lap resmi 4

download lap resmi 4

of 15

Transcript of lap resmi 4

LAPORAN RESMI DASAR-DASAR EKOLOGIACARA 4ADAPTASI TANAMAN PADA FAKTOR AIR

Disusun Oleh :Nama : Zulfa RosyidhanaNIM : 13/350224/PN/13381Gol/Kel : A1/04Asisten : Ahmad Khoirudin Asrofi M.R. Ali Fikri Seilana Kusumawati

LABORATORIUM EKOLOGI TANAMANJURUSAN BUDIDAYA PERTANIANFAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS GADJAH MADAYOGYAKARTA2014ACARA 4ADAPTASI TANAMAN PADA FAKTOR AIR

I. TUJUAN1. Megetahui macam-macam adaptasi tanaman terhadap ketersediaan air2. Mengetahui perbedaan anatomis maupun morfologis tanaman yang beradaptasi pada kandungan air yang berbeda

II. TINJAUAN PUSTAKAAdaptasi dapat dirumuskan sebagai proses dan akibat (hasil), yang menjelaskan berbagai perubahan dalam organism (biologis). Menurut Julius Gould dan Williem L. Kolb, yang dimaksud dengan adaptasi adalah proses pada saat organisme (makhluk hidup) itu berhubungan dengan lingkungan fisik dan organik. Hasil hubungan ini adalah kelangsungan hidup secara biologis organism, spesies, atau populasi (Sutjipto,2008).Tumbuhan juga perlu beradaptasi terhadap lingkungannya baik lingkungan biotik maupun abiotik. Adaptasi dilakukan untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sehingga dapat bertahan hidup. Pada tanaman, penyesuaian dirinya dapat berupa adaptasi morfologi dan fisiologi. Adaptasi morfologi adalah adaptasi yang berupa penyesuaian bentuk tubuh terhadap lingkungannya. Misalnya pada tanaman kaktus yang menyesuaikan diri dengan iklim kering dengan cara mengubah bentuk daun menjadi duri untuk mengurangi transpirasi. Sedangkan adaptasi fisiologi adalah adaptasi yang meliputi fungsi alat-alat tubuh. Misalnya enzim tertentu yang dihasilkan oleh suatu organisme. Ada jenis tumbuhan tertentu yang dapat menghasilkan sejenis asam yang dapat mematikan hewan yang memakannya.Berbagai macam tumbuhan hidup pada habitat yang bermacam-macam pula. Keanekaragaman habitat disini dapat berarti ketersediaan airnya pun beraneka ragam. Karena itu, tanaman pada daerah yang memiliki ketersediaan air yang berbeda memiliki daya adaptasi yang berbeda. Air merupakan kebutuhan khusus pada pertumbuhan tanaman. Pembesaran sel yang terjadi sebagian besar untuk penyeimbangan air. Akar tumbuh menuju air di bawah tanah menunjukkan hidrotropisme positif. Tanaman beradaptasi agar dapat berkembang pada habitat dengan ketersediaan air yang berbeda. Hidrofit tumbuh di air, mesofit tumbuh pada tanah yang kandungan airnya cukup tersedia, sedangkan xerofit dapat tumbuh pada daerah gurun ataupun kering (Winokur, 1970).Air berperan dalam transpirasi, fotosintesis, dan regulasi stomata serta penting untuk pertumbuhan dan perluasan daun tanaman. Setiap jenis tanaman memiliki toleransi yang berbeda pada air. Air merupakan bagian penting dalam sebuah keahidupan system biologi. Air adalah kekuatan terbesar yang dibutuhkan dalam proses fisiologi dan biokimia (Ulukan, 2008). Berdasarkan perbedaan lingkungan akan ketersediaan air dan kemampuannya untuk beradaptasi, terdapat tiga penggolongan tanaman yaitu tanaman yang beradaptasi pada kondisi basah (hydrofit), tanaman yang beradaptasi pada kondisi kering (xerofit), dan tanaman yang beradaptasi pada kondisi air yang cukup (mesofit). Tanaman hydrofit mempunyai tempat penyimpanan gas yang bentuknya rongga udara yang di pisah-pisahkan oleh diafragma (aerenkim). Tanaman mesofit mempunyai kutikula yang tipis, stomata yang tidak dilindungi dan jaringan epidermisnya termodifikasi menjadi sel kipas untuk mengurangi penguapan. Tanaman xerofit memiliki struktur yang berfungsi mengurangi kehilangan air yang terabsorbsi yaitu penebalan pada lapisan epidermis (Leopald, 1964).Contoh tanaman xerofit adalah tanaman kaktus (Opunctia sp.) yang memiliki keistimewaan yang menyebabkan tanaman dapat bertahan hidup di lingkungan dan suasana kering. Tanaman ini memiliki batang dan daun yang tebal. Bagian-bagian tanaman ini dilapisi oleh kutikula yang tebal serta lapisan lilin dipermukaannya yang berfungsi mencegah kehilangan air pada proses transpirasi. Sedangkan contoh tanaman hidrofit adalah Anacharies lilies yang memiliki akar utama kecil dan tidak memiliki buluh-buluh akar (Kimball, 1965).Air merupakan usnur yang penting dan dibutuhkan oleh tanaman. Air digunakan dalam proses fisiologi tanaman dan digunakan pada proses-proses lain yang terjadi pada tanaman. Karena air merupakan unsure penting, setiap tanaman pada berbagai jenis dareah beradaptasi untuk mendapatkan dan menjada kandungan air pada tanaman. Apabila kekurangan air, proses proses yang terjadi pada tanaman dapat terhambat bahkan dapat menyebabkan kematian pada tanaman. Sebaliknya, pada beberapa jenis tanaman apabila terlalu banyak air yang tersedia ataupun diserap tanaman maka air yang berlebih tersebut dapat menyebabkan kebusukan pada tanaman. Penting bagi tanaman untuk beradaptasi dan menjaga kebutuhan air pada tubuhnya.

