Lap. Individu MinCeQ
Transcript of Lap. Individu MinCeQ
-
7/30/2019 Lap. Individu MinCeQ
1/17
Syarifa Waheeda A. C11106115
PROGRESIVITAS HIPERTENSI MEMICU
MIXED INKONTINENSIA URINE
PADA PASIEN GERIATRI
SKENARIO 2
Perempuan 68 tahun, dibawa ke puskesmas oleh keluarganya. Menurut yang
membawanya, ia tiba- tiba jatuh terpeleset di dekat tampat tidurnya tadi pagi karena
menginjak air seninya sendiri.
Beberapa hari ini penderita sebentar- sebentar ke toilet untuk buang air kecil.
Sejak seminggu yang lalu penderita terdengar batuk- batuk dan agak sesak napas, serta
nafsu makannya sangat berkurang, tetapi tidak demam. Penderita selama ini mengidap
kencing manis dan tekanan darah tinggi, untuk penyakitnya itu ia mendapat obat dari
dokter. Setahun yang lalu ia mendapat serangan stroke.
KATA-KATA KUNCI
1. Perempuan, 68 tahun
2. Menurut yang membawanya, ia tiba-tiba jatuh terpeleset di dekat tempat
tidurnya tadi pagi karena menginjak air seninya sendiri.
3. Beberapa hari ini, penderita sebentar-sebentar ke toilet untuk buang air kecil.
4. Sejak seminggu, penderita terdengar batuk-batuk dan agak sesak napas, serta
nafsu makannya sangat berkurang, tetapi tidak demam.
5. Penderita selama ini mengidap kencing manis dan tekanan darah tinggi.
6. Riwayat konsumsi obat anti-DM dan anti-hipertensi.
7. Setahun yang lalu pasien mendapat serangan stroke.
PERTANYAAN1. Apa definisi Inkontinensia Urine(IU)?
2. Bagaimana klasifikasi dari tipe-tipe IU?
3. Bagaimana jenis kelamin dan faktor usia lanjut dapat mempengaruhi mixed IU?
4. Adakah hubungan Hipertensi dengan mixed IU yang diderita pasien tersebut?
Jika ada, apa dan bagaimana hubungannya?
1
-
7/30/2019 Lap. Individu MinCeQ
2/17
Syarifa Waheeda A. C11106115
5. Adakah korelasi bermakna antara minum obat anti-hipertensi dengan IU yang
diderita pasien tersebut? Jika ada, bagaimana korelasinya?
6. Bagaimana epidemiologi dan prevalensi IU pada usia lanjut (usila)?
7. Apa etiologi IU pada usila?
8. Bagaimana gambaran klinis mixed IU pada pasien geriatri?
9. Bagaimana mendiagnosis mixed IU pada usila?
10. Bagaimana penatalaksanaan mixed IU pada pasien geriatri?
11. Apa komplikasi mixed IU yang dapat memperberat keadaan umum pasien?
12. Bagaimana prognosis mixed IU pada pasien usila?
ANALISA MASALAH
1. Perempuan 68 tahun, dan menderita lebih dari satu macam penyakit, maka sudah
dapat dipastikan bahwa ia adalah pasien geriatri dan telah menopause.
2. Menurut yang membawanya, ia tiba-tiba jatuh terpeleset di dekat tempat
tidurnya tadi pagi karena menginjak air seninya sendiri.
Menurut yang membawanya, memiliki dua makna. Pertama, mungkin saja
pasien dalam keadaan tak sadar, hingga ia tak mampu lagi berbicara. Kedua,
bisa saja pasien masih sadar, tapi karena kaget akibat jatuhnya yang sangat
tiba-tiba, hingga ia shock dan tidak bisa berbicara. Apalagi didukung faktabahwa usia lanjut kadang-kadang menyebabkan seseorang menjadi lebih
cengeng dan manja.
