LAPORAN AKHIR - · PDF filekesehatan ibu, kondisi sosial ekonomi, kesehatan lingkungan dan...
Transcript of LAPORAN AKHIR - · PDF filekesehatan ibu, kondisi sosial ekonomi, kesehatan lingkungan dan...
LAPORAN AKHIR
KAJIAN PARTISIPASI ORGANISASI PEREMPUAN
DALAM MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN IBU
DI PROPINSI JAWA BARAT
Kementerian Pemberdayaan Perempuan
Dan Perlindungan Anak
Jakarta
November 2016
Partisipasi Organisasi Perempuan dalam Menurunkan AKI | i
RINGKASAN EKSEKUTIF
Angka Kematian Ibu (AKI) menggambarkan angka kematian ibu karena
kehamilan, persalinan dan masa nifas pada tiap 100.000 kelahiran hidup dalam
wilayah dan waktu tertentu. Angka ini memberikan gambaran status gizi dan
kesehatan ibu, kondisi sosial ekonomi, kesehatan lingkungan dan tingkat pelayanan
kesehatan terutama pelayanan kesehatan maternal (kesehatan ibu hamil, melahirkan
dan ibu nifas). Berdasarkan Survei AKI 2003 BPS Provinsi Jawa Barat menunjukkan
bahwa AKI terbesar di wilayah Pantura dan Cirebon (Indramayu, Cirebon, Majalengka
dan Kuningan) sebesar 366,80 per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan yang terkecil
di Bandung Raya dan Bodebek (Bogor, Depok dan Bekasi) yaitu 296,17 per 100.000
kelahiran hidup. Hasil survei tersebut AKI Provinsi Jawa Barat 2003 sebesar 321,15
per 100.000 kelahiran, sedangkan hasil SDKI tahun 2007 sebesar 228 per 100.000
kelahiran hidup. Namun pada SDKI 2012 Angka Kematian Ibu Provinsi Jawa Barat
359 per 100.000 Kelahiran Hidup.
Perbedaan AKI tersebut disebabkan oleh pendataan yang tidak setiap tahun.
Selain itu data AKI tidak dapat disediakan berdasarkan wilayah Kabupaten/kota. Hal
ini karena jumlah kelahiran hidup sebagai penyebut standarnya sebanyak 100.000
kelahiran hidup. Jumlah kelahiran hidup untuk wilayah kabupaten/kota dalam 1
(satu) periode perhitungan tidak mencapai sejumlah angka tersebut. Berdasarkan
pelaporan puskesmas di Kabupaten Cirebon jumlah kematian ibu maternal (ibu
hamil, melahirkan dan ibu nifas), dari 57 puskesmas, hanya ada 35 puskesmas yang di
wilayahnya ada kematian ibu, sisanya 27 puskesmas tidak ada kematian ibu.
Penyebab kematian ibu paling banyak, karena beberapa macam seperti penyakit
jantung, partus lama dan penyebab lainnya. Berdasarkan fasenya kematian ibu
maternal yaitu kematian pada ibu hamil sekitar 12,24 % dan ibu bersalin sekitar
36,73 % serta ibu nifas sekitar 51 %.
Peningkatan AKI bukan hanya masalah kesehatan ibu, tetapi juga terjadinya
ketidaksetaraan dan ketidakadilan gender. Kesadaran masyarakat yang masih rendah
terhadap kesehatan ibu hamil juga berpengaruh terhadap AKI. Oleh karena itu,
keberadaan organisasi perempuan di masyarakat diharapkan dapat terlibat,
berkontribusi, serta ikut bertanggung jawab terhadap isu-isu perempuan.
Kajian ini bertujuan untuk menemukenali program organisasi masyarakat
(ormas) perempuan, pengetahuan dan pemahamannya terkait gender, kesehatan
perempuan serta penurunan AKI. Selain itu melakukan analisis tingkat kepedulian
ormas perempuan dalam penurunan AKI. Kajian ini juga menemukan program SKPD
dan keterlibatan ormas perempuan dalam program yang terkait isu AKI.
Partisipasi Organisasi Perempuan dalam Menurunkan AKI | ii
Organisasi perempuan yang ada di Propinsi Jawa Barat cukup banyak lebih dari
80 organisasi, termasuk unsur dharma wanita, dharma pertiwi serta gabungan
organisasi perempuan. Kajian ini mendalami 11 organisasi perempuan yang ada di
wilayah kerja Kabupaten Cirebon. Organisasi-organisasi tersebut memiliki program
terkait isu perempuan seperti MAMPU yang dilaksanakan oleh Aisyiyah, SUAMI
SIGAP yang merupakan program Puskesmas berkerjasama dengan PKK, Istbat Nikah
yang diprogramkan oleh Muslimat NU. Namun ada organisasi yang belum memiliki
program khusus, sehingga sebagian bergabung dalam PKK sebagai kadernya di
daerah masing-masing. Kemampuan kader untuk berkoordinasi dengan SKPD
dibutuhkan dalam membangun program organisasi perempuan. Kebijakan organisasi
perempuan di level pusat yang diturunkan ke daerah, tidak dapat dilaksanakan
secara langsung jika tidak memiliki kader. Oleh karena itu, yang dilakukan oleh
Muslimat NU adalah kaderisasi yang mampu membangun sinergi dan kolaborasi
dengan pemerintah daerah. Hal ini sebagai upaya membentuk jejaring dan kemitraan.
Kepedulian dimaknai semua unsur yang berpartisipasi dan menjadi bagian satu
sama yang lainnya. Kepedulian sejati mensyaratkan keberanian untuk menjadi rentan
dan mengakui kerentanan diri. Merujuk pengertian ini, tingkat kepedulian organisasi
perempuan dinyatakan sebagai tingkat partisipasi semua unsurnya. Berdasarkan FGD
dan wawancara yang mendalam pada organisasi perempuan di Kabupaten Cirebon
dapat ditentukan tingkat kepeduliannya sebesar 81.3 persen. Secara kuantitatif nilai
tersebut tinggi, artinya bahwa organisasi perempuan di Kabupaten Cirebon sangat
peduli terhadap isu-isu perempuan, khususnya isu kematian ibu.
Hasil kajian ini dapat disimpulkan beberapa hal terkait partisipasi organisasi
masyarakat (ormas) perempuan dalam menurunkan AKI, sebagai berikut:
a) Organisasi masyarakat perempuan yang memiliki struktur kepengurusan pusat
hingga ke daerah sudah memiliki program yang terencana sehingga aktivitas
pelayanannya dapat membawa perubahan sosial budaya masyarakat di wilayah
kerja organisasi perempuan tersebut.
b) Bentuk keterlibatan organisasi perempuan dalam menurunkan angka kematian
ibu di Kabupaten Cirebon adalah organisasi melakukan perencanaan aksi
pencegahan, melakukan pendampingan secara aktif serta memberikan akses
informasi bagi masyarakat yang kurang mampu untuk menguatkan ekonomi
keluarganya.
c) Organisasi perempuan juga telah berkontribusi dengan mempersiapkan sumber
daya organisasi, baik SDM, sarana-prasaran, kemitraan serta keswadayaan
dalam pembiayaan program melalui perkuatan jejaring organisasi.
Partisipasi Organisasi Perempuan dalam Menurunkan AKI | iii
d) Organisasi yang belum memiliki peran aktif pada program/kegiatan
pemerintah, sebagai organisasi kemasyarakat yang memiliki basis massa dapat
diperankan untuk mengontrol kebijakan publik yang ada saat ini.
e) Keterbatasan organisasi perempuan tidak mengurangi tanggung jawabnya
untuk membangun peradaban masyarakat dengan mengoptimalkan potensi
yang dimiliki serta menggerakan kader-kader dengan semangat ibadah, kerja
sosial dan kekuatan umat.
Kebijakan penurunan AKI yang telah ditetapkan oleh pemerintah tidak dapat
diimplementasi, apabila tidak ada partisipasi masyarakat. Organisasi perempuan
yang merupakan bagian dari masyarakat juga memiliki peran yang besar untuk
berpartisipasi mewujudkan tujuan pembangunan. Oleh karena itu, diperlukan
dukungan, fasilitasi, pendampingan serta koordinasi dengan organisasi perempuan,
baik di pusat hingga daerah melalui perkuatan kebijakan sebagai berikut:
a) Pemerintah perlu mendukung, memfasilitasi serta membangun kesepakatan
bersama dengan organisasi perempuan dalam kegiatan pentingnya guna
mengembangkan program bersama. Nilai-nilai budaya dari organisasi
perempuan yang tertuang dalam visinya diakui oleh masyarakat sehingga dapat
menggerakan kesadaran terhadap isu-isu perempuan. Sensitivitas organisasi
perempuan yang timbul dari kesadarannya digunakan untuk melibatkannya
dalam berbagai model-model pemberdayaan yang dikembangkan oleh
pemerintah.
b) Membangun kemitraan partisipatif dengan SKPD terkait untuk pelaksanaan
sinergi program yang langsung menyasar kelompok masyarakat desa daerah
miskin yang menyangkut aspek pemberdayaan ekonomi, pendidikan
vokasional, dan kesehatan keluarga, khususnya ibu dan anak. Oleh karena itu,
organisasi perempuan perlu dilibatkan dalam perencanaan program desa
melalui rembug desa agar dana desa yang dimiliki pemerintah desa dapat
digunakan untuk pendampingan program.
c) Sumber Daya Manusia di organisasi perempuan, SKPD terkait dan Lembaga
Pemerintah yang memiliki peran dan tugas di bidang pemberdayaan
perempuan dan perlindungan anak, perlu bekerjasama untuk meningkatkan
kapabilitas kader dalam jumlah dan kualitas yang memadai serta diberikan
insentif yang layak melalui optimalisasi dana desa sesuai dengan kebutuhan
yang ada bagi upaya penyuluhan kesehatan reproduksi yang responsif gender
(melibatkan peran keluarga baik laki-laki maupun perempuan).
Partisipasi Organisasi Perempuan dalam Menurunkan AKI | iv
d) Pemerintah melakukan sinergi program penurunan angka kematian ibu dengan
program/kegiatan yang melibatkan partipasi organisasi perempuan di daerah.
Program yang belum dilakukan oleh organisasi perempuan menjadi program
fasilitasi penguatan organisasi perempuan sesuai dengan isu perempuan dan
gender yang dipahami masing-masing organisasi perempuan sesuai dengan
visi-misinya. Kegiatan bersama yang telah dilaksanakan oleh organisasi
masyarakat perlu evaluasi capaiannya melalui kajian lanjutan sebagai umpan
balik sinergi aksi serta membangun data yang spesifik untuk keberlanjutan
program.
e) Pemerintah daerah berkewajiban memperkuat sarana-prasarana (Polindes dan
posyandu) yang telah diinisiasi oleh organisasi perempuan di perdesaan agar
mampu berkerja dengan optimal. Perkuatan program pemerintah juga perlu
dilakukan dengan memfasilitasi organisasi perempuan dalam memanfaatkan
hasil-hasil riset lembaga penelitian untuk pemberdayaan masyarakat.
f) Organisasi masyarakat perlu informasi yang berimbang dari pemerintah di
daerah agar ormas dapat memprioritaskan programnya dan menjadi mitra
pemerintah dalam implementasi kebijakannya. Keberadaan forum partisipasi
publik sangat diperlukan untuk sinergi dan kolaborasi dalam pemberdayaan
perempuan.
Kata kunci: partisipasi, sinergi, kolaborasi, Angka Kematian Ibu, organisasi
perempuan
Partisipasi Organisasi Perempuan dalam Menurunkan AKI | v
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, telah dapat
menyelesaikan penyusunan laporan akhir “Kajian Partisipasi Organisasi
Perempuan Dalam Menurunkan Angka Kematian Ibu Di Propinsi Jawa Barat”.
Kajian ini merupakan penugasan dari Staf Ahli Bidang Hubungan Antar Lembaga,
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, dengan nota
kesepakatan bersama dengan COMDEV Jakarta.
Pendekatan kesisteman digunakan dalam kajian ini guna menemukenali
persoalan organisasi perempuan terkait isu angka kematian ibu (AKI). Peningkatan
AKI bukan hanya masalah kesehatan ibu, tetapi juga terjadinya ketidaksetaraan dan
ketidakadilan gender. Kesadaran masyarakat yang masih rendah terhadap kesehatan
ibu hamil juga berpengaruh terhadap AKI. Oleh karena itu, keberadaan organisasi
perempuan di masyarakat diharapkan dapat terlibat, berkontribusi, serta ikut
bertanggung jawab terhadap isu-isu perempuan.
Kepada semua pihak, terutama para pengurus organisasi perempuan di pusat
seperti Muslimat NU Pusat, Wanita Katolik Indonesia, maupun yang ada di wilayah
Kabupaten Cirebon seperti Aisyiyah, Fatayat dan Muslimat NU, PPK Kecamatan
Sumber, dan SKPD terkait serta para nara sumber yang telah memberikan data dan
informasi yang bermanfaat bagi perumusan hasil kajian ini. Terima kasih juga
disampaikan kepada Staf Ahli Menteri Bidang Hubungan Antar Lembaga,
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak yang telah
memberikan kepercayaan pada Tim COMDEV dalam penyelesaian naskah ini. Kritik
dan saran yang konstruktif diharapkan agar rekomendasi yang dihasilkan dapat
diterapkan bagi pembangunan kesetaraan gender, pemberdayaan perempuan serta
perlindungan anak.
Jakarta, November 2016
Tim COMDEV
Partisipasi Organisasi Perempuan dalam Menurunkan AKI | vi
DAFTAR ISI
RINGKASAN EKSEKUTIF ............................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ...................................................................................................................... v
DAFTAR ISI .................................................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................................................vii
DAFTAR TABEL ...........................................................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................................................vii
1. PENDAHULUAN .................................................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ...................................................................................................................... 1
1.2. Tujuan ...................................................................................................................................... 2
1.3. Hasil yang diharapkan ....................................................................................................... 2
1.4. Ruang Lingkup ...................................................................................................................... 2
2. LANDASAN PEMIKIRAN ................................................................................................... 3
2.1. Partisipasi ............................................................................................................................... 3
2.2. Organisasi Perempuan ...................................................................................................... 5
2.3. Angka Kematian Ibu ........................................................................................................... 7
3. METODOLOGI ................................................................................................................... 10
3.1. Kerangka Pikir ................................................................................................................... 10
3.2. Tahapan Kegiatan ............................................................................................................. 11
3.3. Survei Lapang .................................................................................................................... 12
3.4. Focus Group Discussion (FGD).................................................................................... 12
3.5. Analisis Partisipasi Organisasi .................................................................................... 13
4. ANALISIS SITUASIONAL ................................................................................................ 15
4.1. Angka Kematian Ibu di Kabupaten Cirebon ........................................................... 17
4.2. Gambaran Umum Program dan Kegiatan Organisasi Perempuan ................ 20
4.3. Peran Organisasi Perempuan ...................................................................................... 29
4.4. Partisipasi Organisasi Perempuan ............................................................................ 32
5. STRATEGI PENGEMBANGAN ....................................................................................... 35
5.1. Pendekatan Sistem........................................................................................................... 35
5.2. Peningkatan Partisipasi Organisasi Perempuan .................................................. 36
6. KESIMPULAN & REKOMENDASI ................................................................................ 42
6.1. Kesimpulan ......................................................................................................................... 42
6.2. Rekomendasi ...................................................................................................................... 43
REFERENSI .................................................................................................................................. 45
Lampiran ..................................................................................................................................... 46
Partisipasi Organisasi Perempuan dalam Menurunkan AKI | vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kerangka pikir kajian ...................................................................................................... 10
Gambar 2. Tahapan pelaksanaan kegiatan ................................................................................... 12
Gambar 3. Diagram Importance-Performance Analysis .......................................................... 14
Gambar 4. Jumlah kematian ibu di Kabupaten Cirebon tahun 2014 menurut wilayah
puskesmas ................................................................................................................................................. 18
Gambar 5. Jumlah kematian ibu maternal menurut penyebabnya ..................................... 18
Gambar 6. Diagram tingkat partisipasi organisasi perempuan ............................................ 33
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Angka Kematian Ibu per 100.000 kelahiran hidup di Provinsi Jawa Barat .... 16
Tabel 2. Jumlah Kelahiran dan Angka Kematian Ibu di Jawa Barat Tahun 2003 ........... 16
Tabel 3. Peran organisasi dalam perencanaan ............................................................................ 30
Tabel 4. Peran dalam pelaksanaan ................................................................................................... 31
Tabel 5. Peran kepemimpinan organisasi ..................................................................................... 31
Tabel 6. Peran pengawasan organisasi .......................................................................................... 32
Tabel 7. Tingkat kesesuaian organisasi perempuan dalam berpartisipasi ...................... 34
Tabel 8. Program aksi Aisyiyah untuk partisipasi menurunkan AKI.................................. 37
Tabel 9. Program aksi PKK untuk partisipasi menurunkan AKI .......................................... 39
Tabel 10. Program aksi Muslimat NU untuk partisipasi menurunkan AKI ...................... 40
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kuesioner analisis partisipasi organisasi perempuan .................................... 47
Lampiran 2. Kuesioner observasi partisipasi organisasi perempuan ................................ 49
Lampiran 3. Daftar organisasi perempuan di Propinsi Jawa Barat ..................................... 54
Lampiran 4. Jumlah kematian ibu menurut kelompok umur, kabupaten/kota
provinsi Jawa Barat tahun 2012 .............................................................................. 65
Lampiran 5. Foto-foto kegiatan ......................................................................................................... 66
Lampiran 6. Media KEI yang digunakan oleh organisasi perempuan ................................ 67
Partisipasi Organisasi Perempuan dalam Menurunkan AKI | 1
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Para ibu memiliki resiko yang tinggi selama melahirkan di beberapa negara,
khususnya negara berkembang dan negara belum berkembang. Di Indonesia angka
kematian ibu termasuk salah satu yang tertinggi di kawasan Asia Tenggara. Menurut
data UNESCAP, angka kematian ibu di Indonesia sebesar 220/100.000 kelahiran
hidup. Angka tersebut berada di tingkat keempat kematian tertinggi diantara negara-
negara di Asia Tenggara. Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia
tahun 2012 menunjukkan angka kematian ibu (AKI) yang berkaitan dengan
kehamilan, persalinan dan nifas sebesar 359/100.000 kelahiran hidup. Target
penurunan AKI di Indonesia pada tahun 2015 adalah 102 per 100.000 kelahiran
hidup.
Peningkatan AKI bukan hanya masalah kesehatan ibu, tetapi juga adanya
ketidaksetaraan dan ketidakadilan gender. Kesadaran masyarakat yang masih rendah
terhadap kesehatan ibu hamil juga berpengaruh terhadap AKI. Hal ini terlihat dengan
masih banyak faktor 3 (tiga) T, yaitu: Terlambat mencapai fasilitas; Terlambat
mendapatkan pertolongan; dan Terlambat mengenali tanda bahaya kehamilan dan
persalinan. Selain itu juga disebabkan oleh 4 (empat) Ter: Terlalu muda; Terlalu tua;
Terlalu sering melahirkan dan Terlalu banyak. Oleh karena itu, Pemerintah telah
menjadikan isu kesehatan ibu menjadi salah satu prioritas pembangunan nasional
seperti disebutkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional tahun
2010-2014. Kampanye kepedulian sosial terhadap hak dan kesehatan reproduksi
perempuan melibatkan semua pihak, terutama kesadaran dan peran laki-laki sebagai
suami maupun pimpinan masyarakat untuk mencegah dan menanggulangi 3 T dan 4
Ter.
Posisi perempuan di struktur sosial dapat menjadi salah satu faktor yang
mempengaruhi pengambilan keputusan dan manajemen rumah tangga, mulai dari
penyediaan pangan, pengasuhan anak termasuk pendidikan dan aspek lainnya.
Kesehatan keluarga juga tergantung peran perempuan dalam keluarga. Apabila ibu
sehat maka akan tumbuh bayi yang sehat menjadi generasi kuat. Hal ini akan juga
menciptkan ketahanan keluarga yang harmonis.
Oleh karena itu kematian ibu harus dicegah sedini mungkin. Upaya yang perlu
dilakukan dapat dilihat dari aspek penyediaan (supply) maupun aspek permintaan
(demand). Aspek supply yang telah dilakukan dengan peningkatan kualitas pelayanan
kesehatan ibu hamil dan penjaringan risiko serta penanganan kedaruratan
Partisipasi Organisasi Perempuan dalam Menurunkan AKI | 2
kebidanan. Dari aspek demand diawali kesehatan remaja calon ibu yang dilakukan
dengan peningkatan gizi dan kesehatan reproduksi. Selain itu juga peningkatan
pengetahuan kesadaran dan tanggung jawab suami dan keluarga serta kepedulian
masyarakat. Partisipasi masyarakat melalui organisasi kemasyarakatan upaya dari
dua aspek tersebut dapat disinergikan dengan pemerintah, sehingga penurunan AKI
menjadi tanggung jawab bersama. Organisasi kemasyarakatan dapat berkontribusi
dalam upaya peningkatan kesadaran masyarakat, membangun jejaring kemitraan
dengan pihak terkait, serta menjadi katalisator keterlibatan masyarakat dalam
gerakan penurunan AKI.
1.2. Tujuan
Tujuan dari kegiatan kajian ini adalah:
(1) Pemetaan progam organisasi masyarakat (ormas) perempuan terhadap
persoalan penurunan AKI.
(2) Menganalisis tingkat kepedulian ormas perempuan terhadap penurunan
AKI.
(3) Menemukenali pengetahuan dan pemahaman ormas perempuan terkait
gender dan kesehatan perempuan.
(4) Memahami program SKPD dan keterlibatan ormas perempuan dalam
program yang ada.
1.3. Hasil yang diharapkan
Hasil yang diharapkan dari kegiatan ini adalah laporan kajian dalam bentuk
naskah akademik serta rekomendasi strategi pengembangan partisipasi organisasi
perempuan berdasarkan kapabilitasnya.
1.4. Ruang Lingkup
Ruang lingkup kajian “Partisipasi Organisasi Perempuan dalam Menurunkan
Angka Kematian Ibu di Propinsi Jawa Barat”, akan mencakup hal-hal sebagai berikut:
a. Program atau kegiatan lintas SKPD.
b. Keterlibatan ormas perempuan dalam perencanaan dan pelaksanaan program
c. Identifikasi program-program organisasi perempunan yang terkait pencegahan
kematian ibu.
d. Identifikasi pengetahuan dan pemahaman ormas terkait gender dan kesehatan
perempuan.
e. Informasi organisasi perempuan yang peduli terhadap isu AKI.
Partisipasi Organisasi Perempuan dalam Menurunkan AKI | 3
2. LANDASAN PEMIKIRAN
2.1. Partisipasi
Newstrom dan Davis berpendapat bahwa, “participation is the mental and
emotional involvement of people in group situations that encourages them to contribute
to group goals and share responsibility for them.”1 Partisipasi dimaknai sebagai
keterlibatan orang-orang baik secara mental maupun emosional dalam berbagai
situasi kelompok. Situasi tersebut mendorong mereka untuk berkontribusi dan
saling berbagi tanggung jawab demi tujuan-tujuan kelompoknya.
