Laporan Akhir Aluminium

36
1. Judul Pembuatan Senyawa Mangan (VI) dan Mangan (III) 2. Tujuan Mempelajari pembuatan senyawa Mangan (VI), Mangan (III) dan sifat-sifatnya. 3. Dasar Teori Mangan relative melimpah dan terdapat dalam banyak deposit, terutama oksida,oksida hidrat atau karbonat. Logam dapat diperoleh dari padanya atau dari Mn 3 O 4 yang didapat dari cara pemanggangan melalui reaksi Al. Mangan cukup elektropositif dan mudah melarut dalam asam bukan pengoksidasi (Cotton dan Wilkinson, 2009: 459). Dalam tabel periodik unsur kimia, Mangan memiliki lambang Mn dengan nomor atom 25. Unsur kimia adalah zat kimia yang tidak dapat dapat diubah menjadi zat kimia lain dengan cara biasa dan tidak dapat dipisah menjadi zat yang lebih kecil. Unsur-unsur kimia dalam bentuk tabel ditampilkan dalam bentuk tabel periodik unsur-unsur kimia. Nomor atom adalah angka yang menunjukkan jumlah proton dalam inti atom. Yang berarti bahwa Mangan memiliki 25 jumlah proton dalam inti atomnya. Mangan ditemukan sebagai unsur bebas dalam sifat dasarnya dan 1

Transcript of Laporan Akhir Aluminium

Page 1: Laporan Akhir Aluminium

1. Judul

Pembuatan Senyawa Mangan (VI) dan Mangan (III)

2. Tujuan

Mempelajari pembuatan senyawa Mangan (VI), Mangan (III) dan sifat-

sifatnya.

3. Dasar Teori

Mangan relative melimpah dan terdapat dalam banyak deposit, terutama

oksida,oksida hidrat atau karbonat. Logam dapat diperoleh dari padanya atau dari

Mn3O4 yang didapat dari cara pemanggangan melalui reaksi Al. Mangan cukup

elektropositif dan mudah melarut dalam asam bukan pengoksidasi (Cotton dan

Wilkinson, 2009: 459). 

Dalam tabel periodik unsur kimia, Mangan memiliki lambang Mn dengan

nomor atom 25. Unsur kimia adalah zat kimia yang tidak dapat dapat diubah menjadi

zat kimia lain dengan cara biasa dan tidak dapat dipisah menjadi zat yang lebih kecil.

Unsur-unsur kimia dalam bentuk tabel ditampilkan dalam bentuk tabel periodik

unsur-unsur kimia. Nomor atom adalah angka yang menunjukkan jumlah proton

dalam inti atom. Yang berarti bahwa Mangan memiliki 25 jumlah proton dalam inti

atomnya. Mangan ditemukan sebagai unsur bebas dalam sifat dasarnya dan sering

dicampur dengan besi, seperti mineral-mineral lainnya. Sebagai unsur bebas, Mangan

adalah logam yang penting dalam penggunaan dengan campuran logam-logam

industri, terutama di dalam baja-baja anti karat (Zilazulaiha ; 2011).

Dari konfigurasi electron 3d5 4s2 terlihat bahwa bilangan oksidasi tertinggi

adalah +7 yaitu sebagai permanganate (MnO4-) dan mangan heptosida. Senyawa-

senyawa ini adalah oksidator kuat dan dapat direduksi menjadi tingkat mangan (II).

Bilangan oksidasi +2 dengan struktur electron setengah penuh orbital d adalah tingkat

1

Page 2: Laporan Akhir Aluminium

oksidasi yang paling stabil. Jika kalium permanganate dipanaskan dengan KOH 50%

maka diperoleh perubahan warna seperti yang ditunjukan pada tabel dibawah ini.

Zat yang terdapat

dalam larutan basa

Bilangan oksidasi Warna

MnO4-

MnO42-

MnO3-

MnO2

Mn(OH)3

Mn(OH)2

+7

+6

+5

+4

+3

+2

Ungu

Hijau

Biru

Coklat tua

Hijau

Merah muda (pink)

Biji mangan yang terpenting adalah pirosulit MnO2. Ektraksi mangan

dilakukan dengan cara memanaskan pirosulit menjadi Mn3O4 kemudian direduksi

dengan karbon dalam tungku listrik,

3MnO2 → Mn3O4 + O2

Mn3O4 + 4 C → 3 Mn + 4 CO

Mangan yang lebih murni terdapat diperoleh dengan cara reaksi thermit,

3 Mn3O4 + 8 Al → 4 Al2O3 + 9 Mn

Mangan dengan kemurnian yang tinggi dapat dapat diperoleh dengan

elektrolisis larutan MnSO4.

