Lap Antara (1,2,3) Final

36
PENYUSUNAN RENCAMA KETETAPAN GARIS SEMPADAN SUNGAI PERCUT, SUNGAI BELUMAI, SUNGAI BATU GINGGING, DAN SUNGAI SERDANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan satu kesatuan ekosistem yang unsur-unsur utamanya terdiri atas sumber daya alam tanah, air dan vegetasi serta sumber daya manusia sebagai pelaku pemanfaat sumber daya alam tersebut. DAS di beberapa tempat di Indonesia memikul beban amat berat sehubungan dengan tingkat kepadatan penduduknya yang sangat tinggi dan pemanfaatan sumber daya alamnya yang intensif sehingga terdapat indikasi belakangan ini bahwa kondisi DAS semakin menurun dengan indikasi meningkatnya kejadian tanah longsor, erosi dan sedimentasi, dan banjir. Di sisi lain tuntutan terhadap kemampuannya dalam menunjang system kehidupan, baik masyarakat di bagian hulu maupun hilir demikian besarnya. Sungai sebagai sistim pembawa aliran dari DAS memerlukan ruang yang layak dalam menjalankan fungsinya baik untuk mengalirkan debit aliran rendah maupun saat harus mengalirkan debit banjir, sering dengan perkembangan kota dan batas antara sungai sebagai sistem pembawa aliran dan wilayah pemukiman serta pemanfaatan lahan yang lain semakin bergeser ke arah sungai dan ini tentu saja akan menganggu fungsi sungai sebagai pembawa aliran dan juga mengurangi nilai pemanfaatan lahan

description

laporan antara

Transcript of Lap Antara (1,2,3) Final

PENYUSUNAN RENCAMA KETETAPAN GARIS SEMPADAN SUNGAI PERCUT, SUNGAI BELUMAI, SUNGAI BATU GINGGING, DAN SUNGAI SERDANG

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan satu kesatuan ekosistem yang unsur-unsur utamanya

terdiri atas sumber daya alam tanah, air dan vegetasi serta sumber daya manusia sebagai

pelaku pemanfaat sumber daya alam tersebut. DAS di beberapa tempat di Indonesia memikul

beban amat berat sehubungan dengan tingkat kepadatan penduduknya yang sangat tinggi dan

pemanfaatan sumber daya alamnya yang intensif sehingga terdapat indikasi belakangan ini

bahwa kondisi DAS semakin menurun dengan indikasi meningkatnya kejadian tanah longsor,

erosi dan sedimentasi, dan banjir. Di sisi lain tuntutan terhadap kemampuannya dalam

menunjang system kehidupan, baik masyarakat di bagian hulu maupun hilir demikian

besarnya.

Sungai sebagai sistim pembawa aliran dari DAS memerlukan ruang yang layak dalam

menjalankan fungsinya baik untuk mengalirkan debit aliran rendah maupun saat harus

mengalirkan debit banjir, sering dengan perkembangan kota dan batas antara sungai sebagai

sistem pembawa aliran dan wilayah pemukiman serta pemanfaatan lahan yang lain semakin

bergeser ke arah sungai dan ini tentu saja akan menganggu fungsi sungai sebagai pembawa

aliran dan juga mengurangi nilai pemanfaatan lahan yang ada mengingat akan sering

tergenang di saat kondisi banjir.

Berkaitan dengan hal tersebut maka pihak Balai Wilayah Sungai Sumatera II yang

bertanggungjawab terhadap pengelolaan dan pengembangan sungai-sungai yang tercakup

dalam wilayah kerjanya berinisiatif untuk melaksanakan kegiatan identifikasi, inventarisasi

dan pengukuran batas sempadan Sungai Percut, Sungai Belumai, Sungai Batu Gingging dan

Sungai Serdang agar dapat dibuat usulan penetapan jalur sempadan sungai sesuai peraturan

menteri PU, sehingga terbentuk kawasan sempadan sungai yang berfungsi menjaga

keberlangsungan sungai dalam tugasnya membawa aliran dalam suatu sistim DAS untuk

memberi manfaat yang besar bagi masyarakat sekaligus menjada kelestarian sungai dan juga

PENYUSUNAN RENCAMA KETETAPAN GARIS SEMPADAN SUNGAI PERCUT, SUNGAI BELUMAI, SUNGAI BATU GINGGING, DAN SUNGAI SERDANG

mengurangi banjir serta bencana yang sering terjadi akibat adanya penggunaan daerah

bantaran sungai yang tidak terkontrol.

1.2 MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN

MAKSUD:

Melakukan inventarisasi kondisi sungai dan melakukan sosialisasi/konsultasi publik

dengan para pemangku kepentingan di sepanjang tepi sungai;

Melakukan pengukuran kadaster di sepanjang tepi sungai;

Melakukan konsultasi dengan Pemerintah setempat/Instansi terkait dan TKPSDA

untuk mendapatkan masukan dan rekomendasi.

TUJUAN:

Untuk memperoleh dokumen usulan penetapan garis sempadan sungai untuk dapat

diajukan kepada Menteri Pekerjaan Umum.

SASARAN

Ditetapkannya usulan Garis sempadan sungai menjadi ketetapan garis sempadan

sungai melalui Peraturan Menteri Pekerjaan Umum;

Tersedianya dokumen yang dapat digunakan dalam mengatur ruang sempadan sungai

dan daratan agar fungsi sungai dan kegiatan manusia tidak saling terganggu.

1.3 RUANG LINGKUP KEGIATAN

Lingkup Lingkup Kegiatan meliputi

1. Kegiatan A : Pekerjaan Persiapan

2. Kegiatan B : Pekerjaan Inventarisasi

3. Kegiatan C : Pekerjaan Hidrologi

4. Kegiatan D : Pekerjaan Survei Topografi

5. Kegiatan E : Pertemuan Konsultasi Masyarakat

6. Kegiatan F : Pekerjaan Analisis Teknis dan Penggambaran Garis Sempadan

7. Kegiatan G : Penyusunan Dokumen Usulan Penetapan Garis Sempadan Sungai

8. Kegiatan H : Pembuatan Laporan dan Diskusi

PENYUSUNAN RENCAMA KETETAPAN GARIS SEMPADAN SUNGAI PERCUT, SUNGAI BELUMAI, SUNGAI BATU GINGGING, DAN SUNGAI SERDANG

Kegiatan A : Tahap Persiapan, meliputi :

A. Pekerjaan Persiapan

Pekerjaan persiapan meliputi antara lain :

A. Persiapan administrasi

B. Mobilisasi Personil dan Peralatan

C. Rapat persiapan pelaksanaan kontrak untuk membahas jadwal pelaksanaan kegiatan

(time schedule), jadwal penugasan personil, peralatan dan draft RMK.

