LAPORAN AKHIR 2014 - repositori.unud.ac.id file1 laporan akhir penelitian fundamental judul :...
Transcript of LAPORAN AKHIR 2014 - repositori.unud.ac.id file1 laporan akhir penelitian fundamental judul :...
1
LAPORAN AKHIR
PENELITIAN FUNDAMENTAL
JUDUL :
PENINGKATAN KAPASITAS PRODUKSI BAHAN BAKAR ALTERNATIF
ARAK BALI DENGAN METODE KONDENSASI ALIRAN FLUIDA PAKSA.
Tim Peneliti
1. I Gusti Ngurah Putu Tenaya, ST. MT
2. I Gusti Ketut Sukadana, ST. MT.
Penelitian ini didanai dari sumber dana DIPA-BLU Universitas Udayana, No. 023.04.2.415253/2014, tanggal 5 Desember 2013, MAK 2013.109.011.521119,
Tahun anggaran 2014.
TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
September 2014
Bidang Unggulan : Energi Baru dan Terbarukan
3
DAFTAR ISI Halaman
HALAMAN JUDUL 1 HALAMAN PENGESAHAN 2 DAFTAR ISI 3 DAFTAR TABEL 4 DAFTAR GAMBAR 5 DAFTAR LAMPIRAN 6 ABSTRAK 7 BAB 1 PENDAHULUAN 8
1.1. Latar Belakang 8
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 10 2.1. Road Map Penelitian 10
2.2. Penelitian Pendahuluan Yang Sudah Dilaksanakan 10 2.3. Dasar Teori 12 2.4. Destilasi 15 2.5. Evaporasi 17 2.6. Kondensor 19
BAB 3 TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN 20 BAB 4 METODE PENELITIAN 21
4.1. Bagan Alir Penelitian 21 4.2. Gambaran Umum Peralatan Destilator 21 4.3. Pengujian Destilator Arak 23
BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 25 5.1. Perlakuan Pada Kondensasi Aliran Paksa Satu Tingkat. 25 5.2. Perlakuan Pada Kondensasi Aliran Paksa dua Tingkat. 26 5.3. Perlakuan Pada Kondensasi Aliran Paksa tigaTingkat. 27 5.4. Perbandingan jumlah tingkat terhadap kapasitas dan kualitas. 29 5.5. Analisa 30
BAB 6 RENCANA TAHAP BERIKUTNYA 31 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 32 DAFTAR PUSTAKA 33 LAMPIRAN
- Instrumen 34 - Personalian Tenaga Peneliti Beserta Kualifikasinya 36 - Publikasi 48
4
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Data distribusi temperatur pada destilator satu tingkat aliran fluida paksa 25
Tabel 2. Data distribusi temperatur pada destilator dua tingkat aliran fluida paksa 26
Tabel 3. Data distribusi temperatur pada destilator tiga tingkat aliran fluida paksa 28
Tabel 4. Data Perbandingan jumlah tingkat terhadap kapasitas dan kualitas 29
5
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 1. Fishbone roadmap Penelitian 11
Gambar 2. Roadmap Penelitian 21
Gambar 3. Diagram Peralatan Distilator kontinu bertingkat 21
Gambar 4. Distribusi temperatur pada destilator satu tingkat aliran fluida paksa 25
Gambar 5. Distribusi temperatur pada destilator dua tingkat aliran fluida paks 27
Gambar 6. Distribusi temperatur pada destilator tiga tingkat aliran fluida paksa 28
Gambar 7. Distribusi temperatur pada destilator tiga tingkat aliran fluida paksa 29
6
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Instrumen Penelitian 34
Lampiran 2. Biodata Peneliti 36
Lampiran 3 Publikasi Ilmiah (Draft Jurnal ) sudah di seminarkan
pada seminar nasional enginering perhotelan tahun 2014 48
7
ABSTRAK
Proses pengolahan atau pembuatan arak bali saat ini masih belum maksimal, dapat dilihat dari segi kapasitas produksi arak bali masih rendah (1 liter/4 jam) juga kualitas produksi yang masih sangat rendah. Jadi untuk bisa dipakai sebagai bahan bakar alternative belum memenuhi persyaratan dari segi ketersediaanya sebagai bahan bakar, sehingga saat ini pemakaian terbatas hanya untuk upacara dan minuman. Oleh sebab itu perlu dilakukan pengolahan dengan penerapan teknologi yang lebih tepat sehingga dapat menghasilkan arak bali dengan kapasitas produksi dan kualitas lebih besar sehingga ketersediaannya cukup dan langsung dapat digunakan pada mesin kendaraan. Tujuan jangka pendek penelitian ini adalah : Mengembangkan teknologi produksi arak bali yang dapat menghasilkan arak bali dengan kapasitas dan kualitas lebih besar, sehingga ketersediaanya cukup dan dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif pengganti premium pada kendaraan bermotor. Tujuan jangka panjang penelitian ini adalah mendukung kebijakan pemerintah dalam usaha mencegah terjadinya kelangkaan energi bahan bakar, meningkatkan pemanfaatan energi alternative pada tahun 2022 dan mencari sumber energi baru dan terbarukan. Meningkatkan usaha perlindungan dan pelestarian fungsi lingkungan hidup dengan pemanfatan energi ramah lingkungan.
Metode yang dipakai dalam usaha mencapai tujuan tersebut antara lain : Pertama metode perancangan yaitu merancang secara ilmiah kondensor tipe serpentie tube bersirif. Kedua metode eksperimental yaitu melaksanakan pengujian dengan berbagai variable operasional seperti variabel laju aliran fluida pendingin, variabel jumlah pembuluh, variabel tipe dan jumlah sirif, dan lainnya yang berpengaruh terhadap laju produksi dan kualitas produksi.
Dari penelitian yang telah dilaksanakan dapat dijelskan bahwa : Semakin banyak tingkat destilator kontinu berpengaruh pola distribusi temperatur penguapan semakin rendah, dan semakin banyak tingkat destilator kontinu berpengaruh laju produksi yang semakin rendah, sebaliknya kualitas produksi semakin besar.
Kata kunci : Arak bali, kapasitas, kualitas, bahan bakar, alternative.
8
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Indonesia termasuk dalam organisasi penghasil minyak dunia, yaitu pada tahun
1989 menempati urutan 10 besar sebagai penghasil minyak bumi. Tetapi seiring dengan
perkembangan jaman dan teknologi kebutuhan akan minyak setiap tahun terus
mengalami peningkatan, maka perlu adanya penghematan dalam penggunaan bahan
bakar minyak tersebut. Penggunaan bahan bakar minyak khususnya bahan bakar fosil
disamping ketersediaannya semakin terbatas juga dapat merusak lingkungan yaitu
menimbulkan polusi udara.
Penggunaan bahan bakar cair secara terus menerus mengakibatkan suatu saat akan
terjadi kelangkaan bahan bakar. Pemerintah menganjurkan untuk menggunakan bahan
bakar alternatif yang lebih ramah lingkungan. Salah satu solusinya yaitu Pemerintah
Indonesia mengeluarkan suatu kebijakan dalam pengelolaan energi nasional, khususnya
tentang pemanfaatan etanol, biodisel dan gasohol sebagai energi alternative pada tahun
2022 mendatang. Pemanfaatan bahan bakar alternative juga bertujuan untuk melindungi
lingkungan hidup dari pencemaran, disamping sebagai usaha untuk lebih memanfaatkan
sumber daya alam hayati khususnya yang berasal dari hewan dan tumbuhan. Salah satu
bahan bakar alternative tersebut khususnya di bali adalah arak bali. Kualiatas arak bali
lebih besar 90 % memiliki angka oktan di atas standar maksimal angka oktan bensin,
yaitu sekitar 108,6, sedangkan bensin memiliki angka oktan sebesar 88. Disamping itu
sifat arak bali tidak beracun dan ramah terhadap lingkungan. Jika arak bali dipadukan
dengan bahan bakar bensin dengan persentase tertentu, memungkinkan dapat
meningkatkan angka oktan bahan bakar bensin tersebut. Dengan peningkatan nilai oktan
tentunya akan memperbaiki kualitas hasil pembakaran, sisa gas hasil pembakaran akan
lebih baik, dan tentunya performance dari mesin akan meningkat.
Arak bali adalah suatu zat dapat diperoleh dari alam terutama dari tumbuhan yang
mengandung zat pati (carbohidrat) dengan bantuan bakteri saccharomyces cereviceae
secara permentasi dan destilasi. Bahan-bahan yang mengandung karbohidrat adalah nira
kelapa, enau, lontar dan segala produk pertanian. Nira hasil petani sangat berlimpah,
khusus di desa Tianyar yang sebagian besar masyarakat memiliki kegiatan membuat nira
9
dari pohon lontar. Hasil nira kemudian diproses secara tradisional menjadi arak bali
dengan kualitas < 40 %. Dengan kebijakan pemerintah daerah Bali melarang peredaran
arak bali sebagai minuman keras, maka akan dapat menyebabkan terancamnya mata
pencaharian masyarakat petani produsen nira.
Dari tahun 2006 telah dilakukan beberapa penelitian tentang arak bali, pada tahap
mencoba aplikasi pemakaian sebagai bahan bakar pada mesin sepeda motor. Didapat
hasil dengan kualitas arak bali >85 % sudah dapat menghidupkan mesin sepeda motor.
Tahun 2007, melanjutkan penelitian pemanfaatan arak bali terhadap emisi
kendaraan, didapat hasil emisi yang dihasilkan arak bali lebih rendah dibandingkan
dengan bahan bakar premium.
Tahun 2008, melakukan penelitian pengaruh rasio kompresi mesin terhadap emisi
kendaraan dengan menggunakan arak bali sebagai bahan bakar, didapatkan hasil
penelitian arak bali lebih mampu bekerja pada mesin dengan rasio kompresi lebih tinggi
dibanding bahan bakar premium.
Tahun 2009 dan 2010 telah lanjutkan penelitian dengan kajian teknis alat
destilasi kontinu dengan bahan dasar arak bali sebagai bahan bakar. Didapat hasil
destilator kontinu pada temperatur penguapan 60 oC dihasilkan arak bali dengan kualitas
89 %. Dan setelah diaplikasikan ke mesin menyebabkan kerja mesin ditinjau dari emisi
lebih baik tetapi torsi dan daya masih lebih jelek dibandingkan bahan bakar premium.
Kapasitas produksi dari alat ini masih sangat rendah sebesar 1 liter selama 4 jam. Dari
analisa, diperkirakan penyebabnya adalah proses kondensasi yang menggunakan metode
kondensasi aliran fluida alamiah. Maka dalam penelitian ini saya akan lakukan
pengkajian terhadap peningkatan kapasitas produksi bahan bakar alternatif arak bali
dengan metode kondensasi aliran fluida paksa. Sehingga dihasilkan arak bali dengan
kapasitas produksi dan kualitas lebih baik.
Tahun 2011 melakukan penelitian, Kajian teknis distilator kolom bertingkat tipe
kontinu terhadap kapasitas dan kualitas produksi arak bali, dan penelitian Kajian teknis
pemanfaatan arak bali sebagai bahan bakar alternatif mesin pembakaran tipe injeksi. Dari
penelitian tersebut didapat hasil penelitian bahwa, semakin besar temperatur penguapan
semakin tinggi kapasitas produksi tetapi kualitas produksi mengalami penurunan.
10
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Roadmap Penelitian
Gambar 1. Fishbone roadmap penelitian
2.2. Penelitian Pendahuluan Yang Sudah Dilaksanakan.
Nanda, Sukadana, 2006, melakukan peneltian uji coba campuran bahan bakar
alkohol dari salak Bali dan bensin dengan memvariasikan fraksi campuran untuk
mendapatkan sifat fisik yang mendekati bensin. Dan dilanjutkan oleh Artayana, IM,
2007, melakukan peneltian penambahan alkohol salak pada bahan bakar bensin untuk
mengetahui kualitas gas buang yang diuji pada sepeda motor. Dari penelitiannya
dihasilkan bahwa : dengan semakin besar persentase penambahan alkohol menyebabkan
gas buang yang dihasilkan seperti kandungan hidrokarbon (HC) dan oksigen (O 2 )
semakin meningkat, sedangkan untuk bahan bakar bensin gas buangnya cenderung lebih
rendah. Semakin besar putaran mesin persentase volume gas buang yang dihasilkan
mengalami penurunan.
Artawan, Sukadana, 2007, melakukan penelitian penggunaan arak api sebagai
bahan bakar pengganti sepeda motor terhadap akselerasi dan konsumsi bahan bakar.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa pada rasio kompresi 9,3:1 dengan bahan bakar arak
api dapat meningkatkan akselerasi dan dapat menghemat konsumsi bahan bakar yaitu
pada gigi 1 (kecepatan 0 – 20 km/jam) akselerasinya sebesar 2,835 m/dt2 dengan
TARGET AKHIR
2006 2007 2008 2009 2010 2012 2013 2014 2015
Kegiatan
penelitian dan
pengabdian
PENELITIAN ARAK BALI SEMAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIVE
Hipotesa awal " bahwa arak bali
mem
iliki nilai kalor yang tinggi dan
mem
iliki sifat yang sama dengan
premium
Hasil dari kegiatan
Laporan hasil penelitian " Untuk
rasio kompresi yang tinggi arak bali
sangat baik untuk bahan
bakar
mesin
Jurnal Ilmiah "Pengaruh rasio
kompresi terhadap
unjuk kerja mesin
empat langkah
menggunakan
arak
bali sebagai bahan
bakar"
Jurnal Ilmiah Nasional "Kajian
Teknis Destilator Tipe Kontinu
Penghasil Bahan
Bakar Alternatif
dari Bahan
Dasar Arak Bali"
Laporan Hasil penelitian "Dengan
destilator tipe ini dengan berbagai
variasi tem
peratur, pada temperatur
60 derajat baru dihasilkan
arak bali
dengan kualitas 85 %
Laporan Hasil PenelitianKualitas
arak bali dihasilkan
mencapai 89,5
%
studi awal dengan coba‐coba dan
studi literatur
Pengaruh variasi rasio kompresi
terhadap
emisi dengan arak bali
sebagai bahan
bakar sepeda motor
empat langkah
Pem
anfaatan
arak bali sebagai bahan
bakar mesin 4 langkah
dengan variasi
rasio kompresi.