Jatuh terpeleset karena air kencingnya sendiri, di dekat tempat tidurnya,
menunjukkan pasien masih sadar bahwa ia akan berkemih, atau secara tak
sadar sedang berkemih di tempat tidurnya, kemudian dengan cepat bergegas
menuju toilet, akan tetapi, ia tidak mampu menahan hasratnya untuk
berkemih, sehingga urinenya keluar terus tanpa disadari. Mungkinjuga
pasien selama ini telah mengurangi aktivitasnya, sehingga ia lebih banyak di
tempat tidur (immobilisasi), karena di pagi hari semestinya ia bisa melakukan
aktivitas yang lain tanpa berdiam diri di tempat tidur.
3. Beberapa hari ini, penderita sebentar-sebentar ke toilet untuk buang air kecil,
artinya, pasien mengalami frekuensi atau polakisuri, yaitu frekuensi buang
2
-
7/30/2019 Lap. Individu MinCeQ
3/17
Syarifa Waheeda A. C11106115
air kecil (BAK) yang lebih dari normal, atau dengan kata lain, pasien sering
berkemih.
4. Sejak seminggu, penderita terdengar batuk-batuk dan agak sesak napas, serta
nafsu makannya sangat berkurang, tetapi tidak demam.
Gambaran di atas tadi menunjukkan pasien lebih sering berbaring di tempat tidur
(immobilisasi), dan karena pengaruh usianya, telah terjadi perubahan-perubahan
fisiologis yang dapat meningkatkan resiko menderita Pneumoni ortostatik.
Bagan di bawah ini dapat menjelaskannya :
3
Pasien sering beraring(telentang)
Penumpukan lendirdi daerah thoraks
Refleks batuk
Sel-sel kelenjarpernapasan lisis &keluarkan >>mukus
(lendir)
Jumlah & aktivitascilia alat pernapasan
Pneumoni Ortostatik
Penumpukan lendir
Memudahkan terjadinyainfeksi bakteri/virus pd
saluran napas
sistem imun tubuh
Seharusnya terjadi demam
Tapi pasien tidak demam
Infeksi & radang Paru-paru
Batuk-batuk & sesak napas
-
7/30/2019 Lap. Individu MinCeQ
4/17
Syarifa Waheeda A. C11106115
Berikut penjelasannya :
Demam, adalah pengaturan suhu (termoregulasi) tubuh yang meningkat lebih
dari normal. Di bawah ini terdapat skema tentang patomekanisme demam :
4
Infeksi bakteri/virus
Asam arachidonat dihasilkan
Menghasilkan Pyrogen Eksogen
Rangsang sel fagosit (makrofag) mengeluarkanPyrogen Endogen (Prostaglandin, bradikinin, IL)
Merusak sel-sel tubuh
PG langsung mempengaruhi pusat termostat di Hypothalamus
Point set suhu pusat (mis.39C, maka suhu ini yg dianggap normal oleh otak)
Sedangkan pada orang yg demam, ia sendiri merasa dingin(subjektif) atau menggigil
Pada perabaan, tubuh terasa panas
Panas tertahan di perifer
Pusat memerintahkan perifer utk meningkatkan produksi panas & menahanpanas agar tdk keluar dari tubuh, mll vasokonstriksi kulit & p.drh perifer
Suhu perifer yg semestinya Normal (36,7-37,2C) dianggap rendah (dingin)
Diasumsikan sebagai tidak demam
DEMAM
-
7/30/2019 Lap. Individu MinCeQ
5/17
Syarifa Waheeda A. C11106115
Sedangkan :
Sedangkan Nafsu makan yang sangat berkurang mungkin diakibatkan oleh :
Selain faktor-faktor di atas, beberapa perubahan fisiologis pada usia lanjut
turut menyebabkan terjadinya batuk-batuk dan sesak napas. Hal ini dapat dilihat
dalam bagan di bawah ini :
5
Pada usila, kulit dan pembuluh darahperifer tidak elastis lagi
Pada perabaaan, Tubuh tdk terasa panas, tppasien usila dpt merasa dingin subjektif
