LAP KIMIA - Koefisien Gesek (M6).docx

30
BAB I PENDAHULUAN 1.1 TUJUAN PRAKTIKUM 1. Mempelajari perbedaan antara gaya gesek statis dan kinetik. 2. Mencari nilai koefisien gesek antara bidang dan balok 3. Mempelajari faktor yang mempelajari besar koefisien gesek. 1.2 LANDASAN TEORI Bila dua benda saling menyentuh, seperti saat benda saat benda yang bergerak di atas sebuah permukaan maka akan mendapat hambatan terhadap geraknya, yang disebabkan dari benda berinteraksi dengan sekelilingnya. Hambatan itu disebut dengan gaya gesek. Ketika dua benda saling bersentuhan, seperti sebuah kotak yang terletak di atas lantai, suatu hambatan akan melawan gerak relatif benda tersebut, misalkan kita dorong kotak tersebut hingga mempunyai kecepatan, setelah itu kita lepaskan di atas lantai, maka kotak itu akan bergerak semakin pelan dan akhirnya berhenti. Berhenti itu disebabkan dari hilangnya momentum yang menandakan adanya suatu gaya yang melawan gerakan dari kotak tersebut. Gaya ini disebut dengan gerakan meluncur (kinetik). Hal ini dapat disebabkan oleh interaksi yang terjadi antara molekul-molekul kedua benda yang bersentuhan, interaksi ini disebut

description

KIMIA

Transcript of LAP KIMIA - Koefisien Gesek (M6).docx

Page 1: LAP KIMIA - Koefisien Gesek (M6).docx

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 TUJUAN PRAKTIKUM

1. Mempelajari perbedaan antara gaya gesek statis dan kinetik.

2. Mencari nilai koefisien gesek antara bidang dan balok

3. Mempelajari faktor yang mempelajari besar koefisien gesek.

1.2 LANDASAN TEORI

Bila dua benda saling menyentuh, seperti saat benda saat benda yang

bergerak di atas sebuah permukaan maka akan mendapat hambatan terhadap

geraknya, yang disebabkan dari benda berinteraksi dengan sekelilingnya.

Hambatan itu disebut dengan gaya gesek.

Ketika dua benda saling bersentuhan, seperti sebuah kotak yang terletak di

atas lantai, suatu hambatan akan melawan gerak relatif benda tersebut, misalkan

kita dorong kotak tersebut hingga mempunyai kecepatan, setelah itu kita lepaskan

di atas lantai, maka kotak itu akan bergerak semakin pelan dan akhirnya berhenti.

Berhenti itu disebabkan dari hilangnya momentum yang menandakan adanya

suatu gaya yang melawan gerakan dari kotak tersebut. Gaya ini disebut dengan

gerakan meluncur (kinetik). Hal ini dapat disebabkan oleh interaksi yang terjadi

antara molekul-molekul kedua benda yang bersentuhan, interaksi ini disebut

kohesi atau adehesi yang dilihat dari sama atau bedanya bahan dari benda

tersebut. Secara eksperimen kita dapat membuktikan bahwa gaya gesek adalah

gaya yang berarah melawan arah gerak benda, gaya gesek muncul ketika dua buah

permukaan benda saling bersentuhan atau bergesek. Benda-benda yang dimaksu

tidak hanya benda padat namun juga benda cair ataupun gas. Gaya gesek yang

disebabkan oleh dua buah benda padat disebut dengan gaya gesek statis dan gaya

gesek kinetis. Sedangkan gaya antara benda padat dan cair maupun gas disebut

dengan gaya stookes.

Secara umum, gaya gesek dapat ditulis suatu ekspansi deret, yaitu

f=bvv

−b1 v2−b2 v

2 vv

Dimana suku pertama adalah gaya gesek yang dikenal dengan gaya statis dan

kinetis. Sedangkan suku dan ketiga adalah gaya gesek benda dalam fluida.