Kajian teknis destilator tipe continu
penghasil bahan
bakar alternatif
berbahan
dasar arak bali
Kajian teknis distilator kolom
bertingkat tipe kontinu terhadap
kapasitas dan
kualitas produksi arak
bali
Makalh ilmiah sem
inar Nasional
"Kajian teknis pem
anfaatan
arak
bali sebagai bahan
bakar alternatif
pada mesin injeksi"
Jurnal Ilmiah nasional terakreditasi.
ARAK BALI KUALITA
S . 90 %
Penerapan
Arak sebagai bahan
bakar
pada mesin
Bahan
bakar Baru
RENCANA KEDEPANSUDAH TERLAKSANA
1. Teknologi Tepat
Guna penghasil
arak bali dengan
kualitas > 90 % .
3. menanggulangi
kelangkaan bahan
bakar pada tahun
2022
2. Bahan bakar
alternative
pengganti
premium
2011
Laporan hasil penelitian, draft
artikel ilmiah di berkala nasional.
Laporan Penelitian, A
RTIKEL ILMIAH,
Kajian teknis destilator tipe continu
penghasil bahan
bakar alternatif
berbahan
dasar arak bali
Kajian teknis pem
anfaatan
arak bali
sebagai bahan
bakar alternatif mesin
pem
bakaran
tipe injeksi
Peningkatan
kualitas produksi arak
bali sebagai bahan
bakar alternative
dengan metode distilasi Kontinyu
bertingkat.
Peningkatan
kualitas produksi arak
bali sebagai bahan
bakar alternative
dengan metode distilasi Kontinyu
bertingkat.
Penerapan
Metode Kondensasi paksa
Tipe Crossflow Pada Proses Produksi
Bahan
Bakar Alternatif Arak Terhadap
Kualitas Dan
Kapasitas Produksi
11
konsumsi bahan bakar sebesar 0,091 lt/km, pada gigi 2 (kecepatan 20 – 40 km/jam)
akselerasinya sebesar 1,190 m/dt2 dengan konsumsi bahan bakar sebesar 0,102 lt/km,
pada gigi 3 (kecepatan 40 – 60 km/jam) akselerasinya sebesar 0,518 m/dt2 dengan
konsumsi bahan bakar sebesar 0,117 lt/km dan pada gigi 4 (kecepatan 60 – 70 km/jam)
akselerasinya sebesar 0,146 m/dt2 dengan konsumsi bahan bakar sebesar 0,183 lt/km.
Ervan, sukadana, 2007, Melakukan penelitian mengenai arak api sebagai bahan
bakar pengganti sepeda motor terhadap kandungan gas buang, didapat hasil penelitian
Dengan memvariasikan konsentrasi ethanol sebagai bahan bakar akan sangat
berpengaruh terhadap kandungan gas buang. Dengan konsentrasi yang semakin tinggi gas
buang yang dihasilkan akan semakin baik, seperti kandungan karbon dioksida (CO2)
semakin besar. Untuk karbon monoksida (CO), semakin besar konsentrasi ethanol emisi
CO yang dihasilkan semakin menurun. Untuk Oksigen (O2), semakin besar konsentrasi
ethanol emisi O2 yang dihasilkan akan semakin menurun. Dan untuk kandungan
hidrokarbon (HC), semakin besar konsentrasi ethanol emisi HC yang dihasilkan akan
semakin menurun.
Sukadana, Bandem, 2009 dan 2010, melakukan kajian teknis unjuk kerja
destilator kontinu dan pemanfaatan arak bali sebagai bahan bakar pengganti bensin,
dengan cara menguji pada mesin pembakaran konvesional carburator, dengan beberapa
variable pengujian seperti variable putaran, variable rasio kompresi terhadap unjuk kerja
mesin seperti emisi. Hasil penelitian yang didapat, semakin tinggi temperatur penguapan
semakin tinggi kapasitas produk arak bali tetapi berbanding terbalik dengan kualitas
produk yang semakin rendah. Umumnya dibandingkan bahan bakar bensin, bahan bakar
arak bali menghasilkan gas CO2 lebih besar, CO lebih rendah, HC lebih tinggi dan O2
lebih tinggi. Meningkatnya rasio kompresi berpengaruh terhadap peningkatan CO2,
menurunnya CO, peningkatan emisi HC dan semakin kecil gas O2.
Sukadana, 2011, melakukan kajian teknis distilator kolom bertingkat tipe kontinu
terhadap kapasitas dan kualitas produksi arak bali. Dari penelitian ini diapatkan hasil
bahwa : kapasitas dan kualitas produksi arak bali sangat dipengaruhi oleh banyak jumlah
tingkat destilasi. Semakin banyak jumlah tingkat destilasi semakin rendah kapasitas
produksi, semakin tinggi kualitas produksi dan efisiensi produksi juga semakin rendah.
12
Sukadana 2011, melakukan kajian teknis pemanfaatan arak bali sebagai bahan
bakar alternatif mesin pembakaran tipe injeksi. Didapat hasil bahwa ; Torsi dan daya
yang dihasilkan pada pembakaran dengan bahan bakar arak api lebih kecil dibandingkan
dengan bahan bakar bensin, sedangkan konsumsi bahan bakar dan konsumsi bahan bakar
spesifik untuk bahan bakar arak api lebih tinggi dibandingkan dengan bahan bakar
bensin. Jadi untuk rasio kompresi mesin standar menggunakan bahan bakar arak bali
memiliki performa masih lebih rendah dari bahan bakar bensin.
2.3. Dasar Teori
Alat produksi arak adalah suatu alat yang digunakan untuk pemisahan antara
etanol dan air yang terkandung dalam larutan nira dengan cara pemanasan (evaporastion)
dan pendinginan (condensation). Berdasarkan susunan komponen alat produksi arak
terdiri dari dua komponen utama yaitu : ketel arak (evaporator) yang digunakan untuk
menguapkan nira dan kondensor sebagai alat untuk mengkondensasikan uap nira menjadi
arak bali.
Prinsip kerja dari alat produksi arak adalah nira yang terdapat pada ketel diuapkan
dengan cara pemanasan sehingga nira berubah menjadi uap, kemudian uap yang
terbentuk bergerak dari ketel menuju kondensor melalui saluran keluar ketel sebagai
akibat dari meningkatnya temperatur dan tekanan pada ketel. Perpindahan panas yang
terjadi sebagian besar terjadi secara konveksi antara fluida yang dipancarkan oleh spray
dengan uap panas yang bergerak keatas akibat dari proses pemanasan dan perpindahan
panas secara konveksi pada beberapa bagian peralatan produksi arak. Uap panas yang
keluar dari ketel kemudian di dinginkan pada kondensor sehingga berubah menjadi cairan
arak.
2.3.1. Konduksi (Difusi)
Perpindahan panas konduksi adalah perpindahan panas yang terjadi pada suatu
media padat atau media fluida yang diam akibat adanya perbedaan temperatur antara
permukaan yang satu dengan permukaan yang lain pada media tersebut. Hal ini
merupakan perpindahan energi dari partikel yang lebih energik menuju partikel yang
kurang energik. Pada gas, konduksi terjadi karena gerakan semu molekul-molekul,
sehingga kalor terdifusi dari bagian yang lebih panas kebagian yang lebih dingin. Laju
13
aliran panas dengan cara konduksi dirumuskan oleh ilmuan prancis J.B.J Fourier pada
tahun 1882 yang menyatakan bahwa :
.k -q.
cond (1)
dimana :
(cond)q = Perpindahan panas secara konduksi (W),
k = Konduktivitas thermal (W/m.K),
δT = Difrensial temperatur (K),
δX = Difrensial panjang perpindahan panas (m).
(-) = Perjanjian J.B.J Fourier
2.3.2. Konveksi (Convection)
Perpindahan panas konveksi adalah perpindahan panas yang terjadi dari suatu
permukaan media padat atau fluida yang diam menuju fluida yang mengalir atau
sebaliknya akibat adanya perubahan kecepatan aliran dan perbedaan temperatur. Laju
perpidahan panas dengan cara konveksi dapat dihitung dengan persamaan:
TAhq cconv (2)
dimana :
convq = Perpindahan panas konveksi (W),
hc = Koefisien konveksi (W/m2.K),
A = Luas bidang perpindahan panas (m2),
T = Beda temperatur antara temperatur fluida
dengan temperatur permukaan benda, (K).
Konveksi juga terdiri dari dua bagian yaitu konveksi alamiah dan konveksi paksa
a. Konveksi Alamiah : terjadi akibat adanya gaya apung yang disebabkan oleh
perbedaan densitas, dan perbedaan densitas ini adalah akibat dari adanya gradient
suhu di dalam massa fluida
b. Konveksi Paksa : pergerakan arus konveksi terjadi akibat adanya bantuan dari
peranti mekanik seperti pompa, blower, kompresor, dll
14
2.3.3. Radiasi (Radiation)
Radiasi ialah suatu istilah yang digunakan untuk perpindahan energi melalui
ruang oleh gelombang-gelombang elektromagnetik. Jika radisi berlangsung melalui ruang
kosong, energi tidak ditransformasikan menjadi kalor atau bentuk-bentuk energi yang
lain, dan energi tidak pula akan terbelok dari lintasannya. Sebaliknya bila terdapat zat
pada lintasannya, radiasi itu akan mengalami diteruskan (transmision), dipantulkan
(reflecsion) dan diserap (absorpsion). Laju perpidahan panas dengan cara radiasi dapat
dihitung dengan persamaan:
4TAq radiasi (3)
dimana :
radq = Perpindahan panas radiasi (W)
= Konstanta Stefan-Boltzman, 428 / 1067,5 KmW
A = Luas permukaan perpindahan panas (m2)
T = Temperatur permukaan perpindahan panas (K)
2.3.4. Perpindahan panas didih
Perpindahan panas didih merupakan perubahan fase dari cair ke uap. Bila suatu
permukaan bersentuhan dengan zat cair dan dipelihara pada suhu yang lebih tinggi dari
suhu jenuh zat cair itu, akan terjadi pendidihan. Bila suatu permukaan yang dipanaskan
itu terbenam dibawah permukaan-bebas zat cair, proses itu disebut didih kolam (pool
boiling). Jika suhu zat cair berada dibawah suhu jenuh, proses ini disebut didih dingin
lanjut (subcooled boiling) dan jika zat cair itu terpelihara pada suhu jenuh, proses itu
disebut didih jenuh (saturated boiling).
2.3.5. Perpindahan panas kondensasi
Perpidahan panas kondensasi bila uap jenuh bersentuhan dengan suatu permukaan
yang lebih rendah dari uap jenuh tersebut. Untuk menghitung perpindahan panas
kondensasi, nusselt telah merumuskan koefisien untuk pipa horisontal dengan garis
tengah D dengan persamaan:
d
sv
vx
TTD
Khfggh
1
1
311 ..
(4)
15
Dimana:
ρ1 = kerapatan cairan, dalam Kg/ 3m
ρv = kerapatan uap, dalam Kg/ 3m
g = gaya gravitasi dalam keadaan normal, dalam m/detik 2
h 'fg = panas laten kondensasi atau penguapan rata-rata dalam KJ/kg
K = vikositas termal cairan, dalam m.W/m.K
µ1 = suhu jenuh, dalam K
T sv = suhu uap jenuh, dalam K
T s = suhu permukaan dinding, dalam K
2.4. Destilasi
Destilasi adalah cara pemisahan suatu zat dari suatu larutan menjadi dua atau
lebih zat hasil yang memiliki massa jenis yang berbeda melalui proses pemanasan atau
penguapan. Pada umumnya proses destilasi terdiri dari dua proses antara lain proses
penguapan (evaporasion) dan proses pengembunan (condensation).
2.4.1. Perubahan variabel proses destilasi
Variabel proses pemisahan dengan proses destilasi meliputi:
1. Temperatur proses destilasi.
2. Komposisi umpan.
Variabel-variabel diatas adalah faktor penentu atas pengendalia proses destilasi.
Produk destilasi dapat dihasilkan dengan kualitas tertentu, pada kondisi operasi proses
destilasi yang tertentu pula. Artinya produk destilasi dapat dibuat bervariasi dengan
mengubah variabel proses destilasi.
2.4.2. Perubahan kecepatan aliran
Dalam proses destilasi, berlaku kesetimbangan massa, bahwa kecepatan umpan
masuk sama dengan kecepatan aliran kedua produk destilasi tersebut. Ketidak
seimbangan akan menimbulkan gangguan kualitas produk dan proses destilasi sendiri.
Dibawah ini beberapa hal perubahan kecepatan aliran yang mempengaruhi proses
destilasi :
16
1. Perubahan kecepatan aliran umpan
Perubahan kecepatan aliran umpan, pada proses destilasi akan menyebabkan
jumlah fraksi ringan pada produk bawah (bottom product) akan bertambah dan
akan menyebabkan fraksi lebih berat akan berkurang pada produk atas (over head
product).
2. Perubahan kecepatan aliran produk atas
Perubahan kecepatan aliran produk atas (over head product) akan
menyebabkan:
a. Kecepatan penguapan bertambah.
b. Jumlah fraksi lebih berat bertambah.
Pengaruh perubahan kecepatan aliran produk atas, pada akhirnya akan mengubah
kualitas atau komposisi produk atas dari proses destilasi.
3. Perubahan kecepatan aliran produk bawah
Kecepatan aliraan umpan overhead dan bottom produk dalam kesetimbangan
massa tertentu untuk menghasilkan kualitas tertentu atas produk tertentu. Masing-
masing memiliki aliran tertentu untuk menghasilkan kualitas produk destilasi
tertentu. Dalam prakteknya, proses destilasi berlangsung berkesinambungan untuk
kepentingan komersil artinya kecepatan aliran umpan, overhead dan bottom
produk dimasukan dan dikeluarkan secara berkesinambungan dalam
kesetimbangan. Untuk kepentingan ini suplay dan pemakaian energi pemanasan
dan pendinginan berjalan secara terus menerus.