a. Senyawa Mangan (VII)

Kalium permanganate dapat dibuat dengan cara melebur kalium hidroksida

dengan kalium klorat dan Mangan (IV) oksida. Hasil yang diperoleh digerus,

2

Page 3: Laporan Akhir Aluminium

tambahkan air, dipanaskan, lalu dialiri gas karbon dioksida. Reaksi yang terjadi

adalah,

3 MnO2 + 6 OH- + ClO3- → 3 MnO4

2- + 3 H2O + Cl-

3 MnO42- + 2 H2O ↔ MnO4

- + MnO2 + 4 OH-

Setelah disaring, kemudian filtrate diuapkan, maka akan diperoleh KMnO4.

b. Senyawa Mangan (VI)

Kalium manganat (VI) dapat dibuat dengan cara memanaskan campuran

KMnO4, MnO2, dan KOH padat.

c. Senyawa Mangan (IV)

Satu-satunya mangan (IV) yang penting adalah MnO2 yang terdapat dialam

sebagai pirosulit.

d. Senyawa Mnagan (III)

Suatu larutan yang mengandung mangan (III) dapat diperoleh dengan

mengoksidasi mangan (II) dengan KMnO4. Dilaboratorium KMnO4 dapat dibuat

dengan melebur kalium hidroksida, kalium klorat, dan MnO2. Garam KMnO4 tidap

dapat digunakan sebagai larutan baku primer, maka diperlukan larutan standar untuk

menentukan konsentrasi KMnO4. Untuk maksud ini dapat digunakan larutan besi (II)

ammonium sulfat, yang rumusnya dapat dinyatakan dengan (NH4)2SO4. FeSO4. n

H2O. Harga n dpat ditentukan dengan mereaksikan larutan garam ini dengan larutan

standar KMnO4 sesuai dengan persamaan reaksi,

MnO4- + 8 H+ + 5 Fe2+ → Mn2+ + 5 Fe3+ + 4 H2O

Setiap 1 mol KMnO4 bereaksi dengan 5 mol besi (II) ammonium sulfat. (Team

Teaching, 2014 : 48-49)

Konfigurasi elektron Mn adalah (Ar) 3d5 4s2 dengan menggunakan 2 elektron

4s dan kemudian kelima elektron 3d yang tidak berpasangan. Mn mempunyai

3

Page 4: Laporan Akhir Aluminium

bilangan oksidasi antara +2 sampai +7. Reaksi kimia yang penting dari senyawa

mangan adalah reaksi oksidasi dan reduksi. Enam oksida mangan dikenal orang

MnO, Mn2O, MnO2, MnO3, Mn2O7 dan Mn3O4. Lima dari oksida ini mempunayai

keadaaan oksidasi masing-masing +2, +3, +4, +5 dan +7, sedangkan yang terakhir

Mn3O4, merupakan mangan (II) okisda, MnO, Mn2O3 (Annisan : 2008)

Mn3O4 adalah mineral berwarna hitam, yang dapat dibuat dari oksida mangan

dengan pemanasan hingga suhu 1000H C di udara. Semua mangan dioksida dapat

merduksi MnO2 dengan hydrogen membentuk oksida dengan tingkat oksidasi

terendah yang berwarna keabu-abuan kehijauan. MnO2 juga bersifat anti

ferromagnetic dibawah temperature 92 K, sedangkan Mn3O4 bersifat ferrimagnetik di

bawah temperature 43 K.  Ion mangan (III) tidak stabil, tetapi ada kompleks yang

mengandung mangan dalam keadaan oksidasi +3. Mudah direduksi menjadi mangan

(II). Mangan (IV) oksida stabil dalam larutan basa dan berwarna hijau. Pada

penetralannya terjadi reaksi disproporsionasi, terbentuk endapan mangan dioksida

dan ion manganat (VII) atau permanganate. Jika mangan (IV) oksida diolah dengan

asam, terbentuk ion-ion mangan (II). Senyawa mangan (VII) mengandung ion MnO4-.

Permanganate alkali adalah senyawa stabil yang menghasilkan larutan warna

lembayung. Semuanya merupakan zat pengoksidasi kuat ( Shevla, 1990: 135). 

Mangan dioksida, MnO2 sekalipun bukan oksida yang stabil karena dapat

terurai menjadi MnO3pada 530H C merupakan dioksida yang sangat penting karena

bermanfaat sebagai zat pengoksidasi. Asam sulfat dan asam hidroklorida pekat panas

akan mereduksi MnO2 menjadi Mn (II) (Sugiyarto, 2003). 

