LAPAK EKOLOGI - Istimewa (Fixed)
-
Upload
faisal-muhamad-rizal -
Category
Documents
-
view
21 -
download
0
description
Transcript of LAPAK EKOLOGI - Istimewa (Fixed)
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM BIOLOGI
EKOLOGI
Oleh:
Kelas : D
Kelompok : 5
Areza Febriyanti F 200110150273
Cut Adelia 200110150118
Muhammad A Jauhari 200110150098
M Ikhsan Renaldy 200110150267
Rofi Abdul B 200110150099
Virna Ramadhini 200110150185
LABORATORIUM PRODUKSI TERNAK UNGGAS
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2015
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kehidupan tersusun atas beberapa unsur yang saling terkait diantara satu
dengan yang lainnya. Unsur tersebut berupa unsur hidup dan tidak hidup. Unsur
hidup meliputi segala sesuatu penyusun yang memiliki ciri sebagai makhluk
hidup, disebut sebagai unsur biotik, misalnya manusia, hewan, dan tumbuhan.
Sedangkan unsur tidak hidup meliputi unsur di luar unsur biotik atau yang disebut
unsur abiotik, misalnya cahaya matahari, udara dan batuan. Kedua unsur tersebut
mendiami suatu lingkungan dengan karakteristik tertentu. Krakteristik tersebut
meliputi kelembaban, temperatur, struktur tanah, ketinggian dan kemiringan
lahan. Karakteristik sebuah lingkungan akan mempengaruhi makhluk hidup yang
mendiami lingkungan tersebut.
Dalam lingkungan tersebut akan terjadi suatu interaksi diantara unsur biotik
dengan unsur abiotik. Misalnya dalam proses fotosintesis. Sebagai unsur biotik
tumbuhan membutuhkan unsur abiotik berupa cahaya matahari untuk membantu
terjadinya proses fotosintesis. Dan diantara interaksi tersebut ada interaksi yang
saling menguntungkan (simbiosis mutualisme) ataupun merugikan sebagian pihak
(simbiosis parasitisme).
Adanya berbagai faktor lingkungan biotik dan abiotik tersebut menyebabkan
terjadinya berbagai deformasi dalam lingkungan tersebut. Untuk mengetahui
keadaan tersebut secara mendalam, diadakan pengamatan secara langsung ke
lapangan. Serta di buatlah laporan hasil pengamatan ekologi ini untuk melaporkan
hasil pengamatan yang telah di lakukan sebelumnya.
1.2 Maksud dan Tujuan
Adapun praktikum ini dilakukan dengan maksud dan tujuan yaitu :
1. Untuk mengetahui bagaimana keadaan struktural lingkungan di daerah sekitar
pinggir simental.
2. Untuk mengetahui spesies tumbuhan dan hewan apa saja yang terdapat di
daerah sekitar pinggir simental.
3. Untuk mengetahui taksonomi, anatomi, habitat, peran spesies dalam
ekosistem, interaksi dengan faktor biotik dan abiotik, pemanfatan oleh unsur
manusia, kaitan dengan bidang peternakan serta aspek ekonomisnya.
4. Untuk mengetahui deformasi pada Achatina fulica dan Volvariella volvaceae.
1.3 Waktu dan Tempat
Adapun praktikum ini dilakukan pada :
Hari, Tanggal : Kamis, 12 November 2015
Jam : 14.00 WIB
Tempat : Pinggir Simental Universitas Padjadjaran
II
TINJAUAN PUSTAKA
Inti permasalahan ekologi adalah hubungan makhluk hidup, khususnya
manusia dengan lingkungan hidupnya. Ilmu tentang hubungan timbal balik antara
makhluk hidup dengan lingkungan hidupnya disebut ekologi. Istilah ekologi
pertama kali diperkenalkan oleh Enerst Haeckel, seorang ahli biologi bangsa
Jerman. Ekologi berasal dari bahasa Yunani yaitu Oikos yang berarti rumah dan
logos yang berarti ilmu/telaah. Oleh karena itu ekologi berarti ilmu tentang rumah
(tempat tinggal) makhluk hidup. Dengan demikian ekologi biasanya diartinya
sebagai ilmu yang mempelajari hubungan timbale balik antara makhluk hidup
dengan lingkungannya. Berdasarkan arti harfiah dari asal katanya ekologi dan
ekonomi sama. Ekologi (Oikos dan logos) sedang ekonomi (Oikos dan nomos)
sehingga kedua ilmu itu banyak persamaannya. Namun dalam ekologi, mata uang
yang dipakai dalam transaksi bukan rupiah atau dolar, melainkan materi, energi,
dan informasi. Arus materi, energi, dan informasi dalam suatu komunitas atau
beberapa komunitas mendapat perhatian utama dalam ekologi, seperti uang dalam
ekonomi. Oleh karena itu transaksi dalam ekologi berbentuk materi, energi, dan
informasi (Anonim, 2010).
