Laporan 6 Hukum Ohm

16
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR II HUKUM OHM Dosen Pengampu : Hadi Pramono, M.Pd Disusun Oleh Nama : Ahmadun Nim : 1413163049 Kelas : Biologi C / 2 Kelompok : IV (empat) Asisten : Sutisna Vivi Sophie Elfada LABORATORIUM BIOLOGI JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI CIREBON 2014

description

fisika

Transcript of Laporan 6 Hukum Ohm

Page 1: Laporan 6 Hukum Ohm

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR II

HUKUM OHM

Dosen Pengampu : Hadi Pramono, M.Pd

Disusun Oleh

Nama : Ahmadun

Nim : 1413163049

Kelas : Biologi C / 2

Kelompok : IV (empat)

Asisten : Sutisna

Vivi Sophie Elfada

LABORATORIUM BIOLOGI

JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI CIREBON

2014

Page 2: Laporan 6 Hukum Ohm

HUKUM OHM

A. Tujuan

1. Mempelajari hubungan antara tegangan dan kuat arus yang   mengalir dalam sebuah

rangkaian.

2. Mempelajari pengaruh hambatan terhadap arus listrik.

B. Dasar teori

Hukum Ohm adalah suatu pernyataan bahwa besar arus listrik yang mengalir melalui

sebuahpenghantar selalu berbanding lurus dengan beda potensial yang diterapkan

kepadanya. Sebuah benda penghantar dikatakan mematuhi hukum Ohm apabila

nilai resistansinya tidak bergantung terhadap besar dan polaritas beda potensial yang

dikenakan kepadanya. Walaupun pernyataan ini tidak selalu berlaku untuk semua jenis

penghantar, namun istilah "hukum" tetap digunakan dengan alasan sejarah.

                Secara matematis hukum Ohm diekspresikan dengan persamaan:

Dimana :

1. adalah arus listrik yang mengalir pada suatu penghantar dalam satuan Ampere.

2. adalah tegangan listrik yang terdapat pada kedua ujung penghantar dalam satuan volt.

3. adalah nilai hambatan listrik (resistansi) yang terdapat pada suatu penghantar dalam

satuan ohm.

Berdasarkan hukum Ohm, 1 Ohm didefinisikan sebagai hambatan yang digunakan dalam

suatu rangkaian yang dilewati kuat arus sebesar 1 Ampere dengan beda potensial 1 Volt.

Oleh karena itu, kita dapat mendefinisikan pengertian hambatan yaitu perbandingan

antara beda potensial dan kuat arus. Semakin besar sumber tegangan maka semakin besar

arus yang dihasilkan. Jadi, besar kecilnya hambatan listrik tidak dipengaruhi oleh besar

tegangan dan arus listrik tetapi dipengaruhi oleh panjang penampang, luas penampang

dan jenis bahan. Hambatan dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu panjang, luas dan jenis bahan.

Hambatan berbading lurus dengan panjang benda, semakin panjang maka semakin besar

hambatan suatu benda. Hambatan juga berbading terbalik dengan luas penampang benda,

semakin luas penampangnya maka semakin kecil hambatannya. Inilah alasan mengapa

kabel yang ada pada tiang listrik dibuat besar-besar, tujuannya adalah untuk memperkecil

Page 3: Laporan 6 Hukum Ohm

hambatan sehingga tegangan bisa mengalir dengan mudah. Hambatan juga berbanding

lurus dengan jenis benda (hambatan jenis) semakin besar hambatan jenisnya maka

semakin besar hambatan benda itu.

Kalau antara dua kutub positip dan kutub negatip dari sebuah sumber tegangan kita

hubungkan dengan sepotong kawat penghantar, maka akan mengalir arus listrik dari

kutub positip ke kutub negatip. Arus ini mendapat hambatan dalam penghantar itu. Dari

peristiwa di atas dapat diketahui bahwa ada hubungan antara arus yang mengalir dalam

hambatan kawat dan adanya sumber tegangan. Besarnya arus listrik yang mengalir

tergantung dari besarnya hambatan kawat. Semakin besar hambatan kawat, maka

semakin kecil arus yang mengalir. Apabila sumber listrik bertegangan 1 volt

dihubungkan dengan hambatan sebesar 1 Ohm, maka arus yang mengalir sebesar 1

amper.

