Lapkas DM Tipe 2
-
Upload
randy-anindito -
Category
Documents
-
view
49 -
download
11
description
Transcript of Lapkas DM Tipe 2
FKK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
STATUS
PASIEN
Nama Dokter Muda : Moch.Novad Arsandy
Nama Pasien : Tn.S
Jl. Cempaka Putih Tengah I, No.1 Jakarta Pusat
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn.S
Usia : 62 tahun
Berat Badan : 76 kg
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Kelurahan Menteng Atas, Jakarta Selatan
Tanggal Kunjungan : 2 Agustus 2011
Diagnosa Masuk : DM tipe 2
ANAMNESIS
Keluhan Utama :
Sering merasakan lemas
Keluhan Tambahan :
Nyeri menelan dan pusing
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang dengan keluhan sering merasakan lemas serta keram pada kedua telapak
tangan. Pasien juga mengeluhkan nyeri pada saat menelan serta pusing. Nafsu makan
menurun.
Riwayat Penyakit Dahulu :
Pasien sejak 5 tahun yang lalu terkena penyakit diabetes sampai sekarang, serta
hipertensi. Tidak ada riwayat alergi.
Riwayat Penyakit Keluarga
Ayah pasien mengidap penyakit hipertensi dan diabetes, sedangkan ibu pasien
mengidap penyakit hipertensi.
Riwayat Psikososial
Pasien tinggal sehari-hari menjaga warung di pinggir jalan. Dulu sering minum-
minuman yang beralkohol, serta merokok tetapi sudah berhenti sejak umur 50.
PEMERIKSAAN FISIK
Kesadaran : Kompos Mentis
Keadaan Umum: Sakit sedang
Tanda Vital
- Tekanan Darah : 140/90 mmHg
- Nadi : 74 x/menit
- Pernapasan : 22 x/menit
- Suhu : 360 C
STATUS GENERALIS
KEPALA : Normosefal, rambut putih, berombak.
TELINGA : Tidak ada cairan yang keluar baik kiri maupun kanan
HIDUNG : Tidak ada septum deviasi, tidak hiperemi, tidak ada pendarahan
MATA : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik baik kiri maupun kanan
MULUT : Bibir tidak kering, tidak anemis, tidak sianosis, faring tidak hiperemis, tonsil
T1/T1.
THORAX : Bentuk dada simetris.
Paru : Pergerakan simetris, tidak ada wheezing maupun ronki.
Jantung : Tidak ada suara tambahan.
ABDOMEN : Bentuk abdomen rata, tidak ada nyeri tekan, hepar tidak teraba pembesaran.,
lien tidak teraba pembesaran, bising usus normal, suara timpani.
EKSTREMITAS : Tidak ada deformitas, tidak ada keterbatasan gerak, kekuatan motorik
baik.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Gula Darah Sewaktu (GDS) : 384 mg/dl
DIAGNOSIS KERJA
Diabates Mellitus tipe 2
TERAPI
Medikamentosa :
1. Metformin 3x500 mg/hari setelah makan
2. Glibenclamid 3x5mg/hari setelah makan
3. Captopril 1x12,5mg/hari sebelum tidur.
Non-medikamentosa :
Edukasi tentang perubahan pola makan.
TINJAUAN PUSTAKA
DIABETES MELITUS
I. Definisi
Diabetes mellitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolic dengan
karakteristik hiperglikemi yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-
duanya. Hiperglikemia kronik pada diabetes berhubungan dengan kerusakan jangka panjang,
disfungsi atau kegagalan beberapa organ tubuh, terutama mata, ginjal, saraf, jantung dan
pembuluh darah. WHO telah merumuskan sebelumnya bahwa DM merupakan sesuatu yang
tidak dapat dituangkan dalam satu jawaban yang jelas dan singkat tetapi secara umum dapat
dikatakan sebagai suatu kumpulan problema anatomic dan kimiawi akibat dari sejumlah faktor di
mana didapat difisiensi insulin absolute atau relative dan gangguan fungsi insulin.
II. Epidemiologi
Secara epidemiologic diabetes seringkali tidak terdeteksi dan dikatakan onset atau mulai
terjadinya diabetes adalah 7 tahun sebelum diagnosis ditegakkan, sehingga morbiditas dan
mortalitas dini terjadi pada kasus yang tidak terdeteksi ini. Penelitian lain menyatakan bahwa
dengan adanya urbanisasi, populasi diabetes tipe 2 akan meningkat 5-10 kali lipat karena terjadi
perubahan perilaku rural-tradisional menjadi urban. Faktor resiko yang berubah secara
epidemiologi diperkirakan adalah : bertambahnya usia, lebih banyak dan lebih lamanya
distiribusi lemak tubuh, kurangnya aktifitas jasmani dan hiperinsulinemia.
Selain itu karena diabetes sudah merupakan suatu penyakit global dan malahan menurut
P.Zimmet sudah merupakan suatu epidemic, banyak penelitian dilakukan untuk mencoba
mengatasinya. Saat ini terdapat berbagai penelitian yang bertujuan untuk memperbaiki
kehidupan orang dengan diabetes, ada yang berusaha mencari obat untuk menyembuhkannya dan
ada pula yang mempelajari dampak diabetes pada beberapa populasi di dunia.
