Lap - Laju Reaksi

8
LAPORAN PRAKTIKUM Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Pelajaran Kimia Praktik Disusun oleh : Nama : Siska Hidayat NIM : 1211C1052 S1 ANALIS MEDIS (Kelas : B) Tk . I SEKOLAH TINGGI ANALIS BAKTI ASIH BANDUNG 2012

description

Sebelumnya mohon maaf, ini adalah laporan saat saya pertama kali masuk, jadi baik cara penulisan maupun isi nya masih banyak yang kurang. Untuk itu saya mohon maaf..

Transcript of Lap - Laju Reaksi

Page 1: Lap - Laju Reaksi

LAPORAN PRAKTIKUM

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Pelajaran Kimia Praktik

Disusun oleh :

Nama : Siska Hidayat

NIM : 1211C1052

S1 ANALIS MEDIS (Kelas : B) Tk . I

SEKOLAH TINGGI ANALIS BAKTI ASIH BANDUNG

2012

Page 2: Lap - Laju Reaksi

LAPORAN PRAKTIKUM 7

Judul : Kecepatan Reaksi

Tanggal : 4 Desember 2012

Tujuan : Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan reaksi

Teori :

Laju Reaksi/Kecepatan Reaksi

Dalam kehidupan sehari-hari segala sesuatu yang berubah selalu menjadi pertanyaan kapan

perubahan itu selesai, jika tidak tentu pertanyaan selanjutnya muncul berapa kecepatan

perubahan. Kita ambil contoh lain, misalnya jika kita mengendarai mobil dari kota Jember ke

kota Surabaya yang berjarak 200 km. Jika kita tahu waktu yang dibutuhkan misalnya 4 jam,

maka kita mengetahui kecepatan rata-rata, atau sebaliknya jika kita mengetahui kecepatan

rata-rata, kita dapat memprediksi waktu yang dibutuhkan.

Informasi tentang kecepatan berlangsungnya suatu reaksi amat penting diketahui, misalnya

bagi industri dapat memprediksi jumlah produk, lama waktu produksi dan mungkin sampai

dengan jumlah karyawan yang dibutuhkan dalam sebuah pabrik.

Untuk meninjau kecepatan reaksi, mari kita lihat terlebih dahulu bagaimana suatu reaksi

berlangsung.

Reaksi berlangsung karena adanya partikel-partikel, atom atau molekul yang bertumbukan

dan tidak semua tumbukan menghasilkan reaksi, hanya tumbukan dengan energi yang

cukup yang dapat menghasilkan reaksi. Energi tersebut dikenal dengan Energi aktifasi dan

didefinisikan sebagai energi kinetik minimum yang harus dimiliki atau diberikan kepada

partikel agar tumbukannya menghasilkan sebuah reaksi. Dalam Hubungannya dengan energi

atau ѐH, maka enegi aktifasi bukan bagian dari energi tersebut seperti dapat kita lihat pada

dua jenis reaksi eksoterm dan endoterm pada Gambar 10.1.

Gambar 10.1. Besarnya Energi aktifasi dalam reaksi eksoterm dan endoterm

Untuk lebih mudah memahami perhatikan persamaan reaksi sebagai berikut :

Page 3: Lap - Laju Reaksi

A → B

Pada awal reaksi, yang ada hanya zat A, sedangkan zat B belum terbentuk. Selama reaksi

berjalan, secara perlahan-lahan zat A berkurang, dan zat B terbentuk atau bertambah.

Secara grafik dapat kita sederhanakan pada Gambar 10.2. Untuk lebih mudah memahami

perhatikan persamaan reaksi sebagai berikut :

A → B

Gambar 10.2. Perubahan konsentrasi zat A dan meningkatnya konsentrasi dalam selang

waktu

Pada awal reaksi, yang ada hanya zat A, sedangkan zat B belum terbentuk. Selama reaksi

berjalan, secara perlahan-lahan zat A berkurang, dan zat B terbentuk atau bertambah.