Dalam penyelidikannya George Simon Ohm (ahli ilmu fisika dari Jerman) menemukan

bahwa arus listrik yang mengalir dalam hambatan akan bertambah besar jika tegangan

dinaikkan, sementara nilai hambatannya tetap. Dari uraian diatas dapat dituliskan rumus

hukum Ohm, yaitu:

dimana:

V = tegangan dalam satuan volt

I  = arus dalam satuan amper

R = hambatan dalam satuan Ohm

C. Alat dan Bahan

1. kabel merah 3 buah

2. kabel hitam 3 buah

3. catu daya

4. papan rangkaian

5. potensiometer 50kΩ

6. hambatan tetap 100 Ω

7. saklar satu kutub

Page 4: Laporan 6 Hukum Ohm

8. jembatan penghubung

D. Prosedur kerja

1. Potensiometer diatur hingga volt meter menunjukkan tegangan sekitar 2 volt.

2. Dicatat dari hasil kuat arus yang mengalir pada ampere meter.

3. Potensiometer diatur kembali sehingga volt meter menunjukkan tegangan sedikit lebih

tinggi dari 2 volt meter.

4. Dicatat kuat arus yang mengalir pada ampere meter ke dalam tabel hasil pengamatan.

5. Langkah 3 diulangi sampai tiga kali

6. Semua data dimasukkan hasilnya ke dalam tabel hasil pengamatan.

E. hasil pengamatan

no Muatan basicmeter Hambatan

tetap

V I R

1 V 10 Ω 74 V 0,44x10-6A 16,81x10-4 Ω

47Ω - 0,32x10-6 A -

100Ω - 0,32x10-6 A -

10 V 10 Ω 9,6 V 0,33x10-6 A 290,9x10-6 Ω

47Ω - 0,35x10-6 A -

100Ω - 0,34x10-6 A -

50 V 10 Ω - 0,43x10-6 A -

47Ω - 0,35x10-6 A -

100Ω - 0,32x10-6 A -

100 V 10 Ω 0,98x10-6 A 0,34x10-6 A 2,88 Ω

47Ω 0,34x10-6 A 0,34x10-6 A 2,76 Ω

100Ω 0,95x10-6 A 0,34x10-6 A 2,79 Ω

perhitungan

Page 5: Laporan 6 Hukum Ohm

mencari R

1. 1 Volt , 10 Ω

R= VI

= 74

0,44 x10−6 = 1681,81 x10-6 = 16,8181 x10-4

1 Volt , 47 Ω

R= VI

= 0

0,32 x 10−6 = 0

1 Volt , 100 Ω

R= VI

= 0

0,32 x 10−6 = 0

2. 10 Volt , 10 Ω

R= VI

= 9,6

0,33 x10−6 =

10 Volt , 47 Ω

R= VI

= 0

0,33 x10−6 = 0

10 Volt , 100 Ω

R= VI

= 0

0,32 x 10−6 = 0

3. 50 Volt , 10 Ω

R= VI

= 0

0,43 x10−6 = 0

50 Volt , 47 Ω

R= VI

= 0

0,35 x10−6 = 0

Page 6: Laporan 6 Hukum Ohm

50 Volt , 100 Ω

R= VI

= 0

0,32 x 10−6 = 0

4. 100 Volt , 10 Ω

R= VI

= 0,98 x10−6

0,34 x10−6 = 2,88 Ω100 Volt , 47 Ω

R= VI

= 0,94 x10−6

0,34 x10−6 = 2,76 Ω100 Volt , 100 Ω

R= VI

= 0,95 x10−6

0,34 x10−6 = 2,79 Ω10 Ω I = 100−56

100 = 56

V = 100−261

= 74 9 Volt tidak bisa47 Ω : I = 100−68

100 = 32

100 Ω I = 100−57100

= 43 V = 100−410

= 9,6V47Ω : I = 100−65

100 = 35

100 Ω I = 100−65100

= 35

Page 7: Laporan 6 Hukum Ohm

50V I = 100−57100

= 4347 Ω I = 100−65

100 = 35

10 Ω I = 100−66100

= 34 V = 100−62100

= 3447 Ω I = 100−66

100 = 34 V = 100−6

100 = 94

F. Pembahasan

