Laporan 3 Sfs PUNYA AGUS

download Laporan 3 Sfs PUNYA AGUS

of 8

description

asdasdada

Transcript of Laporan 3 Sfs PUNYA AGUS

Laporan Praktikum

Hari/tanggal: SeninStruktur dan Fungsi Subseluler

Waktu

: 07.00-11.00 WIB

PJP

: Syaefudin, Ssi, Msi

Asisten:

JUDUL PRAKTIKUMKelompok 1Agustinus Hadi Prasetyo

G84120080Suci Amelia

G841200Rizky Rinda Sari

G841200

DEPARTEMEN BIOKIMIAFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

PENDAHULUANSpektrofotometri merupakan suatu metode analisa yang didasarkan pada pengukuran serapan sinar monokromatis suatu lajur larutan berwarna pada panjang gelombang spesifik dengan menggunakan monokromator prisma atau kisi difraksi dengan detector Fototube (Basset 1994). Spektrofotometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur absorbansi dengan cara melewatkan cahaya dengan panjang gelombang tertentu pada suatu obyek kaca atau kuarsa yang disebutkuvet. Sebagian dari cahaya tersebut akan diserap dan sisanya akan dilewatkan. Alat ini memiliki prinsip kerja hasil penggabungan dari alat spektrometer dan fotometer (Miller 2000).

Spektrofotometri Visibel adalah spektrofotometri menggunakan cahaya tampak (Visible) sebagai sumber sinar/energi. Spektrofometri UV menggunakan lampu deuterium (heavy hydrogen) sebagai sumber cahaya. Deuterium merupakan isotop hidrogen stabil yang melimpah dilaut dan didaratan sehingga mudah didapatkan dan dijadikan sebagai sumber cahaya.Spektrofotometri UV-Vis merupakan gabungan antara spektrofotometri UV dan Visible yang menggunakan dua buah sumber cahaya berbeda yaitu sumber cahaya UV dan sumber cahaya visibel. Saat ini spektrofotometer ini sudah menggunakan hanya satu sumber sinar sebagai sumber UV dan Vis dengan bantuan photodiode yang dilengkapi dengan monokromator. Spektrofotometri IR (Infrared) berdasar kepada penyerapan panjang gelombang Inframerah. Cahaya Inframerah, terbagi menjadi inframerah dekat, pertengahan dan jauh (Rialita 2013).Panjang gelombang pada daerah sinar tampak adalah 380-750 nm, daerah sinar UV 190-380 nm dan infra merah 2.5-1000 mikrometer. Warna komplementer adalah dua warna yang saling berseberangan (memiliki sudut 180) dari lingkaran warna. Dua warna dengan posisi kontras komplementer menghasilkan hubungan kontras paling kuat. Misalnya jingga dengan biru.Warna split komplementer adalah dua warna yang saling agak berseberangan (memiliki sudut mendekati 180). Misalnya iingga memiliki hubungan split komplemen dengan hijau kebiruan Warna triad komplementer adalah tiga warna di lingkaran warna yang membentuk segitiga sama kaki dengan sudut 60.Warna tetrad komplementer disebut juga dengan double komplementer, adalah empat warna yang membentuk bangun segi empat (dengan sudut 90) (Tipler 1998). Tujuan praktikum ini untuk memahami prosedur penggunaan spektrofotometer, memahami prinsip kerjanya serta mampu menentukan panjang gelombang yang akan digunakan dan membuat kurva standaranya. METODE PRAKTIKUM

Waktu dan Tempat PraktikumPraktikum ini dilakukan di laboratorium A , Departemen Biokimia .Waktu praktikum yaitu hari Senin, tanggal 4 Maret 2014 pukul 08.00 11.00 WIB.

Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah Spectronic 20 dengan panjang gelombang pada sinar tampak sebesar 600-680nm. 4 buah Labu takar 50mL, 4 buah pipet tetes ,4 buah pipet mohr ukuran 25 mL, 5 gelas ukur 100 mL, corong serta kuvet. Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini antara lain Metilen Biru dengan konsentrasi 10-4 M serta aquades untuk membilas.Prosedur Percobaan

