laporan 3

34
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Maksud dan Tujuan Percobaan 1.1.1. Maksud percobaan Praktikan diharapkan dapat mengetahui sifat-sifat dari masing-masing mikroba termasuk sifat pertumbuhan, praktikum ini juga dimaksudkan agar mahasiswa mengetahui teknik isolasi dan inokulasi yang sesuai dengan medium pertumbuhan mikroba yang tepat dengan menggunakan metode gores dan metode tusuk. 1.1.2. Tujuan Percobaan a. Mengetahui cara isolasi mikroorganisme menggunakan sampel air sungai, gabin, udara, aquades, es teh dengan metode tuang, sebar, tabur, dan isolasi. b. Mengetahui cara inokulasi mikroorganisme beberapa mikroorganisme dengan media miring, tegak, dan cair. 1.2. Prinsip Praktikum Prinsip praktikum ini adalah dalam mengisolasi atau memisahkan satu organisme dari lingkungannya, penanaman mikroorganisme biakan murni kedalam media baru sesuai mikroorganisme masing-masing dengan bentuk media miring, tegak, dan cair. Dan dapat mendeskripsikan bentuk-bentuk dari mikroorganisme yang tumbuh pada medium tersebut dengan jenis-jenis tertentu. 73

Transcript of laporan 3

Page 1: laporan 3

BAB IPENDAHULUAN

1.1. Maksud dan Tujuan Percobaan

1.1.1.Maksud percobaan

Praktikan diharapkan dapat mengetahui sifat-sifat dari masing-masing

mikroba termasuk sifat pertumbuhan, praktikum ini juga dimaksudkan agar

mahasiswa mengetahui teknik isolasi dan inokulasi yang sesuai dengan medium

pertumbuhan mikroba yang tepat dengan menggunakan metode gores dan metode

tusuk.

1.1.2.Tujuan Percobaan

a. Mengetahui cara isolasi mikroorganisme menggunakan sampel air sungai,

gabin, udara, aquades, es teh dengan metode tuang, sebar, tabur, dan isolasi.

b. Mengetahui cara inokulasi mikroorganisme beberapa mikroorganisme

dengan media miring, tegak, dan cair.

1.2. Prinsip Praktikum

Prinsip praktikum ini adalah dalam mengisolasi atau memisahkan satu

organisme dari lingkungannya, penanaman mikroorganisme biakan murni

kedalam media baru sesuai mikroorganisme masing-masing dengan bentuk media

miring, tegak, dan cair. Dan dapat mendeskripsikan bentuk-bentuk dari

mikroorganisme yang tumbuh pada medium tersebut dengan jenis-jenis tertentu.

73

Page 2: laporan 3

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

1.1. Isolasi dan Inokulasi

1.1.1. Isolasi

Secara alami mikroba di alam ditemukan dalam populasi campuran. Untuk

memperoleh biakan murni dapat dilakukan isolasi yang diawali dengan

pengenceran bertingkat. Proses isolasi mikroba adalah memisahkan mikroba satu

dengan mikroba lain yang berasal dari campuran berbagai mikroba untuk dapat

mempelajari sifat biakan, morfologi dan sifat mikroba lainnya (Puspitasari, 2012).

a. Metode Sebar (spread plate method)

Suspensi dapat disebarkan pada permukaan pelat agar atau dicampur dengan

agar cair, yang kemudian dituangkan ke dalam cawan petri dan dibiarkan

memadat. Pelat agar tersebut kemudian diinkubasi pada kondisi yang

memungkinkan mikroorganisme bereproduksi dan membentuk koloni yang

terlihat tanpa bantuan mikroskop.

b. Metode Agar Tuang (pour plate method)

Dilakukan dengan mencampurkan sampel pada media padat yang

mendukung pertumbuhan mikroorganisme dan kemudian menginkubasi pelat

sehingga setiap sel bakteri dapat membelah dan membentuk koloni.

c. Metode Sebar di atas Pelat Agar (spread plate method)

Teknik dengan menyebarkan sampel (yang telah diencerkan) di atas

permukaan pelat agar dalam cawan petri. Umumnya antara 0,1 mL dan 1 mL

sampel disebarkan di permukaan media padat dengan menggunakan tangkai gelas

steril (batang pengaduk). Cawan kemudian diinkubasi dan jumlah koloni yang

tumbuh di hitung.

(Harmita, 2008)

1.1.2. Inokulasi

Inokulasi adalah suatu kegiatan penanaman bibit jamur ke dalam media

tanam yang sudah dipersiapkan. Kegiatan inokulasi harus selalu dilakukan dalam

keadaan aseptis (suci hama) agar hasil yang diharapkan tidak terkontaminasi

74

Page 3: laporan 3

mikroba lain (mikroba perusak). Ruangan inokulasi sebaiknya adalah ruangan

khusus yang tidak digunakan untuk lalu lalang pegawai dan tidak sembarang

orang boleh masuk. Hal ini perlu dilakukan agar faktor-faktor penyebab

kontaminasi dapat diminimalkan. Oleh karena itu, sebelum kegiatan inokulasi

dilakukan sebaiknya ruangan inokulasi di sanitasi terlebih dahulu (Muchroji,

2008).

