lapfistum-Gerak Tropisme
Click here to load reader
-
Upload
mayola-arda -
Category
Documents
-
view
335 -
download
1
description
Transcript of lapfistum-Gerak Tropisme
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN
TROPISME DAN PERGERAKAN PADA TANAMAN
OLEH :
NAMA : MAYOLA ARDA
NO BP : 1010422017
KELOMPOK : I A GANJIL
ANGGOTA : 1. M. ANUGRAH S (1010423011)
2. NOVA ADRI YANTI (1010423021)
3. ABDINI PUTRI KIYASA (1010423035)
ASISTEN : ANZHARNI FAJRINA
LABORATORIUM FISIOLOGI TUMBUHAN
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG, 2012
I. PENDAHULUAN
1.1 Tinjauan Pustaka
Gerak merupakan salah satu ciri yang dimiliki oleh makhluk hidup. Gerak dapat
berupa perpindahan tempat atau perubahan bentuk tubuh. Gerak terjadi karena
adanya rangsangan, baik dari dalam maupun dari luar. Gerak pada tumbuhan diduga
disebabkan rangsangan yang diterima oleh plasmodesmata yang menghubungkan
sitoplasma sel yang satu dengan sel lainnya, yang ditanggapi dengan turgor sel pada
jaringan dalam persendian daun (Burhan, 1997).
Gerak berupa perubahan posisi tubuh atau perpindahan yang meliputi seluruh
atau sebagian dari tubuh. Jika pada hewan rangsang disalurkan melalui saraf, maka
pada tumbuhan rangsang disalurkan melalui benang plasma (plasmodema) yang
masuk ke dalam sel melalui dinding yang disebut noktah (Salisbury dan Ross, 1995).
Suatu organisme mampu menerima rangsang yang disebut iritabilitas, dan mampu
pula menanggapi rangsang tersebut. Salah satu bentuk tanggapan yang umum adalah
berupa gerak. Gerak berupa perubahan posisi tubuh atau perpindahan yang meliputi
seluruh atau sebagian dari tubuh. Jika pada hewan rangsang disalurkan melalui saraf,
maka pada tumbuhan rangsang disalurkan melalui benang plasma (plasmodesmata)
yang masuk ke dalam sel melalui dinding yang disebut noktah (Prawinata, 1981).
Gerak pada tumbuhan terjadi karena proses tumbuh atau karena rangsangan
dari luar. Walaupun tidak memiliki alat indera, tumbuhan peka terhadap lingkungan
sekitarnya. Tumbuhan member tanggapan terhadap rangsangan yang berasal dari
caahaya, gaya tarik bumi dan air. Adapula tumbuhan yang peka terhadap sentuhan
dan zat kimia. Tanggapan tumbuhan terhadap rangsangan - rangsangan tersebut
diatas disebut daya iritabilitas atau daya peka terhadap rangsangan. Ada tiga macam
gerak pada tumbuhan, yaitu gerak tropisme, gerak nasti dan gerak taksis (Salisbury
dan Ross, 1995).
Gerak pada bagian tumbuhan yang arahnya dipengaruhi oleh arah datangnya
rangsangan disebut tropisme. Gerak tropisme terjadi karena gerak tumbuh tumbuhan.
Berdasarkan jenis rangsangan yang diterima oleh tumbuhan, tropisme dibedakan
menjadi beberapa macam, yaitu fototropisme, geotropisme, hidrotropisme dan
tigmotropisme (Dwijoseputro, 1994). Bila cahaya yang datang dari atas tumbuhan,
tumbuhan akan tumbuh tegak mengarah ke atas. Hal ini dapat diamati pada
tumbuhan yang hidup di alam bebas. Tanaman pot yang diletakan di dalam ruangan
dan mendapat cahaya dari samping, ujung batangnya akan tumbuh membengkok kea
rah datangnya cahaya. Tropisme yang disebabkan oleh rangsangan cahaya disebut
fototropisme atau dapat juga disebut heliotropisme karena rangsangan cahayanya
adalah cahaya matahari. Pada tumbuhan, bagian yang peka terhadap rangsangan
adalah bagian ujung tunas. Bila gerak tersebut mengarah ke sumber rangsangan
disebut fototropisme positif, misalnya gerak tumbuh ujung tunas ke arah cahaya.
