Lap or An

40
LAPORAN STUDI KASUS INDUSTRI Oleh: DANIEL LUTHER WOKAS 0201010012

Transcript of Lap or An

Page 1: Lap or An

LAPORAN

STUDI KASUS INDUSTRI

Oleh:

DANIEL LUTHER WOKAS

0201010012

PROGRAM STUDI ILMU PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS WISNUWARDHANA MALANG

2006

Page 2: Lap or An

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Studi Kasus Industri ini disusun

sebagai salah satu syarat penyusunan skripsi

di Fakultas Psikologi Universitas Wisnuwardhana Malang

Oleh:

DANIEL LUTHER WOKAS

0201010012

Mengetahui,

Dekan Fakultas Psikologi

Universitas Wisnuwardhana Malang

H. Amir Hasan Ramli, Drs.Psi., MSi.

Menyetujui,

Dosen Pembimbing

Nurwahyu Nasrun, Dra.Psi.

Page 3: Lap or An

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karuniaNya

maka penulis dapat menyelesaikan Laporan Studi Kasus Industri ini.

Adapun maksud dari disusunnya studi kasus ini adalah sebagai salah satu

syarat dan tugas dari Fakultas Psikologi Universitas Wisnuwardhana Malang untuk

menyusun skripsi.

Penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu dan mendukung penulis mulai dari pelaksanaan kegiatan sampai dengan

penyelesaian penyusunan laporan studi kasus ini, yaitu:

1. Bapak H. Amir Hasan Ramli, Drs.Psi, MSi. selaku Dekan Fakultas Psikologi

Universitas Wisnuwardhana Malang.

2. Ibu Nurwahyu Nasrun, Dra.Psi. selaku dosen pembimbing studi kasus ini yang

dengan penuh kesabaran telah memberikan bimbingan, arahan, masukan, serta

bersedia meluangkan waktunya untuk bimbingan.

3. Bapak Dicky W. selaku pimpinan SPBU 54-671.11 Suwayuwo-Sukorejo,

Pasuruan, yang telah memberi ijin untuk penelitian.

4. Karyawan SPBU 54-671.11 Suwayuwo-Sukorejo, Pasuruan, yang telah

meluangkan waktunya dan berpartisipasi dalam memebrikan data yang

diperlukan guna penelitian.

5. Bapak dan ibu penulis yang telah memberi dukungan dalam doa.

6. Teman-teman angkatan 2002.

7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang telah

mendukung dalam penyelesaian penulisan studi kasus ini.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna, karena

itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan agar dapat menjadi

bahan koreksi bagi penulis, sehingga dapat lebih baik lagi dalam berkarya. Semoga

Laporan Studi Kasus Industri ini bermanfaat bagi para pembaca. Amin.

Sukorejo, April 2006

Penulis

Page 4: Lap or An

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . i

KATA PENGANTAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ii

DAFTAR ISI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . iii

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1

I.2 Rumusan Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2

I.3 Tujuan Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2

I.4 Manfaat Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II.1 Pengertian Kepuasan Kerja . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3

II.2 Teori-teori tentang Kepuasan Kerja . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3

II.3 Faktor-faktor Kepuasan Kerja . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III.1 Metode Observasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 7

III.2 Metode Wawancara . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 7

III.3 Metode Dokumentasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 7

III.4 Metode Angket . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 8

III.5 Populasi dan Sampel . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 9

BAB IV HASIL DAN ANALISA DATA

IV.1 Hasil Observasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 10

IV.2 Hasil Wawancara . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 10

IV.3 Hasil Dokumentasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 11

IV.4 Hasil Angket . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 14

IV.5 Pembahasan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 14

BAB V PENUTUP

V.1 Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 16

V.2 Saran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 16

DAFTAR PUSTAKA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 18

LAMPIRAN

Page 5: Lap or An

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Kemajuan ilmu pengetahuan yang semakin pesat terutama dalam bidang

teknologi, telah mengakibatkan menurunnya prosentase penggunaan tenaga manusia

dalam bidang industri. Dengan ditemukannya mesin-mesin serta penggunaannya

dalam dunia industri telah mendesak fungsi dari tenaga manusia di dalam kerja.

Sekalipun demikian, tenaga manusia tetap memegang peranan yang cukup

penting. Betapapun sempurnanya peralatan kerja, tanpa adanya tenaga manusia

sekalipun hanya sederhana, katakanlah hanya sebagai penekan tombol untuk

menjalankan mesin, maka suatu perusahaan tersebut tiada artinya.

Louis A. Allen mengemukakan tentang pentingnya unsur manusia dalam

menjalankan roda industri: “Betapapun sempurnanya rencana-rencana, organisasi,

dan pengawasan serta penelitiannya, bila mereka tidak dapat menjalankan tugasnya

dengan minat dan gembira, maka suatu perusahaan tidak akan mencapai hasil

sebanyak yang sebenarnya dapat dicapainya.”

Dari uraian Allen ini dapat ditarik kesimpulan bahwa faktor manusia ternyata

cukup berperanan dalam mencapai hasil sesuai dengan tujuan perusahaan.