Tahapan inokulasi dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a. Bakar stik besi atau kawat di atas lampu spiritus dan didinginkan,

b. Semprot kedua telapak tangan dengan alkohol 70 %,

c. Ambil botol bibit dan semprot dengan alkohol. Buka tutup kapas di atas api

spiritus, masukkan stik/kawat untuk menghaluskan bibit,

d. Ambil baglog dan buka penutupnya, masukkan bibit yang telah dihaluskan

ke dalam mulut baglog, goyang cincin agar bibit menyebar ke permukaan

baglog. Selanjutya tutup kembali baglog dengan kapas

(Sunarmi, 2010)

1.2. Uraian Medium

1.2.1.Medium PDA (Potato Dekstrosa Agar)

Media PDA dibuat dengan melarutkan 39 g Potato Dekstrosa Agar (PDA)

ke dalam 1000 mL air suling, diaduk dan dipanaskan sampai larut kemudian

disterilkan dalam autoklaf selama 15 menit pada suhu 121 oC dan tekanan

atmosfer 1,5 atm (Nurhasanah, 2008).

1.2.2.Medium PDB (Potato Dekstrosa Broth)

Komposisi dari medium PBD ialah menggunakan 200 g kentang, 10

dekstrosa. Isolat jamur sebanyak 1 jarum ose inokulasi ke dalam media PDB

(Mulyani, 2008).

1.2.3.Medium NA (Nutrient Agar)

Medium Nutrient Agar (NA) dibuat dengan melarutkan 23 g nutrien agar ke

dalam 1000 mL air suling. Diaduk dan dipanaskan sampai larut kemudian

disterilisasikan dalam autoklaf selama 15 menit pda suhu 121 oC dan tekanan

atmosfer 1,5 atm (Nurhasanah, 2008).

75

Page 4: laporan 3

1.2.4.Medium NB (Nutrient Broth)

Nutrien Broth dibuat dari campuran 0,5 g ragi, 0,25 pepton, dan 0,23 g NaCl

yang dilarutkan dalam 50 mL aquades pada Erlenmeyer (Mulyadi, 2013).

1.3. Uraian Bakteri

a. Staphylococcus aureus

Staphylococcus aureus termasuk dalam kingdom bacteria, filum Firmucutes,

kelas Cocchi, ordo Bucilles, famili Staphylococoaceae, genus Staphylococcus,

dan termasuk dalam spesies Staphylococcus aureus.

Bakteri ini berbentuk coccus, gram positif, formasi staphylae, mengeluarkan

endotoxin, tidak bergerak, tidak mampu membentuk spora, fakultatif anaerob,

sangat tahan terhadap pengeringan, mati pada suhu 60 oC setelah 60 menit,

merupakan flora normal pada kulit dan saluran pernapasan bagian atas. Pada

pemeriksaan padat koloninya berwarna kuning emas. Di alam terdapat pada tanah,

air, debu di udara. Staphylococcus aureus dapat menyebabkan penyakit seperti

infeksi pada folikel rambut dan kelenjar keringat, bisul, infeksi pada luka,

meningitis, endocarditis, dan pnemonia (Entjang, 2003).

b. Pseudomonas aeruginosa

Pseudomonas aeruginosa termasuk dalam kingdom bacteria, filum

Proteobacteria, kelas Gamma protobacteria, ordo Pseudomonadares, famili

Pseudomonaceae, genus Pseudomonas, dan termasuk dalam spesies Pseudomonas

aeruginosa.

Bakteri ini berbentuk batang, aerob, gram negatif dapat bergerak. Pada

pembenihan padat koloninya tampak berwarna hijau kebiru-biruan karena

menghasilkan pigmen pyocianin. Bakteri ini banyak terdapat dalam air, tanah dan

udara. Juga terdapat dalam jumlah sedikit di dalam usus manusia sehat. Bakteri ini

hanya dapat masuk ke dalam jaringan tubuh dan menimbulkan gejala penyakit,

bila pertahanan tubuh yang normal terganggu. Karena itu, bakteri ini sering masuk

ke dalam jaringan yang terkena luka atau luka bakar, menimbulkan infeksi

bernanah berwarna hijau biru (Entjang, 2003).

76

Page 5: laporan 3

c. Vibrio cholera

Vibrio cholera termasuk dalam kingdom bacteria, filum Proteobacteria,

kelas Gamma protobacteria, ordo Vibriorales, famili Vibrionaceae, genus Vibrio,

dan termasuk dalam spesies Vibrio cholera.

Bentuk vibrio, gram negatif, dapat bergerak dengan satu flagel kutub, aerob,

tidak mampu membentuk spora. Vibrio cholera tumbuh dengan baik pada agar

tiosulfat-sitrat-empedu-sukrosa, pH optimum 7,8-8,2 (alkalis). Bakteri ini cepat

mati karena asam. Pada agar darah bersifat haemodigesti, mengeluarkan eksotoxin

(Entjang, 2003).