Pendapat ini menjelaskan bahwa terdapat beberapa poin penting yang dapat
dipetik untuk memahami konsep partisipasi, yaitu keterlibatan (involvement),
kontribusi (contribute), dan tanggung jawab (responsibility). Keterlibatan
merupakan bagian yang penting dalam partisipasi. Dalam konsep ini, berpartisipasi
berarti adanya keterlibatan secara emosional dan bukan hanya sekedar keterlibatan
dalam menjalankan tugas. Selanjutnya, kontribusi dalam konsep partisipasi dimaknai
dengan adanya inisatif dan kreatifitas yang diberikan dari para anggota kelompok
(partisipan) terhadap tujuan-tujuan organisasi. Namun, kontribusi dari para anggota
ini harus diawali dengan pemberdayaan, sehingga mereka termotivasi untuk
berpartisipasi aktif dalam setiap kegiatan yang diadakan. Poin penting terakhir yaitu
tanggung jawab, ketika para anggota kelompok berpartisipasi, maka secara tidak
langsung hal ini menjadi sebuah proses dalam menanamkan rasa tanggung jawab
yang tinggi, sehingga para anggota memiliki kesadaran untuk melibatkan diri mereka
sendiri ke dalam kegiatan-kegiatan kelompoknya.
Pendapat lain tentang partisipasi dikemukakan oleh Gibson et. al (2012),
“participation refers to the extent that a person’s knowledge, opinions, and ideas are
included in the decision-making process.”2 Partisipasi menurut pendapat ini mengacu
kepada pengetahuan, pendapat, dan ide-ide seseorang yang dilibatkan dalam sebuah
proses pengambilan keputusan.
Konsep partisipasi dalam pendapat ini menunjukkan bahwa adanya
kesempatan bagi para anggota untuk terlibat dalam keputusan yang diambil dalam
sebuah kelompok. Ruang bagi anggota untuk terlibat mendorong lahirnya kontribusi
1 John W. Newstrom dan Keith Davis, Organizational Behavior: Human Behavior at Work (New York:
McGraw-Hill, 2002), pg. 187. 2 James L. Gibson et. al, Organizations: Behavior, Structure, Processes (New York: McGraw-Hill, 2012),
pg. 200.
Partisipasi Organisasi Perempuan dalam Menurunkan AKI | 4
yang besar dari anggota kepada kelompoknya, baik dalam bentuk sumbangan
pemikiran, ide, pendapat, masukan, dan lain sebagainya. Hal ini menjadikan
banyaknya ketersediaan informasi dan wawasan yang luas yang bisa didapatkan oleh
kelompok untuk bisa mencapai tujuan yang diharapkan. Dengan demikian,
keterlibatan dan kontribusi juga menjadi poin penting yang ditekankan dalam
pendapat ini untuk memahami konsep partisipasi.
Flippo (1966) dalam tulisannya menyebutkan, “participation, in the sense in
which it is discussed here, means that the person is to give his thought and some portion
of his emotions to the tasks of the organization.”3 Partisipasi diartikan bahwa adanya
pemikiran dan perasaan yang diberikan seseorang terhadap tugas-tugas dalam
sebuah organisasi. Hal tersebut menunjukkan bahwa kontribusi dan keterlibatan
emosional seseorang dapat menjadi penilaian tersendiri untuk memaknai konsep
partisipasi.
Partisipasi dalam sebuah kelompok atau organisasi juga dapat menunujukkan
eksistensi seseorang dalam kelompoknya. Weihrich dan Koontz (2005) berpendapat
bahwa, “participation is also a means of recognition. It appeals to the need for
affiliation and acceptance.”4 Partisipasi juga diartikan sebagai pengakuan. Hal
tersebut mendorong adanya kebutuhan untuk afiliasi dan penerimaan. Pengakuan
yang diterima seseorang dalam sebuah kelompok memberikan pemahaman bahwa
seseorang merasa dibutuhkan keberadaannya. Hal ini cenderung akan meningkatkan
motivasi dan kesadaran yang tinggi untuk berperan aktif dalam berbagai situasi
kondisi yang terjadi dalam sebuah organisasi.
Pada dasarnya partisipasi juga dapat dianggap sebagai bagian dari proses
pembelajaran dalam sebuah organisasi atau kelompok. Ruang gerak dan kesempatan
yang tersedia bagi para anggota menjadikan partisipasi dapat berperan sebagai
stimulus dalam mengasah kemampuan yang dimiliki oleh setiap individu ketika
setiap orang dapat dilibatkan secara aktif dalam sebuah kelompok. Seperti halnya
Greenberg dan Baron (2008) berpendapat bahwa, “people not only learn more quickly,
but also retain the skills longer when they have been involved actively in the learning
process. This is the practice of participation”5 Partisipasi dalam praktiknya tidak hanya
menjadikan seseorang lebih cepat belajar, tetapi juga kemampuan yang dimiliki dapat
3 Edwin B. Flippo, Management: A Behavioral Approach (Boston: Allyn and Bacon, Inc., 1966), h. 292. 4 Heinz Weihrich dan Harold Koontz, Management: a Global Perspective (Philippines: McGraw-Hill
Education (Asia), 2005), h. 385. 5 Jerald Greenberg dan Robert A. Baron, Behavior in Organizations (New Jersey: Pearson Prentice Hall,
2008), h. 120.
Partisipasi Organisasi Perempuan dalam Menurunkan AKI | 5
terus dipertahankan ketika mereka dilibatkan secara aktif dalam proses
pembelajaran.
Bank dunia (1978) memberi batasan partisipasi masyarakat sebagai:“…the
involvement of all those affected in decision making about what should be done and
how, mass contribution to the development effort i.e. to the implementation of the
decision, and sharing in the benefits of the programme.”
Batasan itu mengandung tiga pengertian: (1) keterlibatan masyarakat yang
terkena dampak pengambilan keputusan tentang hal-hal yang harus dikerjakan dan
cara mengerjakannya, (2) keterlibatan tersebut berupa kontribusi dari masyarakat
dalam pelaksanaan kegiatan yang telah diputuskan, dan (3) bersama-sama
memanfaatkan hasil program sehingga masyarakat mendapatkan keuntungan dari
program tersebut (Rifkin, 1990).
Dari beberapa pengertian tentang masyarakat dan partisipasi masyarakat
tersebut dapat disimpulkan bahwa partisipasi masyarakat dalam porgram
pembangunan adalah: “Suatu proses keterlibatan yang bertanggungjawab dalam
suatu kegiatan dari suatu kelompok individu yang merupakan suatu unit kegiatan
(unit of action) dalam proses pengambilan keputusan, kontribusi dalam
pelaksanaannya dan pemanfaatan hasil kegiatan, sehingga terjadi peningkatan
kemampuan kelompok tersebut dalam mempertahankan perkembangan yang telah
dicapai secara mandiri.”
Dengan demikian, dapat disintesiskan bahwa partisipasi organisasi adalah
peran serta organisasi dalam setiap bidang/aspek baik secara mental maupun
emosional, yang dapat diukur dengan adanya keterlibatan, kontribusi, dan rasa
tanggung jawab.
2.2. Organisasi Perempuan
Organisasi wanita sudah ada sejak 1912, diilhami oleh perjuangan para
pahlawan wanita abad ke-19 seperti M. Christina Tiahahu, Cut Nya Dien, Cut Mutiah,
R.A. Kartini, Walanda Maramis, Dewi Sartika, Nyai Achmad Dahlan, Rangkayo Rasuna
Said dan lain-lain. Peristiwa itu dianggap sebagai salah satu tonggak penting sejarah
perjuangan kaum perempuan Indonesia. Pemimpin organisasi perempuan dari
berbagai wilayah se-Nusantara berkumpul menyatukan pikiran dan semangat untuk
berjuang menuju kemerdekaan dan perbaikan nasib kaum perempuan. Berbagai isu
yang saat itu dipikirkan untuk digarap adalah persatuan perempuan Nusantara;
pelibatan perempuan dalam perjuangan melawan kemerdekaan; pelibatan
Partisipasi Organisasi Perempuan dalam Menurunkan AKI | 6
perempuan dalam berbagai aspek pembangunan bangsa; perdagangan anak-anak dan
kaum perempuan; perbaikan gizi dan kesehatan bagi ibu dan balita; pernikahan usia
dini bagi perempuan, dan sebagainya. Tanpa diwarnai gembar-gembor kesetaraan
jender, para pejuang perempuan itu melakukan pemikiran kritis dan aneka upaya
yang amat penting bagi kemajuan bangsa.
Secara tipologis ada dua jenis organisasi wanita pada masa awal abad XX, yakni
organisasi lokal kedaerahan dan organisasi keagamaan. Puteri Merdika merupakan
organisasi keputrian yang merupakan bagian dari Boedi Oetomo. Organisasi wanita
ini dibentuk pada tahun 1912; empat tahun setelah lahirnya Boedi Oetomo. Tujuan
organisasi ini adalah memberikan bantuan, bimbingan, dan penerangan pada gadis
pribumi dalam menuntut pelajaran dan dalam menyatakan pendapat di muka umum.
Untuk mencapai tujuan memperbaiki hidup wanita, Putri Merdika memberikan
beasiswa dan menerbitkan majalah bulanan. Tokoh-tokohnya adalah R.A. Sabarudin,
Sutinah Joyopranoto, R.R. Rukmini, dan Sadikun Tondokusumo. Dalam tahun yang
sama, lahir pula Kartini funds (Dana Kartini), didirikan oleh Tuan dan Nyonya C. Th.
Van Deventer (seorang penganjur politik etis), yang bertujuan untuk mendirikan
sekolah-sekolah ”Kartini” (Poeponegoro & Notosutanto, 1993:241). Sekolah pertama
didirikan di Semarang (1913), kemudian di Madiun (1914), Malang dan Cirebon
(1916), Pekalongan (1917), Indramayu (1918), Surabaya dan Rembang. Organisasi-
organisasi ini berkembang secara pesat, bertujuan memperbaiki kedudukan sosial
dalam perkawinan dan keluarga, serta peningkatan kecakapan sebagai ibu dan
pengatur rumah tangga dengan jalan pendidikan dan pengajaran. Mengenai
keterampilan khusus wanita, juga mendapat perhatian secara baik, terutama
menjahit, menenun, serta merawat kesehatan anak.
Menurut Undang-Undang No. 17 tahun 2013 menjelaskan pengertian Organisasi
Kemasyarakatan atau Ormas adalah organisasi yang didirikan dan dibentuk oleh
masyarakat secara sukarela berdasarkan kesamaan aspirasi, kehendak, kebutuhan,
kepentingan, kegiatan dan tujuan untuk berpartisipasi dalam pembangunan demi
tercapainya tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila.
Mengacu pada pengertian tersebut, organisasi perempuan merupakan organisasi
kemasyarakatan yang keanggotaannya sebagian besar kelompok perempuan serta
memperjuangkan aspirasi perempuan dalam pembangunan.
Ormas bertujuan untuk:
(a) meningkatkan partisipasi dan keberdayaan masyarakat;
(b) memberikan pelayanan kepada masyarakat;
(c) menjaga nilai agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa;
Partisipasi Organisasi Perempuan dalam Menurunkan AKI | 7
(d) melestarikan dan memelihara norma, nilai, moral, etika, dan budaya yang
hidup dalam masyarakat;
(e) melestarikan sumber daya alam dan lingkungan hidup;
(f) mengembangkan kesetiakawanan sosial, gotong royong, dan toleransi
dalam kehidupan bermasyarakat;
(g) menjaga, memelihara, dan memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa;
dan mewujudkan tujuan negara.
Ormas berfungsi sebagai sarana:
(a) penyalur kegiatan sesuai dengan kepentingan anggota dan/atau tujuan
organisasi;
(b) pembinaan dan pengembangan anggota untuk mewujudkan tujuan
organisasi;
(c) penyalur aspirasi masyarakat;
(d) pemberdayaan masyarakat;
(e) pemenuhan pelayanan sosial;
(f) partisipasi masyarakat untuk memelihara, menjaga, dan memperkuat
persatuan dan kesatuan bangsa;
(g) dan/atau pemelihara dan pelestari norma, nilai, dan etika dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
2.3. Angka Kematian Ibu
Pengertian kematian ibu adalah kematian ibu berkaitan dengan melahirkan.
Ada pendapat lain menyatakan kematian ibu adalah kematian perempuan pada saat
hamil atau kematian dalam kurun waktu 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa
memandang lamanya kehamilan atau tempat persalinan, yakni kematian yang
disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya, tetapi bukan karena sebab-
sebab lain seperti kecelakaan, terjatuh, dan lain-lain.
Pada dasarnya kematian ibu dapat disebabkan oleh 2 faktor, yakni penyebab
langsung dan penyebab tidak langsung. Penyebab Langsung; Penyebab kematian ibu
secara langsung sangat berkaitan dengan medis, berhubungan dengan komplikasi
obstetric selama masa kehamilan, persalinan dan masa nifas (post partum). Berbagai
hasil penelitian diketemukan bahwa penyebab kematian ibu terbanyak akibat dari
pendarahan. Beberapa penyebab kematian ibu adalah Pendarahan, Eklamsia, Partus
lama, Komplikasi aborsi, dan Infeksi. Penyebab tidak langsung; Faktor penyebab
tidak langsung kematian ibu diakibatkan oleh penyakit yang diderita oleh seorang
ibu, atau penyakit yang timbul selama kehamilan dan tidak ada kaitannya dengan
penyebab langsung obstetric, tapi penyakit tersebut diperberat oleh efek fisiologik
Partisipasi Organisasi Perempuan dalam Menurunkan AKI | 8
kehamilan. Beberapa penyebab kematian ibu tidak langsung adalah: pertama, status
perempuan dalam keluarga. Perempuan pada status orang ke dua (konco wingking)
biasanya tidak akan sanggup mengeluarkan keluhan-keluhan yang berkaitan dengan
timbulnya rasa sakit/kelainan yang ada di dalam diri sehubungan dengan
kehamilannya, yang akan menyebabkan terhadap keterlambatan dalam penangan
medis.
Kedua, keberadaan anak. Keberadaan anak yang satu dengan yang lain terlalu
dekat akan menimbulkan perawatan/perhatian anak tidak maksimal, yang hal ini
akan mengurangi perhatian terhadap diri seorang ibu dengan kehamilannya. Ketiga,
social budaya. Social budaya yang memarginalkan perempuan akan mempersulit
perempuan (ibu) dalam mengambil inisiatif untuk melakukan tindakan, yang akan
berakibat pada keterlambatan penangan medis. Keempat, pendidikan. Pendidikan
yang rendah berdampak terhadap pengetahuan yang rendah terhadap hal ikhwal
kehamilan dan persalinan. Kelima, social ekonomi. Penghasilan yang rendah tentu
akan berakibat pada banyak hal, seperti pemenuhan gizi ibu hamil, perawatan ibu
hamil dan persalinan, dan lain-lain. Dan yang terakhir, geografis daerah. Letak klinik
yang jauh dan sulit terjangkau akan berakibat terhadap keterlambat pertolongan
pelayanan kesehatan ibu hamil/bersalin.
Angka Kematian Ibu (AKI) juga merupakan salah satu indikator penting dari
derajat kesehatan masyarakat. AKI menggambarkan jumlah wanita yang meninggal
dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau
penanganannya (tidak termasuk kecelakaan atau kasus insidentil) selama kehamilan,
melahirkan dan dalam masa nifas (42 hari setelah melahirkan) tanpa
memperhitungkan lama kehamilan per 100.000 kelahiran hidup. AKI juga menjadi
salah satu target dalam tujuan pembangunan millenium (Millenium Development
Goals, MDG), yaitu tujuan ke-5 adalah meningkatkan kesehatan ibu dimana target
yang akan dicapai sampai tahun 2015 mengurangi hingga ¾ resiko jumlah kematian
ibu.
Upaya peningkatan kesehatan masyarakat pada kenyataannya tidaklah mudah
seperti membalikkan telapak tangan saja, karena masalah ini sangatlah kompleks.
Untuk itu penyebarluasan informasi kesehatan melalui pembinaan dan penyuluhan
sangatlah penting dalam meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam bidang
kesehatan dengan tujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara
optimal sesuai amanah yang tercantum dalam UU Kesehatan No. 36 Tahun 2009.
Berbagai upaya telah dilakukan untuk menurunkan kematian ibu, bayi baru
lahir, bayi dan balita. Antara lain melalui penempatan bidan di desa, pemberdayaan
keluarga dan masyarakat dengan menggunakan Buku Kesehatan Ibu dan Anak (Buku
KIA) dan Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K), serta
Partisipasi Organisasi Perempuan dalam Menurunkan AKI | 9
penyediaan fasilitas kesehatan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar
(PONED) di Puskesmas perawatan dan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi
Komprehensif (PONEK) di Rumah Sakit.
Dari kesemuanya ini tentu masyarakat pun harus cukup berperan aktif dalam
mendukung terhadap program yang telah diluncurkan oleh pemerintah melalui
Kementerian Kesehatan RI, khususnya dalam menurunkan AKI dan AKB ini, yaitu
diantaranya;
a. Mendorong para ibu melakukan pemeriksaan kehamilan dan nifas pada
Bidan atau petugas kesehatan lainnya;
b. Mendorong para ibu melahirkan ditolong oleh petugas kesehatan.
c. Mempersiapkan suami ibu hamil untuk mendukung kehamilan dan
persalinan.
d. Mendorong diadakannya tabulin (tabungan ibu bersalin/biaya persalinan)
e. Mempersiapkan angkutan bagi ibu hamil atau ambulan desa.
f. Mempersiapkan calon donor darah.
g. Mendorong para ibu dan petugas kesehatan menggunakan Buku KIA
sebagai sumber informasi dan alat untuk pemeriksaan dan pencatatan
kesehatan ibu dan anak.
h. Mendorong para ibu mengikuti Kelas Ibu Hamil dan Kelas Ibu Balita.
i. Membantu kesiagaan petugas kesehatan.
Partisipasi Organisasi Perempuan dalam Menurunkan AKI | 10
3. METODOLOGI
3.1. Kerangka Pikir
Kematian ibu di negara berkembang bukan hanya persoalan emosional karena
kehilangan anggota keluarga, tetapi juga berdampak terhadap anak, keluarga serta
masyarakat. Kondisi ini juga berdampak pada ketahanan ekonomi keluarga. Dampak
yang ditimbulkan menjadi efek domino terhadap keberlanjutan keluarga, bahkan
dampak negatifnya terjadi perpecahan keluarga.
Gambar 1. Kerangka pikir kajian
Upaya penurunan AKI saat ini masih belum optimal. Perbedaan data AKI sering
terjadi di berbagai wilayah di Indonesia. Antar pihak memiliki dasar perhitungan,
sehingga program aksi yang dikembangkan belum tepat sasaran. Selain itu, persoalan
birokrasi juga dapat menghambat pelaksanaan program. Disamping itu, persoalan
pengetahuan kesehatan ibu, kepedulian keluarga (masyarakat) serta kemiskinan
masih menjadi faktor kritis yang harus ditangani oleh semua pihak yang terkait.
Organisasi perempuan yang merupakan elemen masyarakat dituntut dapat
berpartisipasi sesuai dengan visi-misi kelembagaannya serta bersinergi dengan pihak
lainnya. Gambar 1 memperlihatkan bahwa partisipasi organisasi perempuan
dibutuhkan kondisi yang mendukung, diantaranya: komitmen organisasi yang kuat,
Partisipasi Organisasi Perempuan dalam Menurunkan AKI | 11
kemitraan yang harmonis serta kapabilitas SDM yang optimal. Kondisi tersebut dapat
terbangun jika organisasi perempuan memiliki efektivitas kelembagaan untuk
bersinergi dengan pihak-pihak yang terkait melalui program-program yang relevan
dengan visi-misinya. Selain itu, dibutuhkan prioritas strategi guna membangun
komitmen dan penguatan jejaring/kemitraan. Upaya pemberdayaan perempuan juga
dapat diperankan oleh organisasi masyarakat untuk membebaskan perempuan dari
kemiskinan, yang berpengaruh terhadap status kesehatan dan sosial perempuan
dalam keluarga.
3.2. Tahapan Kegiatan
Kajian “Partisipasi Organisasi Perempuan dalam Menurunkan Angka Kematian
Ibu di Propinsi Jawa Barat” ini rencana akan dilakukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
a. Kajian menggunakan soft system methodology (SSM) dengan 7 tahapan, yaitu: 1)
identifikasi situasi permasalahan yang dihadapi; 2) mengekpresikan situasi
permasalahan dalam bentuk rich picture; 3) menyusun root definition yang
sesuai dengan sistem yang dikaji; 4) merancang model konseptual dengan
pendekatan sistem; 5) membandingkan model konseptual dengan situasi
permasalahan yang ada; 6) pembahasan untuk perubahan yang diinginkan; dan
7) tindakan perbaikan sebagai solusi.
b. Penerapan SSM diawali dengan penyusunan Kerangka Acuan Kerja, kemudian
telaah pustaka, survai pakar, diskusi kelompok terarah (focus groups
discussion/FGD), wawancara mendalam dengan pihak terkait maupun pakar
serta analisis dan sintesis data.
c. Penjaminan kualitas dilakukakan dengan koordinasi antara Kementerian
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, terkait penyusunan
proposal, penyusunan rencana kerja, pemilihan metode kajian dan instrumen
analisis, dan pelaporan.
d. Verifikasi dan validasi melalui diseminasi dan penjaringan umpan balik yang
dilakukan dalam Seminar/Workshop dengan para pihak yang berkepentingan.
e. Dukungan yang diperlukan untuk pelaksanaan kajian ini, seperti pengadaan
literatur, data dan informasi, diskusi/rapat/seminar/workshop, pakar/nara
sumber akan disediakan oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak melalui deputi yang terkait.
Gambaran umum tahapan seperti disajikan berikut ini.
Partisipasi Organisasi Perempuan dalam Menurunkan AKI | 12
Gambar 2. Tahapan pelaksanaan kegiatan
3.3. Survei Lapang
Survei lapang untuk pendalaman kajian akan dilaksanakan di Kabupaten
Cirebon. Pemilihan lokasi kajian didasarkan pertimbangan kondisi angka kematian
ibu yang relatif tinggi di Propinsi Jawa Barat. Pada tahun 2014 angka kematian ibu di
Kabupaten Cirebon sebesar 58 per 100.000 kelahiran hidup. AKI tersebut terjadi
penurunan hingga 53 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015. Melihat kondisi
tersebut ada indikasi upaya penurunan AKI di Kabupaten Cirebon berjalan dengan
baik. Keberhasilan tersebut tidak terlepas peran pemerintah dan partisipasi
masyarakat. Terkait partisipasi masyarakat, dalam kajian ini diamati tingkat
partisipasi organisasi perempuan.
