Contoh Proposal Kuliah Kerja Lapang
description
Transcript of Contoh Proposal Kuliah Kerja Lapang
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan daerah yang memiliki seismisitas tinggi, dengan kata lain
daerah yang sangat sering terjadi gempa. Terlebih-lebih empat tahun yang lalu di
Indonesia sering terjadi gempa bumi dengan skala yang relatif tinggi. Gempa bumi
adalah suatu fenomena bencana alam yang terjadi ketika dua blok dari bumi bergeser
satu sama lain. Gempa tektonik adalah gempa yang dihasilkan akibat adanya hubungan
dengan pergeseran dua blok yang sebelumnya berdekatan satu sama lain. Sebagian besar
gempa yang ada di Indonesia terjadi di zona subduksi, baik gempa dangkal, gempa
menengah, dan gempa dalam.Jawa Timur merupakan salah satu provinsi yang ada di
Indonesia yang terletak pada 111,0’ – 114,4’ Bujur Timur 7,12’ – 8,48’ Lintang Selatan.
Di Jawa Timur terdapat berbagai sesar yang dapat menyebabkan terjadinya gempa.
Fisika merupakan cabang ilmu yang mempelajari tentang fenomena alam yang
terjadi di sekitar kita. Di jurusan Fisika Universitas Brawijaya terdiri dari beberapa
bidang keilmuan yang dinamakan Kelompok Bidang Minat (KBM) dan salah satunya
adalah kelompok bidang minat geofisika, yang merupakan bagian dari ilmu
yangmempelajari bumi menggunakan kaidah atau prinsip-prinsip fisika. Di dalamnya
termasuk juga meteorologi, elektrisitas atmosferis dan fisika ionosfer. Penelitian
geofisika untuk mengetahui kondisi di bawah permukaan bumi melibatkan pengukuran
di atas permukaan bumi dari parameter-parameter fisika yang dimiliki oleh batuan di
dalam bumi. Dari pengukuran ini dapat ditafsirkan bagaimana sifat-sifat dan kondisi di
bawah permukaan bumi baik itu secara vertikal maupun horisontal.
Untuk menghasilkan hasil optimal dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, dibutuhkan kemampuan untuk menguasai ilmu pengetahuan baik secara
teoritis maupun aplikatif. Sehingga tujuan dari suatu perguruan tinggi akan terpenuhi,
yaitu menghasilkan lulusan yang berkompetensi di bidangnya masing-masing.
Untuk mewujudkan hal tersebut, maka diadakanlah Kuliah Kerja Lapang (KKL).
Dengan adanya Kuliah Kerja Lapang ini, diharapkan mahasiswa mampu menerapkan
ilmu yang telah didapat dari perkuliahan dan dapat menyesuaikan kondisi nyata dunia
kerja sehingga dapat menambah pengalaman dan pengetahuan.
Proposal Kuliah Kerja LapangBadan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Tretes Page 1
Berdasarkan hal diatas, maka saya telah memilih untuk melakukan Kuliah Kerja
Lapang (KKL) di Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Tretes. Dengan adanya
hal ini diharapkan dapat memberikan banyak ilmu pengetahuan dan pengalaman dalam
bidang yang saya tekuni, yaitu tentang ilmu kebumian atau geofisika.
1.2 Tujuan Kuliah Kerja Lapang
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari Kuliah Kerja Lapang ini adalah sebagai
berikut :
1. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengembangkan pengetahuan
serta kemampuan untuk diaplikasikan dalam kerja praktek serta pengembangan
wawasan mahasiswa yang tidak diperoleh dalam perkuliahan.
2. Memberikan mahasiswa pengalaman dalam praktek kerja sebagai upaya
mempersiapkan diri terjun ke dunia kerja.
3. Mempelajari metode serta teknik dari pengolahan data seismik.
4. Memenuhi salahsatu mata kuliah wajib yang telah diprogramkan bagi mahasiswa di
Jurusan Fisika Fakultas MIPA Universitas Brawijaya.
1.3 Manfaat
Manfaat yang didapat dari Kuliah Kerja Lapang ini adalah:
1. Bagi Perguruan Tinggi
Sebagai tambahan referensi khususnya mengenai perkembangan industri di Indonesia
maupun proses dan teknologi yang mutakhir, dan dapat digunakan oleh pihak-pihak
yang memerlukan.
2. Bagi Perusahaan
a. Hasil analisa dan penelitian yang dilakukan selama Kuliah Kerja Lapang dapat
menjadi bahan masukan bagi perusahaan untuk menentukan kebijaksanaan
perusahaan di masa yang akan datang.
b. Sebagai sarana untuk memberikan penilaian kriteria yang dibutuhkan oleh
perusahaan yang bersangkutan.
