lapen
-
Upload
taufan-padmo-wibowo -
Category
Documents
-
view
122 -
download
5
Transcript of lapen
I. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Jika sebuah gas diletakkan di dalam tabung kemudian arus listrik
dialirkan ke dalam tabung, gas akan memancarkan cahaya. Cahaya yang
dipancarkan oleh setiap gas berbeda-beda dan merupakan karakterisktik gas
tersebut. Cahaya dipancarkan dalam bentuk spektrum garis dan bukan spektrum
yang kontinu. Kenyataan bahwa gas memancarkan cahaya dalam bentuk spektrum
garis diyakini berkaitan erat dengan struktur atom. Dengan demikian, spektrum
garis atomik dapat digunakan untuk menguji kebenaran dari sebuah model atom.
Pada praktikum kali ini , kita akan mengamati dan
menganalisis spectrum (diskrit) atom hidrogen dan beberapa
atom lainnya untuk memahami fenomena kuantisasi energi
atomik dan kaitannya dengan struktur atom – atom tersebut
serta proses emisi cahaya yang terjadi. Kita akan mengukur
panjang gelombang spectrum atom hidrogen yang dipancarkan
lampu hidrogen (lampu balmer). Panjang gelombang ditentukan
dengan bantuan spectrum kisi (crossbow spectrometer).
1.2 Identifikasi Masalah
1. Menentukan panjang gelombang Hα, Hβ, dan Hγ dari atom hidrogen
dengan penguraian spectral cahaya sebuah lampu Balmer
2. Warna - warna yang terbentuk pada spektrum hidrogen
3. Grafik hubungan lebar spektrum cahaya dari terang pusat dengan jarak
dari kisi ke layar
1.3 Tujuan Percobaan
a. Mempelajari struktur elektronik atom hidrogen dan atom-atom lainnya
b. Memahami kuantisasi energi elektronik atomik
c. Memahami mekanisme pemancaran cahaya (foton) oleh suatu atom
1
II. Teori Dasar
A. Percobaan Balmer
Deret Balmer merupakan himpunan garis spektrum atom hydrogen yang
bersangkutan dengan de-eksitasi ke edaran dengan bilangan satu utama n = 2.
Garis dengan panjang gelombang terbesar 656,3 nm diberi lambang Hα
disebelahnya yang panjang gelombangnya 486,3 nm diberi lambang Hβ , dan
seterusnya. Ketika panjang gelombangnya bertambah kecil, garisnya didapatkan
bertambah dekat dan intensitasnya lebih lemah sehingga batas deret pada 364,6
nm dicapai, diluar batas itu tidak terdapat lagi garis yang terpisah, hanya terdapat
spektrum kontinu yang lemah.
Pengamatan menunjukan bahwa gas yang bersuhu tinggi memancarkan
cahaya dengan spectrum garis yang memiliki garis keteraturannya sendiri.
Spektrum gas juga dapat diperoleh dengan menempatkan gas itu didalam tabung
yang diberi beda potensial cukup tinggi. Atom hydrogen merupakan atom yang
paling sederhana, terdiri dari sebuah proton dan sebuah electron. Pada tahun
1913 Niele Bohr mengajukan postulat tentang atom hydrogen sebagai berikut:
1. Atom hydrogen terdiri dari sebuah electron yang bergerak dalam suatu
lintas edar berbentuk lingkaran mengelilingi inti atom; gerak electron
tersebut dipengaruhi oleh gaya tarik Coulomb sesuai dengan kaidah
mekanika klasik.
2. Lintas edar electron dalam atom hydrogen yang mantap hanyalah yang
mempunyai harga momentum anguler L yang merupakan kelipatan dari
tetapan Planck dibagi 2.
L = n hatau
mvr = n h/2
Dalam lintas edar yang mantap electron yang mengelilingi inti atom tidak
2
memancarkan energi elektromagnet ; dalam hal tersebut energi totalnya tidak
berubah. Energi elektromagnet dipancarkan oleh sistim atom apabila suatu
elektron Yang melintasi orbit mantap dengan energi E (I)
B. Memperlebar spektrum emisi hidrogen hingga UV dan IR
Ada lebih banyak lagi spektrum hidrogen selain tiga garis yang dapat anda
lihat dengan mata telanjang. Hal ini memungkinan untuk mendeteksi pola garis-
garis pada daerah ultra-violet dan infra-merah spektrum dengan baik.
