Lap Tetap VCO
-
Upload
elisabeth-sonisora-wau -
Category
Documents
-
view
23 -
download
3
description
Transcript of Lap Tetap VCO
VI. HASIL PENGAMATAN
Santan kental disiapkan sebanyak 200 ml. Kemudian larutkan enzim
papain masing-masing sebanyak 5 gram, 10 gram, dan 15 gram dalam tiap
erlenmeyer berisi 200 ml santan hingga homogen. Setelah larutan tersebut
homogen, dimasukkan ke dalam inkubator selama 24-36 jam.
Konsentrasi Sebelum Sesudah
5 gram Putih keruh Ada 3 lapisan, minyak berwarna bening,
protein berwarna putih, dan air berwarna keruh.
10 gram Putih keruh Ada 2 lapisan, protein berwarna putih , dan air
berwarna lebih keruh.
15 gram Putih keruh Ada 2 lapisan, protein banyak berwarna putih,
dan air berwarna keruh
Virgin Coconut Oil dibuat dari santan kelapa yang kental sebanyak 200 ml
dicampur dengan larutan enzim papain. Setelah itu campuran diaduk hingga rata
dan dimasukkan ke inkubator selama 24 – 36 jam pada suhu 60ºC. Setelah 24 jam
terlihat larutan terpisah menjadi 3 bagian, yakni :
- Bagian atas berwarna putih keruh merupakan campuran minyak dan pati
santan.
- Bagian tengah berwarna putih keruh merupakan blondo kelapa.
- Bagian bawah berwarna putih merupakan campuran air dan pati santan.
Setelah 3 hari baru mulai terlihat lapisan minyak pada bagian atas yang
sudah terpisah dengan santan.
VII. PEMBAHASAN
Secara umum ada dua macam proses pembuatan VCO yakni proses panas
dan proses dingin. Pada proses panas, suhu pembuatan berkisar antara 60-800C,
yang harus diperhatikan apabila menggunakan proses ini adalah suhunya tidak
boleh melebihi 800C, karena hasil yang diperoleh adalah minyak berwarna kuning
tua atau kecoklatan. Dengan kondisi minyak yang begitu, maka produknya adalah
minyak goreng biasa yang tidak bisa digolongkan sebagai minyak kelapa murni.
Pada percobaan ini digunakan metode proses dingin untuk membuat VCO yakni
secara enzimatis. Proses pembuatan VCO dengan proses dingin (tanpa
pemanasan) dipilih karena proses ini lebih praktis dan juga untuk menjaga agar
kandungan gizi dalam VCO tidak rusak. Langkah pertama pada prose dingin
yakni dengan memeras santan menggunakan air kelapa, proses berikutnya
menambahkan enzim dari nanas (ananase), getah pepaya (papain) atau kepiting
sungai/yuyu yang dihaluskan. Fermentasikan dalam suhu 300C – 350C selama 12
jam. Diamkan selama satu malam, keesokan paginya tinggal memisahkan blondo
dengan minyak kelapa murni.
Enzim yang digunakan dalam percobaan ini adalah enzim papain yang
didapat dari getah pepaya. Fungsi enzim papain ini adalah untuk menguraikan
protein yang terdapat dalam santan sehingga emulsi santan bisa dipecahkan dan
dapat diperoleh minyak kelapa murni. Selain digunakan pada pembuatan VCO,
enzim papain ini lebih dikenal sebagai pelunak daging. Karakteristik enzim papain
ini antara lain :
1. dibuat dari getah pepaya
2. berbentuk solid dan berwarna putih
3. tidak tahan pada suhu tinggi ( >60ºC)
Penggunaan enzim papain ini dapat digantikan dengan enzim proteolitik
seperti enzim bromelin yang terbuat dari empulur nanas dan enzim ficin yang
terbuat dari batang cemara. Selain itu penggunaan enzim untuk memecah sistem
emulsi juga dapat juga digantikan oleh kerja mikroorganisme, seperti ragi tempe
(Rhizopus oligosporus) dan ragi tape (Saccharomyces cerevisiae). Proses
pembuatan VCO dengan proses fermentasi menggunakan mikroorganisme hampir
sama prosedurnya dengan proses secara enzimatis.
Oleh karena Virgin Coconut Oil ini diproses dengan meniru cara alam
sehingga tidak merusak kandungan essensial dari pada lemak kelapa. Proses yang
tidak melibatkan pemanasan bukan hanya menghasilkan lemak – lemak rantai
sedang tetapi juga dapat menjamin keberadaan vitamin E dan enzim-enzim yang
terkandung dalam buah kelapa. VCO bersifat natural, tanpa bahan pengawet,
warna minyak sejernih air, beraroma khas kelapa dan telah diujilabkan dan bisa
dikonsumsi langsung atau dioleskan.
Produk VCO untuk setiap erlenmeyer seharusnya terdiri dari 3 lapisan,
yaitu lapisan paling atas adalah minyak kelapa, lapisan tengah adalah blondo
kelapa, dan lapisan bawah adalah air berwarna keruh. Untuk erlenmeyer I,
awalnya berupa santan tanpa campuran air keruh, ditambahkan 5 gram enzim
papain. Untuk erlenmeyer II, awalnya berupa santan dengan campuran air keruh,
konsentrasi santan lebih banyak dibandingkan air keruh, ditambahkan 10 gram
enzim papain. Untuk erlenmeyer III, awalnya berupa santan dengan campuran air
keruh, dengan perbandingan yang sama, ditambahkan 15 gram enzim papain.