Seperti yang dialami oleh berbagai disiplin ilmu lainnya, ekologi pun
dalam perkembangannya telah mengalami diversifikasi dengan lahirnya cabang-
cabang ilmu ekologi yang telah terspesialisasi, dengan materi bahasan yang lebig
terbatas, khusus dan lebih mendalam. Pemilihan ekologi atas cabang ilmu yang
lebih khusus dapat didasarkan atas kelompok organisme yang menjadi pokok
bahasan misalnya: eklogi tumbuhan, ekologi hewan, ekologi parasit, ekologi
gulma, ekologi serangga, dan sebagainya. Berdasarkan corak habitat ekologi dapat
dibedakan atas ekologi perairan tawar, ekologi estuaria, ekologi tanah, ekologi
bahari, dan sebagainya. Berdasarkan aspek-aspek tertentu yang menjad pokok
bahasan ekologi dapat dibedakan menjadi ekologi perilaku, ekologi
perkembangbiakan, ekologi populasi, ekologi komunitas, dan sebagainya.
Berdasarkan pada corak pendekatan atau pembahasan ekologi dapat dibedakan
menjadi ekologi eksperimental, ekologi teoritik, ekologi matematik, dan
sebagainya. Masing-masing cabang ekologi tersebut diatas selanjutnya dapat
dipilah-pilah lagi berdasarkan spesialisasi yang lebih sempit (Dharmawan, 2004).
III
ALAT, BAHAN, DAN PROSEDUR KERJA
3.1 Alat
1. Fasilitas GPS pada handphone
2. Buku catatan
3. Pulpen atau pensil
4. Kamera Digital
5. Tali rapia
3.2 Bahan
1. Tumbuhan dan hewan di daerah pinggir simental Universitas Padjadjaran.
3.3 Prosedur Kerja
1. Menyiapkan alat-alat yang digunakan.
2. Menuju lokasi pengamatan yaitu daerah pinggir simental Universitas
Padjadjaran.
3. Menandai tempat pengamatan dengan tali rapia dan mengukur sajauh 30
meter.
4. Mengamati kondisi struktural lokasi tersebut, jenis tumbuhan dan hewan di
daerah lokasi.
5. Menemukan dan mencatat 10 nama spesies tumbuhan dan hewan.
6. Mengambil foto di lokasi minimum sebanyak 4 sudut pandang dari titik yang
di beri tanda.
7. Menentukan dan memilih 1 (satu) vegetasi dan hewan sebagai bahan studi
mendalam.