Page 2: LAP KIMIA - Koefisien Gesek (M6).docx

Gaya gesek merupakan akumulasi dari interaksi mikro antara kedua

permukaan yang saling bersentuhan. Gaya-gaya yang bekerja antara lain gaya

elektrostatis pada masing-masing dari permukaan benda yang bersentuhan, dahulu

diyakini permukaan-permukaan yang akan menyebabkan gaya gesek (koefisien

gesek) menjadi lebih kecil nilainya dibanding dengan permukaan benda yang

kasar, akan tetapi tidak lagi demikian dengan konstruksi mikro (nano) pada

permukaan benda dapat menyebabkan gesekan menjadi minimum, bahkan

elektron tidak dapat lagi membasahinya.

Antara dua buah benda yang saling bergerak lurus terdapat dua buah jenis

gaya gesek, yaitu gaya statis dan gaya gesek kinetis.

a. Gaya gesek statis

Gaya gesek statis adalah gerakan lurus antara dua benda padat yang tidak

dapat bergerak relatif antara satu dengan yang lainnya. Gaya gesek statis juga

terjadi pada bidang dan balok, gaya gesek dapat mencegah benda meluncur ke

bawah bidang miring. Koefisien gesek statis dinotasikan dengan s dan umumnya

lebih besar dari gaya atau koefisien gesek kinetis. Gaya yang diaplikasikan tepat

sebelum benda bergerak akan menghasilkan gaya statis. Gaya gesekan maksimum

antara dua permukaan sebelum terjadi adalah hasil dari koefisien gesek statis

dikalikan gaya normal.

f = s . fn

Ketika tidak ada gesekan yang terjadi, gaya gesek tersebut memiliki nilai nol

hingga gaya gesek maksimum yang berusaha untuk menggerakan salah satu benda

akan, oleh gaya gesek setara dengan besar gaya tersebut, namun berlawanan arah.

b. Gaya gesek kinetik

Gaya gesek kinetik adalah dinamis terjadi ketika dua benda satu sama

lainnya saling bergesekan. Koefisien gaya gesek kinetik biasanya dinotasikan

dengan k dan selalu lebih kecil dibandingkan dengan gaya statis, walaupun

dengan materi yang sama.

Rumus untuk koefisien gesek sering dinyatakan dengan:

s = tan

rumus ini merupakan rumus yang digunakan sebagai cara mengukur koefisien

dalam mode I. Sebagai contoh, apabila kita mempunya sebuah balok kayu, kita

Page 3: LAP KIMIA - Koefisien Gesek (M6).docx

ingin mengetahui berapa koefisien gesek kinetik antara balok dengan permukaan

kayu. Cara yang dilakukan adalah dengan meletakkan balok tersebut di atas kayu,

lalu diangkat (miring terhadap horizontal) sedikit demi sedikit hingga pada saat

kemiringan tertentu balok tersebut mulai bergerak, sudut inilah merupakan

nilainya.

Bila benda bergerak ke atas sepajang bidang miring gaya-gaya yang akan

bekerja adalah:

a. Berat benda ( w = m . g )

b. Gaya normal (N) dari bidang miring terhadap benda

c. Gaya gesek fs yang berlawanan arah

SIFAT-SIFAT GESEKAN

1. Jika sebuah benda tidak bergerak, maka fs dan F (komponen F sejajar terhadap

permukaan) seimbang satu sama lain fs = - F

2. Besar gaya gesek maksimum fs, maks = sF dengan sebagai koefisen statis.

3. Saat benda meluncur, gaya gesek turun hingga fk dengan fk = sF

Jika dua benda dihubungkan dengan seutas tali melewati katrol, maka benda akan

tepat bergerak bila m2 dan m1 memenuhi persamaan :

m2 = sm1

Bila sistem 2 benda itu terletak pada bidang miring, maka percepatan dari benda

kedua tersebut adalah :

a=m2−m1(sin θ+k cosθ)

m 1+m2g

Hukum yang mempengaruhi koefisien adalah :

a. Hukum Newton I, “Jika resultan gaya yang bekerja pada benda sama dengan

nol maka benda akan diam”.

b. Hukum Newton II, Percepatan yang timbul oleh gaya pada benda berbanding

lurus dengan gaya dan berbanding terbalik dengan masa benda.