III. METODE PELAKSANAAN PRAKTIKUMPraktikum acara IV dengan judul Adaptasi Tanaman pada Faktor Air dilaksanakan di Laboratorium Ekologi Tanaman, Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada pada hari Senin, 31 Maret 2014. Alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah pisau/silet, mikroskop, kaca preparat, dan pensil. Bahan yang digunakan adalah tanaman mesofit (jagung / Zea mays), tanaman xerofit (kaktus / Opunctia sp.), tanaman hidrofit (enceng gondok / Eichornia crassipes) .Cara kerja pada percobaan ini yaitu disiapkan satu tanaman dari masing-masing kelompok tanaman, kemudian dilakukan pengamatan secara morfologis. Kemudian untuk setiap satu tanaman dibuat penampang melintang dan membujur daunnya untuk diamati secara anatomis. Pengamatan morfologis yaitu diamati habitus tanaman, bentuk batang dan cabang-cabangnya, bentuk daun, tangkai daun, permukaan daun dan ketebalan daun dan struktur akar. Pengamatan secara anatomis meliputi penampang melintang daun: ketebalan kutikula, letak stomata, banyak/ sedikitnya jaringan pengangkut, ada tidaknya tempat penimbunan air, aerenkim, dan sebagainya. Kemudian diamati penampang membujur daun, meliputi bentuk sel epidermis, banyak sedikitnya stomata, dan sebagainya. Kemudian dibuat skema atau gamabar tanaman atau bagian tanaman tersebut secara morfologis maupun anatomi, lengkap dengan keterangan bagian-bagiannya.

IV. HASIL PENGAMATANA. Tanaman Mesofit (Jagung)1. Secara morfologisKeterangan Gambar :1. Helaian daun2. Upih daun 3. Batang4. Akar adventif5. Akar serabut

Gambar 4.A.1. Morfologi tanaman jagung (Zea mays)Tanaman jagung merupakan tanaman mesofit yang beradaptasi pada lingkungan yang kadar airnya cukup. Akar jagung tergolong akar serabut dapat tumbuh pada kisaran 2 m. Pada tanaman yang sudah cukup dewasa muncul akar adventif. Batang jagung berbentuk tegak dan mudah terlihat, sebagaimana sorgum dan tebu, namun tidak seperti padi atau gandum. Batang beruas-ruas. Ruas terbungkus pelepah daun yang muncul dari buku. Daun jagung berbentuknya memanjang. Tulang daun sejajar dengan ibu tulang daun. Permukaan daun ada yang licin dan ada yang berambut. Stomata pada daun jagung berbentuk halter. Setiap stomata dikelilingi sel-sel epidermis berbentuk kipas (Anonim, 2013).2. Secara anatomis Penampang melintangKeterangan Gambar :1. Sel kipas2. Trikoma3. Kutikula4. Epidermis atas5. Mesofil6.Berkas Pengangkut yang belum terdeferensiasi7. Epidermis bawah8. Stoma

