Lap. Permebilitas Anni
-
Upload
ariestiani-ani -
Category
Documents
-
view
93 -
download
0
Transcript of Lap. Permebilitas Anni
ARIESTIANI 240210090047
Praktikum Pengemasan PanganKelompok 8
V. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
Pada praktikum ini, dilakukan pengujian permeabilitas uap air dari film
atau plastik. Pengujian permeabilitas uap air dari film atau plastik ini bertujuan
untuk mengenal pengujian kecepatan transmisi uap air melalui plastik pengemas,
menentukan kecepatan transmisi uap air dari beberapa contoh bahan pengemas
pada temperature, kelembaban tertentu dan permeabilitas plastik pengemas.
Plastik pada umumnya terdiri dari polimer karbon, karbon dengan oksigen,
nitrogen, klorin, atau belerang di bagian dari rantai di jalur utama yang
menghubungkan unit monomer menjadi kesatuan. Sifat plastik adalah kuat,
ringan, tidak berkarat, bersifat termoplastis (direkatkan melalui panas), dapat
diberi label atau cetakan dengan berbagai kreasi, mudah diubah bentuknya, dan
dapat digunakan dalam bentuk tunggal komposit atau multilapis dengan hampir
semua jenis bahan lain seperti karton, kertas, plastik dan lainnya yang disebut
sebagai proses laminasi (Herudiyanto, 2008).
Plastik yang bersifat fleksibel mempunyai sifat-sifat yang berbeda dalam
daya tembusnya terhadap gas seperti nitrogen, oksigen, belerangoksida, dan air
karena fungsi pengemas dalam menurunkan tingkat pembusukan dari beberapa
bahan pangan erat kaitannya dengan penembusan gas, baik ke dalam maupun ke
luar dari kemasan, keterangan mengenai daya tembus kemasan sangat penting.
(Buckle et al, 1987).
Plastik pengemas tidaklah secara absolut mampu menahan gas dan
kelembaban karena film plastik permeabel terhadap gas dan uap air. Masing-
masing plastik pengemas mempunyai tingkatan permeabilitas yang berbeda dan
besarnya dipengaruhi oleh faktor jenis plastik, ketebalan plastik, temperatur, dan
beberapa parameter lainnya.
Permeabilitas adalah kemampuan suatu bahan untuk menahan laju keluar
masuknya gas. Permeabilitas memberikan gambaran tentang mudah tidaknya uap
air menembus atau berdifusi ke dalam suatu material (plastik film). Permeabilitas
plastik film terhadap uap air sangat penting untuk diketahui karena ketahanan
plastik terhadap uap air merupakan salah satu faktor yang sangat mempengaruhi
dalam penentuan jenis kemasan yang cocok digunakan untuk mengemas suatu Permeabilitas Uap Air dari Film/Plastik
ARIESTIANI 240210090047
Praktikum Pengemasan PanganKelompok 8
produk pangan tertentu . Faktor yang mempengaruhi daya tembus adalah beda
tekanan, suhu, dan kelembaban udara. Permeabilitas adalah proses larutnya suatu
gas di salah satu permukaan bahan kemasan kemudian berdifusi melewati sisi
bahan kemasan lainnya. Laju transmisi uap air pada kemasan dinyatakan dengan
beberapa istilah yaitu Wvtr, Wvpm, Wvpb. (Setiasih, I. 2006)
Pengujian ini dilakukan selama 6 hari dengan mengukur daya permeabilitas
dari plastik jenis polietilen (PE), polipropilen (PP), polivinilclorida (PVC), dan
High density poli etilen (HDPE) dan PP tebal. Metode yang umum digunakan
untuk mengukur permeabilitas uap ialah dengan metode gravimetri. Dalam
metode ini digunakan suatu desikan yang bisa menyerap uap air dan menjaga
supaya tekanan uap air tetap rendah disimpan dalam suatu wadah yang kemudian
ditutup dengan film plastik yang akan diukur permeabilitasnya.
