Lap Praktikum Imkg Topik 7

download Lap Praktikum Imkg Topik 7

of 10

description

imkg

Transcript of Lap Praktikum Imkg Topik 7

1. Tujuan

Di akhir praktikum mahasiswa mampu memanipulasi material cetak silikon dengan cara hand mixing dan static automixing.2. Manipulasi Material Cetak Silikon

2.1 Alat yang Digunakan :

a. Paper pad

b. Spatula

c. Mixing gund. Stopwatche. Catridge dan mixing tipsf.Sendok cetak sebagian

g. Model kerja2.2 Bahan yang Digunakan :

a. Material cetak silikon, 2 tube pasta

b. Material cetak silikon putty, 2 toples

c.Material cetak silikon light body dalam catridge

2.3 Cara Kerja :2.3.1 Hand Mixing

a.Model diletakkan di atas plat kaca

b.Pasta dasar dan pasta katalis dikeluarkan dan diletakkan di atas paper pad

Gambar1.Pasta dasar dan katalis di atas paper padc.Pasta dasar dan katalis dicampur menggunakan spatula dengan gerakan memutar selama 20 detik

Gambar2.Pencampuran pasta dasar dan katalis

d.Pencampuran dilanjutkan dengan gerakan melipat, area lebih luas selama 25 detik

e.Adonan material dimasukkan ke dalam sendok cetak sebagian, kemudian dicetakkan ke model

Gambar3.Perletakkan adonan material ke sendok cetak

f.Material cetak dibiarkan hingga setting

g.Material cetak dilepaskan dari model i.Amati kehalusan permukaan dan adanya gelembung udara pada permukaan hasil cetakan2.3.2 Static Automixing untuk Cetakan Double Impression

a.Material cetak silikon putty disiapkan . Catridge silikon light body dipasang pada mixing gun

Gambar4.Pemasangan Catridge silikon light bodyb.Satu takar base dan satu takar katalis silikon putty diambil . Kedua bahan dicampur dengan cara dilipat hingga warna homogen, kemudian diletakkan ke dalam sendok cetak sebagian, kemudian dicetakkan pada model hingga setting. Cetakan putty dikeluarkan dari model

Gambar5.Percetakkan adonan material di model

c.Untuk mendapatkan hasil cetakan lebih akurat, tambahkan material cetak silikon light body. Keluarkan material cetak silikon light body dari dalam catridge ke arah geligi yang akan dicetak, kemudian sendok cetak dicetakkan kembali ke model hingga setting, cetakan dilepas dari model

d.Amati kehalusan permukaan dan adanya gelembung udara pada permukaan hasil cetakan3. Hasil Praktikum

Gambar 6 dan 7 : Hasil cetakan

Pada praktikum material cetak elastomer, didapatkan hasil dari dua percobaan yang dilakukan yakni cetakan dari campuran polimerisasi kondensasi dengan polimerisasi adisi dan campuran polimerisasi kondensasi dengan polisulfida. Hasil cetakan yang berwarna hijau pada gambar 5 dan 6 merupakan campuran polimerisasi kondensasi dengan polimerisasi adisi, sedangkan hasil cetakan yang berwarna biru merupakan campuran polimerisasi kondensasi dengan polisulfida. Dari kedua cetakan yang dihasilkan, cetakan dengan campuran polimerisasi kondensasi dengan polimerisasi adisi lebih baik dari campuran polimerisasi kondensasi dengan polisulfida, yakni mencetak tekstur yang lebih detail.

4. Pembahasan

4.1 SilikonMaterial cetak silikon merupakan material cetak elatomer yang berbahan dasar polimer polymethyl siloxane, namun material cetak silikon dapat dibagi menjadi dua menurut mekanisme curing-nya yakni material cetak silikon adisi dan material cetak silikon kondensasi (van Noort, 2007 hal. 197)1) Silikon Kondensasi

Komponen utama material cetak silikon kondensasi adalah --hydroxyl terminated polydimethyl siloxane. Curing material cetak silikon kondensasi melibatkan reaksi dari gugus fungsional dari silikat, biasanya tetraethyl orthosylicate dengan stannous octoate. Material cetak elastomer terbentuk melalui cross-link antara terminal groups dari polimer silikon dan gugus silikat. (Annusavice, 2003 hal. 213)

Material cetak silikon kondensasi tersedia dalam bentuk pasta dasar dan pasta katalis yang berisi katalis dengan viskositas rendah. Material cetak silikon kondensasi dengan viskositas tinggi atau biasa disebut putty diciptakan untuk mengatasi polymerization shrinkage dari silikon kondensasi. Material cetak silikon kondensasi dengan viskositas tinggi mengandung banyak filler sehingga polimer yang digunakan lebih sedikit, hal ini akan mengurangi polymerization shrinkage. (Annusavice, 2003 hal. 213-214)