8. Mengamati anatomi masing-masing tumbuhan maupun hewan.
9. Mengambil video dan foto objek selama pengamatan
10. Mencatat hasil pengamatan dalam laporan sementara.
IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Kondisi Lingkungan Fisik Lokasi
Karakteristik
Struktural / FisikYang diamati Keterangan
Topografi lokal dan
konfigurasi tiga
dimensional dan habitat
Ketinggian tempat
(mdpl)782
Kemiringan lahan dan
kontur (%)10%
Aliran sungai Tidak ada
Danau / Cekungan Tidak ada
Sawah Tidak ada
Penutupan tanah / lahan Tidak ada
Data iklim
Tipe dan warna tanah Warna coklat muda
Temperatur ( ) 23
Kelembaban (RH) 52-98
4.1.2 Data SpesiesTumbuhan
No. Spesies Jumlah yang ditemukan1. Musa paradisiaca (Pohong Pisang) 102. Psidium guajava (Pohon Jambu Batu) 1 3. Mimosa pudica (Putri Malu) 104. Amaranthus spp.(Bayam) 55. Pennisetum purpureum (Rumput Gajah) Sangat Banyak6. Volvariella volvaceae (Jamur Merang) 17. Agaricus brunescens (Jamur Kancing) 18. (Bunga Kuning) Banyak9. Centella asiatica (Rumput Liar) Sangat Banyak10. Anthurium andraenum (Kuping Gajah) Banyak
Hewan
No. Spesies Jumlah yang ditemukan1. Achatina fulica (Siput Darat) 12. Hemiptra (Kepik) 13. Apis sp. (Lebah) 5
4.Aeropedellus clawatus (Belalang Kayu)
8
5. Formica rufa (Semut Merah) Sangat Banyak6. Bactrocera spp. (Lalat Buah) 47. Oxya chiensis (Belalang Hijau) 38. Delias aurantiaca (Kupu-kupu) 2
9.Atractomorpha crenulata (Belalang Pocong)
2
10. (Kutu Putih) Banyak
4.1.3 Pengamatan Khusus
1. Tumbuhan
No
Nama Spesies
Keterangan
Volvariella volvaceae
1. Nama umum Jamur Merang
2. Tempat hidup Daerah tropis dan subtropis
3. Jumlah populasi 1
4.
Anatomi spesies Tudung (lamella,tangkai) , rizoid (akar
semu), buah, pucuk.
5.
Interaksi dengan
lingkungan biotik dan
abiotic
Simbiosis komensalisme
6.
Peran dalam ekosistem Mengambil unsure hara dari tanah (abiotik).
Menjadi sumber makanan organism tertentu.
7.Kaitan dengan bidang
peternakan
Untuk jamur yang tidak beracun sebagai
campuran bahan pakan ternak karena
memiliki protein yang cukup tinggi
2. Hewan
No
Nama Spesies Keterangan
Achatina fulica
1.
Nama umum
Siput darat
2.
Tempat hidup
Rumput, rawa-rawa, sungai
3.
Jumlah populasi
1
4.
Anatomi spesies
Kepala, Kaki, Perut, Cangkang, Antena
5.
Interaksi dengan
lingkungan biotik dan
abiotic
Mencari makanan
Bernafas
6.
Peran dalam ekosistem
Konsumen I
7. Kaitan dengan bidang Sebagai pakan ternak bebek
peternakan
4.2 Pembahasan
4.2.1 Kondisi Lingkungan Fisik Lokasi
Kondisi yang di jadikan sebagai tempat praktikum ekologi biologi dasar
adalah daerah pinggiran simental Universitas Padjadjaran. Lokasi itu berada di
daerah Fakuktas Peternakan Universitas Padjadjaran. Universitas ini terletak di
Kecamatan Jatinangor.
Iklim yang berkembang di daerah tersebut adalah iklim tropis pegunungan
karena berada diwilayah kaki gunung manglayang. Ketinggian daerah tersebut
adalah sekitar 782 meter dari permukaan laut. Oleh karena itu wilayah tersebut
merupakan wilayah dataran tinggi. Kemiringan dari lahan yang kami gunakan
untuk praktikum adalah sekitar 10%, dengan besar kemiringan tersebut dapat
diketahui lahan yang dijadikan sebagai tempat praktikum memiliki kemiringan
yang cukup tinggi. Di daerah tersebut hanya terdapat lahan yang ditumbuhi
rumput-rumputan liar dan lainnya. Sebagian lahan tersebut ditutupi oleh rumputan
hijau. Tanah pada daerah pengamatan berwarna coklat muda.
4.2.2 Data Spesies
Dari pengamatan yang telah dilakukan di lokasi diperoleh sekitar 10 jenis
vegetasi dan hewan yang mendiami lokasi di pinggir simental Universitas
Padjadjaran. Dari 10 vegetasi yang di temukan . Pohon yang terlihat dapat berdiri
tegak adalah pohon pisang dan pohon jambu batu. Lalu tumbuhan yang menjalar
adalah putri malu, bunga kuning, rumput liar, jamur. Tumbuhan yang
menghasilkan buah yaitu pohon jambu batu dan pohon pisang, sedangkan sisanya
berupa bayam
Lalu hewan yang di temukan adalah hewan yang berukuran kecil. Mulai dari
yang paling kecil yaitu kutu putih dan yang paling besar yaitu siput darat.
