Laporan 7
-
Upload
alfadinaprianoto -
Category
Documents
-
view
14 -
download
2
description
Transcript of Laporan 7
PRAKTIKUM BIOKIMIA 1
JUDUL PRAKTIKUM : KARBOHDRAT
DISUSUN OLEH :
NAMA : Alfa Dina Prianoto
NIM : 06121410007
KELOMPOK : II
DOSEN PEMBIMBING :
1. Drs. Made Sukaryawan, M.Si
2. Desi, S.Pd., M.T
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS ILMU KEGURUAN DAN KEPENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2014
1. Nomor Praktikum : VII
2. Tanggal Praktikum : 13 November 2014
3. Judul Praktikum :
KARBOHIDRAT
4. Tujuan Praktikum :
Mengetahui cara identifikasi karbohidrat secara kualitatif
Membuktikan adanya gula pereduksi atau gula inversi.
5. Alat dan Bahan :
a. Alat :
Tabung reaksi
Gelas ukur
Rak tabung reaksi
Bunsen
Penjepit tabung
Pipet tetes
b. Bahan :
Larutan apel
Larutan pati (kentang)
Larutan susu
Larutan fruktosa (1%-10%)
Larutan laktosa (1%-10%)
Larutan Amilum (1%-10%)
Fehling A
Fehling B
Benedict
6. Dasar Teori
Karbohidrat adalah polimer aldehid atau polihidroksi keton dan meliputi kondensat polimer-polimernya yang terbentuk. Nama karbohidrat digunakan pada senyawa-senyawa tersebut mengingat rumus empirisnya yang berupa CnH2nOn yaitu mendekati Cn(H2O)n yaitu karbon yang mengalami hidroksi. Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi tubuh manusia, yang menyediakan 4 kalori (kilojoule) energi pangan per gram. Karbohidrat juga mempunyai peranan penting dalam menentukan
karakteristik bahan makanan, misalnya, rasa, warna, tekstur, dan lain-lain. Sedangkan dalam tubuh, karbohidrat berguna untuk mencegah timbulnya ketois, pemecahan tubuh protein yang berlebihan, kehilangan mineral, dan berguna untuk membantu metabolisme lemak dan protein. Karbohidrat adalah sumber kalori terbesar dalam makanan sehari-hari dan biasanya merupakan 40-45% dari asupan kalori kita. (Dawn B Marks, dkk, 2000). Selain menjadi sumber energi utama makhluk hidup, karbohidrat juga menjadi komponen struktur penting pada makhluk hidup dalam serat (fiber), seperti selulosa, pektin serta lignin (William, 1994). Ada dua macam karbohidrat yaitu karbohidrat kompleks dan karbohidrat simpleks. Karbohidrat kompleks misalnya nasi, biji-bijian, kentang, dan jagung, sedangkan contoh Karbohidrat simpleks adalah gula dan pemanis lainnya. Nama lain dari karbohidrat adalah sakarida, berasal dari bahasa Arab "sakkar" yang artinya gula. Melihat struktur molekulnya, karbohidrat lebih tepat didefenisikan sebagai polihidroksialdehid atau polihidroksiketon (Ramsden, 1994).
Dalam tubuh manusia karbohidrat dapat dibentuk dari beberapa asam amino dan sebagian lemak. Tetapi sebagian besar karbohidrat diperoleh dari bahan makanan yang dimakan sehari-hari, terutama bahan makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Pada tanaman karbohidrat dibentuk dari reaksi CO2 dan H2O dengan bantuan sinar matahari melalui proses fotosintesis dalam sel tanaman yang berklorofil (Winarno FG, 2004). Pada umumnya karbohidrat dapat dikelompokkan menjadi monosakarida, oligosakarida, dan polisakarida. Monosakarida merupakan suatu molekul yang dapat terdiri dari lima atau enam atom C, sedangkan oligosakarida merupakan polimer dari 2-10 monosakarida, dan pada umumnya polisakarida merupakan polimer yang terdiri dari 10 monomer monosakarida.(Winarno .FG .2004).