Gambar 4.A.2. Penampang melintang tanaman jagung (Zea mays)Struktur daun jagung dengan mesofil yang tidak terdeferensiasi. Tanaman ini menggunakan stomata sebagai alat untuk mengkonversi air dan menghindari keadaan stress yang sedang sampai stress yang berat. Jagung mempunyai sel kipas, inilah yang membedakannya dengan 2 jenis tanaman tadi. Tidak ada pembagian sel tiang dan spon. Lapisan dibawah epidermis letaknya teratur (Hidayat, 1995). Penampang membujurKeterangan Gambar:1.Sel epidermis dengan dinding sel yang berkelok-kelok2. Stomata bertipe Graminae, sel penutup berbentuk halter, membuka menutup sejajar poros stoma

Gambar 4.A.3. Penampang membujur tanaman jagung (Zea mays)Penampang membujur pada daun memilki epidermis yang terdapat dinding sel yang berkelok-kelok serta terdapat stoma yang bertipe Graminae, sel penutup berbentuk halter membuka dan menutup sejajar stoma. Bentuk dan sebaran stoma pada irisan membujur daun jagung bagian atas (stoma lebih banyak terdapat pada permukaan daun). Stomata banyak terdapat pada permukaan bawah daun. Bagian utama terdiri dari sel ramping dan memanjang. Sel penutup stomata berasosiasi dengan sel disampingnya (Hidayat, 1995).B. Tanaman Hydrofit (Enceng gondok)1. Secara morfologisKeterangan Gambar :1. Helaian daun (lamina)2. Tangkai daun (petiole)3. Akar dengan kantung akar

Gambar 4.B.1. Morfologi tanaman enceng gondok (Eichornia crassipes)Enceng gondok merupakan tumbuhan yang mengapung dalam air. Tumbuhan ini termasuk tumbuhan hydrofit yang beradaptasi pada lingkungan dengan jumlah air banyak. Enceng gondok tidak mempunyai batang, namun memiliki pangkal tangkai daun yang menggembung. Daunnya tunggal dan berbentuk oval yang ujung dan pangkalnya meruncing. Permukaan daunnya licin dan berwarna hijau. Akar tanaman ini merupakan akar serabut.2. Secara anatomis Penampang melintang

Keterangan Gambar :1. Kutikula2. Epidermis atas3. Rongga stoma4. Jaringan palisade5. Sklerenkim6. Rongga udara7. Stomata8. Berkas pengangkut9. Epidermis bawahGambar 4.B.2. Penampang melintang daun tanaman enceng gondok (Eichornia crassipes)

Enceng gondok gmempunyai lapisan kutikula yang tipis. Epidermis pada enceng gondok tidak berfungsi sebagai pelindung jaringan lain akan tetapi berfungsi sebagai jalan keluar gas. Selain itu, pada tanaman ini terdapat rongga stoma, jaringan palisade, sklerenkim, ruang udara, stoma, berkas pengangkut, dan epidermis bawah. Penampang membujur

Keterangan Gambar :1. Sel epidermis daun2. Stomata

Gambar 4.B.3. Penampang membujur tanaman enceng gondok (Eichornia crassipes)Epidermis tumbuhan air mempunyai fungsi bersifat melindungi dan berperan dalam pengambilan zat-zat nutrien dari air dan berperan pula dalam pertukaran gas. Kutikula sangat tipis, sebagaimana pula dinding sel. Sel-sel epidermis banyak hidrofit mengandung kloroplas. Daun-daun terbenam dalam air biasanya tidak berstomata walaupun terkadang ada dijumpai stomata vestigal. Akan tetapi, stomata terdapat di permukaan atas daun-daun terapung ( Barnabes et al. (1977) cit. Fahn, (1991)). Pada enceng gondok, stomatanya tersebar dan berpencar.

