SKRIPSI LANSIA KE POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA ...

113
SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN LANSIA KE POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAPAK MAHANG KABUPATEN KUTAI KERTANEGARA OLEH: KHAERANI DARWIS C12112634 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2014

Transcript of SKRIPSI LANSIA KE POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA ...

Page 1: SKRIPSI LANSIA KE POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA ...

SKRIPSI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGANLANSIA KE POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS

RAPAK MAHANG KABUPATEN KUTAI KERTANEGARA

OLEH:

KHAERANI DARWIS

C12112634

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2014

Page 2: SKRIPSI LANSIA KE POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA ...

iv

ABSTRAK

Khaerani Darwis, C12112634. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kunjungan Lansia kePosyandu Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Rapak Mahang Kabupaten Kutai Kertanegara.Yang dibimbing oleh Nurhaya Nurdin dan Nuurhidayat Jafar.

Latar belakang : Usia harapan hidup (UHH) tahun 2010 mencapai 67,4 tahun dengan jumlah lansia± 23,9 juta dan diprediksi tahun 2020 meningkat menjadi 71,1 tahun dengan jumlah lansia ± 28,8juta. Untuk mengatasi masalah kesehatan yang timbul akibat peningkatan jumlah lansia, pemerintahmelaksanakan upaya kesehatan kepada lanjut usia, salah satunya melalui posyandu lansia. Pada tahun2012 kunjungan lansia ke posyandu lansia di wilayah kerja Puskesmas Rapak Mahang hanya 40 % ,jauh dari dibawah standar pelayanan minimal yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten KutaiKartanegara yaitu 70% .Tujuan penelitian : diketahuinya faktor-faktor yang berhubungan dengan kunjungan lansia keposyandu lansia di wilayah kerja Puskesmas Rapak Mahang Kabupaten Kutai Kertanegara.Metode :Penelitian ini menggunakan metode survey analitik dengan desain survey cross sectional.Pengambilan sampel dengan metode total sampling berjumlah 54 orang.. Instrumen yang digunakanadalah kuesioner. Uji statistik yang digunakan adalah chi square dengan tingkat signifikan α = 0,05.Hasil : Analisis bivariat menunjukkan hubungan antara motivasi lansia p=0.000 (p<α), dukungankeluarga p =0.433 (p>α), peran kader p=0.004 (p<α), peran petugas (p=0.000) (p<α), persepsilansia terhadap program pelayanan posyandu (p=0.002) (p<α) dan aksesibilitas (p = -) dengankunjungan lansia ke posyandu lansia.Kesimpulan : ada hubungan antara motivasi lansia, peran kader, peran petugas, persepsi lansiaterhadap program pelayanan kesehatan dengan kunjungan lansia ke posyandu tetapi tidak adahubungan antara dukungan keluarga dan aksesibilitas dengan kunjungan lansia ke posyandu lansia.Saran : Bagi kader dan petugas kesehatan dapat memberikan pendidikan kesehatan kepada keluargauntuk meningkatkan dukungan kepada lansia dalam melaksanakan kunjungan ke posyandu.

Kata Kunci : motivasi, dukungan keluarga, peran kader, petugas kesehatan, program pelayanankesehatan, aksesibilitas, kunjungan lansia

Page 3: SKRIPSI LANSIA KE POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA ...

v

ABSTRACT

Khaerani Darwis, C12112634. The factors which relates with visiting longevity to Posyandu of RapakMahang, Kutai Kartanegara. Guidance by Nurhaya Nurdin and Nuurhidayat Jafar.

Background : UHH in 2010 is about 67,4 years old with the total member of longevity ±23,9 million andit is predicted in 2020 will be increased 71,1 years old with the total member longevity is ±28,8 million.In older to solve the problem arised which is caused by the increasing of longevity, the governmentconducts health efforts to longevity one of the effort is posyandu. In 2012, the number of longevity whovisit longevity posyandu in Puskesmas Rapak Mahang is only 40%, its far from the minimal servicestandard which is state by health department of Kutai Kartanegara, it is about 70%.

Objective of the research: to know factors which relates with visiting longevity to Posyandu of RapakMahang, Kutai Kartanegara.

Method: The method used in this research is analytis survey method with survey cross sectional design.The sample of the research is 54 people. Instrument use is questionnaire. Statistic test used is chi squarewith level of significant is α= 0,05.

Result : Bivariat analysis shows the relation between longevity motivation is p= 0,000 (p<α), family’ssupport is p= 0,433 (p>α), cadre role is p= 0,004 (p<α), medical staff role is p= 0,000 (p<α), longevityperception towards posyandu service is p= 0,002 (p<α), and accessibility is p= - with longevity toPosyandu.

Conclusion: there is a relation between longevity motivation cadre role, medical staff role, longevityperception toward health program service with longevity to posyandu but there is no relation betweenfamily’s support and accessibility with longevity to posyandu.

Suggestion: for cadre and medical staff can give health education to family in order to improve support tolongevity in visiting Posyandu.

Keywords: motivation, family’s support, cadre role, medical staff, health proram service,accessibility, visiting longevity

Page 4: SKRIPSI LANSIA KE POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA ...

vi

KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

rahmat, hidayah dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

penelitian ini dengan judul “Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kunjungan

Lansia ke Posyandu Lansia di Wilayah kerja Puskesmas Rapak Mahang

Kabupaten Kutai Kartanegara”.

Dalam menyelesaikan penelitian ini, penulis menyadari bahwa itu tak

lepas dari bantuan berbagai pihak, baik secara moril maupun secara materil.

Olehnya itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. dr. Irawan Yusuf, Ph.D selaku dekan Fakultas Kedokteran

Universitas Hasanuddin.

2. Bapak Prof. dr. Budu, Ph.D., SpM(K), M.MedED selaku wakil dekan bidang

akademik Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.

3. Ibu. Dr. Werna Nontji, S.Kp., M.Kep. selaku Ketua Program Studi Ilmu

Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.

4. Ibu Nurhaya Nurdin, S,Kep., Ns, MN., MPH selaku pembimbing I dan bapak

Nuurhidayat Jafar, S,Kep., Ns, M.Kep selaku pembimbing II yang telah banyak

membimbing peneliti dalam menyelesaikan penelitian ini.

Page 5: SKRIPSI LANSIA KE POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA ...

vii

5. Ibu Waode Nurisnah, S.Kep., Ns, M.Kes selaku penguji 1 dan ibu Suni

Hariati, S.Kep., Ns., M.Kep selaku penguji II yang telah memberikan arahan

dan masukan yang bersifat membangun untuk penyempurnaan penulisan.

6. Pimpinan Puskesmas Rapak Mahang yang telah memberi izin untuk meneliti

di Puskesmas Rapak Mahang Kabupaten Kutai Kartanegara.

7. Dosen dan Staf Program Studi Ilmu Keperawatan Unhas yang telah membantu

penulis dalam menyelesaian pendidikan di Program Studi Ilmu Keperawatan.

8. Rekan-rekan Ners B angkatan 2012 yang telah banyak memberi bantuan dan

dukungan dalam penyusunan skripsi ini.

9. Seluruh keluarga yang telah memberikan dorongan baik materil maupun

moril bagi penulis selama mengikuti pendidikan.

10. Semua pihak yang telah membantu dalam rangka penyelesaian skripsi ini,

baik secara langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat penulis

sebutkan satu persatu.

Peneliti menyadari bahwa penelitian ini jauh dari sempurna, untuk itu

kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penyusun harapkan dari

pembaca yang budiman untuk penyempurnaan penulisan selanjutnya. Di samping

itu penyusun juga berharap semoga penelitian ini bermanfaat bagi peneliti dan

bagi nusa dan bangsa. Wassalam.

Makassar, Januari 2014

Peneliti

Page 6: SKRIPSI LANSIA KE POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA ...

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul .................................................................................................. i

Halaman Pengesahan ........................................................................................ ii

Halaman Pernyataan Keaslian Skripsi .............................................................. iii

Abstrak .............................................................................................................. iv

Abstract ............................................................................................................. v

Kata Pengantar ................................................................................................... vi

Daftar Isi ........................................................................................................... viii

Daftar Tabel ...................................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .............................................................................. 6

C. Tujuan Penelitian................................................................................ 6

D. Manfaat Penelitian.............................................................................. 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Lanjut Usia ........................................................... 9

B. Tinjauan Tentang Pelayanan Kesehatan Lansia ................................. 14

C. Tinjauan Tentang Posyandu Lansia ................................................... 18

D. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kunjungan Lansia

ke Posyandu Lansia ........................................................................... 25

Page 7: SKRIPSI LANSIA KE POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA ...

vii

BAB III KERANGKA KONSEP & HIPOTESIS

A. Kerangka Konsep ............................................................................... 36

B. Hipotesis ............................................................................................. 37

BAB IV METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian ......................................................................... 38

B. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................ 38

C. Populasi dan Sampel .......................................................................... 39

D. Instrumen Penelitian........................................................................... 40

E. Uji Validitas dan Realibilitas ............................................................ 42

F. Alur Penelitian ................................................................................... 44

G. Variabel Penelitian ............................................................................. 44

H. Pengolahan Data dan Analisa Data ................................................... 49

I. Etika Penelitian .................................................................................. 51

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil................................................................................................... 54

B. Pembahasan ........................................................................................ 66

C. Keterbatasan Penelitian ...................................................................... 78

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan........................................................................................ 79

B. Saran................................................................................................... 80

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 81

Page 8: SKRIPSI LANSIA KE POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA ...

viii

LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................ 86

Page 9: SKRIPSI LANSIA KE POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA ...

ix

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 5. 1. Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Responden di

Wilayah Kerja Puskesmas Rapak Mahang, Agustus

2013............................................................................................... 56

Tabel 5. 2. Distribusi Frekuensi Kunjungan Lansia Ke Posyandu Lansia Di

Wilayah Kerja Puskemas Rapak Mahang Kabupaten Kutai

Kartanegara, Agustus 2013................................................................ 57

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Motivasi Lansia Pada Kunjungan Lansia ke

Posyandu Lansia Di Wilayah Kerja Puskemas Rapak Mahang

Kabupaten Kutai Kartanegara, Agustus 2013................................... 57

Tabel 5. 4. Distribusi Frekuensi Dukungan Keluarga Pada Kunjungan Lansia ke

Posyandu Lansia Di Wilayah Kerja Puskemas Rapak Mahang

Kabupaten Kutai Kartanegara, Agustus ........................................... 58

Tabel 5. 5. Distribusi Frekuensi Peran Kader Lansia Pada Kunjungan Lansia ke

Posyandu Lansia Di Wilayah Kerja Puskemas Rapak Mahang

Kabupaten Kutai Kartanegara, Agustus 2013................................... 58

Tabel 5. 6. Distribusi Frekuensi Peran Petugas Kesehatan Pada Kunjungan

Lansia ke Posyandu Lansia Di Wilayah Kerja Puskemas Rapak

Mahang Kabupaten Kutai Kartanegara,

Agustus 2013 .................................................................................. 59

Tabel 5.7. Distribusi Frekuensi Persepsi Lansia Terhadap Program Pelayanan

Kesehatan Pada Kunjungan Lansia ke Posyandu Lansia Di Wilayah

Kerja Puskemas Rapak Mahang Kabupaten Kutai Kartanegara,

Agustus 2013 .................................................................................. 59

Page 10: SKRIPSI LANSIA KE POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA ...

x

Tabel 5. 8. Distribusi Frekuensi Aksesibilitas Pada Kunjungan Lansia ke

Posyandu Lansia Di Wilayah Kerja Puskemas Rapak Mahang

Kabupaten Kutai Kartanegara,

Agustus 2013.................................................................................... 60

Tabel 5. 9. Hubungan Antara Motivasi Lansia dengan Kunjungan Lansia ke

Posyandu Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Rapak Mahang

Kabupaten Kutai Kertanegara,

Agustus 2013 .................................................................................... 60

Tabel 5.10 Hubungan Antara Dukungan Keluarga dengan Kunjungan Lansia ke

Posyandu Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Rapak Mahang

Kabupaten Kutai Kertanegara,

Agustus 2013 ...................................................................................61

Tabel 5. 11. Hubungan Antara Peran Kader dengan Kunjungan Lansia ke

Posyandu Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Rapak Mahang

Kabupaten Kutai Kertanegara,

Agustus 2013 ..................................................................................... 62

Tabel 5. 12. Hubungan Antara Peran Petugas Kesehatan dengan Kunjungan Lansia

ke Posyandu Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Rapak Mahang

Kabupaten Kutai Kertanegara,

Agustus 2013 .................................................................................. 63

Tabel 5.13. Hubungan Antara Persepsi Lansia Terhadap Program Pelayanan

Kesehatan dengan Kunjungan Lansia ke Posyandu Lansia di Wilayah

Kerja Puskesmas Rapak Mahang Kabupaten Kutai Kertanegara,

Agustus 2013 .................................................................................... 64

Tabel 5.13. Hubungan Antara Aksesibilitas dengan Kunjungan Lansia ke

Posyandu Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Rapak Mahang

Kabupaten Kutai Kertanegara,

Agustus 2013 .................................................................................... 65

Page 11: SKRIPSI LANSIA KE POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA ...

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu indikator keberhasilan pembangunan kesehatan yaitu

meningkatnya Usia Harapan Hidup (UHH) dari 68,6 pada tahun 2004 menjadi

70,5 tahun pada tahun 2007 dan di tahun 2025 diharapkan menjadi 73,7 tahun

(Departemen Kesehatan RI, 2008). UHH yang semakin meningkat memberi

konsekuensi tersendiri yaitu peningkatan jumlah penduduk lanjut usia (lansia).

Penduduk lansia dunia tumbuh dengan sangat cepat bahkan tercepat

dibanding kelompok usia lainnya. Penduduk dunia pada tahun 2011 mencapai 7

milyar jiwa dengan penduduk lansia mencapai 112 juta jiwa atau sekitar 16 %

penduduk dunia (Patnistik, 2011). Menurut Efendi dan Makhfudli (2009),

Jumlah penduduk lansia di Indonesia pada tahun 2006 ± 19 Juta atau sekitar

8,9% dengan usia harapan hidup 66,2 tahun. Pada tahun 2010 jumlah lansia ±

23,9 juta (9,77%) dengan usia harapan hidup 67,4 tahun dan diprediksi pada

tahun 2020 jumlah lansia sebesar 28,8 juta (11,34%) dengan usia harapan

hidup 71,1%. Hasil sensus penduduk tahun 2010 di Indonesia penduduk lansia

mencapai 18,1 juta jiwa, Khusus di Kalimantan Timur Jumlah penduduk

berusia 60 tahun keatas pada tahun 2010 sebanyak 142 ribu jiwa atau sekitar

Page 12: SKRIPSI LANSIA KE POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA ...

2

4% dari total penduduk yang berjumlah 3,5 juta jiwa (data Badan Pusat

Statistik, 2010).

Meningkatnya jumlah lansia menimbulkan berbagai permasalahan yang

kompleks bagi lansia itu sendiri maupun bagi keluarga dan masyarakat. Secara

alamiah proses menjadi tua mengakibatkan lansia mengalami perubahan fisik

dan mental, yang mempengaruhi kondisi ekonomi dan sosialnya. Permasalahan

yang dihadapi lansia apabila tidak segera ditangani akan menimbulkan akibat

seperti gangguan pada sistem tubuh, timbulnya penyakit dan menurunnya

activities daily of living (ADL).Untuk itu, pemerintah melaksanakan upaya

kesehatan kepada lanjut usia yaitu melakukan kemitraan dengan masyarakat

termasuk swasta. Salah satu upaya kemitraan puskesmas berupa pelayanan

kesehatan untuk lanjut usia adalah Posyandu lansia (Departemen Kesehatan RI,

2009).

Posyandu lanjut usia (Posyandu lansia) merupakan pelayanan

kesehatan terpadu untuk masyarakat lansia di suatu wilayah tertentu yang sudah

disepakati. Posyandu lansia digerakkkan oleh masyarakat secara berkelompok

yang bertujuan untuk meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan lansia

sehingga terbentuk pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan lansia

(Mulyani, 2009). Berdasarkan Riset Fasilitas kesehatan (Rifaskes) tahun 2011

secara nasional persentase puskesmas yang memiliki posyandu lansia adalah

78,8%. Provinsi dengan memiliki posyandu lansia adalah Provinsi DI

Page 13: SKRIPSI LANSIA KE POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA ...

3

Yogyakarta (100) diikuti Jawa tengah (97,1%) dan Jawa Timur (95,2%).

Sedangkan persentase terendah adalah di Papua (15%). Bila dilihat dari lokasi,

persentase Puskesmas di daerah perkotaan yang memiliki posyandu lansia

80,9%, sementara dipedesaan 78,83%.

Kegiatan yang dilaksanakan di posyandu lansia antara lain adalah

pemeriksaan kesehatan fisik, mental dan emosional secara berkala yang

dipantau melalui Kartu Menuju Sehat (KMS), Pemberian Makanan Tambahan

(PMT) dan melakukan kegiatan olah raga seperti senam lansia dan gerak jalan

santai (Departemen Kesehatan RI, 2008).

Penelitian tentang kepatuhan lansia berkunjung ke Posyandu yang

dilakukan oleh Kusmawardani (2011) di Puskesmas Kassi-Kassi Makassar

diperoleh hasil adanya hubungan yang bermakna antara pengetahuan, motivasi

lansia, program pelayanan kesehatan posyandu dan peran kader dengan

kepatuhan lansia berkunjung ke Posyandu. Penelitian lain dilakukan oleh

Hasugian, dkk (2011) di Puskesmas Darussalam Sumatra Utara diperoleh hasil

adanya hubungan perilaku dengan pemanfaatan Posyandu dapat dilihat dengan

responden yang memiliki sikap yang baik, lebih banyak yang memanfaatkan

Posyandu lansia. Dan adanya hubungan antara dukungan keluarga dengan

pemanfaatan Posyandu lansia, dapat dilihat bahwa responden yang memiliki

dukungan keluarga yakni dukungan informasional, penilaian, instrumental dan

emosional keluarga baik lebih banyak yang memaanfaatkan Posyandu lansia.

Page 14: SKRIPSI LANSIA KE POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA ...

4

Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Rozak (2009) di Posyandu balita

wilayah kerja Puskesmas Antara Makassar diperoleh hasil adanya hubungan

antara pengetahuan ibu, peran serta kader, peran petugas kesehatan dan

revitalisasi Posyandu dengan kunjungan balita ke Posyandu.Penelitian yang

dilakukan oleh Sumiati, dkk (2012) mengemukakan bahwa selain keluarga

terutama anak-anak lansia berperan sebagai support system, kemampan lansia

dalam mengakses pelayanan kesehatan seperti Posyandu dipengaruhi oleh jarak

rumah dengan Posyandu lansia yang intinya semakin dekat jarak rumah

semakin aktif lansia dalam memanfaatkan Posyandu lansia.

Kabupaten Kutai Kartanegara Kecamatan Tenggarong memiliki 3

Puskesmas induk yaitu Puskesmas Rapak Mahang, Puskesmas Loa Ipuh dan

Puskesmas Mangkurawang yang masing-masing memiliki Posyandu lansia di

wilayah kerjanya. Berdasarkan data tahun 2012 diperoleh Kunjungan lansia di

Posyandu lansia rata-rata ≤ 70% atau dibawah Standar Pelayanan Minimal

(SPM) yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai kartanegara

yaitu di Puskesmas Rapak mahang kunjungan lansia sekitar ≤ 50% , Puskesmas

Loa Ipuh sekitar ≤ 64% dan di Puskesmas Mangkurawang sekitar ≤ 53%. Dari

data diatas Puskesmas Rapak Mahang memiliki jumlah kunjungan lansia ke

Posyandu lansia terendah.

Data yang diperoleh dari Puskesmas Rapak Mahang Kabupaten Kutai

Kertanegara Provinsi Kalimantan Timur pada tahun 2012 jumlah lansia dengan

Page 15: SKRIPSI LANSIA KE POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA ...