Sehingga tidak terjadi vasokonstriksi perifer
Panas tdk tertahan dan tetap keluar dari tubuh
Diasumsikan sebagai tidak demam
jumlah & sensitivitaspapil (taste buds) di lidah
NAFSU MAKAN
Depresi krnMalu & takutmembebani org lain
Depresi
krn penyakit yg diderita
Tidak punya gigi lagisensoris bau
Makanan tdk menarik
-
7/30/2019 Lap. Individu MinCeQ
6/17
Syarifa Waheeda A. C11106115
6
Degenerasi epitel& kelenjar bronchi
Aktivitas &jumlah cilia
ventilasi, perfusi
Difusi O2
Penumpukan lendir di sal.napas
Refleks batuk
Elastisitas alveoli Daya recoil elastin
sensitivitas & mekanismeself cleansing sal.napas
Resiko PPOK, Pneumoni& bronchitis
Paru tdk elastis
Efisiensi Respirasi
Udara banyak tinggal di paru-paru,sementara sel-sel tubuh kekurangan O2
BATUKsbg refleksuntuk mengeluarkanlendir yg menumpuk
SESAK NAPAS
(hiperventilasi)sbg refleksuntuk menghirup >>O2 &
mengeluarkan >>CO2
elatisitas & kalsifikasitlg rawan sal.napas
Osteoporosis(vertebra, costa, thorax)
Kapasitas thorax & paru
Kifosis(perubahan bentuk dada)
Kelemahan otot-ototrespirasi & ddg dada
-
7/30/2019 Lap. Individu MinCeQ
7/17
Syarifa Waheeda A. C11106115
5. Penyakit kencing manis (DM) yang diderita oleh pasien ini sangat berhubungan
erat dengan hipertensinya. Begitupun dengan serangan stroke yang pernah
didapatnya. Berikut bagan yang menjelaskannnya :
7
Resistensi insulin
Sel-sel tubuh tidak dapatmenggunakkan glukosa
Hiperglikemi
Kadar glukosa darah
glukoneogenesis
Lipolisis
foam cell
Hipertensi
FFA dlm darah
IDL
Dimakan makrofag, membentuk LDL teroksidasi
LDL
Di hepar, diubah menjadi VLDLDiabetes Mellitus
Obstruksi aliran darah otak
Stroke
Aterosklerosis
-
7/30/2019 Lap. Individu MinCeQ
8/17
Syarifa Waheeda A. C11106115
6. Pasien datang ke Puskesmas dengan keluhan jatuh terpeleset karena menginjak
air seninya sendiri. Namun, untuk pasien geriatri, dibutuhkan skala prioritas
dalam penatalaksanaannya.
Sebelum kita menangani penyebab jatuhnya, hal pertama yang harus dilakukan
adalah memeriksa kesadaran, keadaan umum, dan fungsi vital pasien, yang
terdiri dari tekanan darah, nadi, pernapasan, dan suhu.
- Jika kesadaran dan fungsi vitalnya tidak stabil, maka harus segera
diperbaiki. Bila ia tidak sadar, kemungkinan besar disebabkan oleh trauma
kapitis akibat mambentur sesuatu saat jatuh, dan malah akan memperparah
IUnya.
- Jika kesadaran dan fungsi vitalnya masih stabil, barulah kita melihat
akibat dari jatuh itu sendiri. Apakah ada fraktur atau dislokasi pada
tulang. Kita bisa melakukan anamnesa pada pasien atau orang yang
mengantarnya. Apakah terdapat nyeri, kelumpuhan motorik, atau mati
rasa (kelumpuhan sensoris). Jika terdapat kelainan-kelainan tersebut,
segera tangani. Bila tidak ada, atau kelainan-kelainan itu sudah ditangani,
barulah kita segera mengelola penyebab jatuhnya.
7. Keluhan utama yang menyebabkan jatuhnya pasien adalah Inkontinensia
Urine (IU). Agar pasien tidak jatuh lagi di kemudian hari, maka penanganan
terhadap IUnya harus segera dilakukan. Ada banyak penyakit yang dapat
menyebabkan pasien menderita IU, salah satunya, adalah Hipertensi.