D. Melakukan pengumpulan data sekunder

Data sekunder yang diperlukan sbb:

Peta Citra/ Foto udara

Gambar memanjang dan melintang dari sungai dan pelengkapnya (bila ada)

Data demografi desa, kecamatan, kota / kabupaten yang dilalui sungai;

Data tata ruang dan tata wilayah desa, kecamatan, kota/ kabupaten yang dilalui

sungai.

Informasi menyeluruh mengenai prasarana sungai yang ada disepanjang sungai,

berikut kondisinya.

Peta topografi sungai;

Peta DAS;

Peta Desa/ Kecamatan/ Kota/ Kabupaten yang dilalui sungai;

Peta Tata Guna Lahan;

Data titik BM (Koordinat)

E. Melaksanakan orientasi lapangan dan survey pendahuluan;

F. Finalisasi Rencana Mutu Kontrak (RMK) oleh penyedia jasa yang disetujui oleh

Direksi yang dapat diterapkan sebagai system manajemen mutu selama pelaksanaan

pekerjaan. Form penyusunan RMK mengacu ke permen PU No.04/PRT/M/2009

tentang system manajemen mutu

G. Penyusunan Laporan Pendahuluan, yang berisikan metode kerja, rencana kerja dan

program pelaksanaan pekerjaan.

B. Pekerjaan Inventarisasi

a) Melakukan inventarisasi sungai yang disesuaikan dengan parameter penentuan

sempadan sungai yang terdapat dalam PP No.38 Tahun 2011 tentang Sungai, yaitu:

- Data Tanggul

PENYUSUNAN RENCAMA KETETAPAN GARIS SEMPADAN SUNGAI PERCUT, SUNGAI BELUMAI, SUNGAI BATU GINGGING, DAN SUNGAI SERDANG

- Berada di kawasan perkotaan atau di luar kawasan perkotaan

- Pengaruh pasang air laut

- Kedalaman sungai

- Luas DAS

b) Menginventarisasi data karakteristik geomorfologi sungai (bentuk sungai yang

berkoordinat), antara lain :

1. Fluktuasi aliran sungai

2. Perubahan kandungan sedimen disungai, dan;

3. Kecenderungan perubahan geometri sungai yang meliputi: Lebar dasar sungai,

tinggi tebing, kemiringan memanjang sungai, pembentukan (meander) dan jalinan

(braided) atau menganalisanya dari data-data primer maupun sekunder yang ada.

c) Menginventarisasi data kondisi social budaya masyarakat setempat;

d) Menginventarisasi data jalan akses bagi peralatan, bahan dan sumber daya manusia

untuk melakukan kegiatan operasi dan pemeliharaan;

e) Menginventarisasi data rinci jumlah dan jenis bengunan yang terdapat di dalam

sempadan.

C. Pekerjaan Hidrologi

a. Menentukan daerah aliran sungai (DAS) beserta luasnya;

b. Mengumpulkan data curah hujan dari stasiun yang terkait dengan DAS dengan data

minimal 15 tahun;

c. Mengumpulkan data debit dari peilschall dan AWLR;

d. Menganalisis pengaruh pasang surut air laut terhadap DAS

D. Pekerjaan Survey Topografi

Melakukan pengukuran topografi di sepanjang tepi kiri dan kanan Sungai Percut, Sungai

Belumai, Sungai Batugingging dan Sungai Serdang.

Adapun ketentuan pengukuran adalah sebagai berikut :

Apabila telah terdapat data hasil pengukuran sungai maka wajib dilakukan

pengecekan ulang di lapangan;

Pada sungai bertanggul, pengukuran hanya dilakukan pada bagian luar tanggul

dengan lebar sesuai dengan aturan pada PP No.38 tahun 2011 tentang sungai (tidak

perlu dilakukan pengukuran profil melintang pada sungai);

PENYUSUNAN RENCAMA KETETAPAN GARIS SEMPADAN SUNGAI PERCUT, SUNGAI BELUMAI, SUNGAI BATU GINGGING, DAN SUNGAI SERDANG

Jika belum terdapat data hasil pengukuran, maka wajib dilakukan pengukuran

topografi dengan rincian kegiatan sebagai berikut;

a. Pemasangan benchmark, control point dan patok kayu sebagai batas terluar

sempadan dengan jarak disesuaikan dengan kondisi meandering sungai dan

lingkungan setempat di ruas sungai tersebut;

b. Pengukuran penampang memanjang dan penampang melintang pada sungai tidak

bertanggul. Jarak potongan melintang pada ruas sungai yang lurus disesuaikan

dengan kondisi meandering sungai dan lingkungan setempat di ruas sungai

tersebut (jarak maksimum 250m);

c. Perhitungan/ pengolahan data;

d. Penggambaran

Gambar detil denah, potongan melintang dan letak garis sempadan pada tiap

ruas sungai dengan skala 1: 2.000 dan peta ikhtisar;

Gambar sketsa rincian bangunan yang terletak di sempadan sungai;

Letak patok-patok sempadan sungai dan tanggal penetapan;

Gambar sketsa/ skema garis sempadan sungai yang informatif dan publikasi

berdasarkan parameter tersebut di atas.

E. Pertemuan Konsultasi Masyarakat

Kegiatan ini bertujuan untuk memberi informasi dan sosialisasi tentang rencana

penetapan garis sempadan Sungai Percut, Sungai Belumai, Sungai Batu Gingging dan

Sungai Serdang. Berdasarkan kajian yang sedang dibuat sekaligus menerima masukan-

masukan untuk dipertimbangkan dalam analisis.

a. Melakukan sosialisasi dan konsultasi public menyangkut rencana penetapan garis

sempadan sungai berdasarkaan alternative-alternatif usulan sempadan sungai yang

dibuat;

b. Melakukan koordinasi dengan Pemerintah Kota / Pemerintah Kabupaten dan

instansi terkait;

c. Sosialisasi dan konsultasi public dilaksanakan pada tingkat kecamatan yang

berkepentingan, dengan melibatkan pihak-pihak terkait dibawah pengarahan

Pemerintah Kota/ Pemerintah Kabupaten setempat;

F. Pekerjaan Analisis Teknis dan Penggambaran Garis Sempadan

PENYUSUNAN RENCAMA KETETAPAN GARIS SEMPADAN SUNGAI PERCUT, SUNGAI BELUMAI, SUNGAI BATU GINGGING, DAN SUNGAI SERDANG

a. Analisis lebar sempadan sungai berdasarkan parameter-parameter yang telah

diinventarisasi

b. Kajian beberapa aspek penetapan sempadan sungai meliputi aspek : hukum

(peruntukan lahan, status kepemilikan lahan), lingkungan, social, ekonomi dan

teknis.