Sedangkan gerak yang menjauhi sumber rangsangan disebut fototropisme negative,
misalnya gerak tumbuh akar yang menjauhi cahaya (Larcher, 1975).
Tiga tahap gerakan pada tanaman, yang pertama yaitu penerimaan,
bagaimana cara tumbuhan atau bagian tumbuhan melacak rangsangan lingkungan
yang menyebabkan timbulnya respon. Kedua transduksi, bagaimana cara mekanisme
penerimaan mentransduksi rangsangan yang diterimanya kepada sejumlah sel pada
organ yang melakukan gerakan isyarat apa yang dikirimkannya, artinya perubahan
biokimia atau biofisika, apa yang terjadi sebagai respon terhadap rangsangan
lingkungan. Ketiga respon, apa yang sebenarnya terjadi selama berlangsungnya
gerakan (Salisbury dan Ross, 1995).
Tumbuhan bereaksi terhadap perubahan lingkungan dengan perwujudan yang
tampak antara lain pada pertumbuhannya. Respon terhadap perubahan lingkungan
yang diwujudkan sebagai pertumbuhan mengakibatkan bagian tertentu lebih cepat
tumbuh dibandingkan yang lainnya. Respon ini dapat menghasilkan gerak yang nyata
walaupun umumnya lebih lambat dari pada gerak nasti. Di antara gerak akibat
tumbuh yang dikenal adalah gerak tropisme (Ildah, 2009).
Gerak etionom merupakan reaksi gerak tumbuhan yang disebabkan oleh
adanya rangsangan dari luar. Berdasarkan hubungan antara arah respon gerakan
dengan asal rangsangan, gerak etionom dapat dibedakan menjadi gerak taksis,
tropisme, dan nasti. Jika yang bergerak hanya bagian dari tumbuhan maka disebut
gerak tropisme. Jika yang bergerak seluruh bagian tumbuhan maka disebut gerak
taksis. Jika gerakan itu tidak dipengaruhi oleh arah datangnya rangsangan disebut
gerak nasti (Hidayat, 1995).
Gerak nasti adalah gerak bagian tubuh tumbuhan yang arahnya tidak
ditentukan atau ditujukan ke atau dari sumber rangsang. Rangsang tersebut dapat
berupa sentuhan, suhu, cahaya, dan kelembaban. Berdasarkan jenis rangsang yang
memengaruhi, gerak nasti dibedakan menjadi termonasti, seismonasti, niktinasi, dan
nasti kompleks. 1) Niktinasti yaitu gerak tidur daun tanaman Leguminosae (kacang-
kacangan) menjelang petang akibat perubahan tekanan turgor pada tangkai daun.
Perubahan ini disebabkan karena rangsangan suasana yang gelap 2) Fotonasti yaitu
gerak nasti yang sumber rangsangannya berupa cahaya, misalnya mekarnya bunga
pukul empat (Mirabilis jalapa) pada sore hari karena telah memperoleh periode
terang yang cukup dari cahaya matahari 3) Seismonasti/tigmonasti adalah gerak yang
dipengaruhi oleh getaran/sentuhan. Contoh paling mudah adalah gerak menutupnya
daun putri malu (Mimosa pudica) saat tersentuh. Gerak ini disebabkan adanya
perubahan takanan turgor pada tangkai daun 4) Termonasti adalah gerak nasti yang
sumber rangsangnya berupa suhu. Misalnya mekarnya bunga tulip pada harihari yang
hangat pada musim semi 5) Nasti kompleks yaitu gerak nasti yang sumber
rangsangnya lebih dari satu. Contoh gerak ini adalah membuka menutupnya stomata
karena pengaruh kadar air, cahaya, suhu, dan zat kimia (Burhan, 1997).