c. HukumNewton III, Gaya aksi = - reaksi

Page 4: LAP KIMIA - Koefisien Gesek (M6).docx

BAB II

PROSEDUR KERJA

2.1 ALAT DAN BAHAN

a. Peralatan bidang miring dengan katrol

Digunakan sebagai media dalam perhitungan koefisien gesek.

b. Balok

Digunakan sebagai alat dalam pengukuran gesek statis dan koefisien gesek

kinetik dalam hal massa.

c. Silinder logam

Digunakan dalam pengkuran koefisien kinetik, yaitu sebagai katrol atau massa

2, juga media ukur.

d. Mistar

Digunakan untuk mengukur panjang pergerakan atau panjang benda.

e. Tali/benang

Digunakan untuk media pengikat dalam percobaan koefisien kinetik.

3.2 CARA KERJA

a. Koefisien gesek statik metode I

1. Massa dari balok kayu ditimbang (m1)

2. Balok kayu diletakkan di atas papan

3. Secara perlahan, salah satu ujung papan diangkat sehingga terbentuk sudut

dengan bidang datar.

4. Papan ditahan saat balok kayu tepat bergerak.

5. Sudut yang terbentuk antara papan dan bidang datar diukur.

6. Ulangi langkah 2 s/d 5 sebanyak 5 kali.

7. Percobaan ini diulangi pada permukaan yang lain.

b. Koefisien gesek statis metode II

1. Tentukan massa balok yang akan digunakan.

2. Bidang datar diletakkan di atas meja dengan posisi = 0o.

3. Balok kayu ditaruh di atas kayu tersebut.

4. Untuk menarik balok digunakan pegas.

5. Catat angka yang ditunjukkan saat balon akan bergerak.

6. Tentukan massa yang sebanding dengan nilai yang ditunjukkan pegas.

Page 5: LAP KIMIA - Koefisien Gesek (M6).docx

7. Ulangi percobaan dengan massa balok yang divariasikan.

c. Koefisien gesek kinetik

1. Massa m1 dan m2 ditimbang.

2. Sistem percobaan disusun.

3. Sudut diatur sehingga tan = 0,25

4. Jarak yang ditempuh balok dan waktu tempuhnya ditentukan.

5. Percobaan diulangi untuk harga tan yang bervariasi.

Page 6: LAP KIMIA - Koefisien Gesek (M6).docx

JURNALKOEFISIEN GESEK (M6)

A. Menentukan Koefisien Gesek Statis

1. Metode INo.

m (g) x (cm) y (cm)

1.KARPET

81,1

80,95 42 2769,5 25,5 20

2.KAYU

71,6

86,4 25,5 1671,5 22 17

3.TRIPLEK

193,4

75,5 47 3166 39 30

2. Metode IINo.

m (g) F (N)

1.KARPET

81,1

0,10,1

2.KAYU127,1

0,310,31

3.TRIPLEK

193,4

0,580,57

B. Menentukan Koefisien Gesek Kinetis

No. m1 m2 x (cm) y (cm) tan s (cm) t (s)

1.KARPET

77,6

81,1 98 25,5 0,26 14 95 1,6698 25,5 0,26 14 95 1,69

2.KAYU

71,6

127,1 98 25,5 0,26 14 95 0,6698 25,5 0,26 14 95 0,69

3.TRIPLEK

48,9

193,4 98 25,5 0,26 14 95 0,598 25,5 0,26 14 95 0,5

Mengetahui :

Asisten

YOLANI

Rekan kerja :

1. HUSNUL IHSAN

2. SHINDY PALANDRIKA

3. LAURA AJENG DYALOVA

Page 7: LAP KIMIA - Koefisien Gesek (M6).docx

Padang, 30 September 2013

Praktikan

Galih Imami Ramadhana

NBP : 1310922042

BAB III

DATA DAN PEMBAHASAN

3.1 JURNAL (TERLAMPIR)

3.2 PERHITUNGAN

3.2.1 Menentukan koefisien gesek statis

A. Metode I

1. Balok Karpet

(i) x = 80,5 cm m = 81,1 gr

y = 42 cm

s = tan = arc tan

= y/x = tan-1 (0,52)

= 42/80,5 = 27,60

= 0,52

Tabel A.1

No. m (g) x (cm) y (cm) s

1.