Dilakukan tiga kondisi yaitu, wadah kontrol yang tidak diberikan desikan,
wadah yang diisi desikan garam, dan wadah yang diisi desikan silika gel. Cawan
tersebut permukaannya dilapisi sampel plastik kemudian diikat dengan karet dan
dilapisi malam. Penggunaan malam (lilin) bertujuan agar jumlah uap air yang
akan diserap oleh desikan hanya berasal dari penyerapan permukaan plastik bukan
dari celah antara cawan dengan plastik. Desikan adalah zat penyerap uap air yang
digunakan untuk mengetahui berapa uap air yang dapat diserap oleh jenis plastik
tertentu.
Mula-mula untuk kontrol kita hanya menyiapkan wadah lalu menutupnya
dengan menggunakan plastik yang ingin diuji hingga rapat menggunakan karet.
Setelah itu tutup sisi permukaan wadah yang dapat dimasuki udara dengan
menggunakan malam. Pengamatan dilakukan tiap hari dengan cara
menimbangnya sampai mendapatkan lima titik kemudian dibuat grafik.
Sedangkan dengan tambahan silika gel dan garam, kita memasukkan silika gel
atau garam kedalam wadah yang sudah disiapkan lalu tutup rapat wadah dengan
menggunakan plastik yang sudah ditentukan. Tutupi sisi yang mungkin dimasuki
udara dengan menggunakan malam. Setelah itu perlakuan yang dilakukan sama
dengan kontrol dan pengamatan dilakukan setiap hari dengan mencatat berat,
suhu, dan RH dari gelas tersebut. Hasil pengamatan kemudian dibuat grafik dan
tabel dan kemudian dicari nilai WVTR.Permeabilitas Uap Air dari Film/Plastik
ARIESTIANI 240210090047
Praktikum Pengemasan PanganKelompok 8
Desikan yang digunakan adalah silika gel dengan sifat dapat menyerap air,
garam yang tidak begitu menyerap air, dan kontrol yang disebut juga sebagai
blanko. Gelas ditutup rapat dengan plastik dimana bagian bawahnya ditutupi
dengan malam. Hasil pengamatan yang didapatkan adalah terjadi kenaikan dan
penurunan dengan alasan bahwa kenaikan berat disebabkan oleh udara atau gas
yang masuk menembus kedalam gelas melalui kemasan yang disebut juga
permeabilitas sebaliknya penurunan terjadi karena udara dari dalam gelas keluar
menembus plastik uji melalui kemasan. Gas tersebut dapat melewati kemasan
melalui mekanisme pori mikroskopikdan difusi teraktivasi karena perbedaan
konsentrasi.
Polietilen (PE)
Hari ke-
Perubahan Berat WVTRRH Silica Gel
(gram)Garam(gram)
Kontrol(gram)
Silica Gel Garam Kontrol
1 148,5926 157,2767 115,1443 0 0 0 68,62 148,5000 157,1600 115,0400 -4,0939x10-3 -2,5797x10-3 -4,6111x10-3 72,23 148,5726 157,2622 115,1160 -4,4210x10-4 -3,2052x10-4 -6,2557x10-4 -4 148,6211 157,2755 115,1228 -2,9473x10-4 -1,7684x10-5 -3,1684 x10-4 -5 148,6323 157,2729 115,1176 4,3879x10-4 -4,1999x10-5 -2,9510 x10-4 -6 148,6186 157,2404 115,0921 2,2989x10-4 3,2097x10-4 -4,6155 x10-4 -
*Keterangan :
(-) menandakan desikan mengalami penambahan berat.
Permeabilitas Uap Air dari Film/Plastik
ARIESTIANI 240210090047
Praktikum Pengemasan PanganKelompok 8
Berdasarkan sifat permeabilitasnya yang rendah polietilen banyak
digunakan sebagai pengemas makanan (Sacharow dan Griffin, 1970). Salah satu
contoh jenis pangan yang dikemas dalam plastik jenis PE (polietilen) yaitu daging
unggas. Sedangkan daging masak/olahan biasa dikemas dengan kedap gas dan uap
air seperti PE/PVDC/PA atau PE/PET.
Pada desikan, pertambahan berat setiap harinya mengalami kenaikan. Hal
ini kemungkinan terjadi karena semakin lama masa penyimpanan, semakin
banyak pula uap air yang diserap oleh desikan dan menjaga supaya tekanan uap
air tetap rendah.