Gerak taksis, pada beberapa jenis tumbuhan tingkat rendah ada yang dapat
melakukan gerak berpindah tempat. Gerak ini disebut gerak taksis. Gerak taksis
adalah gerak seluruh bagian tubuh tumbuhan menuju atau menjauhi rangsang. Gerak
yang menuju ke arah datangnya rangsang disebut taksis positif, sedangkan gerak
yang menjauhi rangsang disebut taksis negatif. Gerak merupakan suatu reaksi yang
dipengaruhi oleh adanya rangsangan ataupun tidak baik dari dalam maupun dari luar.
(Dwijoseputro, 1985).
Tropisme adalah gerak sebagian organ tumbuhan yang disebabkan oleh
rangsangan dari luar dan arah geraknya dipengaruhi oleh arah datangnya rangsang.
Tropisme berasal dari kata Yunani yaitu trope yang artinya belokan. Tropisme
biasanya diberi nama sesuai dengan jenis rangsangannya. Gerak tropisme yang
mendekati arah rangsang disebut tropisme positif sedangkan gerak tropisme yang
menjauhi rangsang disebut tropisme negatif (Dwijoseputro, 1985).
Geotropisme/gravitropisme adalah gerak tropisme yang dipengaruhi oleh
rangsangan gaya gravitasi bumi. Charles Darwin adalah orang yang pertama kali
mencatat bahwa gerak pertumbuhan akar adalah geotropisme positif karena searah
dengan gaya gravitasi bumi. Sedangkan pertumbuhan batang termasuk geotropisme
negatif, karena arahnya berlawanan dengan arah gravitasi bumi. Fototropisme
Fototropisme atau heliotropisme adalah gerak tumbuhan yang terjadi akibat pengaruh
arah datangnya rangsang berupa cahaya. Fototropisme dibagi menjadi dua, yaitu:
Fototropisme positif, adalah gerak tanaman menuju ke arah datangnya cahaya.
Contoh: Ujung batang bunga matahari yang membelok menuju ke arah datangnya
cahaya. Fototropisme negatif, adalah gerak tanaman atau bagian tanaman menjauhi
arah datangnya cahaya. Contoh: Gerak ujung akar yang menjauhi arah datangnya
cahaya (Burhan, 1997).
Tigmotropisme adalah gerak tropisme yang dipengaruhi oleh rangsangan
sentuhan atau kontak fisik dengan benda padat. Tumbuhan merambat umumnya
tumbuh lurus terus-menerus hingga ujung batangnya menyentuh sesuatu. Kontak itu
membuat lengkungan pada tumbuhan. Sel pada bagian yang bersentuhan dengan
benda lain perkembangannya lebih lambat dibandingkan dengan bagian yang tidak
tersentuh, sehingga pertumbuhannya menjadi melengkung. Contoh gerak
tigmotropisme adalah gerak membelit sulur tumbuhan markisa dan mentimun.
Kemotropisme adalah gerak sebagian tubuh tumbuhan ke arah sumber rangsang yang
berupa bahan kimia. Contoh: Akar tanaman yang menuju arah zat makanan atau
menjauhi zat racun. Hidrotropisme adalah gerak tropisme yang dipengaruhi oleh
rangsangan kelembapan atau air. Makhluk hidup memiliki kecenderungan untuk
mendekati atau menjauhi air. Tentu kamu mengetahui bahwa pertumbuhan akar
umumnya menuju ke sumber air. Contoh: Gerak ujung akar kecambah menuju
tempat yang berair (Greulach and Adam, 1979).
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk melihat beberapa gerak tanaman yang
termasuk gerak tropis yaitu fototropisme, geotropisme dan hidrotropisme serta untuk
melihat gerak nasti pada tanaman seperti gerak membuka dan menutupnya daun
Mimosa pudica dan gerak melilitnya sulur tanaman merambat.
II. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
2.1 Waktu dan Tempat
Praktikum Pergerakan Tumbuhan ini dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 18 April
2012 di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan, Jurusan Biologi, Universitas Andalas,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Andalas, Padang.
2.2 Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini seperti: kotak karton berlobang, ajir,
pot dari botol nescafe dan kotak kaca. Sedangkan bahan yang digunakan adalah biji
tanaman kacang hijau (Phaseolus radiatus), biji mentimun (Cucumis sativus) yang
sudah ditanam selama 1 minggu, dan tanaman hidup Mimosa pudica.