Memberikan motivasi agar dicapai kepuasan kerja bagi para karyawan merupakan

kewajiban bagi setiap pimpinan perusahaan.

Banyak orang berpendapat bahwa gaji atau upah merupakan faktor utama

untuk timbulnya kepuasan kerja. Akan tetapi bagi karyawan yang sudah dapat

memenuhi kebutuhan dirinya serta keluarganya secara wajar, maka gaji atau upah ini

bukanlah faktor yang utama.

Jika kepuasan kerja dapat dicapai, maka karyawan akan bekerja dengan lebih

baik dan semaksimal mungkin, sehingga prestasi kerja yang diharapkan akan tercapai

juga. Dengan demikian mendatangkan banyak keuntungan baik bagi perusahaan

maupun karyawan itu sendiri.

Page 6: Lap or An

I.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, dapat dirumuskan suatu permasalahan: “Aspek-

aspek kepuasan kerja manakah yang banyak pengaruhnya terhadap kepuasan kerja

karyawan SPBU 54-671.11 Suwayuwo-Sukorejo, Pasuruan?”

I.3 Tujuan Penelitian

Untuk mengungkap dan menganalisa permasalahan kepuasan kerja pada

karyawan, sehingga dapat menjadi bahan masukan bagi pimpinan perusahaan agar

lebih memperhatikan kepuasan kerja karyawannya.

I.4 Manfaat Penelitian

1. Untuk Perusahaan

Membantu dalam menyelesaikan permasalahan karyawan, khususnya

berkenaan dengan kepuasan kerja.

2. Untuk Karyawan

Membantu meningkatkan produktivitas kerja karyawan, yaitu

prestasi kerja yang semakin ditingkatkan sebagai dampak positif dari

kepuasan kerja yang diperhatikan.

Page 7: Lap or An

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

II.1 Pengertian Kepuasan Kerja

Menurut Vroom (As’ad, 1991), dikatakan sebagai refleksi dari job attitude

yang bernilai positif. Hoppeck, menarik kesimpulan setelah mengadakan penelitian

terhadap 309 karyawan pada suatu perusahaan di New Hope Pennsylvania, USA,

bahwa kepuasan kerja merupakan penilaian dari pekerja, yaitu seberapa jauh

pekerjaannya secara keseluruhan memuaskan kebutuhannya.

Tiffin (1958) berpendapat bahwa kepuasan kerja berhubungan erat dengan

sikap dari karyawan terhadap pekerjaannya sendiri, situasi kerja, kerjasama antara

pimpinan dengan sesama karyawan. Kemudian Blum (1956) mengemukakan bahwa

kepuasan kerja merupakan sikap umum yang merupakan hasil dari beberapa sikap

khusus terhadap faktor-faktor pekerjaan, penyesuaian diri dan hubungan sosial

individual di luar kerja.

Moh. As’ad (1991) menyimpulkan bahwa kepuasan kerja adalah perasaan

seseorang terhadap pekerjaan. Ini berarti bahwa konsepsi kepuasan kerja semacam ini

melihat kepuasan kerja itu sebagai hasil interaksi manusia dengan lingkungan

kerjanya.

Kepuasan kerja adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak

menyenangkan dengan mana para karyawan memandang pekerjaan mereka. Pada

periode awal pertumbuhan industri, tujuan organisasi industri lebih menitikberatkan

pada usaha peningkatan kualitas. Berapa tahun kemudian, setelah timbul pandangan

baru yang memperlihatkan segi kemanusiaan maka tujuan organisasi diarahkan pada

pemenuhan dan kebutuhan karyawan (Handoko, 1996).

II.2 Teori-teori tentang Kepuasan Kerja

Menurut Wexley & Yukl (1977) dalam bukunya yang berjudul

Organisational Behavior And Personnel Psychology, teori-teori tentang kepuasan

kerja ada tiga macam yang lazim dikenal, yaitu:

1. Discrepancy Theory (Teori Ketidaksesuaian)

Locke (1969) menerangkan bahwa kepuasan kerja seseorang tergantung

kepada discrepancy antara should be (expectation, needs atau values) dengan

Page 8: Lap or An

apa yang menurut perasaannya atau persepsinya telah diperoleh atau dicapai

melalui pekerjaan.

Dengan demikian, orang akan merasa puas bila tidak ada perbedaan

antara yang diinginkan dengan persepsinya atas kenyataan, karena batas

minimum yang diinginkan telah terpenuhi.

Apabila yang didapat ternyata lebih besar daripada yang diinginkan,

maka seseorang akan menjadi lebih puas lagi walaupun terdapat discrepancy,

tetapi merupakan discrepancy yang positif. Sebaliknya, makin jauh kenyataan

yang dirasakan itu di bawah standar minimum sehingga menjadi negative

discrepancy, maka makin besar pula ketidakpuasan seseorang terhadap

pekerjaan.

2. Equity Theory (Teori Keadilan)

Teori yang dikembangkan oleh Adams (1963) ini berprinsip bahwa

orang akan merasa puas atau tidak puas, tergantung apakah ia merasakan

adanya keadilan (equity) atau tidak atas suatu situasi. Perasaan equity atau

inequity atas suatu situasi diperoleh orang dengan cara membandingkan dirinya

dengan orang lain yang sekelas, sekantor maupun di tempat lain.

