lapkas radiologi

download lapkas radiologi

of 13

description

lapkas radiologi

Transcript of lapkas radiologi

BAB IPENDAHULUANA. Latar Belakang

Gout atau dalam istilah lain asam urat adalah suatu kondisi dimna tubuh tidak dapat mengontrol asam urat sehingga terjadi penumpukan kristal asam urat yang berlebihan di jaringan tubuh. Penyakit ini di tandai dengan peningkatan kadar asam urat dalam tubuh dan menyebabkan inflamasi (radang) pada persendian (artritis). Penumpukan kristal asam urat dalam jangka waktu yang lama selain dapat menimbulkan pembengkakan di sekitar sendi dapat juga menurunkan fungsi ginjal dan membentuk batu ginjal.

Pada keadaan normal kadar urat serum laki laki mulai meningkat setelah pubertas. Pada perempuan kadar urat serum tidak meningkat sampai setelah menopause karena estrogen meningkatkan ekskresi asam urat melalui ginjal. Sekitar 95% kasus adalah laki laki. Gout dapat ditemukan diseluruh dunia, pada semua ras manusia. Prevalensi gout meningkat dengan meningkatnya taraf hidup.

Masalah akan timbul jika terbentuk kristal kristal monosodium urat monohidrat pada sendi dan jaringan sekitarnya. Kristal kristal berbentuk seperti jarum dan mengakibatkan timbulnya reaksi peradangan yang jika berlanjut akan menimbulkan nyeri hebat yang sering menyertai serangan gout.B. Tujuan Penulisan

Tulisan ini bertujuan untuk membahas dan menambah pengetahuan pembaca pada umumnya dan penulis khususnya mengenai penyakit Artritis Gout.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi

Artritis Gout adalah penyakit yang disebabkan penimbunan kristal monosodium urat monohidrat di jaringan akibat adanya supersaturasi asam urat. Penyakit ini ditandai dengan peningkatan kadar urat dalam serum, serangan artritis gout akut, terbentuknya tofus, nefropati gout dan batu asam urat.

Tofus adalah nodul berbentuk padat yang terdiri dari deposit kristal asam urat yang keras tidak nyeri dan terdapat pada sendi atau jaringan. Tofus merupakan komplikasi kronis dari hiperurisemia akibat kemampuan eliminasi urat tidak secepat produksinya. Tofus dapat muncul di banyak tempat, diantaranya kartilago, membrane synovial, tendon, jaringan lunak dan lain lain.

B. Epidemiologi

Artritis Gout lebih sering terjadi pada laki laki dibandingkan pada perempuan, puncaknya pada decade ke 5. Di Indonesia, artritis gout terjadi pada usia yang lebih muda, sekitar 32% pada pria berusia kurang dari 34 tahun. Pada wanita, kadar asam urat umumnya rendah dan meningkat setelah usia menopause. Pada tahun 2003, di Minahasa proporsi kejadian artritis gout sebesar 29,2%, di Makassar sekitar 50%. Prevalensi pada kelompok usia 22 50 tahun sebesar 0,8% meliputi laki laki 1,7% dan perempuan 0,05%.

C. Etiologi

Dilihat dari penyebabnya, penyakit ini termasuk dalam golongan kelainan metabolik karena gejala artritis gout disebabkan oleh reaksi inflamasi jaringan terhadap pembentukan kristal monosodium urat monohidrat.

Asam urat merupakan zat sisa yang dibentuk oleh tubuh pada saat regenerasi sel. Beberapa orang dengan artritis gout membentuk lebih banyak asam urat dalam tubuhnya (10%). Sisanya (90%), tubuh tidak efektif membuang asam urat melalui air seni. Genetik, jenis kelamin, dan nutrisi (peminum alkohol, obesitas) memegang peranan penting dalam pembentukan penyakit artritis gout.

D. Patogenesis

Gout primer (90% dari semua kasus) mayoritas bersifat idiopatik, memiliki perwarisan yang berkaitan dengan produksi berlebih asam urat dengan ekskresi asam urat yang normal atau meningkat ataupun dengan produksi asam urat yang normal dengan ekskresi asam urat yang kurang.

Gout sekunder (10% dari semua kasus) sebagian besar berkaitan dengan peningkatan pergantian asam nukleat yang terjadi pada hemolisis kronik, polisitemia, leukemia dan limfoma.

E. Gambaran Klinis

1. Hiperurisemia Asimptomatik

Pada stadium ini kadar asam urat tinggi

Tidak ada gejala artritis, tofi, urolitiasis2. Artritis Gout Akut

Perjalanannya eksplosif, curiga ada faktor predisposisi.

Serangan bersifat monoartikuler

50% lokasi pada MTP 1 Serangannya biasa pada malam hari.