3.4. Focus Group Discussion (FGD)
Fokus dalam pelaksanaan FGD meliputi agenda, partisipan, tata laksana dan
interpretasi hasil. Persyaratan melakukan FGD adalah (a) Pengumpulan, seleksi dan
partisipasi dari peserta FGD adalah sangat penting diperhatikan. Partisipasi aktif
peserta FGD adalah elemen yang paling kritis dari metode penelitian ini, dan (b)
Peneliti dapat ikut hadir atau mengamati, tetapi tidak boleh aktif berpartisipasi.
Partisipasi Organisasi Perempuan dalam Menurunkan AKI | 13
FGD menghasilkan informasi kualitatif, dan umumnya diperlakukan sebagai
hasil penelusuran (exploratory) dan bersifat preliminary, bukan konklusi. FGD
digunakan untuk (1) kecepatan mengambil konsensus, (2) penyederhanaan
persoalan yang dibahas, (3) spontanitas dari peserta, (4) seleksi bagi para peserta
dan (5) terstruktur dengan cara yang bermanfaat dan komprehensif. Oleh karena itu
FGD harus memperhatikan (1) kualifikasi dan komposisi dari expert-panel, (2)
sensitif terhadap ketidak-konsistenan, dan (3) kebutuhan biaya yang cukup karena
membutuhkan pakar terpilih dan fasilitas yang memadai. Pelaksanaan FGD sebagai
fasilitas untuk sosialisasi program aksi dan penggalian peranan masing-masing
stakeholder dalam menurunkan angka kematian ibu.
3.5. Analisis Partisipasi Organisasi
Suatu metode deskriptif kualitatif-kuantitatif yang digunakan untuk analisis
data partisipasi organisasi, merupakan mekanisme evaluasi kinerja suatu aktivitas
pelayanan pada masyarakat. Penilaian dilakukan terhadap tingkat kepuasan
masyarakat terhadap kinerja organisasi. Parameter yang diukur adalah tingkat
kepentingan dan kepuasan dari organisasi/lembaga. Hasil penilaian ditunjukkan pada
suatu diagram kartesius yang terdapat faktor-faktor atau unsur-unsur yang dianggap
mempengaruhi kepuasan. Faktor-faktor dijabarkan dalam empat kuadran. Menurut
Supranto (1997), sumbu mendatar (X) dalam diagram kartesius memuat nilai rata-
rata skor kinerja (performance), sedangkan sumbu tegak (Y) memuat nilai rata-rata
skor kepentingan (importance), yang dirumuskan sebagai berikut:
dan
Dimana :
: rata-rata skor tingkat kinerja faktor ke-i
: rata-rata skor tingkat kepentingan factor ke-j
: total skor untuk tingkat kinerja faktor ke-i
: total skor untuk tingkat kepentingan faktor ke-j
N : jumlah responden
Diagram kartesius merupakan suatu bangun yang dibagi atas empat bagian
yang dibatasi oleh dua garis yang berpotongan tegak lurus pada titik-titik ( , ),
dimana merupakan rata-rata dari rata-rata skor tingkat kinerja seluruh atribut dan
merupakan rata-rata dari rata-rata skor tingkat kepentingan dari seluruh atribut
yang mempengaruhi kinerja, yang dinyatakan sebagai berikut:
dan
Partisipasi Organisasi Perempuan dalam Menurunkan AKI | 14
dimana K adalah banyaknya atribut yang dapat mempengaruhi kinerja. Selanjutnya
tingkat unsur-unsur tersebut dijabarkan dan dibagi menjadi empat bagian dalam
diagram kartesius (diagram importance-performance matrix) sebagai berikut:
Gambar 3. Diagram Importance-Performance Analysis
Keterangan:
(1) Kuadran 1 (Atrributes to improve); merupakan wilayah yang memuat faktor-
faktor yang dianggap penting oleh masyarakat namun pada kenyataannya
belum sesuai seperti yang diharapkan (kepuasan yang diperoleh masih sangat
rendah). Atribut-atribut yang masuk dalam kuadran ini harus ditingkatkan.
(2) Kuadran 2 (Maintain Performance); merupakan wilayah yang memuat faktor-
faktor yang dianggap penting oleh masyarakat dan sudah sesuai dengan yang
dirasakan sehingga tingkat kepuasannya relatif lebih tinggi. Karenanya atribut-
atribut yang masuk dalam kuadran ini harus dipertahankan.
(3) Kuadran 3 (Attributes to Maintain); merupakan wilayah yang memuat faktor-
faktor yang dianggap kurang penting oleh masyarakat dan pada kenyataannya,
kinerjanya tidak terlalu istimewa.
(4) Kuadran 4 (Attributes to De-emphasize); merupakan wilayah yang memuat
faktor-faktor yang dianggap kurang penting oleh masyarakat dan dirasakan
terlalu berlebihan.
I Attribute to
improve
II Maintain
performance
III Attribute to
maintain
IV Attribute to
de-emphasize
Importance
Performance
Partisipasi Organisasi Perempuan dalam Menurunkan AKI | 15
4. ANALISIS SITUASIONAL
Indikator Angka Kematian Ibu Maternal atau Angka Kematian Ibu (AKI) atau
Maternal Mortality Rate (MMR) menunjukan jumlah kematian ibu karena kehamilan,
persalinan dan masa nifas pada setiap 100 000 kelahiran hidup dalam satu wilayah
pada kurun waktu tertentu. Sampai saat ini AKI diperoleh dari survei – survei
terbatas seperti yang tercantum pada Tabel berikut ini.
AKI berguna untuk menggambarkan tingkat kesadaran perilaku hidup sehat,
status gizi dan kesehatan ibu, kondisi lingkungan, tingkat pelayanan kesehatan
terutama untuk ibu hamil, pelayanan kesehatan sewaktu ibu melahirkan dan masa
nifas.
Beberapa determinan penting yang mempengaruhi AKI secara langsung antara
lain, status gizi, anemia pada kehamilan, keadaan tiga terlambat dan empat terlalu.
Faktor mendasar penyebab kematian ibu adalah tingkat pendidikan ibu, kesehatan
lingkungan fisik maupun budaya, keadaan ekonomi keluarga dan pola kerja rumah
tangga. Adanya pandangan masyarakat bahwa ibu hamil, melahirkan dan menyusui
adalah proses alami, menyebabkan kematian ibu tidak diperlakukan secara khusus,
seperti dibiarkan dan membiarkan diri untuk bekerja berat, makan dengan gizi dan
porsi yang kurang memadai.
Survei yang dilaksanakan Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat Tahun 2003
menunjukan bahwa AKI Provinsi Jawa Barat sebesar 321,15 per 100.000 kelahiran
hidup dengan pembagian perkelompok wilayah. Pada umumnya kematian ibu terjadi
pada saat melahirkan (60,87%), waktu nifas (30,43%) dan waktu hamil (8,70%). Hal
ini sejalan dengan data mengenai jumlah kematian ibu maternal dari laporan sarana
pelayanan kesehatan. Ditinjau dari sudut pendidikannya, maka diduga terdapat
korelasi yang kuat antara pendidikan perempuan dengan besarnya Angka Kematian
ibu, seperti di daerah Pantura dimana AKI-nya tinggi dimana ternyata perempuan
berumur 10 tahun keatas yang tidak bersekolah mencapai 15,53%.
Berdasarkan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota tahun 2012 jumlah kematian ibu
maternal yang terlaporkan sebanyak 818 orang (87,99/100.000 kelahiran hidup),
tertinggi terdapat di Kabupaten Sukabumi dan Cirebon dan terendah di Kota Cirebon
dan Kota Bandung.
Partisipasi Organisasi Perempuan dalam Menurunkan AKI | 16
Tabel 1. Angka Kematian Ibu per 100.000 kelahiran hidup di Provinsi Jawa Barat
No Penelitian/Survei Tahun AKI
1 Penelitian & pencatatan di 12 RS 1977 – 1980 370
2 Penelitian UNPAD di Ujungberung 1978 – 1980 170
3 SKRT 1980 150
4 UNPAD di Kab Sukabumi 1982 450
5 SKRT 1986 450
6 SKRT 1992 425
7 SDKI 1994 390
8 SKRT 1995 373
9 BPS Provinsi Jawa Barat 2003 321
10 SDKI 2007 228
11 SDKI 2012 2012 359
Tabel 2. Jumlah Kelahiran dan Angka Kematian Ibu di Jawa Barat Tahun 2003
Sumber: BPS Provinsi Jawa Barat, Survey AKI 2003.
Kinerja penurunan angka kematian ibu secara global masih rendah dari semua
target MDGs. Angka Kematian Ibu (AKI) atau MMR (Maternal Mortality Rate) di
Indonesia menurun dari 390 pada tahun 1991 menjadi 228 per 100.000 kelahiran
hidup pada tahun 2007. Target pencapaian MDG pada tahun 2015 adalah sebesar 102
per 100.000 kelahiran hidup, sehingga diperlukan kerja keras untuk mencapai target
tersebut. Walaupun pelayanan antenatal dan pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan telah cukup tinggi, beberapa faktor seperti risiko tinggi pada saat
kehamilan dan aborsi perlu mendapat perhatian. Berdasarkan angka di atas diketahui
No Kelompok Wilayah Banyaknya Kelahiran
AKI
1 Bodebek (Kab. Bogor, Kota Bogor, Kota Depok, Kab. Bekasi, Kota Bekasi)
191.106 296.17
2 Bandung Raya (Kab. Bandung, Kota Bandung, Kota Cimahi)
133.250 237.15
3 Sukabumi – Cianjur (Kab. Sukabumi, Kota Sukabumi, Kab. Cianjur)
96.934 364.17
4 Priangan Timur (Kab. Garut, Kab. Tasikmalaya, Kota Tasikmalaya, Kab. Ciamis, Kota Banjar, Kab. Sumedang)
150.992 319.88
5 Pantura (Kab. Karawang, Kab. Purwakarta, Kab. Subang)
72.016 411.02
6. Cirebon (Kab. Cirebon, Kota Cirebon, Kab. Indramayu, Kab, Majalengka, Kab. Kuningan).
765.071 321.15
Partisipasi Organisasi Perempuan dalam Menurunkan AKI | 17
bahwa target penurunan AKI di Indonesia bahkan belum mencapai setengah angka
yang diharapkan.
Pertolongan persalinan dengan bantuan tenaga kesehatan terlatih merupakan
salah satu cara yang paling efektif untuk menurunkan AKI di Indonesia. Persentase
persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih meningkat dari 66,7% pada
tahun 2002 menjadi 77,34% pada tahun 2009 (Susenas). Angka tersebut terus
meningkat menjadi 82,3% pada tahun 2010 (Riskesdas, 2010). Disparitas
pertolongan persalinan oleh tenaga terlatih antar wilayah masih merupakan masalah.
Data Susenas tahun 2009 menunjukkan capaian tertinggi sebesar 98,14% di DKI
Jakarta sedangkan terendah sebesar 42,48% di Maluku.
Untuk memastikan kesehatan ibu selama kehamilan, diperlukan pelayanan
antenatal (antenatal care/ANC). Hal ini juga dilakukan untuk menjamin ibu untuk
melakukan persalinan di fasiltas kesehatan. Sekitar 93% ibu hamil memperoleh
pelayanan antenatal dari tenaga kesehatan profesional selama masa kehamilan.
Terdapat 81,5% ibu hamil yang melakukan paling sedikit empat kali kunjungan
pemeriksaan selama masa kehamilan, namun baru 65,5% yang melakukan empat kali
kunjungan sesuai jadwal yang dianjurkan.
4.1. Angka Kematian Ibu di Kabupaten Cirebon
Angka Kematian Ibu (AKI) atau Maternal Mortality Rate (MMR)
menggambarkan angka kematian ibu karena kehamilan, persalinan dan masa nifas
pada tiap 100.000 kelahiran hidup dalam wilayah dan waktu tertentu. Angka ini
memberikan gambaran status gizi dan kesehatan ibu, kondisi sosial ekonomi,
kesehatan lingkungan dan tingkat pelayanan kesehatan terutama pelayanan
kesehatan maternal (kesehatan ibu hamil, melahirkan dan ibu nifas).
Angka kematian ibu di Provinsi Jawa Barat berdasarkan hasil SKRT tahun 1992
adalah 425 per 100.000 kelahiran hidup, dari hasil survei tersebut diketahui jumlah
kematian ibu terbesar terjadi pada saat melahirkan. Sedangkan berdasarkan SKRT
Tahun 1995 AKI Nasional 373 per 100.000 Kelahiran Hidup. Menurut pemetaan AKI
di Jawa Barat berdasarkan Survei AKI 2003 BPS Provinsi Jawa Barat menunjukkan
AKI terbesar di wilayah Pantura dan Cirebon (Indramayu, Cirebon, Majalengka dan
Kuningan) sebesar 366,80 per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan yang terkecil di
Bandung Raya dan Bodebek (Bogor, Depok dan Bekasi) yaitu 296,17 per 100.000
kelahiran hidup. Sedangkan AKI Provinsi Jawa Barat 2003 sebesar 321,15 per
100.000 kelahiran. Hasil SDKI tahun 2007 Angka Kematian Ibu di Jawa Barat sebesar
Partisipasi Organisasi Perempuan dalam Menurunkan AKI | 18
228 per 100.000 kelahiran hidup. Pada SDKI 2012 Angka Kematian Ibu Provinsi Jawa
Barat 359 per 100.000 Kelahiran Hidup. (Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Jawa
Barat 2012).
Angka Kematian Ibu ini diperoleh dari SDKI oleh BPS pusat yang dilakukan
tidak setiap tahun. Selain itu data Angka Kematian Ibu (AKI) tidak dapat disediakan
berdasarkan wilayah Kabupaten/kota. Hal ini karena Jumlah Kelahiran Hidup sebagai
penyebut standarnya sebanyak 100.000 kelahiran hidup. Jumlah kelahiran hidup
untuk wilayah kabupaten/kota dalam 1 (satu) periode perhitungan tidak mencapai
sejumlah angka tersebut. Berdasarkan pelaporan puskesmas jumlah kematian ibu
maternal (ibu hamil, melahirkan dan ibu nifas) yang terlaporkan dapat dilihat pada
tabel berikut.
Gambar 4. Jumlah kematian ibu di Kabupaten Cirebon tahun 2014 menurut wilayah
puskesmas
Gambar 5. Jumlah kematian ibu maternal menurut penyebabnya
Gambar 4 diatas menunjukkan bahwa dari 57 puskesmas, hanya ada 35
puskesmas yang diwilayahnya ada kematian ibu, sisanya 27 puskesmas tidak ada
Partisipasi Organisasi Perempuan dalam Menurunkan AKI | 19
kematian ibu. Proporsi penyebab kematian ibu di Kabupaten Cirebon dapat dilihat
pada Gambar 5. Dari grafik di atas terlihat penyebab kematian lain-lain paling banyak,
karena merupakan kumpulan dari beberapa macam jenis penyebab kematian seperti
penyakit jantung, partus lama dan penyebab lain yang jumlahnya tidak dominan.
Berdasarkan fasenya kematian ibu maternal yaitu kematian pada ibu hamil sebanyak
6 (12,24 %) dan ibu bersalin 18 (36,73 %) dan ibu nifas 25 (51 %). Berdasarkan
tempat kematian ibu yaitu terbanyak di rumah sakit sebanyak 46 (94 %), di rumah 2
(4 %) dan meninggal dalam perjalanan menuju rumah sakit 1 ( 2 %). Pada kematian
ibu di rumah sakit menurut waktu yaitu yang tertinggi 0 – 24 jam sebanyak 22 ( 48
%) dan 24-48 jam sebanyak 11 ( 24 %), selanjutnya > 48 jam adalah sebanyak 11 (28
%). Berdasarkan tingkat pendidikan ibu pada kematian ibu yaitu yang tertinggi
adalah pendidikan SD sebanyak 24 (49 %) selanjutnya SMU sebanyak 13 (27 %), SMP
sebanyak 10 (20 %), dan tidak tamat SD 2 (4 %). Berdasarkan kelompok umur ibu, <
20 tahun sebanyak 1 orang (2,04 5), umur ibu 20-35 tahun sebanyak 35 (71,43 %).
Dan umur ibu > 35 tahun sebanyak 13 (26,53 %).
Upaya untuk menurunkan kematian ibu dilakukan secara komprehensif melalui
berbagai program yang digulirkan oleh Pemerintah Pusat dalam hal ini Kementerian
Kesehatan dan Pemerintah Provinsi yang diimplementasikan oleh Pemerintah daerah
khususnya Dinas Kesehatan dan Rumah Sakit serta LSM/NGO. BOK (Bantuan
Operasional Kesehatan), Program PONED dan PONEK (Pelayanan Obstetri Neonatal
Emergensi Dasar dan Komprehensif) dan Program EMAS (Expanding Maternal and
Neonatal Survival). Semua program-program tersebut merupakan upaya dalam
menurunkan angka kematian ibu dan bayi.
Upaya-upaya teknis yang dilakukan di Dinas Kesehatan antara lain peningkatan
kapasitas petugas kesehatan dalam Emergensi Obstetri, Standarisasi Perawatan
Sebelum dan Sesudah melahirkan (ANC/PNC), Audit pada kematian ibu dan bayi (
Audit Medis dan Sosial), Penguatan jejaring dalam penanganan ibu melahirkan
(dengan Bidan Praktek Mandiri, Puskesmas dan Rumah Sakit) dan lain-lain.
Tantangan dan kendala selama proses penurunan AKI di Indonesia.
a) Terbatasnya akses masyarakat terhadap fasilitas pelayanan kesehatan yang
berkualitas, terutama bagi penduduk miskin di daerah tertinggal, terpencil,
perbatasan dan kepulauan (DTPK).
b) Terbatasnya ketersediaan tenaga kesehatan baik dari segi jumlah, kualitas
dan persebarannya, terutama bidan.
c) Masih rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya
menjaga kesehatan dan keselamatan ibu.
Partisipasi Organisasi Perempuan dalam Menurunkan AKI | 20
d) Masih rendahnya status gizi dan kesehatan ibu hamil.
e) Masih rendahnya angka pemakaian kontrasepsi dan tingginya unmet need.
f) Pengukuran AKI masih belum tepat, karena sistem pencatatan penyebab
kematian ibu masih belum adekuat.
4.2. Gambaran Umum Program dan Kegiatan Organisasi Perempuan
(1) Aisyiyah
Aisyiyah sudah memasuki perjalanan 1 Abad. Sebagai organisasi perempuan di
Indonesia yang berusia hampir 100 tahun, ‘Aisyiyah sudah memiliki pengalaman
dalam berkontribusi memajukan perempuan Indonesia dalam berbagai bidang
kehidupan, baik bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, kesejahteraaan sosial,
penyadaran hukum, pendidikan politik, dan pemberdayaan perempuan. ‘Aisyiyah
sebagai organisasi otonom perempuan Muhammadiyah bekerja di seluruh provinsi di
Indonesia dari Sabang sampai Merauke.
Aisyiyah merintis berdirinya pendidikan untuk anak-anak yang pertama di
Indonesia dengan nama Frobel School, yang saat ini bernama TK ‘Aisyiyah Bustanul
Athfal (TK ABA). Dalam perjalanannya, ‘Aisyiyah juga mencanangkan pemberantasan
buta huruf baik buta huruf Latin maupun buta huruf Arab, memberikan pendidikan
keagamaan bagi para buruh batik , mendirikan mushola perempuan pertama di tahun
1922 yang kemudian direplikasi oleh ‘Aisyiyah di Indonesia dan menjadi ciri khas
‘Aisyiyah. Berbagai kegiatan yang diinisiasi oleh ‘Aisyiyah tersebut merupakan upaya
meningkatkan pengetahuan dan mendorong partisipasi perempuan dalam dunia
publik. Selain itu, untuk menyebarkan ide-ide pembaharuan, pada tahun 1926
‘Aisyiyah menerbitkan majalah organisasi yang bernama Suara ‘Aisyiyah dan masih
terus terbit hingga saat ini.
Adapun dalam konteks pergerakan perempuan Indonesia, ‘Aisyiyah merupakan
salah satu organisasi yang terlibat aktif dalam penyelenggaraan Kongres Perempuan
Indonesia I, 22-25 Desember 1928, di Yogyakarta, yang merupakan basis kuat
‘Aisyiyah. Warga ‘Aisyiyah banyak hadir meramaikan perhelatan kongres, dan
‘Aisyiyah menjadi salah satu organisasi pemrakarsa terbentuknya badan federasi
organisasi-organisasi perempuan Indonesia. Dua pimpinan ‘Aisyiyah kemudian
terpilih sebagai pimpinan, yaitu Siti Moendjijah sebagai Wakil Ketua dan Siti Hajinah
sebagai anggota.
Partisipasi Organisasi Perempuan dalam Menurunkan AKI | 21
‘Aisyiyah adalah organisasi sayap perempuan dari Muhammadiyah, satu dari
dua organisasi berbasis massa Islam terbesar di Indonesia. Organisasi yang berdiri
sejak 19 Mei 1917, atau bertepatan dengan tanggal 27 Rajab 1335 tahun Hijriah,
memiliki perhatian khusus dalam memajukan agama, pendidikan, layanan kesehatan
dan sosial kepada masyarakat umum. Kelompok organisasi ini menekankan pada
peningkatan kualitas hidup perempuan agar dapat mencapai sebuah Keluarga
Sakinah dan Qaryah Thayyibah.
Struktur kepengurusan ‘Aisyiyah meliputi perjenjangan mulai dari tingkat Pusat
(nasional), Wilayah (provinsi), Daerah (kabupaten), Cabang (kecamatan), hingga
Ranting (desa). Saat ini, ‘Aisyiyah bekerja di 33 provinsi, 412 kabupaten, 2611
kecamatan, 7548 desa/ kelurahan di seluruh Indonesia, serta 3 cabang khusus di
Mesir, Belanda, dan Malaysia.
Kekuatan ‘Aisyiyah sebagai organisasi perempuan yang hampir berusia satu
abad terletak pada gerakannya di tingkat akar rumput dan melalui amal usaha. Ini
meliputi antara lain 13 ribu amal usaha pendidikan anak usia dini, amal usaha
pendidikan dasar dan menengah; 13 pendidikan tinggi; 568 koperasi; 1.029 Bina
Usaha Ekonomi Keluarga (1029); dan amal usaha di bidang kesehatan yang dikelola
Muhammadiyah-‘Aisyiyah berupa 87 Rumah Sakit Umum, 16 Rumah Sakit Ibu dan
Anak, 70 Rumah Sakit Bersalin, 106 Balai Pengobatan, 20 Balai Kesehatan Masyarakat
(Balkesmas), 76 BKIA, 105 Rumah Bersalin, serta Posyandu yang tersebar di seluruh
Indonesia.
Sejumlah lembaga donor internasional yang saat ini bekerja sama dengan
'Aisyiyah di antaranya adalah Asia Foundation, UNICEF, Global Fund for Children,
Family Health International, John Hopkins University, dan Advance Family Planning.
