Lapak Tekfer Nata de Coco
Transcript of Lapak Tekfer Nata de Coco
-
8/4/2019 Lapak Tekfer Nata de Coco
1/12
Nama : Rahma Sofiannisa
NPM : 240210100016
Kel/Kls : 4A1/TIP-A
VI. PEMBAHASANNata de Coco adalah jenis komponen minuman yang merupakan senyawa
selulosa (dietary fiber), yang dihasilkan dari kelapa melakui proses fermentasi,
yang melibatkan jasad renik (mikrobia), yang selanjutnya dikenal dengan bibit
nata. Bibit nata merupakan golongan bakteri dengan nama Acetobacter xylinum
Bakteri Acetobacter xylinum termasuk dalam golongan bakteri yang
menuntungkan karena dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk membuat produk
yang berguna (Pambayun, 2002).
Bakteri Acetobacter xylinum termasuk ke dalam golongan bakteri basil
gram negatif, bersifat aerobik dan melakukan sistesis produktif atas selulosa.Deretan pori-porinya mengeluarkan kristal-kristal mini rantai glukan yang
kemudian bergabung menjadi mikrofibril. Mikrofibril tersebut kemudian
bergabung membentuk suatu struktur senyawa berbentuk benang-benang. Benang
tersebut dapat diamati langsung dengan menggunakan mikroskop cahaya dan
menunjukkan sel-selAcetobacter xylinum yang menghasilkan selulosa (Anonima,
2010).
Bakteri Acetobacter xylinum bersifat non motil, tidak membentuk
endospora dan tumbuh pada kisaran suhu mesofilik. Bakteri Acetobacter xlinum
sering juga disebut sebagai bakteri asam asetat karena selain dapat mengoksidasi
gula juga memproduksi asam asetat dari etanol. Bakteri Acetobacter xylinum
memproduksi kpasul secara berlebihan dan digunakan dalam pembuatan Nata de
coco. (Fardiaz, 1992)
Bakteri Acetobacter xylinum dapat membentuk nata jika ditumbuhkan
dalam air kelapa yang sudah diperkaya dengan Karbon (C) dan Nitrogen (N),
melalui proses yang terkontrol. Dalam kondisi demikian, bakteri tersebut akan
menghasilkan enzim ekstraseluler yang dapat menyusun (mempolimerisasi) zat
gula (dalam hal ini glukosa) menjdai ribuan rantai (homopolimer) serat atau
selulosa. Dari jutaan jasad renik yang tumbuh dalam air kelapa tersebut, akan
dihasilkan jutaan lembar benang-benang selulosa yang akhirnya nampak padat
berwarna putih hingga transparan, yang disebut sebagai nata. (Pambayun, 2002)
Nata dengan kualitas yang baik terpenuhi bila air kelapa yang digunakan
memenuhi standar kualitas bahan nata , dan prosesnya dikendalikan dengan cara
-
8/4/2019 Lapak Tekfer Nata de Coco
2/12
Nama : Rahma Sofiannisa
NPM : 240210100016
Kel/Kls : 4A1/TIP-A
yang benar berdasarkan pada faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
aktivitas Acetobacter xylinum yang digunakan. Apabila rasio antara Karbon dan
Nitrogen diatur secara optimal, maka semua cairan akan berubah menjadi nata
tanpa meninggalkan residu sedikitpun (zero residual substrate). (Pambayun,
2002)
Pembuatan nata selain menggunakan air kelapa, sebetulnya juga dapat
diusahakan dengan berbagai jenis bahan yang mengandung gula, protein, dan
mineral, seperti misalnya sari buah-buahan, sari kedelai, bahkan air gula. Oleh
sebab itu, nama nata dapat bermacam-macam sesuai dengan bahan yang
digunakan, seperti misalnya nata de soya (dari sari kedelai), nata de pina (dari
sari nanas), maupun nata de coco (dari air kelapa). (Pambayun, 2002)
Nata sangat baik bila diolah menjadi minuman penyegar, karena nata
mengandung serat pangan (dietary fiber). Seperti halnya selulosa alami, nata
sangat berperan dalam proses pencernaaan makananyang terjadi dalam usus halus
dan penyerapan air yang terjadi di dalam usus besar dan secara tidak langsung
sangat baik bagi kesehatan. Selain selulosa, nata juga mengandung protein
terutama yang berasal dari bakteri Acetobacter xylinum yang terperangkap
diantara susunan benang-benang selulosa. (Pambayun, 2002)
Proses pembuatan nata de coco pada umumnya terdiri atas empat tahap,
yakni tahap pembuatan bibit/starter, tahap pembuatan nata de coco, tahap
pemanenan nata de coco, dan tahap pembuatan manisan nata de coco. (Warisno,
2004).