2.4.3. Perubahan suhu dan tekanan.
Suhu dan tekanan operasi kolom destilasi, merupakan dua variabel proses yang
berbanding lurus. Artinya kenaikan suhu menyababkan kenaikan tekanan atau
sebaliknya.
2.4.4. Pengaruh kenaikan suhu dan tekanan.
Kenaikan suhu dan tekanan dapat terjadi oleh pengendalian yang kurang tepat
atau disebabkan kegagalan fungsi alat pengendalian dan alat pembuat tekanan vakum.
Kenaikan suhu pada dasarnya menyebabkan kecepatan penguapan yang dipisahkan
bertambah. Keadaan ini menyebabkan komponen yang lebih berat akan menguap lebih
17
banyak, yang pada akhirnya dapat mengubah kualitas produk atas dan produk bawah
proses destilasi. Suhu dan tekanan operasi pada proses destilasi adalah dua varibel proses
yang tidak disahkan. Artinya kenaikan suhu akan menyebabkan kenaikan tekanan pada
destilasi. Kedua variabel proses ini tetap dalam kesetimbangan tertentu untuk
menghasilkan produk destilasi dengan kualitas yang baik. Dalam pengendalian penting
mengetahui harga kesetimbangan:
a. Suhu proses destilasi
b. Tekanan proses destilasi
c. Kualitas produk destilasi
2.4.5. Pengaruh penurunan suhu dan tekanan
Seperti halnya kenaikan suhu, penurunan suhu proses destilasi dapat terjadi oleh
pengendalian yang kurang baik atau disebabkan oleh kegagalan fungsi alat pengendali.
Pengaruh penurunan suhu, terhadap kualitas produk destilasi adalah kebalikan pengaruh
kenaikan suhu proses destilasi yaitu:
a. Mengurangi jumlah atau komposisi komponen yang lebih berat.
b. Menambah jumlah atau komposisi komponen yang lebih ringan.
Pengaruh penurunan tekanan yang disebabkan oleh penurunan suhu dapat berakibat :
a. Jumlah atau persentase komponen lebih berat bertambah.
b. Jumlah atau persentase komponen lebih ringan bertambah.
Dan pengaruh kenaikan tekanan yang disebabkan oleh penurunan suhu, adalah kebalikan
dari penurunan suhu.
2.5. Evaporasi
Perpidahan kalor ke zat cair mendidih yang sering ditemukan sehingga sering di
tangani sebagai operasi tersendiri, operasi itu disebut evaporasi atau penguapan
(evaporation). Tujuan evaporasi adalah untuk menguapkan larutan yang terdiri dari zat
terlarut yang tak mudah menguap dan larutan yang mudah menguap. Dalam kebanyakan
proses evaporasi, pelarutnya adalah air, evaporasi dilakukan dengan menguapkan
sebagian dari pelarut sehingga didapatkan larutan zat cair yang pekat yang memiliki
konsentrasi lebih tinggi. Biasanya dalam evaporasi, zat cair pekat itulah yang merupakan
18
produk yang berharga dan uapnya di kondensasikan dan dibuang. Tetapi, dalam situasi
tertentu kebalikannya yang benar.
2.5.1. Operasi efek tunggal dan efek ganda
Kebanyakan evaporator dipanaskan dengan uap yang kondensasi diatas tabung-
tabung logam. Bahan yang akan di evaporasi biasanya mengalir didalam tabung. Uap
yang digunakan biasanya uap bertekanan rendah, di bawah 3 atm abs, zat cair yang
mendidih biasanya berada dalam vakum sedang, yaitu sampai kira-kira 0.05 atm abs.
Bila kita menggunakan satu evaporator saja, uap yang mendidih dikondensasikan
dan dibuang. Metode ini biasanya disebut evaporator efek tunggal (single-effect
evaporation) walaupun sederhana, namun proses ini tidak efektif dalam penggunaan uap.
Untuk menguapkan 1 lb air dari larutan, diperlukan 1 sampe 1.3 lb uap. Jika uap dari
evaporator dimasukkan kedalam rongga uap (steam chest) evaporator kedua. Dan uap
yang dari evaporator ke dua dimasukan ke kondensor, maka operasi itu akan menjadi
efek dua kali atau efek dua (double efek).
2.5.2. Jenis-jenis evaporator
Jenis-jenis utama evaporator tabung dengan pemasukan uap yang banyak dewasa
ini adalah :
1. Evaporator vertikal tabung pajang
a. Aliran ke atas (film-panjat)
b. Aliran ke bawah (film-jatuh)
c. Sirkulasi paksa.
2. Evaporator film-aduk
Evaporator dapat dioperasikan menjadi satu lintas atau unit sirkulasi. Dalam
operasi satu lintas, cairan itu unit pekat dilewatkan dalam suatu tabung hanya satu kali
lewat saja, uapnya lepas dan keluar umpan seluruh dari cairan dalam evaporasi
dilaksanakan dalam satu lintas saja. Rasio evaporasi terhadap umpan pada dalam sutu
lintas itu terbatas, jadi evaporator ini cocok digunakan untuk operasi efek berganda, di
mana pemekatan total dibagi-bagi dalam beberapa efek. Pada evaporator sirkulasi
(circulation evaporator) terdapat suatu kolom zat cair di dalam alat itu. Uap masuk
bercampur dengan zat cair didalam kolam, dan campuran itu lalu dialirkan melalui
19
tabung- tabung evaporator. Zat cair yang tidak menguap dikeluarkan dari tabung kembali
ke kolam, sehingga sebagian saja dari keseluruhan evaporasi yang berlangsung dalam
suatu lewatan. Evaporasi paksa biasanya semuanya dioperasikan dalam cara ini
evaporator film panjat biasanya unit sirkulasi.
2.6. Kondensor
Kondensor adalah peranti penukar kalor khusus yang digunakan untuk
mencairkan uap dengan mengambil kalor. Kalor laten diambil dengan menyerapnya ke
dalam zat cair yang lebih dingin yang disebut pendingin (coolant). Karena suhu
pendingin di dalam kondensor itu meningkat karena itu, maka alat itu dengan demikian
juga bekerja sebagai pemanas. Namun sebagai fungsinya, kegiatan kondensasi itulah
yang terlebih penting , dan hal ini tercermin pada namanya. Kondensor dapat dibagi atas
dua golongan yaitu :
1. Dalam golongan pertama yang disebut kondensor jenis selongsong-dan-tabung
(shell and tube condenser), uap yang dikondensasi dipisahkan dari pendingin
oleh permukaan perpindahan kalor berbentuk tabung.
2. Dalam golongan kedua yang disebut kondensor kontak (contact condenser) ,arus
pendingin dan arus uap yang keduanya biasanya adalah air, bercampur secara
fisik , dan meninggalkan kondensor sebagai satu arus tunggal.
20
BAB 3
TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
3.1. Tujuan
Tujuan Khusus :
Mengembangkan teknologi produksi arak bali yang dapat menghasilkan arak bali
dengan kapasitas tinggi dan kualitas lebih besar dari 90 %, sehingga ketersediaanya
cukup dan dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif pengganti premium pada
kendaraan bermotor.
Tujuan Umum :
Mendukung kebijakan pemerintah dalam usaha mencegah terjadinya kelangkaan
energi bahan bakar, meningkatkan pemanfaatan energi alternative pada tahun 2022 dan
mencari sumber energi baru dan terbarukan. Meningkatkan usaha perlindungan dan
pelestarian fungsi lingkungan hidup dengan pemanfatan energi ramah lingkungan.
3.2. Target Temuan/Inovasi
Target penelitian tahun pertama adalah: satu unit Teknologi Tepat Guna yaitu
Kondensor tipe serpentine tube tipe aliran fluida paksa, yang digunakan untuk
mempercepat proses kondensasi uap menjadi arak Bali cair. Produk bahan bakar
alternatif yaitu arak Bali dengan kualitas > 90 %. Artikel di berkala ilmiah nasional
pada Jurnal Teknik Mesin.
Target penelitian tahun kedua adalah : pembuktian secara ilmiah penggunaan arak
bali dengan kualitas > 90 % pada mesin kendaraan dengan cara mengaplikasikan secara
langsung penggunaan arak bali sebagai bahan bakar pada mesin kendaraan. Artikel di
berkala ilmiah nasional pada Jurnal Teknik Mesin UNUD. Bahan ajar pada Mata
kuliah Bahan Bakar dan Motor Bakar Dalam.
21
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1. Bagan Alir Penelitian
Penelitian dan hasil dari kegiatan penelitian yang telah dilaksanakan dengan
indikator capaian setiap kegiatan penelitian yaitu pemanfaatan arak bali sebagai bahan
bakar alternative pada mesin kendaraan.
Gambar 2. Roadmap penelitian
4.2. Gambaran umum peralatan destilaor dilengkapi kondensor aliran fluida paksa
Gambar 3. Diagram peralatan destilator kontinyu bertingkat
Bak penampung (1) sebagai tempat penampung nira atau bahan baku dengan
volume 20 liter, dengan ukuran 50 cm x 50 cm x 50 cm. Pompa (2) sebagai alat untuk
memompakan nira dari bak penampung menuju spreyer (5) melewati pipa saluran suply
TARGET AKHIR
2006 2007 2008 2009 2010 2012 2013 2014 2015
Kegiatan
penelitian dan
pengabdian
PENELITIAN ARAK BALI SEMAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIVE
Hipotesa awal " bahwa arak bali
mem
iliki nilai kalor yang tinggi dan
mem
iliki sifat yang sama dengan
premium
Hasil dari kegiatan
Laporan hasil penelitian " Untuk
rasio kompresi yang tinggi arak bali
sangat baik untuk bahan
bakar
mesin
Jurnal Ilmiah "Pengaruh rasio
kompresi terhadap
unjuk kerja mesin
empat langkah
menggunakan
arak
bali sebagai bahan
bakar"
Jurnal Ilmiah Nasional "Kajian
Teknis Destilator Tipe Kontinu
Penghasil Bahan
Bakar Alternatif
dari Bahan
Dasar Arak Bali"
Laporan Hasil penelitian "Dengan
destilator tipe ini dengan berbagai
variasi tem
peratur, pada temperatur
60 derajat baru dihasilkan
arak bali
dengan kualitas 85 %
Laporan Hasil PenelitianKualitas
arak bali dihasilkan
mencapai 89,5
%
studi awal dengan coba‐coba dan
studi literatur
Pengaruh variasi rasio kompresi
terhadap
emisi dengan arak bali
sebagai bahan
bakar sepeda motor
empat langkah
Pem
anfaatan
arak bali sebagai bahan
bakar mesin 4 langkah
dengan variasi
rasio kompresi.
Kajian teknis destilator tipe continu
penghasil bahan
bakar alternatif
berbahan
dasar arak bali
Kajian teknis distilator kolom
bertingkat tipe kontinu terhadap
kapasitas dan
kualitas produksi arak
bali
Makalh ilmiah sem
inar Nasional
"Kajian teknis pem
anfaatan
arak
bali sebagai bahan
bakar alternatif
pada mesin injeksi"
Jurnal Ilmiah nasional terakreditasi.
ARAK BALI KUALITA
S . 90 %
Penerapan
Arak sebagai bahan
bakar
pada mesin
Bahan
bakar Baru
RENCANA KEDEPANSUDAH TERLAKSANA
1. Teknologi Tepat
Guna penghasil
arak bali dengan
kualitas > 90 % .
3. menanggulangi
kelangkaan bahan
bakar pada tahun
2022
2. Bahan bakar
alternative
pengganti
premium
2011
Laporan hasil penelitian, draft
artikel ilmiah di berkala nasional.
Laporan Penelitian, A
RTIKEL ILMIAH,
Kajian teknis destilator tipe continu
penghasil bahan
bakar alternatif
berbahan
dasar arak bali
Kajian teknis pem
anfaatan
arak bali
sebagai bahan
bakar alternatif mesin
pem
bakaran
tipe injeksi
Peningkatan
kualitas produksi arak
bali sebagai bahan
bakar alternative
dengan metode distilasi Kontinyu
bertingkat.
Peningkatan
kualitas produksi arak
bali sebagai bahan
bakar alternative
dengan metode distilasi Kontinyu
bertingkat.
Penerapan
Metode Kondensasi paksa
Tipe Crossflow Pada Proses Produksi
Bahan
Bakar Alternatif Arak Terhadap
Kualitas Dan
Kapasitas Produksi
22
(4) sehingga terjadi pengabutan pada bagian atas kolom/ketel (6), akibat berat jenis lebih
besar maka nira pada kolom (6) akan mengalir kebawah, bersamaan dengan itu juga ada
aliran uap nira dari bagian bawah kolom (6) akibat pemanasan oleh pemanas (8),
sehingga terjadilah kontak lawan arah antara uap nira dari bagian bawah kolom dengan
nira dari bagian atas kolom secara konveksi. Pemanas (8) berdaya 1000 Watt dan bekerja
sesuai dengan temperatur seting (7) yang diseting dengan thermoseting (9). Akibat
adanya pergerakan uap kebagian atas kolom dengan nira kebagian bawah kolom akan
terjadi proses penguapan untuk partikel yang mudah menguap dan terkondensasi untuk
partikel yang susah menguap secara konveksi. Cairan yang tidak menguap akan
tertampung pada bagian bawah kolom, dan bila jumlahnya berlebihan akan dikembalikan
ke bak (1) melalui saluran pelimpah (3). Uap yang sampai pada bagian atas kolom
selanjutnya mengalir menuju kondensor (12). Dengan bantuan aliran paksa air pendingin
oleh pompa (16) dari bak air (17) melewati kondensor, maka uap yang mengalir dalam
kondensor akan terkondensasi menjadi kondensat yang selanjutnya ditampung pada botol
(15). Proses tersebut berlangsung secara terus menerus (kontinu).
4.2.1 Proses kerja Destilator bertingkat
Proses kerja ketel arak tipe bertingkat yaitu bahan baku nira yang digunakan
dituang ke dalam bak penampung nira (1) yang nantinya akan dialirkan oleh pompa (2)
menuju spray (5) dan menghasilkan pancaran fluida bertekanan yang masuk kedalam
ketel (6). Setelah ketel terisi maka thermoseting (9) diatur konstan pada temperatur 80˚C.