C. Tanaman Xerofit (Kaktus)1. Secara morfologisKeterangan Gambar :1. Batang 2. Daun3. Akar

Gambar 4.C.1. Morfologi tanaman kaktus (Opunctia sp.)Karakteristik morfologi kaktus pada subfamily Opunteae adalah tanaman berdaun, tetapi mudah gugur, tanaman berbentuk pohon semak atau perdu, bercabang, dan berarus pipih atau bulat. Batang kaktus beduri dan berambut halus tajam (Rukmana dan Oesman,2000).2. Secara anatomis Penampang melintangKeterangan Gambar1. Kutikula tebal2. Stomata tersembunyi3. Epidermis4. Jaringan palisade5. Hipodermis 6. Jaringan penyimpan airGambar 4.C.2. Penampang melintang tanaman kaktus (Opunctia sp.)Pada penampang melintang daun kaktus, daun dilapisi oleh kutikula yang sangat tebal, daun berdinding tebal, adanya lapisan lilin, menutup stomata penuh pada siang hari serta tersembunyi. Keadaan yang lain yaitu ruang sel yang dimiliki relatif kecil, akar yang sangat panjang sedangkan ciri yang khusus yaitu adanya jaringan penyimpan air yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan air secara efisien. Semua itu dilakukan sebagai bentuk adaptasi tanaman yang hidup pada kondisi air yang ekstrem yaitu kekeringan agar dapat bertahan hidupdan tetap eksis dan tidak punah. Tanaman kaktus juga terdapat epidermis, jaringan palisade, hipodermis, dan jaringan penyimpan air.Ukuran sel kecil dan tebal, kutikula tebal dan impermeable. Sistem jaringan pembuluh dan stomata bertambah rapat, jaringan tiang bertambah sedangkan jaringan spons berkurang. Stomata terletak didasar cekungan yang letaknya di permukaan daun (Hidayat, 1995). Penampang membujurKeterangan Gambar:1. Epidermis2. Stomata

Gambar 4.C.3. Penampang membujur tanaman kaktus (Opunctia sp.)Epidermis pada kaktus terkadang memiliki kutikula untuk membantu mengurangi penguapan. Sedangkan stomata pada kaktus terletak pada lapisan atas dan berjumlah banyak hal ini bertujuan untuk mengurangi penguapan. Pada batang tanaman kaktus terdapat klorofil sebagai zat warna hijau yang membantu kaktus untuk melakukan fotosintesis.

V. PEMBAHASANTanaman memerlukan air untuk memenuhi kebutuhannya untuk dapat bertahan hidup. Setiap tanaman hidup pada lingkungan dengan ketersediaan air yang berbeda. Oleh karena itu, adaptasi tanaman terhadap ketersediaan air pun berbeda-beda. Berdasrkan adaptasi terhadap ketersediaan air, tanaman dibedakan menjadi tiga jenis yaitu mesofit, hydrofit, dan xerofit.Tanaman mesofit adalah tanaman yang dapat hidup pada ketersediaan air yang cukup. Pada praktikum ini yang termasuk tanaman mesofit adalah tanaman jagung (Zea mays). Tanaman hydrofit adalah tanaman yang dapat hidup pada kondisi ligkungan dengan ketersediaan air cukup. Tanaman yang termasuk hydrofit pada praktikum ini adalah tanaman enceng gondok (Eichornia crassipes). Sedangkan tanaman xerofit dapat bertahan hidup pada kondisi kering atau ketersediaan air rendah. Pada praktikum ini yang termasuk tanaman xerofit adalah kaktus (Opunctia sp.).Perbedaan tanaman mesofit, hydrofit, dan xerofit dapat dilihat dari ciri-ciri morfologi dan fisiologi tanaman. Pada tanaman, adaptasi morfologi adalah penyesuaian bentuk organ tanaman terhadap lingkungannya. Sedangkan adaptasi fisiologi pada tanaman adalah penyesuaian sel ataupun jaringan tanaman terhadap kondisi lingkungan. Penyesuaian organ dan jaringan itulah yang menyebabkan tanaman dapat bertahan dalam lingkungan tertentu.1. Tanaman Enceng GondokTanaman enceng gondok merupakan tanaman hydrofit. Tanaman ini dapat bertahan pada lingkungan dengan kadar air yang berlebih (menggenang). Untuk itu tanaman enceng gondok melakukan adaptasi morfologi dan fisiologi. Enceng gondok gmempunyai lapisan kutikula yang tipis. Epidermis pada enceng gondok tidak berfungsi sebagai pelindung jaringan lain akan tetapi berfungsi sebagai jalan keluar gas. Selain itu, pada tanaman ini terdapat rongga stoma, jaringan palisade, sklerenkim, ruang udara, stoma, berkas pengangkut, dan epidermis bawah.Bentuk adaptasi tanaman gondok untuk daerah pada kondisi air yang berlebih adalah adanya jaringan aerenkim pada tangkai daun. Aerenkim adalah rongga udara pada organ vegetatif tanaman. Aerenkim merupakan ciri umum pada tanaman hidrofit. Keberadaan aerenkim berguna untukmembantu tanaman mengapung dan menyimpan udara. Selain itu enceng gondok juga mempunyai kutikula yang tipis. Lapisan kutikula yang tipis akan mempermudah terjadinya pertukaran air dari lingkungan ke tumbuhan dan kembali ke lingkungan (transpirasi). Daun yang tipis dan lebar juga mempermudah terjadinya transpirasi. Hal ini merupakan bentuk adaptasi tanaman enceng gondok pada kondisi air yang berlebih. Karena adaptasi ini, tanaman enceng gondok lebih mudah mengalami penguapan. Akar enceng gondok memiliki kantong. Akar ini berfungsi untuk meyimpan udara sehingga proses respirasi tetap dapat dilakukan secara aerob. Tangkai daun membengkok dan membentuk jaringan spon yang menjadi organ pengapung tumbuhan.Penampang melintang enceng gondok terdapat berkas pengangkut dan rongga udara (aerenkim) yang berfungsi sebagai tempat penyimpan udara sehingga membantu unuk mengapung. Rongga ini aktivitasnya adalah mengisi O2 dan diubah menjadi CO2 pada saat respirasi. Rongga ini sangat penting bagi tanaman yang hidup di air karena kadar oksigen yang banyak dalam air dapat menghambat pertumbuhan tanaman dan akar mengalami penyusutan.Sedangkan pada penampang membujur, enceng gondok mempunyai banyak stomata dan letaknya di permukaan daun bagian atas. Ini bertujuan agar terjadi penguapan secara intensif supaya kelebihan air pada tubuh tanaman dapat dikurangi. Stomata yang dimiliki oleh tumbuhan ini berbeda dengan yang dipunyai jagung yaitu dalam distribusinya, stomata enceng gondok tercecer dan menyebar sedangkan pada jagung teratur berjajar. Hal ini menunjukkan proses evapotranspirasi cukup besar