3. Bagi mahasiswa
a. Mahasiswa dapat mengetahui secara lebih mendalam tentang kenyataan yang ada
dalam dunia kerja sehingga nantinya diharapkan mampu menerapkan ilmu yang
telah didapat dalam dunia kerja.
Proposal Kuliah Kerja LapangBadan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Tretes Page 2
b. Dapat mempersiapkan langkah-langkah yang diperlukan untuk menyesuaikan diri
di lingkungan kerja di masa mendatang.
c. Dapat mengenal lebih jauh realita ilmu yang telah diterima dibangku kuliah
melalui kenyataan yang ada di lapangan.
d. Menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman selaku generasi yang terdidik
untuk siap terjun langsung di masyarakat khususnya di lingkungan kerjanya.
Proposal Kuliah Kerja LapangBadan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Tretes Page 3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Lempeng Tektonik
Menurut teori lempeng tektonik pada gambar 2.1, permukaan bumi terpecah
menjadi beberapa lempeng tektonik besar. Lempeng tektonik adalah segmen keras kerak
bumi yang mengapung diatas astenosfer yang cair dan panas. Oleh karena itu, maka
lempeng tektonik ini bebas untuk bergerak dan saling berinteraksi satu sama lain. Daerah
perbatasan lempeng-lempeng tektonik, merupakan tempat-tempat yang memiliki kondisi
tektonik yang aktif, yang menyebabkan gempa bumi, gunung berapi dan pembentukan
dataran tinggi. Teori lempeng tektonik merupakan kombinasi dari teori sebelumnya yaitu:
Teori Pergerakan Benua (Continental Drift) dan Pemekaran Dasar Samudra (Sea Floor
Spreading).
Gambar 2.1 Lempeng Tektonik Dunia
Proposal Kuliah Kerja LapangBadan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Tretes Page 4
Pada gambar 2.2 menunjukan lapisan paling atas bumi, yaitu litosfir, merupakan
batuan yang relatif dingin dan bagian paling atas berada pada kondisi padat dan kaku. Di
bawah lapisan ini terdapat batuan yang jauh lebih panas yang disebut mantel. Lapisan ini
sedemikian panasnya sehingga senantiasa dalam keadaan tidak kaku, sehingga dapat
bergerak sesuai dengan proses pendistribusian panas yang kita kenal sebagai aliran
konveksi. Lempeng tektonik yang merupakan bagian dari litosfir padat dan terapung di
atas mantel ikut bergerak satu sama lainnya. Ada tiga kemungkinan pergerakan satu
lempeng tektonik relatif terhadap lempeng lainnya, yaitu apabila kedua lempeng saling
menjauhi (spreading), saling mendekati (collision) dan saling geser (transform).
Gambar 2.2 Lapisan Bumi
Jika dua lempeng bertemu pada suatu sesar, keduanya dapat bergerak saling menjauhi,
saling mendekati atau saling bergeser. Umumnya, gerakan ini berlangsung lambat dan tidak
dapat dirasakan oleh manusia namun terukur sebesar 0-15cm pertahun. Kadang-kadang,
gerakan lempeng ini macet dan saling mengunci, sehingga terjadi pengumpulan energi yang
berlangsung terus sampai pada suatu saat batuan pada lempeng tektonik tersebut tidak lagi
kuat menahan gerakan tersebut sehingga terjadi pelepasan mendadak yang kita kenal sebagai
gempa bumi (Santoso, 2002).
Proposal Kuliah Kerja LapangBadan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Tretes Page 5
2.2 Pengertian Gempa Bumi
Gempabumi adalah peristiwa bergetarnya bumi akibat pelepasan energi di dalam
bumi secara tiba-tiba yang ditandai dengan patahnya lapisan batuan pada kerak bumi.
Akumulasi energi penyebab terjadinya gempa bumi dihasilkan dari pergerakan lempeng-
lempeng tektonik. Energi yang dihasilkan dipancarkan kesegala arah berupa gelombang
gempa bumi sehingga efeknya dapat dirasakan sampai ke permukaan bumi (Santoso,
2002).
2.3 Proses Gempa Bumi
Terjadinya gempa dapat dijelaskan karena “patah”, atau karena adanya patahan
(disebut juga fault atau biasa disebut juga “sesar” oleh para geologist). Pada patahan ini
yang patah adalah batuan, batuan yang berlapis-lapis yang menyusun permukaan bumi,
dapat berlapis dan dapat patah, bahkan sebelum patah dia terbengkokkan (folding) dulu.
Patahan terjadi dikarenakan batuan mengalami tekanan ataupun tarikan secara
terus-menerus. Apabila elastisitas batuan sudah jenuh, maka batuan akan patah untuk
melepaskan energi dari tekanan dan tarikan tersebut. Disaat menerima tekanan batuan
akan terbengkokkan, dan setelah melepaskan tekanannya batuan akan kembali ke
bentuknya semula, ini dikenal dengan “Elastic Rebound Theory”.
