeskripsikan karakteristik indirect ekspor Indonesia;

d. Mengetahui alasan pelaku bisnis melakukan indirect ekspor.

1.4 Output Adapun output dari kajian ini berupa laporan tentang bahan

rekomendasi dalam rangka pencapaian target ekspor Indonesia,

dalam bentuk:

Page 8: LAPORAN AKHIR KAJIAN Ekspor Di Indonesiabppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Peran... · 2017-08-02 · internasional antar negara ataupun industri. ... Untuk negara -negara

Puska Daglu, BP2KP, Kementerian Perdagangan 4

a. Identifikasi negara yang menjadi negara singgah untuk

ekspor Indonesia;

b. Estimasi besaran indirect ekspor Indonesia yang melalui

negara singgah;

c. Karakteristik indirect ekspor Indonesia

d. Alasan pelaku bisnis melakukan indirect ekspor

1.5 Dampak / Manfaat

Kajian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan

untuk peningkatan kinerja ekspor Indonesia, khususnya melalui

kebijakan peranan indirect ekspor.

Penerima manfaat dari kajian ini adalah Direktorat Jenderal

Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan, Direktorat

Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan,

Kementerian Luar Negeri, Kementerian Perindustrian, Kementerian

Keuangan, dunia usaha dan masyarakat.

1.6 Ruang Lingkup Adapun ruang lingkup kajian yang akan dilakukan adalah

sebagai berikut:

a. Produk ekspor yang dikaji adalah semua produk dalam HS 6

digit;

b. Pasar akhirtujuan ekspor diproksi dengan10 Pasar Ekspor

Utama Indonesia;

c. Karakteristik Indirectekspor dijelaskan berdasarkan produk

yang dominandiekspor melalui Negara pihak singgah;

d. Peranan indirect ekspor diukur berdasarkan prosentase nilai

indirect ekspor terhadap nilai total ekspor.

1.7 Sistematika Laporan

Sistimatika penulisan dapat dilihat dibawah ini :

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Page 9: LAPORAN AKHIR KAJIAN Ekspor Di Indonesiabppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Peran... · 2017-08-02 · internasional antar negara ataupun industri. ... Untuk negara -negara

Puska Daglu, BP2KP, Kementerian Perdagangan 5

1.2. Rumusan Masalah

1.3. Tujuan

1.4. Output

1.5. Dampak/Manfaat

1.6. Ruang Lingkup

1.7. Sistematika Laporan

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR

2.1. Landasan Teori

2.1.1 Penelitian Terdahulu

III. METODE PENGKAJIAN

3.1. Kerangka Kerja Konseptual

3.2. Pendekatan Penelitiam

3.3. Data dan Teknik Pengumpulan Data

3.4. Metode Analisis

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Negara Tujuan Ekspor Utama

4.2. Kinerja Ekspor Langsung Indonesia

4.3. Kinerja Indirect Ekspor Indonesia

4.4. Analisa Keuntungan dan Kerugian Indirect Ekspor

Indonesia

V. STUDI KASUS BEBERAPA NEGARA SINGGAH PRODUK

INDONESIA

1.1. Malaysia

1.2. Vietnam

VI. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN

6.1. Kesimpulan Penelitian

6.2. Kelemahan Studi dan Saran Penelitian

6.3. Saran-saran Kebijakan

6.4. Penutup

VII. DAFTAR PUSTAKA

VIII. LAMPIRAN

Page 10: LAPORAN AKHIR KAJIAN Ekspor Di Indonesiabppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Peran... · 2017-08-02 · internasional antar negara ataupun industri. ... Untuk negara -negara

Puska Daglu, BP2KP, Kementerian Perdagangan 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR

2.1 Landasan Teori

Dalam literatur empiris, Model Neoklasik Heckscher-Ohlin telah

lama diadopsi untuk menjelaskan faktor-faktor penentu perdagangan

internasional antar negara ataupun industri. Baru-baru ini saja

penelitian perdagangan diperluas untuk topik-topik yang terkait

dengan perilaku ekspor perusahaan atau kinerjanya, sebagai akibat

dari ketersediaan data saat ini.

Salah satu temuan penting pada literatur empiris mengenai

perilaku ekspor adalah perusahaan eksportir lebih unggul daripada

non-eksportir dalam beberapa hal. Untuk negara-negara maju,

Bernard, Grazzi, & Tomasi (2011)danBernard & Jensen (1999),

misalnya, mencatat bahwa eksportir di sektor manufaktur Amerika

Serikat memiliki ukuran lebih besar, lebih produktif, lebih padat

modal, mampu membayar upah lebih tinggi, dan mempekerjakan

lebih banyak pekerja terampil. Temuan serupa diamati olehAw &

Hwang (1995) dan Berry (1992)untuk negara-negara berkembang.

Untuk sektor manufaktur Indonesia, Sjöholm & Takii (2003)

mengamati bahwa pabrik-pabrik yang melakukan ekspor memiliki

ukuran lebih besar dan lebih produktif. Mereka juga menemukan

bahwa produktivitas tenaga kerja dari pabrik-pabrik ini kurang lebih

dua kali lebih tinggi sebagai pabrik yang tidak mengekspor dan

perbedaan ini tampaknya telah meningkat dari waktu ke waktu

selama tahun 1990-an.

2.1.1 Biaya Perusahaan Perusahaan adalah entitas terkecil penyedia barang dan

jasa pada level mikroekonomi. Proses untuk menghasilkan

barang dan jasa dinamai produksi. Sehingga, kata lain dari

perusahaan adalah produsen.

Page 11: LAPORAN AKHIR KAJIAN Ekspor Di Indonesiabppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Peran... · 2017-08-02 · internasional antar negara ataupun industri. ... Untuk negara -negara

Puska Daglu, BP2KP, Kementerian Perdagangan 7

Pada proses produksi, perusahaan mengalokasikan

sumber daya yang ada untuk diproses menghasilkan barang

atau jasa produksi. Sumber daya tersebut dapat berupa

barang input, modal, tenaga kerja dan teknologi. Sumber daya

yang diperlukan oleh perusahaan didapatkan dengan

pengorbanan, berupa biaya yang harus dikeluarkan.

Optimalisasi sumber daya dalam konteks ini adalah

pengeluaran biaya produksi serendah-rendahnya.

Keputusan optimalisasi perusahaan tidak didasarkan

pada biaya produksi yang rendah. Optimalisasi perusahaan

berkaitan dengan tujuan perusahaan itu sendiri. Para ekonom

berpendapat bahwa tujuan utama perusahaan adalah

mendapatkan keuntungan maksimal.

Keuntungan perusahaan berkaitan dengan kemampuan

perusahaan menjual barang produksinya. Apabila barang

produksi telah terjual, perusahaan akan memperoleh

pendapatan. Total pendapatan dari seluruh hasil penjualan

dikurangi dengan total biaya produksi adalah total keuntungan

perusahaan.

Kembali ke konteks biaya, ada beberapa istilah yang

perlu dikemukakan . Disamping pengertian tentang biaya total,

ada istilah-istilah lain yaitu: fixed cost, variable cost, sunk cost,

marginal cost, dan average cost.

Total biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk proses

produksi dibagi menjadi dua jenis biaya. Pertama, biaya yang

berubah sesuai dengan perubahan output produksi. Biaya ini

dikenal dengan nama variable cost. Kedua, biaya yang tidak

berubah mengikuti perubahan jumlah output produksi. Jenis

kedua ini dinamai dengan nama fixed cost. Total biaya (total

cost) adalah penjumlahan antara fixed cost dan variable cost.

Biaya rata-rata (average cost) total adalah biaya yang

dikeluarkan untuk satu unit output produksi. Biaya rata-rata

Page 12: LAPORAN AKHIR KAJIAN Ekspor Di Indonesiabppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Peran... · 2017-08-02 · internasional antar negara ataupun industri. ... Untuk negara -negara

Puska Daglu, BP2KP, Kementerian Perdagangan 8

dihitung dengan cara membagi biaya keseluruhan dengan

total output produksi.

Biaya marjinal (marginal cost) menggambarkan berapa

besar perubahan biaya yang harus dikeluarkan, untuk

mengubah/menambah output sejumlah satu satuan. Karena

fixed cost tidak berubah walaupun ada penambahan output,

maka perubahan total cost adalah sama dengan perubahan

variable cost.

Ada istilah lain yang kadangkala membingungkan yaitu

istilah sunk cost. Pindyck & Rubinfeld (2005)mendefinisikan

sunk cost sebagai biaya yang dikeluarkan perusahaan tetapi

tidak bisa di-recovery. Pindyck & Rubinfeld (2005)

mencontohkan sunk cost dengan investasi pada mesin

produksi yang khusus digunakan pada industri tertentu. Ketika

perusahaan bankrut, mesin tersebut tidak bisa dijual karena

tidak ada perusahaan lain yang mau membelinya.

Namun contoh yang diungkapkan oleh Pindyck &

Rubinfeld (2005)tersebut, nampaknya kurang pas. Bisa saja

mesin tersebut terjual namun tidak difungsikan sebagai mesin

produksi. Misalkan, mesin tersebut dibeli lalu didaur-ulang

dengan cara diambil/dimanfaatkan materialnya.

Definisi lain mengenai sunk cost, diungkapkan olehMartin

(1994), denganmemberikan gambaran perbedaan antara fixed

cost dan sunk cost. Perbedaan tersebut dilihat ketika

dilakukan penjualan aset modal. Misalkan, aset modal dibeli

dengan harga p*. Suatu saat, aset tersebut dijual lagi dengan

harga αp*, dimana 0<α<1. Jika α=0, maka biaya modal

tersebut dinamakan sunk cost.

Pengeluaran modal dalam bentuk iklan adalah salah satu

contoh dari sunk cost. Iklan yang dilakukan perusahaan

bertujuan agar produk yang akan dijual dikenal oleh

Page 13: LAPORAN AKHIR KAJIAN Ekspor Di Indonesiabppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Peran... · 2017-08-02 · internasional antar negara ataupun industri. ... Untuk negara -negara

Puska Daglu, BP2KP, Kementerian Perdagangan 9

konsumen. Namun, apabila perusahaan tidak lagi beroperasi

di pasar maka iklan tersebut tidak akan memiliki nilai.

Ketika baru masuk ke pasar, biasanya perusahaan akan

menghadapi sunk cost. Hal ini dikenal pula dengan istilah sunk

cost entry. Dengan melepaskan asumsi pasar persaingan

sempurna, setiap perusahaan yang baru masuk ke pasar akan

mengeluarkan sunk cost entry. Biaya ini misalnya berupa

penyesuaian terhadap standar yang ada, biaya periklanan,

dan biaya riset dan pengembangan.

Disamping sunk cost entry, ketika perusahaan keluar dari

pasar, perusahaan bisa saja menghadapi sunk cost. Sunk cost

saat perusahaan keluar pasar dikenal dengan istilah sunk cost

exit. Contoh sunk cost exit, misalnya untuk industri di

Indonesia ada kewajiban membayar pesangon karyawan

apabila keluar dari industri. Dalam konteks pasar ekspor

misalnya ada ganti rugi akibat tidak terpenuhi perjanjian

ekspor dengan agen domestik.

Sunk cost entry terjadi ketika masuk pasar industri.

Serupa dengan hal tersebut, sunk cost entry juga terjadi ketika

perusahaan akan memasuki pasar ekspor. Barrier to entry ke

pasar ekspor termasuk didalamnya adalah faktor sunk cost ini.

2.1.2 Biaya Ekspor

Seperti yang diungkapkan dalam Pindyck & Rubinfeld

(2005), sunk cost adalah pengeluaran yang telah dilakukan

perusahaan dan tidak bisa di-recovery. Pada pasar

persaingan tidak sempurna, dimana asumsi free entry kita

tinggalkan, maka untuk masuk ke pasar diperlukan biaya yang

dalam hal ini adalah sunk cost. Dalam konteks perdagangan,

sunk cost ini bisa berupa pemasaran, R&D, membuat jaringan

distribusi, membangun reputasi modal, riset pemasaran, dan

desain produk (Krugman, Baldwin, Bosworth, & Hooper,

Page 14: LAPORAN AKHIR KAJIAN Ekspor Di Indonesiabppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Peran... · 2017-08-02 · internasional antar negara ataupun industri. ... Untuk negara -negara

Puska Daglu, BP2KP, Kementerian Perdagangan 10

1987). Pasar ekspor yang dihadapi juga mungkin memiliki

karakteristik khusus.Sehingga, baik pihak manajemen maupun

staf yang terlibat pada distribusi dan pemasaran harus dilatih

terlebih dahulu agar sesuai dengan karakteristik tersebut.

Biaya pelatihan seperti ini juga merupakan sunk cost.

Argumen lainnya mengenai pentingnya sunk cost dalam

keputusan ekspor adalah dari sisi permintaan, dengan dasar

analisis informasi tidak sempurna bagi konsumen. Konsumen

diasumsikan tidak akan yakin akan kualitas suatu barang

sebelum mereka mengkonsumsi barang tersebut. Barang

yang dipercaya kualitasnya oleh konsumen, adalah barang

yang menurut pengalaman konsumsi konsumen memang

pernah dicoba.Diasumsikan pula secara agregat hal tersebut

dikaitkan dengan luasnya distribusi dan iklan barang tersebut.

Semakin terkenal barang tersebut, konsumen semakin

percaya bahwa barang tersebut lebih berkualitas, sehingga

mereka rela untuk membelinya (Baldwin, 1989).

Bagi perusahaan yang baru masuk pasar ekspor dengan

struktur permintaan seperti itu, akan mengakibatkan penjualan

pada tahap awal akan sangat kecil. Biaya yang dikeluarkan

untuk memperkenalkan barang mereka, akan memiliki lag

untuk bisa mendapatkan keuntungan yang lebih besar di

kemudian hari. Dengan demikian, keputusan untuk masuk

pasar ekspor, harus mempertimbangkan keuntungan

menyeluruh selama beroperasi, bukan hanya ketika periode

masuk ke pasar saja (Baldwin, 1989).

2.2 Penelitian Terdahulu Penelitian dengan data panel pada level perusahaan untuk

menunjukan pentingnya sunk cost dalam keputusan ekspor,

dilakukan (Roberts & Tybout, 1995). Mereka menggunakan data

manufaktur Colombia (1981-1989) sebagai bahan

Page 15: LAPORAN AKHIR KAJIAN Ekspor Di Indonesiabppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Peran... · 2017-08-02 · internasional antar negara ataupun industri. ... Untuk negara -negara

Puska Daglu, BP2KP, Kementerian Perdagangan 11

penelitiannya.Roberts & Tybout (1995) menerapkan teori dari

histeresis (Baldwin, 1989) untuk memproksi pengukuran sunk cost

entry di pasar ekspor pada level perusahaan. Sumbangsih mereka

adalah memproksi sunk cost entry dengan partisipasi perusahaan

dipasar ekspor. Penelitian ini telah menjadi rujukan penelitian lain

untuk pengolahan data panel dalam mengukur sunk cost entry.

Máñez, Rochina-Barrachina, & Sanchis (2008)mengambil data

dari industri manufaktur Spanyol pada periode 1990-2000, dimana

hasil penelitian tersebut mendukung adanya histeresis yang dilandasi

oleh adanya sunk cost. Modelnya sendiri mengikuti apa yang telah

dibuat oleh Roberts & Tybout (1995), dimana perusahaan

diasumsikan bersikap rasional dan memaksimalkan keuntungan.