Sebagian besar hewan yang ditemukan adalah insekta. Hewan yang masuk
kedalam insekta dan sering hinggap di daun/bunga yaitu kepik, lebah, belalang
kayu, belalang pocong, lalat buah, belalang hijau dankupu-kupu. Sedangkan
insekta yang ditemukan di dasar tanah yaitu semut merah. Hewan yang
ditemukan di tanah yaitu siput darat.
4.2.3 Rantai Makanan di Pinggir Simental
Di lokasi praktikum ekologi kami, yaitu pinggir simmental, hewan-hewan
yang kami temukan rata-rata adalah hewan yang merupakan konsumen I dalam
rantai makanan seperti belalang, kupu-kupu, lebah dan lain-lain.
Untuk tumbuhan-tumbuhan yang ditemukan kebanyakan adalah tumbuhan
hijau dan bunga yang merupakan produsen bagi hewan seperti rumput gajah dan
bunga kuning. Banyak juga jamur-jamur yang kami temukan seperti jamur
merang dan jamur kancing. Tumbuhan yang dapat dikonsumsi oleh manusia
seperti pisang, jambu dan bayam juga ditemukan di lokasi pengamatan.
Tumbuhan yang ditemukan rata-rata adalah produsen dalam rantai makanan dan
ada juga yang merupakan dekomposer yaitu jamur merang.
4.2.4 Achatina fulica (Siput Darat)
Siput darat atau Achatina fulica adalah siput darat yang tergolong dalam
famili Achatinidae. dari kelas gastropoda yang merupakan kelompok mollusca
yang sangat besar. Meskipun di dalam subkelas ini sudah terdapat spesialisasi
untuk hidup di daratan kering, tetapi masih menunjukkan banyak sifat pokok
gastropoda keseluruhan. Pulmonata, misalnya siput darat berbeda dengan
gastropoda lain. Pertama dalam hal alat pernapasan, ia sudah tidak memiliki
ctenidia yaitu semacam insang dan fungsinya telah diganti oleh bagian pallium
yang tipis dan kaya dengan pembuluh yang utama terkumpul membentuk
bangunan serupa cincin mengelilingi esofagus tanpa jaringan pengikat
diantaranya.
Ciri Ciri Siput Darat :
Kerucut dari tabung yang melingkar seperti konde (gelung, whorl).
Puncak kerucut merupakan bagian yang tertua, disebut apex.
Sumbu kerucut disebut columella.
Gelung terbesar disebut body whorl dan gelung-gelung di atasnya disebut
spire (ulir).
Alat indera pada keong meliputi mata, tentakel, osphradia dan statocyt.
Berkaki lebar dan pipih pada bagian ventral tubuhnya.
Bergerak lambat menggunakan kakinya
4.2.4.1 Manfaat Siput Darat
1. Di dalam bidang peternakan dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak
yaitu bebek
2. Menyembuhkan penyakit asma, TBC, gatal-gatal
4.2.5 Volvariella volvaceae (Jamur Merang)
Jamur merang termasuk kedalam kelompok fungi. Jamur ini biasanya
hidup di daerah yang beriklim tropis dan subtropis. Bagian tubuh jamur terdiri
atas tudung yang mencakup lamella dan tangkai, rizoid atau akar semu , buah dan
pucuk. Interaksinya dengan lingkungan biotik yaitu menjadi sumber makanan
untuk organisme tertentu.
Ciri ciri jamur merang:
1. Tubuh buah yang masih muda berbentuk bulat telur, berwarna cokelat
gelap hingga abu-abu dan dilindungi selubung.
2. Pada tubuh buah jamur merang dewasa, tudung berkembang seperti cawan
berwarna coklat tua keabu-abuan dengan bagian batang berwarna coklat
muda
4.2.5.1 Pemanfaatan Jamur Merang
1. Sebagai campuran bahan pakan ternak karena memiliki protein cukup
tinggi.
