lapkas hemoroid

47
BAB I PENDAHULUAN Hemoroid merupakan penyakit di daerah anus yang cukup banyak ditemukan pada praktek dokter sehari-hari. Di Amerika Serikat lima ratus ribu orang didiagnosis menderita hemoroid setiap harinya. Bahkan 75% penduduk dunia pernah menderita hemoroid 1 . Tingginya prevalensi hemoroid disebabkan oleh beberapa faktor antara lain: kurangnya konsumsi makanan berserat, konstipasi, usia, keturunan, kebiasaan duduk terlalu lama, peningkatan tekanan abdominal karena tumor, pola buang air besar yang salah, hubungan seks peranal, kurangnya intake cairan, kurang olah raga, dan kehamilan 2 . Prevalensi hemoroid di Indonesia tergolong cukup tinggi. Di RSCM Jakarta pada dua tahun terakhir, pasien hemoroid mendominasi sebanyak 20% dari pasien kolonoskopi 3 . Pada penelitian yang dilakukan di RS Bhakti Wira Tamtama Semarang tahun 2008, dari 1575 kasus di instalasi rawat jalan klinik bedah, kasus hemoroid mencapai 16% dari seluruh kasus di instalasi tersebut 4 . Kejadian hemoroid cenderung meningkat seiring dengan bertambahnya usia seseorang, dengan usia puncak 45-65 tahun 1 . Sekitar setengah dari orang-orang yang berusia 50 tahun pernah mengalami hemoroid. Hal ini disebabkan oleh pada orang dengan usia lanjut lebih sering mengalami konstipasi, sehingga terjadi penekanan berlebihan pada pleksus hemoroidalis karena proses mengejan. 1 Maissy Wijayanti Chandra (07120090006)

description

hemorroid

Transcript of lapkas hemoroid

BAB IPENDAHULUAN

Hemoroid merupakan penyakit di daerah anus yang cukup banyak ditemukan pada praktek dokter sehari-hari. Di Amerika Serikat lima ratus ribu orang didiagnosis menderita hemoroid setiap harinya. Bahkan 75% penduduk dunia pernah menderita hemoroid1. Tingginya prevalensi hemoroid disebabkan oleh beberapa faktor antara lain: kurangnya konsumsi makanan berserat, konstipasi, usia, keturunan, kebiasaan duduk terlalu lama, peningkatan tekanan abdominal karena tumor, pola buang air besar yang salah, hubungan seks peranal, kurangnya intake cairan, kurang olah raga, dan kehamilan2.Prevalensi hemoroid di Indonesia tergolong cukup tinggi. Di RSCM Jakarta pada dua tahun terakhir, pasien hemoroid mendominasi sebanyak 20% dari pasien kolonoskopi3. Pada penelitian yang dilakukan di RS Bhakti Wira Tamtama Semarang tahun 2008, dari 1575 kasus di instalasi rawat jalan klinik bedah, kasus hemoroid mencapai 16% dari seluruh kasus di instalasi tersebut4.Kejadian hemoroid cenderung meningkat seiring dengan bertambahnya usia seseorang, dengan usia puncak 45-65 tahun1. Sekitar setengah dari orang-orang yang berusia 50 tahun pernah mengalami hemoroid. Hal ini disebabkan oleh pada orang dengan usia lanjut lebih sering mengalami konstipasi, sehingga terjadi penekanan berlebihan pada pleksus hemoroidalis karena proses mengejan.

BAB IILAPORAN KASUS

I. Identitas PasienNama: Tn. MJenis Kelamin: PriaNo. rekam medis: 32 61 **Tanggal lahir: 11/08/1983Usia: 30 tahun 7 bulanAlamat: Jl. Cipedak CiganjurPekerjaan: Karyawan SwastaAgama: IslamStatus: Belum menikahTanggal masuk RS: 24 Maret 2014, pukul 15:30

II. Anamnesis (Autoanamnesis pada tanggal 24 Maret 2014) Keluhan utamaNyeri pada dubur sejak 1 hari SMRS

Riwayat Penyakit SekarangPasien datang diantar oleh istrinya ke UGD RSMC dengan keluhan nyeri pada dubur sejak 1 hari SMRS. Nyeri timbul mendadak, digambarkan sebagai nyeri yang tumpul, disertai adanya benjolan pada dubur. Pasien mengaku sudah memiliki benjolan (ambeien) sejak 1 tahun yang lalu, tetapi dapat masuk dengan bantuan jari. Dalam jangka waktu 1 tahun tersebut, benjolan yang keluar dari anus awalnya seukuran kacang tanah, kemudian semakin membesar. Sejak 1 hari SMRS, ketika pasien sedang BAB, benjolan tersebut keluar, tidak dapat dimasukkan kembali dengan jari, dan mendadak nyeri. Pasien mengaku BAB-nya cukup keras sehingga pasien harus mengedan, dan setelahnya keluar darah merah segar berupa tetesan yang cukup banyak.