G. Penyusunan Dokumen Usulan Penetapan Garis Sempadan Sungai

a. Melakukan koordinasi dengan Tim Koordinasi Pengelolahan Sumber Daya Air

(TKPSDA) WS Belawan-Ular-Padang;

b. Membuat dokumen usulan daerah sempadan sungai yang dilengkapi dengan

gambar situasi yang menunjukan letak usulan garis sempadan sungai sesuai

dengan hasil koordinasi dengan TKPSDA di bawah pengarahan pihak Balai

Wilayah Sungai Sumatera II.

H. Pembuatan Laporan dan Diskusi

Laporan yang dibuat harus berdasarkan hasil pekerjaan dan diskusi yang dilakukan.

Hasil keluaran dari kegiatan ini adalah :

No Uraian Jumlah (Set)

1 Laporan Rencana Mutu Kontrak (RMK) 3.00

2 Laporan Bulanan (5 Bln x 3 buku) 15.00

3 Laporan Pendahuluan 5.00

4 Laporan Interim 5.00

5 Laporan Pengukuran/ Buku Ukur dan Hitungan 3.00

6 Laporan Inventarisasi 5.00

7 Album Gambar Pengukuran Sempadan ukuran A3 3.00

8 Laporan Draft Akhir 5.00

9 Laporan Akhir 10.00

10 Dokumen Usulan Penetapan Garis Sempadan Sungai 20.00

11 Softcopy (Eksternal Disk) 1.00

PENYUSUNAN RENCAMA KETETAPAN GARIS SEMPADAN SUNGAI PERCUT, SUNGAI BELUMAI, SUNGAI BATU GINGGING, DAN SUNGAI SERDANG

1.4 LOKASI PEKERJAAN

Lokasi pekerjaan studi ini adalah di Sungai Percut, Sungai Belumai, Sungai Batu Gingging

dan Sungai Serdang di

wilayah Kota Medan dan

Kabupaten Deli Serdang,

Propinsi Sumatera Utara.

PENYUSUNAN RENCAMA KETETAPAN GARIS SEMPADAN SUNGAI PERCUT, SUNGAI BELUMAI, SUNGAI BATU GINGGING, DAN SUNGAI SERDANG

BAB II

GAMBARAN UMUM SUNGAI PERCUT, SUNGAI BELUMAI,

SUNGAI BATU GINGGING DAN SUNGAI SERDANG

2.1. KAWASAN DAERAH ALIRAN SUNGAI PERCUT, SUNGAI BELUMAI,

SUNGAI BATU GINGGING DAN SUNGAI SERDANG

a. Sungai Percut

Sungai Percut merupakan salah satu induk sungai pada satuan wilayah sungai

(SWS) Belawan-Ular-Padang, dengan 2 anak sungai, panjang Sungai Percut

sebesar 70 km dan untuk DAS Sungai Percut seluas 278 km2. Sungai Percut

beserta anak dan ranting sungainya mengalir dari Kecamatan Sibiru- Biru,

Kecamatan Patumbak, Kota Medan dan Kecamatan Percut Sei Tuan sebelum

bermuara ke Selat Malaka. Bagian Hulu sungai pada umumnya berada di

Kecamatan Sibiru-biru, sedangkan bagian tengah berada di Kecamatan

Patumbak dan Kota Medan, sedangkan bagian Hilir berada di Kecamatan Percut

Sei Tuan.

Daerah Aliran Sungai (DAS) Percut merupakan salah satu kawasan di Sumatera

Utara yang kondisinya kritis atau rawan banjir. Secara geografis DAS Percut

terletak pada 03o18’- 03o40’ LU dan 98o30’- 99o00 BT, dengan sungai utama

yang melaluinya adalah Sungai Percut. Sungai Percut ini mengalir dari daerah

hulu yang terletak di sebagian kecil kecamatan STM Hulu dan kecamatan

Sibolangit, hingga bermuara pada daerah hilir di kecamatan Percut Sei Tuan dan

kemudian terus mengalir sampai ke Selat Malaka (Pantai Timur Sumatera

Utara).

Daerah pengaliran (catchment area) Sungai Percut berbentuk bulu burung yang

meliputi beberapa bagian dari kecamatan Percut Sei Tuan, Batang Kuis, Pantai

Labu, Sibolangit, Tanjung Morawa, Patumbak, Biru-biru, STM Hulu dan STM

Hilir. Tidak seluruh luasan dari masing-masing kecamatan tersebut masuk ke

dalam daerah pengaliran Sungai Percut, akan tetapi hanya beberapa bagian saja.

Ada tiga stasiun penakar curah hujan pada DAS Percut yaitu Saentis, Batang

Kuis dan Medan Amplas. Dari ketiga stasiun penakar hujan yang ada hanya

Saentis dan Batang Kuis yang berfungsi dengan baik.

PENYUSUNAN RENCAMA KETETAPAN GARIS SEMPADAN SUNGAI PERCUT, SUNGAI BELUMAI, SUNGAI BATU GINGGING, DAN SUNGAI SERDANG

Data kondisi DAS Percut yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik Kabupaten

Deli Serdang adalah sebagai berikut.

Luas total daerah pengaliran Sungai Percut (A) = 276,8 km2

Lebar Maksimum sungai = 45 m

Panjang sungai Percut (L) = 70 km.

Kelerengan/kemiringan (S) = 0,02500 m

Kondisi tata guna lahan di Daerah Aliran Sungai (DAS) Percut terdiri dari

permukiman, perkebunan, sawah, tegalan, hutan dan tambak. Permukiman di

kawasan DAS Percut dapat digolongkan pada kawasan dengan kepadatan yang

sedang, sebagian besar kawasan DAS Percut berupa kawasan pertanian, hutan

dan perkebunan. Berdasarkan peta tata guna lahan yang ada, DAS Percut dapat

dikelompokkan ke dalam beberapa penggunaan lahan yang luas masing-masing

lahan adalah sebagai berikut.

Tabel 3. Data Penggunaan Lahan pada DAS Percut

No. Tata Guna Lahan Luas (km2) Keterangan

1

2

3

4

5

6

7

Permukiman

Hutan

Sawah

Kebun Campuran

Perkebunan

- Tebu

- Kelapa Sawit

- Coklat

Tambak

Lainnya

86.8

23.5

38.6

52.6

26.3

34.5

5.4

2.2

2.7

Total 276.8

Sumber : Data Primer

PENYUSUNAN RENCAMA KETETAPAN GARIS SEMPADAN SUNGAI PERCUT, SUNGAI BELUMAI, SUNGAI BATU GINGGING, DAN SUNGAI SERDANG

b. Sungai Belumai

Sungai Belumai merupakan anak sungai dari salah satu induk sungai pada

Satuan Wilayah Sungai (SWS) Belawan-Ular-Padang dengan 5 anak sungai.

