lap VCO.docx
-
Upload
delsy-fitriani -
Category
Documents
-
view
30 -
download
0
Transcript of lap VCO.docx
LAPORAN TETAP PRAKTIKUM BIOKIMIA II
I. No Percobaan : 4
II. Judul Percobaan : Pembuatan VCO
III. Tujuan Percobaan : Untuk mengetahui proses pembuatan Virgin Coconut Oil (VCO)
serta enzim yang berperan pada proses pembuatannya.
IV. Landasan Teori :
Di Indonesia umunnya pengolahan minyak kelapa dilakukan dengan menggunakan
kopra sebagai bahan bakunya, atau dengan cara tradisional misalnya pembuatan minyak
klentik dari santan kelapa. Minyak kelapa merupakan bagian paling berharga dari buah
kelapa. Kandungan minyak pada daging buah kelapa tua adalah sebanyak 34,7%. Minyak
kelapa digunakan sebagai bahan baku industri, atau sebagai minyak goreng. Minyak
kelapa dapat diekstrak dari daging kelapa segar, atau diekstrak dari daging kelapa yang
telah dikeringkan (kopra). Untuk industri kecil yang terbatas kemampuan permodalannya,
disarankan mengekstrak minyak dari daging buah kelapa segar. Cara ini mudah dilakukan
dan tidak banyak memerlukan biaya. Kelemahannya adalah lebih rendahnya rendemen
yang diperoleh.
Tanaman kelapa memegang peranan penting di bidang pertanian maupun industry
lainnya. Tanaman ini banyak dibudidayakan di daerah tropis terutama daerah pantai.
Banyak manfaat yang diperoleh dari bagian tanaman ini dari daun, batang, buah, bahkan
kulit buahnya. Manfaat yang paling besar dan memiliki nilai ekonomi yang tinggi adalah
daging buhnya yang dapat diolah dalam bentuk minyak.
Minyak kelapa pada umumnya dibagi menjadi dua kategori utama yaitu RBD dan
Virgin. Penyebabnya adalah proses pembuatan dan pemilihan buahnya, yang
mempengaruhi kualitas, penampakan, rasa, bau dan tentu saja khasiatnya. Perbedaan
proses pembuatan ini sangat mencolok dan berbeda nyata. RBD merupakan singkatan dari
"Refined, Bleached and Deodorized" atau minyak yang disuling, dikelantang dan
dihilangkan baunya. Virgin bisa diartikan masih murni.
Jika dibandingkan dengan minyak kelapa biasa, atau sering disebut dengan minyak
goreng (minyak kelapa kopra), minyak kelapa murni mempunyai kualitas yang lebih baik.
Minyak kelapa kopra akan berwarna kuning kecoklatan, berbau tidak harum, dan mudah
tengik, sehingga daya simpannya tidak bertahan lama (kurang dari dua bulan). Dari segi
DELSI FITRIANI (06101410030) | 1
ekonomi, minyak kelapa murni mempunyai harga jual yang lebih tinggi dibanding minyak
kelapa kopra, sehingga studi pembuatan VCO perlu dikembangkan.
Pada pembuatan minyak secara fermentasi ini sebenarnya yang diperlukan adalah
enzim-enzim yang dihasilkan oleh jamur saccharomyces sp. Enzim yang diproduksi oleh
Saccharomyces sp ini dilepaskan ke lingkungan sekiatr jamur untuk menghancurkan
subtract tempat tumbuhnya menjadi senyawa-senyawa organic dapat larut. Subtrat yang
dihancurkan ini pada umumnya berupa senyawa karbohidrat didalam endosperm biji
kelapa. Minyak umumnya dapat berikatan dengan karbohidrat dan protein. Dengan
dihancurkannya karbohidrat oleh enzim yang dihasilkan Saccharomyces sp, maka minyak
maupun protein masing-masing akan terlepas. Minyak akan berada di permukaan karena
memiliki BJ yang lebih ringan, sedangkan proteinnya akan mengendap. Protein yang
mengendap inilah yang selanjutnya oleh orang sunda disebut sebagai galendo.
Pembuatan minyak kelapa secara fermentasi memiliki banyak keuntungan
dibandingkan dengan cara tradisional. Pada cara tradisional rendeman minyak yang
diproleh sekitar 15 -17%, sedangkan dengan cara fermentasi rendeman yang diproleh
sekitar 22-24%. Selain itu, pembuatan minyak kelapa secara fermentasi prosedurnya lebih
mudah, dapat menghemat bahan bakar, dan mengahasilkan minyak yang berwarna jernih
dengan kualitas memenuhi standar minyak Indonesia. Namun demikian, perlu diperhatikan
bahwa keberhasilan pembuatan minyak dengan metode ini sangat dipengaruhi oleh jenis
subtract, kenis ragi, dan factor lingkungan yang mempengaruhi kehidupan Saccharomyces
sp.