Vibrio sp merupakan salah satu bakteri penyebab penyakit pada manusia

yang keberadaannya harus dihindari. Makanan yang biasanya dikontaminasi

adalah makanan hasil laut yang masih mentah tanpa melalui proses pemasakan

terlebih dahulu atau sering yang tidak diolah dengan sempurna (Mewengkang,

2010).

d. Escherichia coli

Vibrio cholera termasuk dalam kingdom bacteria, filum Proteobacteria,

kelas Gamma protobacteria, ordo Vibriorales, famili Vibrionaceae, genus Vibrio,

dan termasuk dalam spesies Vibrio cholera.

Bakteri ini berbenuk batang, gram negatif, fakultatif aerob, tumbuh baik

pada media sederhana. Escherichia coli merupakan flora normal, hidup komensal

di dalam calon manusia dan diduga membantu pembentukan vitamin K yang

penting untuk pembekuan darah. Bakteri ini merupakan penyebab utama

meningitis pada bayi yang baru lahir dan penyebab infeksi tractus urinarius

(Entjang, 2003).

e. Bacillus subtilis

Bacillus subtilis termasuk dalam kingdom Bacteria, filum Protophyta, kelas

Bacilli, ordo Bacillales, famili Bacillaceae, genus Bacillus, dan termasuk dalam

spesies Bacillus subtilis.

Sel-sel khas organisme berukuran 1 3,4 mm, mempunyai ujung yang

berbentuk empat persegi dan tersusun dalam rantai panjang, spora terletak di

77

Page 6: laporan 3

tengah basil yang tidk bergerak. Berbentuk batang menyerupai kaca yang diukir

bila disinari cahaya. Basil saprofil menggunakan sumber nitrogen dan karbon

(Brooks, 1995).

f. Streptococcus mutans

Streptococcus mutans termasuk dalam kingdom Bacteria, filum Protophyta,

kelas Schizomycetes, ordo Eubacteria, famili Laktobacteriaceae, genus

Streptococcus, dan termasuk dalam spesies Streptococcus mutans.

Salah satu spesies bakteri yang dominan dalam mulut yaitu bakteri

Streptococcus mutans. Jenis bakteri in diketahui merupakan bakteri penyebab

utama timbulnya karies gigi. Telah banyak penelitian yang membuktikan adanya

korelasi positif antara jumlah bakteri Streptococcus mutans pada plak gigi dengan

prevalensi karies gigi, hal ini disebabkan bebrapa karakteristik dari bakteri ini

yaitu mampu mensintesis polisakarida ekstraseluler glukan ikatan α (1-3) yang

tidak larut dari sukrosa, dapat memproduksi asam laktat melalui proses

homofermentasi, membentuk koloni yang melekat dengan erat pada permukaan

gigi dan lebih bersifat asidogenik dibanding spesies Streptococcus lainnya. Oleh

karena itu bakteri ini telah menjadi target utama dalam upaya mencegah terjadinya

karies gigi (Sabir, 2005).

1.4. Uraian Jamur

a. Candida albicans

Candida albicans termasuk dalam kingdom Eukariotik, filum Thallophyta,

kelas Ascomycetes, ordo Moniliales, famili Crytoccocaceae, genus Candida, dan

termasuk dalam spesies Candida albicans.

Sel-sel jamur Candida berbentuk bulat, lonjong, atau bulat lonjong.

Berkembang biak dengan memperbanyak diri dengan spora yang tumbuh dari

tunas. Candida dapat mudah tumbuh di dalam media sabaroud dengan

membentuk koloni ragi dengan sifat khas yakni menonjol dan permukaan

medium. Pemukaan koloni halus, licin, berwarna putih kekuningan dan beragi

(Leepel, 2009).

78

Page 7: laporan 3

b. Candida utilis

Candida utilis termasuk dalam kingdom Eukariotik, filum Basidiomycota,

kelas Ustilaginomycetes, ordo Ustilaginaus, famili Ustilaginaceae, genus

Candida, dan termasuk dalam spesies Candida utilis.

Candida utilis merupakan jamur yang dimanfaatkan dalam pembuatan tapai.

Jamur ini bermanfaat untuk membuat PST (Protein Sel Tunggal). Protein sel

tunggal merupakan produk pengembangan bahan makanan berkadar protein tinggi

yang berasal dari mikroba melalui mekanisme bioteknologi. Istilah PST

digunakan untuk membedakan bahwa protein sel tunggal berasal dari

mikroorganisme bersel tunggal atau banyak (Entjang, 2003).

1.5. Uraian Sampel

1.5.1.Air Hujan

Air hujan merupakan masukan dalam sistem daur hidrologi di daerah aliran

sungai, yang menghasilkan keluaran berupa aliran di out-luarnya. Setelah

mengalami proses hidrologi di daerah aliran sungai tersebut. Selama perjalanan air

tersebut akan mengalami pencemaran di bawah sub urban dan daerah urban

(Sudaryono, 2000).

