lapkas kejang demam

download lapkas kejang demam

of 23

description

kd

Transcript of lapkas kejang demam

BAB ISTATUS MEDIS PASIENIDENTITAS PASIENNama

: An. GEATempat, tanggal lahir

: Jakarta, 27 06 - 2013

Usia

: 2 tahun 2 bulan

Nama ayah

: Tn. D

Pekerjaan : karywan

Umur : 34 tahun

Pendidikan : STM

Nama ibu : Ny. Musli

Pekerjaan ibu :Ibu Rumah Tangga

Umur : 35 tahun

Pendidikan : SMP

Tanggal MRS

: 12 Agustus 2015 pukul 18.30

Nomor RM

: 74.89.04

1.2 ANAMNESISAlloanamnesis, 12 Agustus 2015Keluhan utama :Kejang 2 jam SMRSRiwayat penyakit sekarang :7 hari SMR pasien batuk dan pilek, batuk kering, tidak ada sesak.

2 hari SMRS pasien demam, tinggi, mendadak, naik turun, dan meningkat pada malam hari, tidak menggigil, tidak sampai kejang.2 jam SMRS pasien mengalami kejang yang berlangsung kurang lebih 5 menit, kejang satu kali, saat kejang mata terbuka, setelah kejang pasien menangis, kejang umum.

BAB dan BAK normal tidak ada keluhan, tidak ada mual dan muntah.Riwayat penyakit dahulu : Riwayat kejang usia 10 bulan. Kejang terjadi 2 kali dalam satu hari, lamanya 15 menit, kejang umum.

Riwayat penyakit keluarga :

Tidak ada keluarga yang pernah mengalami kejang Tidak ada riwayat epilepsi, tidak ada asmaRiwayat Alergi :Ibu an. mengatakan, anakanya tidak ada riwayat alergi obat, makanan,susu sapi, cuaca dan debu.

Riwayat Psikososial :

Anak tinggal dengan kedua orang tua dan kedua kakaknya. Lingkungan rumah berdebu. Sumber air minum dari air mineral galon. Sumber air mandi dari PAM. Sudah 2 hari ini anak susah tidur.

Riwayat Pengobatan :Ibu an. mengatakan an tidak pernah konsumsi obat obatan jangka panjang, dan sebelum di bawa ke rs minum obat hufagryp syrup beli di apotik tetapi panas tetap naik turun.Riwayat Kehamilan dan Persalinan :Lahiran pervaginam, cukup bulan, lahir menangis kuat. Berat lahir 3500 gram dan Panjang badan 50 cm. Setiap buan ibu rutin melakukan ANC dan ibu tidak pernah sakit selama hamil.

Kesan: Tidak terdapat penyulit selama kehamilan.Riwayat pemberian makan :ASI Ekslusif 0 6 bulan.

Susu formula 1 tahun sampai sekarangMPASI diberikan pada usia 7 bulan sampai sekarang.Makanan berupa bubur, nasi, sayuran, buah buahan, dan lauk pauk seperti ayam goreng, telor, tahu dan tempe. Anak makan 3 kali sehari, setiap kali makan 1 piring. Kesan : makan sesuai usiaRiwayat Imunisasi :BCG : 1x skar: 2 mm

Polio : 4x, umur Lahir,2, 4, 6 bulan

Hepatitis B : 3x, umur Lahir, 1, 6 bulanDPT : 3x, umur 2, 4, 6 bulan

Campak: 1x, umur 9 bulan

Kesan : Imunisasi dasar lengkapRiwayat PerkembanganMotorik kasar: Tengkurap usia 4 bulan, duduk usia 7 bulan, berdiri usia 10 bulan berjalan usia 1 tahun 1 bulan

Motorik halusBahasa

: Anak sudah bisa berbicara lancar 1 tahun 6 bulan.

Motorik halus : Anak sudah bisa mencoret coret

Personal Sosial : Anak sudah bisa mengenal orang dengan baik, menangis bila ditinggal dengan orangtua.

Kesan

: Perkembangan normal.