Mangan mempunyai tingkat oksidasi +7 (oksidator kuat), +6,+4,+3, dan +2

(paling stabil). Reduksi mangan (VII) menjadi mangan (II) segera terjadi dengan

bermacam-macam reduktor, misalnya larutan kalium permanganat dalam suasana

asam akan dapat direduksi menjadi mangan (II) dengan menggunakan reduktor seng

amalgam. Senyawa mangan yang banyak dikenal adalah senyawa kalium

permanganat, KmnO4. Senyawa ini dapat diperoleh dengan cara melebur KOH

4

Page 5: Laporan Akhir Aluminium

dengan KClO3 dan MnO2. Hasil yang diperoleh digerus, ditambah dengan air,

dipanaskan, lalu dialiri gas karbon dioksida. Setelah disaring lalu filtratnya diuapkan,

maka akan diperoleh kalium permanganat. Senyawa lain yang banyak kegunaannya

adalah mangan(IV) oksida, MnO2. Senyawa ini merupakan zat padat berwarna hitam

yang tidak larut dalam air. Mangan(IV) oksida mempunyai kemampuan sebagai

oksidator, misalnya dengan HCl dapat menghasilkan gas klor dan senyawa Mangan

(II) (Radhyvhiya : 2012).

5

Page 6: Laporan Akhir Aluminium

4. Alat dan Bahan

4.1 Alat

Tabel 1

Tabel alat yang digunakan dalam percobaan

No Nama alat Gambar Fungsi

1 Tabung reaksi sebagai tempat untuk

mereaksikan zat - zat kimia

2 Rak tabung

reaksi

Sebagai tempat meletakan

tabung reaksi

3 Gelas ukur

Untuk mengukur volume larutan

yang tidak memerlukan tingkat

ketelitian yang tinggi dalam

jumlah tertentu

4 Corong Corong sebagai tempat kertas

saring dan tempat untuk

menuangkan larutan kedalam buret

agar larutan tidak tumpah.

6

Page 7: Laporan Akhir Aluminium

5 Gelas kimia Digunakan sebagai wadah untuk

melarutkan sampel

6 Reagen Untuk menyimpan larutan kimia

atau sering juga digunakan untuk

menyimpan indicator asam basa.

7 Neraca

analitik

Sebagai tempat untuk menimbang

jumlah zat yang diperlukan

8 Batang

pengaduk

Untuk mengaduk cairan didalam

gelas kimia

9 Pipet tetes Untuk meneteskan larutan dengan

jumlah kecil.

7

Page 8: Laporan Akhir Aluminium

10 Kaca arloji Tempat untuk menimbang bahan

kimia

11 Kertas saring Untuk menyaring campuran dalam 

percobaan

12 Spatula Untuk mengambil bahan kimia

yang berbentuk padatan dan

dipakai untuk mengaduk larutan.

4.2 Bahan

Tabel 2

Bahan yang digunakan dalam percobaan

No Nama

Bahan

Sifat Fisik Sifat Kimia

1. KMnO4 - Kristal berwarna ungu

kehitaman

- Berat Molekul : 158,03

gr/mol

- Titik didih : 32,35 °C

- Larut dalam metanol.

KMnO4 + CH3OH → CH3MnO4

+ KOH

- Mudah terurai oleh sinar.

4KMnO4 + H2O → 4 MnO2 ↓ + 3O2

8

Page 9: Laporan Akhir Aluminium

- Titik beku : 2,83 °C

- Densitas : 2,7 kg/L pada 20

°C

+ 4KOH

- Dalam suasana netral dan

basa akan  tereduksi menjadi M

nO2.

4KMnO4 + H2O → 4 MnO2 ↓

+ 3O2 + 4KOH

2. NaOH - Berat Molekul : 40.00

g/mol

- berbentuk putih padat

- Sangat basa, keras, rapuh

dan menunjukkan pecahan

hablur.

-  Titik leleh 318,4 °C

- Titik didih 1390 °C.

- Densitas NaOH adalah 2,1

gr/ml

- Dengan larutan natrium

hidroksida, (HCl) asam klorida

dinetralkan dimana akan

terbentuk garam dan air 

NaOH + HCl  →    NaCl + H2O

3. H2SO4 - Berat molekul : 98 gr/mol

- Titik didih : 315-338 °C

- Titik lebur : 10°C

- Bentuk : Cairan Kental tak

berwarna

- Densitas : 1,8 kg/L pada

40C

- Merupakan asam kuat.

- Bersifat korosif.

- Memiliki afinitas yang sangat

besar terhadap air.

- Bersifat sangat reaktif.

- Merupakan asam bervalensi dua

- Diperoleh dari reaksi SO3

9

Page 10: Laporan Akhir Aluminium

dengan air.