2) Silikon Adisi

Material cetak silikon adisi biasanya disebut juga material cetak polyvinyl siloxane atau vinyl polysiloxane. Berbeda dengan material cetak silikon kondensasi, reaksi polimerisasi material cetak silikon adisi diterminasi dengan vinyl groups dan bereaksi cross-link dengan hybride groups yang diaktivasi dengan platinum salt catalyst. (Annusavice, 2003 hal. 214)

Bahan dasar material cetak silikon adisi mengandung polymethyl hydrogen siloxane, sedangkan katalisnya mengandung divinyl polydimethyl siloxane. Jika katalisnya mengandung aktivator platinum salt, maka bahan dasarnya akan mengandung silikon hibrida, selain itu dalam katalis juga akan disediakan retarder. Salah satu kekurangan dari material cetak silikon adisi adalah sifatnya yang hidrofobik, dan ini akan menyebabkan berkurangnya akurasi cetakan. (Annusavice, 2003 hal. 215)

4.2 Manipulasi Material SilikonDua jenis sistem yang tersedia untuk mencampur base dan katalis secara menyeluruh untuk mendapatkan model negative : static automixing dan hand mixing.

1. static automixingSiapkan material cetak silicon putty . Pasang cartridge silicon light body pada mixing gun. Ambil satu takar base dan satu takar katalis silicon putty. Campur kedua bahan dengan cara dilipat hingga warna homogeny, letakkan ke dalam sendok cetak sebagian, kemudian dicetakkan ke dalam model hingga setting. Cetakan putty dikeluarkan dari model. Untuk mendapatkan hasil cetakan lebih akurat,tambahkan material cetak silicon light body. Keluarkan material cetak slight body dari dalam catridge kearah gigi geligi yang akan dicetak, kemudian sendok cetak b dicetakkan kembali ke model. Setelah setting, cetakan dilepas dari model

Base dan katalis dalam silinder terpisah dari cartridge plastik. Cartridge ditempatkan di mixing gun yang mengandung dua piston yang terdorong oleh ratchet sebuah mekanisme untuk mendorong base dan katalis dalam jumlah yang sama. Base dan katalis didorong melewati ujung-static mixing yang mengandung plastik stasioner spiral; dua komponen yang berada pada masing-masing piston akan tercampur rata karena terdorong sampai keujung spiral, menghasilkan campuran yang seragam pada ujung gun. (R.L. Sakaguchi et al, p. 286-287)

2. Hand mixing

Letakkan model di atas plat kaca. Keluarkan pasta dasar dan pasta katalis di atas paper pad dengan panjang 2 cm. Campur pasat dasar dan katalis dengan spatula dengan gerakan memutar selama 20 detik. Lanjutkan pencampuran dengan gerakan melipat, area lebih luas selama 25 detik. Masukkan adonan material ke dalam sendok cetak sebagian, kemudian dicetakkan ke model. Biarkan material cetak dari model. Amati kahalusan permukaan dan adanya gelembung udara pada permukaan hasil cetakan. (R.L. Sakaguchi et al, p. 286-287)Salah satu variasi dalam pencampuran dengan silikon Selain itu dua dempul sistem dicampur dengan tangan. Sendok adalah diberikan oleh produsen mengenai penetapan, dan yang putties yang paling sering diremas dengan jari sampai bebas dari goresan. Bahan dempul yang memiliki cairan katalis pada awalnya dicampur dengan spatula sampai katalis cukup dimasukkan, dan pencampuran selesai dengan tangan. Perlu dicatat bahwa lateks sarung tangan dapat mengganggu pengaturan silikon Selain itu bahan impression, seperti yang dibahas kemudian. (R.L. Sakaguchi et al, p. 286-287)

4.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Stabilitas DimensionalStabilitas dimensional bahan dimensional adalah kemampuan bahan tersebut untuk tetap mempertahankan bentuk ketika diberikan berbagai tingkatan suhu, kelembaban atau tekanan. Stabilitas dimensional menunjukkan keakurasian bahan cetak tersebut. Bahan cetak silikon memiliki stabilitas dimensional yang baik. Stabilitas dimensional dipengaruhi oleh beberapa faktor yang diperoleh ketika pemanipulasian maupun dari sifat-sifat bahan cetak itu sendiri. (Wassell RW et al, 2002)

Ketika pemanipulasian :