2.

81,1

81,1

80,5

69,5

42

25,5

27

20

0,52

0,36

s= s1+s 22

=0,44

Tabel A.2

No. s s (s - s) (s - s)2

Page 8: LAP KIMIA - Koefisien Gesek (M6).docx

1.

2.

0,52

0,36

0,44

0,44

0,08

-0,08

0,0064

0,0064

0,0128

RM = √∑ (s−s)2

n−1

= √ 0,01282−1

= 0,11

RM =RMsx 100 %=0,11

0,44x 100 %=2,5 %

2. Balok Kayu

(i) x = 86,4 cm m = 71,6 gr

y = 25,5 cm

s = Tan = arc tan

= y/x = tan-1 (0,29)

= 0,295 = 16,4 o

Tabel A.3

No. m (g) x (cm) y (cm) s

1.

2.

71,6

71,6

86,4

71,5

25,5

22

16

16

0,29

0,30

s= s1+s 22

=0,295

Tabel A.4

No. s s (s - s) (s - s)2

1.

2.

0,29

0,30

0,295

0,295

-0,005

0,005

0,000025

0,000025

Page 9: LAP KIMIA - Koefisien Gesek (M6).docx

0,00005

RM = √∑ (s−s)2

n−1

= √ 0,000052−1

= 0,007

RM =RMsx 100 %= 0,07

0,295x100 %=2,3 %

3. Balok Triplek

(i) x = 75,5 cm m = 193,4 gr

y = 47 cm

s = Tan = arc tan

= y/x = tan-1 (0,62)

= 47/75,5 = 31 o

= 0,62

Tabel A.5

No. m (g) x (cm) y (cm) s

1.

2.

193,4

193,4

75,5

66

47

39

31

30

0,62

0,59

s= s1+s 22

=0 ,605

Tabel A.4

No. s s (s - s) (s - s)2

1. 0,62 0,605 0,015 0,000225

Page 10: LAP KIMIA - Koefisien Gesek (M6).docx

2. 0,59 0,605 -0,015 0,000225

0,00045

RM = √∑ (s−s)2

n−1

= √ 0,0004 52−1

= 0,021

RM =RMsx 100 %=0,021 0,07

0,605x100 %=3 ,4 %

B. Metode II

1. Balok Karpet

(i) m = 81,1 gr F = 0,1 N

s = Fm. g

= 0,1

81,1 .10

= 0,00012

Tabel B.1

No. m (gr) F (N) s

1.

2.

81,1

81,1

0,1

0,1

0,00012

0,00012

s= s1+s 22

=0,00012

Tabel B.2

No. s s (s - s) (s - s)2

1. 0,00012 0,00012 0 0

Page 11: LAP KIMIA - Koefisien Gesek (M6).docx

2. 0,00012 0,00012 0 0

0

RM = √∑ (s−s)2

n−1

= √ 02−1

= 0

RM =RMsx 100 %= 0

0,00012x100 %=0 %

2. Balok Kayu

(i) m = 127,1 gr F = 0,31 N

s = Fm. g

= 0,31

127,1.10

= 0,00024

Tabel B.3

No. m (gr) F (N) s

1.

2.

127,1

127,1

0,31

0,31

0,00024

0,00024

s= s1+s 22

=0,00024

Tabel B.4

No. s s (s - s) (s - s)2

1.

2.

0,00024

0,00024

0,00024

0,00024

0

0

0

0

0

RM = √∑ (s−s)2

n−1

Page 12: LAP KIMIA - Koefisien Gesek (M6).docx

= √ 02−1

= 0

RM =RMsx 100 %= 0

0,00024x 100 %=0%

3. Balok Triplek

(i) m = 193,41 gr F = 0,58 N

s = Fm. g

= 0,58

193,4 .10

= 0,00029

Tabel B.5

No. m (gr) F (N) s

1.

2.

193,4

193,4

0,58

0,57

0,000299

0,000294

s= s1+s 22

=0,0002965

Tabel B.6

No. s s (s - s) (s - s)2

1.

2.