Minyak kelapa murni dipercaya ampuh memberantas penyakit degeneratif, sebut
saja, darah tinggi, stroke, diabetes melitus, juga berkhasiat untuk menghaluskan kulit, dan
menghitamkan rambut. VCO adalah minyak kelapa yang diproses dari kelapa segar
dengan atau tanpa pemanasan dan tidak melalui pemurnian dengan bahan kimia.
Dibandingkan dengan minyak kelapa yang diolah secara tradisional, VCO
memiliki keunggulan, yaitu kadar air dan asam lemak bebas rendah, tidak berwarna
(bening), beraroma harum, dan daya simpan lebih lama. Dalam perkembangannya VCO
telah dimanfaatkan sebagai bahan baku farmasi, kosmetik, dan pangan. Saat ini telah
berkembang pengolahan VCO tanpa pemanasan dengan menggunakan minyak pancing
sebagai starter. Dengan cara ini harus disediakan dahulu minyak pancing. Petani yang baru
pertama kali mengolah VCO biasanya sulit memperoleh minyak pancing. Oleh karena itu,
DELSI FITRIANI (06101410030) | 2
perlu dicari cara lain yang lebih mudah untuk memecahkan emulsi santan/krim melalui
proses fermentasi tanpa menggunakan minyak pancing.
Virgin Coconut Oil atau VCO adalah minyak yang dihasilkan dari buah kelapa
segar. Berbeda dengan minyak kelapa biasa, VCO dihasilkan tidak melalui penambahan
bahan kimia atau pun proses yang melibatkan panas yang tinggi. Selain warna dan rasa
yang berbeda, VCO mempunyai asam lemak yang tidak terhidrogenasi seperti pada
minyak kelapa biasa. VCO menjadi populer karena manfaatnya untuk kesehatan tubuh.
Hal ini disebabkan VCO mengandung banyak asam lemak rantai menengah (Medium
Chain Fatty Acid/MCFA). Sifat MCFA yang mudah diserap sampai ke mitokondria akan
meningkatkan metabolisme tubuh. Penambahan energi yang dihasilkan oleh metabolisme
itu menghasilkan efek stimulasi dalam seluruh tubuh manusia sehingga meningkatkan
tingkat energi yang dihasilkan. MCFA yang paling banyak terkandung dalam VCO adalah
asam laurat (lauric acid).
Manfaat lain dari VCO diantaranya adalah peningkatan daya tahan terhadap
penyakit serta mempercepat proses penyembuhan. Manfaat tersebut ditimbulkan dari
peningkatan metabolisme dari penambahan energi yang dihasilkan, sehingga
mengakibatkan sel-sel dalam tubuh bekerja lebih efisien. Mereka membentuk sel-sel baru
serta mengganti sel-sel yang rusak dengan lebih cepat. VCO di dalam tubuh menghasilkan
energi saja tidak seperti minyak sayur yang berakhir di dalam tubuh sebagai energi,
kolestrol dan lemak. VCO memiliki harga jual yang jauh lebih mahal daripada harga
minyak kelapa biasa, hal ini disebabkan masih kurangnya ketersedSiaan VCO serta
berkaitan dengan manfaatnya yang besar bagi kesehatan.
V. Alat Dan Bahan :
Alat
Alat parut
Pisau
Wajan
Kompor
Sendok
Pengaduk kayu
Kain saring
Kertas saring
DELSI FITRIANI (06101410030) | 3
Mangkuk
Botol
Kertas saring
Bahan
Kelapa 2 butir
Nanas
Air
VI. Prosedur Percobaan :
1. Pembuatan santan kelapa:
a Mengupas sabut kelapa dengan slumbat sampai sabut tersebut terpisah dari daging
buah kelapa, lalu kelapa dibelah dan dibersihkan sampai bersih.
b Menghaluskan kelapa hingga sangat halus, pada percobaan ini proses penghalusan
menggunakan mesin pemarut.
c Menampurkan air ke dalam hasil parutan lalu meremas-remas santan agar seluruh
kandungan gizi, terutama minyak yang terdapat didalamnya keluar.
d Penyaringan santan agar terpisah dengan ampas kelapa saat pemerasan.
2. Pembuatan VCO
a Mengendapkan santan pada mangkuk selama satu jam hingga terbentuk krim
santan (kanil/kepala santan) dan skim santan
b Krim santan bagian atas diambil lalu dipisahkan ke mangkuk lain.
c Kupas nanas dan iris tipis daging buahnya, ikutkan juga bonggolnya.
d Parut nanas hingga halus, masukkan ke dalam wadah yang telah berisi krim santan.
e Campur rata santan dan bahan enzim dengan cara diaduk, kemudian didiamkan
selama 21 jam.
f Keesokannya terbentuk 3 lapisan yaitu minyak, blondo, dan air.
g Minyak diambil dari menggunakan sendok dan blondo yang dihasilkan
disusahakan tidak ikut dalam proses pemisahan minyak.
h Melakukan penyaringan menggunakan kertas saring pada minyak yang telah
dipisahkan.
DELSI FITRIANI (06101410030) | 4
VII. Diagram Alir
VIII. Hasil Pengamatan
Dari 2 butir kelapa yang telah di parut dan diperas, dihasilkan santan sebanyak 1,1
liter.