Panjang Sungai Belumai sebesar 64 km dan untuk luas DAS Sungai Belumai

sebesar 690 km2. Sungai Belumai beserta ranting sungainya mengalir dari

Kecamatan STM Hilir, Kecamatan Tanjung Morawa, dan Kecamatan Batang

Kuis sebelum masuk ke Sungai Serdang.

Bagian Hulu sungai pada umumnya berada di Kecamatan STM Hilir, sedangkan

bagian tengah berada di Kecamatan Tanjung Morawa, dan hilir berada di

Kecamatan Batang Kuis.

Daerah Aliran Sungai (DAS) Belumai merupakan salah satu kawasan di

Sumatera Utara yang kondisinya kritis atau rawan banjir. Secara geografis DAS

Belumai terletak pada 03o13’- 03o37’ LU dan 98o380- 98o50 BT, dengan sungai

utama yang melaluinya adalah Sungai Belumai. Sungai Belumai ini mengalir

dari daerah hulu yang terletak di sebagian kecil kecamatan STM Hulu dan

kecamatan Sibolangit, hingga bermuara pada daerah hilir di Sungai Serdang dan

kemudian terus mengalir sampai ke Selat Malaka (Pantai Timur Sumatera

Utara).

c. Sungai Batu Gingging

Sungai Batugingging merupakan anak sungai dari salah satu induk sungai pada

satuan wilayah sungai (SWS) Belawan-Ular-Padang, dengan anak sungai panjang

Sungai Batugingging sebesar 16,90 km dan untuk DAS Sungai Batugingging

sebesar 116.60 km2. Sungai Batugingging beserta ranting sungainya mengalir dari

Kecamatan Bangun Purba, Kecamatan Galang, Kecamatan Pagar Merbau,

Kecamatan Tanjung Morawa, Kecamatan Lubuk Pakam, dan Kecamatan Beringin

sebelum masuk ke Sungai Serdang.

Bagian Hulu sungai pada umumnya berada di Kecamatan Bangun Purba, Tetapi

dalam kegiatan ini Hulunya dari pertemuan Sungai Batu Gingging dan Sungai Batu

Rata di Kecamatan Lubuk Pakam, sedangkan bagian tengah berada di Kecamatan

Tanjung Morawa, dan Kecamatan Lubuk Pakam, dan hilir berada di Kecamatan

Beringin.

PENYUSUNAN RENCAMA KETETAPAN GARIS SEMPADAN SUNGAI PERCUT, SUNGAI BELUMAI, SUNGAI BATU GINGGING, DAN SUNGAI SERDANG

Daerah Aliran Sungai (DAS) Batu Gingging merupakan salah satu kawasan di

Sumatera Utara yang kondisinya kritis atau rawan banjir. Secara geografis DAS

Batu Gingging terletak pada 03o21’- 03o37’ LU dan 98o48’- 98o50’ BT, dengan

sungai utama yang melaluinya adalah Sungai Batu Gingging. Sungai Batu

Gingging ini mengalir dari daerah hulu yang terletak di sebagian kecil kecamatan

Bangun Purba, hingga bermuara pada daerah hilir di Sungai Serdang dan kemudian

terus mengalir sampai ke Selat Malaka (Pantai Timur Sumatera Utara).

d. Sungai Serdang

Sungai Serdang merupakan salah satu induk sungai pada satuan wilayah sungai

(SWS) Belawan-Ular-Padang, panjang Sungai Serdang sebesar 14.3 km dan luas

DAS Sungai Serdang sebesar 154.20 km2. Sungai Serdang beserta 1 anak sungai

dan ranting sungainya mengalir dari Kecamatan Sibiru- Biru, Kecamatan

Patumbak, Kota Medan dan Kecamatan Percut Sei Tuan sebelum bermuara ke

Selat Malaka. Demikian 1 anak sungai lainnya dan ranting sungainya mengalir dari

Kecamatan Galang, Kecamatan Pagar Merbau, Kecamatan Tanjung Morawa,

Kecamatan Lubuk Pakam, dan Kecamatan Beringin sebelum bermuara ke Selat

Malaka Bagian Hulu sungai pada umumnya berada di Kecamatan Beringin,

sedangkan bagian Hilir berada di Kecamatan Pantai Labu.

Tabel 2.1. Anak Sungai dari Sungai Percut, Sungai Belumai, Sungai Batugingging,

dan Sungai Serdang

Induk

SungaiAnak Sungai Daerah Pengaliran

Sungai Percut

1. S.Rotan Kabupaten Deli Serdang, Sungai

Percut

2. S.SeruaiKabupaten Deli Serdang, Sungai

Percut

Induk Anak Sungai Daerah Pengaliran

PENYUSUNAN RENCAMA KETETAPAN GARIS SEMPADAN SUNGAI PERCUT, SUNGAI BELUMAI, SUNGAI BATU GINGGING, DAN SUNGAI SERDANG

Sungai

Sungai Belumai

1. S.Bakasa Kabupaten Deli Serdang, Sungai

Belumai.

2. S.BakosaKabupaten Deli Serdang, Sungai

Belumai.

3. S. BemangKabupaten Deli Serdang, Sungai

Belumai.

4. S. PangarutanKabupaten Deli Serdang, Sungai

Belumai.

5. S Bampu Kabupaten Deli Serdang, Sungai

Belumai.

Induk

SungaiAnak Sungai Daerah Pengaliran

Sungai

Batugingging

1. S.Kuala Namu Kabupaten Deli Serdang, Sungai

Batu Gingging.

Induk

SungaiAnak Sungai Daerah Pengaliran

Sungai Serdang

1. S.Belumai Kabupaten Deli Serdang, Sungai

Serdang.

2. S.BatuginggingKabupaten Deli Serdang, Sungai

Serdang.

PENYUSUNAN RENCAMA KETETAPAN GARIS SEMPADAN SUNGAI PERCUT, SUNGAI BELUMAI, SUNGAI BATU GINGGING, DAN SUNGAI SERDANG

Sungai Percut, Sungai Belumai, Sungai Batugingging, dan Sungai Serdang dapat

digolongkan atas tiga bagian yakni, induk sungai, anak sungai, dan ranting sungai yang

disajikan pada table di bawah ini.