Fluida yang telah panas dan mengalami penguapan maka akan cenderung
bergerak keatas akibat dari perubahan berat jenis fluida. Uap yang bergerak keatas akan
melewati varporated plate yang dipasang bertingkat dan mengalami perpindahan panas
secara konveksi pada vaporated plate bertingkat. Perpindahan panas juga terjadi antara
fluida yang dipancarkan oleh spray dengan uap yang naik melewati vaporated plate dan
perpindahan panas konduksi antara permukaan dinding bawah dengan bagian dalam dan
juga dengan permukaan dinding bagian atas akibat adanya perbedaan temperatur. Fluida
yang sampai kebawah akan dipanaskan kembali oleh pemanas dan mengalami proses
yang sama. Jika fluida berlebih akan langsung terbuang ke bak penampungan nira untuk
dialirkan kembali ke dalam ketel melewati saluran spreyer. Uap akan dialirkan melalui
23
pipa saluran masuk kedalam kondensor dan akan mengalami proses pendinginan oleh air
pendingin hingga menjadi arak bali yang akan dialirkan menuju media penampung.
4.3. Pengujian destilator arak
4.3.1. Mesin destilasi arak bali
Mesin destilasi arak terdiri dari dua bagian komponen utama yaitu ketel dan
kondensor, dan juga beberapa bagian komponen tambahan. Adapun dimensi dari bagian-
bagian tersebut adalah :
Ketel
1. Ketel terbuat dari plat stainless stell dengan ketebalan 0,8 mm.
2. Kontruksi elemen pemanas (heater).
3. Tutup ketel terbuat dari plat stainless stell dengan ketebalan 0,8 mm.
4. Tempat thermo setting terbuat dari plat stainless stell dengan ketebalan 0,8
mm.
Kondensor
1. Saluran masuk kondensor terbuat dari pipa stainless stell dengan diameter
1 inch.
2. Tipe kondensor yang dipakai adalah tipe serpentine tube bersirif.
3. Tube dan sirif terbuat dari pipa tembaga.
4.3.2. Alat ukur
Adapun beberapa alat-alat ukur yang digunakan dalam percobaan adalah sebagai
berikut :
1. Thermometer sebanyak 4 buah untuk mengukur temperatur fluida sisi masuk
dan sisi keluar
2. Stopwatch sebanyak 1 buah yang digunakan sebagai alat pencatat waktu selama
percobaan.
3. Voltmeter/ampermeter sebanyak 1 buah yang digunakan untuk mengukur daya
listrik yang masuk ke heater
4. Gelas ukur sebanyak 1 buah digunakan untuk debit aliran fluida yang keluar
dari kondensor
24
5. Thermocopel sebanyak 5 buah untuk mengukur distribusi temperatur uap pada
kolom destilasi bertingkat.
4.3.3. Langkah pengujian destilator arak bali
Adapun pengujian ini dilakukan untuk mengetahui unjuk kerja destilator arak bali
hasil rancangan, dengan langkah pengujian yang dilakukan sebagai berikut :
1. Nira yang dipakai sebagai bahan dasar diasumsikan kualitasnya sama yaitu dari
nira pohon lontar.
2. Menempatkan alat-alat ukur
3. Hidupkan pompa nira (1)
4. Hidupkan pemanas destilator 1 dan mengatur temperature pada 80 oC.
5. Hidupkan pompa kondensor (16)
6. Hidupkan pompa nira (2)
7. Hidupkan pemanas destilator 2 dan mengatur temperature pada 60 oC.
8. Tunggu sampai tetesan pertama pada botol (15)
9. Ambil data sebagai berikut :
Waktu pengoperasian ketel arak (t) dalam jam
Volume arak hasil (V) dalam ml
Temperatur uap masuk kondensor (Tu.in) dalam 0 C
Temperatur cairan arak keluar kondensor (T u.out) dalam 0C
Temperatur fluida pendingin masuk kondensor (Tw in) dalam 0 C
Ambil sample arak untuk diuji dai lab. Kimia Analitik.
25
Air Masuk
Air Keluar
Posisi 1 Posisi 2 Posisi 3 Posisi 4
27.44 27.6 38.22 38.14 39.09 39.14
27,81 28.09 42.8 43.69 45.09 45.31
28,11 28.29 56.55 56.65 57.08 57.63
28,40 28.58 66.63 66.84 68.25 68.93
28.59 28.87 71.21 71.47 71.68 72.01
28.88 29.07 73.96 74.24 75.68 76.12
29.07 29.26 75.79 76.09 76.82 77.15
29.26 29.55 77.62 77.94 78.54 79.2
28.55 29.75 77.62 77.94 78.54 79.2
28.74 29.94 77.62 77.94 78.54 79.2
28.93 30,14 77.62 77.94 78.54 79.2
29.64 29.94 77.62 77.94 78.54 79.2
110.ml
Distribusi Temperatur Ketel (OC)Temperatur Kondensor
Vhasil Waktu Operasi
(jam)top
2:00:00
Ketel Arak Tipe
Kontinyu
Satu Tingkat
BAB 5
DATA DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
5.1. Perlakuan Pada Kondensasi Aliran Paksa Satu Tingkat.
Dari proses destilasi pada destilator kontinu satu tingkat dengan proses
kondensasi aliran fluida paksa yang telah dilakukan dengan menggunakan bahan dasar
arak bali yang berasal dari nira enau, maka diperoleh data distribusi temperatur pada ketel
dan kondensor seperti pada tabel berikut :
Tabel 1. Data distribusi temperatur pada destilator satu tingkat aliran fluida paksa
Gambar 4. Distribusi temperatur pada destilator satu tingkat aliran fluida paksa
26
Air Masuk
Air Keluar
Posisi 1 Posisi 2 Posisi 3 Posisi 4
26 26.14 33.64 35.36 39.09 40.17
26.09 26.24 43.72 44.62 47.66 48.39
26.28 26.43 52.88 53.88 55.38 56.6
26.57 26.72 60.21 61.28 62.24 62.77
26.86 26.92 63.88 65.91 68.25 69.96
27.15 27.21 65.71 68.69 73.67 73.04
27.34 27.41 67.54 70.54 73.67 73.07
27.53 27.7 68.46 72.39 74.25 74.07
27.72 27.9 70.29 73.32 74.25 75.09
27.92 28.09 70.29 73.32 74.25 75.09
28.11 28.29 70.29 73.32 74.25 75.09
28.30 28.48 70.29 73.32 74.25 75.09
Vhasil
Waktu Operasi
(jam)
Distribusi Temperatur Ketel (OC)
2:00:0040,5 ml
Temperatur KondensorKetel Arak
Tipe Kontinyu
DuaTingkat
Dari proses destilasi pada destilator kontinu satu tingkat yang telah dilakukan
dengan menggunakan bahan dasar arak bali, maka dapat dianalisa distribusi temperatur
pada kolom evaporator seperti berikut. Hasil dari destilasi pada destilator satu tingkat
dengan menggunakan 6 liter bahan baku arak Bali menghasilkan 110 ml selama 120
menit dengan laju produksi sebesar 55 ml/jam. Dengan distribusi temperatur pada setiap
posisi pengukuran baik pada kondensor maupun pada ketel pemanas seperti gambar 4.1.
Dari gambar 4.1, dari 10 menit sampai 50 menit waktu operasi proses pemanasan
berlangsung distribusi temperatur pada setiap posisi pengukuran cendrung mengalami
peningkatan, dan diatas waktu 70 menit memiliki kecendrungan konstan atau mengarah
pada kondisi steady state. Artinya proses penguapan terjadi setelah proses pemanasan
berlangsung selama 50 menit, terlihat temperatur capaian pada saat 50 menit mencapai
temperatur penguapan ethanol sekitar 70 OC.
5.2. Perlakuan Pada Kondensasi Aliran Paksa Dua Tingkat.
Dari proses destilasi pada destilator kontinu dua tingkat menggunakan kondensor
aliran fluida paksa yang telah dilakukan dengan menggunakan bahan dasar arak bali yang
berasal dari nira enau, maka diperoleh data distribusi temperatur baik pada ketel maupun
pada kondensor seperti pada tabel berikut :
Tabel 2. Data distribusi temperatur pada destilator dua tingkat aliran fluida paksa
Dari proses destilasi pada destilator kontinu dua tingkat yang telah dilakukan
dengan menggunakan bahan dasar arak bali, maka dapat dianalisa pola distribusi
27
temperatur pada kolom evaporator sebagai berikut. Hasil dari destilasi pada destilator dua
tingkat dengan menggunakan 6 liter bahan baku arak Bali menghasilkan 40,5 ml selama
120 menit, dengan laju produksi sebesar 20,25 ml/jam. Dengan pola distribusi temperatur
pada setiap posisi pengukuran baik pada kondensor maupun pada ketel pemanas seperti
grafik di bawah ini.
Gambar 5. Distribusi temperatur pada destilator dua tingkat aliran fluida paksa
Dari gambar diatas, selama waktu operasi lima puluh menit pertama distribusi
temperatur mengalami kecendrungan meningkat secara linier, dan semakin lama proses
pemanasan berlangsung nilai distribusi temperatur pada setiap posisi pengukuran
cendrung konstan atau mengarah pada kondisi steady state. Artinya pada destilator dua
tingkat proses penguapan terjadi setelah proses pemanasan berlangsung selama 50 menit,
terlihat temperatur capaian pada saat 40 menit mencapai temperatur penguapan ethanol
sekitar 65 OC. Lebih cepat 10 menit dari model destilator satu tingkat.
5.3. Perlakuan Pada Kondensasi Aliran Paksa Tiga Tingkat.
Dari proses destilasi pada destilator kontinu tiga tingkat dengan menggunakan
kondensasi aliran fluida paksa yang telah dilakukan dengan menggunakan bahan dasar
arak bali yang berasal dari nira enau, maka diperoleh data pola distribusi temperatur
seperti pada tabel berikut :
28
Air Masuk
0C
Air Keluar
0C
Posisi 1 Posisi 2 Posisi 3 Posisi 4
28.40 28.58 38.22 38.14 39.09 39.14
28.59 28.77 45.55 46.47 46.81 47.36
28.11 28.29 51.96 52.02 54.53 55.56
28.20 28.38 53.8 55.73 56.24 57.63
28.40 28.58 55.63 56.65 57.96 58.66
28.49 28.87 56.55 58.51 58.81 59.69
28.68 28.97 57.46 58.51 58.81 59.69
28.78 29.07 57.46 59.43 59.67 59.69
28.88 29.26 58.38 59.43 59.67 60.71
28.97 29.36 58.38 59.43 59.67 60.71
29.16 29.46 58.38 59.43 59.67 60.71
29.26 29.55 58.38 59.43 59.67 60.71
Distribusi Temperatur KetelWaktu
Operasional (jam)
Vhasil
Ketel Arak Tipe
Kontinyu
Tiga Tingkat
12.5.ml
Temperatur
2:00:00
Tabel 3. Data distribusi temperatur pada destilator tiga tingkat aliran fluida paksa
Dari gambar dibawah, tiga puluh menit pertama pola distribusi temperatur
mengalami kecendrungan meningkat, diatas 30 menit waktu proses pemanasan
berlangsung pola distribusi temperatur pada setiap posisi pengukuran cendrung konstan
atau mengarah pada kondisi steady state.
Gambar 6. Distribusi temperatur pada destilator tiga tingkat aliran fluida paksa
Artinya pada destilator tiga tingkat proses penguapan terjadi setelah proses
pemanasan berlangsung selama 30 menit, terlihat temperatur capaian pada saat 30 menit
29
mencapai temperatur penguapan ethanol sekitar 56 OC. Lebih cepat 20 menit dari dua
tingkat. Dari proses destilasi pada destilator kontinu tiga tingkat yang telah dilakukan
dengan menggunakan bahan dasar arak bali, maka dapat dianalisa pola distribusi
temperatur pada kolom evaporator seperti berikut : Hasil dari destilasi pada destilator tiga
tingkat dengan menggunakan 6 liter bahan baku arak Bali menghasilkan 12,5 ml selama
120 menit dengan laju produksi 6,25 ml/jam. Dengan pola distribusi temperatur pada
setiap posisi pengukuran baik pada kondensor maupun pada ketel pemanas seperti grafik
di bawah ini.
5.4. Perbandingan jumlah tingkat terhadap kapasitas dan kualitas
Tabel 4. Data Perbandingan jumlah tingkat terhadap kapasitas dan kualitas
Gambar 7. Distribusi temperatur pada destilator tiga tingkat aliran fluida paksa
Ketel Arak Tipe Kontinyu Volume
Hasil (ml)
Waktu
Operasi
(jam)
Laju
Produksi
(ml/jam)
Kwalitas
Produksi
(%)
Satu Tingkat 110 2 55 68.59
Dua Tingkat 40.5 2 20.25 84.64
Tiga Tingkat 12.5 2 6.25 94.86
30
Dari semua grafik diatas dapat dijelaskan bahwa, semakin banyak tingkat
destilator mempengaruhi rata-rata pola distribusi temperatur proses mengalami
penurunan. Pada setiap tingkat proses distribusi temperatur menunjukan trend yang sama.
Hal ini menunjukan bahwa proses penguapan berlangsung pada evaporator lebih cepat.
Tetapi sebaliknya laju produksi mengalami penurunan, hal ini dipengaruhi oleh proses
kondensasi pada kondensor yang masih lambat. Dari grafik diatas dapat dijelskan bahwa
semakin banyak tingkat destilator kontinu berpengaruh pola distribusi temperatur
penguapan semakin rendah, sebaliknya semakin banyak tingkat destilator kontinu
berpengaruh laju produksi yang semakin rendah.
5.5. ANALISA
Dari semua grafik diatas dapat dijelaskan bahwa, semakin banyak tingkat
destilator mempengaruhi rata-rata pola distribusi temperatur proses mengalami
penurunan. Pada setiap tingkat proses distribusi temperatur menunjukan trend yang sama.
Hal ini menunjukan bahwa proses penguapan berlangsung pada evaporator lebih cepat.
Tetapi sebaliknya laju produksi mengalami penurunan, hal ini dipengaruhi oleh proses
kondensasi pada kondensor yang masih lambat.