2.3 Cara Kerja
2.3.1 Mengamati Gerak Tropisme Pada Tumbuhan Phaseolus radiatus
2.3.1.1.Fototropisme
Tanah dibersihkan dari kotoran-kotorannya, kemudian diisi ke dalam kantong
plastik. Rendam 10 biji kacang hijau kira-kira 15 menit, kemudian di tanam ke dalam
pot botol plastik yang telah berisi tanah yang sudah dibersihkan. Kantong yang telah
berisi biji disimpan di dalam kotak berlobang dan letakan di rumah kaca. Amati
tanaman yang keluar dari lobang.
2.3.1.2.Geotropisme
Tanah dibersihkan dari kotoran-kotorannya, kemudian diisi ke dalam kotak kaca.
Rendam 10 biji kacang hijau kira – kira 15 menit, kemudian ditanam ke dalam pot
kaca yang telah diisi tanah. Usahakan ditanam dipinggiran kotak kaca agar jelas
kelihatan dari luar dan peletakan biji dengan keadaan zig zag. Lalu siram air
secukupnya. Tanaman dibiarkan tumbuh lebih kurang dua hari, kemudian perhatikan
ukurannya yang lurus belum bercabang. Kotak kaca dibalik sedemikian rupa,
sehingga sikap akar terhadap gravitasi bumi dapat diamati.
2.3.1.3.Hidrotropisme
Tanah dibersihkan dari kotoran-kotorannya, kemudian diisi ke dalam kotak kaca.
Rendam 10 biji kaca hijau kira-kira 15 menit, kemudian ditanam kedalam kotak kaca
yang telah diisi tanah. Biji ditanam pada bagian pinggirnya saja atau pada sudut-
sudutnya, kemudian tanaman disiram pada bagian tengahnya yang kosong. Amati
sikap akar pada hari berikutnya.
2.3.2 Mengamati Gerak Nasti dan Gerak Sulur Pada Tumbuhan
2.3.2.1 Gerak membuka dan menutupnya daun Mimosa pudica
Lakukan penyentuhan terhadap tanaman Mimosa pudica yang ada dilapangan pada
bagian ujung, tengah, dan pada pangkal tangkai daun majemuk. Amati respon gerak
yang diberikan oleh daun Mimosa pudica dan berapa lama waktu yang dibutuhkan
untuk menutup dengan sempurna semua daunnya yang member respon terhadap
sentuhan yang diberikan. Kemudian, biarkan daun Mimosa pudica tersebut kembali
ke kondisi semula dan dicatat waktu yang diperlukan untuk melakukan hal tersebut.
Setelah itu, tulis dan simpulkan hasil percobaan dengan mendeskripsikannya dan
membuat grafik.
2.3.2.2 Gerak melilitnya sulur tanaman merambat
Tanam biji kacang panjang di dalam pot. Lakukan penyiraman secara teratur dan
setelah mulai berkecambah dengan hipokotil yang telah terangkat dari permukaan
tanah, diberi ajir untuk tempat melilit sulur tanaman tersebut. Lakukan pengamatan
setiap dua hari selama 2 minggu, amati arah pergerakan sulur dan catat faktor
lingkungan yang mungkin mempengaruhi pergerakan tersebut, kemudian laporkan
pengamatan dalam bentuk deskripsi.
2.4 Pengamatan
Praktikum Tropisme dan Pergerakan pada Tanaman ini mengamati arah gerak
tanaman yang termasuk gerak tropis yaitu arah gerak batang pada fototropisme, arah
gerak akar pada geotropisme dan hidrotropisme, serta mengamati proses gerak nasti
pada tanaman.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
Dari praktikum yang telah dilakukan maka didapatkan hasil sebagai berikut :
3.1.1 Mengamati Gerak Tropisme Pada Tumbuhan Phaseolus radiatus
Tabel 1. Gerak Tropisme pada Tumbuhan
No. Perlakuan Arah Pertumbuhan
1 Fototropisme Tanaman membengkok kearah lubang menuju cahaya.
2 Geotropisme
Kecambah tumbuh membengkok sesuai dengan
gravitasi bumi setelah ditanam 2 hari meskipun diputar
arahnya, akar tetap menuju arah gravitasi
3 HidrotropismeBiji kacang hijau berkecambah, akarnya menuju sumber
air dan bagian tengah tumbuh lebih tinggi dibanding
dengan bagian pinggir.