Tabel 2.2. Penggolongan Sungai Percut, Sungai Belumai, Sungai Batugingging, dan Sungai

Serdang

A. Daerah Hulu

Pada daerah hulu, Sungai Percut, Sungai Belumai, Sungai Batugingging, dan Sungai

Serdang mengalir melalui daerah perbukitan dengan topografi yang beragam, antara lain

landai, terjal dan curam sehingga terdapat beberapa terjunan. Kondisi ini memberi efek

yang baik pada proses self purification karena alirannya cenderung turbulen sehingga

proses aerasi dapat berlangsung dengan baik. Hal ini turut didukung oleh banyaknya

batuan yang terdapat pada badan air.

Pemanfaatan lahan daerah pengaliran sungai di hulu antara lain sebagai daerah pertanian,

perikanan dan pemukiman serta kawasan hutan. Sedangkan air sungai dimanfaatkan

untuk irigasi, rekreasi air serta air baku air minum. Pertanian terutama terdapat di

Kecamatan Bangun Purba, di Kecamatan Galang, Kecamatan, perikanan terutama

terdapat di desa Lau Mulgap. Irigasi terdapat diberbagai lokasi, rekreasi air terdapat

Pemandian Alam Pantai Sari Laba Biru Indah, Pemandian ALam Pantai Kasanova, dan

PENYUSUNAN RENCAMA KETETAPAN GARIS SEMPADAN SUNGAI PERCUT, SUNGAI BELUMAI, SUNGAI BATU GINGGING, DAN SUNGAI SERDANG

Pemandian Alam Lau Sigembur, Danau Linting, Gua dan Air Panas Penen, Pantai Pasir

Putih, Sampuran Putih Desa Sembahe. Pemanfaatan air sungai sebagai air baku air

minum terdapat di Desa Pamah Kecamatan Percut, Sungai Belumai, Sungai

Batugingging, dan Sungai Serdang Tua.

B. Daerah Pertengahan

Pada daerah pertengahan topografi di daerah pengaliran sungai Percut, Sungai Belumai,

Sungai Batugingging, dan Sungai Serdang cennderung landau dengan kemiringan 0.31 %.

Hal ini menyebabkan laju air air sungai lebih lambat dibandingkan daerah hulu. Pada laju

air yang lebih lambat, proses aerasi juga berkurang dengan demikian self purificstion jugs

menurun.

Didaerah pertengahan pemanfaatan lahan di sekitar daerah pengaliran sungai adalah

untuk pemukiman, perkantoran dan industry. Daerah pertengahan merupakan pusat kota,

sentral jasa dan perdagangan.

Terdapat banyak kegiatan yang menimbulkan degradasi sungai pada daerah ini,

pemukiman kumuh pada bantaran sungai, pembuangan limbah domestic dan indutri,

pembuangan sampah, pengubah alur sungai pengerasan benteng sungai dengan beton dll.

Pada lokasi-lokasi pemukiman kumuh, penduduk memanfaatkan sungai sebagai tempat

mandi, cuci, dan juga kakus. Pada umumnya limbah domestic yang masuk ke Sungai

Percut, Sungai Belumai, Sungai Batugingging, dan Sungai Serdang tidak mengalami

pengengolahan lebih dahulu.

C. Daerah Hilir

Topografi daerah hilir Sungai Percut dan Sungai Serdang semakin landai dengan

kemiringan 0,2% laju air pada daerah ini semakin lambat, terutama ke arah muara.

Daerah hilir terdapat beberapa daerah industri, dan semakin ke hilir daerah industry

tambak/perikanan.

PENYUSUNAN RENCAMA KETETAPAN GARIS SEMPADAN SUNGAI PERCUT, SUNGAI BELUMAI, SUNGAI BATU GINGGING, DAN SUNGAI SERDANG

2.2 IKLIM

Iklim di daerah air Sungai Percut, Sungai Belumai, Sungai Batugingging, dan Sungai

Serdang menunjukan sedikit perbedaan antara musim kemarau dan musim hujan. Suhu

udara berkisar antara 24.00C-32.50C dan suhu rata-rata tahunan adalah 27.40 C.

A. Curah Hujan

Menurut catatan Stasion Klimatologi Sampali pada Tahun 2012, terdapat rata-rata 15 hari

hujan, dengan volume rata-rata curah hujan tahunan diperkirakan 189 mm/tahun, curah

hujan maksimum terjadi pada bulan Mei yaitu 364 mm dengan hari hujan sebanyak 18

hari sedangkan curah hujan paling kecil terjadi pada bulan Pebruari sebesar 78 mm

dengan hari hujan 12 hari. Musim hujan mulai bulan Desember sampai bulan Maret

sedangkan musim kemarau mulai bulan Juni sampai bulan September. Namun demikian,

hujan dapat terjadi setiap bulan, sehingga perbedaan antara musim hujan dan kemarau

kurang jelas.

B. Debit Air

Debit air sungai Percut, Sungai Belumai, Sungai Batugingging, dan Sungai Serdang dari

tahun ke tahun mengalami penurunan, hal ini terutama karena konversi hutan yang terjadi

pada daerah hulu sungai. Pada saat ini terdapat empat station pengukuran debit air sungai

Percut, Sungai Belumai, Sungai Batugingging yakni di sekitar Jembatan Lintas Timur,

dan Sungai Serdang yakni di sekitar Jembatan Kereta Api lintas Sta Medan Kota –

Bandara Kuala Namu.

2.3 Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk yang tinggal di daerah tangkapan air Sungai Percut, Sungai Belumai,

Sungai Batu Gingging dan Sungai Serdang sekitar 1,071,724 jiwa dan 871,086 jiwa

diantaranya bermukin di Kota Medan, ibukota Provinsi Sumatera Utara sesuai dengan

perincian di bawah ini. Jumlah penduduk pada kecamatan yang dilalui Sungai Percut,

Sungai Belumai, Sungai Batu Gingging dan Sungai Serdang di Kabupaten Deli Serdang

dan Kota Medan menurut sensus tahun 2012 adalah sebagai berikut :

PENYUSUNAN RENCAMA KETETAPAN GARIS SEMPADAN SUNGAI PERCUT, SUNGAI BELUMAI, SUNGAI BATU GINGGING, DAN SUNGAI SERDANG

Tabel 2.3. Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, Kepadatan Penduduk Kabupaten Deli

Serdang dan Kota Medan pada Basin Sungai Percut, Sungai Belumai,

Sungai Batu Gingging dan Sungai Serdang

KecamatanBanyaknyaDesa/Kelur

ahan

Luas Wilayah (Km2)

Banyaknya Penduduk (Jiwa)