Secara grafik dapat kita sederhanakan pada Gambar 10.3. Sehingga kita dapat katakan

bahwa kecepatan reaksi adalah berkurangnya konsentrasi zat A dalam selang waktu

tertentu, dengan persamaan :

dimana V = kecepatan dalam mol/L.s

Δ*A+ = penurunan konsentrasi zat A dalam mol/L

Δt = Selang waktu dalam detik

Gambar 10.3. Perubahan konsentrasi zat A dan meningkatnya konsentrasi dalam selang

waktu

Kecepatan reaksi dapat kita ubah dalam satuan konsentrasi B, yaitu bertambahnya

konsentrasi zat B dalam selang waktu tertentu. Jika kita rumuskan :

Page 4: Lap - Laju Reaksi

dimana V = kecepatan dalam mol/L.s

Δ*B+ = pertambahan konsentrasi zat B dalam mol/L

Δt = selang waktu dalam detik

Guldenberg dan Waage mengamati kecepatan reaksi dan dan menyatakan bahwa

kecepatan reaksi bergantung pada konsentrasi dari zat yang bereaksi. Hubungan ini

dirumuskan “Kecepatan reaksi pada sistem homogen (satu fase) berbanding langsung

dengan konsentrasi zat-zat yang bereaksi dipangkatkan dengan koefisien masing-masing zat

yang bereaksi sesuai dengan persamaan reaksinya” (lihat Gambar 10.4).

Gambar 10.4. Kecepatan menurut Guldenberg dan Waage

a A + → b B

Maka menurut Guldenberg dan Waage, kecepatan reaksi zat A dan B menjadi zat C dan D

adalah:

V = kecepatan reaksi k = konstanta kecepatan reaksi [A] dan [B] = konsentrasi zat A dan zat B a dan b = koefisien zat A dan zat B dalam persamaan reaksi. Faktor yang mempengaruhi laju reaksi Laju reaksi dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: 1. Luas permukaan sentuh Luas permukaan sentuh memiliki peranan yang sangat penting dalam banyak, sehingga menyebabkan laju reaksi semakin cepat. Begitu juga, apabila semakin kecil luas permukaan bidang sentuh, maka semakin kecil tumbukan yang terjadi antar partikel, sehingga laju reaksi pun semakin kecil. Karakteristik kepingan yang direaksikan juga turut berpengaruh, yaitu semakin halus kepingan itu, maka semakin cepat waktu yang dibutuhkan untuk bereaksi; sedangkan semakin kasar kepingan itu, maka semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk bereaksi. 2. Suhu Suhu juga turut berperan dalam mempengaruhi laju reaksi. Apabila suhu pada suatu reaksi yang berlangusng dinaikkan, maka menyebabkan partikel semakin aktif bergerak, sehingga tumbukan yang terjadi semakin sering, menyebabkan laju reaksi semakin

Page 5: Lap - Laju Reaksi

besar. Sebaliknya, apabila suhu diturunkan, maka partikel semakin tak aktif, sehingga laju reaksi semakin kecil. 3. Katalis Katalis adalah suatu zat yang mempercepat laju reaksi kimia pada suhu tertentu, tanpa mengalami perubahan atau terpakai oleh reaksi itu sendiri. Suatu katalis berperan dalam reaksi tapi bukan sebagai pereaksi ataupun produk. Katalis memungkinkan reaksi berlangsung lebih cepat atau memungkinkan reaksi pada suhu lebih rendah akibat perubahan yang dipicunya terhadap pereaksi. Katalis menyediakan suatu jalur pilihan dengan energi aktivasi yang lebih rendah. Katalis mengurangi energi yang dibutuhkan untuk berlangsungnya reaksi. Katalis dapat dibedakan ke dalam dua golongan utama : katalis homogen dan katalis heterogen. Katalis heterogen adalah katalis yang ada dalam fase berbeda dengan pereaksi dalam reaksi yang dikatalisinya, sedangkan katalis homogen berada dalam fase yang sama. Satu contoh sederhana untuk katalisis heterogen yaitu bahwa katalis menyediakan suatu permukaan di mana pereaksi-pereaksi (atau substrat) untuk sementara terjerat. Ikatan dalam substrat-substrat menjadi lemah sedemikian sehingga memadai terbentuknya produk baru. Ikatan atara produk dan katalis lebih lemah, sehingga akhirnya terlepas. Katalis homogen umumnya bereaksi dengan satu atau lebih pereaksi untuk membentuk suatu perantarakimia yang selanjutnya bereaksi membentuk produk akhir reaksi, dalam suatu proses yang memulihkan katalisnya. 4. Molaritas Molaritas adalah banyaknya mol zat terlarut tiap satuan volum zat pelarut. Hubungannya dengan laju reaksi adalah bahwa semakin besar molaritas suatu zat, maka semakin cepat suatu reaksi berlangsung. Dengan demikian pada molaritas yang rendah suatu reaksi akan berjalan lebih lambat daripada molaritas yang tinggi. 5. Konsentrasi Karena persamaan laju reaksi didefinisikan dalam bentuk konsentrsi reaktan maka dengan naiknya konsentrasi maka naik pula kecepatan reaksinya. Artinya semakin tinggi konsentrasi maka semakin banyak molekul reaktan yang tersedia dengan demikian kemungkinan bertumbukan akan semakin banyak juga sehingga kecepatan reaksi meningkat

