Lap Farmasi i

15
Laporan Praktikum Hari/ tanggal : Kamis, 25 Februari 2010 Sediaan Farmasi dan Terapi Umum Waktu : 12.00 – 15.00 WIB Kelompok : 1 (Siang) PEMBUATAN SERBUK TABUR SEBAGAI ANTISCABIES Yulia Riza B04060810 Dermawan Saputra B04060838

description

laporan farmasi

Transcript of Lap Farmasi i

Page 1: Lap Farmasi i

Laporan Praktikum Hari/ tanggal : Kamis, 25 Februari 2010Sediaan Farmasi dan Terapi Umum Waktu : 12.00 – 15.00 WIB

Kelompok : 1 (Siang)

PEMBUATAN SERBUK TABUR SEBAGAI ANTISCABIES

Yulia Riza B04060810 Dermawan Saputra B04060838

BAGIAN LABORATORIUM FARMASI DEPARTEMEN KLINIK, REPRODUKSI DAN PATOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWANINSTITUT PERTANIAN BOGOR

2010

Page 2: Lap Farmasi i

PENDAHULUAN

Resep adalah permintaan tertulis dari seorang dokter kepada apoteker untuk

membuat dan menyerahkan obat kepada pasien. Orang yang berhak menulis resep

adalah dokter, dokter gigi yang terbatas pada pengobatan gigi dan mulut dan dokter

hewan yang terbatas pada pengobatan untuk hewan. Resep harus ditulis dengan

lengkap dan jelas. Apabila resep tidak dapat dibaca dengan jelas atau tidak lengkap

maka apoteker harus menanyakan kepada dokter penulis resep. Orang yang berhak

membuat resep atau meracik obat adalah apoteker dan asisten apoteker di bawah

pengawasan apoteker. Apoteker berkewajiban menyediakan, menyimpan dan

menyerahkan perbekalan farmasi yang bermutu baik dan terjamin keabsahannya

(Anief 2008).

Obat adalah senyawa kimia yang dapat mempengaruhi fungsi biologis tubuh.

Obat merupakan suatu zat yang dapat dipakai dalam diagnosis, mengurangi rasa sakit,

mengobati atau mencegah penyakit baik pada manusia maupun hewan. Cara

pemberian obat atau aplikasi obat dapat berupa oral, parenteral, topical perektal dan

lain-lain. Bentuk sediaan obat yang dihasilkan disesuaikan dengan cara pemberian

obat tersebut. Unit-unit sediaan obat dirancang sedemikian rupa sehingga dapat

memuat sejumlah bahan obat tertentu agar pemakaian sediaannya tepat dan

menyenangkan. Selain mengandung unsur terapeutik, obat yang diformulasikan juga

mengandung sejumlah unsur-unsur nonterapeutik. Unsur-unsur nonterapeutik

digunakan sebagai bahan tambahan farmasetik, bahan pembantu atau bahan yang

dibutuhkan sehingga menghasilkan komposisi yang unik dan penampilan fisik yang

khas (Ansel 1989).

Oleh karena itu praktikan perlu mengetahui suatu cara untuk

memformulasikan bahan-bahan obat membentuk sediaan obat berupa serbuk tabur

sebagai antiscabies, baik yang mengandung unsur-unsur terapeutik maupun unsur-

unsur nonterapeutik, cara pemberian dan penulisan etiket dan label obat serta cara

penyimpanan obat agar obat tersebut tidak mudah rusak. Selain itu, prinsip-prinsip

Page 3: Lap Farmasi i

kimia, fisika farmasi, mikrobiologi dan teknologi farmasi harus diterapkan agar

stabilitas dan efektivitas obat tetap terjaga.

TUJUAN

Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui cara-cara memformulasikan

bahan-bahan obat membentuk sediaan obat berupa serbuk tabur sebagai antiscabies,

baik yang mengandung unsur-unsur terapeutik maupun unsur-unsur nonterapeutik,

cara pemberian dan penulisan etiket dan label obat serta cara penyimpanan obat agar

obat tersebut tidak mudah rusak.

TINJAUAN PUSTAKA

Serbuk

Serbuk adalah campuran homogen dua atau lebih obat yang diserbukkan

(Anief 2008). Menurut Ansel (1989), sediaan farmasi serbuk (pulvis) merupakan

suatu campuran obat atau bahan kimia yang halus terbagi-bagi dalam bentuk kering.