Praktikum kali ini tentang hukum ohm yang bertujuan untuk mempelajari hubungan

antara tegangan dan kuat arus yang   mengalir dalam sebuah rangkaian dan pengaruh

hambatan terhadap arus listrik.

Hukum Ohm merupakan besar arus listrik yang mengalir melalui sebuah penghantar

selalu berbanding lurus dengan beda potensial yang diterapkan kepadanya. Praktikum

Hukum Ohm ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu untuk rangkaian seri, dan untuk

rangkain paralel. Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah ampere meter yang

berfungsi untuk mengukur arus listrik yang mengalir, volt meter yang berfungsi untuk

mengukur tegangan, sumber arus dan hambatan, kemudian 3 buah kabel hitam dan 3 buah

kabel merah gunannya untuk mengalirkan tegangan yang berupa listrik, kemudian

potensiometer 50kΩ danhambatan tetap 100 Ω. Untuk mengamati dan mempelajari hukum

ohm kali ini dibutuhkan langkah kerja seperti mengatur potensiometer hingga volt meter

menunjukkan tegangan sekitar 2 volt, selanjutnya mencatat dari hasil kuat arus yang

mengalir pada ampere meter, mengatur kembali potensiometer sehingga volt meter

menunjukkan tegangan sedikit lebih tinggi dari 2 volt meter, mencatat kuat arus yang

mengalir pada ampere meter ke dalam tabel hasil pengamatan, kemudian mengatur

kembali volt meter sampai menunjukkan tegangan yang ditentukan, yang terakhir yaitu

memasukkan semua hasil data ke dalam tabel hasil pengamatan.

Pengamatan pertama muatan basic 1volt dengan hambatan tetap 10 Ω menghasilkan

nilai tegangan listrik (V) yaitu 74 V, Arus listrik (I) 0,44x10-6A dan nilai hambatan listrik

(R) 16,81x10-4 Ω. Selanjutnya dengan nilai hambatan tetap 47 Ω menghasilkan nilai

Page 8: Laporan 6 Hukum Ohm

tegangan listrik (V) yaitu 74 V, Arus listrik (I) 0,32x10-6A dan nilai hambatan listrik (R)

16,81x10-4 Ω. Dan yang dengan nilai hambatan tetap 100 Ω menghasilkan nilai tegangan

listrik (V) yaitu 74 V, Arus listrik (I) 0,32x10-6A dan nilai hambatan listrik (R) 16,81x10-4

Ω.

Yang ke dua muatan basic 10 volt dengan nilai hambatan tetapnya adalah 10 Ω

menghasilkan nilai tegangan listrik (V) yaitu 9,6 V, Arus listrik (I) 0,33x10 -6A dan nilai

hambatan listrik (R) 290,9x10-6 Ω. Selanjutnya dengan nilai hambatan tetapnya adalah 47

Ω menghasilkan nilai tegangan listrik (V) yaitu 9,6 V, Arus listrik (I) 0,35x10 -6A dan nilai

hambatan listrik (R) 290,9x10-6 Ω. Dan yang nilai hambatan tetap 100 Ω menghasilkan

nilai tegangan listrik (V) yaitu 9,6 V, Arus listrik (I) 0,34x10-6A dan nilai hambatan listrik

(R) 290,9x10-6 Ω.