Sebagai organisasi sosial yang bekerjasama dengan pemerintah, ‘Aisyiyah
menandatangani MoU dengan dua lembaga nasional, yaitu (1) Badan Koordinasi
Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) untuk promosi kontrasepsi non-hormonal
dan program kesehatan reproduksi, dan (2) Departemen Kesehatan tentang program
perilaku hidup yang bersih dan higienis, Program Desa Siaga, dan program kesehatan
reproduksi.
Kontribusi ‘Aisyiyah dalam bidang kesejahteraan sosial diwujudkan dalam
bentuk pendirian Panti Asuhan, Panti Lansia, Balai Latihan Kerja, dan bantuan untuk
anak miskin dan lansia di komunitas. Adapun untuk mendorong perubahan kebijakan
di tingkat lokal dan nasional yang berpihak kepada kelompok miskin dan perempuan
serta anak-anak, ‘Aisyiyah mengembangkan dakwah advokasi dalam berbagai bidang.
Partisipasi Organisasi Perempuan dalam Menurunkan AKI | 22
‘Aisyiyah adalah organisasi perempuan Persyarikatan Muhammadiyah,
merupakan gerakan Islam, dakwah amar makruf nahi munkar dan tajdid yang berasas
Islam serta bersumber kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah.
VISI IDEAL: Tegaknya agama Islam dan terwujudnya masyarakat Islam yang
sebenar-benarnya.
VISI PENGEMBANGAN: Tercapainya usaha-usaha ‘Aisyiyah yang mengarah
pada penguatan dan pengembangan dakwah amar ma’ruf nahi munkar secara lebih
berkualitas menuju masyarakat madani.
MISI: Misi ‘Aisyiyah diwujudkan dalam bentuk amal usaha, program, dan
kegiatan, meliputi:
a. Menanamkan keyakinan, memperdalam dan memperluas pemahaman,
meningkatkan pengamalan serta menyebarluaskan ajaran Islam dalam
segala aspek kehidupan.
b. Meningkatkan harkat dan martabat kaum perempuan sesuai dengan ajaran
Islam.
c. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pengkajian terhadap ajaran Islam.
d. Memperteguh iman, memperkuat dan menggembirakan ibadah, serta
mempertinggi akhlak.
e. Meningkatkan semangat ibadah, jihad, zakat, infaq, shodaqoh, wakaf, hibah,
membangun dan memelihara tempat ibadah serta amal usaha yang lain.
f. Membina Angkatan Muda Muhammadiyah Puteri untuk menjadi pelopor,
pelangsung, dan penyempurna gerakan ‘Aisyiyah
g. Meningkatkan pendidikan, mengembangkan kebudayaan, memperluas ilmu
pengetahuan dan teknologi, serta menggairahkan penelitian.
h. Memajukan perekonomian dan kewirausahaan ke arah perbaikan hidup
yang berkualitas.
i. Meningkatkan dan mengembangkan kegiatan dalam bidang-bidang sosial,
kesejahteraan masyarakat, kesehatan, dan lingkungan hidup.
j. Meningkatkan dan mengupayakan penegakan hukum, keadilan dan
kebenaran, serta memupuk semangat kesatuan dan persatuan bangsa.
k. Meningkatkan komunikasi, ukhuwah, kerjasama di berbagai bidang dan
kalangan masyarakat baik dalam dan luar negeri.
l. Usaha-usaha lain yang sesuai dengan maksud dan tujuan organisasi.
Program Bidang Kesehatan
Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, khususnya perempuan, bayi, dan
anak yang berbasis pelayanan kesehatan dan komunitas berdasar spirit al-Ma’un,
Partisipasi Organisasi Perempuan dalam Menurunkan AKI | 23
antara lain dengan meningkatkan upaya penurunan angka kematian ibu melahirkan
melalui berbagai kegiatan dan meningkatkan upaya penurunan angka kematian bayi
dan balita dengan prioritas program, seperti Imunisasi, ASI eksklusif, Inisiasi
Menyusui Dini (IMD), pemberian gizi seimbang, dan tumbuh kembang anak.
Program Bidang Ekonomi dan Ketenagakerjaan
Membangun kesadaran dan perilaku ekonomi untuk meningkatkan taraf hidup
dan kesejahteraan warga, umat, dan masyarakat, antara lain dengan optimalisasi
pendampingan dan pembinaan ekonomi melalui program Bina Usaha Ekonomi
Keluarga (BUEKA) di komunitas, mengembangkan usaha-usaha dalam meningkatkan
ketrampilan kelompok masyarakat khususnya kelompok miskin, dan menguatkan
posisi serta kondisi usaha mikro kecil yang dikelola perempuan dalam hal akses dan
kontrol terhadap sumber daya ekonomi.
Bersama MAMPU, ‘Aisyiyah menjalankan tema isu keempat, yaitu Memperkuat
Kepemimpinan Perempuan untuk mencapai Kesehatan Ibu dan Kesehatan
Reproduksi yang lebih baik. Program yang saat ini dijalankan adalah “Penguatan
Kepemimpinan Perempuan untuk Peningkatan Pelayanan Kesehatan Reproduksi
yang Lebih Terjangkau dengan Pendekatan Hak-Hak Perempuan pada Kelompok
Dhuafa Mustadh’afin”. Program ini membawa lima isu penting, yaitu ASI, Pelayanan
KB, Pap Smear dan Test IVA, Jaminan Kesehatan Nasional, dan Sunat Perempuan.
Pada tahun pertama, ‘Aisyiyah menjalankan programnya di empat provinsi,
yaitu di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Sulawesi Selatan. Ini dilaksanakan
langsung oleh organisasi ‘Aisyiyah di tingkat daerah. Pada tahun berikutnya,
direncanakan adanya penambahan cakupan wilayah yang lebih luas.
Program Bidang Pengkaderan
Meningkatkan kuantitas dan kualitas kader yang memiliki integritas,
kompetensi keagamaan dan keilmuan, militansi, ghirah perjuangan, sikap dan
tindakan yang berpegang pada nilai-nilai Islam berkemajuan dengan
mengembangkan pelaksanaan perkaderan secara terencana, periodik, dan
berkesinambungan melalui Darul Arqam, Baitul Arqam, kajian intensif, dan model
kajian lainnya agar mampu berperan sebagai kader persyarikatan, kader umat, dan
kader bangsa.
(2) Muslimat NU
Muslimat Nahdlatul ‘Ulama (Muslimat NU) adalah organisasi sosial keagamaan
dan kemasyarakatan yang merupakan badan otonom dari Nahdlatul ‘Ulama (NU).
Muslimat NU dilahirkan pada tanggal 29 Maret 1946 yang mempunyai tujuan
Partisipasi Organisasi Perempuan dalam Menurunkan AKI | 24
mengangkat harkat dan martabat perempuan Indonesia melalui bidang ekonomi,
kesehatan, pendidikan, da’wah dan sosial. Muslimat NU telah berkembang di 33
Propinsi, dan mempunyai 554 Cabang di tingkat Kabupaten/Kota, 5.222 Anak Cabang
ditingkat Kecamatan serta lebih 36 ribu Ranting ditingkat Desa atau Kelurahan dan
sekitar 22 juta anggota.
Untuk mencapai visi dan misi Muslimat NU menentukan strategi sebagai
berikut:
a. Mempersatukan gerak kaum Perempuan Indonesia, khususnya Perempuan
Islam Ahlussunah Wal Jama’ah.
b. Meningkatkan kualitas Perempuan Indonesia yang cerdas, trampil, dan
kompetitif, sebagai bentuk tanggungjawab terhadap Agama, Bangsa, Negara
dan membentuk generasi penerus bangsa yang taat beragama.
c. Bergerak aktif dalam kegiatan pelayanan masyarakat di bidang:
Peribadatan, dakwah, dan penerangan; Sosial, ekonomi, kesehatan, dan
lingkungan hidup; Pendidikan; Hukum dan Advokasi; Usaha
Kemasyarakatan lainnya yang tidak bertentangan dengan tujuan organisasi.
d. Meningkatkan jejaring dan kerjasama dengan badan-badan
Lembaga/organisasi lain yang tidak bertentangan dengan visi dan misi
organisasi.
(3) Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK)
Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) sebagai gerakan pembangunan
masyarakat bermula dari seminar Home Economic di Bogor tahun 1957. Sebagai
tindak lanjut dari seminar tersebut, pada tahun 1961 panitia penyusunan tata
susunan pelajaran pada Pendidikan Kesejahteraan Keluarga (PKK), Kementerian
Pendidikan bersama kementerian-kementerian lainnya menyusun 10 segi kehidupan
keluarga. Gerakan PKK dimasyarakatkan berawal dari kepedulian istri gubernur Jawa
Tengah pada tahun 1967 (ibu Isriati Moenadi) setelah melihat keadaan masyarakat
yang menderita busung lapar.
Upaya untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga melalui 10 segi pokok
keluarga dengan membentuk Tim Penggerak PKK di semua tingkatan, yang
keanggotaan timnya secara relawan dan terdiri dari tokoh/pemuka masyarakat, para
isteri kepala dinas/jawatan dan isteri kepala daerah sampai dengan tingkat desa dan
kelurahan yang kegiatannya didukung dengan anggaran pendapatan dan belanja
daerah.
Partisipasi Organisasi Perempuan dalam Menurunkan AKI | 25
Pada tanggal 27 Desember 1972 mendagri mengeluarkan surat kawat nomor
Sus 3/6/12 kepada seluruh gubernur kdh tk. I Jawa Tengah dengan tembusan
gubernur kdh seluruh indonesia, agar mengubah nama pendidikan kesejahteraan
keluarga menjadi pembinaan kesejahteraan keluarga. Sejak itu gerakan
PKKdilaksanakan di seluruh Indonesia dengan nama Pembinaan Kesejahteraan
Keluarga (PKK), dan tanggal 27 Desember ditetapkan sebagai "hari kesatuan gerak
PKK" yang diperingati pada setiap tahun.
Dalam era reformasi dan ditetapkannya TAP MPR No.IV/MPR/1999 tentang
GBHN 1999-2004, serta pelaksanaan otonomi daerah berdasarkan Undang-Undang
No.22 tahun 1999 dan Undang-Undang No.25 tahun 1999, tetapi PKK Pusat tanggap
dengan mengadakan berbagai penyesuaian yang disepakati dalam Raker Nasonal
Luar Biasa PKK tanggal 31 Oktober sampai dengan 2 November 2000 di Bandung
serta hasilnya merupakan dasar perumusan Keputusan Menteri Dalam Negeri dan
Otonomi Daerah No. 53 tahun 2000, yang selanjutnya dijabarkan dalam pedoman
umum gerakan Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK). Hal yang
mendasar antara lain adalah perubahan nama gerakan PKK dari gerakan Pembinaan
Kesejahteraan Keluarga menjadi gerakan Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga.
Visi Gerakan PKK “Terwujudnya Keluarga yang Beriman dan Bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, Berakhlak Mulia dan Berbudi Luhur, Sehat, Sejahtera, Maju
dan Mandiri, Kesetaraan dan Keadilan Jender serta Kesadaran Hukum dan
Lingkungan.
Misi gerakan PKK sebagai berikut :
a. Meningkatkan mental spiritual, perilaku hidup dengan jalan menghayati
dan mengamalkan Pancasila serta meningkatkan pelaksanaan hak dan
kewajiban sesuai denga Hak Asasi Manusia (HAM), demokrasi,
meningkatkan kesetiakawanan sosial dan kegotong-royongan serta
pembentukan watak bangsa yang mantap dan seimbang.
b. Meningkatkan pendidikan dan keterampilan yang diperlukan dalam upaya
mencerdaskan kehidupan bangsa serta meningkatkan pendapatan keluarga.
c. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pangan keluarga, serta upaya
peningkatan pemanfataan pekarangan melalui Halaman Asri, Teratur, Indah
dan Nyaman (HATINYA) PKK, sandang, dan penataan perumahan sehat.
d. Meningkatkan derajad kesehatan fisik dan mental, kelestarian lingkungan
hidup serta membiasakan hidup berencana untuk kehidupannya dan
perencanaan ekonomi keluarga serta membiasakan menabung.
e. Meningkatkan pengelolaan Gerakan PKK, dalam kegiatan, pengorganisasian
maupun pelaksanaan programnya yang disesuaikan dengan situasi dan
kondisi masyarakat setempat serta ketentuan yang berlaku.
Partisipasi Organisasi Perempuan dalam Menurunkan AKI | 26
Penanggung jawab pelaksanaan program Gerakan PKK dikelola oleh Tim
Penggerak PKK yang dibentuk mulai dari pusat, propinsi, kabupaten/kota,
kecamatan, hingga desa/kelurahan. Hubungan kerja antara Tim Penggerak PKK Pusat
dengan di daerah adalah bersifat konsultatif dan koordinatif dengan tetap
memperhatikan hubungan hierarkis.
Program pokok PKK terdiri dari 10 hal yang menjadi hakikat kebutuhan dasar
manusia: (1) Penghayatan dan Pengamalan Pancasila; (2) Gotong Royong; (3)
Pangan; (4) Sandang; (5) Perumahan dan Tatalaksana Rumah Tangga; (6) Pendidikan
dan Keterampilan; (7) Kesehatan; (8) Pengembangan Kehidupan Berkoperasi; (9)
Kelestarian Lingkungan Hidup; dan (10) Perencanaan Sehat. Kesepuluh program
pokok tersebut dalam implementasinya dilaksanakan oleh Kelompok Kerja (Pokja),
sebagai berikut:
1) Pokja I:
a. Program Penghayatan dan Pengamalan Pancasila
Pembinaan Keluarga sakinah dan kelompok keagamaan.
Meningkatkan pembinaan anak dan remaja sejak dini dalam bidang
mental, moral, agama, budipekerti dan sopan santun dalam
keluarga.
Pembinaan anak dan remaja dalam keluarga serta pemantapan
BKR.
Sosialisasi wawasan kebangsaan, pembauran, bangsa, hak
demokrasi, politik dan pengarustamaan gender melalui kegiatan
simulasi beberan wawasan kebangsaan dan beberan gender.
Memberdayakan kesadaran hukum dan meningkatkan
pengetahuan keluarga, antara lain : HAM, KHA, PKDRT, Traffiking,
Perlindungan anak dan Narkoba.
b. Gotong Royong
Memasyarakatkan kepedulian terhadap lanjut usia
Meningkatkan kesadaran hidup bergotong-royong, kesetiakawanan
social, ketertiban dan keamanan lingkungan dan tempat-tempat
persembahyangan.
Bantuan sosial dan Bencana Alam.
Mengadakan latihan kader bekerjasama dengan Pokja II
Menyelenggarakan Posyandu Lansia bekerjasama dengan Pokja IV
Mendorong lanjut usia dalam menjaga kesehatan, hobby dan
ketrampilan sesuai kemampuan fisik masing-masing secara baik
Partisipasi Organisasi Perempuan dalam Menurunkan AKI | 27
serta melakukan kegiatan olah raga, keagamaan, rekreasi, membuat
kerajinan tangan dan lain-lain
2) Pokja II
a. Pendidikan dan ketrampilan
Mengikuti pelatihan kader tenaga pendidik Pos PAUD.
Mengikuti pelatihan tenaga TBM (Taman BAcaan Masyarakat)
sudut baca.
Pembinaan pengelola Pos PAUD
Monitoring dan evaluasi pelaksanaan program PAUD.
Meyelenggarakan kegiatan promosi hasil ketrampilan UP2K – PKK
saat lomba-lomba dan pameran hasil UP2K – PKK dan mengikuti
Program Keaksaraan Fungsional bekerjasama dengan Dinas
Pendidikan.
b. Pengembangan Kehidupan Berkoperasi
Salah satu kegiatan pengembangan kehidupan berkoperasi adalah
Pelaksanaan UP2K – PKK yang modalnya diberikan Pemerintah
Pusat serta bertahap melalui INPRES Bantuan Desa mulai tahun
1985, namun efektif dikelolah oleh desa/kelurahan mulai tahun
1993, disamping bantuan dari pusat juga diberikan oleh Tim
Penggerak PKK Propinsi dan Tim Penggerak PKK Kota
Tasikmalaya. Kelompok yang mengelolah UP2K – PKK disebut
dengan kelompok khusus (POKSUS) UP2K – PKK dan peminjam
adalah ibu-ibu yang memiliki usaha yang disebut dengan kelompok
pelaksana. Tujuan UP2K – PKK alah agar ibu – ibu dapat meminjam
uang dengan cepat dan mudah serta dengan biaya yang rendah.
3) Pokja III
a. Pangan
Pemanfaatan lahan pekarangan
Gerakan ketahanan pangan dengan penganeka-ragaman pangan
keluarga
Pembinaan kelompok wanita tani
Mengikuti gerakan perempuan tanam dan pelihara pohon
Mengikuti lomba cipta menu 3B Tingkat Kecamatan.
Mengikuti lomba aneka olahan serba ikan Tingkat Kecamatan
Mengikuti sosialisasi Produk pangan asal hewan yang halal, aman,
utuh dan sehat (HAUS).
Partisipasi Organisasi Perempuan dalam Menurunkan AKI | 28
Mengikuti gerakan sosialisasi makan Ikan.
Praktek membuat sop vegetable dalam rangka memasyarakatkan
kepariwisataan di Kota Tasikmalaya dengan Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan Propinsi Jawa Barat dan Tim Penggerak PKK Kota
Tasikmalaya dan Propinsi Jawa Barat.
b. Sandang
Pembinaan penyuluhan dibidang sandang
Melaksanakan lomba busana anak-anak TK, SD dan SLTP dalam
rangka membudayakan khas daerah .
c. Perumahan dan Tata Laksana Rumah Tangga
Pembinaan pengelolaan sampah
Pembinaan saat persiapan Lomba Tingkat Propinsi di Kelurahan
Purnama tentang pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga (TOGA)
sebagai Apotik Hidup setiap kepala keluarga.
4) Pokja IV
a. Kesehatan Progaram kesehatan dilaksanakan melalui :
RW siaga
UPGK
Sosialisasi keluarga sadar gizi
Posyandu
Pembinaan Posyandu Model
Monev PosBindu Lansia
Mengikuti pelaksanaan program KB
Pelatihan bagi kelompok remaja
Mengikuti sosialisasi campak
Penyuluhan tentang penyakit degenerative
Penyuluhan tentang penyakit berbasis lingkunan dan perilaku
Penyuluhan tentang lima imunisasi lengkap
Penyuluhan tentang bahaya kehamilan, nifas dan bersalin
Penyuluhan tentang bahaya Narkoba
Mengikuti pertemuan Wilayah Pokjanal DBD
b. Kelestarian Lingkungan Hidup
Pembinaan PHBS tatanan rumah
Mengikuti lomba PHBS
Mengikuti lomba lingkungan bersih dan sehat
Pembuatan saluran pembuangan air limbah (SPAL)
Partisipasi Organisasi Perempuan dalam Menurunkan AKI | 29
Penfaatan telajakan dengan menanam tanaman yang bermanfaat
dalam rangka penghijauan
Pemanfaatan lingkungan yang asri
Penanaman pohon-pohon peneduh
c. Perencanaan sehat
Pelaksanaan kesatuan gerak PKK
Mengikuti peringatan Harganas
d. Penanaman pohon-pohon peneduh
Penyuluhan bagi remaja yang produktif
Penyuluhan keluarga berencana
Pembentukan kelompok yang memanfaatkan tabulin
Pembentukan kelompok dana sehat
Menyarankan penanaman tanaman keras yang bermanfaat
Membiasakan membuat perencanaan untuk kebutuhan rutin, bulan
dan sehari-hari dengan mencatat pemasukan dan pengeluaran
keluarga.
Sumber pembiayaan gerakan PKK akan didasarkan kepada swadaya gotong
royong dan partisipasi masyarakat. Peranan bantuan pemerintah dan bantuan dari
sumber lainnya sifatnya sebagai pendorong dan perangsang untuk tumbuh dan
berkembangnya swadaya gotong royong dan partisipasi masyarakat. Bantuan
pemerintah dalam keadaan dan kondisi tertentu merupakan faktor pendorong untuk
menumbuhkan kemampuan dan kreativitas masyarakat untuk menciptakan
keswadayaan dan kegotong-royongan.
4.3. Peran Organisasi Perempuan
Organisasi massa perempuan lahir dan berkembang di tengah masyarakat agar
bermanfaat dan menjadi kekuatan massa dalam menghadapi perubahan. Mengingat
bahwa perubahan sebagai suatu keniscayaan yang terus terjadi. Oleh karena itu
ormas berperan penting dalam mendampingi masyarakat terhadap persoalan-
persoalan yang ada. Berkaitan dengan isu-isu perempuan, seperti isu angka kematian
ibu, maka organisasi perempuan diharapkan peran nyatanya dalam masyarakat.
Hasil survei dan FGD yang melibatkan 11 organisasi perempuan di Kabupaten
Cirebon diperoleh gambaran perannya dalam perencanaan program penyuluhan
penurunan angka kematian ibu, diantaranya yang paling banyak dilakukan adalah:
perilaku hidup sehat, kesehatan reproduksi perempuan, pra kehamilan serta masa
kehamilan. Organisasi juga menyusun konsep kegiatan yang akan diterapkan pada
wilayah sasaran berdasarkan hasil survei dan data yang dimilikinya.
Partisipasi Organisasi Perempuan dalam Menurunkan AKI | 30
Tabel 3. Peran organisasi dalam perencanaan
No. Perihal Intensitas Pelaksanaan
1. Organisasi merencanakan penyuluhan tentang perilaku hidup sehat 3.6
2. Organisasi merencanakan penyuluhan tentang kesehatan reproduksi
3.1
3. Organisasi merencanakan penyuluhan tentang pra kehamilan 3.1
4. Organisasi merencanakan penyuluhan tentang masa kehamilan 3.1
5. Organisasi menyusun konsep kegiatan yang akan diterapkan pada wilayah sasaran berdasarkan hasil survey dan pengumpulan data.
3.0
6. Organisasi melakukan mapping sosial pada wilayah sasaran 2.8
7. Organisasi merencanakan penyuluhan tentang persalinan 2.8
8. Organisasi merencanakan penyuluhan tentang HIV/AIDS 2.8
9. Organisasi melakukan diskusi dengan pemangku kepentingan pada wilayah sasaran
2.7
10. Organisasi merencanakan pengembangan pusat informasi dan konseling
2.7
11. Organisasi merencanakan kerjasama dengan lembaga-lembaga terkait dalam hal penyediaan tenaga ahli yang dibutuhkan
2.7
12. Organisasi merencanakan penyuluhan untuk meningkatkan peran suami dan keluarga.
2.4
13. Organisasi merencanakan kerjasama dengan lembaga-lembaga terkait dalam hal penyediaan sarana prasarana yang dibutuhkan
2.4
14. Organisasi merencanakan pelatihan kesiapan mental bagi ibu hamil 2.1
15. Organisasi merencanakan pendampingan pengobatan untuk ibu hamil yang menderita penyakit tertentu
1.8
16. Organisasi merencanakan pengadaan fasilitas untuk persalinan 1.6
Terlihat bahwa perencanaan yang dilakukan organisasi perempuan tersebut
dapat dilaksanakan meskipun belum maksimal dan masih terdapat kendala.