Serbuk obat yang mengandung bagian yang mudah menguap, dikeringkan dengan

bantuan kapur tohor atau bahan pengering lain yang cocok setelah itu digiling,

ditumbuk dan digerus sampai diperoleh serbuk yang mempunyai derajat halus sesuai

yang tertera pada pengayak dan derajat halus serbuk. Beberapa serbuk disiapkan

untuk pemakaian dalam (internal) dan pemakaian luar (eksternal). Kekurangan serbuk

sebagai bentuk sediaan adalah keengganan meminum obat yang pahit atau rasa yang

tidak enak, kesulitan menahan terurainya bahan-bahan higroskopis, mudah mencair

atau menguap dan membutuhkan biaya pada pengolahan dan pembungkusan (Ansel

1989).

Partikel serbuk obat dapat berbentuk sangat kasar dengan ukuran 10.000

mikron atau 10 milimikron atau sangat halus mencapai ukuran koloidal, 1 mikron

atau lebih kecil (Ansel 1989). Derajat kehalusan serbuk dinyatakan dengan satu atau

dua nomor. Jika derajat kehalusan serbuk dinyatakan dengan 1 nomor berarti semua

serbuk dapat melalui pengayak dengan nomor tersebut. Jika dinyatakan dengan dua

Page 4: Lap Farmasi i

nomor berarti semua serbuk dapat melalui pengayak dengan nomor terendah dan

tidak lebih dari 40 % melalui pengayak dengan nomor tertinggi. Sebagai contoh

serbuk 22/60 artinya semua serbuk dapat melalui pengayak dengan nomor 22 dan

tidak lebih 40% melalui pengayak nomor 60. Berdasarkan derajat kehalusannya,

serbuk digolongkan menjadi serbuk sangat kasar (5/8), serbuk kasar (10/40), serbuk

agak kasar (22/60), serbuk agak halus (44/85), serbuk halus (85), serbuk sangat halus

(120) (Anief 2008).

Umumnya penghalusan obat dapat dilakukan dengan digerus dalam lumpang

yang permukaannya kasar (lumpang porselen) dan pada yang halus (lumpang gelas).

Proses menghaluskan obat dalam lumpang untuk mengecilkan ukuran partikel disebut

triturasi. Cara yang paling baik untuk mencampurkan bahan obat supaya terbentuk

campuran serbuk yang homogen adalah menghaluskan partikel bahan obat dengan

digerus (Ansel 1989).

Serbuk dapat dibedakan menjadi serbuk terbagi dan serbuk tak terbagi.

Serbuk terbagi (pulveres) adalah serbuk yang dapat dibagi dalam bobot yang kurang

lebih sama, dibungkus dengan kertas perkamen atau bahan pengemas lain yang

cocok. Serbuk tak terbagi (pulvis adspersorius) harus bebas dari butiran kasar dan

dipakai untuk obat luar. Talk, Kaolin dan bahan mineral lainnya yang digunakan

untuk serbuk tabur harus memenuhi syarat bebas dari bakteri Clostridium tetani,

Clostridium welchii dan Bacillus anthracis

Ayakan

Penentuan ukuran partikel dan percobaan pembagian serbuk dapat

dikerjakan dengan pengayakan yaitu melewati serbuk dengan goncangan mekanis

menembus suatu susunan ayakan yang diketahui ukurannya dan berurutan dari

ukuran yang besar ke ukuran yang lebih kecil serta penentuan bagian serbuk yang

melewati atau tertahan pada masing-masing ayakan (Anief 2008). Ayakan terbuat

dari kawat logam atau bahan lain yang penampang lintangnya pada setiap bagian

sama dan dinyatakan dengan nomor (Panitia Farmakope Indonesia 1962). Nomor

pengayak menunjukkan jumlah-jumlah lubang tiap 2.54 cm (inchi) yang searah

dengan panjang kawat.

Page 5: Lap Farmasi i

Perubalsem (Balsamum Peruvianum)

Nama ilmiah dari perubalsem adalah Myroxylon pereire (Royle) Klotzsch

atau Myroxylon balsamum var. pereire (Royle) Harms sedangkan nama umumnya

adalah Peru balsam, Peruvian balsam, Indian balsam, black balsam, balsam peru

(Anonim 2009). Perubalsem adalah cairan aromatic yang lengket yang berasal dari

kulit kayu dari pohon Myroxylon balsamum yang merupakan pohon asli dari El

Salvador. Perubalsem berbau vanilla dan cinnamon karena mengandung 60-70%

cinnamein (kombinasi dari cinnamic acid, benzyl benzoate, benzoic acid dan

vanillin). Sisanya 30-40% mengandung damar yang tidak diketahui komposisinya.

Perubalsem juga mengandung minyak essensial yang serupa dengan kandungan dari

kulit buah citrus. Perubalsem tidak hanya berguna sebagai zat aromatic dan

pemfiksasi tetapi juga berguna untuk antibakteri, antifungal dan antiparasitik

(Anonim 2009).