5

kriteria umur 45 tahun lebih sekitar 690 jiwa dan 184 lansia terdaftar di

posyandu. Khusus lansia berumur ≥ 60 tahun yang terdaftar di posyandu

sebanyak 54 orang dengan persentase kunjungan ke Posyandu dibawah 40 %

pada 8 posyandu lansia di wilayah kerja Puskesmas Rapak Mahang. Dari data

tersebut, diketahui bahwa kunjungan lansia ke Posyandu lansia di wilayah

kerja Puskesmas Rapak Mahang masih sangat rendah, di bawah standar

pelayanan minimal (SPM) yaitu 70%. Berdasarkan informasi dari pihak

puskesmas, diketahui bahwa belum adanya penelitian yang berhubungan

dengan kunjungan lansia ke posyandu lansia di wilayah kerja Puskesmas Rapak

Mahang. Untuk itu peneliti ingin mengetahui masalah tentang kunjungan lansia

ke Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Rapak Mahang dengan melihat

variabel yang berbeda dengan penelitian sebelumnya yaitu tentang motivasi,

dukungan keluarga, peran kader peran petugas kesehatan dan aksesibilitas

lansia Posyandu.

Berdasarkan beberapa uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian yang berjudul, “Faktor-Faktor yang Berhubungan

dengan Kunjungan Lansia ke Posyandu Lansia Di Wilayah Kerja

Puskesmas Rapak Mahang.

Page 16: SKRIPSI LANSIA KE POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA ...

6

B. Rumusan Masalah

Meningkatnya Usia Harapan Hidup (UHH) menimbulkan konsekuensi

tersendiri yaitu peningkatan jumlah penduduk lanjut usia (lansia)

.Meningkatnya jumlah lansia menimbulkan berbagai permasalahan yang

kompleks bagi lansia itu sendiri maupun bagi keluarga dan masyarakat. Untuk

itu, pemerintah melaksanakan upaya kesehatan kepada lanjut usia, salah

satunya berupa pelayanan kesehatan untuk lanjut usia adalah Posyandu lansia.

Pada tahun 2012 kunjungan lansia ke Posyandu lansia di wilayah kerja

Puskesmas Rapak Mahang dibawah Standar Pelayanan Minimal yaitu 40%

dari 70% yang ditetapkan oleh Dinas kesehatan Kabupaten Kutai Kartanegara.

Berdasarkan uraian tersebut maka rumusan masalah pada penelitian ini

adalah Faktor-faktor apakah yang berhubungan dengan kunjungan lansia ke

Posyandu lansia di wilayah kerja Puskesmas Rapak Mahang?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan pada penelitian ini terdiri dari:

1. Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini diketahuinya faktor-faktor yang berhubungan

dengan jumlah kunjungan lansia ke Posyandu lansia di wilayah kerja

Puskesmas Rapak Mahang.

Page 17: SKRIPSI LANSIA KE POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA ...

7

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus penelitian ini adalah :

a. Diketahuinya hubungan motivasi lansia dengan kunjungan lansia ke

Posyandu lansia di wilayah kerja Puskesmas Rapak Mahang.

b. Diketahuinya hubungan dukungan keluarga dengan kunjungan lansia ke

Posyandu lansia di wilayah kerja Puskesmas Rapak Mahang.

c. Diketahuinya hubungan peran kader dengan kunjungan lansia ke

Posyandu lansia di wilayah kerja Puskesmas Rapak Mahang.

d. Diketahuinya hubungan peran petugas kesehatan dengan kunjungan

lansia ke Posyandu lansia wilayah kerja Puskesmas Rapak Mahang.

e. Diketahuinya hubungan persepsi lansia terhadap program pelayanan

Posyandu dengan kunjungan lansia ke Posyandu lansia di wilayah kerja

Puskesmas Rapak Mahang.

f. Diketahuinya hubungan aksesibilitas dengan kunjungan lansia ke

Posyandu lansia di wilayah kerja Puskesmas Rapak Mahang.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini dapat memberikan manfaat yang sebesar- besarnya

kepada berbagai pihak, antara lain :

1. Bagi Petugas Puskesmas dan kader

Penelitian ini dapat memberikan informasi kepada kader, petugas

kesehatan dan Puskesmas tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan

Page 18: SKRIPSI LANSIA KE POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA ...

8

kunjungan lansia ke posyandu di wilayah kerja Puskesmas Rapak Mahang

agar dapat mengatasi faktor-faktor tersebut dengan meningkatkan kualitas

pelayanan kesehatan lansia sehingga dapat meningkatkan kunjungan lansia

ke Posyandu lansia.

2. Bagi Masyarakat

Penelitian dapat menjadi masukan bagi masyarakat khususnya

keluarga lansia dan lansia sendiri untuk lebih memperhatikan kesehatan

lansia dengan memanfaatkan sarana kesehatan yang telah ada seperti

Posyandu lansia.

3. Bagi Intitusi Akademik.

Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam

pengembangan mata kuliah keperawatan komunitas sehingga dapat

mempersiapkan mahasiswa keperawatan untuk memberikan pelayanan dan

perawatan kepada lansia dimasyarakat dan dapat menjadi sumber data bagi

peneliti yang ingin melakukan penelitian berikutnya tentang program

pelayanan posyandu lansia.

Page 19: SKRIPSI LANSIA KE POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA ...

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan tentang Lanjut Usia

1. Pengertian Lansia

Lansia adalah suatu proses alami yang tidak dapat dihindari

kejadiannya (DepKes RI, 2008). Keadaan ini dibagi menjadi dua yaitu lanjut

usia potensial dan lanjut usia tidak potensial. Lanjut Usia Potensial adalah

lanjut usia yang masih mampu melakukan pekerjaan dan atau kegiatan yang

dapat menghasilkan barang dan/jasa, sedangkan lanjut usia tidak potensial

adalah lanjut usia yang tidak berdaya mencari nafkah sehingga hidupnya

tergantung pada bantuan orang lain (Tamher dan Noorkasiani, 2009).

2. Batasan lansia

WHO dikutip dalam Azizah (2001) menggolongkan lanjut usia

menjadi empat, yaitu : Usia pertengahan (middle age) : umur 45-59 tahun,

Lanjut Usia (elderly) : umur 60-74 tahun,Lanjut Usia Tua (old) : umur 75-

90 tahun dan Lanjut Sangat Tua (very old) umur diatas 90 tahun. UU No. 13

tahun 1998 tentang kesejahteraan lansia bahwa lansia adalah seseorang yang

mencapai usia 60 tahun keatas.

Page 20: SKRIPSI LANSIA KE POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA ...

10

Berbeda dengan WHO, menurut Maryam dkk (2008) lansia di

klasifikasikan sebagai berikut:

a. Pra Lansia

Seseorang yang berusia antara 45 – 59 tahun.

b. Lansia

Seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih.

c. Lansia resiko tinggi

Seseorang yang berusia 70 tahun atau lebih atau berusia 60 tahun atau

lebih tapi dengan masalah kesehatan.

d. Lansia potensial

Lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan dan/atau kegiatan yang

dapat menghasilkan barang/jasa.

e. Lansia tidak potensial

Lansia yang tidak berdaya mencari nafkah, sehingga hidupnya

bergantung pada bantuan orang lain.

3. Perubahan- perubahan yang terjadi pada lansia

Seiring dengan proses penuaan terjadi pula perubahan-perubahan pada

lansia meliputi : perubahan fisik, perubahan sosial dan psikologis (Maryam

dkk, 2008).

Page 21: SKRIPSI LANSIA KE POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA ...

11

a. Perubahan Fisik

1) Sel : Jumlah berkurang, ukuran membesar, cairan tubuh menurun,

dan cairan intraseluler menurun.

2) Kardiovaskuler: Katup jantung menebal dan kaku, kemampuan

memompa darah menurun (menurunnya kontraksi dan volume),

elastisitas pembuluh darah menurun, serta meningkatnya resistensi

pembuluh darah perifer sehingga tekanan darah meningkat.

3) Respirasi : Otot-otot pernafasan kekuatannya menurun dan kaku,

elastisitas paru menurun, kapasitas residu meningkat sehingga menarik

nafas lebih berat, alveoli melebar dan jumlahnya menurun,

kemampuan batuk menurun, serta terjadi penyempitan pada bronchus

4) Persarafan : Saraf pancaindra mengecil sehingga fungsinya menurun

serta lambat dalam merespon dan waktu bereaksi khususnya yang

berhubungan dengan stress. Berkurang atau hilangnya lapisan myelin

akson sehingga menyebabkan berkurangnya respon motorik dan

refleks.

5) Muskuloskletal : cairan tulang menurun sehingga mudah rapuh

(osteoporosis), bungkuk (kiposis), persendian membesar dan menjadi

kaku (atropi otot), kram, tremor, tendon mengerut, dan mengalami

skelerosis.

6) Gastrointestinal : Esophagus melebar, asam lambung menurun, lapar

menurun, dan peristaltic menurun sehingga daya absobsi juga ikut

Page 22: SKRIPSI LANSIA KE POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA ...

12

menurun. Ukuran lambung mengecil serta fungsi organ aksesoris

menurun sehngga menyebabkan berkurangnya produksi hormon dan

enzim pencernaan.

7) Genitourinaria : Ginjal mengecil sehingga aliran darah ke ginjal

menurun, penyaringan glomerulus menurun, dan fungsi tubulus

menurun sehingga kemampuan mengkonsentrasi urine ikut menurun.

8) Vesika urinaria : Otot-otot melemah , kapasitas menurun dan retensi

urine. Hiperteropi prostat dialami oleh 75% lansia.

9) Vagina : Selaput lender mengering dan sekresi menurun.

10) Pendengaran : Membrane timpani atropi sehingga terjadi gangguan

pendengaran. Tulang-tulang pendengaran mengalami kekakuan.

11) Penglihatan : Respon terhadap sinar menurun, adaptasi terhadap

gelap menurun, akomodasi menurun, lapang pandang menurun dan

katarak.

12) Endokrin : Penurunan produksi hormon.

13) Kulit : Keriput serta kulit kepala dan rambut menipis. Rambut dalam

hidung dan telinga menebal. Elastisitas menurun, vaskularisasi

menurun, rambut memutih (uban) kelenjar keringat menurun, kuku

keras dan rapuh, serta kuku kaki bertumbuh berlebihan seperti tanduk

14) Belajar dan memori : Kemampuan belajar masih ada tetapi relatif

menurun. Memori (daya ingat) menurun karena proses encoding

menurun.

Page 23: SKRIPSI LANSIA KE POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA ...

13

15) Intelegensia : secara umum tidak banyak berubah.

16) Personality dan adjustment (pengaturan) : tidak banyak berubah,

hampir seperti saat muda

17) Pencapaian (achievement) : sains, filosofi, seni, dan music yang

diperoleh pada saat muda mempengaruhi lansia dalam menjalankan

kehidupannya.

b. Perubahan sosial

1) Peran : post power syndrome, single woman, dan single parent.

Lansia pada umumnya mengalami perubahan peran dan identitas,

jabatan, kegiatan sehari-hari, status, wibawa dan otoritas serta

kehilangan hubungan dengan individu maupun kelompok.

2) Keluarga, teman : kesendirian dalam keluarga, ketika lansia lainnya

meninggal.

3) Abuse : kekerasan berbentuk verbal (dibentak) dan kekerasan

berbentuk nonverbal (dicubit, tidak diberi makan).

4) Ekonomi : kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan dan income

security.

5) Keamanan : jatuh, terpeleset.

6) Agama : melaksanakan ibadah secara lebih teratur.

Page 24: SKRIPSI LANSIA KE POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA ...

14

c. Perubahan psikologis

Frustasi, kesepian, takut kehilangan kebebasan, takut menghadapi

menghadapi kematian, perubahan keinginan, depresi dan kecemasan.

Perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia akan menimbulkan

masalah apabila lansia tidak dapat menyesuaikan diri dengan perubahan

tersebut untuk itu pelayanan kesehatan sangat dibutuhkan oleh lansia

terutama oleh lansia miskin dan tinggal di daerah pedesaan.

B. Tinjauan Tentang Pelayanan Kesehatan Lansia

Tantangan terbesar yang dihadapi keperawatan dan pelayaan kesehatan

akibat peningkatan jumlah lanjut usia pada abad ini adalah pemberian pelayaan

kesehatan kepada lansia. Masalah utama yang harus dihadapi penyedia

pelayanan kesehatan adalah bagaimana membantu para lansia hidup sehat dan

produktif (Efendi dan Makhfudli, 2009).

Anderson dan McFarlane (2006) mengemukakan bahwa pelayanan

kesehatan untuk lansia secara umum memiliki 3 tujuan yaitu ;

1. Meningkatkan kemampuan fungsional.

2. Memperpanjang usia hidup.

3. Meningkatkan kenyamanan dan menurunkan penderitaan.

Page 25: SKRIPSI LANSIA KE POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA ...

15

Pemaksimalan pelayanan kesehatan lansia di komunitas dibutuhkan

suatu pendekatan multiaspek. Target intervensi harus mengarah pada individu

dan keluarga serta keluarga dan komunitas. Bentuk Pelayanan kesehatan pada

lanjut usia seperti berikut : (Azizah, 2011)

1. Pelayanan Kesehatan lansia di Masyarakat (Community Based Geriatrik

Service).

Pada upaya kesehatan ini, semua upaya kesehatan yang

berhubungan dan dilaksanakan oleh masyarakat harus diupayakan berperan

serta dalam menangani kesehatan para lansia. Pada dasarnya masyarakat

termasuk lansia harus diikutsertakan semaksimal mungkin dalam pelayanan

kesehatan lansia ditingkat masyarakat. Dokter swasta berperan dalam

pemberian pelayanan kuratif sedangkan Puskesmas yang membentuk

kelompok/klub lansia. Pelayanan kesehatan dalam bentuk promotif,

preventif, kuratif, dan rehabilitative dapat lebih mudah dilaksanakan melalui

kelompok/klub lansia yang terbentuk. Pelayanan kesehatan yang diberikan

kepada lansia di masyarakat adalah sebagai berikut :

a) Promotif

Upaya promotif dilakukan oleh petugas kesehatan untuk

meningkatkan semangat hidup lansia, agar merasa tetap dihargai dan tetap

berguna bagi dirinya sendiri, keluarga maupun masyarakat.

Page 26: SKRIPSI LANSIA KE POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA ...

16

Pelayanan promotif berupa penyuluhan, bagi lansia dan kebugaran

jasmani berupa senam lansia yang instrukturnya berasal dari Puskesmas.

b) Preventif

Upaya preventif dilakukan bertujuan sebagai pencegahan

terhadap kemungkinan terjadinya komplikasi dari berbagai penyakit

akibat penuaan. Penimbangan berat badan dan pengukuran tekanan

darah sebagai deteksi dini pemeliharaan kesehatan sederhana.

c) Kuratif

Melalui deteksi dini yang dilakukan, bila ditemukan adanya

kondisi yang menyimpang maka dilakukan pengobatan dan bila

memerlukan penanganan lebih lanjut maka perlu dirujuk. Contohnya

penyakit hipertensi yang dialami oleh lansia apabila cepat dideteksi

dan dilakukan pengobatan secara rutin akan mengurangi terjadinya

komplikasi dari penyakit hipertensi seperti stroke. Dan apabila

ditemukan komplikasi terjadi diharapkan lansia segera mendapatkan

penanganan lebih lanjut.

d) Rujukan

Bila hasil diagnosis menunjukkan kasus yng membutuhkan

penanganan lebih lanjut maka petugas perlu melakukan rujukan :

rujukan vertikal dan rujukan horizontal. Rujukan vertical merupakan

Page 27: SKRIPSI LANSIA KE POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA ...

17

rujukan antar pelayanan kesehatan yang berbeda tingkatan, dari tingkat

pelayanan yang lebih rendah ke tingkat pelayanan yang lebih tinggi

atau sebaliknya misalnya rujukan dari Puskesmas ke Rumah sakit

daerah. Rujukan horizontal merupakan rujukan antar pelayanan

kesehatan dalam satu tingkatan misalnya rujukan dari puskesmas

pembantu ke Puskesmas induk (Peraturan Presiden Republik Indonesia

No. 001 tahun 2012).

2. Pelayanan Kesehatan Lansia di Masyarakat Berbasis Rumah Sakit

(Hospital based Community geriatric service)

Pada pelayanan tingkat ini, rumah sakit bertugas membina lansia

yang berada dibawahnya baik secara lansung kepada masyarakat awam

termasuk lansia atau tidak langsung melalui pembinaan pada Puskesmas

yang barada di wilayah kerjanya berupa lokakarya, symposium, ceramah-

ceramah baik kepada tenaga kesehatan. Rumah sakit juga bertindak

sebagai rujukan layanan kesehatan yang ada di masyarakat (Azizah,

2011).

3. Layanan Kesehatan Lansia Berbasis Rumah sakit (Hospital Based

Geriatrik Service).

Pada layanan rumah sakit, tergantung jenis layanan yang ada bagi

para lansia. Mulai dari layanan sederhana berupa poli klinik lansia, sampai

Page 28: SKRIPSI LANSIA KE POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA ...

18

pada layanan yang lebih maju, misalnya bangsal akut, klinik siang terpadu

(day hospital), bangsal kronik atau panti werda (nursing home). Disamping

itu, rumah sakit jiwa juga menyediakan layanan kesehatan jiwa bagi lansia

dengan pola yang sama. Pada tingkat ini sebaiknya dilaksanakan suatu

layanan terkait (con-join care) antara unit psikogeriatri suatu rumah sakit

jiwa, terutama untuk menangani penderita penyakit fisik dengan komponen

gangguan psikis berat atau sebaliknya (Azizah, 2011).

C. Tinjauan Tentang Posyandu Lansia

1. Pengertian Posyandu Lansia

Departemen Kesehatan RI (2008), Posyandu lansia adalah suatu

bentuk keterpaduan pelayanan kesehatan terhadap lansia ditingkat

desa/kelurahan dalam masing-masing wilayah kerja Puskesmas.

Keterpaduan dalam posyandu lansia berupa keterpaduan dalam pelayanan

yang dilatarbelakangi oleh kriteria lansia yang memiliki berbagai macam

penyakit. Dasar pembentukan posyandu lansia adalah peningkatan

kesejahteraan masyarakat terutama lansia.

2. Tujuan Posyandu Lansia

Pembinaan kesehatan lansia bertujuan meningkatkan derajat kesehatan

dan mutu kehidupan untuk mencapai masa tua yang bahagia dan berguna

Page 29: SKRIPSI LANSIA KE POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA ...

19

dalam kehidupan keluarga dan masyarakat sesuai dengan eksistensinya

dalam masyarakat (DepKes RI dalam Maryam, 2008).

Menurut Azizah (2011), tujuan Posyandu lansia adalah sebagai

berikut :

a. Meningkatkan pengetahuan, sikap dan prilaku positif lansia.

b. Meningkatkan mutu dan derajat kesehatan lansia.

c. Meningkatkan kemampuan para lansia untuk mengenali masalah

kesehatan dirinya sendiri dan bertindak untuk mengatasi masalah tersebut

terbatas kemampuan yang ada dan meminta pertolongan keluarga atau

petugas jika diperlukan.

3. Sasaran Posyandu lansia

Sasaran Posyandu lansia menurut Depkes, 2003 dikutip dalam

Maryam, dkk (2008) adalah :

a. Sasaran langsung yaitu kelompok pra usia lanjut (45-59 tahun).

Kelompok usia lanjut (60 tahun keatas) dan kelompok usia lanjut dengan

resiko tinggi (70 tahun keatas).

b. Sasaran tidak langsung, yaitu keluarga dimana lansia berada, organisasi

yang bergerak dalam usia lanjut, dan masyarakat.

Page 30: SKRIPSI LANSIA KE POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA ...

20

4. Kegiatan Posyandu Lansia.

Posyandu lansia melaksanakan pelayanan meliputi pemeriksaan

kesehatan fisik dan mental emosional, yang dicatat dan dipantau dengan

Kartu Menuju Sehat (KMS) untuk mengetahui riwayat penyakit lansia.

Beberapa kegiatan posyandu (Azizah, 2011) adalah :

a. Pemeriksaan aktivitas sehari-hari/ADL meliputi kegiatan dasar dalam

kehidupan seperti makan /minum, berjalan, mandi, berpakaian, naik-turun

tempat tidur, buang air besar/kecil dan sebagainya.

b. Pemeriksaan status mental. Pemeriksaan ini berhubungan dengan mental

emosional dengan menggunakan pedoman metode 2 (dua) menit.

c. Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan dan

pengukuran tinggi badan dan dicatat dalam grafik indeks massa tubuh

(IMT).

d. Pengukuran tekanan darah menggunakan tensimeter dan stetoskop serta

penghitungan denyut nadi selama 1 menit.

e. Pemeriksaan hemoglobin menggunakan talquist, sahli, atau cuprisulfat.

f. Pemeriksaan adanya gula dalam seni sebagai deteksi awal adaanya

penyakit gula (diabetes mellitus)

g. Pemeriksaan adanya zat putih telur (protein) dalam air seni sebagai

deteksi awal adanya penyakit ginjal.