0,000299

0,000294

0,0002965

0,0002965

0,0000025

-0,0000025

0

0

0

RM = √∑ (s−s)2

n−1

= √ 02−1

= 0

RM =RMsx 100 %=0 %

Page 13: LAP KIMIA - Koefisien Gesek (M6).docx

C. Metode III

1. Balok Karpet

(i) m1 = 77,6 cm m2 = 81,1 gr

x = 98 cm s = 95 cm

y =25,5 cm t = 1,66 s

tan = y/x = arc tan

= 25,5 / 98 = tan-1 (0,26)

= 0,26 = 140

k=

2 s

t 2(m 1+m2 )+(m 2−m 1sin❑)g

m 1gcos❑

¿

2 .95

(1,66 )2(77,6+81,1 )+(81,1−77,6 .sin 14 ) .10

77,6 .10 .cos14

Page 14: LAP KIMIA - Koefisien Gesek (M6).docx

¿15

Tabel C.1

No. m1 m2 x y s t k

1.

2.

77,6

77,6

81,1

81,1

98

98

25,5

25,5

14

14

95

95

1,66

1,69

15

14

Tabel C.2

No. k k (k - k) (k - k)2

1.

2.

15

14

14,5

14,5

0,5

-0,5

0,25

0,25

0,5

RM = √∑ (k−k )2

n−1

= √ 0,52−1

= 0,7

RM =RMsx 100 %= 0,7

14,5x100 %=4,8 %

2. Balok Kayu

(i) m1 = 71,6 cm m2 = 127,1 gr

x = 98 cm s = 95 cm

y =25,5 cm t = 0,66 s

tan = y/x = arc tan

= 25,5 / 98 = tan-1 (0,26)

= 0,26 = 140

k=

2 s

t 2(m 1+m2 )+(m 2−m 1sin❑)g

m 1gcos❑

¿ 2 .95

(0 ,66 )2¿¿

Page 15: LAP KIMIA - Koefisien Gesek (M6).docx

¿1 ,6

Tabel C.3

No. m1 m2 x y s t k

1.

2.

71,6

71,6

127,1

127,1

98

98

25,5

25,5

14

14

95

96

0,66

0,09

1,6

1,7

k= k 1+k 22

=1,6+1,72

=1,65

Tabel C.4

No. k k (k - k) (k - k)2

1.

2.

1,6

1,7

1,65

1,65

0,05

-0,05

0,0025

0,0025

0,005

RM = √∑ (k−k )2

n−1

= √ 0 ,00 52−1

= 0,07

RM =RMsx 100 %=0 ,07

1,6 5x100%=4,2%

3. Balok Triplek

(i) m1 = 48,9 cm m2 = 193,4 gr

x = 98 cm s = 95 cm

y =25,5 cm t = 0,5 s

tan = y/x = 14

= 25,5 / 98 = tan-1 (0,26)

= 0,26 = 140

k=

2 s

t 2(m 1+m2 )+(m 2−m 1sin❑)g

m 1gcos❑

Page 16: LAP KIMIA - Koefisien Gesek (M6).docx

¿ 2 .95

(0 ,5 )2¿¿

¿3,8

Tabel C.5

No. m1 m2 x y s t k

1.

2.

48,9

48,9

193,4

193,4

98

98

25,5

25,5

14

14

95

95

0,5

0,47

3,8

3,6

k= k 1+k 22

=3,8+3,62

=3,7

Tabel C.6

No. k k (k - k) (k - k)2

1.

2.