Sulfur praecipitatum (Belerang Endap)

Belerang endap dapat diperoleh dengan cara menambahkan asam chloride ke

suatu larutan yang diperoleh dari campuran belerang dengan kalsium oksida dalam air

(Panitia Farmakope Indonesia 1962).

Pemerian : tak berbau dan rasanya tawar

Makroskopik : serbuk kuning kelabu atau kuning hijau pucat, yang lunak jika

diraba tidak mengandung bagian-bagian seperti pasir.

Mikroskopis : kelompok-kelompok amorf terdiri atas susunan bulatan tanpa

hablur.

Kelarutan : hampir tidak larut dalam air dan etanol (95%) P, hampir sempurna

larut dalam karbondisulfida P.

Identifikasi : A) mencair pada 1150 menjadi cairan yang mudah bergerak yang

pada pemanasan selanjutnya 1600 warnaya makin tua dan kental. B) terbakar dengan

nyala biru dan terbentuk belerang dioksida.

Khasiat : antiscabies

Page 6: Lap Farmasi i

Talcum (Talk)

Talk adalah magnesium silikat dari alam yang mengandung air kadang-

kadang mengandung sejumlah kecil aluminium silikat . (Panitia Farmakope Indonesia

1962)

Pemerian : serbuk hablur yang sangat halus, putih atau putih kelabu, berminyak,

mudah melekat pada kulit dan bebas dari butir-butir

Penyimpanan : talk harus disimpan dalam wadah yang tertutup baik.

Fungsi : anticacking, diluents.

ALAT DAN BAHAN

Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini adalah timbangan gram dan

anak timbangan, pot plastik mortar dan stamper, sudip atau kertas film, spatula

stainless steel dan tanduk, sendok tanduk, batang pengaduk kaca, pipet, saringan dan

cawan arloji. Bahan-bahan yang diperlukan adalah perubalsem, sulfur, talkum

venetum.

METODE

Cara membuat serbuk tabur untuk antiscabies adalah pertama timbangan

ditera dan dialasi dengan kertas perkamen terlebih dahulu. Kemudian bahan-bahan

yang akan diformulasikan ditimbang. Perubalsem ditimbang sebanyak 0.55 g {0.5+

(10 % x 0.5)= 0.55} dengan cawan arloji kemudian sulfur ditimbang sebanyak 1.1 g

{1+ (10% x 1= 1.1) yang dialasi dengan kertas perkamen dan sendok tanduk

digunakan lalu talk ditimbang sebanyak 4.95 g {6+ (10% x 6)-(0.55+ 1.1)= 4.95}.

Setelah semua bahan ditimbang, sedikit talk dimasukkan pada mortar yang bersih dan

kering dan digerus homogen untuk menutupi pori-pori mortar. Lalu perubalsem dan

talk dimasukkan ke dalam mortar dan digerus kemudian disisihkan.

Sulfur dimasukkan dan digerus terlebih dahulu lalu bahan yang telah

disisihkan tadi ditambahkan dan diaduk hingga homogen. Selanjutnya sisa talk

ditambahkan sedikit demi sedikit ke dalam campuran tersebut dan digerus hingga

Page 7: Lap Farmasi i

homogen. Serbuk tabur yang terbentuk diayak dengan ayakan 30 mesh lalu ditimbang

hingga mencapai berat 6 g. Setelah itu serbuk tabur dimasukkan ke dalam pot plastik

dan diberi etiket berwarna biru dan dilabel.

HASIL

(1) (2)

Gambar 1 & 2 Hasil Sediaan Obat Antiscabies Berbentuk Serbuk Tabur

PEMBAHASAN

Serbuk tabur yang dibuat pada praktikum ini mengandung bahan-bahan obat

yaitu perubalsem, sulfur dan talkum venetum dan digunakan sebagai antiscabies.

Hasil sediaan serbuk tabur yang diperoleh dapat dilihat pada gambar 1 dan 2. Serbuk

tabur yang dihasilkan berwarna coklat muda yang terlihat homogen, berbau khas,

dikemas dalam pot plastik dan diberi etiket berwarna biru serta dilabel. Menurut

Anief (2008) serbuk adalah campuran homogen dua atau lebih obat yang

diserbukkan. Serbuk tabur yang dihasilkan termasuk ke dalam serbuk tak terbagi

karena serbuk tersebut tidak dapat dibagi-bagi dan dikenal sebagai pulvis

adspersorius.