Hal ini memunculkan sejumlah "deret" garis yang dinamakan dengan
nama penemunya. Gambar di bawah menunjukkan tiga dari deret garis tersebut,
deret lainnya berada di daerah infra-merah, jika digambarkan terletak di sebelah
kiri deret Paschen.
Gambar tersebut cukup rumit, sehingga kita akan membahasnya sedikit
saja. Pertama lihat deret Lyman pada sebelah kanan gambar − deret ini paling
lebar dan paling mudah diamati.
Deret Lyman merupakan deret garis pada daerah ultra-violet. Perhatikan
bahwa garis makin merapat satu sama lain dengan naiknya frekuensi. Akhirnya,
3
8ε0h2
garis-garis makin rapat dan tidak mungkin diamati satu per satu, terlihat seperti
spektrum kontinu. Hal itu tampak sedikit gelap pada ujung kanan tiap spektrum.
Kemudian pada titik tertentu, disebut sebagai deret limit (limit series),
deret terhenti. Jika anda melihat deret Balmer atau Paschen, anda akan melihat
polanya sama, tetapi deretnya menjadi makin dekat. Pada deret Balmer,
perhatikan posisi tiga garis yang tampak pada foto di bagian atas. (II)
C. TINGKAT ENERGI DAN SPEKTRUM
Berbagai orbit yang diijinkan berkaitan dengan energy electron yang
berbeda-beda. Energy electron En = - e2
rn = n2 h2 εo
Dan En = - m e4 1 n=1,2,3 … (tingkat energy)
n2
Tingkat energy ini negative hal ini menyatakan bahwa electron tidak memiliki
cukup energy untu melarikan diri dari atom. Tingkat energy yang terendah E1
disebut keadaan dasar dari atom itu dan tingkat energy yang lebih tinggi
E2,E3,E4. Ketika bilangan kuantum n bertambah, energy En yang bersesuaian
mendekati nol, dalam limit En=0 dan elektronnya tidak lagi terikat pada inti untuk
membentuk atom.
Deretan tingkat energy merupakan karakteristik semua atom. Kehadiran
tingkat energy diskrit tertentu dalam atom hydrogen menyarankan adanya
hubungan dengan spectrum garis. Anggaplah jika sebuah electron pada tingkat
eksitasi jatuh ke tingkat yang lebih rendah, kehilangan energinya dan dipancarkan
sebagai foton cahaya tunggal. Loncatan sebuah electron dari suatu tingkat ke
tingkat lain, dengan perbedaan energy antara tingkat itu dilepas sekaligus sebagai
sebuah foton alih-alih sebagai sesuatu yang gradual. Bila bilangan kuantum
4
8πε0rn
π m e2
keadaan awal (energy lebih tinggi) ialah ni dan bilangan kuantum kedaan akhir
(energy lebih rendah) ialah nf, kita nyatakan bahwa (III)
D. POSTULAT BOHR
Penelitian spektroskopi yang semakin intensif, memaksa para ahli pada saat
itu untuk menemukan suatu model atom yang sesuai dengan hasil penelitian. Pada
tahun 1913 Niels Bohr mengembangkan sebuah model atom yang dapat
menjelaskan hubungan antara struktur atom khususnya berkenaan dengan masalah
stabilitas atom dengan frekuensi / panjang gelombang garis-garis spectrum atom
tersebut. Model atom Bohr ini didasarkan pada postulat-postulatnya sebagai
berikut.
a. Sebuah electron dalam atom bergerak mengelilingi inti dalam sebuah
lintasan atau orbit yang berbentuk lingkaran. Karena pengaruh gaya
tarik-menarik (gaya Coulomb) antara electron dan inti sesuai dengan
hukum-2 mekanka klasik
b. Sebuah electron hanya bergerak dalam orbit sedemikian sehingga
momentum sudut orbit L sama dengan bilangan bulat dikalikan dengan
ħ (tetapan Planck h/2π). Jadi berbeda dengan mekanika klasik yang
menganggap bahwa orbit electron yang mungkin tidak berhingga.
c. Electron yang bergerak dalam sebuah orbit sesuai dengan postulat b
tidak mengalami percepatan, sehingga tidak memancarkan radiasi
elektromagnetik, jadi energinya tetap.
d. Sebuah electron yang pada mulanya bergerak pada orbit dengan energy
total yang lebih rendah, akan memancarkan radiasi elektromagnetik.