2. Tanaman JagungSecara morfologis tanaman jagung memiliki daun sejajar yang tipis dan panjang dan tidak terlalu lebar. Daun dengan struktur demikian berfungsi agar penguapan bisa optimum. Daun jagung ada yang berdaun pita, yaitu daun yang atasnya berbulu. Bulu-bulu tersebut merupakan modifikasi epidermis yang berfungsi untuk mengrangi terjadinya transpirasi agar tidak berlebihan, sehingga tanaman tidak kekurangan air pada saat udara panas. Trikoma menangkap titik air yang akan keluar dan mengurangi radiasi dari matahari sehingga dapat mengurangi suhu pada tumbuhan. Pengurangan panas yang diterima sangat penting karena perubahan suhu akan menyebabkan pemecahan molekul air sehingga menjadi cukup kecil untuk melewati pori-pori tanaman.Bentuk batang tanaman jagung kecil, tidak berongga, beruas-ruas, bulat atau hampir bulat, tidak bercabangan. Batang yang kecil berfungsi agar pengangkutan air tidak berlebihan dalam tubuh tanaman. Sistem perakaran serabut, mempunyai akar adventif, dan tidak terlalu panjang karena ketersediaan air yang mencukupi. Tanaman jagung mempunyai struktur stoma yang rapi dan tidak tidak tersebar. Stoma tanaman jagung terletak di bagian bawah permukaan daun. Jumlah stoma pada tanaman jagung sedikit, hal ini mengakibatkan jumlah cairan yang keluar juga sedikit. Stoma pada sebagian besar tanaman dari famili Poaceae adalah stoma berbentuk Gramineae. Bentuk dari stoma yang seperti ini menyebabkan tingkat transpirasi yang terjadi lebih kecil karena ukuran lubang yang dipunyai. Salah satu ciri khas tanaman mesofit adalah adanya sel kipas. Sel epidermis tanaman ini termodifikasi menjadi sel kipas yang berfungsi untuk mengurangi transpirasi. Sel kipas berguna sebagai sel motor yang mempengaruhi menutup dan membukanya daun. Pada saat tekanan turgor pada sel kipas tinggi maka daun akan membuka, sebaliknya bila tekanan turgor rendah maka daun akan menggulung. Lahan pasir merupakan lahan marjinal yang memiliki produktivitas rendah. Produktivitas lahan pasir pantai rendah karena adanya faktor pembatas yang berupa rendahnya kemampuan menyimpan dan menahan air, tingginya infiltrasi dan evaporasi , rendahnya kesuburan dan kandungan bahan organik serta rendahnya efisiensi penggunaan air (Kertonegoro, 2001).Kaktus merupakan tanaman xerofit. Tanaman xerofit dapat bertahan pada iklim kering dan ketersediaan air yang sedikit. Tanaman kaktus beradaptasi pada lingkungan kering secara morfologis maupun fisiologis. Secara morfologis kaktus memiliki daun yang berbentuk duri untuk mengurangi transpirasi. Sebagai ganti daun, batang tanaman kaktus mengandung klorofil pada seluruh permukaannya. Hal ini digunakan kaktus untuk berfotosintesis agar dapat membentuk cadangan makanan yang diperlukan kaktus. Perakaran kaktus juga dalam. Perakaran yang dalam ini digunakan kaktus untuk meraih air dan zat hara yang letaknya jauh dari tanaman kaktus. Batang kaktus juga mengandung lapisan lilin yang fungsinya mengurangi transpirasi untuk menjaga kadar air dalam tubuh kaktus. Kaktus (Opunctia sp.) memiliki daun yang mudah gugur. Secara anatomis, pada penampang melintang sel epidermis tanaman ini mengalami penebalan kutikula untuk mengurangi kehilangan air yang teradsorpsi. Selain itu, untuk beradaptasi pada daerah yang ketersediaan airnya sedikit, kaktus memerlukan jaringan penyimpan air. Stomatanya tersembunyi untuk memperkecil air yang keluar dari tubuh. Stoma yang sedikit, tenggelam, dan berlubang sempit mengurangi tingkat tranpsirasi yang terjadi pada tumbuhan kaktus. Untuk menyimpan air maka di dalam sel tanaman ini terdapat jaringan penyimpan air yang ada di bawah hipodermis. yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan air secara efisien Pada kaktus juga dilengkapi jaringan palisade. Ruang antar selnya relatif kecil.Pada penampang membujur terdapat banyak stomata di jaringan palisade yang berfungsi untuk fotosintesis. Stomatanya menutup penuh pada siang hari. Hal ini dilakukan agar tanaman dapat hidup pada kondisi air yang ekstrem yaitu kekeringan.