Pembuatan serbuk tabur tersebut dilakukan dengan pencampuran bahan-

bahan obat seperti perubalsem, sulfur dan talk dengan teknik tertentu. Menurut Ansel

(1989) cara yang paling baik untuk mendapatkan campuran serbuk yang merata

adalah dengan menghaluskan partikel sebelum ditimbang lalu digerus. Oleh karena

itu, setelah penimbangan bahan-bahan tersebut maka ketiga bahan tersebut digerus

Page 8: Lap Farmasi i

dalam mortar, bahan yang pertama digerus adalah perubalsam dan talk setelah

campuran homogen maka dipisahkan sebagai campuran pertama setelah itu sulfur

digerus tersendiri dan dicampur dengan campuran pertama setelah homogen baru

ditambahkan sedikit-demisedikit talk. Pencampuran antara sulfur dengan campuran

pertama dengan urutan pencampuran sulfur terlebih dahulu baru campuran pertama

dilakukan karena bahan obat yang memiliki derajat kehalusan yang sama (sulfur dan

campuran pertama) urutan pencampurannya dimulai dari bahan dengan jumlah

terkecil hingga terbesar (jumlah sulfur lebih sedikit daripada campuran pertama).

Menurut Lachman et al (1989) pencampuran didefinisikan sebagai proses

yang cenderung mengakibatkan pengocokan partikel yang tidak sama dalam suatu

sistem. Penggerusan adalah proses mekanik untuk memperkecil ukuran zat padat..

Secara konvensional , ukuran ayakan dinyatakan dengan istilah mesh (jumlah lubang

pada tiap inci linear dari ayakan). Penggerusan kasar akan menghasilkan partikel-

partikel berukuran lebih besar dari 20 mesh, penggerusan sedang menghasilkan

partikel- partikel berukuran antara 200-20 mesh (74-840 mikron) dan penggerusan

halus menghasilkan partikel-partikel yang lebih kecil dari 200 mesh.

Luas permukaan persatuan berat yang dikenal dengan sebutan permukaan

spesifik akan bertambah dengan berkurangnya ukuran partikel. Penggerusan akan

mengurangi atau memperkecil ukuran partikel. Kenaikan permukaan spesifik ini

mempengaruhi efisiensi terapi dari senyawa-senyawa obat yang mempunyai

kelarutan yang kecil dalam cairan tubuh dengan menaikkan luas permukaan kontak

antara zat padat dan cairan pelarut sehingga berat tertentu dari serbuk obat yang telah

dihaluskan larut lebih cepat daripada jumlah berat yang sama tetapi dalam bentuk

serbuk kasar sehingga efisiensi obat meningkat (Lachman et al 1989).

Ada 3 aturan dalam pembuatan serbuk tabur menurut Anief (2008) yaitu

serbuk tabur tanpa mengandung zat berlemak diayak dengan ayakan no.100, serbuk

tabur yang mengandung zat berlemak diayak dengan ayakan no.44, seluruh serbuk

harus terayak semuanya, bagian yang tertinggal diayakan dihaluskan lagi sampai

seluruhnya terayak. Pembuatan serbuk tabur yang dilakukan menggunakan ayakan

no. 30 mesh yang artinya 1 inchi atau 2.54 cm terdapat 30 lubang. Ayakan yang

Page 9: Lap Farmasi i

digunakan dinyatakan dengan 1 nomor berarti semua serbuk tabur yang dibuat dapat

melalui pengayak 30 mesh.

Serbuk tabur yang dihasilkan dikemas dalam pot plastik agar obat yang

dihasilkan ini tidak rusak karena wadah dan tutupnya dapat mempengaruhi bahan

yang disimpan di dalamnya baik secara kimia maupun fisika yang dapat

mengakibatkan perubahan khasiat, mutu atau kemurniannya hingga tidak memenuhi

syarat baku. Setelah dikemas dalam pot plastik obat tersebut diberi etiket berwarna

biru. Etiket berwarna biru diberikan karena aplikasi obat tersebut untuk pemakaian

luar (kulit). Pemberian label berfungsi untuk memberi petunjuk penggunaan obat

kepada pemiliknya.

KESIMPULAN

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sediaan obat antiscabies

berupa serbuk tabur berhasil dibuat dengan bentuk yang homogen, halus, kering

berwarna coklat muda, berbau khas, dikemas dalam pot plastik dan diberi etiket

berwarna biru serta dilabel.

Page 10: Lap Farmasi i

DAFTAR PUSTAKA

Anief M. 2008. Ilmu Meracik Obat Teori dan Praktik. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press.

Anonim. 2009. Balsam of Peru Contact Allergy. http://www.dermnet.org.nz.com [3

Maret 2010].

. 2009. Complete Perubalsam Information from Drug.com.

http://www.drug.com/npp/perubalsam.html [4 Maret 2010].

Ansel HC. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Jakarta: UI-Press.

Lachman L, Herbert AL & Joseph LK. 1989. Teori dan Praktek Farmasi Industri

Edisi ke-3. Jakarta: UI-Press.

Panitia Farmakope Indonesia. 1962. Farmakope Indonesia I. Jakarta: Departemen

Kesehatan RI.