Menurut teori ini, elemen-elemen dari equity ada tiga, yaitu: input, out

comes, dan comparison person. Input ialah segala sesuatu yang berharga yang

dirasakan karyawan sebagai sumbangan terhadap pekerjaan, misalnya:

pendidikan, pengalaman, keterampilan, banyaknya usaha yang dicurahkan,

banyaknya jam kerja, peralatan kerja dan sebagainya. Out comes adalah segala

sesuatu yang berharga, yang dirasakan karyawan sebagai “hasil” dari

pekerjaannya, seperti misalnya: upah/gaji, simbol status, penghargaan, serta

kesempatan untuk berkembang atau mengekspresikan diri. Sedangkan yang

dimaksud dengan comparison person ialah kepada orang lain dengan siapa

karyawan membandingkan rasio input-out comes yang dimilikinya.

Comparison person ini bisa berupa seseorang di perusahaan yang sama, atau di

tempat lain, atau bisa pula dengan dirinya sendiri di waktu lampau.

3. Two Factor Theory (Teori Dua Faktor)

Prinsip dari teori ini ialah bahwa kepuasan kerja dan ketidakpuasan

kerja itu merupakan dua hal yang berbeda (Herzberg, 1966). Artinya, kepuasan

dan ketidakpuasan terhadap pekerjaan itu tidak merupakan suatu variabel yang

kontinyu.

Page 9: Lap or An

Herzberg (1959) membagi situasi yang mempengaruhi sikap seseorang

terhadap pekerjaannya menjadi dua kelompok, yaitu: kelompok satisfiers

(motivator) dan kelompok dissatisfiers (hygiene factors). Satisfiers (motivator)

ialah faktor-faktor atau siatuasi yang dibuktikannya sebagai sumber kepuasan

kerja, yang terdiri dari: kesempatan untuk berprestasi (pengembangan diri),

penghargaan, pekerjaan yang menarik dan penuh tantangan, tanggung jawab

yang diberikan, dan promosi. Sedangkan dissatisfiers (hygiene factors) ialah

faktor-faktor yang terbukti menjadi sumber ketidakpuasan, yang terdiri dari:

kebijakan perusahaan dan sistem administrasi, teknik pengawasan, upah/gaji,

hubungan antar pribadi, kondisi lingkungan kerja, keamanan kerja, dan status.

Perbaikan terhadap dissatisfiers akan mengurangi atau menghilangkan

ketidakpuasan, tetapi tidak akan menimbulkan kepuasan karena ia bukan

sumber kepuasan kerja.

II.3 Faktor-faktor Kepuasan Kerja

Salah satu kepuasan sejati yang bisa diperoleh dalam lingkungan kerja ialah:

rasa bangga, puas, dan keberhasilan melakasanakan tugas pekerjaan sampai tuntas,

yang disebut sebagai pemuas instink keahlian/keterampilan. Prestasi atau hasil karya

itu memberikan pada seseorang status sosial, respect dan pengakuan dari lingkungan

masyarakatnya (Kartini Kartono, 1991).

Moh. As’ad (1991) merangkum pendapat beberapa ahli mengenai faktor-

faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja, yaitu:

1. Faktor Psikologik, merupakan faktor yang berhubungan dengan kejiwaan

karyawan yang meliputi minat, ketenteraman dalam kerja, sikap terhadap kerja,

bakat, dan keterampilan.

2. Faktor Sosial, merupakan faktor yang berhubungan dengan interaksi sosial,

baik antara sesama karyawan, dengan atasannya, maupun karyawan yang

berbeda jenis pekerjaannya.

3. Faktor Fisik, merupakan faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik

lingkungan kerja dan kondisi fisik karyawan, meliputi jenis pekerjaan,

pengaturan waktu kerja dan waktu istirahat, perlengkapan kerja, keadaan

ruangan, suhu, penerangan, pertukaran udara, kondisi kesehatan karyawan,

umur dan sebagainya.

Page 10: Lap or An

4. Faktor Finansial, merupakan faktor yang berhubungan dengan jaminan serta

kesejahteraan karyawan yang meliputi sistem dan besarnya gaji, jaminan

sosial, macam-macam tunjangan, fasilitas yang diberikan, promosi dan

sebagainya.

Page 11: Lap or An

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Metode penelitian merupakan hal yang pokok dalam penelitian ilmiah, maka

harus digunakan metode yang tepat agar hasil penelitian dapat menggambarkan

keadaan sesuai dengan hal sebenarnya.

Studi kasus industri ini bertujuan untuk mengungkap aspek-aspek kepuasan

kerja manakah yang banyak pengaruhnya terhadap kepuasan kerja karyawan SPBU

54-671.11 Suwayuwo-Sukorejo, Pasuruan. Sehubungan dengan itu, maka digunakan

metode pengumpulan data sebagai berikut:

III.1 Metode Observasi

Menurut Sumadi (1989), observasi merupakan suatu metode pengumpulan

data yang dilakukan secara sistematis dan sengaja melalui proses pengamatan dan

pencatatan terhadap gejala-gejala yang terjadi saat itu.