3,8

3,6

3,7

3,7

0,1

-0,1

0,01

0,01

0,02

RM = √∑ (k−k )2

n−1

= √ 0 ,022−1

= 0,14

RM =RMsx 100 %=0 ,14

3,7x100 %=3,7 %

3.3 ANALISA

Percobaan dengan metode I dengan objek balok yang mempunyai

permukaan berbeda, nilai dari koefisien gesek hanya berasal dari kemiringan

bidang tempat peletakkan objek balok tersebut. Objek balok dengan permukaan

karpet akan mengalami koefisien yang lebih besar dari objek lain. Hal tersebut

sesuai dengan teori kehalusan benda akan mempengaruhi koefisien gesek benda

tersebut. Pada objek balok yang mempunyai permukaan kayu, nilai koefisien yang

didapat akan lebih kecil daripada nilai koefisien gesek objek dengan permukaan

Page 17: LAP KIMIA - Koefisien Gesek (M6).docx

karpet; kayu yang lebih halus daripada karpet akan menghasilkan bidang miring

yang lebih kecil dari objek karpet sehingga akan mempunyai koefisien gesek yang

juga lebih kecil daripada objek dengan permukaan karpet. Berbeda dengan objek

dengan permukaan triplek yang seharusnya mempunyai nilai koefisien yang lebih

kecil daripada objek yang lain, tetapi merupakan objek dengan koefisien gesek

terbesar. Ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya ialah kesalahan

praktikan ketika melakukan percobaan, namun hal ini tidaklah terjadi pada

percobaan kali ini, karena data kedua yang diujikan juga mengacu pada koefisien

yang sama. Faktor lain ialah berat balok triplek yang mempunyai massa dua kali

lipat dari objek yang lain.

Percobaan dengan metode II yang akan mengukut koefisien gesek benda

dari nilai gaya (F) yang diberikan kepada benda itu sendiri. Pada percobaan

dengan metode II ini, hal-hal yang mempengaruhi koefisien gesek adalah gaya,

massa benda serta gaya gravitasi. Percobaan ini dilakukan dengan bantuan pegas,

pada benda dengan permukaan karpet, gaya yang diberikan cukup kecil, ini juga

dipengaruhi oleh massa objek yang merupakan massa terkecil dari objek benda

yang lain. Objek balok dengan permukaan kayu mempunyai gaya yang lebih besar

dibandingkan dengan balok karpet, selain permukaan benda yang licin, massa

benda juga mempengaruhi koefisien dengan metode II. Objek dengan permukaan

triplek merupakan objek dengan koefisien gesek terbesat, ini dipengaruhi oleh

massa balok yang sangat besat dibandingkan dengan objek uji lainnya.

Pada percobaan dengan metode I dan metode II bisa dilihat beberapa hal

yang ikut mempengaruhi koefisien benda. Pada metode I, objek dengan

permukaan kayu yang mempunyai massa terkecil dari objek uji lain akan

mempunyai nilai koefisien yang lebih kecil juga, karena ketika balok dengan

permukaan kayu diletakkan di atas permukaan, lalu permukaan tersebut diangkat

perlahan-lahan, massa balok yang lebih kecil tidak akan mempengaruhi gaya akan

benda yang akan membuat benda tersebut dengan mudahnya meluncur pada

kemiringan yang tidak terlalu curam. Pada objek balok triplek balok yang

Page 18: LAP KIMIA - Koefisien Gesek (M6).docx

mempunyai massa terbesar, kemiringan yang diperlukan untuk membuat benda

tepat bergerak akan besar juga. Pada percobaan dengan metode II, massa juga ikut

mempengaruhi nilai koefisien gesek benda, dimana balok dengan permukaan

triplek yang mempunyai nilai koefisien yang lebih besar.

Percobaan menentukan koefisien gesek kinetik, nilai koefisien gesek

kinetik ini banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:

1. Massa, semakin besar massa benda yang menjadi m2, maka semakin

besar pula nilai koefisien gesek yang akan didapatkan, massa ini akan

mempengaruhi waktu ketika m2 turun m1 yang mempunyai berat yang

lebih kecil akan cepat tertarik dan nilai koefisien gesek kinetik yang

dihasilkan semakin besar.

2. Waktu, semakin besar waktu maka semakin banyak nilai koefisien

yang didapatkan, ini sama halnya dengan massa.

3. Jarak, jarak akan mempengaruhi waktu tempuh.

4. Kemiringan, kemiringan dalam koefisien gesek kinetik juga ikut ambil

bagian dalam mempengaruhi nilai koefisien yang akan dihasilkan.

5. Jenis bensa, faktor ini juga mempengaruhi, sebagai contoh balok

dengan permukaan triplek akan melaju lebih cepat dibandingkan

karpet, serta mempunyai nilai koefisien yang lebih besar.