Alat :

1. APD 2. Pembakar spirtus 3. Tabung reaksi 4. Pipet tetes & pipet volum 5. Stopwatch 6. Kertas Putih 7. Pulpen

Page 6: Lap - Laju Reaksi

Bahan :

H2C2O4 0,1 M

H2SO4 4N

KMnO4 0,1N

FeSO4 0,1 M

MnSO4 0,1M

Na2S2O3 0,1N

HCl 0,1N dan 2N

Cara Kerja :

1. Reaksi KMnO4 dengan H2C2O4

a. 1mL H2C2O4 0,1M + 2mL H2SO4 4N + 10 tetes KMnO4 0,1N kocok ukur waktu

yang diperlukan sampai warna ungu tepat hilang

b. 1mL H2C2O4 0,1M + 2mL H2SO4 4N PANASKAN + 10 tetes KMnO4 0,1N kocok

ukur waktu yang diperlukan sampai warna ungu tepat hilang

2. Reaksi KMnO4 dengan FeSO4

a. 2mL FeSO4 0,1 M + 2mL H2SO4 4N + 5 tetes H3PO4 + 10 tetes KMnO4 0,1N

kocok ukur waktu yang diperlukan sampai warna ungu tepat hilang

b. 2mL FeSO4 0,1 M + 10 tetes MnSO4 0,1M + 2mL H2SO4 4N + 5 tetes H3PO4 + 10

tetes KMnO4 0,1N kocok ukur waktu yang diperlukan sampai warna ungu tepat

hilang

3. Reaksi Na2S2O3 dengan HCl

a. 2mL Na2S2O3 0,1N + 2mL HCl 0,1N kocok ukur waktu yang diperlukan sampai

titik hitam paa kertas tepat hilang

b. 2mL Na2S2O3 0,1N + 2mL HCl 2N kocok ukur waktu yang diperlukan sampai

warna ungu tepat hilang

Hasil :

1. (A) 1.19 detik

(B) 15 detik

2. (A) 3 sekon

(B) 1 sekon

3. (A) 37,89

(B) 19.12

*NB = perhitungan dimulai sejak pengocokan.

Reaksi :

1. 2KMnO4 + H2C2O4 K2C2O4 + 2HMnO4

== dipengaruhi oleh suhu ==

2. 2KMnO4 + Fe2SO4 K2SO4 + 2FeMnO4

== dipengaruhi oleh penambahan MnSO4 ==

3. Na2S2O3 + 2HCl 2NaCl + H2S2O3

== dipengaruhi oleh konsentrasi ==

Page 7: Lap - Laju Reaksi

Kesimpulan :

- Pada percobaan kali ini diketahui bahwa suhu, konsentrasi dan molaritas dapat

berpengaruh dalam proses reaksi.

- Laju reaksi dipengaruhi oleh beberapa factor yakni : suhu, luas permukaan,

konsentrasi, molaritas dan katalis.

Daftar Pustaka :

http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-kesehatan/kecepatan-reaksi-dan-energi/kecepatan-reaksi/ http://id.wikipedia.org/wiki/Laju_reaksi

Page 8: Lap - Laju Reaksi