Frekuensi radiasi elektromagnetik = (Ei – Ef)/h (IV)
E. Spektrum Garis Atomik
5
Jika sebuah gas diletakkan di dalam tabung kemudian arus listrik
dialirkan ke dalam tabung, gas akan memancarkan cahaya. Cahaya yang
dipancarkan oleh setiap gas berbeda-beda dan merupakan karakteristik gas
tersebut. Cahaya dipancarkan dalam bentuk spektrum garis dan bukan
spektrum yang kontinu.
Kenyataan bahwa gas memancarkan cahaya dalam bentuk spektrum
garis diyakini berkaitan erat dengan struktur atom. Dengan demikian,
spektrum garis atomik dapat digunakan untuk menguji kebenaran dari
sebuah model atom.
spektrum garis berbagai gas
Spektrum garis membentuk suatu deretan warna cahaya dengan panjang
gelombang berbeda. Untuk gas hidrogen yang merupakan atom yang
paling sederhana, deret panjang gelombang ini ternyata mempunyai pola
tertentu yang dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan matematis.
Seorang guru matematika Swiss bernama Balmer menyatakan deret untuk
gas hidrogen sebagai persamaan berikut ini. selanjutnya, deret ini disebut
deret Balmer
6
.
Dimana panjang gelombang dinyatakan dalam satuan nanometer (nm).
Beberapa orang yang lain kemudian menemukan deret-deret yang lain
selain deret Balmer sehingga dikenal adanya deret Lyman, deret Paschen,
Bracket, dan Pfund. Pola deret-deret ini ternyata serupa dan dapat
dirangkum dalam satu persamaan. Persamaan ini disebut deret spektrum
hidrogen.
Dimana R adalah konstanta Rydberg yang nilainya 1,097 × 107 m−1.
- Deret Lyman (m = 1)
dengan n = 2, 3, 4, ….
- Deret Balmer (m = 2)
dengan n = 3, 4, 5 ….
- Deret Paschen (m = 3)
dengan n = 4, 5, 6 ….
- Deret Bracket (m = 4)
7
dengan n = 5, 6, 7, ….
- Deret Pfund (m = 5)
dengan n = 6, 7, 8 ….
Dalam model atom Rutherford, elektron berputar mengelilingi inti atom
dalam lintasan atau orbit. Elektron yang berputar dalam lintasan seolah-
olah bergerak melingkar sehingga mengalami percepatan dalam geraknya.
Menurut teori elektromagnetik, elektron yang mengalami percepatan akan
memancarkan gelombang elektromagnetik secara kontinu. Ini berarti
elektron lama kelamaan akan kehabisan energi dan jatuh ke dalam tarikan
inti atom. Ini berarti elektron tidak stabil. Di pihak lain elektron
memancarkan energi secara kontinu dalam spektrum kontinu. Ini
bertentangan dengan kenyataan bahwa atom memancarkan spektrum garis.
Ketidakstabilan elektron dan spektrum kontinu sebagai konsekuensi dari
model atom Rutherford tidak sesuai dengan fakta bahwa atom haruslah
stabil dan memancarkan spektrum garis. Diperlukan penjelasan lain yang
dapat menjelaskan kestabilan atom dan spektrum garis atom hidrogen.
Terlihat garis-garis spektrum emisi hidrogen dalam deret Balmer. H-alpha
adalah garis merah di sebelah kanan. Dua baris paling kiri
dianggap ultraviolet karena mereka memiliki panjang gelombang kurang
dari 400 nm.