3.1.2 Mengamati Gerak Nasti dan Gerak Sulur Pada Tumbuhan
Tabel 2. Gerak Membuka dan Menutupnya Daun Mimosa pudica
No Bagian yang disentuh Waktu
1 Awal menguncup 0,7 dtk
2 Lama waktu menguncup 1,40 dtk
3 Lama waktu membuka 6,47 dtk
3.1.3 Gerak melilitnya sulur tanaman mermbat
Biji kacang panjang yang ditanam dan setelah beberapa hari pengamatan sulur tidak
muncul.
3.2 Pembahasan
3.2.1 Fototropisme
Dari praktikum tentang gerak fototropisme ini diperoleh hasil yang menunjukkan
bahwa tanaman yang dimasukkan ke dalam kotak berlobang (gelap) tumbuh ke arah
sumber cahaya. Sehingga pada pengamatan ini, tanaman kacang hijau yang telah
dikecambahkan mendekati melalui lobang dari kotak tersebut.
Hal ini sesuai dengan pernyataan yang diberikan oleh Salisbury dan Ross
(1995), bahwa batang dan daun sering mengarahkan dirinya mengikuti berkas atau
sumber cahaya (fototropisme). Ia menambahkan, cahaya memiliki dua efek pada
fototropisme. Pertama, cahaya bekerja sebagai pemicu terjadinya respon
pembengkokkan. Kedua, cahaya mengurangi kepekaan organ terhadap cahaya
berikutnya (efek ini disebut dengan efek tonik).
3.2.2 Geotropisme
Pada percobaan geotropisme semua kelompok tidak berhasil. Hal ini disebabkan
karena tanaman tidak disirami air jadi biji tidak berkecambah. Menurut Sallisbury
dan Ross (1995) Akar melakukan geotropisme positif terhadap pusat bumi, akar –
akar primer merupakan geotropisme negative. Akar dan batang lateral
memperlihatkan respon yang lemah terhadap gravitasi. Respon gravitasi suatu organ
berubah karena adanya tingkat tingkat perkembangan dari tanaman itu.
Menurut Salisbury dan Ross (1995), akar tumbuhan akan selalu mengarah ke
pusat bumi walaupun biji diperlakukan sedemikian rupa dan gerak tumbuhan ini
disebut dengan geotropisme positif. Akar biasanya bersifat geotropisme positif.
Akar primer umumnya lebih tegak dibanding dengan akar sekunder yang kadang
tumbuh hampir membentuk sudut mendatar. Akar tersier dan akar tingkat berikutnya
tidak bersifat geotropisme sama sekali dan tumbuh dengan arah yang tidak beraturan.
3.2.3 Hidrotropisme
Berdasarkan data pengamatan, akar menuju tanah yang lembab oleh air yang berada
di tengah. Akar berbelok ke tengah. Hal ini berdasarkan pernyataan yang diberikan
oleh Gani (1997), bahwa akar tmbuhan akan membelok/bergerak menuju air apabila
air di dekat atau sekitarnya kurang, dan gerak ini disebut dengan gerak
hidrotropisme.
3.2.4 Nasti Sebagai Gerak Tanggap Terhadap Stimulan dari Luar
Untuk gerak nasti, yaitu pada percobaan melilitnya tumbuhan yang merambat dengan
menggunakan biji kacang panjang yang telah dikecambahkan selama 2 minggu, juga
tidak mengalami pertumbuhan, sulurnya tetap seperti semula dan tidak melilit pada
ajir yang telah ditancapkan pada tanah dekat dengan posisi sulur. Bahkan tanaman ini
mengalami kematian. Jika dilihat secara lebih mendalam, tumbuhan ini sebenarnya
dapat memberikan contoh dari peristiwa tigmotropisme (Kimball, 1996).