Page 31: SKRIPSI LANSIA KE POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA ...

21

h. Pelaksanaan rujukan ke puskesmas bilamana ada keluhan atau ditemukan

kelainan pada pemeriksaan butir-butir diatas.

i. Penyuluhan kesehatan, biasanya dilakukan didalam atau diluar kelompok

dalam rangka kunjungan rumah dan konseling kesehatan dan gizi sesuai

dengan masalah kesehatan yang dihadapi oleh individu dan kelompok

usia lanjut.

j. Kunjungan rumah oleh kader dan petugas kesehatan bagi kelompok usia

lanjut yang tidak datang, dalam rangka kegiatan perawatan kesehatan

masyarakat.

k. Pemberian makanan tambahan (PMT) dan penyuluhan contoh menu

makanan tambahan adalah bubur kacang ijo, pisang bakar dan sari buah .

l. Kegiatan olah raga seperti senam lanjut usia dan jalan santai.

Mekanisme pelayanan posyandu lansia berbeda dengan posyandu

balita umumnya. Mekanisme kerja posyandu lansia tergantung pada

kebijakan pelayanan kesehataan diwilayah penyelenggara. Ada yang

menyelenggarakan dengan sistem 5 meja seperti Posyandu balita dan

adapula yang hanya 3 meja.

Page 32: SKRIPSI LANSIA KE POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA ...

22

Pelaksanaan kegiatan Posyandu menurut Subijanto dkk, 2011

dilakukan dengan sistem 5 meja :

a. Meja 1 : Pendaftaran

Lansia yang berkunjung mendaftarkan diri, Kader mencatat identitas

lansia yang terdiri dari nomor KMS, nama, umur, alamat, pendidikan,

pekerjaan, status pernikahan dan alamat tempat tinggal. Lansia yang

sudah terdaftar dibuku register dan memiliki KMS langsung menuju meja

selanjutnya.

b. Meja 2 : Pengukuran tinggi badan , berat badan dan tekanan darah.

Kader melakukan pengukuran tinggi badan, berat badan dan tekanan

darah kemudian hasilnya kemudian dicatat dalam catatan kecil yang

kemudian dibawa ke meja selanjutnya.

c. Meja 3 : Pencatatan (Pengisian KMS)

Kader melakukan pencatatan pada KMS lansia meliputi tekanan darah,

berat badan dan tinggi badan kemudian dicatat kembali dibuku register

posyandu sebagai dokumentasi.

Page 33: SKRIPSI LANSIA KE POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA ...

23

d. Meja 4 : Penyuluhan

Penyuluhan kesehatan dilakukan secara perorangan maupun kelompok

sesuai masalah kesehatan yang dialami lansia (berdasarkan KMS) dan

pemberian makanan tambahan pada lansia.

e. Meja 5 : Pelayanan Medis

Pelayanan oleh tenaga professional yaitu petugas dari

puskesmas/kesehatan meliputi kegiatan : pemerikaan dan pengobatan

ringan. Tindakan rujukan dilakukan apabila lansia mengalami masalah

kesehatan yang memerlukan penanganan lebih lanjut.

Skema sistem 5 meja di Posyandu lansia:

Keterangan:

A. Meja I : Tempat pendaftaran

B. Meja II : Pengukuran tinggi badan, berat badan dan tekanan darah

C. Meja III : Pencatatan (Pengisian Kartu Menuju Sehat)

F

F AE D C B

Page 34: SKRIPSI LANSIA KE POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA ...

24

D. Meja IV : Penyuluhan

E. Meja V : Pelayanan medis

F. Warga

Berbeda dengan sistem 5 meja, mekanisme pelaksanaan Posyandu

lansia dengan system 3 meja meliputi (Azizah, 2011) :

Keterangan:

A. Meja I : Pendaftaran lansia yang sudah terdaftar maupun lansia baru.

Penimbangan berat badan dan pangukuran tinggi badan

B. Meja II : melakukan pencatatan berupa hasil penimbangan berat

badan, pengukuran tinggi badan dan kegiatan sehari-hari.

Pemeriksaan dan pelayanan kesehatan meliputi pengukuran tekanan

darah, pemeriksaan kesehatan dan status mental, pengobatan

sederhana dan perawatan juga diberikan. Pada tahap ini, selain itu

juga dilakukan pemeriksaan kadar gula darah dan protein dalam air

seni.

D

A B C

Page 35: SKRIPSI LANSIA KE POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA ...

25

C. Meja III : Pada tahap ini dilakukan pemberian penyuluhan dan

konseling. Selain dilakukan pembinaan mental untuk memperkuat

ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dalam tahap ini pula perlu

dilakukan kegiatan fisik berupa olah raga maupun kegiatan fisik

lainnya.

D. Faktor-faktor yang berhubungan dengan Kunjungan Lansia ke Posyandu

Lansia

1. Motivasi Lansia

Motif atau motivasi berasal dari kata Latin moreve yang berarti

dorongan dari dalam diri manusia untuk bertindak dan berprilaku. Menurut

Notoatmojo (2010) motivasi pada dasarnya merupakan interaksi seseorang

dengan situasi tertentu yang dihadapinya, motivasi adalah suatu alasan

(reasoning) seseorang untuk bertindak dalam rangka memenuhi kebutuhan

hidupnya.

Kunjungan lansia ke Posyandu lansia merupakan salah satu bentuk

perilaku kesehatan. Dengan melakukan kunjungan secara teratur lansia bisa

mengetahui perkembangan kesehatannya secara periodik terhadap ancaman

masalah kesehatan yang dihadapi (deteksi dini), motivasi menjadi salah satu

faktor yang mempengaruhi keteraturan kunjungan lansia ke posyandu.

Motivasi sangat membantu individu dalam mengatasi dan menyelesaikan

masalah. Individu yang tidak mempunyai motivasi untuk menghadapi dan

Page 36: SKRIPSI LANSIA KE POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA ...

26

menyelesaikan masalah akan membentuk koping destruktif. Semakin besar

motivasi yang diberikan kepada lansia, maka semakin sering lansia

melakukan kunjungan ke Posyandu (Astuti, 2011). Motivasi lansia untuk

berkunjung ke Posyandu lansia akan sangat dipengaruhi oleh jarak tempat

tinngal lansia dengan Posyandu. Ketika jarak itu jauh, lansia akan memiliki

motivasi yang kurang untuk ke berkunjung Posyandu lansia (Aswar, 2006).

Menurut hasil penelitian Kusumawardani (2011) di Posyandu lansia

Puskesmas Kassi-Kassi Makassar bahwa ada hubungan antara motivasi

dengan kepatuhan lansia berkunjung ke Posyandu lansia Motivasi pada

penelitian ini menyangkut motivasi lansia untuk melakukan kunjungan ke

Posyandu untuk memeriksakan dan mengetahui perkembangan

kesehatannya secara periodik terhadap ancaman kesehatan yang dihadapi

(deteksi dini) yang sangat penting dilakukan oleh lansia. Dalam upaya

preventif dan promotif dibutuhkan partisipasi aktif dalam kegiatan posyandu

lansia untuk mengatasi permasalahan lansia yang timbul (Mulyani,2009).

Motivasi akan sangat membantu individu dalam menghadapi dan

menyelesaikan masalah.

Dalam penelitian motivasi lansia yang dimaksud adalah keinginan

lansia untuk berkunjung ke pelayanan kesehatan seperti Posyandu untuk

melaksanakan pemeriksaan kesehatan (deteksi dini) terhadap masalah

kesehatan yang dihadapi.

Page 37: SKRIPSI LANSIA KE POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA ...

27

2. Dukungan keluarga

Dukungan sosial sangat dibutuhkan lansia untuk tetap dapat

melaksanakan aktivitas. Dukungan sosial sangat diperlukan selama lansia

sendiri masih mampu memahami makna dukungan sosial tersebut sebagai

penyokong/penopang hidupnya. Namun dalam kenyataannya seringkali

ditemui bahwa tidak semua lansia mampu memahami dukungan sosial dari

orang lain, sehingga walaupun ia telah menerima dukungan sosial masih saja

menunjukkan ketidakpuasan, yang ditampilkan dengan cara menggerutu,

kecewa, kesal dan sebagainya.

Dukungan sosial (social support) didefinisikan oleh Gottlieb,1983

dikutip dalam Azizah, 2011 adalah sebagai informasi verbal atau nonverbal ,

saran, bantuan yang nyata atau tingkah laku yang diberikan oleh orang yang

akrab dengan subyek didalam lingkungan sosialnya atau yang berupa

kehadiran dan hal-hal yang memberi keuntungan emosional atau

berpengaruh pada tingkah laku penerimanya. Dukungan soaial ini selalu

mencakup dua hal yaitu jumlah sumber dukungan sosial yang tersedia dan

merupakan persepsi individu terhadap jumlah orang yang dapat diandalkan

saat individu membutuhkan bantuan (pendekatan berdasarkan kuantitas) dan

tingkat kepuasan akan dukungan sosial yang diterima berkaitan dengan

persepsi individu bahwa kebutuhannya akan terpenuhi (pendekatan

Page 38: SKRIPSI LANSIA KE POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA ...

28

berdasarkan kualialitas. Taylor (1999) dikutip dalam Azizah (2011)

membagi dukungan sosial kedalam lima bentuk, yaitu :

a. Dukungan instrumental ( tangible assistance)

Bentuk dukungan ini merupakan penyediaan materi yang dapat

memberikan pertolongan langsung seperti pinjaman uang, pemberian

barang, makanan serta pelayanan.

b. Dukungan informasional

Bentuk dukungan ini melibatkan pembeian informasi, saran atau umpan

balik tentang situasi dan kondisi individu. Jenis informasi ini dapat

menolong individu untuk mengenali dan mengatasi masalah dengan

lebih mudah.

c. Dukungan Emosional

Bentuk dukungan ini membuat individu memiliki perasaan nyaman ,

yakin, diperdulikan dan dicintai oleh sumber dukungan sosial sehingga

individu dapat menghadapi masalah dengan baik.

d. Dukungan pada harga diri

Bentuk dukungan ini berupa penghargaan positif pada individu,

pemberian semangat, persetujuan pada pendapat individu, perbandingan

yang positif dengan individu lain. Bentuk dukungan ini membantu

individu dalam membangun harga diri dan kompetensi.

f. Dukungan dari kelompok sosial

Page 39: SKRIPSI LANSIA KE POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA ...

29

Bentuk dukungan ini akan membuat individu merasa anggota dari suatu

kelompok yang memiliki kesamaan minat dan aktivitas sosial

dengannya.

Keluarga merupakan sumber dukungan sosial yang memiliki ikatan

emosional yang paling besar dan terdekat dengan klien. Menurut Maryam,

dkk (2008) Keluarga merupakan support system utama bagi lansia dalam

mempertahankan kesehatannya. Peranan keluarga dalam perawatan lansia

antara lain menjaga atau merawat lansia, mempertahankan dan

meningkatkan status mental, mengantisipasi perubahan status ekonomi serta

memberikan motivasi dan memfasilitasi kebutuhan spiritual bagi lansia.

Dukungan keluarga memegang peran penting dalam menentukan

bagaimana mekanisme koping yang akan ditunjukkan oleh lansia. Lansia

dapat menghadapi masalahnya dengan adanya dukungan keluarga.

Dukungan keluarga merupakan suatu bentuk hubungan interpersonal dalam

keluarga yang melindungi seseorang dari efek stress yang buruk (Wijayanto,

2008).

Keluarga mengontrol sekaligus mengingatkan lansia untuk rutin

melakukan pemeriksaan fisik secara berkala dan teratur guna mencegah

penyakit dan menemukan tanda-tanda awal dari penyakit terutama yang ada

pada lansia seperti pemeriksaan tekanan darah dan pemeriksaan gula.

Page 40: SKRIPSI LANSIA KE POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA ...

30

Menjaga lansia untuk makan, minum, dan tidur secara teratur serta menjaga

hal-hal yang harus dihindari oleh lansia. Oleh karena itu dituntut perhatian

keluarga lansia (Kuswardani, 2009). Menurut Sumiati dkk (2012), dalam

penelitiannya keluarga memiliki peranan penting dalam kehidupan lansia

terutama terkait dengan pemanfaatan Posyandu. Peranan keluarga dalam hal

ini meliputi antar jemput lansia ke Posyandu dan mengingatkan jadwal

kegiatan Posyandu. Pada penelitian ini dukungan keluarga yang dimaksud

adalah adanya orang yang berada disekitar lansia yang mengingatkan tentang

jadwal pelaksanaan Posyandu dan mengantar lansia ke Posyandu setiap

bulan.

3. Peran Kader Posyandu lansia

Kader posyandu, menurut DepKes RI (2006) dikutip dalam Henniwati

(2008) adalah seseorang atau tim sebagai pelaksana posyandu yang berasal

dari dan dipilih oleh masyarakat setempat yang memenuhi ketentuan dan

diberikan tugas serta tanggung jawab untuk pelaksanaan, pemantauan dan

memfasilitasi kegiatan lainnya. Dalam pelaksanaan posyandu lansia kader

mempunyai peran sebagai pelaku dari sebuah system kesehatan. Kader

diharapkan memberikan pelayanan yang meliputi pengukuran tinggi badan

dan berat badan, pengukuran tekanan darah, pengisian lembar KMS,

memberikan penyuluhan atau informasi kesehatan, mengerakkan dan

memberikan informasi kepada lansia untuk hadir dalam pelaksanan kegiatan

Page 41: SKRIPSI LANSIA KE POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA ...

31

posyandu. Untuk itu perlu dilakukan pembinaan kepada kader secara berkala

agar kader dapat melaksanakan perannya secara optimal dalam pelaksanan

kegiatan Posyandu. Wahyuna (2008) melakukan penelitian bahwa di

Posyandu lansia wilayah kerja Puskesmas Ngawi, kader-kader hanya

bertugas mencatat dan mengurusi masalah komsumsi saja, selain itu kader

juga bekerja tergantung perintah petugas kesehatan tanpa ada pelatihan lebih

lanjut sehingga peran kader dalam kegiatan posyandu belum optimal.

Untuk meningkatkan citra diri kader maka kader harus memperhatikan

dan meningkatkan kualitas diri sebagai orang yang dianggap masyarakat

dapat memberilkan informasi terkini tentang kesehatan. Kader juga harus

melengkapi diri dengan keterampilan yang memadai dalam pelaksanaan

posyandu, membuat kesan pertama yang baik dan memperhatikan citra diri

yang positif, menetapkan dan memutuskan perhatian lebih cermat pada

kebutuhan masyarakat sebagai bagian dari anggota masyarakat itu sendiri,

mendorong keinginan masyarakat untuk datang ke Posyandu.

Dalam penelitian ini yang dimaksud peran kader adalah bagaimana

kader melaksanakan tugasnya dalam proses kegiatan posyandu mulai dari

kehadiran kader pada hari buka posyandu, pelayanan dan informasi

kesehatan yang diberikan oleh kader Posyandu serta sikap kader dalam

pemberian pelayanan dan informasi kesehatan pada lansia.

Page 42: SKRIPSI LANSIA KE POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA ...

32

4. Petugas Kesehatan

Pada posyandu lansia dituntut hadirnya petugas kesehatan dengan

pribadi atau sikap yang baik, agar lansia cenderung untuk selalu hadir atau

mengikuti kegiatan yang diadakan di posyandu lansia. Petugas lansia juga

bertugas untuk melatih kader posyandu lansia agar mampu menjalankan

tugas dengan baik, melakukan pemeriksaan kesehatan dan pengobatan pada

lansia serta memberikan penyuluhan. Menurut Rozak (2009) ada hubungan

antara peran petugas kesehatan dengan kunjungan balita ke Posyandu di

wilayah Kerja Puskesmas Antara Makassar tahun 2009. Pada penelitian ini

yang dimaksud peran petugas kesehatan adalah kehadiran petugas

kesehatan(dokter, perawat, petugas gizi dll) pada hari buka posyandu dan

bagaimana peran petugas kesehatan dalam pemberian pelayanan dan

informasi kesehatan pada lansia.

5. Program Pelayanan kesehatan posyandu di Puskesmas.

Posyandu lansia merupakan pelayanan kesehatan ditingkat

desa/kelurahan di masing-masing wilayah kerja Puskesmas. Kegiatan

pelayanan kesehatan Posyandu meliputi kegiatan di Posyandu diluar

Posyandu. Kegiatan pelayanan yang diberikan lansia di posyandu meliputi

pendaftaran, penimbangan berat badan, pengukuran tinggi badan,

pengukuran tekanan darah, pemeriksaan kesehatan, pengisiaan kartu menuju

sehat (KMS), dan pemberian vitamin. Sedangkan untuk kegiatan diluar

Page 43: SKRIPSI LANSIA KE POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA ...

33

Posyandu meliputi kegiatan senam lansia, kegiatan keagamaan serta

penyuluhan kesehatan disaat kader dan petugas kesehatan melakukan

kunjungan rumah (Astuti dkk, 2007).

Penilaian keberhasilan utama pembinaan kesehatan di Posyandu dilakukan

dengan melakukan data pencatatan, pelaporan, pengamatan khusus dan

penelitian. Keberhasilan tersebut dapat dilihat dari meningkatnya sosialisasi

masyarakat lansia dengan berkembangnya organisasi masyarakat lansia

dengan berbagai pengembangann. Berkembangnya jumlah lembaga

swasta/pemerintah yang memberikan pelayanan kesehatan bagi lansia,

berkembangnya jenis pelayanan kesehatan pada lembaga, berkembangnya

jangkauan pelayanan kesehatan bagi lansia, dan penurunan angka kesakitan

dan kematian akibat penyakit bagi lansia (Henniwati, 2008).

Dalam penelitian ini yang dimaksud program pelayanan kesehatan

posyandu adalah bagaimana persepsi lansia meliputi tempat pelayanan

posyandu dan bagaimana program pelayanan kesehatan pada lansia

dilaksanakan misalnya pencatatan perkembangan kesehatan lansia di KMS,

pelaksanaan kunjungan rumah oleh kader dan petugas kesehatan serta

program kesehatan lainnya seperti adanya program senam lansia.

6. Aksesibilitas ke Posyandu

Jarak rumah yang dekat akan membuat lansia mudah menjangkau

pelayanan posyandu tanpa harus mengalami kelelahan dan kecelakaan fisik

karena penurunan daya tahan atau kekuatan fisik. Murrata, dkk (2010)

Page 44: SKRIPSI LANSIA KE POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA ...

34

dalam artikelnya Barrirs to Health Care among the Elderly in Japan

mengemukakan bahwa selain pendapatan, pendidikan dan pekerjaan, akses

menuju tempat perawatan merupakan penentu penting dalam pelayanan

kesehatan lansia. Penelitian lain yang dilakukan oleh Sumiati, dkk (2012) di

Posyandu lansia di Wilayah kerja Puskesmas Wonoreja Samarinda

memperoleh hasil bahwa kemampuan lansia dalam mengakses pelayanan

kesehatan dipengaruhi oleh jarak rumah dengan posyandu lansia yang

intinya semakin dekat jarak rumah semakin aktif lansia dalam memanfaatkan

posyandu.

Penelitian yang dilakukan Rahmawati, dkk (2008) mengungkapkan

bahwa kunjungan lansia di Posyandu Sentosa kecamatan Anjir Pasar

Kabupaten Barito dipengaruhi oleh jarak rumah lansia yang jauh dengan

Posyandu sementara lansia tidak memiliki waktu dan sarana transportasi

untuk menjangkau Posyandu. Berbeda dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Rosyid, dkk (2009) mengungkapkan bahwa pola tempat

tinggal bukan merupakan faktor yang mempengaruhi kunjungan lansia ke

posyandu Lansia di RW VII Kelurahan Wonokusumo kecamatan Semampir

Surabaya.