Subduction zone merupakan zona dimana bertemunya dua lempeng, maka
disitulah tempat yang mengalami tekanan secara terus menerus selama jutaan tahun yang
lalu sampai sekarang. Pada saat energi tekanan semakin besar dan elastisitas batuannya
sudah jenuh maka dia akan patah untuk melepaskan energi tekanan tersebut. Subduction
zone gempa terjadi karena interaksi antara dua lempeng yang saling menekan sehingga
terakumulasi energi yang cukup besar, gempanya sendiri terjadi karena kondisi batuan
pada lempeng (crust) maupun/ataupun pada litosfer patah untuk melepaskan energi
tekanan yang sudah tertumpuk disana selama kurun waktu tertentu (Santoso, 2002).
2.4 Tipe Sesar
Ada tiga jenis patahan atau sesar, menurut mekanismenya, sesar naik (thrust fault
atau reverse fault), sesar mendatar atau sesar geser (strike slip), dan sesar normal (normal
fault). Secara umum bisa dikatakan gempa terjadi ketika batuan patah, baik itu patah dan
naik, patah dan bergeser, maupun patah dan turun.
Proposal Kuliah Kerja LapangBadan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Tretes Page 6
2.4.1 Sesar Turun( Normal Fault)
Padasesar ini blok atas bergerak turun ke bawah lebih rendah dari blok bawah
karena adanya gaya tarikan terjadi pada kedua blok tersebut seperti gambar 2.3.
Gambar 2.3 Sesar Turun
2.4.2 Sesar Naik( Reverse Fault)
Padasesar ini blok atas naik bergerak naik ke atas lebih tinggi dari blok bawah
karena adanya gaya tekan yang terjadi pada kedua blok seperti gambar 2.4.
Gambar 2.4 Sesar Naik
2.4.3 Sesar Mendatar( Strike-Slip Fault)
Padasesar ini kedua blok sesar bergerak mendatar satu sama lain dengan
pergerakan searah jarum jam (right lateral) atau berlawanan (left lateral) seperti gambar
2.5 (Santoso, 2002).
Gambar 2.5 Sesar Mendatar
Proposal Kuliah Kerja LapangBadan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Tretes Page 7
2.5 Klasifikasi Gempa Bumi
2.5.1 Klasifikasi Gempa Bumi Menurut Faktor Penyebabnya
Berdasarkan faktor penyebabnya gempa bumi diklasifikasikan menjadi empat, yaitu:
1. Gempa Bumi Tektonik
Gempa bumi tektonik adalah gempa bumi yang disebabkan oleh dislokasi atau
perpindahan yang dikenal sebagai patahan akibat pergesaran lapisan bumi yang tiba-
tiba terjadi pada struktur bumi, yakni adanya tarikan atau tekanan. Pergeseran lapisan
bumi ada 2 macam yaitu vertikal dan horisontal.
2. Gempa Bumi Vulkanik
Gempa bumi vulkanik adalah gempa bumi yang disebabkan oleh aktivitas gunung
api atau letusan gunung api. Pada saat dapur magma bergejolak, ada energi yang
mendesak lapisan bumi.Energi yang mendesak lapisan bumi ada yang mampu
mengangkat lapis dan bumi sampai ke permukaan di sertai getaran. Gunung api yang
akan meletus biasanya mengakibatkan gempa bumi.
3. Gempa Bumi Runtuhan
Gempa bumi runtuhan (terban) adalah gempa bumi yang disebabkan runtuhnya
atap gua atau terowongan tambang di bawah tanah. Jika batuan pada atap rongga atau
pada dinding rongga mengalami pelapukan, maka rongga dapat runtuh karena tidak
mampu lagi menahan beban di atas rongga, runtuhnya gua dan terowongan yang besar
bisa mengakibatkan getaran yang kuat (Ibrahim, 2005).
2.5.2Klasifikasi Gempa Bumi Berdasarkan Kekuatan Gempa
Berdasarkan kekuatan atau magnitude, gempa bumi dibedakan atas : (Ibrahim, 2005)
1. Gempa bumi sangat besar yaitu dengan magnitude lebih besar
dari 8 SR.
2. Gempa bumi besar yaitu dengan magnitude antara 6 hingga 7
SR.
3. Gempa bumi merusak yaitu dengan magnitude antara 5 hingga
6 SR.
4. Gempa bumi sedang yaitu dengan magnitude antara 4 hingga 5
SR.
5. Gempa bumi kecil yaitu dengan magnitude antara 3 hingga 4
SR.
Proposal Kuliah Kerja LapangBadan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Tretes Page 8
6. Gempa bumi mikro yaitu dengan magnitude antara 1 hingga 3
SR.
7. Gempa bumi makro yaitu dengan magnitude lebih kecil dari 1
SR.