Pada tabel kedua yaitu percobaan pengamatan daun Mimosa pudica disekitar
laboratorium waktu yang diperlukan untuk menguncupnya daun setelah disentuh
adalah 0,7 dtk, waktu yang diperlukan daun untuk membuka kembali adalah 6,47
dtk.
Menurut Dwijoseputro (1985) pada bagian pangkal daun biasanya terdapat
pulvinus yang mempengaruhi pergerakan dari daun itu sendiri, jika bagian tengah
yang disentuh, tidak semua dari struktur daun yang akan ikut menutup, hanya bagian
yang dekat dengan tulang daun yang disentuh saja yang akan ikut menutup.
Pada percobaan sulur tanaman Cucumis sativus tidak berhasil karena tidak
dilakukan penyiraman yang rutin. Seharusnya jika pengamatan ini dilakukan dengan
serius maka di dapatkan hasil sebagai berikut tanaman mentimun akan mecari ajir
untuk melilitkan sulurnya. Hal ini sesuai menurut Campbell dan Reece (2003),
bahwa sebagian besar tumbuhan anggur dan tumbuhan merambat lainnya memiliki
sulur yang membelit penopangnya. Organ pelilit ini umumnya tumbuh lurus sampai
sulur menyentuh sesuatu. Kontak tersebut merangsang respon melilit karena adanya
perbedaan pertumbuhan sel-sel pada sisi yang berlawanan pada sulur tersebut.
Pertumbuhan terhadap arah ini adalah respon terhadap sentuhan yang disebut
tigmotropisme.
IV KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
1. Fototropisme menunjukkan tanaman akan tumbuh menuju arah datangnya cahaya
matahari.
2. Geotropisme menunjukkan bahwa akar akan selalu menuju pusat bumi atau
geotropisme positif, walaupun tumbuhan tersebut diubah letaknya atau
dimiringkan.
3. Hidrotropisme menunjukkan air merupakan salah satu faktor yang mempengruhi
pergerakan akar dimana akar akan selalu menuju sumber air
4. Gerak nasti (gerak membuka dan menutupnya daun Mimosa pudica)
menunjukkan bahwa bagian pangkal daun akan lebih cepat menutup tetapi lebih
lama membuka, sedang yang paling lama menutup yaitu pada bagian tengah
tetapi klebih cepat membuka.
5. Gerak nasti (gerak melilitnya sulur pada tanaman mentimun) menunjukkan
bahwa sulur bergerak ke arah kanan menuju arah datangnya cahaya atau akan
mengikuti arah jarum jam.
4.2 Saran
Dalam melakukan percobaan hendaknya dengan teliti dan serius, dan praktikan
diharapkan bertanya kepada asisten bila menemui kesulitan dalam melakukan
percobaan.
DAFTAR PUSTAKA
Burhan,W. dkk.1997.Buku Ajar Fisiologi Tumbuhan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Universitas Andalas: Padang.
Campbell dan Reece. 2003. Biologi. Erlangga. Jakarta.
Dwijoseputro, D. 1985. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Gramedia. Jakarta.
Dwijoseputro, D. 1994. Dasar-Dasar Ilmu Tanaman. Gramedia. Jakarta.
Gani, A. 1997. Buku Ajar Fisiologi Tumbuhan. Universitas Andalas: Padang.
Greulach and Adam. 1979. Plant and Introduction to Modern Botany and Sons. Inc : New York.
Hidayat, E. B. 1995. Anatomi Tumbuhan Biji. ITB : Bandung.
Ildah. 2009. Tanggapan Tropisme pada Tumbuhan. http://i-me-myself-ildah.blogspot.com/2009/08/fisiologi-tumbuhan-tanggapan-tropisme.html. Diakses Pada Tanggal 23 Juni 2011.
Kimball, J.W. 1996. Biologi Jilid II. Erlangga. Jakarta.
Larcher,W.1975. Physiological Plant Ekologi. Springer-Verlag. Holland.
Prawinata, W.W dkk.1981.Dasar – Dasar Fisiologi Tumbuhan. Departemen BotaniFakultas Pertanian ITB. Bandung.
Salisbury, F.B and Cleon.W. Ross.1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid I. ITB. Bandung.