Akan tetapi, produk VCO hanya terbentuk di erlenmeyer III, dengan jumlah yang
sangat kecil yakni sebanyak 5 mL, yang diperoleh dengan penyaringan, untuk
membuang pati santan yang masih terdapat dalam minyak. Sedangkan di
erlenmeyer I dan II yang terjadi hanya pemisahan antara blondo dengan air keruh
yang masih bercampur dengan pati santan.
Penyebab dari kegagalan terbentuknya minyak kelapa di erlenmeyer I dan
II, bisa disebabkan karena pengadukan yang kurang sempurna antara larutan
santan dengan enzim papain. Sebelum dimasukkan dalam inkubator, di dasar
erlenmeyer masih terlihat butiran-butiran enzim. Selain itu, disebabkan karena
kurang telitinya praktikan, yaitu tidak menambahkan jeruk nipis dan getah pepaya
ke dalam erlenmeyer sebelum dimasukkan ke dalam inkubator. Dimasukkan ke
dalam inkubator dengan tujuan untuk mencegah kontaminasi dengan udara-udara
luar dan bakteri-bakteri yang dapat merugikan. Faktor lain yang mungkin
menyebabkan kegagalan di erlenmeyer I dan II adalah waktu pengambilan hasil
dari inkubator yang terlalu lama. Sesuai dengan prosedur, seharusnya diambil
setelah 24-36 jam. Praktikum diadakan pada hari Jumat dan hasilnya diambil hari
Rabu, ini berarti hasil diambil setelah 5 hari atau 120 jam setelah dimasukkan ke
inkubator.
Dari percobaan ini kita ketahui manfaat dari enzim papain dalam
pembuatan VCO. Setelah percobaan selesai dilakukan ,seharusnya dapat diambil
kesimpulan bahwa semakin tinggi konsentrasi enzim papain ,semakin cepat VCO
terbentuk. Akan tetapi, karena adanya beberapa kesalahan selama praktikum, yang
telah dijelaskan sebelumnya, maka hasilnya justru terbalik dari yang diharapkan,
yakni konsentrasi enzim yang paling kecil yang berhasil memproduksi VCO.
VIII. KESIMPULAN DAN SARAN
a. Kesimpulan
1. VCO diproses tanpa pemanasan atau dengan pemanasan terbatas, bergizi
tinggi dan mengandung 47-53% asam laurat.
2. VCO diproses dengan meniru cara alam sehingga tidak merusak kandungan
essensial dari lemak kelapa.
3. Secara umum ada dua macam proses pembuatan VCO yakni proses panas dan
proses dingin.
4. Proses yang digunakan dalam pembuatan VCO dalam percobaan ini adalah
proses enzimatis yang termasuk dalam proses dingin.
5. Larutan santan dan enzim papain dimasukkan ke dalam inkubator bertujuan
untuk mencegah kontaminasi dengan udara luar dan bakteri-bakteri yang
dapat merugikan.
6. Enzim papain berfungsi untuk menguraikan protein yang terdapat dalam
santan sehingga emulsi santan bisa dipecahkan dan dapat diperoleh minyak
kelapa murni, serta untuk mempercepat terbentuknya VCO (Virgin Coconut
Oil).
7. Untuk mendapatkan minyak yang lebih banyak dibutuhkan enzim dengan
konsentrasi yang tinggi dan jumlah enzim yang lebih banyak pula.
8. VCO merupakan jenis minyak yang dapat menyembuhkan berbagai penyakit.
Hal ini didasarkan pada penelitian bahwa VCO tidak menimbulkan gangguan
pada tubuh manusia.
b. Saran
1. Sebaiknya enzim papain yang digunakan berkonsentrasi tinggi sehingga VCO
yang dihasilkan banyak.
2. Sebaiknya santan kelapa diambil buah kelapa tua yang segar.
3. Sebaiknya santan kelapa yang diambil benar-benar saringan pertama
IX. DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2005. Online: http://minyak-kelapa.blogspot.com/, diakses tanggal 28
Maret 2013.
Anonim. 2012. Online: http://perpus.unimus.ac.id/?p=112, diakses tanggal 28
Maret 2013.
Anonim. 2012. Online:http://www.berkhasiat.com/2012/10/khasiat-minyak-
kelapa.html, diakses tanggal 28 Maret 2013.
Djuita,Ratna,Ir & Dahlan ,Hatta, Dr,Ir,Meng.2005. Penuntun praktikum
Teknologi Bioproses. Laboratorium Teknologi Bioproses. Universitas
Sriwijaya
Esther, Yudi. 2012. Online: http://dee-sehat.blogspot.com/2012/11/manfaat-
vco.html, diakses tanggal 27 Maret 2013.
SpatulaGelas Ukur
Beker Gelas
SCHOTT
250
200
150
100
50
14.3
Erlenmeyer
X. GAMBAR ALAT
Neraca Analitis
Inkubator
Auto clave
XI. TUGAS KHUSUS