2. Baik untuk masa pertumbuhan
3. Mencegah anemia
4.2.6 Deformasi pada Chrysopogon aciculata dan Pila ampullacea.
Deformasi merupakan perubahan bentuk, posisi dan dimensi dari suatu
benda. Dan dapat diartikan pula perubahan kedudukan atau pergerakan suatu titik
pada suatu benda secara absolut maupun relatif. Dikatakan bergerak absolut jika
dikaji dari perilaku gerakan itu sendiri dan dikatakan relatif jika dikaji dari titik
lainnya.
Deformasi yang terjadi pada Chrysopogon aciculata menyebabkan rumput
memiliki banyak macam jenis misalnya yaitu rumput gajah, rumput benggala, dan
alang-alang.
Sedangkan deformasi yang terjadi pada Pila ampullacea disebabkan oleh
beberapa faktor misalnya kondisi tempat, iklim dan organisme yang ada.
Chrysopogon aciculata atau yang sering di kenal dengan keong merupakan salah
satu dari jenis gastropoda yang memiliki cangkang. Selain dari Chrysopogon
aciculata ada juga jenis yang lainnya yaitu keong mas, siput, kelomang.
V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Adapun dari praktikum ini dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Kondisi struktural di daerah pinggir simental Universitas Padjadjaran yaitu
memiliki ketinggian sekitar 782 meter dari permukaan laut,
kemiringannya 10%, tanah berwarna coklat muda, temperatur mencapai
23°C, dan kelembabannya 52-98 RH.
2. Tumbuhan yang terdapat di lokasi tersebut yaitu Musa paradisiaca
(Pohong Pisang), Psidium guajava (Pohon Jambu Batu), Mimosa pudica
(Putri Malu), Amaranthus spp. (Bayam), Pennisetum purpureum (Rumput
Gajah), Volvariella volvaceae (Jamur Merang),Agaricus brunescens
(Jamur Kancing), (Bunga Kuning), Centella asiatica (Rumput Liar), dan
Anthurium andraenum (Kuping Gajah)
3. Hewan yang terdapat di lokasi tersebut yaitu Achatina fulica (Siput Darat),
Hemiptra (Kepik), Apis sp. (Lebah), Aeropedellus clawatus (Belalang
Kayu), Formica rufa (Semut Merah), Bactrocera spp. (Lalat Buah), Oxya
chiensis (Belalang Hijau), Delias aurantiaca (Kupu-kupu), Atractomorpha
crenulata (Belalang Pocong), (Kutu Putih)
4. Klasifikasi dari hewan siput darat yaitu kingdom animalia, fillum molusca,
kelas gastropoda, superfamili Achatinoidea, famili Achatinidae, , genus
Achatina, dan spesies Achatina fulica.
5. Klasifikasi dari Kerajaan Fungi, Divisi Basidiomycota, Kelas
Homobasidiomycetes, Ordo Agaricales, Famili Pluteaceae, Genus
Volvariella, Spesies Volvariella volvacea.
6. Deformasi merupakan perubahan kedudukan atau pergerakan suatu titik
pada suatu benda secara absolut maupun relatif.
5.2 Saran
Adapun saran dari pelaksanaan praktikum biologi ini yaitu, sebaiknya asisten
dosen memberikan pengawasan terhadap setiap kelompok yang akan melakukan
praktikum, agar tidak ada kelompok yang salah dalam pelaksanaan praktikum
biologi ini. Dan praktikum yang dilakukan dapat lebih efektif dan efesien.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim . 2010. Geomorfologi kloning http://munadhiroh.ngeblogs.com. Diakses
pada tanggal 21 November 2015.
Campbell, N.A dkk. 2008. Biologi. Jakara : Erlangga.
Dharmawan, Agus. 2004. Ekologi hewan. Malang: Universitas Negeri Malang
Hermanto, Bambang. 2012. Biologi ala tentor. Jakarta : Wahyu media
Sutarmi Tjitrosomo, Siti dkk. 1983. Botani Umum 1. Bandung : Angkasa.
Sutarmi Tjitrosomo, Siti dkk. 1983. Botani Umum 2. Bandung : Angkasa.
LAMPIRAN
Gambar 1. Foto Kelompok 5 di Lokasi Pengamatan
Gambar 2. Pengukuran Lokasi
Gambar 3. Pengambilan Foto Hewan dan Tumbuhan
Gambar 4. Penulisan Hasil Pengamatan pada Laporan Sementara