Penentuan konsentrasi metilen biru. Dengan menggunakan rumus pada prinsip pengenceran, diambil 5 mL dari metilen biru dengan konsentrasi 10-4 M kemudian dibuat 50 mL larutan Metilen Biru dengan konsentrasi 10-4 M. dengan prinsip yang sama pembuatan 50 mL Metilen Biru konsentrasi 8x10-6 M dibuat dengan mengambil 40 mL Metilen Biru tuangkan sisa larutan pada gelas ukur . Penerapan rumus pengenceran terus dilakukan sampai pembuatan larutan Metilen Biru dengan konsentrasi 2x10-6 M. Sisa larutan dalam gelas ukur akan digunakan untuk pengukuran absorbansi. Penentuan panjang gelombang. Kuvet diiisi dengan aquades sebagai blanko secukupnya (tidak terlalu penuh) kemudian diseka perlahan menggunakan tissue kemudian dimasukan pada spektrofotometer yang sudah ditentukan panjang gelombangnya dari 600-680nm. Nilai absorbansi tertinggi dari spektrofometer pada panjang gelombang tertentulah yang akan dikalibrasi untuk pengukuran absobansi sample(metilen biru),Pembuatan data kurva standar. Larutan metilen biru dari berbagai konsentrasi diukur absorbansinya dari konsentrasi terendah. Kemudian persamaan garis dibuat dengan menggunakan ordinat absorbansi dan absis konsentrasi awal.

Grafik hubungan dibuat dari persamaan tersebut. Konsentrasi metilen biru sesungguhnya dapat dihitung menggunakan persamaan garis tersebut sebagai x-nya dan menggunakan absorbansi sebagai y-nya.HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil percobaan menunjukkan bahwa panjang gelombang yang digunakan dari hasil kalibrasi sebesar 640 nm. Berdasarkan konsentrasinya , absorbansi larutan menurun dari konsentrasi tertinggi ke terendah. Tabel 1 Penentuan panjang gelombangPanjang gelombang (nm)Absorbansi

6000.217

6100.231

6200.235

6300.236

6400.239

6500.232

6600.215

6700.171

6800.100

Keterangan: yang dicetak Tebal adalah panjang gelombang yang digunakan berdasarkan nilai absorban yang tertinggi.

Gambar 1 Grafik hubungan antara panjang gelombang dengan nilai absorbansi pada blankoTabel 2 Data Kurva Standar

Konsentrasi Metilen Biru (M)AbsorbansiKonsentrasi berdasarkan persamaan regresi (M).

1x10-50.1101.0255x10-5

8x10-60.0797.6170x10-6

6x10-60.0646.3404x10-6

4x10-60.0303.4468x10-6

2x10-60.0172.3404x10-6

Gambar 2 Grafik hubungan antara konsentrasi metilen biru dan absorbansiContoh Perhitungan :Pengenceran untuk mendapatkan 50 mL larutan metilen biru konsentrasi 10-5M (kondisi 2) dari MB konsentrasi 10-4 M.V1.N1=V2.N2

V1. 10-4 M = 10-5M. 50 mL

V1.= 5 mL (larutan MB konsentrasi 10-4M)

Konsentrasi dari persamaan garis (x)y= -0.0105 + 11.750x

x= (0.110+0.0105)/11,750 = 1.0255x10-5M

Prinsip percobaan ini adalah menggunakan berbagai konsentrasi pada metilen biru untuk diukur absorbansinya dengan spektrofotometer. Prinsip kerja spektrofotometer berdasarkan hukum Lambert-Beer. Saat cahaya monokromatik yang melalui suatu media (larutan), sebagian cahaya tersebut diserap , sebagian dipantulkan , dan sebagian lagi dipancarkan . Transmitan adalah perbandingan intensitas cahaya yang di transmisikan ketika melewati sampel dengan intensitas cahaya mula-mula sebelum melewati sampel (Annina 2008).Larutan blanko merupakan larutan yang tidak mengandung analat untuk dianalisis. Larutan blanko digunakan sebagai kontrol dalam suatu percobaan sebagai nilai 100% transmittans. Kurva standar merupakan standar dari sampel tertentu yang dapat digunakan sebagai pedoman ataupun acuan untuk sampel tersebut pada percobaan (Basset 1994).Hal yang perlu diperhatikan pada saat melaksanakan percobaan menggunakan spektrofotmeter adalah saat pengenceran, alat-alat pengenceran harus betul-betul bersih tanpa adanya zat pengotor dan keadaan praktikan harus steril. Jumlah zat yang dipakai harus sesuai prosedur. Khusus penggunaan spektrofotometri UV, sampel yang digunakan harus jernih dan tidak keruh. Penggunaan spektrofotometri uv-vis harus memakai sampel berwarna. Kuvet yang digunakan harus dalam keadaan baik dan dirawat selama percobaan (Etty 2000).Panjang gelombang yang digunakan dalam percobaan ini memiliki perbedaan dengan literatur. Larutan metilen biru memiliki panjang gelombang maksimum sebesar 660 nm. Perbedaan ini terjadi karena keadaan lingkungan sekitar yang cukup gelap, sampel metilen biru yang sudah lama dan kondisi spektrofotometer yang tidak bagus (Cahyanto 2008).Kurva standar merupakan standar dari sampel tertentu yang dapat digunakan sebagai pedoman ataupun acuan untuk sampel tersebut pada percobaan. Pembuatan kurva standar bertujuan mengetahui hubungan antara konsentrasi larutan dan nilai absorbansinya sehingga konsentrasi sampel dapat diketahui. Terdapat dua metode untuk membuat kurva standar yakni dengan metode grafik dan metode least square (Underwood 1990).