JAWABAN PERTANYAAN
Definisi
Inkontinensia Urine atau IU adalah ketidakmampuan seseorang untuk menahan
urine yang keluar dari buli-buli, baik disadari ataupun tidak disadari.
Klasifikasi IU
Sebelum menangani pasien geriatri dengan IU, diperlukan ketepatan dalam
menentukan tipe yang diderita oleh pasien tersebut. Untuk itu, ada baiknya sedikit
dibahas tentang tipe-tipe IU yang ada pada usia lanjut, antara lain :
8
-
7/30/2019 Lap. Individu MinCeQ
9/17
Syarifa Waheeda A. C11106115
A. Inkontinensia Urine Akut (sementara/transient)
Umumnya bersifat reversibel. IU jenis ini akan menghilang jika faktor penyebab
bisa diatasi dengan baik. Penyebabnya, yaitu :
- Infeksi Saluran Kemih (ISK) bagian bawah, baik urethritis maupun cystitis
- Obat-obatan
- Penyakit Endokrin, misalnya DM
- Skibala ( adanya sisa-sisa feces yang tertinggal di usus, sehingga untuk
mengeluarkannnya diperlukan usaha mengedan yang kuat)
- Gangguan emosional dan psikis
B. Inkontinensia Urine Kronik (persisten/menetap)
Tidak berkaitan dengan penyakit-penyakit akut ataupun obat-obatan. Klasifikasi
IU kronik adalah sebagai berikut :
1. Stres Inkontinensia Urine (Sphincter Inkontinensia/Inkontinensia Pasif)
Timbul karena kelemahan otot-otot dasar panggul, sehingga jika terjadi
peningkatan tekanan intraabdominal (saat batuk, bersin, mengedan atau
mengangkat barang-barang berat), maka urine akan keluar tanpa disadari.
2. Urge Inkontinensia Urine (Detrusor Inkontinensia/Inkontinensia Aktif)
Terjadi karena hiperaktivitas otot-otot detrusor pada vesica urinaria (VU)
yang sangat tiba-tiba dan kuat, sehingga hasrat atau keinginan berkemih tidak
dapat ditahan lagi dan akhirnya urine keluar tanpa disadari.
3. Mixed Inkontinensia (Inkontinensia tipe Campuran)
Inkontinensia tipe ini memiliki gejala-gejala baik Stres maupun Urge
inkontinensia.
4. Overflow Inkontinensia Urine
Terjadi karena kelemahan otot buli-buli. Jika buli-buli sudah penuh melebihi
kapasitasnya, maka urine akan mengalir sendiri. Dapat terjadi :
- Inkontinensia Paradoks. Tipe ini sebenarnya bukanlah inkontinensia
sejati. Karena adanya obstruksi kronik pada uretra, maka terjadi retensi
urine. Buli-buli berkontraksi dengan kuat untuk mengeluarkan urine yang
ada, namun urine sisa terus saja menumpuk. Buli-buli yang tadinya
mampu berkontraksi akan lelah dan tidak mampu berkontraksi lagi.
Akibatnya, jika buli-buli sudah penuh, keluarlah urine diluar kehendak.
9
-
7/30/2019 Lap. Individu MinCeQ
10/17
Syarifa Waheeda A. C11106115
- Inkontinensia akibat Hipotoni bladder. Pada dasarnya buli-buli
memang lemah, sehingga tidak mampu berkontraksi. Hal ini dapat
dikaitkan dengan DM, multiple sclerosis, obat narcose, delirium, koma,
atau over relaksasi buli-buli.
5. Inkontinensia Fungsional
Inkontinensia yang disebabkan oleh faktor-faktor di luar neurologik dan
urologik, seperti kelainan fisik, faktor lingkungan, atau fungsi kognitif.
Korelasi Mixed IU dengan faktor Usia dan Jenis Kelamin
Hubungan antara usia lanjut dan wanita terhadap IU dapat dilihat melalui skema
berikut ini :
Mengingat pasien adalah seorang wanita yang usianya sudah lanjut, dan mungkin
saja ia multipara, maka dalam hal ini mixed IU yang ada, akan lebih dominan
menunjukkan gejala stres IU daripada urge IUnya. Apalagi pada kasus disebutkan
bahwa pasien ini juga sering batuk-batuk.