Penelitian ini menguji adanya sunk cost hysteresis pada keputusan

ekspor yang diambil oleh perusahaan di Spanyol. Pendekatan yang

digunakan adalah model dynamic random effects multivariate yang

memungkinkan mengendalikan sumber-sumber pengaruh yaitu

adanya sunk-cost, heterogeneity dan transitory shock.

Sjöholm & Takii (2003)memakai data panel industri manufaktur

Indonesia pada periode 1990-2000 untuk menjelaskan pengaruh

hubungan-dengan-perusahaan-asing terhadap partisipasi ekspor

perusahaan-perusahaan Indonesia. Walaupun fokus penelitian ini

adalah pengaruh hubungan-dengan-perusahaan-asing yang

ditunjukan dengan kepemilikan modal asing, dalam perusahaan-

perusahaan Indonesia terhadap partisipasi ekspor mereka. Namun

hasil penelitian juga mampu menunjukan seberapa besar pengaruh

sunk cost terhadap partisipasi ekspor. Seperti penelitian lainnya,

model penelitian ini mengikuti apa yang telah dibuat oleh Roberts &

Tybout (1995), dimana perusahaan diasumsikan rasional dan

memaksimalkan keuntungan. Hasil penelitian menunjukan bahwa

sunk cost adalah faktor yang penting dalam partisipasi ekspor: lag

variabel ekspor selama satu tahun memperlihatkan hasil yang positif

dan signifikan secara statistik.

Page 16: LAPORAN AKHIR KAJIAN Ekspor Di Indonesiabppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Peran... · 2017-08-02 · internasional antar negara ataupun industri. ... Untuk negara -negara

Puska Daglu, BP2KP, Kementerian Perdagangan 12

Terdapat beberapa penelitian yang telah dilakukan mengenai

indirect trade atau intermediary trade. Hasil penelitian Schröder,

Trabold, & Trübswetter (2003) berdasarkan data ekspor Perancis

menemukan bahwa semakin besar biaya akses pasar maka semakin

besar share intermediary trade, semakin kecil pangsa pasarnya

maka semakin besar share intermediary trade, dan share

intermediary trade tidak bergantung pada biaya karena jarak

perdagangan tidak signifikan mempengaruhi share intermediary

trade. Dalam studi mereka, dilakukan regresi panel terhadap share

intermediary trade sebagai variabel dependen yang dipengaruhi oleh

dummy liberalisasi perdagangan, nilai ekspor perdagangan tiap

perusahaan, jarak ke negara tujuan perdagangan, jumlah trade

intermediary di negara tujuan dan dummy variabel negara tujuan

dagang apabila pernah menjadi negara koloni Perancis.

Intermediary trade biasanya menjadi “market makers” di negara-

negara berkembang (Kumar & Bergstrom, 2007). Akan tetapi, untuk

mempererat hubungan antara perusahaan dengan perantara ekspor

dibutuhkan kepercayaan yang berawal dari komunikasi langsung,

jujur dan transparansi kegiatan.Dalam studi mereka dilakukan survey

terhadap perusahaan perantara, perusahaan pengekspor dan

perusahaan distribusi. Setiap responden ditanyakan pertanyaan-

pertanyaan mengenai bagaimana perusahaan melakukan perantara

perdagangan, apa saja yang menjadi kendalanya, apakah

perusahaan dapat dengan bebas memilih perusahaan perantara,

apakah dampak dari kegiatan perdagangan melalui perantara,

bagaimana kepercayaan dapat dibangun dengan perusahaan

perantara, apakah faktor budaya lokal mempengaruhi proses

membangun kepercayaan dan bagaimana meminimisasi risiko

perdagangan melalui perantara.

Lebih lanjut, studi dari Paul Ellis (2003) menyatakan bahwa

intermediary trade dapat mempercepat proses pembangunan. Dalam

studinya diidentifikasi keuntungan-keuntungan dari perdagangan

Page 17: LAPORAN AKHIR KAJIAN Ekspor Di Indonesiabppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Peran... · 2017-08-02 · internasional antar negara ataupun industri. ... Untuk negara -negara

Puska Daglu, BP2KP, Kementerian Perdagangan 13

melalui intermediary trade, yaitu meningkatkan efisiensi dalam

mendistribusi barang menuju suatu negara melalui minimisasi biaya

dalam menghadapi hambatan perdagangan, mendorong

pertumbuhan produktivitas melalui terbukanya peluang pasar baru

dan sumber input baru, dan dapat meningkatkan teknologi

permasaran, kredit, pemerataan infrastruktur, pelatihan pemasaran

serta impor kebutuhan-kebutuhan pembangunan.

Sebuah studi dariFeenstra & Hanson (2004)di tahun 2000

menganalisa peran Hong Kong yang menjadi perantara perdagangan

antara Cina dan negara lain. Data penelitian menunjukkan bahwa

53% ekspor Cina dikirim ke Hong Kong sejak tahun 1988 – 1998,

sedangkan barang Cina yang dire-export lewat Hong Kong

cenderung lebih mahal karena adanya markup. Data yang digunakan

untuk penelitian ini adalah data ekspor dan re-ekspor dari Hong Kong

Census and Statistics Office.Peran intermediaries Hong Kong diukur

dengan dua (2) cara, yaitu:

1. Re-export share yakni nilai Chinese re-export lewat Hong Kong

ke pasar tujuan dibagi dengan total direct chinese export ke

pasar tujuan (yang tidak lewat Hong Kong).

2. Re-export markup yang dikalkulasi dengan re-export value

Chinese products dari Hong Kong dikurangi import value of

Chinese products. Markup ini menjadi patokan tentang cost of

information dan quality control.

Studi tersebut juga mengungkapkan lima (5) alasan Cina

melakukan re-export melalui Hongkong, yaitu:

1. Hong Kong traders memiliki keunggulan informasi perdagangan

antara Cina dengan seluruh dunia. Sebagai negara perantara,

Hong Kong bisa mengklaim biaya informasi untuk barang

Cina.Keunggulan informasi ini juga yang menyebabkan Hong

Kong menjadi quality control bagi barang Cina agar sesuai

dengan standar internasional (Quality Sorting).

Page 18: LAPORAN AKHIR KAJIAN Ekspor Di Indonesiabppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Peran... · 2017-08-02 · internasional antar negara ataupun industri. ... Untuk negara -negara

Puska Daglu, BP2KP, Kementerian Perdagangan 14

2. Penghubung jaringan produksi. Re-export dari Hong Kong

digunakan untuk mentransfer barang setengah jadi untuk

diproduksi di negara lain.

3. Taxes, tariffs, and Quotas. Hong Kong menerapkan corporate

tax lebih rendah.

4. Multinational firms menyebabkan kemungkinan re-export lebih

besar oleh karena adanya tax benefit.

5. Jarak antara negara tujuan ekspor dengan Cina yang cukup jauh

dan bervariasi. Semakin jauh jaraknya, re-export semakin

mungkin terjadi.

Selain itu, sebuah studi dari Jolanda Hessels dan Siri Terjesen

di tahun 2007 mengungkapkan alasan mengapa UKM di Belanda

melakukan indirect export. Kedua ahli tersebut menjelaskan bahwa

ada dua aspek besar yang mempengaruhi perilaku ekspor UKM yaitu

resource dependency dan institutional theory.Resource dependency

ini berarti adanya kemampuan suatu perusahaan untuk mengakses

sumber daya dari pihak lain di dalam lingkungan dan bagaimana

kelangkaan sumber daya bisa mendorong organisasi untuk mencari

inovasi dan memakai sumber daya alternatif. Sedangkan, institutional

theory menjelaskan bagaimana organisasi bisa mengadopsi perilaku

yang dapat diterima dalam lingkungan organisasinya. Hasil dari studi

ini menyatakan bahwa financial access yang baik dalam lingkup

domestik akan lebih mendorong UKM untuk melakukan indirect

export. Sedangkan pengaruh dari pihak lain dan lingkungan bisnis

berpengaruh dalam mendorong UKM untuk berekspor(Hessels,

Terjesen, & others, 2007).

Dalam studi mereka dilakukan regresi binomial dan

multinomial.Dimana variabel dependen untuk model pertama adalah

melakukan direct export atau indirect export, sedangkan untuk

regresi multinomial, informasi bahwa perusahaan tidak melakukan

ekspor juga dimasukan dalam nilai katergori variabel dependen.

Kemudian, kedua model regresi dijelaskan oleh akses pengusaha

Page 19: LAPORAN AKHIR KAJIAN Ekspor Di Indonesiabppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Peran... · 2017-08-02 · internasional antar negara ataupun industri. ... Untuk negara -negara

Puska Daglu, BP2KP, Kementerian Perdagangan 15

terhadap berbagai fasilitas yang dapat mendukung usaha mereka

dan dikontrol oleh sektor usaha mereka(Hessels et al., 2007).

Lebih lanjut, peran wholesaler dalam mendorong terjadinya

indirect export juga cukup besar.(Bernard et al., 2011) menganalisa

data perusahaan-perusahaan di Italia dan menyimpulkan bahwa

keputusan perusahaan untuk mengekspor melalui perantara (indirect

export) dipengaruhi oleh nilai fixed cost yang berbeda-beda di

masing-masing negara tujuan. SedangkanCrozet, Lalanne, & Poncet

(2013) melakukan analisa data perusahaan-perusahaan Perancis

guna membuktikan bahwa keberadaan wholesaler membantu

perusahaan untuk dapat meningkatkan kegiatan ekspor mereka. Hal

ini disebabkan karena wholesaler menghilangkan kendala yang

dihadapi perusahaan untuk mencapai pasar-pasar yang sulit digapai

dan dapat membantu perusahaan yang kurang efisien untuk

mensuplai pasar-pasar di luar negeri.

Studi dari (Bernard et al., 2011 membuktikan hipotesanya

menggunakan uji model regresi terhadap nilai ekspor perusahaan.

Untuk menjelaskan nilai ekspor dilibatkan variabel-variabel

independen yaitu karakter negara tujuan ekspor, variabel dummy

apakah perusahaan mengekspor melalui wholesaler atau tidak, dan

interaksi variabel-variable tersebut serta biaya-biaya perdagangan

yang harus ditanggung oleh perusahaan baik yang bersifat fixed

maupun yang berubah-ubah.

Penelitian dari Crozet, Lalanne, & Poncet (2013) melakukan uji

ekonometrika terhadap share wholesaler dalam nilai ekspor. Model

ini diregresi terhadap nilai PDB negara tujuan ekspor, jarak negara

tujuan ekspor, karakteristik negara tujuan ekspor (berbatasan dan

berbahasa yang sama), biaya perdagangan, dan dummy proteksi

perdagangan. Model ini juga mengontrol fixed effect dari setiap

negara tujuan perdagangan guna menjelaskan faktor-faktor spesifik

negara yang belum dijelaskan oleh variabel-variabel independen.

Page 20: LAPORAN AKHIR KAJIAN Ekspor Di Indonesiabppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Peran... · 2017-08-02 · internasional antar negara ataupun industri. ... Untuk negara -negara

Puska Daglu, BP2KP, Kementerian Perdagangan 16

BAB III METODE PENGKAJIAN

3.1.Kerangka Kerja Konseptual

Inisiatif penelitian ini diawali dari berbagai argumen mengenai

kinerja produk ekspor Indonesia yang sudah berjalan selama ini. Ada

kecenderungan dari produk-produk Indonesia untuk diekspor melalui

negara-negara singgah sebelum sampai ke negara tujuan

akhir.Dugaan ini diperkuat dengan realita bahwa nilai investasi ke

Indonesia tidak sejalan dengan nilai perdagangan Indonesia ke

negara tertentu. Umumnya, kedua faktor ini berjalan beriringan,

karena didasari logika ekonomi untuk menciptakan keskalaan

ekonomi guna mendapatkan keuntungan yang lebih besar dan

menciptakan kestabilan dalam proses perdagangan.

Didasari permasalahan itu, penelitian ini berusaha

mengungkap besaran nilai indirect ekspor Indonesia yang dapat

menjelaskan fenomena tidak seiringnya kegiatan investasi dan

perdagangan. Kemudian, penelitian ini juga berusaha mengungkap

bahwa ada kecenderungan proses ekspor tidak langsung melalui

negara-negara tertentu yang dianggap favorit, contohnya, banyak

pelaku dan ahli perdagangan setuju dengan dugaan bahwa banyak

produk Indonesia yang transit dulu di Singapura dan Hongkong

sebelum sampai ke negara tujuan akhirnya.

Proses transit ini secara logika menghilangkan beberapa

bagian dari nilai tambah yang semestinya dapat dinikmati oleh

produsen dalam negeri. Akan tetapi dilain sisi, proses transit ini bisa

saja sebagai media untuk memperluas pemasaran produk Indonesia

di pasar global. Menimbang sisi biaya dan keuntungan (cost and

benefit) dari kegiatan indirect ekspor memberikan penilaian baik atau

buruk dari dampaknya.

Page 21: LAPORAN AKHIR KAJIAN Ekspor Di Indonesiabppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Peran... · 2017-08-02 · internasional antar negara ataupun industri. ... Untuk negara -negara

Puska Daglu, BP2KP, Kementerian Perdagangan 17

Dengan asumsi bahwa produk-produk Indonesia dapat lebih

bersaing di pasar global masa kini, maka tentunya keberadaan

indirect ekspor harus dapat dikurangi dan dialihkan menjadi ekspor

langsung.Dengan demikian dampak kesejahteraan bagi produsen

dalam negeri dapat meningkat.Tujuan ini diperkuat dengan semakin

kompetitifnya produk Indonesia di pasar global karena nilai tukar

rupiah yang melemah dan teknologi produksi yang meningkat

sehingga harga produk Indonesia menjadi lebih murah dan kualitas

produksi yang semakin membaik.

3.2 Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan

kualitatifdalam data dan analisisnya.Pendekatan analisis deskriptif

dilakukan terhadap data re-exporting share maupun data yang

didapat dari hasil interview. Selain itu, digunakan pula pendekatan

kualitatif (expert judgement) yangmelibatkan dan menggunakan

informasi dari berbagai stakeholders melalui FGD dan diskusi

terbatas. Hal ini dilakukan untuk melengkapi hasil dari analisis

data.Kombinasi kedua pendekatan ini dimaksudkan agar analisis

penelitian dapat lebih komprehensif dan diharapkan dapat

menghasilkan kesimpulan yang lebih terpercaya.

3.3 Data dan Teknik Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer

dan data sekunder.Data primer dikumpulkan denganmelakukan

Focus Group Discussion (FGD)atau diskusi terbatasdengan

stakeholder terkait.Hal ini dimaksudkan agar respon yang didapat

dari para stakeholder dan ahli dapat dipakai untuk mengklarifikasi

hasil pengolahan data sekunder.UN-Comtrade yang diakses melalui

World Integrated Trade Solution (WITS) adalah sumber data

sekunder yang digunakan di kajian ini.Sebenarnya, UN-Comtrade

menyediakan data re-export yang didefinisikan sebagai produk asing

yang masuk ke sebuah negara dan langsung diekspor kembali ke

Page 22: LAPORAN AKHIR KAJIAN Ekspor Di Indonesiabppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Peran... · 2017-08-02 · internasional antar negara ataupun industri. ... Untuk negara -negara

Puska Daglu, BP2KP, Kementerian Perdagangan 18

negara lain tanpa mengalami perubahan atau proses lebih lanjut.