a. MonosakaridaMonosakarida yang mengandung satu gugus aldehida disebut aldosa,
sedangkan ketosa mempunyai satu gugus keton, Manosakarida dengan enam atom C disebut heksosa, misalnya glukosa (dekstrosa, atau gula anggur), fruktosa (levulosa atau gula buah), dan galaktosa, sedangkan lima atom C disebut pentosa, misalnya xilosa, arabinosa, dan ribosa. Monosakarida (sering disebut gula sederhana) adalah sakarida yang tidak dapat dihidrolisis menjadi bentuk yang lebih sederhana lagi. Bentuk monosakarida ini dapat dibagi lagi menjadi beberapa : triosa, tetrosa, pentosa, hektosa, heptosa atau oktasa (Ramsden, 1994). Rumus umum adalah CnH2mOn. Gula –gula sederhana dapat dibagi lagi dalam triosa. Berdasarkan atas radikal fungsi yang terdapat dalam molekulnya, monosakarida dibedakan atas aldosa (mempunyai gugus aldehid) dan ketosa (mempunyai gugus keton) sifat-sifat dari aldehid dan aldosa adalah: sama-sama bisa mengadesi H - Cn, mengadesi fenilhidroksin, mereduksi pereakasi fehling, bisa mereduksi pereaksi benedict (Riawan, 1990). Semua monosakarida merupakan gula pereduksi terhadap Fehling (Hawab, 2003).
b. Disakarida
Disakarida adalah oligosakarida yang paling sederhana yang tersusun atas dua molekul monosakarida. Dua molekul gula sederhana atau lebih saling berikatan pada gugus glikosidanya,membentuk suatu substansi baru yang dinamakan polisakarida. Jika molekul-molekul gula sederhana yang saling berkaitan tersebut kurang dari 10,substansi yang terbentuk dinamakan juga oligosakarida.
Enzim pada disakarida terdiri dari maltase yang berfungsi mengkretalisis hidrolisis maltose, lactose yang berfungsi mengkretalisis hidrolisis laktosa, dan sakrase yang berfungsi mengkretalisis hidrolisis sakrosa (William, 1994). Disakarida tersusun atas dua saluran monosakarida. Umumnya terdiri atas dua sisi heksosa dan karena itu disakarida sering disebut dengan heksodisakarida. Pada hidrolisis disakarida akan terbentuk komponen-komponen penyusunnya yaitu dua molekul monosakarida (Riawan, 1990). Semua disakarida merupakan gula pereduksi terhadap Fehling (Hawab, 2003).
c. Polisakarida Polisakarida dalam bahan makanan berfungsi sebagai penguat tekstur
(selulosa, hemiselulosa, pektin, lignin) dan sebagai sumber energi (pati, dekstrin, glikogen, frutan). Polisakarida penguat tekstur ini tidak dapat dicerna oleh tubuh, tetapi merupakan serat-serat (dietary fiber) yang dapat menstimulasi enzim-enzim pencernaan. Karbohidrat cadangan pangan seperti pati pada tanaman dan glikogen pada sel hewan dapat larut dalam air hangat. Kelompok polisakarida lain berbentuk gum (atau gom), pectin dan derivate-derivatnya (Riawan, 1990). Polisakarida merupakan kelompok karbohidrat yang paling banyak terdapat di alam. Polisakarida merupakan senyawa makromolekul yang terbentuk dari banyak sekali satuan (unit) monosakarida. Jumlah polisakarida ini terdapat jauh lebih banyak daripada oligo maupun monosakarida. Sebagian dari polisakarida membentuk struktur tanaman yang tak dapat larut misalnya selulosa dan hemiselulosa. Sebagian lagi membentuk senyawa cadangan pangan berbentuk pati dala tanaman atau glikogen pada sel-sel hewan (William, 1994). Karbohidrat dengan zat tertentu akan menghasilkan warna tertentu yang dapat digunakan untuk analisis kualitatif. Bila karbohidrat direaksikan dengan larutan naftol dalam alkohol. Kemudian ditambahkan H2SO4 pekat secara hati-hati, pada batas cairan akan berbentuk furfural yang berwarna ungu. Reaksi ini disebut reaksi molisch dan merupakan reaksi umum bagi karbohidrat.