Polipropilen (PP)
HariSilika(gram)
Garam(gram)
KontrolWVTR
Silika Garam Kontrol0 154,43 138,949 126,716 0 0 01 154,432 138,938 126,702 -2,82E-05 1,06E-04 1,34E-042 154,447 138,935 126,696 -8,41E-05 6,42E-05 9,43E-053 154,518 138,952 126,705 -2,86E-04 -1,04E-05 3,34E-054 154,532 138,946 126,7 -2,49E-04 6,81E-06 3,87E-055 154,542 138,927 126,688 -2,19E-04 4,18E-05 5,35E-05
Permeabilitas Uap Air dari Film/Plastik
ARIESTIANI 240210090047
Praktikum Pengemasan PanganKelompok 8
*Keterangan :
(-) menandakan desikan mengalami penambahan berat.
Polipropilen memiliki daya tembus uap air yang rendah (Winarno dan
Jenie, 1983). Roti yang mengandung humektan membutuhkan kemasan yang
kedap air. Biskuit dan makanan kering lainnya biasanya menggunakan selulosa
yang berlapis (PP).
Permeabilitas Uap Air dari Film/Plastik
ARIESTIANI 240210090047
Praktikum Pengemasan PanganKelompok 8
PP Tebalhari Silika gel wvtr Garam wvtr Kontrol wvtr
0 153,2948 0 145,66 0 117,283 01 153,305 -0,000247733 145,652 0,000184585 117,274 0,0002112 153,3258 -0,000376457 145,647 0,000153012 117,271 0,0001453 153,415 -0,000973122 145,672 -9,796E-05 117,288 -4,1E-054 153,4375 -0,000866459 145,671 -6,5576E-05 117,282 3,64E-065 153,4452 -0,00073057 145,673 -6,2176E-05 117,286 -1,3E-05
*Keterangan :
(-) menandakan desikan mengalami penambahan berat.
Permeabilitas Uap Air dari Film/Plastik
ARIESTIANI 240210090047
Praktikum Pengemasan PanganKelompok 8
Berdasarkan data di atas, ternyata PP sama dengan PE bahwa pertambahan berat
pada desikan lebih besar daripada kontrol. Hal ini terjadi karena penggunaan desikan
berfungsi untuk menyerap uap air dan menjaga supaya tekanan uap air tetap rendah.
Pada desikan, pertambahan berat setiap harinya mengalami kenaikan. Hal ini
kemungkinan terjadi karena semakin lama masa penyimpanan, semakin banyak pula uap
air yang diserap oleh desikan.
High Density Polietilen (HDPE)
hari kontrol wvtr Garam wvtr silica gel wvtr
Permeabilitas Uap Air dari Film/Plastik
ARIESTIANI 240210090047
Praktikum Pengemasan PanganKelompok 8
0 115,875 0 146,465 0 141,535 0
1 115,8589 0,010409483 146,4533 0,007564655 141,54 -0,00323
2 115,8497 0,008178879 146,4505 0,0046875 141,598 -0,02037
3 115,8544 0,004439655 146,472 -0,00150862 141,652 -0,02522
4 115,853 0,003556034 146,476 -0,00177802 141,6789 -0,02326
5 115,834 0,005301724 146,4586 0,000827586 141,686 -0,01953
Permeabilitas Uap Air dari Film/Plastik
ARIESTIANI 240210090047
Praktikum Pengemasan PanganKelompok 8
Berdasarkan data di atas, ternyata pada umumnya pertambahan berat pada
desikan lebih besar daripada kontrol. Hal ini terjadi karena penggunaan desikan berfungsi
untuk menyerap uap air dan menjaga supaya tekanan uap air tetap rendah. Baik pada
desikan maupun kontrol, pertambahan berat setiap harinya tidak konstan. Ada yang
meningkat tetapi ada juga yang menurun. Hal ini kemungkinan terjadi karena kesalahan
pengamatan pada saat praktikum.