Peraturan Presiden RI nomor 72 tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan

Nasional (SKN) pada pasal 3 ayat 1 bahwa komponen pengelolaan

kesehatan dikelompokkan dalam subsistem salah satunya adalah upaya

kesehatan. Upaya kesehatan ini meliputi antara lain akses rumah tangga

Page 45: SKRIPSI LANSIA KE POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA ...

35

dalam menjangkau fasilitas kesehatan ≤ 30 menit sebesar 90,75 dan yang

berada ≤ 5 km dari fasilitas kesehatan sebesar 94,7%.

Pada penelitian ini aksesibilitas yang dimaksud adalah jauh atau dekat

jarak antara tempat tinggal lansia dengan Posyandu lansia dan alat

transportasi apa yang digunakan oleh lansia untuk ke Posyandu serta berapa

lama waktu yang dubutuhkan lansia untuk dapat mengakses pelayanan di

Posyandu.

Page 46: SKRIPSI LANSIA KE POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA ...

36

BAB III

KERANGKA KONSEP & HIPOTESIS

A. Kerangka Konsep

Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya, maka kerangka konsep dari

penelitian ini adalah sebagai berikut:

Keterangan:

: Variabel independen

: Variabel dependen

: Variabel yang diteliti

Motivasi Lansia

Dukungan Keluarga

Peran Kader Posyandu Lansia

Petugas Kesehatan

Program Pelayanan KesehatanPosyandu di Puskesmas

Kunjungan Lansiake Posyandu Lansia

Aksesibilitas

Page 47: SKRIPSI LANSIA KE POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA ...

37

B. Hipotesis

1. Ada hubungan antara motivasi lansia dengan kunjungan lansia ke posyandu

lansia di wilayah kerja Puskesmas Rapak Mahang Kabupaten Kutai

Kertanegara.

2. Ada hubungan antara dukungan keluarga dengan kunjungan lansia ke

posyandu lansia di wilayah kerja Puskesmas Rapak Mahang Kabupaten

Kutai Kertanegara.

3. Ada hubungan antara peran kader Posyandu lansia dengan kunjungan lansia

ke posyandu lansia di wilayah kerja Puskesmas Rapak Mahang Kabupaten

Kutai Kertanegara.

4. Ada hubungan antara petugas kesehatan dengan kunjungan lansia ke

posyandu lansia di wilayah kerja Puskesmas Rapak Mahang Kabupaten

Kutai Kertanegara.

5. Ada hubungan antara persepsi lansia terhadap program pelayanan kesehatan

Posyandu di Puskesmas dengan kunjungan lansia ke posyandu lansia di

wilayah kerja Puskesmas Rapak Mahang Kabupaten Kutai Kertanegara.

6. Ada hubungan antara aksesibilitas dengan kunjungan lansia ke Posyandu

lansia di Wilayah kerja Puskesmas Rapak Mahang Kaabupaten Kutai

Kartanegara.

Page 48: SKRIPSI LANSIA KE POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA ...

38

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian survey analitik dengan menggunakan

rancangan survey cross sectional untuk melihat faktor-faktor yang berhubungan

dengan kunjungan lansia ke Posyandu lansia di wilayah kerja Puskesmas Rapak

Mahang Kabupaten Kutai Kertanegara. Survey cross sectional adalah suatu

penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor risiko

dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data

sekaligus pada suatu saat (point time approach) (Notoadmojo, 2010).

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian

Lokasi penelitian pada 4 kelurahan di wilayah kerja Puskesmas

Rapak Mahang Kabupaten Kutai Kertanegara yaitu Kelurahan Timbau,

kelurahan Melayu, Kelurahan jahab dan Kelurahan Bukit Biru.

2. Waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli - Agustus 2013.

Page 49: SKRIPSI LANSIA KE POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA ...

39

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah lansia yang berumur ≥ 60 tahun

yang telah terdaftar di 8 Posyandu lansia yang berada pada 4 kelurahan di

wilayah kerja Puskesmas Rapak Mahang Kabupaten Kutai Kertanegara yang

berjumlah sekitar 54 orang.

2. Sampel

Sampel pada penelitian ini diperoleh dengan cara total sampling.

Sampel penelitian diambil dari lansia berumur 60 tahun keatas yang telah

terdaftar di 8 Posyandu yang berada pada 4 Kelurahan di wilayah kerja

Puskesmas Rapak Mahang. Kelurahan Timbau yaitu Posyandu Kamboja 4

orang, Posyandu Setia kawan 8 orang, Kelurahan Melayu yaitu Posyandu

Melati 6 orang, Posyandu Seger Waras Barokah 7 orang, Kelurahan Jahab

Posyandu Aster 10 orang, dan Kelurahan Bukit Biru yaitu Posyandu Rahayu

5 orang, Posyandu Anyelir 6 orang dan Posyandu Langgeng Waluyo 8 orang

dengan kriteria :

a. Kriteria Inklusi :

1) Lansia yang berumur lebih dari 60 tahun yang terdaftar di 8

Posyandu lansia di 4 Kelurahan di wilayah kerja Puskesmas Rapak

Mahang.

2) Bersedia jadi responden.

Page 50: SKRIPSI LANSIA KE POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA ...

40

b.Kriteria Eksklusi

1) Lansia yang mengalami demensia berat.

2) Lansia yang menderita penyakit berat.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan untuk menilai kunjungan lansia pada

penelitian ini berupa buku register Posyandu lansia Puskesmas Rapak Mahang

dalam 1 tahun terakhir (Agustus 2012-Juli 2013). Motivasi lansia, dukungan

keluarga, peran kader, peran petugas, program pelayanan posyandu di nilai

menggunakan kuesioner dengan skala Likert dan aksesibilitas di nilai

menggunakan pertanyan langsung kepada responden. Dalam Penelitian ini,

peneliti menggunakaan kuesioner yang dikembangkan oleh peneliti sendiri,

dengan berpedoman pada penelitian yang dilakukan oleh Kusmawardani (2011)

mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan lansia ke

Posyandu lansia dan survey mawas diri yang diterbitkan oleh Universitas Islam

Indonesia dengan mengacu pada teori dan telah dilakukan uji validitas dan

reabilitasnya yang meliputi :

1. Motivasi lansia

Kuesioner pada penelitian ini diukur dengan skala Likert yang terdiri

dari 5 pernyataan menyangkut motivasi lansia, dengan penilaian Sangat

Setuju = 5, Setuju = 4, Ragu-ragu = 3, Tidak Setuju = 2, dan Sangat Tidak

Setuju = 1.

Page 51: SKRIPSI LANSIA KE POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA ...

41

2. Dukungan Keluarga

Kuesioner pada penelitian ini diukur dengan skala Likert yang terdiri dari 7

pernyataan menyangkut dukungan keluarga, dengan penilaian Sangat

Setuju = 5, Setuju = 4, Ragu-ragu = 3, Tidak Setuju = 2, dan Sangat Tidak

Setuju = 1.

3. Peran kader

Kuesioner pada penelitian ini diukur dengan skala Likert yang

terdiri dari 8 pernyataan menyangkut peran kader, dengan penilaian

Sangat Setuju = 5, Setuju = 4, Ragu-ragu = 3, Tidak Setuju = 2, dan

Sangat Tidak Setuju = 1.

4. Peran petugas kesehatan

Kuesioner pada penelitian ini diukur dengan skala Likert yang

terdiri dari 5 pernyataan menyangkut peran petugas kesehatan, dengan

penilaian Sangat Setuju = 5, Setuju = 4, Ragu-ragu = 3, Tidak Setuju = 2,

dan Sangat Tidak Setuju = 1.

5. Persepsi lansia terhadap program kesehatan posyandu

Kuesioner pada penelitian ini diukur dengan skala Likert yang

terdiri dari 5 pernyataan menyangkut persepsi lansia terhadap program

kesehatan posyandu, dengan penilaian Sangat Setuju = 5, Setuju = 4, Ragu-

ragu = 3, Tidak Setuju = 2, dan Sangat Tidak Setuju = 1.

Page 52: SKRIPSI LANSIA KE POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA ...

42

6. Aksesibilitas

Kuesioner pada penelitian ini diukur dengan 3 pertanyaan langsung

mengenai jarak tempuh, waktu tempuh dan mudah atau tidaknya alat

transportasi yang digunakan ke posyandu didapatkan.

E. Uji Validitas dan Reliabilitas

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner.

Kuesioner dalam penelitian ini dikembangkan oleh peneliti dengan

berpedoman pada kuesioner penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh

Kusmawardani (2011) dan survey mawas diri yang diterbitkan oleh

Universitas Islam Indonesia. Oleh karena itu sebelum digunakan dilakukan uji

validitas dan reliabilitas terlebih dahulu.

1. Uji validitas

Uji coba instrumen akan dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Loa

Ipuh, yang merupakan salah satu Puskesmas dalam wilayah Kabupaten

Kutai kartanegara dengan jumlah sampel 10 responden yang tergolong

lansia berumur > 60 tahun. Pemilihan wilayah ini karena respondennya

memiliki karakteristik yang sama dengan responden yang akan diteliti.

Model pengujian menggunakan uji validitas Corrected Item-Total

Correlation. Dari hasil analisis kemudian dibandingkan antara nilai r

hitung dan r tabel untuk menentukan apakah sebuah item dinyatakan valid

atau tidak. Jika r hitung > r tabel berarti valid, sedangkan jika r hitung < r

tabel berarti tidak valid. Nilai r tabel dilihat dengan tabel r dengan

Page 53: SKRIPSI LANSIA KE POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA ...

43

menggunakan df = n – 2 → 10-2 = 8. Pada tingkat kemaknaan 5%, didapat

angka r tabel = 0,632. Setelah dilakukan uji validitas instrument, diperoleh

hasil untul pertanyaan motivasi rentang nilai r hitung = 0,666-0,806, untuk

pertanyaan dukungan keluarga rentang nilai r hitung = 0.678 – 0,795, untuk

pertanyaan peran kader lansia rentang nilai r hitung = 0,65 – 0,842, dan

untuk pertanyaan peran petugas kesehatan rentang nilai r hitung = 0, 684 –

0,848 . Seluruh item pertanyaan nilai r hitung lebih besar dari nilai tabel,

sehingga pertanyaan dinyatakan valid.

2. Uji Reliabilitas

Setelah semua pertanyaan valid, analisis dilanjutkan dengan uji

reliabilitas dengan cara membandingkan nilai Cronbach’s alpha dengan

nilai standar yaitu 0,6. Jika nilai Cronbach’s alpha ≥ 0,6 maka pertanyaan

disebut reliabel, sedangkan jika jika nilai cronbach’s alpha < 0,6 berarti

pertanyaan tidak reliabel. Hasil Uji diperoleh nilai Cronbach’s alpha

pertanyaan tentang motivasi 0,770, untuk pertanyaan tentang dukungan

keluarga yakni 0,845, untuk pertanyaan tentang peran kader yakni 0,893,

untuk pertanyaan tentang peran petugas kesehatan yakni 0,830 dan

pertanyaan tentang persepsi lansia terhadap program pelayanan kesehatan

yakni 0,742 dengan demikian dikatakan bahwa instrumen dalam penelitian

ini reliable.

Page 54: SKRIPSI LANSIA KE POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA ...

44

F. Alur Penelitian

G. Variabel Penelitian

1. Identifikasi variabel

a. Variabel independen pada penelitian ini yaitu: motivasi lansia,

dukungan keluarga, peran kader Posyandu lansia, petugas kesehatan,

program pelayanan kesehatan Posyandu di Puskesmas dan aksesibilitas.

b. Variabel dependen pada penelitian ini yaitu: kunjungan lansia ke

Posyandu lansia.

Menetapkan populasi yaitu seluruh lansia yang berumur ≥ 60 tahun yangterdaftar di 8 posyandu di 4 Kelurahan wilayah kerja Puskesmas Rapak

Mahang

Memenuhi kriteria inklusi

Informed Consent

Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner dan melihatlaporan kegiatan posyandu

Total Sampling N= 54

Pengolahan dan analisa data

Penyajian data

Page 55: SKRIPSI LANSIA KE POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA ...

45

2. Definisi Operasional Variabel

a. Kunjungan Lansia

Dalam penelitian ini, kunjungan lansia yang dimaksud adalah

partisipasi lansia dalam kegiatan yang dilakukan oleh Posyandu lansia

dalam 1 tahun terakhir (Agustus 2012-Juli 2013). Di ukur dengan

melihat data kunjungan lansia di buku register Posyandu lansia

Puskesmas Rapak Mahang.

Kriteria objektif:

Baik : jika jumlah kunjungan 8-12 kali/tahun

Kurang Baik : jika jumlah kunjungan < 8 kali/tahun

b. Motivasi Lansia

Motivasi pada penelitian ini menyangkut kondisi dimana lansia

memiliki keinginan untuk melakukan kunjungan ke posyandu untuk

memeriksakan dan mengetahui perkembangan kesehatannya secara

periodik terhadap ancaman kesehatan yang dihadapi (deteksi dini)

sangat penting dilakukan oleh lansia. Responden diminta untuk mengisi

angket tentang motivasi lansia untuk memeriksakan kesehatannya.

Kriteria objektif:

Baik : jika nilai jawaban pertanyaan ≥ median

Kurang Baik : jika nilai jawaban pertanyaan < median

Page 56: SKRIPSI LANSIA KE POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA ...

46

c. Dukungan Keluarga

Dalam penelitian ini, dukungan keluarga yang dimaksud adalah

adanya orang yang berada disekitar lansia yang mengingatkan tentang

jadwal pelaksanaan Posyandu dan mengantar lansia ke Posyandu setiap

bulan. Responden diminta untuk mengisi angket tentang dukungan

keluarga yang pernah dilakukan.

Kriteria objektif:

Baik : jika nilai jawaban pertanyaan ≥ median

Kurang Baik : jika nilai jawaban pertanyaan < median

d. Peran Kader Posyandu

Dalam penelitian ini yang dimaksud peran kader adalah

bagaimana kader melaksanakan tugasnya dalam proses kegiatan

posyandu mulai dari kehadiran kader pada hari buka posyandu,

pelayanan dan informasi kesehatan yang diberikan oleh kader Posyandu

serta sikap kader dalam pemberian pelayanan dan informasi kesehatan

pada lansia.

Kriteria objektif:

Baik : jika nilai jawaban pertanyaan ≥ median

Kurang Baik : jika nilai jawaban pertanyaan < median

e. Petugas kesehatan

Pada penelitian ini yang dimaksud peran petugas kesehatan adalah

kehadiran petugas kesehatan (dokter, perawat, petugas gizi dll) pada hari

Page 57: SKRIPSI LANSIA KE POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA ...

47

buka posyandu dan bagaimana peran petugas kesehatan dalam

pemberian pelayanan dan informasi kesehatan pada lansia.

Kriteria objektif:

Baik : jika nilai jawaban pertanyaaan ≥ median

Kurang Baik : jika nilai jawaban pertanyaan < median

f. Pelayanan Kesehatan Posyandu di Puskesmas

Dalam penelitian ini yang dimaksud program pelayanan

kesehatan posyandu meliputi tempat pelayanan posyandu dan

bagaimana program pelayanan kesehatan pada lansia dilaksanakan

misalnya pencatatan perkembangan kesehatan lansia di KMS,

pelaksanaan kunjungan rumah oleh kader dan petugas kesehatan serta

program kesehatan lainnya seperti adanya program senam lansia.

Kriteria objektif:

Baik : jika nilai jawaban pertanyaan ≥ median

Kurang Baik : jika nilai jawaban pertanyaaan < median

g. Aksesibilitas

Dalam penelitian ini yang dimaksud Aksesibilitas adalah jauh

atau dekatnya jarak antara tempat tinggal lansia dengan Posyandu dan

berapa waktu yang dibutuhkan lansia untuk ke posyandu serta apakah

lansia mudah mendapatkan alat transportasi yang digunakan untuk

mengakses pelayanan posyandu.

Page 58: SKRIPSI LANSIA KE POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA ...

48

Kriteria obyektif :

Mudah dijangkau : jika jawaban pertanyaan : jarak < 5 km, waktu

yang dibutuhkan < 30 menit, dan mudah

mendapatkan alat transportasi.

Sulit dijangkau : jika nilai jawaban pertanyaan : jarak >5 km, waktu

yang dibutuhkan > 30 menit dan sulit mendapatkan

alat transpotasi.

G. Prosedur Pengumpulan Data

Dalam rancangan penelitian ini, data yang digunakan meliputi dua jenis

sumber data yaitu:

1. Data primer

Data primer dikumpulkan melalui pembagian kuesioner atau angket secara

langsung kepada responden. Kuesioner diisi oleh responden, peneliti

bertugas membantu responden yang mengalami kesulitan dalam pengisian

kuesioner. Contohnya responden yang tidak mampu baca tulis dibantu oleh

peneliti untuk membaca dan menuliskan jawaban pada kuesioner tanpa

mengarahkan jawabannya.

2. Data sekunder

Data sekunder bersifat kualitatif diperoleh melalui wawancara lansung

dengan petugas kesehatan untuk mendapatkan informasi yang berkaitan

dengan topik yang diteliti. Untuk memperoleh fakta dari informasi yang

dibutuhkan dilakukan dengan cara penelusuran data dengan pengkajian

Page 59: SKRIPSI LANSIA KE POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA ...

49

laporan Posyandu lansia di wilayah kerja Puskesmas Rapak Mahang

Kabupaten Kutai Kertanegara, selain itu juga dilakukan dengan membaca

atau mempelajari buku-buku teks, catatan kuliah, makalah-makalah, jurnal

penelitian, bahan seminar dan lain-lain.

Adapun prosedur pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan di

Posyandu lansia pada wilayah kerja Puskesmas Rapak Mahang Kabupaten

Kutai Kertanegara dengan langkah-langkah berikut:

a. Mengajukan surat permohonan izin pengambilan data Puskesmas Rapak

Mahang Kabupaten Kutai Kertanegara.

b. Setelah memperoleh izin maka peneliti akan mengadakan pendekatan

kepada calon responden dengan memberikan penjelasan tentang

penelitian yang akan dilaksanakan untuk menandatangani surat

persetujuan menjadi responden.

c. Peneliti harus berada pada saat pengisian angket untuk memberikan

keterangan secara langsung kepada responden bila ada pertanyaan dari

responden.

H. Pengolahan Data dan Analisis Data

Data yang diperoleh kemudian diolah, sedangkan penyajian datanya

dilakukan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dengan persentasi dan

pengolahan tabel. Sebelum data diolah secara sistematik terlebih dahulu

dinyatakan langkah-langkah sebagai berikut (Hastono, 2007) :

Page 60: SKRIPSI LANSIA KE POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA ...

50

1. Seleksi

Hal ini bertujuan untuk mengklasifikasi data yang telah masuk

menurut kategori.

2. Editing

Merupakan langkah pemeriksaan ulang atau pengecekan jumlah dan

kelengkapan pengisian kuisioner, apakah setiap pertanyaan sudah dijawab

dengan tepat. Artinya setelah lembar kuisioner diisi kemudian

dikumpulkan dalam bentuk data, dilakukan pengecekan dengan memeriksa

kelengkapan data, kesinambungan dan keseragaman data.

3. Koding

Setelah data masuk, setiap jawaban dikonversi atau disederhanakan

ke dalam angka-angka atau simbol-simbol tertentu, sehingga memudahkan

dalam pengolahan data selanjutnya.

4. Tabulasi

Pengelompokan data ke dalam suatu tabel menurut sifat-sifat yang

dimiliki, kemudian dianalisis secara statistik.

5. Analisa data

Analisis data pada penelitian ini, dilakukan melalui uji hipotesis dan

pengolahan dengan menggunakan program SPSS 16,0.

Page 61: SKRIPSI LANSIA KE POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA ...

51

a. Analisis univariat

Dilakukan terhadap tiap-tiap variabel penelitian untuk melihat

tampilan distribusi frekuensi dan pensentasi dari tiap-tiap variabel

independen dan dependen.

b. Analisis bivariat

Analisis ini dilakukan untuk menjawab tujuan penelitian dan

menguji hipotesis peneliti. Untuk variabel tentang motivasi, dukungan

keluarga, peran petugas, persepsi lansia terhadap program kesehatan

digunakan adalah uji chi-square dengan tingkat kepercayaan 95% (p <

0,05). Untuk variabel peran kader digunakan uji Fisher dengan tingkat

kepercayaan 95% (p < 0,05) dengan alasan terdapat sel yang nilai

expected-nya kurang dari 5 ada 25%.

I. Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian , peneliti memandang perlu adanya

rekomendasi dari pihak institusi atas pihak lain dengan mengajukan

permohonan izin kepada instansi tempat penelitian dalam hal ini pimpinan

Puskesmas Rapak Mahang . Setelah mendapat persetujuan barulah dilakukan

penelitiaan dengan menekankan masalah etika penelitian.

Depertemen Kesehatan RI (2007), mengemukakan ada beberapa prinsip

dan kaidah yang digunakan menyangkut masalah etika pada subyek penelitian,

yaitu :

Page 62: SKRIPSI LANSIA KE POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA ...

52

1. Respect for person (Menghormati harkat dan martabat manusia)

a. Peneliti berupaya menghargai hak-hak responden dengan memberikan

penjelasan kepada calon responden tentang tujuan penelitian dan

informasi yang berhubungan dengan keterlibatannya dalam penelitian.

b. Calon responden diberi kebebasan untuk memilih bersedia atau tidak

bersedia terlibat dalam penelitian ini, dan peneliti menyediakan surat

permohonan serta lembar persetujuan responden.

c. Menjaga kerahasiaan dan informasi yang didapatkan dengan memberi

nomor urut sebagai pengganti nama dan dokumentasi penelitian tidak

menampilkan wajah atau identitas responden.

2. Benefice (Manfaat)

Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan (balancing

harms and benefits). Peneliti melaksanakan penelitian sesuai dengan

prosedur penelitian guna mendapatkan hasil yang bermanfaat semaksimal

mungkin bagi responden, serta meminimalisasi dampak yang merugikan

(nonmaleficence).

Pada dasarnya penelitian ini akan memberikan akibat terbukanya

informasi subyek terhadap informasi pribadi. Dalam pelaksanaan

penelitian, peneliti tidak menampilkan informasi mengenai identitas pribadi

baik nama maupun identitas lainnya untuk menjaga kerahasiaan responden.

Peneliti menggunakan koding (initial of identification number) sebagai

pengganti identitas responden.

Page 63: SKRIPSI LANSIA KE POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA ...

53

3. Justice (Keadilan)

Responden harus mendapat perlakuan yang sama dengan moral yang

benar dan layak dalam memperoleh haknya. Pada pelaksanaan penelitian ,

responden yang terlebih dahulu hadir di posyandu diberikan kesempatan

untuk mengisi kuesioner terlebih dahulu.

Page 64: SKRIPSI LANSIA KE POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA ...

54

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Penelitian ini dilaksanakan selama 4 minggu mulai tanggal 29 Juli sampai

23 Agustus 2013. Pengambilan data sekunder dilakukan selama 3 hari mulai

tanggal 29 Juli sampai 31 Juli 2013 di Puskesmas Rapak Mahang tentang laporan

kunjungan posyandu lansia selama 1 tahun (Agustus 2012-Juli 2013) untuk

menilai tingkat kunjungan lansia pada periode tersebut serta untuk memperoleh

informasi dari petugas kesehatan puskesmas tentang gambaran secara umum

lokasi dan responden yang akan dilakukan penelitian.

Data-data primer diperoleh melalui penyebaran kuesioner kepada lansia

yang berumur ≥ 60 tahun yang telah terdaftar di 8 posyandu yang berada pada 4

kelurahan di wilayah kerja Puskesmas Rapak Mahang yang berjumlah 54

responden. Penyebaran kuesioner bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang

berhubungan dengan kunjungan lansia ke posyandu lansia yang dilaksanakan

pada tanggal 1 Agustus sampai 23 Agustus 2013. Penyebaran kuesioner yang

memuat tentang pertanyaan-pertanyaan tentang motivasi lansia, dukungan

keluarga, peran kader posyandu lansia, peran petugas kesehatan, persepsi lansia

terhadap program pelayanan kesehatan Posyandu di Puskesmas serta aksesibilitas

dilakukan di posyandu lansia dan melalui kunjungan rumah responden. Pada saat

dilakukan penelitian jumlah kunjungan lansia yang berumur 60 tahun keatas di

Page 65: SKRIPSI LANSIA KE POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA ...

55

8 posyandu yang berada pada 4 Kelurahan di wilayah kerja Puskesmas Rapak

Mahang berjumlah 31 orang. Untuk 23 responden yang tidak berkunjung ke

Posyandu lansia penyebaran kuesioner dilakukan peneliti dengan cara kunjungan

rumah.

Setelah data terkumpul dilakukan pemeriksaan kelengkapan dan

kemudian data diolah, maka berikut ini peneliti akan menyajikan analisa data

univariat terhadap setiap variabel dengan menghasilkan distribusi frekuensi dan

persentasi serta analisa bivariat untuk mengetahui hubungan dari variabel bebas

dan variabel tergantung dengan menggunakan uji statistik chi square dengan

menggunakan komputer program SPSS 16.

1. Analiasa Univariat

Analisa univariat dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran umum

mengenai kondisi responden dengan cara mendeskripsikan tiap variabel

penelitian dengan kunjungan lansia ke posyandu lansia yang selengkapnya

diuraikan sebagai berikut :

Page 66: SKRIPSI LANSIA KE POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA ...

56

a. Karakteristik Responden

Tabel 5. 1. Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Responden diWilayah Kerja Puskesmas Rapak Mahang, Agustus 2013.

Karakteristik f %Umur

60-74 tahun75-90 tahun90

4950

90.79.30

Jenis KelaminLaki-lakiPerempuan

1341

24.175.9

PekerjaanTidak AdaIRTPetani

83412

14.863.022.2

SukuJawaKutaiTator

38106

70.418.511.1

Jumlah Responden 54 100Sumber: data primer, Agustus 2013

Tabel 5.1. menunjukkan bahwa dari 54 responden, jumlah umur

responden terbanyak adalah yang termasuk kelompok umur elderly ( 60-74

tahun). Dilihat dari jenis kelamin, perempuan merupakan responden

terbanyak yaitu 41 orang (75,9%). Pekerjan responden terbanyak adalah

sebagai ibu rumah tangga yaitu 34 orang (63%) dan suku responden

terbanyak adalah Jawa yaitu 38 orang (70.4%).

Page 67: SKRIPSI LANSIA KE POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA ...

57

b. Distribusi frekuensi berdasarkan kunjungan lansia ke posyandu lansia

Tabel 5. 2. Distribusi Frekuensi Kunjungan Lansia Ke Posyandu Lansia Di WilayahKerja Puskemas Rapak Mahang Kabupaten Kutai Kartanegara,

Agustus 2013.

Kunjungan Lansia f %Baik 28 51.9Kurang baik 26 48.1Jumlah Responden 54 100.0

Sumber: data sekunder, Agustus 2013

Tabel 5.2 menunjukkan dari 54 responden terdapat sebagian yang

memiliki kunjungan baik yaitu sebanyak 28 orang (51.9 %).

c. Distribusi frekuensi berdasarkan motivasi pada kunjungan lansia ke

posyandu lansia

Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Motivasi Lansia Pada Kunjungan Lansia KePosyandu Lansia di wilayah kerja Puskemas Rapak Mahang Kabupaten Kutai

Kartanegara, Agustus 2013.

Motivasi f %Baik 28 51.9Kurang baik 26 48.1Jumlah Responden 54 100.0

Sumber: data primer, Agustus 2013

Tabel 5.3 menunjukkan dari 54 responden terdapat sebagian dari

responden yang memiliki motivasi baik yaitu sebanyak 28 orang (51.9 %).

Page 68: SKRIPSI LANSIA KE POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA ...

58

d. Distribusi frekuensi berdasarkan dukungan keluarga pada kunjungan lansia

ke posyandu lansia

Tabel 5.4. Distribusi Frekuensi Dukungan Keluarga Pada Kunjungan LansiaKePosyandu Lansia Di Wilayah Kerja Puskemas Rapak Mahang Kabupaten Kutai

Kartanegara, Agustus 2013.

Dukungan Keluarga f %Baik 15 27.8Kurang 39 72.2Jumlah Responden 54 100.0

Sumber: data primer, Agustus 2013

Tabel 5.4 menunjukkan dari 54 responden terdapat sebagian besar

memiliki dukungan keluarga kurang baik yaitu 39 orang (72,2 %).

e. Distribusi frekuensi berdasarkan peran kader lansia pada kunjungan lansia

ke posyandu lansia.

Tabel 5.5. Distribusi Frekuensi Peran Kader Lansia Pada Kunjungan Lansia kePosyandu Lansia Di Wilayah kerja Puskemas Rapak Mahang Kabupaten

Kutai Kartanegara, Agustus 2013.

Peran Kader f %Baik 44 81.5Kurang 10 18.5Jumlah Responden 54 100.0Sumber: data primer, Agustus 2013

Tabel 5.5 menunjukkan bahwa dari 54 responden terdapat sebagian

besar berpendapat bahwa peran kader lansia baik yaitu 44 responden

(81.5 %).

Page 69: SKRIPSI LANSIA KE POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA ...

59

f. Distribusi frekuensi berdasarkan peran petugas kesehatan pada kunjungan

lansia ke posyandu lansia.

Tabel 5. 6. Distribusi Frekuensi Peran Petugas Kesehatan Pada Kunjungan LansiaKe Posyandu Lansia Di Wilayah Kerja Puskemas Rapak Mahang

kabupaten Kutai Kartanegara, Agustus 2013.

Peran PetugasKesehatan

f %

Baik 35 64.8Kurang 19 35.2Jumlah Responden 54 100.0

Sumber: data primer, Agustus 2013

Tabel 5.6 menunjukkan bahwa dari 54 responden, lebih dari

setengah berpendapat bahwa peran petugas kesehatan baik yaitu 35

responden (64.8%).

g. Distribusi frekuensi berdasarkan persepsi lansia terhadap peran program

pelayanan kesehatan pada kunjungan lansia ke posyandu lansia.

Tabel 5.7. Distribusi Frekuensi Persepsi Lansia Terhadap Program PelayananKesehatan Pada Kunjungan Lansia Ke Posyandu Lansia Di Wilayah Kerja

Puskemas Rapak Mahang kabupaten Kutai Kartanegara, Agustus 2013.

Program PelayananKesehatan

f %

Baik 34 63.0Kurang 20 37.0Jumlah Responden 54 100Sumber: data primer, Agustus 2013

Tabel 5.7 menunjukkan bahwa dari 54 responden, lebih dari

setengah memiliki persepsi lansia terhadap program kesehatan yang baik

yaitu sebanyak 34 responden (63.0%).

Page 70: SKRIPSI LANSIA KE POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA ...

60

h. Distribusi frekuensi berdasarkan aksesibilitas pada kunjungan lansia ke

posyandu lansia

Tabel 5. 8. Distribusi Frekuensi Aksesibilitas Pada Kunjungan Lansia Ke PosyanduLansia Di Wilayah Kerja Puskemas Rapak Mahang Kabupaten Kutai

Kartanegara, Agustus 2013.

Aksesibilitas f %Mudah dijangkau 54 100Sulit dijangkau 0 0Jumlah Responden 54 100Sumber: data primer, Agustus 2013

Tabel 5.8 menunjukkan dari 54 responden, seluruh responden

(100.0%) menggambarkan aksesibilitas ke posyandu lansia mudah

dijangkau.

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat berfungsi untuk melihat hubungan variabel bebas

terhadap variabel independen dengan menggunakan program komputer SPSS

16.

a. Hubungan antara motivasi lansia dengan kunjungan lansia ke posyandu lansia di

wilayah kerja Puskesmas Rapak Mahang Kabupaten Kutai Kertanegara

Tabel 5. 9. Hubungan Antara Motivasi Lansia Dengan Kunjungan Lansia kePosyandu Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Rapak Mahang

Kabupaten Kutai Kertanegara, Agustus 2013.

Motivasi

Kunjungan Lansia ke PosyanduLansia Total p valueBaik Kurang

f % f % f %Baik 28 51.8 0 0 28 51.8

0.000Kurang 0 0 26 48.2 26 48.2Total 28 51.8 26 48.2 54 100

p value = Significancy Pearson Chi-SquareSumber: data primer, Agustus 2013

Page 71: SKRIPSI LANSIA KE POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA ...

61

Tabel 5.9 menunjukkan hubungan antara motivasi lansia dengan

kunjungan lansia ke posyandu lansia. Tabel tersebut menunjukkan dari 28

responden yang memiliki motivasi baik, seluruhnya memiliki kunjungan

yang baik. Sedangkan 26 responden dengan motivasi yang kurang baik,

seluruhnya memiliki kunjungan yang kurang baik pula.

Hasil uji statistik dengan Chi-Square didapatkan nilai p= 0.000

(p<0.05) berarti terdapat hubungan antara motivasi lansia dengan

kunjungan lansia ke posyandu lansia di wilayah kerja Puskesmas Rapak

Mahang Kabupaten Kutai Kertanegara.

b. Hubungan antara dukungan keluarga dengan kunjungan lansia ke posyandu

lansia di wilayah kerja Puskesmas Rapak Mahang Kabupaten Kutai

Kertanegara

Tabel 5.10. Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan Kunjungan Lansia kePosyandu Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Rapak Mahang

Kabupaten Kutai Kertanegara, Agustus 2013.

DukunganKeluarga

Kunjungan Lansia ke PosyanduLansia Total p valueBaik Kurang

f % f % f %Baik 7 13.0 8 14.8 15 27.8

0.433Kurang 21 38.9 18 33.3 39 72.2Total 28 51.9 26 48.1 54 100

p value = Significancy Pearson Chi-SquareSumber: data primer, Agustus 2013

Pada 5.10 menunjukkan hubungan antara dukungan keluarga dengan

kunjungan lansia ke posyandu lansia. Tabel tersebut menunjukkan dari 15

responden yang memiliki dukungan keluarga baik terdapat kurang dari

setengah memiliki kunjungan yang baik yaitu 7 orang. Sedangkan dari 39

Page 72: SKRIPSI LANSIA KE POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA ...

62

responden yang memiliki dukungan keluarga kurang baik terdapat kurang

dari setengah yang memiliki kunjungan kurang baik yaitu 18 orang.

Hasil uji statistik dengan Chi-Square didapatkan nilai p= 0.433

(p>0.05) berarti tidak terdapat hubungan yang bermakna antara dukungan

keluarga dengan kunjungan lansia ke Posyandu lansia di wilayah kerja

Puskesmas Rapak Mahang Kabupaten Kutai Kertanegara.

c. Hubungan antara peran kader dengan kunjungan lansia ke posyandu lansia

di wilayah kerja Puskesmas Rapak Mahang Kabupaten Kutai Kertanegara

Tabel 5. 11. Hubungan Antara Peran Kader dengan Kunjungan Lansia kePosyandu Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Rapak Mahang Kabupaten Kutai

Kertanegara, Agustus 2013.

Peran Kader

Kunjungan Lansia ke PosyanduLansia Total p valueBaik Kurang

f % f % f %Baik 27 50.0 17 31.5 44 81.5

0.004Kurang 1 1.8 9 16.7 10 18.5Total 28 51.8 26 48.2 54 100

p value = Significancy fisher’s Exact TestSumber: data primer, Agustus 2013

Tabel 5.11 menunjukkan hubungan antara peran kader dengan

kunjungan lansia ke posyandu lansia. Tabel tersebut menunjukkan bahwa

dari 44 responden dengan persepsi yang baik tentang peran kader lebih

dari setengah memiliki kunjungan yang baik yaitu 27 orang. Sedangkan

dari 10 responden dengan persepsi yang kurang baik tentang peran kader,

sebagian besar memiliki kunjungan kurang baik yaitu 9 orang.

Hasil uji statistik dengan Fisher’s Exact test didapatkan nilai p= 0.004

(p<0.05) berarti terdapat hubungan antara peran kader dengan kunjungan

Page 73: SKRIPSI LANSIA KE POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA ...

63

lansia ke Posyandu lansia di wilayah kerja Puskesmas Rapak Mahang

Kabupaten Kutai Kertanegara.

d. Hubungan antara peran petugas kesehatan dengan kunjungan lansia ke

posyandu lansia di wilayah kerja Puskesmas Rapak Mahang Kabupaten

Kutai Kertanegara

Tabel 5.12. Hubungan Antara Peran Petugas Kesehatan Dengan KunjunganLansia Ke Posyandu Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Rapak Mahang

Kabupaten Kutai Kertanegara, Agustus 2013.

Peran PetugasKesehatan

Kunjungan Lansia ke PosyanduLansia Total p valueBaik Kurang

f % f % f %Baik 25 46.3 10 18.5 35 64.8

0.000Kurang 3 5.6 16 29.6 19 35.2Total 28 51.9 26 48.1 54 100

p value = Significancy Pearson Chi-SquareSumber: data primer, Agustus 2013

Tabel 5.12 menunjukkan hubungan antara peran petugas kesehatan

dengan kunjungan lansia ke posyandu lansia. Tabel tersebut menunjukkan

bahwa dari 35 responden yang memiliki persepsi yang baik tentang peran

petugas kesehatan, sebagian besar memiliki kunjungan yang baik yaitu 25

orang. Sedangkan dari 19 responden dengan persepsi yang kurang baik

tentang peran petugas kesehatan, sebagian besar memiliki kunjungan yang

kurang baik pula yaitu 16 orang.

Hasil uji statistik dengan Chi-Square didapatkan nilai p= 0.000

(p<0.05) berarti terdapat hubungan antara peran petugas kesehatan dengan

kunjungan lansia ke Posyandu lansia di wilayah kerja Puskesmas Rapak

Mahang Kabupaten Kutai Kertanegara.

Page 74: SKRIPSI LANSIA KE POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA ...

64

e. Hubungan antara peran program pelayanan kesehatan dengan kunjungan

lansia ke posyandu lansia di wilayah kerja Puskesmas Rapak Mahang

Kabupaten Kutai Kertanegara.

Tabel 5.13. Hubungan Antara Persepsi Lansia Terhadap Program PelayananKesehatan Dengan Kunjungan Ke Posyandu Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas

Rapak Mahang Kabupaten Kutai Kartanegara, Agustus 2013.

p value = Significancy Pearson Chi-SquareSumber: data primer, Agustus 2013

Tabel 5.13 menunjukkan hubungan antara persepsi lansia terhadap

program pelayanan kesehatan dengan kunjungan lansia ke posyandu

lansia. Tabel tersebut menunjukkan dari 34 responden yang memiliki

persepsi yang baik terhadap program pelayanan kesehatan, terdapat lebih

dari setengah yang memiliki kunjungan yang baik yaitu 23 orang.

Sedangkan dari 20 orang responden yang memiliki persepsi yang kurang

baik terhadap program pelayanan kesehatan, terdapat sebagian besar yang

memiliki kunjungan yang kurang baik pula yaitu 15 orang.

Hasil uji statistik dengan Chi-Square didapatkan nilai p= 0.002

(p<0.05) berarti terdapat hubungan antara persepsi lansia terhadap

program pelayanan kesehatan dengan kunjungan lansia ke posyandu lansia

di wilayah kerja Puskesmas Rapak Mahang Kabupaten Kutai Kertanegara.

ProgramPelayananKesehatan

Kunjungan Lansia ke PosyanduLansia Total p valueBaik Kurang

f % f % f %Baik 23 42.6 11 20.4 34 63.0

0.002Kurang 5 9.2 15 27.8 20 37.0Total 28 51.8 26 48.2 54 100

Page 75: SKRIPSI LANSIA KE POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA ...

65

f. Hubungan antara aksesibilitas dengan kunjungan lansia ke Posyandu lansia

di Wilayah kerja Puskesmas Rapak Mahang Kaabupaten Kutai Kartanegara

Tabel 5.14. Hubungan Antara Aksesibilitas Terhadap Program PelayananKesehatan Dengan Kunjungan Ke Posyandu Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas

Rapak Mahang Kabupaten Kutai Kartanegara, Agustus 2013.

p value = Significancy Pearson Chi-SquareSumber: data primer, Agustus 2013

Pada tabel 5.14 menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara

aksesibilitas dengan kunjungan lansia ke posyandu lansia di wilayah kerja

Puskesmas Rapak Mahang Kabupaten Kutai Kartanegara karena semua

aksesibilitas berada pada kategori mudah dijangkau.