Tahap pertama dalam pembuatan nata de coco ialah tahap pembuatan
bibit/starter. Starter adalah populasi mikroba dalam jumlah dan kondisi fisiologis
yang siap diinokulasikan pada media fermentasi. Mikroba pada starter tumbuh
dengan cepat dan fermentasi segera terjadi. Media starter biasanya identik dengan
media fermentasi (Anonimb, 2005). Berikut ini ialah diagram alir proses
pembuatan bibit/starter : (Warisno, 2004)
Diagram Alir proses pembuatan/pengisolasian starter :
Air Kelapa 1 liter
Pengendapan Kotoran
-
8/4/2019 Lapak Tekfer Nata de Coco
3/12
Nama : Rahma Sofiannisa
NPM : 240210100016
Kel/Kls : 4A1/TIP-A
Setelah starter atau bibit nata telah jadi dan siap digunakan, maka tahap
selanjutnya ialah tahap pembuatan nata de coco. Diagram Alir pembuatan nata de
coco dapat dilihat sebagai berikut : (Warisno, 2004)
Penyaringan dengan Kain Kasa
Pemanasan sampai mendidih
Penambahan 20 ml Asam Cuka 25% + 200 g gula
Air Kelapa asam bergula, pH 3-4
Penambahan 1 liter Air Kelapa
Penambahan 10 gramUrea
Pembuangan Kotoran di permukaan
Pendidihan
(t = 15 menit
Pengangkatan dan Penirisan
Penuangan larutan ke dalam botol, tutup dengan kertas koran
Penambahan 4 ml biakan murniA. xylinum ke dalam botol
Penyimpanan botol secara miring dalam ruang inokulasi
(t = 1 minggu)
Starter siap pakai
-
8/4/2019 Lapak Tekfer Nata de Coco
4/12
Nama : Rahma Sofiannisa
NPM : 240210100016
Kel/Kls : 4A1/TIP-A
Diagram Alir proses pembuatan nata de coco :
Air Kelapa 10 liter
Pengendapan Kotoran
Penyaringan dengan Kain Kasa
Pemanasan sampai mendidih
Penambahan 200 ml Asam Cuka 25% + 2 kg gula
Air Kelapa asam bergula, pH 3-4
Penambahan 100 gramUrea
Pembuangan Kotoran di permukaan
Pendidihan
(t = 15 menit
Penambahan 10 liter Air Kelapa
Pengangkatan dan Penirisan
Penuangan larutan ke dalam baki/loyang (tebal : 1,5-2 cm) sebanyak 1 ltr
Penyimpanan di ruang fermentasi
Pembubuhan starter ke dalam media cair nata de coco
Penutupan baki dengan kertas koran, ikat dengan karet
Penginkubasian di ruang fermentasi
(t = 1 minggu)
nata de coco
-
8/4/2019 Lapak Tekfer Nata de Coco
5/12
Nama : Rahma Sofiannisa
NPM : 240210100016
Kel/Kls : 4A1/TIP-A
Tahap selanjutnya ialah tahap pemanenan nata de coco. Pemanenan nata
de coco dapat dilakukan setelah dilakukan penginkubasian selama 1 minggu. Nata
de coco yang diperoleh memiliki ketebalan antara 2-3 cm. Nata de coco tersebut
setelah diambil dari wadah/baki kemudian dicuci dengan air mengalir hingga rasa
dan bau asamnya hilang. Jika sudah tiga kali dicuci masih berasa masam, maka
didihkan Nata de coco selama 15 menit. Nata de coco mentah pun siap
dipasarkan.
Bila tidak ingin dikonsumsi dalam keadaan mentah dengan rasa tawar,
nata de coco pun dapat dijadikan manisan. Berikut ini diagram alir proses
pembuatan manisan nata de coco : (Warisno, 2004)
Diagram Alir Pembuatan Manisan Nata de Coco :
Pada praktikum ini, dilakukan pengisolasian bakteri Acetobacter xylinum
dari media cair fermentasi nata dengan menggunakan metode Screening
(penapisan). Metode screening terbagi atas dua tahap, yakni tahap primer atau
penduga dan tahap sekunder atau penguat Tahap primer dilakukan dengan cara
tuang (pour plate) atau cara gores (streak plate) pada lempeng agar. Hal yang
perlu diperhatikan dalam cara gores ialah ose yang digunakan harus selalu
dilalukan dalam api setiap membentuk satu goresan. Hal ini dimaksudkan agar ose
tetap steril selama pengerjaan praktikum.