Perekasi Fehling adalah oksidator lemah yang merupakan pereaksi khusus untuk mengenali aldehida. Pereaksi Fehling terdiri dari dua bagian, yaitu Fehling A dan Fehling B. Fehling A adalah larutan CuSO4, sedangkan Fehling B merupakan campuran larutan NaOH dan kalium natrium tartrat. Pereksi Fehling dibuat dengan mencampurkan kedua larutan tersebut, sehingga diperoleh suatu larutan yang berwarna biru tua. Dalam pereaksi Fehling, ion Cu2+ terdapat sebagai ion kompleks. Pereaksi Fehling dapat dianggap sebagai larutan CuO. Dalam pereaksi ini ion Cu2+ direduksi menjadi ion Cu+ yang dalam suasana basa akan diendapkan sebagai Cu2O. Dengan larutan glukosa 1%,
pereaksi Fehling menghasilkan endapan berwarna merah bata, sedangkan apabila digunakan larutan yang lebih encer misalnya larutan glukosa 0,1%, endapan yang terjadi berwarna hijau kekuningan.
Uji benedict glukosa memiliki sifat dapat mereduksi ion Cu2+ menjadi ion Cu+ yang ada pada larutan Benedit sehingga menjdai Cu2O yang terbentuk endapan. Semakin meningkatnya konsentrasi glukosa pada uji Benedit ini, endapan yang terjadi makin banyak. Hal ini menandakan bahwa makin reduksi gula mereduksi larutan benedit. Pereaksi benedit berupa larutan yang mengandung kuprisulfat, natrium karbonat dan natrium sitrat. Adanya natrium karbonat dan natrium sitrat membuat peraksi benedit bersifat basa lemah.
7. Prosedur Praktikum
a. Uji Fehling
Masukkan sampel (ada 6 sampel: 3 standar, 3 di alam) ke dalam
masing0masing tabung reaksi sebanyak 10 tetes.
Dirambahkan reagen fehling A 1 ml dan fehling B 1 ml pada setiap tabung
reaksi.
Amati perubahan warna larutan dan catat waktu setuap terjadi perubahan
warna.
Panaskan di atas bunsen hingga terjadi perubahan warna yang konstan dan
catat waktu perubahan.
b. Uji Benedict
Dalam tabung reaksi yang bersih dan kering dimasukkan 1 mL larutan
karbohidrat dan tambahkan reagen Benedict 2 mL.
Panaskan dalam oven selama 5 menit pada suhu 1000C.
Lihat dan catat hasil pengamatan.
8. Hasil Pengamatan
a. Uji Fehling
1. Fruktosa
Fruktosa
Lab
Fruktosa alam
(warna biru)
1 % Tidak sama
2% Tidak sama
3% Tidak sama
4% Tidak sama
5% Tidak sama
6% Sama
7% Tidak sama
8% Tidak sama
9% Tidak sama
10% Tidak sama
Larutan apel (kuning)+fehling A (biru) +fehling B(bening)
larutan biru larutan coklat
Larutan fruktosa 1% (kuning)+fehling A (biru) +fehling B(bening)
larutan biru larutan coklat
Larutan fruktosa 2% (kuning)+fehling A (biru) +fehling B(bening)
larutan biru larutan coklat
Larutan fruktosa 3% (kuning)+fehling A (biru) +fehling B(bening)
larutan biru larutan coklat
Larutan fruktosa 4% (kuning)+fehling A (biru) +fehling B(bening)
larutan biru larutan coklat
Larutan fruktosa 5% (kuning)+fehling A (biru) +fehling B(bening)
larutan biru larutan coklat
Larutan fruktosa 6% (kuning)+fehling A (biru) +fehling B(bening)
larutan biru larutan coklat
Larutan fruktosa 7% (kuning)+fehling A (biru) +fehling B(bening)
larutan biru larutan coklat
Larutan fruktosa 8% (kuning)+fehling A (biru) +fehling B(bening)
larutan biru larutan coklat
larutan Fruktosa 9% (kuning)+fehling A (biru) +fehling B(bening)
larutan biru larutan coklat
larutan fruktosa 10% (kuning)+fehling A (biru) +fehling B(bening)
larutan biru larutan coklat
2. Laktosa
- Larutan susu (putih) + fehling A (biru) + fehling B (bening) larutan berwarna biru kemudian berubah menjadi warna orange + endapan larutan coklat