Aksesibilitas

Kunjungan Lansia ke PosyanduLansia Total p valueBaik Kurang

f % f % f %Baik 28 51.8 26 48.2 54 100.0

-Kurang 0 0 0 0 0 0Total 28 51.8 26 48.2 54 100

Page 76: SKRIPSI LANSIA KE POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA ...

66

B. Pembahasan

1. Hubungan antara motivasi lansia dengan kunjungan lansia ke posyandu lansia

Hasil penelitian diperoleh seluruh responden (100%) dengan motivasi

baik memiliki kunjungan yang baik pula. Hasil uji statistik dengan Chi-

Square didapatkan nilai p =0.000 (p<0.05), terdapat hubungan antara

motivasi lansia dengan kunjungan lansia ke posyandu lansia.

Berdasarkan data hasil kuesioner sebagian besar (90,74%) lansia

memeriksakan kesehatannya atas kemauan sendiri, lebih dari setengah

(59,2%) lansia memeriksakan kesehatannya secara rutin baik dalam keadaan

sehat maupun sakit, lebih dari setengah (63%) lansia berpendapat bahwa

kesehatan merupakan proiritas / kebutuhan utama bagi lansia, dan sebagian

besar (90,74%) menyatakan bahwa meskipun sudah tua mereka harus tetap

sehat agar tidak tergantung pada keluarga. Dari data tersebut disimpulkan

lansia yang menjadi responden memiliki motivasi yang tinggi untuk ke

posyandu karena ingin memeriksakan kesehatannya. Lansia berharap

meskipun sudah tua mereka harus tetap sehat dengan rutin memeriksakan

kesehatanya ke posyandu baik dalam keadaan sehat maupun sakit .

Motivasi lansia merupakan dorongan dalam diri lansia untuk

melakukan kegiatan. Motivasi sangat membantu lansia dalam menghadapi

dan menyelesaikan masalah (Aswar, 2006). Dalam upaya peningkatan

kesehatan lansia dibutuhkan partisipasi aktif dari lansia untuk memeriksakan

kesehatan secara rutin, salah satunya melalui kegiatan posyandu lansia

Page 77: SKRIPSI LANSIA KE POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA ...

67

(Mulyani, 2009). Lansia yang mengetahui kondisi dirinya tentu akan

mengatur hidupnya secara lebih baik, misalnya makan secara teratur, istirahat

yang cukup, tidak melakukan kegiatan yang berlebihan, melakukan

pemeriksaan kesehatan secara rutin sehingga memperkecil resiko timbulnya

penyakit. Lansia harus paham dalam menjaga dan memelihara kesehatan

dirinya yang ditunjukkan dalam bentuk olah raga ringan, rajin beribadah dan

peduli terhadap kesehatannya (Kuntjoro,2002). Hubungan antara motivasi

dan kunjungan lansia dijelaskan pula oleh Akbar (2011), bahwa motivasi

dalam diri lansia akan mendorong untuk lebih mandiri dalam mencegah dan

mengatasi masalah kesehatan yang dirasakan lansia yaitu dengan

mengunjungi fasilitas kesehatan termasuk posyandu. Individu yang tidak

mempunyai motivasi untuk menghadapi dan menyelesaikan masalah akan

membentuk koping yang destruktif.

Penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara motivasi

dengan kunjungan lansia ke posyandu lansia. Hasil penelitian ini menjelaskan

bahwa motivasi lansia yang baik akan mengurangi resiko ketidakpatuhan

lansia berkunjung ke posyandu. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Astutik (2011) menjelaskan bahwa semakin besar motivasi

yang diberikan kepada lansia maka semakin sering lansia melakukan

kunjungan ke posyandu. Salah satu manfaat berkunjung ke posyandu adalah

lansia dapat memeriksaan kesehatan secara periodic sehingga masalah

kesehatan yang biasa dialami dapat dideteksi secara dini, hal ini dijelaskan

Page 78: SKRIPSI LANSIA KE POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA ...

68

juga dalam hasil penelitian Fuad (2008) tentang study fenomenologi

motivasi lansia dalam memanfaatkan posyandu lansia yaitu lansia yang

mengetahui manfaat posyandu lebih termotivasi untuk mengikuti kegiatan

posyandu sehingga meningkatkan kepatuhan lansia berkunjung ke posyandu.

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan , peneliti menyimpulkan

adanya hubungan antara motivasi dengan kunjungan lansia ke posyandu

lansia. Dengan adanya dorongan dan keinginan lansia dalam memperoleh

kesehatan yang optimal membuat lansia secara aktif ikut dalam kegiatan

posyandu lansia. Lansia yang sadar akan pentingnya kesehatan juga akan

meningkatan kepatuhannya berkunjung ke posyandu.

2. Hubungan antara dukungan keluarga dengan kunjungan lansia ke posyandu

lansia.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden dengan dukungan

keluarga baik hanya kurang dari setengah (45%) memiliki kunjungan yang

baik. Sedangkan responden dengan dukungan keluarga kurang baik terdapat

kurang dari setengah (44%) yang memiliki kunjungan kurang baik pula. Hasil

uji statistik dengan Chi-Square didapatkan nilai p= 0.433 (p>0.05), ini

menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara dukungan keluarga dengan

kunjungan lansia ke posyandu lansia.

Data dari kuesioner diperoleh sebagian besar (83,4%) lansia berkunjung

ke posyandu mendapat dukungan dari keluarga, akan tetapi sebagian besar

(61,1%) lansia menyatakan tidak diantar keluarga untuk datang ke posyandu,

Page 79: SKRIPSI LANSIA KE POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA ...

69

dan lebih dari setengah (59,2%) keluarga tidak mengetahui jadwal

pelaksanaan kegiatan posyandu. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa

keluarga memberi dukungan kepada lansia akan tetapi keluarga tidak

mengantar jemput lansia untuk berkunjung ke posyandu. Lebih dari setengah

keluarga juga tidak mengetahui jadwal posyandu.

Keluarga merupakan support system utama bagi lansia dalam

mempertahankan kesehatannya (Maryam dkk, 2008). Menurut Azizah

(2011) Lansia memiliki ikatan emosional yang paling besar dengan keluarga

sehingga lansia membutuhkan dukungan keluarga untuk mengambil

keputusan dan menyelesaikan masalah penting dalam hidupnya termasuk

didalamnya masalah kesehatan dialaminya. . Dalam hal kesehatan, keluarga

memiliki peranan penting, sedapat mungkin mengontrol dan mengingatkan

lansia untuk rutin memeriksakan kesehatannya secara berkala di tempat

pelayanan kesehatan termasuk posyandu.

Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa tidak ada hubungan antara

dukungan keluarga dengan kunjungan lansia ke posyandu lansia, hal yang

sama diperoleh dalam penelitian yang dilakukan Putro (2008) dan

Kusmawardani (2011), dukungan keluarga yang baik tidak meningkatkan

motivasi lansia untuk ke posyandu sehingga tidak mempengaruhi tingkat

kepatuhan lansia berkunjung ke Posyandu.

Berbeda dengan hasil penelitian Fuad (2008) menjelaskan bahwa

dukungan keluarga yakni dukungan informasional, dukungan penilaian,

Page 80: SKRIPSI LANSIA KE POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA ...

70

dukungan instrumental, dan dukungan emosionalyang diberikan kepada lansia

berhubungan dengan pemanfaatan posyandu lansia. Semakin baik dukungan

keluarga semakin baik juga pemanfaatan posyandu lansia.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, peneliti menganalisa bahwa

karakteristik lansia di tempat penelitian cenderung memiliki kemandirian yang

tinggi sehingga lansia merasa tidak perlu diantar oleh keluarga ke posyandu

dan mereka secara mandiri berkunjung ke posyandu. Hal ini juga

dikarenakan kebutuhan dalam diri lansia untuk memperoleh pelayanan

kesehatan lebih memotivasi lansia untuk berkunjung ke posyandu meskipun

lansia tidak mendapat dukungan yang baik dari keluarga. Selain itu lansia

datang berkunjung ke posyandu untuk mendapatkan teman baru,

bersilaturrahmi dengan sesama lansia maupun dengan petugas kesehatan.

3. Hubungan antara peran kader dengan kunjungan lansia ke posyandu lansia.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa responden dengan persepsi

yang baik tentang peran kader terdapat lebih dari setengah (61%) memiliki

kunjungan yang baik. Sedangkan responden dengan persepsi yang kurang baik

tentang peran kader, sebagian besar (90%) memiliki kunjungan kurang baik

pula. Hasil uji statistik dengan Fisher’s Exact Test didapatkan nilai p= 0.004

(p<0.05). Hasil ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara peran kader

dengan kunjungan lansia di posyandu.

Data yang diperoleh dari kuesioner adalah sebagian besar (94,4%) lansia

berpendapat bahwa pelayanan yang diberikan kader sudah baik,sebagian

Page 81: SKRIPSI LANSIA KE POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA ...

71

besar (87%) lansia menyatakan kader datang tepat waktu dalam pelaksanaan

kegiatan posyandu, sebagian besar (90,7%) berpendapat perlakuan kader

baik terhadap lansia, sebagian besar (90,4%) kader telah memberikan

informasi kesehatan sesuai harapan lansia, sebagian besar (88,9%) kader

telah memberikan saran dalam meningkatkan kesehatan lansia, dan sebagian

besar (85,2%) lansia berpendapat bahwa telah melakukan kunjungan rumah.

Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa lansia berpendapat kader

telah melaksanakan tugas dan perannya dengan baik.

Dalam pelaksanaan posyandu lansia, kader mempunyai peran sebagai

pelaku dari sebuah system kesehatan. Kader diharapkan memberikan

pelayanan kesehatan dan menggerakkan serta mengajak lansia untuk hadir dan

berpartisipasi dalam kegiatan posyandu lansia (Wahyuna, 2008). Menurut

Subijanto (2010) tugas kader meliputi pengukuran tinggi badan dan berat

badan, pengukuran tekanan darah, pengisian lembar KMS, memberikan

penyuluhan atau informasi kesehatan, mengerakkan dan memberikan

informasi kepada lansia untuk hadir dalam pelaksanan kegiatan posyandu.

Mengingat bahwa pada umumnya kader bukanlah tenaga professional

melainkan tenaga sukarela yang membantu dalam pelayanan kesehatan.

Dalam hal ini perlu dilakukan pembatasan tugas yang diemban secara jelas

baik menyangkut jumlah maupun jenis pelayanan (Efendi, 2009).

Hasil penelitian ini didapatkan bahwa peran kader yang baik

berhubungan dengan kunjungan lansia ke posyandu. Hal ini juga dijelaskan

Page 82: SKRIPSI LANSIA KE POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA ...

72

dalam hasil penelitian Maria (2008) tentang aplikasi teori Snehabdu b. Karr

(perilaku) terhadap keaktifan lansia ke posyandu lansia menyatakan bahwa

dukungan kader mempengaruhi keaktifan lansiaidapatkan bahwa melakukan

kunjungan ke posyandu. Hasil penelitian yang sama juga diperoleh

Kusmawardani (2011) menyatakan bahwa lansia yang memiliki persepsi yang

baik terhadap peran kader posyandu memiliki tingkat kepatuhan untuk

melakukan kunjungan ke posyandu.

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menyimpulkan peran kader yang

baik akan mempengaruhi kunjungan lansia ke posyandu. Untuk itu perlu

dilakukan pembinaan kepada kader secara berkala agar kader dapat

melaksanakan perannya secara optimal dalam pelaksanaan kegiatan posyandu.

4. Hubungan antara peran petugas kesehatan dengan kunjungan lansia ke

posyandu lansia.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa responden yang memiliki

persepsi yang baik tentang peran petugas kesehatan, sebagian besar (71%)

memiliki kunjungan yang baik. Sedangkan responden dengan persepsi yang

kurang baik tentang peran petugas kesehatan, sebagian besar (84%) memiliki

kunjungan yang kurang baik pula. Hasil uji statistik dengan Chi-Square

didapatkan nilai p= 0.000 (p<0.05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa

terdapat hubungan antara peran petugas kesehatan dengan kunjungan lansia ke

posyandu lansia.

Page 83: SKRIPSI LANSIA KE POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA ...

73

Data diperoleh hasil kuesioner, seluruh lansia (100%) berpendapat

bahwa petugas kesehatan hadir pada hari buka posyandu dan ramah dalm

memberikan pelayanan kepada lansia, Sebagian besar (94,5%) lansia

berpendapat petugas kesehatan dalan melayani tidak membeda-bedakan, dan

sebagian besar (77,7%) lansia berpendapat petugas kesehatan berpenampilan

rikan rapi dan menarik. Dari data tersebut terlihat bahwa lansia berpendapat

bahwa petugas kesehatan sudah melaksanakan perannya dengan baik pada

kegiatan posyandu lansia.

Petugas kesehatan di posyandu bertugas memberikan pelayanan

kesehatan meliputi penyuluhan tentang prilaku hidup bersih dan sehat

(PHBS), deteksi dini kondisi kesehatan lansia secara berkala melalui KMS,

melaksanakan pengobatan sederhana, melakukan upaya rujukan ke

puskesmas/rumah sakit bila diperlukan, melakukan upaya peninkatan status

gizi melalui penyuluhan dan demostrasi gizi, rehabilitasi medik dan

kunjungan rumah ( Komnas lansia, 2010).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peran petugas kesehatan yang

baik akan meningkatkan kunjungan ke posyandu lansia, hal ini sejalan

dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Lestari, dkk (2011) yang

menunjukkan bahwa adanya hubungan antara peran petugas kesehatan dengan

keaktifan kunjungan lansia ke posyandu. Pelayanan petugas kesehatan yang

baik terbukti sebagai faktor yang mempengaruhi keaktifan lansia ke posyandu.

Page 84: SKRIPSI LANSIA KE POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA ...

74

Pelayanan kesehatan yang bermutu ditinjau dari sudut pandang pasien dan

masyarakat berarti suatu empati, respek, dan tanggap akan kebutuhannya.

Berdasarkan hasil pengamatan peneliti menyimpulkan bahwa dalam

pelaksanaan kegiatan posyandu petugas kesehatan dituntut kehadirannya

dengan pribadi yang baik, ramah dan berpenampilan rapi dan menarik.

Petugas kesehatan juga diharapkan mampu membimbing kader untuk dapat

melaksanakan perannya dengan baik sehingga dapat meningkatkan kunjungan

lansia ke posyandu lansia.

5. Hubungan antara persepsi lansia terhadap program pelayanan kesehatan

dengan kunjungan lansia ke posyandu lansia.

Hasil penelitian ini menunjukkan responden yang memiliki persepsi yang

baik terhadap program pelayanan kesehatan, terdapat lebih dari setengah

(68%) yang memiliki kunjungan yang baik. Sedangkan responden yang

memiliki persepsi yang kurang baik terhadap program pelayanan kesehatan,

terdapat sebagian besar (75%) yang memiliki kunjungan yang kurang baik

pula. Hasil uji statistik dengan Chi-Square didapatkan nilai p= 0.002 (p<0.05).

Hasil ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara persepsi lansia

terhadap program pelayanan kesehatan dengan kunjungan lansia ke posyandu

lansia.

Data hasil kuesioner, seluruh lansia (100%) sudah merasa puas dengan

program pelayanan posyandu yang diberikan dan merasa memperoleh manfaat

dari penyuluhan kesehatan yang diberikan oleh petugas/ kader kesehatan,

Page 85: SKRIPSI LANSIA KE POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA ...

75

sebagian besar lansia (90,7%) berpendapat program pelayanan kesehatan

memberikan manfaat bagi kesehatannya, dan sebagian besar lansia (77,7%)

telah melakukan senam lansia secara rutin. Dari data tersebut telihat lansia

berpendapat bahwa program pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di

posyandu sudah baik.

Bentuk pelayanan kesehatan posyandu meliputi pemeriksaan

kesehatan fisik dan mental emosional, yang dicatat dan dipantau oleh kartu

menuju sehat (KMS). Beberapa kegiatan pelayanan kesehatan di posyandu

meliputi pemeriksaan aktivitas sehari hari, pemeriksaan status mental,

pemeriksaan status gizi melalui pengukuran tinggi badan dan berat badan,

pengukuran tekanan darah, pemerikasaan laboratorium, pelaksanaan rujukan

ke Puskesmas, penyuluhan kesehatan, dan kunjungan rumah oleh kader dan

petugas kesehatan. Selain itu posyandu juga mengadakan kegiatan tambahan

seperti senam lansia, pengajian dan kegiatan kesenian (Subijanto, 2011).

Program pelayanan kesehatan lansia di posyandu memberikan manfaat

secara langsung bagi lansia. Ditinjau dari aspek fisik yaitu kondisi kesehatan

senantiasa terjaga dan dari aspek psikis yang dirasakan lansia yaitu perasaan

senang mendapatkan siraman rohani dan adanya rekreasi untuk

menghilangkan kejenuhan. Dari aspek sosial yaitu lansia dapat bertemu

dengan sesama lansia (Azizah, 2011).

Hasil penelitian ini menunjukkan pelaksanaan program pelayanan

kesehatan yang baik akan meningkatkan kunjungan lansia ke posyandu lansia,

Page 86: SKRIPSI LANSIA KE POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA ...

76

sejalan dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh

Kusmawardani (2011) yang menunjukkan bahwa program pelayanan

kesehatan yang baik akan menurunkan resiko ketidakpatuhan lansia

berkunjung ke posyandu lansia.

Berdasarkan hasil pengamatan, peneliti menyimpulkan bahwa lansia

yang mengetahui manfaat pelaksanaan program pelayanan lansia akan lebih

termotivasi untuk berkunjung ke posyandu sehingga meningkatkan kunjungan

ke posyandu.

6. Hubungan antara aksesibilitas dengan kunjungan lansia ke posyandu lansia di

wilayah kerja Puskesmas Rapak Mahang Kabupaten Kutai Kertanegara

Pada penelitian ini menunjukkan bahwa aksesibilitas tidak

berhubungan dengan kunjungan lansia ke posyandu. Hasil penelitian yang

diperoleh seluruh lansia (100%) memiliki aksesibilitas yang mudah untuk ke

posyandu .

Data yang diperoleh dari kuesioner bahwa tidak adanya jarak rumah

responden yang melebihi 5 km, waktu tempuh yang tidak lebih dari 20 menit,

serta lansia dapat berjalan kaki untuk ke posyandu sehingga mereka tidak

membutuhkan alat transportasi. Dari data tersebut terlihat bahwa semua lansia

yang terdaftar di posyandu lansia memiliki tempat tinggal yang aksesnya

mudah untuk ke posyandu.

Peraturan Presiden RI nomor 72 tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan

Nasional (SKN) pasal 3 ayat 1 bahwa komponen pengelolaan kesehatan

Page 87: SKRIPSI LANSIA KE POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA ...

77

dikelompokkan dalam subsistem salah satunya adalah upaya kesehatan.

Upaya kesehatan ini meliputi antara lain akses rumah tangga yang dapat

menjangkau fasilitas kesehatan ≤ 30 menit sebesar 90,7% dan yang berada ≤

5 km dari fasilitas kesehatan sebesar 94,7%.

Penelitan ini menunjukkan tidak ada hubungan antara aksesibilitas

dengan kunjungan lansia ke posyandu karena seluruh lansia yang menjadi

responden memiliki aksesibilitas yang mudah untuk ke posyandu lansia.

Hasil yang sama ditunjukkan pada penelitian yang dilakukan oleh Lestari,

dkk (2011), akses terrhadap posyandu tidak terbukti sebagai faktor yang

mempengaruhi keaktifan kunjungan lansia ke posyandu. Hal ini karena

jumlah lansia yang menjadi responden yang aksesnya sulit sangat sedikit

dibandingkan yang mudah, baik pada kelompok kasus (13,5%) maupun

kontrol (17,3%).

Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Sumiati, dkk (2012)

melalui hasil wawancara dengan lansia mengenai aksesebilitas terkait dengan

cara lansia mencapai pelayanan posyandu, jarak rumah yang dekat membuat

lansia lebih menyukai berjalan kaki dengan alasan sambil berolahraga. Akan

tetapi lansia yang memiliki jarak rumah yang jauh dari posyandu dan

kurang mampu untuk berjalan kaki membutuhkan alat transportasi seperti

taksi atau diantar oleh keluarga. Hal ini menjelaskan bahwa kemampuan

lansia dalam mengakses pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh jarak rumah

Page 88: SKRIPSI LANSIA KE POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA ...