Penyuluhan yang dilakukan oleh organisasi masyarakat diantaranya penyuluhan
perilaku hidup sehat yang tidak hanya dilakukan bagi perempuan tapi juga bagi laki-
laki. Penyuluhan ini berguna meningkatkan peran suami dan keluarga terhadap
anggota keluarganya yang sedang hamil. Bagi perempuan, penyuluhan pra kehamilan
sangat diperlukan untuk membangun pengetahuan risiko dan pencegahan terhadap
kemungkinan terjadinya kondisi buruk selama kehamilan. Pengetahuan tersebut
disampaikan oleh ormas perempuan.
Partisipasi Organisasi Perempuan dalam Menurunkan AKI | 31
Tabel 4. Peran dalam pelaksanaan
No. Perihal Intensitas Pelaksanaan
1. Organisasi melakukan penyuluhan tentang perilaku hidup sehat 3.2
2. Organisasi melakukan penyuluhan tentang pra kehamilan 3.1
3. Organisasi melakukan penyuluhan untuk meningkatkan peran suami dan keluarga
3.1
4. Organisasi melakukan penyuluhan tentang HIV/AIDS 2.8
5. Organisasi melakukan penyuluhan tentang masa kehamilan 2.7
6. Organisasi melakukan penyuluhan tentang persalinan 2.7
7. Organisasi memberikan pelatihan kesiapan mental bagi ibu hamil 2.6
8. Organisasi berkoordinasi dengan pemangku kepentingan pada wilayah sasaran tentang hasil rencana kegiatan yang akan diimplementasikan
2.5
9. Organisasi mengembangkan pusat informasi dan konseling 2.4
10. Organisasi melakukan survey pengumpulan data tingkat kematian ibu
2.1
11. Organisasi memberikan pendampingan pengobatan untuk ibu hamil yang menderita penyakit tertentu
2.1
12. Organisasi memberikan pengadaan fasilitas untuk persalinan 1.8
Sosok pimpinan dalam organisasi masa sangat dominan dan menjadi penggerak
peran aktifnya. Pimpinan memberikan arahan yang jelas terkait program dan
implementasinya kepada seluruh mitra kerjanya. Banyak harapan masyarakat yang
ditumpukan pada ormas, mendorong pimpinan untuk melakukan koordinasi dengan
para pihak agar upaya yang telah dilakukan dapat bersinergi dan bermanfaat. Sebagai
organisasi publik, menjadi suatu keharusan untuk memberikan laporan kegiatannya
kepada pihak-pihak terkait serta internal organisasi untuk arsip dan evaluasi. Hal-hal
yang belum sesuai dengan visi-misi ormas yang tertuang dalam program-program,
oleh seorang pimpinan ormas dijadikan sebagai langkah perbaikan.
Tabel 5. Peran kepemimpinan organisasi
No. Perihal Intensitas Pelaksanaan
1. Ketua organisasi memberikan arahan pada setiap kegiatan yang dilaksanakan
3.7
2. Ketua organisasi berkoordinasi dengan setiap penanggungjawab kegiatan
3.5
3. Ketua organisasi melaporkan pelaksanaan kegiatan kepada lembaga-lembaga terkait yang dilibatkan
3.5
4. Ketua organisasi memberikan saran perbaikan terhadap kegiatan yang sedang dilakukan
3.3
Partisipasi Organisasi Perempuan dalam Menurunkan AKI | 32
No. Perihal Intensitas Pelaksanaan
5. Ketua organisasi melaporkan hasil evaluasi kegiatan kepada lembaga-lembaga yang dilibatkan
2.6
6. Ketua organisasi memberikan kompensasi setiap anggota yang terlibat dalam kegiatan
2.5
Pengawasan di dalam organisasi massa perempuan yang telah melaksanakan
program dan aktivitas penyuluhan untuk pengurangan kematian ibu belum
dilaksanakan secara optimal. Namun bagi organisasi yang memiliki manajemen yang
baik dapat mengevaluasi setiap kegiatannya. Hal ini terlihat dari dampak
kegiatannya. Seperti di Aisyiyah yang melaksanakan program MAMPU, dari hasil
evaluasinya bahwa program tersebut mendapat respon baik dari masyarakat
binaannya, bahkan berkembang ke wilayah lain yang belum menjadi binaan.
Tabel 6. Peran pengawasan organisasi
No. Perihal Intensitas Pelaksanaan
1. Organisasi mengevaluasi setiap kegiatan penyuluhan yang telah dilaksanakan
3.0
2. Organisasi mengevaluasi kegiatan pelatihan yang telah dilaksanakan 2.9
3. Organisasi melakukan pengawasan terhadap berjalannya penyuluhan 2.7
4. Organisasi melakukan pengawasan terhadap berjalannya pelatihan 2.5
5. Organisasi melakukan pengawasan terhadap kegiatan pendampingan pengobatan bagi ibu hamil yang memiliki penyakit tertentu
2.5
6. Organisasi mengontrol penggunaan fasilitas persalinan yang telah disediakan
2.4
4.4. Partisipasi Organisasi Perempuan
Organisasi massa perempuan di Kabupaten Cirebon secara umum telah terlibat
dalam berbagai program penurunan AKI, diantaranya melakukan penyuluhan
kesehatan dan gizi bagi masyarakat di wilayah kerjanya. Upaya ini dilakukan untuk
menggerakkan kesedaran masyarakat tentang urgensi menjaga kesehatan keluarga,
khususnya kesehatan perempuan anggota keluarga yang hamil atau terjangkit suatu
penyakit. Organisasi perempuan juga terlibat dalam memberikan pemahaman
kesetaraan gender dalam keluarga, yaitu memberikan pemahaman ibu-ibu untuk
mengajak suaminya menjaga kehamilan serta mengantarkan ke puskesmas atau
bidan. Meskipun kegiatannya belum terstruktur dalam suatu program tertentu.
Berdasarkan aktivitas tersebut, organisasi perempuan di Kabupaten Cirebon dari
hasil FGD ditemukan rata-rata tingkat keterlibatan sekitar 73.1 persen.
Partisipasi Organisasi Perempuan dalam Menurunkan AKI | 33
Melalui keterlibatan organisasi perempuan dalam berbagai program dan
aktivitas yang terkait isu perempuan khususnya isu penurunan AKI, tingkat
kontribusinya mencapai 83.3 persen. Hal ini menunjukkan bahwa keberadaan
ormas perempuan sangat penting dan berperan aktif dalam program pemerintah.
Bentuk kontribusi organisasi perempuan yang teridentifikasi dalam FGD yaitu
tanggap darurat terhadap perlindungan perempuan, kebersamaan dengan
masyarakat, serta penyalur aspirasi masyarakat, khususnya perempuan.
Keterlibatan dan kontribusi yang diberikan oleh organisasi perempuan di
Kabupaten Cirebon tersebut berdampak pada tanggung jawab organisasi bagi
masyarakat, khususnya perempuan untuk mencari solusi dari persoalan kematian ibu
yang masih tinggi. Hasil analisis menunjukkan rata-rata tingkat tanggung jawabnya
sebesar 89.7 persen. Bentuk tanggung jawab organisasi yang paling menonjol
adalah keterbukaan organisasi untuk menerima aspirasi perempuan serta bermitra
dengan pihak-pihak terkait.
Berdasarkan ketiga aspek partisipasi organisasi perempuan, yaitu keterlibatan,
kontribusi dan tanggung jawabnya dalam penurunan angka kematian ibu di
Kabupaten Cirebon, sehingga terbangun kepeduliannya. Kepedulian merupakan
sebuah kualitas dari empati yang mendalam, bukan hanya mengetahui perasaan
tetapi ikut merasakan. Kepedulian ini diwujudkan dalam kebersamaan yang aktif,
satu kemauan dan satu desakan untuk terlibat.
Gambar 6. Diagram tingkat partisipasi organisasi perempuan
Partisipasi Organisasi Perempuan dalam Menurunkan AKI | 34
Albert Einstein mengatakan kepedulian sejati adalah kepedulian terhada
seluruh eksistensi terhadap setiap butir debu yang ada didalamnya. Ini dimaknai
semua unsur berpartisipasi dan menjadi bagian satu sama yang lainnya. Kepedulian
sejati mensyaratkan keberanian untuk menjadi rentan dan mengakui kerentanan diri
(Zohar dan Marshall, 2004). Merujuk pengertian tersebut, tingkat kepedulian
organisasi perempuan dinyatakan sebagai tingkat partisipasi semua unsurnya,
sehingga dari tabel berikut dapat ditentukan sebesar 81.3 persen. Secara kuantitatif
nilai tersebut besar, artinya bahwa organisasi perempuan di Kabupaten Cirebon
sangat peduli terhadap isu-isu perempuan, khususnya isu kematian ibu.
Tabel 7. Tingkat kesesuaian organisasi perempuan dalam berpartisipasi
No Perihal Pelaksanaan (X)
Kepentingan (Y)
Kesesuaian (%)
A. Keterlibatan
A1. Perencanaan aksi pencegahan penyebab kematian ibu (langsung, tidak langsung, status kesehatan & sosial)
3.1 4.8 64.9
A2. Penyuluhan (edukasi) kesehatan dan gizi 3.9 4.8 81.3
A3. Pendampingan secara aktif 2.5 4.6 53.8
A4. Pemahaman & pengetahuan kesetaraan gender
3.9 4.6 83.1
A5. Memberikan akses informasi untuk peningkatan pendapatan yang layak
3.3 4.8 68.3
A6. Penggerak kesadaran masyarakat 4.1 4.7 86.9
B. Kontribusi
B1. Sinergi dengan program pemerintah dan pihak lain
3.5 4.2 83.4
B2. Pusat informasi dan pelayanan perlindungan perempuan
3.4 4.2 80.6
B3. Memiliki sumber daya organisasi yang handal 3.5 4.5 78.0
B4. Tanggap darurat terhadap perlindungan perempuan
3.6 4.6 78.0
B5. Memiliki kebersamaan dengan masyarakat 4.2 4.5 92.1
B6. Penyaluran aspirasi dan pemberdayaan perempuan
4.1 4.6 88.0
C. Tanggungjawab
C1. Komitmen dan konsisten dalam program aksi 3.5 4.0 89.3
C2. Penataan manajemen organisasi 3.6 4.2 87.4
C3. Membangun jejaring kemitraan dengan pihak terkait
3.6 4.1 87.9
C4. Memiliki budaya proaktif dalam organisasi 3.4 3.9 89.3
C5. Memiliki keterbukaan organisasi 4.0 4.5 89.1
C6. Mendorong ketahanan keluarga sesuai visi-misi organisasi
4.0 4.2 95.2
Partisipasi Organisasi Perempuan dalam Menurunkan AKI | 35
5. STRATEGI PENGEMBANGAN
5.1. Pendekatan Sistem
Organisasi massa untuk meningkatkan perannya dalam pembangunan, tentu
diperlukan perubahan. Perubahan yang terjadi kadang tidak terstruktur atau
berstruktur rumit (ill-structured), sehingga perlu dilakukan perencanaan strategi
pendukung perubahannya. Oleh karena itu pemikiran sistem diperlukan untuk
mencari keterpaduan aspek-aspek perubahan agar pemahaman atau pengetahuan
perubahannya utuh. Dengan menggunakan analisis CATWOE teridentifikasi arah
perubahan, pelaku serta pihak yang terlibat didalamnya. Untuk penguatan organisasi
massa perempuan berdasarkan analisis tersebut dijelaskan sebagai berikut.
a) Customer; penerima manfaat pengembangan organisasi perempuan
adalah KPPPA dan Masyarakat,
b) Actor; pelaku utama pengembangan organisasi perempuan adalah
organisasi massa perempuan,
c) Transformation; perubahan yang dilakukan untuk pengembangan
organisisasi perempuan melalui perkuatan pemahaman dan pengetahuan
organisasi perempuan tentang konstruksi sosial dalam relasi gender,
d) World view; paradigma perubahan untuk pengembangan organisasi
perempuan yaitu kepekaan dan responsif terhadap berbagai konstruksi
sosial dalam masyarakat,
e) Owner; pihak yang dapat melakukan perubahan dan memiliki
kewenangan untuk pengembangan adalah pimpinan organisasi yang
progresif,
f) Environment constraint; hal-hal yang menjadi kendala dalam
pengembangan organisasi perempuan, yaitu Peran strategis organisasi
perempuan yang belum banyak difahami dalam mengerakan masyarakat;
Tokoh masyarakat yang menjadi teladan masyarakat masih ada
mempertahankan nilai sosial-budaya yang tidak relevan dengan
perkembangan; serta Kapasitas SDM, sumber daya organisasi, dan sarana-
prasarana
Hasil analisis tersebut juga digunakan sebagai dasar untuk menyusun definisi
jangkar penguatan organisasi massa perempuan agar lebih berperan aktif dalam
pembangunan, khususnya dalam pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak.
Definisi jangkar yang sesuai dan terkait isu kematian ibu diformulasikan sebagai
berikut:
Partisipasi Organisasi Perempuan dalam Menurunkan AKI | 36
Meningkatkan kapasitas SDM dan kapabilitas organisasi dalam membangun
kesadaran gender dalam masyarakat yang didukung dengan peningkatan
prasarana-sarana organisasi, melalui mekanisme kaderisasi dalam jumlah dan
kualitas serta pembangunan pusat-pusat pelayanan masyarakat sampai pelosok
desa, sehingga mampu mengatasi kekurangan kader organisasi, memperluas
jangkauan pelayanan organisasi yang lebih peka dan responsif terhadap isu
gender dan perempuan di masyarakat agar mensukseskan program
pembangunan.
Berdasarkan pendekatan sistem tersebut upaya yang dilakukan untuk
peningkatan partisipasi organisasi perempuan diantaranya perkuatan kapasitas SDM,
kapabilitas organisasi melalui kaderisasi serta pembangunan prasarana-sarana
pendukungnya.
5.2. Peningkatan Partisipasi Organisasi Perempuan
Untuk peningkatan partisipasi organisasi perempuan berdasarkan aspek
keterlibatan, kontribusi serta tanggungjawabnya, berdasarkan observasi program
aksi yang dilaksanakan oleh Aisyiyah di Kabupaten Cirebon, diperoleh beberapa
kondisi organisasi perempuan sebagai berikut:
a. Instansi yang memiliki kewenangan memberikan pelayanan kesehatan
masyarakat sebagai mitra organisasi perempuan belum memiliki
keterbukaan informasi dan jaringan. Hal ini mengakibatkan kesulitan
koordinasi dengan pihak terkait lainnya.
b. Peraturan instansi pelayanan kesehatan yang sulit diterapkan oleh
organsisasi perempuan yang memiliki kepedulian terhadap pelayanan
kesehatan.
c. Organisasi perempuan belum dilibatkan dalam MUSREMBANGDA
(Musyawarah Perencanaan Pembangunan Daerah).
Namun demikian, organisasi Aisyiyah telah melaksanakan program aksinya
berpartisipasi menurunkan AKI dan pemberdayaan perempuan, seperti diuraikan
dalam Tabel 9 berikut. Program aksi Aisyiyah sebagian besar didanai dari program
MAMPU, meskipun diantara programnya memiliki kemitraan dengan BPJS,
Puskesmas dan perguruan tinggi Muhamaddiyah. Aisyiyah juga memiliki program
aksi yang belum mendapatkan pendanaan, sehingga masih diikutkan dalam program
MAMPU.
Partisipasi Organisasi Perempuan dalam Menurunkan AKI | 37
Tabel 8. Program aksi Aisyiyah untuk partisipasi menurunkan AKI
No. Kegiatan Perihal Program Aksi Asal Anggaran Mitra Kerja
1. Penyuluhan kesehatan dan gizi
Penyuluhan 1 bulan sekali setiap minggu ke 3 dengan sasaran orang tua murid PAUD Aisyiyah.
Dari universitas Muhammadiyah Cirebon memberikan penyuluhan tentang kesehatan, pendidikan, sosial, ekonomi, P2M.
Mendatangkan pihak puskesmas untuk mengedukasi tentang kesehatan reproduksi.
Sosialiasai dilakukan hingga ke kabupaten.
BPJS BPPKB
BPJS Puskesmas Perguruan tinggi BPPKB MAMPU
2. Pemahaman dan pengetahuan kesetaraan dan gender
Meminta majelis tabligh Muhammadiyah mengisi kajian terkait masalah perempuan dan ASI
Melakukan pertemuan dialog publik dengan kyai NU
MAMPU Aisyiyah
Majelis tabligh Muhammadiyah
NU Antar kepala desa LSM MUI
3. Penggerak kesadaran masyarakat
Memberikan sosialisasi dan advokasi setiap 1 bulan sekali terkait angka pernikahan dini
Pelatihan kader dalam rangka penurunan angka kematian ibu
Peningkatan jaringan ke SKPD
MAMPU Aisyiyah
Majelis tabligh Muhammadiyah
4. Tanggap darurat terhadap perlindungan perempuan
Sosialisasi dan edukasi dari masyarakat bawah terkait kespro dan pernikahan dini
Pendampingan atau advokasi masyarakat terkait kespro
MAMPU Aisyiyah
Majelis tabligh Muhammadiyah
5. Kebersamaan dengan masyarakat
Masyarakat berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan sosialisasi dan advokasi terkait kespro
Pelatihan perempuan desa
Partisipasi Organisasi Perempuan dalam Menurunkan AKI | 38
No. Kegiatan Perihal Program Aksi Asal Anggaran Mitra Kerja
6. Penyalur aspirasi perempuan
Menerima curhat melalui BSA (Balai Sakinnah Aisyiyah)
Pelatihan IVA Pelatihan kespro
Puskesmas
7. Keterbukaan organisasi
Masih sulitnya koordinasi dengan pihak-pihak terkait
Sudah ada terobosan untuk pelatihan namun tidak diakui antar lembaga masyarakat
Observasi juga dilakukan terhadap organisasi PKK yang memiliki program
sampai mengakar ke daerah-daerah perdesaan. Kondisi PPK di Kecamatan Sumber,
Kabupaten Cirebon telah berpartisipasi dalam program yang terkait isu perempuan,
khsusnya dalam penurunan AKI. Hal penting yang ditemukan dari PKK, sebagai
berikut:
a. Tantangan yang besar untuk merubah pemahaman dan perilaku
masyarakat untuk menjaga kesehatan keluarga. Hal ini disebabkan oleh
peralihan kader yang belum berkesinambungan, sehingga pengetahuan
yang sudah diperoleh kader terdahulu tidak diturunkan pada kader berikut.
b. Struktur pengurus dan kader yang melekat pada pimpinan daerah
mempersulit ruang gerak kader untuk mengembangkan kapabilitasnya.
c. Beban domestik kader PKK juga berpengaruh pada kinerja organisasi,
sehingga perlu pemahaman relasi sosial, hubungan suami-istri untuk
berperan dalam organisasi massa. Biasanya kader PKK dikonotasikan
dengan istri-istri PNS yang memiliki keluangan waktu dan beban domestik.
Kondisi ini dapat mengakibatkan hilangnya pengetahuan organisasi yang
sudah dibangun oleh kader sebelumnya.
d. Pihak puskesmas membuat inovasi surat persetujuan untuk mengurangi
angka kematian ibu dan bayi yang ditandatangani oleh istri, suami, lurah,
saksi, dan kepala UPT Puskesmas Sendang. Inovasi yang diberi nama SUAMI
SIGAP (Suami Siap Tanggap) untuk mengurangi risiko kematian ibu dan
anak karena ketidak-siapan keluarga ketika menghadapi kondisi darurat.
PKK mengedukasi masyarakat pada keluarga yang memiliki anggota
keluarga yang hamil untuk bergabung dalam program tersebut.
Partisipasi Organisasi Perempuan dalam Menurunkan AKI | 39
Tabel 9. Program aksi PKK untuk partisipasi menurunkan AKI
No. Kegiatan Perihal Program Aksi Asal Anggaran Mitra Kerja
1. Penyuluhan kesehatan dan gizi
Penyuluhan posyandu dibantu oleh pihak puskesmas
Penyuluhan dimulai dari KB sampai dengan pemeriksaan kehamilan
1 kelurahan terdapat 10 posyandu dan penyuluhan dilakukan secara bergiliran
Tema-tema yang diberikan berbeda sesuai dengan isu-isu yang berkembang
Kelurahan Puskesmas Per RT iuran
setiap bulan
Puskesmas Posyandu PKK Kelurahan
2. Pemahaman dan pengetahuan kesetaraan dan gender
para istri memberikan pemahaman kepada suami secara individual terkait kesetaraan gender
Donatur -
3. Penggerak kesadaran masyarakat
Mengadakan MOU antara pihak yang berkepentingan dengan pasien untuk program “SUAMI SIGAP”
Puskesmas Masyarakat Puskesmas
4. Tanggap darurat terhadap perlindungan perempuan
Mengadakan MOU antara pihak yang berkepentingan dengan pasien untuk program “SUAMI SIGAP”
Puskesmas Masyarakat Puskesmas
5. Kebersamaan dengan masyarakat
Melakukan penyuluhan terkait isu berkembang yang dilakukan oleh kader
Kelurahan Puskesmas
Puskesmas PKK Kelurahan
6. Penyalur aspirasi perempuan
Melakukan penyuluhan terkait isu berkembang yang dilakukan oleh kader
Kelurahan Puskesmas
Puskesmas PKK Kelurahan
7. Keterbukaan organisasi
Menerima pengaduan keluarga yang terkait kesehatan, ekonomi dan sosial
- -
Partisipasi Organisasi Perempuan dalam Menurunkan AKI | 40
Tabel 10. Program aksi Muslimat NU untuk partisipasi menurunkan AKI
No. Kegiatan Perihal Program Aksi Asal Anggaran Mitra Kerja
1. Penyuluhan kesehatan dan gizi
Seminar, pelatihan, talk show, serta pengajian terkait masalah wanita
Donasi Kementerian tenaga kerja
Pengadilan agama
2. Pemahaman dan pengetahuan kesetaraan dan gender
Melakuka edukasi langsung kepada santri dan beberapa pesantren terkait kesehatan reproduksi
Swadana KUA Fahmina
3. Penggerak kesadaran masyarakat
Melakukan kegiatan bakti sosial
Diskusi bulanan tentang isu-isu gender
Nikah massal (Ishbat nikah)
Donasi RRI Pesantren
4. Tanggap darurat terhadap perlindungan perempuan
Membuat lembaga konsultasi pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak (LKP3A) yang membidangi masalah anak dan perempuan
Dakwah ke masyarakat dan kunjungan ke desa-desa untuk penyuluhan terkait masalah wanita
Swadana Disnakertas BP3TKI
5. Kebersamaan dengan masyarakat
Membuka ranting-ranting organisasi
Swadana Masyarakat
6. Penyalur aspirasi perempuan
Membuka konsultasi untuk menerima konsultasi dari masyarakat
Swadana
7. Keterbukaan organisasi
Membuka konsultasi informal untuk menerima keluhan dari masayarakat melalui kader-kader
TOT Forum pengajian
Donasi
Observasi juga dilakukan di organisasi Muslimat NU Kabupaten Cirebon.