SO¬3 + H2O H2SO4

4. Aquadest - Berat molekul : 18.0153

gr/mol

- Titik leleh : 0 °C

- Titik didih : 100 °C

- Berat jenis : 0.998 gr/cm3

- Berupa cairan yang tidak b

erwarna dan tidak berbau.

- Memiliki gaya adhesi yang

kuat.

- Memiliki keelektronegatifan

yang lebih kuat daripada hidrog

en.

- Merupakan senyawa yang polar.

- Memiliki ikatan van der waals

dan ikatan hidrogen.

- Dapat membentuk azeotrop

dengan pelarut lainnya.

- Dapat dipisahkan dengan

elektrolisis

menjadi oksigen dan hidrogen.

- Dibentuk sebagai hasil samping 

dari pembakaran senyawa yang 

mengandung hidrogen.

5. MnO2 - Merupakan logam aktif,

abu-abu merah muda yang

di tunjukkan pada symbol

Mn dan nomor atom 25.

- Merupakan unsur yang

dalam keadaan normal

memiliki bentuk padat.

- Massa jenis mangan pada

suhu kamar yaitu sekitar

- Mangan bereaksi dengan air

dapat berubah menjadi basa

secara perlahan dan gas

hidrogen akan dibebaskan

sesuai reaksi:

Mn(s) + 2H2O → Mn(OH)2 +H2

10

Page 11: Laporan Akhir Aluminium

7,21 g/cm3

- Massa jenis cair pada titik

lebur sekitar 5,95 g/cm3.

- Titik lebur mangan sekitar

1519 °C

- Titik didih mangan ada

pada suhu 2061 °C.

- Kapasitas kalor pada suhu

ruang adalah sekitar 26,32

J/mol.K.

5. MnSO4 - Berbentuk Padatan. (Kristal

Efflorescent padat.)

- Bau: berbau.

- Berat Molekul: 169,01 g /

mol

- Warna : Merah. (Light.)

- Titik Didih: 850 ° C (1562

° F)

- Melting Point: 700 ° C

(1292 ° F)\

- Spesifik Gravity: 2.95 (Air

= 1)

- Mudah larut dalam air dingin,

air panas.

11

Page 12: Laporan Akhir Aluminium

5. Prosedur kerja

5.1 Pembuatan senyawa Mangan VI

Dalam Larutan Asam

12

- Menyiapkan Tabung Reaksi

- Memasukkan 10 ml KmnO4 0,01 M

- Menambahkan 5 ml H2SO4 1 M

- Menambahkan sedikit Mangan (IV)

Oksida

- Mengocok Selama 2 menit

- Menyaring Campuran ke dalam tabung

reaksi yang bersih

- Mengamati perubahan yang terjadi

Mangan (IV) Oksida

Warna larutan adalah ungu pekat

Page 13: Laporan Akhir Aluminium

Mangan (IV) Oksida

Menyiapkan Tabung ReaksiMemasukkan 10 ml KmnO4 0,01 MMenambahkan 5 ml NaOH 2 MMenambahkan sedikit Mangan (IV) OksidaMengocok Selama 2 menitMenyaring Campuran ke dalam tabung reaksi yang bersihMengamati perubahan yang terjadi

Warna larutan berubah menjadi hijau

Menambahkan 5 ml larutan asam sulfat encer

Warna larutan kembali menjadi ungu pekat

Dalam larutan basa

13

Page 14: Laporan Akhir Aluminium

Melarutkan ke dalam 2 ml asam sulfat encer dalam tabung reaksiMenambahkan 10 tetes asam sufat pekatMendinginkan tabung reaksi dengan air dinginMenambahkan 5 tetes kalium permanganat 0,1 M

0,5 gram MnSO4

Warna larutan adalah Hijau Kecoklatan

Warna larutan adalah Cokelat

5.2 Pembuatan senyawa Mangan III

14

- Memasukan larutan dalam 50 ml air

Page 15: Laporan Akhir Aluminium

6. Hasil Pengamatan

Tabel 3

Hasil pengamatan

6.1 Pembuatan Seyawa Mangan VI

6.1.1 Dalam larutan Asam

No Perlakuan Hasil Pengamatan

1 Menyiapkan tabung reaksi Tabung reaksi bersih dan bening

2 Memasukan 10 ml KMnO4 0,01

M

KMnO4 berwarna ungu

3 Menambahkan 5 ml larutan asam

sulfat encer (H2SO4 1 M)

Larutan tetap berwarna ungu

Dengan reaksi H2SO4 + KMnO4 ;

