Lap Monitoring Dan Evaluasi Pemakaian Apd

13
LAPORAN MONITORING DAN EVALUASI PENGGUNAAN APD DI RUMAH SAKIT SYAFIRA DISUSUN OLEH TIM PPI RS SYAFIRA Jl. JenderalSudirman No. 134 Pekanbaru Telp. (0761) 3061000 Fax : (0761) 41887 1

description

APD

Transcript of Lap Monitoring Dan Evaluasi Pemakaian Apd

Page 1: Lap Monitoring Dan Evaluasi Pemakaian Apd

LAPORAN MONITORING DAN EVALUASI

PENGGUNAAN APD DI

RUMAH SAKIT SYAFIRA

DISUSUN OLEH

TIM PPI RS SYAFIRA

Jl. JenderalSudirman No. 134 Pekanbaru

Telp. (0761) 3061000 Fax : (0761) 41887

Email :[email protected]

Website :rssyafira.com

1

Page 2: Lap Monitoring Dan Evaluasi Pemakaian Apd

BAB I

PENDAHULUAN

Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan

kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan

derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena itu rumah sakit dituntut untuk dapat

memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar yang sudah ditentukan.

Masyarakat yang menerima pelayanan kesehatan, tenaga kesehatan, dan

pengunjung di rumah sakit, dihadapkan pada risiko terjadinya infeksi atau infeksi

nosokomial yaitu infeksi yang diperoleh di rumah sakit, baik karena perawatan atau

datang berkunjung ke rumah sakit.

Pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit merupakan suatu upaya

kegiatan untuk meminimalkan atau mencegah terjadinya infeksi pada pasien, petugas,

pengunjung dan masyarakat sekitar rumah sakit. Salah satu program Pencegahan dan

Pengendalian Infeksi (PPI) adalah penggunaan APD bagi petugas, disamping adanya

kegiatan lain seperti pendidikan dan latihan, kewaspadaan isolasi serta kebijakan

penggunaan antimikroba yang rasional. Hasil pemantauan penggunaan APD ini dapat

digunakan sebagai data dasar laju infeksi di rumah sakit, untuk menentukan adanya

kejadian luar biasa (KLB), dan sebagai tolok ukur akreditasi rumah sakit. Dengan adanya

kegiatan pemantauan penggunaan APD pada program Pencegahan dan Pengendalian

Infeksi di rumah sakit (PPIRS) diharapkan dapat menurunkan laju infeksi di Rumah Sakit

Syafira.

Petugas pelayanan kesehatan setiap hari dihadapkan kepada tugas yang berat

untuk bekerja dengan aman dalam lingkungan yang membahayakan. Kini, resiko

pekerjaan yang umum dihadapi oleh petugas pelayanan kesehatan adalah kontak dengan

darah dan duh tubuh sewaktu perawatan rutin pasien. Pemaparan terhadap patogen ini

meningkatkan resiko mereka terhadap infeksi yang serius dan kemungkinan kematian.

Petugas kesehatan yang bekerja di kamar bedah dan kamar bersalin dihadapkan kepada

2

Page 3: Lap Monitoring Dan Evaluasi Pemakaian Apd

resiko pemaparan terhadap patogen yang lebih tinggi daripada bagian – bagian lainnya

( Gershon dan Vlavov 1992).

Karena resiko yang tinggi ini, panduan dan praktik perlindungan infeksi

yang lebih baik diperlukan untuk melindungi staf yang bekerja di area ini. Lagi

pula, anggota staf yang tahu cara melindungi diri mereka dari pemaparan darah

dan duh tubuh dan secara konsisten menggunakan tindakan – tindakan ini akan

membantu melindungi pasien – pasiennya juga.