III.2 Metode Wawancara

Wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan mempergunakan

tanya jawab antara pencari informasi dengan sumber informasi (Hadari Nawawi,

1999).

Wawancara yang dipakai dalam penelitian ini adalah wawancara terarah yaitu

wawancara yang dimulai dengan bentuk tidak berstruktur untuk menimbulkan

suasana yang akrab. Kemudian dilanjutkan dengan wawancara terstruktur sehingga

pembicaraan dapat terarah pada sasaran penelitian. Data yang didapat antara lain:

1. profil perusahaan

2. sistem penggajian

3. proses penerimaan karyawan

4. hari dan jam kerja

III.3 Metode Dokumentasi

Seperti yang dikemukakan oleh Koentjaraningrat (1981), pada umumnya data

yang tercantum dalam berbagai jenis dokumen itu merupakan satu-satunya alat untuk

Page 12: Lap or An

mempelajari permasalahan tertentu, antara lain karena tidak dapat diobservasi lagi

dan tidak dapat diingat lagi. Data yang didapat antara lain:

1. sejarah perusahaan

2. struktur organisasi

III.4 Metode Angket

Merupakan suatu metode pengumpulan data dengan mengisi daftar

pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya telah disediakan. Metode ini digunakan

untuk mendapatkan data dari karyawan SPBU 54-671.11 Suwayuwo-Sukorejo,

Pausuran. Keuntungan dari metode ini adalah dapat dilakukan terhadap seluruh

responden yang menjadi sampel dalam waktu yang sangat singkat dan bersamaan.

Pembuatan angket ini didasarkan pada pendapat Moh. As’ad (1991) yang

merangkum pendapat beberapa ahli mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi

kepuasan kerja, yaitu:

1. Faktor Psikologik, merupakan faktor yang berhubungan dengan kejiwaan

karyawan yang meliputi minat, ketenteraman dalam kerja, sikap terhadap kerja,

bakat, dan keterampilan.

2. Faktor Sosial, merupakan faktor yang berhubungan dengan interaksi sosial,

baik antara sesama karyawan, dengan atasannya, maupun karyawan yang

berbeda jenis pekerjaannya.

3. Faktor Fisik, merupakan faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik

lingkungan kerja dan kondisi fisik karyawan, meliputi jenis pekerjaan,

pengaturan waktu kerja dan waktu istirahat, perlengkapan kerja, keadaan

ruangan, suhu, penerangan, pertukaran udara, kondisi kesehatan karyawan,

umur dan sebagainya.

4. Faktor Finansial, merupakan faktor yang berhubungan dengan jaminan serta

kesejahteraan karyawan yang meliputi sistem dan besarnya gaji, jaminan

sosial, macam-macam tunjangan, fasilitas yang diberikan, promosi dan

sebagainya.

Berdasarkan keempat faktor tersebut dibuat angket kepuasan kerja

berdasarkan tabel blue print sebagai berikut:

Page 13: Lap or An

Tabel Blue Print Angket

No Faktor-faktorNo Item

JumlahFavourable Unfavourable

1 Faktor Psikologik 1, 9, 17, 25, 33 2, 10, 21, 29, 34 10 (29,5%)

2 Faktor Sosial 3, 11, 18, 30 4, 14, 22, 26 8 (23,5%)

3 Faktor Fisik 5, 12, 19, 27 6, 15, 23, 31 8 (23,5%)

4 Faktor Finansial 7, 13, 20, 32 8, 16, 24, 28 8 (23,5%)

Total 17 (50%) 17 (50%) 34 (100%)

Sedangkan untuk penilaian item dan angket kepuasan kerja karyawan

didasarkan pada ketentuan berikut ini:

a. Untuk item yang favourable:

- ya = nilai 1

- tidak = nilai 0

b. Untuk item yang unfavourable:

- ya = nilai 0

- tidak = nilai 1

Untuk perhitungan angket menggunakan perhitungan prosentase jawaban

dengan rumus:

III.5 Populasi dan Sampel

Menurut Singarimbun (1990), populasi (universe) ialah jumlah dari

keseluruhan obyek yang karakteristiknya akan diduga. Dalam penelitian ini sebagai

populasi adalah karyawan SPBU 54-671.11 Suwayuwo-Sukorejo, Pasuruan, yang

berjumlah 25 orang. Dengan jumlah populasi yang sedikit, maka tidaklah

representatif jika diambil sampelnya.

Page 14: Lap or An

BAB IV

HASIL DAN ANALISA DATA

IV.1 Hasil Observasi

Dari hasil observasi yang diperoleh di lapangan dapat diketahui bahwa situasi

dan kondisi SPBU 54-671.11 Suwayuwo-Sukorejo, Pasuruan adalah sebagai berikut:

1. Situasinya tergolong ramai mengingat banyaknya kendaraan bermotor yang

hilir mudik untuk mengisi bahan bakar.

2. Kondisi lingkungan kerja (lapangan) cukup panas akibat cuaca dan ditambah

dengan asap kendaraan bermotor. Hal ini kurang diantisipasi dengan adanya

tanaman penetralisir gas buang tadi, sehingga sirkulasi udara kurang baik.