Akan tetapi, data re-export WITS tidak menyebut negara produsen

awal dari produk dan juga tidak ada informasi sudah berapa persen

produk bertambah nilai sebelum mengalami re-ekspor.Menjawab

tantangan dalam hal ketersediaan data ini, kajian ini menerapkan

metode proksi yang diuji keabsahan datanya melalui beberapa tahap.

3.4 Metode Analisis Untuk menganalisa pola indirect export Indonesia menggunakan

data yang ada, pertama-tama kita akan identifikasi negara-negara

yang menjadi favorit untuk re-export produk-produk perdagangan.

Kemudian tahap berikutnya, kita tunjukan berapa besar ekspor

Indonesia ke negara-negara tersebut, khususnya untuk produk-

produk perdagangan yang diteliti. Dari korelasi kedua data tersebut

kita akan dapat menduga indirect export Indonesia yang melalui

negara singgah.

Berdasarkan data yang disimpulkan melalui analisa diatas

kemudian, dihitung beberapa indikator yang dapat mengukur

konsentrasi indirect export Indonesia, yaitu:

1. Persentase incidence (PI), yaitu prosentase ekspor produk yang

melalui negara ketiga dibandingkan total ekspor. Dengan indikator

ini dapat diketahui seberapa besar indirect exportdi masing-

masing negara singgah.

= (1)

Dimana indirect merupakan jumlah produk line yang indirect

melalui negara ke-tiga, TX adalah total produk lineke negara ke-

tiga tersebut. Indeks i adalah negara pelapor ekspor yang dalam

studi ini adalah Indonesia, j adalah negara partner.

2. Nilai perdagangan indirect, yaitu nominal perdagangan indirect

dalam nilai USD yang melalui negara ketiga.

Page 23: LAPORAN AKHIR KAJIAN Ekspor Di Indonesiabppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Peran... · 2017-08-02 · internasional antar negara ataupun industri. ... Untuk negara -negara

Puska Daglu, BP2KP, Kementerian Perdagangan 19

3. Volume perdagangan indirect dalam satuan kilogram yang melalui

negara ketiga

Metode diatas memberikan analisa deskriptif tentang situasi

indirect exporting yang dilakukan oleh eksportir

Indonesia.Diantaranya mengenai konsentrasi, tren dan variasi produk

indirect ekspor. Temuan dari metode pengukuran ini tentu saja akan

sangat bervariasi di setiap negara ketiga, dan dengan itulah dapat

dihipotesakan alasan-alasan pelaku ekspor berdagang melalui

negara tersebut. Kemudian, alasan-alasan inilah yang akan

dikonfirmasi melalui diskusi langsung dengan para pelaku ekspor.

Dari tinjauan pustaka akan kerangka berpikir tentang indirect

exporting, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi keputusan

perusahaan melakukan indirect export faktor utama adalah besarnya

biaya untuk melakukan ekspor ke suatu negara (cost of exporting),

sedangkan faktor lainnya adalah skala usaha (firm size) serta

keterlibatan perusahaan dalam Global Value Chain (GVC). Beberapa

variabel dapat menggambarkan cost of exporting, seperti misalnya

jarak dengan negara pasar ekspor yang mewakili biaya transportasi,

Biaya untuk melakukan pemasaran, infrastruktur logistik baik di

dalam negeri maupun di luar negeri, konsentrasi eksportir per daerah

(per kabupaten atau per propinsi) dan per sektor, pangsa

kepemilikan asing dalam suatu industri, dan lain sebagainya.

Berdasarkan literatur terdapat kecenderungan hubunganbahwa

semakin besar cost of exporting dengan semakin besar peranan

indirect export, semakin besar keterlibatan dalam GVC akan semakin

besar peranan indirect exportnya, dan semakin besar ukuran

perusahaan maka akan semakin kecil peranan indirect exportnya.

Bagian penting dari kajian ini adalah FGDdengan beberapa

eksportir di beberapa wilayah di Indonesia.Metode ini dilakukan untuk

menganalisa secara mendalamfaktor-faktor yang disebutkan

sebelumnyaberpengaruh terhadap keputusan indirect ekspor

perusahaan. Beberapa faktor yang akan dicoba dianalisa (meskipun

Page 24: LAPORAN AKHIR KAJIAN Ekspor Di Indonesiabppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Peran... · 2017-08-02 · internasional antar negara ataupun industri. ... Untuk negara -negara

Puska Daglu, BP2KP, Kementerian Perdagangan 20

tidak terbatas pada faktor-faktor ini saja) adalah peranan perantara

dalam jaringan produksi dan faktor penyedia jasa logistik.

Pertanyaan-pertanyaan besar FGD dapat dijabarkan dalam lampiran

laporan ini.

Page 25: LAPORAN AKHIR KAJIAN Ekspor Di Indonesiabppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Peran... · 2017-08-02 · internasional antar negara ataupun industri. ... Untuk negara -negara

Puska Daglu, BP2KP, Kementerian Perdagangan 21

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Negara Tujuan Ekspor Utama

Pada kajian ini dipilih sepuluh (10) negara yang merupakan

tujuan ekspor utama Indonesia. Khusus untuk negara-negara ASEAN

tidak dipilih menjadi negara tujuan oleh karena lokasi yang sangat

dekat dengan Indonesia dan besarnya kemungkinan negara-negara

ASEAN menjadi negara singgah produk ekspor Indonesia.

Kemudian, khusus bagi negara-negara Uni Eropa disajikan sebagai

kelompok negara oleh karena custom union yang diselenggarakan di

wilayah mereka.

Negara-negara yang merupakan partner ekspor utama

Indonesia, secara berurutan, adalah Jepang, RRT, Uni Eropa,

Amerika Serikat, India, Republik Korea, Australia, Saudi Arabia, Turki

dan Brazil. Bagi kajian ini, kesepuluh negara ini dapat dikatakan

mewakili masing-masing benua atau wilayah besar yang menjadi

tujuan utama produk Indonesia ke seluruh dunia. Tampak pada

daftar hanya wilayah benua Afrika saja yang tidak terwakili oleh

karena bisa dikatakan ekspor Indonesia kesana relatif kecil.

Tabel 4.1 memberikan peringkat dari negara-negara tujuan

ekspor utama berdasarkan nilai ekspor Indonesia tahun 2013,

termasuk menampilkan nilai ekspornya untuk beberapa tahun ke

belakang. Sebagaimana ditunjukkan pada tabel, Jepang konsisten

menjadi peringkat teratas sebagai tujuan ekspor langsung Indonesia

dari tahun 2009 hingga 2013 (apabila dilihat lebih jauh kebelakang,

hasilnya relatif tidak berubah). Tahun 2009, Indonesia mengekspor

produk-produknya senilai 18 milyar dollar, kemudian meningkat

menjadi 27 milyar dollar di tahun 2013. Dari kesepuluh negara ini,

hanya India dan Republik Korea yang cenderung mengalami

Page 26: LAPORAN AKHIR KAJIAN Ekspor Di Indonesiabppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Peran... · 2017-08-02 · internasional antar negara ataupun industri. ... Untuk negara -negara

Puska Daglu, BP2KP, Kementerian Perdagangan 22

perubahan peringkat dalam rentang 2009 ke 2013, yaitu saling

bersaing untuk peringkat 5 terbesar.

Tabel 4.1. Negara-negara tujuan ekspor utama Indonesia

Negara/kelompok negara 2009 2010 2011 2012 2013 Peringkat

Jepang 18,574,730 25,781,814 33,714,696 30,135,107 27,086,259 1 RRT 11,499,327 15,692,611 22,941,005 21,659,503 22,601,487 2 Uni Eropa 13,640,528 17,202,683 20,536,278 18,054,075 16,783,876 3 Amerika Serikat 10,889,079 14,301,876 16,497,616 14,910,181 15,741,132 4 India 7,432,893 9,915,039 13,335,706 12,496,314 13,031,303 5 Republik Korea 8,145,208 12,574,641 16,388,801 15,049,860 11,422,476 6 Australia 3,264,224 4,244,397 5,582,530 4,905,413 4,370,482 7 Saudi Arabia 956,245 1,167,297 1,430,126 1,776,507 1,734,017 8 Turki 678,441 1,073,749 1,433,402 1,369,691 1,536,241 9 Brazil 888,403 1,528,241 1,734,908 1,486,191 1,514,413 10

Ket: Satuan dalam ribuan dollar Sumber: UN Comtrade

Dari sudut pandang negara tujuan ekspor, ternyata produk-

produk Indonesia relatif kecil pangsa pasarnya dibanding

keseluruhan nilai impor mereka. Sebagai contohnya, produk-produk

Indonesia ke Australia hanya mencapai 2.5% dari total impor negara

tersebut dari seluruh dunia di tahun 2013. Bahkan persentase

tersebut menurun bila dibandingkan dengan tahun 2012 yang

mencapai 2,63%.

4.2 Kinerja Ekspor Langsung Indonesia

Grafik 4.1 menampilkan persentase pangsa pasar produk

ekspor langsung Indonesia di negara-negara tujuan utama. Tampak

pada grafik, secara umum ada kecenderungan penurunan

persentase di setiap negara terutama dalam beberapa tahun terakhir.

Hanya Turki dan Amerika Serikat yang relatif stabil dalam 3 tahun

terakhir. Selain itu, persentase terbesar terjadi untuk Jepang yang

hampir mencapai 3.5% di tahun 2013.

Page 27: LAPORAN AKHIR KAJIAN Ekspor Di Indonesiabppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Peran... · 2017-08-02 · internasional antar negara ataupun industri. ... Untuk negara -negara

Puska Daglu, BP2KP, Kementerian Perdagangan 23

Sumber: Dihitung dari data UN Comtrade

Grafik 4.1. Porsi ekspor langsung Indonesia di negara tujuan

.872251.823773

.903457

.906354.878285

.924922.91708.940345

.854099.78161

1.196341.25289

1.088191.067191.06003

2.558323.01713

3.283033.28918

2.86743

3.49543.67603

4.027074.12714

4.0206

3.294952.94187

3.08972.84085

2.91094

.86991.88092

.970093.931168

.983466

1.889832.018962.03347

1.660411.51366

.669543.778046

.851229.844427

.774847

2.5242.63632.62365

2.548532.28238

0 1 2 3 4

United States

Turkey

Saudi Arabia

Korea, Rep.

Japan

India

European Union

China

Brazil

Australia

20132012201120102009

20132012201120102009

20132012201120102009

20132012201120102009

20132012201120102009

20132012201120102009

20132012201120102009

20132012201120102009

20132012201120102009

20132012201120102009

Page 28: LAPORAN AKHIR KAJIAN Ekspor Di Indonesiabppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Peran... · 2017-08-02 · internasional antar negara ataupun industri. ... Untuk negara -negara

Puska Daglu, BP2KP, Kementerian Perdagangan 24

4.3 Kinerja Indirect Ekspor Indonesia

Grafik 4.2 menunjukkan tren indirect ekspor Indonesia dari

tahun 2009 ke 2013. Dalam lima tahun terakhir, puncak perdagangan

terjadi di tahun 2011 melebihi 14 milyar dollar. Kemudian, di tahun

2013 menurun menjadi sedikit diatas 10 milyar dollar. Akan tetapi bila

membandingkan tahun 2009 ke 2013, telah terjadi 40% peningkatan

indirect ekspor dari sebelumnya sekitar 7 milyar dollar.

Ket: Dihitung menggunakan definisi 1. Sumber: UN Comtrade

Grafik 4.2. Tren indirect ekspor Indonesia (ribu dollar)

Perlu digarisbawahi, bahwa proses identifikasi indirect ekspor

Indonesia adalah menggunakan metode estimasi yang dapat

dijabarkan sebagai berikut:

Nilai perdagangan produk k dari Indonesia ke negara i < nilai

impor produk k negara tujuan utama (definisi 1)

Volume ekspor produk k dari Indonesia ke negara i ≤ volume

impor produk k negara tujuan utama ke negara I (definisi 2)

Konsistensi dari kedua nilai identifikasi diatas selama beberapa

tahun terakhir memperkuat dugaan terjadinya indirect export melalui

18.3 25.3 31.8 32.6 28.2 117.0

158.0

203.0 190.0 183.0

15.6 16.0 15.717.2

15.4

0.0

2.0

4.0

6.0

8.0

10.0

12.0

14.0

16.0

18.0

20.0

-

50.0

100.0

150.0

200.0

250.0

2009 2010 2011 2012 2013

indirect ekspor (Miliar $) total ekspor (Miliar $) % (RHS)

Page 29: LAPORAN AKHIR KAJIAN Ekspor Di Indonesiabppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Peran... · 2017-08-02 · internasional antar negara ataupun industri. ... Untuk negara -negara

Puska Daglu, BP2KP, Kementerian Perdagangan 25

negara i. Untuk saat ini, metode inilah yang paling rasional untuk

mengidentifikasi perdagangan ekspor tidak langsung. Selain ini, cara

lainnya adalah untuk mendatangi langsung negara-negara singgah

dan meneliti formulir kedatangan barang di pelabuhan mereka.

Proses seperti ini akan sangat memakan waktu dan biaya, mengingat

banyaknya jumlah negara yang perlu diidentifikasi sebagai negara

singgah.

Dengan definisi diatas, kajian ini menghitung incidence, nilai

dan volume perdagangan indirect ekspor Indonesia. Incidence

adalah banyaknya jenis produk yang diperdagangkan atau lebih

sering dikenal sebagai productline. Kajian ini menggunakan data HS

1998 dengan level agregasi 6 digit, yaitu definisi paling detil yang

dihadirkan oleh UN Comtrade.

4.3.1Incidence Indirect Ekspor

Tabel 4.2 meringkas hasil perhitungan incidence menjadi

urutan negara yang mengalami paling banyak kejadian tersebut

berdasarkan definisi pertama. Tampak pada tabel tersebut,

Jerman adalah negara yang paling favorit menjadi negara

singgah Indonesia. Di tahun 2013 terdapat 8005 jenis produk

yang diekspor melalui negara tersebut, yang meningkat dari

7331 jenis produk pada tahun 2009. Dalam hal ini, dapat kita

duga bahwa Jerman adalah salah satu pintu masuk produk

Indonesia ke wilayah Eropa. Dengan demikian, negara tersebut

menjadi negara indirect ekspor Indonesia.