Setelah santan didiamkan selama waktu tertentu, krim santan terpisah dengan air.
Krim santan diambil dan ditambahkan dengan nanas kemudian didiamkan selama 21
jam.
Setelah didiamkan terdapat 3 lapisan, yaitu minyak, blondo dan air.
Minyak yang dihasilkan sekitar 75 ml setelah proses penyaringan.
DELSI FITRIANI (06101410030) | 5
Buah kelapa 800 gram
Kelapa parut
Santan kelapa (1100 ml)
Krim : 500 ml air : 600 ml
Buah nanas 1 kg
dikupas)
Nanas + bongkol
dihaluskan
Nanas 850 gram
Krim 300 ml + nanas
400 gram
Campuran krim dan nanas didiamkan
selama 21 jam
VCO
IX. Pembahasan
Pada praktikum kali ini yaitu pembuatan VCO, dimana akan dihasilkan minyak
kelapa yang berwarna bening (tidak berwarna). Pada praktikum kali ini digunakan kelapa
sebagai bahan baku utama, dan juga nanas sebagai enzim yang nantinya akan dicampuran
dalam krim kelapa.Hasil percobaan kami menghasilkan minyak yang berwarna bening
(color less/white water) dan berbau harum khas kelapa.
Pada pembuatan VCO ini enzim dipakai yaitu enzim yang terdapat dalam nanas
terutama pada bagian bongkolnya, yaitu enzim bromelin. Enzim bromelin ini berperan
menghilangkan aroma kelapa yang terdapat dalam VCO dan untuk memecah protein yang
berikatan dengan minyak atau karbohidrat sehingga minyak dapat terpisah secara baik.
Dengan terurainya karbohidrat dan protein dalam emulsi krim santan, maka molekul
minyak akan dibebaskan dan membentuk lapisan tersendiri yang dapat dipisahkan dari
bagian lainnya.
Pada percobaan ini bahan baku yang digunakan adalah kelapa tua yang segar,
dimana kelapa tersebut diparut terlebih dahulu lalu diperoleh santan dengan
mencampurkan hasil kelapa yang sudah diparut dengan air hingga diperoleh santan, tetapi
akan lebih baik prosesnya dilakukan dengan mengambil santan dari buah kelapa yang
sudah diparut tanpa mencampurkannya dengan air. Semakin tinggi kadar air dalam VCO
menyebabkan terjadinya reaksi hidrolisis yang dapat mengubah minyak menjadi asam
lemak bebas dan gliserol yang dilakukan oleh enzim lipase. Enzim ini dihasilkan oleh
mikroba yang tumbuh pada bahan pangan dengan kadar air tinggi. Reaksi hidrolisi ini
mengakibatkan ketengikan yang menghasilkan cita rasa dan bau tengik pada minyak
tersebut.
Penyaringan yang dilakukan setelah minyak dihasilkan terpisah dari blondo,
berguna untuk memisahkan minyak dari kotoran-kotoran yang terkandung didalamnya
sehingga minyak yang didapat lebih jernih dan murni. Selain itu semakin banyak
penggunaan enzim bromelin pada proses ini, maka minyak yang dihasilkan akan lebih
baik. Minyak yang terbentuk akan semakin tidak berbau kelapa yang menyengat. Semakin
baik kualitas dari VCO yang dihasilkan, maka akan semakin banyak manfaat dan
kegunaannya bagi kesehatan.
DELSI FITRIANI (06101410030) | 6
X. Kesimpulan.
1. Enzim bromelin ini berperan menghilangkan aroma kelapa yang menyengat.
2. Enzim bromelin dapat memecah protein yang berikatan dengan minyak atau
karbohidrat sehingga minyak dapat terpisah secara baik
3. Jenis kelapa yang belum terlalu tua yang digunakan menyebabkan VCO yang
dihasilkan berjumlah sedikit
4. Dilakukan penyaringan untuk memisahkan kotoran dari minyak yang dihasilkan.
5. Faktor yang harus diperhatikan dalam pembuatan VCO : jenis kelapa, jumlah
enzim bromelin yang digunakan, proses pemanasan, serta proses penyaringan.
XI. Daftar Pustaka
Ara, Ivan. 2010. Laporan Kegiatan Pasca Panen Pembuatan Minyak Kelapa dan VCO.
http://www.scribd.com/doc/45810059/PEMBUATAN-MINYAK-KELAPA-DAN-
VCO (diakses tanggal 10 Desember 2013)
Syamsuri, Istamar, dkk.2003.Biologi 2000. Erlangga. JakartaVolk dan Wheeler,
Timoti, H. 2005. Aplikasi teknologi membran pada pembuatan virgin coconut oil (VCO).
[email protected] (diakses tanggal 10 Desember 2013)
DELSI FITRIANI (06101410030) | 7
Lampiran
Gambar Alat
Kompor gas Kuali
Sendok pengaduk kayu
DELSI FITRIANI (06101410030) | 8