Yang ke tiga muatan basic 50 volt dengan nilai hambatan tetapnya adalah 10 Ω

menghasilkan nilai tegangan listrik (V) yaitu 9,6 V, Arus listrik (I) 0,43x10 -6A dan nilai

hambatan listrik (R) 290,9x10-6 Ω, selanjutnya dengan nilai hambatan tetapnya adalah 47

Ω menghasilkan nilai tegangan listrik (V) yaitu 9,6 V, Arus listrik (I) 0,35x10 -6A dan nilai

hambatan listrik (R) 290,9x10-6 Ω, dan yang nilai hambatan tetap 100 Ω menghasilkan

nilai tegangan listrik (V) yaitu 9,6 V, Arus listrik (I) 0,32x10-6A dan nilai hambatan listrik

(R) 290,9x10-6 Ω.

Terakhir yaitu basic 50 volt dengan nilai hambatan tetapnya adalah 10 Ω

menghasilkan nilai tegangan listrik (V) yaitu 9,6 V, Arus listrik (I) 0,43x10 -6A dan nilai

hambatan listrik (R) 290,9x10-6 Ω.

G. Kesimpulan

Dari beberapa percobaan di atas,  jadi bisa disimpulkan beberapa hal seperti di bawah ini.

1.  Nilai hambatan berbanding terbalik dengan nilai kuat arusnya. Jika nilai hambatannya

besar, maka nilai kuat arusnya akan kecil. Begitu juga sebaliknya.

2.  Setelah melakukan praktikum tersebut, dapat disimpulkan bahwa Hukum Ohm

menyatakan bahwa kuat arus listrik (I) sebanding dengan beda potensial yang diberikan

dan berbanding terbalik dengan hambatan rangkaian (R)  dapat disimbolkan dengan :

Page 9: Laporan 6 Hukum Ohm

V = I R

Page 10: Laporan 6 Hukum Ohm

DAFTAR PUSTAKA

Kanginan, Marthen. Physics for Senior High School 2nd Semester Grade XI. 2010.

Jakarta: Erlangga

Zaelani,ahmad.2006. Bimbingan Pemantapan Fisika. Bandung: Yrama Widya.

Supramono, Eddy.2005. Fisika dasar II. Malang: UM Press.

Anonim, 2013. http://dasarelektronika.com/pengertian-dan-fungsi-transformator/ (Diakses pada 04-05-2014 pukul 23.58WIB).

Page 11: Laporan 6 Hukum Ohm

LAMPIRAN HUKUM OHM

Page 12: Laporan 6 Hukum Ohm

PEER ASSESSMENT

HUKUM OHM

No Aspek Nama Kelompok

Alkahfi Bangun Desi Rahmi Dwi Yuliana Meyca

1 Kerjasama 7 2 3 1 7 5 4

2 Kedisiplinan 6 3 2 6 1 4 5

3 Keterampilan 7 5 4 2 3 7 1

4 Keaktifan 6 4 5 6 1 3 2

Jumlah Nilai 26 14 14 15 12 19 12

Cirebon, 06 mei 2014

Ttd. (Ahmadun)

Catatan:

1. A-E pada kolom diganti dengan nama teman satu kelompok (nama PENILAI peer

assessment TIDAK disertakan).

2. Nilailah secara objektif.

3. Penilaian menggunakan RANKING (peringkat). Ranking yang terbaik mendapat poin

tertinggi. Misal: Dari 5 mahasiswa yang di nilai, maka nilai terbaik adalah 5 dan nilai

terendah adalah 1.

4. TIDAK boleh ada ranking yang sama pada satu aspek. Misal: Aspek Disiplin mahasiswa

A dan mahasiswa B sama-sama mendapat nilai 5 adalah TIDAK dibenarkan.

5. Cantumkan Peer Assessment pada laporan: Setelah daftar pustaka, sebelum lampiran.