Pada percobaan untuk mencari nilai koefisien gesek ini, nilai ralat yang

didapatkan tidak ada yang melebihi syaratnya, ini menandakan praktikum yang

dilakukan telah berlangsung dengan baik dan benar, walau masih ada kesalahan,

kesalahan tersebut tidak terlalu bersifat fatal pada hasil akhir dari praktikum.

Page 19: LAP KIMIA - Koefisien Gesek (M6).docx

BAB IV

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Beberapa kesimpulan yang didapat dari percobaan, yaitu:

1. Koefisien gesek statis ada ketika benda akan tepat bergerak, sedangkan

koefisien gesek kinetik ada ketika benda telah bergerak.

2. Koefisien gesek sangat mempengaruhi oleh massa benda, selain itu

kekasaran permukaan benda juga mempengaruhi nilai koefisien gesek.

3. Faktor-faktor yang ikut mempengaruhi nilai koefisien gesek adalah:

Page 20: LAP KIMIA - Koefisien Gesek (M6).docx

- massa benda

- jenis permukaan benda

- gaya

4.2 SARAN

Untuk praktikan agar lebih teliti ketika pembacaan nilai, angka serta

besaran, agar tidak merusak hasil akhir yang akan didapat. Praktikan juga

diharapkan sudah tahu tentang hal yang akan dipraktikumkan agar tidak terjadi

kerancuan ketika praktikum.

JAWABAN PERTANYAAN

1. Dalam hal apakah gaya gesek sangat diperlukan:

- Pada pengereman kendaraan bermotor.

- Pada ban kendaraan, agar tidak terjadi slip.

- Pada alas kaki, agar tidak terpelesat di permukaan licin

Dalam hal apakah koefisien gesek diusahakan sekecil mungkin:

- Pada mesin dalam kendaraan, agar tidak cepat terjadinya aus mesin.

2. Buktikan persamaan (2), (3), (4) !

3. Bisakah koefisien gesek mencapai nilai lebih besar dari 1,0?

Page 21: LAP KIMIA - Koefisien Gesek (M6).docx

- Bisa.

4. Buktikan percepatan silinder yang bergerak pada bidang miring.

5. Berdasarkan persamaan (3) dapat diartikan bahwa koefisien gesek statik antara

2 permukaan tergantung dari kemiringan permukaan tersebut, jelaskan!

- Jika kemiringan yang ada pada bidang miring besar, maka massa2 akan

mengalami tarikan yang lebih besar dari massa1 sehingga koefisien geseknya

lebih kecil.

6. Jika benda mengalami gaya aksi dan reaksi dengan besar yang sama dan arah

yang berlawanan, mengapa jumlah vektor gaya pada sebuah benda tidak nol.

Jelaskan!

- . .

7. Apa yang mempengaruhi gaya gesek statis dan kinetik!

- gaya normal (N)

- gaya gravitasi

- kemiringan ()

8. Sebuah buku didorong di atas bidang miring yang kasar sehingga bergerak ke

atas. Buku akan berhenti dan meluncur turun ke titik awal. Apakah waktu yang

dibutuhkan sama? Bagaimana bila bidang miring tanpa gesekan!

- Waktu yang dibutuhkan adalah sama karena percepatan ditentukan oleh

gravitasi yang sama.

- Waktu akan tetap sama.

9. Buatlah bagan perkiraan data!

- Pada metode I, koefisien ditentukan oleh kemiringan dari bidang permukaan

serta permukaan benda, semakin curam kemiringan dari bidang permukaan,

maka akan tepat bergerak balok tersebut. Semakin halus permukaan benda,

makin kecil kemiringan yang dibutuhkan untuk tepat akan bergerak.

- Pada metode II, koefisien benda serta gaya yang diberikan pada balok akan

semakin besar berdasarkan pada permukaan benda, kasar atau licinkah

permukaan benda tersebut.

Page 22: LAP KIMIA - Koefisien Gesek (M6).docx

- Pada metode III, koefisien gesek kinetik bergantung pada massa benda II,

semakin besar massa benda, maka semakin cepat pula waktu yang dibutuhkan.