Organisasi perempuan ini melalui basis massa juga melaksanakan upaya-upaya
pemberdayaan perempuan. Muslimat NU Kabupaten Cirebon untuk menjalankan
Partisipasi Organisasi Perempuan dalam Menurunkan AKI | 41
program yang dimiliki belum mendapatkan dukungan dari pemerintah, sehingga
kemampuannya untuk mencari solusi terhadap persoalan perempuan juga masih
terbatas. Beberapa hal yang dihadapi Muslimat NU untuk menurunkan AKI sebagai
berikut:
a. Banyaknya menikah di usia dini
b. Banyaknya suami istri yang menikah sirih
c. Lemahnya pendidikan dan ekonomi masyarakat
d. Budaya pesantern yang bertentangan
e. Masyarakat sulit mengurus fasilitas kesehata dan fasilitas lainnya karena
tidka memiliki akte kelahiran, buku nikah, dan dokumen penting lainnya
f. Perbedaan pemahaman gender antara aktivis dengan kyai pesantren
g. Banyaknya pernikahan tanpa surat nikah
h. Oganisasi Fattayat untuk usia di bawah 45 tahun dan Muslimat untuk usia
45 tahun ke atas
Partisipasi Organisasi Perempuan dalam Menurunkan AKI | 42
6. KESIMPULAN & REKOMENDASI
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil kajian ini dapat disimpulkan beberapa hal terkait partisipasi
organisasi masyarakat (ormas) perempuan dalam menurunkan AKI, sebagai berikut:
a) Kepedulian dimaknai semua unsur yang berpartisipasi dan menjadi bagian satu
sama yang lainnya. Merujuk pengertian ini, tingkat kepedulian organisasi
perempuan dinyatakan sebagai tingkat partisipasi semua unsurnya.
Berdasarkan FGD dan wawancara yang mendalam pada organisasi perempuan
di Kabupaten Cirebon dapat ditentukan tingkat kepeduliannya sebesar 81.3
persen. Secara kuantitatif nilai tersebut tinggi, artinya bahwa organisasi
perempuan di Kabupaten Cirebon sangat peduli terhadap isu-isu
perempuan, khususnya isu kematian ibu.
b) Organisasi masyarakat perempuan yang memiliki struktur kepengurusan
pusat hingga ke daerah sudah memiliki program yang terencana sehingga
aktivitas pelayanannya dapat membawa perubahan sosial budaya masyarakat
di wilayah kerja organisasi perempuan tersebut.
c) Bentuk keterlibatan organisasi perempuan dalam menurunkan angka kematian
ibu di Kabupaten Cirebon adalah organisasi melakukan perencanaan aksi
pencegahan, melakukan pendampingan secara aktif serta memberikan akses
informasi bagi masyarakat yang kurang mampu untuk menguatkan ekonomi
keluarganya.
d) Organisasi perempuan juga telah berkontribusi dengan mempersiapkan
sumber daya organisasi, baik SDM, sarana-prasaran, kemitraan serta
keswadayaan dalam pembiayaan program melalui perkuatan jejaring
organisasi.
e) Organisasi yang belum memiliki peran aktif pada program/kegiatan
pemerintah, sebagai organisasi kemasyarakat yang memiliki basis massa dapat
diperankan untuk mengontrol kebijakan publik yang ada saat ini.
f) Keterbatasan organisasi perempuan tidak mengurangi tanggung jawabnya
untuk membangun peradaban masyarakat dengan mengoptimalkan potensi
Partisipasi Organisasi Perempuan dalam Menurunkan AKI | 43
yang dimiliki serta menggerakan kader-kader dengan semangat ibadah, kerja
sosial dan kekuatan umat.
6.2. Rekomendasi
Kebijakan penurunan AKI yang telah ditetapkan oleh pemerintah tidak dapat
diimplementasi, apabila tidak ada partisipasi masyarakat. Organisasi perempuan
yang merupakan bagian dari masyarakat juga memiliki peran yang besar untuk
berpartisipasi mewujudkan tujuan pembangunan. Oleh karena itu, diperlukan
dukungan, fasilitasi, pendampingan serta koordinasi dengan organisasi perempuan,
baik di pusat hingga daerah melalui perkuatan kebijakan sebagai berikut:
a) Pemerintah perlu mendukung, memfasilitasi serta membangun kesepakatan
bersama dengan organisasi perempuan dalam kegiatan pentingnya guna
mengembangkan program bersama. Nilai-nilai budaya dari organisasi
perempuan yang tertuang dalam visinya diakui oleh masyarakat sehingga dapat
menggerakan kesadaran terhadap isu-isu perempuan. Sensitivitas organisasi
perempuan yang timbul dari kesadarannya digunakan untuk melibatkannya
dalam berbagai model-model pemberdayaan yang dikembangkan oleh
pemerintah.
b) Membangun kemitraan partisipatif dengan SKPD terkait untuk pelaksanaan
sinergi program yang langsung menyasar kelompok masyarakat desa daerah
miskin yang menyangkut aspek pemberdayaan ekonomi, pendidikan
vokasional, dan kesehatan keluarga, khususnya ibu dan anak. Oleh karena itu,
organisasi perempuan perlu dilibatkan dalam perencanaan program desa
melalui rembug desa agar dana desa yang dimiliki pemerintah desa dapat
digunakan untuk pendampingan program.
c) Sumber Daya Manusia di organisasi perempuan, SKPD terkait dan Lembaga
Pemerintah yang memiliki peran dan tugas di bidang pemberdayaan
perempuan dan perlindungan anak, perlu bekerjasama untuk meningkatkan
kapabilitas kader dalam jumlah dan kualitas yang memadai serta diberikan
insentif yang layak melalui optimalisasi dana desa sesuai dengan kebutuhan
yang ada bagi upaya penyuluhan kesehatan reproduksi yang responsif gender
(melibatkan peran keluarga baik laki-laki maupun perempuan).
d) Pemerintah melakukan sinergi program penurunan angka kematian ibu
dengan program/kegiatan yang melibatkan partipasi organisasi perempuan di
daerah. Program yang belum dilakukan oleh organisasi perempuan menjadi
program fasilitasi penguatan organisasi perempuan sesuai dengan isu
Partisipasi Organisasi Perempuan dalam Menurunkan AKI | 44
perempuan dan gender yang dipahami masing-masing organisasi perempuan
sesuai dengan visi-misinya. Kegiatan bersama yang telah dilaksanakan oleh
organisasi masyarakat perlu evaluasi capaiannya melalui kajian lanjutan
sebagai umpan balik sinergi aksi serta membangun data yang spesifik untuk
keberlanjutan program.
e) Pemerintah daerah berkewajiban memperkuat sarana-prasarana (Polindes
dan posyandu) yang telah diinisiasi oleh organisasi perempuan di perdesaan
agar mampu berkerja dengan optimal. Perkuatan program pemerintah juga
perlu dilakukan dengan memfasilitasi organisasi perempuan dalam
memanfaatkan hasil-hasil riset lembaga penelitian untuk pemberdayaan
masyarakat.
f) Organisasi masyarakat perlu informasi yang berimbang dari pemerintah di
daerah agar ormas dapat memprioritaskan programnya dan menjadi mitra
pemerintah dalam implementasi kebijakannya. Keberadaan forum partisipasi
publik sangat diperlukan untuk sinergi dan kolaborasi dalam pemberdayaan
perempuan.
Partisipasi Organisasi Perempuan dalam Menurunkan AKI | 45
REFERENSI
Edwin B. Flippo. 1966. Management: A Behavioral Approach. Boston: Allyn and
Bacon, Inc.
Heinz Weihrich, and Harold Koontz. 2005 Management: a Global Perspective.
Philippines: McGraw-Hill Education (Asia).
James L. Gibson, JM. Ivancevich, JH. Donnelly, Jr., and R. Konopaske. 2012.
Organizations: Behavior, Structure, Processes. New York: McGraw-Hill.
Jerald Greenberg, and Robert A. Baron. 2008. Behavior in Organizations. New Jersey:
Pearson Prentice Hall.
John W. Newstrom, and Keith Davis. 2002. Organizational Behavior: Human Behavior
at Work. New York: McGraw-Hill.
KPPPA [Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak]. 2015.
Pedoman Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu bagi Organisasi
Kemasyarakatan.
Zohar, D. And Marshall, I. 2000. Spiritual Intellegence – The Ultimite Intellegence.
Britain: Bloombury.
Partisipasi Organisasi Perempuan dalam Menurunkan AKI | 46
Lampiran
Partisipasi Organisasi Perempuan dalam Menurunkan AKI | 47
Lampiran 1. Kuesioner analisis partisipasi organisasi perempuan
Partisipasi Organisasi Perempuan dalam Menurunkan AKI | 48
Partisipasi Organisasi Perempuan dalam Menurunkan AKI | 49
Lampiran 2. Kuesioner observasi partisipasi organisasi perempuan
Partisipasi Organisasi Perempuan dalam Menurunkan AKI | 50
Partisipasi Organisasi Perempuan dalam Menurunkan AKI | 51
Partisipasi Organisasi Perempuan dalam Menurunkan AKI | 52
Partisipasi Organisasi Perempuan dalam Menurunkan AKI | 53
Partisipasi Organisasi Perempuan dalam Menurunkan AKI | 54
Lampiran 3. Daftar organisasi perempuan di Propinsi Jawa Barat
ORGANISASI PEREMPUAN NON FUNGSIONAL
1 Nama Ormas MUSLIMAT AL JAMIYATUL WASLIYAH JABAR Nama Ketua/Sekretaris Waktu berdiri: -
Ketua: Merry Ameriawati, S.IP Sekretaris: Hj. Hadijah Afipudin
Kontak Alamat Surat: Jl. Mercury Indah Timur No.17 RT.01/RW.04 Kel. Manjahlega Kec. Rancasari Kota Bandung Telp: 022-7502914
2 Nama Ormas PW PERSATUAN ISLAM ISTRI JABAR Nama Ketua/Sekretaris Waktu berdiri: -
Ketua: Hj. Nunung Nurjanah Sekretaris: Ela Khodijah noor.,S.Ag.,M.Pde
Kontak Alamat Surat: Jl. Pungkur Gg Muncang No.1 Bandung 3 Nama Ormas PITALOKA PENGURUS PUSAT JABAR
Nama Ketua/Sekretaris Waktu berdiri: 1985 Ketua: Hj. Titi Rustiti Sekretaris: Hj. Mia Nurmina
Kontak Alamat Surat: Jl. Braga No.25 Bandung Telp:022-4205557
4 Nama Ormas PW. PERSAUDARAAN MUSLIMAH JABAR Nama Ketua/Sekretaris Waktu berdiri: -
Ketua: Dra. Hj. Ani Rukmini Sekretaris: Astri Novianty.,S.T.,M.I
Kontak Alamat Surat: Jl. Rereng Barong No.53 Bandung Telp:022-2507537
5 Nama Ormas PD. WANITA HINDU DHARMA PROV.JABAR Nama Ketua/Sekretaris Waktu berdiri:-
Ketua: Ny.Made Dishitrini Sulatra Sekretaris: Endang Partini
Kontak Alamat Surat: Jl. Dr. Otten No. 15 Bandung Telp: 022-7501759
6 Nama Ormas PAGUYUBAN SARJANA PUNYA KREASI JABAR Nama Ketua/Sekretaris Waktu berdiri:
Ketua: Lela Zahara, SE Sekretaris: Rini Surya, SH
Kontak Alamat Surat: Jl. Kembar Timur VIII No.11 A 7 Nama Ormas PW. WANITA SYARIKAT ISLAM PROV.JABAR
Nama Ketua/Sekretaris Waktu berdiri: Ketua: Tina G Sekretaris: Rein R
Kontak Alamat Surat: Wisma Puskud Jabar 8 Nama Ormas PENGAJIAN AL HIDAYAH
Nama Ketua/Sekretaris Waktu berdiri: - Ketua: Dra. Hj. Euis M. Suryana
Kontak Alamat Surat: Jl. Suryalaya X No.7 Bandung Komplek Cibolerang Blok E. 45 B Bandung Telp:022- 2010923
9 Nama Ormas BALAI PERGURUAN PUTRI Nama Ketua/Sekretaris Organisasi yang didirikan sejak zaman Belanda yang bergerak di bidang pendidikan perempuan,
dan konsisiten sampai sekarang fokus di bidang pendidikan perempuan (putri). Selain itu, saat ini juga fokus pada pendidikan anak kurang mampu dan yang mengalami kecacatan. Waktu berdiri:1918 (Informasi lain 1953) Ketua: Hj. Komala Muchsin Alamat Ketua: Jl. Lapangan Kebon Kawu No.7 Bandung
Kontak Alamat Surat: Jl. Vandeventer No. 14 Bandung (Jl. Sunda-dekat Toserba Yogya) Telp: 022-4218907 Email: tidak ada Contact Person: Ibu Komala (022-7208483)
10 Nama Ormas WKRI Nama Ketua/Sekretaris Waktu berdiri: -
Ketua: Ny. Palupi Triweko Alamat Ketua: Jl. Jatayu Dalam II No. 5 Bandung
Kontak Alamat Surat: Jl. Unpar II No. 13 Bandung Telp: 022-2013939
11 Nama Ormas KERTA WREDATAMA (PERSATUAN WARAKAWURI REPUBLIK INDONESIA-PWRI)
Nama Ketua/Sekretaris Kerukunan wanita persatuan wredatama pensiunan sipil Waktu berdiri: 1962 Ketua: Iyus Rukmini.,SH
Kontak Alamat Surat: Jl. Turangga No.25 Bandung Telp: 022-7332432
12 Nama Ormas PWKI Nama Ketua/Sekretaris Waktu berdiri:
Partisipasi Organisasi Perempuan dalam Menurunkan AKI | 55
Ketua:Ny. J.M Mankin-Palilingan Kontak Alamat Surat: Jl. Sukamulya Indah 6-8 Bandung
Telp: 022-2009501 Email:tidak ada Contact Person: 0811231050
13 Nama Ormas KORPS PEREMPUAN MAJELIS DAKWAH INDONESIA (MDI) Nama Ketua/Sekretaris Waktu berdiri:-
Ketua: Hj. Tuti Agus Sarman.,S.Pd Alamat rumah: Perum Griya Bukit Mas Jl. Griya Asri V Blok B.6 No,1 Bojong Koneng Bandung
Kontak Alamat Surat: Komplek Bahagia Permai IV/31A Buahbatu Bandung Telp: 022-91694160
14 Nama Ormas HARPI MELATI Nama Ketua/Sekretaris Waktu berdiri:1981
Ketua: Hj. Euis Baim Kontak Alamat Surat: Jl. Rajawali Timur No.50A Bandung
15 Nama Ormas DPD PEREMPUAN MKGR Nama Ketua/Sekretaris Waktu berdiri: 1964 (sumber lain menyebut berdirinya tahun 1960)
Ketua: Ibu Tien Bunyamin Alamat rumah: Ir. H. Juanda No. 406 Bandung
Kontak Alamat Surat: Jl. Setra Indah Utara II No. 1 Bandung Telp: 022-2016806 Atau ke alamat: Jl Ir. H. Juanda no. 406 Bandung (alamat rumah ketua) Telp: 022-2533377 Email:tidak ada Contact Person: (ke no telp alamat surat)
Keterangan: Alamat Surat akan pindah (belum di pastikan alamatnya) Sekretariat di Jl Maskumambang No. tetapi jarang ditempati
16 Nama Ormas PERWOSI Nama Ketua/Sekretaris Waktu berdiri:1967
Ketua: Ir. Sendy Ramania Dede Yusuf Alamat Ketua: Jl. Ir. H. Juanda No.148 Bandung
Kontak Alamat Surat: Jl.Ir. H. Juanda No. 148 Bandung Telp: 022-2007542 Email:tidak ada Contact Person: ke nomor telp alamat surat
17 Nama Ormas PERSATUAN ISTRI TEKNISI INDONESIA Nama Ketua/Sekretaris Waktu berdiri: 1952
Ketua: Ny, Yetty Kusnadi Kontak Alamat Surat: Jl. Dipatiukur No.70 Blk-Bandung
18 Nama Ormas WANITA PUI (PERSATUAN UMAT ISLAM) Nama Ketua/Sekretaris Waktu berdiri: 1952
Ketua: Ibu Hj. Titin H. Misrinati Kontak Alamat Surat: Jl. Sandang No. 1 Cirenggot Ujungberung Bandung
Telp: 022-7832433 Email: tidak ada Contact Person: Ibu Lela (081394443981)
19 Nama Ormas (PW) MUSLIMAT NU Nama Ketua/Sekretaris Organisasi kaum perempuan NU
Waktu berdiri:28 Mei 1952 (informasi lain menyebutkan 1946) Ketua: Dra. Hj. Ella M. Muhammad Alamat Ketua: Jl. Pesantren No.28 Sukamiskin Bandung
Kontak Alamat Surat: Jl. Sancang No. 8 Bandung Telp: 022-7301387 Atau ke alamat: Jl. Terusan Galunggung No.9 Bandung; Telp: 022-7315919 Fax: 022-7315914 Email: tidak ada Contact Person: (ke no telp alamat surat)
20 Nama Ormas (PW) FATAYAT NU Nama Ketua/Sekretaris FATAYAT Nahdatul Ulama adalah sebuah organisasi pemudi ( wanita muda ) Islam merupakan
salah satu lembaga otonom di lingkungan Nahdatul Ulama. Waktu berdiri: 24 April 1950 Ketua: Dra. Hj. Ratu Hadijah Alamat Ketua: Jl. Kadipaten Raya No. 55 Antapani-Bandung
Kontak Alamat Surat: Jl. Aditya 12A Taman Cipadung Indah Bandung Telp: 022-7301387 Atau ke alamat: Jl. Sancang No.8 Bandung Email: [email protected] Contact Person: (ke no telp alamat surat)
21 Nama Ormas AISYIAH Nama Ketua/Sekretaris Waktu berdiri: 1917
Ketua: Ny. H. Noneng Djuhaeni, S.Pd Kontak Alamat Surat: Jl. Sancang No. 6 Bandung
Telp: 022- 7205911 Email: tidak ada Contact Person: tidak ada
22 Nama Ormas KORPS HMI-WATI (KOHATI) BADKO JABAR Nama Ketua/Sekretaris Komunitas kader Kohati & HMI Jawa Barat
Partisipasi Organisasi Perempuan dalam Menurunkan AKI | 56
Waktu berdiri: Ketua: Ira Sahiroh Ma'fufah
Kontak Alamat Surat: Jl. Sabang No. 17 Bandung Telp: - Email:- Contact Person:tidak ada
23 Nama Ormas PERKUMPULAN BUDI ISTRI Nama Ketua/Sekretaris Panti Wredabudi Istri
Waktu berdiri: 19 Desember 1949 (informasi lainnya ada yang menyebut tahun 1947) Ketua: Ny. Hj. Komala Muchsin Alamat Ketua: Jl. Lapangan Kebon Waru No. 27 Bandung
Kontak Alamat Surat: Jl. RE Martadinata No. 108 Bandung Telp: 022-4211694 Email: tidak ada Contact Person:Ismani (081321469099)
24 Nama Ormas IWSS (IKATAN WANITA SULAWESI SELATAN) Nama Ketua/Sekretaris Waktu berdiri:
Ketua: Ny. Leida Triampa Kontak Alamat Surat: Jl. Rancagoong No 7 Turangga Bandung (alamat ketua)
Telp: 022-7306150 Email:tidak ada Contact Person: 0816603330 (ibu Leida-Ketua)
25 Nama Ormas WANITA ISLAM Nama Ketua/Sekretaris Awalnya berafiliasi dengan Masyumi, tapi ketika Masyumi dibubarkan menjadi organisasi
independen. Waktu berdiri: 29 April 1962 Ketua: Dra. Rodliyah Khuza'I , M.Ag
Kontak Alamat Surat: Jl. Pungkur No 151 Bandung Telp: 022-7218427 Email: tidak ada Contact Person: Ibu Rodliyah (081573178248)
26 Nama Ormas PERWITA WANA KENCANA Nama Ketua/Sekretaris Waktu berdiri:1946
Ketua: Hj.Nyamie Purwati Momo S. Nurdiana Alamat: Jl. Batu Indah V No.9A Bandung
Kontak Alamat Surat: Jl. Batu Indah V No.9A Bandung Telp: 022-7562730 Email:tidak ada Contact Person: 081220949920
27 Nama Ormas WANITA KOSGORO Nama Ketua/Sekretaris Waktu berdiri: 1957
Ketua:Hj. Rasfiati Iskarno, BA Kontak Alamat Surat: Jl. Progo No. 3 Bandung (alamat rumah ketua)
Telp: 022-4202993 Email:tidak ada Contact Person: ke nomor telp alamat surat
28 Nama Ormas KRIDA WANITA SWADIRI INDONESIA Nama Ketua/Sekretaris Waktu berdiri: 1963
Ketua: Dra. Hj. Itje Lily Asdjudeiredja Kontak Alamat Surat: Jl. Parakan Indah No. 1 Bypass Bandung (alamat rumah ketua)
Telp: 022-7511420 Email:tidak ada Contact Person: ke nomor telp alamat surat
29 Nama Ormas YAYASAN AMAL BHAKTI IBU Nama Ketua/Sekretaris Waktu berdiri:tahun 1993
Ketua: Hj. Ros Romlah Sahiri.,SH Kontak Alamat Surat: Jl. Suryalaya Raya No,27 Bandung
Telp: 022-7304246 Fax: 7510795 Email:tidak ada Contact Person:ke nomor telp alamat surat