KepadatanPenduduk (Jiwa/Km2)

Persentase Penduduk

(%)

(1) (2) (3) (3) (3) (3)02. STM. Hulu 20 223.38 12,690 57.00 0.69

07. Biru-Biru 17 89.69 35,090 392.00 1.90

08. STM. Hilir 15 190.50 31,547 166.00 1.71

09. Bangun Purba 24 129.95 22,237 172.00 1.20

10. Galang 29 150.29 63,476 423.00 3.44

11. Tjg. Morawa 26 131.75 198,514 1,507.00 10.76

12. Patumbak 8 46.79 91,545 1,957.00 4.96

17. Percut Sei Tuan 20 190.79 396,656 2,080.00 21.49

19. Pantai Labu 19 81.85 44,440 543.00 2.41

20. Beringin 11 52.69 54,078 1,027.00 2.93

21. Lubuk Pakam 13 31.19 83,530 2,679.00 4.53

22. Pagar Merbau 16 62.89 37,921 603.00 2.05

Jumlah 218 1,381.76 1,071,724 776.00 58.07 Jumlah Deli Serdang 394 2,497.72 1,845,615.00 739.00 100.00

Sumber : Kabupaten Deli Serdang Dalam Angka, 2012

PENYUSUNAN RENCAMA KETETAPAN GARIS SEMPADAN SUNGAI PERCUT, SUNGAI BELUMAI, SUNGAI BATU GINGGING, DAN SUNGAI SERDANG

BAB III

SURVEY LAPANGAN DAN SOSIALISASI

3.1. Survey Topografi

Maksud dan tujuan dari kegiatan pengukuran topografi ini adalah untuk mendapatkan

data/informasi topografi yang lengkap dan jelas berupa peta situasi Sungai Percut,

Sungai Belumai, Sungai Batu Gingging dan Sungai Serdang.

3.1.1.Lingkup Pekerjaan

Lingkup pekerjaan dalam kegiatan ini dibagi menjadi beberapa tahapan, yaitu:

Pekerjaan Persiapan

Pekerjaan ini meliputi kegiatan persiapan administrasi dan perijinan kepada

instansi terkait, persiapan peronil dan peralatan, base camp dan tenaga lokal,

pembuatan patok, persiapan material, logistik dan kebutuhan lainnya.

Mobilisasi dan Demobilisasi

Kegiatan ini meliputi Mobilisasi dan demobilisasi peralatan dan personil yang

diperlukan selama kegiatan pengukuran. Adapun peralatan yang dimobilisasi dan

didemobilisasi untuk keperluan survey lapangan disajikan pada tabel dibawah ini :

Tabel 3.1. Peralatan Lapangan

No Nama Peralatan Jumlah Keterangan

1. Total Station (TS) 2 unit Baik

2. GPS Geodetic 1 unit Baik

3. Waterpass 2 unit Baik

4. Hand GPS 2 unit Baik

5. Rol meter @ 50 m 2 bh Baik

6. Digital kamera 2 unit Baik

7. Sepeda motor 2 unit Baik

PENYUSUNAN RENCAMA KETETAPAN GARIS SEMPADAN SUNGAI PERCUT, SUNGAI BELUMAI, SUNGAI BATU GINGGING, DAN SUNGAI SERDANG

Pemasangan Bench Mark (BM)

Bench Mark (BM) dipasang pada tempat yang aman, mudah dilihat dan dijangkau.

Pengukuran Polygon

Pengukuran Poligon dilakukan untuk menentukan letak dan posisi koordinat masing-

masing patok.

Pengukuran Waterpass

Pengukuran waterpass dilakukan untuk menetukan letak dan posisi koordinat masing-

masing patok.

Pengukuran Koordinat dan Elevansi

Setelah pengukuran polygon dan waterpass dilakukan, selanjutnya dilakukan

penghitungan koordinat dan elevasi pada masing-masing titik.

Pengolahan Data dan Penggambaran / Pemetaan hasil pengukuran

Setelah perhitungan koordinat dan elevasi diperoleh hasilnya, kemudian dilakukan

penggambaran/pemetaan sesuai dengan kebutuhan perencanaan.

3.1.2.Pembuatan dan Pemasangan Patok Kayu

Dalam hal ini konsultan mengadakan dan memasang patok-patok kayu pada salah satu

sisi Sungai Deli guna menentukan lokasi pengukuran tampang melintang (cross

section) dan tampang memanjang profil sungai. Selanjutnya ketentuan-ketentuan

mengenai dimensi, kuantitas serta jarak pemasangannya dan lain-lain mengikuti

ketentuan-ketentuan sebagai berikut:

a. Patok kayu berukuran (5 x 7) cm2, panjang 70 cm;

b. Patok kayu dipilih yang betul-betul dari jenis kayu yang keras dan tidak mudah

lapuk;

c. Patok kayu dipasang tepat pada jalur sungai yang akan diukur dan betul-betul

tegak;

d. Patok kayu ditanam cukup kuat sedalam 40 cm sehingga yang tampak di

permukaan tanah asli 30 cm dan dicat;

e. Patok kayu dipasang setiap jarak 50 m sepanjang sungai yang akan diukur;

f. Semua patok diberi tanda/nomor yang jelas;

g. Bagian atas patok diberi paku, untuk centering dalam pengukuran poligon;

h. Semua patok yang telah dipasang diberi tanda supaya mudah dicari.

PENYUSUNAN RENCAMA KETETAPAN GARIS SEMPADAN SUNGAI PERCUT, SUNGAI BELUMAI, SUNGAI BATU GINGGING, DAN SUNGAI SERDANG

Patok kayu yang dibuat akan dicat warna merah untuk memudahkan identifikasi awal,

dalam hal ini konsultan mengadakan dan memasang patok-patok kayu pada salah satu

sisi Sungai Deli guna menentukan lokasi pengukuran. Patok kayu yang dipilih betul-

betul dari jenis kayu yang keras dan tidak mudah lapuk. Patok kayu ditanam sedalam

40 cm setiap jarak 50 m sepanjang sungai yang akan diukur.