Anamnesis Sistem

Syaraf : tidak ada kelemahan dan kelumpuhan

Respirasi : batuk (+), pilek (+), sesak (-)

Pencernaan : BAB normal

Urologi : BAK normal

1.3 PEMERIKSAAN FISIK

KESAN UMUM

Keadaan umum: Tampak sakit sedangKesadaran

: Composmentis

TANDA VITAL

Suhu : 39 C

Nadi

: 128 x/meni

Isi/Tegangan : teraturPernapasan: 78 x/menitSTATUS GIZIBerat Badan

: 11 kg

Tinggi Badan

: 89 cm

Lingkar Kepala: 47 cm

Status Gizi

BB/U

: 11/12,7 x 100 %= 81,2 % ( Gizi Baik )

TB/U

: 86/82 x 100 %= 104 % ( Normal )

BB/TB

: 9,5/12,4 x 100 %= 76 % ( Gizi Kurang)

Kesan

: Gizi Normal namun berat badan kurang.

PEMERIKSAAN KHUSUE

KEPALABentuk

: normocephalUUB

: CekungRambut

: Hitam, tipis, lurus, tidak mudah dicabutKulit

: Pigmentasi kulit normal, sianosis (-), ikterus (-), pucat (-), purpura (-), eritema (-), edema (-)Mata

: Kelopak mata cekung (-/-), konjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-), kornea jernih, refleks cahaya (+/+)Telinga

:normotia, simetris, serumen (-/-)Hidung

: Bentuk normal, septum deviasi (-), pernafasan cuping hidung (-), sekret (-)Mulut

: Mukosa bibir tampak kering, sianosis (-), faring tidak hiperemis.LEHERBentuk

: SimetrisKGB

: Tidak membesarKaku kuduk: (-)THORAKS- Inspeksi

: Bentuk simetris, retraksi sela iga (-)PARU

- Inspeksi

: Simetris dextra-sinistra, tidak ada bagian dada yang tertinggal saat bernapas, retraksi dinding dada (+) , scar (-), otot bantu pernapasan (-)- Palpasi

: Simetris, vocal fremitus sama dextra-sinistra, tidak ada bagian dada yang tertinggal saat bernapas, nyeri tekan (-)- Perkusi

: Sonor di semua lapang paru, batas sonor-pekak setinggi ICS 4 linea midclavicularis dextra. - Auskultasi

: Ronkhi (-/-), wheezing(-/-)JANTUNG- Inspeksi

: Iktus kordis tidak tampak- Palpasi

: Iktus kordis teraba sela iga V garis midklavikula sinistra- Perkusi

: Batas jantung relatif dalam batas normal- Auskultasi

: Bunyi jantung I-II normal, murmur (-), gallop (-)ABDOMEN

- Nyeri tekan (-)

- distensi abdomen (-)

- asites (+)

- Bising usus (+)INGUINAL DAN PERIANALAnus

: Tidak ada cacat bawaan.

Pembesaran KGB inguinal: -/-

EKSTREMITASSuperior

: Akral hangat, Oedem (-/-), Sianosis (-)Inferior

: Akral hangat, Oedem (-/-), Sianosis (-)

Tungkai kananTungkai kiriLengan kananLengan kiri

Gerakan++++

Tonus++++

Trofi----

Clonus----

Refleks Fisiologis++++

Refleks patologis----

M.Sign

Sensibilitas

1.4 PEMERIKSAAN NEUROLOGISTanda rangsang meningeal :

Kaku kuduk (nuchal rigidity) : negative

Brudzinski I

: negative

Brudzinski II

: negative

Kernig sign

: negative

1.5 PEMERIKSAAN PENUNJANG Pemeriksaan LaboratoriumPemeriksaanHasilSatuanNilai Normal

Hemoglobin11,1g/dlL = 13,8 17,0 P = 11,3 15,5

Leukosit26.100/ulL = 4,5 10,8 P =4,3 10,4

Hematokrit28,0%L = 42,0 5,0 P = 36,0 46,0

Trombosit414.000/ulL = 185.000 402.000 P = 132.000

1.6 RESUME Anamnesis An. Laki laki, umur 2 tahun 2 bulan, BB 9,5 kg, datang dengan keluhan kejang sejak 1 hari dan 45 menit sebelum masuk RS.