Namun kondisi lingkungan kerja di kantor (dalam) tidak ada masalah.

3. Hubungan antar karyawan terlihat akrab dan terkesan adanya suasana

kekeluargaan.

4. Pelayanan terhadap pelanggan terlihat ramah.

IV.2 Hasil Wawancara

Dari hasil wawancara yang dilakukan terhadap pimpinan SPBU 54-671.11

Suwayuwo-Sukorejo, Pasuruan diperoleh hasil sebagai berikut:

1. Profil perusahaan

Berdiri di bawah naungan CV. Arjuna, SPBU 54-671.11 Suwayuwo-

Sukorejo, Pasuruan terletak di km 46 jalan raya jurusan Malang-Surabaya,

yaitu di Desa Suwayuwo, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Pasuruan. Jumlah

karyawan sampai pada tahun 2005 yang lalu mencapai 25 orang. Luas SPBU

tersebut adalah 2925 km2 serta memiliki 3 buah alat pengisian bahan bakar (2

premium, 1 solar), dimana pada tiap alatnya terdapat 4 selang pengisian

(khusus sepeda motor hanya terdapat 2 selang pengisian). Pengawasan dari

kantor pusat (CV. Arjuna) dilakukan satu kali setiap bulannya oleh pimpinan,

selaku utusan dari kantor pusat.

2. Sistem penggajian

Karyawan SPBU 54-671.11 Suwayuwo-Sukorejo, Pasuruan menerima

gaji setiap bulannya, disesuaikan dengan jenis pekerjaan karyawan.

Page 15: Lap or An

3. Proses penerimaan karyawan

Proses penerimaan karyawan didasarkan pada jenis pekerjaannya.

Proses seleksinya sendiri didasarkan pada tingkat pendidikan dan keahlian

yang dimiliki; dilakukan serta langsung disahkan oleh Manager dari kantor

pusat.

4. Hari dan jam kerja

Sistem jam kerja untuk karyawan SPBU 54-671.11 Suwayuwo-

Sukorejo, Pasuruan adalah sebagai berikut:

Shift I pkl. 06.00-14.00 WIBuntuk Operator shift I, bagian kebersihan,

dan bagian urusan kantor

Shift II pkl. 14.00-22.00 WIBuntuk Operator shift II

dan bagian keamanan I

Shift III pkl. 22.00-06.00 WIBuntuk Operator shift III

dan bagian keamanan II

Sistem jam kerja tersebut berlaku setiap harinya.

IV.3 Hasil Dokumentasi

Data yang didapat dari hasil dokumentasi adalah sebagai berikut:

1. Sejarah perusahaan

SPBU 54-671.11 Suwayuwo-Sukorejo, Pasuruan terletak di km 46 jalan

raya jurusan Malang-Surabaya. Berdiri di bawah naungan CV. Arjuna pada

tanggal 14 Juli 1996. Jumlah karyawan waktu itu hanya 14 orang, dan sampai

pada tahun 2005 yang lalu jumlah karyawan menjadi 25 orang.

2. Struktur organisasi

KEPALAKEPALA

Bag.ADMINISTRASI

Bag.ADMINISTRASI

Bag.KEUANGAN

Bag.KEUANGAN

Bag.KEAMANAN

Bag.KEAMANAN

OPERATOROPERATOR Bag.KEBERSIHAN

Bag.KEBERSIHAN

Page 16: Lap or An

Struktur Organisasi SPBU 54-671.11 Suwayuwo-Sukorejo, Pasuruan

JOB DESCRIPTION

1. Kepala, tugas dan tanggung jawabnya secara umum adalah:

a) Bertanggung jawab kepada Pimpinan atas terlaksananya tugas dan

kelancarannya dari seluruh bagian yang ada di SPBU.

b) Bertanggung jawab atas kebenaran laporan/data dari SPBU (misal:

keuangan, data teller, data tera, dll.)

c) Bertanggung jawab atas kerapihan, ketertiban dan etika pelayanan operator

serta kebersihan seluruh areal SPBU termasuk mesin-mesin.

d) Melaksanakan pembinaan dan pengawasan kepada seluruh pekerja guna

menyajikan pelayanan prima bagi konsumen.

e) Menilai dan mengevaluasi hasil kerja dari staf/bawahannya secara berkala

dan terus-menerus, termasuk usulan mutasi.

f) Membuat jadwal kerja operator.

2. Bagian Administrasi dan Keuangan, tugas dan tanggung jawabnya secara umum

adalah:

a) Bertanggung jawab kepada pimpinan atas pengelolaan keuangan SPBU.

b) Bertanggung jawab kepada kepala atas pengelolaan keuangan SPBU dan

administrasi umum serta pelaksanaan tugasnya.

c) Mengadministrasikan segala pengeluaran dan pemasukan keuangan,

termasuk penebusan BBM.

d) Melaksanakan kegiatan administrasi umum, termasuk membuat dan

mengagendakan surat-surat.

e) Melaporkan semua keuangan SPBU setiap hari/secara periodik kepada

pimpinan.

f) Bertanggung jawab atas administrasi inventaris dan aset perusahaan.

g) Bertanggung jawab atas kebersihan taman/halaman dan bangunan berikut

kelengkapannya.