Dari grafik diatas dapat dibagi dalam dua zone antara lain : untuk satu dan dua
tingkat destilator, Zone 10 menit sampai sampai 50 menit adalah proses pemanasan
etanol sampai mencapai temperatur 70 oC. Zone 50 meint sampai 120 menit merupakan
proses penguapan ethanol. Dan untuk destilator 3 tingkat zone 10 menit sampai 30 menit
merupakan zone proses pemanasan, zone 30 sampai 120 menit terlihat sebagai zone
penguapan.
Dari grafik diatas dapat dijelskan bahwa semakin banyak tingkat destilator
kontinu berpengaruh pola distribusi temperatur penguapan semakin rendah, sebaliknya
semakin banyak tingkat destilator kontinu berpengaruh laju produksi yang semakin
rendah.
31
BAB 6
RENCANA TAHAP BERIKUTNYA
6.1. Rencana Kedepan.
Berdasarkan gambar dibawah rencana kedepan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut :
TARGET AKHIR
2006 2007 2008 2009 2010 2012 2013 2014 2015
Kegiatan
penelitian dan
pengabdian
PENELITIAN ARAK BALI SEMAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIVE
Hipotesa awal " bahwa arak bali
mem
iliki nilai kalor yang tinggi dan
mem
iliki sifat yang sama dengan
premium
Hasil dari kegiatan
Laporan hasil penelitian " Untuk
rasio kompresi yang tinggi arak bali
sangat baik untuk bahan
bakar
mesin
Jurnal Ilmiah "Pengaruh rasio
kompresi terhadap
unjuk kerja mesin
empat langkah
menggunakan
arak
bali sebagai bahan
bakar"
Jurnal Ilmiah Nasional "Kajian
Teknis Destilator Tipe Kontinu
Penghasil Bahan
Bakar Alternatif
dari Bahan
Dasar Arak Bali"
Laporan Hasil penelitian "Dengan
destilator tipe ini dengan berbagai
variasi tem
peratur, pada temperatur
60 derajat baru dihasilkan
arak bali
dengan kualitas 85 %
Laporan Hasil PenelitianKualitas
arak bali dihasilkan
mencapai 89,5
%
studi awal dengan coba‐coba dan
studi literatur
Pengaruh variasi rasio kompresi
terhadap
emisi dengan arak bali
sebagai bahan
bakar sepeda motor
empat langkah
Pem
anfaatan
arak bali sebagai bahan
bakar mesin 4 langkah
dengan variasi
rasio kompresi.
Kajian teknis destilator tipe continu
penghasil bahan
bakar alternatif
berbahan
dasar arak bali
Kajian teknis distilator kolom
bertingkat tipe kontinu terhadap
kapasitas dan
kualitas produksi arak
bali
Makalh ilmiah sem
inar Nasional
"Kajian teknis pem
anfaatan
arak
bali sebagai bahan
bakar alternatif
pada mesin injeksi"
Jurnal Ilmiah nasional terakreditasi.
ARAK BALI KUALITA
S . 90 %
Penerapan
Arak sebagai bahan
bakar
pada mesin
Bahan
bakar Baru
RENCANA KEDEPANSUDAH TERLAKSANA
1. Teknologi Tepat
Guna penghasil
arak bali dengan
kualitas > 90 % .
3. menanggulangi
kelangkaan bahan
bakar pada tahun
2022
2. Bahan bakar
alternative
pengganti
premium
2011
Laporan hasil penelitian, draft
artikel ilmiah di berkala nasional.
Laporan Penelitian, A
RTIKEL ILMIAH,
Kajian teknis destilator tipe continu
penghasil bahan
bakar alternatif
berbahan
dasar arak bali
Kajian teknis pem
anfaatan
arak bali
sebagai bahan
bakar alternatif mesin
pem
bakaran
tipe injeksi
Peningkatan
kualitas produksi arak
bali sebagai bahan
bakar alternative
dengan metode distilasi Kontinyu
bertingkat.
Peningkatan
kualitas produksi arak
bali sebagai bahan
bakar alternative
dengan metode distilasi Kontinyu
bertingkat.
Penerapan
Metode Kondensasi paksa
Tipe Crossflow Pada Proses Produksi
Bahan
Bakar Alternatif Arak Terhadap
Kualitas Dan
Kapasitas Produksi
32
BAB 7
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1. Kesimpulan
Dari penelitian yang telah dilaksanakan dapat dijelskan bahwa : Semakin banyak tingkat
destilator kontinu berpengaruh pola distribusi temperatur penguapan semakin rendah, dan
semakin banyak tingkat destilator kontinu berpengaruh laju produksi yang semakin rendah,
sebaliknya kualitas produksi semakin besar.
7.2. Saran
Dari keseluruhan penelitian yang sudah dilakukan ada bebrapa hal yang perlu
disarankan pada peneliti berikutnya :
1. Untuk menjaga agar kualitas bahan baku tetap sama sebaiknya
menggunakan bahan baku yang memiliki kualitas yang konstan.
2. Untuk penyempurnaan dari sistem perlu diadakan penelitian lanjutan, terhadap
penggunaan bahan baku dari berbagai sumber seperti dari buah-buahan yang
busuk, dan lainnya. Dan pengujian pada kendaraan juga harus diuji terhadap daya
dan SFC mesin.
33
DAFTAR PUSTAKA
A.K. Shaha. 1974. “ Combustion Engineering and Fuel Technology”. Oxford & IBH
Publishing Co., New Delhi.
Arismunandar, W. 1988. Motor Bakar Torak. ITB Bandung.
Edward, F.,1973, Internal Combustion Engine and Air Pollution. Third Edition. Harper
& Row. Publisher. New York. Hager Stownson Francisco.
Julian, C., 1990, Operasi Teknik Kimia. Edisi ke empat. Jilid 2. Erlangga.
Keenan. Kleinfelter.Dkk.1984.” Kimia Untuk Universitas”.Edisi ke enam. Erlangga
,Jakarta
Sukadana, 2007, ” Pengaruh variasi rasio kompresi terhadap emisi dengan arak bali
sebagai bahan bakar sepeda motor empat langkah”, Laporan Penelitian, Universitas
Udayana.
Sukadana, 2008, ” Pemanfaatan arak bali sebagai bahan bakar mesin 4 langkah dengan
variasi rasio kompresi”, Laporan Penelitian, Universitas Udayana.
Sukadana, 2009, 2010, ” Kajian teknis destilator tipe continu penghasil bahan bakar
alternatif berbahan dasar arak bali”, Laporan Penelitian, Universitas Udayana.
Sukadana, 2011, ” Kajian teknis pemanfaatan arak bali sebagai bahan bakar alternatif
mesin pembakaran tipe injeksi”, Laporan Penelitian, Universitas Udayana.
Sukadana, 2011, ” Kajian teknis distilator kolom bertingkat tipe kontinu terhadap
kapasitas dan kualitas produksi arak bali”, Laporan Penelitian, Universitas Udayana.
Sukadana, 2013, ” Peningkatan kualitas produksi arak bali sebagai bahan bakar
alternative dengan metode distilasi Kontinyu bertingkat”, Laporan Penelitian,
Universitas Udayana.
Yuli Setyo Indartono. 2005 Bioethanol, Alternatif Energi Terbarukan : Kajian Prestasi
Mesin dan Implementasi di Lapangan.
36
Lampiran 2. Biodata Peneliti
I. IDENTITAS DIRI .
1. Riwayat Hidup Ketua Peneliti
1 Nama Lengkap (dengan gelar) I Gusti Ngurah Putu Tenaya, ST., MT. L/P 2 Jabatan Fungsional Lektor Kepala 3 Jabatan Struktural - 4. NIP/NIK/No.Identitas lainnya 19680726 199603 1 001 5. NIDN 0026076804 6. Tempat dan Tanggal Lahir Petang-Badung, 26 Juli 1968 7. Alamat Rumah Br. Petang, Desa Petang, Kec. Petang, Kab.
Badung 8. Nomor Telepon/Faks /HP 08123616825 9. Alamat Kantor Bukit Jimbaran 10. Nomor Telepon/Faks 0361-703321 11. Alamat e-mail [email protected] 12 Lulusan yang telah dihasilkan S-1= 29 orang; S-2= …orang; S-3= ….orang 13 Mata Kuliah yang diampu 1. Motor Bakar Dalam
2. BB, Pelumas & T. Pembakaran 3. Kalkulus II 4. Aljabar Linier
B. Riwayat Pendidikan
Program S-1 S-2 S-3
Nama Perguruan Tinggi Universitas Udayana
Universitas Brawijaya
Bidang Ilmu Teknik Mesin Teknik Mesin Tahun Masuk 1988 2005 Tahun Lulus 1994 2007 Judul Skripsi/Thesis/Desertasi
Analisa Perpindahan Panas Terhadap Selubung Bangunan Dalam Pengkondisian Udara
Pengaruh Temperatur Reaktan Terhadap Bentuk dan Kecepatan Rambat Api Premixed Berbahan Bakar Gas Pada Ruang Bakar Model Helle Shaw Cell
Nama Pembimbing/Promotor
1. Ir Budi Kukuh Widodo, MS
2. Ir. I Wayan Bandem Adnyana, MT
1. Dr. Eng. Anindito Purnowidodo, ST, M.Eng.
2. Mega Nur Sasongko, ST, MT
37
C. Pengalaman Penelitian dalam 5 Tahun Terakhir
No. Tahun Judul Penelitian Pendanaan Sumber Jml
(Juta Rp.)
1 2007 Analisa Variasi Jarak Pembuluh Terhadap Unjuk Kerja Kondensor Kulkas
Dosen Muda (DP2M-DIKTI)
7,5
2 2007 Studi Eksperimental Pengaruh Variasi Bilangan Reynolds Dan Sudut Perletakan Terhadap Unjuk Kerja Alat Penukar Panas Tipe Pembuluh Aliran Melintang
Dosen Muda (DP2M-DIKTI)
7,5
3 2008 Analisa Variasi Geometri Sirip Terhadap Unjuk Kerja Kondensor Kulkas (Anggota Tim)
DIPA UDAYANA 5
4 2009 Kajian Teknis Destilator Tipe Kontinyu Penghasil Bahan Bakar Alternatif Dari Bahan Dasar Arak Bali (Anggota Tim)
Hibah Kompetitif Penelitian Sesuai Prioritas Nasional Batch II
78
5 2010 Kajian teknis destilator tipe continu penghasil bahan bakar alternatif berbahan dasar arak bali (Tahun II)
Penelitian prioritas nasional DP2M-DIKTI
70
6 2011 Pengaruh Air Fuel Ratio Terhadap Emisi Gas Buang Berbahan Bakar LPG Pada Ruang Bakar Model Helle Shaw Cell (Ketua)
Hibah Penelitian Jurusan Teknik Mesin Dengan Dana Dipa Unud No : 0791/023-04.2.01/20/2011
10
7 2011 Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Komputer Guna Meningkatkan Pemahaman Mahasiswa Pada Mata Kuliah Aljabar Linear (Ketua)
Program Hibah Kompetisi Berbasis Institusi Universitas Udayana
25
D. Pengalaman Pengabdian kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir
No. Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat Pendanaan Sumber Jml (Juta
Rp.) 1 2008 Bantuan Teknik Perencanaan Proyek
”Clean Water Assintese”. Desa Tajen, Kec. Penebel, Kab. Tabanan
Rotary Club -
2 2008 Peningkatan Produksi Kopi Melalui Penerapan Mesin Pengupas Kulit Kopi Semi Otomatis Pada Petani Kecil Desa
DP2M 15
38
Busung Biu, Kab. Tabanan 3 2009 Bantuan Teknis Untuk Pembangunan
Proyek Pompa Hydram dan Distribusi Air Bersih Desa Munduktemu, Kec. Pupuan, Kab. Tabanan
DP2M 15
4 2009 Bantuan Teknis Perencanan dan Pengawasan Pembangunan Penampungan Air Bersih / Cubang Desa Tulamben, Tianyar Kubu, Kec. Kubu, Kab. Karangasem
DP2M 15
5 2009 Bantuan Teknis dan Sosialisasi Mesin Pencacah Bumbu dan Pencabut Bulu Ayam Untuk Kerja Adat Br. Adat Kapit, Desa Nyalian, Kab. Klungkung
DIPA UDAYANA
4
6 2010 Bantuan Teknis Pembangunan Sistem Pompa Hydram dan Sistem Air Bersih Banjar Kebonjero Kauh Desa Munduktemu Kec. Pupuan Kab. Tabanan
Rotary Club -
7 2010 Bimbingan Teknis Perencanaan Dan Pemasangan Sistem Perpipaan Air Bersih Br. Penganggahan Desa Tengkudak Tabanan
Rotary Club -
8 2011 Perencanaan dan Kajian Teknis Sistem Perpipaan Air Bersih Desa Kendran Tegalalang Gianyar
DIPA UDAYANA
4
9 2011 Kajian Ekonomis dan Penyuluhan Sistem PAM Swadaya/Swakelola Desa Kendran Tegalalang Gianyar
DIPA UDAYANA
4
E. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah dalam Jurnal dalam 5 Tahun Terakhir
No. Judul Artikel Ilmiah Volume/Nomor
Nama Jurnal
1 Pengaruh Temperatur Reaktan Terhadap Bentuk dan Kecepatan Rambat Api Premixed Berbahan Bakar Gas Pada Ruang Bakar Model Helle shaw Cell
Vol. 9 / No. 1 Jurnal Teknik Industri Universitas Muhamadyah Malang. Terakreditasi, ISSN 1978 – 1431, 2008
2 Kajian Teknis Destilator Tipe Kontinyu Penghasil Bahan Bakar Alternatif Dari Bahan Dasar Arak Bali
Vol. 3 / No.2
Jurnal Ilmiah Teknik Mesin (JTM), UNUD. ISSN 1979-2468, 2009
3 Fuel Feeder Tipe Ulir Untuk Bahan Bakar Biomasa
Vol. 3 / No.2 Jurnal Ilmiah Teknik Mesin (JTM), UNUD. ISSN 1979-2468, Oktober 2009
4 Formasi Gas Buang Pada Pembakaran Vol. 3 / No.2 Jurnal Ilmiah Teknik Mesin
39
Fluidized Bed Sekam Padi (JTM), UNUD. ISSN 1979-2468, Oktober 2009
5 Pengaruh Air Fuel Ratio Terhadap Emisi Gas Buang Berbahan Bakar LPG Pada Ruang Bakar Model Helle Shaw Cell
Vol V / No. 1 Jurnal Ilmiah Teknik Mesin (CAKRAM) FT Unud ISSN 1979-2468 April 2011 Hal : 39-45
6 Pengaruh Pemanasan Campuran Bahan Bakar Gas-Udara Terhadap Kecepatan Rambat Api Premixed Pada Ruang Bakar Model Helle Shaw Cell
Vol VI / No. 2 Jurnal Teknik Mesin Indonesia ISSN 1907-350X Oktober 2011 Hal : 140-148
F. Pengalaman Penyampaian Makalah Secara Oral pada Pertemuan/ Seminar Ilmiah dalam 5 Tahun Terakhir
No. Nama Pertemuan ilmiah/ Seminar
Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat
1 Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin IX
Pengaruh Pemanasan Campuran Bahan Bakar Gas-Udara Terhadap Kecepatan Rambat Api Premixed Pada Ruang Bakar Model Helle-Shaw Cell
11-15 Okttober 2010. Tempat Jurusan Teknik Mesin FT UNSRI Palembang
2 Konferensi Nasional Engineering Perhotelan (KNEP) II
Analisa Performansi Destilasi Air Laut Tenaga Surya Menggunakan Penyerap Radiasi Surya Tipe Bergelombang Yang Berbahan Dasar Campuran Semen Dengan Pasir
11 September 2011, Tempat Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Udayana
3 Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin (SNTTM) X
Pengaruh Air Fuel Ratio Terhadap Emisi Gas Buang Berbahan Bakar LPG Pada Ruang Bakar Model Helle-Shaw Cell
2 – 3 November 2011, Tempat Jurusan Teknik Mesin Fak. Teknik Universitas Brawijaya Malang
4 Konferensi Nasional Engineering Perhotelan (KNEP) III
Pengaruh Variasi Rasio Kompresi Dan Peningkatan Nilai Oktan Terhadap Unjuk Kerja Pada Sepeda Motor Empat Langkah
6 – 7 Juli 2012, Tempat Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Udayana
40
5 Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin (SNTTM) XI
Pengaruh Air Fuel Ratio Terhadap Kecepatan Rambat Api dan Emisi Gas Buang Berbahan Bakar LPG Pada Ruang Bakar Model Helle-Shaw Cell
16 – 17 Oktober 2012, Tempat Jurusan Teknik Mesin Fak. Teknik UGM Jogyakarta
G. Pengalaman Penulisan Buku dalam 5 Tahun Terakhir
No. Judul Buku Tahun Jumlah Halaman
Penerbit
1 Bahan Ajar Aljabar Linear
2011 112
H. Penghargaan yang Pernah Diraih dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi lainnya)
No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Penghargaan Tahun
1 Dosen Berprestasi Jurusan Teknik Mesin FT Unud 2012
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima risikonya.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan penelitian : Usulan Hibah Penelitian Unggulan Udayana
Denpasar, 12 Pebruari 2014 Pengusul, (I Gusti Ngurah Putu Tenaya, ST, MT)