8 H+ + MnO4- → Mn2+ + 4 H2O atau

H2SO4 + KMnO4 → MnSO4 + H2O

4 Menambahkan sedikit mangan

(IV) oksida (MnO2) kedalam

tabung kemudian dikocok selama

dua menit setelah itu disaring

kedalam tabung reaksi bersih

- Setelah disaring larutan

yang tersaring tidak

mengalami perubahan

warna atau tetap berwarna

ungu karena mangan VI

tidak dapat dibuat dengan

memperbesar konsentrasi

15

Page 16: Laporan Akhir Aluminium

6.1.1 Dalam larutan Basa

No Perlakuan Hasil Pengamatan

1 Menyiapkan tabung reaksi Tabung reaksi bersih dan bening

2 Memasukan 10 ml KMnO4 0,01 M KMnO4 berwarna ungu

3 Menambahkan 5 ml larutan NaOH

2 M

Larutan tetap berwarna ungu

4 Menambahkan sedikit mangan (IV)

oksida (MnO2) kedalam tabung

kemudian dikocok selama dua

menit setelah itu disaring kedalam

tabung reaksi bersih

Setelah disaring larutan berubah

menjadi warna hijau. Karena dalam

suasana basa Mangan (VII) akan

terduksi menjadi Mangan (VI) dengan

rekasi ;

MnO4- + 4 OH- + MnO2 → MnO4

2- + 2

H2O

Mn7+  Mn6+

5 Menambahkan 5 tetes larutan asam

sulfat encer

Larutan menjadi warna ungu

kecoklatan. Karena penambahan asam.

Penambahan asam akan mengoksidasi

Mangan (VI) sehingga membentuk

Mangan (IV) yang berwarna ungu

kecoklatan dengan reaksi ;

3 H+ + MnO42- → MnO2 + 2 H2O

Mn (VI) Mn (IV)

16

Page 17: Laporan Akhir Aluminium

6.2 Pembuatan Seyawa Mangan III

No Perlakuan Hasil Pengamatan

1 Menimbang 0,5 gram

MnSO4

MnSO4 berbentuk serbuk

2 Melarutkan 0,5 gram

MnSO4 kedalam 2 ml

asam sulfat encer (dalam

tabung reaksi)

Larutan MnSO4 berwarna bening

3 Menambahkan 10 tetes

asam sulfat pekat

kedalam tabung reaksi

Larutan berwarna bening tetapi lebih pekat dan

tabung reaksi menjadi panas

4 Mendinginkan tabung

reaksi dengan air dingin

kemudian menambahkan

5 tetes kalium

permanganate 0,1 M

Larutan berubah warna menjadi hijau kecoklatan.

Mangan (III) dapat diperoleh dengan mengoksidasi

Mangan (II) dengan Mangan (VII) (KMnO4).

Dengan rekasi ;

8 H+ + MnO4- → Mn2+ + 4 H2O

Mn2+ → Mn3+

5 Menambahkan 50 ml air

kedalam larutan

Larutan berubah menjadi coklat

17

Page 18: Laporan Akhir Aluminium

7. Pembahasan

Dalam tabel periodik unsur kimia, Mangan memiliki lambang Mn dengan

nomor atom 25. Logam mangan berwarna putih keabu-abuan. Mangan termasuk

logam berat dan sangat rapuh tetapi mudah teroksidasi. Logam dan ion mangan

bersifat paramagnetic. Hal ini dapat dilihat dari orbital d yang terisi penuh pada

konfigurasi elektron. 

Pada percobaan kali ini, bertujuan untuk mempelajari pembuatan senyawa

mangan (VI), mangan (III), dan sifat-sifatnya. Untuk itu, dilakukan 2 percobaan

utama, yaitu pembuatan mangan (VI) dan pembuatan mangan (III).

7.1 Pembuatan Mangan (VI)

Pertama-tama, memasukkan 10 ml KMnO4 0,01 M ke dalam dua tabung

reaksi yang telah diberi label 1 dan 2. Kemudian ditambahkan 5 ml larutan

H2SO4 encer ke dalam tabung 1 dan 5 ml larutan NaOH encer ke dalam tabung 2.

Dilakukan percobaan pada dua suasana (asam dan basa) untuk mengetahui reaksi

pembentukan senyawa mangan (VI), pada suasana asam dan basa serta untuk

mengetahui sifat dari mangan (VI) itu sendiri. Larutan KMnO4 yang awalnya

berwarna ungu pekat, setelah ditambahkan larutan H2SO4 dan NaOH kepekatannya

berkurang.