Kejang diseluruh tubuh, setelah kejang an. lagsung menangis, kejang berlangsung 5 menit untuk yang pertama kali, dan besok harinya 10 menit.

Keluhan kejang disertai demam tinggi mendadak saat diukur di rumah 38,9 o C, dan saat di RS 40,2 o C.

Keluhan lain juga di katakana batuk berdahak sejak 3 hari yang lalu, dahak berwarna putih bening, batuk ini terkadang menimbulkan sesak.

Diagnosis Kerja Kejang demam kompleks

Diagnosa bandingMeningitis

Ensefalitis

PenatalaksanaanRinger Laktat

Kebutuhan Cairan : Maintanance Tetesan infus 100cc x 9,5 kg = 950 ccTetesan infus = 950 cc x 20tts = 13 tpm

24 x 60Diberikan secara parenteral sebanyak 13 tetes/ menit dalam 24 jam. Medikamentosa Diazepam 0,1 mg/ kgBB/x 1 x 9.5 mg Ambroxol 3x 15 mg, ( syr. 15 mg/5 ml = 3x 1cth)Ampisilin injeksi 2x 475 mg. Anjuran pemeriksaanDPL

Elektrolit

Prognosis Baik jika ditangani dengan cepat dan tepat. Jika tidak, KD dapat berkembang menjadi:KD berulangEpilepsiKelainan motorikGangguan mental dan belajarFOLLOW UPNoSOAP

18-6-15Kejang (-)Batuk (+)Sesak (-)Mual , muntah (-)BAB 1x, sedikit, konsistensi keras. T : 38,7 oCHR :80x/ menitRR : 49x/menit

Kejang Demam sederhana Bronkopneumonia Infus RL 13 tetes/ menit dalam 24 jamSanmol Drip 3x 100mg (3x 10cc)

Diazepam 3 x 2,85 mg ( 3 x tab )Ambroxol 3x 15 mg, ( syr. 15 mg/5 ml = 3x 1cth)Ampisilin injeksi 2x 475 mg

29-6-15Kejang (-) Batuk sudah berkurang.Sesak (-)Muntah (-) BAB 1x, keras jam 00.30.

T : 37,6o CHR : 100x/menitRR : 36x/ menit

Kejang Demam sederhana BronkopneumoniaInfus RL 13 tetes/ menit dalam 24 jamSanmol Drip 3x 100mg (3x 10cc)

Diazepam 3 x 2,85 mg ( 3 x tab )Ambroxol 3x 15 mg, ( syr. 15 mg/5 ml = 3x 1cth)Ampisilin injeksi 2x 475 mg

310-6-15Kejang (-) BAB belum hari iniMuntah (-)Batuk, kadang kadangSesak (-) T : 38,4o CHR : 120x/menitRR : 41x/ menitLeukosit : 21.900

Kejang Demam sederhana BronkopneumoniaInfus RL 13 tetes/ menit dalam 24 jamSanmol Drip 3x 100mg (3x 10cc)

Diazepam 3 x 2,85 mg ( 3 x tab )Ambroxol 3x 15 mg, ( syr. 15 mg/5 ml = 3x 1cth)Ampisilin injeksi 2x 475 mg

4 11-6-15Kejang (-)Muntah (-)Batuk (-)Sesak (-)T : 37,1 o CHR :100x/ menit RR : 35x/ menit

Kejang Demam sederhana BronkopneumoniaInfus RL 13 tetes/ menit dalam 24 jamSanmol Drip 3x 100mg (3x 10cc)

Diazepam 3 x 2,85 mg ( 3 x tab )Ambroxol 3x 15 mg, ( syr. 15 mg/5 ml = 3x 1cth)Ampisilin injeksi 2x 475 mg

Tanggal. 12 Juni 2015Pasien boleh dengan persetujuan dokter.