3.1.3.Pembuatan dan Pemasangan Patok Beton BM

Dalam Pengukuran Topografi, patok-patok beton BM akan berfungsi sebagai titik-titik

ikat pada pengukuran berikutnya, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Oleh

sebab itu patok-patok BM ini diletakkan di tempat-tempat yang strategis, aman dan

tidak midah berubah posisinya, yang diletakkan di bantaran Sungai Percut, Sungai

Belumai, Sungai Batu Gingging dan Sungai Serdang. Untuk itu, dalam pembuatan dan

pemasangan patok-patok BM ini mengikuti ketentuan-ketentuan yang termuat dalam

SK Dir Jen Air No. 185 / th. 1986, seri PT 02 dan ketentuan-ketentuan dibawah ini:

a. Ukuran patok beton BM adalah (20 x 20 x 100) cm;

b. Bentuk patok beton sesuai dengan bestek;

c. Campuran/adukan beton adalah 1 PC : 2 ps : 3 kr;

d. Beton berkerangka besi dengan ukuran 10 mm;

e. Patok beton ditanam betul-betul kuat dan tegak, serta kelihatan 20 cm dari

tanah asli;

f. Lokasi tempat pembuatan patok beton dilaporkan kepada Direksi;

g. Patok beton BM dipasang setiap jarak ± 7000 m sepanjang bantaran Sungai

Percut, Sungai Belumai, Sungai Batu Gingging dan Sungai Serdang yang akan

diukur;

h. Pemasangan patok beton pada tepi sungai dipasang di sebelah kiri kanan

sungai;

i. Patok beton diberi tanda / nomor yang jelas dengan Nomenklatur tertulis pada

bate manner ukuran (12 x 12) cm2;

Penempatan patok BM diletakkan di bantaran Sungai Percut, Sungai Belumai, Sungai Batu

Gingging dan Sungai Serdang. Pemasangan Patok Beton BM harus dilakukan pengikatan

dengan Titik Tinggi Geodesi yang terdekat di lokasi pengukuran.

PENYUSUNAN RENCAMA KETETAPAN GARIS SEMPADAN SUNGAI PERCUT, SUNGAI BELUMAI, SUNGAI BATU GINGGING, DAN SUNGAI SERDANG

3.1.4.Pengukuran Situasi

Pengukuran situasi pada pekerjaan ini dilakukan untuk mendapatkan data situasi lokasi

pekerjaan secara terestris di lapangan untuk menghasilkan peta situasi terbaru.

Pengukuran potongan memanjang (long section) dimaksudkan untuk mendapatkan

potongan memanjang dan melintang rencana saluran transmisi. Adapun teknis

pelaksanaannya adalah sebagai berikut:

Penampang Memanjang

- Pengukuran trase dilakukan pada alur Sungai Percut, Sungai Belumai, Sungai

Batu Gingging dan Sungai Serdang yang direncanakan untuk penyusunan

sempadan sungai.

- Jarak pengukuran beda tinggi maksimum 100 m, kecuali pada tempat-tempat

khusus yang kemiringannya cukup besar dan kondisin medan yang spesifik,

maka pengukuran harus dilaksanakan secara lebih teliti (dirapatkan).

- Pada titik-titik pengukuran sungai, harus diberi tanda dengan menggunakan

patok kayu sehingga secara jelas dapat dibuat pedoman didalam pelaksanaan

pengukuran.

Penampang Melintang

- Lebar potongan melintang adalah 40 m ke kanan dan 40 m ke kiri.

- Dibuat tiap 250 meter pada kondisi tertentu (belokan) tiap 30 meter.

- Alat ukur yang digunakan adalah Total Station (TS).

- Interval penampang 250 m pada tempat yang lurus, pada tikungan dirapatkan

sesuai kondisi tikungan.

- Pengukuran posisi titik penampang menggunakan cara poligon sedang

ketinggian dengan cara tachymetri.

3.1.5.Pengukuran Titik Tetap Geodesi

Pengukuran situasi, memanjang dan melintang dilakukan secara bersamaan dengan

mengikuti pengukuran titik tetap geodesi. Titip tetap geodesi atau titik referensi yang

akan digunakan adalah Jaringan Titik Tetap Geodesi nasional (TTG) dari

Bakosurtanal. Titik TTG biasanya terdapat disepanjang jalan Nasional/Provinsi pada

setiap jarak 5 km dan biasanya diletakkan pada bangunan-bangunan milik Negara,

seperti : sekolah, kantor pemerintah, dan sebagainya.

PENYUSUNAN RENCAMA KETETAPAN GARIS SEMPADAN SUNGAI PERCUT, SUNGAI BELUMAI, SUNGAI BATU GINGGING, DAN SUNGAI SERDANG

TTG terlihat terbentuk kotak beton dengan tinggi tidak lebih dari setengah meter dari

permukaan tanah, yang ditandai dengan pelat keterangan dan batangan logam di satu

sisi vertikal dan pelat keterangan di sisi atas (horisontal). Pada pelat sisi vertikal

tertulis “Jaring Kontrol Tinggi Geodesi, TTG [nomor kode TTG], Bakosurtanal 1988”.

Pada pekerjaan pengukuran untuk Penyusunan Rencana Ketetapan Garis Sempadan

mengambil Tititp Tetap Geodesi (TTG) Nasional dari Bakorsurtanal yang terdekat,

terletak halaman Kantor Badan Meteorologi dan Geofisika di Desa Sampali, dengan

nama titik SAMP, Koordinat X = + 468.318,052 ; Y = + 400.308,599 dan elevasi Z =

+ 41,687. Pemindahan koordinat dan elevasi dari titik referensi nasional TTG akan

dilakukan dengan GPS Geodetic Sokkia Stratus single frekwensi L1.

Benchmark yang akan dipasang di bantaran Sungai Percut, Sungai Belumai, Sungai

Batu Gingging dan Sungai Serdang sesuai volume pekerjaan dan KAK, terdapat 15

buah BM. Pemindahan koordinat dan elevasi dari titik referensi nasional (TTG) akan

dilakukan dengan GPS Geodetic Sokkia Stratus single frekwensi L1 yang memiliki

ketelitian sangat tinggi, yaitu ketelitian koordinat (X,Y) maksimum (static) = 5 mm

dan ketelitian elevasi maksimum (Z) (static) 12 mm dengan jarak pengukuran sampai

20 km. Dengan metode ini, maka penggunaan metode poligon sudah tidak diperlukan

lagi karena memiliki ketelitian yang lebih rendah dan tidak efisien.

3.1.6.Hasil Pekerjaan Pengukuran

3.1.6.1 Deskripsi BM

Untuk mempermudah pencarian kembali patok BM dilapangan (bilamana diperlukan)

yang mana akan dipasang pada titik – titik tertentu dilokasi pekerjaan, maka setiap

patok BM akan dibuat deskripsinya didalam format kertas A4 yang berisikan posisi

dan sketsa, koordinat dan elevasi (x, y dan z) dari BM yang bersangkutan. Sketsa

lokasi penempatan patok BM/CP dan visualisasi dari masing – masing patok BM

dapat dilihat pada Lampiran Laporan Topografi yaitu “Laporan Diskripsi BM”.