3. Bagian Keamanan, tugas dan tanggung jawabnya secara umum adalah:

Bertanggung jawab atas kondisi keamanan SPBU.

4. Operator, tugas dan tanggung jawabnya secara umum adalah:

Page 17: Lap or An

a) Menjaga serta memelihara dengan baik semua milik perusahaan dan agar

segera melaporkan kepada kepala dan atau pimpinan apabila mengetahui

hal-hal yang dapat menimbulkan bahaya atau kerugian perusahaan.

b) Bertanggung jawab terhadap keamanan keuangan hasil penjualan BBM di

tiap-tiap pompa sehingga tidak terjadi hal-hal yang merugikan perusahaan.

c) Wajib menguasai prosedur pemadamam api serta penggunaan alat-alat

pemadam api yang ada di SPBU.

d) Wajib menghargai, menghormati dan berlaku sopan serta tidak merugikan

konsumen.

e) Wajib hadir 30 menit sebelum jam kerja, dan apabila terlambat lebih dari 10

menit dari jadwal jam kerja atau lupa tidak menandatangani absen maka

dianggap tidak hadir tanpa ijin.

f) Setiap kali pergantian shift, ketua shift harus membuat Berita Acara Serah

Terima yang telah ditetapkan dan harus ditandatangani oleh ketua shift baru

dan lama dengan diketahui oleh kepala.

5. Bagian Kebersihan, tugas dan tanggung jawabnya secara umum adalah:

Bertanggung jawab atas kebersihan seluruh areal SPBU, termasuk bangunan

utama (kantor, kamar mandi).

IV.4 Hasil Angket

Rekapitulasi jawaban subyek per faktor dari angket kepuasan kerja

No Faktor-faktorJumlah Item Prosentase

Puas Tidak Puas Puas Tidak Puas

1 Faktor Psikologik 236 14 94,4% 5,6%

2 Faktor Sosial 193 7 96,5% 3,5%

Page 18: Lap or An

3 Faktor Fisik 171 29 85,5% 14,5%

4 Faktor Finansial 110 90 55% 45%

Total 710 140 83,53% 16,47%

IV.5 Pembahasan

Setelah dilakukan pengolahan data angket kepuasan kerja yang telah

disebarkan, maka dapat diketahui bahwa pada faktor-faktor kepuasan kerja yang

meliputi faktor psikologik, 94,4% karyawan menyatakan puas; faktor sosial, 96,5%

karyawan menyatakan puas; faktor fisik, 85,5% karyawan menyatakan puas; dan

faktor finansial, 55% karyawan menyatakan puas.

Dari keseluruhan faktor di atas dapat diketahui bahwa karyawan yang bekerja

di SPBU 54-671.11 Suwayuwo-Sukorejo, Pasuruan menyatakan bahwa 83,53% dari

semua faktor kepuasan kerja telah terpenuhi, dengan prorentase terendah dari faktor-

faktor kepuasan kerja yaitu faktor finansial (55%).

Dari analisa data di atas dapat ditarik suatu kesimpulan secara umum bahwa

kepuasan kerja karyawan SPBU 54-671.11 Suwayuwo-Sukorejo, Pasuruan terhadap

faktor-faktor kepuasan kerja tergolong tinggi (83,53%). Namun secara khusus

terhadap faktor finansial (yaitu jaminan serta kesejahteraan karyawan yang meliputi

sistem dan besarnya gaji, jaminan sosial, macam-macam tunjangan, fasilitas yang

diberikan, promosi dan sebagainya), kepuasan kerja karyawan tergolong rendah

(55%).

Setiap kebutuhan yang didasarkan pada hirarki kebutuhan Maslow harus

dipuaskan menurut gilirannya, sekali tidak terpuaskan kebutuhan tersebut maka akan

berhenti memotivasi karyawan dalam bekerja. Penerapan di tempat kerja mengartikan

bahwa orang sewaktu bekerja melakukan usaha untuk memenuhi kebutuhan paling

rendah yang belum terpuaskan. Dalam kasus ini terlihat bahwa seorang karyawan

yang bekerja mempunyai motivasi awal mendapatkan uang (gaji-faktor finansial)

untuk mencukupi kebutuhan hidupnya, yaitu pemenuhan kebutuhan fisiologis.

Karyawan yang merasa tidak puas dengan pemenuhan kebutuhannya mungkin

dapat menarik diri dan pindah dari kerjanya dibandingkan dengan karyawan yang

merasa puas. Perilaku penarikan diri pada karyawan biasanya mempunyai akibat-

akibat yang tidak diinginkan perusahaan, dan perpindahan kerja juga dapat merusak

Page 19: Lap or An

kelancaran pekerjaan karena selain biaya, seleksi karyawan dan latihan untuk

penempatan seringkali sangat memberatkan.