Tabel 4.2. Daftar negara indirect ekspor Indonesia menurutincidence definisi 1, 2009-2013

Negara 2009 2010 2011 2012 2013

incidence % incidence % incidence % incidence % incidence %

Singapura 1622 56,5% 1696 61,3% 1798 62,2% 1790 60,9% 1691 58,8%

Malaysia 1537 62,9% 1591 67,8% 1607 69,0% 1596 66,9% 1553 65,5% Thailand 1382 75,9% 1443 79,5% 1587 82,5% 1573 81,4% 1527 79,5% Hong Kong 1115 73,3% 1058 75,7% 1235 79,0% 1255 79,0% 1287 78,9%

Page 30: LAPORAN AKHIR KAJIAN Ekspor Di Indonesiabppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Peran... · 2017-08-02 · internasional antar negara ataupun industri. ... Untuk negara -negara

Puska Daglu, BP2KP, Kementerian Perdagangan 26

Jerman 1223 75,9% 1104 77,0% 1140 77,4% 1183 77,7% 1199 77,8% Vietnam 834 56,8% 890 60,6% 1059 65,3% 1100 67,2% 1078 67,1% Italia 899 80,3% 875 84,0% 840 83,4% 883 86,5% 896 86,1% Inggris 855 69,0% 758 70,4% 770 72,8% 854 74,3% 875 74,6% Filipina 724 51,6% 752 53,8% 762 55,9% 733 54,5% 824 54,8% Perancis 818 75,7% 788 79,6% 792 78,5% 865 81,4% 821 79,6% Kanada 768 79,7% 718 82,0% 725 81,5% 823 80,5% 770 79,2% Belanda 756 57,6% 795 62,2% 835 62,8% 770 61,5% 756 61,7% Uni Emirat Arab 627 51,4% 649 58,8% 687 59,2% 666 58,2% 725 58,3% Belgia 448 53,5% 443 57,0% 453 57,9% 685 64,6% 654 64,1% Spanyol 569 62,6% 594 68,8% 553 67,2% 610 70,7% 607 70,5% New Zealand 593 65,4% 563 65,2% 562 65,7% 581 65,1% 599 65,1% Afrika Selatan 494 59,6% 508 61,8% 501 60,4% 535 60,3% 559 61,2% Meksiko 465 76,0% 515 83,2% 505 80,5% 514 81,5% 531 82,1% Swiss 521 87,7% 526 91,5% 519 93,3% 510 92,9% 513 91,0% Swedia 335 59,7% 336 63,3% 304 59,7% 299 59,9% 341 63,5% Russia 300 58,9% 333 62,7% 303 57,8% 321 56,5% 306 54,9% Norwegia 263 75,6% 256 76,0% 304 80,6% 290 80,1% 290 79,7% Sri Lanka 267 38,9% 266 38,6% 307 45,3% 312 46,1% 288 42,9% Denmark 277 54,0% 286 59,3% 283 58,4% 323 60,4% 284 57,1% Austria 315 70,8% 266 68,9% 264 68,8% 310 70,9% 259 66,4%

Ket: Dihitung menggunakan definisi 1. Sumber: UN Comtrade

Sementara itu, tabel 4.3 merupakan hasil perhitungan

incidence menggunakan definisi kedua. Hasil perhitungan

menggunakan definisi ini sedikit berbeda dengan hasil di tabel

4.2 akibat ketersediaan data. Ada banyak negara yang tidak

menampilkan data volume perdagangan. Selain itu, meskipun

data tersedia, tidak semua produk bisa dibandingkan secara

langsung karena satuan volume yang berbeda. Dalam

perhitungan ini, hanya volume yang dihitung menggunakan

satuan kilogram yang bisa dihitung. Oleh karena itu, bagi

negara-negara dan produk-produk yang melaporkan volume

tidak dalam kilogram akan otomatis dikeluarkan dari analisa.

Membandingkan tabel 4.2 dengan tabel 4.3, dapat kita

lihat beberapa negara yang berubah peringkatnya. Contohnya,

Page 31: LAPORAN AKHIR KAJIAN Ekspor Di Indonesiabppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Peran... · 2017-08-02 · internasional antar negara ataupun industri. ... Untuk negara -negara

Puska Daglu, BP2KP, Kementerian Perdagangan 27

di tabel 4.2, Malaysia berada di peringkat 3 namun di tabel 3

menurun menjadi keempat. Sebaliknya, Thailand mengambil

posisi Malaysia di tabel 4.3. Untuk kejadian seperti ini, dapat

dipastikan bahwa kedua negara merupakan negara singgah

produk Indonesia. Namun, masing-masing negara cenderung

memiliki keunggulan dalam hal tujuan akhir Indonesia, oleh

karenanya ada produk-produk Indonesia yang cenderung untuk

selalu bersinggah di negara-negara itu.

Page 32: LAPORAN AKHIR KAJIAN Ekspor Di Indonesiabppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Peran... · 2017-08-02 · internasional antar negara ataupun industri. ... Untuk negara -negara

Puska Daglu, BP2KP, Kementerian Perdagangan 28

Tabel 4.3. Daftar negara indirect ekspor Indonesia menurutincidence definisi 2, 2009-2013

Negara 2009 2010 2011 2012 2013 incidence % incidence % incidence % incidence % incidence %

Singapura 1399 48,7% 1577 57,0% 1641 56,8% 1704 58,0% 1513 52,6%

Thailand 1286 70,6% 1388 76,5% 1490 77,5% 1508 78,1% 1474 76,7% Malaysia 1331 54,5% 1452 61,8% 1468 63,1% 1496 62,8% 1438 60,7% Hong Kong 1032 67,8% 1022 73,2% 1165 74,5% 1188 74,8% 1235 75,7% Jerman 1091 67,7% 1029 71,8% 1082 73,5% 1240 81,4% 1134 73,6% Vietnam 779 53,0% 879 59,9% 1039 64,1% 1095 66,9% 1061 66,0% Inggris 754 60,9% 696 64,6% 720 68,1% 899 78,2% 823 70,2% Italia 736 65,8% 802 77,0% 764 75,9% 838 82,1% 814 78,2% Perancis 656 60,7% 714 72,1% 695 68,9% 854 80,3% 767 74,4% Filipina 661 47,1% 691 49,5% 692 50,7% 711 52,8% 763 50,7% Kanada 641 66,5% 661 75,5% 670 75,3% 795 77,8% 711 73,1% Uni Emirat Arab 562 46,1% 642 58,2% 658 56,7% 624 54,5% 707 56,8% Belanda 650 49,5% 728 57,0% 774 58,2% 785 62,6% 697 56,9% Belgia 353 42,1% 378 48,6% 399 51,0% 680 64,1% 608 59,5% Spanyol 460 50,6% 529 61,2% 486 59,1% 588 68,1% 541 62,8% New Zealand 478 52,7% 497 57,6% 492 57,5% 539 60,4% 532 57,8% Afrika Selatan 403 48,6% 443 53,9% 444 53,5% 447 50,4% 505 55,3% Meksiko 405 66,2% 476 76,9% 475 75,8% 456 72,3% 504 77,9% Swiss 448 75,4% 487 84,7% 471 84,7% 455 82,9% 474 84,0% Swedia 279 49,7% 299 56,3% 270 53,0% 319 63,9% 310 57,7% Russia 250 49,1% 322 60,6% 274 52,3% 299 52,6% 268 48,1% Sri Lanka 238 34,6% 244 35,4% 275 40,6% 266 39,3% 261 38,9% Norwegia 209 60,1% 233 69,1% 277 73,5% 222 61,3% 260 71,4% Denmark 228 44,4% 253 52,5% 259 53,4% 306 57,2% 257 51,7% Austria 255 57,3% 233 60,4% 232 60,4% 313 71,6% 229 58,7%

Ket: Dihitung menggunakan definisi 2. Sumber: UN Comtrade

4.3.2 Nilai Perdagangan Indirect Ekspor

Tabel 4.4 merangkum produk-produk indirect ekspor

Indonesia berdasarkan nilainya. Dalam hal ini, negara singgah

yang nilai ekspor tidak langsung terbesar adalah Malaysia. Hal

ini secara kasar dapat menandakan bahwa produk-produk

mahal Indonesia cenderung untuk melalui Malaysia sebelum

Page 33: LAPORAN AKHIR KAJIAN Ekspor Di Indonesiabppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Peran... · 2017-08-02 · internasional antar negara ataupun industri. ... Untuk negara -negara

Puska Daglu, BP2KP, Kementerian Perdagangan 29

menuju negara tujuan akhir. Jerman yang sebelumnya negara

paling banyak menerima jenis produk Indonesia yang indirect

ekspor ternyata menurun peringkatnya. Hal ini menandakan

produk-produk Indonesia yang melalui Jerman cenderung

bernilai murah. Hal ini wajar terjadi mengingat proses transfer

barang menuju kesana sangat jauh sehingga resiko menjadi

tambah besar, sehingga produk mahal akan sangat mahal

apabila akan diasuransikan untuk ke negara singgah tersebut.

Tabel 4.4. Daftar negara indirect ekspor Indonesia berdasarkan nilai perdagangan (juta dollar), 2009-2013

Negara 2009 2010 2011 2012 2013 Malaysia 14.500 23.000 27.800 39.000 26.000 Singapura 20.000 28.600 38.400 29.600 23.200 Thailand 7.051 11.900 16.600 18.500 17.600 Vietnam 2.051 3.144 3.876 4.719 5.348 Jerman 3.074 5.012 5.576 4.650 5.333 Hong Kong 5.406 5.217 5.897 5.942 4.589 Filipina 2.306 3.171 3.218 4.706 3.989 Italia 2.257 3.452 4.063 3.123 3.448 Afrika Selatan 676 996 4.763 6.627 3.446 Inggris 2.189 3.166 3.532 3.703 3.036 Meksiko 1.552 1.891 2.361 2.768 2.736 Perancis 1.554 2.489 3.431 2.895 2.689 Kanada 1.876 2.475 2.685 2.411 2.436 Belanda 1.070 1.785 1.859 2.288 2.289 Uni Emirat Arab 1.039 1.527 2.095 1.511 1.728 Spanyol 643 1.193 1.379 1.352 1.294 Polandia 260 392 471 840 930 Belgia 585 1.058 801 670 746 Russia 158 306 568 644 539 New Zealand 623 596 368 386 472 Argentina 141 192 191 261 342 Swedia 291 194 144 294 334 Swiss 609 352 380 295 283 Norwegia 76 122 150 201 241 Bangladesh 16 82 186 251 228 Denmark 166 214 319 254 211 Mesir 178 402 143 179 206

Ket: Indirect definisi 1 Sumber: UN Comtrade

Page 34: LAPORAN AKHIR KAJIAN Ekspor Di Indonesiabppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Peran... · 2017-08-02 · internasional antar negara ataupun industri. ... Untuk negara -negara

Puska Daglu, BP2KP, Kementerian Perdagangan 30

4.3.3 Volume Perdagangan Indirect Ekspor

Selanjutnya. tabel 4.5 menampilkan volume perdagangan

indirect ekspor Indonesia per negara singgah. Tampak pada

tabel. volume terbesar adalah melalui Malaysia. kemudian

diikuti oleh New Zealand. Filipina. Thailand. dan seterusnya.

Dari hasil ini. tentu dapat kita tarik kesimpulan bahwa semakin

dekat negara singgah maka semakin besar pula volume

produknya. Terlepas dari kelemahan data volume yang telah

dijabarkan diatas. kita bisa lihat bahwa telah terjadi penurunan

drastis untuk volume perdagangan indirect ekspor melalui

Singapura apabila membandingkan antara 2009 dengan 2013.

Tetapi. terjadi fluktuasi yang luar biasa untuk volume

perdagangan melalui Singapura. Hal ini juga menandakan

bahwa produk-produk Indonesia yang melalui pelabuhan di

Singapura sangat bergantung pada kondisi ekonomi di negara

tujuan akhir.

Tabel 4.5. Daftar negara indirect ekspor menurut volume ekspor (ribu ton). 2009-2013

Negara 2009 2010 2011 2012 2013 Malaysia 21400 27200 28100 35400 22800 Singapura 7330 10900 14500 4370 4200 Thailand 2270 2740 6350 3880 3850 Vietnam 1040 1580 1950 1470 1760 New Zealand 2300 1550 611 440 1620 Belanda 415 914 906 958 1110 Filipina 570 1180 854 1070 1060 Jerman 565 725 772 685 717 Kanada 634 787 715 574 619 Hong Kong 323 342 331 294 521 Uni Emirat Arab 408 484 844 349 447 Italia 521 525 696 423 420 Inggris 672 561 569 426 385 Perancis 237 305 336 300 298 Bangladesh 10.7 117 222 326 282 Meksikoi 350 198 439 269 248 Spanyol 194 230 292 228 221

Page 35: LAPORAN AKHIR KAJIAN Ekspor Di Indonesiabppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Peran... · 2017-08-02 · internasional antar negara ataupun industri. ... Untuk negara -negara

Puska Daglu, BP2KP, Kementerian Perdagangan 31

Russia 56.9 97.1 128 166 184 Argentina 14.7 22.6 67.1 40.1 143 Belgia 220 145 228 212 135 Afrika Selatan 170 208 433 96.7 120 Pakistan 18 44.2 48 49.8 113 Oman 13 43.2 53.2 73.3 96.5 Mesir 41.7 409 48.6 51.1 69.6 Chile 17.2 26.7 31.2 43.2 63.6 Swedia 14.4 23.1 23.6 39 51.5 Polandia 50.5 48 45.5 31.8 47.2 Sri Lanka 44.7 39.4 50.5 37.7 41.7 Norwegia 12.7 13.7 42.2 46.8 30.6 Denmark 18.5 31.5 93.5 42.7 24.6

Ket: Indirect definisi 1. Sumber: UN Comtrade

Page 36: LAPORAN AKHIR KAJIAN Ekspor Di Indonesiabppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Peran... · 2017-08-02 · internasional antar negara ataupun industri. ... Untuk negara -negara

Puska Daglu, BP2KP, Kementerian Perdagangan 32

4.3.4 Produk Indirect Ekspor Indonesia

Produk-produk yang kerap menjadi produk indirect

ekspor dirangkum pada tabel 4.6. Untuk menyederhanakan

deskripsi produk. maka produk-produk dianalisa pada level 2

digit HS. Tampak pada tabel produk electric dan komponen

merupakan yang paling dominan.

Tabel 4.6. Produk-produk ekspor Indonesia yang melalui indirect eksporberdasarkan nilai perdagangan (ribu dollar) 2012-2013

Sumber: UN Comtrade

Selanjutnya. produk mineral. boilers. kendaraan. plastik. minyak

hewani dan nabati. karet. produk optic dan seterusnya adalah

produk yang paling sering melewati negara singgah. Pada tabel.

terdapat juga produk-produk pakaian dan perhiasan yang sejak

dulu sudah menjadi produk Indonesia yang favorit menjadi

produk indirect ekspor. Pada prosesnya. produk-produk ini bisa

saja mengalami perubahan kemasan atau penambahan unsur

sewaktu bersinggah ke negara lain sebelum ke tujuan akhir.

namun selama komponen volume dan nilai adalah yang

terbesar berasal dari Indonesia maka produk tersebut dapat

dikatakan sebagai produk Indonesia.

Page 37: LAPORAN AKHIR KAJIAN Ekspor Di Indonesiabppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Peran... · 2017-08-02 · internasional antar negara ataupun industri. ... Untuk negara -negara

Puska Daglu, BP2KP, Kementerian Perdagangan 33

Apabila karakteristik produk yang diindirect eksporkan

diturunkan ke masing-masing negara singgah ternyata setiap

negara memiliki karakteristik yang berbeda.Untuk kawasan

ASEAN, Malaysia merupakan negara dengan nilai indirect

ekspor terbesar.Produk yang melalui Malaysia banyak

didominasi oleh minyak bumi, minyak sawit dan timah.Untuk

Singapura nilai perdagangan indirect lebih didominasi oleh

produk minyak bumi dan produk rangkaian terintegrasi.Untuk

Vietnam didominasi oleh produk agriculture spesifiknya cabai

(dan kacang-kacangan), lalu diikuti oleh televisi, lalu produk

perikanan.