3.1.6.2 Koordinat dan Elevasi BM

Patok BM berfungsi sebagai titik kontrol terhadap kerangkan poligon maupun

pengukuran sipat datar. Secara khusus daftar koordinat dan elevasi (x, y dan z), patok

PENYUSUNAN RENCAMA KETETAPAN GARIS SEMPADAN SUNGAI PERCUT, SUNGAI BELUMAI, SUNGAI BATU GINGGING, DAN SUNGAI SERDANG

– patok tetap (BM) yang berada di lokasi pekerjaan disusun dalam tabel titik kontrol

permanen (Benchmark) untuk memudahkan penggunaannya di kemudian hari.

Jumlah BM yang kan dipasang dilokasi kegiatan sebanyak 15 buah, patok BM

tersebut berfungsi sebagai titik kontrol terhadap kerangka poligon maupun

pengukuran sipat datar.

Berikut ini adalah tabel yang nantinya merupakan hasil pengukuran koordinat dan

elevasi dari patok BM.

Tabel 3.2 Jumlah BM yang akan terpasang di lokasi pekerjaan

No BM/CP Koordinat

Elevasi

X (m) Y (m) Z (m)

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

BM 01

BM 02

BM 03

BM 04

BM 05

BM 06

BM 07

BM 08

BM 09

BM 10

BM 11

BM 12

BM 13

BM 14

BM 15

3.2 SURVEY INVENTARISASI

Survey inventarisasi ini dilaksanakan dalam rangka mendapatkan data kondisi

bangunan secara visual yang ada di sepanjang sempadan sungai. Survey inventarisasi

PENYUSUNAN RENCAMA KETETAPAN GARIS SEMPADAN SUNGAI PERCUT, SUNGAI BELUMAI, SUNGAI BATU GINGGING, DAN SUNGAI SERDANG

yang telah dilaksanakan di Sungai Deli dan bangunan Cannal pengendalian banjir di

Kecamatan Medan Johor sampai muara Sungai Deli di Kecamatan Medan Belawan.

Survey inventarisasi ini menelusuri sungai tersebut yang dilaksanakan oleh team

survey.

Adapun hasil dari pengumpulan data berdasarkan inventarisasi yang telah

dilaksanakan sebagai berikut:

A. Panjang tanggul = 47 km

B. Dimensi Bangunan

Bangunan Perkantoran Pemerintah = 44.700 m2

Bangunan Perkantoran Swasta = 529.800 m2

Rumah masyarakat = 525.183 m2

C. Jumlah jembatan = bh

D. Jumlah bangunan air

Pintu klep = 3 bh

Cannal Bangunan Pengendalian Banjir = 1 bh

3.3 SOSIALISASI DAN KONSULTASI MASYARAKAT

Sempadan sungai saat ini masih sering dijadikan lokasi untuk membangun bangunan

tempat tinggal dan tempat usaha yang permanen. Padahal dalam peraturan

pemerintah, di sepanjang sempadan sungai tidak boleh mendirikan bangunan dengan

jarak minimum 3 meter dari sungai. Di sisi lain, daerah sempadan sungai dapat

dimanfaatkan oleh warga sebagai ruang terbuka dan ruang hijau yang memberikan

kesegaran lingkungan bagi masyarakat sekitarnya.

Untuk mensosialisasikan pemanfaatan dan pengaturan sempadan, konsultan hanya

melakukan sosialisasi langsung ke masyarakat – masyarakat yang tinggal di sempadan

sungai, khususnya di Sungai Deli. Kegiatan acara sosialisasi di bulan September, yang

telah dilaksanakan pada Kec. Medan Deli, Kec. Medan Belawan, Kec. Medan

Labuhan, Kec. Medan Sibiru –biru, Kec. Sibolangit, Kec. Tuntungan dan Kec.

Namorambe.

PENYUSUNAN RENCAMA KETETAPAN GARIS SEMPADAN SUNGAI PERCUT, SUNGAI BELUMAI, SUNGAI BATU GINGGING, DAN SUNGAI SERDANG

Acara ini diselenggarakan oleh konsultan yang didampingi dengan tim teknis dari

Balai Wilayah Sungai Sumatera II. Masyarakat yang hadir berasal dari kecamatan –

kecamatan yan diundang, yang juga merupakan masyarakat yang tinggal di bantaran

Sungai Deli.

Di dalam paparan sepadan Sungai Percut, Sungai Belumai, Sungai Batu Gingging dan

Sungai Serdang sepanjang masing – masing 73 kilometer dan 26 kilometer akan

menetapkan garis sempadan untuk mengatur pemanfaatan sempadan sungai tersebut.

Jika ada masyarakat kecamatan baik masyarakat setempat maupun pendatang yang

ingin membangun atau berjualan di sepanjang sepadan, akan ingatkan oleh

pemerintah kecamatan tentang peraturan yang berlaku sesuai dengan PP No. 38

Tahun 2011. Di dalam peraturan tidak boleh mendirikan bangunan apalagi permanen

di sempadan sungai. Pelanggaran memiliki resiko bangunannya dibongkar tanoa

penggantian, jadi sebelum terjadi, pemerintahan kecamatan semua saling menjaga dan

mengingatkan.

Dalam diskusi, masyarakat Kecamatan Medan Belawan dan Medan Labuhan

mengeluhkan tentang kualitas air sungai Deli saat ini tidak dapat lagi di manfaatkan

untuk mandi oleh masyarakat. Mengenai hal tersebut bahwa kualitas air sungai tidak

hanya di muaranya saja melainkan dari hulunya ( Kecamatan Gedung Johor) yang

kualitas airnya sudah sangat buruk, ini disebabkan oleh limbah domestik dan non

domestik yang dibuang ke sungai Deli. Hal ini kontribusinya juga sangat besar dan

peran masing – masing individu serta warga masyarakat dalam ikut melestarikan dan

menjaga kebersihan sungai amatlah besar. Mengenai limbah industri bahwa setiap

industry diharuskan memiliki sistem pengolahan limbah dan juga dipantau oleh

pemerintah.

Sungai Babura yang merupakan anak Sungai Deli, melewati 18 (delapan belas)

kecamatan di Kota Medan dan Kabupaten Deli Serdang. Sungai Deli merupakan salah

satu sungai yang dimanfaatkan oleh PDAM untuk sumber air baku Kota Medan.

Bangunan pengolahan air ini di IPA Deli Tua yang dibangun PDAM Tirtanadi pada

tahun 1989 secara bertahap, dimulai dari 350 liter/detik hingga selesai tahap terakhir

kapasitasnya menjadi 1.400 liter/detik.