Self-limiting dalam 10 hari

Kadar asam urat dalam darah tidak selalu tinggi

Pria usia 30-40 tahun, wanita usia pasca menopause.3. Interkritikal Gout

Fase tenang setelah serangan pertama

Berlangsung 6 bulan 2 tahun, bahkan 5 atau 10 tahun

Pada fase ini dapat terjadi kerusakan sendi4. Artritis Gout Kronik dengan Tofus

Serangan bersifat poliartikuler

Tofus terbentuk bila kadar asam urat >9mg%, terdiri dari monosodium urat yang dikelilingi oleh sel inflamasi.

Lokasi tofus : tulang rawan, tendon, synovial, lemak, katup mitral, miokard, mata dan laring.

Tofus subkutan : jari, pergelangan tangan, telinga, prepatella, dan olekranon.F. Pemeriksaan Penunjang Radiologi (X-Ray Konvensional)X-Ray konvensional dapat digunakan untuk mengevaluasi gout, namun umumnya baru muncul setelah minimal 1 tahun penyakit yang tidak terkontrol. Bone scanning juga dapat digunakan untuk memeriksa gout, temuan pada scan tulang adalah konsentrasi radionuklida meningkat di lokasi yang terkena dampak.

Pada fase awal temuan yang khas pada artritis gout adalah asimetris pembengkakan di sekitar sendi yang terkena dan edema jaringan lunak sekitar sendi. Pada pasien yang memiliki beberapa episode yang menyebabkan artritis gout pada sendi yang sama, daerah berawan dari opacity meningkat dapat di lihat pada plain foto.

Pada tahap berikutnya, perubahan tulang awalnya muncul. Perubahan tulang awalnya muncul pada daerah sendi pertama metatarsophalangeal (MTP). Perubahan ini umumnya terlihat di luar sendi atau di daerah juxta-artikularis. Temuan ini digambarkan sebagai lesi yang dapat berkembang menjadi sklerotik karena peningkatan ukuran.

Pada tahap artritis gout kronis, banyak ditemukan adanya tofi interoseus. Perubahan lain terlihat adanya penyempitan ruang antar tulang serta deposit kalsifikasi pada jaringan lunak. Pemeriksaan Laboratorium1. Pemeriksaan Asam Urat dalam Darah

Asam Urat dalam darah >7mg% ( hiperurisemia

Laki laki ( >7mg%

Perempuam ( >6mg%

2. Pemeriksaan Kadar Ureum Kreatinin Darah

Ureum Normal 5 20 mg/dlPria normal ( 0,6 1,3 mg/dl

Perempuan normal ( 0,5 1 mg/dl

3. Aspirasi Cairan Sendi

Gold standar untuk diagnosis gout. Positif jika ditemukan adanya kristal monosodium urat (MSU)

G. Diagnosis

Menurut kriteria ACR (American Collage of Rheumatology) diagnosis dapat di tegakkan jika :

1. Menemukan monosodium urat dalam cairan synovial

2. Ditemukan Tofus yang mengandung kristal MSU

3. Ditemukan 6 dari 12 kriteria dibawah ini:

Inflamasi maksimal hari pertama

Artritis monoartikuler

Kulit diatas sendi kemerahan

Bengkak + Nyeri pada MTP 1

Dicurigai tofi

Hiperurisemia

Pembengkakan sendi asimetrik pada foto rontgen Kista subkortikal tanpa erosi pada foto rontgen

Kultur cairan sendi selama serangan negative

H. Diagnosis Banding

Diagnosis banding dari penyakit artritis gout adalah rheumatoid artritis dan pseudogout.

Pemeriksaan RadiologiPada rhematoid artritis, tahap awal penyakit biasanya tidak ditemukan kelainan pada pemeriksaan radiologis kecuali pembengkakan jaringan lunak. Tetapi, setelah sendi mengalami kerusakan yang lebih berat, dapat terlihat penyempitan ruang sendi karena hilangnya rawan sendi. Juga dapat terjadi erosi tulang pada tepi sendi dan penurunan densitas tulang. Perubahan-perubahan ini biasanya irreversibel.