Sementara kesadaran terhadap keseriusan AIDS dan Hepatitis C

meningkat, dan bagaimana mereka dapat tertular di tempat kerja, banyak petugas

kesehatan tidak merasakan diri mereka dalam resiko. Terlebih lagi, mereka yang

beresiko tidak secara teratur menggunakan perlengkapan pelindung, seperti

sarung tangan, atau praktik – praktik lain ( cuci tangan ) yang disediakan untuk

mereka.

3

Page 4: Lap Monitoring Dan Evaluasi Pemakaian Apd

BAB II

PENGORGANISASIAN

Berdasarkan SK Direktur Nomor:001/SK/PPI-RSS/III/2015tentang Pembentukan

Panitia Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) Rumah Sakit Syafira  tanggal 02

maret 2015. PPIRS mempunyai peran penting dalam rangka memberikan pelayanan

prima terhadap pasien, baik langsung ataupun tidak langsung. Memberi pengertian dan

tambahan wawasan terhadap pasien dan pengunjungnya tentang perkembangan penyakit

dan kuman  setidaknya akan mempengaruhi tingkat kesembuhan pasien.

Dalamperjalanan kinerjanya, PPIRS masih menghadapi beberapa kendala antar

lain belum ditetapkannya IPCN (Infection Prevention Control Nurse) yang fulltime

sehingga banyak hal yang tidak tergarap antara lainnya pembuatan revisi protap,

panduan, pedoman, dan beberapa kerjasama yang semestinya di lakukan  dengan unit

lainnya menjadi tidak dapat dilakukan contohnya  mendesain sebuah ruangan seharusnya

melibatkan unsur PPIRS untuk memberikan masukan  kepada tim/unit /pihak yang

melaksanakan  pembangunan sehingga sesuai atau paling tidak mendekati kaidah PPI.

Pengorganisasian PPIRS kedepan bisa memberikan kontribusi yang baik untuk

peningkatan mutu layanan di RS Syafira dan bisa berkolaborasi dengan unit yang lain

untuk kemajuan RS syafira dan akhirnya berpartisipasi dalam mewujudkan masyarakat 

Indonesia yang berkualitas khususnya di Kota Pekanbaru, Sehat dan Mandiri sehingga

usia harapan hidup akan lebih baik.

4

Page 5: Lap Monitoring Dan Evaluasi Pemakaian Apd

BAB III

MONITORING HASIL PENGGUNAAN APD TRIWULAN (MARET-MEI)

RUMAH SAKIT SYAFIRA

A. LAPORAN KEPATUHAN PENGGUNAAN APD TRIWULAN

Unit Gawat Darurat

B. ANALISA LAPORAN HASIL PENGGUNAAN APD

Data kepatuhan penggunaan APD yang didapatkan adalah data dari ruangan rawat

inap, OK, VK, IGD, LABOR, LOUNDRY, CS, RUANG TINDAKAN, yang

diakumulasikan dan dihitung dengan rumus-rumus yang mengacu pada Pedoman

penggunaan APD Rumah Sakit Syafira.

Bahwa pada data triwulan tersebut terlihat angka kepatuhan penggunaan APD ini

masih belum terlaksana dengan baik, maka diperlukan kembali sosialisasi tentang

penggunaan APD.

5

Page 6: Lap Monitoring Dan Evaluasi Pemakaian Apd

INFEKSI LUKA OPERASI BULAN MEI 2015

6

Page 7: Lap Monitoring Dan Evaluasi Pemakaian Apd

C. PROGRAM YANG TELAH DIJALANKAN

Kegiatan yang dilakukan dalam rangka menjalankan program penggunaan APD RS

Syafira ialah:

1. Sosialisai SPO penggunaan APD.

2. Pelatihan penggunaan APD.

3. Sasaran awal untuk pengendalian infeksi. Setiap hari jum’at pagi (coffe morning)

telah dilaksanakan kegitan sosialisasi dan pelatihan penggunaan APD yang diikuti

oleh seluruh karyawan mulai dari direktur, para dokter, farmasi, laboratorium,

perawat, radiolagi, bag umum, securiti, dan tidak terkecuali cleaning servise.