Hari
Waktu
(jam)
Kontrol(gram)
WVTR(10-5)
Garam(gram)
WVTR(10-5)
silica gel(gram)
WVTR
0 0 115,8705 0 143,673 0 138,198 01 24 115,8506 13,1968 143,6644 5,70312 138,2156 -0,000122 48 115,8394 10,312 143,6625 3,48156 138,2464 -0,000163 72 115,8497 4,59785 143,685 -2,6526 138,3614 -0,000364 96 115,8372 5,52075 143,6832 -1,691E-05 138,3973 -0,000335 120 115,8237 6,20712 143,6671 0,782521 138,4134 -0,00029
Polivinil Chlorida (PVC)
*Keterangan :
(-) menandakan desikan mengalami penambahan berat.
Grafik :
Permeabilitas Uap Air dari Film/Plastik
ARIESTIANI 240210090047
Praktikum Pengemasan PanganKelompok 8
Menurut Suyitno (1990) PVC mempunyai sifat sangat sukar ditembus air dan
permeabilitas gasnya rendah sehingga sesuai untuk mengemas makanan yang banyak
mengandung air. Daging segar dikemas dalam plastik PVC yang mempunyai
permeabilitas tinggi, hal ini bertujuan untuk memberikan penampakan daging yang cerah
merah.
Lain halnya dengan PE, PP, dan HDPE. Berdasarkan data di atas, ternyata pada
PVC pertambahan berat pada desikan dan kontrol tidak konstan sehingga tidak dapat
dibandingkan mana yang lebih besar pertambahan beratnya. Karena terdapat desikan
yang pertambahan beratnya lebih besar daripada kontrol. Tetapi juga sebaliknya, terdapat
desikan yang pertambahan beratnya lebih kecil daripada kontrol
Begitu juga dengan pertambahan berat setiap harinya. Baik pada desikan maupun
pada kontrol, pertambahan berat setiap harinya tidak konstan. Ada yang meningkat tetapi
ada juga yang menurun. Kedua hal tersebut kemungkinan terjadi karena kesalahan
praktikan yang kurang teliti pada saat melakukan proses percobaan maupun pengamatan
pada saat praktikum.
Permeabilitas Uap Air dari Film/Plastik
ARIESTIANI 240210090047
Praktikum Pengemasan PanganKelompok 8
Jenis plastik yang baik digunakan sebagai kemasan yaitu plastik yang memiliki
permeabilitas rendah. Berdasarkan hasil pengamatan, ternyata jenis plastik yang memiliki
permeabilitas paling rendah dibandingkan jenis plastik lain yaitu PE. Hal ini sesuai
dengan literatur yang menjelaskan bahwa berdasarkan sifat permeabilitasnya yang rendah
polietilen banyak digunakan sebagai pengemas makanan (Sacharow dan Griffin, 1970).
Sifat terpenting bahan kemasan yang digunakan meliputi permeabilitas gas dan
uap air, bentuk dan permukaannya. Permeabilitas uap air dan gas, serta luas permukaan
kemasan mempengaruhi jumlah gas yang baik dan luas permukaan yang kecil
menyebabkan masa simpan produk lebih lama. PVC mempunyai sifat keras, kaku, jernih
dan mengkilap, sangat sukar ditembus air dan permeabilitas gasnya rendah sehingga
sesuai untuk mengemas makanan yang banyak mengandung air.
Menurut Buckle et al. (1987) permeabilitas gas PVC (seperti CO2, O2, N2) lebih
rendah dibandingkan dengan HDPE, LDPE, dan PP sehingga PVC cocok untuk
mengemas produk yang banyak mengandung senyawa volatil (senyawa yang mudah
menguap). Hal ini bertentangan dengan hasil pengamatan yang menyatakan permeabilitas
PVC lebih tinggi dibanding jenis plastik lain. Hal ini mungkin disebabkan ketebalan dan
kualitas PVC yang digunakan tidak sama bagusnya dengan yang biasa dan juga mungkin
disebabkan kondisi lingkungan yang berubah-ubah membuat penurunan kualitas dari
plastik tersebut.