BAB IITINJAUAN PUSTAKAKEJANG DEMAM 2.1 KEJANG DEMAM Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaika suhu tubuh (suhu rektal diatas 38o C ) tanpa adanya infeksi susunan saraf pusat, gangguan elektrolit atau metabolik lain. Kejang disertai demam pada bayi berusia kurang dari 1 bulan tidak termasuk dalam kejang demam.Kejang demam sederhana adalah kejang yang berlangsung kurang dari 15 menit, bersifat umum serta tidak berulang dalam 24 jam. Kejang demam sederhana merupakan 80% diantara seluruh kejang demam. Kejang demam disebut kompleks jika kejang berlangsung lebih dari 15 menit, bersifat fokal atau parsial 1 sisi kejang umum didahului kejang fokal dan berulang atau lebih dari 1 kali dalam 24 jam. Kejang Tonik adalah Kejang yang biasanya terdapat pada bayi baru lahir dengan berat badan rendah dan bayi dengan komplikasi prenatal berat. Bentuk klinis kejang ini yaitu berupa pergerakan tonik satu ekstremitas atau pergerakan tonik umum dengan ekstensi lengan dan tungkai yang menyerupai deserebrassi atau ekstensi tungkai dan fleksi lengan bawah dengan bentuk dekortikasi.

Kejang Klonik merupakan Kejang yang berbentuk fokal, unilateral, bilateral dengan pemulaan fokal dan multifokal berpinndah-pindah. Bentuk klinis kejang klonik fokal berlangsung 1-3 detik, terlokalisasi dengan baik, tidak disertai gangguan kesadaran dan biasanya tidak diikuti oleh fase tonik. Bentuk kejang ini dapat disebabkan oleh kontusio serebri akibat trauma fokal pada bayi besar dan cukup bulan atau oleh ensapalopati metabolik.

Kejang Mioklonik memiliki gambaran klinis yang terlihat yaitu pergerakan ekstensi dan fleksi lengan atau keempat anggota gerak yang berulang dan terjadinya cepat. Gerakan tersebut menyerupai reflek moro. Kejang ini merupakan pertanda kerusakan susunan saraf pusat yang luas dan hebat. Gambaran EEG pada kejang mioklonik pada bayi tidak spesifik.2.2 ETIOLOGI Infeksi dengan demam (52%) seperti kejang demam, ensefalitis, meningitis.Kelainan susunan saraf pusat (SSP) kronik (39%) seperti ensefalopati hipoksik iskemik dan serebral palsi.Penghentian obat anti kejang (21%)Lain-lain ( 18 bulan yang dicurigai meningitis.Pencitraan ( CT- Scan atau MRI )Tidak dapat memprediksi berulangnya kejangTidak dapat memperkirakan kemungkinan kejadian epilepsi di kemudian hari pada pasien kejang demamDapat dilakukan pada keadaan kejang demam yang tidak khas seperti kejang demam kompleks pada anak usia > 6 tahunEEG pada kejang demam ( gambaran berupa perlambatan di posterior, akan menghilang dalam 7-10 hari. PENATALAKSANAAN Pengobatan Fase Akut :Semua pakaian yang ketat dibukaPenderita dimiringkan untuk cegah aspirasiJalan napas harus bebas, isap lendir, beri O2, jika perlu intubasiAwasi keadaan vital: kesadaran, tensi, pernapasan, jantungJika suhu tinggi: kompres, beri antipiretikaPenghentian kejang tercepat: diazepam (IV atau Intra Rektal).

Pengobatan Profilaksis :Profilaksis intermitten jika suhu > 38,5 oC berikan :

Diazepam oral 0,5 mg/ KgBB bagi 3 dosis

Rektal : BB < 10 kg : 5 mg

BB > 10 kg : 10 mg

Profilaksis terus menerus :

Indikasi : kelainan neurologis (+) sebelum kejang, riwayat kejang demam pada orang tua/ saudara kandung, kejang > 15 menit, fokal atau diikuti kelainan neurologis, usia < 12 bulan atau kejang multiple dalam 1 episode demam.

Berikan :

Fenobarbita 4-5 mg/ kgBB/ hari

Asam Valproat 15- 40 mg/ kgBB/hari.