Artritis erosif yang mengenai tulang karpal dan sendi metakarpofalangs

C. Swelling dan erosi pada sendi MTP

D. Nodul subkutaneus multipel pada tangan

Tanda pada foto polos awal dari artritis reumatoid adalah peradangan periartikular jaringan lunak bentuk fusiformis yang disebabkan oleh efusi sendi dan inflamasi hiperplastik sinovial. Nodul reumatoid merupakan massa jaringan lunak yang biasanya tampak diatas permukaan ekstensor pada aspek ulnar pergelangan tangan atau pada olekranon, namun adakalanya terlihat diatas prominensia tubuh, tendon, atau titik tekanan. Karakteristik nodul ini berkembang sekitar 20% pada penderita artritis reumatoid dan tidak terjadi pada penyakit lain, sehingga membantu dalam menegakkan diagnosis.Gambaran radiologi Pseudogot dapat memperlihatkan gambaran kondrokalsinosis berupa bintik bintik atau garis- garis radioopak yang sering ditemukan di meniskus fibrokartilago sendi lutut. Dapat pula berupa kalsifikasi pada sendi radio ulner distal, simfisis pubis, glenoid serta anulus fibrous diskus intervertebralis. Pemeriksaan skrining dapat dilakukan dengan pemeriksaan foto pada sendi lutut (dalam keadaan tanpa beban) dengan posisi antero posterioos (AP), foto pelvis posisi AP, untuk melihat sekitar simfisis pubis dan panggul dan posisi postero anterior dari pergelangan tangan.

I. Komplikasi Nefrolitiasis Urat : peningkatan ekskresi asam urat , pH urin menurun, terjadi peningkatan resiko terbentuknya batu asam urat.

Gagal Ginjal Akut : terjadi setelah pelepasan massif asam urat yang berlangsung pada pasien yang mengalami pengobatan karena kelainan ginjal.

J. Penatalaksanaan

Secara umum penanganan artritis gout adalah pemberian edukasi pengaturan pola makan, istirahat sendi dan pengobatan. Pengobatan dilakukan secara dini agar tidak terjadi kerusakan sendi dan komplikasi lain seperti pada ginjal. Pengobatan artritis gout akan bertujuan menghilangkan rasa sakit dan peradangan dangen kolkisin, OAINS, dan kortikosteroid. Obat penurun asam urat seperti allopurinol atau obat urikosurik tidak boleh diberikan langsung pada stadium akut namun pada pasien yang telah rutin mendapat obat penurun asam urat.

Dosis standar kolkisin untuk artritis gout secara oral 3-4 kali, dengan dosis maksimal 6 mg. Sedangkan OAINS yang sering dipakai adalah indometasin dengan dosis 150-200 mg/hari selama 2-3 hari dan 75-100 mg/hari untuk minggu berikutnya atau sampai nyeri dan peradangan berkurang. Kortikosteroid diberikan apabila pemberian kolkisin dan OAINS tidak efektif ataupun kontraindikasi.

Pada stadium interkritik dan kronik tujuan pengobatan adalahh untuk menurunkan kadar asam urat hingga normal, guna mencegah kekambuhan serangan. Penurunan kadar asam urat dilakukan dengan pemberian diet rendah purin dan pemakaian obat allopurinol bersama obat urikosurik lainnya.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Artritis Gout merupakan kelompok penyakit metabolik yang timbul akibat penumpukan kristal monosodium urat pada jaringan atau sendi.2. Ada empat stadium pada penyakit artritis gout yaitu stadium hiperurisemia asimptomatik, stadium artritis gout akut, stadium interkritikal gout, dan artritis gout kronik dengan tofus.3. Pada pemeriksaan radiologi dengan X-Ray ditemukan asimetris pembengkakan di sekitar sendi yang terkena pada fase awal, perubahan tulang, sklerosis dan penyempitan ruang pada sendi pertama metatasrophalangeal (MTP) dan adanya tofi interoseus pada fase kronis.

DAFTAR PUSTAKA

1. Price S, Wilson L. 2005. Gout. Patofisiologi. Edisi 6 vol.2. Penerbit buku kedokteran, Jakarta: hal.1402-06

2. Misnadiarly. 2007. Penyakit penyakit akibat hiperurisemia. Rematik: asam urat, hiperurisemia, artritis gout. Pustaka Obor Populer, Jakarta: hal.19-393. Stefanus, E I. 2006. Arthritis Gout. Buku ajar Ilmu Penyakit Dalam, Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FK UI, Jakarta: hal.1218-20

4. Mansjoer A, dkk. 2004. Reumatologi. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3 Jilid 1 Cetakan Keenam. Media Aesculapius FK UI, Jakarta, hal.542-6

5. Robbins Kumar. 2007. Buku Ajat Patologi. Edisi 2. Jakarta : ECG6. Carter, Michael A. Arthritis Reumatoid. Dalam: Price, SA and Wilson LM, editors. Patofisiologi Edisi 6 Volume 2. Jakarta: EGC; 2005.hal.1385-917. Hoffman. Garry. S. 2000. Artritis Akibat Pengendapan Kristal kalsium dalam Harrison Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 13, EGC. Jakarta. Hal 1893-1895.

8. Eisenberg RL , Johnson NM, editors. Comprehensive Radiographic Pathology 4th edition. Philadelphia: Mosby Elsevier; 2003.p.1134-5

9. So, Alex. Imaging of Gout: Finding and Utility. The Arthritis Research and Therapy Journals. Available at: http://arthirtis-research.com/series/gout16