Data dan hasil pengamatan percobaan ini menunjukkan bahwa gelombang yang dipakai dalam percobaan ini adalah 640 nm berdasarkan nilai absorbansi yang tertinggri dari blanko. Berdasarkan data kurva standar yang dibuat, nilai dari absorbansi setiap konsentrasi menurun dari konsentrasi tinggi ke rendah. Melalui persamaan garis regresi y= -0.0105 + 11.750x , konsentrasi sesungguhnya didapatkan. Konsentrasi yang diperoleh memiliki perbedaan yang kecil. Perbedaan tersebut terjadi karena kesalahan dari alat praktikum, kalibrasi spektrofotometer yang kurang tepat dan larutan metilen biru yang kurang bagus.SIMPULAN

Spektrofotometer digunakan untuk menghitung absorban biru metilen dalam percobaan ini. Dengan panjang gelombang yang telah ditetnukan dari blanko absorbansi larutan MB dapat ditentukan. Hasil absorbansi biru metilen digunakan sebagai kurva standar yang menghubungkan konsentrasi dan absorbannya. Selanjutnya kurva standar digunakan untuk menghitung konsentrasi sampel yang belum diketahui konsentrasinya. Berdasarkan hasil dan data serta pembahasan , percobaan ini berhasil dilakukan. DAFTAR PUSTAKA

Annina Sabrina, Surjani Wonorahardjo, Neena Zakia.2008.Perbandingan Metode Spektrofotometri UV-Vis dan KCKT (Kromatografi Cair Kinerja Tinggi) pada Analisis Kadar Asam Benzoat dan Kafein dalam Teh Keamasan. Jurnal Kesehatan Universitas Negeri Malang.Vol (2) hal :8-11.Basset J .1994. Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. EGC. Jakarta.

Cahyanto. 2008. Tinjauan Spektrofotometer. Xains Info. [terhubung berkala].

Etty Triyati.2000.Spektrofotometer Ultra-Violet Dan Sinar Tampak Serta Aplikasinya Dalam Oseanologi.. Oseana. Volume (10) Nomor 1 : 39 - 47Miller JN , Miller JC. 2000. Statistics and Chemometrics for Analytical Chemistry, 4th ed, Prentice Hall : Harlow.

P Tipler. 1998. Fisika untuk Sains dan Teknik Jilid . Bandung: Erlangga.Rialita Kesia Maramis, Gayatri Citraningtyas, Frenly Wehantouw.2013.Analisis afein Dalam Kopi Bubuk Di Kota Manado Menggunakan Spektrofotometer UV-VIS. Jurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 2 No. 04 hal : 2 - 8Underwood A L. 1990. Analisis Kimia Kiantitatif Edisi ke Enam. Jakarta: Erlangga. _1455866294.xlsChart1

0.217

0.231

0.235

0.236

0.239

0.232

0.215

0.171

0.1

Nilai absorbansi pada panjang gelombang tertentu

panjang gelombang (nm)

nilai absorbansi

Sheet1

Nilai absorbansi pada panjang gelombang tertentu

6000.217

6100.231

6200.235

6300.236

6400.239

6500.232

6600.215

6700.171

6800.1

_1455866041.xlsChart1

0.11

0.079

0.064

0.03

0.017

Absorbansi pada konsentrasi biru metilen tertenu

Sheet1

Absorbansi pada konsentrasi biru metilen tertenu

1.00E-050.11

8.00E-060.079

6.00E-060.064

4.00E-060.03

2.00E-060.017Column1Column2

To resize chart data range, drag lower right corner of range.