Nata de Coco
Pemotongan dadu ukuran 1,5 x 1,5 cm
Pemasukkan dalam larutan gula mendidih
( 3 liter air : 1 kg gula)
Penambahan vanilli
Pengangkatan dan Penirisan
Pengemasan dalam plastik
-
8/4/2019 Lapak Tekfer Nata de Coco
6/12
Nama : Rahma Sofiannisa
NPM : 240210100016
Kel/Kls : 4A1/TIP-A
Media yang digunakan untuk mengisolasi dapat bersifat selektif seperti
Glucose Yeast Extract Agar, akan tetapi pada praktikum ini media yang
digunakan ialah media PCA yang merupakan media umum untuk menumbuhkan
berbagai jenis bakteri. Pada tahap sekunder dilakukan pengamatan melalui
mikroskop, dengan melakukan pewarnaan gram untuk memastikan kemurnian
dari isoalt tersebut. (Sumanti dkk, 2006).
Setelah dilakukan inkubasi selama 2 hari, dilakukan pengamatan untuk
mengetahui jumlah koloni bakteri Acetobacter xylinum yang tumbuh serta
perhitungannya dalam SPC. Pada Tabel 1 berikut ini dapat dilihat hasil
pengamatan jumlah koloni beserta perhitungan nilai SPC nya.
Tabel 1. Perhitungan Koloni A. Xylinum dan SPC pada Nata de coco
Kel Pengenceran SPC Keterangan Streak
10-5
10-6
1A 1 2 < 3,0 x 106
(1,0 x 105)
Hitung pengenceran 10-5
(terdapat kapang yang
tumbuh pada pengenceran
10-5
)
1
2A 0 1 - - 2
3A 174 167 1,7 x 105
Hitung pengenceran
terendah katena
=
9,6 (>2)
4
4A 92 74 9,2 x 105
Hitung pengenceran
terendah karena
=
8,0 (>2)
13
Sumber: Dokumentasi pribadi, 2011
Pada Tabel 1 diatas dapat dilihat bahwa jumlah koloni terbanyak dalam
teknik isolasi dengan metode agar tuang (pour plate) terdapat pada sampel
kelompok 3A dan jumlah koloni terendah terdapat pada sampel kelompok 2A.
Jumlah koloni pada sampel kelompok 2A tidak dapat dihitung nilai SPC nya
sebab terjadi peningkatan jumlah bakteri dari pengenceran yang lebih rendah
-
8/4/2019 Lapak Tekfer Nata de Coco
7/12
Nama : Rahma Sofiannisa
NPM : 240210100016
Kel/Kls : 4A1/TIP-A
(10-5
) ke pengenceran yang lebih tinggi (10-6
), seharusnya jumlah koloni yang
ditemukan mengalami penurunan untuk tingkat pengenceran yang lebih tinggi.
Adapun pada teknik isolasi dengan metode gores (streak), jumlah koloni bakteri
tertinggi terdapat pada sampel Nata de coco kelompok 4A dengan 13 koloni,
sedangkan jumlah koloni terkecil terdapat pada sampel kelompok 2A.
Jumlah koloni yang berbeda pada tiap kelompok walaupun digunakan
sampel yang sama dapat disebabkan oleh beberapa hal, antara lain tingkat
kesterilan pengerjaan praktikun, kondisi media agar yakni beberapa media agar
telah membeku sebelum dituang ke dalam cawan petri steril, serta cara
penggoresan dalam metode streak.
Setelah dilakukan pengamatan terhadap jumlah koloni dan perhitungan
SPC, maka selanjutnya dilakukan pengamatan di mikroskop untuk mengetahui
morfologi bakteri yang telah diisolasi dari media cair fermentasi Nata de coco,
untuk selanjutnya dibandingkan dengan literatur mengenai bakteri Acetobacter
xylinum. Sebelum dilakukan pengamatan di mikroskop, terlebih dahulu dilakukan
pewarnaan gram. Pada Tabel 2 berikut ini dapat dilihat hasil pengamatan pada
mikroskop.
Tabel 2. Hasil Pengamatan Bakteri pada Mikroskop
Kel Keterangan Pengenceran Streak
(gores)10-
10-
1A Gambar
Keterangan Basil gram
negatif
Coccus, gram
negatif
Coccus, gram
negatif
Dugaan
bakteri
Acetobacter
xylinum
Pseudomonas Pseudomonas
2A Gambar -
Keterangan - Basil, gram
negatif
Coccus, gram
negatif
-
8/4/2019 Lapak Tekfer Nata de Coco
8/12
-
8/4/2019 Lapak Tekfer Nata de Coco
9/12
Nama : Rahma Sofiannisa
NPM : 240210100016
Kel/Kls : 4A1/TIP-A
dapat tumbuh jenis bakteri yang lain, selain itu media cair fermentasi nata de coco
mungkin tidak murni dan telah terkontaminasi jenis bakteri lain, serta kurang
sterilnya pengerjaan praktikum.