Setelah penambahkan asam dan basa, dimasukkan kembali sedikit serbuk

MnO2 ke dalam masing-masing tabung lalu dikocok selama ± 2 menit. Setelah

ditambahkan serbuk MnO2 warna larutan pada tabung 2 lebih pekat dibanding tabung

1. Dan setelah dikocok terdapat endapan berwarna abu kehitaman pada kedua tabung.

Kemudian dilakukan penyaringan terhadap kedua larutan. Ternyata, filtrat

pada tabung 1 berwarna ungu atau pink dan filtrat pada tabung 2 berwarna hijau. Hal

ini menunjukkan telah terbentuknya mangan (VI) pada tabung 2. Karena seperti yang

kita ketahui dalam teori, warna hijau merupakan warna khas mangan (VI). Senyawa–

18

Page 19: Laporan Akhir Aluminium

senyawa mangan (VI) mengandung ion permanganat (VI) MnO42-. Senyawa ini stabil

dalam larutan basa dan mempunyai warna hijau. Pada penetralannya terjadi reaksi

disproporsionasi, terbentuk endapan mangan dioksida atau ion manganat (VII)

(permanganat). Berdasarkan persamaan reaksi: 

Dalam suasana asam : 

Reduksi : 2MnO4- +2 e-  → 2MnO4

2- 

Oksidasi : MnO2 + 2H2O → MnO42- + 4H+ + 2e- + 

Reaksi : 2MnO42- + MnO2 + 2H2O → 3MnO4

2- + 4H+ 

Pada tabung reaksi 1 (yang ditambahkan asam) terbentuk mangan (II)

sehingga warna filtrat yang dihasilkan berwarna merah muda atau pink {sesuai

dengan warna khas mangan (II)}. Hal ini dikarenakan pada suasana asam senyawa-

senyawa mangan (VI) yang mengandung ion manganat akan mengalami

disproporsionasi menjadi ion permanganat dan MnO2. Selain itu, dalam suasana asam

ion MnO42-bersifat sebagai oksidator sehingga mangan mengalami reaksi reduksi

yang menyebabkan penurunan biloks dari +6 menjadi +2.

Dalam suasana basa :

Reduksi : 2MnO4- + 2e- -------------> 2MnO4

2-

Oksidasi : MnO2 + 4OH- -------------> MnO42- + 2H2O + 2e- + 

Reaksi : 2MnO4- + MnO2 + 4OH- -------------> MnO4

2- + 2H2O 

Sedangkan pada tabung reaksi 2 (yang ditambahkan basa) terbentuk

mangan (VI) sehingga warna filtrat yang dihasilkan hijau sesuai dengan teori warna

khas mangan (VI). Hal ini dikarenakan ion ini stabil pada suasana basa. Pada raksi

ini, mangan mengalami reduksi atau penurunan bilangan oksidasi, dari +7 menjadi

+6.  Namun, ketika larutan hijau {mengandung mangan (VI)} ditambahkan kembali

dengan H2SO4encer, kembali terbentuk larutan berwarna merah muda atau pink yang

menandakan terbentuk kembali mangan (II) diakibatkan oleh tidak stabilnya mangan

(VI) pada suasana asam. 

19

Page 20: Laporan Akhir Aluminium

7.1.1 Pembuatan Senyawa Mangan (VI) menggunakan Potensial Elektroda

Dalam larutan Asam

Pembuatan senyawa mangan (VI) dapat juga diramalkan dengan

menggunakan potensial elektroda. Dengan potensial elektroda ini, dapat diramalkan

bahwa Mn (VI) tidak dapat dibuat dengan mereaksikan mangan (VII) dan Mn (IV)

dalam larutan asam. 

MnO4- + 2e- → MnO4

2-  E0sel = + 0,56 volt 

4H+ + MnO42- + 2e- → MnO2 + 2H2O E0sel = + 2,26 volt

 Dari potensial elektroda reaksi diatas dapat dilihat bahwa potensial elektroda

reaksi pembentukan mangan (IV) lebih besar atau lebih positif dari reaksi

pembentukan mangan (VI) dan dapat disimpulkan bahwa reaksi penguraian mangan

(VI) lebih mudah terjadi dibandingkan dengan reaksi pembentukannya sehingga

pembuatan senyawa mangan (VI) tidak dapat dilakukan dalam larutan asam, karena

senyawa mangan (VI) tidak stabil dalam suasana asam. Dalam penambahan

konsentrasi MnO4 atau H+ tidak akan memperbesar kemungkinan untuk membuat

mangan (VI).

Dalam Larutan Basa

Dengan potensial elektroda ini, dapat diramalkan bahwa Mn (VI) tidak dapat

dibuat dengan mereaksikan mangan (VII) dan Mn (IV) dalam larutan basa.