10
Perempuan
Kelemahan ototdasar panggul
Estrogen
Regenerasi sel-selepitel vagina &
uretra
Usia Lanjut
Abnormalitas ArginineVasopressin (AVP)
Cystitis
Uretritis
Atrophic Vaginitis
Enuresis Nocturna
(Night time IU)
Stres Inkontinensia
Urge Inkontinensia
Residual Volume
Instabilitas VU
Kapasitas VU
tek. Intraabdominal
Kontraksiinvolunter VU
Mixed IU
-
7/30/2019 Lap. Individu MinCeQ
11/17
Syarifa Waheeda A. C11106115
Hubungan Hipertensi dengan Mixed IU
11
Hipertensi
Tek.darahsistemik
elastisitaspembuluh
darah
pompa ventrikel
Urge Inkontinensia
Beban jantung
resistensipembuluh drh Aterosklerosis
HiperaktivitasBladder
Kehilangan inhibisitonus otot detrusor
Kerusakan Cortex Cerebri(micturition Centre)
Stroke
Kerusakanpembuluh drh
(khususnya otak)
Hipertrofi ventrikel
Decompensasio cordis (ggl jantung)
Payah Jantung
Jantung tidakmampu kompensasi
Gagal jantung kananGagal jantung Kiri
Edema Paru
Sesak napas
Edema Perifer
Batuk Anorexia Nokturia
tek. Intraabdominal
Stres Inkontinensia
Pneumonia
Menyebar Kesal. kemih
ISK
MIXED INKONTINENSIA
-
7/30/2019 Lap. Individu MinCeQ
12/17
Syarifa Waheeda A. C11106115
Hubungan Minum obat anti-hipertensi dengan IU
Ada beberapa jenis obat anti-hipertensi yang dapat menyebabkan Mixed IU pada
pasien ini, antara lain :
1. Diuretik, yang menyebabkan poliuri, frekuensi (polakisuri), dan urgensi
2. -adrenergic blocker, menyebabkan relaksasi uretra, sehingga memudahkan
stres IU
3. ACE-inhibitor, menyebabkan Batuk, yang dapat memicu stres IU
4. -adrenergic blocker, menyebabkan relaksasi (hipotoni) buli-buli, menyebabkan
Overflow IU
5. Ca channel-blocker, menyebabkan retensi urine, yang pada akhirnya jatuh pada
Overflow IU
Pada usila, obat hipertensi yang menjadi pilihan utama adalah diuretik dan Ca
channel-blocker karena penggunaannya yang cukup aman. Sedangkan -adrenergic
blocker menjadi pilihan terakhir, mengingat akibat yang dapat disebabkannya, antara lain
menurunkan Cardiac Output, menghambat produksi renin di ginjal, dan bahkan
menurunkan kontraktilitas myokard yang pada dasarnya pada usila sudah lemah.
Epidemiologi dan Prevalensi IU pada UsilaIU cenderung tidak dilaporkan, karena penderita merasa malu dan juga
menganggap tidak ada yang bisa diperbuat untuk menolongnya.
Insiden IU pada Lansia :
1. >
2. 15-30% pada lansia di rumah
3. 50% pada lansia di panti jompo
4. Di Amerika Serikat, dari 5.204 penderita IU, 34,4% diantarnya mengalami
Mixed IU (MUI), sisanya IU tipe stres dan urge.
5. Hasil penelitian MESA (Medical Epidemiological and Social Aspect of Aging) ,
dari 1.150 penderita IU :
- 55,5 % : Inkontinensia Campuran (MUI)
12
-
7/30/2019 Lap. Individu MinCeQ
13/17
Syarifa Waheeda A. C11106115
- 26,7% : Inkontinensia Stres (SUI)
- 9% : Inkontinensia Urge (UUI)
- 8,8% : Inkontinensia tipe lain
Etiologi IU pada Usila
Mengetahui penyebab IU sangat penting untuk pengelolaan yang tepat. Pertama-
tama, harus diusahakan untuk membedakan apakah penyebab inkontinensia berasal dari :
1. Kelainan Urologik, misalnya : ISK, batu, tumor, atau divertikel
2. Kelainan Neurologik, misalnya : stroke, trauma medulla spinalis, demensia, dan
sebagainya.