2.5.3 Klasifikasi Gempa Bumi Berdasarkan Kedalaman Gempa
Berdasarkan kedalam sumber ( h ), gempa bumi digolongkan atas:
1. Gempa bumi dalam (deep earthquake) h > 300 Km
Gempa bumi dalam pada umumnya tidak terlalu berbahaya. Letaknya di Laut
Jawa, Laut Flores, dan Laut Sulawesi.
2. Gempa bumi menengah (intermediate earthquake) 66 h 300 Km
Gempa bumi menengah pada umumnya menimbulkan kerusakan ringan dan
getarannya lebih terasa. Letaknya terbentang sepanjang Sumatera sebelah barat,
Jawa bagian selatan, dan Nusa Tenggara.
3. Gempa bumi dangkal (shallow earthquake) h 65 Km
Gempa bumi ini biasanya menimbulkan kerusakan yang besar. Semakin dangkal
kedalaman gempa maka semakin tinggi tingkat bahaya yang ditimbulkan.Jenis
gempa ini letaknya terpencar di wilayah Indonesia (Ibrahim, 2005).
2.5.4 Klasifikasi Gempa Bumi Berdasarkan Tipe Moginya
1. Tipe I : Pada tipe ini gempa bumi utama diikuti gempa susulan tanpa didahului
oleh gempa pendahuluan (fore shock).
2. Tipe II : Sebelum terjadi gempa bumi utama, diawali dengan adanya gempa
pendahuluan selanjutnya diikuti oleh gempa susulan yang cukup banyak.
3. Tipe III : Tidak terdapat gempa bumi utama. Magnitude dan jumlah gempa bumi
yang terjadi besar pada periode awal dan berkurang pada periode akhir dan
biasanya dapat berlangsung cukup lama dan bisa mencapai 3 bulan. Tipe gempa
ini disebut tipe gempa swarm dan biasanya terjadi pada daerah vulkanik seperti
gempa gunung Lawu pada tahun 1979 (Ibrahim, 2005).
2.6 Penyebaran Gempa
Proposal Kuliah Kerja LapangBadan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Tretes Page 9
Sumber gempa bumi keberadaannya ada pada perbatasan lempeng tektonik dan
patahan-patahan aktif. Indonesia merupakan salah satu negara yang sangat aktif terhadap
gempa bumi karena terletak pada pertemuan tiga lempeng utama dan satu lempeng
tektonik kecil. Ketiga lempeng tektonik ini adalah lempeng tektonik Indo-Autralia,
lempeng Eurasia dan lempeng Pasifik serta lempeng kecil Filipina seperti yang ada pada
gambar 2.6.
Terdapat tiga jalur utama gempa bumi yang merupakan batas pertemuan dari
beberapa lempeng tektonik aktif :
1. Jalur gempa bumi Sirkum Pasifik
Jalur ini dimulai dari Cardilleras de Los Andes, Amerika Tengah, Mexico, Alaska,
Alautian, Islands, Kamchatka, Jepang, Taiwan, Filipina, Indonesia, Polynesia dan
berakhir di New Zeland.
2. Jalur gempa bumi Mediteran atau Trans Asiatic
Jalur ini dimulai dari Azorea, Mediteran ( Maroko, Portugal, Italia, Balkan, Rumania),
Turki, Kaukakus, Irak, Iran, Afganistan, Himalaya, Burma, Indonesia (Sumatera,
Jawa, Nusa Tenggara, Dan Laut Banda), dan akhirnya bertemu dengan jalur Pasifik di
daerah Maluku.
3. Jalur gempa bumi Mid-Atlantik
Jalur ini mengikuti mid-atlantik ridge yaitu Spitsbergen, Iceland, dan Atlantik Selatan
Gambar 2.6 Lempeng Tektonik di Indonesia
Dari seluruh gempa bumi yangterjadi di jalur utama ini, 95% terjadi pada jalur
Sirkum Pasifik dan mediteran, 5% lagi terjadi di lantai samudera (Ismail, 1989).
2.7 Parameter Gempa Bumi
Proposal Kuliah Kerja LapangBadan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Tretes Page 10
Setiap kejadian gempa bumi akan menghasilkan informasi seismik berupa
rekaman sinyal berbentuk gelombang yang setelah melalui proses manual atau non
manual akan menjadi data bacaan fase (phase reading data). Informasi seismik
selanjutnya mengalami proses pengumpulan, pengolahan dan analisis sehingga menjadi
parameter gempa bumi. Parameter gempa bumi tersebut meliputi waktu kejadian gempa
bumi, lokasi episenter, kedalamam sumber gempa bumi, kekuatan gempa bumi, dan
intensitas gempa bumi (Ibrahim, 2005).
2.7.1 Waktu Kejadian Gempa Bumi (Origin Time)
Waktu kejadian gempa bumi (origin time) adalah waktu terlepasnya akumulasi
tegangan yang berbentuk penjalaran gelombang gempa bumi dan dinyatakan dalan hari,
tanggal, bulan, tahun, jam, menit, dan detik dalam satuan UTC (Universal Time
Coordinated) (Ibrahim, 2005).