Dalam basa :

MnO4- + e          →    MnO4

2-                                      Eº = + 0,56 V

2H2O + MnO42- + 2e        →        MnO2 +  4 OH-           Eº = + 0,59 V

                                                                       Eº = + 1,15 V

20

Page 21: Laporan Akhir Aluminium

Potensial sel (Eº) yang berharga +1,15 V menunjukkan bahwa reaksi untuk

Mn(VII) dan Mn(IV) dapat berlangsung untuk menghasilkan Mn(VI), dan dengan

memperbesar konsentrasi MnO4- dan konsentrasi OH- akan memperbesar

kemungkinan terbentuknya Mn(VI) lebih besar karena oksidator kuat (MnO4-) dan

(OH-) yang diperbesar akan memperbesar Mn(VI) yang terbentuk dalam penyetaraan

reaksi.

 Reaksi untuk menghasilkan Mn(VI) lebih mungkin dalam larutan basa.

Karena MnO4- yang merupakan oksidator kuat dalam reaksi untuk menghasilkan

Mn(VI) lebih mungkin bereaksi dalam larutan basa dengan kehadiran OH- .

7.2 Pembuatan Mangan (III)

Ion Mangan (III) tidak stabil, tetapi ada kompleks yang mengandung mangan

dalam keadaan oksidasi +3. Mudah direduksi menjadi Mangan (II). Mangan (III)

terdapat sebagai oksida yaitu Mn2O3, dan MnO(OH) yang terjadi secara alamiah

dialam, tetapi ion Mn3+ dalam larutan air tidak stabil, mudah tereduksi menjadi Mn2+

sebagaimana dinyatakan oleh nilai potensial reduksinya.

Pada percobaan kedua ini, yang pertama dilakukan adalah menimbang

MnSO4 ke dalam gelas kimia dan ditambahkan dengan 2 ml H2SO4 encer.

Penambahan H2SO4 encer mengakibatkan larutan berwarna bening dengan sisa

MnSO4 yang mengendap di dasar gelas kimia yang menandakan MnSO4 tidak larut

sempurna dalam H2SO4 encer.

Setelah itu ditambahkan 10 tetes H2SO4 pekat yang mengakibatkan larutan

keruh dan masih terdapat butiran MnSO4 yang tidak larut. Terjadi peningkatan suhu

larutan pada reaksi ini yang menandakan reaksi ini terjadi secara eksoterm.

Setelah didinginkan larutan menjadi agak kental dan terdapat endapan putih.

Setelah ditambahkan 5 tetes larutan KMnO4 0.1 M terbentuk larutan berwarna hijau

21

Page 22: Laporan Akhir Aluminium

kecoklatan yang menandakan reaksi pembentukan mangan (III). Senyawa ini bersifat

basa. Ion mangan (III) bersifat tidak stabil dengan bilangan oksidasi +3.

Meskipun dapat diturunkan dari mangan (III) oksida, yang terakhir ini bila

direaksikan dengan asam mineral, menghasilkan ion mangan (II).

Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:

KMnO4 + 2 KOH → 2 KMnO3 + H2O

Setelah dicampurkan dengan 50 ml aquades, warna larutan kembali menjadi

coklat kemerahan yang menandakan mangan (II) terbentuk kembali. Karena Senyawa

ini mudah dioksidasi menjadi ion mangan (II).

7.2.1 Pembuatan Mangan ( III) menggunakan Potensial Elektroda

Dalam Larutan Asam mereaksikan Mn(II) dan Mn(IV)

Pembuatan senyawa mangan (III) dapat juga diramalkan dengan

menggunakan potensial elektroda. Dengan potensial elektroda ini, dapat diramalkan

bahwa Mn (III) dapat dibuat dengan mereaksikan mangan (II) dan Mn (IV) dalam

larutan asam.

4 H- + MnO42- + 2e           →     MnO2 + 2H2O               Eº = +

0,95 V

Mn3+ + e           →          Mn2+                                        Eº = +

1,51 V

                                                                  Eº = + 2,46 V

Dari perhitungan potensial sel diperoleh Eº = + 2,46 V, hal ini berarti bahwa

senyawa Mn(III) dapat dibuat dengan mereaksikan Mn(II) dan Mn(IV) karena harga

potensialnya yang positif dapat berlangsung, dengan memperbesar konsentrasi

H+ atau Mn2+ memperbesar kemungkinan untuk membuat Mn (III)

Dalam larutan Basa mereaksikan Mn(II) dan Mn(IV)

22

Page 23: Laporan Akhir Aluminium

2H2O + MnO2 + e-                Mn(OH)3 +  OH-           Eº = + 0,20 V

Mn(OH)3 + e-                         Mn(OH)2 + OH-           Eº = -  0,10 V

Dari perhitungan potensial sel diperoleh Eº = + 0,1 V, hal ini berarti bahwa

senyawa mangan(III) dapat terbentuk melalui reaksi Mn(II) dan Mn(IV) dalam

suasana basa. Ion OH- dalam reaksi diatas merupakan hasil yang secara tisdak

langsung, jika konsentrasi pereaksi diperbesar maka konsentrasi hasil reaksi semakin

bertambah. Hal ini berkebalikan dengan ion OH- yang bertindak sebagai hasil reaksi.