Frustrasi yang diakibatkan oleh ketidakpuasan kerja dapat mengarah pada

perilaku agresif. Tindakan agresif dapat membentuk sabotase, yaitu sengaja

melakukan kesalahan serta kegiatan-kegiatan serikat pekerja yang militan, seperti

pemogokan yang tidak bertanggung jawab, pelambatan kerja, serta protes yang

berlebihan (Wexley & Yukl, 1977).

Berkaitan dengan hal tersebut di atas, maka pimpinan SPBU 54-671.11

Suwayuwo-Sukorejo, Pasuruan hendaknya berupaya untuk meninjau kembali sistem

penggajian, jaminan sosial, tunjangan, dan fasilitas-fasilitas yang diberikan sehingga

kepuasan kerja karyawan, khususnya terhadap faktor finansial, dapat tercapai.

Dengan adanya kepuasan kerja, maka karyawan akan lebih giat lagi dalam bekerja

sehingga dapat meningkatkan kualitas dan produktivitas kerja SPBU 54-671.11

Suwayuwo-Sukorejo, Pasuruan.

BAB V

PENUTUP

V.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik

kesimpulan yaitu dari beberapa faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja diketahui

Page 20: Lap or An

bahwa faktor finansial tergolong rendah pemenuhan kepuasannya bagi karyawan

SPBU 54-671.11 Suwayuwo-Sukorejo, Pasuruan (55%) dibandingkan dengan faktor-

faktor lain. Hal ini harus mendapat perhatian khusus dari pimpinan CV. Arjuna yang

menaungi SPBU 54-671.11 Suwayuwo-Sukorejo, Pasuruan karena dapat

menyebabkan penurunan semangat kerja karyawan serta penurunan kualitas dan

produktivitas kerja. Sebaliknya, apabila faktor finansial ini mendapat penyelesaian

yang baik, maka semangat, kualitas, serta produktivitas kerja karyawan akan menjadi

lebih baik sehingga perusahaan akan mendapatkan keuntungan yang berarti.

V.2 Saran

Adapun saran-saran yang dapat penulis berikan adalah:

1. Bagi perusahaan:

a. Hendaknya pihak perusahaan memperhatikan kembali hal-hal yang

berkaitan dengan faktor finansial, yaitu faktor yang berhubungan dengan

jaminan serta kesejahteraan karyawan yang meliputi sistem dan besarnya

gaji, jaminan sosial, macam-macam tunjangan, fasilitas yang diberikan,

promosi dan sebagainya, sehingga karyawan akan merasa puas dalam

pekerjaannya.

b. Agar memberikan bonus tersendiri bagi karyawan yang berprestasi secara

mingguan atau bulanan.

2. Bagi karyawan:

a. Tetap menjalankan tugas pekerjaannya dengan baik dan penuh tanggung

jawab.

b. Menumbuhkan rasa memiliki pada perusahaan sehingga dapat

meningkatkan semangat kerjanya demi keuntungan bersama.

c. Lebih terbuka lagi untuk mengeluarkan usulan-usulan yang dapat berguna

bagi keuntungan bersama.

d. Meninjau kembali kebutuhan-kebutuhannya agar pengeluaran dapat

seimbang dengan pendapatan yang diperoleh.

e. Berusaha mencari pendapatan sampingan lain yang tidak mengganggu

pekerjaan.

Page 21: Lap or An

DAFTAR PUSTAKA

As’ad, Moh. 1995. Psikologi Industri. Yogyakarta: Liberty.

Atmosudiro, Prajudi S. 1992. Dasar Ilmu Administrasi dan Manajemen UmumJilid II. Jakarta: Penerbit Aksara Baru.

Page 22: Lap or An

Hadi, Sutrisno. 1990. Metodologi Research Jilid II. Yogyakarta: Penerbit BPFE.

Nitisemito, Alex S. 1990. Psikologi Personalia. Jakarta: Penerbit Aksara Baru.

Suharsimi, Arikunto. 1992. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.Jakarta: PT Rineka Cipta.

Wexley, Kenneth N, Ph.D., Yukl Gary A, Ph.D. 1992. Perilaku Organisasi danPsikologi Personalia. Jakarta: PT Rineka Cipta.

RANCANGAN PENELITIAN

A. Observasi Situasi Kerja Karyawan

Observasi dalam studi kasus ini digunakan untuk melihat secara nyata kondisi

lingkungan kerja karyawan sehari-hari. Dalam observasi ini bertujuan untuk

mengamati:

Page 23: Lap or An

1. Kondisi kerja karyawan

2. Hubungan kerja karyawan

3. Lingkungan kerja karyawan

B. Wawancara dengan Perusahaan

Wawancara dengan perusahaan dilakukan untuk mengetahui data-data

perusahaan sebagai berikut:

1. Identitas perusahaan

2. Sejarah perusahaan

3. Struktur organisasi perusahaan

4. Sistem penggajian (upah)

5. Hari dan jam kerja karyawan

C. Wawancara dengan Karyawan

Wawancara dengan karyawan dilekukan dalam bentuk kuiseoner. Kuiseoner

dibuat berdasarkan pada teori Good Watson yang telah dibuat tabel blue print seperti

pada Bab 3. Aspek-aspek kuiseoner angket kepuasan kerja adalah sebagai berikut:

1. Faktor psikologik

2. Faktor sosial

3. Faktor fisik

4. Faktor finansial

Keempat aspek kepuasan kerja tersebut dijabarkan dalam bentuk kuiseoner

sebagai berikut:

Page 24: Lap or An

Ya Tidak

Ya Tidak

Terima kasih atas kesediaan Anda untuk menyediakan waktu mengisi angket ini.