2.7.2 Lokasi Episenter
Proyeksi hiposenter ke permukaan bumi disebut episenter. Lokasi episenter dibuat
dalam sistem koordinat kartesian bola bumi atau sistem koordinat geografis dan
dinyatakan dalam derajat lintang dan bujur (Ibrahim, 2005).
2.7.3 Kedalaman Sumber Gempa Bumi
Fokus gempa bumi atau hiposenter didefinisikan sebagai lokasi pusat gempa bumi
yang merupakan awal pelepasan energi yang merambatkan gelombang atau getaran.
Kedalaman sumber gempa bumi (depth) adalah jarak hiposenter yang dihitung tegak lurus
dari permukaan bumi.Kedalaman dinyatakan oleh besaran jarak dalam satuan Km
(Ibrahim, 2005).
2.7.4 Kekuatan Gempa (Magnitude)
Kekuatan gempa atau magnitude adalah ukuran kekuatan gempa bumi
menggambarkan besarnya energi yang terlepas pada saat gempa bumi terjadi dan
merupakan hasil pengamatan seismograf. Magnitude menggunakan Skala Richter (SR).
Konsep magnitude gempa bumi skala kekuatan relatif hasil dari pengukuran fase
amplitude dikemukakan pertama kali oleh K. Wadati dan C. Richter sekitar Tahun 1930
Kekuatan gempa bumi dinyatakan dengan besaran magnitude dalam skala
logaritma berbasis 10. Suatu harga magnitude diperoleh sebagai hasil analisis tipe
gelombang seismik tertentu berupa rekaman getaran tanah yang tercatat paling besar
dengan memperhitungkan koreksi jarak stasiun ke episenter.
Terdapat empat jenis magnitude yang digunakan yaitu :
Proposal Kuliah Kerja LapangBadan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Tretes Page 11
1. Magnitude Lokal
Magnitude lokal pertama kali diperkenalkan oleh Richter diawal tahun 1930-an
dengan menggunakan data kejadian gempa bumi di daerah California yang direkam
oleh seismograf Woods-Anderson. Menurutnya dengan mengetahui jarak episenter ke
seismograf maka dapat ketahui besarnya dapat dilakukan pendekatan untuk
mengetahui besarnya gempa bumi yang terjadi. Mangnitude lokal mempunyai rumus
empiris sebagai mana ditunjukkan pada persamaan (1) :
……………………………...(1)
Dimana :
= amplitude getaran tanah (μm)
= jarak stasiun pencatat ke sumber gempa bumi (Km) dengan Δ 600 Km
2. Magnitude Body ( )
Magnitude body didefinisikan bedasarakan catatan amplitude dari gelmombang P
yang menjalar melalui bagian dalam bumi. Secara umum dirumuskan pada persamaan
(2):
…………………...........................(2)
Dimana :
= amplitude getaran tanah (μm)
= periode getaran ( detik )
= koreksi jarak Δ dan kedalaman h yang didapat dari pendekatan empiris
3. Magnitude Permukaan ( )
Magnitude permukaan didapatkan sebagai hasil pengukuran terhadap gelombang
permukaan.Untuk jarak Δ > 600 Km seismogram periode panjang dan gempa bumi
dangkal didominasi oleh gelombang permukaan. Gelombang ini biasanya mempunyai
periode sekitar 20 detik.Amplitude gelombang permukaan sangat tergantung pada
jarak Δ dan kedalaman sumber gempa h. Gempa bumi dalam tidak menghasilkan
gelombang permukaan karena itu persamaan MS tidak memerlukan koreksi
kedalaman. Secara umum dirumuskan pada persamaan (3):
Proposal Kuliah Kerja LapangBadan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Tretes Page 12
...……………..………………….(3)
Dimana:
= amplitude maksimum dari pergeseran tanah horizontal pada periode 20 detik,
Δ= jarak (Km)
= koefisien dan konstanta yang didapat dengan pendekatan empiris
4. Magnitude Momen (MW)
Magnitude momen merupakan suatu tipe magnitude yang berkaitan dengan
momen seismik namun tidak bergantung pada besarnya magnitude permukaan. Secara
umum dirumuskan pada persamaan (4):
……………………………….(4)
Dimana:
= Magnitude momen
= momen seismik
Meskipun dapat menyatakan jumlah energi yang dilepaskan di sumber gempa
bumi dengan lebih akurat namun pengukuran magnitude momen lebih komplek
dibanding pengukuran magnitude , dan . Karena itu peggunaannya juga
lebih sedikit disbandingkan ketiga magnitude lainnya (Lay and Wallace, 1995).