1.5.2.Es Teh

Teh merupakan minuman yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat di

seluruh dunia termasuk di Indonesia. Teh pertama kali masuk ke Indonesia pada

tahun 1686 sebagai tanaman hias. Pada tahun 1728 pemerintah Belanda di

Indonesia mulai mendatangkan biji-biji teh dari Cina dan dibudidayakan di pulau

Jawa (Artanti, 2000).

1.5.3.Air Sungai

Air sungai merupakan salah satu sumber air yang berpotensi tinggi untuk

dicadangkan dan dipertahankan guna mencukupi berbagai keperluan, yakni untuk

mengairi sawah pertanian, perikanan, perindustrian, pariwisata, dan lain-lain

(Sudaryono, 2000).

79

Page 8: laporan 3

1.5.4.Udara

Udara merupakan zat yang paling penting setelah air dalam memberikan

kehidupan di permukaan bumi. Selain memberikan oksigen, udara juga berfungsi

sebagai alat penghantar suara dan bunyi-bunyian, pendingin benda yang panas dan

media penyebaran penyakit (Chandra, 2006).

80

Page 9: laporan 3

BAB IIIMETODE KERJA

3.1. Alat dan Bahan

1.2.1.Alat

a. Autoklaf

b. Cawan petri

c. Drigalski

d. Erlenmeyer

e. Gelas kimia

f. Inkubator

g. Kompor listrik

h. Lumpang dan alu

i. Lemari pendingin

j. Ose bulat

k. Ose lurus

l. Penjepit tabung

m. Rak tabung reaksi

n. Spoid 5 mL dan 10 mL

o. Spatula besi

p. Tabung reaksi

1.2.2.Bahan

a. Air sungai

b. Aquades

c. Air hujan

d. Es teh

e. Gabin

f. Udara

g. Medium NB (Nutrient Broth)

h. Medium PDA (Potato Dekstrosa Agar)

81

Page 10: laporan 3

i. Medium PDB (Potato Dekstrosa Broth)

j. Medium NA (Nutrient Agar)

k. Bakteri Escherichia coli

l. Bakteri Pseudomonas aeroginosa

m. Bakteri Vibrio cholera

n. Bakteri Stapylococcus aureus

o. Bakteri Streptococcus mutans

p. Bakteri Bacillus subtilis

q. Jamur Candida utilis

r. Jamur Candida albicans

1.3. Prosedur Kerja

1.3.1. Isolasi

a. Metode lingkungan

a) Dimasukkan 10 mL medium NA dan PDA kedalam masing-masing cawan

petri

b) Diamkan hingga padat

c) Dibuka tutup cawan petri seper tiga selama 5-10 menit dan tutup kembali,

kemudian diinkubasi

b. Metode sebar

a) Dimasukkan 10 mL medium NA dan PDA kedalam masing-masing cawan

petri

b) Diamkan hingga padat kemudian ditambah 1 mL sampel

c) Diratakan dengan drigalski kemudian diinkubasi

c. Metode tuang

a) Dimasukkan 1 mL sampel pada masing-masing cawan petri

b) Dimasukkan 10 mL medium NB dan PDB dalam masing-masing cawan

petri

c) Dihomogenkan membentuk angka 8

d) Dipadatkan dan diinkubasi

d. Metode tabur

82

Page 11: laporan 3

a) Dimasukkan 10 mL medium NB dan PDB dalam masing-masing cawan

petri

b) Diamkan hingga padat dan tabur sampel dalam medium, diratakan dengan

drigalski kemudian diinkubasi

1.3.2. Inokulasi

a. Metode tegak

a) Dimasukkan 5 mL medium NA dan PDA pada masing-masing tabung

reaksi

b) Diamkan hingga padat

c) Diinokulasi untuk bakteri dengan medium NA dan jamur dengan medium

PDA.

d) Ditusuk dengan ose lurus dan diinkubasi.

b. Metode miring

a) Dimasukkan 5 mL medium NA dan PDA pada masing-masing tabung

reaksi, diletakkan dengan kemiringan 100

b) Diamkan hingga padat

c) Diinokulasi untuk bakteri dengan medium NA dan jamur dengan medium

PDA

d) Ditusuk dengan ose lurus dan diinkubasi.

c. Metode cair

a) Dimasukkan 5 mL medium NB dan PDB pada masing-masing tabung reaksi

b) Diamkan hingga padat

c) Diinokulasi untuk bakteri dengan medium NB dan jamur dengan medium

PDB

d) Ditusuk dengan ose lurus dan diinkubasi

83

Page 12: laporan 3

BAB IVHASIL PENGAMATAN

4.1. Tabel Pengamatan4.1.1. Isolasi

Sampel MediaBentuk

AtasPinggir (elevasi)