- Laktosa 1% (bening) + fehling A (biru) + fehling B (bening) larutan berwarna biru kemudian berubah menjadi warna orange + endapan larutan coklat
- Laktosa 2% (bening) + fehling A (biru) + fehling B (bening) larutan berwarna biru kemudian berubah menjadi warna orange + endapan larutan coklat
- Laktosa 3% (bening) + fehling A (biru) + fehling B (bening) larutan berwarna biru kemudian berubah menjadi warna orange + endapan larutan coklat
- Laktosa 4% (bening) + fehling A (biru) + fehling B (bening) larutan berwarna biru kemudian berubah menjadi warna orange + endapan larutan coklat
- Laktosa 5% (bening) + fehling A (biru) + fehling B (bening) larutan berwarna biru kemudian berubah menjadi warna orange + endapan larutan coklat
- Laktosa 6% (bening) + fehling A (biru) + fehling B (bening) larutan berwarna biru kemudian berubah menjadi warna orange + endapan larutan coklat
- Laktosa 7% (bening) + fehling A (biru) + fehling B (bening) larutan berwarna biru kemudian berubah menjadi warna orange + endapan larutan coklat
- Laktosa 8% (bening) + fehling A (biru) + fehling B (bening) larutan berwarna biru kemudian berubah menjadi warna orange + endapan larutan coklat
- Laktosa 9% (bening) + fehling A (biru) + fehling B (bening) larutan berwarna biru kemudian berubah menjadi warna orange + endapan larutan coklat
- Laktosa 10% (bening) + fehling A (biru) + fehling B (bening) larutan berwarna biru kemudian berubah menjadi warna orange + endapan larutan coklat
3. Amilum
- Larutan pati (kuning) + fehling A (biru) + fehling B (bening) larutan biru larutan hijau bening
- Amilum 1% + fehling A (biru) + fehling B (bening) larutan biru larutan hijau bening
- Amilum 2% + fehling A (biru) + fehling B (bening) larutan biru larutan biru bening
- Amilum 3% + fehling A (biru) + fehling B (bening) larutan biru larutan hijau pekat
- Amilum 4% + fehling A (biru) + fehling B (bening) larutan biru larutan coklat bening
- Amilum 5% + fehling A (biru) + fehling B (bening) larutan biru larutan kuning pekat
- Amilum 6% + fehling A (biru) + fehling B (bening) larutan biru larutan hijau pekat
- Amilum 7% + fehling A (biru) + fehling B (bening) larutan biru larutan hijau pekat
- Amilum 8% + fehling A (biru) + fehling B (bening) larutan biru larutan kuning pekat
- Amilum 9% + fehling A (biru) + fehling B (bening) larutan biru larutan kuning pekat
- Amilum 10% + fehling A (biru) + fehling B (bening) larutan biru larutan orange
b. Uji Benedict
1. Fruktosa
- Larutan apel (kuning) + benedict (biru) larutan hijau larutan orange
- Fruktosa 1% (kuning) + benedict (biru) larutan hijau larutan orange
- Fruktosa 2% (kuning) + benedict (biru) larutan hijau larutan orange
- Fruktosa 3% (kuning) + benedict (biru) larutan hijau larutan orange
- Fruktosa 4% (kuning) + benedict (biru) larutan hijau larutan orange
- Fruktosa 5% (kuning) + benedict (biru) larutan hijau larutan orange
- Fruktosa 6% (kuning) + benedict (biru) larutan hijau larutan orange
- Fruktosa 7% (kuning) + benedict (biru) larutan hijau larutan orange
- Fruktosa 8% (kuning) + benedict (biru) larutan hijau larutan orange
- Fruktosa 9% (kuning) + benedict (biru) larutan hijau larutan orange
- Fruktosa 10% (kuning) + benedict (biru) larutan hijau larutan orange