Untuk pasar Eropa relatif didominasi oleh negara singgah

tradisional, yaitu Jerman dan Belanda. Untuk Jerman, produk

yang mendominasi dalam indirect ekspor Indonesia relatif

didominasi produk berteknologi tinggi misalnya: Video

recording, rangkaian terintegrasi, sparepart kendaraan. Untuk

Belanda terdapat produk-produk sumber daya alam semisal

minyak bumi, coklat, dan tepung terigu.

4.4 Analisis Keuntungan dan Kerugian Indirect Ekspor Indonesia

Dari seluruh analisa yang telah dilampirkan sebelumnya terlihat

bahwa produk-produk Indonesia telah mengalami proses singgah melalui

negara-negara tertentu sebelum menuju negara tujuan akhir. Selama ini.

dugaan proses singgah terjadi melalui Singapura dan Hongkong. akan

tetapi pada prakteknya proses singgah sangat bervariasi tergantung pada

negara tujuan akhirnya. Hal ini dapat terjadi oleh karena para pelaku

ekspor memanfaatkan keuntungan-keuntungan yang bisa didapat melalui

negara singgah yang bersangkutan. Contohnya. perkapalan yang

kompetitif melalui negara itu. pelabuhan yang lebih baik. pergudangan

yang lebih murah. perjanjian preferensi perdagangan antara negara

singgah dengan negara tujuan akhir. mudahnya proses administrasi dan

komunikasi dan lain-lain. Apabila dimasa depan Indonesia mampu

Page 38: LAPORAN AKHIR KAJIAN Ekspor Di Indonesiabppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Peran... · 2017-08-02 · internasional antar negara ataupun industri. ... Untuk negara -negara

Puska Daglu, BP2KP, Kementerian Perdagangan 34

menghadirkan berbagai kelebihan dari negara singgah maka Indonesia

akan meningkatkan ekspor langsungnya. Lebih dari itu, kemungkinan

Indonesia akan menjadi negara singgah bagi negara-negara tetangga.

Dengan kata lain, keuntungan dari kegiatan perdagangan akan memberi

dampak lebih bagi ekonomi secara keseluruhan.

Dari landasan teori diungkapkan bahwa terdapat beberapa

keuntungan serta kerugian yang akan didapatkan apabila suatu

perusahaan melakukan indirect export. Dengan melakukan indirect

export perusahaan yang mengekspor mendapatkan beberapa

keuntungan yaitu: kemudahan akses pasar, cukup fokus pada produksi

atau pemasaran domestik saja, tidak ada biaya tambahan (R&D,

pemasaran, dan strategi penjualan di pasar ekspor), manajemen ekspor

ditangani perantara, dan tidak perlu penanganan produk setelah sampai

di tujuan ekspor. Sedangkan kerugian yang akan didapatkan adalah:

risiko kehilangan pasar lebih besar karena dipegang perantara, tidak

punya kekuasaan mengendalikan pasar, dan keuntungan perdagangan

lebih rendah bila dibandingkan ekspor langsung(Peng, 2013).

Gambar 4.3 Keruntungan dan Kerugian Indirect Export

Sumber: Peng (2013)

Keuntungan Kerugian

Page 39: LAPORAN AKHIR KAJIAN Ekspor Di Indonesiabppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Peran... · 2017-08-02 · internasional antar negara ataupun industri. ... Untuk negara -negara

Puska Daglu, BP2KP, Kementerian Perdagangan 35

Untuk mendapatkan gambaran peranan indirect ekspor di Indonesia

telah dilakukan pula beberapa survey untuk mengetahui persepsi para

pelaku ekspor serta pemangku kebijakan terkait.Secara umum para

pelaku ekspor berpendapat bahwa bagi mereka melakukan ekspor baik

secara direct maupun indirect tidak menjadi masalah utama, bagi mereka

selama proses ekspor tersebut menguntungkan maka model apapun

akan dilakukan.

Terdapat beberapa alasan mereka melakukan indirect ekspor.Hal

pertama adalah negara singgah dari ekspor indirect memiliki fasilitas

pelabuahan dan transportasi yang lebih bagus/baik dibandingkan dengan

fasilitas pelabuhan dan transportasi yang dimiliki oleh Indonesia. Sebagai

contoh produk kopi Indonesia dalam proses ekspornya ada yang

dilakukan secara indirect dengan negara singgahnya adalah Singapura.

Produk kopi yang diekspor biasanya dibawa oleh kapal-kapal Indonesia

dengan kapasitas kecil, apabila sampai ke Singapura kopi direekspor ke

negara tujuan dengan menggunakan kapal berkapasitas besar (mother

vessel) sehingga bisa mengangkut barang ekspor dengan volume

besar.Hal kedua yang menjadi alasan melakukan indirect ekspor adalah

eksportir produsen ada yang merupakan anak perusahaan dari Multi

National Company (MNC).Sebagai contoh salah satu perusahaan Eropa

yang memproduksi boiler di Indonesia, produknya perlu diasembling

dengan bagian lain untuk menghasilkan produk jadi.Walaupun pasar

akhir produknya adalah Amerika Serikat namun karena kebijakan

perusahaan induk MNC mengharuskan diekspor terlebih dahulu ke

Jerman.Indirect ekspor juga dirasakan oleh industri agriculture.Produk

agriculture sangat terikat oleh musim dalam produksinya, sehingga

apabila terjadi kelebihan produksi di musim tertentu maka kelebihan

tersebut harus dicari pasar alternatif sementara disamping pasar yang

telah ada. Apabila dilakukan pencarian pasar sendiri hal ini akan menjadi

biaya tersendiri, dengan adanya perantara di negara singgah maka hal ini

dapat dimanfaatkan untuk menembus pasar ekspor yang dikuasai oleh

perantara tersebut. Yang terakhir didapatkan informasi bahwa untuk

Page 40: LAPORAN AKHIR KAJIAN Ekspor Di Indonesiabppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Peran... · 2017-08-02 · internasional antar negara ataupun industri. ... Untuk negara -negara

Puska Daglu, BP2KP, Kementerian Perdagangan 36

memasuki pasar ekspor kadang-kadang pelaku ekspor mendapati

hambatan di pasar ekspor dari sisi aturan.Namun, aturan tersebut

mungkin diterapka secara berbeda antara Indonesia dan negara

singgah.Untuk Indonesia aturannya relatif lebih restriktif, sehingga para

pelaku ekspor menggunakan perantara di negara singgah untuk dapat

menembus negara tujuan akhir.

Disamping manfaat yang diperoleh oleh adanya model ekspor

indirect ada juga pelaku usaha yang menganggap proses indirect ekspor

merugikan mereka. Sebagai contoh ada pelaku ekspor majun (kain

bekas) Indonesia dengan pasar Afrika harus melalui negara

Thailand.Menurut mereka seandainya informasi mengenai negara tujuan

ekspor yaitu siapa pembeli dari produk mereka, dapat diketahui maka

menurut mereka ekspor majun dapat dilakukan secara direct. Mereka

mengusulkan agar Kementerian Perdagangan terutama dalam hal ini

perwakilan luar negerinya (Atase dan ITPC) dapat diberdayakan untuk

mendapatkan informasi akan hal ini.

Page 41: LAPORAN AKHIR KAJIAN Ekspor Di Indonesiabppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Peran... · 2017-08-02 · internasional antar negara ataupun industri. ... Untuk negara -negara

Puska Daglu, BP2KP, Kementerian Perdagangan 37

BAB V STUDI KASUS BEBERAPA NEGARA SINGGAH PRODUK INDONESIA

Pada kenyataannya terdapat banyak negara-negara singgah yang

menjadi perlewatan produk Indonesia sebelum menuju pasar/negara

tujuan akhir.Untuk dapat mendalami pola dan alasan pemilihan negara

tertentu menjadi hub produk ekspor membutuhkan analisa yang sangat

luas dan mendalam.Untuk memperkecil cakupan analisa yang dapat

dibuat, kajian ini memilih dua negara yaitu Malaysia dan Vietnam sebagai

contoh negara singgah bagi produk-produk Indonesia.Tentunya, negara

tujuan akhir dari kedua negara singgah tersebut tetap dibatasi pada 10

negara tujuan ekspor utama Indonesia seperti yang ditentukan diawal

kajian ini.

Negara-negara singgah yang sudah umum, seperti Singapura,

tidak akan memberikan suatu pengetahuan baru bagi kajian ini apabila

dipilih untuk dianalisa. Sedangkan Malaysia dan Vietnam merupakan dua

negara yang sangat menarik karena perannya yang semakin luas dan

erat dengan perekonomian Indonesia semenjak kerjasama ASEAN

semakin dominan belakangan ini.Apalagi bila mempertimbangkan

berlakunya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada akhir tahun 2015

ini.

Beberapa alasan umum yang menjadi pertimbangan untuk

melakukan persinggahan ekspor di negara tertentu adalah peningkatan

daya saing oleh karena adanya preferensi perdagangan antar negara-

negara tertentu di dunia. Kemudian, tidak tertutup kemungkinan adanya

perjanjian bisnis atau keterikatan proses produksi yang melintasi batas-

batas negara. Di samping itu masih banyak alasan-alasan lainnya.

Khusus bagi kedua negara yang menjadi studi kasus kajian ini akan

ditelaah melalui nilai dan proporsi indirect ekspor Indonesia. Hal ini

dimaksudkan untuk mengetahui konsentrasi perdagangan indirect ekspor

yang melalui negara tersebut dan kemana tujuannya.

Page 42: LAPORAN AKHIR KAJIAN Ekspor Di Indonesiabppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Peran... · 2017-08-02 · internasional antar negara ataupun industri. ... Untuk negara -negara

Puska Daglu, BP2KP, Kementerian Perdagangan 38

5.1 Malaysia

Sebagai salah satu negara dengan level pembangunan

ekonomi yang cukup baik di wilayah Asia Tenggara, Malaysia

merupakan salah satu pelaku ekspor yang aktif di antara negara-

negara di kawasan. Malaysia telah memajukan daerah Johor Bahru

sebagai pelabuhan ekspor yang memiliki daya saing sebagai

alternatif hub perdagangan yang melewati Samudera Hindia menuju

Samudera Pasifik dan/atau sebaliknya.

Bagi Indonesia, negara ini adalah partner dagang yang

dominan karena didukung oleh persamaan bahasa, letak geografis

yang dekat, dan keuntungan preferensi perdagangan melalui

perjanjian antara negara-negara ASEAN.Tercatat, Malaysia adalah

negara tujuan ekspor Indonesia yang ke-7 terbesar di tahun

2013.Sedangkan di kawasan ASEAN adalah ke-2 terbesar, setelah

Singapura, sebagai tujuan ekspor produk-produk Indonesia.Pada

tahun 2013, nilai ekspor Indonesia ke Malaysia mencapai 10.7 milyar

dollar.

Sumber: Dihitung dari data Comtrade

Grafik 5.1. Tren ekspor Indonesia ke Malaysia, 2009 - 2013 ( dalam ribu dollar)

Page 43: LAPORAN AKHIR KAJIAN Ekspor Di Indonesiabppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Peran... · 2017-08-02 · internasional antar negara ataupun industri. ... Untuk negara -negara

Puska Daglu, BP2KP, Kementerian Perdagangan 39

Dari sisi indirect ekspor, ternyata Malaysia merupakan negara

yang cukup favorit menjadi persinggahan produk-produk Indonesia

sebelum menuju tujuan negara tujuan akhir.Hasil estimasi nilai

indirect ekspor Indonesia yang melalui Malaysia adalah sebesar 3.04

milyar dollar di tahun 2013.Grafik 5.2 menampilkan tren

perkembangan indirect ekspor Indonesia yang melalui Malaysia dari

tahun 2009 sampai 2013.

Sumber: Dihitung dari data Comtrade Grafik 5.2. Trendindirect ekspor Indonesia ke Malaysia, 2009 - 2013 ( dalam ribu dollar)

Secara lebih dalam dapat ditelaah lebih dalam kemanakah

tujuan produk-produk Indonesia yang bersinggah di Malaysia

sebelum ke negara tujuan akhirnya.Tabel 5.1 menunjukkan proporsi

negara tujuan akhir produk indirect ekspor Indonesia yang melalui

Malaysia dari tahun 2009 ke 2013. Proporsi terbesar tampak

konsisten menuju ke China dalam rentang lima (5) tahun yang

dianalisa, yaitu kurang lebih satu per tiga dari total produk indirect

ekspor yang melewati Malaysia. Nilai proporsi ini juga menunjukkan

peningkatan setiap tahunnya, terkecuali antara tahun 2011 ke 2012.

Pada urutan kedua, produk Indonesia yang singgah ke Malaysia

akan menuju ke Amerika Serikat. Akan tetapi, persentasenya hanya

kurang lebih setengah dari dari yang menuju ke China.

Page 44: LAPORAN AKHIR KAJIAN Ekspor Di Indonesiabppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Peran... · 2017-08-02 · internasional antar negara ataupun industri. ... Untuk negara -negara

Puska Daglu, BP2KP, Kementerian Perdagangan 40

Tabel 5.1. Proporsi tujuan akhir produk Indonesia yang bersinggah di Malaysia, 2009-2013 (dalam persentase terhadap 10 negara utama)

Negara Tujuan Akhir 2009 2010 2011 2012 2013 Australia 5.97% 5.66% 5.24% 5.74% 5.36% Brazil 1.24% 1.15% 1.29% 1.31% 1.22% China 33.99% 37.74% 40.72% 38.08% 39.56% Uni Eropa 18.22% 18.75% 15.79% 15.96% 14.78% India 4.37% 3.24% 4.35% 5.47% 5.21% Jepang 8.71% 9.29% 10.69% 10.95% 9.64% Rep. Korea 4.11% 5.11% 4.14% 4.22% 4.79% Saudi Arabia 0.36% 0.53% 0.62% 0.72% 0.60% Turki 0.90% 0.67% 0.59% 0.52% 0.52% Amerika Serikat 22.13% 17.87% 16.57% 17.05% 18.33% Sumber: Dihitung dari data Comtrade

Fakta diatas menunjukkan bahwa terdapat keuntungan lebih

bagi produk-produk Indonesia untuk berangkat melalui Malaysia

sebelum menuju China.Hal ini dapat disebabkan oleh preferensi

perdagangan yang lebih baik untuk produk-produk yang didagangkan

melalui Malaysia ke China daripada dari Indonesia langsung ke

China.Selain itu, keberadaan Malaysia sebagai pelabuhan pesaing

Singapura di wilayah Asia Tenggara ternyata mendukung terjadinya

ekspor tidak langsung melalui Malaysia.