Penonjolan

Air sungai

NA Bulat Halus Datar

PDAMenyebar tidak

teraturHalus Umbonat

AquadesNA Bulat Halus Datar

PDABulat dengan tepi

berserabutWool Berbukit

Air hujanNB Pelikel - -

PDB Berselaput - -

GabinNA

Menyebar tidak teratur

Bergelembung Berbukit

PDAMenyebar tidak

teraturBerambut

Tumbuh kedalam media

Es theNa

Bulat dengan tepi timbul

Tidak teratur Datar

PDA Filiform BercabangTumbuh kedalam

media

UdaraNA Bulat Halus Gunung

PDABulat dengan tepi

timbulWool Berbukit

84

Page 13: laporan 3

4.1.2. Inokulasi

Mikroorganisme NA PDA

NB PDBTegak Miring Tegak Miring

Escherichia coli Arboresen Filiform - - Pelikel - 

Staphylococcus auereus

Filiform Filiform - - Berserabut  -

Pseudomonas aeroginosa

Beaded Rhizoid - - Becincin  -

Vibrio cholera Vilious Efus - - -  -

Streptococcus mutans

Filiform Filiform - - Flokulen  -

Bacillus subtilis Filiform Ekinulat - - Bercincin  -

Candida albicans - - Filiform Vibus - Vilious

Candida utilis - - Vilious Efus - Berkulit

4.2. Gambar pengamatan4.2.1. Isolasi

LABORATORIUMMIKROBIOLOGI FARMASI

UNIVERSITAS MULAWARMANa. b. c.

a. b. c.

Sampel air sungai

85

Keterangan:

NA:

a. Atasb. Pinggirc. Penonjolan

PDA:

a. Atasb. Pinggirc. Penonjolan

Page 14: laporan 3

LABORATORIUMMIKROBIOLOGI FARMASI

UNIVERSITAS MULAWARMANa. b. c.

a. b. c.

Sampel aquades

LABORATORIUMMIKROBIOLOGI FARMASI

UNIVERSITAS MULAWARMANa. b. c.

a. b. c.

Sampel es teh

LABORATORIUMMIKROBIOLOGI FARMASI

UNIVERSITAS MULAWARMANa. b. c.

a. b. c.

86

Keterangan:

NA:

a. Atasb. Pinggirc. Penonjolan

PDA:

a. Atasb. Pinggir

Keterangan:

NA:

a. Atasb. Pinggirc. Penonjolan

PDA:

a. Atasb. Pinggirc. Penonjolan

Keterangan:

NA:

a. Atasb. Pinggirc. Penonjolan

PDA:

a. Atasb. Pinggir

Page 15: laporan 3

Sampel udara

LABORATORIUMMIKROBIOLOGI FARMASI

UNIVERSITAS MULAWARMANa. b. c.

a. b. c.

Sampel gabin

LABORATORIUMMIKROBIOLOGI FARMASI

UNIVERSITAS MULAWARMAN

Sampel air hujan

LABORATORIUMMIKROBIOLOGI FARMASI

UNIVERSITAS MULAWARMAN

87

a. b.

a. b. c.

Keterangan:

NA:

a. Atasb. Pinggirc. Penonjolan

PDA:

a. Atasb. Pinggirc. Penonjolan

Keterangan:

NB : Felikel

PDA: Berselaput

Keterangan:

a. NA tegakb. NA miringc. NB

Page 16: laporan 3

Escherichia coli

LABORATORIUMMIKROBIOLOGI FARMASI

UNIVERSITAS MULAWARMAN

Staphylococcus aureus

LABORATORIUMMIKROBIOLOGI FARMASI

UNIVERSITAS MULAWARMAN

Pseudomonas aeroginosa

LABORATORIUMMIKROBIOLOGI FARMASI

UNIVERSITAS MULAWARMAN

Vibrio cholera

88

a. b. c.

a. b. c.

a. b. c.

Keterangan:

a. NA tegakb. NA miringc. NB

Keterangan:

a. NA tegakb. NA miringc. NB

Keterangan:

a. NA tegakb. NA miringc. NB

Page 17: laporan 3

LABORATORIUMMIKROBIOLOGI FARMASI

UNIVERSITAS MULAWARMAN

Streptococcus mutans

LABORATORIUMMIKROBIOLOGI FARMASI

UNIVERSITAS MULAWARMAN

Bacilus subtilis

LABORATORIUMMIKROBIOLOGI FARMASI

UNIVERSITAS MULAWARMAN

89

a. b. c.

a. b. c.

a. b. c.

Keterangan:

a. NA tegakb. NA miringc. NB

Keterangan:

a. NA tegakb. NA miringc. NB

Keterangan:

a. NA tegakb. NA miringc. NB

Page 18: laporan 3

Candida albicans

LABORATORIUMMIKROBIOLOGI FARMASI

UNIVERSITAS MULAWARMAN

Candida utilis

90

a. b. c.