Ketahanan plastik terhadap uap air sangat menentukan daya simpan
produk pangan yang dikemasnya. Semakin rendah permeabilitas plastik maka
semakin lama daya simpan produk pangan yang dikemasnya. Semakin besar
pertambahan berat maka semakin besar pula daya permeabilitasnya yang berarti
semakin mudah untuk melewatkan gas termasuk uap air, produk pun akan
semakin cepat rusak.
Nilai akhir WVTR untuk kontrol adalah PP sebesar 5.35x-5, PE sebesar
4.6155x-4, PVC sebesar 6.20712, PP tebal sebesar 1.3x-5 dan HDPE sebesar
0,005301724 sehingga apabila diurutkan maka PVC>HDPE>PE>PP>PP tebal
untuk kontrol. Nilai akhir WVTR untuk silika gel adalah PP sebesar 2.19x10 -4, PE
sebesar 2.2989x10-4, PVC sebesar 0.00029, HDPE sebesar 0,01953, PP tebal
sebesar 0.00073057sehingga apabila diurutkan maka HDPE> PVC>PE>PP>PP
tebal untuk silika gel. Nilai akhir WVTR untuk garam adalah PP sebesar 4.18x -5,
PE sebesar 3.2097x-4, PVC sebesar 0.782521, PP tebal sebesar 6.217x10-5 dan
Permeabilitas Uap Air dari Film/Plastik
ARIESTIANI 240210090047
Praktikum Pengemasan PanganKelompok 8
HDPE sebesar 0,000827586 sehingga apabila diurutkan maka
PVC>PE>HDPE>PP>PP tebal untuk garam.
Data antara garam dan silika gel kemudian dibandingkan dengan data dari
kontrol. Berdasarkan hasil pengamatan tersebut maka plastik HDPE paling baik
digunakan sebagai pengemas karena permeabilitasnya rendah. Plastik dengan
permeabilitas tertinggi adalah PP dan PVC sehingga mudah ditembus oleh gas
dan uap air. Penyebabnya kemungkinan adalah ketebalan dari plastik karena
semakin tebal plastik maka semakin rendah permeabilitasnya.
Permeabilitas Uap Air dari Film/Plastik
ARIESTIANI 240210090047
Praktikum Pengemasan PanganKelompok 8
KESIMPULAN
1. Semakin rendah permeabilitas plastik maka semakin lama daya simpan produk
pangan yang dikemasnya.
2. Semakin besar pertambahan berat maka semakin besar pula daya permeabilitasnya
yang berarti semakin mudah untuk melewatkan gas termasuk uap air, produk pun
akan semakin cepat rusak.
3. Jenis plastik yang permeabilitas uap air dan gasnya paling rendah dan paling baik
mempertahankan beratnya adalah plastik PP oleh karena itu plastik PP baik
digunakan untuk mengemas produk yang peka oksigen dan uap air. Namun,
menurut Buckle, Jenis plastik yang permeabilitas uap air dan gasnya paling
rendah adalah plastik PVC oleh karena itu plastik PVC baik digunakan untuk
mengemas produk yang peka oksigen dan uap air.
4. Plastik yang paling bagus jika diurutkan berdasarkan hasil pengamatan terhadap
perubahann berat dalam grafik dan perhitungan permeabilitas yang paling kecil
adalah PVC, PP, PE, dan HDPE.
Permeabilitas Uap Air dari Film/Plastik
ARIESTIANI 240210090047
Praktikum Pengemasan PanganKelompok 8
DAFTAR PUSTAKA
Buckle, K.A, Edwards, R.A, Fleet, G.H. dan M. Wooton, 1985. Ilmu Pangan. Penerjemah Hari Purnomo dan Adiono. UI-Press, Jakarta.
Desroiser, N.W. 1988. Teknologi Pengawetan Pangan. Penerjemah Muchji Mulyohardjo. Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta.
Herudiyanto,M.S. 2008. Teknologi Pengemasan Pangan. Widya Padjajaran, UNPAD, Bandung.
Setiasih, I, Heri R.M. 2006. Buku Ajar Penuntun Praktikum Prinsip Keteknikan Pengolahan Pangan. UNPAD, Bandung.
Permeabilitas Uap Air dari Film/Plastik