Deret Balmer atau garis Balmer dalam fisika atom , adalah sebutan dari
salah satu dari enam seri set nama yang berbeda yang menjelaskan garis
spektrum emisi dari atom hidrogen . Deret Balmer dihitung
menggunakanrumus Balmer, seorang empiris persamaan ditemukan
oleh Johann Balmerpada 1885.
8
Terlihat spektrum dari cahaya dari hidrogen menampilkan empat panjang
gelombang , 410 nm , 434 nm, 486 nm, dan 656 nm, yang sesuai dengan
emisi foton dengan elektron dalam keadaan tereksitasi transisi ke tingkat
kuantum dijelaskan oleh bilangan kuantum utama n sama dengan 2. [1] Ada
juga sejumlah ultraviolet dengan panjang gelombang garis Balmer yang
lebih pendek dari 400 nm.
Dalam disederhanakan Model Rutherford Bohr dari atom hidrogen , yang
garis Balmer hasil dari elektron melompat antara tingkat energi kedua
yang paling dekat dengan inti, dan mereka tingkat yang lebih
jauh. Ditampilkan di sini adalah emisi foton. Para transisi
digambarkan di sini menghasilkan H-alpha , baris pertama dari deret
Balmer. Untuk hidrogen (Z = 1) transisi ini menghasilkan foton
dari panjang gelombang 656 nm (merah).
Deret Balmer ditandai oleh elektron transisi dari n ≥ 3 ke n, dimana n = 2
mengacu pada bilangan kuantum radial atau bilangan kuantum utamadari
elektron. Transisi yang dinamai secara berurutan oleh huruf Yunani: n = 3
ke n = 2 disebut H-α, 4-2 adalah H-β, 5-2 adalah H-γ, dan 6-2 adalah H-
δ. Sebagai garis spektrum pertama yang dikaitkan dengan seri ini terletak
di bagian terlihat dari spektrum elektromagnetik , garis-garis ini secara
historis disebut sebagai "H-alpha", "H-beta", "H-gamma" dan seterusnya,
di mana H adalah elemen hidrogen.
Transisi dari n 3 → 2 4 → 5 → 6 → 2 7 → 2 8 → 2 9 → 2 → 2
9
2 2
Nama H-α H-β H-γ H-δ H-ε H-ζ H-η
Panjang gelombang
(nm) [2]
656.3 486.1 434.1 410.2 397.0 388.9 383.5 364.6
Warna Merah Cyan BiruViole
t( Ultraviolet ) (Ultraviolet) (Ultraviolet) (Ultraviolet)
Meskipun fisikawan menyadari emisi atom sebelum 1885, mereka tidak
memiliki alat untuk secara akurat memprediksi mana garis spektral akan
muncul. Persamaan Balmer memprediksi empat garis yang terlihat
penyerapan / emisi hidrogen dengan akurasi yang tinggi. Persamaan
Balmer menginspirasikan persamaan Rydberg sebagai generalisasi dari itu,
dan ini pada gilirannya menyebabkan fisikawan untuk
menemukanLyman , Paschen , dan seri Brackett yang diprediksi jalur lain
penyerapan / emisi hidrogen ditemukan di luar spektrum terlihat .
Merah akrab H-alpha garis spektrum gas hidrogen, yang merupakan
transisi dari n = 3 shell ke shell Balmer seri n = 2, adalah salah satu warna
mencolok alam semesta. Ini menyumbang garis merah cerah untuk
spektrum emisi nebula atau ionisasi, seperti Nebula Orion , yang sering H
II daerah ditemukan di daerah membentuk bintang. Dalam warna-benar
gambar, nebula ini memiliki warna merah muda jelas dari kombinasi garis-
garis Balmer terlihat bahwa hidrogen memancarkan.
Kemudian, ditemukan bahwa ketika garis spektrum dari spektrum
hidrogen diperiksa pada resolusi sangat tinggi, mereka ditemukan untuk
menjadi doublet erat-spasi. Membelah ini disebut struktur halus . Hal itu
10
juga menemukan bahwa elektron bersemangat bisa melompat ke seri
Balmer n = 2 dari orbital dimana n lebih besar dari 6, memancarkan
nuansa ungu ketika melakukan itu.
