lapak mikrobiologi

7
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Kelompo k Perlakuan Karakteristik Organoleptik Populasi Mikroba 5 Perendaman 15 menit Setelah ikan direndam selama 15 menit dan telah didiamkan selama 6 hari, tekstur ikan tetap sama seperti awal sebelum perendaman. Namun, bau ikan sangat menyengat. Ada bau busuk dan bau amisnya masih melekat. Juga ikan nya menjadi lengket. Pengenceran 10 -5 = 78 x 10 5 Pengenceran 10 -6 = 53 x 10 6 Penghitungan Koloni Mikroba : mikroba = a +b+c 3 =…coloni / cm 2 Keterangan : A = populasi mikroba jarang B = populasi mikroba sedang

description

hhhhbhhbhobhbo

Transcript of lapak mikrobiologi

Page 1: lapak mikrobiologi

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Kelompok PerlakuanKarakteristik Organoleptik

Populasi Mikroba

5Perendaman 15

menit

Setelah ikan direndam selama 15 menit dan

telah didiamkan selama 6 hari, tekstur ikan tetap

sama seperti awal sebelum perendaman.

Namun, bau ikan sangat menyengat. Ada bau

busuk dan bau amisnya masih melekat. Juga

ikan nya menjadi lengket.

Pengenceran 10-5

= 78 x 105

Pengenceran 10-6

= 53 x 106

Penghitungan Koloni Mikroba :

∑ mikroba=a+b+c3

=…coloni/cm2

Keterangan :

A = populasi mikroba jarang

B = populasi mikroba sedang

C = populasi mikroba padat

Penghitungan Populasi Mikroba Pada Ikan :

Pengenceran ×∑ mikroba=…

Page 2: lapak mikrobiologi

Pengenceran 10-5

∑ mikroba=a+b+c3

¿ 55+83+973

¿ 2533

¿78coloni

cm2

Populasi Mikroba Pada Ikan ¿ pengenceran×∑ mikroba

¿10−5 ×78coloni

cm2

¿78 ×105 coloni

cm2

Pengenceran 10-6

∑ mikroba=a+b+c3

¿ 31+48+793

¿ 1583

¿53coloni

cm2

Populasi Mikroba Pada Ikan ¿ pengenceran×∑ mikroba

¿10−6 ×53coloni

cm2

¿53 ×106 coloni

cm2

Page 3: lapak mikrobiologi

4.2 Pembahasan

Pada praktikum pembuatan mikroba starter, pertama-tama praktikan membuat starter Lactobacillus spp terlebih dahulu. Pembuatan starter ini menggunakan kubis yang telah dipotong-potong dan kemudian akan difermentasikan dengan dimasukkan ke dalam toples, dan diberikan sejumlah air sebanyak 2 kali tinggi kubis. Tidak lupa juga untuk mengukur volume air tersebut. Kemudian ditambahkan garam sebanyak 3 persen dari volume air, setelah itu toples ditutup dan disimpan di tempat yang sejuk selama 6 hari. Penggunaan dari sayuran kubis dan penambahan garam selama fermentasi dibutuhkan untuk menciptakan suasana anaerob fakultatif, dimana merupakan tempat berkembangnya bakteri yang bersifat anaerob fakultatif seperti contohnya golongan Bakteri Asam Laktat (BAL). Garam memberi sejumlah pengaruh bila ditambahkan pada jaringan tumbuh-tumbuhan yang segar. Garam akan berperan sebagai penghambat selektif pada mikroorganisme pencemar tertentu. Mikroorganisme pembusuk atau proteolitik dan pembentuk spora adalah yang paling mudah terpengaruh walau dengan kadar garam yang rendah sekalipun (yaitu di bawah 6%). Perendaman sayuran atau buah dalam larutan garam kadar rendah atau tinggi akan menyebabkan tumbuhnya mikroorganisme dari golongan bakteri yakni Lactobacillus plantarum. Bakteri ini terlibat dalam pembentukan asam laktat selama fermentasi. Hampir semua sayuran dapat mengalami fermentasi bertipe asam laktat, yang biasanya dilakukan oleh berbagai jenis Streptococcus, Leuconostoc, Lactobacillus, serta Pediococcus. Organisme ini mengubah gula yang terdapat pada sayuran terutama menjadi asam laktat yang membatasi pertumbuhan organisme lain (Volk dan Wheeler, 1992). Dewi (2007) menyatakan bahwa kubis dan sawi sortir yang diekstrak dengan 8% garam dan diperam 6 hari menghasilkan total bakteri asam laktat sebesar (2,1X1010 CFU/ml).