Dalam larutan Asam Mn(II) dan Mn(VII)

8 H- + MnO4- + 5e    →            Mn2+ + 4H2O               Eº = + 1,51 V

Mn3+ + e          →                   Mn2+                                Eº = + 1,51 V

                                                     Eº = + 3,02 V

Dari data perhitungan potensial sel diperoleh harga Eº yaitu = + 3,02 V,

ini berarti reaksi dapat berlangsung. Potensial elektroda ini menunjukkan bahwa

Mn3+ tidak dapat diperoleh dengan mereaksikan MnO4- dengan Mn2+ , Karena untuk

menghasilkan Mn3+ dari reaksi MnO4- dengan Mn2+ nilai potensial reduksi harus

dibalik dan harga potensial elektrode akan berubah. Jadi nilai potensial sel diatas tak

secara langsung menunjukkan dapat dibentuknya Mn3+ dari MnO4- dan Mn2+.

8. Kesimpulan

Berdasarkan tujuan percobaan, dapat disimpulkan:

Pembuatan mangan (VI) dapat dilakukan dengan mereaksikan mangan (IV)

dengan mangan (VII) dalam suasana basa, sedangkan dalam suasana asam dengan

mereaksikan mangan (IV) dengan mangan (VII), mangan (VI) tidak dapat

terbentuk karena mudah terdisproporsionasi menjadi mangan (VII) dan mangan

(IV). Mangan (VI) bersifat stabil dalam larutan basa dan tidak stabil dalam larutan

asam. 

23

Page 24: Laporan Akhir Aluminium

Pembuatan mangan (III) dapat dibuat dengan mereaksikan mangan (II) dengan

mangan (VII) dalam suasana asam. Mangan (III) tidak stabil dalam air, karena

akan membentuk mangan (II) skembali. 

24

Page 25: Laporan Akhir Aluminium

Pertanyaan ;

1. Jika nomor atom Mn adalah 25 tulis konfigurasi elektronnya

Jawab :

Konfigurasi elektron Mn dengan nomor atom 25 adalah 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d5

4s2

2. Sebutkan bilangan oksidasi terpenting dari Mn

Jawab :

Bilangan oksidasi terpenting dari Mn adalah +7, +6, +5, +4, +3, dan yang

paling stabil +2, karena bijih mangan yang terpenting adalah MnO2, maka analog

biloks yang terpenting dari ini adalah +4

3. Ion MnO42- dapat mengalami diproposinasi menjadi ion MnO4

- dan MnO2 dalam

larutan netral apa asam. Tuliskan persamaan reaksinya.

Jawab :

Ion MnO42- dapat mengalami disproporsional menjadi ion MnO4

- karena

terjadi reaksi oksidasi dan reduksi dalam suatu reaksi serta berlangsung dalam

suasana asam

Reaksi :

3 MnO42- + 4 H+ → 2 MnO4

- + MnO2 + 2 H2O

4. Jelaskan bahwa ion MnO42- dapat stabil dalam larutan basa

Jawab :

Ion MnO42- dapat dibuat dengan mengoksidasi MnO2 dengan ClO3

- dalam

suasana basa.

Reaksi :

6 MnO2 + 2 ClO3- + 12 OH- → 6 MnO4

- + 2 Cl- + 6 H2O

25

Page 26: Laporan Akhir Aluminium

5. Persamaa reaksinya ; 2 Mn2+ + 5 BiO3- + 14 H+ → 2 MnO4

- + 5 Bi3+ + 7 H2O

Jawab :

Mn2+ dapat dioksidasi oleh ion bismutat dalam suasana asam menjadi MnO4-

Reaksi : 2 Mn2+ + 5 BiO3 → 2 MnO4- + 2 Bi3+ + 7 H2O

6. KMnO4 oksidator kuat, misalnya dapat mengoksidasi H2S menjadi S

KMnO4 + 3 H2S + 2 H+ → 3 S + Mn2+ + 4 H2O

Jawab : KMnO4 adalah oksidator kuat dapat mengoksidasi misalnya H2S

menjadi S

Reaksi :

2 MnO4- + 5 S- + 16 H+ → 5 S- + 2 Mn2+ + 8 H2O

26