-
8/4/2019 Lapak Tekfer Nata de Coco
10/12
Nama : Rahma Sofiannisa
NPM : 240210100016
Kel/Kls : 4A1/TIP-A
VII. KESIMPULAN
1. Acetobacter xylinum digunakan sebagai starter dalam pembuatan Nata decoco merupakan bakteri yang dapat memfermentasi glukosa dan membentuk
suatu polisakarida sebagai selulosa ekstraseluler (disebut nata).
2. Isolasi bakteri Acetobacter xylinum dari media cair fermentasi Nata de cocobertujuan untuk mengetahui ciri-ciri morfologis bakteri tersebut.
3. Isolasi bakteri dilakukan dengan menggunakan metode Screening (penapisan)yang terbagi atas 2 tahap, yakni tahap primer (metode tuang & metode gores)
dan tahap sekunder (pengamatan mikroskop)
4. Jumlah koloni hasil pengamatan pada metode tuang dan metode goresberbeda. Jumlah koloni yang tumbuh dari hasil isolasi metode tuang lebih
banyak dibandingkan metode gores.
5. Pada pengamatan mimroskop, selain ditemukan bakteri Acetobacter xylinumjuga ditemukan jenis bakteri lainnya. Hal ini dapat disebabkan penggunaan
media umum PCA, media cair fermentasi Nata de coco mungkin tidak murni
dan telah terkontaminasi jenis bakteri lain, serta kurang sterilnya pengerjaan
praktikum.
-
8/4/2019 Lapak Tekfer Nata de Coco
11/12
Nama : Rahma Sofiannisa
NPM : 240210100016
Kel/Kls : 4A1/TIP-A
DAFTAR PUSTAKA
[Anonima]. 2010. Acetobacter xylinum. Available at : www.
Botany.utexas.edu/facstaff/facpages /mbrown/aceto.htm. Diakses tanggal :
4 September 2011.
[Anonimb]. 2005. Pengolahan Pangan Nata de Soya. Available at :
www.iptek.net.id/ind/warintek/?mnu=6&ttg=6&doc=6c15. Diakses tanggal
: 4 September 2011
Fardiaz, Srikandhi. 1992. Mikrobiologi Pangan I. Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama
Pambayun, Rindit. 2002. Teknologi Pengolahan Nata De Coco. Yogyakarta :
Kanisius.
Sumanti, M. Debby, Tita Rialita. 2006. Bahan Ajar Praktikum Teknologi
Fermentasi. Jurusan Teknologi Industri Pangan, Fakultas Teknologi
Industri Pertanian, Universitas Padjadjaran, Bandung.
Warisno. 2004. Mudah & Praktis Membuat Nata de Coco. Jakarta : Agromedia
http://www.botany.utexas.edu/facstaff/facpages%20/mbrown/aceto.htmhttp://www.botany.utexas.edu/facstaff/facpages%20/mbrown/aceto.htmhttp://www.iptek.net.id/ind/warintek/?mnu=6&ttg=6&doc=6c15http://www.iptek.net.id/ind/warintek/?mnu=6&ttg=6&doc=6c15http://www.botany.utexas.edu/facstaff/facpages%20/mbrown/aceto.htmhttp://www.botany.utexas.edu/facstaff/facpages%20/mbrown/aceto.htm -
8/4/2019 Lapak Tekfer Nata de Coco
12/12
Nama : Rahma Sofiannisa
NPM : 240210100016
Kel/Kls : 4A1/TIP-A
LAMPIRAN
1. Berdasarkan hasil pengamatan, apakah prosedur yang dilakukan menjaminkeberhasilan untuk mengisolasi bakteri A.xylinum dari media cair nata de
coco? Jika tidak, apa alasannya?
Prosedur yang dilaksanakan dengan benar menjamin keberhasilan
pengisolasian bakteri A. xylinum. Keberhasilan isolasi ditandai dengan
ditemukannya bakteri A. xylinum pada setiap kelompok. Prosedur dengan
tingkat keberhasilan yang lebih baik ialah prosedur isolasi dengan metode
tuang, dimana dilakukan pengenceran hingga 10-6
apabila dibandingkan
dengan metode gores. Pengenceran yang tinggi dapat meningkatkan tingkat
keberhasilan isolasi bakteriA. xylinum.
6. Bagaimana tingkat keberhasilan isolasi yang dilakukan, mengapa demikian?Tingkat keberhasilan isolasi yang dilakukan oleh kelompok kami tidak terlalu
besar, hal ini disebabkaan dari tiga cawan petri, hanya satu cawan petri yang
ditemukan bakteri A. xylinum. Hal ini dapat disebabkan media umum PCA
bukan medium selektif A. xylinum, sehinga dapat tumbuh jenis
mikroorganisme lain, media cair fermentasi Nata de coco mungkin tidak
murni dan telah terkontaminasi jenis bakteri lain, serta kurang sterilnya
pengerjaan praktikum.