2.7.5 Intensitas Gempa
Sebelum mampu mengukur magnitudo gempa, besarnya gempa hanya dinyatakan
berdasarkan efek yang diberikan kepada manusia, alam, struktur bangunan buatan
manusia dan reaksi hewan. Besarnya gempa yang ditentukan melalui observasi semacan
ini dinamakan dengan intensitas gempa. Skala intensitas pertama kali diperkenalkan pada
tahun 1883 oleh seismologis Italia M.S. Rossi dan ilmuwan Swiss F. A. Forel yang
dikenal dengan skala Rossi-Forel. Pada tahun 1902 Mercalli mengembangkan skala
tersebut.Lalu pada tahun 1931, seismologis Amerika H.O. Wood dan Frank Neuman
mengadaptasi standar yang telah ditetapkan Mercalli untuk kondisi di California, dan
menghasilkan skala Modified Mercalli Intensity (MMI).
Tabel 2.1 Intensitas Gempa Berdasarkan Skala MMI (Santoso, 2002)
Skala Deskripsi Nilai PGA Keterangan
Proposal Kuliah Kerja LapangBadan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Tretes Page 13
I
Tidak terasa. < 0.001875 g
atau
(0.00-1.84)gal
Aman
II
Terasa hanya oleh orang dalam
keadaan istirahat, terutama di tingkat-
tingkat atas bangunan atau ditempat-
tempat yang tinggi.
(0.001875-0.0037)g
atau
(1.84-3.63) gal
Aman
III
Terasa di dalam rumah, tetapi banyak
yang tidak meyangka kalau ada
gempa bumi. Getaran terasa seprti ada
truk kecil yang lewat.
(0.0037-0.010) g
Atau
(3.68-9.80) gal
Ambang aman untuk
bangunan tidak
berstruktur
IV
Terasa di dalam rumah seperti ada
truk lewat atau terasa seperti ada
barang berat yang menabrak dinding
rumah. Barang-barang yang
bergantung bergiyang-goyang,
jendela dan pintu berderik, barang
pecah belah pecah, gelas
gemerincing, dinding dan rangka
rumah berbunyi.
(0.015-0.02) g
Atau
(14.17-19.60)gal
Aman untuk
bangunan
bestruktur, tak aman
untuk bangunan
tidak berstruktur
V
Dapat dirasakan di luar rumah. Orang
tidur terbangun, cairan tampak
bergerak-gerak dan tumpah sedikti.
Barang perhiasan rumah yang kecil
dan tidak stabil bergerak akan jatuh.
Pintu-pintu terbuka tertutup, pigura-
pigura dinding bergerak, lonceng
bandul berhenti atau mati atau tidak
cocok jalannya.
(0.030-0.04) g
Atau
(29.40-39.20) gal
Aman untuk
bangunan
bestruktur, tak aman
untuk bangunan
tidak berstruktur
VI Terasa oleh semua orang. Banyak
orang lari ke luar karena terkejut.
Orang yang sedang berjalan kaki
terganggu. Jendela bergetar, gerabah,
barang pecah-belah pecah, barang-
barang kecil dan buku jatuh dari
(0.06-0.07) g
Atau
(58.80-68.60)gal
Tidak aman untuk
bangunan bestruktur
dan bangunan tidak
berstruktur
Proposal Kuliah Kerja LapangBadan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Tretes Page 14
raknya, gambar-gambar jatuh dari
dinding. Mebel-mebel bergerak atau
berputar. Plester dinding yang lemah
pecah-pecah. Lonceng-lonceng gereja
berbunyi, pohon-pohon terlihat
bergoyang.
VII
Dapat dirasakan oleh sopir yang
sedang mengemudikan mobil. Orang
yang sedang berjalan kaki sulit untuk
berjalan kaki dengan baik, cerobong
asap yang lemah pecah. Langit-lamgit
dan bagian-bagian konstruksi pada
tempat yang tinggi rusak. Barang
pecah-belah pecah. Tembok yang
tidak kuat pecah, plester tembok dan
batu-batu tembok yang tak terikat
kuat jatuh. Terjadi sedikit pergeseran
dan lekukan-lekukan pada timbunan
pasir dan batu kerikil. Air menjadi
keruh, lonceng-lonceng besar
berbunyi, selokan irigasi rusak.
(0.10-0.15) g
Atau
(98-147) gal
Tidak aman untuk
bangunan bestruktur
dan bangunan tidak
berstruktur
VIII
Mengemudi mobil terganggu. Terjadi
kerusakan pada bangunan-bangunan
yang kuat karena bagian-bagian yang
runtuh. Kerusakan terjadi pada
tembok-tembok yang dibuat tahan
terhadap getaran-getaran horisontal
dan beberapa bagian tembok runtuh.
Cerobong asap, monumen,menara dan
tangki air yang berada diatas berputar
dan jatuh. Rangka rumah berpindah
dari fondasinya. Dinding yang tak
terikatbaik jatuh atau terlempar.