2. Amilum
- Larutan pati (coklat) + benedict (biru) larutan biru kehijauan
- Amilum 1% (bening) + benedict (biru) larutan biru kehijauan
- Amilum 2% (bening) + benedict (biru) larutan biru kehijauan
- Amilum 3% (bening) + benedict (biru) larutan biru kehijauan
- Amilum 4% (bening) + benedict (biru) larutan biru kehijauan
- Amilum 5% (bening) + benedict (biru) larutan biru kehijauan
- Amilum 6% (bening) + benedict (biru) larutan biru kehijauan
- Amilum 7% (bening) + benedict (biru) larutan biru kehijauan
- Amilum 8% (bening) + benedict (biru) larutan biru kehijauan
- Amilum 9% (bening) + benedict (biru) larutan biru kehijauan
- Amilum 10% (bening) + benedict (biru) larutan biru kehijauan3. Laktosa
- Larutan susu (putih) + benedict (biru) larutan orange
- Laktosa 1% (bening) + benedict (biru) larutan orange
- Laktosa 2% (bening) + benedict (biru) larutan orange
- Laktosa 3% (bening) + benedict (biru) larutan orange
- Laktosa 4% (bening) + benedict (biru) larutan orange
- Laktosa 5% (bening) + benedict (biru) larutan orange
- Laktosa 6% (bening) + benedict (biru) larutan orange
- Laktosa 7% (bening) + benedict (biru) larutan orange
- Laktosa 8% (bening) + benedict (biru) larutan orange
- Laktosa 9% (bening) + benedict (biru) larutan orange
- Laktosa 10% (bening) + benedict (biru) larutan orange9. Mekanisme Reaksi
Reaksi Benedict
Uji Fehling
10. Pembahasan
Percobaan kali ini yaitu tentang karbohidrat, dimana percobaan ini dilakukan
agar setelah percobaan dapat mengetahui cara identifikasi karbohidrat secara
kualitatif dan membuktikan adanya gula pereduksi atau gula inversi. Pada uji
karbohidrat di gunakan ada 6 sampel yang terdiri 3 sampel dari alam berupa lautan
apel, larutan susu & larutan pati, dan 3 sampel laboratorium terdiri atas larutan
fruktosa (1%-10%), larutan laktosa (1%-10%) & larutan amilum (1%-10%).
Pada percobaan pertama uji fehling, dimana fehling yang digunakan fehling
A dan fehling B. Yang pertama uji fruktosa, larutan sampel dialam yaitu 10 tetes
larutan apel direaksikan dengan 1ml fehling A (biru) + 1ml fehling B (bening)
berubah menjadi larutan biru. Percobaan sama dilakukan pada sampel laboratorium
setelah direaksikan didapat larutan produk berwarna biru. Percobaan ini dilakukan
dengan fruktosa 1%-10%. Dilakukan untuk mengetahui sampel yang dialam
termasuk dalam sampel berapa persen. Setelah dilakukan pengamatan didapatkan
hasil bahwa larutan apel sama dengan larutan fruktosa 6%. Lalu dilakukan
pemanasan dengan menggunakan bunsen untuk mengetahui larutan yang positif
terhadap fehling. Dan setelah dipanaskan didapt laruta berwarna coklat. Kemudian
uji laktosa, sampel alam yang dipakai adalah larutan susu. Ketika direaksikan
dengan fehling A dan fehling B didapatkan larutan produk berwarna biru yang lama
kelamaan berubah orange dan endapan. Seperti halnya larutan susu, percobaan
sama di lakukan untuk larutan laktosa 1%-10% dan didapatkan larutan produk
berwarna yang lama kelamaan berubah menjadi orange dan endapan. Lalu
dilakukan pemanasan untuk mengetahui reaksi positif terhadap fehling. Dan
terakhir uji amilum, dimana sampel alam digunakan adalah larutan pati (kentang),
percobaan sama dilakukan dan didapat larutan produk berwarna biru, lalu dilakukan
pula pada larutan amilum 1%-10% dan didapat larutan produk berwarna biru.
