Lansia

16
LAPORAN KEGIATAN UKM PELAKSANAAN POSYANDU LANSIA DI UPTD PUSKESMAS BLORA Nama Peserta dr. Dea Prita C Tanda Tangan dr. Duta Indriawan Tanda Tangan Nama Wahana UPTD Puskesmas Blora Materi Portofolio Unit Kesehatan Masyarakat Kasus Portofolio Pelaksanaan Posyandu Lansia Tujuan Portofolio Mampu melakukan pelayanan kesehatan promotif preventif pada lansia

description

lansia

Transcript of Lansia

Page 1: Lansia

LAPORAN KEGIATAN UKMPELAKSANAAN POSYANDU LANSIA

DI UPTD PUSKESMAS BLORA

Nama Peserta dr. Dea Prita C Tanda Tangan

dr. Duta Indriawan Tanda Tangan

Nama Wahana UPTD Puskesmas Blora

Materi Portofolio Unit Kesehatan Masyarakat

Kasus Portofolio Pelaksanaan Posyandu Lansia

Tujuan Portofolio Mampu melakukan pelayanan kesehatan promotif preventif pada lansia

Page 2: Lansia

LAPORAN KEGIATAN UKMPELAKSANAAN POSYANDU LANSIA

DI UPTD PUSKESMAS BLORA

Nama Peserta dr. Chairuniza Delfika Tanda Tangan

dr. Fajriana Marethiafani Tanda Tangan

Nama Wahana UPTD Puskesmas Blora

Materi Portofolio Unit Kesehatan Masyarakat

Kasus Portofolio Pelaksanaan Posyandu Lansia

Tujuan Portofolio Mampu melakukan pelayanan kesehatan promotif preventif pada lansia

Page 3: Lansia

LAPORAN KEGIATAN UKMPELAKSANAAN POSYANDU LANSIA

DI UPTD PUSKESMAS BLORA

Nama Peserta dr. Tri Eka Julianto Tanda Tangan

dr. Adam Mici Gandana Tanda Tangan

Nama Wahana UPTD Puskesmas Blora

Materi Portofolio Unit Kesehatan Masyarakat

Kasus Portofolio Pelaksanaan Posyandu Lansia

Tujuan Portofolio Mampu melakukan pelayanan kesehatan promotif preventif pada lansia

Page 4: Lansia

1. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

Salah satu indikator keberhasilan pembangunan adalah semakin meningkatnya usia harapan hidup penduduk. Dengan semakin meningkatnya usia harapan hidup penduduk, menyebabkan jumlah penduduk lanjut usia (Lansia) terus meningkat dari tahun ke tahun. Menurut Undang-undang Nomor 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lansia, yang dimaksud dengan Lansia adalah penduduk yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas (www.menegpp.go.id/).

Indonesia selama empat dasawarsa terakhir menempati posisi empat jumlah populasi terbesar di dunia menurut US. Cencus bureau. Tercatat bahwa penduduk Indonesia pada tahun 2010 berdasarkan data sensus penduduk 2010 yang diselenggarakan BPS di seluruh wilayah Indonesia berjumlah 237.641.326 jiwa dengan jumlah penduduk Lansia sebanyak 18.118.699 jiwa. Di Jawa Tengah sendiri tercatat 2.336.115 jiwa merupakan Lansia dari total penduduk 32.864.563 (Susenas, 2009).

Meningkatnya umur harapan hidup (UHH) adalah salah satu indikator utama tingkat kesehatan masyarakat. Semakin tinggi jumlah Lansia, maka semakin baik tingkat kesehatan masyarakatnya. Jumlah penduduk Lansia Indonesia pada tahun 2020, berdasarkan proyeksi penduduk Indonesia 2000-2025 diperkirakan akan mencapai 28,99 juta jiwa (http://www.datastatistik-indonesia.com). Pertambahan penduduk Lansia ini mungkin disebabkan oleh semakin membaiknya pelayanan kesehatan dan meningkatnya usia harapan hidup orang Indonesia.

Proses penuaan penduduk tentunya berdampak pada berbagai aspek kehidupan, baik sosial, ekonomi, dan terutama kesehatan, karena dengan semakin bertambahnya usia, fungsi organ tubuh akan semakin menurun baik karena faktor alamiah maupun karena penyakit. Dengan demikian, peningkatan jumlah Lansia menjadi salah satu indikator keberhasilan pembangunan sekaligus sebagai tantangan dalam pembangunan. Bila permasalahan tersebut tidak diantisipasi dari sekarang, maka tidak tertutup kemungkinan bahwa proses pembangunan akan mengalami berbagai hambatan (http://www.menegpp.go.id/).

Mengingat kondisi dan permasalahan Lansia tersebut, maka penanganan masalah Lansia harus menjadi prioritas, karena permasalahannya terus berpacu dengan pertambahan jumlahnya. Seiring dengan semakin meningkatnya populasi Lansia, pemerintah telah merumuskan berbagai kebijakan pelayanan kesehatan Lansia ditujukan untuk meningkatkan derajat kesehatan dan mutu kehidupan Lansia untuk mencapai masa tua bahagia dan berdaya guna dalam kehidupan keluarga dan masyarakat sesuai dengan keberadaannya. Pembinaan Lansia di Indonesia dilaksanakan berdasarkan peraturan Undang-Undang RI No. 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lansia yang menyebutkan bahwa pelayanan kesehatan dimaksudkan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan dan kemampuan Lansia, upaya penyuluhan, penyembuhan dan pengembangan lembaga.