Rumus Balmer
Balmer melihat bahwa satu nomor memiliki hubungan dengan
setiap baris dalam spektrum hidrogen yang berada di cahaya
tampak wilayah. Jumlah itu 364,56 nm. Ketika setiap bilangan bulat yang
lebih tinggi dari 2 adalah kuadrat dan kemudian dibagi dengan sendirinya
kuadrat minus 4, maka jumlah itu dikalikan dengan 364,56 (lihat
persamaan di bawah ini) memberikan panjang gelombang garis lain dalam
spektrum hidrogen. Dengan rumus ini, ia mampu menunjukkan bahwa
pengukuran tertentu dari garis dibuat dalam waktunya
dengan spektroskopi sedikit tidak akurat dan formula meramalkan baris
yang kemudian ditemukan meskipun belum diamati.
Persamaan Balmer dapat digunakan untuk menemukan panjang
gelombang dari garis penyerapan / emisi dan pada awalnya disajikan
sebagai berikut (kecuali untuk perubahan notasi untuk memberikan
konstan Balmer sebagai B):
Dimana
11
λ adalah panjang gelombang.
B adalah konstanta dengan nilai 3,6456 × 10 -7 m atau 364,56 nm.
n adalah sama dengan 2
m adalah seperti integer yang m <n.
Pada 1888 fisikawan Johannes Rydberg umum persamaan Balmer untuk
semua transisi hidrogen. Persamaan umum digunakan untuk menghitung
deret Balmer adalah contoh spesifik dari rumus Rydberg dan mengikuti
sebagai penataan ulang matematika sederhana timbal balik dari rumus di
atas (konvensional menggunakan notasi n untuk m sebagai konstanta
terpisahkan tunggal diperlukan):
dimana λ adalah panjang gelombang cahaya yang diserap / dipancarkan
dan R H adalah konstanta Rydberg untuk hidrogen. Konstanta Rydberg
dipandang sama dengan 4 / B dalam rumus Balmer, dan nilai ini, untuk inti
jauh berat, adalah 4 / (3,6456 * 10-7 meter) = -1 10,973,731.57 meteran.
(V)
12
III. Prosedur Percobaan
3.1 Alat dan Bahan
- Balmer lamp (Hidrogen, Natrium, Nitrogen)
- Balmer lamp, power supply unit
- Bench top clamp
- Small optical bench
- Leybold multiclamps 6 buah
- Adjustable slit
- Spring clamp holder
- Copy of the Rowland grating
- Lens f = 50 mm
- Lens f = 100 mm
- Translucent screen
3.2 Prosedur
a. Meyusun peralatan optis seperti pada gambar dalam modul
b. Setelah lampu dinyalakan, menunggu sekitar 1-2 menit,
mengukur pita spektrum biru, biru-hijau dan merah dari
terang pusat.
c. Memvariasikan jarak kisi ke layar (24 variasi), melakukan
prosedur 2.
3.3 Tugas Pendahuluan
1. Amati Spektrometer dari gas hidrogen terionisasi, hitung
panjang gelombang dari gas merah, biru dan ungu
2. Hitung energi foton yang terkait dengan masing-masing
warna di atas dalam joules
13
3. Bandingkan hasil perhitungan energi anda dengan perbedaan
energi yang ditunjukan oleh beberapa referensi , apakah
sama ? apa makna dari perbedaan energi tersebut.?
4. Siapkan tabel energo total untuk n = 1-7. Untuk setiap foton
cahaya tampak yang teramati , tentuka bilangan kuantum n
yang menunjukan dari level mana dieksitasi ke n=2 pada
atom hidrogen tersebut terjadi.
5. Warna mana yang memiliki energi tertinggi ( terendah)?
6. Tentukan panjang gelombang balmer minimum dalam deret
Balmer dengan mengasumsikan n = ∞. Apakah berada di
daerah tampak?