78

dengan posyandu lansia yaitu semakin dekat jarak rumah dengan posyandu

maka lansia semakin aktif memanfaatkan posyandu lansia.

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti berasumsi bahwa seluruh

(100%) aksesebilitas antara tempat tinggal lansia dengan posyandu lansia

mudah di jangkau karena yang menjadi responden penelitian ini hanya

terbatas pada lansia yang terdaftar di posyandu sehingga data hasil penelitian

tidak bervariasi.

C. Keterbatasan Penelitian

Pada pelaksanaan penelitian ini peneliti menemukan keterbatasan yang

membuat penelitian ini belum sempurna. Keterbatasan yang dimaksud adalah

responden yang diteliti hanya terbatas pada lansia yang telah terdaftar di

posyandu lansia sehingga lansia yang tidak pernah melakukan kunjungan karena

tempat tinggal yang jaraknya jauh dari posyandu tidak menjadi responden,

sehingga data dari responden tentang aksesibilitas tidak bervariasi sehingga

mempengaruhi hasil penelitian. Untuk itu diharapkan pada peneliti selanjutnya

menggunakan responden yang ada di masyarakat.

Page 89: SKRIPSI LANSIA KE POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA ...

79

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil pengolahan data penelitian yang telah dilakukan diperoleh

kesimpulan bahwa:

1. Ada hubungan antara motivasi lansia dengan kunjungan lansia ke posyandu

lansia di wilayah kerja Puskesmas Rapak Mahang Kabupaten Kutai

Kertanegara.

2. Tidak ada hubungan antara dukungan keluarga dengan kunjungan lansia ke

posyandu lansia di wilayah kerja Puskesmas Rapak Mahang Kabupaten Kutai

Kertanegara.

3. Ada hubungan antara peran kader Posyandu lansia dengan kunjungan lansia

ke posyandu lansia di wilayah kerja Puskesmas Rapak Mahang Kabupaten

Kutai Kertanegara.

4. Ada hubungan antara petugas kesehatan dengan kunjungan lansia ke

posyandu lansia di wilayah kerja Puskesmas Rapak Mahang Kabupaten Kutai

Kertanegara.

5. Ada hubungan antara persepsi lansia terhadap program pelayanan kesehatan

Posyandu di Puskesmas dengan kunjungan lansia ke posyandu lansia di

wilayah kerja Puskesmas Rapak Mahang Kabupaten Kutai Kertanegara.

Page 90: SKRIPSI LANSIA KE POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA ...

80

6. Tidak ada hubungan antara aksesibilitas dengan kunjungan lansia ke

Posyandu lansia di Wilayah kerja Puskesmas Rapak Mahang Kaabupaten

Kutai Kartanegara.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat diberikan beberapa saran

berupa:

1. Bagi Kader dan petugas kesehatan dapat meningkatkan dukungan keluarga

dalam memotivasi lansia untuk ke posyandu melalui pendidikan kesehatan.

Meningkatkan dan mempertahankan peran kader, peran petugas, dan program

pelayanan kesehatan yang telah diberikan di posyandu lansia.

2. Bagi Institusi dalam hal ini pihak puskesmas, perlunya dilakukan evaluasi

program kesehatan posyandu apakah kegiatan posyandu telah menyentuh

kebutuhan kesehatan lansia atau perlunya dilakukan variasi kegiatan posyandu

seperti adanya kegiatan penyaluran hobi seperti kesenian.

Puskesmas tetap memperhatikan penyegaran untuk kader posyandu agar terus

termotivasi dalam menjalankan fungsi dan perannya di posyandu.

3. Bagi peneliti, mengingat keterbatasan penelitian diharapkan peneliti

berikutnya supaya menggunakan responden tidak terbatas pada lansia yang

terdaftar di posyandu tetapi lansia yang ada di masyarakat sehingga hal hal

yang berkaitan dengan kunjungan lansia dapat terungkap secara keseluruhan.

Page 91: SKRIPSI LANSIA KE POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA ...

81

DAFTAR PUSTAKA

-------- 2012. Data kunjungan Puskesmas Rapak Mahang tahun 2012. Tenggarong :s.n., 2012.

-------- 2012. Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 001 Tahun 2012.www.rsstroke.com. [Online] 2012. [Diakses tanggal: 7 Juni 2013.]www.rsstroke.com/files/peraturan/BUK/2012/PMK_No_001_Ttg_Sistem_Rujukan_Pelayanan_Kesehatan_Perorangan.pdf.

Agoes, A., Agoes, A., & Agoes, A. (2009). Penyakit di usia tua. Jakarta: EGC.

Akbar, A. F. (2008). Faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat kehadiranlansia di posyandu lansia melati V kelurahan karangayu. Diakses Tanggal 24Desember 24 2013, from www.eprints.undip.ac.id:http://eprints.undip.ac.id/26095/

Anderson, E. T., & McFarlane, J. (2006). Keperawatan komunitas teori dan praktik(3 ed.). Jakarta: EGC.

Astuti, D., Rahayu, Budi, U., & Wati, A. (2007). Menjaga kesehatan lanjut usia diPosyandu Sruni. Diakses tanggal 3 juli 2013, from www.ums.ac.id:http://eprints.ums.ac.id/1574/1/155-161.pdf

Astuti, R. W. (2011). Hubungan motivasi ekstrinsik (keluarga) dengan keteraturankunjungan lansia ke Posyandu di Dukuh Sukodino, Desa Sukodino Sidoarjo.Diakses tanggal 26 Desember 2013, fromdigilib.unimus.ac.id:http://digilib.unimus.ac.id/download.php?id=6177

Aswan, S. (2006). Faktor-faktor yang berhubungan dengan motivasi usia lanjutuntuk memeriksakan kesehatannya di Posyandu lansia di wilayah kerjaPuskesmas Lumpue Kotamadya Pare-pare. Makassar: PSIK UNHAS.

Azizah, M. L. (2011). Keperawatan lanjut usia. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Page 92: SKRIPSI LANSIA KE POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA ...

82

Badan Pusat Statistik. (2010). Statistik penduduk lanjut usia 2010. Diakses tanggal:15 April 2013, from www.bps.go.id:http://www.bps.go.id/hasil_publikasi/stat_lansia_2010/index3.php?pub=Statistik%20Penduduk%20Lansia%20Indonesia%202010%20%28Hasil%20SP%202010%29

Cahyati, D. (2008). . Faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan posyandulansia di Desa Trihanggo wilayah kerja Puskesmas Gamping II KabupatenSleman Yogyakarta. Diakses tanggal 24 Desember 2013, fromwww.ugm.ac.id: http://www.ugm.ac.id/102764

Departemen Kesehatan RI. (2007). Komisi etik penelitian kesehatan. Jakarta.

Departemen Kesehatan RI. (2008). Profil kesehatan indonesia. Jakarta.

Departemen Kesehatan RI. (2009). Rencana pembangunan jangka panjang bidangkesehatan 2005-2025. Jakarta.

Efendi, F., & Makhfudli. (2009). Keperawatan kesehatan komunitas. SalembaMedika.

Fuadi, H. (2008). Study Fenomenologi Motivasi Lansia Dalam MemanfaatkanPosyandu Lansia Di Kelurahan Sidomulyo Kec. Motesih Kab. Karang Anyar,Program Study Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran UniversitasDiponegoro. Diakses tanggal 24 Desember 2013, fromwww.eprints.undip.ac.id: http://eprints.undip.ac.id/10167/

Hastono, Sutrisno Priyo. (2007). Analisis data kesehatan. Jakarta : FakultasKesehatan Universitas Indonesia, 2007.

Hasugian, F. H., Lubis, N. L., & Tukiman. (2012). Hubungan perilaku lansia dandukungan keluarga terhadap pemanfaatan Posyandu Lansia di wilayah kerjaPuskesmas Darussalam Tahun 2012. Diakses tanggal: 20 April 2013, fromjurnal.usu.ac.id: http://jurnal.usu.ac.id/index.php/kpkb/article/view/719/706

Page 93: SKRIPSI LANSIA KE POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA ...

83

Henniwati. (2008). Faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan pelayananPosyandu lanjut usia di wilayah kerja Puskesmas Kabupaten Aceh Timur.Diakses tanggal: 1 May 2013, from repository.usu.ac.id:http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34054/1/Reference.pdf

Kusmawardani, A. (2011). Faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhanlansia berkunjung ke Posyandu lansia Kassi-Kassi tahun 2011 Makassar.Makassar: Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran UniversitasHasanuddin.

Kuswardani, H. I. (2009). Gambaran peran keluarga terhadap perilaku hidup sehatlansia di wilayah kerja Puskesmas Darussalam Kecamatan Medan Petisahtahun 2009. www.othe.com. [Online] 2009. [Diakses tanggal: 1 Mei 2013.]http:/www.othe/ilmu pengetahuan/kesehatan masyarakat/421/skripsi-Gambaran-peran-keluarga-terhadap-perilaku-hidup-sehat-lansia-di-wilayah-kerja-Puskesmas-Darussalam-Kecamatan-Medan-Petisah-tahun-2009/.

Lestari, Puji., Hadisaputro, Soeharyo., & Pranarka, Kris . (2008). Beberapa faktoryang berperan terhadap keaktifan kunjungan lansia ke posyandu studi kasusdi desa tamantirto kecamatan kasihan kabupaten bantul propinsi diy. Diaksestanggal: 27 November 2013, from www.undip.ac.id:http://ejournal.undip.ac.id/index.php/mmi/article/download/3019/2702

Maria, M. N. (2008). Aplikasi Teori Snehandu b. Karr (perilaku) TerhadapKeaktipan Kunjungan Lansia ke Posyandu Lansia Study Di Lima PosyanduPuskesmas Jagir, Surabaya. Diakses tanggal 23 Desember 2013, fromwww.library.upnvj.ac.id:http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/2s1keperawatan/0810712008/bab2.pdf

Maryam, R. S., Ekasari, M. F., Rosidawati, Jubaedi, A., & Batubara, I. (2008).Mengenal usia lanjut dan perawatannya. Jakarta Selatan: Salemba Medika.

Mulyani, S. (2009). Hubungan antara pengetahuan tentang kegiatan posyandu lansiadengan partisipasi lansia di Posyandu di wilayah Puskesmas PatukKabupaten Gunung Kidul 2008. Diakses tanggal: 20 April 2013, fromdigilib.unimus.ac.id: http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/119/jtptunimus-gdl-maryatuna2-5944-3-babi.pdf

Page 94: SKRIPSI LANSIA KE POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA ...

84

Murata, C., Yamada, T., Chen, C.-C., Ojima, T., Hirai, H., & Kondo, K. (2010).Barriers to health care among the elderly in Japan. Int. J. Environ. Res.Public Health 2010 , 1331-1341.

Notoatmodjo, S. (2010). Ilmu perilaku kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Patnistik, E. (2011, Agustus 11). Penduduk dunia tembus 7 miliar tahun ini. Diaksestanggal: 20 April 2013, from www.kompas.com:http://megapolitan.kompas.com/read/2011/08/18/09544531/Penduduk.Dunia.Tembus.7.Miliar.Tahun.Ini

Putro, N. H. (2008, Juli). Hubungan antara dukungan keluarga terhadap motivasilansia menghadiri posyandu lansia. Diakses tanggal 20 Desember 2013, fromwww.eprints.undip.ac.id: http://www.eprints.undip.ac.id/16064/1/Nasir/pdf

Rahmawati, M., Aprianti, & Magdalena. (2008). Perbedaan tingkat pengetahuan,jenis kelamin dan jarak rumah pada lansia aktif dan tidak aktif ke posyandudi Posyandu Sentosa Kecamatan Anjir Pasar Kabupaten Barito Kuala tahun2008. Diakses tanggal: 15 April 2013, from alulum.baak.web.id:http://alulum.baak.web.id/files/7.%20mina%20rahma%20dkk%20juli%202009.pdf

Rosyid, F. N., Uliyah, M., & Hasanah, U. (2009). Faktor-faktor yang mempengaruhikunjungan lansia ke Posyandu di RW VII Kelurahan Wonokusumo KecamatanSemampir Surabaya. Diakses tanggal: 15 April 2013, from apps.um-surabaya.ac.id: http://apps.um-surabaya.ac.id/jurnal/download.php?id=25

Rozak, A. (2010). Faktor-faktor yang berhubungan dengan kunjungan balita diPosyandu di wilayah kerja Puskesmas Antara Makassar tahun 2009.Makassar: Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran UniversitasHasanuddin.

Sigalingging, G., Santosa, H., & Fauzi. (2011). Pengaruh sosial budaya dan sosialekonomi keluarga lansia terhadap pemanfaatan Posyandu lansia di wilayahkerja Puskesmas Darussalam Medan. Diakses tanggal: 20 April 2013, from

Page 95: SKRIPSI LANSIA KE POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA ...

85

repository.usu.ac.id:http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34054/1/Reference.pdf

Subijanto, H., Redhono, D., & Vendarani, Y. F. (2011). Pembinaan Posyandu lansiaguna pelayanan kesehatan lansia. Diakses tanggal: 15 April 2013, fromfk.uns.ac.id: http://fk.uns.ac.id/static/filebagian/Lansia.pdf

Sugiyono. (2007). Metode penelitian pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2012). Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung:Alfabeta.

Sumiati, Suriah, & Ramdan, M, Iwan. (2012). Pemanfaatan Posyandu lansia diwilayah kerja Puskesmas Wonorejo Samarinda tahun 2012. Diakses tanggal:20 April 2013, from pasca.unhas.ac.id:http://pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/71bfc0935f0775fedf3ae8765cdb2693.pdf

Tamher, S., & Noorkasiani. (2009). Kesehatan usia lanjut dengan pendekatan asuhankeperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Thursdayani. (2006). Pengaruh Karakteristik Dan Persepsi LansiaTerhadapPosyandu Lansia Terhadap Pemanfaatan di Kel. Sei Agul PosyanduSei Agul Kec. Medan Barat, Medan, Fakultas Kesehatan MasyarakatUniversitas Sumatera Utara. Diakses tanggal 23 Desember 2013, fromwww.repository.usu.ac.id: http://repository.usu.ac.id/801672

Wahyuna, A. W. (2008). Pengaruh pendidikan kesehatan tentang posyandu lansiaterhadap pengetahuan dan sikap kader dalam pemberian pelayanan diPosyandu Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Kauman Ngawi. Diaksestanggal 15 April 2013, from www.scribd.com:http://ml.scribd.com/doc/99867679/j-210040010

Wijayanto, A. (2008). Hubungan antara support sistem keluarga dengan mekanismekoping pada lansia di desa Poleng Gesi Sragen. www.ums.ac.id. [Online]2008. [diakses tanggal 1 Mei 2013.]http://etd.eprints.ums.ac.id/3980/1/J210040045.pdf

Page 96: SKRIPSI LANSIA KE POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA ...

86

Page 97: SKRIPSI LANSIA KE POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA ...

86

LAMPIRAN-LAMPIRAN

A. KUESIONERB. PERMOHONAN MENJADI RESPONDENC. LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEND. DATA HASIL PENELITIANE. OUTPUT ANALISIS FREQUENCIESF. OUTPUT ANALISIS CHI-SQUARE

Page 98: SKRIPSI LANSIA KE POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA ...

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth:

Calon Responden

Dengan Hormat,

Yang bertanda tangan di bawah ini adalah mahasiswa Program StudiKeperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar:

N a m a : Khaerani Darwis

N I M : C12112634

Akan mengadakan penelitian dengan judul : “Faktor-Faktor yangBerhubungan dengan Kunjungan Lansia ke Posyandu Lansia di WilayahKerja Puskesmas Rapak Mahang Kabupaten Kutai Kertanegara “.

Penelitian ini tidak akan menimbulkan akibat yang merugikan bagiBapak/Ibu sebagai responden. Kerahasiaan Informasi yang diberikan akan dijagadan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian. Jika Bapak/Ibu tidak bersediamenjadi responden, maka tidak ada ancaman/sanksi bagi Bapak/Ibu. JikaBapak/Ibu telah menjadi responden dan terjadi yang hal-hal yang merugikan,maka Bapak/Ibu diperbolehkan mengundurkan diri untuk tidak berpartisipasidalam penelitian ini.

Apabila Bapak/Ibu menyetujui, maka saya mohon kesediannya untukmenandatangani lembar persetujuan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yangtelah saya sediakan.

Atas perhatian dan kesediaan Bapak/Ibu sebagai responden, sayaucapkan banyak terima kasih.

Peneliti

Khaerani Darwis

Page 99: SKRIPSI LANSIA KE POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA ...

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini bersedia menjadi respondendalam penelitian yang dilaksanakan oleh mahasiswa Program Studi IlmuKeperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar yangbernama:

Khaerani Darwis/ C12112634

Dengan judul: “Faktor-Faktor yang Berhubungan denganKunjungan Lansia ke Posyandu Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas RapakMahang Kabupaten Kutai Kertanegara “.

Saya memahami penelitian ini dimaksudkan untuk kepentingan ilmiahdalam rangka penyusunan skripsi bagi peneliti dan tidak merugikan saya sertajawaban yang saya berikan akan dijaga kerahasiaannya.

Dengan demikian, secara sukarela dan tidak ada unsur paksaan dari siapapun, saya berpartisipasi dalam penilitian ini.

Tenggarong, 2013

Responden

(…………………………)

Page 100: SKRIPSI LANSIA KE POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA ...

OUTPUT FREQUENCIESFREQUENCIES VARIABLES=kunjungan motivasi dukungan_keluarga peran_kaderperan_petugas_kesehatan program_pelayanan_kesehatan aksesibilitas

/STATISTICS=STDDEV MINIMUM MAXIMUM MEAN MEDIAN MODE SUM/ORDER=ANALYSIS.

FrequenciesNotes

Output Created 1-Nov-2013 18:00:06

Comments

Input Data D:\my J O B\proposal revisi\hasilL.sav

Active Dataset DataSet1

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data

File

54

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are

treated as missing.

Cases Used Statistics are based on all cases with

valid data.

Syntax FREQUENCIES

VARIABLES=kunjungan motivasi

dukungan_keluarga peran_kader

peran_petugas_kesehatan

program_pelayanan_kesehatan

aksesibilitas

/STATISTICS=STDDEV MINIMUM

MAXIMUM MEAN MEDIAN MODE

SUM

/ORDER=ANALYSIS.

Resources Processor Time 00:00:00.032

Elapsed Time 00:00:00.031

Page 101: SKRIPSI LANSIA KE POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA ...

Statistics

kunjungan motivasi

dukungan_kelua

rga peran_kader

peran_petugas_

kesehatan

N Valid 54 54 54 54 54

Missing 0 0 0 0 0

Mean 1.48 1.48 1.59 1.19 1.35

Median 1.00 1.00 2.00 1.00 1.00

Mode 1 1 2 1 1

Std. Deviation .504 .504 .496 .392 .482

Minimum 1 1 1 1 1

Maximum 2 2 2 2 2

Sum 80 80 86 64 73

Statistics

program_pelaya

nan_kesehatan aksesibilitas

N Valid 54 54

Missing 0 0

Mean 1.37 1.00

Median 1.00 1.00

Mode 1 1

Std. Deviation .487 .000

Minimum 1 1

Maximum 2 1

Sum 74 54

Frequency Tablekunjungan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid baik 28 51.9 51.9 51.9

kurang baik 26 48.1 48.1 100.0

Total 54 100.0 100.0

Page 102: SKRIPSI LANSIA KE POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA ...

motivasi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid baik 28 51.9 51.9 51.9

kurang baik 26 48.1 48.1 100.0

Total 54 100.0 100.0

dukungan_keluarga

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid baik 15 27.8 27.8 27.8

kurang baik 39 72.2 72.2 100.0

Total 54 100.0 100.0

peran_kader

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid baik 44 81.5 81.5 81.5

kurang baik 10 18.5 18.5 100.0

Total 54 100.0 100.0

peran_petugas_kesehatan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid baik 35 64.8 64.8 64.8

kurang baik 19 35.2 35.2 100.0

Total 54 100.0 100.0

Page 103: SKRIPSI LANSIA KE POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA ...

program_pelayanan_kesehatan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid baik 34 63.0 63.0 63.0

kurang baik 20 37.0 37.0 100.0

Total 54 100.0 100.0

aksesibilitas

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid baik 54 100.0 100.0 100.0

Page 104: SKRIPSI LANSIA KE POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA ...