Page 5: Lansia

Sebagai wujud nyata pelayanan sosial dan kesehatan pada kelompok Lansia , pemerintah telah mencanangkan pelayanan pada Lansia melalui beberapa jenjang. Pelayanan kesehatan di tingkat masyarakat adalah Posyandu Lansia, pelayanan kesehatan Lansia tingkat dasar adalah Puskesmas, dan pelayanan kesehatan tingkat lanjutan adalah Rumah Sakit.

Sebagai pelayanan kesehatan di tingkat masyarakat, Posyandu Lansia memiliki arti penting. Sama halnya dengan posyandu balita Posyandu Lansia adalah kegiatan kesehatan dasar untuk para Lansia yang diselenggarakan dari, oleh dan untuk masyarakat yang dibantu oleh petugas kesehatan. Jadi, Posyandu Lansia merupakan kegiatan swadaya dari masyarakat di bidang kesehatan dengan penanggung jawab kepala desa. Pelayanan kesehatan Lansia yang dimaksudkan adalah penduduk usia 45 tahun ke atas yang mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar oleh tenaga kesehatan baik di Puskesmas maupun di Posyandu Kelompok Lansia.

Kegiatan posyandu lansia yang dilaksanakan di Puskesmas Blora ini diselenggarakan dalam rangka mewujudkan peningkatan derajat kesehatan dan kualitas hidup lansia pada tingkat pelayanan kesehatan dasar berbasis masyarakat.

2. PERMASALAHAN DI MASYRAKAT MAUPUN KASUS

Terdapat beberapa permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat pada penduduk usia lanjut. Salah satunya adalah permasalahan gizi. Asupan gizi yang cukup dan benar untuk penduduk lansia sangatlah penting bagi upaya peningkatan derajat kesehatan para lansia.

Gizi berlebih pada lansia banyak terjadi di negara-negara barat dan kota-kota besar. Kebiasaan makan banyak pada waktu muda menyebabkan berat badan berlebih, apalai pada lansia penggunaan kalori berkurang karena berkurangnya aktivitas fisik. Kebiasaan makan itu sulit untuk diubah walaupun disadari untuk mengurangi makan.

Kegemukan merupakan salah satu pencetus berbagai penyakit, misalnya : penyakit jantung, kencing manis, dan darah tinggi.

Gizi kurang sering disebabkan oleh masalah-masalah social ekonomi dan juga karena gangguan penyakit. Bila konsumsi kalori terlalu rendah dari yang dibutuhkan menyebabkan berat badan kurang dari normal. Apabila hal ini disertai dengan kekurangan protein menyebabkan kerusakan-kerusakan sel yang tidak dapat diperbaiki, akibatnya rambut rontok, daya tahan terhadap penyakit menurun, kemungkinan akan mudah terkena infeksi.

3. PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI

Metode intervensi yang dilakukan adalah penimbangan berat badan, pengukuran trkanan darah,dan penyuluhan gizi.

Perencanaan yang dilakukan meliputi perencanaan waktu, tempat, tenaga, dan peralatan.

Page 6: Lansia

Kegiatan posyandu lansia di kelurahan Pelem dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 10 Juni 2015

Tempat pelaksanaan posyandu lansia di Kantor Kelurahan Pelem.

Tenaga kesehatan yang di tugaskan dalam kegiatan posyandu lansia di Keluarahan Pelem adalah 3 perawat dan 2 dokter.

Peralatan yang disiapkan antara lain tensimeter, timbangan berat badan, stetoskop, obat-obatan, dan alat tulis.

Materi penyuluhan untuk lansia. Rencana kegiatan : kegiatan diawali dengan pengukuran berat badan dan

tekanan darah terhadap setiap lansia. Berat badan dan tekanan darah para lansia dimonitor setiap bulannya. Bila ditemukan kejadian hipertensi, gizi kurang, obesitas, atau terdapat keluhan kesehatan lainnya, petugas menyarankan lansia yang bersangkutan untuk berkonsultasi lebih lanjut ke UPTD Puskesmas Blora.

4. PELAKSANAAN

Pelaksanaan kegiatan posyandu lansia ini berlokasi di Kantor Kelurahan Pelem pada hari Rabu, tanggal 10 Juni 2015 pukul 9.00 WIB. Kegiatan ini melibatkan tim yang terdiri atas 3 perawat dan 2 dokter, dihadiri 18 lansia dengan rentang usia 59-80 tahun. Dalam posyandu lansia ini ditemukan 8 orang lansia dengan hipertensi dan 2 orang lansia dengan gizi kurang.

5. MONITORING DAN EVALUASI

Monitoring dan evaluasi dari pelaksanaan kegiatan posyandu lansia ini dilaksanakan setiap 1 bulan sekali. Indikator yang dinilai pada pelaksanaan kegiatan posyandu lansia ini adalah kehadiran dan partisipasi peserta. Kegiatan penyuluhan kesehatan disesuaikan dengan keluhan atau penyakit yang sering dialami oleh lansia.

Page 7: Lansia

Lampiran

No NamaUmur Berat Badan Tekanan Darah

(tahun) ( kg ) (mmHg)1 Damirah 80 52 150/802 Marjuki 78 62 120/703 Ahmad Rofi 64 54 130/704 Jumari 66 57 160/805 Supartini 62 42 110/806 Sukardi 78 59 130/707 Watini 64 52 140/808 Parmi 60 53 160/909 Darso 72 58 120/7010 Kusdiono 64 45 110/8011 Sudiyarti 73 57 110/7012 Mulyadi 69 64 150/9013 Yulianto 62 61 120/7014 Karsono 71 66 140/8015 Lastono 74 68 170/9016 Ngatini 63 54 110/7017 Sumarni 68 51 150/9018 Ngatipah 73 57 120/70