1. Temperature

Perubahan temperatur pada bahan cetak silikon dapat menyebabkan shrinkage yang juga dapat terjadi karena perbedaan temperatur di dalam mulut dengan suhu ruangan. Temperatur di dalam mulut lebih tinggi daripada temperatur pada suhu ruangan, sehingga terjadi penurunan temperatur pada saat bahan cetak dipindahkan dari mulut ke ruangan. Bahan cetak silikon memiliki nilai koefisien thermal contraction sebesar 220 ppm/C

2. Proses Cross linking

Bahan cetak silikon adalah bahan cetak yang berubah dari pasta menjadi solid melalui proses polimerisasi, ketika proses ini terjadi bahan cetak silikon mengalami shrinkage. Shrinkage ini adalah hasil penyusunan kembali ikatan partikel yang terjadi ketika proses polimerisasi. Bahan cetak silikon mengalami shrinkage yang paling sedikit dibandingkan dengan bahan cetak lainnya (R.M. Sakaguchi et al, p. 293-295)

3. Penggunaan sarung tangan Latex

Bahan cetak silikon menunjukkan perbedaan stabilitas dimensional pada pengadukan yang menggunakan sarung tangan latex. Hal ini disebabkan oleh adanya senyawa sulfur yang terdapat di dalam sarung tangan latex dapat mempengaruhi platinum-katalis, sehingga berakibat penundaan pengerasan atau bahkan tidak terjadi polimerisasi pada area yang terkontaminasi sulfur tersebut. (R.M. Sakaguchi et al, p. 293-295)

Disebabkan Sifat bahan cetak :

1. Viskositas

Stabilitas dimensional bahan cetak silikon juga dipengaruhi oleh viskositas bahan cetak tersebut. Bahan cetak dengan viskositas yang rendah memiliki shrinkage yang paling tinggi yaitu sekitar 0.02-0.005 persen shrinkage. Hal ini disebabkan oleh sedikitnya filler yang terdapat di dalam bahan cetak tersebut. Oleh karena itu, pada bahan cetak dengan viskositas putty dapat mengurangi shrinkage. (R.M. Sakaguchi et al, p. 293-295)

2. Elastisitas

Stabilitas dimensional bahan cetak juga dipengaruhi oleh elastisitas. Suatu bahan cetak harus dapat kembali ke bentuk semula setelah diberikan tekanan. Bahan cetak yang memiliki stabilitas dimensional yang baik haruslah memiliki elastisitas yang tinggi. bahan cetak silikon memiliki nilai elastic recovery sebesar sekitar 99% (R.M. Sakaguchi et al, p. 293-295)

3. Tekanan

Bahan cetak dengan viskositas yang tinggi memiliki nilai flow yang lebih rendah. Oleh karena itu maka dibutuhkan tekanan untuk membuat bahan cetak tersebut mengalir dan mencetak detail yang baik, namun pada bahan cetak silikon cukup diberikan tekanan yang ringan untuk menghasilkan flow, karena dapat terjadi renggangan akibat tekanan yang kuat selama pencetakan. Renggangan ini dapat mengurangi stabilitas dimensional bahan cetak. (R.M. Sakaguchi et al, p. 293-295)

5. Perbandingan Teori dengan PercobaanHasil praktikum menunjukkan bahwa cetakan dengan campuran polimerisasi kondensasi dengan polimerisasi adisi lebih baik dari campuran polimerisasi kondensasi dengan polisulfida. Hal ini disebabkan oleh sifat silikon adisi sama seperti silikon kondensasi. Kedua bahan cetak tersebut memiliki karakteristik setting yang adekuat, resistensi robek, dan elastisitas yang ideal. Pengadukan dengan hand mixing juga mempengaruhi munculnya gelembung karena proses pencampuran yang tidak sempurna saat diaduk diatas paper pad. Di sisi lain, static automixing memberikan hasil yang lebih baik dengan tidak adanya gelembung udara saat proses polimerisasi usai.6. Kesimpulan

cetakan dengan campuran polimerisasi kondensasi dengan polimerisasi adisi lebih baik dari campuran polimerisasi kondensasi dengan polisulfida. Beberapa hal yang mempengaruhi hasil percobaan adalah cara manipulasi yaitu hand mixing dan static automixing, temperatur lingkungan, dan kesempurnaan pengadukan pada hand mixing.7. Daftar Pustaka

R.L., Sakaguchi, et al. 2006. Craig's Restorative Dental Materials 13th edition. Philadelphia: Mosby Elsevier; Page 286-287, 293-295

Anusavice, K.J. 2003. Phillips Science of Dental Material 11th edition. Missouri: Saunders Elsevier; Page 197, 213-215Wassel, R.W., D. Barker and A. W. G. Walls. 2002.Crowns and other extra-coronal restorations: Impression materials and technique. New Castle: British Dental Journal

1