Keterangan:

a. NA tegakb. NA miringc. NB

Page 19: laporan 3

BAB VPEMBAHASAN

Berbagai macam jenis mikroorganisme dapat ditemukan di alam dalam

populasi yang heterogen. Isolasi adalah mengambil mikroorganisme yang terdapat

di alam dan menumbuhkannya dalam suatu medium buatan. Prinsip dari isolasi

mikroba adalah memisahkan suatu jenis mikroba dengan mikroba lainnya yang

berasal dari campuran bermacam-macam mikroba. Hal ini dapat dilakukan dengan

menumbuhkannya dalam media padat. Sel-sel mikroba akan membentuk suatu

koloni sel yang tetap pada tempatnya. Inokulasi (penanaman bakteri) merupakan

pekerjaan memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru

yang membutuhkan banyak ketelitian. Untuk itu terlebih dahulu harus diusahakan

agar semua alat-alat yang berhubungan dengan medium dan pekerjaan inokulasi

benar-benar steril, hal ini untuk menghindari kontaminasi yaitu masuknya

mikroorganisme yang tidak di inginkan.

Metode isolasi lingkungan dengan cara media dituang ke dalam cawan petri

dan dibiarkan hingga padat kemudian dibuka selama 5-10 menit. Metode sebar

ialah teknik isolasi dengan cara menyebarkan mikroba pada permukaan media

yang akan digunakan. Metode tuang dapat dilakukan dengan dua cara yaitu

dengan mencampurkan suspensi sampel pada medium atau dengan menuangkan

suspensi sampel pada media ke dalam cawan petri. Metode tabur dengan cara

menaburkan sampel di media yang sudah mengeras kemudian diratakan dengan

drigalski agar sampel merata. Sampel yang digunakan atau yang akan diisolasi

adalah air hujan, air sungai, gabin, aquades, es teh dan udara.

Media yang digunakan adalah medium NA, medium PDA, medium NB dan

medium PDB. Medium NA merupakan medium agar atau padat yang digunakan

untuk penumbuhan yang mengandung 23 g nutrient agar dalam 1000 mL air

suling. Medium PDA mengandung 39 g Potato Dekstrosa Agar (PDA) dalam

1000 mL air suling. Medium NB mengandung 0,5 g ragi, 0,25 pepton, dan 0,23 g

NaCl yang dilarutkan dalam 50 mL aquades. Medium PDB dengan komposisi 200

g kentang, 10 g dekstrosa.

91

Page 20: laporan 3

Isolasi mikroorganisme dari sampel air hujan menggunakan metode sebar

cair dengan media isolannya medium NB dan medium PDB. Hasil isolasi

diinkubasi selama 1×24 jam untuk bakteri (medium NB) dan 2×24 jam untuk

jamur (medium PDB). Hasil pengamatan pada medium NB yakni koloni bakteri

yang terbentuk perisikel. Hasil pengmatan pada medium PDB yakni koloni yang

terbentuk berselaput.

Isolasi mikroorganisme dari sampel air sungai menggunakan metode sebar

dengan media isolannya medium NA dan medium PDA. Hasil isolasi diinkubasi

selama 1×24 jam untuk bakteri (medium NA) dan 2×24 jam untuk jamur (medium

PDA). Pengamatan pada media agar atau padat dengan cara melihat dengan

bentuk koloni pada sisi atas, pinggir, dan penonjolan. Hasil pengamatan pada

medium NA yakni koloni bakteri dilihat dari sisi atas berbentuk bulat, dilihat dari

pinggir berbentuk halus, dilihat dari sisi penonjolannya berbentuk datar. Hasil

pengamatan pada medium PDA yakni koloni jamur dilihat dari sisi atas berbentuk

menyebar tidak beratur, dilihat dari pinggir berbentuk halus, dilihat dari sisi

penonjolannya berbentuk umbonat.

Isolasi mikroorganisme dari sampel gabin menggunakan metode tabur

dengan media isolannya NA dan PDA. Gabin merupakan sampel padat yang perlu

dihaluskan terlebih dahulu. Gabin digerus dalam mortar yang telah disterilkan

dengan cara disemprot alkohol kemudian dibakar hingga steril. Setelah halus lalu

diisolasi. Hasil isolasi diinkubasi selama 1×24 jam untuk bakteri (medium NA)

dan 2×24 jam untuk jamur (medium PDA). Pengamatan dilakukan dengan cara

yang sama seperti isolat mikroorganisme dari air sungai. Hasil pengamatan pada

medium NA yakni koloni bakteri dilihat dari sisi atas berbentuk menyebar tidak

teratur, dilihat dari pinggir berbentuk bergelembung, dilihat dari sisi

penonjolannya berbentuk bukit. Hasil pengamatan pada medium PDA yakni

koloni jamur dilihat dari sisi atas berbentuk menyebar tidak teratur, dilihat dari

pinggir berbentuk rambut, dilihat dari sisi penonjolannya berbentuk seperti

tumbuh kedalam media.