30 Nama Ormas PITALOKA ANGKATAN MUDA SILIWANGI (AMS) Nama Ketua/Sekretaris Waktu berdiri: 2006
Ketua: Hj. Enok Aisyah Erwin, S.Pd Kontak Alamat Surat: Jl. Merkuri Tengah Indah No. 4 Blok U Margahayu Raya (alamat rumah ketua)
Telp: 022-7530843 Email:tidak ada Contact Person: 08122106315
31 Nama Ormas PIDHI Nama Ketua/Sekretaris Waktu berdiri:
Ketua:- Kontak Alamat Surat: Jl. Mandala I No. 5 Jatihandap Bandung
Telp: 022-7276273 Keterangan: sedang tidak aktif
32 Nama Ormas BADAN KERJASAMA MAJLIS TA’LIM MASJID (BKMM) Nama Ketua/Sekretaris Waktu berdiri: 2002
Ketua: Hj. Mien Nurjanah M Kontak Alamat Surat: Jl. Kinanti No. 4 Bandung
Telp: 022-7300745
Partisipasi Organisasi Perempuan dalam Menurunkan AKI | 57
Email: [email protected] Contact Person: 081321403335
33 Nama Ormas PASUNDAN ISTRI Nama Ketua/Sekretaris Waktu berdiri:tahun 1930
Ketua: Hj. Wien Jojo Soenaria Alamat Ketua: Puri Cipageran Indah II Blok D2 No. 10 Cimahi
Kontak Alamat Surat: Jl. Kihiur No. 30 Bandung Telp: 022-7208373 Email: tidak ada Contact Person: 022-86600581(no rumah ketua)
34 Nama Ormas IKATAN BUDI IBU Nama Ketua/Sekretaris Ikatan perempuan Minang yang merantau ke Jawa Barat
Waktu berdiri:tahun 1976 (ada informasi yang menyebutkan tahun 1956) Ketua: Ir.Hj. Amidar Hafni Noer
Kontak Alamat Surat: Jl. Kidang Pananjung No. 8 Bandung (alamat rumah ketua) Telp: 022-2501469 Email:tidak ada Contact Person: Ibu Amidar (0811219976)
35 Nama Ormas PERWAMA INA (PERSATUAN WANITA MALUKU INDONESIA) Nama Ketua/Sekretaris Organisasi untuk menghimpun wanita-wanita maluku atau karena menikah dengan orang maluku
atau yang pernah tinggal di maluku dan mencintai Maluku Waktu berdiri: 1975 Ketua: Ny. Eklefiena Hehahia-Hehakaya
Kontak Alamat Surat: Jl. Kalasan Raya N-24 New Pharmindo Bandung (alamat rumah ketua) Telp: 022-6032815 Email:tidak ada Contact Person: 087821610153/08122138503 (Ketua)
36 Nama Ormas KOWAVERI Nama Ketua/Sekretaris Wanita veteran
Waktu berdiri:tahun 1979 Ketua: Hj. Toeti Amir Alamat Ketua: Jl. Kartabrata No.14 Bandung
Kontak Alamat Surat: Jl. Jawa No. 56 Bandung Telp: 022-4206589 Email:tidak ada Contact Person: ke nomor telp alamat surat
37 Nama Ormas PIVERI Nama Ketua/Sekretaris Waktu berdiri: tahun 1964
Ketua: Dra. Hj. R. Lily Sumantri Alamat Ketua: Jl. Progo No. 21 Bandung
Kontak Alamat Surat: Jl. Jawa No. 56 Bandung Telp: 022-4233242 Email :tidak ada Contact Person: ke nomor telp alamat surat
38 Nama Ormas IKATAN ISTRI DOKTER INDONESIA Nama Ketua/Sekretaris Waktu berdiri:tahun 1954
Ketua: Hj. Iwin Suwarman Alamat rumah: Jl. Jati Indah II No, 11 Bandung
Kontak Alamat Surat: Jl. Jati Indah II No. 11 Bandung (alamat rumah ketua) Telp: 022-7310166 Email: tidak ada Contact Person: ke nomor telp alamat surat
39 Nama Ormas IKASFI (IKATAN KELUARGA SARJANA FARMASI INDONESIA)- Saat ini berubah menjadi IKATAN APOTEKER INDONESIA
Nama Ketua/Sekretaris Waktu berdiri:tahun 1983 Ketua: Dra. Hj. Jetty Agus Parjaman
Kontak Alamat Surat: Jl. Jati Indah I No. 12 Bandung Telp: 022- 7310118 Email:tidak ada Contact Person:ke nomor telp alamat surat
Keterangan: data membingungkan terutama terkait dengan perubahan nama, karena ada dua informasi, dengan nama ketua yang berbeda: Ketua IKASFI: Hj. Henny Chairullah Alamat sekretariat/alamat rumah ketua: Komplek Griya Bukit Mas II Blok A1 No.6 Bojongkoneng Bandung
40 Nama Ormas WANITA BUDHIS Nama Ketua/Sekretaris Waktu berdiri: tahun1987
Ketua: Ny. Teteng Wirianti Sugata Alamat Ketua: Gg. Polisi No. 161 A Cicendo-Bandung Telp: 022-4234410
Kontak Alamat Surat: Jl. Ir. H. Juanda No. 5 Bandung Telp: 022- 4238696 Email: tidak ada Contact Person: Ibu Dr. Parwati Supangkat MA (Pendiri Wanita Budhis) (022-4261472) Alamat: Jl, Banda No. 18 Bandung
41 Nama Ormas MAJLIS TA’LIM SITI KHODIJAH Nama Ketua/Sekretaris Perkumpulan pengajian perempuan yang aktif di organisasi-organisasi perempuan
Waktu berdiri: tahun 1996 Ketua: Dra. Hj. Yetty NH. Sulaeman
Kontak Alamat Surat: Jl. Ir. H. Juanda No. 313 Bandung (alamat rumah ketua) Telp: 022- 2505412
Partisipasi Organisasi Perempuan dalam Menurunkan AKI | 58
022-91167643 Email:tidak ada Contact Person: Ibu Yetty (08122183264)
42 Nama Ormas ALISAH KHADIJAH Nama Ketua/Sekretaris Organisasi sayap perempuan ICMI, merupakan Asosiasi Pengusaha muslimah baik yang aktif di
ICMI ataupun tidak Waktu berdiri: Ketua: Dra. Hj.Yetty NH. Sulaeman
Kontak Alamat Surat: Jl. Cikutra Baru No. 276 D (dekat Hotel Fitri Bumi) Telp: 022- 7206964 Email:tidak ada Contact Person: Ibu Yetty (08122183264)
43 Nama Ormas WIARAWATI CATUR PANCA Nama Ketua/Sekretaris Waktu berdiri: tahun 1976
Ketua: Hj. Djoeningsih Abdul Moeis Kontak Alamat Surat: Jl. Ir. H. Juanda No. 276 Bandung (alamat rumah ketua)
Telp: 022- 2501403 Email:tidak ada Contact Person:ke nomor telp alamat surat
44 Nama Ormas HIMPUNAN WANITA KARYA Nama Ketua/Sekretaris Waktu berdiri:tahun 1981
Ketua: Dra.Hj. K. Suridehan Kontak Alamat Surat: Jl. Gondang No. 19 Bandung
Telp: 022- 7310559 Atau ke alamat: Jl. Banteng No. 82 Bandung Email:tidak ada Contact Person: ke nomor telp alamat surat
45 Nama Ormas WANITA TARBIYA ISLAMIYAH Nama Ketua/Sekretaris Waktu berdiri: -
Ketua: Dra. Hj. NI Khairiyah Kontak Alamat Surat: Jl. Garuda Blk No. 106 Bandung (alamat rumah ketua)
Telp: 022-7311005/6037565 Email:tidak ada Contact Person: ke nomor telp alamat surat
46 Nama Ormas PERWANI Nama Ketua/Sekretaris Waktu berdiri:
Ketua: Kontak Alamat Surat: Jl. Dursasana No. 4 A Bandung Keterangan: Sedang Tidak aktif
47 Nama Ormas TIARA KUSUMAH Nama Ketua/Sekretaris Asosiasi Persatuan ahli kecantikan Kulit dan Rambut dan Pengusaha Salon
Waktu berdiri: 1981 Ketua: Uun Unajah, B.Sc. S.Pd.,M.Si
Kontak Alamat Surat: Jl. Dr. Hatta No. 20 Bandung Telp: 022- 4204313 Email:tidak ada Contact Person:081221888777 (ibu Uun)
48 Nama Ormas WANITA SATYA PRAJA Nama Ketua/Sekretaris Waktu berdiri:tidak tahun 1965 ( didirikan oleh Ibu Adam Malik)
Ketua: Hj. Mien Zulkifli Kontak Alamat Surat: Jl. Ciwaregu No. 11A Bandung (alamat rumah ketua)
Telp: 022- 7272044 Email:tidak ada Contact Person:ke nomor telp alamat surat
49 Nama Ormas PERWARI (PERSATUAN WANITA REPUBLIK INDONESIA) Nama Ketua/Sekretaris Organisasi wanita yang memfokuskan diri pada pembinaan sekolah mulai dari PAUD sampai
Sekolah menengah Atas) Waktu berdiri: 17 Desember 1945 Ketua: Dra. Hj. Hana Maridiana
Kontak Alamat Surat: Jl. Cipedes Tengah I No. 13 Bandung (alamat rumah ketua) Telp: 022-2011335 Email:tidak ada Contact Person: Ibu Neti Sumiati (0811220846)
50 Nama Ormas MUSLIMAT MATHLA’UL ANWAR Nama Ketua/Sekretaris Didirikan oleh perempuan yang tergabung dalam organisasi Islam Matlaul’Anwar. Matlaul
Anwar sendiri didirikan oleh kyai-kyai menes Banten. Waktu berdiri:1811 Ketua:Ibu Dra. Hj. Aisyah Hudaya Alamat Rumah: Jl. Cilon Ds. pamekaran RT 05 RW 10
Kontak Alamat Surat:Jl. Cidalima No. 9 PONTREN YAMISA Soreang Telp: 022- 5891134 Atau ke alamat: Jl. Raya Katapang No. 250 Km.13 terusan Kopo Soreang- Kabupaten Bandung Email:tidak ada Contact Person: Ibu Aisyah (081321207302)
51 Nama Ormas DIAN KEMALA Nama Ketua/Sekretaris Perkumpulan Istri-istri purnawirawan Polri
Waktu berdiri:1987 Ketua: Ibu. Hj. Dadang Garnida (Istri mantan Kapolda) Alamat rumah: Jl. Gerlong Hilir No. 25-27 Graha Jaya Bandung
Partisipasi Organisasi Perempuan dalam Menurunkan AKI | 59
Kontak Alamat Surat: Jl. BKR No. 181 Bandung (Kantor Logistik Polda Jabar) Tegalega Bandung Telp: 022- 5222976 Email: tidak ada Contact Person: (ke no alamat surat)
52 Nama Ormas IKATAN BIDAN INDONESIA Nama Ketua/Sekretaris Waktu berdiri:tahun 1951
Ketua: Dra. Tati Rostati, M.Kes Alamat Ketua: Jl. Ice Skating H.23 Arcamanik Endah,Bandung
Kontak Alamat Surat: Jl. Karawitan No. 65 Bandung Telp: 022- 6034189 Atau ke alamat: Jl. Bima Utara No. 4 Bandung Email:tidak ada Contact Person: ke nomor telp alamat surat
53 Nama Ormas WANITA WALUBI Nama Ketua/Sekretaris Waktu berdiri:tahun 2002
Ketua: Ny. Aping Kontak Alamat Surat: Jl. Asem Barat (Kebon Cau) Nomor 10 Cimahi
Atau ke alamat: Jl. Bengawan Solo No. 53 Bandung Telp: 022- 4236105/08122397248 Email:tidak ada Contact Person: 08122397248
54 Nama Ormas PERWANAS Nama Ketua/Sekretaris Waktu berdiri: tahun 1951
Ketua: Hj. Renny Berliana Kontak Alamat Surat: Jl. Babakan Haji Tamim No.61 Bandung -40125- (alamat rumah ketua)
Telp: 7231925/085220177311 Email: tidak ada Contact Person: 085220177311
55 Nama Ormas IWAPI Nama Ketua/Sekretaris Waktu berdiri: tahun 1975
Ketua: Dra. Hj. Euis Atikah Hidayat Jl. Kayu Agung No. 6 Buah Batu Bandung
Kontak Alamat Surat: Jl. Sriwijaya No.74 Bandung Telp: 022-61872087 Atau ke alamat: Jl. Atlas I No. 3 Bandung Telp: 022-207652 Email:tidak ada Contact Person: ke nomor telp alamat surat
56 Nama Ormas IKWI Nama Ketua/Sekretaris Waktu berdiri: -
Ketua: Ny. Hj. Ertitawati, S.H Kontak Alamat Surat: PWI. Jl. Wartawan II No. 23A Bandung
Atau ke alamat: Jl. Asia Afrika No. 67-69 Bandung/H.U Pikiran Rakyat Telp: - Email: - Contact Person:-
57 Nama Ormas PERIP TNI DAN POLRI Nama Ketua/Sekretaris Persatuan Istri pensiunan TNI dan Polri, berada di bawah PEPABRI
Waktu berdiri:tahun 1964 Ketua: Hj. Dedem Ruchlia
Kontak Alamat Surat: Jl. Aceh No. 89 Bandung Telp: 022- 70782510 Email:tidak ada Contact Person: (ke no telp alamat surat)
58 Nama Ormas WARAKAWURI PEPABRI Nama Ketua/Sekretaris Perkumpulan istri-istri TNI dan Polri yang sudah janda, berada di bawah PEPABRI, yaitu
Persatuan pensiunan dan warakawuri TNI dan Polri Waktu berdiri:tahun 1959 Ketua: Dra. Sri Suyatmi Soeprapto, MBA Alamat Ketua: Jl. Kolam No.12 Ciumbuleuit Bandung
Kontak Alamat Surat: Jl. Aceh No. 89 Bandung Telp: 022- 4201693 Email:tidak ada Contact Person: 022-4205901 (Kurnia Rasyid)
59 Nama Ormas KAUKUS PEREMPUAN PARLEMEN Nama Ketua/Sekretaris Waktu berdiri: 2010
Ketua: Hj. Ganiwati.,SH Kontak Alamat Surat: d/a KPP Gedung DPRD Provinsi Jawa Barat
Telp: 022-4201666 Email:tidak ada Contact Person: Hera ( 08997162414)
60 Nama Ormas KAUKUS PEREMPUAN POLITIK INDONESIA Nama Ketua/Sekretaris Wadah perempuan-perempuan politik, pengurusnya dari beberapa partai.
Waktu berdiri: (di Jabar) tahun 2002 Ketua Provinsi: Hj. Ella Muhammad (PKB)
Kontak Alamat Surat: Jl. Pesantren No. 28 Sukamiskin Bandung Telp: - Email: tidak ada Contact Person: Ibu Ella –Ketua (08122393405) Ibu Yetti –Ketua 1 (08122183264)
Partisipasi Organisasi Perempuan dalam Menurunkan AKI | 60
61 Nama Ormas SALIMAH Nama Ketua/Sekretaris Waktu berdiri:
Ketua: Dra. Ani Rukmini, M.I.Kom Kontak Alamat Surat: Jl. Rereng Barung No. 53 Bandung
Telp:022-2507537 Email: tidak ada Contact Person: ke nomor telp alamat surat
62 Nama Ormas PGRI Nama Ketua/Sekretaris Waktu berdiri: -
Ketua: Ny. Poppy Darsonoo Kontak Alamat Surat: Jl. Talagabodas No.59 Bandung
Telp: 022-7301619 Email: tidak ada Contact Person: ke nomor telp alamat surat
63 Nama Ormas PERSISTRI Nama Ketua/Sekretaris Waktu berdiri: -
Ketua: Hj. Enung NA Qohar Kontak Alamat Surat: Gg. Muncang No. 31 Jl. Pungkur Bandung
Telp: 022-5227336 Email: tidak ada Contact Person: ke nomor telp alamat surat
64 Nama Ormas FORUM PEMBERDAYAAN PEREMPUAN INDONESIA Nama Ketua/Sekretaris Waktu berdiri: -
Ketua: Ny. Tina Kontak Alamat Surat: Komplek Panyileukan E.5 No.15 Cibiru Bandung
Telp: 022-93402021 Email: tidak ada Contact Person: ke nomor telp alamat surat
65 Nama Ormas SAPA INSTITUTE (PUSAT PENDIDIKAN INFORMASI DAN KOMUNIKAS PEREMPUAN
Nama Ketua/Sekretaris Memberikan pendidikan dan kesadaran perempuan tentang KDRT dan kesehatan reproduksi Waktu berdiri: dirintis (2002) menjadi badan hukum (2008) Ketua: Ibu Sri Mulyati
Kontak Alamat Surat: Kp. Ebah Rt 01/03 Desa Cipaku Kec. Paseh Kab Bandung 40383 Telp: 022-5957433 Email : [email protected] Contact Person: ketua (085722570187)
66 Nama Ormas YAYASAN JaRI ( (JARINGAN RELAWAN INDEPENDEN) Nama Ketua/Sekretaris Waktu berdiri: 20 Februari 1998
Ketua: dr. Setiawati Hana Kontak Alamat Surat: Jalan Sumatera No. 46-48 Kota Bandung
Telp: 022-4224348 Email: [email protected] Contact Person: 08562161430 (Hotline service)
67 Nama Ormas GERAKAN MUSLIMAT INDONESIA Nama Ketua/Sekretaris Waktu berdiri:
Ketua: Ibu Hj Ganiwati Kontak Alamat Surat: Jl. Gading Utama Timur No.2 Soekarno Hatta Bandung
Telp: 022-73035063 Email:[email protected] Contact Person: 082121846888
68 Nama Ormas BINANGKIT Nama Ketua/Sekretaris Ormas yang bergerak di bidang isu perempuan, sosial, koperasi dan peningkatan keterwakilan
perempuan di politik Waktu berdiri: Ketua: Ibu Susanti Febriyati.,SH
Kontak Alamat Surat: Sukagalih Haji Yasin 6 No.191 Bandung Telp: tidak ada Email: [email protected] Contact Person: 085721722364
69 Nama Ormas BMTP (BADAN MA’JELIS TA’LIM PEREMPUAN) Nama Ketua/Sekretaris Ormas yang bergerak di bidang sosial keagamaan, awalnya sekumpulan pengajian kemudian
berkembang dengan berbagai aktivitas sosial, pendidikan dan ekonomi (UKM) Waktu berdiri: Ketua: Ibu Hj. Enok Aisyah, S.Pd., M.Si
Kontak Alamat Surat: Jl. Dewi Sartika No. 27 Bandung Telp: tidak ada Email: [email protected] Contact Person: 085721722364
70 Nama Ormas INSTITUT PEREMPUAN Nama Ketua/Sekretaris Waktu berdiri:
Ketua: Ibu Ellin Rozana Kontak Alamat Surat: Jl. Dago Pojok No.85 Coblong Bandung Jawa Barat
Telp/Fax: 022-2516378 Email: [email protected] website: www.institutperempuan.or.id Blog.www.institutperempuan.blogspot.com Contact Person: (Ibu Ellin) 08159074798
Partisipasi Organisasi Perempuan dalam Menurunkan AKI | 61
ORGANISASI PEREMPUAN SAYAP PARTAI POLITIK
71 Nama Ormas PIRA (PEREMPUAN INDONESIA RAYA) Nama Ketua/Sekretaris Waktu berdiri:
Ketua: Ibu Lina Ruslinawati Kontak Alamat Surat: Jl. Cimanuk No. (belum ada tempat- untuk sementara alamat surat ke kantor
DPP Partai Demokrat) Telp: Email: [email protected] Contact Person: 081399229996
72 Nama Ormas KPPG (KESATUAN PEREMPUAN PARTAI GOLKAR) Nama Ketua/Sekretaris Waktu berdiri:
Ketua: Ibu Iceu Kontak Alamat Surat: Jl. Maskumambang No. 2 Bandung Keterangan: Informasi belum lengkap
73 Nama Ormas PDRI (PEREMPUAN DEMOKRAT REPUBLIK INDONESIA Nama Ketua/Sekretaris Waktu berdiri:
Ketua: Kontak
Keterangan: Informasi belum lengkap 74 Nama Ormas (SDI) SRIKANDI DEMOKRASI INDONESIA
Nama Ketua/Sekretaris Waktu berdiri: Ketua:
Kontak Keterangan: Informasi belum lengkap
ORGANISASI PEREMPUAN UNSUR DHARMA WANITA
75 Nama Ormas DHARMA WANITA PERSATUAN Nama Ketua/Sekretaris Awal berdiri Persatuan istri-istri PNS dan istri pensiunan PNS di tahun 1953, kemudian dengan
nama Dharma Wanita Waktu berdiri: Dharma Wanita (1974); Dharma Wanita Persatuan (1999) Ketua: Hj. Lex Laksamana
Kontak Alamat Surat: Jl. Tamansari No. 57 Bandung Telp: 022-2504606 Email:[email protected],id Contact Person: (ke no telp alamat surat)
76 Nama Ormas BHAYANGKARI Nama Ketua/Sekretaris Waktu berdiri:
Ketua: Ibu Florenta Putut Eko Bayu Seno (Istri Kapolda) Kontak Alamat Surat: Jl. Soekarno Hatta No.748 Bandung
Telp: 022-7806392 Email:tidak ada Contact Person: (ke no alamat surat)
77 Nama Ormas IKATAN ADHYYAKSA DARMA KARINI KEJAKSAAN TINGGI Nama Ketua/Sekretaris Organisasi istri-istri pegawai kejaksaan tinggi
Waktu berdiri:tahun 1961 Ketua: Ny. Erna Harry Hermansyah
Kontak Alamat Surat: Jl. Martadinata No.54 Bandung Atau Jl. Madura No. 1 Bandung Telp: 022-4205377/4239375 Email: tidak ada Contact Person:(ke no telp alamat surat)
ORGANISASI PEREMPUAN UNSUR DHARMA PERTIWI 78 Nama Ormas PERSIT KARTIKA CHANDRA
Nama Ketua/Sekretaris Waktu berdiri: 5 April 1946 Ketua: Lia M Munir
Kontak Alamat Surat: Jl. Sumbawa No. 32 Bandung Telp: 022-4206413 Email:tidak ada Contact Person: (ke no telp alamat surat)
79 Nama Ormas IKKT PRAGATI WIRA ANGGINI Nama Ketua/Sekretaris Waktu berdiri: tahun 1966
Ketua: - Kontak Alamat Surat: Jl. Nias No.3 Bandung
Telp: Email:tidak ada Contact Person:
Keterangan: Informasi belum lengkap 80 Nama Ormas PIA ARDHYA GARINI
Nama Ketua/Sekretaris Waktu berdiri: tahun 1956 Ketua: Ny. Suko Kuntjoro Alamat Ketua: Jl. Ir.H. Juanda No. 149 Bandung
Kontak Alamat Surat: Jl. Ir. H. Juanda No 149 (alamat rumah ketua) Telp: 022-2502318 Email:tidak ada Contact Person: ke nomor telp alamat surat
Partisipasi Organisasi Perempuan dalam Menurunkan AKI | 62
KUMPULAN ORGANISASI PEREMPUAN PROVINSI JAWA BARAT
0 Nama Ormas BKOW (BADAN KERJASAMA ORGANISASI WANITA) PROVINSI JAWA BARAT Nama Ketua/Sekretaris Terdapat 62 ormas
Waktu berdiri: 22 Oktober 1962 Ketua: Ibu Herni Nu’man