PROGNOSISBaik jika ditangani dengan cepat dan tepat. Jika tidak, KD dapat berkembang menjadi:

KD berulang

Epilepsi

Kelainan motoric

Gangguan mental dan belajar.

Edukasi ke orangtua, cara penanganan kejang :Kejang selalu merupakan peristiwa yang menakutkan bagi orang tua. Pada saat kejang sebagian besar orang tua beranggapan bahwa anaknya telah meninggal. Kecemasan ini harus dikurangi dengan cara yang diantaranya:

Meyakinkan bahwa kejang demam umumnya mempunyai prognosis baik.

Memberitahukan cara penanganan kejang.

Memberikan informasi mengenai kemungkinan kejang kembali.

Pemberian obat untuk mencegah rekurensi memang efektif tetapi harus diingat adanya efek samping obat.

Beberapa hal yang harus dikerjakan bila kejang:

Tidak panik tetap tenangKendorkan pakaianPosisikan pasienUkur suhu, observasi lama kejang, jenis kejangDiazepam rektalBawa ke rumah sakit bila kejang > 5 menitBAB IIIKESIMPULANKejang demam ialah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal diatas 38 o C) yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium. Kejang demam ini terjadi pada anak yang berumur 6 bulan - 5 tahun. Faktor resiko kejang demam pertama yang penting adalah demam. Ada riwayat kejang demam keluarga yang kuat pada saudara kandung dan orang tua, menunjukkan kecenderungan genetik. Kejang demam sederhana (simple febrile seizure) berlangsung singkat, kurang dari 15 menit dan umumnya akan berhenti sendiri. Kejang berbentuk umum tonik dan atau klonik, tanpa gerakan fokal. Kejang tidak berulang dalam waktu 24 jam. Kejang demam sederhana merupakan 80 % diantara seluruh kejang demam. Kejang demam kompleks (complex febrile seizure) adalah kejang dengan salah satu ciri berikut :a. Kejang lama lebih dari 15 menit. b. Kejang fokal atau parsial satu sisi, atau kejang umum didahului kejang parsial.c. Berulang atau lebih dari 1 kali dalam 24 jam.Pemeriksaan laboratorium tidak dikerjakan secara rutin pada kejang demam, tetapi dapat dikerjakan untuk mengevaluasi sumber infeksi penyebab demam. Pemeriksaan laboratorium yang dapat dikerjakan misalnya darah perifer, elektrolit dan gula darah. Pemeriksaan cairan serebrospinal dilakukan untuk menegakkan atau menyingkirkan kemungkinan meningitis.DAFTAR PUSTAKAWidodo, Dwi Putro. Kejang Demam: Apa yang Perlu Diwaspadai?. Penanganan Demam pada Anak Secara Profesional. Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universita Indonesia RS. DR. Cipto Mangunkusumo. Jakarta. 2005. Hal: 58-66.Hirtz GH. Febrile Seizure. Pediatric Rev 1997; 1 (180): 5-8.Holmes GL. Epilepsy and Other Seizure Disorders. In: Bruce O. Berg, penyunting Principles of Child Neurology; edisi ke-1. New York: McGraw-Hill, 1996. Hal: 221-33.Gonzales Del Rey JA. Febrile Seizure. In: Barkin RM, penyunting Pediatric Emergency Medicine: Concepts and Clinical Practice; edisi ke-2 St Louis: Mosby, 1997. Hal: 1017-19.Camfield RP and Camfield SC. Management and Treatment of Febrile Seizure. Curr Prob Pediatri 1997; 27:6-13.Hara M, Seki T. Clinical Aspect of Febrile Convulsion. Asian Med. J 1995; 36 (10): 553-43.Aicardi J. Febrile Convulsion. In: Aicardi J, penyunting Epilepsy in Children; edisi ke-2 New York: Raven Press 1994. Hal: 253-75.Nelson. K, Ellenberg JH. Predictors of Epilepsy in Children Who Have Experience Febrile Seizure. N Eng J. Med 1976; 259: 1029-33. Kuteree M, Emoto SE, Sofijanov N, dkk. Febrile Seizure, is the EEG a useful predictor of recurrences? Clin Pediatric 1997; 31-6.