Isolasi mikroorganisme dari sampel aquades menggunakan metode tuang

dengan media isolannya medium NA dan medium PDA. Hasil isolasi diinkubasi

92

Page 21: laporan 3

selama 1×24 jam untuk bakteri (medium NA) dan 2×24 jam untuk jamur (medium

PDA). Pengamatan pada media agar atau padat dengan cara melihat dengan

bentuk koloni pada sisi atas, pinggir, dan penonjolan. Hasil pengamatan pada

medium NA yakni koloni bakteri dilihat dari sisi atas berbentuk bulat, dilihat dari

pinggir berbentuk halus, dilihat dari sisi penonjolannya berbentuk datar. Hasil

pengamatan pada medium PDA yakni koloni jamur dilihat dari sisi atas berbentuk

bulat dengan tepi berserabut, dilihat dari pinggir berbentuk wool, dilihat dari sisi

penonjolannya berbentuk bukit.

Isolasi mikroorganisme dari sampel es teh menggunakan metode tuang

dengan media isolannya medium NA dan medium PDA. Hasil isolasi diinkubasi

selama 1×24 jam untuk bakteri (medium NA) dan 2×24 jam untuk jamur (medium

PDA). Pengamatan pada media agar atau padat dengan cara melihat dengan

bentuk koloni pada sisi atas, pinggir, dan penonjolan. Hasil pengamatan pada

medium NA yakni koloni bakteri dilihat dari sisi atas berbentuk bulat dengan tepi

timbul, dilihat dari pinggir berbentuk rambut, dilihat dari sisi penonjolannya

berbentuk seperti tumbuh ke dalam media. Hasil pengamatan pada medium PDA

yakni koloni jamur dilihat dari sisi atas berbentuk filiform, dilihat dari pinggir

berbentuk cabang, dilihat dari sisi penonjolannya berbentuk seperti tumbuh ke

dalam media.

Isolasi mikroorganisme dari sampel udara menggunakan metode lingkungan

dengan media isolannya medium NA dan medium PDA. Hasil isolasi diinkubasi

selama 1×24 jam untuk bakteri (medium NA) dan 2×24 jam untuk jamur (medium

PDA). Pengamatan pada media agar atau padat dengan cara melihat dengan

bentuk koloni pada sisi atas, pinggir, dan penonjolan. Hasil pengamatan pada

medium NA yakni koloni bakteri dilihat dari sisi atas berbentuk bulat, dilihat dari

pinggir berbentuk halus, dilihat dari sisi penonjolannya berbentuk gunung. Hasil

pengamatan pada medium PDA yakni koloni jamur dilihat dari sisi atas berbentuk

bulat dengan tepi timbul, dilihat dari pinggir berbentuk wool, dilihat dari sisi

penonjolannya berbentuk bukit.

Setelah melakukan isolasi mikroorganisme dari substrat padat selanjutnya

inokulasi atau memindahkan biakan mikroba. Pekerjaan memindahkan mikroba

93

Page 22: laporan 3

dari medium lama ke medium yang baru harus dilaksanakan secara teliti. Alat-alat

yang berhubungan dengan medium dan proses inokulasi (penanaman) harus

benar-benar steril agar tidak terjadi kontaminasi dengan masuknya

mikroorganisme yang diinginkan.

Berikutnya adalah inokulasi mikroorganisme. Inokulasi mikroorganisme

dapat dilakukan dengan media agar miring, agar tegak dan cair. Inokulasi pada

media agar miring merupakan salah satu cara pembiakan mikroorganisme

terutama untuk mikroorganisme yang bersifat aerobik dan anaerobik fakultatif.

Ciri-ciri kultur termasuk pembentukan warna dan bentuk pertumbuhannya dapat

diamati pada media agar miring. Cara ini digunakan untuk menyimpan kultur

dalam jangka waktu pendek di lemari pendingin. Inokulan pada media agar miring

dilakukan dengan cara menggoreskan (streak) secara zig-zag pada permukaan

pada permukaan agar menggunakan ose bulat. Media agar miring dibuat dengan

cara dimiringkan dengan kemiringan 10o. Inokulasi pada media agar tegak

merupakan salah satu cara pembiakan mikroorganisme terutama untuk media

yang bersifat anaerobik. Cara ini digunakan dalam uji motilitas suatu

mikroorganisme. Inokulasi pada media agar tegak dilakukan dengan cara

menusuk (stab) pada bagian tengan tabung menggunakan ose lurus. Media agar

tegak dibuat dengan memadatkan medium agar dalam posisi tegak.

Inokulasi pada media cair merupakan salah satu cara pembiakan

mikroorganisme untuk melihat sifatnya terhadap udara (aerobik, aerobik fakultatif

atau anaerobik) dan sifat koloni lain dengan melihat permukaan atas media.

Inokulasi pada media cair dilakukan dengan cara pencelupan menggunakan ose

bulat.