Kontak Alamat Surat: Jl. Braga No. 137 Gedung Kerta Mukti Telp: 022-70788387 Email:tidak ada Contact Person: 081931272419 (Ibu Iyet)
1 Nama Ormas GOW (GABUNGAN ORGANISASI WANITA) KABUPATEN INDRAMAYU Nama Ketua/Sekretaris Waktu berdiri:
Ketua: Ny. Sudiono Kontak Alamat Surat: Jl. Siliwangi No. 315 Indramayu
Telp: 0234-272527 Email:tidak ada Contact Person: 0811242549 (Ibu Sudiono-Ketua)
2 Nama Ormas GOW (GABUNGAN ORGANISASI WANITA) KABUPATEN KUNINGAN Nama Ketua/Sekretaris Waktu berdiri:
Ketua: Dra. Hj. Rini Sarjono Kontak Alamat Surat: d/a Rumah Sakit Juanda (Ibu Dra.Hj. Rini Sarjono) Jl. Ir. H. Juanda-Kuningan
Telp: Rumah (0232-873066) Kantor (0232-876433) Email:tidak ada Contact Person: 08122213331 (Ibu Rini Sarjono-ketua)
3 Nama Ormas GOW (GABUNGAN ORGANISASI WANITA) KABUPATEN MAJALENGKA Nama Ketua/Sekretaris Waktu berdiri:
Ketua: Ny.Suyatno Kontak Alamat Surat: Jl. Abdul Halim No.245 Majalengka
Telp: tidak ada Email:tidak ada Contact Person: 081324014449 (Ibu Tatat)
4 Nama Ormas GOW (GABUNGAN ORGANISASI WANITA) KOTA CIREBON Nama Ketua/Sekretaris Waktu berdiri:
Wk Ketua: Ny. Herman (Telp Rumah: 0231-202115 Kontak Alamat Surat: Jl. Dr. Wahidin No. 60 Cirebon
Telp: - Email:tidak ada Contact Person: 0811202367 (Ibu Herman-Wk Ket) 08122130093 (Ibu Jaja-Sekretaris)
5 Nama Ormas GOW (GABUNGAN ORGANISASI WANITA) KABUPATEN CIREBON Nama Ketua/Sekretaris Waktu berdiri:
Ketua: Ny.Nani (Hp. 081320737789) Kontak Alamat Surat: Jl. Sunan Malik Ibrahim (GOR) No. 123 A Sumber Cirebon
Telp: tidak ada Email:tidak ada Contact Person: Ibu Nani (08122204710 – 081324643606 – 081312186263)
6 Nama Ormas GOW (GABUNGAN ORGANISASI WANITA) KOTA BOGOR Nama Ketua/Sekretaris Waktu berdiri:
Ketua: Hj. Tety Widianiarti Djumala Telp Rumah: 0251-240817
Kontak Alamat Surat: Jl. Jend Sudirman No.23A Bogor Telp: 0251-8324959 Email:tidak ada Contact Person: 0811116308 (Ibu Tety-Ketua)
7 Nama Ormas GOW (GABUNGAN ORGANISASI WANITA) KABUPATEN BOGOR Nama Ketua/Sekretaris Waktu berdiri:
Ketua: Hj. Kodir Kontak Alamat Surat: Cilendek Indah III No.33 Bogor
Telp: - Email:tidak ada Contact Person: 08128005801 (Ibu Kodir-Ketua)
8 Nama Ormas GOW (GABUNGAN ORGANISASI WANITA) KABUPATEN CIANJUR Nama Ketua/Sekretaris Waktu berdiri:
Sekretaris: Ny. Suparlan (0263-264812) Ketua I: Ibu Ati Agus
Kontak Alamat Surat: Jl. Siliwangi No.42 Cianjur Telp: 0263-5010147 Email:tidak ada Contact Person: 0811207123 (Ibu Ati Agus-Ketua I)
9 Nama Ormas GOW (GABUNGAN ORGANISASI WANITA) KOTA DEPOK Nama Ketua/Sekretaris Waktu berdiri:
Wk Ketua: Ibu Dewi Kontak Alamat Surat: d/a (Ibu Dewi) Komplek Depok Mulya II Jl. Losari Blok AI No.1A Beji-Depok
Telp: - Fax: 7777925 Email:tidak ada Contact Person: 08129646572 (Ibu Dewi-Ketua)
Partisipasi Organisasi Perempuan dalam Menurunkan AKI | 63
10 Nama Ormas GOW (GABUNGAN ORGANISASI WANITA) KOTA BEKASI Nama Ketua/Sekretaris Waktu berdiri:
Ketua: Hj.Nani S.Machmud Barmawi Sekretaris: Ibu Kamaludin
Kontak Alamat Surat: Jl. A.Yani No.1 Bekasi Telp: - Email:tidak ada Contact Person: 0811847977 (Ibu Nani-Ketua) 0811971005 (Ibu Kamaludin)
11 Nama Ormas GOW (GABUNGAN ORGANISASI WANITA) KABUPATEN BEKASI Nama Ketua/Sekretaris Waktu berdiri:
Ketua: Ibu Susi Damanhuri Kontak Alamat Surat: Komp.Pemda Bekasi Jl. Gatotkaca II/14 Jatiasih-Bekasi -17423-
Telp: - Email:tidak ada Contact Person: 08129622102 (Ibu Susi-Ketua)
12 Nama Ormas GOW (GABUNGAN ORGANISASI WANITA) KOTA SUKABUMI Nama Ketua/Sekretaris Waktu berdiri:
Ketua: Ibu Mahmudah Ramdan Kontak Alamat Surat: Jl. R.E Martadinata No. 57 Sukabumi
Telp: - Email:tidak ada Contact Person: Rumah=0266-224343 (Ibu Mahmudah-Ketua)
13 Nama Ormas GOW (GABUNGAN ORGANISASI WANITA) KABUPATEN SUKABUMI
Nama Ketua/Sekretaris Waktu berdiri: Ketua: Ibu Hj. Mimi Sumantri
Kontak Alamat Surat: Jl. R.E Martadinata No. 57 Sukabumi Telp: - Email:tidak ada
Contact Person:Rumah=0266-221132 (Ibu Mimi-ketua)
14 Nama Ormas GOW (GABUNGAN ORGANISASI WANITA) KABUPATEN KARAWANG Nama Ketua/Sekretaris Waktu berdiri:
Ketua: Ny. Anshor Kontak Alamat Surat: Jl. Panatayuda I No.9 Nagasari Karawang
Telp: 0267-414831 Email:tidak ada Contact Person: (Ibu Anshor-Ketua) Rumah: 0267-401064 Hp: 081574665154
15 Nama Ormas GOW (GABUNGAN ORGANISASI WANITA) KABUPATEN PURWAKARTA Nama Ketua/Sekretaris Waktu berdiri:
Ketua: Ny. Bisri Kontak Alamat Surat: J;. R.E Martadinata No.10 Purwakarta
Telp: 0264-212448 Email:tidak ada Contact Person: (Ibu Bisri-Ketua) Rumah: 0264 -202118
16 Nama Ormas GOW (GABUNGAN ORGANISASI WANITA) KABUPATEN SUBANG Nama Ketua/Sekretaris Waktu berdiri:
Wk Ketua I: Ny. O.Djuangsih (R=0260-411861) ; (08157118351) Wk Ketua III: Ibu Nani (R=0260-414569) (08121480306)
Kontak Alamat Surat: Jl. MT. Haryono No.77 Sukamaju-Cigadung Subang Telp: - Email:tidak ada Contact Person: ke nomor wk ketua I dan wk ketua III
17 Nama Ormas GOW (GABUNGAN ORGANISASI WANITA) KABUPATEN SUMEDANG Nama Ketua/Sekretaris Waktu berdiri:
Ketua: Hj. Ida Erdi Kontak Alamat Surat:Jl. Pangeran Kornel No.30 Gedung Intan Dewata Sumedang
Telp: 0261-416311 Email:tidak ada Contact Person: (Ibu Ida Erdi-ketua) Rumah= 0261-201140; Hp= 08122100313
18 Nama Ormas GOW (GABUNGAN ORGANISASI WANITA) KABUPATEN BANDUNG Nama Ketua/Sekretaris Waktu berdiri:
Ketua:Hj. Emma Djubaedah Kontak Alamat Surat: Jl. Cibolerang No.21 Bandung
Telp: 022-5405764 Email:tidak ada Contact Person: ke nomor alamat surat
Partisipasi Organisasi Perempuan dalam Menurunkan AKI | 64
19 Nama Ormas GOW (GABUNGAN ORGANISASI WANITA) KOTA BANDUNG
Nama Ketua/Sekretaris Waktu berdiri: Ketua:
Kontak Alamat Surat: Jl. R.E Martadinata No, 84 Bandung Telp: 022-4233371 Email:tidak ada Contact Person:081321249766
20 Nama Ormas GOW (GABUNGAN ORGANISASI WANITA) KOTA TASIKMALAYA Nama Ketua/Sekretaris Waktu berdiri:
Ketua: Kontak Alamat Surat: Gedung Galih Pawesti
Jl. Wiratanuningrat No.14 Tasikmalaya Telp: 0265-330712 Email:tidak ada Contact Person: ke nomor alamat surat
21 Nama Ormas GOW (GABUNGAN ORGANISASI WANITA) KABUPATEN TASIKMALAYA Nama Ketua/Sekretaris Waktu berdiri:
Ketua: Dra. Ny. Yuyu D. Sulastri Kontak Alamat Surat: Jl. Wiratanuningrat No. I Tasikmalaya
Telp: 0265-331573 Email:tidak ada Contact Person: (ibu Yuyu-ketua) Rumah=0265-334498 Hp=08121430665
22 Nama Ormas GOW (GABUNGAN ORGANISASI WANITA) KABUPATEN CIAMIS Nama Ketua/Sekretaris Waktu berdiri: 30 Juni 1952
Ketua: Hj.M.Siti Salamah Erisyadi (R=0265-774187) Hp=08157126716 Sekretaris: Hj. Talbiyah Munadi (R=0265-774020)
Kontak Alamat Surat: Jalan Pemuda Nomor 49 Ciamis Telp: (0265)771598 Email: tidak ada Contact Person: Hp. 08157126716 (Ketua) R= 0265-774187 (Ketua)
23 Nama Ormas GOW (GABUNGAN ORGANISASI WANITA) KABUPATEN GARUT Nama Ketua/Sekretaris Waktu berdiri:
Ketua: Hj. A. Saadah Ruhiyat Sekretaris: Uus
Kontak Alamat Surat:Jl. Jendral Ahmad Yani No.32A Garut Telp: 0262-233973 Email:tidak ada Contact Person: (Ibu Saadah-ketua) Rumah=0262-231821 (Ibu Uus) 085220005684
24 Nama Ormas GOW (GABUNGAN ORGANISASI WANITA) KOTA BANJAR Nama Ketua/Sekretaris Waktu berdiri:
Ketua: Ny. Yeti Kontak Alamat Surat: Jl. Kapt. Jamhur No. 74 Banjar
Telp: - Email:tidak ada Contact Person: (ibu yeti-ketua) 081546814663
25 Nama Ormas GOW (GABUNGAN ORGANISASI WANITA) KOTA CIMAHI Nama Ketua/Sekretaris Waktu berdiri:
Ketua: Ny. Yeti Kontak Alamat Surat: Jl. Stasion No.177/C.1 Cimahi
Telp: - Email:tidak ada Contact Person: (Ibu Yeti-ketua) 08881610915 Rumah=7793698
26 Nama Ormas GOW (GABUNGAN ORGANISASI WANITA) KABUPATEN BANDUNG BARAT Nama Ketua/Sekretaris Waktu berdiri:
Ketua: Hj. Sumiati Kontak Alamat Surat: Jl. Gado Bangkong No. 25 Kecamatan Ngamprah Kabupaten Bandung Barat
Telp: - Email:tidak ada Contact Person:
Partisipasi Organisasi Perempuan dalam Menurunkan AKI | 65
Lampiran 4. Jumlah kematian ibu menurut kelompok umur, kabupaten/kota provinsi
Jawa Barat tahun 2012
NO
KABUPATEN/KOTA
KEMATIAN IBU HAMIL
KEMATIAN IBU
BERSALIN
KEMATIAN IBU NIFAS
JUMLAH AKI
< 20 thn
20-34 thn
≥35
Thn
Jumlah < 20 thn
20-34 thn
≥35
Thn
Jumlah < 20 thn
20-34 thn
≥35
Thn
Jumlah < 20 thn
20-34 thn
≥35
Thn
Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1
Kab Bogor
0
6
5
11
0
15
4
19
1
19
3
23
1
40
12
53
2 Kab Sukabumi 6 17 0 23 4 17 10 31 6 11 5 22 16 45 15 76
3 Kab Cianjur 48
4 Kab Bandung 6 36 7 49
5 Kab Garut 0 7 2 9 3 7 2 12 1 3 3 7 4 17 7 28
6 Kab Tasikmalaya 4 8 5 17 3 11 3 17 2 18 6 26 9 37 14 60 7 Kab Ciamis 0 0 0 23 8 Kab Kuningan 0 3 2 5 0 3 1 4 0 4 3 7 0 10 6 16 9 Kab Cirebon 3 7 6 16 0 14 2 16 2 20 11 33 5 41 19 65 10 Kab Majalengka 3 2 2 7 2 11 2 15 2 14 8 24 7 27 12 48 11 Kab Sumedang 1 2 2 4 0 4 0 4 1 1 4 6 2 6 6 14
12 Kab Indramayu 0 0 0 44
13 Kab Subang 0 0 1 1 0 1 3 4 2 3 2 7 2 4 6 12 14 Kab Purwakarta 1 4 1 6 0 4 4 8 2 2 3 7 3 10 8 21 15 Kab Karawang 2 8 6 16 1 10 9 20 3 12 4 19 6 28 21 55
16 Kab Bekasi 2 7 1 10 0 9 9 18 0 14 2 16 2 30 12 44
17 Kab Bandung Barat 0 3 1 4 2 5 10 17 4 3 0 7 6 11 11 28
18 Kota Bogor 0 2 2 4 0 4 1 5 1 0 0 1 1 6 3 10 19 Kota Sukabumi 0 0 3 3 0 1 0 1 0 3 1 4 0 4 4 8
20 Kota Bandung 0 5 2 7 2 3 3 8 1 5 3 9 3 13 8 24 21 Kota Cirebon 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 1 3 0 2 1 3
22 Kota Bekasi 0 3 6 9 1 5 4 10 0 5 2 7 1 13 12 26
23 Kota Depok 0 3 5 8 0 1 2 3 1 6 2 9 1 10 9 20 24 Kota Cimahi 0 3 1 4 0 3 1 4 0 1 0 1 0 7 2 9
25 Kota Tasikmalaya 1 4 2 7 0 3 0 3 1 4 1 6 2 11 3 16 26 Kota Banjar 0 0 0 0 0 1 0 1 0 2 0 2 0 3 0 3 JAWA BARAT 23 91 57 177 18 132 70 256 30 152 64 253 71 375 191 804
ANGKA YANG DILAPORKAN
86.3
Partisipasi Organisasi Perempuan dalam Menurunkan AKI | 66
Lampiran 5. Foto-foto kegiatan
(a) Diskusi dengan PKK Kec. Sumber (b) Diskusi dengan Muslimat NU
(c) Foto bersama nara sumber Fatayat-
Muslimat NU
(d) Foto bersama nara sumber Aisyiyah
(e) FGD di Kantor Aisyiyah Kab. Cirebon (f) Karakter Kader Aisyiyah
Partisipasi Organisasi Perempuan dalam Menurunkan AKI | 67
Lampiran 6. Media KEI yang digunakan oleh organisasi perempuan
(g) Poster motivasi kader Muslimat NU (h) Contoh Surat Gerakan Suami SIGAP
(i) Poster untuk KEI Kesehatan Reproduksi (j) Poster untuk KEI Deteksi Dini Kanker
(k) Media KEI Pemeriksaan Kesehatan
Perempuan
(l) Poster Pemberian ASI
05/01/2017
1
Oleh:Oleh:Tim ComdevTim Comdev
Jakarta, 14 November 2016
Kajian Partisipasi Organisasi Perempuan Kajian Partisipasi Organisasi Perempuan dalam Menurunkan Angka Kematian Ibu Di Propinsi Jawa Baratdalam Menurunkan Angka Kematian Ibu Di Propinsi Jawa Barat
Focus Groups Discussion
§ Para ibu memiliki risiko yang tinggi selama melahirkan§ Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih tinggi
sekitar 220/100 ribu kelahiran§ AKI di Propinsi Jawa Barat mencapai 359/100 ribu
kelahiran hidup§ Peningkatan AKI tidak hanya persoalan kesehatan,
tapi terjadi ketidaksetaraan & ketidakadilan gender, kesadaran masyarakat relatif kurang
Latar belakang
05/01/2017
2
Tujuan
§ Menemukenali program organisasi massa (Ormas) perempuan§ Menemukenali pengetahuan & pemahaman ormas
perempuan terkait gender & kesehatan§ Menganalisis tingkat kepedulian ormas
perempuan terhadap penurunan AKI§ Menemukan program SKPD & keterlibatan ormas
perempuan dlam program yang ada
Landasan KonsepPartisipasi
Keterlibatan orang-orang secara mental & emosional dalam berbagai situasi kelompok dan mendorong kontribusi & saling tanggung jawab untuk tujuan bersama
Organisasi Massa PerempuanWadah perjuangan perempuan & berbasis massa perempuan
05/01/2017
3
Angka Kematian Ibu
§ Kematian ibu: kematian ibu berkaitan dengan melahirkan§ Penyebab langsung: berkaitan medis obstetric§ Penyebab tidak langsung: berkaitan dengan penyakit ibu, non obstetric
Kerangka PikirKerangka Pikir
05/01/2017
4
Tahap KajianDesk-Study
Persoalan Organisasi
Perempuan
Atribut Peran Organisasi
Perempuan
Pemetaan program-program organisasi
perempuan
Survei Lapangan
Analisis Partisipasi Organisasi Perempuan
Kesesuaian Peran
Penggambaran kompleksitas
partisipasi organisasi
perempuan Prioritas Strategi
Implikasi Strategi partisipasi ormas perempuan
Rekomendasi
FGD 1
FGD 2
Persoalan Kematian Ibu
Hasil Analisis Situasional
05/01/2017
5
Gambaran Umum Ormas PerempuanBeberapa Ormas Perempuan di Kab. Cirebon§ Aisyayah§ Himpunan Wanita Karya (HWK)§ Perempuan MKGR§ MTD IPHI§ PKK§ Ikatan Bidan Indonesia (IBI)§ Muslimat NU§ Kaukus Perempuan Politik Indonesia (KPPI)§ Salimah (Persaudaraan Muslimah)§ IIDI (Ikatan Istri Dokter Indonesia)
• Memiliki program kesehatan masyarakat, khususnya perempuan, bayi & anak berbasis layanan & komunitas
• Program ekonomi, ketenagakerjaan & kaderisasi
• Program pokok 10 hal kebutuhan dasar manusia
• Memiliki pokja untuk kesehatan masyarakat
• Swadaya & gotong royong
• Ormas yang mengakar sampai di 33 propinsi dengan anggota mencapai 22 juta orang
• Program layanan masyarakat secara mandiri & berjejaring
Hasil Interview Ormas
Peran Ormas
Perencanaan
Perilaku hidup sehat
Kesehatan Reproduksi
Pra-masa kehamilan
Pelaksanaan
Penyuluhan perilaku
hidup sehat
Penyuluhan pra
kehamilan
Penyuluhan peran suami
Kepemimpinan
Mengarahkan Berkoordinasi Pelaporan
Evaluasi
Penyuluhan Pelatihan
05/01/2017
6
• Keterbukaan organisasi
• Kebersamaan dg masyarakat
• Penyaluran aspirasi & pemberdayaan perempuan
• Penggerak kesadaran masyarakat
Kondisi Aktivitas Ormas
2
3
4
5
2 3 4 5
Kep
enti
ngan
Pelaksanaan
III IV
I II
Xav
Yav
• Pendampingan secara aktif
• Perencanaan aksi• Memberikan
akses informasi• Memiliki sumber
daya organisasi
Keterlibatan [73.1%]Kontribusi [83.3%]Tanggung jawab [89.7%]
“Kepedulian sejati merupakan kepedulian terhadap seluruh eksistensi & setiap butiran debu didalamnya” (Albert Einstein)
Ini dapat dimaknai bahwa semua unsur partisipasi menjadi bagian satu sama lainnya
Unsur Partisipasi: keterlibatan, kontribusi & tanggung jawab menjadi satu kesatuan
Tingkat Kepedulian Ormas Perempuan sebesar 81.3%
Artinya Ormas Perempuan di Kab. Cirebon sangat peduli terhadap isu-isu perempuan, khususnya AKI
05/01/2017
7
Sistem Penurunan AKICustomer : Kementerian PP & PA serta Masyarakat
Actor : Ormas Perempuan
Transformation : Pengembangan ormas perempuan melalui perkuatan pemahaman & pengetahuan tentang konstruksi sosial & relasi gender
World view : Kepekaan & responsif terhadap konstruksi sosial dalam masyarakat
Owner : Pimpinan organisasi yang progresif
Environmentconstraint
: Peran strategis ormas, tokoh masyarakat, kapasitas SDM, sumber daya organisasi, prasarana-sarana
Peningkatan Partisipasi Ormas Perempuan
Aisyiyah Memiliki program yang selaras dengan program
MAMPU
Memiliki kemitraan dengan BPJS, Puskesmas, Perguruan Tinggi
Instansi mitra belum memberikan keterbukaan informasi, sehingga menghambat koordinasi
Aturan instansi terkai sulit diterapkan di ormas
Belum terlibat dalam Musrenbangda
05/01/2017
8
...
PKK
Program SUAMI SIGAP (Siap Tanggap)
Struktur pengurus & kader melekat pada pimpinan
Hilangnya pengetahuan karena focal point yang bergantian
Beban domestik kader penggerak
...
Muslimat NUProgram Isbat Nikah untuk
pemenuhan hak anak
Program lembaga konsultasi mandiri (LKP3A)
Perbedaan pandangan aktivis muslimat dengan tokoh pesantren
Pembiayaan program yang masih swadana sehingga terbatas
05/01/2017
9
Kesimpulan§ Ormas perempuan yang memiliki struktur kepengurusan pusat
hingga daerah, program terencana sehingga dapat dilaksanakan di wilayah kerja ormas§ Bentuk keterlibatan ormas: perencanan aksi; pendampingan aktif;
memberikan akses informasi pada masyarakat§ Kontribusi ormas: mempersiapkan sumber daya ormas (SDM,
prasarana-sarana, kemitraan, pembiayaan swadaya)§ Sebagian ormas di Kab. Cirebon belum berperan aktif pada
program pemerintah, namun basis massanya dapat mengontrol kebijakan publik§ Keterbatasan ormas tidak mengurangi tanggung jawabnya untuk
membangun peradaban masyarakat dengan mengoptimalkan potensi & menggerakan kader dengan semangat ibadah, kerja sosial & kekuatan umat
Rekomendasi§ Pemerintah melakukan sinergi program dengan melibatkan ormas
perempuan di daerah§ Membangun kemitraan partisipatif dengan SKPD terkait untuk
pelaksanaan program§ SDM ormas, SKPD terkait, Lembaga Pemerintah perlu membangun
KISS (koordinasi, integrasi, sinkronisasi serta sinergi) dalam meningkatkan kapabilitas SDM ormas, memberikan dukungan untuk membangun komitmen§ Pemerintah berkewajiban memperkuat prasarana-sarana yang
telah diinisiasi ormas perempuan sebagai bentuk partisipasi dalam penurunan AKI
05/01/2017
10
Terima KasihAtas perhatian & kerjasamanya