Selain China, persentase yang cukup besar juga terjadi bagi

negara tujuan akhir Amerika Serikat dan Uni Eropa yaitu sebesar

18.33% dan 14.78%.Hal ini tentunya sejalan dengan posisi Malaysia

sebagai pelabuhan alternatif untuk produk Indonesia menuju ke

berbagai negara selain melalui Singapura.Produk-produk Indonesia

menuju ke Malaysia guna bergabung dengan produk-produk lain dari

sekitar kawasan Asia Tenggara untuk di kapalkan menuju tujuan

akhir tersebut. Perkapalan yang berukuran lebih besar tentunya tidak

akan mencapai setiap pelabuhan ekspor di Indonesia oleh karena

pertimbangan biaya, sehingga produk-produk dari Indonesia perlu

dikirim ke Malaysia untuk bergabung dengan sistem pengiriman yang

Page 45: LAPORAN AKHIR KAJIAN Ekspor Di Indonesiabppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Peran... · 2017-08-02 · internasional antar negara ataupun industri. ... Untuk negara -negara

Puska Daglu, BP2KP, Kementerian Perdagangan 41

berada disana. Posisi pelabuhan Malaysia yang lebih “tengah”

memberikan keuntungan geografis untuk menjadi bagian dari sistem

pelayaran kapal-kapal angkut berukuran besar ini.Serupa seperti

yang terjadi bagi Singapura.Akan tetapi, karena Malaysia masih

tergolong baru dalam bisnis ini sehingga cenderung menawarkan

harga yang lebih bersaing daripada yang ditawarkan oleh Singapura.

Satu aspek lain yang dapat dicatat dari kondisi indirect

ekspor Indonesia melalui Malaysia adalah penilaian halal bagi

produk-produk yang diperdagangkan. Malaysia terkenal sebagai

negara Muslim yang memproduksi produk-produk sesuai persyaratan

halal. Prespektif ini sudah mendunia sehingga meskipun produk

Indonesia sudah memenuhi syarat-syarat halal akan tetap lebih baik

apabila memiliki label halal yang dikeluarkan pemerintah Malaysia.

Dengan demikian produk-produk Indonesia dapat memperoleh

kepercayaan yang lebih dari pasar tujuan.Preposisi ini dibuktikan

dengan persentase perdagangan produk Indonesia melalui Malaysia

menuju ke Saudi Arabia dan Turki.Tentunya tidak bisa

mengharapkan nilai persentase yang besar seperti yang dialami oleh

negara tujuan China mengingat jumlah penduduk gabungan dari

kedua negara tersebut jauh lebih kecil daripada China.

5.2.Vietnam Secara nilai total perdagangan ekspor dari Indonesia,

Vietnam memang masih lebih rendah bila dibandingkan dengan

Malaysia. Akan tetapi keberadaan negara ini dianggap cukup penting

bagi perdagangan indirect ekspor Indonesia. Perkembangan nilai

ekspor Indonesia ke Vietnam dari tahun 2009 hingga 2013

dirangkum pada grafik 5.3. Pada tahun 2013, ekspor Indonesia ke

Vietnam mencapai 2,4 milyar dollar.

Page 46: LAPORAN AKHIR KAJIAN Ekspor Di Indonesiabppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Peran... · 2017-08-02 · internasional antar negara ataupun industri. ... Untuk negara -negara

Puska Daglu, BP2KP, Kementerian Perdagangan 42

Sumber: Dihitung dari data Comtrade

Grafik 5.3. Tren ekspor Indonesia ke Vietnam, 2009 - 2013 ( dalam ribu dollar)

Sedangkan dari sisi produk Indirect ekspor Indonesia, terdapat

tren pertumbuhan yang cukup signifikan untuk negara Vietnam. Di

tahun 2009, nilai indirect ekspor yang melalui Vietnam tercatat 299

juta dollar, kemudian meningkat pesat menjadi 669 juta dollar di

tahun 2013. Grafik 5.4 menggambarkan tren ini dalam rentang waktu

tersebut.

Sumber: Dihitung dari data Comtrade

Grafik 5.4 Tren indirect ekspor Indonesia ke Vietnam, 2009 - 2013 ( dalam ribu dollar)

Page 47: LAPORAN AKHIR KAJIAN Ekspor Di Indonesiabppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Peran... · 2017-08-02 · internasional antar negara ataupun industri. ... Untuk negara -negara

Puska Daglu, BP2KP, Kementerian Perdagangan 43

Produk-produk Indonesia yang singgah di Vietnam mayoritas

akan bertujuan akhir di Uni Eropa dan Amerika Serikat. Hal ini

ditunjukkan pada tabel 5.2 dibawah.Tabel tersebut memberikan

gambaran proporsi tujuan akhir produk Indonesia yang melalui

Vietnam.Pada tahun 2013, proporsi produk indirect ekspor melewati

Vietnam menuju ke Uni Eropa adalah sebesar 32 persen dari total

indirect ekspor yang melalui negara tersebut. Kemudian, Amerika

Serikat menjadi negara tujuan kedua dengan proporsi sebesar 27,7

persen.

Tabel 5.2Proporsi tujuan akhir produk Indonesia yang bersinggah di Vietnam, 2009-2013 (persentase terhadap 10 negara utama)

Negara Tujuan Akhir 2009 2010 2011 2012 2013 Australia 2.1% 1.8% 4.7% 4.1% 2.2% Brazil 0.6% 1.2% 1.1% 0.9% 1.0% China 7.4% 11.2% 12.9% 14.3% 13.9% Uni Eropa 30.2% 29.0% 23.7% 29.3% 32.0% India 1.1% 0.9% 1.1% 1.5% 2.6% Japan 19.2% 16.3% 16.5% 16.6% 11.0% Rep. Korea 5.2% 5.4% 7.7% 5.7% 5.4% Saudi Arabia 0.2% 0.3% 0.4% 1.5% 2.3% Turki 1.3% 1.4% 1.3% 1.4% 1.8% Amerika Serikat 32.8% 32.3% 30.6% 24.8% 27.7%

Sumber: Dihitung dari data Comtrade

Alasan indirect ekspor melalui Vietnam menuju ke Uni Eropa

karena adanya perjanjian General Scheme of Preference

(GSP).Perjanjian ini memberikan kemudahan bagi produk dari

Vietnam menuju ke kawasan Uni Eropa.Dengan demikian, produk

indirect ekspor Indonesia memanfaatkan kemudahan ini guna

memberi daya saing harga yang lebih tinggi di pasar Uni Eropa.

Dengan nada yang sama, produk Indonesia yang indirect

ekspor melalui Vietnam menuju Amerika Serikat adalah

memanfaatkan keuntungan dari Trade and Investment Framework

Agreement (TIFA) antara kedua negara tersebut. Keberadaan TIFA

Page 48: LAPORAN AKHIR KAJIAN Ekspor Di Indonesiabppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Peran... · 2017-08-02 · internasional antar negara ataupun industri. ... Untuk negara -negara

Puska Daglu, BP2KP, Kementerian Perdagangan 44

memberikan akses yang lebih mudah bagi produk-produk yang

dari/melalui Vietnam menuju ke Amerika Serikat.Lebih lanjut,

belakangan ini Vietnam dan Amerika Serikat juga semakin

memperkuat hubungan perdagangannya melalui Trans-Pacific

Partnership (TPP).Oleh karena itu, tampak jelas sebuah tren yang

sangat positif dalam hal perkembangan ekspor indirect Indonesia

melalui Vietnam menuju Amerika Serikat.

Page 49: LAPORAN AKHIR KAJIAN Ekspor Di Indonesiabppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Peran... · 2017-08-02 · internasional antar negara ataupun industri. ... Untuk negara -negara

Puska Daglu, BP2KP, Kementerian Perdagangan 45

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN KEBIJAKAN

6.1. Kesimpulan Penelitian

Pada dasarnya penelitian ini berusaha mencari gambaran pola

perdagangan indirect ekspor Indonesia ke berbagai destinasi ekspor

maupun kemungkinan ekonomi Indonesia masih perlu dukungan

untuk lebih memajukan perdagangan ekspor. Perlu digarisbawahi

bahwa penelitian ini tidak untuk menilai bahwa metode direct ekspor

lebih baik dari indirect ekspor atau sebaliknya. Dalam proses

perdagangan sering kali keputusan metode mana yang dipilih

bukanlah didasari untuk mencapai keuntungan perdagangan dalam

jangka pendek, karena proses yang indirect bisa saja merupakan

proses yang telah ditentukan terlebih dahulu oleh perusahaan induk

atau bagian dari sebuah perjanjian bisnis yang sudah diterapkan

semenjak lama.

Meskipun demikian, eksportir tentunya ingin mendapatkan nilai

tambah yang terbaik bagi kemajuan perusahaan/bisnis. Oleh karena

itu, apabila indirect ekspor dapat ditransformasi menjadi direct ekspor

tentu akan memberikan nilai tambah yang lebih baik. Proses ini tidak

bisa diubah dengan cara yang singkat karena produsen dan eksportir

sering kali masih dalam tahapan yang belum maju sehingga sulit

untuk mengirimkan langsung produknya ke pasar tujuan akhir.

Melalui FGD dari studi ini, ditemukan beberapa bukti bahwa eksportir

Indonesia banyak juga yang tidak sanggup untuk memasarkan

langsung ke pasar tujuan akhir karena keterbatasan bahasa,

pengetahuan, modal dan jumlah produksi yang bila dibandingkan

level permintaan pasar yang sesungguhnya.

Selain itu, terdapat bukti bahwa pemilihan negara singgah dapat

pula karena pemanfaatan dari preferensi perdagangan yang terjadi

Page 50: LAPORAN AKHIR KAJIAN Ekspor Di Indonesiabppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Peran... · 2017-08-02 · internasional antar negara ataupun industri. ... Untuk negara -negara

Puska Daglu, BP2KP, Kementerian Perdagangan 46

antara negara tersebut dengan negara tujuan akhir.Hal ini tampak

jelas dalam pendalaman analisa data terhadap negara

Vietnam.Keuntungan dari preferensi perdagangan membuat harga

dari produk-produk Indonesia lebih kompetitif di negara tujuan akhir.

Akan tetapi, dilain sisi produsen/eksportir Indonesia tidak dapat

mengontrol secara langsung jumlah produk yang akan dipasarkan di

pasar tujuan akhir. Hal ini dikarenakan negara singgah umumnya

mampu memproduksi produk yang sama dan keberadaan produk

indirect Indonesia hanya melengkapi produk yang dihasilkan negara

tersebut.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa disamping negara singgah

perdagangan internasional konvensional (Singapura, Hong Kong,

Belanda, Jerman) didapatkan negara Malaysia, Thailand, Vietnam

juga sebagai negara singgahindirect ekspor Indonesia.

Analisa secara mendalam terhadap negara Malaysia sebagai

salah satu negara singgah Indonesia membuktikan bahwa

keberadaan pelabuhan dan sistem logistic yang baik dan kompetitif

memberikan keuntungan lebih bagi negara singgah.Malaysia yang

saat ini berusaha bersaing dengan Singapura dalam hal perkapalan

produk ekspor dapat dikatakan cukup berhasil.Buktinya adalah

produk-produk singgah Indonesia menuju China dalam beberapa

waktu belakangan sudah melalui negara itu.Perkembangan sistem

pelabuhan telah memberikan keuntungan biaya ekspor bagi produk

Indonesia yang pada akhirnya membuat harga produk Indonesia bisa

lebih bersaing di pasar tujuan akhir.

Disamping sisi kuantitatif dari proses indirect ekspor, terdapat

juga alasan-alasan kualitatif mengapa produk ekspor Indonesia bisa

lebih baik apabila melalui negara singgah. Salah satu alasan tersebut

adalah proses penciptaan persepsi konsumen terhadap produk

Indonesia. Kelebihan dari produk Indonesia yang disinggahkan ke

Malaysia memberikan keuntungan karena konsumen akan lebih

Page 51: LAPORAN AKHIR KAJIAN Ekspor Di Indonesiabppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Peran... · 2017-08-02 · internasional antar negara ataupun industri. ... Untuk negara -negara

Puska Daglu, BP2KP, Kementerian Perdagangan 47

percaya akan ke-“halal”-an dari produk tersebut. Hal semacam ini

tampaknya memberi dampak yang cukup baik bagi produk-produk

Indonesia yang akan menuju kawasan Timur Tengah. Oleh karena

itu, proses indirect ekspor melalui Malaysia dapat terus

dikembangkan untuk tujuan akhir yang memerlukan persyaratan

halal oleh konsumen akhir.

Trendindirect ekspor Indonesia dari tahun 2009 ke 2013

cenderung mengikuti trend ekspor Indonesia. Secara rata-rata

pangsa indirectekspor Indonesia terhadap ekspor Indonesia adalah

sebesar 16%.Barang utama yang diperdagangkan Indonesia ke

pasar dunia yang melalui indirect ekspor dari ranking nilai

perdagangan adalah HS 85,HS 27, HS 84,HS 87, dan HS

39.Terdapat beberapa alasan pelaku ekspor melakukan ekspor

secara indirect, diantaranya: fasilitas transportasi dan pelabuhan di

negara singgah; produsen eksportir merupakan cabang dari MNC

sehingga pasar dan jalur pengiriman ditentukan pusat; terdapat gap

informasi; adanya produksi berlebih mendorong produsen

menggunakan indirect ekspor; letak geografis, preferensi

perdagangan dan faktor non-ekonomi (produk halal).

6.2. Kelemahan Studi dan Saran Penelitian Lanjutan

Penelitian ini sudah memberikan sebuah dasar pemikiran

untuk mengamati lebih jauh mengenai proses ekspor Indonesia yang

ternyata cukup besar tidak langsung menuju pasar tujuan akhirnya.

Hasil dari studi ini membuka persepsi mengenai proses perdagangan

yang selama ini hanya dipandang sebagai proses yang end-to-end.

Akan tetapi, terlepas dari kemajuan yang dicapai dari penelitian ini,

terdapat beberapa kelemahan yang masih perlu dikembangkan untuk

penelitian lebih lanjut. Kelemahan-kelemahan itu diantaranya adalah:

1. Data yang seharusnya bisa lebih up-to-date.

2. Data yang diteliti sebaiknya lebih detil daripada 6 digit HS.

Page 52: LAPORAN AKHIR KAJIAN Ekspor Di Indonesiabppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Peran... · 2017-08-02 · internasional antar negara ataupun industri. ... Untuk negara -negara

Puska Daglu, BP2KP, Kementerian Perdagangan 48

3. Proses penelitian sebaiknya diikuti juga dengan survey

terkait di negara singgah dan tujuan akhir.

4. Data penelitian akan lebih baik apabila bisa didapat data

indirect ekspor yang tercatat di masing-masing negara

singgah.

5. Penelitian akan lebih baik apabila hasil analisa dapat lebih

detil lagi didalami di setiap negara singgah sehingga dapat

ditemukan lebih dalam keuntungan dan kerugian melalui

negara tersebut.

Kedepannya diharapkan penelitian ini dapat lebih

dikembangkan oleh penelitian-penelitian lanjutan guna memberi lebih

banyak lagi informasi bagi pemerintah maupun pelaku bisnis dalam

kegiatan ekspor Indonesia. Fokus penelitian yang lebih dipersempit

diharapkan akan memberi dampak lebih baik bagi para stakeholder

kegiatan ekspor Indonesia.

6.3. Saran-saran Kebijakan

Beberapa saran kebijakan yang dapat ditarik dari penelitian ini

adalah:

1. Pemerintah perlu membantu memberikan informasi yang jelas

kepada pelaku ekspor agar dapat memilih secara bijak mengenai

mekanisme mana yang dipilih antara ekspor langsung atau

ekspor tidak langsung.