3. Lain-lain, misalnya : hambatan mobilitas, faktor lingkungan, psikis, dan
sebagainya.
Gambaran klinis IU pada Usila
Gambaran klinis IU pada usila sangat bervariasi, tergantung dari tipe-tipe yang
diderita oleh pasien. Variasinya begitu banyak, mulai dari yang keluar hanya beberapa
tetes urine saja, sampai benar-benar banyak, bahkan ada juga yang disertai inkontinensia
alvi (keluarnya feces). Namun apapun tipenya, secara umum, keluhan utama dari IU
adalah keluarnya urine di luar kemauan pasien.
Dalam laporan ini hanya akan dibahas mengenai Mixed IU. Seperti yang telah
diungkapkan di atas, IU tipe mixed atau campuran merupakan kombinasi dari tipe
stres dan urge. Gambaran klinisnya, yaitu :
1. Pasien sering berkemih (polakisuri/frekuensi)
2. Pasien mengalami keinginan berkemih yang tidak tertahankan, sehingga pada saat
hasrat untuk berkemih itu muncul, urine akan mengalir begitu saja.
3. Pasien mengeluhkan keluarnya urine saat batuk, bersin, tertawa,mengangkat
beban berat, mengedan kuat, atau hal-hal lain yang dapat meningkatkan tekanan
intraabdominal.
13
-
7/30/2019 Lap. Individu MinCeQ
14/17
Syarifa Waheeda A. C11106115
Diagnosis IU pada pasien Geriatri
IU merupakan salah satu keluhan utama pada pasien geriatri. Seperti halnya
dengan keluhan pada suatu penyakit, IU bukan merupakan diagnosis, sehingga perlu
dicari penyebab aslinya.
Diagnosa yang tepat terhadap penyebab IU, akan sangat membantu dalam
menentukan tipe IU yang diderita oleh pasien, sehingga dapat menjamin penatalaksanaan
IU dengan benar.
Penatalaksanaan IU pada pasien Geriatri
Dalam penatalaksanaan, dari tingkat anamnesis sampai pemeriksaan penunjang,
sama untuk semua tipe-tipe IU, kecuali pengobatannya, akan sangat berbeda. Hal-hal
yang sangat menentukan dalam mengelola IU pada pasien geriatri, adalah :
1. Perlu ditentukan Diagnosis Pasti :
- Inkontinensia sementara atau menetap
- Tipe inkontinensia
2. Harus dilakukan pemeriksaan lengkap, meliputi :
- Anamnesis
- Pemeriksaan Fisik
- Pemeriksaan Penunjang :
-Laboratorium
-Pencitraan (radiologi)
- Urinay Diary
- Urodynamic evaluation
Anamnesis Lengkap IU pada Usila
Dalam menghadapi pasien geriatri dengan keluhan IU patut dipertanyakan hal-hal berikut :
1. Kapan urine keluar tanpa disadari : batuk atau saat rasa ingin berkemih muncul?
2. Apa sering ngompol waktu tidur?
3. Adakah gejala-gejala LUTS (Lower Urinary Tractus Syndrome)?
- Gejala Obstruktif :
14
-
7/30/2019 Lap. Individu MinCeQ
15/17
Syarifa Waheeda A. C11106115
a. Hesitansi (sulit dan lama untuk memulai BAK sehingga perlu mengejan)
b. Pancaran miksi lemah (jatuh di dekat kaki)
c. Intermittensi (ditengah BAK, miksi terputus, kemudian miksi lagi, begitu
terus secara berulang-ulang)
d. Miksi tidak puas, sehingga terdapat terminal dribbling (urine menetes-
netes diakhir BAK)
- Gejala Iritatif :
a. Frekuensi (polakisuri)
b. Nokturi (polakisuri pada malam hari)
c. Urgensi (rasa nyeri ketika manahan BAK)
d. Disuri (rasa nyeri ketika sedang berkemih)