Setelah dilakukan fermentasi starter selama kurang lebih 6 hari, barulah cairan fermentasi digunakan untuk perendaman ikan dalam media starter. Sebelum dilakukan perendaman ikan di dalam mikroba starter, terlebih dahulu membersihkan kubis yang berada di dalam toples media starter hingga cairan fermentasi tidak lagi terdapat kubis didalamnya. Perendaman dilakukan sesuai dengan pembagian kelompok. Kelompok kami merendam ikan pada media starter selama 15 menit. Setelah direndam selama 15 menit, ikan disimpan di piring stirofoam dan dikemas dengan cling wrap. Ikan disimpan di dalam lemari pendingin selama 6 hari.

Setelah disimpan di dalam lemari pendingin selama 6 hari, kemudian ikan diamati perubahannya secara organoleptik dengan melihat tekstur ikan dan bau

Page 4: lapak mikrobiologi

dari ikan tersebut. Pada uji organoleptik dapat dikatakan bahwa tekstur ikan tetap sama seperti awal sebelum perendaman. Namun, bau ikan sangat menyengat. Ada bau busuk dan bau amisnya masih melekat. Juga ikan nya menjadi lengket. Tahap yang kedua adalah mengamati secara mikrobiologis dengan cara menyiram ikan dengan menggunakan akuades sebanyak 50 ml, tampung air hasil cucian ikan didalam beaker glass, lalu lakukan pengenceran sebanyak 6 kali (10 -1 – 10-6). Setelah dilakukan pengenceran, inokulasi mikroba dari hasil pengenceran 10-5 dan 10-6 menggunakan lempeng agar, kemudian di inkubasi selama 2x24 jam.

Hasil dari inkubasi selama 2x24 jam pada Nutrien Agar dengan pengenceran 10-5 mengalami kegagalan. Ketika menuangkan mikroba dengan pengenceran 10-5 ke dalam Nutrien Agar seharusnya 1 ml, tetapi yang dituangkan seluruh mikroba yang berada dalam satu tabung reaksi, yaitu 10 ml. Sehingga pada saat hasil setelah inkubasi, mikroba yang tumbuh lebih padat daripada mikroba kontrolnya. Untuk hasil pengenceran 10-6 dapat dikatakan pertumbuhan mikrobanya berhasil. Karena, jumlah bakteri yang berada pada mikroba dengan pengenceran 10-6 ini tidak melebihi dari jumlah pertumbuhan mikroba kontrol pada pengenceran yang sama. Ini berarti kelompok kami telah melakukan prosedurnya dengan baik. Cairan fermentasi dari kubis ini sangat bermanfaat dalam bidang pengawetan makanan. Ketika ikan ini direndam dan didiamkan selama 6 hari, bakteri Lactobacillus plantarum mulai tumbuh. Lactobacillus plantarum dapat tumbuh cepat dengan adanya garam dan membentuk asam untuk menghambat mikroorganisme tidak dikehendaki.

Page 5: lapak mikrobiologi

BAB VPENUTUP

5.1 Kesimpulan

Isolasi adalah mengambil mikroorganisme yang terdapat di alam dan menumbuhkannya dalam suatu medium buatan. Prinsip dari isolasi mikroba adalah memisahkan satu jenis mikroba dengan mikroba lainnya yang berasal dari campuran bermacam-macam mikroba. Hal ini dapat dilakukan dengan menumbuhkannya dalam media padat sel-sel mikroba akan membentuk suatu koloni sel yang tetap pada tempatnya.

Terdapat beberapa cara atau metode untuk memperoleh biakan murni dari suatu biakan campuran, dalam praktikum kali ini metode yang digunakan adalah metode cawan gores dan metode cawan tuang yang didasarkan pada prinsip pengenceran dengan maksud untuk memperoleh spesies individu. Dengan anggapan bahwa setiap koloni dapat terpisah dari satu jenis sel yang dapat diamati.

Hasil pengamatan isolasi mikroba yang didapatkan kami berhasil mendapatkan biakan murni, karena biakan mikroba hanya terdiri dari satu warna dan bentuk saja. Bentuk fisik (morfologi) yang didapatkan yaiut koloni irregular, dengan bentuk tepi wavy, dan bentuk permukaan smooth.

5.2 SaranDalam pelaksanaan praktikum, sebaiknya lebih memperhatikan dan lebih

teliti lagi dalam setiap metode yang dilakukan, supaya hasilnya bisa sesuai dengan yang diharapkan. Kondisi akseptis juga harus diperhatikan, baik dari praktikan maupun alatalat yang akan digunakan, untuk mengurangi adanya kontaminasi dari luar (udara) dan tidak terjadi kerusakan media tumbuh.