41
2. Riwayat Anggota Peneliti 1
I. IDENTITAS DIRI .
1.1 Nama Lengkap I Gusti Ketut Sukadana, ST., MT. L/P
1.2 Jabatan Fungsional Lektor Kepala
1.3 Jabatan Struktural/Gol. PembinaTK.I/IV.b
1.4 NIP 197008201995121001
1.5 NIDN 0020087002
1.6 Tempat tanggal lahir Petang, 20 Agustus 1970
1.7 Alamat Rumah Jl. Sentanu II A No 10 Denpasar.
1.8 No. Telp/Fax/HP 03619008062/0361703321/081338598653
1.9 Alamat Kantor PS. Teknik Mesin Kampus Bukit Jimbaran
1.10 No. Telp/Fax 0361 703321
1.11 Alamat Email [email protected], [email protected]
Lulusan yang telah diselesaikan
S1 = 15 orang, S2 = 0, S3 = 0
1.11 Mata Kuliah yang Diampu 1. Thermodinamika I
2. Thermodinamika II
II. RIWAYAT PENDIDIKAN
2.1 Program S1 S2 S3 2.2 Nama PT Universitas Udayana ITS-Surabaya 2.3 Bidang Ilmu Konversi Energi Konversi Energi 2.4 Tahun
Masuk-lulus 1989-1995 2001-2003
2.6 Judul Skripsi/Tesis/Desertasi
Redesain sudu turbin gas pada mesin pesawat terbang Boing 747-400
Studi eksperimental pengaruh posisi dan jarak antar pembuluh terhadap koefisien perpindahan panas konveksi alamiah serpentine tube di dalam enclosure
2.7 Nama Pembimbing/promotor
Dr.Eng. Ir. I wayan Brata, DEA.
Ir. Budi Utomo Kukuh Widodo, ME.
42
III. PENGALAMAN PENELITIAN
No
Tahun Judul Penelitian
Pendanaan
Sumber Jumlah
(juta Rp)
1 2007
Pengaruh variasi rasio kompresi terhadap emisi dengan arak bali sebagai bahan bakar sepeda motor empat langkah
DIPA PNBP 5
2007
Pemanfaatan energi angin untuk memutar kincir angin savonious sebagai penggerak pompa air
DIPA PNBP 5
2
2007
Studi eksperimental pengaruh variasi bilangan Reynolds dan sudut perletakan terhadap unjuk kerja alat penukar panas tipe pembuluh aliran melintang
Dosen Muda (DP2M-DIKTI)
7,5
3 2007
Analisa variasi geometri sirif terhadap unjuk kerja kondensor kulkas
DIPA Udayana
5
4 2007
Rancang bangun kendaraan pengolah hasil pertanian (LEDOK)
Menristek 137
6 2008
Pemanfaatan arak bali sebagai bahan bakar mesin 4 langkah dengan variasi rasio kompresi.
Dosen Muda (DP2M-DIKTI)
7,5
8
2009
Kajian teknis destilator tipe continu penghasil bahan bakar alternatif berbahan dasar arak bali
Penelitian prioritas nasional DP2M-DIKTI
78
9
2010
Kajian teknis destilator tipe continu penghasil bahan bakar alternatif berbahan dasar arak bali (Tahun II)
Penelitian prioritas nasional DP2M-DIKTI
70
10 2011
Kajian teknis pemanfaatan arak bali sebagai bahan bakar alternatif mesin pembakaran tipe injeksi
DIPA-Mesin UNUD
10
11 2011
Kajian teknis distilator kolom bertingkat tipe kontinu terhadap kapasitas dan kualitas produksi arak bali
DIPA-UNUD
7,5
12 2013
Peningkatan kualitas produksi arak bali sebagai bahan bakar alternative dengan metode distilasi Kontinyu bertingkat
Hibah Bersaing
50
13 2013
Model Katup Plat, Membran, Bola Dan Setengah Bola Pada Katup Tekan Pompa Hydram
Fundamental 50
43
IV. PENGALAMAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
No
Tahun Kegiatan
Pendanaan Sumber Jumlah
(juta Rp)
1 2007
Pengenalan kendaraan pengolah hasil pertanian (KOMPERTA) di desa Penarungan Kabupaten Badung dan Kabupaten Klungkung
DIPA FT -
2 2008
Sebagai tutor pada pelatihan teknisi referigerasi servising sektor, bekerja sama dengan KLH dan UNDP
KLH 30
3 2008
Bantuan teknis pengawasan pelaksanaan proyek ”clean water assistance” Desa Tajen, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan.
Rotary Club
-
4 2008
Peningkatan produksi kripik singkong melalui penerapan mesin pemotong semi otomatis pada industri kecil/kelompok usaha
DP2M 15
5 2008
Peningkatan produksi kopi melalui penerapan mesin pengupas kulit kopi semi otomatis pada industri kecil/kelompok usaha
DP2M 15
6
2009
Tim teknis penyediaan air bersih Desa Tejakula, Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng. (pasca bencana tanah longsor, Bulan Pebruari 2009)
Bansos UNUD
-
7
2009
Manajemen pengelolaan dan perencanaan sistem distribusi air bersih di pedesaan untuk meningkatkan produktivitas industri kecil/kolompok usaha
DP2M 15
8 2009
Peningkatan produktivitas kacang asin melalui penerapan mesin pengolah kacang asin semi otomatis pada industri kecil/kolompok usaha
DP2M 15
9
2009
Bantuan teknis perancangan dan pengawasan sistem distribusi air bersih di Banjar Pengagahan, Desa Tengkudak, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan.
DIPA UNUD
4
10 2009
Penghijauan penanaman 10.000 pohon di seluruh bali, lokasi Pura Desa Pekraman Renon.
DIPA FT -
11
2009
Bantuan teknis perancangan dan pengawasan sistem pompa hydram dan distribusi air bersih di Banjar Kebon Jero Kauh, Desa Munduk Temu, Kecamatan Pupuan, Kabupaten Tabanan
Rotary Club
-
12 2009
Bantuan teknis perancangan dan pengawasan pembuatan cubang air di Desa Kubu, Tianyar, Kecamatan Kubu, Kabupaten Karangasem.
Rotary Club
-
13 2010
Peningkatan kualitas Air Bersih di Banjar Desaanyar Desa Lalanglinggah-Tabanan.
DIPA UNUD
4
44
14 2010
Bimbingan Teknis Perencanaan dan Pemasangan Sistem Perpipaan Air Bersih di Banjar Penganggahan Desa Tengkudak-Tabanan.
Rotary Club
-
15 2010
Peningkatan kualitas produksi kopi bali dengan penerapan mesin sangrai semi otomatis di desa Munduktemu-Tabanan.
DIPA UNUD
2
16 2010
IbM Kolompok Usaha Tani Sari Murni Banjar Kebon Jero Desa Munduk Temu Kecamatan Pupuan Kabupaten Tabanan
DP2M 50
17
2010
Bantuan Teknis Pengawasan Pelaksanaan Proyek “Clean Water Assistance” Desa Bontihing Kecamatan Kubutambahan Kabupaten Buleleng Provinsi Bali, Indonesia.
Rotary Club
-
18
2010
Bantuan Teknis “Pembangunan Proyek Distribusi/Pemipaan Air Bersih” Clean Water Assistance” Banjar Desaanyar, Desa Lalanglinggah Kecamatan Selemadeg Barat Kabupaten Tabanan Provinsi Bali, Indonesia.
Rotary Club
-
19 2011
Kajian ekonomis dan penyuluhan sistem PAM swadaya/swakelola di desa Kendran, Tegallalang-Gianyar
DIPA UNUD
4
20 2011
Perencanaan dan Kajian Teknis Sistem Perpipaan Air Bersih di DesaKendran-Gianyar
DIPA UNUD
4
21 2012
Pendampingan Teknis Perancangan Bak Penyarig Air Di Banjar Desaanyar Desa Lalanglinggah- Tabanan
DIPA UNUD
4
22 2012
Pengenalan Teknologi Pembuatan Pupuk Kompos Untuk Meningkatkan Produktivitas Masyarakat
DIPA UNUD
4
23 2013
Pendampingan Teknis Pemasangan Sistem Perpipaan Air Bersih Swadaya di Desa Bulian-Singaraja
DIPA UNUD
4
24
2013
Pendampingan Teknis Pembangunan wirausaha air bersih Pedesaan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
IbM 40
25 2013 Penerapan teknologi sistem penyaring air untuk meningkatkan Kesehatan dan produktivitas masyarakat
IbM 40
26 2013
Pendampingan Teknis Pemasangan sistem Pompa Hydram Di Desa Belantih-Kintamani Bangli
Rotary Club
27 2013
Perencanaan dan Pengawasan Pengerjaan instalasi pompa hydram Di Desa Kesimpar-Abang-Karangasem
Rotary Club
28 2013
Pendampingan teknis pembangunan sistem air bersih di Dusun Gulinten Kecamatan Abag Kabupaten Karangasem
Rotary Club
29 2013
IbM Kelompok Pengrajin Bokor Aluminium Di Desa Menyali
I bM 50
45
V. PENGALAMAN PEULISAN ARTIKEL ILMIAH DALAM JURNAL
No Tahun Judul Artikel Ilmiah
Volume/Nomor
NamaJurnal
1 Desember
2007
Analisa variasi jarak pembuluh terhadap unjuk kerja kondensor kulkas
Vol. 1 No.1
Jurnal Ilmiah Teknik Mesin (CAKRAM), UNUD. ISSN 1979-2468,
2
April 2007
Influence of position and space tube to natural convection heat transfer coefficient
Vol. 10, No.2.
Journal Ilmiah Teknik Mesin (POROS). Universitas Tarumanegara; ISSN 1410-6841, Akreditasi No. 23a/DIKTI/Kep/2004
3
Pebruari 2008
Analisa variasi jarak terhadap distribusi koefisien tekanan permukaan silinder ganda dipasang horisontal inline
Vol. 9. No.1
Jurnal Teknik Industri Universitas Muhammadyah Malang, ISSN: 1978-1431, Akreditasi SK Dirjen Dikti No.26/dikti/Kep/ 2005, tanggal 30 Mei 2005
4
April 2009
Pengaruh rasio kompresi terhadap unjuk kerja mesin empat langkah menggunakan arak bali sebagai bahan bakar
Vol. 3 No.1,
Jurnal Ilmiah Teknik Mesin (CAKRAM), UNUD. ISSN 1979-2468, April 2009, hal 26-32
5 April 2009
Geometri lubang pada glass fiber reinforced polymer laminate dipengaruhi oleh parameter proses gurdi
Vol. 3 No.1,
Jurnal Ilmiah Teknik Mesin (CAKRAM), UNUD. ISSN 1979-2468, April 2009, hal 38-42
6 Oktober
2009
Kajian Teknis Destilator Tipe Kontinu Penghasil Bahan Bakar Alternatif dari Bahan Dasar Arak Bali
Vol. 3 No.2,
Jurnal Ilmiah Teknik Mesin (CAKRAM), UNUD. ISSN 1979-2468, Oktober 2009, hal 127-132
7 Oktober
2009
Studi Eksperimental Jarak Terhadap Koefisien Tekanan Silinder ganda Diposisikan Alined
Vol. 3 No.2,
Jurnal Ilmiah Teknik Mesin (CAKRAM), UNUD. ISSN 1979-2468, Oktober 2009, hal 133-137
8
2012
Perencanaan dan kajian teknis sistem perpipaan air bersih di desa Kenderan-Gianyar.