Jawaban Tugas Pendahuluan
1. Spektrum dari gas hidrogen adalah :
Rumus Balmer untuk panjang gelombang dalam deret ini memenuhi
n = 3,4,5, …
Konstanta R dikenal sebagai tetapan Rydberg, yang mempunyai harga
R = 1,097 x 107 m-1
R = 0,01097 nm
Dari gambar terlihat bahwa untuk :
- Merah (dari n = 3 ke n = 2), maka
14
1λ=1,097 x1 0
−7( 1
22−1
32 )=1,52 x106→ λ=656,34 nm
- Biru (dari n = 4 ke n = 2), maka
1λ=1,097 x1 0
−7( 1
22−1
42 )=2,06 x 106→ λ=486,17 nm
- Ungu (dari n = 6 ke n = 2), maka
1λ=1,097 x1 0
−7( 1
22−1
62 )=2,44 x106→ λ=410,21 nm
2. Untuk menghitung energi fotonnya digunakan rumus
E f=hcλ
Maka :
E f ( Merah)=(6,63 x 10−34 J . s) (3 x 108 m/ s)
6,5634 x 10−7 m=3,03046 x 10−19 Joule
E f (Biru )=(6,63 x10−34 J . s ) (3 x108 m /s )
4,8617 x10−7 m=4,09112x 10−19 Joule
E f (Ungu)=(6,63 x 10−34 J . s) (3 x108 m/ s)
4,1021 x 10−7 m=4,84874 x 10−19 Joule
3. Jika dibandingkan dengan nilai referensi atau literatur ,
perbedaanya tidak jauh bahkan hampir sama . Berikut nilai E
dari lieratur
Ef (Merah) = 3,0372 x 10-19 Joule
Ef (Biru) = 4,0915 x 10-19 Joule Ef (Ungu) = 4,8492 x 10-19
Joule
4. Tabel tingkat energi dengan rumus En = -13,6 ev /n2
n En (ev) En (Joule)1 -13,6 -2,176E-182 -3,4 -5,44E-193 -1,5111111 -2,4178E-19
15
4 -0,85 -1,36E-195 -0,544 -8,704E-206 -0,3777778 -6,0444E-207 -0,277551 -4,4408E-20
Sesuai gambar sebelumnya(pada jawaban No 1) bilangan
kuantum n yang menunjukan cahaya tampak ketika dieksitasi
ke n=2 adalah :
Merah (n = 3) Biru (n = 4) Ungu (n = 6)
Dari soal No 04, kita tahu bilangan kuantum n yang
dieksetitasi ke n = 2 untuk masing-masing cahaya tampak,
maka kita bisa hitung energi totalnya dengan menggunakan
rumus :
Et = Ei – Ef
Et (Merah) = E3 – E2 =( -1,51 – (-3,4) ) ev = 1,89 ev
Et (Biru) = E4 – E2 =( -0,85 – (-3,4) ) ev = 2,55 ev
Et (Ungu) = E6 – E2 =( -0,37 – (-3,4) ) ev = 3,02 ev
Dari nilai diatas, jelas terlihat bahwa warna yang memiliki
energi tertinggi adalah warna Ungu , karena panjang
gelombangnya pun lebih rendah dari yang warna lainnya
(Lihat soal no 1)
5. Batas deret bersesuaian dengan n = ∞ , panjang
gelombangnya minimum dan bisa ditentukan dengan rumus
= 4/R , maka
λmin=4
1,097 x107m−1=3,04 x 1 0−7 m=304 nm
Tidak ada pada daerah cahaya tampak.
16
Daftar Pustaka
I. http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._FISIKA/
195912161989031-AGUS_JAUHARI/petunjuk_paraktikum/
DERET_BALMER_DARI_ATOM_HIDROGENn.pdf
( Sabtu 20/10/2012 8:33 WIB )
II. http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/struktur_atom_dan_ikatan/
sifat_dasar_atom/spektrum-emisi-atom-hidrogen/ ( Minggu
21/10/2012 7:42 WIB )
III. http://xa.yimg.com/kq/groups/23082406/1075345710/name/
Makalah+Balmer+Revisi.doc ( Sabtu 20/10/2012
9:30 WIB )
IV. http://industri17arman.blog.mercubuana.ac.id/files/2010/12/struktur-
atom1.pdf ( Minggu 21/10/2012 8:14 WIB )
V. http://www.scribd.com/doc/89731196/teori-dasar#download
( Minggu 21/10/2012 9:30 WIB )
17