Mikroorganisme yang diinokulasikan adalah Escherichia coli, Pseudomonas

aeroginosa, Vibrio cholera, Staphilococcus aureus, Streptococcus mutans,

Bacillus subtilis, Candida utilis dan Candida albicans. Escherichia coli

merupakan bakteri ini berbenuk batang, gram negatif, fakultatif aerob, tumbuh

baik pada media sederhana. Escherichia coli merupakan flora normal usus

manusia. Pseudomonas aeroginosa merupakan bakteri ini berbentuk batang,

aerob, gram negatif dapat bergerak. Pada pembenihan padat koloninya tampak

94

Page 23: laporan 3

berwarna hijau kebiru-biruan karena menghasilkan pigmen pyocianin. Bakteri ini

banyak terdapat dalam air, tanah dan udara. Juga terdapat dalam jumlah sedikit di

dalam usus manusia sehat. Vibrio cholera merupakan bentuk vibrio, gram negatif,

dapat bergerak dengan satu flagel kutub, aerob, tidak mampu membentuk spora.

Vibrio cholera tumbuh dengan baik pada agar tiosulfat-sitrat-empedu-sukrosa, pH

optimum 7,8-8,2 (alkalis). Staphylococcus aureus merupakan bakteri berbentuk

coccus, gram positif, formasi staphylae, mengeluarkan endotoxin, tidak bergerak,

tidak mampu membentuk spora, fakultatif anaerob, sangat tahan terhadap

pengeringan, mati pada suhu 60 oC setelah 60 menit, merupakan flora normal pada

kulit dan saluran pernapasan bagian atas. Streptococcus mutans merupakan

spesies bakteri yang dominan dalam mulut.

Media yang digunakan adalah medium NA, medium PDA, medium NB dan

medium PDB. Hasil inokulasi diinkubasi 1×24 jam untuk Escherichia coli,

Staphylococcus aureus, Psudomonas aeroginosa, Vibrio cholera, Streptococcus

mutans dan 2×24 jam untuk Candida albicans dan Candida utilis. Pengamatan

dilakukan dengan cara melihat bentuk koloni pada permukaan pada media agar

miring bentuk koloni pada tusukan pada media agar tegak dan bentuk koloni pada

permukaan atas media cair.

Hasil pengamatan Esherichia coli pada media agar miring berbentuk

filiform, pada media agar tegak berbentuk arboresen, dan pada media cair

berbentuk pelikel. Hasil pengamatan Staphylococcus aureus pada media agar

miring maupun agar tegak berbentuk filiform, dan pada media cair berbentuk

serabut. Hasil pengamatan Psudomonas aeroginosa pada media agar miring

berbentuk rhizoid, pada media agar tegak berbentuk beaded, dan pada media cair

berbentuk cincin. Hasil pengamatan Vibrio cholera pada media agar miring

berbentuk efus, pada media agar tegak berbentuk vilious. Hasil pengamatan

Streptococcus mutans pada media agar miring maupun agar tegak berbentuk

filiform, dan pada media cair berbentuk flokulen. Hasil pengamatan Bacillus

subtilis pada media agar miring berbentuk ekinulat, pada media agar tegak

berbentuk filiform, dan pada media cair berbentuk cincin. Hasil pengamatan

Candida albicans pada media agar miring berbentuk vibus, pada media agar tegak

95

Page 24: laporan 3

berbentuk filiform, dan pada media cair berbentuk vilious. Hasil pengamatan

Candida utilis pada media agar miring berbentuk efus, pada media agar tegak

berbentuk vilious, dan pada media cair berbentuk berkulit.

96

Page 25: laporan 3

BAB VIPENUTUP

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :

a. Isolasi mikroorganisme dari sampel aquades menggunakan metode tuang

dengan medium NA dan PDA

b. Isolasi mikroorganisme dari sampel gabin menggunakan metode tabur

dengan medium NA dan PDA.

c. Isolasi mikroorganisme dari sampel udara menggunakan metode lingkungan

dengan medium NA dan PDA.

d. Isolasi mikroorganisme dari sampel air hujan menggunakan metode sebar

dengan medium NB dan PDB.

e. Isolasi mikroorganisme dari sampel air sungai menggunakan metode sebar

dengan mendium NA dan PDA.

f. Isolasi mikroorganisme dari sampel es teh menggunakan metode sebar

dengan mendium NA dan PDA.

g. Inokulasi Escherichia coli, Staphylococcus aureus, Pseudomonas

aeroginosa, Vibrio cholera, Streptococcus mutans dan Bacillus subtilis

menggunakan medium NA, dan NB.

h. Inokulasi jamur Candida albicans dan Candida utilis menggunakan medium

PDA, dan PDB.

i. Inokulasi pada metode tegak dilakukan dengan cara menusuk, metode

miring dengan cara menggores, dan pada metode cair dengan cara

dicelupkan.

6.2. Saran

Sebaiknya praktikan dapat menguasai teknik isolasi dan inokulasi pada

mikroorganisme agar biakan yang diperoleh dapat tumbuh maksimal sehingga

dapat diamati dengan baik.

97

Page 26: laporan 3

98