Vol.11 No.2
Jurnal UDAYANA MENGABDI, Th. 2012, hal. 66-69, ISSN : 1412-0925
9
2013
Pendampingan Pengelolaan sistem air bersih di banjar Penganggahan Desa Tengkudak Kecamatan Penebel Kabupaten Tabanan
Volume 12 No. 1
Jurnal UDAYANA MENGABDI, Th. 2013, hal. 38-40, ISSN : 1412-0925
46
VI. Pengalaman Penyampaian Makalah Secara Oral Pada Pertemuan/Seminar Ilmiah Dalam 5 Tahun Terakhir
No Nama Pertemuan
Ilmiah/ Seminar Judul Artikel lmiah
Waktu
Dan Tempat
1 Seminar Medco Energi Award-
Pemanfaatan arak bali sebagai bahan bakar mesin 4 langkah dengan variasi rasio kompresi.
2007, BPPT-RISTEK
2 Seminar pembahasan hasil penelitian sesuai prioritas
nasional
Kajian teknis destilator tipe continu penghasil bahan bakar alternatif berbahan dasar arak bali
2009, Surabaya.
3 Konferensi Nasional Engeneering Perhotelan
Analisa variasi konsentrasi zat perekat pada briket tempurung kelapa terhadap laju pemanasan.
2010, Bali
4 Seminar Nasional Tahunan Teknik
Mesin X.
Kajian teknis pemanfaatan arak bali sebagai bahan bakar alternatif mesin pembakaran tipe injeksi
2011, Malang-JawaTimur
5 KNEP III.
Kajian teknis destilator kontinu penghasil bahan bakar alternatif berbahan dasar arak bali” KNEP III 6-7 Juli 2012, Univ. Udayana.
6-7 Juli 2012, Univ. Udayana
6 KNEP III.
Stdi Eksperimental pengaruh variasi bahan kering terhadap nilai kalor biogas kotoran sapi
6-7 Juli 2012, Univ. Udayana
7 KNEP III.
Audit penggunaan energi pada hotel berbintang di bali
6-7 Juli 2012, Univ. Udayana
8 SNTTM XI,
Variasi rasio carbon-nitrogen bahan kering terhadap produksi dan nilai kalor biogas kotoran sapi”
Oktober 2012, Univ. Gajah Mada
9 SNTTM XII
Perancangan dan Pengujian Unjuk Kerja Katup Tekan Pompa Hydram Model Katup Plat, Membran, Bola dan Setengah Bola
22-23 Oktober 2013, Univ. Lampung
VI. Penghargaan yang Pernah Diraih dalam 10 tahunTerakhir (dari pemerintah,
asosiasi atau institusi lainnya)
No Bentuk Penghargaan Institusi Pemberi Tahun
1
RISTEK – MEDCO ENERGI AWARD Kementrian Negara Riset dan Teknologi dan Medco Energi Internasional Tbk.
2007
2
Anugrah Pengabdian Bagi Dosen yang Berprestasi di Bidang Pengabdian Kepada Masyarakat
Rektor Universitas Udayana
2010
47
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggung jawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima risikonya.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah Penelitian atau Pengabdian.
Denpasar, Januari 2014 I Gusti Ketut Sukadana, ST. MT.
48
Lampiran 3 Publikasi Ilmiah (Draft Jurnal ) sudah di seminarkan pada seminar nasional enginering perhotelan tahun 2014
KAJIAN WAKTU OPERASI DESTILASI KONTINYU TERHADAP KARAKTERISTIK PRODUKSI ARAK BALI
I Gusti Ngurah Putu Tenaya1), I Gusti Ketut Sukadana 1)
1) Jurusan Teknik Mesin Universitas Udayana Kampus Bukit Jimbaran Bali 80362 Telp/Fax : 0361 703321, Email : [email protected], [email protected]
ABSTRAK
Perkembangan proses produksi arak dewasa ini masih sangat sederhana, kualitas arak bali yang dihasilkan masih rendah, sehingga belum bisa dipakai sebagai bahan bakar pada mesin. Pemakaian arak saat ini hanya sebagai bahan upacara dan untuk minuman. Konsep produksi dengan sentuhan teknologi ditingkatkan, supaya dihasilkan arak bali dengan kualitas lebih besar dari 90 %. Tujuan jangka pendek penelitian ini adalah : Mengembangkan teknologi produksi arak bali yang dapat menghasilkan arak bali dengan kualitas > 90 %. Tujuan jangka panjang penelitian ini adalah untuk mendukung kebijakan pemerintah dalam usaha mencegah terjadinya kelangkaan energi bahan bakar, dan mencari sumber-sumber energi baru dan terbarukan. Meningkatkan usaha perlindungan dan pelestarian fungsi lingkungan hidup dengan pemanfatan energi ramah lingkungan. Metode yang dipakai dalam usaha mencapai tujuan tersebut antara adalah : Pertama metode destilasi kontinyu bertingkat dengan kapasitas produksi 50 liter per hari, dengan perlakuan waktu operasi, menggunakan bahan dasar dengan konsentrasi 40 %, dan kualitas hasil produksi dirancang lebih besar dari 90 %. Dari penelitian yang dilaksanakan dihasilkan bahwa ; semakin lama waktu operasi memperlihatkan distribusi temperatur pada setiap tingkat kecendrungan semakin meningkat, semakin banyak jumlah tingkat destilator distribusi temperatur menunjukan penurunan.
Kata kunci : proses produksi, waktu produksi, distribusi, temperatur.
ABSTRACT The development of the wine production process today is very simple, the quality of the resulting wine bali still low, so it can not be used as a fuel in the engine. The use of wine is currently only as material for the ceremony and drinks. The concept of production with enhanced touch technology, so that the resulting balinese wine with quality greater than 90%. Short-term goal of this research is : Developing wine production technology that can produce arak bali bali with quality greater than 90%. The long term goal of this research is to support government policies in an attempt to prevent the shortage of fuel energy, and look for new energy sources and renewable. Improving safeguards and environment conservation with utilization of environmentally friendly energy. The method used in order to achieve these objectives include the following: First multilevel continuous distillation method with a production capacity of 50 liters per day, with a treatment time of surgery, using basic materials with 40% concentration, and quality production designed greater than 90%. From research conducted that generated, the longer the time of surgery shows the temperature distribution at each level increasing trend, more number of levels distillation temperature distribution is decreasing.
Kata kunci : production process, the time of production, distribution, temperature.
1. PENDAHULUAN
Indonesia termasuk dalam organisasi penghasil minyak dunia, yaitu pada tahun 1989 menempati urutan 10 besar sebagai penghasil minyak bumi. Tetapi seiring dengan perkembangan jaman dan teknologi kebutuhan akan minyak setiap tahun akan terus mengalami peningkatan, maka perlu adanya penghematan dalam penggunaan bahan bakar minyak tersebut. Penggunaan bahan bakar minyak khususnya bahan bakar fosil disamping ketersediaannya semakin terbatas juga dapat merusak lingkungan yaitu menimbulkan polusi udara. Penggunaan bahan bakar cair secara terus menerus mengakibatkan suatu saat akan terjadi kelangkaan bahan bakar dan akhirnya akan habis. Pemerintah menganjurkan untuk menggunakan bahan bakar alternatif yang lebih ramah lingkungan. Salah satu solusinya yaitu pemerintah Indonesia mengeluarkan suatu kebijakan dalam pengelolaan energi nasional, khususnya tentang pemanfaatan etanol, biodisel dan gasohol sebagai energi alternative pada tahun 2022 mendatang.
49
TARGET AKHIR
2006 2007 2008 2009 2010 2012 2013 2014 2015
Kegiatan penelitian dan
pengabdian
PENELITIAN ARAK BALI SEMAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIVE
Hipotesa awal " bahwa arak bali
mem
iliki nilai kalor yang tinggi dan
mem
iliki sifat yang sama dengan
premium
Hasil dari kegiatan
Laporan hasil penelitian " Untuk
rasio kompresi yang tinggi arak bali
sangat baik untuk bahan bakar
mesin
Jurnal Ilmiah "Pengaruh rasio
kompresi terhadap
unjuk kerja mesin
empat langkah menggunakan arak
bali sebagai bahan bakar"
Jurnal Ilmiah Nasional "Kajian
Teknis Destilator Tipe Kontinu
Penghasil Bahan Bakar Alternatif
dari Bahan Dasar Arak Bali"
Laporan Hasil penelitian "Dengan
destilator tipe ini dengan berbagai
variasi tem
peratur, pada temperatur
60 derajat baru dihasilkan
arak bali
dengan kualitas 85 %
Laporan Hasil PenelitianKualitas
arak bali dihasilkan mencapai 89,5
%
studi awal dengan coba‐coba dan
studi literatur
Pengaruh variasi rasio kompresi
terhadap emisi dengan arak bali
sebagai bahan
bakar sepeda motor
empat langkah
Pem
anfaatan arak bali sebagai bahan
bakar mesin 4 langkah
dengan variasi
rasio kompresi.
Kajian teknis destilator tipe continu
penghasil bahan
bakar alternatif
berbahan dasar arak bali
Kajian teknis distilator kolom
bertingkat tipe kontinu terhadap
kapasitas dan kualitas produksi arak
bali
Makalh ilmiah sem
inar Nasional
"Kajian teknis pem
anfaatan arak
bali sebagai bahan bakar alternatif
pada mesin injeksi"
Jurnal Ilmiah nasional terakreditasi.
ARAK BALI KUALITA
S . 90 %
Penerapan
Arak sebagai bahan
bakar
pada mesin
Bahan bakar Baru
RENCANA KEDEPANSUDAH TERLAKSANA
1. Teknologi Tepat
Guna penghasil
arak bali dengan
kualitas > 90 % .
3. menanggulangi
kelangkaan bahan
bakar pada tahun
2022
2. Bahan bakar
alternative
pengganti
premium
2011
Laporan hasil penelitian, draft
artikel ilmiah di berkala nasional.
Laporan Penelitian, A
RTIKEL ILMIAH,
Kajian teknis destilator tipe continu
penghasil bahan
bakar alternatif
berbahan dasar arak bali
Kajian teknis pem
anfaatan arak bali
sebagai bahan
bakar alternatif mesin
pem
bakaran tipe injeksi
Peningkatan kualitas produksi arak
bali sebagai bahan
bakar alternative
dengan metode distilasi Kontinyu
bertingkat.
Peningkatan kualitas produksi arak
bali sebagai bahan
bakar alternative
dengan metode distilasi Kontinyu
bertingkat.
Penerapan
Metode Kondensasi paksa
Tipe Crossflow Pada Proses Produksi
Bahan Bakar Alternatif Arak Terhadap
Kualitas Dan Kapasitas Produksi
Pemanfaatan bahan bakar alternative juga bertujuan untuk melindungi lingkungan hidup dari pencemaran, disamping sebagai usaha untuk lebih memanfaatkan sumber daya alam hayati khususnya yang berasal dari hewan dan tumbuhan. Salah satu bahan bakar alternative tersebut khususnya di bali adalah arak bali. Kualiatas arak bali > 90 memiliki angka oktan di atas standar maksimal angka oktan bensin, yaitu diatas 108,6, sedangkan bensin memiliki angka oktan sebesar 88. Disamping itu sifat arak bali tidak beracun dan ramah terhadap lingkungan. Jika arak bali dipadukan dengan bahan bakar bensin dengan persentase tertentu, memungkinkan dapat meningkatkan angka oktan bahan bakar bensin tersebut. Dengan peningkatan nilai oktan tentunya akan memperbaiki kualitas hasil pembakaran, sisa gas hasil pembakaran akan lebih baik, dan tentunya performance dari mesin akan meningkat. Arak bali adalah suatu zat dapat diperoleh dari alam terutama dari tumbuhan yang mengandung zat pati (carbohidrat) dengan bantuan bakteri saccharomyces cereviceae secara permentasi dan destilasi. Bahan-bahan yang mengandung karbohidrat adalah nira kelapa, enau, lontar dan segala produk pertanian. Nira hasil petani sangat berlimpah, khusus di desa Tianyar yang sebagian besar masyarakat memiliki kegiatan membuat nira dari pohon lontar. Hasil nira kemudian diproses secara tradisional menjadi arak bali dengan kualitas < 40 %. Dengan kebijakan pemerintah daerah Bali melarang peredaran arak bali sebagai minuman keras, maka akan dapat menyebabkan terancamnya mata pencaharian masyarakat petani produsen nira. Dari tahun 2006 telah dilakukan beberapa penelitian tentang arak bali, pada tahap mencoba aplikasi pemakaian sebagai bahan bakar pada mesin sepeda motor. Didapat hasil dengan kualitas arak bali >85 % sudah dapat menghidupkan mesin sepeda motor. Tahun 2009 dan 2010 telah lanjutkan penelitian dengan kajian teknis alat destilasi kontinu dengan bahan dasar arak bali sebagai bahan bakar. Didapat hasil destilator kontinu pada temperatur penguapan 60 oC dihasilkan arak bali dengan kualitas 89 %. Dan setelah diaplikasikan ke mesin menyebabkan kerja mesin baiik emisi, torsi dan daya masih lebih jelek dibandingkan bahan bakar premium. Maka dalam penelitian ini saya akan lakukan pengkajian terhadap kualitas produksi arak bali sebagai bahan bakar dengan metode destilasi kontinyu bertingkat. Sehingga dihasilkan arak bali dengan kualitas lebih besar dari 90 % yang dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif pengganti premium. 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Roadmap Penelitian