III. Klasifikasi Etiologi
1. DM tipe I
Destruksi sel beta, umumnya menjurus ke defisiensi insulin absolute
Melalui proses imunologik
Idiopatik
2. DM tipe II
Bervariasi mulai yang predominan resistensi insulin disertai defisiensi insulin
relative sampai yang predominan gangguan sekresi insulin bersama resistensi
insulin.
3. Diabetes mellitus tipe lain
Defek genetik fungsi sel beta
Defek genetik kerja insulin : resistensi insulin tipe A, leprechaunisme,
sindrom rabson mendenhall, diabetes lipoatrofik
Penyakit eksokrin pancreas : pancreatitis, neoplasma, kistik fibrosis
hemokromatosis
Endokrinopati : akromegali, sindrom cushing, feokromositoma
Obat/zat kimia : vacor, pentamidin, asam nikotinat, glukokortikoid,
hormone tiroid, agonis beta adrenergic, tiazid
Infeksi : rubella congenital, CMV
Imunologi : sindrom stiff-man, antibody anti reseptor insulin
Sindroma genetic lain : sindrom down, klinefelter, turner dll
IV. Patofisiologi
V. Gejala Klinik
Pada tahap awal sering ditemukan :
a. Poliuri (banyak kencing)
Hal ini disebabkan oleh karena kadar glukosa darah meningkat sampai melampaui
daya serap ginjal terhadap glukosa sehingga terjadi osmotic diuresis yang mana gula
banyak menarik cairan dan elektrolit sehingga klien mengeluh banyak kencing.
b. Polidipsi (banyak minum)
Hal ini disebabkan pembakaran terlalu banyak dan kehilangan cairan banyak
karena poliuri, sehingga untuk mengimbangi klien lebih banyak minum.
c. Polipagi (banyak makan)
Hal ini disebabkan karena glukosa tidak sampai ke sel-sel mengalami starvasi
(lapar). Sehingga untuk memenuhinya klien akan terus makan. Tetapi walaupun klien
banyak makan, tetap saja makanan tersebut hanya akan berada sampai pada pembuluh
darah.
d. Berat badan menurun, lemas, lekas lelah, tenaga kurang.
Hal ini disebabkan kehabisan glikogen yang telah dilebur jadi glukosa, maka
tubuh berusama mendapat peleburan zat dari bahagian tubuh yang lain yaitu lemak dan
protein, karena tubuh terus merasakan lapar, maka tubuh selanjutnya akan memecah
cadangan makanan yang ada di tubuh termasuk yang berada di jaringan otot dan lemak
sehingga klien dengan DM walaupun banyak makan akan tetap kurus
e.Mata kabur
Hal ini disebabkan oleh gangguan lintas polibi (glukosa – sarbitol fruktasi) yang
disebabkan karena insufisiensi insulin. Akibat terdapat penimbunan sarbitol dari lensa,
sehingga menyebabkan pembentukan katarak.
VI. Diagnosis
Diagnosis DM harus didasarkan atas pemeriksaan kadar glukosa darah. Dalam
menentukan diagnosis DM harus diperhatikan asal bahan darah yang di ambil dan cara
pemeriksaan yang di pakai. Untuk diagnose, pemeriksaan yang dianjurkan adalah pemeriksaan
glukosa dengan cara enzimatik dengan bahan darah plasma vena.
Ada perbedaan antara uji diagnostik DM dan pemeriksaan penyaring. Uji diagnostic DM
dilakukan pada mereka yang menunjukkan gejala/tanda DM, sedangkan pemeriksaan penyaring
bertujuan untuk mengidentifikasi mereka yang tidak bergejala, yang mempunyai risiko DM.
Bukan DM Belum pasti DM DM
Kadar glukosa
darah sewaktu
Plasma vena <100 100-199 ≥200
Darah kapiler <90 90-199 ≥200
Kadar glukosa
darah puasa
Plasma vena <100 100-125 ≥126
Darah kapiler <90 90-99 ≥90
Kriteria Pengendalian DM
Baik Sedang Buruk
GD puasa (mg/dL)
GD 2 Jam pp (mg/dL)
80-109
80-144
110 – 125
145 – 179
≥ 126
≥ 180
A1C
Kolesterol total
LDL
HDL
Trigliserida
IMT (Kg/M2)
Tekanan darah (mmHg)
< 6,5
< 200
< 100
>45
< 150
18,5 – 22,9
< 130-80
6,5 – 8
200-239
100-129
150-199
23 - 26
130-140
>8
≥ 240
≥ 130
≥ 200
> 25
>140/90
VII. Pemeriksaan Penunjang
Gula darah
Kolesterol total
HDL & LDL
Trigliserida
HbA1c
Kreatinin
VIII. Komplikasi
Akut
1.Hypoglikemia
2.Ketoasidosis
3.Diabetik
Kronik
1. Makroangiopati, mengenai pembuluh darah besar, pembuluh darah jantung
pembuluh darah tepi, pembuluh darah otak.
2. Mikroangiopati mengenai pembuluh darah kecil retinopati diabetik, nefropati
diabetik.
3. Neuropati diabetik.
DAFTAR PUSTAKA
Mubin, A. Halim. 2000. Panduan Praktis Ilmu Penyakit Dalam, Diagnosis dan Terapi. Jakarta :
EGC.
Rani, A. Aziz dkk (Ed.).2006. Panduan Pelayanan Medik. Jakarta : Pusat Penerbitan Departemen
Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Soegondo, Sidartawan dkk (Ed.). 2007. Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu. Jakarta :
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Sudoyo, Aru W dkk (Ed.). 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV. Jakarta :
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.