Identitas : Nama : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Umur : . . . . . tahun

Instruksi : Jawablah pernyataan-pernyataan berikut dengan jawaban Ya/Tidak. Jawablah sesuai dengan situasi yang Anda alami sebenarnya. Cara menjawab dengan melingkari jawaban Ya/Tidak, misal:

Jika Anda ingin mengoreksinya, maka berilah tanda silang pada jawaban Anda, kemudian lingkari jawaban yang lain, misal:

Angket :

No

PernyataanJawaban

Ya Tidak

1 Saya merasa bahwa pekerjaan saya menyenangkan Ya Tidak

2 Ide-ide saya yang dapat berguna buat perusahaan sering diabaikan

Ya Tidak

3 Saya selalu menyapa setiap kali bertemu dengan rekan kerja saya

Ya Tidak

4 Dibandingkan dengan rekan kerja saya yang lain, pekerjaan saya rasanya lebih berat

Ya Tidak

5 Perlengkapan kerja saya cukup memadai Ya Tidak

6Beban kerja saya tidak sesuai dengan kondisi tubuh saya

Ya Tidak

7 Gaji saya cukup untuk memenuhi kebutuhan saya Ya Tidak

8 Saya merasa jerih lelah saya kurang dihargai oleh perusahaan

Ya Tidak

9 Saya selalu datang di tempat kerja sebelum waktu kerja saya dimulai

Ya Tidak

10 Saya membutuhkan lebih banyak waktu untuk menyelesaikan pekerjaan saya

Ya Tidak

11 Rekan kerja saya membantu menyelesaikan tugas saya yang berat

Ya Tidak

Page 25: Lap or An

12Saya memelihara perlengkapan kerja saya dengan baik

Ya Tidak

13 Saya cukup senang dengan bonus yang diberikan perusahaan

Ya Tidak

14Atasan saya berusaha menghindari bertemu dengan saya

Ya Tidak

15 Saya bosan dengan ruangan kerja saya Ya Tidak

16Saya kecewa karena kurang diberi peluang untuk maju

Ya Tidak

17 Saya bangga dengan pekerjaan saya Ya Tidak

18 Atasan saya adalah orang yang menyenangkan Ya Tidak

19Saya memperhatikan kebersihan ruangan kerja saya

Ya Tidak

20 Saya senang dengan adanya hari libur perusahaan Ya Tidak

21 Saya kurang bersemangat dalam bekerja Ya Tidak

22 Pendapat saya sering diabaikan oleh atasan saya Ya Tidak

23 Saya kecewa terhadap disiplin waktu kerja yang dibuang hanya untuk santai sejenak

Ya Tidak

24 Upah lembur yang diberikan rasanya tidak sesuai dengan beban kerja saya

Ya Tidak

25 Pekerjaan yang saya lakukan sesuai dengan keinginan saya

Ya Tidak

26 Saya memiliki rekan kerja yang menjengkelkan Ya Tidak

27Kondisi kesehatan saya diperhatikan oleh atasan saya

Ya Tidak

28 Saya kecewa dengan gaji yang diberikan Ya Tidak

29Pekerjaan yang saya lakukan tergolong berat buat saya

Ya Tidak

30 Saya merasa senang menjadi bagian dalam tim-tim kerja disini

Ya Tidak

31Saya kecewa dengan pengaturan jam kerja yang ada

Ya Tidak

32 Saya cukup senang dengan peraturan cuti yang Ya Tidak

Page 26: Lap or An

diberikan perusahaan

33 Saya memiliki keahlian untuk menyelesaikan pekerjaan saya

Ya Tidak

34 Saya merasa gelisah dalam bekerja Ya Tidak

Page 27: Lap or An
Page 28: Lap or An

SPBU 54-671.11 SuwayuwoDesa Suwayuwo, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Pasuruan 67161

SURAT KETERANGAN

NOMOR: /ARJ/ /2006

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Dicky W.

Jabatan : Pimpinan Operasional

Menerangkan dengan sebenarnya bahwa mahasiswa tersebut

di bawah ini:

Nama : Daniel Luther Wokas

NIM : 0201010012

Fakultas : Psikologi

Judul

Aspek-aspek kepuasan kerja manakah yang banyak

pengaruhnya terhadap kepuasan kerja karyawan SPBU

Suwayuwo, Pasuruan

Benar-benar telah melaksanakan penelitian di SPBU 54-

671.11 Suwayuwo-Sukorejo, Pasuruan dari tanggal 26 Desember

2005 sampai tanggal 9 Januari 2006, guna mendapatkan data untuk

keperluan penyusunan studi kasus.

Demikian surat keterangan ini dibuat untuk digunakan

sebagaimana mestinya.

Suwayuwo, 9 Januari

2006

Dicky W.

Page 29: Lap or An

Pimpinan

Operasional