Ranting pohon patah dari dahannya.
(0.25-0.30) g
Atau
(245-294) gal
Tidak aman untuk
bangunan bestruktur
dan bangunan tidak
berstruktur
IX Publik mejadi panik. Bangunan yang
tak kuat hancur. Bangunan yang kuat
(0.50-0.55) g
Atau
Tidak aman untuk
bangunan bestruktur
Proposal Kuliah Kerja LapangBadan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Tretes Page 15
mengalami kerusakan berat. Fondasi
dan rangka bangunan rusak. Pipa
dalam tanah putuh. Tanah merekah.
Di daerah aluvium pasir dan lumpur
keluar dari dalam tanah.
(490-539) gal dan bangunan tidak
berstruktur
X
Pada umumnya semua tembok,
rangka rumah dan fondasi rusak.
Beberapa bangunan dari kayu yang
kuat dan jembatan-jembatan rusak.
Kerusakan berat terjadi pada
bendungan, tangggul dan tambak.
Terjadi tanah longsor yang besar. Air
dalam kolam, sungai dan danau
tumpah. Terjadi perpindahan tempat
secara horisontal di daerah pantai dan
daerah yang permukaan tanahnya
rata. Jalur kereta api menjadi sedikit
bengkok.
>0.60 g
Atau
>558 gal
Tidak aman untuk
bangunan bestruktur
dan bangunan tidak
berstruktur
XI
Hanya sedikit, kalaupun ada
bangunan dengan struktur batu yang
masih berdiri, jebatan rusak, timbul
celah besar di tanah, saluran pipa
bawah tanah sama sekali tidak
berfungsi, lapisan tanah anjlog ke
bawah tanah longsor pada tanah yang
lembek dan rel kereta api sangat
melengkung.
>0.60 g
Atau
>588 gal
Tidak aman untuk
bangunan bestruktur
dan bangunan tidak
berstruktur
XII
Terjadi kerusakan total, hancur sama
sekali, gelombang gempa bumi
tampak pada permukaan tanah,
pemandangan gelap dan benda-benda
terlempar ke udara.
>0.60 g
Atau
>588 gal
Tidak aman untuk
bangunan bestruktur
dan bangunan tidak
berstruktur
Keterangan:
1 g = 980 gal = 980 cm/s2
Proposal Kuliah Kerja LapangBadan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Tretes Page 16
2.8 Lokasi Gempa Bumi
Lokasi gempa didefinisikan oleh tiga koordinat ruang dan terjadinya gempa
(origin time). Dalam koordinat kartesian dinyatakan sebagai ( ) dan dalam
koordinat bola ( ). Hiposenter atau folus adalah titik di dalam bumi tempat
bermulanya gempa bumi yang dinyatakan dalam ( ) atau ( ). Waktu terjadinya
gempa adalah waktu pertama sekali terjadinya repture atau break di titik hiposenter yang
biasanya dalam waktu UTC atau waktu lokal. Penentuan lokasi gempa ini merupakan
masalah inversi dimana penentuannya dihitung dari data observasi. Kebanyakan data
yang digunakan adalah waktu tiba (arrival time) gelombang P atau S. Apabila waktu tiba
(arrival time) dikurangi waktu terjadi gempa (origin time) maka disebut waktu tempuh
(travel time) (Afnimar, 2009).
BAB III
METODE PELAKSANAAN
3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
3.1.1 Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan Kuliah Kerja Lapang (KKL) ini adalah pada 1 – 30 Agustus
2012 (dengan tidak menutup kemungkinan dengan adanya penyesuaian jadwal dari pihak
instansi).
3.1.2 Tempat Pelaksanaan
Lokasi Kuliah Kerja Lapang ini akan di laksanakan di Badan Meteorologi,
Klimatologi dan Geofisika Tretes Pasuruan di Jl.Sedap Malam, Prigen Pasuruan.
3.2 Metode Kegiatan
Kuliah Kerja Lapang merupakan suatu kegiatan studi lapangan yang mencakup
aktivitas (sesuai materi yang dipelajari) antara lain:
1. Pengenalan proses secara umum
2. Pengambilan data, yang meliputi observasi/pengamatan di lapangan, dan studi
literatur.
Proposal Kuliah Kerja LapangBadan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Tretes Page 17
3. Pelaksanaan tugas-tugas yang diberikan perusahaan selama Kuliah Kerja Lapang.
4. Penulisan laporan.
3.3 Bidang yang Diminati
Bidang yang diminati dalam Kuliah Kerja Lapangan ini adalah tentang data
gempa bumi dari seismogram yang kemudian diolah menggunakan software yang
mendukung dan menganalisa parameter gempa.