4. Apakah ada riwayat penyakit (misalnya : DM, hipertensi, ISK, atau hematuri)?
5. Apakah pernah operasi sebelumnya?
6. Berapa kali pernah hamil atau melahirkan?
7. Obat-obat apa saja yang sering dikonsumsi selama ini?
8. Bagaimana kebiasaan hidupnya (makanan dan minuman : kopi, teh, alkohol)?
9. Bagaimana kehidupan seksual (ada infeksi kelamin atau tidak)?
10. Bagaimana bowel habitnya (apakah sering mengedan atau konstipasi)?
Pemeriksaan Fisik IU pada Usila
Pemeriksaan fisik pada pasien geriatri dengan IU adalah sebagai berikut :
1. Keadaan umum
2. Abdominal (adakah tumor, buli-buli teraba atau tidak)
3. Genitalia Eksterna ( : keadaan vulva dan muara uretra)
4. Rectal Touche (RT) dan Vaginal Touche (VT) : untuk menentukan kekuatan
tonus sphincter dan otot-otot dasar panggul
5. Pemeriksaan Neurologis
6. Cough Stress Test : pemeriksaan meatus uretra sementara batuk atau mengedan
sewaktu buli-buli penuh
7. Urine sisa
15
-
7/30/2019 Lap. Individu MinCeQ
16/17
Syarifa Waheeda A. C11106115
Pemeriksaan Penunjang IU
Adapun pemeriksaan penunjang yang dapat membantu dalam mendiagnosa
penyebab IU, yaitu :
1. Laboratorium
- Urinalisis : Hematuri, pyuri, kutur bakteri
- Darah : Gula darah, fungsi ginjal, PSA ()
2. Pencitraan
- USG abdomen
- BNO-IVP
- Urethro-cystoscopy
Urinary Diary IU
Tujuannya, yaitu :
1. Mengetahui seberapa hebat inkontinensia dan tipenya.
2. Mencatat tiap berapa lama BAK dan berapa banyak urinenya.
Urodynamic Evaluation IU
Dilakukan untuk :
1. Melihat kekuatan otot-otot detrussor (uroflow).
2. Terutama bila terapi konservatif dan medikamentosa gagal dan direncanakan
untuk pembedahan.
Pengobatan Mixed IU
Ada beberapa langkah dalam mengobati pasien mixed IU, antara lain :
1. Konservatif, berupa :
1. Merubah pola hidup (mengatur waktu-waktu BAK)2. Mengatur makanan dan minuman
3. Memperkuat otot-otot dasar panggul
4. Electric stimulation
5. Vaginal cones (pesarium)
16
-
7/30/2019 Lap. Individu MinCeQ
17/17
Syarifa Waheeda A. C11106115
2. Medikamentosa
Pada Mixed IU harus ditanyakan pada pasien, keluhan mana yang lebih
dominan, apakah gejala stres IU atau urge IU, setelah jelas, baru dapat diberi
pengobatan medikamentosa sebagai berikut :
-Pada stres IU yang lebih dominan, dapat diberikan :
- 1 adrenoceptor agonist
- Estrogen
- Serotonin
- Pada urge IU yang lebih dominan, diberikan :
- parasympatolitic (anti-muscarinic agents)
3. Pembedahan
Dilakukan jika pengobatan konservatif dan medikamentosa gagal.
Komplikasi mixed IU pada Usila
Karena mixed IU hanyalah gejala dari penyakit utama yang ada, maka dalam
kasus ini, lebih tepat dikatakan akibat yang dapat ditimbulkan, misalnya :
1. Infeksi Saluran Kemih (ISK)
2. Jatuh, dengan segala akibatnya
3. Depresi, dengan segala komplikasinya
Prognosis mixed IU pada Usila
Tergantung dari penanganannya, jika dilakukan dengan cepatdan tepat maka
angka morbiditas dan mortalitas dapat ditekan.
17