Meskipun pada akhirnya peserta yang mengikuti pelatihan dinyatakan lulus namun

pada proses monitoring dilapangan terdapat

86,7 % sudah mengikuti pelatihan

80.2 % memakai APD dengan benar

12.1 % memakai APD dengan salah

2.36 % memakai APD dengan tahapan yang terlewat

Kegiatan ini juga dimasukkan dalam kegiatan diklat keperawatan. Evaluasi dilakukan

oleh IPCLN masing-masing unit dipantau oleh IPCN.

7

Page 8: Lap Monitoring Dan Evaluasi Pemakaian Apd

BAB IV

EVALUASI HASIL PENGGUNAAN APD TRIWULAN (MARET-MEI)

RUMAH SAKIT SYAFIRA

Pada setiap unit masih ada ditemukan ruangan yang belum mempunyai SPO penggunaan

APD, selain itu perlengkapan APD yang tersedia masih minimal dan penggunaannya

belum disesuaikan dengan standar yang direkomendasikan oleh WHO maupun Depkes

RI.

1. Gambaran

2.

Program pendidikan kepada petugas sedikit demi sedikit sudah berjalan, orientasi

petugas/karyawan baru, sudah dilaksanakan meskipun belum sepenuhnya. Untuk tahap

awal program sudah dilaksanakan kegiatan pelatihanpenggunaan APD, Terkait dengan

program penyehatan lingkungan dirasakan masih perlu banyak koreksi.

Untuk pembatasan pengunjung, sampai saat ini bila kita perhatikan pembatasan

waktu berkunjung masih belum terlaksana.Pembatasan pengunjung selain waktu juga

pada anak-anak dibawah 12 tahun masih banyak yang lolos.

Diruang rawat inap belum bisa dilaksanakan pembatasan pengunjung, sehingga

terkadang ruangan menjadi penuh dan pengap, sehingga tidak salah jika ruang rawat inap

secara keseluruhan menjadi ruangan yang memberikan kontribusi meningkatnya angka

infeksi. Juga diruangan lain yang seharusnya menjadi ruangan “isolasi” digunakan juga

oleh keluarga pasein untuk tidur dan menunggu pasien diruangan yang sama/diruang

rawat. Sehingga sudah sering ditemukan yang dulunya menunggu pasien sekarang

menjadi pasien.

8

Page 9: Lap Monitoring Dan Evaluasi Pemakaian Apd

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Kepatuhan penggunaan APD dari hasil observasi masih rendah, dimana banyak

petugas yang belum patuh dalam menggunakan APD seperti : sarung tangan ,

masker, apron dan kaca mata.

Perlu dilakukan langkah-langkah yang kongkrit agar petugas mematuhi penggunaan

APD ini sehingga manfaat pelatihan masih sangat rendah korelasinya untuk

pengendalian infeksi.

B. Saran

1) Sosialisai dan pelatihan SPO kepada petugas dilakukan terus menerus dan bertahap

sehingga petugas lebih paham.

2) Menyediakan fasilitas APD segera terpenuhi dengan jumlah yang disesuaikan

dengan kebutuhan petugas dan jumlah pasien sehingga penggunaan APD bisa selalu

diterapkan saat melakukan tindakan.

3) Dibuat laporan dan evaluasi kepatuhan terhadap penggunaan APD, dan senantiasa

dilakukan monitoring oleh IPCN.

9

Page 10: Lap Monitoring Dan Evaluasi Pemakaian Apd

BAB VI

PENUTUP

Demikian laporan ini di buat  mudah-mudahan bisa menjadi bahan pertimbangan

untuk beberapa kebijakan  yang menyangkut PPIRS,  tentunya untuk kemajuan rumah

sakit yang dapat memberikan pelayanan yang bermutu, dan turut berkontribusi untuk

menciptakan masyarakat yang sehat dan mandiri.

10