Kemudian dipanaskan dan didapatkan hasil larutan berubah menjadi larutan orange.
Percobaan kedua yaitu uji benedict dimana percobaan dilakukan dengan
mereaksikan 1 ml larutan sampel dengan 2 ml benedict (biru), kemudian di
panaskan selama 5 menit pada suhu 1000C. Uji fruktosa dengan sampel yang sama,
pada sampel alam larutan apel dan setelah percobaan dilakukan didapatkan larutan
produk berwarna hijau dan setelah dipanaskan di dapatkan perubahan warna larutan
dan endapan orange. Hasil yang sama didapatkan pada larutan fruktosa 1%-10%
dengan larutan produk berwarna hijau dan dipanaskan didapatkan larutan dan
endpan orange. Lalu uji amilum dengan sampel dan percobaan sama, didapatkan
hasil pada uji larutan sampel dialam yaitu larutan pati, didapatkan larutan produk
dan setelah dipansakan larutan tetap biru kehijauan. Sama halnya dengan larutan
pati pada larutan amilum 1%-10% didapatkan hasil larutan produk dan setelah
pemanasan larutan biru kehijauan. Kemudian uji laktosa dengan percobaan sama
dan sampel susu dan laktosa 1%-10% didapatkan hasil pengamatan larutan dan
endapan orange dan setelah di panaskan tidak ada perubahan warna. Kesalahan
yang mungkin dilakukan pada saat pencampuran fehling A dan fehling B pada
sampel, pemanasan yang terlalu lama, waktu pemanasan tidak sama, suhu yang
digunakan tidak stabil dan lain-lain.
11. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan didapatkan hasil :
1. Uji fehling terhadap larutan pati (kentang) dan amilum di dapat kesamaan
pada 6% dan fehling A dan B beraksi negatif.
2. Uji fehling terhadap larutan apel dan fruktosa di dapat kesamaan pada 6%
dan fehling A dan B beraksi positif.
3. Uji fehling terhadap larutan susu dan laktosa di dapat kesamaan pada 6%
dan fehling A dan B beraksi positif
4. Uji benedict terhadap larutan pati (kentang) dan amilum di dapat kesamaan
pada 6% dan benedict beraksi negatif.
5. Uji benedict terhadap larutan apel dan fruktosa di dapat kesamaan pada 6%
dan benedict beraksi positif.
6. Uji benedict terhadap larutan susu dan laktosa di dapat kesamaan pada 6%
dan benedict beraksi positif.
7. Pemanasan dilakukan untuk mengetahui reaksi yang positif terhadap fehling
dan benedict.
8. Kesalahan yang mungkin dilakukan pada saat pencampuran fehling A dan
fehling B pada sampel, pemanasan yang terlalu lama, waktu pemanasan
tidak sama, suhu yang digunakan tidak stabil dan lain-lain.
Daftar Pustaka
Anonim.2013.Laporan Praktikum Biokimia Uji Benedict.(online) http://c-
31120068.blogspot.com/2013/06/laporan-praktikum-biokimia-uji-
benedict_28.html Diakses pada 17 November 2014
Anonim.2013. Uji Karbohidrat. (online)
http://www.organiksmakma3c16.blogspot.com/2013/03/uji-karbohidrat.html.
Diakses pada 17 November 2014
Fika P.2013. Laporan Uji Kualitatif Untuk Karbohidrat. (online)
http://fikapuspita.blogspot.com/2013/06/laporan-uji-kualitatif-untuk-
karbohidrat_200.html Diakses pada 17 November 2014
Rona L.S. 2013. Praktikum Uji Karbohidrat. (online)
http://Ronalastikasari.Blogspot.Com/2013/11/Praktikum-Uji-Karbohidrat-
Glukosa.Html Diakses pada 17 November 2014
Wiwit.2013. Laporan Uji Karbohidrat Biokimia. (online)
http://wiwitsutiani.blogspot.com/2013/04/laporan-karbohidat-biokimia.html
Diakses pada 17 November 2014