3.4 Mahasiswa Pelaksana
Nama : Nella Fernania
NIM : 0910933018
Bidang Minat : Geofisika
Jurusan : Fisika
Fakultas : MIPA
Perguruan Tinggi : Universitas Brawijaya Malang
BAB IV
PENUTUP
Demikian proposal kegiatan praktek kerja lapangan ini kami ajukan sebagai salah
satu syarat untuk pelaksanaan Kuliah Kerja Lapangan di Stasiun Geofisika, Badan
Meteorologi Klimatologidan Geofisika, Tretes. Kami berharap pihak Stasiun Geofisika,
Badan Meteorologi Klimatologidan Geofisika, Tretes berkenan memberikan bimbingan
dalam pelaksanaan kegiatan KKL ini. Kami akan berusaha untuk melaksanakan Kuliah
Kerja Lapangan sesuai dengan aturan yang berlaku di perusahaan dengan sebaik-
baiknya, sehingga ada suatu keuntungan timbal balik antara kami dan pihak perusahaan.
Serta diharapkan Kuliah Kerja Lapang ini dapat menambah wawasan mahasiswa tentang
apa yang telah dipelajari selama ini dan menjadi bekal menghadapi hari esok di dunia
kerja. Demikian harapan kami dan atas perhatiannya, kami sampaikan terima kasih.
Proposal Kuliah Kerja LapangBadan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Tretes Page 18
DAFTAR PUSTAKA
Afnimar. 2009. Seismologi. Bandung : ITB
Ibrahim, Gunawan dan Subardjo.2005. Pengetahuan Seismologi. Jakarta : Badan
Meteorologi dan Geofisika
Ismail, Sulaiman. 1989. Pendahuluan Seismologi 1. Jakarta : Badan Diklat Meteorologi
dan Geofisika
Lay, Thorne and Wallace, Terry C. 1995. Modern Global Seismologi.London: Academi
Press United
Santoso, Djoko. 2002. Pengantar Teknik Geofisika. Bandung : ITB
Proposal Kuliah Kerja LapangBadan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Tretes Page 19
CURRICULUM VITAE
Nama : Nella Fernania
Tempat / Tanggal Lahir : Malang, 15 Agustus 1991
Alamat Rumah : Jl. Anjasmoro 5 Punten - Batu
Alamat Universitas :Jurusan Fisika Fakultas MIPA Universitas Brawijaya
Jl. Veteran Malang Jawa Timur 65145Indonesia
Email : [email protected]
Nomor Telepon : 085646377011
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status : Belum menikah
Riwayat Pendidikan :
Universitas/ Sekolah Tahun
Jurusan Fisika Fakultas MIPA Universitas Brawijaya 2009- sekarang
SMA Katolik Yos Sudarso Batu 2006-2009
Proposal Kuliah Kerja LapangBadan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Tretes Page 20
SMP Negeri 2 Batu 2003-2006
SD Negeri Punten II Batu 1997-2003
Pengalaman Organisasi :
No Tahun Kegiatan
1. 2011 Bendahara II Himpunan Mahasiswa Fisika Universitas
Brawijaya
2. 2012 Sekretaris II Society of Exploration Gephysics (SEG)
Universitas Brawijaya
Pengalaman Kegiatan, Kursus dan Pelatihan :
Proposal Kuliah Kerja LapangBadan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Tretes Page 21
No Tahun Jenis Kegiatan
1 2010 Peserta short course ” Applied Sedimentology in Seismic
Interpretation” by Joko Wiyono (ETTI)
2 2010 Peserta short course ” Exploration Drilling of Hydrocarbon”
by Muhammad Syaiful (ETTI)
3 2010 Peserta short course ” Seismic Exploration” by Ir. Taufik A.
Manan., M,Sc (Putindo Bintech)
4 2011 Peserta short course ” Reservoar Characterization Using
Seismic Amplitude” by Dr. Leonard Lisapaly (Fugro Jason)
5 2011 Peserta short course ”Conceptual Framework in Seismic
Interpretation” by Joko Wiyono (ETTI) and Arief Rahman
(Hexindo)
6 2011 Peserta short course ” An Introduction to Drilling” by Denis
Rukmindar (Chevron)
7 2011 Peserta short course ” Current Situation of Oil Supply-
Demand and Technology Challanges ” and “ Time Lapse
Microgravity Technology For Reservoir Monitoring” by Dr.
Eko Widianto dan Dr.Wawan Gunawan A. Kadir, M.Sc.
8 2011 Peserta short course ”Spectacular Technology Geoscientists
for Better Future” by Prof. Dr. Paul Weimer (AAPG)
9 2012 Peserta short course ”A Role for Geophysical Methods in
Meeting the Resource Requirements of the 21st Century” by
Peter Hatherly (SEG)
Demikian Curriculum Vitae ini saya buat dengan sebenar-benarnya. Yang bertandatangan
dibawah ini :
Penulis,
Nella Fernania
NIM.0910933018
Proposal Kuliah Kerja LapangBadan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Tretes Page 22