Gambar 1. Fishbone roadmap penelitian
50
2.2. Penelitian Pendahuluan Yang Sudah Dilaksanakan.
Nanda, Sukadana, 2006, melakukan peneltian uji coba campuran bahan bakar alkohol dari salak Bali dan bensin dengan memvariasikan fraksi campuran untuk mendapatkan sifat fisik yang mendekati bensin. Dan dilanjutkan oleh Artayana, IM, 2007, melakukan peneltian penambahan alkohol salak pada bahan bakar bensin untuk mengetahui kualitas gas buang yang diuji pada sepeda motor. Dari penelitiannya dihasilkan bahwa : dengan semakin besar persentase penambahan alkohol menyebabkan gas buang yang dihasilkan seperti kandungan hidrokarbon (HC) dan oksigen (O 2 ) semakin meningkat, sedangkan untuk bahan bakar bensin gas buangnya cenderung lebih rendah. Semakin besar putaran mesin persentase volume gas buang yang dihasilkan mengalami penurunan. Joni Artawan, Sukadana, 2007, melakukan penelitian penggunaan arak api sebagai bahan bakar pengganti sepeda motor terhadap akselerasi dan konsumsi bahan bakar. Hasil pengujian menunjukkan bahwa pada rasio kompresi 9,3:1 dengan bahan bakar arak api dapat meningkatkan akselerasi dan dapat menghemat konsumsi bahan bakar yaitu pada gigi 1 (kecepatan 0 – 20 km/jam) akselerasinya sebesar 2,835 m/dt2 dengan konsumsi bahan bakar sebesar 0,091 lt/km, pada gigi 2 (kecepatan 20 – 40 km/jam) akselerasinya sebesar 1,190 m/dt2 dengan konsumsi bahan bakar sebesar 0,102 lt/km, pada gigi 3 (kecepatan 40 – 60 km/jam) akselerasinya sebesar 0,518 m/dt2 dengan konsumsi bahan bakar sebesar 0,117 lt/km dan pada gigi 4 (kecepatan 60 – 70 km/jam) akselerasinya sebesar 0,146 m/dt2 dengan konsumsi bahan bakar sebesar 0,183 lt/km. Ervan, sukadana, 2007, Melakukan penelitian mengenai arak api sebagai bahan bakar pengganti sepeda motor terhadap kandungan gas buang, didapat hasil penelitian Dengan memvariasikan konsentrasi ethanol sebagai bahan bakar akan sangat berpengaruh terhadap kandungan gas buang. Dengan konsentrasi yang semakin tinggi gas buang yang dihasilkan akan semakin baik, seperti kandungan karbon dioksida (CO2) semakin besar. Untuk karbon monoksida (CO), semakin besar konsentrasi ethanol emisi CO yang dihasilkan semakin menurun. Untuk Oksigen (O2), semakin besar konsentrasi ethanol emisi O2 yang dihasilkan akan semakin menurun. Dan untuk kandungan hidrokarbon (HC), semakin besar konsentrasi ethanol emisi HC yang dihasilkan akan semakin menurun. Sukadana, Bandem, 2009 dan 2010, melakukan kajian teknis unjuk kerja destilator kontinu dan pemanfaatan arak bali sebagai bahan bakar pengganti bensin, dengan cara menguji pada mesin pembakaran konvesional carburator, dengan beberapa variable pengujian seperti variable putaran, variable rasio kompresi terhadap unjuk kerja mesin seperti emisi. Hasil penelitian yang didapat, semakin tinggi temperatur penguapan semakin tinggi kapasitas produk arak bali, berbanding terbalik dengan kualitas produk yang semakin rendah. Umumnya dibandingkan bahan bakar bensin, bahan bakar arak bali menghasilkan gas CO2 lebih besar, CO lebih rendah, HC lebih tinggi dan O2 lebih tinggi. Meningkatnya rasio kompresi berpengaruh terhadap peningkatan CO2, menurunnya CO, peningkatan emisi HC dan semakin kecil gas O2.
3. METODE
3.1. Gambaran umum peralatan destilator Bertingkat
Bak penampung (1) sebagai tempat penampung nira atau bahan baku dengan volume 20 liter, dengan ukuran 50 cm x 50 cm x 50 cm. Pompa (2) sebagai alat untuk memompakan nira dari bak penampung menuju spreyer (5) melewati pipa saluran suply (4) sehingga terjadi pengabutan pada bagian atas kolom/ketel (6), akibat berat jenis lebih besar maka nira pada kolom (6) akan mengalir kebawah, bersamaan dengan itu juga ada aliran uap nira dari bagian bawah kolom (6) akibat pemanasan oleh pemanas (8), sehingga terjadilah kontak lawan arah antara uap nira dari bagian bawah kolom dengan nira dari bagian atas kolom secara konveksi. Pemanas (8) berdaya
51
1000 Watt dan bekerja sesuai dengan temperatur seting (7) yang diseting dengan thermoseting (9).
Gambar 2. Diagram rancangan alat destilator kontinyu bertingkat
Akibat adanya pergerakan uap kebagian atas kolom dengan nira kebagian bawah kolom akan terjadi proses penguapan untuk partikel yang mudah menguap dan terkondensasi untuk partikel yang susah menguap secara konveksi. Cairan yang tidak menguap akan tertampung pada bagian bawah kolom, dan bila jumlahnya berlebihan akan dikembalikan ke bak (1) melalui saluran pelimpah (3). Uap yang sampai pada bagian atas kolom selanjutnya mengalir menuju kondensor (12). Dengan bantuan air pendingin yang dipompakan oleh pompa (16) dari bak air (17) melewati kondensor, maka uap yang mengalir dalam kondensor akan terkondensasi menjadi kondensat yang selanjutnya ditampung pada botol (15). Proses tersebut berlangsung secara terus menerus atau kontinu.
3.2. Proses kerja Destilator bertingkat
Proses kerja ketel arak tipe bertingkat yaitu bahan baku nira yang digunakan dituang ke dalam bak penampung nira (1) yang nantinya akan dialirkan oleh pompa (2) menuju spray (5) dan menghasilkan pancaran fluida bertekanan yang masuk kedalam ketel (6). Setelah ketel terisi maka thermoseting (9) diatur konstan pada temperatur 80˚C. Fluida yang telah panas dan mengalami penguapan maka akan cenderung bergerak keatas akibat dari perubahan berat jenis fluida. Uap yang bergerak keatas akan melewati varporated plate yang dipasang bertingkat dan mengalami perpindahan panas secara konveksi pada vaporated plate bertingkat. Perpindahan panas juga terjadi antara fluida yang dipancarkan oleh spray dengan uap yang naik melewati vaporated plate dan perpindahan panas konduksi antara permukaan dinding bawah dengan bagian dalam dan juga dengan permukaan dinding bagian atas akibat adanya perbedaan temperatur. Fluida yang sampai kebawah akan dipanaskan kembali oleh pemanas dan mengalami proses yang sama. Jika fluida berlebih akan langsung terbuang ke bak penampungan nira untuk dialirkan kembali ke dalam ketel melewati saluran spreyer. Uap akan dialirkan melalui pipa saluran masuk kedalam kondensor dan akan mengalami proses pendinginan oleh air pendingin hingga menjadi arak bali yang akan dialirkan menuju media penampung. 4. PEMBAHASAN PENELITIAN
4.1. Perlakuan Pada Destilator Satu Tingkat.
Dari proses destilasi pada destilator kontinu satu tingkat yang telah dilakukan dengan menggunakan bahan dasar arak bali, maka dapat dianalisa distribusi temperatur pada kolom
52
evaporator seperti berikut. Hasil dari destilasi pada destilator satu tingkat dengan menggunakan 6 liter bahan baku arak Bali menghasilkan 110 ml selama 120 menit dengan laju produksi sebesar 55 ml/jam. Dengan distribusi temperatur pada setiap posisi pengukuran baik pada kondensor maupun pada ketel pemanas seperti gambar 2. Dari gambar 3, dari 10 menit sampai 50 menit waktu operasi proses pemanasan berlangsung distribusi temperatur pada setiap posisi pengukuran cendrung mengalami peningkatan dan diatas waktu 70 menit cendrung konstan atau mengarah pada kondisi steady state. Artinya proses penguapan terjadi setelah proses pemanasan berlangsung selama 50 menit, terlihat temperatur capaian pada saat 50 menit mencapai temperatur penguapan ethanol sekitar 70 OC.
Gambar 3. Distribusi temperatur pada ketel pemanas destilator satu tingkat
4.2. Perlakuan Pada Destilator Dua Tingkat.
Dari proses destilasi pada destilator kontinu dua tingkat yang telah dilakukan dengan menggunakan bahan dasar arak bali, maka dapat dianalisa pola distribusi temperatur pada kolom evaporator sebagai berikut. Hasil dari destilasi pada destilator dua tingkat dengan menggunakan 6 liter bahan baku arak Bali menghasilkan 40,5 ml selama 120 menit, dengan laju produksi sebesar 20,25 ml/jam. Dengan pola distribusi temperatur pada setiap posisi pengukuran baik pada kondensor maupun pada ketel pemanas seperti grafik di bawah ini.
Gambar 4. Distribusi temperatur pada ketel pemanas destilator dua tingkat
Dari gambar diatas, selama waktu operasi lima puluh menit pertama distribusi temperatur mengalami kecendrungan meningkat secara linier, dan semakin lama proses pemanasan
53
berlangsung nilai distribusi temperatur pada setiap posisi pengukuran cendrung konstan atau mengarah pada kondisi steady state. Artinya pada destilator dua tingkat proses penguapan terjadi setelah proses pemanasan berlangsung selama 50 menit, terlihat temperatur capaian pada saat 40 menit mencapai temperatur penguapan ethanol sekitar 65 OC. Lebih cepat 10 menit dari model destilator satu tingkat.
4.3. Perlakuan Pada Destilator Tiga Tingkat.
Dari gambar dibawah, tiga puluh menit pertama pola distribusi temperatur mengalami kecendrungan meningkat, diatas 30 menit waktu proses pemanasan berlangsung pola distribusi temperatur pada setiap posisi pengukuran cendrung konstan atau mengarah pada kondisi steady state. Artinya pada destilator tiga tingkat proses penguapan terjadi setelah proses pemanasan berlangsung selama 30 menit, terlihat temperatur capaian pada saat 30 menit mencapai temperatur penguapan ethanol sekitar 56 OC. Lebih cepat 20 menit dari dua tingkat. Dari proses destilasi pada destilator kontinu tiga tingkat yang telah dilakukan dengan menggunakan bahan dasar arak bali, maka dapat dianalisa pola distribusi temperatur pada kolom evaporator seperti berikut : Hasil dari destilasi pada destilator tiga tingkat dengan menggunakan 6 liter bahan baku arak Bali menghasilkan 12,5 ml selama 120 menit dengan laju produksi 6,25 ml/jam. Dengan pola distribusi temperatur pada setiap posisi pengukuran baik pada kondensor maupun pada ketel pemanas seperti grafik di bawah ini.
Gambar 5. Distribusi temperatur pada ketel pemanas destilator dua tingkat
4.4. Variasi Jumlah Tingkat Destilator
Gambar 6. Distribusi temperatur pada setiap tingkat destilator
54
Dari semua grafik diatas dapat dijelaskan bahwa, semakin banyak tingkat destilator mempengaruhi rata-rata pola distribusi temperatur proses mengalami penurunan. Pada setiap tingkat proses distribusi temperatur menunjukan trend yang sama. Hal ini menunjukan bahwa proses penguapan berlangsung pada evaporator lebih cepat. Tetapi sebaliknya laju produksi mengalami penurunan, hal ini dipengaruhi oleh proses kondensasi pada kondensor yang masih lambat. Dari grafik diatas dapat dijelskan bahwa semakin banyak tingkat destilator kontinu berpengaruh pola distribusi temperatur penguapan semakin rendah, sebaliknya semakin banyak tingkat destilator kontinu berpengaruh laju produksi yang semakin rendah.
5. KESIMPULAN
Dari grafik diatas dapat dijelskan bahwa semakin banyak tingkat destilator kontinu berpengaruh pola distribusi temperatur penguapan semakin rendah, dan semakin banyak tingkat destilator kontinu berpengaruh laju produksi yang semakin rendah tetapi kualitas produksi semakin tinggi
UCAPAN TERIMA KASIH
Terima kasih kami ucapkan kepada LPPM-UNUD dan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi atas perhatiannya dalam berjalannya penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
A.K. Shaha. 1974. “ Combustion Engineering and Fuel Technology”. Oxford & IBH Publishing Co., New Delhi.
Arismunandar, W. 1988. Motor Bakar Torak. ITB Bandung.
Edward, F.,1973, Internal Combustion Engine and Air Pollution. Third Edition. Harper & Row. Publisher. New York. Hager Stownson Francisco.
Julian, C., 1990, Operasi Teknik Kimia. Edisi ke empat. Jilid 2. Erlangga.
Keenan. Kleinfelter.Dkk.1984.” Kimia Untuk Universitas”.Edisi ke enam. Erlangga ,Jakarta
Sukadana, 2007, ” Pengaruh variasi rasio kompresi terhadap emisi dengan arak bali sebagai bahan bakar sepeda motor empat langkah”, Laporan Penelitian, Universitas Udayana.
Sukadana, 2008, ” Pemanfaatan arak bali sebagai bahan bakar mesin 4 langkah dengan variasi rasio kompresi”, Laporan Penelitian, Universitas Udayana.
Sukadana, 2009, 2010, ” Kajian teknis destilator tipe continu penghasil bahan bakar alternatif berbahan dasar arak bali”, Laporan Penelitian, Universitas Udayana.
Sukadana, 2011, ” Kajian teknis pemanfaatan arak bali sebagai bahan bakar alternatif mesin pembakaran tipe injeksi”, Laporan Penelitian, Universitas Udayana.
Sukadana, 2011, ” Kajian teknis distilator kolom bertingkat tipe kontinu terhadap kapasitas dan kualitas produksi arak bali”, Laporan Penelitian, Universitas Udayana.
Sukadana, 2013, ” Peningkatan kualitas produksi arak bali sebagai bahan bakar alternative dengan metode distilasi Kontinyu bertingkat”, Laporan Penelitian, Universitas Udayana.
Yuli Setyo Indartono. 2005 Bioethanol, Alternatif Energi Terbarukan : Kajian Prestasi Mesin dan Implementasi di Lapangan.