Pasien sebelumnya sudah memeriksaan diri ke dokter dan mengkonsumsi obat-obatan, yaitu Indaxon (3x1 tab), Mefinter (3x1 tab), dan Faktu supp. Pasien mengaku obat-obatan tersebut saat ini sudah tidak menimbulkan perbaikan. Pasien menyangkal adanya demam, nyeri perut, mual atau muntah, nafsu makan turun, maupun penurunan berat badan.

Riwayat Penyakit Dahulu Pasien telah didiagnosis memiliki hemorrhoid sejak 1 tahun yang lalu, saat ini dalam pengobatan Pasien memiliki riwayat opname karena demam tifoid Pasien tidak memiliki riwayat hipertensi, diabetes mellitus, alergi, dan asma

Riwayat Penyakit Keluarga Kakak pasien juga terdiagnosis dengan hemorrhoid Riwayat hipertensi, diabetes mellitus, asma, dan penyakit turunan lainnya disangkal

Riwayat Sosial, Ekonomi, dan LingkunganKesan: ekonomi menengah, hygiene dan sanitasi lingkungan diakui cukup baik

Riwayat Kebiasaan Kebiasaan merokok, minum alkohol, dan konsumsi obat-obatan terlarang disangkal Kebiasaan BAB diakui tidak rutin, kurang lebih 2 hari sekali Pasien memiliki kebiasaan berlama-lama jongkok di toilet dan mengejan karena BAB keras Pasien mengaku kurang mengkonsumsi sayur dan buah, lebih banyak mengkonsumsi daging

III. Pemeriksaan Fisik Keadaan umum: tampak sakit sedang Kesadaran: compos mentis Tanda vital Tekanan darah: 130/90 mmHg Nadi: 88 x/menit Laju nafas: 20 x/menit Suhu: 36.5oC Status GeneralisKepala dan Leher

KepalaNormosefali, tidak tampak adanya lesi, rambut tidak mudah dicabut

MataSklera tidak ikterik, konjungtiva pucat -/-, refleks cahaya langsung +/+, tidak langsung +/+

LeherPembesaran KGB (-)

THT

TelingaDalam batas normal

HidungMukosa hidung dalam batas normal, sekret (-), darah (-)

TenggorokanTonsil T1/T1, mukosa faring tidak hiperemis

Thorax

Paru Inspeksi: gerak napas simetri kanan dan kiri, lesi (-), massa (-) Palpasi: gerakan napas simetris kanan dan kiri Perkusi: sonor pada kedua lapang paru Auskultasi: suara nafas vesikuler +/+, ronchi -/-, wheezing -/-

Jantung Inspeksi: tidak tampak iktus kordis Palpasi: iktus kordis tidak teraba Perkusi: batas jantung normal Auskultasi: S1S2 regular, murmur (-), gallop (-)

Abdomen Inspeksi: datar dan tidak tampak lesi Palpasi: supel, hepar dan lien tidak teraba, nyeri tekan (-) Perkusi: timpani pada seluruh lapang abdomen Auskultasi: bising usus (+)

Ekstrimitas

Ekstrimitas AtasLihat status lokalis

Ekstrimitas BawahAkral hangat, tidak tampak edema, tidak tampak sianosis, capillary refill < 2 detik

Status Lokalis Regio Anus Terlihat adanya benjolan dengan ukuran kira-kira 8 x 6 cm, keluar dari anus yang dilapisi mukosa, konsistensi padat kenyal, ekskoriasi (-), luka (-), tanda radang (-), darah (-) Rectal touch:Teraba benjolan pada arah jam 7, 11, dan 5; nyeri tekan (+), tonus sphincter baik, ampulla tidak kolaps, tidak teraba massa padat, pada sarung tangan tidak ada feces maupun darah.

IV. Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan Laboratorium pada tanggal 24 Maret 2014TestResultUnitReference Range

Darah Rutin

Hemoglobin 14,1g/dl13 17

Hematokrit 43%37-54

Trombosit163103/ul150-400

Leukosit7,5103/ul5-10

Masa Pembekuan (CT)5Menit2-6

Masa Perdarahan (BT)3Menit1-3

GDS99mg/dl