VI. KESIMPULAN1. Berdasarkan adaptasi terhadap ketersediaan air, tanaman dibedakan menjadi tanaman mesofit (tanaman yang beradaptasi pada kondisi air cukup), xerofit (tanaman yang beradaptasi pada kondisi air terbatas) dan hidrofit (berdaptasi pada air basah atau tergenang). 2. Adaptasi tanaman terhadap kadar air dapat berbentuk adaptasi morfologis maupun anatomis. Secara morfologis tanaman jagung (mesofit) beradaptasi dengan tidak adanya tangkai daun, tanaman kaktus (xerofit) beradaptasi dengan batang yang tebal dan duri hasil modifikasi daun, tanaman enceng gondok (hidrofit) beradaptasi dengan terdapat tangkai yang terdiferensial menjadi rongga udara. Secara anatomis perbedaan utama yang membedakan antara tanaman mesofit, xerofit dan hidrofit adalah adanya sel kipas (mesofit), adanya jaringan penyimpan air (xerofit) dan adanya aerenkim (hidrofit).

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2013. Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Jagung. . Diakses pada Rabu, 16 April 2014. Fahn, A. 1991. Plant Anatomy (Anatomi Tumbuhan, alih bahasa: Ahmad Soediarto, R.M. Trenggono Koesoemaningrat, Machmud Natasaputra, Hilda Akmal). Edisi ke-3. Gadjah Mada University Press. YogyakartaHidayat, E.B. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Institut Teknologi Bandung Press, Bandung.Kimball, J. 1965. Biology. Adisson-Wesley Publishing Company, Massachusette.Robert, L.W. 1976. Plant Biology. W. B. Sounder Company, London.Rukmana,R. dan Y.Y. Oesman. 2000. Tanaman Hias Kaktus. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.Sutjipto. 2008. Adaptasi geografi masyarakat petani Madura di Padukuhan Baran Kelurahan Buring Malang. Jurnal Jurusan Geografi FMIPA Universitas Negeri Malang. 37:97-102.Ulukan, H. 2008. Agronomic adaptation of some field crops: A general approach. Journal of Agronomy. 194:169-179.Winokur, Morris, and Odum. 1970. General Biology Littlefield. Totowa, New Jersey.