2. Pemerintah tidak perlu mendorong pelaku ekspor yang sudah

selama ini membina kegiatan ekspor secara indirect untuk

menjadi secara direct, oleh karena banyak pertimbangan yang

kemungkinan sulit untuk diubah dalam prosesnya.

3. Perubahan kegiatan ekspor menjadi langsung dari yang awalnya

tidak langsung memerlukan waktu dan biaya yang cukup banyak,

sehingga fokus pemerintah lebih kepada mengambil peran

dalammendorong peningkatan nilai tambah dari ekspor bagi

perekonomian.

Page 53: LAPORAN AKHIR KAJIAN Ekspor Di Indonesiabppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Peran... · 2017-08-02 · internasional antar negara ataupun industri. ... Untuk negara -negara

Puska Daglu, BP2KP, Kementerian Perdagangan 49

4. Desiminasi informasi mengenai pilihan-pilihan negara singgah

dan untung-ruginya dapat membantu pelaku ekspor untuk

meningkatkan daya saing di negara tujuan akhir. Oleh karena itu

pemerintah perlu untuk mengambil peran dalam proses ini.

5. Peningkatan efektifitas peranan atase dan ITPC dalam

memberikan informasi pasar ekspor.

6.4. Penutup

Penelitian ini telah memberikan identifikasi dan informasi

dasar mengenai kegiatan indirect ekspor Indonesia.Tujuan dari

ekspor pada dasarnya adalah untuk mencari nilai ekonomi bagi

perekonomian domestik yang berasal perekonomian eksternal.Dalam

prosesnya, banyak pilihan jalur untuk menyalurkan nilai ekonomi

tersebut menuju dalam negeri.Namun jalur terbaik adalah yang

paling memberikan keuntungan terbesar baik dalam jangka pendek

maupun panjang.Indonesia di tengah-tengah perkembangan

ekonomi global yang saat ini sedang tidak menentu ingin mendorong

kegiatan ekspor untuk menjadi salah satu mesin pertumbuhan

ekonomi yang stabil.Pemerintah Indonesia ingin sekali

memberdayakan kesempatan-kesempatan yang lahir belakangan

guna mencapai target pembangunan ekonomi.

Indirect ekspor sebagai salah satu jalur untuk meningkatkan

kegiatan ekspor Indonesia diharapkan dapat memberdayakan

potensi perekonomian Indonesia.Sektor-sektor dan kegiatan usaha

yang masih belum mampu untuk mencapai negara tujuan akhir

secara mandiri dapat memanfaatkan jalur ini.Disamping itu, kegiatan

ekspor tidak langsung ini juga dapat berperan untuk meningkatkan

keterikatan perekonomian Indonesia dengan dunia.Satu hal yang

perlu menjadi catatan adalah dalam jangka panjang kegiatan ekspor

tidak langsung perlu mempertimbangkan cara-cara yang dapat

Page 54: LAPORAN AKHIR KAJIAN Ekspor Di Indonesiabppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Peran... · 2017-08-02 · internasional antar negara ataupun industri. ... Untuk negara -negara

Puska Daglu, BP2KP, Kementerian Perdagangan 50

memaksimalkan nilai tambah bagi perekonomian domestik tanpa

mengurangi atau menghilangkan potensi perdagangan yang sudah

dibina selama ini.

Page 55: LAPORAN AKHIR KAJIAN Ekspor Di Indonesiabppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Peran... · 2017-08-02 · internasional antar negara ataupun industri. ... Untuk negara -negara

Puska Daglu, BP2KP, Kementerian Perdagangan 51

DAFTAR PUSTAKA

Abel-koch.J (2013).'Who Uses Intermediaries in International

Trade?Evidence from Firm-level Survey Data'.World Economy.vol.

36.no. 8. pp. 1041-64.

Ahn. J. Khandelwal. AK & Wei.S-J (2011).'The role of intermediaries in

facilitating trade'.Journal of International Economics.vol. 84.no. 1.

pp. 73-85.

Aw, B.-Y., & Hwang, A. R. (1995). Productivity and the export market: A

firm-level analysis. Journal of Development Economics, 47(2), 313–

332.

Baldwin, R. (1989). Sunk-cost hysteresis. National Bureau of Economic

Research Cambridge, Mass., USA. Retrieved from

http://www.nber.org/papers/w2911

Bernard. AB & Bradford Jensen. J (1999). 'Exceptional exporter

performance: cause. effect. or both?'.Journal of International

Economics. vol. 47. no. 1. pp. 1-25.

Bernard, A. B., Grazzi, M., & Tomasi, C. (2011). Intermediaries in

international trade: Direct versus indirect modes of export. National

Bureau of Economic Research. Retrieved from

http://www.nber.org/papers/w17711

Bernard, A. B., & Jensen, J. B. (1999). Exceptional exporter performance:

cause, effect, or both? Journal of International Economics, 47(1),

1–25.

Berry, A. (1992). Firm (or plant) size in the analysis of trade and

development. Trade Policy, Industrialization, and Development:

New Perspectives, 44–88.

Crozet, M., Lalanne, G., & Poncet, S. (2013). Wholesalers in international

trade. European Economic Review, 58, 1–17.

Page 56: LAPORAN AKHIR KAJIAN Ekspor Di Indonesiabppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Peran... · 2017-08-02 · internasional antar negara ataupun industri. ... Untuk negara -negara

Puska Daglu, BP2KP, Kementerian Perdagangan 52

Ellis, P. (2003). Are international trade intermediaries catalysts in

economic development? A new research agenda. Journal of

International Marketing, 11(1), 73–96.

Feenstra, R. C., & Hanson, G. H. (2004). Intermediaries in Entrepot Trade:

Hong Kong Re-Exports of Chinese Goods. Journal of Economics &

Management Strategy, 13(1), 3–35.

Hessels, J., Terjesen, S., & others. (2007). SME Choice of Direct and

Indirect Export Modes: Resource Dependency and Institutional

Theory Perspectives. Scientific Analysis of Entrepreneurship and

SMES, 5–9.

Krugman, P. R., Baldwin, R. E., Bosworth, B., & Hooper, P. (1987). The

persistence of the US trade deficit. Brookings Papers on Economic

Activity, 1–55.

Kumar, S., & Bergstrom, T. (2007). An explorative study of the relationship

of export intermediaries and their trading partners. In Supply Chain

Forum: An International Journal (Vol. 8, pp. 12–31). KEDGE

Business School. Retrieved from

http://www.ingentaconnect.com/content/bem/scfij/2007/00000008/0

0000001/art00002

Máñez, J. A., Rochina-Barrachina, M. E., & Sanchis, J. A. (2008). Sunk

costs hysteresis in Spanish manufacturing exports. Review of

World Economics, 144(2), 272–294.

Martin, S. (1994). Industrial economics economic analysis. Retrieved from

http://www.philadelphia.edu.jo/newlibrary/pdf/file692079e418d444f0

b216856860d0e30f.pdf

Peng, M. (2013). Global business. Cengage learning. Retrieved from

http://books.google.com/books?hl=id&lr=&id=3fgWAAAAQBAJ&oi=f

nd&pg=PP1&dq=Peng+(2009)+Global+Business&ots=TAoeKxwKJ

m&sig=MwtFm7azbc5sDA4nGyNcgR2rmMw

Pindyck, R. S., & Rubinfeld, D. L. (2005). Microeconomics, 6. Aufl., Upper

Saddle River. Retrieved from

Page 57: LAPORAN AKHIR KAJIAN Ekspor Di Indonesiabppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Peran... · 2017-08-02 · internasional antar negara ataupun industri. ... Untuk negara -negara

Puska Daglu, BP2KP, Kementerian Perdagangan 53

http://www.cba.edu.kw/yousuf/Courses/Econ210/Lecture%20Prese

ntations/Pindyck6%20Graphs/ch04.pdf

Puskadaglu (2012). Analisis Diskrepansi Perdagangan Luar Negeri. Pusat Kebijakan Perdagangan Luar Negeri kementerian Perdagangan RI.

Republika. (2012). Pemerintah Pantau Pintu Gelap Perdagangan RI-Cina.

Retrieved February 13, 2015, from

http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/bisnis/12/03/27/m1jt9l-

pemerintah-pantau-pintu-gelap-perdagangan-ricina

Roberts, M. J., & Tybout, J. R. (1995). An empirical model of sunk costs

and the decision to export (Vol. 1436). World Bank Publications.

Retrieved from

https://books.google.com/books?hl=id&lr=&id=nbhmadgPBwkC&oi

=fnd&pg=PA33&dq=Robert+and+Tybout+(1995)+sunk+cost&ots=-

H6pqgkpfj&sig=8K-1juARW1FpoEtujBcSU7jthyM

Schröder, P. J., Trabold, H., & Trübswetter, P. (2003). Intermediation in

foreign trade: when do exporters rely on intermediaries?. DIW-

Diskussionspapiere. Retrieved from

http://www.econstor.eu/handle/10419/18072

Sjöholm, F., & Takii, S. (2003). Foreign Networks and Exports: Results

from Indonesia Panel Data. Leverhulme Centre for Research on

Globalisation and Economic Policy, University of Nottingham.

Retrieved from

http://www.agi.or.jp/7publication/workingpp/wp2003/2003-33.pdf

Terjesen. SA (2007).SME Choice of Direct and Indirect Export Modes:

Resource Dependency and Institutional Theory Perspectives. EIM

Business and Policy Research.

Tomasi. C (2012).Intermediaries in International Trade: Direct Versus

Indirect Modes of Export. Centre for Economic Performance. LSE.

Trubswetter. P. Schroder. PJH & Trabold. H (2003).Intermediation in

Foreign Trade: When Do Exporters Rely on Intermediaries?. DIW

Berlin. German Institute for Economic Research.

Page 58: LAPORAN AKHIR KAJIAN Ekspor Di Indonesiabppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Peran... · 2017-08-02 · internasional antar negara ataupun industri. ... Untuk negara -negara

Puska Daglu, BP2KP, Kementerian Perdagangan 54

Yaşar. M (2015). 'Direct and Indirect Exporting and Productivity: Evidence

from Firm-Level Data'.Managerial and Decision Economics. vol. 36.

no. 2. pp. 109-20.

Page 59: LAPORAN AKHIR KAJIAN Ekspor Di Indonesiabppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Peran... · 2017-08-02 · internasional antar negara ataupun industri. ... Untuk negara -negara

Puska Daglu, BP2KP, Kementerian Perdagangan 55

LAMPIRAN

Beberapa Komiditi Indirect Ekspor Indonesia di Beberapa Negara Indirectnya tahun 2013 Singapura No HS 6 Dgt Deskripsi Nilai (ribu $) Persen thd

total ekspor 1 854219 Monolithic integrated circuits, nes 281956 1,69% 2 890520 Floating or submersible drilling or 281503 1,69% 3 271000 Petroleum oils, etc, (excl. crude); 185469 1,11% 4 847192 Input or output units, whether or n 155356 0,93% 5 847199 Automatic data processing machines 124047 0,74% 6 847330 Parts and accessories of automatic 88627 0,53% 7 844390 Parts of printing machinery & machi 78457 0,47% 8 901890 Instruments and appliances used in 70916 0,43% 9 902140 Hearing aids, excluding parts and a 68820 0,41%

10 890400 Tugs and pusher craft 68645 0,41% 11 850780 Electric accumulators, nes 65478 0,39% 12 890590 Floating docks and vessels which pe 57915 0,35% 13 852520 Transmission apparatus, for radiote 55912 0,34% 14 210690 Other food preparations, nes 53115 0,32% 15 852990 Parts suitable for use solely or pr 48957 0,29%

Malaysia

No HS 6 Dgt Deskripsi NilaiPersen thd total ekspor

1 271000 Petroleum oils, etc, (excl. crude); 480,605 4.51%2 270900 Petroleum oils and oils obtained fr 306,309 2.87%3 151190 Palm oil (excl. crude) and liquid f 244,292 2.29%4 800110 Tin not alloyed unwrought 176,508 1.65%5 151919 Industrial monocarboxylic fatty aci 169,391 1.59%6 151110 Crude palm oil 128,473 1.20%7 151329 Palm kernel or babassu oil (excl. c 70,111 0.66%8 852810 Television receivers including vide 45,583 0.43%9 740819 Wire of refined copper of which the 43,808 0.41%

10 210690 Other food preparations, nes 40,899 0.38%11 390110 Polyethylene having a specific grav 36,329 0.34%12 310210 Urea 34,702 0.33%13 853321 Electrical resistors fixed for a po 33,300 0.31%14 441211 Plywood with >=1 outer ply of tropi 28,026 0.26%15 151321 Crude palm kernel or babassu oil an 26,837 0.25%

Page 60: LAPORAN AKHIR KAJIAN Ekspor Di Indonesiabppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Peran... · 2017-08-02 · internasional antar negara ataupun industri. ... Untuk negara -negara

Puska Daglu, BP2KP, Kementerian Perdagangan 56

Jerman No HS 6 Dgt Deskripsi Nilai

(ribu $) Persen thd total ekspor

1 852110 Video recording or reproducing appa 37868 1,31% 2 854219 Monolithic integrated circuits, nes 23815 0,83% 3 940360 Furniture, wooden, nes 23648 0,82% 4 870870 Wheels including parts and accessor 23176 0,80% 5 950390 Toys nes 17416 0,60% 6 731815 Bolts or screws nes, with or withou 11438 0,40% 7 854441 Electric conductors,for a voltage n 11338 0,39% 8 852190 Video recording or reproducing appa 10833 0,38% 9 151919 Industrial monocarboxylic fatty aci 10749 0,37%

10 844390 Parts of printing machinery & machi 10602 0,37% 11 851822 Multiple loudspeakers, mounted in t 10064 0,35% 12 901890 Instruments and appliances used in 9848 0,34% 13 854160 Mounted piezo-electric crystals 9401 0,33% 14 901819 Electro-diagnostic apparatus, nes 8512 0,30% 15 640299 Footwear, nes, not covering the ank 7409 0,26%

Belanda No HS 6 Dgt Deskripsi Nilai

(ribu $) Persen thd total ekspor

1 271000 Petroleum oils, etc, (excl. crude); 91437 2,23% 2 180400 Cocoa butter, fat and oil 13123 0,32% 3 870870 Wheels including parts and accessor 12473 0,30% 4 291590 Saturated acyclic monocarboxylic ac 11729 0,29% 5 190190 Other food preparations of flour, e 10816 0,26% 6 847989 Machines & mechanical appliances ne 9351 0,23% 7 847199 Automatic data processing machines 6792 0,17% 8 300490 Other medicaments of mixed or unmix 6687 0,16% 9 291570 Palmitic acid, stearic acid, their 6144 0,15%

10 731815 Bolts or screws nes, with or withou 5817 0,14% 11 392690 Other articles of plastics, nes 4779 0,12% 12 030420 Frozen fish fillets 4555 0,11% 13 180500 Cocoa powder, not containing added 3939 0,10% 14 853650 Electrical switches for a voltage n 3406 0,08% 15 441830 Parquet panels, of wood 3221 0,08%

Page 61: LAPORAN AKHIR KAJIAN Ekspor Di Indonesiabppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Peran... · 2017-08-02 · internasional antar negara ataupun industri. ... Untuk negara -negara

Puska Daglu, BP2KP, Kementerian Perdagangan 57

Daftar Pertanyaan Focus Group Discussion (FGD)

1. Sebutkan produk apa yang dihasilkan oleh perusahaan Anda?

2. Apakah perusahaan Anda melakukan ekspor?

3. Apabila tidak mengekspor, mengapa?

4. Apakah ekspor yang perusahaan Anda lakukan melalui perantara

perdagangan?