OUTPUT ANALISIS CHI SQUARE

CROSSTABS/TABLES=motivasi dukungan_keluarga peran_kader peran_petugas_kesehatan

program_pelayanan_kesehatan aksesibilitas BY kunjungan/FORMAT=AVALUE TABLES/STATISTICS=CHISQ/CELLS=COUNT EXPECTED/COUNT ROUND CELL.

CrosstabsNotes

Output Created 1-Nov-2013 18:01:37

Comments

Input Data D:\my J O B\proposal revisi\hasil\motivasi.sav

Active Dataset DataSet1

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data

File

54

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as

missing.

Cases Used Statistics for each table are based on all the cases

with valid data in the specified range(s) for all

variables in each table.

Syntax CROSSTABS

/TABLES=motivasi dukungan_keluarga

peran_kader peran_petugas_kesehatan

program_pelayanan_kesehatan aksesibilitas BY

kunjungan

/FORMAT=AVALUE TABLES

/STATISTICS=CHISQ

/CELLS=COUNT EXPECTED

/COUNT ROUND CELL.

Resources Processor Time 00:00:00.063

Elapsed Time 00:00:00.079

Dimensions Requested 2

Cells Available 174762

Page 105: SKRIPSI LANSIA KE POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA ...

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

motivasi * kunjungan 54 100.0% 0 .0% 54 100.0%

dukungan_keluarga *

kunjungan

54 100.0% 0 .0% 54 100.0%

peran_kader * kunjungan 54 100.0% 0 .0% 54 100.0%

peran_petugas_kesehatan *

kunjungan

54 100.0% 0 .0% 54 100.0%

program_pelayanan_keseha

tan * kunjungan

54 100.0% 0 .0% 54 100.0%

aksesibilitas * kunjungan 54 100.0% 0 .0% 54 100.0%

motivasi * kunjunganCrosstab

kunjungan

Totalbaik kurang baik

motivasi baik Count 28 0 28

Expected Count 14.5 13.5 28.0

kurang baik Count 0 26 26

Expected Count 13.5 12.5 26.0

Total Count 28 26 54

Expected Count 28.0 26.0 54.0

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(1-sided)

Pearson Chi-Square 54.000a 1 .000

Continuity Correctionb 50.069 1 .000

Likelihood Ratio 74.786 1 .000

Fisher's Exact Test .000 .000

Linear-by-Linear Association 53.000 1 .000

N of Valid Cases 54

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 12.52.

Page 106: SKRIPSI LANSIA KE POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA ...

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(1-sided)

Pearson Chi-Square 54.000a 1 .000

Continuity Correctionb 50.069 1 .000

Likelihood Ratio 74.786 1 .000

Fisher's Exact Test .000 .000

Linear-by-Linear Association 53.000 1 .000

N of Valid Cases 54

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 12.52.

b. Computed only for a 2x2 table

dukungan_keluarga * kunjunganCrosstab

kunjungan

Totalbaik kurang baik

dukungan_keluarga baik Count 7 8 15

Expected Count 7.8 7.2 15.0

kurang baik Count 21 18 39

Expected Count 20.2 18.8 39.0

Total Count 28 26 54

Expected Count 28.0 26.0 54.0

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(1-sided)

Pearson Chi-Square .609a 1 .435

Continuity Correctionb .253 1 .615

Likelihood Ratio .609 1 .435

Fisher's Exact Test .764 .433

Linear-by-Linear Association .597 1 .440

N of Valid Cases 54

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10.59.

b. Computed only for a 2x2 table

Page 107: SKRIPSI LANSIA KE POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA ...

peran_kader * kunjunganCrosstab

kunjungan

Totalbaik kurang baik

peran_kader baik Count 27 17 44

Expected Count 22.8 21.2 44.0

kurang baik Count 1 9 10

Expected Count 5.2 4.8 10.0

Total Count 28 26 54

Expected Count 28.0 26.0 54.0

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(1-sided)

Pearson Chi-Square 8.610a 1 .003

Continuity Correctionb 6.676 1 .010

Likelihood Ratio 9.580 1 .002

Fisher's Exact Test .004 .004

Linear-by-Linear Association 8.451 1 .004

N of Valid Cases 54

a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.81.

b. Computed only for a 2x2 table

peran_petugas_kesehatan * kunjunganCrosstab

kunjungan

Totalbaik kurang baik

peran_petugas_kesehatan baik Count 25 10 35

Expected Count 18.1 16.9 35.0

kurang baik Count 3 16 19

Expected Count 9.9 9.1 19.0

Total Count 28 26 54

Expected Count 28.0 26.0 54.0

Page 108: SKRIPSI LANSIA KE POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA ...

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(1-sided)

Pearson Chi-Square 15.270a 1 .000

Continuity Correctionb 13.123 1 .000

Likelihood Ratio 16.333 1 .000

Fisher's Exact Test .000 .000

Linear-by-Linear Association 14.987 1 .000

N of Valid Cases 54

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9.15.

b. Computed only for a 2x2 table

program_pelayanan_kesehatan * kunjunganCrosstab

kunjungan

Totalbaik kurang baik

program_pelayanan_keseha

tan

baik Count 23 11 34

Expected Count 17.6 16.4 34.0

kurang baik Count 5 15 20

Expected Count 10.4 9.6 20.0

Total Count 28 26 54

Expected Count 28.0 26.0 54.0

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(1-sided)

Pearson Chi-Square 9.174a 1 .002

Continuity Correctionb 7.545 1 .006

Likelihood Ratio 9.486 1 .002

Fisher's Exact Test .004 .003

Linear-by-Linear Association 9.004 1 .003

N of Valid Cases 54

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9.63.

b. Computed only for a 2x2 table

Page 109: SKRIPSI LANSIA KE POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA ...

aksesibilitas * kunjunganCrosstab

kunjungan

Totalbaik kurang baik

aksesibilitas baik Count 28 26 54

Expected Count 28.0 26.0 54.0

Total Count 28 26 54

Expected Count 28.0 26.0 54.0

Chi-Square Tests

Value

Pearson Chi-Square .a

N of Valid Cases 54

a. No statistics are computed

because aksesibilitas is a constant.

Page 110: SKRIPSI LANSIA KE POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA ...

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 6 7

1 R1 63 P - JAWA 8 5 4 5 5 5 24 4 2 4 4 3 4 5 26

2 R2 73 P IRT JAWA 8 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 2 3 25

3 R3 60 P IRT JAWA 9 5 4 5 5 5 24 5 2 3 3 4 3 5 25

4 R4 61 P IRT JAWA 11 5 4 5 5 5 24 4 4 3 4 3 4 5 27

5 R5 83 P IRT JAWA 8 5 4 5 4 4 22 4 4 3 4 2 3 5 25

6 R6 84 P IRT JAWA 9 5 4 5 5 5 24 4 4 4 4 4 4 5 29

7 R7 66 P IRT JAWA 10 5 4 5 4 5 23 4 4 3 4 4 4 5 28

8 R8 60 P IRT JAWA 10 4 5 5 5 5 24 5 5 4 4 4 2 2 26

9 R9 69 L PETANI JAWA 10 5 4 5 5 5 24 5 4 4 2 2 4 5 26

10 R10 71 L BERKEBUN JAWA 8 5 5 5 5 5 25 4 4 3 2 4 4 5 26

11 R11 63 P IRT JAWA 10 5 5 5 4 5 24 5 4 4 5 4 4 5 31

12 R12 66 L PETANI JAWA 10 5 4 4 5 5 23 4 4 3 3 3 4 5 26

13 R13 60 P IRT JAWA 11 5 5 5 5 5 25 5 4 3 4 4 4 5 29

14 R14 70 P IRT JAWA 9 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 3 2 4 25

15 R15 63 P IRT JAWA 10 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 2 2 24

16 R16 77 P IRT JAWA 11 4 4 4 5 4 21 4 4 3 4 4 4 2 25

17 R17 76 P IRT JAWA 11 4 5 4 4 4 21 4 4 3 4 2 4 4 25

18 R18 63 P IRT JAWA 8 5 4 5 4 5 23 4 4 3 4 4 4 5 28

19 R19 63 L PETANI JAWA 9 5 4 5 4 5 23 2 2 2 3 2 2 4 17

20 R20 60 P IRT JAWA 8 5 4 4 5 5 23 5 4 4 4 4 4 5 30

21 R21 70 P IRT KUTAI 8 5 4 5 4 5 23 4 4 4 4 4 4 5 29

22 R22 70 P PETANI KUTAI 9 5 4 5 4 5 23 4 4 3 4 4 4 2 25

23 R23 61 P - TORAJA 9 5 5 5 5 5 25 5 4 4 1 4 4 4 26

PERTANYAANΣ

DUKUNGAN KELUARGA

ΣPERTANYAANNO NAMA UMUR JK PEKERJAAN SUKU JUM.KUNJ

MOTIVASI

23 R23 61 P - TORAJA 9 5 5 5 5 5 25 5 4 4 1 4 4 4 26

24 R24 80 P - TATOR 8 5 4 5 5 4 23 5 4 3 4 4 4 5 29

25 R25 62 P IRT TORAJA 8 5 5 5 5 5 25 4 2 4 5 3 4 4 26

26 R26 67 P IRT TORAJA 9 4 4 4 5 5 22 5 4 4 4 4 4 5 30

27 R27 70 P IRT TATOR 8 4 4 4 4 4 20 4 2 4 2 4 4 4 24

28 R28 64 P - TORAJA 8 5 4 4 5 5 23 4 2 2 4 4 2 5 23

29 R29 67 L PETANI JAWA 5 4 2 3 2 4 15 1 2 1 3 3 2 3 15

30 R30 63 L PETANI KUTAI 3 4 2 2 3 4 15 2 2 1 2 3 2 2 14

31 R31 60 P IRT KUTAI 6 4 2 2 3 4 15 4 2 2 3 3 2 2 18

32 R32 73 P IRT KUTAI 6 4 2 2 4 4 16 4 2 2 4 3 2 4 21

33 R33 60 P IRT JAWA 6 4 2 2 4 4 16 2 2 2 3 3 2 2 16

34 R34 68 P IRT JAWA 5 4 2 2 3 4 15 3 2 2 3 3 3 4 2035 R35 70 P IRT JAWA 4 4 2 3 3 4 16 4 2 2 4 3 4 4 2336 R36 68 L PETANI JAWA 5 4 2 2 3 3 14 2 2 2 3 3 3 3 1837 R37 65 P IRT JAWA 3 4 3 3 3 4 17 3 2 3 3 3 3 4 2138 R38 60 P IRT KUTAI 3 4 3 3 3 4 17 2 2 3 3 3 3 4 2039 R39 60 P IRT KUTAI 3 4 3 3 2 4 16 4 4 3 3 2 2 4 2240 R40 64 P IRT KUTAI 4 4 2 3 3 4 16 5 3 3 3 4 4 2 2441 R41 63 P IRT JAWA 5 5 4 4 2 3 18 4 2 3 4 4 5 5 2742 R42 70 L . JAWA 1 3 3 2 3 4 15 4 4 4 5 4 4 4 2943 R43 60 P . JAWA 3 4 2 2 2 4 14 4 5 3 5 4 4 4 2944 R44 61 L PETANI JAWA 4 4 2 3 3 5 17 5 3 5 5 4 4 4 30

Page 111: SKRIPSI LANSIA KE POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA ...

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 6 7

45 R45 61 L PETANI JAWA 3 4 4 3 3 4 18 5 4 4 5 4 3 4 2946 R46 60 P IRT JAWA 5 4 2 4 2 3 15 4 5 4 5 4 3 5 3047 R47 67 P IRT JAWA 6 4 3 3 2 4 16 4 5 4 3 4 4 5 2948 R48 60 L PETANI JAWA 3 4 3 2 4 4 17 4 4 4 3 4 3 3 2549 R49 66 P . JAWA 2 3 4 2 2 4 15 4 4 4 3 4 3 4 2650 R50 62 P IRT JAWA 2 3 3 3 3 3 15 4 4 4 3 4 4 4 2751 R51 71 L PETANI JAWA 4 4 2 4 4 3 17 5 5 5 4 2 4 4 2952 R52 60 P IRT KUTAI 4 4 2 3 4 5 18 5 3 3 3 4 5 4 2753 R53 74 L . JAWA 3 3 4 3 4 4 18 3 3 3 4 4 5 5 2754 R54 60 P IRT KUTAI 3 3 3 4 2 5 17 4 3 4 4 4 4 5 28

NO NAMA UMUR JK PEKERJAAN SUKU JUM.KUNJ

MOTIVASI DUKUNGAN KELUARGA

PERTANYAANΣ

PERTANYAANΣ

Page 112: SKRIPSI LANSIA KE POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA ...

1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 Jarak/m Waktu/mnt Alt.Transport

5 5 5 4 4 4 4 4 35 5 5 5 5 5 25 5 5 5 5 2 22 100 10 jalan kaki

4 4 4 4 4 4 4 4 32 4 4 4 5 4 21 5 5 5 5 2 22 300 10 jalan kaki

5 4 4 4 4 4 4 4 33 5 5 5 5 5 25 4 4 4 4 4 20 500 10 jalan kaki

5 4 4 4 4 4 4 4 33 4 4 5 4 4 21 5 4 4 4 4 21 600 15 jalan kaki

5 4 4 5 4 4 4 4 34 5 5 4 4 5 23 5 4 5 4 2 20 300 10 jalan kaki

4 4 4 4 4 4 4 4 32 5 4 4 4 4 21 4 4 5 5 2 20 200 10 jalan kaki

4 4 4 5 4 4 4 4 33 4 4 4 5 4 21 4 5 5 4 2 20 1000 10 motor

5 5 5 5 5 5 5 5 40 4 4 4 5 4 21 5 4 4 4 4 21 200 10 jalan kaki

4 4 4 4 4 4 4 4 32 5 5 5 5 5 25 5 5 5 5 2 22 100 5 jalan kaki

4 4 4 4 4 4 4 4 32 5 5 5 5 5 25 4 4 4 4 2 18 300 10 jalan kaki

5 5 5 5 4 4 4 4 36 5 5 5 5 5 25 5 5 4 5 5 24 100 5 jalan kaki

5 4 4 4 4 4 4 4 33 4 4 4 4 4 20 5 4 4 4 4 21 100 10 jalan kaki

5 4 4 4 4 4 4 4 33 5 5 4 4 4 22 5 4 4 4 4 21 100 5 jalan kaki

4 4 4 4 4 4 4 4 32 4 4 4 4 5 21 4 4 4 4 4 20 500 10 jalan kaki

4 4 4 4 4 4 4 4 32 4 4 4 4 5 21 4 4 4 4 4 20 1000 10 motor

4 4 4 4 4 4 4 4 32 4 4 4 4 5 21 4 4 4 4 4 20 200 5 jalan kaki

4 4 4 4 4 4 4 4 32 4 4 4 4 5 21 4 4 4 4 4 20 100 10 jalan kaki

5 5 5 5 5 5 5 5 40 5 5 4 4 4 22 4 4 4 4 4 20 1000 15 motor

4 4 4 4 4 4 4 4 32 4 4 4 5 4 21 4 4 4 4 3 19 200 20 jalan kaki

4 4 4 4 4 4 4 4 32 5 5 5 5 5 25 5 4 4 4 4 21 5 10 jalan kaki

5 5 5 5 5 5 5 5 40 4 4 4 4 5 21 5 4 4 4 3 20 100 5 jalan kaki

4 4 4 4 4 4 4 4 32 4 4 5 4 4 21 4 5 4 4 4 21 500 5 jalan kaki

4 4 4 4 4 4 4 4 32 5 4 4 4 4 21 4 4 4 5 4 21 200 15 jalan kaki

Σ

PERAN KADER PERAN PET.KES PERAN PROG.PEL.KES

PERTANYAANΣ

AKSESIBILITAS

PERTANYAANΣ

PERTANYAANPERTANYAAN

4 4 4 4 4 4 4 4 32 5 4 4 4 4 21 4 4 4 5 4 21 200 15 jalan kaki

4 4 4 4 4 4 4 4 32 4 3 4 4 4 19 5 5 5 5 5 25 150 10 jalan kaki

5 4 5 4 4 4 4 4 34 4 4 4 4 4 20 4 4 4 5 2 19 150 10 jalan kaki

4 4 3 3 4 4 3 25 5 5 4 4 4 22 4 4 4 5 3 20 150 5 jalan kaki

4 4 4 4 4 4 4 4 32 4 4 4 4 5 21 4 4 4 4 2 18 500 5 sampai 10 jalan kaki

5 5 4 4 4 5 4 4 35 5 4 4 4 4 21 4 4 4 4 2 18 200 15 jalan kaki

4 4 4 4 4 4 4 4 32 4 4 5 4 4 21 4 4 4 4 4 20 150 10 jalan kaki

4 5 4 4 4 4 4 4 33 4 4 4 4 5 21 4 4 4 3 2 17 150 10 jalan kaki

4 3 4 4 3 4 3 4 29 4 5 4 4 4 21 4 4 4 4 4 20 50 10 jalan kaki

4 3 4 4 4 3 4 4 30 4 4 5 4 4 21 5 4 4 4 4 21 300 10 jalan kaki

4 3 4 4 4 4 4 4 31 4 5 4 4 4 21 4 4 4 4 3 19 300 10 jalan kaki

3 4 3 4 4 4 4 4 30 4 5 4 4 4 21 4 4 4 4 4 20 200 10 jalan kaki

4 4 4 4 4 4 4 4 32 4 5 4 4 4 21 4 4 4 4 3 19 200 10 jalan kaki

4 4 4 4 4 4 3 4 31 4 5 4 4 4 21 4 4 4 4 4 20 200 10 jalan kaki

4 3 3 3 4 4 4 4 29 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 20 300 15 jalan kaki

4 4 4 4 4 4 4 4 32 4 4 4 4 4 20 5 3 4 4 4 20 100 10 jalan kaki

4 4 4 4 4 5 4 3 32 5 4 4 4 3 20 4 3 5 4 2 18 200 15 jalan kaki

4 4 4 3 3 5 4 3 30 5 3 4 4 4 20 4 3 5 4 2 18 200 15 jalan kaki

4 4 5 4 3 5 4 3 32 5 4 4 5 4 22 4 4 4 4 3 19 100 10 jalan kaki

4 5 5 4 3 5 4 3 33 4 4 4 5 3 20 4 4 4 4 3 19 100 10 jalan kaki

3 4 5 4 4 4 4 3 31 4 3 4 5 4 20 4 4 4 4 3 19 100 10 jalan kaki

3 3 5 4 4 5 4 3 31 5 3 4 4 4 20 4 4 4 4 2 18 200 15 jalan kaki

Page 113: SKRIPSI LANSIA KE POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA ...

1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 Jarak/m Waktu/mnt Alt.Transport

5 3 4 4 5 5 3 5 34 4 3 4 4 5 20 5 4 4 4 3 20 300 20 jalan kaki

4 3 4 5 5 4 3 5 33 4 4 5 4 3 20 5 4 4 5 2 20 150 10 jalan kaki

5 4 4 5 5 4 5 4 36 4 4 4 4 4 20 5 5 4 4 2 20 300 20 jalan kaki

5 4 4 4 5 4 5 4 35 4 3 5 5 4 21 5 3 4 4 2 18 100 10 jalan kaki

4 4 3 3 5 4 5 4 32 4 4 3 4 5 20 4 3 4 4 3 18 300 20 jalan kaki

4 4 3 5 5 4 4 3 32 4 4 4 3 4 19 4 5 5 4 3 21 150 10 jalan kaki

4 4 4 4 4 4 4 4 32 5 4 4 3 4 20 4 5 4 3 3 19 200 10 jalan kaki

4 4 4 4 4 4 4 4 32 5 4 4 4 3 20 4 5 4 3 2 18 200 10 jalan kaki

4 4 4 4 4 4 4 4 32 4 4 3 4 5 20 4 4 4 4 2 18 150 20 jalan kaki

4 4 4 5 4 5 3 4 33 4 4 3 4 4 19 4 4 4 4 2 18 200 10 jalan kaki

PERAN KADER PERAN PET.KES PERAN PROG.PEL.KES AKSESIBILITAS

PERTANYAANΣ

PERTANYAANΣ

PERTANYAANΣ

PERTANYAAN