5. Mengapa memilih mengekspor melalui perusahaan perantara atau

mengekspor langsung?

6. Di negara manakah lokasi dari perusahaan perantara

perdagangannya?

7. Apakah Anda tahu ke negara mana produk perusahaan Anda

diperdagangkan oleh perusahaan perantara? Ke negara mana?

8. Berapa persen keuntungan bila mengekspor melalui perusahaan

perantara?

9. Apakah Anda mengetahui berapa selisih antara nilai jual produk

Anda ke perusahaan perantara dengan nilai jualnya di negara

tujuan ekspor? Berapa?

10. Apakah yang dibutuhkan agar perusahaan Anda dapat mengekspor

langsung daripada melalui perusahaan perantara?

Page 62: LAPORAN AKHIR KAJIAN Ekspor Di Indonesiabppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Peran... · 2017-08-02 · internasional antar negara ataupun industri. ... Untuk negara -negara

Lampiran 3 Surat Nomor : /BPPKP.3/SD/04/2015 Tanggal : April 2015

MODUL A

PANDUAN FGD KAJIAN PERANAN INDIRECT EKSPOR DI INDONESIA

PUSAT KEBIJAKAN PERDAGANGAN LUAR NEGERI BADAN PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN PERDAGANGAN KEMENTERIAN PERDAGANGAN 2015

Page 63: LAPORAN AKHIR KAJIAN Ekspor Di Indonesiabppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Peran... · 2017-08-02 · internasional antar negara ataupun industri. ... Untuk negara -negara

Panduan FGD Kajian Peranan Indirect Ekspor di Indonesia 1

I. PENDAHULUAN Menurut Dahlan Iskan (mantan Menteri BUMN), ada selisih nilai perdagangan

Indonesia dan Cina yang mencapai 10 milyar dolar AS dan hal tersebut dinilai tidak wajar. Selisih pencatatan perdagangan tidak hanya terjadi pada hubungan dagang Indonesia dan Cina. Dengan Singapura, Amerika dan Jepang pun tidak sama. Direktur Informasi Kepabeanan dan Cukai Ditjen Bea dan Cukai Susiwijono mengungkapkan, dalam perdagangan internasional tidak pernah ditemukan data yang sama antara ekspor dan impor. Menurut dia, sangat wajar terjadi perbedaan angka perdagangan (Republika, 2012).

Setelah diteliti Bea dan Cukai, ternyata banyak barang ekspor Indonesia ke Cina yang masuk melalui negara ketiga (indirect trade). Dalam perdagangan internasional, menurut Susiwijono, umum sekali dilakukan melalui negara ketiga. Perdagangan dengan Cina, Indonesia banyak ‘mampir’ di Hongkong dan Singapura. Berdasarkan keterangan Susiwijono, sekitar 4,4 milyar dolar ekspor Indonesia ternyata tercatat di Hongkong(Republika, 2012).

Terdapat beberapa keuntungan serta kerugian yang akan didapatkan apabila suatu perusahaan melakukan indirect export. Dengan melakukan indirect export perusahaan yang mengekspor mendapatkan beberapa keuntungan yaitu: kemudahan akses pasar, cukup fokus pada produksi atau pemasaran domestik saja, tidak ada biaya tambahan (R&D, pemasaran, dan strategi penjualan di pasar ekspor), manajemen ekspor ditangani perantara, dan tidak perlu penanganan produk setelah sampai di tujuan ekspor. Sedangkan kerugian yang akan didapatkan adalah: risiko kehilangan pasar lebih besar karena dipegang perantara, tidak punya kekuasaan mengendalikan pasar, dan keuntungan perdagangan lebih rendah bila dibandingkan ekspor langsung (Peng, 2013).

Melalui Focus Group Discussion (FGD) akan dilakukan pembahasan secara mendalam tentang seberapa besar ekspor Indonesia yang melalui negara ketiga, karakteristik indirect ekspor di Indonesia dan alasan pelaku bisnis melakukan indirect ekspor. Kegiatan FGD akan dilaksanakan melalui beberapa tahapan dengan melibatkan berbagai stakeholders, seperti para pelaku usaha (eksportir), pejabat/pimpinan Kementerian/Lembaga (K/L) terkait serta para pengamat ekonomi terutama perdagangan internasional.

Dengan adanya panduan ini diharapkan dalam FGD yang dilaksanakan dapat tercipta diskusi secara dinamis dan terarah sehingga informasi terkait kajian dapat terekap secara mendalam.

II. TUJUAN DAN MANFAAT’ Metode FGD sangat berbeda dengan bentuk-bentuk rapat koordinasi antar instansi yang biasa dilaksanakan oleh pemerintah. FGD ini terutama sangat diperlukan untuk pengumpulan informasi atau data dari suatu kegiatan yang dilakukan. Adapun tujuan pelaksanaan FGD dalam kerangka kajian adalah sebagai berikut:

1. Mengestimasi besaran indirect ekspor Indonesia yang melalui negara ketiga.

2. Mendeskripsikan karakteristik indirect ekspor Indonesia

3. Mengetahui alasan pelaku bisnis melakukan indirect ekspor

Page 64: LAPORAN AKHIR KAJIAN Ekspor Di Indonesiabppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Peran... · 2017-08-02 · internasional antar negara ataupun industri. ... Untuk negara -negara

Panduan FGD Kajian Peranan Indirect Ekspor di Indonesia 2

III. PELAKSANAAN KEGIATAN 3.1. Pembukaan (Waktu 15 menit)

Pembukaan dilakukan oleh Kepala Pusat Kebijakan Perdagangan Luar Negeri atau yang mewakilinya.

3.2. Perkenalan dan Keakraban (Waktu 30 menit) Setiap peserta secara bergantian memperkenalkan dirinya. Perkenalan mencakup

nama dan pekerjaan. Para peserta hendaknya juga menceritakan pengalaman menarik dalam pekerjaannya. Hal-hal yang bersifat pribadi seperti daerah asal atau tentang keluarga dapat juga dikemukakan secara santai. Pada waktu seorang peserta memperkenalkan dirinya, peserta lainnya diperbolehkan bertanya dan memberikan komentar.

3.3. Presentasi Kajian (Waktu 30 menit)

Presentasi kajian dan isu-isu yang terkait dengan kajian dimaksudkan untuk meningkatkan pemahaman para peserta atas pokok-pokok persoalan yang berkaitan. Dari paparan tersebut, diharapkan perserta memiliki pemahaman tentang substansi kajian. Hal ini juga dapat dijadikan sebagai salah satu referensi bagi peserta untuk proses diskusi selanjutnya.

3.4. Proses Diskusi ( Waktu 1 jam)

Kepada setiap peserta diminta untuk mendiskusikan dan memberikan masukan mengenai secara mendalam tentang seberapa besar ekspor Indonesia yang melalui negara ketiga, karakteristik indirect ekspor di Indonesia dan alasan pelaku bisnis melakukan indirect ekspor. Fasilitator akan memandu diskusi dengan melakukan konfirmasi kepada presenter atau forum apabila terdapat pertanyaan yang perlu diklarifikasi. Fasilitator juga dapat mengkonfirmasi beberapa pertanyaan atau jawaban yang dianggap kurang jelas serta melakukan pengembangan dari kriteria-kriteria tersebut jika dianggap perlu berdasarkan hasil diskusi. 3.5 Simpulan Diskusi (Waktu 20 menit) Fasilitator akan melakukan sintesis terhadap beberapa masukan dan pembicaraan di dalam diskusi. Lebih lanjut fasilitator akan membuat suatu kesimpulan dari hasil diskusi dan apabila diperlukan meminta forum memberikan tanggapan akan simpulan tersebut.

3.6 penutupan (Waktu 15 menit) Penutupan dilakukan oleh Kepala Pusat Kebijakan Perdagangan Luar Negeri atau

yang mewakilinya.

Page 65: LAPORAN AKHIR KAJIAN Ekspor Di Indonesiabppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Peran... · 2017-08-02 · internasional antar negara ataupun industri. ... Untuk negara -negara

Panduan FGD Kajian Peranan Indirect Ekspor di Indonesia 3

IV. PENUTUP Panduan ini disusun dalam rangka mendapatkan masukan berupa persepsi-persepsi

dan pemikiran-pemikiran yang mendalam berkaitan dengan seberapa besar ekspor Indonesia yang melalui negara ketiga, karakteristik indirect ekspor di Indonesia dan alasan pelaku bisnis melakukan indirect ekspor. Dengan panduan ini diharapkan diskusi dapat berjalan dengan lancar dan produktif.

Page 66: LAPORAN AKHIR KAJIAN Ekspor Di Indonesiabppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Peran... · 2017-08-02 · internasional antar negara ataupun industri. ... Untuk negara -negara

Kajian:

Peranan Indirect Ekspor di Indonesia

KUESIONER: EKSPORTIR Kegiatan survey lapangan ini merupakan bagian dari Kajian Peranan Indirect Ekspor di Indonesia yang dilakukan oleh Pusat Kebijakan Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan RI. Isi dari kuesioner ini bersifat RAHASIA dan hanya menjadi milik Pusat Kebijakan Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan RI.

A. IDENTITAS PERUSAHAAN 1. Nama Responden : ................................................................ 2. Jabatan Responden : ................................................................ 3. Nama Perusahaan : ................................................................ 4. Alamat Perusahaan : ......................................................................................... ......................................................................................... ......................................................................................... 5. Email : ................................................................ 6. Telepon/fax : ................................................................ 7. Kepemilikan Perusahaan :PMDN ..................%, PMA ....................% 8. Tanggal survey : 2015, Surveyor .................................. (cap perusahaan)

Page 67: LAPORAN AKHIR KAJIAN Ekspor Di Indonesiabppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Peran... · 2017-08-02 · internasional antar negara ataupun industri. ... Untuk negara -negara

Kuesioner-Eksportir 2

I. Data Perusahaan 1.01. 1.02. Penjualan Per Tahun 1.03. Jumlah Karyawan Rp................................................... ...................................Orang 1.04. Mulai Beroperasi 1.05. Mulai Mengekspor Tahun ............................................ Tahun ............................................ 1.06. Barang yang diekspor (dapat lebih dari satu) Nama Barang:............................................................................................................................................. 1.07. Sebutkan negara tujuan ekspor utama 1 3

2 4 1.08. Cara melakukan ekspor ¨ Ditangani sendiri ..............% ¨ Melalui pihak ketiga (broker).............%

II. EKSPOR DITANGANI SENDIRI 2.01. Apakah perusahaan memiliki unit pemasaran dan customer service di Negara tujuan ekspor?

2.02. Bagaimana alur distribusi barang yang diekspor? (langsung ke negara tujuan atau melalui negara ketiga).

2.03. Mengapa negara di pertanyaan 2.02 tesebut dipilih dalam jalur distribusi ekspor?

2.04. Berapa biaya (riset pasar, logistic dan transportasi) dan keuntungan dalam melakukan ekspor? (Persentase dari nilai penjualan ekspor)

2.05. Apakah ada kesulitan/hambatan dalam melakukan ekspor langsung ke Negara tujuan akhir? (bandingkan dengan ekspor melalui Negara ketiga)

2.06. Apa tantangan yang dihadapi apabila ekspor yang biasanya melalui Negara ketiga dilakukan secara langsung ke Negara akhir tujuan ekspor?

Page 68: LAPORAN AKHIR KAJIAN Ekspor Di Indonesiabppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Peran... · 2017-08-02 · internasional antar negara ataupun industri. ... Untuk negara -negara

Kuesioner-Eksportir 3

III. EKSPOR DITANGANI PIHAK KETIGA (BROKER)

3.01. Mengapa perusahaan menggunakan perantara (broker) dalam melakukan ekspor?

3.02. Apakah perusahaan Anda mengetahui ke Negara mana produk Anda diekspor?

3.03. Apakah perusahaan Anda mengetahui jalur distribusi/pengiriman produk ekspor Anda? (langsung ke Negara tujuan atau transit ke suatu Negara terlebih dahulu)

3.04. Dalam memproduksi barang ekspor, apakah Broker memberikan informasi mengenai spesifikasi produk (selera maupun regulasi di pasar ekspor) ?

3.05. Apakah perusahaan mengeluarkan biaya dalam melakukan ekspor melalui broker?

3.06. Apakah perusahaan memiliki kontrak dalam melakukan penjualan ke broker? Atau menggunakan system jual putus?

3.07. Apa saja kesulitan/hambatan dalam melakukan ekspor menggunakan perantara

3.08. Apa saja keuntungan/manfaat dalam melakukan ekspor menggunakan perantara

Page 69: LAPORAN AKHIR KAJIAN Ekspor Di Indonesiabppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Peran... · 2017-08-02 · internasional antar negara ataupun industri. ... Untuk negara -negara

Kajian:

Peranan Indirect Ekspor di Indonesia

KUESIONER: INSTANSI/ASOSIASI Kegiatan survey lapangan ini merupakan bagian dari Kajian Peranan Indirect Ekspor di Indonesia yang dilakukan oleh Pusat Kebijakan Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan RI. Isi dari kuesioner ini bersifat RAHASIA dan hanya menjadi milik Pusat Kebijakan Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan RI.

A. IDENTITAS 1. Nama Responden : ................................................................ 2. Jabatan Responden : ................................................................ 3. Nama Instansi/Asosiasi : ................................................................ 4. Alamat Instansi/Asosiasi : ......................................................................................... ......................................................................................... ......................................................................................... 5. Email : ................................................................ 6. Telepon/fax : ................................................................ 7. Tanggal survey : ............................... 2015 Surveyor .................................. (cap instansi)

Page 70: LAPORAN AKHIR KAJIAN Ekspor Di Indonesiabppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Peran... · 2017-08-02 · internasional antar negara ataupun industri. ... Untuk negara -negara

Kuesioner-Instansi/Asosiasi 2

B. PERTANYAAN UTAMA

1. Bagaimana perkembangan umum ekspor di daerah (Provinsi/Kabupaten/Kota) Anda saat ini?

2. Produk-produk apa saja yang menjadi andalan ekspor di daerah Anda? (perkembangan dan prospek)

3. Bagaimana karakteristik umum eksportir di daerah Anda? (Perusahaan Besar atau UMKM)

4. Metode apa yang paling banyak dipilih perusahaan-perusahaan di daerah Anda dalam melakukan ekspor? (langsung ditangani perusahaan bersangkutan atau melalui broker) Mengapa demikian?

5. Bagaimana alur distribusi barang yang diekspor? Mohon diejaskan! (sentra produksi-pelabuhan muat-negara transit-negara tujuan akhir)

6. Apa saja tantangan dalam mengembangkan ekspor di daerah Anda? (apakah indirect ekspor menjadi salah satu permasalahan utama; bagaimana mendorong UMKM untuk melakukan ekspor)